PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMEDIASI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika Di susun oleh : Anna Mariska Diana Putri ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 ii

3 iii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karyaku ini kepada: Bapa di Surga, Yesus Kristus, serta Bunda Maria dan santo Yoseph. Kedua orang tuaku Bapak Ignasius Kelik Ismail dan Ibu YB. Setyowati Bruder Martinus Hadiprayitna, S,J Kakak-kakakku, Elisabeth Anita Sari, Ch. Ika Ismawati, dan adikku Martinus Aditya Wijaya Teman Spesialku Dion Tanjung Dan sahabat-sahabatku Emil, Asri, Monic, Ritma Terimakasih untuk kasih yang sudah kalian berikan iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 6 Oktober 2015 Penulis, Anna Mariska Diana Putri v

6 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Anna Mariska Diana Putri No. Mahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMEDIASI KELAS VIII A SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian, pernyataan ini yang saya buat dengan sebenenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 6 Oktober 2015 Yang menyatakan Anna Mariska Diana Putri vi

7 ABSTRAK Anna Mariska Diana Putri ( ). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Mendiagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remediasi Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kesulitan, kesalahan, dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar, serta melakukan upaya remedialnya. Kesulitan yang diteliti dalam penelitian ini berupa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Kegiatan remedial pada penelitian ini dilakukan guna meningkatkan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.. Data dikumpulkan dengan instrumen tes awal, tes diagnostik, dan melalui teknik wawancara. Sedangkan pembelajaran remedial yang dilakukan dengan mengerjakan kembali soal bangun ruang sisi datar dengan metode tutor sebaya dan diakhiri dengan dilakukannya tes remedial untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran remedial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 21 siswa yang mengalami kesulitan belajar dari 37 siswa (56,75%). Terdapat 4 jenis kesalahan umum yang dilakukan siswa, meliputi 1) kesalahan menggunakan rumus; 2) kesalahan data; 3) kesalahan teknis; 4) kesalahan interpretasi bahasa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa (71,42%) yang mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran remedial. Dengan demikian kegiatan remedial cukup membantu membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam meteri bangun ruang sisi datar. Kata kunci : upaya mengatasi kesulitan belajar siswa, diagnosis kesulitan belajar, program remedial vii

8 ABSTRACT Anna Mariska Diana Putri ( ). An Attempt to Improve Students Learning Achievement through a Diagnosis of Learning Difficulty and Remedial Lesson of Eight Grader A of SMP Pangudi Luhur Moyudan on Plain SidePolyhedron Materials. Thesis. Mathematics Education study Program. Departement of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachee Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta. This research aims to find out what difficulties, errors and factors which have impact in the difficulties the students of grade VIII found in accomplishing the problems of plain side polyhedron, and how the remedial efforts were conducted. The problems covered by this research includes the errors the students made in accomplishing the given problems. The remedial activities conducted in this research were made in purpose of improving the students learning result. The research method was a qualitative-descriptive research. The data were collected through certain instruments of pre-test, diagnostic test and interviews. Meanwhile, the remedial lessons were conducted by re-solving problems on plain side polyhedron through peer tutor method and were ended by the remedial test to find out whether the learning result was improving or not. The research s result showed that there were 21 students who had learning difficulty problem out of 37 students (56.75%). There are four kinds of general errors the students made, namely 1) invalid formula usage; 2) data error; 3) technical error; 4) language interpretation error. The research showed that there were 15 students (71.42%) who experienced an improvement after involving themselves to remedial lesson. Hence, remedial activities were beneficial in overcoming the students learning difficulties on plain side polyhedron material. Keywords: the attempt in overcoming the students learning difficulties, learning difficulty diagnosis, remedial program. viii

9 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat kasih karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Mendiagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remediasi Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan baik dan lancar. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat nasehat, dukungan, bimbingan, dan motivasi yang penulis dapatkan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma 2. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan pengarahan kepada penulis dengan sabar dan memberikan nasehat serta saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi. 3. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. 4. Para dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 5. Drs. Yohannes Junianto selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Santo Paulus Moyudan yang telah mengijinkan untuk melakukan penelitian. 6. Ag. Y. Dwi Ambarwati, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Matematika SMP Pangudi Luhur Moyudan yang telah membantu dalam memberikan saransaran selama peneliti melakukan penelitian. 7. Siswa-siswi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan atas partisipasi dan kerjasamanya selama melaksanakan penelitian. 8. Bapak, Ibu, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, cinta dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. ix

10 9. Bruder Martinus Hadiprayitna, S,J. yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 10. Dion Tanjung, yang telah mendampingi dan memberikan dukungan, semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Emil, Monic, Asri, Ritma dan semua sahabat-sahabatku yang telah memberi semangat, penghiburan, nasihat, saran dan doa kepada penulis 12. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2011, teman-teman PPL, dan KKN yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 13. Semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca. Yogyakarta, 6 Oktober 2015 Anna Mariska Diana Putri x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Pembatasan Masalah... 6 F. Penjelasan Istilah... 6 G. Manfaat Penelitian... 7 H. Sistematika Penulisan... 9 xi

12 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Matematika B. Hakekat Belajar C. Kesulitan Belajar Siswa D. Diagnosis Kesulitan Belajar E. Kategori Jenis Kesalahan F. Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar G. Prosedur Remediasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar H. Validitas I. Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian C. Objek Penelitian D. Bentuk Data E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian B. Analisis Data C. Hasil Penelitian D. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kubus ABCD.EFGH Gambar 2 Kubus dan Jaring Gambar 3 Kubus : Satuan (a), Kubus (b), Kubus (c), Kubus (d) Gambar 4 Balok ABCD.EFGH Gambar 5 Balok dan Jaring-jaring balok Gambar 6 Kubus Satuan (a), Balok (b), dan balok (c) Gambar 7 A. Prisma Segitiga dan B. Prisma Segilima Gambar 8 Prisma Segienam Gambar 9 Prisma Segitiga dan Jaring-jaring Prisma Segitiga Gambar 10 Balok dan Prisma Gambar 11 Balok dengan Panjang Rusuk 2a Gambar 12 Kubus ABCD.EFGH Gambar 13 Limas dengan Tinggi a Gambar 14 Kubus dan Jaring-jaring Gambar 15 Balok dan Jaring-jaring Gambar 16 Prisma Segitiga dan Jaring-jaring Gambar 17 Prisma Segilima dan Jaring-jaring Gambar 18 Prisma segienam dan Jaring-jaring Gambar 19 Limas Segitiga dan Jaring-jaring Gambar 20 Limas Segiempat dan Jaring-jaring Gambar 21 Limas Segilima dan Jaring-jaring xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes Awal Hasil Belajar Tabel 2. Jadwal Mengajar Kelas VIII A Tabel 3. Skor, Nilai dan Ketuntasan Tes Uji Pemahaman Siswa Kelas VIII A Tabel 4. Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Tes Diagnostik Bangun Ruang Sisi Datar Tabel 5. Rekapitulasi dan Presentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa dalam Mengerjakan Tes Diagnostik Tabel 6. Nilai Tes Remedial Siswa Kelas VIII A Tabel 7. Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Remedial Bangun Ruang Sisi Datar Tabel 8. Rekapitulasi dan Presentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa dalam Mengerjakan Tes Remedial Tabel 9. Analisis Kesalahan No Tabel 10. Analisis Kesalahan No Tabel 11. Analisis Kesalahan No Tabel 12. Analisis Kesalahan No Tabel 13. Analisis Kesalahan No Tabel 14.Analisis Kesalahan No Tabel 15.Analisis Kesalahan No Tabel 16. Analisis Kesalahan No Tabel 17. Analisis Kesalahan No Tabel 18. Perbandingan Kesalahan Tes Diagnostik dengan Tes Remedial Tabel 19. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 20. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 21. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 22. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 23. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 24. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 25. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 26. Analisis Kesulitan Soal No Tabel 27. Nilai Tes Diagnostik dan Tes Remediasi Siswa Kelas VIII A Tabel 28. Presentase Kenaikan dan Penurunan Nilai Tes Diagnostik serta Tes Remedial Siswa Kelas VIII A xiv

15 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Ketuntasan Tes Awal Siswa Grafik 2. Kesalahan Siswa dalam Tes Diagnostik Grafik 3. Ketuntasan Siswa dalam Tes Remedial Grafik 4. Nilai Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Grafik 5. Kenaikan dan Penurunan Nilai pada Tes Diagnostik dan Tes Remedial xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Soal Tes Awal Lampiran 2 Kunci Jawaban Tes Awal Lampiran 3 Soal Tes Diagnostik Lampiran 4 Kunci Jawaban Tes Diagnostik Lampiran 5 Soal Tes Remedial Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Remedial Lampiran 7 Rekap Jawaban Siswa Hasil Tes Diagnostik Lampiran 8 Rekap Jawaban Siswa Hasil Tes Remedial Lampiran 9 Transkrip Wawancara Dengan Siswa Lampiran 10 Validasi Tes Diagnostik Lampiran 11 RPP Lampiran 12 Surat Izin Penelitian Dari Kampus Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik selalu menemukan berbagai macam keanekaragaman kemampuan intelektual siswa seperti untuk mengingat, memahami, mengabstraksi, memecahkan masalah yang berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Sikap dari masing-masing siswa pun beraneka ragam, demikian pula minat dan emosinya. Berbagai hal yang menyangkut siswa itu berkembang bersama lingkungan belajarnya, sehingga akan memberikan dorongan maupun hambatan siswa dalam belajar. Mata pelajaran matematika merupakan suatu mata pelajaran yang mengandung banyak konsep-konsep abstrak dan menggunakan pola pikir deduktif secara konsisten. Karena keabstrakan konsepnya, maka dalam mempelajari matematika diperlukan kegiatan berfikir yang sangat tinggi sehingga banyak siswa yang menganggap matematika itu sulit, memusingkan dan membosankan untuk dipelajari. Rumus-rumus yang dipelajari dalam matematika cukuplah banyak, dan diharapkan siswa tidak hanya menghafal rumus-rumus tersebut. Pemahaman mengenai asal-usul dan karakteristik dari rumus-rumus yang ada pada matematika harus dimiliki oleh siswa, sehingga ketika siswa diberikan soal dengan sedikit variasi ataupun soal-soal aplikatif, siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. Konsep-konsep yang dipelajari dalam matematika saling 1

18 2 berkaitan satu sama lain, sehingga akan sangat rentan jika siswa memiliki konsepsi yang menyimpang dari konsep ilmiah yang diakui para ahli. Penguasaan konsep matematika yang dimiliki siswa di tingkat pendidikan pertama sangat bergantung pada penguasaan konsep matematika di SD terutama dalam hal pengoperasian suatu bilangan. Penguasaan konsep di tingkat pertama ini akan menjadi dasar ketika siswa berada pada tingkat pendidikan menengah. Jika pemahaman materi dasar itu kurang maka siswa akan mengalami kesulitan ketika mempelajari matematika pada tingkat tinggi khususnya pada materi bangun ruang sisi datar. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika maupun aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Disinilah peran seorang guru sangat dibutuhkan, dimana guru harus mencermati hasil pekerjaan siswa dengan menganalisis langkah kerja siswa dan menemukan letak kesulitan yang dialami siswa. Setelah guru menemukan kesulitan yang dialami siswa, guru dapat melakukan alternatif tindakan guna mengatasi kesulitan belajar siswa. Selain itu guru dituntut untuk mengelola proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran matematika. Hal ini dimaksudkan agar para siswa dapat mempelajari matematika dengan baik dan mampu menguasai konsepkonsep dasar matematika sesuai dengan kurikulum dan kompetensi dasar matematika. Berdasarkan observasi dan Program Pengalaman Lapangan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, peneliti menemukan bahwa sebagian besar siswa mengalami

19 3 kesulitan dalam belajar. Hal ini tampak pada hasil ulangan dan tugas-tugas yang diberikan guru pada siswa yang mendapatkan nilai kurang maksimal. Kebanyakan siswa hanya menghafal saja tanpa tahu maksudnya, sehingga ketika soal diberi variasi sedikit saja siswa akan mengalami kesulitan. Namun, tidak sedikit juga siswa yang mempunyai yang nilainya lebih dari KKM, sehingga mampu menerima pembelajaran dengan hasil yang maksimal. Salah satu materi yang terdapat di bangku SMP kelas VIII yaitu bangun ruang sisi datar. Bangun ruang sisi datar adalah sebuah cabang matematika yang mempelajari tentang bangun ruang yang dibatasi oleh sisi-sisi bidang datar. Sebenarnya materi ini sudah diajarkan di bangku Sekolah Dasar, namun masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari bangun ruang sisi datar karena dibutuhkannya kemampuan visual maupun kemampuan memecahkan masalah dalam mempelajari materi tersebut. Pada kenyataannya, pemahaman rumus masih sering diabaikan oleh siswa dan mereka cenderung untuk menghafal rumus-rumus, sehingga siswa kurang terampil dalam mengaitkan berbagai rumus serta kemampuan siswa mengaplikasi rumus ke dalam soal-soal juga masih kurang. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk dapat memahami konsep-konsep dari bangun ruang sehingga dapat menyelesaikan soal-soal yang ada dan bisa mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Dari keadaan di lapangan tersebut, guru sangat perlu mengetahui kesulitan belajar anak didik secara individual dengan cara mendiagnosis. Agar dapat membantu siswa secara tepat perlu diidentifikasi dahulu kesulitan yang dialami siswa menggunakan tes diagnostik, kemudian analisis untuk mengetahui

20 4 kelemahan siswa dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa kemudian mencari alternatif pemecahan kesulitan yaitu dengan melakukan pengajaran remedi. Berdasarkan uraian di atas, kesulitan-kesulitan yang dialami dan faktor penyebab siswa dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar menjadi hal yang menarik untuk diteliti dan sebisa mungkin dapat teratasi melalui pembelajaran remedi khususnya pada materi bangun ruang sisi datar sehingga mmeningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Mendiagnosis Kesulitan Belajar Siswa dan Pembelajaran Remediasi Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Masih ada siswa yang lemah dalam melakukan perhitungan bilangan. 2. Masih ada siswa yang kesulitan dalam memahami materi bangun ruang sisi datar. 3. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi pelajaran dan cenderung hanya menghafal. 4. Masih ada siswa yang belum bisa mencapai penguasaan materi setelah guru menyampaikan pelajaran.

21 5 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa saja kesulitan dan kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan mengalami kesulitan belajar dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar? 3. Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat setelah dilakukan upaya pembelajaran remedial? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui apa saja kesulitan dan kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar. 2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII A mengalami kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar. 3. Untuk mengetahui apakah adanya upaya pembelajaran remedial akan meningkatkan hasil belajar siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.

22 6 E. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2014/ Materi yang dibahas adalah materi matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar yaitu balok, kubus, limas dan prisma kelas VIII A semester genap. 3. Permasalahan yang dibahas dibatasi pada masalah kesalahan siswa dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar, faktor penyebab kesulitan belajar, serta adakah peningkatan prestasi belajar setelah dilakukannya pembelajaran remedial. F. Penjelasan Istilah Penjelasan Istilah berguna untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan mewujudkan kesatuan pandangan dan kesamaan pemikiran. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan istilah-istilah sebagai berikut: 1. Kesulitan adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami hambatan dalam mencapai suatu tujuan sehingga hasilnya kurang maksimal dan dibutuhkan usaha yang lebih untuk mengatasinya. 2. Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk menemukan kesulitan yang dialami siswa dalam belajar dengan sistematis berdasarkan gejala-gejala yang

23 7 nampak dan menemukan faktor penyebabnya baik yang mungkin terletak pada diri siswa atau yang berasal dari luar diri siswa (M.Entang, 1984:10). 3. Pembelajaran Remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, 1984:10). Jadi, diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remediasi merupakan upaya untuk menemukan kelemahan yang dialami seorang siswa dalam belajar dengan cara yang sistematis berdasarkan gejala yang nampak seperti prestasi belajar siswa yang rendah, kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran maupun mengerjakan tugas dan sebagainya. Studi tersebut hendaknya diarahkan dengan menemukan letak kesulitan belajar siswa dan menemukan faktor penyebabnya. Kemudian setelah hal itu ditemukan haruslah direncanakan alternatif cara memberi bantuan yang paling tepat. G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa, guru, dan bagi peneliti sendiri. 1. Bagi siswa a. Siswa dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar.

24 8 b. Siswa menjadi lebih teliti dan terampil dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar setelah mengetahui letak kesalahan yang dilakukan. 2. Bagi Guru a. Guru dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar. b. Guru dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII yang mengalami kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar. c. Guru dapat meminimalisir munculnya kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar dengan memingkatkan pembelajaran di dalam kelas. d. Guru dapat melaksanakan pengajaran remedial dengan metode yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi bangun ruang sisi datar. Sehingga diharapkan dari pembelajaran remedial ini mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Peneliti a. Dapat menjawab permasalahan mengenai jenis kesalahan dan faktorfaktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan. b. Dapat memberikan bekal pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru matematika dalam mengajarkan materi bangun ruang sisi datar

25 9 H. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, yang masing-masing bab akan membahas: a. BAB I Pendahuluan Pada bab I penulis menyajikan latar belakang dari judul yang diambil, kemudian dari latar belakang tersebut dilanjutkan dengan identifikasi masalah yang terjadi di SMP Pangudi Luhur Moyudan, rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan dari penulisan, batasan istilah pada penulisan, manfaat dari penulisan, dan sistematika penulisan yang ada pada buku ini. b. BAB II Kajian Pustaka Pada bab II penulis menyajikan teori-teori yang melandasi penulisan skripsi yaitu tentang jenis-jenis kesalahan, faktor penyebab kesulitan belajar siswa, diagnosis kesulitan belajar siswa, tinjauan materi bangun ruang sisi datar,prosedur remediasi untuk mengatasi kesulitan belajar, sertakerangka alur berpikir dalam penelitian yang dilakukan penulis. c. BAB III Metodologi Penelitian Pada bab III penulis menyajikan jenis, subjek, dan objek dari penelitian yang dilakukan. Kemudian bentuk data dari hasil penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data untuk penelitian. Dilanjutkan teknik analisis data yang diperoleh, prosedur pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, dan penjadwalan waktu pelaksanaan penelitian.

26 10 d. Bab IV Pelaksanaan Penelitian, Analisis Data, Hasil Penelitian, dan Pembahasan Pada bab IV penulis menyajikan pelaksanaan penelitian di SMP Pangudi Luhur Moyudan, analisis data yang diperoleh, kemudian hasil penelitian dan pembahasan tentang kesesuaian antara hasil data dengan teori. e. BAB V Penutup Pada bab terakhir akan berisi kesimpulan yang diperoleh pada penelitian, kelebihan dan kekurangan peneliti serta beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian.

27 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskude atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau peryataan dalam matematika bersifat konsisten. Pengertian matematika banyak dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya menurut : 1. Sujono (1988:5) mengemukakan beberapa pengertian matematika. Diantaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik, serta matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Selain itu matematika membantu dalam mengintepretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan. 2. Hudoyo (2001:45-46) mengemukakan bahwa hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan logis. Jadi matematika berkenan dengan konsep-konsep abstrak. Selain itu matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan unsur ruang sebagai sasarannya. 11

28 12 Sehingga dapat dikatakan bahwa hakekat matematika adalah kumpulan ideide yang bersifat abstrak, terstruktur, dan ada hubungannya diatur menurut aturan yang logis didasarkan pada pola pikir deduktif. B. Hakekat Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Muhibbin (2008:68) belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dalam KBBI, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman Berdasarkan beberapa pendapat di aatas belajar matematika adalah suatu tahap proses perubahan belajar dalam penanaman konsep-konsep dan struktur matematika yang diharapkan membawa kepada pemahaman ide-ide yang teroganisir secara sistematis untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan. C. Kesulitan Belajar Siswa Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, sehingga berpengaruh terhadap prestasinya. Setiap individu siswa pasti berbeda satu dengan individu yang lain. Begitu juga dalam tingkah laku belajarnya. Setiap anak didik juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima materi

29 13 pembelajaran yang disampaikan guru. Dalam keadaan dimana anak didik tidak dapat belajar sebagai mana mestinya disebut kesulitan belajar siswa. Dalam (Clement, Weiner 2003) kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri dan fungsi integrasi sensori motorik. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar Dalam M. Entang (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, yaitu : 1) Kelemahan fisik 2) Kelemahan mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) 3) Kelemahan-kelemahan emosional 4) Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah 5) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan 6) Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa

30 14 b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa antara lain : 1) Kurikulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku (sumber) yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaanperbedaan individu 2) Ketidaksesuaian standard administrasi 3) Terlalu berat beban belajar dan mengajar, terlampau besar populasi dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar dan sebagainya 4) Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas 5) Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat pendidikan sebelumnya 6) Kelemahan yang terdapat pada kondisi rumah tangga 7) Terlalu terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler 8) Kekurangan gizi Berdasarkan faktor-faktor yang dijelaskan oleh Bruton (dalam Entang, 1984:13) dapat disimpulkan : a. Kasus yang mengalami kelemahan itu berupa kelas dan bukanlah pada kelemahan secara individual. Di antara sumber yang paling mungkin antara lain : 1) Kondisi sekolah dimana kualitas guru yang kurang memadai syarat 2) Sistem belajar mengajar yang digunakan 3) Metode dan tehnik belajar-mengajar yang dipakai 4) Bahan dan sumber belajar yang kurang

31 15 5) Pengelolaan kelas yang kurang sesuai 6) Letak sekolah yang terganggu keramaian luar b. Kasus ini berupa individu-individu siswa sepeti kelemahan dalam bidang studi tertentu karena kelemahan intelaktual, emosional, dan sebagainya. 2. Gejala-gejala siswa yang mengalami kesulitan belajar Beberapa perilaku siswa yang menunjukkan gejala kesulitan belajar, antara lain : a. Menunjukkan hasil prestasi yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai kelas b. Hasil yang dicapai siswa tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dengan teman di kelasnya dalam segala aktifitas belajar. d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak wajar Dari gejala-gejala yang nampak itu maka guru akan mengadakan penyelidikan antara lain dengan : 1. Observasi dengan mengamati langsung aktifitas belajar siswa 2. Interview dengan melakukan wawancara langsung terhadap siswa 3. Tes diagnostik : yaitu mengumpulkan data melalui tes. 4. Mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen dari siswa yang akan diselidiki.

32 16 D. Diagnosis Kesulitan Belajar Menurut Entang (1984:10) diagnosis kesulitan belajar siswa adalah upaya untuk mencari dan menganalisis penyebab kesulitan belajar siswa yang hasil belajarnya rendah atau siswa yang tergolong lambat belajar dan mengalami kesulitan belajar berdasarkan gejala-gejala yang nampak pada siswa. 1. Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar Menurut (Entang, 1984) adapun tehnik diagnosis pada umumnya mengikuti garis besar sebagai berikut: a. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Tahap ini merupakan tahap untuk mengetahui siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah membandingkan posisi atau kedudukan siswa dalam kelompoknya atau kriteria tingkat ketuntasan penguasaan yang ditetapkan sebelumnya yaitu PAP (Penilaian Acuan Patokan) maupun PAN (nilai rata-rata kelas) untuk suatu mata pelajaran atau materi tertentu. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan: 1) Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas (PAP) atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut (PAP).

33 17 2) Menganalisis perilaku yang berhubungan dengan proses belajar melalui observasi, dengan membandingkan perilaku siswa yang mengalami kesulitan terhadap siswa lainnya yang sekelas. 3) Menganalisis hubungan sosial, dengan mengamati intensitas interaksi sosial siswa yang mengalami kesulitan dengan kelompoknya maupun siswa lainnya. Kasus kesulitan belajar itu dapat pula dideteksi dari catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajarnya. Di antara catatan proses belajar itu, ialah: cepat lambatnya menyelesaikan pekerjaan, ketekunan atau persistensi dalam mengikuti pelajaran, partisipasi dan kontribusi dalam pemecahan masalah atau tugas kelompok, kemampuan kerjasama dan penyelesaian sosialnya. b. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar Siswa Tahap ini merupakan tahap untuk menemukan kesulitan-kesulitan siswa pada mata pelajaran dengan menggunakan tes diagnostik. 2. Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Belajar Tahap ini merupakan tahap untuk mencari faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan. a. Alat Diagnosis Kesulitan Belajar Alat yang digunakan dalam pelaksanaan diagnosis dapat berupa tes seperti tes diagnostik dan non tes seperti observasi dan wawancara. Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan

34 18 perlakuan yang tepat (Arikunto, 2009 :34). Fungsi dari tes diagnostik ini adalah untuk mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa serta untuk merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi. Tes diagnostik ini dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah pada siswa. Soal-soal yang disajikan dalam tes diagnostik ini berbentuk uraian sehingga mampu menangkap informasi dari jawaaban siswa secara lengkap. Menurut Nana Sujana (1989;35) secara umum tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Adapun kelebihan dari tes uraian yang meliputi: 1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi; 2) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa; 3) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran yakni berpikir logis, analitis dan sistematis; 4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)

35 19 Secara garis besar langkah-langkah dalam mengembangkan tes diagnostik (Diknas, 2007:5) adalah : 1) Mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya 2) Menentukan kemungkinan sumber masalah 3) Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai 4) Menyusun kisi-kisi soal 5) Menulis Soal 6) Mereview soal 7) Menyusun kriteria penilaian Tes diagnostik ini dapat dilaksanakan pada beberapa waktu sebelum proses pembelajaran, pada saat proses pembelajaran dan pada saat akan mengakhiti pembelajaran. Hasil tes diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan telah dipahami. Oleh karena itu, tes ini berisi materi yang dirasa sulit bagi siswa, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah. Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan sebagai prosedur pengetesan diagnostik secara umum : 1) Harus ada analisis tertentu untuk kaidah, prinsip, pengetahuan atau keterampilan yang hendak diukur 2) Tes diagnostik yang baik direncanakan dan disusun mencakup setiap kaidah dan prinsip serta dujikan dengan cara yang sama.

