PEMBAHASAN. Aspek Teknis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBAHASAN. Aspek Teknis"

Transkripsi

1 PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu diperhatikan dalam pengendalian gulma adalah piringan. Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) piringan sengaja dibersihkan dari semua jenis gulma yang berguna untuk mencegah persaingan gulma dengan tanaman kelapa sawit, pembersihan piringan memudahkan pekerjaan operasional kebun seperti panen, pengumpulan tandan buah segar, pemangkasan pelepah daun, dan pemupukan. Dalam pelaksanaannya, pengendalian gulma dilakukan secara manual dan secara kimiawi. a. Pengendalian Gulma Secara Manual Pengendalian yang dilakukan di PT SAL I sudah tepat waktu, karena pengendalian dilakukan dengan melakukan pengamatan tingkat kerapatan gulma sebelum dilakukan pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual sangat efektif untuk pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit muda, dimana gulma tidak dapat dikendalikan dengan menggunakan aplikasi herbisida. PT SAL I menerapkan kalibrasi untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan waktu yang dibutuhkan menyelesaikan pekerjaan oleh tenaga kerja dalam blok tertentu. Dari hasil pengamatan, pengendalian gulma secara manual sudah efisien dalam tenaga kerja karena tenaga kerja dekat dengan kebun, mudah didapatkan, dan hasil kerja yang memuaskan. b. Pengendalian Secara Kimiawi Pengendalian gulma secara kimiawi yang dilakukan di PT SAL I menggunakan herbisida kontak dan sistemik. Herbisida kontak digunakan untuk gulma yang masih muda dan kerjanya hanya mematikan jaringan gulma yang terkena semprotan sehingga kurang efektif dalam pengendalian gulma dalam skala luas. Herbisida sistemik digunakan untuk mengendalikan gulma dalam jangka

2 44 waktu panjang karena proses pertumbuhan gulma setelah aplikasi menjadi lambat. Penggunaan herbisida di PT SAL I menggunakan bahan aktif paraquat untuk gulma berdaun lebar dan menggunakan bahan aktif glifosat untuk gulma berdaun sempit. Pengaplikasian herbisida di PT SAL I dilakukan pada hari yang cerah dengan perkiraan hujan tidak akan turun setelah 4-6 jam setelah aplikasi herbisida dan gulma yang disemprot belum memasuki fase generatif. Dari hasil pengamatan, penggunaan herbisida sudah tepat jenis dan waktu. Penggunaan material herbisida kontak dan sistemik didasarkan pada luas penyebaran gulma dalam blok tertentu. Untuk menentukan sebaran gulma, maka dilakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap sampel di lapangan. Nilai sebaran gulma dinyatakan dalam persen (%) atau luas areal (ha). Semakin besar nilai sebaran gulma maka kebutuhan material herbisida (sistemik dan kontak) yang dibutuhkan untuk mengendalikan gulma di lapangan. Dosis herbisida yang digunakan di PT SAL I sesuai dengan ketentuan perusahaan. Untuk aplikasi CPT dengan bahan aktif paraquat menggunakan dosis liter/ha dan bahan aktif glisofat menggunakan dosis liter/ha Dari hasil pengamatan, penggunaan herbisida sudah tepat dosis dan pengendalian gulma secara kimia efektif untuk mengendalikan gulma yang tumbuh di lapangan. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menambah hara yang dibutuhkan dan diserap oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal. (Astra Agro Niaga, 1995). Perencanaan Pemupukan Menurut Astra Agro Niaga (1996) perencanaan pemupukan perlu dilakukan sebaik mungkin. hal ini disebabkan karena berkaitan dengan biaya, material, dan tenaga yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan digunakan untuk menentukan biaya (budget) operasional (tahunan), menentukan waktu pengadaan material pupuk (semester), pengaturan di gudang dan penyediaan tenaga kerja (bulanan/mingguan). Perencanaan pemupukan mencakup jenis pupuk yang akan

