PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH Benny G. Kaban A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 RINGKASAN BENNY G. KABAN. Pengelolaan panen di perkebunan kelapa sawit PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP), Astra Agro Lestari, desa Arga Mulya, Kalimantan Tengah. (Di bawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. SUDIRMAN YAHYA, MSc.) Kegiatan magang dilaksanakan sejak tanggal 15 Februari 2010 sampai 15 Juni 2010 di perkebunan kelapa sawit PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP), Astra Agro Lestari, desa Arga Mulya, Kalimantan Tengah. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah memperdalam pengetahuan yang telah diterima dalam perkuliahan dengan penerapan langsung di lapangan dengan melakukan proses kerja yang nyata, memperoleh pengetahuan pengelolaan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai pekerjaan serta mengetahui pengelolaan perkebunan kelapa sawit khususnya aspek panen. Selama melakukan kegiatan magang penulis melaksanakan berbagai jenis pekerjaan di lapangan dan di kantor pada seluruh level manajerial yang diizinkan manajemen kebun mulai dari karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten. Kegiatan panen di Kebun PT. GSPP menggunakan sistem hanca panen giring tetap per kemandoran, yaitu menempatkan pemanen dengan cara digiring dari satu hanca ke hanca selanjutnya dalam seksi panen yang telah ditetapkan pada hari tersebut. Permasalahan yang terjadi pada pengelolaan panen di Kebun PT. GSPP adalah jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh Kebun ini, terutama di Afdeling India (OI), masih terbatas dan sebagian dari tenaga panen sudah berusia lanjut, sehingga apabila musim banjir buah pemanen menjadi kewalahan dan seksi panen yang harusnya diselesaikan pada hari itu juga tidak dapat diselesaikan dan harus dikerjakan kembali pada keesokan harinya. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar dilakukan penambahan wilayah kemandoran serta penambahan tenaga kerja panen pada Afd. OI Kebun PT. GSPP sebanyak 6 orang agar seksi yang ada pada hari itu dapat diselesaikan sekalipun terjadi banjir buah sehingga rotasi panen tetap terjaga pada keadaan normal yaitu 6/7.

3 PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Benny G. Kaban A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

4 LEMBAR PENGESAHAN Judul :PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP), ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA, KALIMANTAN TENGAH Nama Mahasiswa NRP : BENNY G. KABAN : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir. Sudirman Yahya, MSc NIP : Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr.Ir. Agus Purwito, MSc.Agr NIP : Tanggal Lulus :

5 ii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sei Piring, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada tanggal 30 Mei Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari bapak A. Kaban dan ibu R. Pakpahan. Tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan SD selama enam tahun dari SD N No P.Rakyat, Kab. Asahan. Pada tahun 2003 penulis lulus dari SLTP Negeri 4 P.Rakyat, Kab. Asahan dan penulis lulus dari SMU St. Thomas 1 Medan, Sumatera Utara pada tahun Tahun 2006 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura (HIMAGRON) serta bergabung sebagai anggota Tim Pendamping IPB.

6 iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengelolaan Panen di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP), Astra Agro Lestari, Desa Arga Mulya, Kalimantan Tengah. Kegiatan magang skripsi ini dilaksanakan terdorong oleh keinginan untuk mengetahui proses pemanenan kelapa sawit yang benar secara lebih jauh. Penulis mennyampaikan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan magang dan penulisan skripsi serta kepada seluruh pihak yang telah turut membantu sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan, semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan manfaat yang berharga bagi para pembaca. Bogor, 2011 Penulis

7 iv DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 METODE MAGANG... 6 Tempat dan Waktu... 6 Metode Pelaksanaan... 6 Pengamatan dan Pengolahan Data... 8 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun Keadaan Tanah dan Iklim Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian Hama Penunasan Pengambilan Contoh Daun (Leaf Sampling Unit) Pemupukan Perawatan Jalan dan Titi Panen Panen Aspek Manajerial Pendamping Mandor Pendamping Asisten PEMBAHASAN Persiapan Panen Seksi Panen Rotasi Panen Tenaga Panen Persiapan Teknis Lapangan... 36

8 v Peralatan Panen Angka Kerapatan Panen (AKP) Pelaksanaan Panen Basis dan Premi Potong Buah Mutu Buah Mutu Hanca Brondolan Tinggal Buah Matang Tinggal Kondisi Pokok Struktur Organisasi Panen Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 52

9 vi DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Kriteria Pruning pada Tanaman Kelapa Sawit Kandungan Hara N, P, dan K dalam Kotoran Sapi Kriteria Penentuan Denda Pemanenan Perbandingan Luas Areal Rencana dan Realisasi Pengamatan Angka Kerapatan Panen Hasil Pengamatan Kerapatan Panen Perbandingan Angka Kerapatan Panen Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit Hubungan Fraksi Buah dengan Kadar Minyak dan ALB Pengamatan Kematangan Buah Pengamatan Brondolan Tinggal Pengamatan Kondisi Pokok... 46

10 vii DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Cara Menentukan Pokok Sample LSU Alat-alat Panen Proses Pengangkutan TBS dan Brondolan... 29

11 viii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten Peta Lokasi Kebun PT. GSPP Peta Survei Pemetaan Tanah Kebun PT. GSPP Peta Survei Pemetaan Tanah Afdeling India (OI) Data Curah Hujan Tahun 2000 sampai Struktur Organisasi PT. GSPP Seksi Panen Afdeling India (OI) Diagram Proses Pengawasan Panen dan Pengangkutan... 60

12 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting peranannya dalam rangka meningkatkan ekspor migas bagi Indonesia melalui minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dikembangkan sebagai sumber devisa Negara, oleh karena itu peningkatan produksi minyak kelapa sawit perlu terus dilakukan untuk memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit, yaitu iklim, topografi, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya tanaman. Selain itu umur tanaman, jumlah populasi per hektare, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen, sistem pengamanan produksi serta sistem premi panen juga berpengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006). Cara untuk meningkatkan produksi minyak kelapa sawit di antaranya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), meningkatkan efisiensi pengelolaan di pabrik kelapa sawit, memperluas areal pertanaman kelapa sawit, dan menerapkan sistem budidaya kelapa sawit secara benar. Peningkatan produksi sudah seharusnya diiringi dengan peningkatan kualitas minyak sawit. Kualitas minyak sawit ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan asam lemak bebas dan kebersihan minyak kelapa sawit tersebut (Rainkine, 1999). Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit di lapangan yang berkaitan dengan kualitas minyak sawit. Panen bertujuan untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi, asam lemak bebas yang rendah, serta memelihara kondisi tanaman agar tetap baik. Oleh karena itu pengelolaan panen yang baik harus dilakukan untuk mendapatkan produksi dengan kualitas dan kuantitas yang baik pula. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemanenan adalah persiapan panen, kriteria matang panen, sistem dan rotasi panen, ramalan produksi, pengawasan dan denda, kebutuhan tenaga kerja dan angkutan panen, basis dan premi panen, serta alat dan perlengkapan panen (Lubis, 2008).

13 2 Tujuan Kegiatan magang bertujuan memperdalam pengetahuan yang telah diterima dalam perkuliahan dengan penerapan langsung di lapangan dengan melakukan proses kerja yang nyata, memperoleh pengetahuan pengelolaan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai pekerjaan serta mengetahui pengelolaan perkebunan kelapa sawit khususnya aspek panen.

14 TINJAUAN PUSTAKA Pemanenan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan produksi tanaman kelapa sawit. Pelaksanaan kegiatan pemanenan berpengaruh langsung terhadap kualitas minyak yang dihasilkan. Maksudnya, kualitas minyak yang dihasilkan tergantung dari kriteria panen buah yang layak dipanen. Oleh karena itu, kegiatan panen harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar diperoleh target produksi dengan kualitas yang baik. Persiapan Panen Menurut Hutabarat (1965) keberhasilan panen sangat bergantung pada sarana penunjang dalam pemanenan seperti peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi dan penyediaan bahan tanaman yang tepat waktu serta didukung oleh faktor pendukung lainnya yang meliputi organisasi panen yang baik, keadaan areal dan insentif yang diberikan. Pelaksanaan panen yang tepat meliputi penentuan kriteria panen, penyebaran dan rotasi panen, penyediaan tenaga kerja yang terampil, teknis panen, pengumpulan hasil dan pengawasan serta pengangkutan panen. Kualitas Panen Kualitas panen yang baik meliputi tiga tahapan, yaitu pemanenan yang sesuai dengan prosedur, pengangkutan hasil yang efektif dan efisien, serta tahap pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik. Ketiga tahapan tersebut merupakan subsistem-subsistem dari satu tujuan induk yaitu objektif Panen Angkut Olah (PAO). Tahap-tahap di atas harus berjalan dengan baik untuk mendapatkan mutu minyak sawit yang tinggi (Tobing, 1992). Kriteria Matang Panen Kriteria matang panen adalah tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah buah sudah layak panen atau belum. Tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah buah sudah layak panen atau belum adalah buah yang sudah fraksi dua atau minimal terdapat 5 brondolan lepas jatuh di piringan. Brondolan lepas tersebut adalah brondolan yang lepas secara normal, bukan brondolan yang lepas karena serangan tikus atau brondolan yang lepas

15 4 karena serangan penyakit. Kriteria matang panen berhubungan dengan kadar kandungan minyak dan kandungan asam lemak bebas (ALB) dalam daging buah. Rotasi Panen Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada satu hanca panen. Rotasi panen erat hubungannya dengan kerapatan panen, kapasitas pemanen,dan keadaan pabrik. Oleh karena itu, rotasi panen pada kenyataannya dapat berubah-ubah tergantung kondisi di lapangan. Rotasi panen merupakan salah satu faktor pembatas dalam menentukan produksi TBS, kualitas/mutu buah, mutu transport, pengolahan TBS di pabrik kelapa sawit (PKS), dan biaya eksploitasi (Pahan, 2008). Kerapatan Panen Hal lain yang perlu diperhatikan pada waktu akan melakukan kegiatan panen adalah kerapatan panen. Kerapatan panen merupakan perkiraan jumlah pokok yang akan dipanen pada suatu blok dalam satu hari panen. Kerapatan panen yang tinggi biasanya terjadi pada bulan panen puncak dan sebaliknya, kerapatan panen yang rendah terjadi pada bulan panen trek atau rendah. Perhitungan kerapatan panen oleh mandor panen dilakukan sehari sebelum pelaksanaan panen dengan melakukan pengambilan contoh yaitu 15% dari luas blok yang dipanen. Menurut Pahan (2008) kualitas minyak sawit yang dipanen ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan ALB, rendemen, dan kebersihan minyak kelapa sawit tersebut. Buah yang dipanen adalah buah yang mempunyai kandungan asam lemak bebas yang rendah dan rendemen minyak yang tinggi. Hal ini dapat dicapai jika pemanenan tandan dilakukan pada kematangan buah yang optimum. Pengangkutan buah sawit ke PKS harus dilakukan setelah pemanenan pada hari yang sama agar keberlanjutan datangnya buah tetap terjamin dan mutu minyak tidak turun. Pengangkutan TBS Pengangkutan TBS merupakan bagian yang tidak kalah penting pada proses produksi di perkebunan kelapa sawit. Ada empat hal yang menjadi sasaran kelancaran transport buah; yaitu, menjaga agar asam lemak bebas (ALB) produksi harian 2-3%, kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik, keamanan

16 5 TBS di lapangan, dan biaya (Rp/kg TBS) transport yang minimum. Menuruti Setyamidjaja (1991) buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung 0.1% asam lemak. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50%, hanya dalam waktu beberapa jam saja. Oleh karena itu, pengangkutan tandan buah segar (TBS) sangat mempengaruhi kualitas dari TBS (Pahan, 2008). Menurut Pahan (2008) pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan pengangkutan dari tempat penampungan hasil (TPH) ke pabrik kelapa sawit pada setiap hari panen. Pada prinsipnya TBS dan brondolan harus diangkut secepatnya ke PKS untuk diolah pada hari itu juga. Hal ini dilakukan supaya minyak yang dihasilkan tetap bermutu baik. Oleh karena itu, pengangkutan panen merupakan unsur yang sangat penting agar tandan dapat masuk segera ke pabrik untuk diolah pada hari panen. Pengelolaan panen sejak mulai dari persiapan panen hingga pengangkutan tandan buah segar ke pabrik kelapa sawit perlu mendapatkan penanganan yang baik, khususnya pada areal perkebunan di lahan gambut. Hal ini berkaitan dengan kendala lingkungan fisik yang lebih berat dibandingkan di lahan kering tanah mineral.

17 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona, Astra Agro Lestari yang berada di Desa Arga Mulya yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah selama 4 bulan (tanggal 15 Februari Juni 2010). Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Selama bekerja secara langsung di lapangan mahasiswa berperan sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama dua bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan sebagai pendamping Asisten Divisi selama satu bulan. Kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama menjadi KHL adalah melaksanakan aspek teknis yaitu pembibitan, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, perawatan tanaman, serta pemanenan tanaman kelapa sawit. Pekerjaan yang dilakukan penulis pada saat berstatus sebagai pendamping mandor adalah melaksanakan aspek manajerial meliputi check roll atau apel pagi, pengawasan KHL, menghitung prestasi kerja KHL, merencanakan kebutuhan bahan dan biaya operasional, serta membuat laporan kerja mandor. Jurnal harian kegiatan magang sebagai KHL disajikan pada Tabel Lampiran 1, sedangkan jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor disajikan pada Tabel Lampiran 2. Bulan keempat penulis diberi kesempatan sebagi asisten afdeling. Kegiatan yang dilakukan antara lain membantu mengawasi dan mengontrol mandor serta karyawan, membuat laporan asisten afdeling, mempelajari pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), serta mempelajari manajerial tingkat kebun dan membuat jurnal harian. Pada Tabel Lampiran 3 disajikan jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten.

18 7 Pengumpulan Data Pengumpulan data secara langsung dilakukan dengan pengamatan pada kegiatan perkebunan di lapangan, diskusi, wawancara dengan staf dan karyawan kebun dengan pendekatan masalah aspek pemanenan. Metode tidak langsung dilakukan studi pustaka dan pengumpulan data dari dari laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip kebun. Aspek teknis dan aspek manajerial yang diamati penulis dalam kegiatan magang meliputi: 1. Produksi. Pengamatan terhadap jumlah produksi, kondisi areal kebun, dan tindakan kultur teknis yang diterapkan. 2. Persiapan panen. Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan sebelum panen. 3. Kriteria matang panen. Pengamatan terhadap tingkat kematangan atau tingkat fraksi panen tandan kelapa sawit (TBS) yang telah siap dipanen. Kriteria diamati berdasarkan jumlah brondolan dan warna kulit buah. 4. Sistem hanca panen. Pengamatan terhadap sistem panen yang diterapkan di kebun. Mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem panen tersebut sesuai dengan kondisi kebun. 5. Rotasi panen. Pengamatan terhadap lama waktu antara panen terakhir dengan panen berikutnya dalam satu seksi panen. Pengamatan dikaitkan dengan tingkat kematangan buah, tingkat produksi, luas lahan panen, dan jumlah tenaga pemanen. 6. Angka kerapatan panen. Pengamatan dilakukan dengan mengambil pohon contoh sekitar 10% dari populasi tanaman dalam satu blok dengan memilih barisan tanaman secara acak. Pada setiap pohon dihitung jumlah tandan yang siap dipanen pada keesokan harinya. 7. Tenaga pemanen. Pengamatan terhadap keefektifan pengaturan tenaga pemanen berdasarkan jumlah pemanen dan tercapainya basis panen. 8. Basis dan premi panen. Pengamatan terhadap besarnya standar kapasitas panen di kebun yang dikaitkan dengan bahan tanaman, umur tanaman, dam topografi lahan dan mempelajari sistem perhitungan premi panen.

19 8 9. Pengawasan dan denda panen. Pengamatan terhadap mekanisme dan keefektifan pelaksanaan pengawasan panen, serta mempelajari sistem denda yang diterapkan di kebun. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap semua kegiatan yang berlangsung di perkebunan. Adapun Aspek teknis dan aspek manajerial yang diamati penulis dalam kegiatan magang adalah sebagai berikut: Pengamatan dan Pengolahan Data Hasil kegiatan magang berupa data primer dan data sekunder akan digunakan sebagai bahan perbandingan dengan studi pustaka dan norma-norma baku tentang teknik budi daya kelapa sawit. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan lapangan terhadap semua kegiatan yang berlangsung di perkebunan. Data pengamatan lapangan dipusatkan pada kegiatan panen yaitu kriteria panen, sistem dan rotasi panen, hanca panen, bobot janjang rata-rata (BJR), angka kerapatan panen, pelaksanaan panen, basis dan premi panen, pengamatan tangkai panjang belum dipotong, dan buah matang tertinggal di pohon serta brondolan tertinggal tidak dikutip. Kegiatan pengumpulan data primer dilakukan pada saat penulis melakukan kegiatan magang yaitu pada saat menjadi pendamping mandor dan pendamping asisten. Kegiatan pengumpulan data primer ini dilakukan sebanyak empat kali pengulangan pada blok-blok yang diamati. Adapun cara pengamatan disesuaikan dengan kegiatan yang akan diamati. Pada pengamatan Angka Kerapatan Panen (AKP) dilakukan pengamatan pada 5 blok, yaitu blok 7, blok 10, blok 13, blok 16 dan blok 19, dengan mengambil 10 % dari total pokok produktif (7 pasar panen dari masing-masing blok) sebagai pokok sampel dan melakukan pengulangan pengamatan sebanyak 4 kali (selama 4 minggu). Untuk kegiatan pengamatan kematangan buah, mutu hanca, brondolan tinggal, buah matang tinggal dan kondisi pokok dilakukan pengamatan terhadap 6 orang pemanen, masing-masing 3 pemanen dari tiap kemandoran, yakni pemanen dengan nomer 5, 6, 7 dari kemandoran I dan nomer 29, 30, 31 dari kemandoran II.

20 9 Dengan melakukan pengamatan sebanyak 4 kali (selama 4 minggu) dari 1 baris tanaman (1 baris tanaman dan 2 TPH) pada masing-masing pemanen. Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen (bulanan, semesteran, tahunan) yang berkaitan dengan keadaan umur perusahaan, keadaan iklim, tata guna lahan, keadaan tanah, produktivitas, struktur organisasi dan ketenagakerjaan serta frekuensi pemupukan.

21 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun Secara administratif kebun PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP) terletak di desa Argamulya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi kebun PT. GSPP sebelah Utara berbatasan dengan PT. Persada Bina Nusantara Abadi (PBNA), sebelah Barat berbatasan dengan PT. Gunung Sejahtera Yoli Makmur (GSYM) dan PT. Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI), di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa I dan Desa III, dan disebelah timur berbatasan dengan PBNA dan PT. Bangun Jaya Alam Permai (BJAP). Peta lokasi kebun PT. GSPP terlampir pada Gambar Lampiran 1. Keadaan Tanah dan Iklim Kondisi alam PT. GSPP mempunyai topografi datar hingga bergelombang dengan tingkat kemiringan < 10%. Berdasarkan hasil survey, di kebun PT. GSPP terdapat 2 jenis tanah, yakni ordo Inceptisol dan Ultisol, adapun hasil evaluasi kelas kesesuaian lahan terhadap sifat fisik dan kimia tanahnya, maka kebun PT. GSPP tergolong dalam kelas S3 (kurang sesuai), namun secara teknis semua lahan tersebut masih dapat ditingkatkan menjadi kelas S2 (potensial) dengan memperbaiki faktor pembatas utamanya. Data hasil penggolongan seri tanah dan hasil evaluasi kesesuaian lahan terlampir pada Gambar Lampiran 2 dan 3. Iklim di lokasi Kebun PT. GSPP adalah iklim basah. Menurut sistem klasifikasi Schmidt Ferguson, areal Kebun PT. GSPP termasuk dalam kelas B. Rata-rata curah hujan tahunan adalah mm dengan rata-rata hari hujan 163 mm. Curah hujan tertinggi tahun 2009 di daerah ini terjadi pada bulan Maret yaitu 476 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September yaitu 13 mm. Jumlah hari hujan selama tahun 2009 adalah 161 hari, dengan hari terbanyak hujan terjadi pada bulan November yaitu 23 hari. Data curah hujan tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4.

22 11 Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Perkebunan kelapa sawit PT. GSPP dibangun di areal seluas 8926 ha, dengan seluruh areal adalah areal tanaman menghasilkan (TM), areal prasarana (emplasement, jalan, jembatan, dan parit) seluas 803 ha. Kebun PT. GSPP terbagi menjadi 10 Afdeling, yaitu Afdeling OA seluas 923 ha, Afdeling OB seluas 783 ha, Afdeling OC seluas 849 ha, Afdeling OD seluas 897 ha, Afdeling OE seluas ha, Afdeling OF seluas 832 ha, Afdeling OG seluas 760 ha, Afdeling OH seluas 912 ha, Afdeling OI seluas 946 ha, dan Afdeling OJ seluas ha. Kondisi Pertanaman dan Produksi Berdasarkan hasil penelitian IPB, lahan pada Kebun PT. GSPP termasuk kelas lahan S-3 dengan faktor pembatas sebagian besar adalah ketersediaan hara yang rendah (S3-n) (40.9 %) dan ketersediaan hara dan media perakaran (S3-nr) (40.3 %). Pertumbuhan dan hasil tanaman pada areal TM 10 ke atas memperlihatkan keadaan tegakan yang relatif beragam. Hal ini terjadi karena tinggi tingkat penyulaman. Dalam satu blok bisa terdapat perbedaan umur pokok mencapai 5 tahun atau lebih. Keadaan ini berkaitan dengan berbagai kekurangan dalam penerapan teknik budidaya yang baik, sejak pembukaan lahan, pembibitan hingga pemeliharan tanaman.. Pembukaan lahan yang kurang sempurna, penyiapan lahan yang tidak mengikuti norma baku, dan seleksi bibit di pimbibitan yang tidak ketat. Beberapa areal sudah ditanami, walaupun masalah drainase dan kejadian banjir belum diatasi. Selain masalah pembukaan lahan sampai penanaman, pemeliharaan tanaman, terutama pemupukan tidak selalu dilakukan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi dosis, jenis pupuk, maupun waktu pemberian. Mengingat sifat tanah areal perkebunan ini didominasi oleh tekstur berpasir dengan kemampuan menahan air dan hara yang rendah, KTK dan kadar bahan organik yang rendah, maka cara aplikasi dan penempatan pupuk yang tepat adalah juga sangat penting. Permasalahan penurunan produktivitas mulai dirasakan sejak beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan managemen pada tahun 2007 produktivitas mencapai 27 ton/ha/tahun, sedangkan pada tahun 2008 turun menjadi 22

23 12 ton/ha/tahun. Dari pengamatan lapangan terlihat bahwa selain keragaman pertumbuhan dan hasil yang cukup tinggi, produksi yang rendah dapat terjadi pada pokok ukuran tajuknya kurang jagur (LAI rendah), jumlah buah yang sedikit dan letaknya pada spiral agak ke atas, yakni 3 dan 4. Kahat P dapat memperlambat pemunculan pelepah baru, demikian juga bunga pada ketiak pelepah tersebut. Selain itu kahat unsur hara mikro, terutama B dan Mo, yang biasa terjadi pada tanah berpasir, bisa menyebabkan kematian meristem, aborsi bunga, diferensiasi sel dan perkembangannya. Keadaan ini terlihat terutama pada pokok tanaman sulaman, yang kalah bersaing dengan tanaman yang lebih tinggi dan jagur, dalam mendapatkan cahaya, air dan hara tanah. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perkebunan kelapa sawit PT. GSPP merupakan salah satu unit usaha dari Astra Agro Lestari. Dalam struktur organisasi PT.GSPP, kedudukan tertinggi dipegang oleh seorang Administratur. Administratur membawahi lima orang Asisten Kepala yakni dua orang Asisten Kepala Tanaman, seorang Kepala Tata Usaha, seorang Kepala Teknik, dan seorang Kepala Pabrik. Struktur organisasi kebun PT.GSPP dapat dilihat dalam Gambar Lampiran 4. Administratur bertugas mengelola, mengorganisir, dan mengendalikan kebun dalam rangka membangun dan merawat tanaman kelapa sawit untuk mencapai target produksi tandan buah segar yang telah ditetapkkan dengan rencana dan standar teknis kerja yang berlaku. Administratur bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional dan administrasi kebun. Asisten Kepala bertugas dan bertanggung jawab langsung kepada Administratur untuk mengelola kegiatan masing-masing rayon dan transportasi unit dengan tujuan mencapai target produksi seluruh divisi dan mengelola kelancaran pengangkutan seluruh kebun. Sementara itu, Asisten Afdeling yang berada di bawah Asisten kepala bertugas dan bertanggung jawab terhadap kebun dengan melaksanakan administrasi afdeling dengan tertib, pembinaan sumber daya manusia di afdeling yang ia pimpin, dan pengendalian biaya yang telah disetujui. Asisten kebun bertanggung jawab atas pengelolaan teknis yang meliputi pengarahan dan instruksi kerja mulai dari mandor I sampai ke karyawan lapangan, menyelesaikan masalah yang terjadi di afdeling yang ia bawahi, dan melakukan

24 13 pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan serta mengevakuasi hasil kerja lapangan. Pengelolaan administrasi yang dilakukan oleh asisten afdeling meliputi pembuatan rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor serta membuat bon permintaan dan pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya, asisten afdeling dibantu oleh mandor I untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada di lapangan. Tenaga kerja di kebun PT.GSPP terdiri dari karyawan staf dan non staf. Tenaga kerja staf terdiri dari Administratur, Asisten Kepala, Asisten Afdeling (Kepala Afdeling), dan Asisten Kantor. Sementara karyawan non staf terdiri atas Satuan Karyawan Utama (SKU) dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Sistem pengupahan staf dan karyawan didasarkan pada ketentuan kebun, sedangkan KHL berdasarkan upah minimum regional yang berlaku di daerah tersebut yaitu Rp ,-. Upah yang diberikan berdasarkan jumlah jam kerja yang ditetapkan yaitu 7 jam (Senin-Kamis dan Sabtu) dan 5 jam pada hari Jumat.

25 PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan pemeliharaan bertujuan untuk mengelola areal pertanaman kelapa sawit secara optimal agar didapat pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik. Kegiatan pemeliharaan yang baik juga mempermudah proses kegiatan pemanenan. Kegiatan panen pada tanaman kelapa sawit merupakan kegiatan utama pada perkebunan kelapa sawit. Pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan selama penulis melakukan magang antara lain pengendalian gulma manual dan kimiawi yakni dongkel anak kayu, rawat piringan, pasar pikul dan tempat penampungan hasil (TPH). Kegiatan pemeliharaan yang lain yaitu penunasan, pemupukan, aplikasi tandan kosong dan kotoran sapi (pupuk organik) dan pengendalian hama dan penyakit. Pada pekerjaan yang berkaitan dengan produksi kegiatan yang dilakukan adalah pemotongan buah (panen), taksasi (menghitung kerapatan panen), dan sensus produksi. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma piringan secara manual. Kegiatan ini juga biasa disebut garuk piringan. Garuk piringan diawali dengan membuang pakis yang banyak menempel di batang, juga mendongkel anak sawit yang tumbuh di sekitar batang atau di dalam piringan, lalu dilanjutkan dengan menggaruk piringan dengan lebar 2 meter dari pangkal batang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempermudah proses pemanenan, seperti, mempermudah pemanen melihat jumlah brondolan yang jatuh di piringan dan memudahkan pemanen dalam melakukan proses pengutipan brondolan pada saat pemanenan. Alat yang digunakan untuk kegiatan ini adalah garuk dan parang. Norma kerja yang dipakai adalah 50 pokok/hk. Penulis melakukan kegiatan ini dengan mendapat prestasi 25 pokok/hk.

26 15 Semprot gawangan, pasar rintis dan TPH. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan di gawangan hidup dan gawangan mati serta TPH dengan tujuan mengendalikan populasi gulma yang ada agar meminimalkan persaingan unsur hara antara tanaman dan gulma serta untuk mempermudah kegiatan operasional lain seperti mempermudah pengumpulan buah, pengutipan brondolan dan proses pemeriksaan. Kegiatan semprot gawangan menggunakan alat RB-15 yang besarnya pengeluaran berdasarkan ukuran nozzlenya. Sasaran kerja dari semprot gawangan adalah tumbuhan (gulma) di gawangan yang berpotensi menjadi kompetitor dalam penyerapan hara dan menganggu aktivitas pekerja (panen, pemupukan dan aktivitas lain), khusus untuk kegiatan ini hanya mengendalikan gulma Mikania micrantha dan Assystachia coromandeliana. Hasil yang diharapkan dari kegiatan semprot piringan ini adalah tingkat kematian gulma sasaran di atas 90% dan hasil semprotan merata sesuai sasaran. Berdasarkan pengamatan penulis, hasil kegiatan semprot gawangan pada Afd. OI PT. GSPP sudah sesuai harapan, yakni tingkat kematian gulma mencapai 95% dan hasil semprotan yang merata. Bahan yang digunakan untuk kegiatan semprot piringan tersebut adalah Glifosat (0,6 liter/ha/rotasi), Gramoxone (0,30 liter/ha/rotasi), dan Ally 20 WDG (0,02 liter/ha/rotasi), sedangkan untuk prestasi kerja karyawan semprot ditentukan sebesar 1,5 ha/hk/rotasi. Penulis melakukan kegiatan dengan prestasi sebesar 1,5 ha/hk. Kendala yang terjadi selama kegiatan penyemprotan adalah tertundanya kegiatan akibat turunnya hujan, rusaknya alat semprot, berkurangnya anggota tim semprot gawangan akibat dialihkan untuk kegiatan lain, dan sulitnya mendapatkan sumber air pada saat musim kemarau. Pengendalian alang-alang (Imperata cylindrica). Pengendalian alangalang di kebun PT. GSPP dilakukan dengan cara wipping dan spot spraying. Wipping dilakukan untuk mengendalikan alang-alang yang penyebarannya relatif sedikit, sedangkan spot spraying dilakukan untuk mengendalikan alang alang yang penyebarannya relatif banyak. Pengendalian alang-alang dengan spot spraying dilakukan untuk mengendalikan alang-alang yang penyebarannya relatif banyak dan terpencar-pencar. Bahan yang digunakan adalah herbisida berbahan aktif Glifosat, alat yang digunakan adalah sprayer gendong atau Knapsack

27 16 Sprayer SOLO 15 liter. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,7 % dengan dosis 1.1 liter/ha untuk pengendalian secara spot spraying. Prestasi kerja yang ditetapkan untuk pengendalian secara spot spraying adalah 3-5 ha/hk. Dongkel anak kayu (DAK). DAK adalah kegiatan mengendalikan gulma dengan cara membongkar atau mencabut gulma hingga akarnya dengan harapan tidak tumbuh kembali. Gulma yang termasuk dalam kegiatan DAK adalah kayukayuan, kayu plangas, gelagah, mimosa, keladi, anak sawit dan lain-lain. Kegiatan DAK dilakukan dengan menggunakan cangkul, parang dan cados. Kegiatan DAK biasanya dilakukan oleh Karyawan Harian Lepas (KHL). Umumnya karyawan mendapat hanca 1 baris tanaman/orang. Gulma umumnya dibabat kandas sampai ke permukaan tanah agar tidak menyebabkan tertinggalnya akar gulma. Norma kegiatan ini adalah 1 ha/hk. Adapun masalah yang sering dihadapi pada saat melakukan kegiatan DAK ini adalah pendongkelan sering kali tidak sampai ke bagian akarnya, sehingga gulma cepat tumbuh kembali. Penulis melakukan kegiatan ini dengan mendapat prestasi 1ha/HK. Pengendalian Hama Pengendalian hama pada dasarnya merupakan upaya untuk menghindari turunnya produktivitas akibat serangan hama yang menyerang perkebunan kelapa sawit. Pemilihan jenis, metode (biologi, mekanik, kimiawi, dan terpadu), serta waktu pengendalian yang dianggap paling cocok dilatarbelakangi oleh pemahaman atas siklus hidup hama tersebut. Pada kebun PT. GSPP yang areal pertanamannya sudah memasuki umur tanaman menghasilkan (TM), hama yang menyerang sudah tidak terlalu banyak dan beragam. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan kegiatan magang di Kebun PT. GSPP, hama yang ditemui adalah hama ulat api dan tikus, dan pengendalian hama ulat api dan tikus, menggunakan metode biologi (hayati). Untuk pengendalian hama ulat api pengendalian dilakukan dengan menanam tanaman Turnera subulata dan Antigonon leptopus sebagai inang dari musuh alami ulat api seperti serangga Sycanus sp. Tanaman Turnera subulata diperbanyak dengan stek, berakar tunggang dengan warna bunga putih atau kuning, sedangkan Antigonon leptopus diperbanyak melalui biji yang disemai dan menghasilkan bunga berwarna merah. Lokasi penanaman tanaman inang

28 17 umumnya adalah di jalan utama (main road) dan pada jalan koleksi (collection road). Pengendalian hama tikus yang dilakukan adalah pengendalian dengan menggunakan metode biologi. Tindakan pengendalian hama tikus akan berhasil dengan baik, apabila populasinya dapat ditekan dengan semaksimal mungkin sampai ke sumbernya. Pengendalian hama dilakukan dengan cara melakukan pengembangbiakan burung hantu Tylo alba dengan memasang rumah burung yang disebut Nest Box. Lokasi penempatan kandang ini harus strategis (berdekatan dengan pohon besar) dan diusahakan agar jauh atau membelakangi lampu penerangan serta aman dari manusia. Hal ini dimaksudkan agar burung hantu memperoleh lingkungan habitat yang baik. Penunasan Penunasan atau pruning adalah proses pembuangan pelepah yang tidak produktif lagi pada tanaman kelapa sawit. Tujuan penunasan adalah menjaga suplai hara dan air tidak terus berlangsung kepada jaringan pelepah yang tidak produktif lagi, memudahkan pekerjaan panen dan perawatan, menjaga agar brondolan tidak menyangkut di ketiak pelepah, menjaga kelembaban agar tidak mempercepat perkembangan hama/penyakit, serta meningkatkan keefektifan penyerbukan (pollination). Untuk tetap mempertahankan produksi yang maksimum, maka harus dihindari terjadinya over pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Guna menghindari terjadinya over pruning perlu dilakukan pelatihan karyawan, meningkatkan pengawasan dan penggunaan alat yang tepat. Kegiatan penunasan pada Kebun PT. GSPP dinamakan penunasan selektif. Penunasan selektif adalah kegiatan penunasan dimana pelepah yang boleh ditunas adalah pelepah kering, pelepah sengkleh dan pelepah yang lebih dari songgo dua dari hitungan tandan buah terbawah dan pemotongan pelepah harus rapat ke pangkal batang. Masalah yang sering terjadi pada kegiatan ini adalah kurangnya tenaga penunas karena dipakai untuk kegiatan pemanenan, serta rusaknya alat (eggrek) yang digunakan. Prestasi kerja karyawan untuk kegiatan penunasan adalah 6 ha/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh penulis pada kegiatan ini

29 18 tidak nyata, sebab pada saat kegiatan ini penulis bertugas sebagai pendamping mandor. Tabel 1. Kriteria Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit Umur Baku Pelepah Rotasi Cara 2, Satu kali Inisial Pruning (tunas pasir) membuang 1 spiral terbawah. 3, Satu kali Pruning Selektif (tunas selektif) setelah tinggi tandan terbawah berada 90 cm diatas permukaan tanah, maka kembali dilakukan pruning sampai songgo bulan sekali Membuang pelepah tidak produktif dengan tetap menjaga songgo dua. > bulan sekali Membuang pelepah tidak produktif dengan tetap menjaga songgo satu. Sumber: PT.GSPP, 2010 Pengambilan Contoh Daun (Leaf Sampling Unit) Leaf Sampling Unit (LSU) adalah satu unit areal yang digunakan sebagai pengambilan contoh daun dari tanaman yang telah ditetapkan sebagai pokok titik sampel (TS) dan dapat mewakili luasan blok yang seragam dalam hal kesuburan, umur tanaman, dan perlakuan yang diberikan. Tujuan kegiatan ini adalah memperoleh gambaran atas status hara tanaman per blok dan salah satu dasar dalam pembuatan rekomendasi pemupukan. Kegiatan LSU harus dilakukan minimal 2 bulan setelah pemupukan terakhir, tidak diperkenankan dilakukan pada musim kemarau panjang atau pada bulan dengan curah hujan lebih dari 400 mm, dan apabila memungkinkan pengambilan sampel dilakukan pada bulan yang sama tiap tahunnya. Pengambilan daun contoh harus dilakukan dengan sebaik mungkin karena cara pengambilan sampel daun di lapangan akan mempengaruhi hasil analisis di laboratorium. Oleh sebab itu perlu diperhatikan waktu serta proses pengambilan sampel. Pengambilan sampel daun dilakukan mulai pukul waktu setempat dan pengambilan sampel daun tidak disarankan pada sore hari atau saat hujan. Kegiatan pengambilan daun contoh dimulai dari pemberian nomor pengambilan daun contoh (LSU) pada pokok V barisan V dari sebelah ujung barat selatan blok. Pada tanaman kelima baris kelima adalah titik sampel (TS) 1 yang

30 19 akan diambil contoh daunnya. Penentuan titik sampel (TS) berikutnya berjarak selang 10 tanaman dalam barisan dan 10 tanaman untuk pindah barisan. Gambar 1. Cara Menentukan Pokok Sampel LSU Beberapa syarat tanaman sebagai pokok titik sampel (TS) di antaranya adalah: (1). Pokok tidak dekat dengan sungai, jalan, parit, dan bangunan; (2). bukan merupakan pokok sisipan; (3). Merupakan pokok normal dan tidak terserang penyakit; (4). Apabila pokok sampel mati atau terserang penyakit, maka pokok sampel dapat dipindahkan selang 1-2 pokok dalam satu baris. Setelah sampai pada titik sampel (TS) yang telah ditentukan, selanjutnya adalah mengambil daun contoh yaitu pelepah ke-17. pelepah nomor 17 ditentukan dengan cara : 1. Pelepah no. 17 adalah yang terletak di bawah pelepah no Pelepah no. 9 adalah pelepah yang terletak di bawah pelepah no Pelepah no. 1 adalah pelepah termuda yang helai daunnya telah terbuka seluruhnya. Alasan pemilihan awal daun pada pelepah ke-17 adalah karena daun dari pelepah ke-17 dianggap sebagai yang sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi dalam status hara tanaman. Pengambilan daun contoh memiliki prosedur tertentu, yaitu: 1. Pelepah no. 17 dipotong di bawah pangkal lidi.

31 20 2. Dari pelepah no. 17 diambil enam helai daun, tiga helai di kiri dan tiga helai di kanan. 3. Setelah helai anak daun dipotong dari pelepah, kemudian dipotong menjadi tiga bagian, bagian tengahnya dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk kemudian dibersihkan lalu diiris halus dan dikemas dengan kantung plastik. 4. Kantung plastik diikat dan diberi label kemudian dikirim ke kantor besar untuk dioven dengan suhu 65 o C-80 o C selama 12 jam. Alat yang digunakan untuk kegiatan ini antara lain: egrek untuk memotong pelepah daun yang ke-i7, cat, kuas, kertas label, gunting, kapas, aquades, plastik putih ukuran 2 kg dan pisau. Norma yang berlaku pada kegiatan ini adalah 1 blok/l tim/hk. Rata-rata prestasi yang diperoleh karyawan adalah 1 blok/ 1 tim/hk dan rata-rata penulis 1 blok/l tim/hk. Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu aspek penting dalam perkebunan kelapa sawit, hal ini disebabkan antara lain karena tanaman kelapa sawit memiliki kebutuhan akan unsur hara makro dan mikro yang jumlah ketersediannya dalam tanah terbatas. Pada saat tanaman memasuki fase tanaman menghasilkan tanaman memiliki kebutuhan unsur hara tertinggi dan apabila pengaplikasian yang dilakukan sudah tepat (waktu, cara, bahan, dosis dan jenis) maka hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Selain itu, pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui produk yang dihasilkan, serta mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit, dan kegiatan pemupukan merupakan kegiatan yang biaya anggarannya mencapai 60% dari total biaya anggaran. Pemupukan anorganik. Pada kebun PT.GSPP kegiatan pemupukan memiliki sistem yang dinamakan sistem setengah gang. Sistem ini merupakan sistem pemupukan yang melibatkan sepasang (dua) Afdeling, dimana hanya ada satu afdeling yang melaksanakan pemupukan pada suatu saat dengan sasaran

32 21 mutu pemupukan yang lebih baik, supervisi lebih fokus, dan produktivitas yang lebih tinggi. Sebagai contoh, Afdeling OI berpasangan dengan Afdeling OJ. Pada saat Afdeling OI melaksanakan pemupukan, maka tenaga pemupuk yang digunakan adalah tenaga pemupuk dari Afdeling OI dan OJ dengan alasan yang telah dipaparkan sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, apabila Afdeling OJ melaksanakan pemupukan, maka tenaga pemupuk yang digunakan adalah tenaga pemupuk dari Afdeling OJ dan OI. Kegiatan ini terdiri dari organisasi-organisasi yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan dari sistem gang tersebut, adapun organisasi tersebut adalah: 1. Organisasi kerja penguntilan 2. Organisasi kerja Pengangkutan dan Pengeceran 3. Organisasi kerja penaburan Penguntilan. Kegiatan pemupukan diawali dengan proses penguntilan, Penguntilan pupuk dilakukan di gudang pupuk dengan tujuan untuk menghindari kehilangan baik yang disebabkan karena operasional penguntilan (tercecer) maupun karena faktor cuaca yang tidak dikehendaki baik itu hujan maupun panas. Sebelum dimasukkan ke dalam karung until, pupuk harus dihampar terlebih dahulu dengan tujuan agar pupuk yang menggumpal dapat dipecahkan sehingga tidak ada lagi pupuk yang menggumpal sehingga proses penyerapan pupuk oleh tanaman dapat berlangsung secara maksimal. Apabila pupuk yang menggumpal telah selesai dipecah maka penguntil akan melakukan kegiatan penguntilan pupuk sesuai dengan takaran yang disediakan. Paket untilan dibatasi maksimal 15 kg per until agar distribusi pupuk ke pokok dapat lebih merata. Setelah pupuk selesai diuntil karung untilan harus disusun dengan rapi dan teratur di gudang agar memudahkan pada saat pengangkutan pupuk keesokan harinya. Adapun masalah yang biasanya menjadi kendala pada kegiatan penguntilan adalah karung until yang kadang robek, sehingga ada pupuk yang tercecer di lantai gudang pupuk, paket untilan yang tidak sesuai takaran, dan adanya pupuk menggumpal yang tidak dihancurkan. Basis borong yang ditetapkan

33 22 perusahaan untuk kegiatan penguntilan adalah sebesar 1,4 ton per hari kerja (HK). Penulis melakukan kegiatan penguntilan pupuk dengan prestasi 1,4 ton. Pengangkutan dan pengeceran. Pengambilan pupuk dari gudang sentral ke blok yang akan diaplikasi pupuk menggunakan unit truk. Jumlah unit yang dibutuhkan disesuaikan dengan rencana aplikasi pemupukan yang akan dilaksanakan. Pengambilan pupuk dari gudang diawasi oleh seorang mandor yang membawahi tenaga pemuat pupuk. Pengambilan pupuk dari gudang harus sepagi mungkin agar pelaksanaan pemupukan dapat selesai sebelum tengah hari. Pupuk yang sudah diuntil, diecer di setiap baris tanaman. Pupuk harus diecer di sebelah dalam blok, bukan di jalan ataupun di parit blok. Pupuk tidak boleh diecer pada TPH karena pupuk dapat mengkontaminasi TBS dan brondolan. Adapun masalah yang biasanya terjadi pada proses ini adalah keterlambatan proses pelangsiran pupuk akibat kurangnya tenaga bongkar muat, masih adanya pupuk yang diecer di jalan, parit blok atau TPH serta Penaburan. Pelaksanaan penaburan pupuk dimulai dengan masing-masing penabur membawa untuk satu baris tanaman. Penabur mengaplikasikan pupuk sesuai dengan takaran yang telah dikalibrasi. Penabur melakukan penaburan sesuai dosis per pokok dan melingkar dengan ketentuan pupuk ditabur merata mulai jarak 0,5 meter dari pangkal batang sampai gawangan. Untuk penaburan pupuk Mikro (Cu-EDTA) dilakukan pada pangkal batang dengan membuat lubang terlebih dahulu barulah kemudian pupuk diletakkan di lubang, lalu lubang ditimbun kembali. Tujuan pengaplikasian pupuk dalam lubang adalah untuk meningkatkan serapan hara dan mengurangi terjadinya kehilangan pupuk akibat pencucian dan aliran permukaan. Norma kerja yang diterapkan dalam kegiatan pemupukan adalah kg/hk yang tergantung pada dosis/pokok, topografi lahan, kecepatan penabur, dan lain-lain. Kendala yang sering dihadapi dalam proses pemupukan adalah masih adanya ditemukan pupuk yang menggumpal, dosis per pokok yang tidak merata serta terdapat beberapa pokok yang tidak mendapatkan pupuk atau mendapatkan pupuk yang lebih sedikit dari pada dosis yang ditentukan. Dalam kegiatan pemupukan ini sangat diperlukan waktu dan tempat pengaplikasian yang tepat, karena biaya yang dikeluarkan kebun untuk anggaran

34 23 belanjan pupuk mencapai 60 % dari total anggaran belanja kebun. Waktu pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) ditentukan oleh curah hujan, pemupukan yang optimum dilakukan pada bulan-bulan dengan curah hujan mm/bulan, sedangkan curah hujan minimum 60 mm/bulan dan maksimum 300 mm/bulan. Bila curah hujan < 60 mm/bulan, pemupukan sebaiknya ditunda. Begitu pula bila curah hujan mencapai > 300 mm/bulan maka pemupukan juga sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Pada TM frekuensi aplikasi pemupukan adalah 2 aplikasi/tahun atau satu kali setiap semester. Pemupukan organik. Pemupukan organik yang dilakukan di kebun PT. GSPP ada dua macam, yaitu dengan Aplikasi janjangan kosong dan kotoran sapi. Janjangan kosong merupakan tandan kosong dari pabrik kelapa sawit (PKS) yang berasal dari stasiun rebusan dan stasiun pemipilan. Janjangan kosong (JJK) kaya akan kandungan bahan organik yang berguna untuk memperbaiki sifat tanah. Aplikasi JJK dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, biologis dan kimia tanah. Rata-rata satu ton janjangan kosong mengandung unsur hara utama sebanding dengan 8.0 kg Urea; 2.9 kg RP; 18.3 kg MOP; 5.0 kg Kieserit; dan unsur lainnya (B,Cu,Zn,Fe,dan Mn). Dari keempat unsur di atas, unsur yang paling banyak terkandung dalam JJK adalah kalium (Pahan, 2008). Pemberian janjang kosong dilakukan dengan dosis 200 kg/pokok di antara pokok dalam gawangan mati. Janjangan kosong yang diaplikasikan sebaiknya cukup satu lapis. Bila lebih dari satu lapis, akan merangsang perkembangbiakan kumbang badak Oryctes rhinoceros di dalam tumpukan. Aplikasi kotoran sapi. Pupuk ini adalah pupuk yang berasal dari kotoran sapi yang sudah mengalami proses pelapukan atau dekomposisi. Pengaplikasian pupuk ini adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan cara memperbaiki struktur fisik tanah yang telah menurun akibat pemakaian pupuk anorganik (pupuk kimia) pada tanah dalam jangka waktu yang lama.

35 24 Tabel 2. Kandungan Hara N, P, dan K dalam Kotoran Sapi Bobot Badan (kg) N (%) P (%) K (%) ,1 9,1 20, ,2 13,6 30, ,2 18,2 39, ,3 22,7 49,9 Sumber: PT. GSPP, 2010 Pengaplikasian kotoran sapi ini dilakukan dengan dosis 20 kg/pokok dengan cara ditabur di luar piringan dan di gawangan secara merata. Adapun masalah yang sering terjadi pada kegiatan pemupukan anorganik ini ialah pupuk yang di tebar seringkali tidak merata (bertumpuk). Penulis melakukan kegiatan aplikasi tandan kosong dan kotoran sapi dengan tanpa mendapat prestasi nyata. Perawatan Jalan dan Titi Panen Pada saat melakukan kegiatan magang, penulis mengikuti pekerjaan perawatan/pemeliharaan ringan jalan dan pengerasan jalan pada tempat-tempat tertentu dengan cara manual, sedangkan untuk kegiatan pemeliharaan dengan mekanis penulis belum berkesempatan melakukannya karena tidak adanya kegiatan tersebut pada saat penulis melakukan magang di Kebun PT.GSPP. Adapun urutan kerja pemeliharaan jalan secara manual adalah mengalirkan terlebih dahulu air yang menggenang pada jalan ke arah parit dengan menggunakan cangkul lalu apabila air sudah mengering maka pada lubang jalan diletakkan batu-batu besar sebagai pondasi awal yang kemudian akan ditimbun oleh batu-batu yang berukuran lebih kecil. Penulis tidak memiliki prestasi kerja yang nyata karena pada saat kegiatan perawatan penulis bertugas sebagai pendamping mandor. Pemeliharaan titi panen juga menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan pemeliharaan kebun. Hal ini disebabkan fungsi titian panen itu sendiri yang langsung bersentuhan dengan pekerja karena sifatnya yang berada di dalam blok kebun. Pada kebun PT. GSPP dilihat dari jenis bahan material penyusunnya konstruksi titi panen dapat dibedakan menjadi titi panen kayu ulin dan titi panen beton bertulang. Untuk titi panen kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan

36 25 mengenai ketersediaannya adalah 3 : 1, pengertiannya adalah satu titi panen untuk tiga pasar rintis. Untuk kemudahan melewatinya berdasarkan pengamatan penulis titi panen beton lebih mudah untuk dilewati karena tidak licin dan memiliki permukaan yang lebih lebar dibandingkan titi panen ulin. Untuk kegiatan pemeliharaan titi panen, kegiatan yang dilakukan adalah penambahan titi panen dan penggantian titi panen yang mengalami kerusakan. Tidak ada prestasi yang jelas untuk kegiatan pemeliharaan titi panen tetapi hanya berdasarkan jam kerja. Panen Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Urutan kegiatan panen adalah pemotongan pelepah, pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan brondolan, penyusunan pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik. Keberhasilan panen sangat bergantung pada tenaga pemanen, ketrampilan pemanen, sistem panen yang digunakan, peralatan panen yang digunakan, kelancaraan sarana transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal dan insentif yang diberikan. Persiapan panen. Persiapan panen merupakan penyiapan areal yang akan dipanen. Persiapan panen yang baik akan memperlancar pelaksanaan panen, kegiatan persiapan panen yang dilakukan pada Kebun PT. GSPP (seluruh tanaman kelapa sawit pada Kebun PT. GSPP merupakan tanaman menghasilkan) meliputi: penentuan kebutuhan tenaga kerja, penetapan seksi panen, penetapan luas hanca kerja pemanen, penetapan luas hanca permandoran, peralatan panen (dodos, angkong, gancu, egrek, gantolan brondolan, dan kampak), transportasi untuk pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik, kemudian sarana panen (pasar rintis, piringan dan gawangan tanaman, pemasangan titi panen, pemeliharaan jalan, pemeliharaan TPH, dan lain sebagainya). Kriteria matang panen. Kriteria matang panen adalah tolak ukur yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan apakah buah sudah layak panen atau belum. Tolak ukur yang digunakan oleh Kebun PT. GSPP untuk menentukan apakah buah sudah layak panen atau belum adalah buah yang berwarna merah orange dan telah membrondol secara alamiah sebanyak 10 brondol (fraksi 3).

37 26 Brondolan lepas tersebut adalah brondolan yang lepas secara normal dan sehat, bukan brondolan yang lepas karena serangan tikus atau brondolan yang lepas karena serangan penyakit. Buah yang dikategorikan buah yang tidak normal adalah sebagai berikut : Buah sakit adalah buah yang masih berwarna hitam tapi sebagian (biasanya bagian pucuk dari tandan) sudah membrondol (abortus). Buah batu adalah buah yang sudah matang yang ditunjukkan dengan warna buah jingga tetapi buahnya tidak lepas dari tandannya (tidak membrondol). Sistem hanca panen. Hanca panen adalah luas areal yang akan dipanen dalam satu hari dengan tujuan agar kegiatan panen berjalan dengan baik. Pada Kebun PT. GSPP sistem hanca panen yang digunakan adalah sistem hanca panen giring tetap per kemandoran, yaitu menempatkan pemanen dengan cara digiring dari satu hanca ke hanca selanjutnya dalam seksi panen yang telah ditetapkan pada hari tersebut. Adapun kelebihan sistem hanca giring tetap ini dibandingkan dengan sistem hanca giring murni dan hanca tetap adalah: manajemen pelaksanaan panen dapat dilaksanakan dengan baik, jumlah tenaga kerja dapat diatur, antara kemandoran yang satu dengan yang lain dapat bersaing dengan sehat, hasil kerja masing-masing kemandoran dapat ditingkatkan dengan memperhatikan kekuatan masing-masing karyawan, serta mandor aktif melakukan pengawasan (Pahan, 2008). Alat dan perlengkapan panen. Alat yang digunakan dalam kegiatan panen di Kebun PT. GSPP adalah egrek, galah panen, kapak, ganco, gantolan brondolan dan angkong. Egrek digunakan karena tanaman kelapa sawit pada kebun PT. GSPP telah berumur 16 tahun dan mempunyai tinggi rata-rata 6 meter. Galah panen adalah gagang pisau egrek yang terbuat dari pipa aluminium, sedangkan gancu digunakan untuk mengangkat buah. buah yang telah dipanen dimasukkan ke dalam angkong kemudian dikumpulkan ke TPH. Gantolan brondolan digunakan pemanen untuk mengumpulkan brondolan yang terlepas saat buah di turunkan dari pohon, selanjutnya brondolan tersebut dikumpulkan di TPH bersama dengan buah yang sudah dipanen, sementara tojok digunakan untuk mengangkat TBS ke truk pengangkut TBS.

38 27 Gambar 2. Alat-alat Panen Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu yang dibutuhkan dari proses panen satu ke proses panen selanjutnya pada suatu hanca panen. Rotasi panen berhubungan erat dengan kerapatan panen, kemampuan pemanen dan keadaan pabrik. Dengan demikian Rotasi panen mempengaruhi transport buah, biaya potong buah, persentasi buah mentah dan proses pengutipan brondolan. Rotasi panen yang ditetapkan di PT. GSPP adalah 6/7 yang artinya adalah dalam 7 hari terdapat 6 hari panen dan 1 hari libur. Penentuan rotasi 6/7 ini mengharuskan dilakukannya pengaturan tenaga sesuai dengan kerapatan panen. Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen adalah perkiraan jumlah pohon yg dapat dipanen dari seluruh pohon yg ada dalam blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dalam blok tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan untuk areal tersebut dan transport yang dibutuhkan. Sistem perhitungan yang digunakan untuk mengetahui angka kerapatan panen adalah dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal atau blok yang akan di panen. Umumnya dari suatu areal diambil 10% sebagai pokok sampel. Kebutuhan tenaga kerja pemanen. Pada Kebun PT. GSPP penentuan kebutuhan tenaga kerja pemanen didasarkan atas luas areal per rotasi panen dan kemampuan rata-rata pemanen. Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja pemanen digunakan rumus: Jumlah pemanen yang dibutuhkan = (Luas areal Hari panen) Luas per hanca HK

39 28 Basis dan premi panen. Pada Kebun PT. GSPP terdapat tiga jenis basis yang harus dipenuhi oleh pemanen, yaitu basis luas, basis waktu dan basis borong. Basis borong adalah jumlah tandan yang harus dipanen sebagai dasar untuk menghitung kelebihan tandan sebagai premi. Jumlah basis borong ditetapkan dengan pertimbangan rata-rata kemampuan pemanen per hari kerja, selama jam kerja yakni 7 jam untuk hari biasa dan 5 jam untuk haru jumat, umur tanaman, bobot janjang rata-rata, dan persentasi populasi pokok produktif serta distribusinya dilapangan. Basis luas adalah hanca panen yang harus diselesaikan oleh pemanen dalam suatu hari kerja walaupun basis borong telah didapatkan. Basis waktu adalah jumlah jam yang harus ditepati pemanen dalam melakukan pekerjaannya, yaitu 7 jam pada hari biasa dan 5 jam pada hari jumat. Untuk basis luas, pemanen tidak dikenakan sanksi apabila basis hanca yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi pada saat panen puncak asalkan pemanen sudah memenuhi basis waktu. Premi panen diberikan kepada pemanen yang memperoleh panenan melebihi target (basis borong) yang harus dipanen oleh seorang pemanen. Premi panen diberikan dengan tujuan meningkatkan mutu hasil panen dan pendapatan pemanen sesuai dengan jumlah dan mutu hasil yang diperoleh oleh pemanen tersebut. Pengangkutan tandan buah segar (TBS). Pengangkutan TBS merupakan salah satu bagian penting dalam siklus panen. Sedikitnya ada 4 hal yang menjadi sasaran kelancaran pengangkutan buah yaitu menjaga agar kadar asam lemak bebas (ALB) harian ±2-3%, menjaga agar pengolahan di pabrik tetap lancar, menjamin keamanan TBS di lapangan, dan meminimalkan biaya pengangkutan. Pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan pengangkutan dari TPH ke pabrik kelapa sawit (PKS). Pada dasarnya TBS dan brondolan harus diangkut secepatnya ke PKS untuk diolah pada hari itu juga atau minimal 12 jam setelah di potong, hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan minyak yang bermutu baik. Karena itu, tidak dibenarkan adanya buah yang tidak terangkut pada hari itu juga (restan). Pada Kebun PT. GSPP, pengangkutan dimulai setelah krani buah (checker) mengecek buah yang ada di TPH. Pengecekan yang dilakukan adalah

40 29 jumlah buah, ada tidaknya buah mentah atau buah busuk yang terpanen, ada atau tidaknya buah dengan tangkai panjang, dan lain-lain. Sistem pengangkutan yang dilakukan di Kebun PT. GSPP adalah pengambilan TBS dari jarak yang terjauh dahulu dari PKS dengan menggunakan dump truck. Pengangkutan dilakukan dengan mendatangi TPH blok yang menjadi hanca pemuat. Pada kebun PT. GSPP terdapat empat tim pemuat yang masing-masing terdiri dari tiga orang. Gambar 3. Proses Pengangkutan TBS dan Brondolan. Denda panen. Denda (penalty) merupakan potongan terhadap buah yang diperoleh pemanen disebabkan pelanggaran pemanen atas tata tertib panen. Tujuan pemberian denda adalah agar pemanen dapat melaksanakan ketentuan panen yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak mengulangi kesalahan pada jenis pekerjaan yang sama. Denda kepada pemanen dapat berupa surat peringatan atau langsung pemotongan buah yang diperoleh pemanen.. Besarnya denda berdasarkan kesalahan yang dilakukan oleh pemanen, besarnya denda maksimal yang di terima oleh seorang pemanen di Kebun PT. GSPP adalah premi yang di terima pada hari itu, sehingga denda panen tidak mengurangi upah pokok karyawan. Adapun kriteria pemberian denda disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Penentuan Denda Pemanenan No Satuan Penalty (denda) 1 Janjang Rp Janjang Rp Janjang Rp Buah mentah Buah tinggal Tangkai panjang Buah tidak di TPH 1 Janjang Rp Brondolan tinggal 1 Pokok Rp Buah Sumber: PT.GSPP 2010.

41 30 Aspek Manajerial Pendamping Mandor Karyawan di Kebun PT. GSPP digolongkan menjadi dua bagian, yakni karyawan staf dan karyawan non-staf. Karyawan non-staf terdiri dari mandor I, mandor panen, mandor rawat, kerani buah, kerani afdeling dan pengawas HPT. Sementara karyawan tingkat staf adalah asisten afdeling, kepala kebun (asisten kepala), kepala pabrik, kepala teknik infrastruktur, kepala tata usaha dan administratur. Tugas dan tanggung jawab staf dan mandor dimulai dari Apel Pagi yang dilakukan setiap hari kerja dimana kegiatan ini dimulai dengan asisten yang memberikan pengarahan kepada seluruh mandor di afdelingnya tentang pekerjaan apa yang akan dilakukan, pada afdeling OI PT. GSPP kegiatan ini dilakukan pada malam hari, lalu kemudian masing-masing mandor memberikan pengarahan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Setelah apel pagi barulah masingmasing mandor memberikan hanca yang akan dikerjakan pada hari itu kepada masing-masing karyawan bawahannya. Apel pagi dimulai pukul dan diikuti oleh asisten afdeling, seluruh mandor dan kerani buah serta seluruh karyawan. Pekerjaan dimulai pukul WIB dengan istirahat selama 30 menit antara pukul Selama satu bulan menjadi pendamping mandor pekerjaan yang telah dilakukan oleh penulis adalah menjadi pendamping mandor I, pendamping mandor panen, pendamping kerani panen, dan pendamping mandor rawat. Selama menjadi pendamping mandor penulis diberikan tanggung jawab seperti halnya mandor yang lain (kecuali pada saat menjadi pendamping mandor I dan asisten afdeling) yakni bertanggung jawab terhadap karyawan yang dipimpin dan memberi laporan pertanggungjawaban kepada mandor I dan asisten afdeling. Kerani buah. Tugas dari kerani buah adalah mengikuti apel pagi, membuat laporan hasil pemanen, Meminta informasi taksasi panen hari ini dan membuat jadwal angkutan TBS, mengecek hasil angkutan panen hari sebelumnya, mengarahkan unit angkutan TBS, mengecek seluruh TBS hasil panen, memastikan TBS hasil panen terangkut ke pabrik dengan tuntas, dan

42 31 membuat laporan hasil pemanen ( janjang dan tonase ) untuk perhitungan gaji pemanen. Penulis menjadi kerani buah di afdeling OI dikemandoran I. Mandor rawat. Tugas umum mador rawat di antaranya adalah membuat rencana tenaga kerja yang akan dipakai untuk kegiatan rawat esok hari, membuat rencana kebutuhan material yang akan dipakai untuk pekerjaan semprot dan pemupukan, mengikuti apel pagi, membuat laporan hasil kerja di buku mandor rawat pada sore hari, mengawasi pekerja di lapangan dan memastikan hasilnya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, menyiapkan peralatan rawat dan memastikannya dapat digunakan di lapangan (alat semprot, ember pupuk, takaran pupuk,dll), melaporkan pemakaian material ke kerani afdeling, dan melakukan pengecekan ulang pekerjaan semprot (untuk bahan yang bersifat kontak H+1 dan yang bersifat sistemik H+7). Selama menjadi pendamping mandor rawat, penulis mengikuti pengawasan kegiatan semprot gawangan, jalan rintis dan TPH, DAK, pemupukan (organik dan anorganik), garuk piringan manual, dan lain-lain. Mandor panen. Tugas dan tanggung jawab umum dari mandor panen adalah mengikuti apel pagi (menyampaikan evaluasi kerja kemarin, keadaan umum hanca panen hari ini dan membagi hanca panen), melakukan kontrol lapangan diantaranya adalah mengecek ketuntasan ancak panen dan menjaga kualitas hasil yang dipanen sesuai dengan standar perusahaan, dan melaksanakan sensus / taksasi harian, membuat ranking output pemanenya (terendah-tertinggi), dan memonitor absensi karyawan. Penulis menjadi pendamping mandor panen di afdeling OI PT. GSPP kemandoran I. Kerani Afdeling. Tugas dan tanggung jawab kerani afdeling adalah membuat laporan harian, mingguan dan bulanan afdelingnya, membuat permintaan bahan/ material yang dibutuhkan di lapangan setiap harinya, membuat daftar hadir karyawan, mencatat seluruh kegiatan harian rawat dan produksi, membuat dan merekap data produksi harian serta bertanggung jawab kepada mandor I dan asisten. Mandor I. Mandor I adalah mandor yang membawahi seluruh mandor lain dan krani afdeling. Tugas dan tanggung jawab mandor I diantaranya adalah melaksanakan rencana kerja rawat dan panen harian yang di buat oleh assisten, memberi pengarahan kepada mandor panen dan rawat, mengontrol rotasi panen

43 32 harian, mingguan dan bulanan, mengontrol pemakaian material (Pupuk dan herbisida), mengontrol rotasi rawat, melakukan pengecekan terhadap pekerjaan kemarin, melakukan kontrol lapangan untuk mengecek kesesuaian dengan rencana kerja hari ini (kualitas panen dan rawat), membuat perhitungan sensus/ taksasi produksi harian, dan memonitor proses pengangkutan buah. Pendamping Asisten Tugas dan tanggung jawab asisten afdeling adalah mengelola kegiatan afdeling untuk mencapai target produksi afdeling serta mengelola seluruh kegiatan di afdeling. Asisten juga bertugas melaksanakan adminsitrasi afdeling dengan tertib, pembinaan sumber daya manusia yang ada di afdelingnya, pengendalian biaya yang telah disetujui oleh administratur, dan bertanggung jawab terhadap manajer kebun secara langsung. Asisten Kebun juga bertanggung jawab secara penuh terhadap kondisi kebun selama 24 jam, yang meliputi semua pekerjaan yang ada di divisi maupun dalam lingkungan kemasyarakatan. Selama menjadi pendamping asisten, penulis melakukan pengawasan terhadap semua pekerjaan yang ada di Afdeling OI secara keseluruhan, baik terhadap pekerja maupun mandor. Penulis ikut mengontrol semua pekerjaan bersamaan dengan Asisten ke setiap blok yang ada pekerjaan. Dalam hal ini asisten melihat kualitas pekerjaan tersebut agar sesuai dengan pedoman kerja dan standar yang telah ditetapkan.

44 PEMBAHASAN Persiapan Panen Persiapan panen merupakan penyiapan areal yang akan dipanen, penyiapan tenaga pemanen dan alat panen. Persiapan panen yang baik akan memperlancar pelaksanaan kegiatan panen. Kegiatan persiapan panen yang dilakukan pada Kebun PT. GSPP (seluruh tanaman kelapa sawit pada Kebun sudah menghasilkan [TM]) meliputi: kebutuhan tenaga kerja, penetapan seksi potong buah, penetapan luas hanca kerja pemanen, penetapan luas hanca per kemandoran, peralatan panen (egrek, angkong, gancu, gantolan brondolan, dan kampak), transportasi untuk pengangkutan tandan buah segar (TBS) dari tempat pengumpulan hasil (TPH) ke pabrik kelapa sawit (PKS), kemudian sarana panen (pasar rintis, piringan, dan gawangan tanaman, pemasangan titi panen, pemeliharaan jalan, dan pemeliharaan TPH). Seksi Panen Seksi panen. Seksi panen adalah areal panen yang harus diselesaikan dalam satu hari panen. Pada dasarnya penetapkan seksi panen merupakan suatu bentuk pengelompokan blok-blok area TM dengan fungsi utama sebagai kerangka area kerja yang harus bisa diselesaikan dalam satu hari panen, sehingga faktor kemampuan karyawan tenaga panen menjadi hal penting dalam penetapan seksi panen. Seksi panen disusun dengan sedemikian rupa agar mempermudah proses pemanenan, seperti, pindah hanca pemanen dari satu blok ke satu blok yang lain, mempermudah kontrol asisten, mandor I dan mandor panen, mempermudah transport buah dan meningkatkan output pemanen. Contoh perhitungan: Afdeling OI PT. GSPP mempunyai luas area TM ha, dengan estimasi produksi 20 ton/ha/tahun, maka untuk pembagian areal tersebut dalam enam seksi dapat dihitung sebagai berikut: Penetapan luas area produksi per seksi per rotasi panen (ha/seksi/rotasi): Luas rata-rata per seksi : ha / 6 seksi panen = ha Luas rata-rata per 5 jam kerja: 5/7 x ha = ha Koefisien penambah luas area : (150.9 ha ha) / 6 seksi = 7.2 ha

45 34 Luas rata-rata seksi panen hari biasa (7 jam kerja) : = ha Luas rata-rata seksi panen hari jumat (5 jam kerja) : = ha Penetapan rencana produksi per seksi per rotasi panen (ton/ha/seksi/rotasi) Produksi rata-rata per rotasi panen : Perkiraan produksi per seksi per rotasi panen / / = 0.38 ton/ha/rotasi Hari biasa (7 jam kerja) = 0.38 ton TBS/ha x ha = 60 ton Hari biasa (5 jam kerja) = 0.38 ton TBS/ha x ha = 43.7 ton (72.8% dari hari biasa) Berdasarkan hasil perhitungan ini dilakukan perbandingan dengan luas areal aktual (realisasi) yang ada dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara luas areal yang ditetapkan tampa mempertimbangkan faktor lain dengan luas areal yang memperhitungkan faktor lain. Berikut adalah perbandingannya: Tabel 4. Perbandingan Luas Areal Rencana dan Realisasi Seksi A B C D E F Total P ha ha ha ha ha ha ha R ha ha ha ha ha ha ha Sumber: Kantor Besar PT. GSPP, P = luas areal yang ditetapkan tanpa mempertimbangkan faktor lain R = luas areal aktual (real) Berdasarkan data di atas, dapat dilihat perbedaan antara luas areal yang ditetapkan tanpa mempertimbangkan faktor lain dengan luas areal aktual. Faktorfaktor yang dijadikan bahan pertimbangan pada PT. GSPP di antaranya adalah topografi blok, posisi blok terhadap blok yang lain, posisi blok dari afdeling, dan lain-lain. Rotasi Panen Rotasi panen adalah selang waktu yang dibutuhkan dari proses panen satu ke proses panen selanjutnya pada hanca suatu hanca panen. Rotasi panen yang digunakan di Kebun PT. GSPP Afd. OI adalah 6/7 yang artinya adalah dalam 7 hari terdapat 6 hari panen dan 1 hari libur. Tetapi, pada saat kondisi buah tinggi rotasi panen dapat mencapai 7/7 atau panen setiap hari. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas buah. Menurut Pahan (2008)

46 35 aspek atau faktor yang paling menentukan dalam pekerjaan potong buah untuk mendapatkan hasil (MKS + IKS) yang tinggi (kuantitas dan kualitas) yaitu pusingan potong buah. Pusingan potong buah sangat erat hubungannya dengan kualitas buah atau saling mempengaruhi dengan mekanisme kerja sebagai berikut: 1. Meningkatnya buah mentah yang dipotong akan cenderung mempercepat siap borong dan memperlambat pusingan potong buah. 2. Buah masak yang seharusnya dipanen pada hari itu menjadi tertinggal di pokok. 3. Buah masak yang tertinggal di pokok akan terus membrondol, pada pusingan berikutnya, buah tersebut telah terlampau masak, bahkan sebagian telah membusuk sehingga menjadi buah busuk. 4. Persentase brondolan yang meningkat mengakibatkan penurunan output potong buah karena waktu pemanen banyak tersita untuk mengutip brondolan. 5. Situasi ini dapat mengakibatkan tukang potong buah tidak mencapai siap borong sehingga mendorong mereka untuk memotong buah mentah lagi demi mengejar siap borong karena memotong buah mentah tidak perlu mengutip brondolan terlalu banyak. Akibat kejadian ini pusingkan potong buah akan semakin bertambah terlambat. Rotasi potong buah yang terlalu cepat juga dapat merangsang pemanen untuk memotong buah mentah (demi mengejar siap borongnya). Hal ini dikarenakan pada saat itu kerapatan buah matang telah menurun. Untuk menjaga pusingkan potong buah tetap normal, penting sekali untuk terus-menerus memantau daftar pusingkan potong buah yang ada di kantor afdeling; di samping informasi mengenai umur tanaman dan kerapatan buah masak, jumlah tenaga potong buah, jumlah borongan dan persentase siap borong, serta curah hujan. Pada Afd OI PT. GSPP, jika kerapatan buah meningkat sering kali pemanen menjadi kewalahan karena selain harus memotong buah lebih banyak juga harus mengutip brondolan sehingga waktu pemanen banyak tersisih untuk mengutip brondolan dan banyak terjadi hanca pemanen tidak tuntas. Tetapi untuk mengatasi hal ini, pada saat kerapatan buah meningkat diberlakukan sistem pasangan, yaitu pemanen dipasangkan dengan istrinya (KHL) sehingga pemanen tidak perlu mengutip brondolan. Hal ini memiliki kelemahan yakni pada kondisi ini kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh KHL seperti kegiatan rawat

47 36 tidak dapat dilakukan, dengan kata lain kegiatan rawat menjadi terhambat pusingannya. Tenaga Panen Tenaga panen merupakan jumlah tenaga kerja pemanen yang dikhususkan untuk melakukan kegiatan panen. Jumlah tenaga yang harus dipersiapkan tergantung dari produktivitas pemanen pada saat kerapatan buah normal; estimasi produksi (ton/ha) per seksi panen, per rotasi; kondisi topografi kebun dan homogenitas tanaman. Perhitungan sederhana untuk menetapkan jumlah pemanen per hari panen pada Afd. OI PT. GSPP dapat dilihat di bawah ini. Contoh perhitungan. Afdeling OI mempunyai luasan ha dengan umur tanaman 16 tahun, BJR 22 kg, kerapatan buah rata-rata 20% dari populasi pokok produktif maka perhitungan jumlah pemanen adalah: % Jlh pemanen = % ( ) =. /. =. / = 45 orang. Bila fluktuasi produksi dari bulan ke bulan cukup tinggi dan tidak mampu diatasi dengan cara memasangkan istri untuk kerja panen maka perlu menyediakan tenaga cadangan, kebijakan ini disesuaikan dengan kondisi di masing-masing kebun. Pada Afd. OI PT. GSPP jumlah tenaga panen yang tersedia pada saat penulis melakukan kegiatan magang adalah 46 orang, sehingga dari perhitungan sederhana di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga panen di Afd. OI PT. GSPP cukup untuk melaksanakan kegiatan panen pada saat kerapatan normal. Persiapan Teknis Lapangan Persiapan teknis lapang terdiri dari beberapa pekerjaan diantaranya adalah perawatan TPH, pemeliharaan titi panen, dan pemeliharaan pasar pikul. Pada PT.

48 37 GSPP pemeliharaan TPH dilakukan dengan cara menimbun TPH dengan menggunakan tanah merah, hal ini dilakukan agar TPH tidak tergenang air apabila musim hujan. Selain itu kegiatan pembersihan TPH lain dilakukan bersama dengan kegiatan rawat semprot gawangan, pasar rintis dan TPH. Pada PT. GSPP rasio ketersediaan TPH adalah 3:1 yang pengertiannya adalah setiap 3 pasar pikul terdapat 1 TPH. Selain TPH, pemeliharaan titi panen sangat penting dilakukan karena titi panen adalah akses utama yang menghubungkan TPH dan pasar pikul (blok) yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan didalam blok. Di PT. GSPP terdapat dua jenis titi panen, yaitu titi panen kayu ulin dan titi panen beton. Berdasarkan pengamatan penulis, titi panen beton lebih disukai oleh pekerja karna ukurannya yang lebih besar, lebih stabil, lebih tahan lama dan tidak licin saat terjadi hujan. Rasio ketersediaan titi panen di Kebun PT. GSPP adalah 3:1 yang artinya setiap tiga pasar pikul terdapat satu titian panen. Pasar pikul juga merupakan unsur yang tidak kalah penting. Pasar pikul yang ada di Kebun PT. GSPP Afd. OI kebanyakan adalah pasar timbun, hal ini dikarenakan terdapat blok yang sering terjadi banjir saat hujan sehingga menyulitkan kegiatan panen dan perawatan. Kegiatan yang dilakukan untuk merawat pasar pikul di antaranya adalah melakukan penyemprotan dan penimbunan pasar pikul. Peralatan Panen Peralatan panen adalah alat-alat yang digunakan dalam proses pemanenan. Alat-alat kerja yang akan digunakan berbeda berdasarkan tinggi tanaman. Menurut Pahan (2008), penggolongan alat kerja tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk bongkar muat TBS, dan alat untuk membawa TBS ke TPH. Pada kebun PT. GSPP alat-alat yang digunakan untuk memotong TBS adalah egrek, gagang pisau gerek (alluminium pole), dan kapak. Alat untuk bongkar muat TBS (gancu dan tojok) dan dan alat untuk membawa TBS ke TPH (angkong dan gantolan brondolan). Pada PT. GSPP Afd. OI alat yang digunakan untuk memotong TBS adalah gerek karena umur tanaman yang sudah mencapai 16 tahun dengan rata-rata tinggi diatas 6 meter sehingga tidak memungkinkan untuk pemakaian dodos.

49 38 Angka Kerapatan Panen (AKP) Angka kerapatan panen (taksasi) adalah perkiraan jumlah pohon yg dapat dipanen dari seluruh pohon yg ada dalam blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dalam blok tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan untuk areal tersebut dan transport yang dibutuhkan. Hasil perhitungan angka kerapatan panen ini juga digunakan afdeling sebagai laporan kepada PKS sebagai acuan barapa banyak perkiraan buah yang akan diolah oleh pabrik pada hari tersebut. Sistem perhitungan yang digunakan untuk mengetahui angka kerapatan panen adalah dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal atau blok yang akan di panen. Umumnya dari suatu areal diambil 10% sebagai pokok sampel. Pada saat melakukan kegiatan magang penulis melakukan kegiatan pengamatan kerapatan panen. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah buah matang dan jumlah pokok di tiap baris yang di amati. Hasil pengamatan kerapatan panen disajikan pada Tabel 5,6 dan 7. Tabel 5. Pengamatan Angka Kerapatan Panen Baris sampel Sumber: Pengamatan Lapang, 2010 Tabel 6. Hasil Pengamatan Kerapatan Panen Blok Total pokok Pokok sampel Tandan matang Kerapatan panen di pokok sampel (%) OI OI OI OI 16 OI 19 tandan matang Blok 7 Blok 10 Blok 13 Blok 16 Blok 19 Pokok sampel tandan matang Sumber: Pengamatan Lapang, 2010 pokok sampel tandan matang pokok sampel tandan matang Pokok sampel tandan matang pokok sampel Total

50 Lampiran 4. Peta Lokasi Kebun PT. GSPP 57

51 39 Tabel 7. Perbandingan Angka Kerapatan Panen Blok Angka Kerapatan Panen Plan (%) Real (%) OI OI OI OI OI Sumber: Pengamatan Lapang, 2010 Dari Tabel 7, dapat dapat dilihat bahwa AKP dari masing-masing blok yang diamati berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya iklim, umur tanaman dan keadaan atau lokasi blok tersebut. Dari pengamatan diatas, dapat dilihat bahwa nilai AKP yang diperoleh berkisar antara %. Menurut Tobing (1992) nilai AKP % menunjukkan produksi sedang, maka berdasarkan pernyataan tersebut produksi Kebun PT. GSPP Afd. OI blok 7, 10, 13, 16, dan 19 tergolong sedang. Ada beberapa hal yang menyebabkan AKP rencana dan realisasi berbeda, di antaranya adalah tingkat ketelitian saat pengamatan masih rendah atau adanya kesalahan dari pemanen, seperti adanya buah matang tertinggal di pokok dan adanya buah mentah (belum fraksi) yang dipanen. Perbedaan selisih AKP rencana dan realisasi sebagaimana yang ditetapkan oleh PT. GSPP adalah < 5%, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis didapati bahwa selisih AKP rencana dan realisasi adalah < 5%. Angka kerapatan panen digunakan untuk menghitung estimasi produksi pada blok yang diamati, sehingga dapat diketahui berapa jumlah unit truk pengangkut yang dibutuhkan untuk mengangkut hasil panen keesokan hari serta tenaga pemanen yang dibutuhkan. Berikut adalah contoh perhitungan perkiraan produksi dengan menggunakan hasil dari pengamatan AKP: Perkiraan Produksi = AKP jumlah pokok produktif BJR Blok 7 = 22.00% 5, = 29,934 kg Blok 10 = 21.79% 3, = 16,484 kg Blok 13 = 22.47% 3, = 15,325 kg

52 40 Blok 16 = 24.78% 3, = 17,158 kg Blok 19 = 19.82% 3, = 11,850 kg Pelaksanaan Panen Prinsip dasar dari kegiatan panen adalah memotong tandan matang, mengumpulkan TBS, dan mengangkut ke pabrik untuk seterusnya diolah menjadi minyak sawit berkualitas baik yaitu mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dan asam lemak bebas (ALB) yang rendah serta memelihara kondisi tanaman tetap baik. Urutan pelaksanaan panen di kebun PT. GSPP adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti apel pagi dan setelah mendapat hanca dari mandor panen, pemanen segera menuju blok yang akan dipanen sesuai batas hanca yang telah ditentukan. 2. Tempat awal dan arah panen dari setiap pemanen harus searah pada masingmasing mandorkan. 3. Pemanen harus memperhatikan jumlah brondolan yang jatuh di piringan sebagai indikator melaksanakan pemotongan buah. 4. Pemanen memotong pelepah yang menjadi penyanggah buah masak (tidak boleh sengkleh) lalu kemudian memotong buah matang panen dan mengutip brondolan yang ada di piringan, pelepah (ketiak daun) dan sekitarnya (di gawangan, bila brondolan tersebar ke gawangan). Mengeluarkan brondolan bersamaan dengan janjang panen. 5. Tangkai panjang harus dipotong pendek, dengan panjang maksimal 2 cm. 6. Menyusun pelepah sesuai aturan. Pada saat ini aturan yang berlaku untuk penyusunan pelepah adalah disusun membentuk huruf U. 7. Menyusun janjangan dengan rapi di TPH resmi (Tempat Pengumpulan Hasil), 5 janjang perbaris ke belakang untuk memudahkan penghitungan. 8. Mengalasi brondolan dengan alas terpal atau karung bekas pupuk yang telah dicuci bersih. 9. Pada pelaksanaan panen dengan menggunakan egrek, pemanen terpaksa memotong pelepah di bawah buah yang akan dipanen untuk dapat memotong buah tersebut. Oleh karena itu untuk menjaga jumlah pelepah daun yang tetap optimal untuk fotosintesa dan pembentukan buah, maka pelepah-pelepah yang ada di bawah buah yang tidak dipanen tidak perlu dipotong untuk menjaga jumlah pelepah daun minimal 48 pelepah per pohon.

53 41 Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada saat pemanenan, diantaranya adalah pemanen harus teratur memeriksa secara teliti setiap pokok untuk melihat buah matang yang siap dipanen, tidak boleh memanen buah mentah, tidak ada buah matang yang tertinggal baik di pokok ataupun yang sudah diturunkan, tangkai buah harus dipotong rapat (cangkem kodok) dan tidak ada pelepah yang sengkleh. Dalam pelaksanaan magang ini penulis masih menemui adanya kesalahankesalahan yang dilakukan oleh pemanen, di antaranya adalah masih didapati buah masak yang tinggal di pokok, buah mentah (belum fraksi) yang di panen, dan masih adanya brondolan yang tertinggal di pokok dan di piringan. Hal ini pada aplikasinya memerlukan pengawasan atau kontrol yang lebih baik dari mandor sehingga kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir. Basis dan Premi Potong Buah Basis borong adalah jumlah tandan yang harus dipanen sebagai dasar untuk menghitung kelebihan tandan sebagai premi. Basis borong ini ditentukan berdasarkan bobot janjang rata-rata (BJR). Premi panen diberikan kepada pemanen yang memperoleh panenan melebihi target (basis borong) yang harus dipanen oleh seorang pemanen. Premi panen diberikan dengan tujuan memotivasi pemanen, meningkatkan mutu hasil panen dan pendapatan pemanen sesuai dengan jumlah dan mutu hasil yang diperoleh oleh pemanen tersebut. Kegiatan panen di Kebun PT. GSPP menerapkan dua jenis premi yaitu premi progresif dan premi lebih borong. Premi progresif adalah premi yang diberikan kepada pemanen pada saat jumlah janjang panen sama dengan atau lebih dari jumlah janjang basis borong yang telah ditentukan dan besarnya premi basis borong (dinyatakan dalam Rp/HK), nilainya adalah sama untuk setiap tahun tanam. Premi lebih borong adalah premi yang diberikan kepada pemanen pada saat pemanen memperoleh jumlah janjang panen lebih dari jumlah janjang basis borong yang telah ditentukan. Besarnya nilai premi lebih borong (dinyatakan dalam Rp/janjang), nilainya berbeda untuk setiap tahun tanamnya tergantung bobot janjang rata-rata.untuk kegiatan panen tenaga kerja yang digunakan adalah serikat karyawan utama (SKU).

54 42 Mutu Buah Kriteria matang panen adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan apakah buah itu dinyatakan matang, mentah, atau busuk. Hal ini amat penting karena sangat mempengaruhi kualitas rendemen minyak dan asam lemak bebas. Pedoman yang digunakan Kebun PT. GSPP untuk menentukan kematangan suatu buah adalah minimal terdapat lima buah brondolan alami jatuh di piringan. Brondolan yang jatuh di piringan adalah brondolan yang lepas secara normal, bukan brondolan yang lepas karena serangan tikus atau brondolan yang lepas karena perubahan iklim yang ekstrim. Menurut Mangoensoekarjo (2003) panen buah mentah akan merugikan perusahaan karena produktivitas minyak kelapa sawit menurun. Selain itu pengolahan inti kelapa sawit menjadi sulit karena tempurung buah yang belum matang cukup keras. Kandungan minyak sawit meningkat dari tahap mentah ke matang kemudian menurun pada tahap lewat matang, sedangkan kandungan ALB meningkat dari buah matang sampai lewat matang. Adapun kriteria kematangan buah dan hubungan hubungan fraksi buah dengan kadar minyak dan asam lemak bebasnya dapat dilihat pada tabel 8 dan tabel 9. Tabel 8. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa Sawit Fraksi brondolan lepas Derajat kematangan 00 Buah masih berwarna hitam, belum ada yg membrondol Sangat mentah 0 Buah jingga dan buah luar sudah membrondol % Mentah 1 Buah luar sudah membrondol % Hampir matang 2 Buah luar sudah membrondol % Matang 3 Buah luar sudah membrondol % Matang 4 Buah luar sudah membrondol % Lewat matang 5 Buah bagian dalam buah sudah ikut membrondol Lewat matang Sumber: Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2006)

55 43 Tabel 9. Hubungan Fraksi Buah dengan Kadar Minyak dan ALB Fraksi Kadar Minyak Rata-rata (%) Kadar ALB Rata-rata (%) ,6 1 21,4 1,7 2 22,1 1,8 3 22,2 2,1 4 22,2 2,6 5 21,9 3,8 Sumber: Lubis (1992) Pada kegiatan di lapangan, kriteria panen lima brondolan jatuh di piringan merupakan pedoman baku oleh pemanen untuk menentukan kematangan buah, pengamatan visual baru dilakukan apabila pemanen melihat ada brondolan yang tersangkut atau ada kemungkinan buah tersebut merupakan buah abnormal (buah gila) sehingga kualitas panen dapat terjaga. Ketika melakukan magang, penulis melakukan kegiatan pengamatan terhadap kualitas mutu buah dengan unsur yang diamati adalah tingkat kematangan buah. Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel tiga orang pemanen dari setiap kemandoran. Hasil pengamatan kematangan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Pengamatan Kematangan Buah Kemandoran No. Pemanen % Mentah % Matang % Lewat Matang % Busuk % Tangkai Panjang I I I II II II Rata-Rata Standar < 5 > 90 < 5 Sumber: Pengamatan Lapang (2010)

56 44 Dari hasil pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa secara garis besar tenaga panen pada Afd. OI PT. GSPP sudah memiliki pemahaman yang cukup baik atas kriteria matang buah. Hal ini dapat dilihat dari persentase data tandan mentah yang hanya sebesar 1.02 % dan persentase tandan matang yang sudah mencapai %. Hal ini masih harus ditingkatkan sekaligus dipertahankan dengan cara melakukan supervisi yang lebih sering ke dalam blok. Sementara itu persentase buah tangkai panjang juga masih di ambang batas kewajaran, tetapi masih perlu ditingkatkan agar kualitas buah tetap terjaga. Mutu Hanca Pemeriksaan mutu hanca dilakukan oleh asisten, mandor I, mandor panen, dan krani buah. Pemeriksaan meliputi brondolan tinggal (piringan, pokok, pasar rintis, dan gawang mati), buah matang tinggal (di pokok dan di piringan), penyusunan pelepah dan kondisi pokok (pelepah sengkleh, lebih tunas, dan pelepah gondrong). Ketika magang penulis melakukan kegiatan pengamatan kualitas mutu hanca dengan mengamati brondolan tertinggal, buah matang tertinggal, penyusunan pelepah dan kondisi pokok. Kegiatan pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel tiga orang pemanen dari masing-masing kemandoran. Brondolan Tinggal Pengutipan brondolan sangat penting dilakukan untuk menekan kehilangan (looses) minyak karena brondolan mengandung minyak sekitar 48% sedangkan TBS hanya mengandung sekitar 22% minyak. Sehingga apabila brondolan tidak dikutip perusahaan akan mengalami kerugian serta akan menambah beban pekerjaan rawat karena brondolan yang tidak dikutip akan tumbuh menjadi anak sawit (kentosan). Berikut adalah hasil pengamatan brondolan tinggal yang dilakukan oleh penulis.

57 45 Tabel 11. Pengamatan Brondolan Tinggal Brondolan (buah) Kemandoran Pemanen Pasar Gawangan Total Piringan Pokok pikul mati I I I II II II Sumber: Pengamatan Lapang (2010) Berdasarkan Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa brondolan tinggal lebih banyak dikarenakan tertinggal di pokok. Faktor utama yang menyebabkan brondolan tertinggal adalah kelalaian dari pemanen, kelalaian tersebut dapat disebabkan karena jumlah brondolan yang banyak akibat buah telah lewat matang, pokok yang terlalu tinggi, dan pelepah yang tidak dipotong mepet. Dari data tersebut juga dapat dilihat persentase brondolan tinggal di gawangan mati hampir mencapai 0 %, hal ini dapat diartikan bahwa pemanen tidak membuang brondolan ke gawangan mati. Buah Matang Tinggal Buah matang tinggal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu buah matang tinggal di pokok dan buah matang sudah dipanen tinggal di piringan. Buah dapat dikatakan tinggal di pokok apabila buah tersebut sudah memenuhi kriteria matang panen namun tidak dipanen oleh pemanen akibat kecerobohan pemanen. Janjang yang tinggal akan menyebabkan masalah yang cukup besar pada akhirnya karena akan menyebabkan buah akan mengalami kemungkinan busuk yang berpengaruh langsung terhadap rendemen minyak dan kadar asam lemak bebas buah itu sendiri. Janjang sudah dipanen tinggal di piringan adalah janjang yang sudah di panen tapi tidak terangkut ke TPH. Tertinggalnya janjang terjadi karena kelalaian dari pemanen, pada saat memotong buah, buah yang sudah dipotong tidak langsung dipindahkan ke sisi piringan yang dekat dengan pasar pikul sehingga

58 46 pada saat mengangkut buah tidak terlihat buah matang yang sudah di potong tersebut. Selama magang penulis melakukan pengamatan buah tinggal dengan mengamati lima orang pemanen dari wilayah kemandoran II dengan hasil tidak didapatinya buah matang yang tinggal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengangkutan buah di Kebun PT. GSPP Afd. OI sudah berjalan dengan baik. Hal ini disebakan pengawasan yang baik dan tingginya denda yang diberikan apabila ditemukan buah matang tertinggal baik di pokok maupun di piringan. Kondisi Pokok Kondisi pokok sangat mempengaruhi produktivitas kelapa sawit. Oleh karena itu, harus dijaga agar tidak ada pelepah sengkleh, over prunning ataupun pokok gondrong karena menyebabkan kondisi yang tidak optimal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Apabila terjadi kondisi yang buruk pada pelepah sawit akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pokok dan buah karena terganggunya daun sehingga mengakibatkan terhambatnya fotosintesis yang terjadi, hal ini dapat berdampak pada pengecilan buah kelapa sawit. Berikut adalah hasil pengamatan kondisi pokok yang dilakukan oleh penulis. Tabel 12. Pengamatan Kondisi Pokok Kondisi pokok Pokok Kemandoran Pemanen diamati Pelepah Over Pelepah sengkleh prunning gondrong I I I II II II Sumber: Pengamatan Lapang (2010) Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pemanen pada Kebun PT. GSPP sudah melakukan kegiatan pemanenan dan penunasan dengan baik. Hal ini dapat

59 47 disebakan karena terjaganya sistem rotasi pruning, pengawasan yang baik dan tenaga panen yang terampil. Struktur Organisasi Panen Kegiatan panen harus terorganisasi dengan baik supaya dapat berjalan baik sehingga pada akhirnya dapat mencapai target produksi yang diinginkan. Struktur organisasi yang tersusun baik akan menghilangkan kesalahan informasi yang dapat membingungkan pekerja yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan/kebun itu sendiri. Sebaliknya organisasi yang terstruktur dengan baik akan mendukung tujuan perusahaan untuk pencapaian terget produksi. Seluruh anggota kerja pada organisasi panen memiliki tanggung jawab masing-masing, tenaga panen harus bertanggung jawab terhadap hancanya masing-masing. Mandor panen bertanggung jawab kepada mandor I atas hasil yang diperoleh pada hanca yang diawasinya. Dan, mandor I bertanggung jawab kepada asisten terhadap produksi buah yang dihasilkan oleh Afdelingnya. Sedangkan, asisten bertanggung jawab langsung kepada asisten kepala terhadap hasil yang diperoleh oleh Afdeling yang dibawahinya. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) Dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, faktor transportasi mendapat perhatian khusus. Keterlambatan pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawit akan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah, dan mutu produk akhir. Menurut Pahan (2008) ada empat hal yang menjadi sasaran kelancaran transport buah yaitu: menjaga agar asam lemak bebas (ALB) produksi harian 2-3 %, kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik, keamanan TBS di lapangan, dan biaya (Rp/kg TBS) transport yang minimum. Buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung 0.1 % asam lemak. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50 %, hanya dalam waktu beberapa jam saja (Setyamidjaja, 1991). Oleh karena itu, pengangkutan tandan buah segar (TBS) sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari TBS. Pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan pengangkutan dari tempat penampungan hasil (TPH) ke pabrik kelapa sawit (PKS) pada setiap hari panen. Pada prinsipnya TBS dan brondolan harus diangkut secepatnya ke PKS

60 48 untuk diolah pada hari itu juga. Hal ini dilakukan supaya minyak yang dihasilkan tetap bermutu baik. Oleh karena itu, pengangkutan panen merupakan unsur yang sangat penting agar tandan dapat masuk segera ke pabrik untuk diolah pada hari panen. Pengangkutan TBS dimulai setelah kerani transport mengecek buah yang telah keluar di lapangan. Pengecekan yang dilakukan adalah pengecekan terhadap jumlah buah yang telah keluar dan ada atau tidaknya buah mentah dipanen atau buah restan. Dari hasil pengecekan kerani buah akan menentukan kapan dan berapa jumlah unit angkut yang dapat melakukan pengangkutan buah, serta kerani akan menetapkan hanca pemuat. Sistem pengangkutan yang dilakukan adalah pengambilan TBS dari jarak yang terjauh dari arah pabrik terlebih dahulu. Pengangkutan dilakukan dengan mendatangi TPH yang menjadi hanca pemuat. Pada Kebun PT. GSPP Afdeling OI terdapat empat tim pemuat dimana tiap tim terdiri dari tiga orang. TBS yang telah tersusun rapi harus dicatat terlebih dahulu oleh kerani buah sebelum dimuat ke truk. TBS dimuat oleh pemuat dengan menggunakan tojok sedangkan ganco digunakan untuk menyusun buah di atas truk. Pada Kebun PT. GSPP pengangkutan TBS ke pabrik menggunakan truk milik perusahaan pengangkutan dengan sistem kontrak (kontraktor). Pengangkutan TBS dengan truk milik perusahaan sendiri dan truk sistem kontrak memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Pengangkutan TBS dengan sistem kontrak memiliki keuntungan : Perusahaan dapat menyewanya sesuai dengan kebutuhan. Tidak perlu mengeluarkan biaya pemeliharaan. Kerugian pengangkutan TBS dengan sistem kontrak : Pengisian TBS yang melebihi kapasitas dapat menyebabkan kecelakaan akibat buah jatuh dari truk dan juga mengakibatkan jalan cepat hancur. Jika digunakan untuk pengangkutan pupuk dan tenaga kerja perusahaan harus mengeluarkan biaya lembur atas pekerjaan tersebut. Jumlah truk pengangkut TBS pada Afdeling OI PT. GSPP adalah sebanyak 4 buah, yakni masing-masing 2 truk untuk setiap kemandoran. Dengan jumlah dua truk per kemandoran dan dengan estimasi produksi harian sebesar 60

61 49 80 ton, maka masing-masing truk dengan kapasitas angkut TBS ± 8 ton/trip dapat mengangkut ± 3 kali trip dalam 1 hari panen.

62 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan selama melaksanakan magang di Kebun PT. GSPP, tenaga kerja pemanen pada Kebun PT. GSPP memiliki disiplin kerja yang baik serta telah memiliki pemahaman yang baik tentang kriteria matang buah, buah matang tinggal dan ketuntasan hanca. Hal tersebut dapat disimpulkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, dimana hasil pengamatan yang didapat sudah memenuhi standar yang diberikan oleh perusahaan. Permasalahan yang terjadi pada manajemen panen di Kebun PT. GSPP adalah jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh Kebun ini, terutama di Afdeling OI, masih terbatas dan sebagian dari tenaga panen sudah berusia lanjut, sehingga apabila musim banyak buah pemanen menjadi kewalahan dan seksi panen yang harusnya diselesaikan pada hari itu juga tidak dapat diselesaikan dan harus dikerjakan kembali pada keesokan harinya. Masalah lain yang terjadi di Kebun PT. GSPP adalah tenaga bongkar muat yang terbatas, sehingga pada saat banyak buah, tandan buah segar yang telah dipanen sering kali tidak dapat diangkut ke pabrik kelapa sawit hari itu juga (restan), sehingga dapat menurunkan kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Saran Agar dilakukan penambahan wilayah kemandoran serta penambahan tenaga kerja panen pada Afd. OI Kebun PT. GSPP sebanyak 6 orang agar seksi yang ada pada hari itu dapat diselesaikan sekalipun kerapatan buah meningkat drastis, sehingga rotasi panen tetap terjaga ke keadaan normal yaitu 6/7.

63 DAFTAR PUSTAKA Hutabarat, M. S Masalah-masalah yang Menyangkut Efisiensi dan Premi Panen Kelapa Sawit. PPN-Aneka Tanaman IV. Medan. Lubis, A. U Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat Bandar Kuala, Pematang Siantar Sumut. 435 Hal. Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. 605 Hal. Pahan, I Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 411 Hal. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 153 Hal. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit Di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 233 Hal. Rainkine, I. dan T. Fairhurst Seri Tanaman Kelapa Sawit, Tanaman Belum Menghasilkan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, Sumatera Utara. Tobing, M.O.S.L Pemanenan dan Pengangkutan Hasil Panen Kelapa Sawit. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan. Medan. 38 hal.

64 LAMPIRAN

65 53 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja Standar Mahasiswa 22/02/2010 2,4,6,9 Pemupukan Dolomite KHL 450 kg/hk 450 kg/hk 23/02/ ,27,29,30 Pemupukan Dolomite KHL 450 kg/hk 450 kg/hk 24/02/2010 4,6 Pemanenan KHL 65 Jjg/HK 9 Jjg/HK 25/02/ ,28 Pemanenan KHL 66 Jjg/HK 10 Jjg/HK 27/02/2010 1,3,5 Pemanenan KHL 66 Jjg/HK 13 Jjg/HK 01/03/2010 4,6 Pemanenan KHL 72 Jjg/HK 16 Jjg/HK Pend. 02/03/ ,21,24 Monitoring Panen Mandor 03/03/2010 7, 10 Monitoring Panen Pend. Mandor 04/03/ , 20 Pemupukan Dolomite KHL 450 kg/hk 450 kg/hk 05/03/ Garuk Piringan KHL 52 Pkk/HK 32 Pkk/HK 06/03/ Tanam Bunga Pkl.9 KHL 5 ha/hk 2.5 ha/hk 08/03/ Isi Rorak Pelepah KHL 36 Lbg/HK 36 Lbg/HK 09/03/2010 2, 4 Penyemprotan CPT KHL 5 ha/hk 3 ha/hk Tabur Pupuk /03/ Kandang KHL 1.8ton/HK ton/hk 11/03/ Tanam Bunga Pkl.9 KHL 5 ha/hk 5 ha/hk 12/03/ Tanam Bunga Pkl.9 KHL 5 ha/hk 5 ha/hk 13/03/ Penyemprotan CPT KHL 5 ha/hk 5 ha/hk 15/03/ Tabur Tankos KHL 17/03/ , 16 Pemupukan Dolomite KHL 450 kg/hk 450 kg/hk 18/03/ , 13 DAK KHL 1 ha/hk 1 ha/hk 19/03/ , 23 DAK KHL 1 ha/hk 1 ha/hk 20/03/2010 Gudang Until Pupuk Urea KHL 1.5ton/HK 1.5 ton/hk 22/03/2010 Gudang Until Pupuk Urea KHL 1.5ton/HK 1.5 ton/hk 23/03/2010 Gudang Until Pupuk Urea KHL 1.5ton/HK 1.5 ton/hk Tabur Pupuk /03/ , 25, 29 Urea KHL kg/hk kg/hk 25/03/2010 5, 8 Pemupukan Dolomite KHL 450 kg/hk 450 kg/hk

66 54 Lampiran 1 (Lanjutan). Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas. Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja Standar Mahasiswa Tabur Pupuk 26/03/ , 29, 30 CuEDTA KHL 1 ha/hk 1 ha/hk 27/03/ , 22 Tabur Pupuk CuEDTA KHL 1 ha/hk 1 ha/hk 29/03/ , 16 Tabur Pupuk CuEDTA KHL 1 ha/hk 1 ha/hk 30/03/ Tabur Pupuk CuEDTA KHL 1 ha/hk 1 ha/hk 31/03/ Tabur Pupuk CuEDTA KHL 1 ha/hk 1 ha/hk 01/04/ Tabur Pupuk Kandang KHL 1.8ton/HK 1.8 ton/hk 03/04/ , 19 Tabur Pupuk Kandang KHL 1.8ton/HK 1.8 ton/hk 05/04/2010 Gudang Until Pupuk NPK KHL 1.5ton/HK 1.5 ton/hk 06/04/2010 7, 10, 16 Tabur Pupuk NPK KHL 450 kg/hk 450 kg/hk 07/04/2010 Gudang Until Pupul NPK KHL 1.5ton/HK 1.5 ton/hk 08/04/2010 Gudang Until Pupul NPK KHL 1.5ton/HK 1.5 ton/hk /04/ ,24,27,30 Tabur Pupuk Urea KHL kg/hk kg/hk /04/2010 Gudang Until Pupuk NPK KHL 1.5ton/HK ton/hk 12/04/ ,26,28 Tabur Pupuk NPK KHL 450 kg/hk 450 kg/hk /04/ Garuk Piringan KHL Pkk/HK Pkk/HK 14/04/ , 18 Garuk Piringan KHL 52 Pkk/HK 32 Pkk/HK 15/04/ Garuk Piringan KHL 52 Pkk/HK 32 Pkk/HK

67 55 Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja KHL yang diawasi 16/04/2010 OI 30 Mengawasi Pembuatan Jalan Mekanik Pend. Mandor 2 17/04/2010 OI 29 Mengawasi Pembuatan Jalan Mekanik Pend. Mandor 2 19/04/2010 OI 26 Mengawasi Pembuatan Jalan Mekanik Pend. Mandor 2 20/04/2010 OI 27 Mengawasi Pembuatan Jalan Mekanik Pend. Mandor 2 21/04/2010 OI 24 Mengawasi Pembuatan Jalan Mekanik Pend. Mandor 2 22/04/2010 OI 16 Mengawasi isi Rorak Pelepah Pend. Mandor 12 23/04/2010 OI 13 Mengawasi isi Rorak Pelepah Pend. Mandor 12 24/04/2010 OI 13 Mengawasi isi Rorak Pelepah Pend. Mandor 12 26/04/2010 OI 24 Mengawasi Pembuatan Jalan Mekanik Pend. Mandor 2 27/04/2010 OI 22 Mengawasi Kegiatan DAK Pend. Mandor 15 28/04/2010 OI 17 Mengawasi Kegiatan DAK Pend. Mandor 15 29/04/2010 OI 14 Mengawasi Kegiatan DAK Pend. Mandor 15 30/04/2010 OI 1 Mengawasi Servis Flat Bed Pend. Mandor 12 01/05/2010 OI 3 Mengawasi Servis Flat Bed Pend. Mandor 12 03/05/2010 OI 3 Mengawasi Servis Flat Bed Pend. Mandor 12 04/05/2010 OI 6 Mengawasi Servis Flat Bed Pend. Mandor 12 05/05/2010 OI 25 Mengawasi Kegiatan DAK Pend. Mandor 12 06/05/2010 OI 25 Mengawasi Kegiatan DAK Pend. Mandor 12 07/05/2010 OI 22 Mengawasi Kegiatan DAK Pend. Mandor 12 08/05/2010 OI 22 Mengawasi Kegiatan DAK Pend. Mandor 12 10/05/2010 OI 1, 3, 5 Mengawasi Kegiatan Panen Pend. Mandor 10 11/05/2010 OI 4, 6 Mengawasi Kegiatan Panen Pend. Mandor 10 12/05/2010 OI 27, 30 Mengawasi Kegiatan Panen Pend. Mandor 10 14/05/2010 OI 28, 25 Mengawasi Kegiatan Panen Pend. Mandor 10 15/05/2010 OI 18, 21 Mengawasi Kegiatan Panen Pend. Mandor 10

68 56 Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja KHL yang diawasi Areal yang diawasi 17/05/2010 OI Pengecekan Mutu Hanca Pend ha 30,29 Asisten 18/05/2010 OI 18, Pengecekan Mutu Hanca Pend ha 15, 21 Asisten 19/05/2010 OI Pengecekan Mutu Hanca Pend ha 19,22 Asisten 20/05/2010 OI 13, Pengecekan Mutu Hanca Pend ha 16, 19 Asisten 21/05/2010 OI 24, Pengawasan Panen Pend ha 27 Asisten 22/05/2010 OI Pengawasan Panen Pend ha 22,25 Asisten 24/05/2010 OI Pengawasan Panen Pend ha 13,10 Asisten 25/05/2010 OI Pengawasan Panen Pend ha 11,14 Asisten 26/05/2010 OI 6,9 Pengawasan Panen Pend ha Asisten 27/05/2010 OI 1,2 Pengawasan Rawat Pend ha Asisten 29/05/2010 OI 15 Pengawasan Rawat Pend ha Asisten 31/05/2010 OI 12 Pengawasan Rawat Pend ha Asisten 01/06/ Administrasi Afd. OI Pend Asisten 02/06/ Administrasi Afd. OI Pend Asisten 03/06/ Administrasi Afd. OI Pend Asisten 04/06/ Administrasi Kantor Pend Besar Asisten 05/06/ Administrasi Kantor Pend Besar Asisten 07/06/ Pembuatan Laporan /06/ Pembuatan Laporan /06/ Pembuatan Laporan /06/ Pembuatan Laporan /06/ Pembuatan Laporan /06/ Presentasi Hasil Magang /06/ Menyerahkan Laporan /06/ Persiapan dan Izin Pulang

69 58 Lampiran 5. Peta Survei Pemetaan Tanah Kebun PT. GSPP Lampiran 6. Peta Survei Pemetaan Tanah Afdeling India (OI)

70 59 Lampiran 7. Data Curah Hujan Tahun 2000 Sampai 2009 Tahun Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hr) Bulan CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total

71 Lampiran 8. Struktur Organisasi PT. GSPP 60

72 61 Lampiran 9. Seksi Panen Afdeling India (OI) AFDELING BLOK SEKSI PANEN H A R I SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU TOTAL I 1,2,3,5,8 4,6,9,12,15 18,21,24,27,30 11,14,17,20,23 22,25,26,28,29 7,10,13,16,19 30 AFDELING LUAS SEKSI PANEN (Ha) H A R I SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU TOTAL I 159,57 152,80 153,20 149,40 140,70 150,00 905,67

73 Lampiran 10. Diagram Proses Pengawasan Panen dan Pengangkutan 62

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A

OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG MINAMAS PLANTATION, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN OLEH ESTHERLINA HUTAGAOL A24053121 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja Standar Mahasiswa 22/02/2010 2,4,6,9 Pemupukan Dolomite 23/02/2010 26,27,29,30

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

Jojon Soesatrijo. Abstrak

Jojon Soesatrijo. Abstrak STUDI PEMANFAATAN KAYU ULIN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TITI PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus di PT. Buana Karya Bhakti Kalimantan Selatan) Jojon Soesatrijo Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION,

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT. (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROPINSI SUMATERA SELATAN OLEH EKY PERDANA A24052775

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PT SARI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SIME DARBY GROUP, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN oleh HULMAN IRVAN A24052646

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. SOCFIN INDONESIA, KEBUN TANAH GAMBUS, LIMA PULUH, BATU BARA, SUMATERA UTARA Oleh : GUNTUR SYAHPUTRA PURBA A 34104049 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : SONI SETIAWAN NIM. 120 500 086 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan dari 13 Februari hingga 13 Mei 2012 bertempat di Tambusai Estate, Kec. Tambusai Utara, Kab. Rokan Hulu, Riau. Tambusai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I

Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan 19 Februari Perkenalan bersama kepala kebun dan asisten 20 Februari Orientasi

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MOCHAMMAD FAHMI A24100088 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Kebun Selama menjalani kegiatan magang, penulis melaksanakan kegiatankegiatan teknis di lapangan ketika berstatus sebagai KHL. Selama menjadi KHL, penulis mengikuti

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGELOLAAN KELAPA SAWIT ((Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, PEMATANG KULIM, BAKRIE

Lebih terperinci

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan. IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Oleh: Lambok Siahaan PT PADASA ENAM UTAMA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL LAMPIRAN 84 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL No Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (satuan/hk) Lokasi Penulis Karyawan Standart Pe mbimb ing Keterangan 1 14/ 02/ 2011 Tiba dilokasi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) PENDAHULUAN Leaf sampling merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan rekomendasi pemupukan. Rekomendasi pupuk yang akurat akan menghasilkan produksi TBS yang maksimal.

Lebih terperinci