36 20 3) Umumnya butir soal disusun secara berkelompok, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan analisis dan diagnosis E. Kategori Jenis Kesalahan Menurut Widdiharto (2008), pada langkah-langkah pemecahan masalah soal matematika yang berbentuk uraian, siswa melakukan kegiatan intelektual yang dituangkan pada kertas pekerjaan. Dari jawaban siswa ini dapat dilihat jenis kesulitan yang dilakukan siswa. Kesulitan tersebut tampak pada kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dengan melihat letak dan bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa. Bentuk-bentuk kesalahan tersebut dapa diambil sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran. Di samping itu, deskripsi kesalahan juga dapat bermanfaat memotivasi belajar siswa. Oleh karena itu, analisis kesalahan siswa selama proses penyelesaian soal perlu dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa. Davis berpendapat bahwa kesalahan dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa. Menurut Polya, kesalahan dalam mengerjakan soal dapat terjadi pada aspek: 1. Pemahaman soal, apakah peserta didik dapat memahami soal dilihat dari bagaimana peserta didik menuangkan dari bahasa matematika yang ada pada soal 2. Penyusunan rencana, dilihat dari peserta didik yang menuliskan rumus apa saja yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut. 3. Pelaksanaan rencana, dilihat dari sistematika pengerjaan soalnya

37 21 4. Pemeriksaan kembali, apakah peserta didik memeriksa kembali hasil pekerjaannya sebelum dikumpulkan. Menurut Lerner (Abdurahman, 2003) mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. Salah satu cara untuk melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa adalah dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika menyelesaikan soal mengenai bangun ruang sisi datar. Karena dengan adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal tersebut, akan menunjukkan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Hadar dkk (1987) mengklarifikasi jenis kesalahan sebagai berikut : 1. Kesalahan data Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh siswa. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu: a. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks sebenarnya Siswa sudah paham apa yang ditanyakan soal, namun dalam penyelesaiannya kurang tepat dalam mengartikan apa yang diketahui.

38 22 Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang memahami apa yang diketahui dalam soal. b. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain Siswa salah dalam menggunakan variabel yang diketahui ke dalam rumus. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang teliti dalam membaca soal c. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal d. Mengabaikan data penting yang diberikan e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai atau salah menyalin soal. 2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa Jenis kesalahan ini berkaitan dengan ketidaktepatan menerjemahkan suatu pertanyaan metematika yang dideskripsikan dalam suatu bahasa ke bahasa yang lain. dalam penelitian ini ditemukan dua tipe jenis kesalahan mengiterpretasikan bahasa, yaitu : a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda. Siswa tidak dapat memahami apa yang ditanyakan soal cerita. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang menggunakan logika yang tepat dalam mengartikan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa matematika. b. Menulis simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda c. Salah mengartikan grafik

39 23 Siswa salah dalam mengartikan grafik yang dimaksud dalam soal, siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal gabungan dua Bangun Ruang Sisi Datar. Faktor penyebabnya ialah siswa sulit membayangkan grafik yang dimaksud dan sulit memahami unsur-unsur maupun sifasifat Bangun Ruang Sisi Datar dalam berbagai bentuk. 3. Kesalahan menarik kesimpulan Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan di dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, yaitu : a. Dari pernyataan bentuk implikasi p q, siswa menarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Bila q diketahui terjadi, maka pasti p terjadi 2) Bila p diketahui salah, maka pasti q juga salah b. Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya memberikan q sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan 4. Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Kategori jenis kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok. Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam kesalahan ini adalah: a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai

40 24 Siswa tidak sesuai menggunakan atau menerapkan rumus dalam menyelesaikan soal. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang memahami penggunaan rumus dalam menyelesaikan soal. b. Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau teorema. Dalam Hal ini siswa salah dalam mengutip rumus yang benar. Faktor penyebabnya yaitu siswa lupa dengan rumus yang dimaksud. 5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali Kesalahan ini terjadi jika langkah penyelesaian yang digunakan sudah benar akan tetapi hasil akhir penyelesaian tidak menjawab soal dengan tepat. Dalam jenis kesalahan ini siswa sudah tepat setiap langkahnya dalam menyelesaikan soal, namun jawabannya salah. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang teliti dalam menghitung hasil akhir dan siswa tidak memeriksa kembali jawabannya. 6. Kesalahan teknis Kesalahan teknis ini meliputi sebagai berikut: a. Kesalahan perhitungan b. Kesalahan dalam mengutip data dari tabel atau gambar c. Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar Dalam jenis kesalahan ini siswa salah mengubah satuan dan salah mengutip data yang diketahui. Faktor penyebabnya yaitu siswa kurang teliti dalam mengubah satuan dan kurang teliti dalam mengutip data yang diketahui.

41 25 F. Tinjauan Materi Bangun Ruang Sisi Datar Bangun ruang sisi datar adalah bangun yang dibatasi oleh sisi-sisi bidang datar (Nuniek Avianti Agus, 2008). Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas 1. Kubus Kubus adalah bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang kongruen (Zakaria,1988) Gambar 1 Kubus ABCD.EFGH Gambar 2.1 menunjukkan sebuah kubus ABCD.EFGH yang memiliki unsurunsur sebagai berikut: a. Sisi Kubus Sisi adalah suatu bidang yang membatasi bangun ruang kubus. Kubus ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi yang semuanya berbentuik persegi, yaitu ABCD, EFGH, BCFG, ADHE, ABFE, dan DCHG.(Sukino, 2006)

42 26 b. Rusuk Kubus Rusuk adalah ruas garis yang merupakan perpotongan antara dua bidang sisi pada kubus. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.(Sukino, 2006) c. Titik Sudut Titik sudut adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan. Kubus ABCD.EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, H.(Sukino, 2006) d. Diagonal Bidang Diagonal adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut sebidang yang saling berhadapan. Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi. Kubus ABCD.EFGH mempunyai 12 buah diagonal bidang, yaitu AF, BE, DG, CH, BG, BG, CF, AH, DE, AC, BG, EG, dn FH.(Sukino, 2006) e. Diagonal Ruang Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik yang menghubungkan dua titik sebidang yang saling berhadapan dalam satu ruang. Kubus ABCD.EFGH mempunyai 4 diagonal ruang, yaitu GA, HB, FD dan EC.(Sukino, 2006) f. Bidang Diagonal Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua diagonal bidang yang saling sejajar dan dua rusuk yang saling sejajar, sehingga membentuk bidang diagonal di dalam kubus. Kubus ABCD.EFGH

43 27 mempunyai 6 bidang diagonal, yaitu ABGH, CDEF, ADGF, BCHE, ACGE, dan BDHF.(Sukino, 2006) Sifat-sifat Kubus : a. Semua sisi kubus berbentuk persegi yang kongruen b. Semua rusuk kubus berukuran sama panjang c. Setiap diagonal bidang kubus memiliki ukuran yang sama panjang d. Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang e. Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegipanjang Luas Permukaan Kubus Luas permukaan adalah jumlah luas seluruh sisi bangun ruang.luas adalah banyaknya persegi satuan yang tepat menutupi suatu bangun datar.persegi satuan adalah persegi yang memiliki panjang sisi 1 satuan.(sukino, 2006) Gambar 2 Kubus dan Jaring Dari gambar 2.2 terlihat suatu kubus beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan kubus adalah dengan menghitung luas jaring-jaring kubus. Oleh karena jaring-jaring kubus merupakan 6 buah persegi yang sama dan kongruen maka, Luas permukaan kubus = luas jaring-jaring kubus = 6 r r = 6r 2

44 28 Volume Kubus Volume adalah banyaknya kubus satuan yang tepat memenuhi suatu bangun ruang.kubus satuan adalah kubus yang memiliki panjang rusuk 1 satuan.(sukino, 2006) Gambar 3 Kubus : Satuan (a), Kubus (b), Kubus (c), Kubus (d) Gambar 2.3 menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran berbeda. Kubus pada gambar 2.3 a merupakan kubus satuan. Untuk membuat kubus pada gambar b diperlukan 2 x 2 x 2 = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada gambar 2.3 c diperlukan 3 x 3 x 3 = 27 kubus satuan. Dan gambar 2.3 d diperlukan 4 x 4 x 4 = 64. Dengan demikian, volume atau isi suatu kubus dapat ditentukkan dengan cara mengalikan panjang rusuk kubus tersebut sebanyak tiga kali. Volume kubus = panjang rusuk x panjang rusuk x panjang rusuk = r r r Volume kubus = r 3

45 29 2. Balok Balok adalah suatu bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang persegi panjang yang masing-masingnya mempunyai bentuk dan ukuran yang kongruen. (Zakaria, 1988) Gambar 4 Balok ABCD.EFGH Gambar 2.4 menunjukkan sebuah balok ABCD.EFGH yang memiliki unsurunsur sebagai berikut: a. Sisi Balok Balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi dengan 3 pasang sisi yang masing-masing pasang berbentuk persegi panjang yang bentuk dan ukurannya sama, yaitu ABCD dan EFGH, ABFE dan DCGH, ADHE dan BCGF. b. Rusuk Balok Balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk dengan rusuk. Rusuk-rusuk tersebut terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing terdiri atas empat rusuk yang sejajar dan sama panjang. AB, DC, EF, dan HG disebut panjang balok. AE, BF, CG, dan DH disebut tinggi balok. AD, BC, EH, dan FG disebut lebar balok.

46 30 c. Titik Sudut Balok ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H. d. Diagonal Bidang Balok ABCD.EFGH mempunyai 12 diagonal bidang, yaitu AF, BE, DG, CH, BG, CF, AH, DE, AC, BD, EG, dan FH. e. Diagonal Ruang Balok ABCD.EFGH mempunyai 4 diagonal ruang, yaitu GA, HB, FD, dan EC. f. Bidang Diagonal Balok ABCD.EFGH mempunyai 6 bidang diagonal, yaitu ABGH, CDEF, ADGF, BCHE, ACGE, dan BDHF. Sifat-sifat Balok : a. Sisi-sisi balok berbentuk persegipanjang. Dalam balok, minimal memiliki dua pasang sisi yang berbentuk persegipanjang. b. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang c. Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama panjang d. Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang e. Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang

47 31 Luas Permukaan Balok Cara menghitung luas permukaan balok sama dengan cara menghitung luas permukaan kubus, yaitu dengan menghitung semua luas jaring-jaring. Perhatikan gambar 2.5 berikut ini : Gambar 5 Balok dan Jaring-jaring balok Misalkan rusuk-rusuk balok diberi namap (panjang), l (lebar) dan t (tinggi) seperti pada gambar 2.5. dengan demikian luas permukaan balok tersebut adalah Luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 + luas persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas persegipanjang 5 + luas persegipanjang 6 = (p l) + (p t) + (l t) + (p l) + (l t) + (p t) = 2 (p l) + 2 (l t) + 2 (p t) =2 [(p l) + (l t) + (p t)] L p balok = 2(pl + lt + pt)

48 32 Volume balok Proses penentuan rumus volume balok memiliki cara yang sama seperti pada kubus. Caranya adalah dengan menentukkan satu kubus satuan yang diajdikan acuan untuk balok yang lain. Proses ini digambarkan pada gambar 2.6 berikut: Gambar 6 Kubus Satuan (a), Balok (b), dan balok (c) Gambar 2.6 menunjukkan pembentukan berbagai balok dari kubus satuan.gambar 2.6 (a) adalah kubus satuan. Untuk membuat balok seperti pada gambar 2.6 (b) diperlukan 2 x 2 x 2 = 8 kubus satuan, sedangkan untuk membuat balok seperti pada gambar 2.6 (c) diperlukan 3 x 2 x 3 = 18 kubus satuan. Hal ini menunjukkan bahwa volume suatu balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut. Volume balok = panjang x lebar x tinggi Vbalok = p l t 3. Prisma Prisma adalah benda yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan oleh beberapa bidang lain yang pertemuannya sejajar. (Zakaria, 1988)

49 33 A B Gambar 7 A. Prisma Segitiga dan B. Prisma Segilima Gambar 8 Prisma Segienam Dari gambar 2.8 tersebut, terlihat bahwa prisma segienam ABCDEF.GHIJKL memiki unsur-unsur sebagai berikut: a. Sisi b. Rusuk c. Titik Sudut d. Diagonal Bidang e. Bidang diagonal Sifat-sifat Prisma a. Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen b. Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegipanjang c. Prisma memiliki rusuk tegak. Dalam kondisi ini ada juga prisma yang rusuknya tidak tegak, prisma tersebut disebut prisma sisi miring.

50 34 d. Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama e. Nama suatu prisma didasarkan pada nama alasnya, diantaranya prisma segitiga, prisma persegi (kubus), prisma persegi panjang (balok), prisma segilima, prisma segienam. Luas Permukaan Prisma Gambar 9 Prisma Segitiga dan Jaring-jaring Prisma Segitiga Dari gambar 2.9 terlihat bahwa segitiga ABC.DEF memiliki sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegipanjang sebagai sisi tegak. Dengan demikian luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah Luas permukaan prisma = luas ABC + luas DEF + luas EDAB + luas DFCA + luas FEBC = 2. Luas ABC + luas EDAB + luas DFCA + luas FEBC Lp prisma = (2 x luas alas) + (keliling alas x tinggi)

51 35 Volume prisma Gambar 10 Balok dan Prisma Gambar 2.10 memperlihatkan sebuah balok ABCD.EFGH yang dibagi dua secara melintang. Terntaya hasil belahan balok tersebut membentuk prisma segitiga seperti pada gambar 2.10 (b). Perhatikan prisma segitiga BCD.FGHpada gambar 2.10 (c). dengan demikian volume prisma segitiga adlaah setengah kali volume balok. Volume prisma BCD.FGH = 1 volume balok ABCD.EFGH 2 = 1 2 (p l t) = ( 1 2 p l) t Vprisma = luas alas x tinggi 4. Limas Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh bidang alas dan bodang-bidang sisi yang bersekutuan satu titik. (Zakaria, 1988). Titik persekutuan itu disebut titik puncak limas.

52 36 Gambar 11 Limas Alas segitiga-segitiga itu berhimpit dengan rusuk alas limas. Bidangbidang pembentuk limas disebut bidang limas dan garis yang merupakan perpotongan antara dua sisi limas disebut rusuk limas. Jarak antara titik puncak limas dengan bidang alas disebut tinggi limas. Volume Limas Perhatikan gambar kubus di bawah ini Gambar 11 Balok dengan Panjang Rusuk 2a Kubus di atas memiliki rusuk yang panjangnya 2a. Jika setiap panjang diagonal ruangnya kita hubungkan dengan garis maka akan tampak seperti gambar di bawah ini. 2a Gambar 12 Kubus ABCD.EFGH

53 37 Dari gambar di atas terlihat ada enam buah limas dengan tinggi a. Berikut salah satu bentuk limas yang ada pada gambar di atas, seperti gambar di bawah ini. Gambar 13 Limas dengan Tinggi a Dari gambar 2.13 diketahui bahwa luas alas limas sama dengan luas persegi yakni: Luas Alas = 2a 2a = 4a 2 Sekarang kita tentukan volume limas tersebut yang tingginya a, dengan menggunakan Volume kubus, maka kita akan dapatkan volume dari limas yakni: Volume limas = 1 volume kubus 6 Volume limas = 1 6 2a 2a 2a Volume limas = ( 1 3 ) 4a2 a Volume limas = 1 3 luas alas tinggi Jadi, dapat disimpulkan untuk setiap limas berlaku rumus berikut: Volume limas = 1 3 luas alas tinggi

54 38 Luas Permukaan Limas i ii Gambar 14 Limas dan Jaring-jaring Luas permukaan limas T.ABCD terdiri dari sebuah alas berbentuk persegi dengan sisialas a dan selimut berupa empat buah segitiga sama kaki dengan panjang kaki b, alas a, dan tinggi segitiga c. hubungan a, b, dan c memnuhi teorema pytagoras. Luas selimut limas persegi = 4 x luas segitiga = 4 1 a c 2 Luas alas limas persegi = a a = a 2 Jadi luas permukaan limas persegi = luas alas + luas selimut = a (a + 2c)

55 39 1. Kumpulan Gambar Jaring-Jaring Bangun Ruang Lengkap Berikut ini adalah contoh bangun ruang beserta jaring-jaringnya: a. Kubus Kubus merupakan sebuah bangun ruang yang terbentuk oleh enam buah sisi yang saling berbatasan dimana tiap sisi tersebut berbentuk persegi dengan ukuran yang sama besar. Sehingga apabila kita membelah sebuah kubus kemudian meletakkannya pada posisi mendatar akan diperoleh jaring-jaring kubus yang merupakan susunan dari enam buah persegi seperti terlihat pada gambar di 2.14 Gambar 14 Kubus dan Jaring-jaring b. Balok Sama halnya seperti kubus, balok juga terdiri dari enam buah sisi akan tetapi ukuran sisi pada balok berbeda. Ada 3 pasang sisi yang memiliki ukuran sama. Sehingga jika digambarkan, jaring-jaring dari sebuah balok akan menjadi seperti gambar 2.15: Gambar 15 Balok dan Jaring-jaring

56 40 c. Prisma Segitiga Berbeda dengan balok dan kubus, pada bangun ruang prisma segitiga ada dua buah sisi yang bentuknya berupa segitiga. Sehingga apabila digambarkan secara mendatar, jaring-jaring pada prisma segitiga akan terdiri dari dua buah segitiga dan tiga buah persegi atau persegi panjang. Gambar 16 Prisma Segitiga dan Jaring-jaring d. Prisma Segi Lima Untuk jaring-jaring prisma segilima, jumlah persegi atau persegi panjang yang muncul pada gambar akan lebih banyak. Jaring-jaringnya dibentuk oleh sebuah segilima dan lima buah persegi ataupun persegi panjang yang berderet. Gambar 17 Prisma Segilima dan Jaring-jaring

57 41 e. Prisma Segi Enam Hampir sama dengan prisma segilima, hanya saja jaring-jaringnya akan terdiri dari satu buah bangun datar bersegi lima dan enam buah persegi atau persegi panjang yang berjajar. Gambar 2.18 berikut in adalah prisma segi enam beserta jaring-jaringnya: Gambar 18 Prisma segienam dan Jaring-jaring f. Limas Segitiga Karena limas segitiga dibentuk oleh empat buah sisi yang semuanya berbentuk segitiga, maka jaring-jaringnya akan terdiri dari empat buah segitiga seperti pada gambar berikut ini: Gambar 19 Limas Segitiga dan Jaring-jaring g. Limas Segi Empat Berbeda dengan limas segitiga, untuk limas segi empat, gambar jaringjaringnya berupa sebuah persegi atau persegi panjang yang pada tiap sisinya berbatasan dengan sisi berbentuk segitiga seperti terlihat pada gambar ini.

58 42 Gambar 20 Limas Segiempat dan Jaring-jaring h. Limas Segi Lima Limas segilima terbentuk oleh sebuah alas berbentuk segilima dimana pada tiap-tiap sisinya berbatasan dengan 5 buah segitiga. maka jaringjaring dari bangun ruang limas segilima akan tampak seperti sebuah bintang. Gambar 21 Limas Segilima dan Jaring-jaring G. Prosedur Remediasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Setiap sekolah pasti akan mengusahakan agar prestasi belajar siswanya meningkat. Jika ternyata hasil belajar siswa yang dicapai kurang optimal, dimana nilai siswa kurang dari standar ketuntasan minimal maka diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, siswa yang belum mencapai hasil belajar yang diharapkan perlu mendapat perhatian dari guru dengan pengajaran remedial. Pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar.

59 43 Pada proses pengajaran remedial ini lebih menekankan pada usaha perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkungan turut mempengaruhi proses belajar mengajar. 1. Maksud dan Tujuan remedial Rahman Natawijaya (1984,5) mengemukakan bahwa remedial adalah bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau membuat menjadi baik. Jika penyembuhan itu diarahkan pada pengajaran maka disebut pengajaran remedial. Pengajaran remedial adalah usaha guru untuk menciptakan suatu yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan melalui suatu proses interaksi yang terencana, terorganisasi, terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan lebih objektif individu dan kelompok siswa yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungan (Aibin Syamsuddin Makmun, 2000 : 345). 2. Karakteristik Pengajaran Remedial Pengajaran remedial tentunya berbeda dengan proses belajar mengajar biasa. M. Entang (1984:10) perbedaan pengajaran remedial dengan proses belajar mengajar biasa terletak pada :

60 44 a. Tujuan Pengajaran biasa diarahkan pada penguasaan bahan secara tuntas sehingga tujuan instruksional maupun tujuan pengiring tercapai secara maksimal. Sedangkan pengejaran remedial lebih diarahkan pada peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterimanya. b. Strategi Strategi belajar mengajar pengajaran remedial bersifat sangat individual dan lebih ditekankan kepada keragaman siswa baik yang berhubungan dengan kemampuan umum siswa, kemampuan khusus, penguasaan bahan dan sebagainya, penyampaian harus bervariasi serta langkah-langkahnya disusun secara sistematis. Sedangkan pada pengajaran biasa, strategi belajar mengajar biasanya lebih diarahkan untuk kemajuan kelas secara keseluruhan. c. Bahan Bahan untuk pengajaran remedial biasanya dikembangkan dengan materi yang lebih kecil-kecil dari pada bahan yang dikembangkan untuk pengajaran biasa, dengan demikian siswa yang memerlukan pengajaran remedial ini dapat menyerap bahan tersebut dengan kesukaran seminimal mungkin. Sedangkan pada pengajaran biasa, materi pembelajaran masih bersifat menyeluruh.

61 45 3. Prosedur Pengajaran Remedial Pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan dan memang kegiatan ini harus dilandasi dengan kegiatan diagnosis. Pengajaran remedial lebih diarahkan melaksanakan kegiatan pembelajaran remedial seorang guru dituntut untuk : a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan Kegiatan ini dimaksudkan agar kita memperoleh gambaran yang lebih definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor utama penyebab kelemahan tersebut apakah bisa ditolong guru, berapa lama bantuan harus diberikan, kapan, oleh siapa dan sebagainya. b. Alternatif tindakan Alternatif tindakan ini direncanakan sesuai karakteristik kesulitan yang dihadapi siswa. Jika telah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang memerlukan bamtuan, alternatif tindakan selanjutnya yaitu : 1) Meminta anak untuk mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberikan petunjuk 2) Meminta anak untuk mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek pengiring

62 46 3) Bila kesulitan belajar siswa karena berlatar belakang seperfi sikap negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, atau masalah dengan orang tua maupun temannya, maka kepada siswa tersebut diberikan pelayanan bimbingan dan konseling yang bersifat psikoterapi. c. Evaluasi pengajaran remedial Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pengajaran remedial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan. Bila ternyata masih belum berhasil maka dilakukan kembali diagnosis dan pengajaran remedial berikutnya (Entang, 1984). Adapun metode yang harus dilakukan dalam program pembelajaran remedial ini adalah metode tutor sebaya. Tutor adalah siswa sebaya yang ditunjuk/ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antar teman lebih dekat dibandingkan hubungan guru dan siswa. Dengan petunjuk dari guru, tutor ini membantu temannya yang mengalami kesulitan. Pemilihan tutor didasarkan atas prestasi, punya hubungan sosial baik dan cukup disenangi teman-teman. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Metode tutor memiliki kebaikan sebagai berikut : 1) Adanya hubungan dekat dan akrab 2) Bagi tutor merupakan kegiatan pengayaan

63 47 3) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. Ada tiga pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pengajaranremedial: 1. Pendekatan pencegahan (preventif) Dari hasil pre-test sebelum memulai pengajaran, seorang guru sudah dapat mendeteksi bahwa seseorang siswa mungkin akan mengalami kesulitan belajar dalam proses belajar-mengajarnya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan upaya mengetahui secara tepat perilaku awal (entrybehavior) siswa, menggunakan pendekatan multi media dan multi metode dalam proses belajar-mengajar. 2. Pendekatan penyembuhan (curative) Pendekatan penyembuhan diberikan kepada siswa yang sudah nyata mengalami hambatan dalam mengikuti proses belajar-mengajar. 3. Pendekatan perkembangan (developmental) Dalam hal ini guru senantiasa mengikuti perkembangan para siswanya dengan sistematis. Setiap ada hambatan segera dibicarakan dengan siswa dan dicarikan alternatif pemecahannya secara terus-menerus. H. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria. (Arikunto, 1999 :65)

64 48 I. Kerangka Berpikir Setiap siswa mempunyai karakteristik dalam memahami suatu materi yang beragam. Pada kenyataannya, tidak semua siswa mampu menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar dan berhasil, namun masih banyak juga siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa dalam memahami materi matematika dapat terlihat ketika siswa salah dalam mengerjakan soal-soal mencari volume dan luas permukaan bangun ruang sisi datar. Agar dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa secara tepat maka diperlukan diagnosis kesulitan belajar dengan cara sistematis sebagai upaya menemukan faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan belajar. Setelah mengetahui letak kesulitan yang dialami siswa, jenis, latar belakang dan faktor penyebabnya, maka saya dapat memperkirakan bagaimana cara menolong siswa tersebut agar dapat dilaksanakan secara efektif yaitu dengan memberikan pengajaran remediasi untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. Evaluasi dari pembelajaran remedial dilakukan dengan memberikan tes remedial. Dari tes remedial tersebut dapat diketahui apakah kesulitan yang dialami siswa sudah teratasi atau belum. Kerangka alur berpikir dalam penelitian ini yaitu : 1. Memberikan tes diagnostik di dalam kelas 2. Menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)

65 49 3. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan belajar 4. Menentukan alternatif bantuan dengan pembelajaran remedial 5. Mengevaluasi hasil pembelajaran remedial dengan memberikan post test pada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi mereka.

66 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini, penelitian kualitatif deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar siswa dari kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar, serta hasil observasi dan wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar belajar siswa. B. Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 38 siswa. Untuk menemukan siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar digunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Entang, 1984) yaitu PAP (Criterion-Referenced) dengan langkah sebagai berikut: a. Peneliti menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang digunakan sekolah sebagai batas lulus. b. Peneliti memberikan skor pada hasil 1 sedangkan untuk jawaban salah siswa mendapat skor 0. Setelah menentukan niali tes awal siswa, kemudian peneliti membandingkan nilai tes awal siswa dengan nilai batas lulus. 50

67 51 c. Peneliti mencatat siswa yang memiliki nilai tes awal dibawah batas tuntas. Dalam menentukan tes awal digunakan rumus : Nilai : skor yang diperoleh skor maksimal x 10 Nilai batas ketuntasan minimal yang telah ditentukan sekolah adalah Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015 pada bulan April-Mei. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan. C. Objek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah diagnosis kesulitan belajar siswa, faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remediasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. D. Bentuk Data Bentuk data dalam penelitian ini adalah data hasil tes awal, tes diagnostik, tes remediasi dan data hasil wawancara. Data dari hasil tes awal dan tes diagnostik berupa kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar. Dimana dari kesalahan tersebut akan menunjukkan siapa saja siswa yang mengalami kesulitan belajar. Data dari hasil wawancara berupa cara atau proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar dan untuk

68 52 mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Kemudian data dari tes remediasi ini dapat digunakan untuk melihat hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial, apakah pembelajaran remedial yang diberikan dapat meningkatkan prestasi belajar atau tidak. E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Metode Tes Menurut Arikunto (2012:46) tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut Sudjana (2009:35) tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan bahan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes yang akan digunakan oleh peneliti berbentuk tes subyektif atau tes bentuk uraian. Bentuk tes uraian dipilih dalam penelitian ini karena setiap langkah yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal dapat terlihat dalam jawaban, sehingga dapat diketahui letak kesalahan yang dilakukan peserta didik untuk dilakukan analisis. Metode tes ini

69 53 diberikan untuk memperoleh data kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar. b. Metode Wawancara Arikunto (2012:44) menyebutkan bahwa wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menangkap secara langsung seluruh informasi dari subjek penelitian. Materi wawancara berisi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mengerjakan tes. Wawancara ini dilakukan terhadap beberapa peserta didik yang melakukan kesalahan dan merepresentasikan kategori kesalahan yang telah disusun dalam kajian teoritik. Pada tahap ini akan dipilih beberapa siswa dengan pertimbangannya antara lain, siswa tersebut melakukan kesalahan lebih banyak dari siswa lain, kesalahan yang dilakukan bervariasi, dan unik atau menarik untuk diteliti. 2. Instrumen Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2006:160) Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah :

70 54 a. Tes Awal Tes awal merupakan tes hasil belajar siswa. Soal-soal yang dibuat untuk siswa adalah soal-soal yang diambil dari berbagai sumber dengan materi bangun ruang sisi datar. Pemilihan soal dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. Tes awal berbentuk tes objektif dengan jumlah 20 soal yang terdiri dari semua materi tentang bangun ruang sisi datar. Waktu yang disiapkan dalam pelaksanaan tes awal ini adalah 80 menit. Sebelum digunakan tes diuji pakar kepada guru mata pelajaran dan dosen pembimbing terlebih dahulu untuk mengetahui validitas soal tes. Adapun kisi-kisi soal uji coba tes awal adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kisi-kisi Soal Tes Awal Hasil Belajar Kompetensi Indikator Aspek Penilaian Jumla Pengetahu Pemaham Aplika h Soal an an si Mengidentifi kasi sifatsifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas Menyebutkan unsur-unsur bangun ruang Menentukan jaringjaringkubus, balok Nomor Soal 2 1, Menghitung Menentukan 2 3,6

71 55 luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas panjang rusuk suatu bangun ruang jika diketahui unsur yang lainnya Menentukan panjang, lebar atau tinggi suatu bangun ruang jika diketahui unsur lainnya Menyelesaika n masalah di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bangun ruang Menentukan luas permukaan bangun ruangjika diketahui unsur lainnya Menentukan volume bangun ruang jika diketahui panjang rusuknya Menentukan volume bangun ruang jika diketahui luas permukaanny a 4 10,15,17, ,14, ,7,9,11, ,

72 56 b. Tes Diagnostik Dalam penelitian ini, soal-soal dalam tes diagnostik dibuat untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa. Soal tes diagnostik ini berbentuk uraian sebanyak 10 soal tentang bangun ruang sisi datar. Soal dibuat oleh peneliti sendiri dan beberpa mengambil dari berbagai sumber. Soal-soal dalam tes diagnostik ini dibuat berdasarkan hasil tes awal yang dimaksudkan untuk mengetahui letak kesulitan siswa yang diarahkan pada kesalahan menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar. Skor untuk setiap soal ini yaitu berbeda karena tergantung pada tingkat kesulitan dan penyelesaian dari soal tersebut, namun jika ditotal skornya berjumlah 100 point. Waktu yang disiapkan pada tes diagnostik ini adalah 80 menit. Dalam penyusunan tes diagnostik ini, soal dikonsultasikan dengan guru dan dosen pendamping yang bersangkutan sebelum diberikan pada siswa. Setelah soal itu diuji oleh guru dan disetujui, maka soal tersebut layak dan dapat digunakan sebagai tes diagnostik untuk kelas VIII A. Hasil uji ahli validitas pada tes diagnostik dapat dilihat pada lampiran 10 c. Wawancara Dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti

73 57 tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan serta disusun dengan melihat hasil analisis dari tes diagnostik yang sebelumnya telah dikerjakan siswa. Data yang didapatkan yaitu melalui pencatatan data, informasi, atau pendapat dari siswa melalui tanya jawab. Wawancara ini juga ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan dan dilakukan secara bergantian. Dalam wawancara ini dibuat transkrip wawancara. d. Tes remedial Tes Remedial dilaksanakan setelah pembelajaran remedial dan ditujukan pada siswa yang mengalami kesulitan. Jenis soal yang akan dibuat dalam tes remedial ini hampir mirip dengan tes diagnostik yaitu berupa uraian dengan materi sama yaitu bangun ruang sisi datar, namun tingkat kesulitannya lebih jika dibandingkan tes diagnostik. F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah data tes awal, data tes diagnostik, data hasil wawancara dan data tes remedial. Berikut ini adalah teknik yang digunakan dalam menganalisis data-data tersebut:

74 58 1. Analisis Data Kesulitan Siswa a. Tes Awal Data yang diperoleh pada tes awal ini berupa angka. Dimana untuk jawaban yang benar mendapatkan skor 1 sedangkan untuk jawaban yang salah mendapatkan nilai 0. Penilaian akhir dihitung dari Nilai = jumlah skor yang diperoleh siswa jumlah skor benar maksimum 100 Siswa dinyatakan mengalami kesulitan belajar jika nilai akhirnya kurang dari batas tuntas yaitu 75. Siswa-siswi yang mengalami kesulitan kemudian dikelompokkan menjadi satu untuk kemudian diberi tes diagnostik untuk mengetahui letak kesulitannya. b. Tes Diagnostik Dalam menganalisis tes diagnostik ini yang perlu dilakukan adalah mencari kesalahan-kesalahan siswa tersebut berdasarkan kategori yang telah disusun oleh peneliti yang telah dijelaskan pada bab II. Setelah mengetahui dan mengelompokkan jenis-jenis kesalahan siswa, kemudian mengelompokkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan ketentuan paling banyak melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tes diagnostik. Melalui tes ini akan didapatkan hasil dari pekerjaan 21 siswa. Dari hasil pekerjaan siswa akan terlihat siapa saja siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu yang mendapatkan nilai di bawah

75 59 KKM dan dapat mengetahui pada bagian mana saja yang masih sulit bagi siswa. c. Wawancara Data yang diperoleh dari hasil rekaman wawancara kepada siswa ditranskrip agar diperoleh data yang representatif. Jawaban siswa terhadap soal yang diberikan saat wawancara dan hasil wawancara dianalisis, kesalahan-kesalahan apakah yang dialkukan siswa, apa faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. d. Pembelajaran Remedial Selama proses pembelajaran remedial, guru juga akan mengamati kembali aktivitas belajar, sikap dan motivasi siswa saat mengikuti pelajaran. Hal itu akan menjadi catatan khusus bagi guru untuk menganalisis lebih lanjut terhadap siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar. e. Tes Remedial Melalui tes ini, peneliti akan diketahui apakah ada peningkatan prestasi belajar dari siswa setelah dilakukannya pembelajaran remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. hasil dari tes ini dianalisis dengan membandingkan hasil jawaban pada tes diagnostik dengan hasil tes remedial. Jumlah kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan tes remedial serta prosentase banyaknya soal yang

76 60 dijawab oleh siswa menjadi penentu apakah siswa tersebut mengalami kenaikan/prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran remedial. Siswa mengalami keberhasilan dalam tes remedial ini jika mengalami pengurangan jumlah kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan res remedial serta memperoleh presentase 60%. 2. Keabsahan Data Keabsahan data dan kepercayaan data pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengumpulan data secara cermat dan melakukan pengecekan ulang data beberapa kali. Teknik ini digunakan peneliti agar data yang diperoleh tersebut benar-benar sesuai dengan keadaan sebenarnya. 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan Tahap-tahap peneliti dalam melaksanakan penelitian di SMP Pangudi Luhur Moyudan yaitu : 1. Penyusunan Proposal Peneliti membuat proposal untuk diajukan ke SMP Pangudi Luhur Moyudan sebagai izin melakukan penelitian. 2. Persiapan Penelitian a. Menemui kepala sekolah untuk meminta ijin melakukan penelitian di sekolah b. Menemui guru yang bersangkutan untuk meminta ijin untuk melakukan penelitian dan mendiskusikan waktu yang tepat untuk jadwal pengambilan datanya.

77 61 c. Menyerahkan surat ijin dari kampus ke sekolah yang bersangkutan dilampiri proposal penelitian d. Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu ke kelas VIII A saat pembelajaran matematika dengan materi bangun ruang sisi datar. 3. Pelaksanaan Penelitian a. Tahap pertama yaitu tes awal. Tes dilaksanakan setelah guru menyelesaikan materi mengenai bangun ruang sisi datar. b. Tahap kedua yaitu tes diagnostik. Pada tes kedua ini hanya siswa yang mengalami kesulitan saja yang melaksanakan tes ini c. Tahap ketiga yaitu wawancara, dilakukan setelah tes diagnostik dilalukan dan dilaksanakan pada saat pulang sekolah pada masingmasing siswa secara bergantian. Siswa yang diwawancarai adalah semua siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan hasil pekerjaan siswa tersebut guna untuk mengatahui faktor-faktor penyebab yang dialami siswa. d. Pembelajaran remedial dan tes remedial dilaksanakan setelah siswa diberikan tes diagnostik. Pembelajaran remedial ini menggunakan metode tutor sebaya, dimana siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok itu akan dibimbing oleh satu tutor yang nilainya tinggu dan dianggap guru mampu menjelaskan materi kepada teman-temannya. Dalam kelompok tersebut akan diberikan guru saat jam sekolah yaitu membahas bagian-bagian yang sebagian besar siswa mengalami kesalahan saat

78 62 mengerjakan soal menghitung luas dan volume bangun ruang sisi datar. e. Analisis Data Setelah guru memberikan materi bangun ruang sisi datar, peneliti memberikan tes diagnostik. Dari hasil pekerjaan siswa dianalisis, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 termasuk siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam materi operasi aljabar. Peneliti kemudian menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar melalui wawancara dan pengamatan langsung. Setelah itu diadakan pengajaran remedial sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Setelah itu siswa diberikan tes remedial untuk mengukur keberhasilan pada siswa. f. Penulisan laporan Pada akhir penelitian ini diperlukan penulisan laporan peneliti tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. 4. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP pada bulan April-Mei 2015

79 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi Bangun Ruang Sisi Datar. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu pada hari Selasa, 7 April 2015 pukul sampai pukul dengan materi phytagoras dan menghitung luas segitiga. Selama proses pembelajaran, suasana kelas hening, kondusif, dan siswa mengikuti pelajaran sesuai arahan yang diberikan guru mata pelajaran. Hal ini terjadi karena memang guru yang mengampu adalah seorang yang tegas, disiplin dan disegani oleh siswa. Sehingga siswa benar-benar memperhatikan setiap hal yang disampaikan guru karena jika tidak maka guru akan menegur siswa yang tidak memperhatikan tersebut. Materi yang diajarkan pada hari itu sebenarnya sudah diajarkan saat siswa kelas VII, namun karena materi ini juga diperlukan nantinya pada materi yang akan datang yaitu Bangun Ruang Sisi Datar, maka guru mengingatkan kembali dalil phytagoras dan memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa. Saat mengerjakan latihan soal, semua siswa cenderung diam dan mengerjakan sendiri latihan yang diberikan karena memang guru meminta untuk latihan sendiri. Guru juga berkeliling kelas untuk mengecek pekerjaan siswa dan membantu apabila ada yang mengalami kesulitan. Kemudian siswa juga ditunjuk maju ke depan untuk 63

80 64 menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Awalnya siswa yang ditunjuk maju ke depan adalah siswa yang nilainya kurang baik di mata pelajaran ini. Lalu guru juga menunjuk siswa yang lebih mampu untuk memperkuat jawaban siswa pertama jika jawaban benar dan membenarkan jika jawaban siswa pertama salah serta dibahas bersama-sama. Hal ini dimaksudkan agar siswa benar-benar mengetahui letak kesalahan yang dilakukan dan melatih mental siswa untuk berani menuliskan hasil pekerjaannya. Penelitian selanjutnya yaitu peneliti mengajarkan langsung materi bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan. Berikut adalah jadwal dan materi pembelajarannya : Tabel 2. Jadwal Mengajar Kelas VIII A No. Hari, Tanggal Materi Metode Media Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran 1. Jumat, 10 April Unsur-unsur kubus, Metode ceramah Menggunakan alat 2015 diagonal sisi dan peraga kerangka diagonal ruang kubus dan media powerpoint 2. Selasa, 14 April Unsur-unsur balok, Metode Menggunakan 2015 diagonal sisi dan demonstrasi media alat peraga diagonal ruang kerangka balok 3. Jumat, 17 April Unsur-unsur Limas Metode ceramah Menggunakan 2015 dan Prisma dan demonstrasi media powerpoint 4. Jumat, 24 April 2015 Jaring-jaring kubus, balok, limas dan Metode pemberian tugas Secara berkelompok prisma 5. Sabtu, 25 April Luas permukaan Metode diskusi Penemuan

81 kubus dan balok terbimbing 6. Selasa, 28 April Luas permukaan Metode diskusi Menggunakan 2015 prisma dan limas LKS 7. Jumat, 8 Mei Volume kubus dan Metode tanya Menggunakan 2015 balok jawab powerpoint 8. Sabtu, 9 Mei Selasa, 12 Mei 2015 Volume prisma Metode diskusi Menggunakan LKS Volume Limas Metode diskusi Menggunakan LKS Secara keseluruhan selama peneliti mengajarkan langsung pada siswa, di awal pembelajaran mereka memperhatikan, namun ketika sudah diakhir-akhir pembelajaran, ada beberapa siswa yang cenderung membuat ramai kelas sehingga konsentrasi siswa mulai tidak fokus. Kemudian ternyata ada beberapa perbedaan konsentrasi siswa juga ketika pembelajaran dilakukan saat pagi hari ataupun siang hari. Saat pagi hari mereka lebih semangat dan konsentrasi siswa fokus di awal pembelajaran sampai akhir, namun ketika pembelajaran dilakukan siang hari, siswa cenderung mulai malas untuk memperhatikan penjelasan guru dengan alasan cape dan lain-lain. Hal ini membuat peneliti untuk lebih kreatif dan mencari metode pembelajaran yang mampu membuat proses pembelajaran menjadi kondusif kembali. Setelah materi bangun ruang sisi datar selesai diajarkan guru, seluruh siswa kelas VIII A yang terdiri dari 38 siswa diberikan tes uji pemahaman siswa. Tes ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang sebelumnya soal tes ini dikonsultasikan

82 66 kepada guru yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah layak untuk diujikan atau belum, dimana guru tersebut sebagai uji pakar. Setelah soal tersebut diuji pakar oleh guru, maka soal tersebut direvisi kemudian barulah layak untuk diujikan ke kelas VIII A (soal dan kunci jawaban di lampiran A1, A2). Tes dilaksanakan pada hari selasa, 26 Mei 2015 pada jam ke-4 dan ke-5 dengan peserta 37 siswa karena 1 siswa sedang sakit dan tidak dapat mengikuti tes. Suasana saat mengerjakan tes sangat tenang, masing-masing siswa mengerjakan soal sendiri dan tidak ada yang saling mencontek. Sedangkan untuk waktu mengerjakan sudah cukup, terlihat dari jawaban siswa yang dapat menyelesaikan soal tersebut, meskipun ada beberapa siswa yang jawabannya kosong. Setelah tes dilaksanakan, selanjutnya nilai tes uji pemahaman siswa-siswi dianalisis dan dibandingkan dengan nilai KKM pada mata pelajaran matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan yaitu 75. Siswa-siswa yang mendapatkan nilai < 75 adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dan bagi siswa yang sudah memenuhi batas ketuntasan dianggap tidak mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan tes uji pemahaman siswa yang telah dilaksanakan, yaitu dari 38 siswa kelas VIII A terdapat 24 siswa yang belum tuntas dan merupakan siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan kesalahan-kesalahan yang terlihat. Setelah diketahui terdapat 24 siswa yang mengalami kesulitan, kemudian 24 siswa tersebut diberikan tes diagnostik pada hari jumat, 29 Mei 2015 pada pukul sampai pukul tes diagnostik ini terdiri dari 10 soal uraian mengenai materi bangun ruang sisi datar. Tujuan dari tes diagnostik ini adalah untuk mengetahui letak kesulitan siswa yang nampak pada kesalahan yang dilakukan

83 67 siswa saat mengerjakan soal bangun ruang sisi datar. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka dilakukan wawancara pada setiap individu. Wawancara kepada siswa juga dilakukan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut. Wawancara dilakukan pada siswa yang memang mengalami kesulitan belajar terlihat dari nilai dari tes diagnostik dan dilaksanakan setelah siswa pulang sekolah. Kemudian setelah diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa beserta penyebab terjadinya kesulitan belajar tersebut, peneliti menyusun rencana pengajaran untuk dan mengupayakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengadakan pengajaran remedial. Pengajaran remdial dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015 dan tanggal 1 Juni Pengajaran remedial dilakukan oleh saya sebagai peneliti, dimana pada pembelajaran ini peneliti menggunakan metode tutor sebaya untuk membahas kembali pada kesalahan-kesalahan yang dialami siswa. Pada pembelajaran ini, siswa dibagi menjadi 9 kelompok dengan didampingi satu siswa per kelompok untuk menjadi tutor dalam kelompoknya. Pemilihan tutor berdasarkan pengamatan dan nilai yang lebih tinggi dibandingkan siswa lainnya. Kemudian pemilihan anggota kelompok juga berdasarkan nilai siswa, dan dikelompokkan dengan nilai yang berbeda-beda dan juga pada teman yang bukan teman akrabnya. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu besosialisasi dengan baik pada seluruh temannya dan tidak cenderung untuk hanya bermain dengan teman akrabnya. Lalu peneliti meminta salah satu anggota kelompok

84 68 untuk maju ke depan yaitu siswa yang nilainya paling rendah untuk menuliskan jawabannya di papan tulis serta menjelaskan hasil pekerjaannya pada siswa lain. Selanjutnya diberikan tes remedial yang bertujuan untuk mengetahui apakah dengan adanya pembelajaran remedial, siswa-siswi di SMP Pangudi Luhur Moyudan dapat meningkat prestasi belajarnya. Sebelum diujikan kepada siswa, soal remedial di uji pakar oleh guru pamong dan dosen pembimbing terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut layak atau tidak layak diujikan kepada siswa kemudian setelah diuji pakar, maka soal tersebut direvisi. Soal tes remedial dan kunci jawaban yang sudah disetujui ini dapat dilihat di lampiran 6. Soal tes remedial ini terdiri dari 8 soal uraian tentang bagun ruang sisi datar. Tes remedial ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2015 dengan waktu pengerjaan 80 menit. Saat tes dilaksanakan, siswa siswi juga mengerjakan dengan sungguhsungguh, pengawasnya juga ada 3 orang selama ujian dilakukan. B. Analisis Data Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu berupa data tes diagnostik, data hasil wawancara dan data tes remedial. 1. Tes Awal Berdasarkan hasil jawaban siswa dalam tes uji pemahaman siswa, dari 38 siswa diperoleh nilai rata-rata 68,38. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa, yakni 95 dan nilai terendah yang diperoleh siswa, yakni 35. Kemudian peneliti mengelompokkan siswa mana yang tuntas dan yang tidak tuntas.