3 45 digunakan, dosis pupuk yang akan diaplikasikan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan, waktu pelaksanaan pemupukan, dan blok yang akan dipupuk. Jenis Pupuk. Jenis pupuk yang akan digunakan di PT SAL I ditetapkan oleh kantor pusat. Jenis pupuk yang digunakan adalah N, P, K, Mg, dan B. Dosis Pupuk. Dosis pupuk yang akan diaplikasikan di PT SAL I untuk TM dan TBM ditetapkan oleh bagian R&D kantor pusat. Dosis untuk TBM ditetapkan atas dasar referensi yang sudah ada (Pusat Penelitian Kelapa Sawit), sedangkan dosis untuk TM ditetapkan berdasarkan hasil analisis daun dan tanah bagian R&D kantor pusat.dosis pupuk yang diberikan pada TM mungkin berbeda tiap tahunnya. hasil analisis daun dan dosis tanaman pada afdeling OD disajikan pada Lampiran 14. Tenaga Kerja. Tenaga kerja pelaksanaan pemupukan diperoleh dari SKU maupun PHL. Kebutuhan tenaga kerja dihitung atas dasar prestasi rata rata tiap orang (Kg/HK). Prestasi tiap orang tergantung pada dosis pupuk, dan areal yang akan diaplikasikan pupuk. Apabila dosis pupuk yang diberikan makin tinggi (Kg/pohon), maka semakin tinggi prestasi kerjanya (Kg/HK). Waktu Pelaksanaan Pemupukan. Pelaksanaan pemupukan dijadwalkan pada musim hujan kecil dimana curah hujan (CH) berkisar diantara mm. Blok yang akan Dipupuk. Blok yang akan dipupuk harus diperhatikan sebelumnya. Sebelum pengaplikasian pupuk, piringan harus dilakukan penyiangan sedangkan tapak kuda, teras kontur sudah harus dibenahi. Berdasarkan hasil pengamatan, pemupukan di PT SAL I menggunakan peta seksi pemupukan untuk menentukan blok yang akan dipupuk sesuai dengan jenis dan dosis yang akan diaplikasikan. Pelaksanaan pemupukan Pelaksanaan pemupukan di kebun Inti PT. SAL I terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dari penguntilan pupuk, pengeceran pupuk, pelangsiran pupuk, penaburan pupuk, dan pengumpulan karung untilan. Penguntilan pupuk. Penguntilan pupuk adalah kegiatan mengemas ulang pupuk berdasarkan rekomendasi pupuk (dosis/pohon) yang disesuaikan dengan jumlah pohon sebagai dasar penguntilan. Berdasarkan ketentuan, tiap satu untilan pupuk digunakan untuk enam pohon kelapa sawit. Penguntilan bertujuan untuk:

4 46 (1). Mempermudah dan mempercepat pengeceran pupuk di lapangan. (2). Tanaman kelapa sawit mendapatkan pupuk sesuai dengan dosisnya. (3). Mencegah terjadinya penggumpalan pupuk, karena bongkahan pupuk harus dipecah pada saat melakukan penguntilan. Alat alat yang digunakan dalam penguntilan adalah: (1). Takaran penguntilan yang sudah dikalibrasi untuk masing masing jenis pupuk dan dosis enam pohon tanaman. (2) karung bekas pupuk sebagai wadah untilan. (3). Alas tempat penguntilan berupa terpal dengan ukuran minimal 5 5 m. (4). Pemecah bongkahan pupuk yang dibuat dari kayu balok. Untilan harus selesai dikerjakan H-1 aplikasi pempukan dengan menyusun untilan dengan rapi sesuai urutan blok yang akan dipupuk pada hari H dan diberikan label agar memudahkan identifikasi untilan sebelum diangkut ke lahan untuk diaplikasikan. Berikut hasil pengamatan ketepatan dosis untilan pupuk RP pada bulan Mei 2009 disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Ketepatan Dosis Untilan Pupuk RP pada Mei 2009 Bobot/ Ulangan Σ Prestasi Tepat Tgl Grup Σ TK Total Until untilan (HK/ Dosis (Org)...(kg)... (Until) (Kg) Org) (%) A B C A B C A B C Rataan Sumber: pengamatan lapang Dari Tabel 10, prestasi kerja penguntil sebesar 1.14 HK/orang. hal ini menunjukkan bahwa prestasi kerja rata-rata penguntilan pada pupuk RP yang dilakukan pada bulan Mei 2009 diatas norma yang ditetapkan perusahaan sebesar kg/orang/hari. Terjadi kelebihan 0.14 HK/orang atau kg/orang/hari. Dari Tabel 10, ketepatan dosis penguntilan pupuk sudah tepat, mencapai %. hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja penguntil sudah terlatih dalam mengemas ulang (menguntil) pupuk sesuai dosis dan jenis pupuk yang diuntil.

5 47 Pengeceran Pupuk. Pada hari-h pengeceran pupuk, pengeceran dilakukan sebelum tenaga kerja tabur melakukan pemupukan. Pengeceran dilakukan pada sisi timur dan barat blok dengan jumlah untilan yang diberikan sebanyak empat untilan tiap dua baris tanaman (satu jalan pikul). Mandor bertanggungjawab dalam pengeceran dan ikut dalam angkutan pengeceran untuk mengatur peletakan untilan di lahan. Dalam kasus tertentu, misalnya: blok yang dibelah oleh sungai (parit besar) atau blok tersebut hanya dapat diecer di satu sisi blok maka perlu koordinasi antara mandor ecer dan mandor pupuk/rawat yang bertanggungjawab dalam penaburan pupuk. Pelangsiran dan Penaburan Pupuk. Kegiatan pelangsiran dan penaburan pupuk dilakukan oleh tenaga kerja penabur. Tenaga penabur yang diperoleh sebagian besar berasal dari luar kebun yang datang pada hari-h pemupukan. Berikut disajikan prestasi tenaga kerja penabur pada Tabel 11. Tabel 11. Prestasi Tenaga Kerja Penabur Tgl Blok Jenis Pupuk Prestasi Kerja Luas Jml Ppk TK (ha/ (Kg/ (ha) (Kg) (Org) HK) HK) 27/ OB (8, 11, 12), OD MOP dan (6, 11, 14) RP 28/ OB 10, OC (18, 23), MOP dan OD (2, 7, 10, 19) RP 29/ OC (2, 7), OD (10, MOP dan , 14, 19) Dolomit 05/ OD (2, 7, 10, 11, 14, Dolomit , 18) dan Kiesrite 06/ 05 OC (13, 15, 18, 19, 20, 22, 23) Dolomit, Kiesrite, dan RP Rataan Sumber: pengamatan lapang Berdasarkan Tabel 11, rata rata prestasi tenaga kerja penabur berdasarkan luas areal yaitu 1.56 ha/hk dan berdasarkan bobot yaitu kg/hk. hal ini menunjukkan bahwa rata rata prestasi penabur masih dibawah standar perusahaan, yaitu 2 ha/hk berdasarkan luas areal dan 300 kg/hk berdasarkan bobot yang diaplikasikan di lapangan. Rata-rata prestasi penabur masih dibawah standar karena tenaga kerja yang sebagian besar didapatkan dari luar kebun masih belum terampil dan tenaga kerja penabur merangkap sebagai pelangsir untilan

6 48 pupuk sehingga perlu ditentukan standar prestasi tenaga kerja penabur pupuk. Untuk mengatasi tenaga kerja yang kurang terampil dilakukan pengarahan pada apel pagi sebelum pemupukan dan pengawasan yang lebih intensif oleh mandor. Sistem penaburan pupuk menggunakan sistem gang (baca: geng), yang berarti pada saat pemupukan dilakukan pada satu area dan tidak boleh dilakukan di area lain dalam hari yang sama. Berdasarkan pengamatan di lapang, sistem ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: (1). Pengawasan menjadi lebih efektif karena semua mandor dan asisten dari semua afdeling ikut mengawasi aplikasi pemupukan. (2). Menggunakan alat takar yang seragam dan spesifik sehingga lebih tepat dosis untuk tiap tanaman. (3). Melakukan penaburan dari jalan kontrol menuju pinggir blok sehingga mengurangi kasus kekurangan dosis pupuk pada tanaman di dekat jalan kontrol (tengah blok) akibat kecurangan penabur apabila penaburan dilakukan dimulai dari pinggir blok. (4) memudahkan kegiatan pengeceran dan pelangsiran karena bobot untilan hanya seberat kebutuhan pupuk enam tanaman. (5) Dosis tiap tanaman lebih terjaga dan kesalahan dosis berpengaruh hanya pada enam tanaman pada satu untilan pupuk. Walaupun demikian, sistem pemupukan gang mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: (1). Tenaga kerja dibutuhkan lebih banyak sehingga perlu perencanaan jumlah tenaga kerja yang sebelum pemupukan. (2). Waktu yang digunakan dalam aplikasi pupuk lebih lama karena harus melakukan pelangsiran untilan pupuk terlebih dahulu dan penabur yang lebih lambat mempengaruhi penabur lain dalam penaburan pupuk. (3). Biaya yang besar dalam pelaksanaan pemupukan mulai dari penguntilan, pengeceran, pelangsiran dan penaburan, dan pengumpulan karung untilan. (4) Membutuhkan pengawas (supervisi) yang lebih banyak, agar pengawasan lebih intensif. Perlu diperhatikan kondisi blok yang akan diaplikasikan pupuk sebelum pelaksanaan pemupukan, seperti infrastruktur (jalan dan jembatan), topografi areal (mempunyai bagian rawa, bergelombang, dikelilingi air atau berupa pulau), dan kondisi lain seperti blok yang banjir atau dibelah oleh sungai (parit besar). Beberapa kasus yang terlihat di lapangan, seperti blok yang dikelilingi rawa, maka beberapa penabur dipilih untuk membawa untilan ke dalam pulau lalu mengaplikasikan pupuk tersebut. Blok atau bagian blok yang tidak dapat

7 49 diaplikasikan pupuk pada hari itu akibat kasus tertentu, maka harus diaplikasikan pupuk secara khusus oleh afdeling tersebut pada lain hari. Pengumpulan Karung Untilan. Pengumpulan karung untilan dilakukan setelah pemupukan selesai dilakukan. Karung untilan harus dihitung dan jumlahnya harus sama dengan jumlah untilan yang diecer pada hari tersebut. hal ini berguna sebagai kontrol terhadap kehilangan pupuk di lapangan dan untuk pengamatan terhadap kekurangan karung untilan saat kegiatan penguntilan berkutnya. Karung untilan yang sudah kosong sesegera mungkin dikembalikan ke gudang until agar dapat digunakan kembali dan mencegah kekurangan karung untilan yang jumlahnya terbatas. Biaya Pemupukan Menurut Mangoensoekarjo (2007), biaya pemupukan cukup tinggi, yakni antara % dari biaya pemeliharaan, adalah biaya pemupukan mulai dari biaya pengadaan pupuk, transportasi, ongkos memupuk dengan menabur atau membenamkan pupuk, administrasi dan pengawasan, atau sebesar 30% dari biaya investasi tanaman. Biaya yang dikeluarkan PT. SAL I dalam kegiatan pemupukan tahun 2008 disajikan dalam Tabel 12 dan Tabel 13. Tabel 12. Biaya Material Pupuk Kebun Inti PT. SAL I Tahun 2008 Pupuk harga (Rp/Kg) Realisasi (kg) Biaya (Rp) Urea NPK NPK RP MOP Kies Borat Dolomit Zn-EDTA Cu-EDTA Total Sumber: Bagian Tata Usaha PT. SAL I

8 50 Tabel 13. Biaya Tenaga Kerja Rawat Kebun Inti PT. SAL I Tahun 2008 Kegiatan Biaya (Rp) Tenaga Kerja Tabur Transport Pupuk Until Pupuk Total Biaya TK Pemupukan Total Biaya TK Rawat Sumber: Bagian Tata Usaha PT. SAL I Tabel 14. Anggaran Pemupukan Kebun Inti PT. SAL I Jenis Biaya Biaya (Rp) Total Biaya TK Pemupukan Total Biaya Material Pupuk Total Biaya TK Pemupukan Total Biaya TK Rawat Total Biaya Material Pupuk Total Biaya Rawat % Biaya Pemupukan Sumber: Bagian Tata Usaha PT. SAL I Berdasarkan Tabel 14, biaya material pupuk kebun inti tahun 2008 sebesar Rp Biaya total tenaga kerja pemupukan pada tahun 2008 sebesar Rp yang terdiri atas tenaga kerja tabur pupuk (Rp ), biaya transpor pupuk (Rp ), dan tenaga kerja penguntilan pupuk sebesar Rp Total biaya untuk kegiatan aplikasi pemupukan sebesar Rp atau sekitar 41,46 % dari total biaya rawat kebun inti murni pada tahun 2008 sebesar Rp Data diatas menunjukkan biaya pemupukan yang cukup tinggi sehingga perlu pengaplikasian pupuk secara tepat dengan harapan produktivitas yang sebanding dengan biaya pemupukan. Ketepatan Pemupukan dengan Prinsip Lima Tepat Pupuk merupakan sumber hara utama yang menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit dan merupakan material yang mahal. Oleh sebab itu, agar efisien dan efektif diperlukan prinsip lima tepat, yaitu: tepat waktu, jenis, dosis, cara dan tepat tempat. 1. Tepat Waktu Pemupukan yang dilakukan di PT. SAL I dilakukan mulai di pagi hari, pada kondisi hari yang cerah yang dilakukan dalam dua periode tiap tahunnya

9 51 yaitu pada semester I pada bulan Januari-Juni dan semester II pada bulan Juli- Desember. Gambar 10. Curah Hujan Rataan Bulanan (Tahun ) di Kebun PT. SAL I Tahun CH rata rata bulanan terendah terjadi pada bulan Juli dengan nilai mm sedangkan nilai tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan nilai mm. Nilai rata rata curah hujan bulanan sebesar mm, sedangkan rata-rata hari hujan bulanan sejumlah 10.1 hari hujan. Menurut Lubis (1992), pemupukan maksimal didapat pada bulan bulan dengan curah hujan berkisar mm yaitu pada curah hujan sedang. Aplikasi pemupukan di PT. SAL I belum tepat waktu apabila pemupukan dilaksanakan saat curah hujan diatas 200 mm/bulan yaitu pada bulan Januari, Februari, Maret, dan April (semester I) dan bulan Oktober, November, dan Desember. Jika pemupukan dilaksanakan saat curah hujan sedang yaitu pada bulan Mei dan Juni (semester I) dan bulan Juli, Agustus, dan September (semester II) maka tenaga kerja sulit untuk didapatkan dan pengawasan tidak mungkin dilakukan dalam aplikasi pemupukan. 2. Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan sesuai rekomendasi dari kantor pusat. Pemilihan jenis dan distributor pupuk merupakan pertimbangan dari pihak manajemen kantor pusat (PT Astra Agro Lestari Tbk). Rekomendasi dibuat berdasarkan analisis sampel daun (LSU, Leaf Sampling Unit) oleh bagian R&D.

10 52 Analisis sampel daun dilakukan sekali dalam satu tahun. Pupuk yang diaplikasikan sesuai rekomendasi pemupukan PT. SAL I pada tahun 2009 menggunakan pupuk Urea, NPK (41-4-1) sebagai pengganti urea, NPK sebagai pupuk ekstra pada tanaman kerdil, Rock Phosphate, MOP (Muriate of Potash), Dolomit, Borat, Kiesrite, Cu-EDTA, dan Zn-EDTA. Berdasarkan hasil pengamatan, aplikasi pemupukan di PT SAL I sudah tepat jenis. Jenis pupuk dan kandungan unsur hara yang digunakan di PT. SAL I disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Jenis Pupuk yang Digunakan di PT. SAL I Jenis pupuk Unsur hara Kandungan hara Unsur/Oksida % Urea Nitrogen N 45 NPK Nitrogen, Fosfat, Kalium N-P 2 O 5 -K 2 O NPK Nitrogen, Fosfor, Kalium N-P 2 O 5 -K 2 O Rock Phosphate Fosfor (P) P 2 O 5 -CaO Muriate of Potash Kalium (K) K 2 O (MOP) Klor (Cl) Cl 50 Dolomit Magnesium (Mg) MgO Kalsium (Ca) CaO 50 Borat Boron (B) B Kiesrite Magnesium (Mg) MgO 25 Sumber: Kemasan pupuk 3. Tepat Dosis Penentuan dosis pada tahun 2009 dilakukan di PT. SAL I dengan melakukan analisis daun dan tanah. Dua hal yang menentukan ketepatan dosis di PT. SAL I adalah: untilan dan takaran penaburan pupuk. Untilan mempunyai dosis yang sama dengan dosis enam tanaman yang akan dipupuk. Berdasarkan hasil pengamatan, ketepatan dosis untilan sudah tepat (diatas 95 %, Tabel 10) karena takaran untilan yang dibuat sesuai dosis tanaman dan jenis pupuk yang digunakan. 4. Tepat Cara Cara pemupukan anorganik yang dilakukan di PT. SAL I menggunakan sistem tebar (broadcast system). Sistem tebar merupakan cara memberikan pupuk dengan menabur pupuk langsung ke tanah disekeliling tanaman. Syarat yang harus dipenuhi dalam ketepatan cara adalah: tidak boleh menumpuk, tidak boleh

11 53 menggumpal, piringan harus bersih, dan pemupukan yang dilakukan adalah pemupukan tunggal. hasil pengamatan ketepatan cara pada aplikasi pemupukan Kaptan dosis 2 kg/tanaman pada blok D-17 (luas blok ha) dan pada aplikasi pemupukan Rock Phospate (RP) dosis 1.5 kg/tanaman pada blok F-2 (luas blok 24,97ha) disajikan pada Tabel 16 dan Tabel 17. Pengamatan dilakukan pada satu hanca penabur dengan 12 tanaman pada setiap ulangan. Tabel 16. Ketepatan Cara Kerja pada Pemupukan Kaptan (2 kg/tanaman) No penabur Ulangan Rataan Persentase...(Jumlah tepat) Rataan Persentase Sumber: Pengamatan lapang Tabel 17. Ketepatan Cara Kerja pada Pemupukan RP (1.5 kg/tanaman) No penabur Ulangan Rataan Persentase...(Jumlah tepat) Rataan Persentase Sumber: Pengamatan lapang Berdasarkan data diatas, pemupukan yang dilakukan di PT. SAL I sudah tepat cara karena berdasar hasil pengamatan, ketepatan cara kerja penabur diatas 95 %.

12 54 5. Tepat Tempat Pemupukan yang dilakukan di PT. SAL I menggunakan sistem tebar. Pemupukan yang dilakukan sudah tepat tempat karena diaplikasikan merata pada piringan tanaman, dilakukan pemupukan pada blok yang piringannya bersih, pupuk diaplikasikan pada daerah piringan dengan diameter 1.5 meter dari tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan, aplikasi pemupukan di PT SAL I sudah tepat tempat. Realisasi Pemupukan dan Produktivitas Realisasi pemupukan di PT. SAL I pada kebun inti murni dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah pupuk yang diberikan (kg) terhadap jumlah pupuk pada rekomendasi (kg) yang telah ditetapkan yang dinyatakan dalam persen (%) tertera pada Tabel 18. Jenis Pupuk Tabel 18. Realisasi Pemupukan Kebun Inti Murni PT. SAL I Persentase Realisasi Pemupukan Inti Murni d...(%)... UREA RP SP a 35 - a 0 0 MOP KIES BOR Zn EDTA - b - b - a DOLOMIT - b - b - a - a Cu EDTA - b - b - b - b 61 0 NPK b - b - b - b - c 0 NPK b - b - b - b - b 45 Sumber: Bagian Tanaman PT. SAL I Ket: a diaplikasikan, namun tidak ada dalam rencana pemupukan b tidak diaplikasikan dan tidak ada dalam rencana pemupukan c diaplikasikan untuk menggantikan jenis pupuk yang lain d realisasi pemupukan sampai dengan bulan Mei 2009 Berdasarkan Tabel 18, terlihat bahwa realisasi pemupukan mempunyai nilai kurang ataupun lebih dari rekomendasi yang telah ditetapkan. Untuk jenis pupuk yang nilainya di bawah rekomendasi, kekurangan pupuk tersebut disubstitusi dengan menggunakan jenis pupuk lain yang mengandung unsur hara yang sama. Untuk jenis pupuk yang nilainya di atas rekomendasi, ada pengaplikasian pupuk di luar dosis rekomendasi pada blok tertentu yang

13 55 mengalami kekurangan hara, sehingga total kilogram pupuk yang diaplikasikan lebih tinggi dari rekomendasi pupuk yang telah ditetapkan. Tabel 19. Produktivitas Kebun Inti Murni PT SAL I Tahun Panen Produktivitas Uraian Umur Ratarata Potensi* Tanaman Realisasi...(ton/ha/tahun)... TM TM TM TM TM TM TM TM TM TM TM Sumber: Bagian Tanaman PT. SAL I Ket: * Potensi produktivitas pada tiap umur TM pada kesesuaian lahan kelas II (Lubis, 1992) Dari Tabel 19 diketahui bahwa produktivitas tanaman kelapa sawit di kebun inti PT SAL I pada tahun 2008 masih dibawah nilai potensi produktivitas pada kesesuaian lahan kelas II. Produktivitas kebun inti PT SAL I tahun 2008 yang nilainya lebih rendah dari nilai potensinya terjadi akibat dosis pupuk yang direalisasikan terutama N, P, dan K yang yang lebih rendah daripada rekomendasi yang telah ditetapkan pada tahun 2007 dan 2008 (Tabel 18). Selain itu, pupuk yang diberikan sebagian hilang karena pencucian ketika pemupukan dilakukan pada curah hujan yang tinggi dan pupuk tidak ditutup tanah. Hal ini menunjukkan bahwa pemupukan belum optimum dalam meningkatkan produktivitas kebun sesuai dengan potensi produktivitas yang telah dimiliki. Sensus Produksi Sensus produksi digunakan sebagai pendugaan produksi tandan buah segar (TBS) yang akan dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit. Sensus produksi, memerlukan data jumlah bunga, buah hitam (buah mentah), dan buah matang (merah) dalam blok tertentu. Buah merah menunjukkan potensial TBS dalam satu

14 56 minggu ke depan, buah hitam menunjukkan potensial TBS dalam tiga bulan kedepan, sedangkan jumlah bunga menunjukkan potensial TBS dalam enam bulan ke depan. Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) jumlah tandan bunga menunjukkan potensial TBS dalam enam bulan ke depan. Pengamatan dalam sensus produksi dilakukan oleh tim yang terdiri dari dua orang dimana satu orang mencatat dan yang lainnya mengamati dan menghitung jumlah tandan bunga, bunga hitam dan buah merah. Pemanenan Menurut Mangoensoekarjo dan Tojib (2005) kondisi buah matang bersifat kritis karena setelah buah melewati titik tepat matang kualitas minyak kelapa sawit mulai menurun dalam waktu singkat disebabkan oleh meningkatnya kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam TBS sehingga perlu ditangani dengan cepat. Kriteria panen yang ditetapkan oleh PT. SAL I adalah dua berondolan yang jatuh di piringan untuk tiap satu TBS yang dapat dipanen. hal ini bertujuan untuk memudahkan penentuan kriteria matang panen sehingga tandan buah dapat sesegera mungkin dipanen tanpa harus memanen buah yang mentah maupun buah yang lewat matang. Sistem panen yang diterapkan di kebun inti PT. SAL I adalah sistem hanca tetap dimana setiap pemanen diberikan hanca (luasan tertentu) yang tetap dalam tiap pekerjaan pemanenan tandah buah. Pengangkutan bertujuan untuk mengirim TBS dan berondolan ke pabrik dalam keadaan baik melalui penanganan secara hati hati dan menjaga jadwal pengiriman dan jumlah buah secara tepat sehingga pabrik kelapa sawit (PKS) dapat bekerja secara optimal (Rankine dan Fairhurst, 2000). Mengacu pada tujuan diatas, maka hal hal yang harus diperhatikan adalah: (1). Seluruh TBS harus dikirim pada hari pemanenan, sehingga tidak boleh diinapkan di lapangan. (2). Penanganan dan kerusakan buah diharapkan sekecil mungkin. (3). TBS harus bersih dari tangkai buah, tanah, batuan dan bahan lain (misalnya anak daun atau serasah). (4). Pemasukan buah ke truk secara efisien dengan penundaan sekecil mungkin.

15 57 Aspek Manajerial Pendamping Mandor Kegiatan yang penulis lakukan sebagai pendamping mandor adalah sebagai mandor pemupukan dan mandor panen. a. Mandor Pemupukan Kegiatan pemupukan direncanakan bersama oleh kepala afdeling dan mandor. Mandor pupuk membuat SPM yang ditujukan ke bagian gudang pupuk. Pupuk kemudian diambil dari gudang dan segera diuntil. Mandor pupuk di bagian untilan menghitung kebutuhan untilan pada blok yang akan dipupuk berdasarkan jenis pupuk dan dosis pupuk. Mandor until bertanggungjawab pada ketepatan dosis dan jumlah pupuk yang akan diuntil, sehingga perlu dilakukan pengarahan kepada karyawan penguntil tentang hal yang berkaitan dengan kegiatan penguntilan dan mandor until harus melakukan pengecekan terhadap ketepatan dosis untilan yang dikerjakan oleh karyawan penguntil. Beberapa hal yang harus dikerjakan mandor until adalah: mengatur jumlah orang per grup penguntil, menentukan takaran yang digunakan berdasarkan jenis pupuk dan dosis untilan, menghitung jumlah (kg) karung pupuk yang sudah diambil untuk diuntil, membagi karung kosong tiap grup untuk penguntilan, mengajarkan cara menguntil yang benar, melakukan pengecekan ketepatan dosis setelah tiap grup menguntil lebih 1000 kg, juga harus mengatur karyawan dalam susunan untilan agar untilan dapat diambil keesokan harinya sesuai urutan blok yang akan dipupuk. Mandor pada bagian transportasi bertanggungjawab atas ketersediaan alat angkutan pupuk, kegiatan pemuatan pupuk ke dalam alat angkutan, dan kegiatan pengeceran pupuk di lapangan. Mandor transportasi harus melakukan pengecekan alat angkutan ke bagian transportasi untuk memastikan jumlah angkutan yang dapat digunakan. Pada saat memuat pupuk ke dalam alat angkutan, mandor harus mengawasi pupuk yang dimuat dengan mengecek jumlah dan jenis pupuk pada untilan yang dimuat serta urutan untilan yang akan dimuat apabila ada dua blok atau lebih blok berbeda jenis dan dosis pupuk yang akan diaplikasikan. Pada saat pengeceran, mandor bagian transportasi pupuk harus mengikuti angkutan dan

16 58 menentukan alur pengeceran untilan pupuk. Dalam kasus tertentu dimana untilan hanya dapat diecer pada satu sisi blok atau ada blok yang tidak dapat diecer secara langsung, maka mandor transportasi harus berkoordinasi dengan mandor penaburan untuk menentukan lokasi pengeceran yang tepat agar pengaplikasian pupuk tidak terhambat. Berdasarkan pengamatan dan ketentuan perusahaan, kegiatan yang dilakukan mandor bagian transportasi dijalankan dengan tepat yaitu: melakukan pengeceran untilan sesuai dengan urutan blok yang akan dipupuk, mentransportasikan untilan di dua sisi blok, atau bagian tertentu apabila untilan tidak dapat diletakkan di dua sisi blok, dan memindahkan untilan pupuk bila di blok tertentu terdapat kekurangan atau kelebihan jumlah untilan. Mandor pupuk yang mengawasi kegiatan di lapangan harus melakukan pengarahan terlebih dahulu pada karyawan penabur. Selanjutnya kegiatan pelangsiran dan penaburan pupuk segera dilakukan. Yang perlu diperhatikan dan diawasi oleh mandor ada tiga titik, yaitu: (1). Pengawasan di pinggir jalan blok (collection road). Disini dilakukan pengawasan terhadap untilan yang akan dan yang sudah dibawa/diecer masuk ke dalam blok, mengatur penabur agar masuk ke dalam jalur yang sesuai (tidak ada jalur yang terlewati oleh penabur), dan mengumpulkan karung untilan yang sudah kosong ke pinggir jalan blok untuk diangkut kembali ke gudang penguntilan. (2). Pengawasan pada jalan kontrol. Pengawasan dilakukan agar untilan yang berada pada jalan kontrol harus sudah ada sebelumnya sebelum dilakukan penaburan pupuk. Kemudian memastikan penabur sudah berada pada jalur masing masing sebelum mengaplikasikan pupuk. (3). Pada tanaman keenam (dihitung dari jalan kontrol). Pengawasan dilakukan pada aplikasi pupuk untuk melihat apakah pupuk sudah tepat diaplikasikan. Setelah melakukan kegiatan pemupukan, mandor pupuk harus mengisi buku absensi mandor dan membuat laporan jumlah tenaga kerja dan pembiayaan hari kerja (HK) yang harus dibayar pada kegiatan pemupukan. Mandor juga harus mengisi berita acara pemupukan blok tuntas. Efisiensi dapat dilakukan dengan mengaplikasikan pupuk secara tepat. Dalam mengaplikasikan pupuk secara tepat diperlukan pengawasan yang tepat pula. Dari hasil pengamatan, kegiatan pengawasan pengaplikasian pemupukan berjalan sesuai ketentuan perusahaan yaitu pengarahan dan pengawasan kepada

17 59 karyawan mampu meningkatkan ketepatan pengerjaan seperti semua tanaman mendapatkan pupuk, untilan diletakkan di batas jalan kontrol dan tanaman keenam, aplikasi pupuk dilakukan pada piringan dengan diameter 1.5 meter dari tanaman, ketepatan cara kerja penaburan diatas 95% dan karung bekas untilan tidak ada yang tertinggal di lahan. b. Mandor Pemanenan Mandor pemanenan harus melakukan apel pagi pemanen setiap pagi di areal seksi pemanenan yang akan dipanen pada hari itu. Selain memabacakan hasil panen dan pinalti panen, mandor panen memberikan arahan mengenai keselamatan kerja, dan motivasi yang bertujuan membangun semangat kerja karyawan. Mandor panen melakukan pengawasan pemanenan, membagi hanca serta melakukan taksasi pada hari tersebut. Mandor panen melakukan pengawasan pada kualitas pemanen tertentu untuk menentukan kelas pemanen. Kelas pemanen mempengaruhi pada penggajian pemanen tersebut. Pembagian hanca dilakukan berdasarkan seksi panen pada hari tersebut dan jumlah pemanen yang bekerja pada hari itu, pembagian hanca dapat berubah apabila ada pemanen mengambil cuti atau sakit. Taksasi dilakukan untuk menentukan potensi pemanenan tandan buah pada hari tersebut dan menentukan jumlah alat angkutan yang diperlukan pada pengangkutan hasil panen. Krani panen bertugas untuk mengikuti truk dan mencatat TBS yang dipanen setiap TPH dan setiap pemanen, membuat surat pengantar pengangkutan buah ke pabrik, dan pembuatan upah harian. Dalam mengikuti truk, krani panen harus mengetahui seksi yang akan dipanen pada hari itu, pemanen yang bekerja dalam seksi tersebut dan urutan pemanenan pada seksi tersebut. Setiap memuat buah ke dalam alat angkutan, krani panen harus mencatat jumlah tandan buah yang dipanen dan nomor pemanen yang tertera pada kupon buah di TPH. Setelah angkutan buah penuh, angkutan dapat langsung menuju ke pabrik kelapa sawit bersamaan dengan membawa surat pengantar pengangkutan buah. Pendamping Asisten Asisten atau kepala afdeling bertanggungjawab atas semua kegiatan yang terjadi di afdeling yang dipimpinnya kepada kepala kebun dan administratur.

18 60 Dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja maka asisten bekerja sama bagian HRGA melakukan kegiatan pelatihan (training), sebagai contoh melakukan training pemanen di afdeling OC OD. Training pemanen dilakukan di ruangan yang cukup besar seperti ruang pertemuan atau mesjid afdeling tersebut. Setiap pemanen wajib untuk ikut dalam training tersebut. Beberapa materi yang akan diberikan seperti keselamatan kerja, pemanenan yang benar, dan lain lain yang berguna untuk meningkatkan kualitas karyawan. Setelah pemberian materi, karyawan diharapkan memberikan umpan balik berupa pertanyaan atau diskusi pengalaman dalam kegiatan tersebut.

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 2010 MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas Tanggal Blok Kegiatan Status Prestas Kerja Standar Mahasiswa 22/02/2010 2,4,6,9 Pemupukan Dolomite 23/02/2010 26,27,29,30

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman hutan yang dibudidayakan sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi dan respon yang baik terhadap kondisi lingkungan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah Management of oil palm fertilization in Pelantaran Agro Estate, Center Kalimantan S. Manahan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Produksi Tandan Buah Segar 4.1.1. Kebun Rimbo Satu Afdeling IV Hasil dari sensus pokok produktif pada tiap blok sampel di masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU Pekanbaru 2017 PENGANTAR 3 ASPEK PENENTU PRODUKSI VARIETAS MEDIA TANAM HASIL DOSIS & JENIS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar 23 Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian Kegiataan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 01/03/2014 Penunasan 10 pokok 54 pokok 76 pokok L022 02/03/2014 Libur hari

Lebih terperinci

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER SILABUS MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER INSTIPER YOGYAKARTA TAHUN 2018 1 M a g a n g I N S T I P E R 1. Budidaya Sayuran dan Buah (Kultur Teknik) 2. Pengolahan pasca panen Sayuran dan Buah 3. Administrasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PROSEDUR PEMELIHARAAN TANAMAN NO. PSM/AGR-KBN/05 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal PEMBAHASAN Kriteria Mutu Buah Sebagai Dasar Sortasi TBS Tandan buah segar yang diterima oleh pabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku, yaitu tidak menimbulkan kesulitan dalam proses ekstraksi minyak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh SITI KHOMARIAH NIM. 070500115 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PT SARI

Lebih terperinci

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) PENDAHULUAN Leaf sampling merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan rekomendasi pemupukan. Rekomendasi pupuk yang akurat akan menghasilkan produksi TBS yang maksimal.

Lebih terperinci

PENANAMAN KELAPA SAWIT

PENANAMAN KELAPA SAWIT PENANAMAN KELAPA SAWIT Pundu Learning Centre - 2013 Struktur Penulisan SOP Penanaman Kelapa Sawit Pundu Learning Centre - 2013 STRUKTURISASI SOP Penanaman KS Pedoman Teknis Strukturisasi Filosofi, Kebijakan

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008.

Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008. lampiran Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Kebun Rumpun Sari Kemuning, 2008. Tanggal Uraian kegiatan Lokasi Prestasi kerja (satuan/ HOK) Standar Penulis 11Feb08

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate Tanggal Uraian Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar...(Satuan/HK)... 11 Februari 2012 Orientasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

KEADAAN UMUM. Letak Geografi 8 KEADAAN UMUM PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat Fertilizer Management on Oil Palm Plantation, West Kalimantan Ade Budiargo, Roedhy Poerwanto *, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

Oleh RIDWAN HARYONO NIM

Oleh RIDWAN HARYONO NIM 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATION BANGKIRAI ESTATE DESA PERIAN, KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh RIDWAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi) PEMBAHASAN Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan utamanya untuk menghasilkan produksi yang optimal. Produk yang dihasilkan berupa TBS

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I

Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I Lampiran 1. Peta Kebun PT. Sari Aditya Loka I Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan 19 Februari Perkenalan bersama kepala kebun dan asisten 20 Februari Orientasi

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH Benny G. Kaban A24060177 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PERKIRAAN PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PEKERJAAN HK URIAN VOLUME 1. Lahan Bekas Hutan : Survey dan Blocking (Manual) 3 Peralatan, Bahan dll (PO) Babat - Imas (Manual) 1 o Excavator 6 JK 25, 1,5, 25 1,5,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : 0901618 JURUSAN : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. Sembiring STIP-AP Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh WAWAN SETIAWAN NIM. 070500091 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci