PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling selama dua bulan terakhir. Kegiatan magang dilaksanakan di PT Inti Indosawit Subur dengan kegiatan yang dilakukan meliputi aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan pemupukan (organik dan anorganik), pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pengendalian hama dan penyakit (sensus ulat api), pemeliharaan sarana dan prasarana, sensus thining out, penunasan, dan pemanenan. Pelaksanaan kerja di PT Inti Indosawit Subur secara umum dilaksanakan selama enam hari kerja dalam seminggu dan penulis ditempatkan di Afdeling II dengan asisten Afdeling Ir. Nirwan Ginting. Waktu hari kerja rata-rata selama 7 jam, yang dimulai pada pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Waktu istirahat/wolon dilakukan selama setengah jam dari pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Selain itu, penulis diwajibkan mengikuti muster morning (apel pagi) yang dimulai pada pukul WIB bersama asisten Afdeling, mandor, dan kerani. Kemudian, kegiatan dilanjutkan pada sore hari di kantor Afdeling mulai pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral, CO 2, dan air. Pengendalian gulma juga mempermudah pengontrolan kerja dan menghindari serangan hama dan penyakit. Secara umum, pengendalian gulma di PT Inti Indosawit Subur difokuskan pada gulma di pringan, jalan pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu (DAK) adalah kegiatan menyiang tanaman dengan membongkar atau membuang hingga akarnya (mendongkel) sehingga diharapkan tidak tumbuh kembali di piringan maupun di gawangan. Alat yang digunakan untuk DAK adalah parang

2 14 (untuk membabat gulma berkayu) dan garu (untuk membersihkan piringan pelepah-pelepah yang terjatuh). Gulma-gulma yang didongkel antara lain adalah gulma-gulma yang umumnya berkayu seperti Climedia hirta, Melastoma malabatricum, Chromolaena odorata, dan Lantana sp. Pengendalian gulma ini selain berfokus terhadap gulma berkayu juga melakukan kegiatan pembersihan piringan dengan membersihkan pelepah-pelepah yang berada di sekitar piringan dengan menyusun secara letter I jika berada di dekat jalan raya dan menyusun secara letter U jika berada di daerah tanjakan. Rotasi dari kegiatan DAK ini adalah 3 bulan dengan prestasi kerja pekerja karyawan adalah dua jalan pikul (4 5 ha). Prestasi kerja penulis adalah satu jalan pikul. Pengendalian gulma kimiawi. Pengedalian gulma secara kimiawi yang dilakukan di PT Inti Indosawit Subur dikelola oleh Tim Unit Semprot (TUS) yang langsung dibawah tanggung jawab asisten kepala. Tim Unit Semprot (TUS) dibagi menjadi dua berdasarkan alat penyemprotan yaitu Knapsack sprayer (RB-15/Solo) dan Controlled Droplet Applicator (CDA). Tim Unit Semprot (TUS) dengan alat Knapsack sprayer (RB-15/Solo) terdiri dari satu unit kendaraan pengangkut tangki bahan kimia dan satu unit kendaraan pengangkut karyawan semprot, alat semprot RB-15/Solo berjumlah 20 unit yang dibagi menjadi 18 unit untuk operasional dan dua unit sebagai cadangan (jika terjadi kerusakan) dan telah diberi nomor urut sesuai nomor karyawan semprot. Tenaga semprot berjumlah 20 orang yang terdiri dari 18 orang penyemprot inti dan dua orang cadangan yang akan menggantikan bila tim inti ada yang sakit, haid, mangkir, dan sebagainya. Alat semprot Knapsack sprayer (RB-15/Solo) menggunakan bahan aktif Paraquat konsentrasi 0.50 % dengan merek dagang Gromoxon dan bahan aktif Methyl metsulfuron konsentrasi 0.03 % dengan merek dagang Trapp. Jenis bahan aktif ini bersifat sistemik yang berarti bekerja melalui jaringan di dalam tanaman. Gulma-gulma yang menjadi sasaran adalah pakis-pakisan dan kentosan yang terdapat pada piringan, pasar pikul, dan TPH. Kapasitas tangki semprot sebesar 15 liter. Prestasi kerja pada karyawan sebanyak 8 kap/orang atau ± 264 pokok sedangkan prestasi kerja penulis sebesar 3 kap atau ± 99 pokok.

3 15 Tim Unit Semprot (TUS) dengan alat semprot CDA terdiri dari satu unit kendaraan pengangkut tangki bahan kimia (truk + tangki 600 liter) dan satu unit kendaraan pengangkut karyawan semprot, 12 unit alat semprot (Micron Herbi Sprayer) yang dibagi menjadi 10 unit untuk operasional dan dua unit sebagai cadangan (jika terjadi kerusakan) dan telah diberi nomor urut sesuai nomor karyawan semprot. Alat semprot CDA biasa dikenal dengan nama micron herbi dan digunakan untuk Ultra Low Volume (ULV) dengan volume semprot rendah < 50 liter/ha. Hasil semprotannya menghasilkan butiran halus yang terkendali dengan ukuran seragam (± 250 mikron) dan konsentrasi herbisida yang tinggi. Kapasitas tangki dengan alat ini adalah 10 liter. Bahan aktif yang digunakan adalah Glifosat konsentrasi 4 % dengan merek dagang Bionasa dan bahan aktif 2.4D konsentrasi 2 % dengan merek dagang Lindomin. Gulma-gulma yang menjadi sasaran utama adalah Asystasia dan rumput-rumputan yang terdapat di jalan pikul, piringan dan TPH. Prestasi kerja karyawan sebanyak 5 ha/hk. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan di PT Inti Indosawit Subur merupakan kegiatan pengelolaan konservasi tanah dan air melalui pemasangan gorong-gorong (untuk mengalirkan air) dan rempesan pelepah. Pemasangan gorong-gorong. Gorong-gorong adalah salah satu sarana prasarana unit jembatan yang berfungsi untuk mengalirkan air agar jalan tidak tergenang air sehingga transportasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik terutama untuk pengangkutan TBS. Gorong-gorong yang digunakan di Afdeling II PT Inti Indosawit Subur memiliki diameter sebesar 30 cm dengan panjang 4 m dan ditanam pada kedalaman 75 cm dari permukaan tanah kemudian ditimbun kembali dengan tanah agar tidak pecah bila dilewati kendaraan dan juga agar tidak tersumbat lumpur. Kemudian, pada bagian pangkal dari gorong-gorong dibuat rorak (tempat menampung air dari parit) dengan ukuran 75 cm x 75 cm, kedalaman 1 m, sedangkan pada bagian ujung lainnya dibuat parit yang berukuran 1 m 2 untuk mengalirkan air ke saluran tempat pembuangan air. Bagian ujung kiri dan kanan di atas gorong-gorong yang telah tertimbun kemudian diletakkan karung goni yang berisi tanah sebanyak

4 16 ± 30 karung agar tanah tidak mudah longsor (Gambar 1). Prestasi kerja yang diperoleh untuk kegiatan ini adalah 1 unit/2 HK. Prestasi kerja karyawan adalah 1 unit/2 HK dan prestasi kerja penulis sama dengan prestasi karyawan. Gambar 1. Pemasangan Gorong-gorong Rempesan pelepah. Kegiatan rempesan pelepah ini bertujuan untuk membuang pelepah yang tidak produktif pada tanaman pokok yang dapat menghalangi lajunya jalan kendaraan di sepanjang jalan koleksi (collection road). Selain itu, kegiatan merempes juga bertujuan agar sinar matahari yang masuk menerangi badan jalan semakin banyak dan jalan-jalan yang tergenang air menjadi cepat mongering. Tahapan rempesan pelepah antara lain: 1) Memotong pelepah yang menutupi jalan dan disisakan sekitar satu meter, 2) Pelepah yang berserakan di sepanjang jalan dipotong menjadi tiga bagian dan disusun dengan rapi di gawangan mati.

5 17 Gambar 2.Pokok yang Harus Dirempes Pemupukan Pemupukan kelapa sawit merupakan pekerjaan penambahan unsur hara secara efektif dan berimbang yang diberikan secara langsung ke tanaman maupun tidak langsung ke dalam tanah untuk mempertahankan kesuburan. PT Inti Indosawit Subur mensubstitusi sebagian pupuk anorganik dengan pupuk organik yang berasal dari by product pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) seperti janjangan kosong, abu janjang, decanter solid, dan Palm Oil Mill Effluent (POME). Penggunaan by product pabrik sebagai pupuk organik signifikan dalam mengurangi biaya pemupukan, mempertahankan produksi TBS, peremajaan tanah, dan mengurangi polusi lingkungan. Janjangan kosong. Janjangan kosong merupakan tandan kosong dari pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) yang berasal dari stasiun rebusan dan stasiun pemipilan. Janjangan kosong memiliki kandungan bahan organik yang berguna bagi tanaman. Saat pengaplikasian janjangan kosong, gawangan mati harus dibersihkan terlebih dahulu. Jika gawangan mati pada saat pengaplikasian janjangan kosong tidak dibersihkan dari gulma, maka pada saat penyerapan unsur hara, akar tanaman kelapa sawit tidak dapat menyerapnya secara keseluruhan.

6 Hara utama Tabel 3. Persentase Unsur Hara dalam Janjangan Kosong Persentase unsur hara dalam janjangan kosong (%) Kisaran Rata-rata 18 Per ton janjangan kosong sebanding dengan pupuk anorganik Nirogen (N) N 0.37 N 8.00 kg Urea Fosfor (P) P 2 O P 2 O kg RP Kalium (K) K 2 O 0.91 K 2 O kg MOP Magnesium (Mg) MgO 0.08 MgO 5.00 kg Kieserit Sumber : Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008) Data-data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa 1 ton decanter solid sebanding dengan 8.00 kg Urea, 2.90 kg RP, kg MOP, dan 5.00 kg Kieserit. Kandungan unsur hara tertinggi pada decanter solid adalah kalium (K) dengan rata-rata persentase sebesar 0.91 % K 2 O. Aplikasi janjangan kosong dilakukan dengan membuat petakan janjangan kosong yang berukuran lebar 8 janjangan kosong dan panjang 11 janjangan kosong dengan bobot janjangan di petakan sebesar ± 370 kg. Pengaplikasian janjangan kosong dapat menggunakan angkong dan gancu. Satu angkong dapat memuat janjangan kosong dimana bobot satu janjangan 20 % dari bobot janjangan sebelum diolah sehingga pada saat sekali membawa angkong, bobot yang dibawa sebesar kg. Untuk satu ukuran janjangan kosong dibutuhkan 3 kali angkong sehingga total janjangan kosong di satu ukuran janjangan kosong. Rotasi janjangan kosong dilaksanakan setiap satu kali dalam setahun pada areal yang sama, karena pada saat itu janjangan kosong sudah hancur berbentuk tanah. Norma kerja karyawan adalah 10 titik/hari dan norma kerja penulis 5 titik. Decanter solid. Decanter solid merupakan produk akhir dari pengolahan TBS dengan memakai sistem decanter yang akan menghasilkan padatan lumpur dan bersifat asam. Decanter solid diaplikasikan diantara dua pokok kelapa sawit dan disebar merata diatas rumpukan pelepah di gawangan mati dengan dosis empat until, dimana satu until berbobot 18 kg. Norma kerja karyawan untuk aplikasi decanter solid ini adalah 150 until per HK. Rotasi pengaplikasian decanter solid adalah satu kali dalam setahun. Prestasi kerja penulis untuk decanter solid adalah 24 until.

7 Tabel 4. Persentase Unsur Hara dalam Decanter Solid (DS) Unsur hara utama Rata-rata persentase hara dalam decanter solid (%) Nirogen (N) 0.47 N Fosfor (P) 0.05 P 2 O 5 Kalium (K) 0.30 K 2 O Magnesium (Mg) 0.07 MgO Sumber : Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008) 19 Per ton decanter solid (DS) sebanding dengan pupuk anorganik kg Urea 3.30 kg RP 6.10 kg MOP 4.50 kg Kieserit Data-data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa 1 ton decanter solid sebanding dengan kg Urea, 3.30 kg RP, 6.10 kg MOP, dan 4.50 kg Kieserit. Kandungan unsur hara tertinggi pada decanter solid adalah nitrogen (N) dengan rata-rata persentase sebesar 0.47 %. Abu janjang. Abu janjang/bunch ash merupakan produk akhir pembakaran janjangan kosong (JJK) pada incenerator PMKS. Kandungan unsur hara tertinggi yang terkandung dalam abu janjang adalah K yaitu % K 2 O, kemudian diikuti dengan kandungan unsur hara Mg dan Ca sebesar 4 6 % MgO dan CaO, dan P sebesar % P 2 O 5. Kandungan nutrisi abu janjang dari unsur hara K 2 O dapat mensubstitusi kelebihan biaya pupuk anorganik MOP sehingga perusahaan dapat menghemat biaya pemupukan. Palm Oil Mill Effluent (POME). Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan limbah cair yang mengandung bahan organik tinggi yang berasal dari pengolahan PMKS terutama dari steilizer condensate, sludge dari klarifikasi, dan air buangan hydrocyclone yang dapat digunakan sebagai pengganti pupuk anorganik, sebagai sumber air bagi tanaman terutama pada saat musim kering, dan juga dapat mengurangi polusi yang dapat ditimbulkan jika dibuang ke sungai. Aplikasi limbah cair dialirkan melalui pipa PVC dari pabrik ke flatbed yang berukuran 7 m x 1.5 m x 1 m dengan volume 3.5 m 3 /flatbed. Rata-rata untuk 1 ha lahan terdapat ± 53 flatbed. Rotasi pengisian flatbed adalah tiga bulan sekali. Layanan aplikasi limbah cair tetap harus dilakukan setiap enam bulan sekali setelah pengisian, agar kondisi tanah dari flatbed tetap baik dan juga bersih dari gulma.

8 20 Gambar 3. Pemberian POME di Lahan Pemupukan anorganik. Pemupukan anorganik yang ada di PT Inti Indosawit Subur terdiri atas pupuk Dolomit, ZA (Zwavelzuur ammonia), MOP (Muriate of Potash), RP (Rock Phosphate), dan HGFB (High Grade Fertilizer Borate). Aplikasi pemupukan di PT Inti Indosawit Subur berdasarkan rekomendasi dari Departemen R & D PT Asian Agri yang terletak di Tebing Tinggi. Rekomendasi tersebut diformulasikan berdasarkan beberapa faktor yaitu: produksi TBS, umur tanaman, status hara tanaman (analisis daun dan observasi lapangan), sejarah pemupukan, kesuburan tanah, data curah hujan, dan hasil percobaan pupuk. Dalam pengadaan pupuk, PT Inti Indosawit Subur bekerjasama dengan perusahaan penyedia pupuk, kemudian pupuk yang telah dibeli disimpan ke dalam gudang sentral. Gudang tersebut merupakan tempat penyimpanan bahan-bahan keperluan kebun yaitu herbisida dan pupuk. Prosedur penyaluran pupuk ke tiap Afdeling adalah berdasarkan jumlah permintaan pupuk dari tiap Afdeling. Prinsip 4T yaitu: tepat dosis, waktu, cara, dan tempat merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menentukan efisiensi pemupukan terutama pemupukan anorganik. Penguntilan pupuk menggunakan alat takar until pupuk yang telah dikalibrasi berdasarkan jenis dan dosis pupuk rekomendasi yang akan diaplikasikan. Tiap satu untilan berisi pupuk untuk dosis delapan pokok. Jumlah tenaga kerja penguntil pupuk di PT Inti Indosawit Subur adalah enam orang.

9 21 Norma kerja karyawan penguntil pupuk adalah kg/hk sehingga jumlah bobot untilan pupuk untuk satu hari adalah sebesar kg. Ketepatan penguntilan sangat dipengaruhi oleh penggunaan alat takar until, keterampilan tenaga kerja penguntil, dan kontrol mandor until pupuk. Selain itu, perlu juga dilakukan kontrol dengan menggunakan timbangan agar dosis pupuk sesuai dengan bobot untilan yang dibuat. Pengeceran pupuk dilakukan dengan mengangkut pupuk ke tempat peletakkan pupuk (TPP) dengan menggunakan dump truck. Pemuatan untilan ke dalam kendaraan dilakukan pada pagi hari ke TPP blok yang akan dipupuk pada hari itu juga. Mandor pupuk harus mengetahui dan memastikan untilan pupuk sudah diecer pada TPP, sesuai dengan jumlah untilan/tpp yang tertera pada pokok. Pelangsiran pupuk adalah membawa untilan pupuk yang berada di pinggir jalan ke dalam blok dan diletakkan setiap selang 8 pokok/baris. Penaburan pupuk pun dilakukan setelah pelangsiran untilan pupuk selesai. Penabur diberikan takaran pupuk yang sesuai untuk jenis dan dosis pupuk yang akan diberikan. Pupuk yang ditabur harus tersebar merata di piringan dan tidak menumpuk. Norma kerja pemupuk adalah 400 kg/hk dengan premi mati sebesar Rp apabila melewati norma kerja pemupuk tersebut. Prestasi kerja penulis adalah delapan until. Karung bekas untilan yang telah ditabur dikumpulkan oleh para pemupuk ke gudang pupuk. Pekerjaan pengumpulan karung untilan pupuk penting dilakukan sebagai alat kontrol terhadap kehilangan pupuk di lapangan dan juga sebagai alat monitoring terhadap karung untuk penguntilan. Sensus Thinning Out (TO) Tiap afdeling suatu kebun memerlukan 2 3 tim sensus dengan prestasi kerja 5 7 ha/hk. Satu tim beranggotakan tiga petugas, yaitu Petugas A (sebagai penghitung dan pencatat jumlah pokok) dan Petugas B (sebagai pembuat nomor dan pembawa cat) dan Petugas C (sebagai petugas pembuat administrasi lapangan). Bahan dan alat yang harus dipersiapkan dalam pekerjaan sensus, yaitu: triplek (hard cover), pulpen 4 warna, formulir sensus, kuas, parang/sendok (alat pengerok), cat warna putih, tempat cat, dan map penyimpan files.

10 22 Saat sensus, petugas menghitung dan mencatat status pokok berdasarkan tanda pada formulir sensus. Ciri-ciri pokok yang akan di thinning out adalah pokok-pokok yang sudah tersambar petir, tidak berbunga lagi, dan yang sudah mati/tidak berproduksi lagi. Fungsi diadakan sensus thinning out adalah untuk menandakan pokok yang sudah mati/yang sudah tidak dapat berproduksi lagi dan digunakan sebagai rekomendasi jumlah untilan pupuk per TPP. Petugas berjalan di jalan pikul pada setiap TPP yang ada pada blok yang akan disensus dengan berjalan menurut arah barisan. Petugas A mensensus dua baris pokok (baris 1 dan 2). Secara bersamaan petugas B membersihkan/mengerok pelepah pokok terluar pada barisan tersebut sebagai tempat pencatatan hasil sensus. Petugas A menyensus seluruh pokok dalam barisan tersebut dan memberitahu jumlah pokok normal/hidup dan pokok mati/kosong ke petugas B. Apabila ditemukan pokok yang harus di thinning out, maka petugas B langsung mengecat pada pelepah tersebut, seperti yang disampaikan pada Gambar 4. Gambar 4. Tanda Pokok yang akan di Thinning Out Kemudian, petugas B berjalan menuju pokok paling ujung untuk menuliskan jumlah pokok hasil sensus dan jumlah untilan dalam TPP pada pokok tersebut. Seluruh hasil sensus diinformasikan dan dibawa ke Afdeling. Jumlah TPP yang harus disensus thinning out adalah TPP/hari.

11 23 Sensus Ulat Api Sensus ulat api merupakan salah satu bentuk pengendalian hama dan penyakit tanaman. Sistem pemantauan rutin sangat membantu pelaksanaan kebijakan pengendalian hama terpadu, yang memberi peluang perkembangan musuh alami sehingga memungkinkan terjadinya keseimbangan alami. Sistem sensus tetap meliputi deteksi dan penghitungan hama pada baris sensus (BS) setiap 10 baris pokok dan titik sensus (TS). Skema dalam penentuan TS adalah titik sensus pada seluruh titik sensus dimulai dari pokok keempat di tepi jalan kemudian setiap 10 pokok yakni TS 14, TS 24, TS 34, dan seterusnya, bila setelah TS terakhir masih tersisa > 4 pokok maka ditambahkan satu TS pada pokok terakhir, setiap TS terdiri dari tiga pokok yaitu pokok TS ditambahkan dua pokok di sampingnya, agar tidak terjadi over pruning akibat pemotongan pelepah karena sensus setiap bulan, maka TS dapat digeser maju atau mundur 1 2 tanaman. Setiap TS yaitu pada setiap 10 pokok sepanjang baris sensus harus diberi nomor pada pangkal pelepah yang telah ditunas rapi dengan cat dasar warna kuning dan tulisan berwarna biru. Dalam pelaksanaan sensus ulat terdiri atas 2 tim, yang masing masing tim terdiri atas 3 orang, yaitu satu laki-laki sebagai penunas dan dua perempuan sebagai pencatat jenis hama ulat api yang terlihat dan sebagai penyusun pelepah di gawangan mati. Tim sensus ini harus menghitung hama pemakan daun. Penghitungan hama pemakan daun hanya pada satu pelepah contoh pada setiap pokok dari 3 pokok, dengan memperhatikan pelepah yang menunjukkan gejala serangan baru dan pelepah yang memiliki populasi hama tertinggi. Sensus ulat api dilaksanakan setiap akhir bulan, setiap tanggal 20. Apabila semua blok telah selesai disensus maka asisten Afdeling dan mantri hama dan penyakit langsung merekapitulasi dan menganalisis data hasil pengamatan. Ambang populasi kritis diartikan sebagai rata-rata populasi larva sehat per pelepah. Ambang kritis untuk ulat api adalah 5 ekor per pelapah. Jenis ulat api yang menjadi sasaran utama untuk penanggulangan adalah Setora nitens dan Setothosea asigna yang menyerang pelepah muda dan Darna trima yang menyerang pelepah tua. Pengendalian ulat api dilakukan dengan pengasapan dengan bahan aktif berupa Polydor dicampur Solar. Dalam satu kap

12 24 alat pengasapan mengandung 4.6 liter Solar dicampur 0.4 liter Polydor. Umumnya satu hari diperlukan 5 kap untuk 5 ha lahan pengendalian ulat api. Penunasan Penunasan merupakan pemangkasan daun sesuai umur tanaman serta pemotongan pelepah yang tidak produktif (pelepah sengkleh, pelepah kering, dan pelepah terserang hama dan penyakit) untuk menjaga luasan permukaan daun (leaf area) yang optimum agar diperoleh produksi yang maksimum. Tujuan utama penunasan adalah untuk menjaga sanitasi tanaman, memudahkan pemanenan, serta mencegah terjadinya kehilangan hasil melalui berondolan tersangkut di ketiak pelepah dan buah tinggal di pokok. Jika ingin mencapai tujuan penunasan dan tetap mempertahankan produksi yang maksimum, maka harus dihindari terjadinya over pruning dan under pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan produksi ini terjadi karena berkurangnya areal fotosintesis dan pokok mengalami stres yang terlihat melalui penurunan nisbah seks (penurunan jumlah bunga betina dan peningkatan jumlah bunga jantan), dan penurunan bobot janjang rata-rata (BJR). Tanaman yang mengalami kondisi under pruning atau tidak mengalami kegiatan penunasan yang baik dan teratur, juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap produksi, yaitu dapat mengganggu proses panen serta meningkatkan kehilangan hasil melalui berondolan tersangkut di ketiak pelepah dan buah tinggal di pokok. Dalam prakteknya, penunasan dapat dilakukan bersamaan dengan kegitatan potong buah atau pada waktu lain secara periodik. Kebijakan PT Inti Indosawit Subur adalah menggunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen. Penunasan progresif dilakukan per blok dalam enam seksi wilayah, satu seksi ditunas setiap dua bulan sekali dalam satu tahun. Teknik penunasan yang dilaksanakan adalah dengan teknik songgo satu, yaitu hanya menyisakan satu pelepah dari tandan buah paling bawah. Pelepah daun yang telah ditunas dipotong menjadi tiga bagian dan ditata dengan rapi di gawangan mati agar pelepah yang sudah kering dapat berfungsi sebagai mulsa bagi tanaman kelapa

13 25 sawit. Biaya penunasan progresif per hektar sebesar Rp Jumlah pelepah yang harus dipertahankan berdasarkan umur tanaman disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Pelepah Dipertahankan per Umur Tanaman Umur tanaman (tahun) Jumlah pelepah dipertahankan / pokok Songgo > Sumber: Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008) Gang tunas. Gang tunas merupakan organisasi khusus yang dibentuk oleh perusahaan yang bertugas untuk membantu kegiatan penunasan agar kegiatan penunasan di setiap Afdeling dapat berjalan dengan baik. Setiap karyawan tunas menghanca satu jalan pikul (2 baris kiri kanan). Rata-rata jumlah total tenaga kerja gang tunas yang dibutuhkan di Afdeling II adalah 6 11 orang. Saat menjadi KHL untuk kegiatan penunasan, penulis ikut melaksanakan kegiatan penunasan yang dilaksanakan di blok B89a, anggota tunasan berjumlah 16 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki sebagai penunas dan 8 orang wanita sebagai penyusun pelepah. Tenaga kerja gang tunas ini dapat diambil dari KHL mandoran lain maupun anggota khusus yang didatangkan dari daerah lain. Norma kerja dari kegiatan ini adalah minimal satu pasangan pekerja (terdiri dari satu penunas dan satu penyusun pelepah) harus dapat menunas minimal 40 pokok dalam satu jalan pikul dengan pembayaran per pokok sebesar Rp Selama melaksanakan kegiatan penunasan, penulis dapat menunas 5 pokok. Pemanenan Pemanenan merupakan kegiatan pengambilan buah kelapa sawit yang memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, mengumpulkan dan mengutip berondolan yang terjatuh di piringan atau gawangan, serta menyusun tandan buah matang di TPH, selanjutnya bersama-sama berondolannya dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Tujuan utama kegiatan panen adalah untuk mendapatkan

14 26 rendemen minyak dan kernel yang tinggi dengan mutu minyak yang tinggi (kadar ALB yang rendah). Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain: menjalankan ketentuan panen yang baik seperti: sistem panen, kriteria buah matang, dan persentase berondolan; mengangkut hasil panen sesegera mungkin ke pabrik pengolahan TBS dengan menggunakan angkutan panen; dan melakukan pengolahan TBS secepat mungkin di pabrik. Standard Operating Procedure (SOP) panen di PT Inti Indosawit Subur, yaitu: 1) Buah matang dipotong semua, 2) Buah mentah tidak ada, 3) Berondolan dikutip semuanya, 4) Buah disusun rapi dan cangkem kodok, 5) Pelepah disusun rapi di gawangan mati, 6) Pelepah sengkleh tidak ada, 7) Administrasi diisi dengan teliti dan tepat waktu. Persiapan panen. Persiapan panen merupakan kegiatan yang penting dilakukan sebelum kegiatan panen berlangsung, agar perusahaan dapat mencapai produksi yang diinginkan. Kegiatan yang perlu dilakukan adalah perbaikan dan perawatan jalan poros, penyediaan tenaga kerja panen, pembagian seksi panen yang jelas, penyediaan alat-alat kerja dan lain-lain. Persiapan panen ini dilakukan secara bertahap sampai kegiatan panen berlangsung. Sistem panen. Sistem panen merupakan suatu ketentuan atau aturan yang membagi daerah atau wilayah dari masing-masing pemanen. Sistem panen yang dilaksanakan di PT Inti Indosawit Subur menggunaan sistem hanca tetap dimana setiap pemanen diberi hanca dengan dengan luas 3 ha. Jika ada pemanen yang tidak masuk ataupun persentase kematangan hasil taksasi produksi harian tinggi (membutuhkan banyak tenaga kerja), maka akan ada transfer anggota pemanen di antara masing-masing mandoran panen. Pemanen tetap harus bertanggung jawab menyelesaikan panen sesuai dengan luas yang telah ditentukan mandor panen. Apabila pemanen tidak bekerja, maka mandor panen harus dapat mencari penggantinya. Rotasi (pusingan) panen. Rotasi panen adalah lamanya waktu yang diperlukan antara panen yang satu dengan panen berikutnya di tempat yang sama. PT Inti Indosawit Subur menggunakan rotasi panen 6/7, yang artinya dalam satu minggu terdapat enam hari panen dan selang pemanenan dalam seksi yang sama

15 areal dibagi menjadi enam seksi. Namun seringkali rotasi panen berubah karena tergantung kondisi kerapatan buah. Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat menolong pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen yang dipakai di PT Inti Indosawit Subur yaitu berdasarkan jumlah berondolan yang terlepas dari tandannya dan jatuh ke tanah secara alami. Tabel 6 dapat digunakan sebagai acuan untuk memudahkan pemahaman terhadap kriteria matang panen tersebut. tersebut dianggap buah mentah. Tabel 6.Fraksi Matang Buah Umur tanaman BJR (kg) Setelah Panen Sebelum Panen (Tahun) berondolan per janjang setelah panen Satu berondolan per janjang saat sebelum panen berondolan per janjang setelah panen Dua berondolan per janjang saat sebelum berondolan per janjang setelah panen berondolan per janjang setelah panen > berondolan per janjang setelah panen Sumber: Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008) 27 panen Dua berondolan per janjang di piringan sebelum panen Dua berondolan per janjang di piringan sebelum panen Tiga berondolan per janjang di piringan sebelum panen Buah dapat dipanen jika terpenuhi kriteria Untuk tiap 1 kg bobot tandan terdapat berondolan lepas di TPH yang bukan berondolan parthenokarpi atau berondolan muda karena serangan tikus atau penyakit, misalnya bobot janjang rata-rata (BJR) blok adalah 24 kg maka buah yang dapat dipanen pada blok tersebut adalah buah dengan berondolan yang lepas sebanyak 24 berondolan, jika terdapat buah yang jumlah berondolannya kurang dari 24 berondolan, maka buah tersebut dianggap buah mentah. Peralatan panen. Penggolongan alat kerja dibagi menjadi 3 bagian, yaitu alat untuk memotong tandan buah segar (TBS), alat untuk membawa TBS ke TPH, dan alat untuk bongkar muat TBS. Pisau egrek, dodos, kapak, dan batu asah

16 merupakan alat yang digunakan untuk memotong TBS. Angkong, gancu, dan karung goni merupakan alat yang digunakan untuk membawa TBS ke TPH, serta tojok besi merupakan alat untuk bongkar muat TBS dari TPH ke PMKS (Tabel 7). Tabel 7. Alat-alat Panen No Nama alat Penggunaan/pemakaian Dodos Kecil Potong buah tanaman umur 3 s/d 4 tahun Dodos Besar Potong buah tanaman umur 5 s/d 8 tahun Pisau Egrek Potong buah tanaman umur lebih dari 9 tahun (tinggi pohon > 3 m) Angkong Sebagai tempat atau wadah TBS dan berondolan untuk diangkut ke TPH Keranjang Sebagai tempat atau wadah TBS dan berondolan untuk diangkut ke TPH Goni eks pupuk Sebagai tempat atau wadah TBS dan berondolan untuk diangkut ke TPH Kapak Sebagai alat pemotong tangkai tandan yang panjang pada tanaman lebih dari 9 tahun Tali Nilon Pengikat pisau egrek Batu Asah Pengasah dodos dan pisau egrek Bambu Egrek Gagang pisau egrek Allumunium Pole Sebagai gagang pisau egrek. a. Ebor Gold Pole Ebor Gold Pole lebih berat, keras, dan b. Ultra-Light Pole tahan lama serta digunakan pada pokok yang lebih rendah dibandingkan Ultra- Light Pole Gancu Memuat dan membongkar TBS dari dan ke alat transportasi Tojok Memuat dan membongkar TBS dari dan ke alat transportasi Sumber: Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008) Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen di PT Inti Indosawit Subur dimulai dari muster morning antara pemanen dengan mandor panen yang dilaksanakan di lapangan untuk mengabsen masing-masing pemanen, memberikan arahan untuk memperbaiki kualitas panen hari demi hari dan mengharuskan semua tandan matang harus dipanen dan tidak ada yang tertinggal, serta memeriksa alat pelindung diri (APD) masing-masing pemanen. Sistem panen yang digunakan adalah sistem hanca tetap per mandoran, sehingga para pekerja sudah mengetahui hancanya masing-masing. Kegiatan panen dimulai 28

17 29 dengan memotong pelepah yang menghalangi TBS yang akan dipanen dengan syarat minimal songgo satu (progressive pruning). Pelepah yang menopang tandan buah dipotong rapat ke batang, kemudian pelepah tersebut dipotong menjadi dua bagian disusun rapi memanjang searah barisan di gawangan mati dan di antara pohon dalam barisan membentuk U-shape. Semua TBS yang sudah dipanen disusun teratur di TPH dengan menggunakan angkong, kemudian tangkai tandan yang panjang dipotong rapat membentuk cangkem kodok dengan menggunakan kampak dan ditulis nomor pemanen. Semua berondolan dikutip bersih dan tidak boleh ada yang tertinggal baik yang berada di piringan dan gawangan dengan menggunakan karung goni bekas pupuk dan mengumpulkannya di TPH. Taksasi produksi. Taksasi produksi merupakan kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar (TBS) yang akan dipanen. Taksasi produksi dilaksanakan sehari sebelum dilaksanakan kegiatan pemanenan. Taksasi produksi harian ini dilaksanakan oleh mandor panen dengan cara mengambil sampel 400 pokok secara acak pada areal yang akan dipanen esok hari. Perhitungan taksasi produksi harian di PT Inti Indosawit Subur ini dapat memperkirakan persentase kematangan buah suatu blok yang akan dipanen, jumlah janjang masak, bobot total buah matang, dan jumlah tenaga panen esok hari. PT Inti Indosawit Subur juga melaksanakan taksasi produksi setiap 6 bulan sekali (sensus produksi) yang bertujuan untuk mengetahui target produksi yang harus dicapai oleh perusahaan untuk enam bulan ke depan. Sensus produksi ini dilaksankan setiap akhir bulan Juni dan akhir Desember. Tenaga panen. Kebutuhan tenaga pemanen yang dialokasikan setiap harinya harus berpedoman kepada hasil sensus kerapatan buah yang dibandingkan dengan output rata-rata tenaga potong buah yang dapat dicapai setiap hari pada bulan berjalan. Setelah menghancakan para pemanen, mandor panen melaksanakan taksasi potong buah pada hanca yang akan dipanen besok. Kebutuhan tenaga kerja panen setiap Afdeling berbeda-beda, disesuaikan dengan luas TM Afdeling. Berikut ini adalah rumus untuk kebutuhan tenaga kerja panen di Afdeling II: Kebutuhan tenaga kerja panen Afdeling II =

18 Basis dan premi panen. Basis panen adalah batas minimum jumlah janjang masak yang harus dicapai pemanen untuk mendapatkan premi. Basis panen di PT Inti Indosawit Subur terdiri atas basis siap borong dan basis lebih borong. Basis siap borong adalah batas minimum yang harus didapat pemanen dalam satu hari kerja yaitu 50 tandan untuk hari Senin-Sabtu kecuali hari Jumat, sedangkan basis siap borong pada hari Jumat adalah 36 tandan, jika pemanen dapat memenuhi basis siap borong ini maka pemanen mendapat pembayaran HK sebesar Rp untuk pemanen yang sudah mendapat SKU dan Rp untuk pemanen yang belum mendapatkan SKU. Basis lebih borong adalah basis yang didapat pemanen jika pemanen dapat melewati basis siap borong. Basis ini didapat setiap tambahan 50 tandan dari basis siap borong. Premi panen adalah pembayaran yang diberikan kepada pemanen apabila pemanen mendapatkan basis. Premi terdiri atas premi siap borong dan premi lebih borong. Premi siap borong didapatkan jika pemanen mendapatkan basis siap borong dan basis lebih borong. Untuk basis siap borong pemanen mendapatkan premi sebesar Rp , sedangkan untuk setiap tambahan 50 tandan dari basis siap borong (basis lebih borong), pemanen mendapatkan tambahan premi siap borong sebesar Rp Premi lebih borong didapatkan melalui perhitungan: jumlah tandan pemanen yang lebih dari basis siap borong dikalikan dengan premi lebih borong per blok. Perbedaan pembayaran pada premi lebih borong per blok ini berdasarkan rata-rata BJR setiap blok (Tabel 8). Tabel 8. Premi Lebih Borong di Afdeling II Tiap Blok Blok Luas (ha) Premi lebih borong (Rp)/janjang B89a B89b B90a B90b B90c B90d B91a B91b B91c B91d Sumber: Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008) 30

19 Sistem pengawasan dan denda. Sistem pengawasan dan pemeriksaan hasil panen di PT Inti Indosawit Subur dilaksanakan secara rutin setiap hari kerja. Parameter denda karyawan potong buah disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Parameter Denda Karyawan Potong Buah Jenis kesalahan (parameter) Denda Potong Buah Mentah (A) Rp 5 000/janjang Gagang Panjang tidak dipotong rapat Rp Buah masak tinggal dipokok / tidak dipanen (S) Rp Buah mentah diperam di hanca (M1) Rp Buah mentah tinggal di piringan / di hanca / di Rp parit Buah Matahari / berondolan di potong gagang Rp 1 000/janjang (M3) Berondolan tidak dikutip bersih Rp 3 000/pokok Pelepah tidak disusun rapi di gawangan Rp 1 000/gawangan Pelepah sengkleh Rp 1 000/pokok Tidak siap borong - Denda di per-7 (dipotong jam kerja) - 3x berturut-turut diberi peringatan Sumber: Agricultural Policy Manual (APM) Asian Agri (2008) 31 Aspek Manajerial Karyawan Non Staf Setelah penulis berstatus sebagai KHL, selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor selama satu bulan. Mandor mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan tugas di lapangan dan paling bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas setiap pekerjaan. Mandor bertugas mengawasi pekerjaan karyawan, memberikan arahan kepada karyawan, memberikan motivasi kepada karyawan serta menegur karyawan apabila karyawan melakukan kesalahan. Setiap pagi hari pada pukul WIB, semua mandor mengikuti kegiatan muster morning (apel pagi) bersama asisten Afdeling untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan serta melaporkan dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan. Setiap sore hari pada pukul WIB, setiap mandor mengisi lembar attendance & gang activity yang berisi tentang data kehadiran KHL dan jenis pekerjaan yang

20 32 dilaksanakan pada hari itu. Selain itu, mandor juga harus membuat rencana kerja harian (RKH) yang akan dilaksanakan untuk keesokan harinya. Pendamping Mandor I. Mandor I bertugas untuk melakukan koordinasi secara langsung tehadap mandor ataupun karyawan di lapangan. Selama menjadi pendamping mandor I, penulis membantu memeriksa laporan mandor, mengawasi kegiatan yang dilakukan mandor dan karyawan di lapangan, serta melakukan pemeriksaan atas kemungkinan adanya buah restan ataupun berondolan yang tidak dikutip oleh pemanen pada blok-blok yang telah dipanen. Pendamping mandor pupuk anorganik. Prinsip 4T yaitu: tepat dosis, waktu, cara, dan tempat merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menentukan efisiensi pemupukan terutama pemupukan anorganik. Selama menjadi pendamping mandor pupuk, penulis bertugas mengawasi kegiatan pemupukan mulai dari pengeluaran pupuk dari gudang, penguntilan, pelangsiran hingga pengaplikasian di lapangan. Pelaksanaan pemupukan di PT Inti Indosawit Subur sudah berjalan dengan baik, meski masih terdapat beberapa kendala yang ditemui penulis di lapangan, seperti keefektifan jam kerja. Pemupukan biasanya dimulai setelah jam kerja lewat dari jam normal yaitu pukul WIB. Hal ini karena kurangnya pengkoordinasian yang teratur antara pengangkut pupuk dan mandor sehingga pelangsiran pupuk terlambat yang mengakibatkan pupuk kadang-kadang belum ada di lapangan walaupun jam kerja telah dimulai. Pendamping mandor semprot. Secara umum, pengendalian gulma di PT Inti Indosawit Subur difokuskan pada gulma di pringan, pasar pikul, dan TPH. Pengendalian gulma secara kimiawi yang dilakukan di PT Inti Indosawit Subur dikelola oleh Tim Unit Semprot (TUS) yang langsung dibawah tanggung jawab asisten kepala. Tim Unit Semprot (TUS) dibagi menjadi dua berdasarkan alat penyemprotan yaitu knapsack sprayer dan Controlled Droplet Applicator (CDA). Alat semprot knapsack sprayer (RB-15/Solo) menggunakan bahan aktif Paraquat konsentrasi 0.50 % dengan merek dagang Gromoxon dan Methyl metsufuron konsentrasi 0.03 % dengan merek dagang Trapp, sedangkan alat semprot micron herbi sprayer menggunakan bahan aktif Glifosat konsentrasi 4 % dengan merek dagang Bionasa dan 2.4D konsentrasi 2 % dengan merek dagang Lindomin. Selama menjadi pendamping mandor semprot, penulis membantu mandor

21 33 menakar bahan atau obat yang akan diaplikasikan di lapangan dan mengawasi jalannya kegiatan penyemprotan. Pendamping kerani panen. Selama bertugas sebagai pendamping kerani panen, penulis membantu kerani mengecek buah dan berondolan yang telah disusun di TPH, memberikan cap/stempel buah yang sudah dicek, menghitung jumlah buah yang telah dipanen tiap pemanen dan menuliskannya di dalam buku penerimaan buah. Penulis bekerja hingga pemanen terakhir telah menyelesaikan hancanya. Setelah kembali ke kantor Afdeling, penulis membantu kerani membuat laporan potong buah dan menghitung jumlah premi yang didapat pada hari tersebut. Pendamping mandor panen. Penulis bersama dengan mandor panen mengawasi tenaga pemanen agar buah yang dipanen tidak ada yang tertinggal di pohon dan pelepah yang dipotong disusun rapi di gawangan mati. Selain itu, penulis bersama denga mandor juga melakukan taksasi produksi harian, yaitu kegiatan menghitung jumlah TBS yang akan dipanen esok hari. Permasalahan yang sering dijumpai adalah masih ada pemanen yang memanen buah kurang matang maupun buah mentah, berondolan yang tidak dikutip, dan juga masih adanya buah matang yang tertinggal di pohon akibat penunasan tidak berjalan dengan baik. Karyawan Staf Penulis berstatus sebagai pendamping asisten Afdeling pada bulan ketiga dan keempat dan penulis ditempatkan di Afdeling II. Asisten Afdeling bertanggung jawab dalam pengelolaan kebun yang dipimpinnya, tanggung jawab tersebut berupa pencapaian produksi yang maksimal, menyusun rencana kerja bulanan, melaksanakan program sesuai dengan rencana yang telah dibuat, membina karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja, dan melaksanakan program monitoring berkesinambungan terhadap setiap laporan mandor dan kerani. Selama menjadi pendamping asisten Afdeling, penulis melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan serta membantu kegiatan administrasi di kantor Afdeling.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemupukan, pemanenan, penunasan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya difokuskan pada 3 tempat, yaitu di piringan, pasar pikul dan TPH. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT INTI INDOSAWIT SUBUR, KABUPATEN PELALAWAN, PROPINSI RIAU

MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT INTI INDOSAWIT SUBUR, KABUPATEN PELALAWAN, PROPINSI RIAU MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT INTI INDOSAWIT SUBUR, KABUPATEN PELALAWAN, PROPINSI RIAU PARULIAN JULIO ALBERTO A2400099 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUATAN, PT INTI INDOSAWIT SUBUR, PELALAWAN, RIAU

MANAJEMEN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUATAN, PT INTI INDOSAWIT SUBUR, PELALAWAN, RIAU MANAJEMEN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUATAN, PT INTI INDOSAWIT SUBUR, PELALAWAN, RIAU SYAHARIZAN MAHYUDIN A2400154 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT INTI INDOSAWIT SUBUR, KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU

MANAJEMEN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT INTI INDOSAWIT SUBUR, KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU i MANAJEMEN PEMANENAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT INTI INDOSAWIT SUBUR, KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU JOSIA DADING TAMBUNAN A2400164 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MOCHAMMAD FAHMI A24100088 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. WARU KALTIM PLANTATION DESA WARU KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALTIM Oleh : MUHAMMAD ARIFIN NIM. 100500114 PROGRAM

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM KELAPA SAWIT Oleh: TIM UMP_Pelantaran Agro Estate- 2015 APA KEUNGGULAN KELAPA SAWIT? 1. Tumbuh terbatas hanya di Daerah Tropis 2. Manfaat luas 3. Risiko sosial dan teknis lebih terkendali 4. Produksi lebih

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 14 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan adalah sebagai buruh harian lepas, yaitu penulis bekerja aktif dalam kegiatan harian teknis di lapangan yang menuntut aktivitas fisik.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN panen dan perawatan serta mengikuti kegiatan sosial di kebun berupa kegiatan olahraga. 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Penunasan Kebijakan penunasan di Kebun Adolina PTPN IV menerapkan penunasan periodik.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh SITI KHOMARIAH NIM. 070500115 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis 17 PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemupukan Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik dan anorganik.

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Pengelolaan Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) di Perkebunan PT Cipta Futura

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yaitu melakukan kegiatan teknis di lapangan selama menjadi karyawan harian. Aspek

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan di Tambusai Estate mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penunasan, sensus pokok, pengendalian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Kebun Selama menjalani kegiatan magang, penulis melaksanakan kegiatankegiatan teknis di lapangan ketika berstatus sebagai KHL. Selama menjadi KHL, penulis mengikuti

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH Benny G. Kaban A24060177 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen 1. Pengertian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis lapangan yang dilakukan penulis sebagai KHL adalah mengikuti dan melakukan beberapa kegiatan di divisi dan di kebun pembibitan. Kegiatan yang

Lebih terperinci

FAKTOR PENENTU PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PANEN KELAPA SAWIT PT TANJUNG BUYU PERKASA PLANTATION, KALIMANTAN TIMUR SEPTI NUR AFIFAH

FAKTOR PENENTU PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PANEN KELAPA SAWIT PT TANJUNG BUYU PERKASA PLANTATION, KALIMANTAN TIMUR SEPTI NUR AFIFAH FAKTOR PENENTU PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PANEN KELAPA SAWIT PT TANJUNG BUYU PERKASA PLANTATION, KALIMANTAN TIMUR SEPTI NUR AFIFAH DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MUHAMMAD SATRIA BANGUN A24110007 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA

DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA DESAIN PEMBANGUNAN KEBUN DENGAN SISTEM USAHA TERPADU TERNAK SAPI BALESIA DAPOT SITOMPUL PT Agricinal PENDAHULUAN Usaha ternak terpadu dengan perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sistem management

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Selama menjalani kegiatan magang di SBHE berstatus sebagai karyawan harian lepas selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, pendamping aisten divisi

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 15 Desember 2009 PENGELOLAAN AIR UNTUK BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PT SARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahun 2010

Lebih terperinci