85 69 Tabel 3. Skor, Nilai dan Ketuntasan Tes Uji Pemahaman Siswa Kelas VIII A No Identitas Siswa Jumlah Skor Benar Benar Salah Nilai 1 Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Kriteria Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas - Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas

86 70 26 Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas - Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Berdasarkan hasil tes pada tabel 3, dapat diketahui bahwa 64,84% siswa atau 24 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Siswa yang memperoleh nilai tuntas sesuai KKM yaitu terdapat 35,13% atau 13 siswa dari 37 siswa. Proporsi Ketuntasan Belajar Tuntas 35% Belum tuntas 65% Grafik 1. ketuntasan tes awal siswa

87 71 2. Tes Diagnostik Setelah dilakukan tes awal, maka diperoleh 21 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Kemudian siswa tersebut mengikuti tes diagnostik. Soalsoal dalam tes diagnostik ini dibuat berdasarkan hasil tes awal yang dimaksudkan untuk mengetahui letak kesulitan siswa yang diarahkan pada kesalahan menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar. Jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan tes diagnostik ini digolongkan berdasarkan kategori jenis kesalahan. Berikut ini tabel serta rekapitulasi untuk mengetahui banyaknya siswa yang mengalami kesalahan pada tiap jenis kesalahan dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar : No. Nama Siswa Tabel 4. Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Tes Diagnostik Bangun Ruang Sisi Datar Nomor item soal A B C D E F 1 S1 B TD B B TD TD TD KK KK TD B B KD KK KT 2 S2 B KT B B TD TD B B B B KK TD TD TD TD 3 S4 TD B B TD TD TD B BS KK KT KK TD KR TD TD 4 S6 B KK B B B KK B TD TD TD KT KR BS TD TD 5 S7 B TD B B TD TD B KR KK TD B B KK KK KT 6 S 10 B TD TD TD TD TD B KK KK KT TD TD TD KR TD 7 S 11 B TD B B TD TD BS BS KK KT B TD B KK KK 8 S 15 B KT B TD TD TD B TD TD TD TD TD KK TD TD 9 S 17 TD TD TD TD TD TD B TD KK TD B TD KK KK TD 10 S 18 B B B B TD TD B B B KT B TD KT KT TD 11 S 19 B TD B KK TD TD B TD B TD TD TD BS KK TD 12 S 21 B TD B B B KK B KR TD KK TD KK BS TD TD 13 S 24 B B B B TD TD B KK KK BS B B B KT B 14 S 25 B KK B B TD TD TD B KK KT B TD TD KD KT 15 S 28 B TD TD B TD TD B KK KK TD B B B TD TD 16 S 30 TD TD B KB KB TD B TD KK TD B TD KK TD KK 17 S 31 TD KT TD TD TD TD B B KK KT KT TD B B TD 18 S 32 B TD TD B TD KK B KK B KK KK TD KK KK TD 19 S 33 KK KK B TD TD KK B B KK KK B KK KK BS B 20 S 34 TD TD KK KK TD B B B B KT 21 S 35 B TD B B TD TD B KK KK BS KT TD B KT KK

88 72 1. B : Benar 2. BS : Belum Selesai 3. KK : Kesalahan Konsep 4. TD : Tidak Dijawab 5. KT : Kesalahan Teknis 6. KR : Kesalahan Rumus 7. KB : Kesalahan Bahasa 8. KB : Kesalahan Bahasa Keterangan pada tabel 4

89 Tabel 5. Rekapitulasi dan Presentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa dalam Mengerjakan Tes Diagnostik No. Soal Kesalahan data Kesalahan Konsep/Rumus Kesalahan Teknis Kesalahan Mengitepretasikan bahasa Jumlah % Siswa Siswa Setengah pengerjaan Tidak dijawab Jumlah Siswa % Siswa Jumlah Siswa % Siswa Jumlah Siswa % Siswa Jumlah Siswa % Siswa Jumlah Siswa % Siswa 1a 1 4,76 % 5 23,80 % 1b 3 14,28 % 3 14, ,14 % % 1c 6 28,57 % 1d 1 4,76 % 1 4,76 % 7 33,33 % 1e 1 4,76 % 18 85,71 % 1f 4 19,04 % 17 80,95 % 2 1 4, ,28 % % ,61% 2 9, 5 23,80 52% % , ,28 % % ,28% 6 28,57 2 9,52% 9 42,85 % % ,28 % 3 14, ,04 % % ,28 % 13 61,90 % Jawaban Benar Jumlah % siswa Siswa 15 71,4 % 3 14,28 % 15 71,4 % 12 57,14 % 2 9,52 % 17 80,95 % 4 19,04 % 4 19,04 % 1 4,76 % 11 52,38% 5 23,80 % 73

90 8 1 4,76 % 7 33,33 % 3 14,28 % 9 1 4, ,33 % 3 14,28 % % ,28 % 4 19,04 % 2 9,52 % 1 4,76 % 1 4,76 % 3 14,28 % 7 33,33 % 12 57,14 % 6 28,57 % 2 9,52 % 1 4,76 % 74

91 75 3. Grafik 2. Kesalahan dalam Tes Diagnostik Keterangan : A = Kesalahan Data B = Kesalahan Konsep/ Rumus C = Kesalahan Teknis D = Kesalahan Mengiterpretasikan Bahasa E = Setengah Pengerjaan F = Tidak Dijawab G = Jawaban Benar 1b 60% 50% 57.14% 40% 30% 20% 1b 10% 0% 0% 14.28%14.28% 0% 0% 14.28% A B C D E F G 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1c 71.40% 28.57% 0% 0% 0% 0% 0% A B C D E F G 1c

92 76 60% 50% 40% 1d 57.14% 30% 20% 10% 0% 0% 4.76% 0% 4.76% 0% 33.33% A B C D E F G 1d 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1e 85.71% 0% 0% 0% 4.76% 0% 9.52% A B C D E F G 1e 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1f 80.95% 0% 19.04% 0% 0% 0% 0% A B C D E F G 1f

93 77 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Soal no % 0% 0% 0% 0% 4.76%14.28% A B C D E F G Soal no.2 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0% 47.61% Soal no.3 0% 0% % 19.04% A B C D E F G Soal no.3 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Soal no % 0% 0% 0% 0% 14.28%19.04% A B C D E F G Soal no.4

94 78 50% Soal no.5 40% 30% 20% 28.57% 42.85% Soal no.5 10% 0% 14.28% 0% 0% 9.52% 4.76% A B C D E F G 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Soal no % 19.04% 14.28%14.28% 0% 0% 0% A B C D E F G Soal no.6 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Soal no % 23.80% 0% 14.28% 0% 0% 0% A B C D E F G Soal no.7

95 % 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% soal no % 28.57% 14.28% 14.28% 9.52% 4.76% 0% A B C D E F G soal no % 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% soal no % 33.33% 14.28% 9.52% 4.76% 0% 4.76% A B C D E F G soal no. 9 60% 50% 40% soal no % 30% 20% 10% 0% 0% 19.04% 14.28% 0% 4.76% 4.76% A B C D E F G soal no. 10

96 80 Berdasarkan rekapitulasi di atas, dari 21 siswa yang mengikuti tes diagnostik, diperoleh bahwa paling banyak siswa tidak mengerjakan soal pada nomor 1e, dengan jumlah presentase 85,71%atau 18 siswa. Paling banyak siswa benar dalam menjawab soal yaitu pada nomor 2 sebesar 80,95 %atau 17 siswa. Kesalahan siswa terbesar yaitu saat mengerjakan soal nomor 4 yaitu kesalahan mengiterpretasikan bahasa dengan jumlah prosentase 66,66 % atau 14 siswa. Kesalahan yang paling sedikit dilakukan siswa yaitu kesalahan data sebesar 4,76 % atau hanya 1 siswa yang melakukannya.jenis kesalahan yang tidak dilakukan siswa yaitu kesalahan menarik kesimpulan sebesar 0 %. 4. Wawancara Wawancara ini juga ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan berdasarkan hasil tes awal dan dilakukan secara bergantian. Hal ini dilakukan untuk mendapakat data mdalam wawancara ini dibuat transkrip wawancara. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan memastikan faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan. Pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari siswa dapat dilihat pada transkrip wawancara siswa pada lampiran. 5. Tes Remedial Setelah dilakukan pembelajaran remedi, langkah terakhir yaitu siswa melaksanakan tes terakhir untuk mengukur apakah ada peningkatan prestasi belajar dari siswa yang awalnya mengalami kesulitan belajar tersebut. Berikut

97 81 ini disajikan tabel analisis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes remedi : Tabel 6. Nilai Tes Remedial Siswa Kelas VIII A No. Nama siswa Tes Keterangan Remedial 1 Siswa 1 45 Belum Tuntas 2 Siswa 2 18 Belum Tuntas 3 Siswa 4 48 Belum Tuntas 4 Siswa 6 52 Belum tuntas 5 Siswa 7 24 Belum Tuntas 6 Siswa Belum Tuntas 7 Siswa Tuntas 8 Siswa Belum Tuntas 9 Siswa Belum Tuntas 10 Siswa Tuntas 11 Siswa Belum Tuntas 12 Siswa Belum Tuntas 13 Siswa Tuntas 14 Siswa Tuntas 15 Siswa Belum Tuntas 16 Siswa Belum Tuntas 17 Siswa Belum Tuntas 18 Siswa Belum Tuntas 19 Siswa Tuntas 20 Siswa Tuntas 21 Siswa Tuntas Tabel 7. Kesalahan Siswa dalam Mengerjakan Soal Remedial Bangun Ruang Sisi Datar No. Nama No. Item Soal Siswa a 8b 1 S1 TD KT KT TD B KT KK TD TD 2 S2 TD B B TD TD TD TD TD TD 3 S4 TD B B TD B B TD TD TD 4 S6 B B B B KK TD TD KK KK 5 S7 KK B B KB B TD TD TD TD 6 S 10 KD KD B KT KT KT KK KR B 7 S 11 B B B B B B B B B 8 S 15 KK B TD KK TD TD KK TD TD 9 S 17 BS KK B KK TD KK KK KT B 10 S 19 B B B TD TD TD TD KK KK 11 S 21 B B B B KK TD TD KK KK 12 S 24 B KT B KT B B B B B 13 S 25 B B B B B B B B B 14 S 28 B KT KT KT KK TD TD TD TD

98 82 15 S 31 B B B TD B B TD TD TD 16 S 32 TD KT TD TD TD KT KK KT KT 17 S 33 B B B KT B B KK KK KT 18 S 34 B B B B B B KT B B 19 S 35 B B KT B B B B TD TD Keterangan pada tabel 7 : B : Benar BS : Belum Selesai KK : Kesalahan Konsep TD : Tidak Dijawab KT : Kesalahan Teknis KR : Kesalahan Rumus KB : Kesalahan Bahasa KB : Kesalahan Bahasa

99 Tabel 8. Rekapitulasi dan Presentase Kesalahan yang Dilakukan Siswa dalam Mengerjakan Tes Remedial No. Soal Kesalahan data Kesalahan Konsep/Rumus Kesalahan Teknis Jumlah Siswa % Siswa Jumlah Siswa % Siswa Jumlah Siswa % Siswa 1 1 5,26 % 2 10,52 % 2 1 5,26 % 1 5, ,05 % % ,78 % , ,05 % % ,78 1 5,26 % % 6 1 5, ,78 % % ,57 1 5,26 % % 8a 5 26, ,52 % % 8b 3 15, ,52 % % Kesalahan Mengitepretasikan bahasa Jumlah Siswa % Siswa Setengah pengerjaan Jumlah % Siswa Siswa 1 5,26 % Tidak dijawab Jumlah % Siswa Siswa 4 21,05 % 2 10,52 % 1 5,26 % 6 31,57 % 5 26,31 % 7 36,84 % 8 42,10 % 8 42,10 % 8 42,10 % Jawaban Benar Jumlah % siswa Siswa 11 57,89 % 13 68,42 % 14 73,68 % 6 31,57 % 10 52,63 % 8 42,10 % 4 21,05 % 4 21,05 % 6 31,57 % 83

100 84 Grafik 3. Kesalahan dalam Tes Remedial Keterangan : A = Kesalahan Data B = Kesalahan Konsep/ Rumus C = Kesalahan Teknis D = Kesalahan Mengiterpretasikan Bahasa E = Setengah Pengerjaan F = Tidak Dijawab G = Jawaban Benar 70.00% Soal No % 50.00% 57.89% 40.00% 30.00% Soal No % 10.00% 0.00% 5.26% 10.52% 0% 0% 5.26% 21.05% A B C D E F G 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Soal No % 21.05% 5.26% 5.26% 0% 0% 0% A B C D E F G Soal No.2

101 85 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Soal No % 0% 0% 15.78% 0% 0% 10.52% A B C D E F G Soal No.3 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Soal No % 31.57% 21.05% 10.52% 0% 5.26% 0% A B C D E F G Soal No.4 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Soal No % 26.31% 15.78% 0% 5.26% 0% 0% A B C D E F G Soal No.5

102 86 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Soal No % 36.84% 15.78% 0% 5.26% 0% 0% A B C D E F G Soal No.6 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Soal No % 31.57% 21.05% 0% 5.26% 0% 0% A B C D E F G Soal No.7 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Soal No.8a 42.10% 26.31% 21.05% 0% 10.52% 0% 0% A B C D E F G Soal No.8a

103 87 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Soal No.8b 42.10% 31.57% 15.78% 10.52% 0% 0% 0% A B C D E F G Soal No.8b Berdasarkan rekapitulasi di atas, dari 19 siswa yang mengikuti tes remedial, diperoleh bahwa paling banyak siswa tidak mengerjakan soal pada nomor 7, 8a, 8b dengan jumlah prosentase 42,10 %. Paling banyak siswa benar dalam menjawab soal yaitu pada nomor 3 sebesar 73,68 %. Kesalahan siswa terbesar yaitu saat mengerjakan soal nomor 7 yaitu kesalahan konsep dengan jumlah prosentase 31,57 % atau 6 siswa. Kesalahan yang paling sedikit dilakukan siswa yaitu kesalahan data dan kesalahan mengiterpretasikan bahasa sebesar 5,26 % atau hanya 1 siswa yang melakukannya.jenis kesalahan yang tidak dilakukan siswa yaitu kesalahan menarik kesimpulan sebesar 0 %.

104 88 C. Hasil Penelitian Langkah-langkah diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi bangun ruang sisi datar ini dilakukan sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar Berdasarkan hasil tes awal terdapat 14 siswa yang juga menunjukkan gejala kesulitan belajar yaitu hasil prestasi yang rendah di bawah rata-rata kelas yaitu 68,38. Kemudian berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran saat PPL hingga mengajar langsung kemarin, ada beberapa siswa yang diantaranya tidak dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran dan cenderung untuk membuat ramai atau mengganggu temannya. Ada juga beberapa siswa yang lambat dalam melakukan tugas dari guru, pasif selama proses pembelajaran maupun malas untuk mengikuti pembelajaran di kelas bahkan sampai tidak mengerjakan PR dari guru. Hasil dari wawancara terhadap beberapa siswa yang menunjukkan gejala mengalami kesulitan belajar tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara. Siswa yang memperoleh nilai tuntas sesuai KKM yaitu terdapat 35,13% atau 13 siswa dari 37 siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran dan hasil dari uji pemahaman maupun semua tugas yang pernah peneliti berikan, siswa-siswa tersebut termasuk siswa yang aktif dan mampu mengikuti proses pembelajaran, selain itu siswa-siswa tersebut juga terlihat serius dari setiap hasil tugas atau PR yang guru berikan.

105 89 2. Melokalisasi Letak Kesulitan Untuk mengetahui letak kesulitan dilakukan dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal tes diagnostik pada materi bangun ruang sisi datar. Kemudian setelah hasil pekerjaan siswa digolongkan berdasarkan kategori jenis kesalahan, maka berikut ini juga dijabarkan analisis kesulitan siswa dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar:

106 TABEL ANALISIS KESULITAN SISWA BERDASARKAN JENIS KESALAHAN Tabel 9. Analisis Kesalahan No.1 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan Menginterpretasikan Bahasa Nama Siswa Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Siswa 30 Analisis : Siswa sudah benar dalam menggambar kubus ABCD.EFGH. Namun siswa belum memahami apa yang ditanyakan pada soal, dimana soal meminta siswa menggambarkan bidang diagonal ACGE, tetapi siswa justru menuliskan bidangbidang diagonal lain. Jadi dapat disimpulkan siswa ini belum memahami maksud pertanyaan pada soal. Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Siswa 6 dan Siswa 21 Analisis : Siswa sudah benar dalam menggambar kubus ABCD.EFGH namun dari jawaban siswa nomor 1f terlihat bahwa siswa belum mampu untuk membedakan diagonal ruang dengan bidang diagonal. Sehingga siswa juga belum mampu untuk menghitung panjang diagonal ruang kubus tersebut. Jadi dapat disimpulkan siswa mengalami kesulitan untuk membedakan diagonal sisi atau diagonal 90

107 ruang. Siswa 19 Analisis : Siswa sudah benar dalam menggambarkan kubus ABCD.EFGH namun dari jawaban siswa nomor 1d terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam membedakan antara diagonal sisi dengan bidang diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami definisi dari diagonal sisi, bidang diagonal maupun diagonal ruang. Siswa 25 Analisis: Siswa sudah benar dalam menggambar kubus ABCD.EFGH namun dari jawaban siswa nomor 1b terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menghitung panjang diagonal sisi HF, siswa tersebut justru menambahkan data yang tidak diketahui soal. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami konsep untuk mencari panjang diagonal sisi. Siswa 32 Analisis : Siswa sudah benar dalam menggambar kubus ABCD.EFGH namun dari jawaban siswa nomor 1f terlihat bahwa siswa belum menguasai konsep mengenai diagonal ruang kubus. Yang ditulis dalam jawaban siswa tersebut justru rumus lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa 91

108 masih kesulitan dalam memahami definisi maupun konsep mencari panjang diagonal ruang. Siswa 33 Analisis : Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa melakukan kesalahan dalam menamai ABCD.EFGH pada gambar kubus. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa belum memahami konsep menggambar kubus dengan benar. Kesalahan Teknis Siswa 2 dan Siswa 15 Analisis : Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa sudah benar dalam menggambar kubus ABCD.EFGH. Siswa juga sudah benar dalam menuliskan rumus mencari diagonal sisi namun siswa melakukan kesalahan saat menyederhanakan 18 = 9. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyederhanakan bentuk akar. 92

109 Siswa 31 Analisis : Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa sudah benar dalam menggambar kubus ABCD.EFGH. Siswa juga sudah benar dalam menuliskan rumus mencari diagonal sisi namun siswa melakukan kesalahan saat menyederhanakan 18 = 4 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyederhanakan bentuk akar. Tabel 10. Analisis Kesalahan No.3 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Nama Siswa Siswa 1, siswa 7, siswa 10, siswa 21, siswa 24, siswa 28, siswa 34, siswa 35 Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Analisis: Dari jawaban siswa tersebut terlihat bahwa siswa sudah benar dalam mencari akar pangkat 3 untuk mencari panjang rusuk namun siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan konsep untuk mencari luas alas kubus. Siswa justru menuliskan rumus luas permukaan kubus yaitu L = 6 (sxs). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa belum menguasai definisi dari luas permukaan atau luas alas suatu kubus. 93

110 Siswa 32 Analisis: Dari jawaban siswa tersebut terlihat bahwa siswa tidak tau apa yang akan dikerjakan, lupa dengan rumusnya dan tidak tau apa yang dimaksud dengan soalnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan dalam memahami soal yang ditanyakan. Pekerjaan belum selesai Siswa 4, siswa 11 Analisis : Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa 3 sudah benar dalam mencari 125 = 5 namun siswa belum menjawab dari soal yaitu mencari luas alas kubus. Berdasarkan hasil wawancara, hal ini dapat terjadi karena siswa lupa dengan rumusnya. 94

111 Tabel 11. Analisis Kesalahan No.4 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan mengeterpretasikan bahasa Nama Siswa Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Siswa 1, Analisis : siswa 4, Dari hasil jawaban siswa terlihat bahwa siswa 7, siswa salah dalam menuliskan rumus siswa 10, untuk mencari panjang kawat yang siswa 17, dibutuhkan untuk membuat kerangka siswa 25, balok. Siswa justru menuliskan rumus siswa 28, volume dari balok. Jadi dapat disimpulkan siswa 30, bahwa siswa kesulitan untuk memahami siswa 31, arti dari soal. siswa 33, siswa 34, siswa 35 Siswa 11 Analisis : Siswa belum bisa memahami maksud dari soal yaitu mencari panjang kawat untuk membuat kerangka balok memiliki arti yaitu menghitung seluruh panjang rusuk pada kubus. Siswa justru menuliskan rumus volume dimana panjang balok disingkat p dengan p yang artinya panjang kawat disama artikan oleh siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan memahami apa yang ditanyakan soal. 95

112 Siswa 24 Analisis : Siswa melakukan kesalahan saat mengubah satuan 1,5 m = 1500 cm, hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang memahami tingkat konsep satuan ukuran dalam matematika. Siswa juga kesulitan untuk memahami arti dari soal. Tabel 12. Analisis Kesalahan No.5 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan menggunakan teorema, definisi, konsep dan kesalahan mengiterpretasikan bahasa Nama Siswa Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Siswa 21 Analisis : Jawaban siswa tidak sesuai dengan pertanyaan pada soal. Dimana soal menanyakan tentang volume balok namun siswa justru menuliskan rumus luas permukaan balok. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan untuk memahami soal dan konsep dari luas permukaan maupun volume dari balok. 96

113 Siswa 32 Analisis : Jawaban siswa tidak sesuai dengan pertanyaan pada soal. Dimana soal menanyakan tentang volume balok namun siswa justru menuliskan rumus luas permukaan balok. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan untuk memahami soal maupun dan konsep dari luas permukaan maupun volume dari balok. Kesalahan Teknis dan Kesalahan Mengiterpretasikan bahasa Siswa 33 Analisis : Langkah awal siswa dengan menghitung volume balok sudah benar, namun penulisan satuan masih kurang teliti. Namun saat menjawab soal ternyata siswa belum memahami apa yang dimaksud pada soal, hal ini terlihat pada jawaban siswa yang salah. Siswa justru membagi volume balok dengan luas kubus kecil bukan volume kubus kecil. Jadi dapat disimpulkan siswa kesulitan untuk menerjemahkan soal ke bahasa matematika. Siswa 4 Analisis : Siswa melakukan kesalahan teknis dengan mengalikan 2 x 1 x 3 = 9.Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan untuk 97

114 Siswa 10 memahami dengan yang ditanyakan pada soal. Analisis: Siswa sudah benar dalam mencari volume balok, namun siswa salah dalam memahami soal dimana harusnya volume balok dibagi dengan volume kubus. Jadi siswa kesulitan dalam memahami apa yang dimaksud pada soal sehingga proses pengerjaannya juga salah. Siswa 18 Analisis: Dari cara pengerjaan siswa sudah benar namun siswa melakukan kesalahan dalam mengubah satuan ukuran dari meter ke centimeter. Dimana pada jawaban siswa menuliskan bahwa 2 m = 20 cm sehingga membuat pengerjaan seluruhnya menjadi salah. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang teliti dalam mengubah ukuran satuan panjang matematika. 98

115 Siswa 25, siswa 11 Analisis : Langkah pengerjaan siswa sudah benar, hanya saja siswa kurang teliti dalam membaca soal. Hal ini terlihat saat siswa langsung membagi volume balok dengan ukuran panjang kubus, sedangkan langkah yang benar yaitu volume balok dibagi dengan volume kubus tersebut. Siswa 31 Analisis : Siswa sudah benar dalam langkah awal pengerjaan yaitu mencari volume balok, hanya saja siswa kurang teliti dalam menuliskan satuan volume. Siswa juga melakukan kesalahan teknik dimana kubus yang memenuhi balok juga harus dicari volumenya terlebih dahulu, namun siswa langsung membagi volume balok dengan panjang kubus secara langsung. Pekerjaan belum slesai dan Kesalahan Data Siswa 24 Analisis : Alur berfikir siswa sudah benar yaitu dengan menghitung volume balok terlebih dahulu, namun siswa juga melakukan kesalahan data dimana pada hasil perkerjaan ditulis satuannya cm 3 sedangkan pada soal seharusnya 99

116 satuannya m. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang teliti dalam mengubah satuan ukuran panjang. siswa 35 Analisis : Hasil pekerjaan siswa sudah benar dengan mencari volume balok terlebih dahulu. Namun siswa belum menjawab pertanyaan pada soal sehingga siswa ini baru setengah pengerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kesulitan untuk memahami apa yang dimaksud pada soal. Tabel 13. Analisis Kesalahan No.6 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Nama Siswa Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Siswa 2 Analisis : Cara awal pengerjaan siswa sudah benar, dimana siswa mencari tinggi balok terlebih dahulu, namun siswa melakukan kesalahan dalam mencari luas permukaan balok. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang memahami konsep luas permukaan balok 100

117 Siswa 4, siswa 32 Analisis : Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa lupa dengan rumus luas permukaan balok, sehingga siswa tidak dapat melanjutkan perkerjaannya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kesulitan untuk mengingat suatu rumus dan memecahkan persoalan matematika. Kesalahan teknis Siswa 6 Analisis: Siswa kurang memahami maksud dari soal, serta teknis pemecahan soal. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang kesulitan untuk mencari tinggi dari balok yang harus melalui langkah dengan proses mencari volume. Siswa 31 Analisis : Cara awal berfikir siswa sudah benar dengan mencari tinggi balok berdasarkan apa yang diketahui pada soal. Namun terlihat siswa kesulitan dalam mengingat rumus dari luas permukaan sehingga perkerjaan siswa menjadi salah. 101

118 Siswa 35 Analisis : Dari hasil pekerjaan siswa, terlihat siswa sudah benar dalam menuliskan rumus luas permukaan balok maupun langkah awal dengan mencari tinggi balok, namun siswa salah dalam melakukan penghitungan terakhir. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa melakukan kurang teliti dalam melakukan operasi bilangan. Tabel 14.Analisis Kesalahan No.7 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Nama Siswa Siswa 6, siswa 21 Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Analisis : Siswa terlihat bingung dengan bagaimana akan mengerjakan soal tersebut dan melakukan kesalahan dengan langsung mengalikan 16 x 4. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan dalam memahami soal dan menggambarkan proses pekerjaan 102

119 Siswa 33 Analisis : Siswa sebenarnya sudah hafal dengan rumus prisma yaitu luas alas x tinggi, namun siswa melakukan kesalahan dalam menamai kubus ABCD.EFGH sehingga mengakibatkan siswa mengalami kebingungan dalam proses pengerjaan volume prisma tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa belum menguasai konsep menggambar kubus. Tabel 15.Analisis Kesalahan No.8 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Nama Siswa Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Siswa 4 Analisis : Siswa sudah memahami gambar bangun yang dimaksud pada soal yaitu gabungan antara balok dengan prisma, namun siswa melakukan kesalahan rumus pada volume prisma yaitu lupa mengalikannya dengan 1/3. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa megalami kesulitan dalam mengingat suatu materi dan membedakan antara limas maupun prisma. 103

120 Siswa 7 Analisis : Dari hasil pekerjaan siswa terlihat bahwa siswa belum memahami cara menyelesaikan soal menghitung volume suatu bangun ruang karena jawaban siswa tidak ada kaitannya dengan soal. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam visualnya sehingga siswa tidak mampu melihat bahwa gambar yang dimaksudkan adalah gabungan yang dapat dicari satu per satu volumenya. Siswa 15 Analisis : Siswa melakukan kesalahan dalam menuliskan rumus volume gabungan dari perintah pada soal. Yang ditanya memang benar volume, tetapi rumus sebelah kanannya seperti rumus luas permukaan balok. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan untuk memecahkan soal tentang volume gabungan dua buah bangun ruang. 104

121 Siswa 17, siswa 30 Analisis : Siswa justru membuat rumus baru yang tidak sesuai dengan soal. P x l x t memang rumus untuk mencari volume balok seperti pada gambar, namun ketika dikalikan ½ itu menunjukkan bahwa siswa kesulitan untuk mengingat suatu konsep bangun ruang. Siswa 32 Analisis : Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa mengalami kebingungan dalam menjawab soal, hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami konsep dari volume bangun ruang sisi datar dan siswa kesulitan untuk mengingat suatu konsep bangun ruang Siswa 33 Analisis : Siswa menuliskan bahwa gambar bangun ruang pada soal adalah gabungan dua buah bangun ruang. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan untuk memisahkan gabungan bangun tersebut menjadi dua bagian yang merupakan gabungan dari limas dan balok. 105

122 Kesalahan data Siswa 18 Analisis : Siswa sudah memahami maksud soal dan mengingat rumus dari rumus volume balok dan limas, namun siswa kurang teliti dalam menstubtitusi lebar alas pada rumus volume limas, sehingga hasil pekerjaan siswa salah. Siswa 6, siswa 1 ` Analisis : Siswa sudah benar dalam menuliskan rumus balok dan limas, namun siswa melakukan kesalahan pada volume limas dimana siswa kurang teliti dalam memasukkan data pada luas alas dari limas, sehingga mengakibatkan hasil pekerjaan siswa selanjutnya juga mengalami kesalahan data 106

123 Pekerjaan belum selesai Siswa 6, siswa 21 Analisis : Siswa sudah benar dalam menuliskan rumus volume limas, hasil pekerjaannya juga benar. Hanya saja siswa tidak melanjutkan pekerjaannya karena berdasarkan wawancara siswa merasa kehabisan waktu untuk mengerjakannya. Pekerjaan belum selesai dan salah konsep Siswa 19 Analisis : Siswa sudah mengetahui maksud soal yaitu mencari volume gabungan. Dari jawaban siswa terlihat siswa sudah benar dalam mencari volume balok, namun untuk mencari volume bangun satunya, siswa terlihat ragu dalam menuliskan rumus sehingga pekerjaannya belum selesai. Selain itu siswa kesulitan dalam membedakan nama bangun ruangnya, karena rumus yang ditulis itu rumus prisma, sedangkan pada soal gambar limas 107

124 Tabel 16. Analisis Kesalahan No.9 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Nama Siswa Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Siswa 1 Analisis : Hasil pekerjaan siswa saat menghitung volume piramida benar, namun salah dalam menuliskan rumusnya. Siswa terlihat belum memahami apa arti dari luas alas maupun luas permukaan. Saat mencari luas permukaan juga sebenarnya siswa sudah benar dalam menuliskan rumus, tetapi siswa salah dalam memasukkan nilai pada saat mencari luas segitiga. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan untuk menentukan tinggi segitiga atau tinggi bangun ruang. Siswa 7 Analisis : Siswa melakukan kesalahan dalam menuliskan rumus luas permukaan dan volume limas. Dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa lupa dengan rumus sehingga hanya sembarang mengerjakan saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan untuk mengingat konsep dari limas. 108

125 Siswa 10 Analisis : Siswa sudah benar dalam mengerjakan volume dari limas, namun siswa melakukan kesalahan saat mengerjakan luas permukaan dari limas. Berdasarkan wawancara, siswa mengalami kesulitan untuk mengingat rumus dari luas permukaan dari limas. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami benar konsep dari luas permukaan. Siswa 11 Analisis : Siswa sudah benar dalam menuliskan volume limas, hanya saja siswa kurang teliti dalam memasukkan data saat dalam melakukan penghitungan. Siswa juga mengalami kesulitan untuk mengingat rumus dari luas permukaan dari limas. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami benar konsep dari luas permukaan 109

126 Siswa 17 Analisis : Siswa terlihat belum menguasai konsep dalam mengerjakan volume dan luas permukaan limas. Berdasarkan wawancara, siswa mengalami kesulitan untuk memahami soal Siswa 19, siswa 32 Analisis : Siswa terlihat kurang menguasai konsep dari luas permukaan limas, saat mengerjakan volume limas pun siswa juga kurang memahami arti dari luas alas. Berdasarkan wawancara, siswa mengalami kesulitan untuk mengingat berbagai macam rumus. Kesalahan teknis Siswa 18 Analisis : Siswa sudah benar dalam menstubtisusi dalam pada rumus volume limas, hanya saja siswa kurang teliti dalam proses perhitungannya. 110

127 Siswa 24 Analisis : Siswa sudah benar dalam menuliskan rumus untuk mencari volume limas, hanya saja siswa kurang teliti dalam proses perhitungannya. Siswa juga mengalami kesulitan untuk membedakan tinggi dari segitiga ataupun tinggi dari bangun ruang itu sendiri Siswa 35 Analisis : Siswa sudah benar dalam menuliskan rumus untuk mencari luas permukaan maupun volume dari limas, hanya saja siswa kurang teliti saat mencari luas segitiga pada luas permukaan limas yang mengakibatkan hasil akhir jawaban siswa kurang tepat. 111

128 Kesalahan data Siswa 25 Analisis : Siswa sudah benar dalam menuliskan rumus volume, namun siswa kurang teliti dalam membaca soal sehingga siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui dari soal yaitu tinggi piramida seharusnya 80 m hanya ditulis 8 m. Sehingga hasil pekerjaan siswa menjadi salah. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa melakukan kesalahan data. Pekerjaan belum selesai Siswa 33 Analisis : siswa sudah benar dalam mengerjakan volume piramida, namun saaat mulai meengerjakan luas permukaan piramida siswa hanya menuliskan Lp =, berdasarkan wawancara, siswa mengatakan lupa dengan rumus dari luas permukaan. 112

129 Tabel 17. Analisis Kesalahan No.10 Jenis Kesalahan Siswa Kesalahan menggunakan teorema, definisi, dan konsep Nama Siswa Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesulitan Siswa Siswa 11 Analisis : Siswa kurang memahami definisi dari luas, sehingga tidak mengerti penggunaan dari suatu rumus untuk menyelesaikan soal yang seperti apa. Dalam soal sudah diberikan petunjuk bahwa alas prisma berbentuk segitiga, namun siswa justru menuliskan rumus lain untuk mencari luas alas dari prisma. Siswa 30 Analisis : Siswa terlihat tidak memahami maksud dari soal, sehingga siswa hanya sembarang dalam menjawabnya. Jadi dapat disimpulkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ketika soal diberi variasi sedikit saja. Hal ini terjadi karena konsep dalam siswa belum benar-benar dikuasai. Siswa 35 Analisis : Siswa terlihat tidak memahami maksud dari soal, sehingga siswa hanya sembarang dalam menjawabnya. Jadi dapat disimpulkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ketika soal diberi variasi sedikit saja. Hal ini terjadi karena konsep dalam siswa belum benar-benar dikuasai. 113

130 Kesalahan teknis Siswa 1, siswa 7, siswa 25, siswa 34 Analisis : Siswa sudah benar dalam mencari tinggi prisma dengan cara menstubstitusi pada rumus volume, namun siswa nampak kurang teliti saat menstubtitusi bilangan pada rumus luas alas yaitu tidak dikali ½. Jadi siswa melakukan kesalahan teknis. 114

131 115 Dari hasil kesulitan yang sudah terlihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Siswa masih kesulitan dalam mengubah satuan ukuran panjang. b. Siswa masih kesulitan dalam menyederhanakan bentuk akar. c. Siswa masih kesulitan dalam mengidentifikasi unsur-unsur dari bangun ruang sisi datar sepertirusuk atau sisi, diagonal sisi, bidang diagonal atau diagonal ruang. d. Siswa masih kesulitan dalam membedakan antara definisi maupun konsep mencari luas alas, luas permukaan maupun volume suatu bangun ruang. e. Siswa mengalami kesulitan ketika soal diberi sedikit variasi saja, hal ini menunjukkan bahwa banyak dari siswa yang hanya cenderung untuk menghafal tanpa tau maksud dari rumus tersebut. f. Siswa mengalami kesulitan ketika harus menggambarkan bentuk bangun ruang dari soal cerita. g. Siswa mengalami kesulitan untuk memahami apa yang ditanyakan soal cerita maupun cara memecahkan persoalan bangun ruang sisi datar. h. Siswa kesulitan dalam mengingat dan menerapkan beberapa rumus maupun konsep yang dipelajari ketika sudah menghadapi soal. i. Siswa kesulitan dalam pemahaman visualnya sehingga tidak mampu mengerjakan soal cerita yang dimaksud.

132 Mengidentifikasi Penyebab Kesulitan Belajar Identifikasi kesulitan belajar tersebut dilakukan dengan menganalisis hasil tes diagnostik, meneliti catatan siswa, tugas dan pekerjaan siswa dalam kegiatan akademik, pengamatan selama proses pembelajaran, proses ujian serta wawancara langsung terhadap siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan memastikan faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan. Berikut adalah faktor-faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa. a. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan konsep: 1. Kelemahan intelegensi atau kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam matematika 2. Kelemahan dalam diri siswa yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah seperti siswa yang cenderung ramai dan tidak memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak memahami apa yang disampaikan guru, sehingga siswa menjadi kesulitan untuk mempelajari materi kembali termasuk menguasai konsep dasar itu sendiri. 3. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan. Hal ini bersangkutan dengan kebiasaan siswa di sekolah dasar, dimana siswa tidak terbiasa untuk menemukan konsep suatu materi matematika dan cenderung hanya untuk menerima materi

133 117 dari guru. Sehingga saat diberi soal yang berupa pemecahan masalah akan menjadi sulit bagi siswa karena faktor tersebut. 4. Kurangnya persiapan siswa dalam menghadapi tes dimana siswa tidak belajar terlebih dahulu. 5. Kondisi rumah tangga yang kurang stabil, yang mengakibatkan siswa menjadi kurang termotivasi dari dalam diri maupun dari keluarga untuk belajar lebih giat lagi. Berdasarkan wawancara, ternyata sebagian besar siswa yang mempunyai kebiasaan seperti ramai di kelas adalah siswa yang mempunyai masalah di keluarga sehingga saat di sekolah siswa tersebut membuat perhatian lain yang mengganggu konsentrasi belajar. Masalah keluarga tersebut diantaranya seperti hubungan keluarga yang kurang romantis, orang tua bercerai, siswa hanya tinggal dengan nenek, siswa yang kurang perhatian karena kesibukan orangtua. Karena faktor tersebut dan pengelolaan diri siswa yang kurang, mengakibatkan siswa juga lemah dalam memahami konsep suatu materi. 6. Kekurangan gizi juga mempengaruhi siswa dalam proses menerima, memahami ataupun mengelola suatu konsep. 7. Kegiatan ekstrakurikuler yang berlebihan membuat siswa menjadi kurang waktu dalam belajarnya, karena kondisi fisik siswa yang sudah cape dan malas untuk belajar. 8. Pengelolaan kelas yang kurang sesuai ditambah dengan populasi dalam kelas yang cukup besar menjadikan proses pembelajaran yang

134 118 kurang kondusif, sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Selain itu cara penyampaian materi yang diberikan guru kurang menarik mengakibatkan siswa kurang semangat dan berkonsentrasi untuk menerima materi pelajaran. 9. Bahan dan sumber belajar dari sekolah maupun dari siswa sendiri yang kurang memadai. Selama saya mengajar langsung, terlihat tidak semua siswa mempunyai buku pegangan untuk belajar. Sehingga siswa kurang referensi untuk belajar maupun latihan soal. b. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan teknis: 1. Siswa kurang latihan soal, sehingga mengakibatkan siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang sedikit diberi variasi saja. 2. Siswa kurang teliti dalam proses pengerjaan seperti jawaban siswa yang tidak diperiksa kembali, sehingga jawaban siswa kurang tepat. 3. Siswa kurang serius dalam mengikuti ujian, hal ini disebabkan karena ada beberapa siswa yang tau bahwa soal yang diberikan merupakan soal penelitian mahasiswa. 4. Ada beberapa siswa yang kurang memahami teknik mengoperasikan bilangan dan operasi aljabar, hal ini disebabkan karena memang siswa mengalami kesulitan dalam proses perhitungan sejak Sekolah Dasar.

135 119 c. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan mengiterpretasikan bahasa: 1. Kelemahan siswa dalam memahami bahasa sehari-hari yang diubah menjadi bahasa matematika, khususnya pada materi bangun ruang sisi datar. 2. Siswa belum benar-benar memahami definisi dari setiap unsur-unsur bangun ruang sisi datar, sehingga saat berhadapan dengan soal, siswa mengalami kebingungan untuk menyelesaikannya. d. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan data: 1. Siswa kurang teliti dalam membaca dan mengerjakan soal 2. Siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, sehingga siswa salah dalam memasukkan data pada proses pengerjaan. 3. Siswa kurang serius dalam proses pengerjaan, sehingga salah dalam memasukkan data. 4. Menentukan Bantuan dengan Pembelajaran Remedial Bantuan kesulitan belajar dilakukan dengan cara pembelajaran remedial yaitu dengan cara menganalisis kesulitan dan factor kesulitan belajar yang dilakukan sebelumnya. Setelah melakukan wawancara, peneliti melakukan pembelajaran remedial terhadap siswa yang mengalami kesulitan pada materi bangun ruang sisi datar. Pembelajaran remedial ini bertujuan untuk memecahkan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar sehingga diharapkan setelah melakukan pembelajaran remedial ini siswa

136 120 tidak lagi mengalami kesulitan belajar dalam mengerjakan soal tentang bangun ruang sisi datar. Karena pembelajaran remedial dilakukan pada saat jam sekolah, maka yang mengikuti pembelajaran ini adalah semua siswa baik yang mengalami kesulitan belajar maupun yang sudah menguasai materi dengan baik. Pembelajaran ini menggunakan metode tutor sebaya dimana siswa yang sudah menguasai materi pembelajaran ditunjuk untuk menjadi tutor dalam kelompok-kelompok kecil yang dibentuk. Pembagian kelompok juga dilakukan oleh peneliti berdasarkan nilai tes diagnostik dan dalam satu kelompok dikumpulkan siswa dengan nilai yang heterogen. Tabel pembagian kelompok dapat dilihat pada lampiran. Pembelajaran remedial ini dilakukan pada hari Senin, 1 Juni 2015 dan Rabu, 3 Juni 2015 pukul WIB. Pada pembelajaran remedial ini, peneliti memberikan soal diagnostik pada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut dengan bantuan tutor kelompok masing-masing. Kemudian setelah mengerjakan, peneliti juga menunjuk salah satu siswa yang nilainya paling rendah dalam kelompok tersebut untuk maju ke depan menuliskan hasil jawaban serta menjelaskan hasil pekerjaannya,sedangkan kelompok lain menanggapi hasil pekerjaaan siswa tersebut.

137 Tindak Lanjut dari Pembelajaran Remedial Setelah melakukan pembelajaran remedial, kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes remedial yang dilaksanakan tanggal 3 Juni 2015 pada pukul WIB. Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran remedial. Soal pada tes remedial ini hampir sama dengan tes diagnostik dengan tujuan agar siswa mengetahui apakah ada peningkatan nilai siswa setelah dilakukannya proses pembelajaran. Tes remedial ini terdiri dari 8 soal dan dilaksanakan dalam waktu 80 menit. Untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar sudah teratasi atau belum, berikut disajikan tabel perbandingan siswa dalam mengerjakan tes diagnostik dan tes remedi. Tabel 18. Perbandingan Kesalahan Tes Diagnostik dengan Tes Remedial No. Kisi-kisi Soal Nama Siswa 1. Menentukan luas dari kubus jika diktehui volumenya Jenis kesalahan saat tes diagnostik Hasil Tes Remedial Soal nomor 3 Soal nomor 1 S1 Kesalahan Konsep Tidak Dijawab S2 Benar Tidak Dijawab S4 Belum slesai Tidak Dijawab S6 Tidak dijawab Benar S7 Kesalahan rumus Kesalahan Konsep S 10 Kesalahan Konsep Kesalahan data S 11 Belum selesai Benar S 15 Tidak dijawab Kesalahan Konsep S 17 Tidak dijawab Setengah pengerjaan S 18 Benar S 19 Tidak dijawab Benar S 21 Kesalahan rumus Benar S 24 Kesalahan Konsep Benar S 25 Benar Benar S 28 Kesalahan Konsep Benar S 30 Tidak dijawab

138 Menentukan panjang seluruh rusuk pada sebuah kubus 3 Menentukan volume balok dan banyaknya kubus yang memenuhi balok tersebut S 31 Benar Benar S 32 Kesalahan Konsep Tidak Dijawab S 33 Benar Benar S 34 Kesalahan Konsep Benar S 35 Kesalahan Konsep Benar Soal nomor 4. Soal nomor 2 S1 Kesalahan Konsep Salah perhitungan S2 Benar Benar S4 Kesalahan Konsep Benar S6 Tidak dijawab Benar S7 Kesalahan Konsep Benar S 10 Kesalahan Konsep Kesalahan Data S 11 Kesalahan Konsep Benar S 15 Tidak dijawab Benar S 17 Kesalahan Konsep Kesalahan Konsep S 18 Benar S 19 Benar Benar S 21 Tidak dijawab Benar S 24 Kesalahan Konsep Kesalahan teknis S 25 Kesalahan Konsep Benar S 28 Kesalahan Konsep Kesalahan teknis S 30 Kesalahan Konsep S 31 Kesalahan Konsep Benar S 32 Benar Kesalahan teknis S 33 Kesalahan Konsep Benar S 34 Kesalahan Konsep Benar S 35 Kesalahan Konsep Benar Soal nomor 5 Soal nomor 3 S1 Tidak dijawab Kesalahan teknis S2 Benar Benar S4 Kesalahan Teknis Benar S6 Tidak dijawab Benar S7 Tidak dijawab Benar S 10 Kesalahan teknis Benar S 11 Kesalahan teknis Benar S 15 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 17 Tidak dijawab Benar S 18 Kesalahan teknis S 19 Tidak dijawab Benar S 21 Kesalahan Konsep Benar S 24 Belum slesai Benar S 25 Kesalahan teknis Benar S 28 Tidak dijawab Kesalahan teknis S 30 Tidak dijawab S 31 Kesalahan teknis Benar S 32 Kesalahan konsep Tidak Dijawab S 33 Kesalahan konsep Benar S 34 Tidak dijawab Benar

139 Menentukan volume balok jika diketahui luas permukaannya 5. Menentukan volume prisma S 35 Belum slesai Kesalahan teknis Soal nomor 6 Soal nomor 4 S1 Benar Tidak Dijawab S2 Kesalahan Konsep Tidak Dijawab S4 Kesalahan Konsep Tidak Dijawab S6 Kesalahan Teknis Benar S7 Benar Kesalahan mengitrepetasikan bahasa S 10 Tidak dijawab Kesalahan Teknis S 11 Benar Benar S 15 Tidak dijawab Kesalahan Konsep S 17 Benar Kesalahan Konsep S 18 Benar S 19 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 21 Tidak dijawab Benar S 24 Benar Kesalahan teknis S 25 Benar Benar S 28 Benar Kesalahan teknis S 30 Benar S 31 Kesalahan Teknis Tidak Dijawab S 32 Kesalahan konsep Tidak Dijawab S 33 Benar Kesalahan teknis S 34 Benar Benar S 35 Kesalahan teknis Benar Soal nomor 7 Soal nomor 8b S1 Benar Tidak Dijawab S2 Tidak dijawab Tidak Dijawab S4 Tidak dijawab Tidak Dijawab S6 Kesalahan rumus Kesalahan Konsep S7 Benar Tidak Dijawab S 10 Tidak dijawab Benar S 11 Tidak dijawab Benar S 15 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 17 Tidak dijawab Benar S 18 Tidak dijawab S 19 Tidak dijawab Kesalahan Konsep S 21 Kesalahan konsep Kesalahan Konsep S 24 Benar Benar S 25 Tidak dijawab Benar S 28 Benar Tidak Dijawab S 30 Tidak dijawab S 31 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 32 Tidak dijawab Kesalahan teknis S 33 Kesalahan Konsep Kesalahan teknis S 34 Benar Benar S 35 Tidak dijawab Tidak Dijawab

140 Menentukan volume gabungan dari dua bangun ruang 7. Menetukan luas permukaan limas 8. Menentukan Tinggi prisma maupun tinggi Soal nomor 8 Soal nomor 6 S1 Kesalahan data Salah perhitungan S2 Tidak dijawab Tidak Dijawab S4 Kesalahan rumus Benar S6 Setengah Tidak Dijawab pengerjaan S7 Kesalahan Konsep Tidak Dijawab S 10 Tidak dijawab Kesalahan Teknis S 11 Benar Benar S 15 Kesalahan Konsep Tidak Dijawab S 17 Kesalahan Konsep Kesalahan Konsep S 18 Kesalahan teknis S 19 Setengah Tidak Dijawab pengerjaan S 21 Belum selesai Tidak Dijawab S 24 Benar Benar S 25 Tidak dijawab Benar S 28 Benar Tidak Dijawab S 30 Kesalahan Konsep S 31 Benar Benar S 32 Kesalahan Konsep Kesalahan teknis S 33 Kesalahan konsep Benar S 34 Benar Benar S 35 Benar Benar Soal nomor 9b Soal nomor 7 S1 Kesalahan konsep Kesalahan Konsep S2 Tidak dijawab Tidak Dijawab S4 Tidak dijawab Tidak Dijawab S6 Tidak dijawab Tidak Dijawab S7 Kesalahan konsep Tidak Dijawab S 10 Kesalahan rumus Kesalahan Konsep S 11 Kesalahan Konsep Benar S 15 Tidak dijawab Kesalahan Konsep S 17 Kesalahan Konsep Kesalahan Konsep S 18 Kesalahan teknis S 19 Kesalahan Konsep Tidak Dijawab S 21 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 24 Kesalahan teknis Benar S 25 Kesalahan data Benar S 28 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 30 Tidak dijawab S 31 Benar Tidak Dijawab S 32 Kesalahan Konsep Kesalahan Konsep S 33 Setengah jalan Kesalahan Konsep S 34 Benar Kesalahan teknis S 35 Kesalahan teknis Benar Soal nomor 10 Soal nomor 5 S1 Kesalahan teknis Benar

141 125 limas jika diketahui volume dan panjang alasnya S2 Tidak dijawab Tidak Dijawab S4 Tidak dijawab Benar S6 Tidak dijawab Kesalahan Konsep S7 Kesalahan teknis Benar S 10 Tidak dijawab Salah perhitungan S 11 Kesalahan konsep Benar S 15 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 17 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 18 Tidak dijawab S 19 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 21 Tidak dijawab Kesalahan Konsep S 24 Benar Benar S 25 Kesalahan teknis Benar S 28 Tidak dijawab Kesalahan Konsep S 30 Kesalahan Konsep S 31 Tidak dijawab Benar S 32 Tidak dijawab Tidak Dijawab S 33 Benar Benar S 34 Kesalahan teknis Benar S 35 Kesalahan Konsep Benar Dari tabel perbandingan hasil pekerjaan siswa di atas dapat dilihat pengaruh dari pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar. Dari tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar kesulitan yang dialami siswa berkurang, dan sebagian kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan soal berkaitan dengan materi tersebut juga mengalami penurunan. Selain itu, siswa yang awalnya tidak menjawab beberapa soal tes diagnostik pada materi bangun ruang, pada soal dalam tes remedialnya sudah dapat mengerjakannya dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang masih melakukan kesalahan konsep ataupun kesalahan teknis. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa mengenai materi tersebut semakin bertambah. Namun ada beberapa siswa yang malah sebaliknya yaitu mendapatkan nilai jelek dengan melakukan kesalahan lama maupun kesalahan baru atau justru tidak menjawab soal sama sekali. Meskipun di dalam pembelajaran remedial

142 126 sudah dijelaskan namun masih ada siswa yang melakukan kesalahan tersebut. Berikut ini adalah analisis kesalahan siswa yang masih melakukan kesalahan dalam mengerjakan tes remedial:

143 TABEL ANALISIS KESULITAN SOAL REMEDIAL Tabel 19. Analisis Kesulitan Soal No.1 Nama siswa Siswa 7 Hasil jawaban siswa Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : 3 Siswa sudah benar dalam mencari hasil dari 343, namun dari jawaban siswa mengalami kesulitan dalam mencari hasil akar tersebut. Siswa 10 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah benar dalam proses pengerjaan pada soal ini, namun siswa hanya kurang teliti dalam membaca soal, karena soal menanyakan luas permukaan tanpa tutup, sedangkan siswa langsung mencari seluruh luas permukaan kubus. Siswa 15 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa terlihat belum memahami konsep dari luas permukaan maupun volume, hal I ni terlihat dari jawaban siswa yang langsung mengalikan bilangan yang diketahui pada soal. 127

144 Siswa 17 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa sudah benar dalam langkah awal yaitu mencari panjang rusuk dari volume, namun dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa kurang memahami apa yang dimaksud dari soal, siswa justru mengerjakan apa yang tidak ditanyakan pada soal. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang memahami konsep dari luas permukaan pada kubus Nama siswa Siswa 1 Hasil jawaban siswa Tabel 20. Analisis Kesulitan Soal No. 2 Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah benar dalam proses pengerjaan nomor 2 ini, namun siswa terlihat kurang teliti yang mengakibatkan siswa melakukan kesalahan perhitungan untuk mencari hasil akhir pada soal. 128

145 Siswa 10 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah benar dalam proses pengerjaan nomor 2 ini, namun siswa terlihat kurang konsentrasi yang mengakibatkan siswa melakukan kesalahan perhitungan untuk mencari hasil akhir pada soal. Siswa 17 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa terlihat belum memahami apa yang dimaksud pada soal yaitu mencari panjang kawat pada balok. Siswa justru mengerjakan apa yang tidak ditanyakan pada soal yaitu dengan mencari volume balok. 129

146 Siswa 24 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah memahami proses pemecahan masalah pada soal, hanya saja siswa kurang teliti dalam proses perhitungan sehingga hasil akhir pada soal kurang tepat Siswa 28 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Secara keseluruhan proses pekerjaan siswa sudah benar, hanya saja siswa kurang teliti dalam membaca soal, dimana soal menanyakan berapa panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat 3 kerangka balok. Dalam hal ini siwa kurang teliti untuk mengalikan 3 pada hasil panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat satu kerangka balok. Sehingga hasil pekerjaan siswa kurang tepat di akhir pengerjaan. 130

147 Siswa 32 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah memahami maksud pada soal, proses pemecahan masalah pada soal juga sudah benar. Hanya saja siswa terlihat kurang teliti dalam membaca soal, sehingga hasil pekrjaan siswa kurang tepat. Nama siswa Siswa 1 Hasil jawaban siswa Tabel 21. Analisis Kesulitan Soal No. 3 Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah memahami apa yang dimaksud pada soal,proses pengerjaan siswa juga sudah benar. Namun siswa kurang teliti dalam mengerjakan di proses akhir saat membagi volume balok dengan volume kubus justru ditulis bilangan lain, hal ini mengakibatkan hasil akhir pada siswa menjadi kurang tepat. 131

148 Siswa 35 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah benar dlam proses pemecahan masalah pada soal, hanya saja siswa kurang mampu membedakan apakah panjang sisi kubus yang diketahui pada soal merupakan volume dari kubus tersebut. Dari jawaban siswa terlihat siswa langsung menarik kesimpulan dengan mengartikan panjang kubus merupakan volume dari balok. Hal ini mengakibatkan proses pengerjaan akhir siswa menjadi salah. Nama siswa Siswa 7 Hasil jawaban siswa Tabel 22. Analisis Kesulitan Soal No. 4 Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Sebenarnya langkah awal siswa untuk mencari tinggi balok terlebih dahulu sudah benar, namun cara mencari tinggi siswa jusru dari yang ditanyakan pada soal, bukan pada yang dikethui pada soal, hal ini mengakibatkan proses pengerjaan siswa menjadi salah. 132

149 Siswa 10 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah benar dalam proses pengerjaan dengan mencari lebar balok terlebih dahulu, namun siswa mengalami kesulitan dalam proses aljabar untuk mencari hasil lebar pada soal, hal ini mengakibatkan jawaban siswa menjadi kurang tepat. Siswa 15, siswa 17 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa terlihat kurang memahami apa yang dimaksud dari soal dan siswa juga terlihat kurang memahami konsep dari luas permukaan dan balok. siswa 24, siswa 28 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : siswa sudah benar dalam langkah awal pemecahan soal dengan mencari lebar balok terlebih dahulu, namun ternyata siswa kurang teliti dalam proses aljabarnya. Sehingga proses akhir siswa menjadi salah. 133

150 Siswa 33 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah benar dalam memecahkan soal, namun siswa terlihat tidak teliti pada proses aljabar yaitu pada proses distributif siswa tidak mengalikan 40 dengan 2.hal ini mengakibatkan hasil pengerjaan siswa menjadi kurang tepat. Nama siswa Siswa 6 Hasil jawaban siswa Tabel 23. Analisis Kesulitan Soal No. 5 Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa belum memahami konsep dari luas maupun luas permukaan dari limas, hal ini terlihat dari proses pekerjaan siswa yang sembarang dalam memasukkan nilai ke dalam rumus. 134

151 Siswa 10 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Proses pengerjaan siswa sudah benar, dari awal sampai akhir, hanya saja siswa kurang teliti saat membagi 144 dengan 3 hasilnya justru 38 bukan 48. Hal ini mengakibatkan hasil akhir siswa menjadi kurang tepat Siswa 21 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa terlihat kurang memahami konsep dari limas, hal ini ditunjukkan dari hasil pekerjaan siswa yang sembarang dalam menuliskan rumus volume namun yang ditulis justru rumus luas permukaan. Siswa 28 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa belum memahami konsep dasar dari volume maupun luas permukaan dari limas. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang sembarang dalam proses pengerjaanya 135

152 Tabel 24. Analisis Kesulitan Soal No. 6 Nama siswa Siswa 1 Hasil jawaban siswa Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa melakukan kesalahan dalam menghitung tinggi limas, hal ini menunjukan bahwa siswa kurang teliti dalam menghitung maupun memperhatikan soal. Hal ini mengakibatkan jawaban siswa menjadi salah. Siswa 10 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa melakukan kesalahan dalam menghitung tinggi limas, hal ini menunjukan bahwa siswa kurang teliti dalam menghitung maupun memperhatikan soal. Hal ini mengakibatkan jawaban siswa menjadi salah. 136

153 Siswa 17 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa salah dalam menuliskan rumus volume limas, harusnya pada rumus itu dikalikan 1/3, kemudian siswa juga salah dalam menentukan tinggi limas pada soal. Siswa 32 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah mampu menghitung volume kubus, namun siswa justru terlihat kebingungan ketika menentukan tinggi limas pada soal, padahal sebenarnya sudah diketahui tinggi seluruh bangun tersebut. 137

154 Tabel 25. Analisis Kesulitan Soal No. 7 Nama siswa Siswa 1 Hasil jawaban siswa Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa belum memahami konsep dari luas permukaan limas, hal ini terlihat dari jawaban siswa yang sembanrang dalam mengoperasikan bilangan. Siswa 10 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa sudah memahami definisi dari luas permukaan, namun dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa kurang mampu menggambarkan bangun ruang yang dimaksud pada soal, sehingga ketika siswa lupa dengan rumus dari luas permukaan limas, maka siswa bingung untuk mencari luas permukaan yang dimaksud pada soal. 138

155 Siswa 15 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa belum memahami konsep dari luas permukaan, dan siswa justru menuliskan luas segitiga untuk menjawab soal tersebut. Siswa 17 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa sepertinya belum mampu membedakan antara luas permukaan atau volume, karena siswa tau jika yang ditanyakan adalah luas permukaan namun yang dituliskan pada lembar jawab justru volume, namun siswa juga salah menuliskan rumus volume.jadi dapat disimpulkan siswa kurang memahami materi dari bangun ruang sisi datar. Siswa 32 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa belum memahami konsep tentang luas permukaan yang ditanyakan pada soal. Dari jawaban siswa terlihat siswa mengalami kebingungan dalam mengerjakan soal, dan hanya sembarang menstubtitusikan jawaban siswa. 139

156 Siswa 33 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa sudah memahami definisi dari luas permukaan, namun dari jawaban siswa terlihat bahwa siswa kurang mampu menggambarkan bangun ruang yang dimaksud pada soal, sehingga ketika siswa lupa dengan rumus dari luas permukaan limas, maka siswa bingung untuk mencari luas permukaan yang dimaksud pada soal. Siswa 34 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah memahami konsep dari luas permukaan limas, namun siswa kurang teliti dalam proses pengerjaan, dimana siswa kurang untuk mengalikan 4 pada luas segitiga bidang tegak. 140

157 Tabel 26. Analisis Kesulitan Soal No. 8 Nama siswa Siswa 6 Hasil jawaban siswa Jenis kesalahan dan analisis kesulitan siswa Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa belum memahami konsep dari luas permukaan maupun volume dari prisma. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang tertukar saat mengerjakan luas permukaan maupun volume prisma. 141

158 Siswa 10 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa belum memahami konsep dari luas permukaan prisma, hal ini terlihat dari jawaban siswa yang menuliskan 4 x luas alas. Ini menunjukkan bahwa sepertinya siswa pun kurang memahami bentuk bangun ruang yang dimaksud, sehingga tidak memikirkan bagaimana bentuk jarring-jaringnya untuk mencari luas permukaan dari prisma tersebut. Siswa 17 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa masih terlihat belum menguasai konsep dari luas permukaan maupun volume dari limas, hal ini ditunjukkan dari rumus yang ditulis siswa masih salah. 142

159 Siswa 19 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa masih terlihat belum menguasai konsep dari luas permukaan maupun volume dari limas, hal ini ditunjukkan dari rumus yang ditulis siswa masih salah. Siswa 21 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa belum memahami arti dari volume maupun luas permukaan dari limas, hal ini terlihat dari rumus yang dituliskan siswa masih salah. 143

160 Siswa 32 Jenis kesalahan : kesalahan teknis Analisis : Siswa sudah benar dalam menuliskan rumus luas permukaan maupun volume dari prisma, namun saat perhitungan pada luas permukaan siswa kurang teliti dalam mengoperasikan bilangan. Kemudian saat mencari volume, terlihat siswa mengalami kesulitan untuk mencari luas alas dari prisma, sehingga siswa tidak dapat melanjutkan proses selanjutnya. Siswa 33 Jenis kesalahan : kesalahan konsep Analisis : Siswa masih mengalami kesulitan untuk menentukkan alas maupun tinggi dari segitiga siku-siku, hal ini terlihat dari jawaban siswa yang masih salah. Siswa juga masih mengalami kesulitan dalam mencari luas permukaan dari prisma. 144

161 145 D. Pembahasan 1. Berdasarkan tes awal pada tabel 1 terdapat dua puluh satu siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dari tiga puluh tujuh siswa yang mengikuti ujian. Siswa-siswa tersebut adalah siswa dengan nomor urut 1, 2, 4, 6, 7, 10, 11, 15, 17, 18, 19, 21, 24, 25, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35. Dengan kata lain sebanyak 56,75 % siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar. 2. Berdasarkan tabel rekapitulasi siswa dalam mengerjakan tes diagnostik, dari 21 siswa yang mengikuti tes diagnostik, diperoleh bahwa paling banyak siswa tidak mengerjakan soal pada nomor 1e dengan jumlah siswa18 dan presentase 85,71 %. Paling banyak siswa benar dalam menjawab soal yaitu pada nomor 2 sebesar 17 siswa atau 80,95 %. Kesalahan siswa terbesar yaitu saat mengerjakan soal nomor 4 yaitu kesalahan mengitepretasikan bahasa dengan jumlah prosentase 66,66 % atau 14 siswa. Kesalahan yang paling sedikit dilakukan siswa yaitu kesalahan data sebesar 4,76 % atau hanya 1 siswa yang melakukannya.jenis kesalahan yang tidak dilakukan siswa yaitu kesalahan menarik kesimpulan sebesar 0%. 3. Dari hasil tes diagnostik dan wawancara, peneliti menemukan beberapa kesulitan yang paling banyak dilakukan siswa saat mengerjakan soal tes diagnostik. Kesulitan-kesulitan tersebut meliputi: a. Kesulitan dalam pemahaman konsep

162 146 Berdasarkan hasil penelitian, kesulitan yang dialami sebagian besar siswa yaitu tentang pemahaman konsep dari volume atau luas permukaan dari bangun ruang sisi datar. Seperti salah siswa 21 mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal nomor 8 pada tes remedial berikut ini. Dari jawaban siswa tersebut terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan untuk membedakan antara luas permukaan maupun volume dari limas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar siswa. b. Kesulitan dalam melakukan operasi perhitungan Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyederhanakan bentuk akar. Kesulitan ini disebabkan karena siswa kurang memahami teknik penyederhanaan bentuk akar. Selain itu kesulitan siswa dalam proses perhitungan disebabkan karena siswa kurangnya teliti dalam menghitung. Hal ini disebabkan karena siswa benar secara konsep namun dalam menjawab siswa mengalami kesalahan.

163 147 c. Kesulitan dalam memahami maksud/kata-kata pada soal Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami maksud soal. Seperti salah satu siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal nomor 4 berikut ini. Siswa mengalami kesulitan untuk memahami soal, dimana siswa bingung dengan apa yang dimaksud soal dan siswa justru menuliskan rumus volume dari balok, padahal yang dimaksud dengan panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat kerangkat balok adalah panjang seluruh rusuk pada balok. 4. Dari hasil tes remedial dapat terlihat peningkatan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah data nilai tes diagnostik dan tes remedial kelas VIII A.

164 148 Tabel 27. Nilai Tes Diagnostik dan Tes Remediasi Siswa Kelas VIII A No. Nama siswa Tes Tes Kategori Keterangan Diagnostik Remedial 1 Siswa Naik Belum Tuntas 2 Siswa Turun Belum Tuntas 3 Siswa Naik Belum Tuntas 4 Siswa Naik Belum tuntas 5 Siswa Turun Belum Tuntas 6 Siswa Naik Belum Tuntas 7 Siswa Naik Tuntas 8 Siswa Turun Belum Tuntas 9 Siswa Naik Belum Tuntas 10 Siswa Naik Tuntas 11 Siswa Naik Belum Tuntas 12 Siswa Naik Belum Tuntas 13 Siswa Naik Tuntas 14 Siswa Naik Tuntas 15 Siswa Turun Belum Tuntas 16 Siswa Tetap Belum Tuntas 17 Siswa Naik Belum Tuntas 18 Siswa Turun Belum Tuntas 19 Siswa Naik Tuntas 20 Siswa Naik Tuntas 21 Siswa Naik Tuntas Grafik 3. Nilai Tuntas dan Tidak Tuntas pada tes Remedial Grafik Nilai Tes Remedial 33% Tuntas 67% Tidak Tuntas

165 149 Tabel 28. Presentase Kenaikan dan Penurunan Nilai Tes Diagnostik serta Tes Remedial Siswa Kelas VIII A Keterangan Jumlah siswa Presentase Turun 5 23,80 % Naik 15 71,42 % Tetap 1 4,76 % Grafik.4 kenaikan dan Penurunan Nilai Tes Diagnostik serta Tes Remedial Hasil Tes Diagnostik dan Remedi 5% 71% 24% Turun Naik Tetap Dari hasil remedial yang telah dilaksanakan, nilai dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran remedial mengalami peningkatan yaitu 15 siswa, namun siswa yang tuntas melalui tes remedial yaitu berjumlah 7 siswa (nilai 75). Presentase kenaikan nilai yang dialami siswa adalah 71,42 %. Siswa yang awalnya dalam tes diagnostik nilainya belum tuntas, setelah mengikuti tes remedial nilainya mengalami peningkatan dan bahkan sebagian besar nilainya tuntas. Namun ada juga siswa yang mengalami penurunan nilai yaitu 5 siswa dengan presentase 28,57%. Nama siswa tersebut adalah siswa 2, siswa 7, siswa

166 150 15, siswa 28 dan siswa 32. Berikut akan dijelaskan faktor yang menyebabkan limas siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar: a. Siswa 2 Siswa ini di tes diagnostik mendapatkan nilai 48 dan turun di tes remedial menjadi 18. Berdasarkan wawancara dan pengamatan selama proses pembelajaran, siswa ini mengaku bahwa sudah merasa malas saat belajar matematika karena materi tersebut sudah dipelajari setahun lalu. Ternyata siswa ini pernah tinggal kelas sehingga mengurangi motivasi siswa untuk mau belajar dengan baik. Saat proses pembelajaran, siswa ini juga tidak aktif bertanya namun hanya justru asik bermain sendiri dengan dirinya bahkan ketika pembelajaran remedi. Selain itu siswa ini juga tidak pernah mencatat apa yang disampaikan guru dan tidak maumengikuti proses pembelajaran dengan baik, sehingga mengakibatkan siswa mendapatkan nilai yang kurang maksimal. b. Siswa 7 Siswa ini di tes diagnostik mendapatkan nilai 49 dan turun di tes remedial menjadi 24. Berdasarkan wawancara dan pengamatan selama proses pembelajaran, siswa tersebut memang selalu membuat ramai kelas dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Bahkan ketika proses pembelajaran remedi pun siswa tersebut tidak mengikuti dengan baik dengan tetap ramai sendiri. Saat ujian pun siswa juga terlihat tidak serius dalam mengerjakan tes, sehingga mengakibatkan siswa mendapatkan nilai yang kurang maksimal.

167 151 Siswa juga mengaku bosan karena menurut siswa tersebut, siswa sudah malas mengikuti ujian dikarenakan sudah terlalu banyak ujian yang dilakukan selama satu materi tersebut. c. Siswa 15 Siswa ini di tes diagnostik mendapatkan nilai 18 dan turun di tes remedial menjadi 11. Berdasarkan wawancara dan pengamatan selama proses pembelajaran, siswa memang lemah dalam pembelajaran matematika. Walaupun siswa sudah mengikuti pembelajaran dan belajar dengan temannya, namun siswa mengaku ketika siswa sudah menghadapi soal, siswa kehilangan semua rumus yang sudah dipelajari. Saat proses pembelajaran siswa juga pasif di dalam kelas, dan tidak mau bertanya ketika mengalami kesulitan. d. Siswa 28 Siswa ini di tes diagnostik mendapatkan nilai 50 dan turun di tes remedial menjadi 33. Berdasarkan wawancara dan pengamatan selama proses pembelajaran, siswa ini duduk di samping siswa 7 yang mengajak siswa 28 ini ramai di kelas sehingga siswa ini mengikuti teman sebangkunya. Ternyata teman sebangku juga mempengaruhi siswa dalam proses belajarmya. e. Siswa 32 Siswa ini di tes diagnostik mendapatkan nilai 31 dan turun di tes remedial menjadi 17. Berdasarkan wawancara dan pengamatan selama proses pembelajaran, siswa tersebut mengalami kesulitan belajar karena memang tidak mempelajari ulang materi yang disampaikan guru.

168 152 Berdasarkan tabel presentase kenaikan dan penurunan nilai tes diagnostik dan tes remedial siswa kelas VIII A, kenaikan nilai yang dialami siswa adalah 71,42 %. Siswa yang awalnya dalam tes diagnostik nilainya belum tuntas, setelah mengikuti tes remedial nilainya mengalami peningkatan dan bahkan sebagian besar nilainya tuntas. Berdasarkan nilai rata-rata nilai 21 siswa dari hasil tes diagnostik yaitu 42,33 dan tes remedial yaitu 54,33. Hal ini menunjukkan bahwa kelas VIII A mengalami kemajuan hasil belajar setelah diadakannya pembelajaran remedial. Dengan demikian dapat disimpulkan, diagnosis kesulitan dan pembelajaran remedial cukup dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam meteri bangun ruang sisi datar.

169 2 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data, informasi, serta hasil analisis data yang dilakukan dalam proses pengambilan data di SMP Pangudi Luhur Moyudan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil tes diagnostik dapat diketahui letak kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar yang dialami ini didasarkan pada kesalahan-kesalahan ketika siswa mengerjakan soal bangun ruang sisi datar. Kesulitan tersebut meliputi : a. Kesulitan dalam pemahaman konsep: Sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk membedakan konsep antara luas permukaan maupun volume dari bangun ruang sisi datar. b. Kesulitan dalam melakukan operasi perhitungan Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyederhanakan bentuk akar maupun operasi perhitungan. c. Kesulitan dalam memahami maksud/kata-kata pada soal Kesulitan-kesulitan tersebut nampak pada kesalahan-kesalahan siswa pada penyelesaian soal bangun ruang sisi datar yang meliputi : kesalahan data, kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan menggunakan konsep/rumus, dan kesalahan teknis. 153

170 Dari hasil analisis tes diagnostik dan wawancara siswa, dapat diketahui faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa: a. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan konsep: 1) Kelemahan intelegensi atau kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam matematika 2) Kelemahan dalam diri siswa yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah seperti siswa yang cenderung ramai dan tidak memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran. 3) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan. Hal ini bersangkutan dengan kebiasaan siswa di sekolah dasar, dimana siswa tidak terbiasa untuk menemukan konsep suatu materi matematika dan cenderung hanya untuk menerima materi dari guru. 4) Kurangnya persiapan siswa dalam menghadapi tes dimana siswa tidak belajar terlebih dahulu. 5) Kondisi rumah tangga yang kurang stabil, yang mengakibatkan siswa menjadi kurang termotivasi dari dalam diri maupun dari keluarga untuk belajar lebih giat lagi. 6) Kekurangan gizi juga mempengaruhi siswa dalam proses menerima, memahami ataupun mengelola suatu konsep.

171 155 7) Kegiatan ekstrakurikuler yang berlebihan membuat siswa menjadi kurang waktu dalam belajarnya, karena kondisi fisik siswa yang sudah capek dan malas untuk belajar. 8) Pengelolaan kelas yang kurang sesuai ditambah dengan populasi dalam kelas yang cukup besar menjadikan proses pembelajaran yang kurang kondusif, sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. 9) Bahan dan sumber belajar dari sekolah maupun dari siswa sendiri yang kurang memadai. Selama saya mengajar langsung, terlihat tidak semua siswa mempunyai buku pegangan untuk belajar. Sehingga siswa kurang referensi untuk belajar maupun latihan soal. b. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan teknis: 1) Siswa kurang latihan soal, sehingga mengakibatkan siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang sedikit diberi variasi saja. 2) Siswa kurang teliti dalam proses pengerjaan seperti jawaban siswa yang tidak diperiksa kembali, sehingga jawaban siswa kurang tepat. 3) Siswa kurang serius dalam mengikuti ujian, hal ini disebabkan karena ada beberapa siswa yang tau bahwa soal yang diberikan merupakan soal penelitian mahasiswa. 4) Ada beberapa siswa yang kurang memahami teknik mengoperasikan bilangan dan operasi aljabar, hal ini disebabkan

172 156 karena memang siswa mengalami kesulitan dalam proses perhitungan sejak Sekolah Dasar. c. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan mengiterpretasikan bahasa: 1) Kelemahan siswa dalam memahami bahasa sehari-hari yang diubah menjadi bahasa matematika, khususnya pada materi bangun ruang sisi datar. 2) Siswa belum benar-benar memahami definisi dari setiap unsurunsur bangun ruang sisi datar, sehingga saat berhadapan dengan soal, siswa mengalami kebingungan untuk menyelesaikannya. d. Faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan data: 1) Siswa kurang teliti dalam membaca dan mengerjakan soal 2) Siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, sehingga siswa salah dalam memasukkan data pada proses pengerjaan. 3) Siswa kurang serius dalam proses pengerjaan, sehingga salah dalam memasukkan data. Pembelajaran remedial adalah salah satu cara untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa untuk mengetahui kemajuan dari pembelajaran remedial yaitu dengan memberikan tes remedial. 3. Kemajuan belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan membandingkan hasil tes diagnostik dan hasil tes remedial. Dari hasil remedial yang telah dilaksanakan pada 21 siswa, nilai dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran remedial mengalami

173 157 peningkatan yaitu 15 siswa. Presentase kenaikan nilai yang dialami siswa adalah 71,42 %. Siswa yang awalnya dalam tes diagnostik nilainya belum tuntas, setelah mengikuti tes remedial nilainya mengalami peningkatan dan bahkan sebagian besar nilainya tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa kelas VIII A mengalami kemajuan hasil belajar setelah diadakannya pembelajaran remedial. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa diagnosis kesulitan dan pembelajaran remedial cukup dapat membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam meteri bangun ruang sisi datar. B. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian 1. Kelebihan Penelitian Kelebihan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui jenis kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru mata pelajaran sebagai referensi sebelum melakukan perbaikan. Serta dapat digunakan sebagai contoh bagaimana tahapan-tahapan dalam melakukan diagnosis sehingga dapat diketahui letak kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. 2. Keterbatasan Penelitian Peneliti hanya mengidentifikasi jenis kesulitan siswa hanya dari analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi datar, serta kurang mendapatkan penyebab-penyebab kesulitan siswa

174 158 kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan dalam mengerjakan soal secara lebih spesifik. Hal ini disebabkan karena banyaknya siswa yang harus dianalisis dan keterbatasan waktu saat melaksanakan penelitian serta pada saat wawancara, siswa kurang terbuka dalam menjawab pertanyaan dari peneliti sehingga hanya dijawab singkat-singkat oleh siswa. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran, diantaranya : 1. Bagi Guru Guru harus mampu untuk mengelola pembelajaran di dalam kelas, dimana guru dapat membuat situasi pembelajaran yang efektif, metode yang sesuai serta menarik agar materi dapat tersampaikan kepada siswa dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga dapat memperhatikan dengan konsentrasi tinggi untuk menerima pelajaran. Diharapkan pula guru selalu memberi motivasi siswa agar lebih giat dan disiplin dalam belajar di dalam sekolah ataupun di luar sekolah. 2. Bagi Siswa Hendaknya siswa selalu konsentrasi saat pembelajaran berlangsung, memperhatikan penjelasan dari guru. Jika ada materi yang belum dimengerti segera bertanya kepada guru untuk menjelaskan apa yang belum dipahami serta diharapkan siswa belajar mandiri di luar jam pelajaran dengan mencoba mengerjakan soal-soal, sehingga materi yang

175 159 sedang dipelajari benar-benar dipahami siswa serta ketrampilan siswa dalam mengerjakan selalu meningkat. Semangat dalam belajar juga perlu ditingkatkan agar dapat mengikuti dan memahami pembelajaran dengan baik, sehingga pada akhirnya mendapat nilai baik sesuai yang diharapkan siswa.

176 DAFTAR PUSTAKA Ambarjaya, Beni S Psikologi Pendidikan dan Pengajaran (Teori dan Praktek). Jakarta: CAPS. Bahri Saiful Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hudoyo, H.(1988) Mengajar dan Belajar Matematika dan penyelesaiannya di depan kelas. Surabaya : Usaha Nasional Jihad, Asep.2013.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multipresindo. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Marsigit Matematika SMP Kelas VIII. Bogor: Yudhistira M. Entang Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Movshovitz-Hadar, N. dkk An Empirical Clasification Model for Error in High School Mathematics. Journal for research in Mathematics Education. Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Noor, Juliansyah Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Predanan Media Group. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Erlangga Suharsimi, Ari Kunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukino dan Wilson Simangunsong Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga. Suwarto Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Surakarta: Pustaka Pelajar. Zakaria Ilmu Ukur Ruang. Jakarta: N.V. Keng Po 160

177 LAMPIRAN 161

178 LAMPIRAN 1 SOAL TES AWAL ULANGAN HARIAN Bangun Ruang Sisi Datar Waktu : 80 menit Nama :... Kelas / No.Absen :VIII A / Banyaknya sisi tegak pada sebuah kubus adalah.... a. 1 buah c. 3 buah b. 2 buah d. 4 buah 2. Dari gambar di samping yang merupakan jaring-jaring kubus adalah... a. 1 c. 1,2,3 b. 1,2 d. 1,2,3,4 3. Jumlah panjang seluruh rusuk kubus yang memiliki volume 64 cm 2 adalah a. 24 cm c. 40 cm b. 36 cm d. 48 cm 4. Luas permukaan kubus yang memiliki rusuk 7 cm adalah a. 343 cm 2 c. 245 cm 2 b. 294 cm 2 d. 196 cm 2 5. Volume kubus yang mempunyai luas permukaan 384 cm 2 adalah. a. 216 cm 3 c. 484 cm 3 b. 256 cm 3 d. 512 cm 3 6. Sebuah balok mempunyai panjang 14 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 6 cm. Jumlah seluruh panjang rusuk balok tersebut adalah... a. 112 cm c. 672 cm b. 56 cm d. 28 cm 7. Sebuah balok mempunyai panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah... a. 400 cm 2 c. 340 cm 2 b. 46 cm 2 d. 170cm 2 8. Sebuah bak mandi berukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm dan tinggi 50 cm, diisi dengan air hingga penuh. Ternyata bak itu bocor sehingga tingginya tinggal 35 cm. Volume air yang hilang adalah 162

179 163 a cm 3. c cm 3 b cm 3 d cm 3 9. Sebuah balok bagian atasnya berukuran 30 cm x 7 cm, bagian samping berukuran 5 cm x 7 cm, maka bagian belakang balok berukuran.... a. 30 cm x 5 cm c. 20 cm x 5 cm b. 25 cm x 5 cm d. 7 cm x 25 cm 10. Sebuah balok mempunyai volume 6 dm 3. Jika panjang balok 15 cm dan lebar 5 cm, maka tinggi balok tersebut adalah... a. 8 cm c. 800 cm b cm d. 80 cm 11. Prisma segitiga siku-siku dengan panjang sisi alas 3cm, 4cm dan 5cm. Tinggi prisma 6cm. Luas permukaan prisma adalah a. 84cm 2 b. 48cm 2 b. 24 cm 2 d. 42 cm Banyaknya rusuk pada prisma segidelapan adalah. a. 10 c. 16 b. 12 d Perhatikan gambar di bawah ini. ABC.DEF adalah prisma tegak segitiga. Diketahui sudut C = 90 o, AB = 10 cm, AC = 6 cm, serta AD=BE=CF=13 cm. Volume prisma ABC.DEF adalah. a. 624 cm 3 c. 780 cm 3 b. 312 cm 3 d. 390 cm Tempat minyak goreng berbentuk prisma belah ketupat dengan panjang diagonal alas 10 cm dan 24 cm, tinggi prisma 40 cm. Tempat tersebut dapat memuat minyak goreng maksimum. a. 96 liter c. 9,6 liter b. 48 liter d. 4,8 liter 15. Sebuah prisma segi lima beraturan luas alasnya 72 cm 2 dengan volume cm 3. Tinggi prisma tersebt adalah a. 25 cm c. 10 cm b. 15 cm d. 5 cm 16. Alas limas tegak berbentuk persegi dengan sisi 16 cm, sedangkan tinggi limas itu 15 cm. Jumlah luas sisi limas adalah... a. 700 cm 2 c. 796 cm 2 b. 786 cm 2 d. 800 cm Limas T.ABCD dengan alas ABCD berbentuk persegi. Jika AB = 12 cm BC = 8 cm, dan volume limas 640 cm 3.Tinggi limas tersebut adalah....

180 164 a. 20 cm c. 16 cm b. 18 cm d. 14 cm 18. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 cm. Apabila luas sisi limas 360 cm 2, maka volume limas tersebut adalah.... a. 100 cm 3 c. 225 cm 3 b. 200 cm 3 d. 400 cm Volume sebuah limas dengan alas berbentuk persegi panjang 175 cm 3, jika panjang alas 5 cm dan tinggi limas 7 cm, maka lebar alas limas adalah... a. 15 cm c.75 cm b. 5 cm d. 20 cm 20. Sebuah limas segilima memiliki luas alas 600 cm 2 dan tinggi 70 cm. Jika limas tersebut akan diisi air menggunakan ember berisi 2 liter. Ember yang dibutuhkan untuk memenuhi air dalam limas adalah... a. 14 ember c. 7 ember b. 140 ember d. 70 ember

181 Kunci Jawaban Ulangan Harian 1. D 2. B 3. D 4. B 5. D 6. A 7. C 8. C 9. A 10. D 11. A 12. D 13. B 14. D 15. B 16. D 17. A 18. D 19. A 20. C LAMPIRAN 2 KUNCI JAWABAN TES AWAL 165

182 Petunjuk : LAMPIRAN 3 SOAL TES DIAGNOSTIK BANGUN RUANG SISI DATAR a. Kerjakan soal-soal di bawah ini beserta langkah pengerjaannya di lembar jawaban yang sudah disediakan ( tulis : diketahui, ditanya, jawab, dan gambar bangun ruangnya) b. Anda bebas memilih cara yang sesuai dengan apa yang anda pikirkan. Yang terpenting adalah bagaimana mengerjakan, bukan hanya hasilnya saja c. Jangan lupa menulis satuannya ( seperti : cm, m, cm 2, dm 3 dan sebagainya) 1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 3 cm a. Gambarkan diagonal sisi HF b. Hitunglah panjang diagonal HF c. Ada berapa banyak diagonal sisi yang terlihat? d. Gambarkan bidang diagonal ACGE e. Gambarkan satu diagonal ruang yang tidak terletak pada bidang diagonal ACGE. f. Hitunglah panjang diagonal ruangnya 2. Buatlah 2 jaring-jaring balok yang berbeda dengan panjang 3 cm, lebar 2 cm dan tinggi 1 cm! 3. Volume sebuah kubus adalah 125 cm 3. Hitunglah luas alas kubus tersebut! 4. Surya membuat sebuah kerangka balok dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 10 cm, tinggi 5 cm dan ia menyediakan kawat sepanjang 1, 5 meter. Berapa panjang kawat yang tersisa? 5. Sebuah balok dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 3 m. Balok itu diisi penuh dengan kubus-kubus kecil berukuran 10 cm. Hitunglah berapa banyak kubus-kubus kecil yang dapat memenuhi kotak tersebut! 6. Volume sebuah balok adalah 900 cm 3. Jika panjang balok 20 cm dan lebar 5 cm. Hitunglah luas permukaan balok! 7. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. Dari diagonal AC dan EG dibuat prisma ABC.EFG. Tentukan volume prisma ABC.EFC! 8. Hitunglah volume bangun di bawah ini! 166

183 Tinggi salah satu piramida di mesir adalah 80 m dan alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 120 m. Hitunglah : a. Volume piramida b. Luas permukaan piramida 10. Volume suatu prisma tegak segitiga siku-siku adalah cm 3. Tentukan tinggi prisma tersebut apabila panjang rusuk alas prisma 5 cm, 12 cm, dan 13 cm!

184 LAMPIRAN 4 KUNCI JAWABAN TES DIAGNOSTIK Kunci Jawaban Tes Diagnostik 1. Diketahui : Gambar kubus ABCD.EFGH a. Diagonal sisi HF b. HF² = EH² + EF² HF = 3² + 3² = 18 = 3 2 cm c. Gambar bidang diagonal ACGE d. Gambar diagonal ruang BH dan FD e. BH 2 = FB 2 + FH 2 = (3 2) 2 = = 27 = Gambar 2 jaring-jaring balok yang berbeda 3. Diketahui : Volume Kubus = 125 cm² Ditanya : Luas Alas Kubus Jawab : Volume Kubus = r r r 125 = r³ = r 5 = r Luas alas kubus = r r 4. Diketahui : p = 20 cm l = 10 cm t = 5 cm = 5 5 = 25 Persediaan kawat 1,5 m = 150 cm Ditanya : panjang kawat? 4p + 4l + 4t = = = 140 cm 168

185 169 Sisa Kawatnya = = 10 cm 5. Diketahui : Volume balok = p x l x t = 2 x 1 x 3 = 6 m³ = cm² Voume kubus = r x r x r = 10 x 10 x 10 = 1000 cm³ V. balok :V. Kubus = 6.000cm³ 6. Diketahui : Volume Balok = 900 cm³ p = 20 cm l = 5 cm Ditanya : Luas permukaan balok Jawab : Volume balok = 900 cm³ p x l x t = 900 cm³ 20 x 5 x t = 900 cm³ 100t = 900cm³ t = 9 cm Luas Permukaan balok : = 2 x ( pl + lt + pt) = 2 x ( ) =2 x ( ) = 2 x ( 320) = 640 cm² 7. Diketahui : Gambar kubus ABCD.EFGH Gambar prisma ABC.EFG r kubus = 5 cm Ditanya : Volume prisma ABC.EFG Jawab : Volume prisma = Luas alas x tinggi = ½ x 4 x 4 x 4 = 32 cm 3 8. Diketahui : 2 gabungan dua bangun Ditanya : volume gabungan Jawab : Volume balok = p x l x t

186 170 = 25 x 8 x 10 = 2000 cm 3 volume limas = 1/3 x Luas Alas x tinggi = 1/3 x 25 x 10 x ( 25 10) = 1/3 x 25 x 10 x 15 = 1250 cm 3 Volume gabungan = volume balok + volume limas = 2000 cm cm 3 = 3250 cm 3 9. Diketahui : tinggi piramida = 80 m Panjang sisi alas = 120 m Ditanya : a. Volume piramida b. Luas Permukaan piramida Jawab : TO 2 = TE 2 + EO 2 = = = = 100 cm a. Volume piramida = 1/3 x 120 x 120 x 80 = cm 3 b. Luas Permukaan piramida = 4 x ( ½ x 120 x 100 ) = 4 x 6000 = cm Diketahui : volume prisma = cm 3 Panjang rusuk alas prisma = 5 cm, 12 cm, 13 cm Ditanya : tinggi prisma Jawab : = luas alas x tinggi = ½ x 5 x 12 x t = 30t t = 40 cm

187 Petunjuk : LAMPIRAN 5 SOAL TES REMEDIAL BANGUN RUANG SISI DATAR a. Kerjakan soal-soal di bawah ini beserta langkah pengerjaannya di lembar jawaban yang sudah disediakan ( tulis : diketahui, ditanya, jawab, dan gambar bangun ruangnya) b. Anda bebas memilih cara yang sesuai dengan apa yang anda pikirkan. Yang terpenting adalah bagaimana mengerjakan, bukan hanya hasilnya saja c. Jangan lupa menulis satuannya ( seperti : cm, m, cm 2, dm 3 dan sebagainya) 1. Sebuah bak mandi berbentuk kubus mempunyai volume 343 cm 3. Bak tersebut akan dipasang keramik pada semua sisinya. Hitunglah luas permukaan bak mandi tanpa tutup! 2. Yudha membuat tiga buah kerangka balok dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 10 cm, tinggi 7 cm dan ia menyediakan kawat sepanjang 5 meter. Berapa panjang kawat yang tersisa? 3. Sebuah balok berukuran panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 5 m. Kotak itu diisi penuh dengan kubus-kubus kecil berukuran 20 cm. Hitunglah berapa banyak kubus-kubus kecil yang dapat memenuhi kotak tersebut! 4. Luas permukaan sebuah balok adalah 220 cm 2. Jika panjang balok 10 cm dan tinggi 4 cm. Hitunglah volume balok tersebut! 5. Limas T.ABCD dengan alas ABCD berbentuk persegi. Jika AB = 12 cm dan volume limas 384cm 3. Tentukan tinggi limas tersebut! 6. Hitunglah volume bangun di bawah ini! Hitunglah luas permukaan limas T.ABCD apabila alasnya berbentuk persegi panjang, dengan panjang 6 cm dan lebar 4 cm serta tinggi segitiga bidang tegak 7 cm! 171

188 Suatu prisma tegak mempunyai tinggi 10 cm dan panjang rusuk alas prisma 3 cm, 4 cm, dan 5 cm. Tentukan : a. Luas permukaan prisma b. Volume Prisma

189 LAMPIRAN 6 KUNCI JAWABAN TES REMEDIAL 1. Diketahui : volume kubus 343 dm 3 Ditanya : Luas permukaan bak air tanpa tutup? Jawab : volume = s x s x s 343 = s = s = 7 dm Luas permukaan tanpa tutup = 5 x s 2 = 5 x 7 2 = 5 x 49 = 245 dm 2 2. Diketahui : balok dengan p = 15 cm, l = 10 cm, tinggi = 7 cm Panjang kawat = 5 m = 500 cm Ditanya : panjang kawat yang tersisa? Jawab : Panjang semua rusuk = 3 ( 4p + 4l + 4t) = 3 ( 4x15 + 4x10 + 4x7) = 3 ( ) = 384 cm Panjang kawat yang tersisa = 500 cm 384 cm = 116 cm 3. Diketahui : balok dengan p = 4m = 400 cm, l = 2m = 200 cm, t = 5m = 500cm Kubus dengan r = 20 cm Ditanya : banyak kubus-kubus yang memenuhi balok? Jawab: Volume balok = p x l x t = 400 x 200 x 500 = cm 3 Volume kubus = r x r x r = 20 x 20 x 20 = 8000 cm 3 Banyak kubus yang memenuhi balok = : 8000 = 5000 buah 4. Diketahui : Luas permukaan balok = 220 cm 2, p = 10 cm, t = 4 cm Ditanya : volume balok? Jawab : Lp = 2 (pl + pt + lt) 220 = 2 (10l l) Volume balok = p x l x t 220 = 2 (14l + 40) = 10 x 5 x = 28 l + 80 = 200 cm 3 28 l = 140 L = 5 cm 173

190 Diketahui : panjang AB = 12 cm, volume limas = 384 cm 3 Ditanya : tinggi limas? Jawab : Volume limas = 1/3 x luas alas x tinggi 384 = 1/3 x 12 x 12 x t 384 = 48 t T = 384 / 48 = 8 cm 6. Diketahui : Kubus dengan rusuk = 8 cm, limas dengan tinggi = 14 8 = 6 cm Ditanya : Volume bangun tersebut? Jawab : Volume kubus = r x r x r = 8 x 8 x 8 = 512 cm 3 Volume limas = 1/3 x luas alas x tinggi = 1/3 x 8 x 8 x 6 = 128 cm 3 Volume bangun = Volume kubus + Volume limas = = 640 cm 3 7. Diketahui : limas dengan panjang alas 6 cm dan tinggi 7 cm Ditanya : luas permukaan limas? Jawab : Luas permukaan = luas alas + jumlah luas segitiga bidang sisi tegak = ( 6 x 6 ) + ( 4 (1/2 x 6 x 7 ) = = 120 cm 2 8. Diketahui : prisma dengan t = 10 cm dan panjang rusuk alas 3 cm, 4 cm, 5 cm Ditanya : a. Luas permukaan prisma b. Volume prisma jawab : a. Luas permukaan = ( 2 x luas alas) + ( keliling x tinggi ) = ( 2 x ½ x 3 x 4) + (( ) x 10) = = 132 cm 2 b. Volume prisma = luas alas x tinggi = ½ x 3 x 4 x 10 = 60 cm 3

191 LAMPIRAN 7 REKAP JAWABAN SISWA HASIL TES DIAGNOSTIK Skor = 12, nama siswa

192 176 Skor = 60, nama siswa 24

193 177 Skor = 96, nama siswa 22

194 178

195 LAMPIRAN 8 REKAP JAWABAN SISWA HASIL TES REMEDIAL Skor = 11, nama siswa

196 180 Skor = 64, nama siswa 31

197 181

198 182 Skor = 100, nama siswa 25

199 183

200 LAMPIRAN 9 TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA Siswa 2 : Wawancara P: halo dek, gimana kemarin ulangannya? Kenapa ini kok yang dikerjainnya cuma separo dari semua soal dek? S: males we mba, soalnya banyak banget. Kan udah pernah juga mba P: maksudnya? S: iya dulu kan aku ngga naik kelas mba, jadinya males ngulangin lagi P: oh gitu? Tapi kalo ni kamu malas lagi nilaimu kan jadi jelek dek, nanti kalo ngga naik kelas lagi gimana? S: ya males e mba, ngulangin lagi P: terus ni jawabanmu nomor 1 b, apakah benar kalau akar 18 sama dengan 9? S: engga bener mba, aku lupa caranya mba, tak isi ngawur aja daripada kosong. Siswa 7 Wawancara P: halo dek, gimana ngerjain ujiannya kemarin? S: waktunya kurang mba, banyak rumus yang aku lupa. P: lha malamnya belajar ngga dek? S: engga mba, banyak tugas mba jadi cape ngantuk P: besok lagi jangan gitu ya. Coba liat nomor 10 bener ngga tu? Pertanyaannya apa sih? S: mencari tinggi prisma mba, bener kan mba? P: iya benar, cuman ini luas alasnya gimana hayo? S: oiya harusnya dibagi dua mba P: besok lagi yang teliti ya S: iya mba 184

201 185 Siswa 15 Wawancara P: halo dek, gimana kemarin ngerjain soalnya? S: susah mba, bingung ngerjainnya P: kenapa bisa gitu? S: ya kalo pas ujian gitu yang tak pelajari semalam hilang mba, jadi pas ngerjain kaya ngebleng gitu P: lha kamu tiap hari belajar ngga dek,? S: iya mba belajar kok, P: tapi kalo aq buka bbm, sering banget kamu bikin status lho dek? S: hehe iya kalo belajar tak sambi main hp mba, P: nah itu dia, yang masuk di pikiranmu itu isi hpnya bukan materi pelajaran, jadinya kan ngga fokus itu S: iya mba, tapi hp tu buat aku seneng mba, jadi semangat gitu, P: terus kalo pelajaran itu tak liat kamu sering diem ngelamun gitu dek, kamu mikirin apa sih? kalo bingung itu bilang aja, jangan takut tanya. S: iya mba, aku malu mba kalo tanya gitu, nanti pas istirahat diejek-ejek bego gitu sama temen temen yang lain. Ngga tau mba, dari dulu kalo matematika itu aq kesusahan mba, mau dilesin juga tetep aja ngga bisa, makanya kalo pelajaran aku diem aja mba, terus kadang aku juga kepikiran pacarku pas pelajaran mba, P: iya kamu jangan gitu lagi ya, tunjukkan ke temen-temen kalo kamu tu bisa, kamu pintar, caranya dengan belajar, jangan mikirin pacaran terus, yaa... S: oke mba P ini kerjaanmu kurang tepat, gimana ini S: aku ngga niat ngerjain ko mba, cuma aku tulis rumus yang kuigat aja.

202 186 Siswa 28 Wawancara P: halo dek, gimana kemarin ngerjain ujiannya? S: ya susah mba P: susahnya gimana dek? S: banyak rumus jadi bingung make yang mana gitu mba P: itu pekerjaanmu yang nomor 9 dan 10 udah bener lho rumusnya dek, tapi kenapa ngga kamu terusin dek S: itu tiap aku mau nerusin kertasku diambil temen sebangku dicontek mba jadi malah ngga cukup waktunya buat nerusin ngerjain Siswa 32 Wawancara : P: halo dek, gimana kemarin ujiannya dek? S: susah soalnya mba, waktunya kurang juga, mba kalo pas ujian dibilangin 15 menit lagi, 10 menit lagi gitu buat grogi mba P: apa iya dek? Ya kan maksudnya supaya segera diselesaikan gitu dek S: tapi jadi buru-buru mba P: oh gitu dek, terus soal yang nomor 8 sama 9 itu gimana kamu ngerjainnya dek? S: nah ya karena keburu-buru tak asal ngerjain aja mba

203 LAMPIRAN 10 VALIDASI TES DIAGNOSTIK VALIDASI RUBRIK UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP BUDI PANGUDI LUHUR MOYUDAN-SLEMAN MATERI: BANGUN RUANG SISI DATAR Petunjuk : 1. Bapak / Ibu diminta untuk memberikan penilaian (validasi) terhadap rubrik untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan kelas VIII A dalam materi Bangun Ruang Sisi Datar. 2. Pengisian lembar validasi ini dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Untuk kolom Tingkat Kesulitan diisi dengan 3 pilihan berkaitan dengan rentang kesulitan yakni Mudah, Sedang, dan Sukar. b. Untuk kolom Vaidasi dan kolom Penilaian (validasi) umum diisi dengan tanda cek ( ). Berikut keterangannya : 1. Tidak Valid a : Dapat digunakan tanpa revisi 2. Kurang Valid b : Dapat digunakan dengan sedikit revisi 3. Valid c : Dapat digunakan dengan banyak revisi 4. Sangat Valid d : Belum dapat digunakan 187

204 No. Indikator Pencapaian 1. Mampu menyebutkan Jumlah Soal Soal 1 4) Diketahui kubus ABCD.EFGH Tingkat Kesulitan Validasi Penilaian a b c d unsur-unsur bangun dengan panjang rusuk 3 cm. ruang sisi datar g. Gambarkan diagonal sisi HF h. Hitunglah panjang diagonal HF i. Ada berapa banyak diagonal sisi yang terlihat? j. Gambarkan bidang diagonal ACGE k. Gambarkan satu diagonal ruang yang tidak terletak pada bidang diagonal ACGE l. Hitunglah panjang diagonal ruangnya! 2. Mampu menentukan 1 Buatlah 2 jaring-jaring balok yang berbeda jaring-jaring, kubus, balok, prisma tegak, dengan panjang 3 cm, lebar 2 cm dan tinggi 1 cm! dan limas 3. Mampu 3 1. Volume sebuah kubus adalah 125 cm 3. menyelesaikan Hitunglah luas alas kubus tersebut! 188

205 masalah yang berkaitan dengan cara menentukan luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas 2. Volume sebuah balok adalah 900 cm 3. Jika panjang balok 20 cm dan lebar 5 cm. Hitunglah luas permukaan balok! 3. Hitunglah volume bangun di bawah ini! 4. Mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan cara menentukan volume kubus, balok, prisma, dan limas Sebuah balok dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 3 m. Kotak itu diisi penuh dengan kubus-kubus kecil berukuran 10 cm. Hitunglah berapa banyak dadu kecil yang dapat memenuhi kotak tersebut! 2. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. Dari diagonal AC dan EG dibuat prisma ABC.EFG. Tentukan volume prisma ABC.EFC! 189

206 5. Penerapan bangun ruang sisi datar dalam kehidupan sehari-hari 3. Volume suatu prisma tegak segitiga siku-siku adalah cm 3. Tentukan tinggi prisma tersebut apabila panjang rusuk alas prisma 5 cm, 12 cm, dan 13 cm! 2 1. Surya membuat sebuah kerangka balok dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 10 cm, tinggi 5 cm dan ia menyediakan kawat sepanjang 1,5 meter. Berapa panjang kawat yang tersisa? 2. Tinggi salah satu piramida di mesir adalah 80 m dan alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 120 m. Hitunglah : a. luas permukaan piramida b. volume piramida 190

207 191 LAMPIRAN 11 RPP RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMP Pangudi Luhur Moyudan : Matematika Kelas/Semester : VIII / 2 Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Bangun Ruang sisi Datar : 2 jam pelajaran (3 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5.Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, danbagian-bagiannya, sertamenentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 5.1.Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limasserta bagian-bagiannya. C. Indikator Menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan limas yang meliputi titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, tinggi. D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan limas: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, tinggi. E. Materi Pembelajaran Bangun ruang sisi datar (unsur-unsur) F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Tanya jawab

208 192 G. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi :Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Memotivasi: Memberi penjelasan tentangpentingnya mempelajari materi ini. Siswa diberikan model-model kubus dalam kehidupan seharihari Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai unsur-unsur kubus: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, tinggi, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut. Peserta Didik diberi tugas guru untuk diskusi kelompok mengenai unsur-unsur pada kubus kemudian dipresentasikan. Siswa mengerjakan soal latihan mengenai diagonal sisi dan diagonal ruang kubus pada siswa untuk dikerjakan 3. Kegiatan Penutup Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang 4 menit 5 menit 2 menit

209 193 Pertemuan Kedua No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi :Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Memotivasi: Memberi penjelasan tentangpentingnya mempelajari materi ini. Siswa diberikan model-model balok dalam kehidupan seharihari Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai unsur-unsur balok: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, tinggi, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk diskusi kelompok mengenai persamaan dan perbedaan balok dengan kubus kemudian dipresentasikan. Guru memberikan soal latihan siswa tentang diagonal sisi dan diagonal ruang pada balok untuk dikerjakan 3. Kegiatan Penutup Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru memberikan PR Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang 4 menit 5 menit 2 menit

210 194 Pertemuan Ketiga No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi :Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Memotivasi: Memberi penjelasan tentangpentingnya mempelajari materi ini. Siswa diberikan model-model prisma dan limas dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai unsur-unsur prisma dan limas: titik sudut, rusukrusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, tinggi, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk diskusi kelompok mengenai unsur-unsur pada prisma dan limas kemudian dipresentasikan. Guru memberikan soal latihan siswa untuk dikerjakan 3. Kegiatan Penutup Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru memberikan tugas Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang 4 menit 5 menit 2 menit H. Alat dan Sumber Belajar Alat : Viewer, Papan Tulis, Laptop, LCD Bahan : Powerpoint, Buku Matematika SMP

211 195 I. Penilaian Hasil Belajar No. Aspek Yang Dinilai TeknikPenilaian 1. Rasa ingin tahu Pengamatan 2. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas Pengamatan 3. Diskusi yang efektif: berpendapat, Pengamatan mendengarkan, berdebat dengan sopan, dan bekerja sama 4. Pengetahuan dan keterampilan matematika Latihan soal Yogyakarta, April 2015 Anna Mariska Diana Putri NIM : Mengetahui Dosen Pembimbing Guru Pamong Dr. Marcellinus Andy Rudhito S.Pd Ag. Y. Dwi Ambarwati, S.Pd

212 196 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMP Pangudi Luhur Moyudan : Matematika Kelas/Semester : VIII / 2 Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Bangun Ruang Sisi Datar : 4 jam pelajaran (2 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5.Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, danbagian-bagiannya, sertamenentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 5.2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas. C. Indikator Merancang jaring-jaring kubus, balok, prisma tegak, limas D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak. E. Materi Pembelajaran Bangun ruang sisi datar (jaring-jaring) F. Metode Pembelajaran 4. Ceramah 5. Diskusi kelompok 6. Tanya jawab

213 197 G. Langkah-langkah Kegiatan No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1 Kegiatan Pendahuluan 5 menit Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi:Menyampaikan tujuan pembelajaran. Memotivasi : Memberi penjelasan tentangpentingnya mempelajari materi ini. 2. Kegiatan Inti 70 menit Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak. Peserta didik diminta untuk menempelkan hasil membuat jaring-jaring untuk dibahas secara bersama-sama. 3. Kegiatan Penutup 5 menit Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru memberikan tugas/pr Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang H. Alat dan Sumber Belajar Alat : Viewer, Papan Tulis, Laptop, LCD Bahan : Powerpoint, Buku Matematika SMP I. Penilaian Hasil Belajar No. Aspek Yang Dinilai TeknikPenilaian 1. Rasa ingin tahu Pengamatan 2. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas 3. Diskusi yang efektif: berpendapat, mendengarkan, Pengamatan Pengamatan

214 198 berdebat dengan sopan, dan bekerja sama 4. Pengetahuan dan keterampilan matematika Latihan soal Yogyakarta, April 2015 Anna Mariska Diana Putri NIM : Mengetahui Dosen Pembimbing Guru Pamong Dr. Marcellinus Andy Rudhito S.Pd Ag. Y. Dwi Ambarwati, S.Pd

215 199 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMP Pangudi Luhur Moyudan : Matematika Kelas/Semester : VIII / 2 Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Bangun Ruang Sisi Datar : 12 jam pelajaran (6 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5.Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, danbagian-bagiannya, sertamenentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. C. Indikator 1. Mencari rumus luas permukaan kubus, balok, limas dan prisma tegak 2. Menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas. 3. Mencari rumus volume kubus, balok, prisma, limas. 4. Menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus, balok, prisma, limas. D. Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama dan Kedua 1. Peserta didik dapat menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, limas dan prisma tegak 2. Peserta didik dapat menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak. Pertemuan ketiga, keempat, kelima

216 Peserta didik dapat menentukan rumus volume kubus, balok, prisma, limas 2. Peserta didik dapat menggunakan rumus untuk menghitung volume kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak. Pertemuan keenam Peserta didik dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian dengan baik berkaitan dengan materi mengenai kubus, balok, prisma, dan limas tegak. E. Materi Pembelajaran Bangun ruang sisi datar : 1. Menghitung luas permukaan (sisi) kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak. 2. Menemukan dan menghitung volume kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak. F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi kelompok 3. Penemuan Terbimbing dengan LKS 4. Tanya jawab 5. Pemberian Tugas

217 201 G. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan pertama No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1 Kegiatan Pendahuluan 10 menit Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi:Menyampaikan tujuan pembelajaran. Memotivasi : Memberi penjelasan tentangpentingnya mempelajari materi ini. Guru mengingatkan siswa tentang rumus mencari luas segitiga, persegi dan persegi panjang. 2. Kegiatan Inti 60 menit Peserta didik diberi stimulus mengenai definisi dari luas permukaan kubus dan balok Peserta didik dibagikan jaring-jaring kubus dan balok masing-masing untuk menghitung luas permukaannya Peserta didik diminta untuk maju ke depan menuliskan hasil jawaban dari pekerjaan mereka Guru memberikan masalah yaitu berapa luas permukaan kubus jika panjang sisinya s cm dan berapa luas permukaan balok jika panjangnya p cm, lebarnya l cm dan tingginya t cm. Dari masalah yang diberikan itu siswa dapat menyimpulkan rumus luas permukaan dari kubus dan balok 3. Kegiatan Penutup 10 menit Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru memberikan tugas/pr Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang Pertemuan kedua

218 202 No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1 Kegiatan Pendahuluan Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi:Menyampaikan tujuan pembelajaran. Memotivasi: Memberi penjelasan tentangpentingnya mempelajari materi ini. Guru mengingatkan siswa tentang rumus mencari luas segitiga, persegi dan persegi panjang. 2. Kegiatan Inti Peserta didik diberikan LKS untuk mencari definisi dan rumus mengenai luas permukaan limas dan prisma Guru mendampingi siswa saat diskusi kelompok Peserta didik diminta untuk maju ke depan menuliskan hasil jawaban dari pekerjaan mereka Guru membantu siswa mengambil kesimpulan Guru memberikan latihan soal menghitung luas permukaan limas dan prisma. 3. Kegiatan Penutup Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru memberikan tugas/pr Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang 10 menit 60 menit 10 menit Pertemuan ketiga No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1 Kegiatan Pendahuluan 10 menit Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi:Menyampaikan tujuan pembelajaran. Memotivasi: Memberi penjelasan tentangpentingnya

219 203 mempelajari materi ini. Guru mengingatkan siswa tentang rumus mencari luas segitiga, persegi dan persegi panjang, serta unsurunsurnya. 2. Kegiatan Inti Peserta didik menyimak powerpoint yang disajikan guru tentang volume kubus dan balok. Guru membimbing siswa untuk mencari volume kubus dan balok. Dari masalah yang diberikan itu siswa dapat menyimpulkan rumus volume dari kubus dan balok. Guru memberikan latihan soal mengenai volume kubus dan balok Peserta didik diminta untuk maju ke depan menuliskan hasil jawaban dari pekerjaan mereka. 3. Kegiatan Penutup Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru memberikan tugas/pr Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang 60 menit 10 menit Pertemuan keempat dan kelima No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1 Kegiatan Pendahuluan 10 menit Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Apersepsi:Menyampaikan tujuan pembelajaran. Memotivasi: Memberi penjelasan tentangpentingnya mempelajari materi ini. Guru mengingatkan siswa tentang rumus volume kubus dan balok serta unsur-unsur limas dan prisma 2. Kegiatan Inti 60 menit Guru membagikan Lembar Aktifitas Siswa

220 204 Guru membimbing siswa untuk mencari volume limas dan prisma. Dari LAS yang diberikan itu siswa dapat menyimpulkan rumus volume dari limas dan prisma. Guru memberikan latihan soal mengenai volume limas dan prisma. Peserta didik diminta untuk maju ke depan menuliskan hasil jawaban dari pekerjaan mereka. 3. Kegiatan Penutup Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran Guru memberikan tugas/pr Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang 10 menit Pertemuan keenam No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1 Kegiatan Pendahuluan 3 menit Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Guru memberikan petunjuk mengisi identitas siswa 2. Kegiatan Inti 75 menit Guru membagikan soal, lembar jawab dan kertas buram pada siswa Siswa mulai mengerjakan soal ulangan harian Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan ulangan harian 3. Kegiatan Penutup 2 menit Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya H. Alat dan Sumber Belajar Alat : Viewer, Papan Tulis, Laptop, LCD

221 205 Bahan : Powerpoint, Buku Matematika SMP I. Penilaian Hasil Belajar No. Aspek Yang Dinilai TeknikPenilaian 1. Rasa ingin tahu Pengamatan 2. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas 3. Diskusi yang efektif: berpendapat, mendengarkan, berdebat dengan sopan, dan bekerja sama 4. Pengetahuan dan keterampilan matematika Pengamatan Pengamatan Latihan soal dan ulangan harian Yogyakarta, Mei 2015 Anna Mariska Diana Putri NIM : Mengetahui Dosen Pembimbing Guru Pamong Dr. Marcellinus Andy Rudhito S.Pd Ag. Y. Dwi Ambarwati, S.Pd

222 206 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMP Pangudi Luhur Moyudan : Matematika Kelas/Semester : VIII / 2 Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Bangun Ruang sisi Datar : 4 jam pelajaran (2 pertemuan) A. Standar Kompetensi Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, danbagian-bagiannya, sertamenentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar Menggunakan sifat-sifat, dan rumus luas permukaan serta volumepada kubus, balok, prisma, limas dalam pemecahan masalah C. Indikator 1. Memahami unsur-unsur dan sifat-sifat pada kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Menggunakan rumus luas permukaan pada kubus, balok, prisma, dan limas dalam pemecahan masalah 3. Menggunakan rumus volume pada kubus, balok, prisma, dan limas dalam pemecahan masalah D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : 1. Memahami unsur-unsur dan sifat-sifat pada kubus, balok, prisma, dan limas. 2. Menggunakan rumus luas permukaan pada kubus, balok, prisma, dan limas dalam pemecahan masalah 3. Menggunakan rumus volume pada kubus, balok, prisma, dan limas dalam pemecahan masalah

223 207 E. Materi Pembelajaran Bangun ruang sisi datar F. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tutor Sebaya G. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama dan Kedua No. Kegiatan Pembelajaran Siswa Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan Guru memberi salam Guru melakukan presensi dan mengecek kesiapan peserta didik. Guru menjelaskan metode pembelajaran hari ini menggunakan metode tutor sebaya dengan membahas soal ujian yang telah diberikan sebelumnya, 2. Kegiatan Inti Guru memanggil nama-nama siswa yang akan menjadi tutor dalam kelompok masing-masing. Guru mejelaskan mengenai tugas siswa sebagai tutor Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok dengan didampingi oleh tutor masing-masing. Guru memberikan soal ulangan harian pada siswa untuk dikerjakan kembali dengan bantuan tutor masing-masing. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing dan tutor membantu menjelaskan pada siswa yang kurang jelas. Guru mendampingi kelompok-kelompok saat ada yang mengalami kesulitan. Guru menunjuk siswa yang nilanya paling rendah di kelompoknya untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan menjelaskan di depan kelas. Guru menunjuk kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi siswa yang sedang maju. Guru memberikan penguatan mengenai apa yang sudah dijelaskan siswa sebelumnya 3. Kegiatan Penutup Guru dan Siswa membuat rangkuman pelajaran 5 menit 70 menit 5menit

224 208 Guru memberikan PR kelompok Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang H. Alat dan Sumber Belajar Alat : Papan Tulis Bahan : Buku Matematika SMP I. Penilaian Hasil Belajar No. Aspek Yang Dinilai TeknikPenilaian 1. Rasa ingin tahu Pengamatan 2. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok 3. Diskusi yang efektif: berpendapat, mendengarkan, berdebat dengan sopan, dan bekerja sama dalam kelompok 4. Pengetahuan dan keterampilan matematika Pengamatan Pengamatan Latihan soal Yogyakarta, Juni 2015 Anna Mariska Diana Putri NIM : Mengetahui Dosen Pembimbing Guru Pamong Dr. Marcellinus Andy Rudhito S.Pd Ag. Y. Dwi Ambarwati, S.Pd

225 209 Daftar Kelompok 8A Pembelajaran Matematika Metode Tutor Sebaya Bangun Ruang Sisi Datar KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 Tutor : Andreas Nova Krisna Anggota : 1. Heribertus Galih 2. Scholastika Elma 3. Stanislaus Bagus Suharyanto Tutor : Billy Eben Anggota : 1. Vincentius Dhanni 2. Maria Neri Penta 3. Natalia Desi K. 4. Theresia Ayu C. Tutor : Elsa Pawestri Anggota : 1. Florentina Ririn 2. Irene Leliana 3. Nicolaus Moyang 4. Andreas Septian KELOMPOK 4 KELOMPOK 5 KELOMPOK 6 Tutor : Lusia Putri Anggota : 1. Kevin Arjuna 2. Topan Dwi S. 3. Monica Wulansari Tutor : Yacinta Galuh Sapti Wulan Anggota : 1. Alexander Bagaskara 2. Maria Utami 3. Desi Erawati Tutor : Landrikus Andra Anggota : 1. Antonius Bima 2. Monica Vistania 3. Yoga Pradana KELOMPOK 7 KELOMPOK 8 KELOMPOK 9 Tutor : Monika Heti Anggota : 1. Damascus Diaz 2. Robertus Rangga 3. Yohana Wahyu Tutor : YP Bagus Pangestu Anggota : 1. Alfanto W. 2. Dimas Anggi 3. Paskalis Gangga Tutor : Diyan Tri H. Anggota : 1. Bernadeta Eka 2. Geovania Lindha 3. Robertus Deni W

226 210 LAMPIRAN 12 SURAT IZIN PENELITIAN DARI KAMPUS

227 211 LAMPIRAN 13 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. Gambar 1.1 Kubus Sifat-sifat Kubus 1. Semua sisi kubus berbentuk persegi. Kubus mempunyai 6 sisi persegi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 97 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/II (Genap) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang. Materi W9a GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang www.yudarwi.com A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang (1) Kedudukan Titik dan titik Titik berimpit

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) 5. Diagonal Ruang adalah Ruas garis yang menghubungkan dua titik : sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. : Kompetensi Dasar (KURIKULUM

Lebih terperinci

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI I JAKARTA 2009 Dimensi 3 Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 1. KUBUS BANGUN RUANG SISI DATAR Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Unsur-unsur Kubus 1. Sisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Belajar Matematika Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai belajar yaitu: Learning can be defined as any relatively permanent change in behavior

Lebih terperinci

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak. Materi W9b GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 B. Menggambar dan Menghitung jarak www.yudarwi.com B. Menggambar dan Menghitung Jarak Jarak dua objek dalam dimensi tiga adalah jarak terpendek yang ditarik

Lebih terperinci

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA Lampiran 1 79 CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 2 Banyudono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rini Fatmawati dengan judul Peningkatan Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Pokok Bahasan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena buku ini dapat diselesaikan. Buku ini penulis hadirkan sebagai panduan bagi siswa dalam mempelajari salah satu materi matematika.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Luas Permukaan Bangun Ruang Luas daerah permukaan bangun ruang adalah jumlah luas daerah seluruh permukaannya yaitu luas daerah bidang-bidang

Lebih terperinci

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK A. Model Problem Based Learning 1. Pengertian Model Problem Based Learning Wena mendefinisikan problem

Lebih terperinci

Lampiran B1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) dimensi tiga.

Lampiran B1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) dimensi tiga. Lampiran B1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP van Hiele) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA Negeri 1 Wundulako : Matematika : X / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian LAMPIRAN 1 Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 1.3 Surat Permohonan Validasi (Validator I) Lampiran 1.4 Surat Permohonan Validasi (Validator

Lebih terperinci

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5.

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5. MAKALAH BANGUN RUANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5. Ayu YAYASAN PENDIDIKAN TERPADU PONDOK PESANTREN MADRASAH THASANAWIYAH

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN METODE POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN Oleh : JUNITA SARI NIM 12321583 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P - 56 ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII I SMP N 1 KARANGANYAR DALAM MENGERJAKAN SOAL PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR SERTA UPAYA REMEDIASINYA DENGAN MEDIA BANTU PROGRAM CABRI 3D Leonardo

Lebih terperinci

Geometri (bangun ruang)

Geometri (bangun ruang) Geometri (bangun ruang) 9.1 BENTUK DASAR BANGUN RUANG 1. Kubus Luas = 6s2 Vol = s3 (s = panjang sisi) 2. Balok Luas = 2 x (p.l + p.t + l.t) Vol = p.l.t 3. Prisma Luas = 2 x l. alas + selimut Vol = luas

Lebih terperinci

Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN

Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada beberapa pendapat yang disampaikan para ahli mengenai definisi dari istilah matematika. Matematika didefinisikan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA KE-3

LEMBAR KERJA SISWA KE-3 LEMBAR KERJA SISWA KE-3 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Dimensi Tiga Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan Ke : 4 dan 5 Alokasi Waktu : 4 jam ( 4 x 45 menit ) C. Menggambar Kubus dan Balok 01.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta

Lebih terperinci

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan 34 35 Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti 60 80 Tuntas 2 Nuri Safitri 60 45 Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan 60 75 Tuntas 4 Anggi Septiana 60 70 Tuntas 5 Desi

Lebih terperinci

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga Modul Matematika Semester Dimensi Tiga Tahun Pelajaran 07 08 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. Bandung Peta Konsep Pengertian titik, garis, dan bidang Titik terhadap garis Dimensi Tiga Kedudukan titik,

Lebih terperinci

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga Modul Matematika X IPA Semester Dimensi Tiga Tahun Pelajaran 0 05 SMA Santa Angela Jl. Merdeka No. Bandung Dimensi Tiga X IPA Sem /0-05 Peta Konsep Pengertian titik, garis, dan bidang Titik terhadap garis

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan LAMPIRAN 57 58 Lampiran 1 Jadwal Pertemuan No Hari/Tanggal Kegiatan Tempat 1 Senin, 11 April 2016 Siklus I,pertemuan I SDN Kumpulrejo 03 2 Sabtu, 16 April 2016 Siklus I,pertemuan II SDN Kumpulrejo 03 3

Lebih terperinci

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran

Siswa dapat menyebutkan dan mengidentifikasi bagian-bagian lingkaran KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN KENAIKAN KELAS Jenis Sekolah Penulis Mata Pelajaran Jumlah Soal Kelas Bentuk Soal AlokasiWaktu Acuan : SMP/MTs : Gresiana P : Matematika : 40 nomor : VIII (delapan)

Lebih terperinci

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo. No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo. No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X-5) dan Kelas Kontrol (X-4) SMA Negeri 2 Purworejo No Hari, Tanggal Jam ke- Kelas Materi 1 Selasa, 31 Mei 2016 3 4 X-4 Pretest 2 Selasa, 31 Mei

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

Oleh: Dyah Padmi NIM

Oleh: Dyah Padmi NIM PRODUK DARI PENELITIAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS LEARNING TRAJECTORY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII Oleh: Dyah Padmi NIM. 13301241031 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII C TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menurut Clemente (1992: 3) yang telah peneliti modifikasi, letak. ruang sisi datar kubus dan balok sebesar 48.87%.

BAB V PENUTUP. menurut Clemente (1992: 3) yang telah peneliti modifikasi, letak. ruang sisi datar kubus dan balok sebesar 48.87%. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, letak kesalahan yang dilakukan siswa menurut Clemente (1992: 3) yang telah peneliti modifikasi, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

Lebih terperinci

Oleh : Fitri Arif Kholidah A

Oleh : Fitri Arif Kholidah A PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING (PTK pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 7 Sukoharjo Tahun 2016/2017) Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Oleh: JANNATUN NA IM. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: JANNATUN NA IM. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan. untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMP NEGERI 2 KAUMAN KELAS VIII G TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian 7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Belajar Matematika Menurut Sadirman, (2011: 21) Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku.

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII H SEMESTER

Lebih terperinci

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K

: BERNADETA BEKA FITRI APRIANTI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMPN 2 BADEGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA ASPEK KOGNITIF MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: Maida Khoirina

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh ERIS NURMAWATI K5110019 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K

SKRIPSI. Oleh: AYU PRATIWI HANDAYANI K PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOCK DIENES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB-C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV. No Nama Siswa Nilai

DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV. No Nama Siswa Nilai DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV No Nama Siswa Nilai 1 A 70 2 B 60 3 C 50 4 D 70 5 E 60 6 F 40 7 G 50 8 H 70 9 I 50 10 J 60 11 K 70 12 L 60 13 M 70 Ketuntasan Tuntas Belum 14 N 40 15 O 60 16

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TEAM ASSISTED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TEAM ASSISTED MOTTO Kemenangan yang seindah indahnya dan sesukar sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. ( Ibu Kartini ) Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses pendidikan dalam ruang lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN) Nama Siswa Kelas : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (PEMINATAN) 3. Bidang Bidang (Bidang datar) merupakan kumpulan titik yang membentuk suatu luasan (bidang) datar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN MEDIA ANIMASI POWTOON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK 2 SMK NEGERI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN KASTI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN KASTI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN KASTI MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG II NO. 171 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : JOSEP SAPUTRA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. optimal serta bersifat eksternal yang disengaja, direncanakan, dan bersifat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. optimal serta bersifat eksternal yang disengaja, direncanakan, dan bersifat BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Matematika Menurut Erman Suherman (2003:8), pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM

EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM EFEKTIVITAS ALAT BANTU VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK GANGGUAN SPEKTRUM AUTIS KELAS II SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: AGNES WIJAYANTI HANDAYANI K5112002

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PENERAPAN METODE MIND MAPPING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI BISNIS DI SMK N 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: DWI SAFRUDIN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: TRI NURUL KHOMIDAH K7411161 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 58 Lampiran 1 59 Lampiran 2 60 61 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SDN Karangduren 4 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : 4/II Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X

Disusun Oleh: ENDANG HARIYANTI X UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB SARTIKA NGAWEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I 74 Lampiran 1 75 Lampiran 2 76 Lampiran 3 77 78 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu Pertemuan :

Lebih terperinci

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP N LEBAKSIU PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR skripsi disajikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kemampuan Komunikasi Matematika 2.1.1.1 Kemampuan Kemampuan secara umum diasumsikan sebagai kesanggupan untuk melakukan atau menggerakkan segala potensi yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61 LAMPIRAN - LAMPIRAN 61 62 LAMPIRAN 1 Rpp Siklus 1 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Rowoboni 02 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : IV / II Alokasi Waktu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS IV SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh : AYUB RIDWAN SYAH K

Oleh : AYUB RIDWAN SYAH K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MERODA SENAM LANTAI MELALUI PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL DAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XI 1 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh :

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K

SKRIPSI. Oleh : AULIA DIAN PERTIWI K PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENULIS KATA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IX SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh : AULIA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan. Dalam pembelajaran berkaitan dengan kondisi lingkungan serta interaksi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 BABADAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH SKRIPSI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok 8 KUBUS DAN BALOK Perhatikan benda-benda di sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memanfaatkan benda-benda seperti gambar di samping, misalnya kipas angin, video cd, dan kardus bekas mainan.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: K

SKRIPSI. Oleh: K PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA DENGAN MEDIA FLASH CARD AKSARA JAWA PADAA ANAK TUNALARAS KELAS III SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: RISNA PRIMANINGTYAS

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH ARINA MUSTIKA NIM

SKRIPSI OLEH ARINA MUSTIKA NIM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING ORGANIZING REFLECTING EXTENDING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BALONG SKRIPSI

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K2309072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i PERNYATAAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1) 114 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1) Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun ruang sisi datar Pertemuan ke : 1 (Pertama) Kelas/Semester : VIII/Genap Tahun Pelajaran : 2011/2012 Alokasi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) I. Standar Kompetensi Menentukan sifat bangun ruang dan hubungan antar bangun.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) I. Standar Kompetensi Menentukan sifat bangun ruang dan hubungan antar bangun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IV / 2 Pokok Bahasan : Sifat-Sifat Bangun Ruang Sub Pokok Bahasan : Sifat-Sifat Kubus Alokasi

Lebih terperinci

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG 1. Pengertian Titik, Garis Dan Bidang Tiga unsur dasar dalam geometri, yaitu titik, garis, dan bidang. Ketiga

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS DUA BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS VI SLB ABC GIRI WIYATA DARMA WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS V SLB C IMMANUEL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : TRI ESTU HAYUNINGTYAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI (PTK pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Preliminary Design (Desain Permulaan) Pada tahap desain permulaan ini telah terkumpul data yang diperoleh melalui wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Prezi Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kognitif Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI Oleh: Rian Ari

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF. : SMP Pasundan 4 Bandung

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF. : SMP Pasundan 4 Bandung LAMPIRAN A.1 KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF Sekolah Mata pelajaran Pokok bahasan Kelas/Semester : SMP Pasundan 4 Bandung : Matematika : Prisma dan limas : VIII/2 Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diungkapkan kembali oleh siswa. 1. siswa adalah kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menerima,

BAB II KAJIAN TEORI. diungkapkan kembali oleh siswa. 1. siswa adalah kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menerima, BAB II KAJIAN TEORI A. Retensi Siswa 1. Pengertian Retensi Siswa Retensi siswa berasal dari kata retensi dan siswa. Dari kedua kata tersebut digabungkan memiliki pengertian menjadi kemampuan siswa untuk

Lebih terperinci

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI ANGKET KEPERCAYAAN DIRI 45 46 Angket Kepercayaan Diri Nama : Nomer Absen : Kelas : Jenis Kelamin : Petunjuk Pengisian Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan tentang diri Anda yang berkaitan dengan kepercayaan

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA. Geometri Dimensi Tiga. Maylisa Handayani,S.Pd. Penyusun: MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga

MODUL MATEMATIKA. Geometri Dimensi Tiga. Maylisa Handayani,S.Pd. Penyusun: MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga MODUL MATEMATIKA Geometri Dimensi Tiga Penyusun: Maylisa Handayani,S.Pd MAT. 06. Geometri Dimensi Tiga i Kata Pengantar Puji sukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunianya, sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) SUNAN PANDANARAN

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) SUNAN PANDANARAN PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) SUNAN PANDANARAN ADTIN KARUNIA PRAJANTI NIM 09707251015 Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SUTARMI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2016.

SKRIPSI. Oleh : SUTARMI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2016. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 MOJOLABAN PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Matematika 1. Pengertian Matematika Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Banyak hal di sekitar kita yang selalu berhubungan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi viii xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : JUHANTO

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : JUHANTO 1 ANALISIS LETAK, JENIS DAN FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI SOKARAJA MELALUI TES DIAGNOSTIK PADA MATERI LIMIT FUNGSI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci