PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan, sensus produksi, dan pemanenan. Selama kegiatan magang penulis ikut serta dalam kegiatan kontrol kebun bersama (gemba) bersama staf PT SAL 1. Kegiatan gemba dilakukan dua minggu sekali yaitu pada hari Rabu dan dilakukan secara bergilir pada bagian tanaman dan pabrik. Sebelum melaksanakan kegiatan teknis selalu diawali dengan apel pagi jam WIB, kemudian dilanjutkan dengan kerja di lapangan. Pengelolaan air Pengelolaan air merupakan faktor yang penting diperhatikan dalam budidaya kelapa sawit. Pengelolaan air yang dilakukan berupa pembuatan saluran drainase supaya keadaan air di tanah dapat terkendali. Saluran drainase yang ada di kebun dan selalu dilakukan pekerjaan rutin dari afdeling berupa rawat parit sisip dan pembuatan parit sisip. Pembuatan bendungan dilakukan untuk menjaga ketersediaan air selama periode curah hujan rendah. Tujuan pengelolaan air untuk mendukung tanaman menghasilkan produktivitas optimum. Rawat parit. Perawatan parit sirip dilakukan pada parit-parit yang sudah banyak ditumbuhi gulma dan kedalamannya sudah kurang dari 30 cm. Perawatan dilakukan dengan menggunakan cangkul untuk mengeluarkan tanah yang mengendap dalam parit dan menyingkirkan gulma atau benda lain yang ada dalam parit. Pada tanah gambut endapan lumpur cepat terjadi, sehingga rotasi parit yang lebih intensif perlu dilakukan. Mandor memberikan petunjuk panjang parit, blok yang dikerjakan dan nomor baris tanaman kepada karyawan harian. Kualitas parit yang ditargetkan oleh mandor, yaitu parit dengan lebar 50 cm, kedalaman 1 m dan air dalam blok dapat mengalir keluar dengan lancar. Keadaan parit sisip harus lebih tinggi daripada parit blok, supaya air tidak tergenang di lahan. Mandor mengecek hasil

2 21 setelah target pekerjaan selesai dilakukan, apabila kualitas rawat buruk dilakukan pengulangan oleh pekerja. Untuk pekerjaan rawat parit digunakan sistem borongan dengan upah sebesar Rp /m. Pembuatan parit. Penambahan jumlah parit sisip dilakukan bila keadaan blok masih basah lebih dari dua hari dan keadaan parit sisip di sekitarnya tidak dapat lagi diperbaiki. Pengecekan keadaan blok dilakukan oleh mandor untuk menentukan panjang parit sisip yang akan dibuat. Parit sisip pada blok yang memiliki lahan gambut setiap tiga baris pokok dibuat satu parit mengikuti lebar blok. Pembuatan parit sisip ditempatkan di gawangan mati supaya pekerjaan panen tidak terganggu. Pembuatan parit sisip pada tanah gambut banyak karena keadaan di tengah blok masih basah karena air tertahan dari sifat tanah gambut yang menyerap air. Pekerja diberikan petunjuk oleh mandor mengenai nama blok, nomor baris dan panjang parit yang akan dikerjakan. Pembuatan parit menggunakan cangkul dan karung untuk mengeluarkan tanah. Tanah hasil galian diratakan di samping parit supaya bila hujan turun tidak masuk dan mengendap kembali ke parit. Kualitas yang ditetapkan yaitu, parit dengan lebar 50 cm, kedalaman 1 m, kayu atau penghalang yang ada di tanah dikeluarkan dan air dapat mengalir dengan lancar keluar. Untuk pekerjaan pembuatan parit digunakan sistem borongan dengan upah sebesar Rp /m. Pembuatan bendungan. Pembuatan bendungan dilakukan dalam keadaan air dalam blok dan di dalam parit blok sudah lebih daripada satu meter di bawah permukaan lahan. Pembuatan bendungan bertujuan menjaga ketersediaan air untuk tanaman dan untuk perkerjaan pengendalian gulma secara kimia. Pembuatan bendungan diusahakan dapat dibuka-tutup supaya dapat menghemat biaya dan bertahan lebih lama, kendala yang dihadapi saat curah hujan tinggi pintu sulit dibuka karena adanya endapan lumpur. Pembuatan bendungan diutamakan pada lahan gambut supaya tidak terjadi kekeringan yang menyebabkan tanah tidak bisa lagi menyerap air. Ketinggian bendungan dibuat bertingkat supaya air berlebih masih dapat mengalir ke saluran pembuangan. Mandor memberikan petunjuk berupa nama blok, nomor baris dan

3 22 bahan-bahan untuk pengerjaan. Bahan yang digunakan yaitu tanah mineral, karung dan papan, sedangkan alat berupa gergaji dan cangkul dibawa oleh pekerja. Norma kerja pembuatan bendungan sebesar 0.5 bendungan/ HK. Pengendalian Gulma Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada piringan (circle), gawangan hidup (path), dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tumbuhan yang termasuk gulma tetapi tidak diberantas adalah pakis (Nephrolepis biserata). Pakis berfungsi sebagai tanaman inang bagi musuh alami hama pemakan daun dan menahan agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan. Jenis gulma yang tumbuh adalah Melastoma malabatricum, Chromolaena odorata, Axonopus compressus, Digitaria nuda, Gleicheina linearis, Ottocloa arnotiona, dan anak sawit. Ilalang (Imperata cylindrica) dibiarkan tumbuh karena pengendaliannya dengan cara khusus dan dilaporkan kepada mandor. Untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dilakukan pemberantasan gulma secara kombinasi manual dan kimiawi dengan rotasi yang telah ditentukan. Pengendalian gulma yang efektif menaikkan produktivitas tanaman dan menekan biaya pemeliharaan tanaman. Tenaga kerja yang digunakan sebagian besar berasal dari karyawan kebun dengan karyawan harian dengan sistem borongan. Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual yang dilakukan adalah babad gawangan, dongkel anak kayu (DAK), dan circle weeding manual (CWM). Rotasi pengendalian gulma secara manual dilakukan tiga kali dalam setahun. Alat yang digunakan dalam pekerjaan tersebut, yaitu parang, cangkul, arit, dan sarung tangan. Pelaksanaan babad gawangan menggunakan parang dengan target babadan setinggi ± 20 cm dari permukaan tanah. Selain itu, pengendalian gulma secara manual juga dilakukan dengan membersihkan gulma yang tumbuh di pokok (rayutan). Pembabadan dilakukan setiap orang untuk tiap jalan pikul lalu pindah ke jalan pikul selanjutnya sampai norma kerja tercapai. Tenaga kerja yang digunakan

4 23 dalam kegiatan pembabadan adalah karyawan harian lepas (KHL). Sistem kerja yang digunakan yaitu sistem harian dengan upah Rp ,-/hari dengan lama kerja 7 jam/hari. Norma yang digunakan untuk babad gawangan adalah 0.6 ha/hk, sedangkan prestasi kerja penulis 0.4 ha/hk. Kendala yang sering dijumpai dalam pembabadan, yaitu kondisi gulma yang sudah tinggi karena berada di daerah rendahan. Kondisi gulma yang tidak merata menyebabkan hasil kerja sering tidak mencapai target norma kerja dan pengawasan yang kurang menyebabkan kondisi hasil pekerjaan di tengah blok sering dibawah kualitas yang ditetapkan. Kegiatan pembabadan dapat dilihat pada Gambar 1. Dongkel anak kayu (DAK) adalah kegiatan mencabut anak kayu hingga ke akar secara selektif di sekitar gawangan dan piringan. Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini cados (cangkul dodos). Pekerja mendongkel semua anak kayu yang ada di pasar pikul dan piringan lalu membuangnya di gawangan mati. Pekerja berjalan sampai ke pasar tengah lalu pindah ke pasar pikul sebelahnya. Kendala yang sering dijumpai kerapatan gulma yang terlalu padat, sehingga pekerjaan menjadi lama dan norma kerja sering tidak tercapai. Norma kerja DAK 0.4 ha/hk dan prestasi kerja penulis 0.3 ha/hk. Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia dengan menggunakan herbisida, knapsack sprayer kapasitas 15 liter dengan nozzle hitam tipe polijet (kipas), ember untuk mengambil air dan botol untuk menyimpan herbisida. Sebelum melakukan penyemprotan, para pekerja melakukan pencampuran herbisida dengan air dengan perbandingan 1:1 di kantor afdeling. Air yang digunakan untuk melarutkan herbisida dan mengisi kap di lapangan diambil dari parit dengan menggunakan ember. Apabila musim kemarau air diisikan ke galon herbisida kosong kemudian mandor melangsir dengan menggunakan motor. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan pada piringan (circle), pasar pikul (path) dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Pengendalian gulma secara kimia diharapkan untuk mempermudah pengutipan brondolan saat panen dan sebagai tempat aplikasi pupuk. Standar kondisi piringan yang harus dipertahankan bersih dari gulma dan anak sawit, yaitu pada diameter 3 m. Cara

5 24 penyemprotan piringan searah jarum jam dan larutan herbisida yang disemprotkan harus menyebar merata. Pasar pikul (path) berfungsi sebagai jalan pekerja melakukan kegiatan panen, pemupukan dan pengontrolan. Lebar path yang harus bersih selebar 1.5 meter. Standar kondisi path ditetapkan tidak ada gulma, anak kayu dan anak sawit. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat pengumpulan TBS yang kemudian akan diangkut ke pabrik. Luas TPH ideal adalah 4 m x 3 m dan kondisinya harus bersih dari gulma supaya pengumpulan brondolan tidak terhambat. Pengendalian gulma circle, path dan TPH (CPT) menggunakan herbisida kontak dan sistemik. Herbisida kontak yang digunakan yaitu Primaxone 276 SL dengan bahan aktif Paraquat diklorida 276 gram/liter. Dosis yang digunakan 0.6 liter/ha (75 ml/kap), volume semprot 120 liter/hektar dengan konsentrasi 0.5 persen. Herbisida sistemik digunakan Pilar Up 480 SL dengan bahan aktif Isopropilamina glifosat 480 gram/liter dengan dosis yang digunakan 0.7 liter/ha (100 ml/kap), volume semprot 135 liter/ha dengan konsentrasi 0.67 persen. Bahan perekat yang digunakan yaitu Biofuron dengan bahan aktif Metil metsulfuron dengan konsentrasi 0.25 kg/20 liter air. Takaran untuk mengukur herbisida yang digunakan tidak ada, sehingga konsentrasi semprotan bervariasi dan seringkali herbisida yang digunakan berlebih atau kekurangan. Tinggi semprotan 30 cm di atas permukaan tanah. Rotasi yang digunakan 3 kali setahun. Kegiatan pengendalian gulma secara kimia dapat dilihat pada Gambar 1. a. Manual b. Kimiawi Gambar 1. Kegiatan Pengendalian Gulma

6 25 Sistem kerja yang digunakan adalah harian dengan upah Rp ,-/ hari. Norma kerja yang ditetapkan 1.6 ha/hk dan prestasi kerja penulis dapat mencapai norma kerja tersebut. Luas areal total untuk CPT yang disemprot dalam 1 ha dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut : - Populasi per hektar : 136 pokok, populasi per baris 25 pokok (2.7 jalur) - Jari-jari piringan : 2 meter - Lebar path : 1.5 meter - Ukuran TPH : 4 m x 3 m (dalam 1 ha terdapat 2 TPH) maka : Luas piringan (ha) = π r 2 x jumlah pokok = 3.14 (2 m) 2 x 136 = m 2 / ha Luas path (ha) = jarak tanam x lebar path x jalur/ha x pokok/baris = 9.2 m x 1.5 m x 2.7 jalur/ ha x 25 pokok/ baris = 932 m 2 / ha Luas TPH = luas TPH x TPH/ha = 4 m x 3 m x 2 = 24 m 2 Luas total CPT = m m m 2 = m 2 = 0.27 ha Pemupukan Pemupukan adalah penambahan unsur hara ke dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu semester I dan semester II. Pemupukan semester I dilakukan pada bulan Februari Juni. Jenis pupuk yang diaplikasikan pada semester I adalah NPK (41-4-1), Rock Phospate (30 % P 2 O 5 ), Muriate of Potash (60 % K 2 O), Kieserite (27 % MgO), dan Dolomite (60 % CaCO 3 ). Dosis pupuk yang digunakan berdasarkan hasil analisis daun atau leaf sample unit (LSU) yang dibuat oleh head office (HO) yang berada di Jakarta. Rekomendasi disampaikan

7 26 kepada kebun pada awal tahun dan digunakan sebagai acuan pemupukan tahun tersebut. Kegiatan pemupukan diawali dengan persiapan piringan dan gawangan yang telah siap dipupuk, dengan standar piringan bersih gulma dan gawangan dapat dilalui. Persediaan pupuk yang ada di gudang mencukupi dan dilakukan kegiatan penguntilan pupuk. Penguntilan pupuk adalah kegiatan mengemas ulang pupuk berdasarkan rekomendasi pupuk (dosis/pohon) yang disesuaikan dengan jumlah pohon sebagai dasar penguntilan. Pupuk yang diuntil dimasukkan ke dalam karung yang masih layak dan diikat dengan tali. Peletakan untilan di gudang disesuaikan dengan dosis rekomendasi untuk memudahkan pengangkutan. Penguntilan menggunakan takaran yang telah dikalibrasi agar dosis yang digunakan sesuai. Berdasarkan ketentuan, tiap untilan pupuk digunakan untuk kebutuhan pupuk 6 pokok tanaman. Norma kerja penguntilan sebesar 1.25 ton/ HK. Pengawasan dalam penguntilan dilakukan dengan mengambil contoh acak untuk dilakukan penimbangan, kesalahan penguntilan banyak terjadi saat awal rekomendasi cara pemupukan. Pekerja harian lepas belum seluruhnya menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan ketika bekerja, perilaku ini dapat merusak kesehatan karena debu dan bau yang disebabkan beragam pupuk. Pelangsiran pupuk ke lapangan menggunakan mobil truk untuk memenuhi kebutuhan pupuk 2 blok. Pelangsiran pupuk dilakukan pagi hari sebelum apel pagi KHL pupuk. Ketersediaan mobil truk masih menjadi kendala yang menyebabkan keterlambatan urutan kerja berikutnya, sehingga apel pagi dilakukan untuk membagi kelompok dan menjelaskan kembali aturan yang digunakan dalam pemupukan. Pupuk dilangsir dengan cara menjatuhkan dari truk sebanyak 4 until/baris pokok. KHL yang telah dibagi menjadi beberapa pasangan diberikan nomor urut sebagai tanda mereka telah memasuki jalur yang tepat. KHL mengambil pupuk dan melangsir ke dalam blok dan menempatkan pupuk di baris keenam dan di pasar tengah. Penaburan pupuk dilakukan setelah pelangsiran ke dalam blok sudah dilakukan seluruhnya. Kontrol yang dilakukan oleh mandor terhadap kemerataan

8 27 penaburan pupuk dan kecepatan dalam penaburan. Pengawasan oleh mandor dilakukan di pasar tengah sebagai pemberi aba-aba menabur dan di jalan transpor untuk memastikan pupuk tidak ada yang tertinggal. Kegiatan penaburan pemupukan dilakukan dengan sistem gang, yang berarti pada saat pemupukan dilakukan pada satu area dan tidak boleh dilakukan di area lain dalam hari yang sama. Sistem ini menyebabkan peningkatan biaya tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan sistem lama, tetapi ketepatan dosis per pokok lebih tinggi. Alat yang digunakan untuk penaburan pupuk yaitu takaran yang telah dikalibrasi sesuai dosis yang digunakan dan gendongan. Cara penaburan dengan menuangkan pupuk ke takaran dan ditabur dengan tangan secara merata di piringan dengan radius 50 cm dari pokok. Cara penaburan pupuk dapat dilihat pada Gambar 2. a.saat Aplikasi Pupuk b.setelah Dipupuk Gambar 2. Pelaksanaan Pemupukan Penaburan pupuk tidak boleh di atas bongkahan kayu, mengenai pelepah dan pokok, atau pada gawangan dan piringan yang masih bergulma. Setelah kegiatan pemupukan selesai, karung-karung bekas pupuk dikumpulkan dan diantar kembali ke gudang dengan mobil transpor untuk KHL. Sistem kerja pemupukan dilakukan dengan target harian 7 jam kerja. Prestasi kerja KHL bervariasi sesuai dengan dosis dan keadaan blok yang dipupuk, prestasi kerja ratarata harian 0.6 ha/hk. Penulis melakukan prestasi kerja sama dengan norma yang ditetapkan.

9 28 Sensus Produksi Sensus produksi dilakukan dengan cara mengamati keadaan buah dan menghitung jumlah pokok pada suatu areal tanaman. Sensus produksi dilakukan untuk mengetahui buah yang akan matang panen dalam jangka waktu triwulan kedepan dan menjadi dasar penghitungan produksi buah triwulanan. Pengambilan sampel pokok sebanyak sepuluh persen dari jumlah pokok keseluruhan dalam blok. Nomor baris sampel telah ditentukan sebelum pengambilan sampel, sehingga petugas masuk melalui baris yang telah ditentukan. Petugas yang masuk melalui arah utara menulis pada kotak tabel yang paling atas menuju ke bawah, begitu juga sebaliknya. Fungsi arah penulisan untuk mengetahui kondisi pokok sampel yang ada di dalam blok tersebut bila akan diadakan pemeriksaan selanjutnya. Sensus produksi dilakukan oleh tim Control System Audit (CSA) yang bekerjasama dengan tim lain yang sudah pernah melakukan pekerjaan sensus atau pemanen yang telah terlatih. Prasyarat melakukan sensus produksi adalah orangorang yang dapat dipercaya dan jujur supaya tidak terjadi manipulasi data. Data yang diambil berupa persentase banyaknya buah merah dan buah hitam yang akan dipanen pada periode triwulan selanjutnya. Data diolah dengan program untuk mendapatkan sebaran produksi bulanan kebun tersebut. Data tersebut menjadi acuan pihak Head Office (HO) untuk menentukan target produksi bulanan. Norma kerja sensus produksi yaitu 60 ha/ HK. Pemanenan Pemanenan adalah pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Tugas utama tenaga kerja pemanen di lapangan yaitu menurunkan buah dari pokok dengan tingkat kematangan yang telah ditentukan dan mengantarkannya ke TPH dengan cara dan waktu yang tepat. Tujuan kegiatan pemanenan yang tepat untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas (ALB) yang

10 29 rendah. Keberhasilan pemanenan bergantung pada tenaga kerja, peralatan panen, sistem yang digunakan dan pengangkutan. Sistem panen merupakan cara untuk mempermudah pengaturan panen, pembagian hanca, penentuan tenaga pemanen, pengawasan panen, dan pengangkutan TBS. Sistem panen yang digunakan sistem hanca giring tetap yang merupakan modifikasi dari sistem hanca tetap dan giring yang setiap pemanen berusaha menyelesaikan blok panen tuntas tanpa pengulangan. Rotasi panen adalah waktu yang dibutuhkan antara panen terakhir dengan panen selanjutnya dalam satu seksi panen yang sama. Seksi panen adalah luasan areal panen yang dibagi beberapa bagian sesuai dengan rotasi panen yang dijalankan. Seksi panen harus dilaksanakan satu hari tuntas untuk memperoleh produksi yang baik, pekerjaan rawat tidak terganggu dan kondisi jalan tetap terjaga baik. Rotasi panen yang digunakan adalah 7/8 yang berarti terdapat tujuh hari panen dan seksi yang sama dipanen pada hari kedelapan. Selain itu, rotasi panen lainnya digunakan, yaitu 9/10 dan 14/15 bila kondisi buah masak sedang tinggi. Perubahan rotasi ini seringkali membuat pemanen salah masuk hanca panen. Kriteria panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria umum untuk tandan buah telah matang panen berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh ke tanah secara alami. Kriteria yang diberikan kepada pemanen yaitu buah yang membrondol 5 di pokok dan 10 buah di TPH. Pekerjaan lain yang dilakukan saat pemanenan TBS, yaitu mengutip brondolan di sekitar pokok, menyingkirkan pelepah ke gawangan mati, dan menyusun TBS pada terpal yang disediakan di TPH. Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan pemanenan berbeda berdasarkan tinggi tanaman, kondisi areal dan umur tanaman. Alat dan perlengkapan panen harus dibawa saat apel pagi, sebelum kegiatan panen dimulai. Alat-alat yang digunakan yaitu dodos besar dan pisau egrek untuk alat memotong TBS, gancu sebagai alat bongkar TBS dan angkong sebagai alat pengangkut TBS dan berondolan ke TPH. Peralatan panen merupakan inventaris perusahaan yang dipinjamkan kepada pemanen.

11 30 Pelaksanaan kegiatan panen dimulai dengan apel pagi yang diikuti pemanen, seluruh mandor dan kepala afdeling. Mandor panen memberikan arahan untuk membagikan hanca dan mengevaluasi kegiatan panen yang telah dilakukan. Kerani panen membacakan jumlah TBS yang dihasilkan oleh pemanen. Kepala afdeling memberikan arahan tentang kondisi dan arahan manajemen untuk kegiatan panen. Dalam pelaksanaan panen langkah-langkah kerja pemanen setelah pembagian hanca panen, yaitu: pemanen masuk ke hanca panennya untuk hari itu. Pemanen menuju pohon yang akan dipanen dengan membawa egrek dan kampak kecil atau golok. Setelah memastikan buah matang untuk dipanen, pemanen memotong pelepah yang berada di bawah buah yang akan dipanen. Pemotongan dilakukan dengan cara menempatkan pisau egrek pada posisi di atas pangkal batang pelepah dan rapat pada batang pohon, lalu tangkai egrek dihentakkan ke bawah. Pemotongan harus dilakukan pada titik potong yang tetap, tidak berubahubah, sehingga biasanya dengan dua atau tiga kali hentakan sudah memutuskan batang pelepah. Tujuan pemotongan dengan hentakan tersebut agar pelepah putus dan jatuh lepas ke bawah. Pemanen harus berada pada posisi berlawanan dengan arah filotaksi daun supaya pelepah jatuh tidak ke arah pemanen. Pemanen kemudian memotong pelepah tersebut dengan kampak atau golok menjadi dua bagian, yaitu bagian batang dan bagian daun serta menyusunnya di gawangan mati. Pemanen terlebih dahulu memotong tangkai TBS yang masih panjang dengan kampak atau golok. Pemotongan berbentuk huruf V (cangkem kodok) untuk TBS dengan BJR >= 8 kg, atau potong datar < 2 cm untuk TBS dengan BJR < 8 kg. Pemanen kemudian pindah ke pohon yang akan dipanen berikutnya. Pemanen kembali ke areal piringan pohon yang telah dipanen tersebut, setelah menyelesaikan panen pada baris pengangkutan pertama dengan membawa angkong, gancu, dan karung plastik. TBS yang telah dipotong gagangnya dinaikkan ke dalam angkong dengan gancu. Pemanen tersebut mengutip brondolan yang tersebar di piringan dan gawangan sampai tuntas, lalu memasukkannya ke dalam karung serta memuatnya ke dalam angkong.

12 31 Pemanen membawa angkong tersebut ke pohon yang sudah dipanen berikutnya untuk mengambil TBS dan brondolan selanjutnya. Setelah angkong penuh, pemanen membawa angkong dan muatannya ke TPH, lalu menyusun TBS dan menempatkan brondolan dengan benar. Untuk hanca-hanca yang berat, pemanen biasanya membawa pembantu panen agar hancanya dapat tuntas hari tersebut. Pemanen memberi kode pemanen di pangkal tangkai buah yang telah disusun di TPH dengan arang kayu atau kapur warna setelah memastikan bahwa semua pohon di jalan panen ke TPH tersebut sudah selesai tuntas dipanen. Dalam pelaksanaan pemanenan masih ditemui beberapa kesalahan pemanenan yaitu memanen buah mentah, buah tinggal di pokok dan path dan berondolan tertinggal di piringan. TBS yang dibawa ke TPH harus dialasi terpal yang telah disediakan perusahaan agar buah tidak tercemar dengan tanah dan berondolan yang terjatuh tidak tertinggal karena sulit untuk dikutip. Pemanen harus menghitung TBS dan karung berondolan yang dihasilkan hari tersebut untuk dicek ulang pada saat pembacaan hasil panen di apel pagi. Tenaga kerja pemanen adalah faktor penting yang diperlukan dalam kegiatan pemanenan. Perencanaan dan pengorganisasian tenaga pemanen dibutuhkan agar target produksi yang telah ditetapkan manajemen dapat tercapai. Kebutuhan tenaga pemanen ditentukan berdasarkan luas areal tanaman yang telah siap panen. Luas hanca panen yang harus diselesaikan pada taksasi normal (20 25 persen) antara 3 4 ha bergantung pada kemampuan masing-masing pemanen. Kebutuhan tenaga kerja pemanen dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan: AKP : Angka Kerapatan Panen BJR : Bobot Janjang Rata-rata

13 32 Aspek Manajerial Mandor bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilaksanakan karyawan di bawah pengawasan mandor I dan kepala afdeling. Mandor I sebagai orang kepercayaan kepala afdeling dalam pembinaan sekaligus pengawasan terhadap semua pekerjaan teknis di lapangan agar pekerjaan tersebut dapat tercapai dengan tepat dan cepat. Hubungan antara mandor I dengan mandor adalah garis instruksi, sedangkan dengan kerani afdeling adalah garis koordinasi. Mandor-mandor yang ada, yaitu mandor chemist, mandor pupuk, mandor hama dan penyakit, mandor panen, dan kerani panen yang berada dibawah tanggung jawab mandor I. Kegiatan yang dilakukan penulis sebagai pendamping mandor adalah mengetahui tahapan setiap jenis pekerjaan, menghitung kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan, mengawasi pekerjaan, mengawasi penggunaan material dan membuat laporan harian. Hal-hal yang perlu dicatat oleh penulis dalam mengisi laporan mandor yaitu: jumlah tenaga kerja dan material yang digunakan, prestasi kerja KHL, dan luas areal yang dikerjakan. Dalam pelaksanaan tugasnya mandor selalu berpedoman kepada lembar rencana kerja (LRK) yang telah disetujui kepala afdeling. Sebelum melakukan pekerjaan mandor melakukan apel pagi untuk memberikan penjelasan tentang pekerjaan yang akan dilakukan. Mandor Chemist Sebagai mandor chemist penulis bertanggung jawab terhadap luas areal kerja yang harus diselesaikan dan herbisida yang digunakan. Prosedur permintaan material (herbisida), yaitu mandor mengajukan surat permintaan barang (SPB) yang telah disetujui oleh kepala afdeling dan kepala kebun. Setelah SPB diperiksa kepala gudang, mandor dapat mengambil herbisida sesuai dengan yang tercantum dalam SPB. Tugas mandor chemist di lapangan yaitu mencatat KHL yang bekerja, menentukan areal yang akan diaplikasikan, mengawasi pekerjaan, mengawasi penggunaan herbisida, dan mengisi buku harian mandor. Mandor perlu

14 33 memperhatikan penggunaan herbisida dan letak sumber air. Pemeriksaan hasil kerja karyawan dilakukan 3 hari setelah penyemprotan untuk herbisida kontak atau dua minggu setelah penyemprotan herbisida sistemik. Apabila gulma belum mati atau mengering, penyemprotan ulang dilakukan oleh pekerja tersebut tanpa diberi upah. Selama menjadi pendamping mandor penulis mengawasi kegiatan penyemprotan CPT dan piringan. Mandor Pupuk Mandor pupuk bertugas dan bertanggung jawab terhadap pengaplikasian pupuk ke tanaman sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan. Rencana program pemupukan dibuat oleh asisten afdeling yang diajukan kepada kepala kebun. Sistem pemupukan dengan sistem gang membutuhkan penjadwalan yang teratur agar pamupukan dapat tuntas bersama. Rencana kerja tersebut mencakup luas areal dan blok, jumlah pokok, jenis pupuk, dosis rekomendasi per jenis pupuk dan waktu pemupukan. Mandor pupuk membuat surat permintaan barang kepada kepala gudang yang diserahkan kepada kerani afdeling untuk kemudian disetujui oleh kepala afdeling dan diperiksa kepala kebun. Mandor pupuk dibantu oleh mandor I dan mandor rawat untuk mengawasi pemupukan. Mandor Hama dan Penyakit Tanaman Hama dan penyakit salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkan hama dan penyakit sangat besar, dari penurunan hasil produksi hingga kematian tanaman. Selama penulis melakukan pengamatan di lapangan hama yang ditemukan yaitu ulat api, tikus, landak, dan babi hutan. Untuk pengendalian ulat api secara manual dengan mengutip ulat yang ada di daun. Ulat api yang dominan ditemukan di lapangan yaitu Setora nitens dan Thosea asigna. Untuk pengendalian ulat api secara kimia dilakukan dengan insektisida. Insektisida Decis sudah tidak digunakan lagi karena meninggalkan residu tinggi, membahayakan tenaga kerja, mudah tercuci air dan

15 34 semua serangga yang terkena insektisida akan mati. Penyakit yang ditemukan di lapangan yaitu busuk pucuk, marasmus dan busuk daun. Kebun SAL 1 menerapkan sistem peringatan dini atau early warning sistem (EWS) untuk melihat intensitas serangan hama terutama ulat api. Pelaksanaan EWS dilakukan secara rutin untuk mengetahui perkembangan hama dan penyakit secara berkala. Hasil deteksi akan memberikan gambaran mengenai jenis, intensitas dan luas serangan hama dan penyakit. Berdasarkan data tersebut akan ditentukan jenis dan teknik pengendalian yang efektif dan efisien. Deteksi hama dan penyakit dilakukan dengan menentukan titik sampel di antara pokok sampel. Dalam blok yang memiliki luas areal 20 ha, 10 % dari luas blok tersebut menjadi baris sampel untuk pengamatan. Untuk blok dengan luas 20 ha terdapat 1 titik sampel yang dikelilingi oleh 18 pokok sampel. Pengamatan dilakukan dari pukul Pengamatan EWS terdiri atas tiga tahap, yaitu: (1) deteksi rutin, yaitu pengamatan yang dilakukan bulanan; (2) deteksi spesial dilakukan apabila terdapat serangan pada sampel, dilakukan H+3 pemeriksaan dengan tujuan untuk melihat secara detail kondisi serangan sehingga diketahui pengendalian yang akan dilakukan, pengamatan lanjutan dilakukan H+7, H+14 dan H+21; (3) deteksi ulang untuk mengetahui kondisi setelah aplikasi pengendalian. Pengambilan titik sampel pertama dilakukan dari ujung barat selatan dengan interval 3 baris pokok dari pokok pinggir. Pengambilan baris sampel kedua dilakukan dengan interval 13 baris pokok. Pokok sampel berada pada pokok ketiga dari pinggir dan pokok selanjutnya dengan interval 13 pokok. Setiap titik sampel dikelilingi 18 pokok sampel. Kategori serangan ulat api dibagi menjadi 3, yaitu ringan (1-3 ulat/pelepah), sedang (4-5 ulat/pelepah), dan berat (> 5 ulat/pelepah). Mandor Panen Mandor panen bertugas dan bertanggung jawab membagi hanca pemanen dan memastikan hanca tersebut tuntas, mencatat seluruh hasil panen dan lokasi panen yang berkoordinasi dengan kerani panen, membuat data rotasi panen dan

16 35 sensus buah merah setelah pemanen menyelesaikan hancanya sekaligus mengecek kegiatan panen yang telah berlangsung. Mandor panen bertanggung jawab langsung atas kualitas dan kuantitas hasil panen pada hari tersebut kepada mandor I dan asisten afdeling, serta memonitor absensi karyawan. Mandor panen berkewajiban aktif mengawasi panen sehingga semua buah masak terpanen dan memeriksa semua hanca yang dipanen pada hari tersebut. Kegiatan penulis saat menjadi mandor panen di Afdeling OF yaitu mengawasi pemanen supaya mengikuti standar kualitas yang telah ditetapkan. Pengawasan pemanenan buah mentah, meninggalkan buah masak, dan meninggalkan brondolan merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Selain itu, pemotongan pelepah rapat pada batang tanaman supaya tidak terjadi buah sisa pantat monyet, tangkai buah harus dipotong berbentuk V atau cangkem kodok, terpal dipasang di TPH sebagai alas TBS, pelepah tinggal atau sengkleh tidak diperbolehkan, dan pelepah harus disusun rapi di gawangan mati. Pengawasan yang dilakukan kemudian dicatat di laporan produksi panen harian yang dapat dilihat pada Lampiran 7. Permasalahan yang terjadi di lapangan ketika pemanen tidak mengikuti apel pagi dan tidak memberitahukan kabar. Hanca yang telah dibagikan harus diubah kembali supaya target panen pemanen dapat terpenuhi. TBS sering tinggal di gawangan dan tidak dipanen karena kondisi jalan dalam blok yang rusak. Kerani Panen Kerani panen bertugas mencatat dan memeriksa hasil panen yang diperoleh masing-masing pemanen di tiap TPH. Hasil panen yang diperiksa berdasarkan kriteria matang dan mutu panen. Kriteria TBS yang dicatat, yaitu tangkai panjang, buah mentah (brondolan < 10 di TPH), buah busuk, brondolan yang dimasukkan ke dalam karung, dan penggunaan terpal. Dari kriteria panen tersebut, kerani panen memberikan penilaian kepada pemanen. Jumlah buah dan brondolan yang dikarungi dicatat untuk mengetahui upah yang akan diperoleh pemanen. Kerani panen memberikan surat jalan kepada sopir angkutan buah yang menyatakan jumlah janjangan dan berat muatan yang dibawa truk.

17 36 Pencatatan di lapangan dengan mengumpulkan kupon panen, kemudian dicatat berdasarkan blok yang dipanen pada hari tersebut. Pembuatan laporan harian dilakukan esok hari setelah berat muatan truk dicocokkan dengan timbangan yang ada di pabrik. Laporan harian diserahkan kepada kerani afdeling untuk dijadikan rekap bulanan produksi afdeling. Pendamping Asisten Tugas dan tanggung jawab asisten afdeling adalah mengelola seluruh kegiatan afdeling secara efektif dan efisien agar sesuai dengan lembar rencana kerja yang telah dibuat. Tujuan dari kegiatan opersional di lapangan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan manajemen dengan biaya seminimal mungkin. Asisten juga bertugas melaksanakan administrasi afdeling dengan tertib, pembinaan sumber daya manusia di afdeling, kontrol biaya yang telah disetujui kepala kebun dan administratur. Asisten dibantu oleh kerani afdeling dalam pembuatan rencana permintaan dana operasional. Rencana permintaan dana tersebut digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pemanenan selama satu tahun kerja. Asisten bertanggung jawab penuh terhadap lingkungan kebun selama 24 jam, yang meliputi semua pekerjaan di afdeling maupun dalam lingkungan paguyuban. Selama menjadi pendamping asisten, penulis melakukan pengawasan terhadap kegiatan di Afdeling OE-OF. Penulis ikut mengontrol pekerjaan bersama dengan asisten afdeling ke lapangan yang sedang melaksanakan pekerjaan. Dalam pelaksanaan tugas kontrol pemupukan sistem gang asisten menjadi penanggung jawab pada satu aspek kegiatan until-angkut-tabur. Pengawasan pemupukan di afdeling kerja perlu diawasi supaya pekerjaan pemupukan dapat tepat waktu.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PT SARI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 14 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan adalah sebagai buruh harian lepas, yaitu penulis bekerja aktif dalam kegiatan harian teknis di lapangan yang menuntut aktivitas fisik.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Jenis gulma yang tumbuh di suatu tempat berbeda-beda, tergantung faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Menurut Sastroutomo (1990), komunitas tumbuhan memperlihatkan adanya

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I

Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan 19 Februari Perkenalan bersama kepala kebun dan asisten 20 Februari Orientasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemupukan, pemanenan, penunasan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan 40 V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penyusunan laporan magang. Data yang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Kebun Selama menjalani kegiatan magang, penulis melaksanakan kegiatankegiatan teknis di lapangan ketika berstatus sebagai KHL. Selama menjadi KHL, penulis mengikuti

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh SITI KHOMARIAH NIM. 070500115 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM KELAPA SAWIT Oleh: TIM UMP_Pelantaran Agro Estate- 2015 APA KEUNGGULAN KELAPA SAWIT? 1. Tumbuh terbatas hanya di Daerah Tropis 2. Manfaat luas 3. Risiko sosial dan teknis lebih terkendali 4. Produksi lebih

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan di Tambusai Estate mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penunasan, sensus pokok, pengendalian

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT SARI ADITYA LOKA 1, MERANGIN, JAMBI

PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT SARI ADITYA LOKA 1, MERANGIN, JAMBI PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT SARI ADITYA LOKA 1, MERANGIN, JAMBI Oleh JIMMI ALBERTO RAJAGUKGUK A24050875 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis lapangan yang dilakukan penulis sebagai KHL adalah mengikuti dan melakukan beberapa kegiatan di divisi dan di kebun pembibitan. Kegiatan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja Standar Mahasiswa 22/02/2010 2,4,6,9 Pemupukan Dolomite 23/02/2010 26,27,29,30

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen 1. Pengertian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, BAKRIE SUMATERA PLANTATION, JAMBI (DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN)

PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, BAKRIE SUMATERA PLANTATION, JAMBI (DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN) PENGELOLAAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, BAKRIE SUMATERA PLANTATION, JAMBI (DENGAN ASPEK KHUSUS PEMANENAN) Oleh INDRA HARIMURTI SARTONO PRABOWO A34104063 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya difokuskan pada 3 tempat, yaitu di piringan, pasar pikul dan TPH. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH Benny G. Kaban A24060177 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Pemahaman - Persiapan Pelaksanaan - Angkutan) NO. PSM/AGR-KBN/06 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 03 Maret 2015 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Disusun Oleh ; Diperiksa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang dilakukan pada awal realisasi kerja dalam perkebunan sebelum penanaman tanaman di lapangan. Pembibitan

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN Oleh WENNY WIDYAWATI A24050928 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahun 2010

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Ubikayu Persiapan lahan. Pengolahan lahan dilakukan dengan traktor. Pembajakan dilakukan dua sampai tiga kali. Pembajakan dilakukan pada saat cuaca sedang cerah.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Selama menjalani kegiatan magang di SBHE berstatus sebagai karyawan harian lepas selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, pendamping aisten divisi

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. LEMBAH SAWIT SUBUR DESA BIGUNG BARU KECAMATAN LINGGANG BIGUNG KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAR TIMUR Oleh : RISTA ABRI KRISTIYANI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Afdeling, Estate & PMKS) NO. ISK/AGR-KBN/33 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 25 Februari 2016 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Diperiksa Oleh ; Disusun Oleh ; Hal 1

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. MULTI PACIFIK INTERNATIONAL MUARA BULAN ESTATE DESA BA'AY KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Oleh : DONNY SETIAWAN NIM. 100 500 103 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci