PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk"

Transkripsi

1 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan). Dengan dilakukan pemupukan, maka tanaman akan memperoleh berbagai unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya baik unsur hara makro, sekunder maupun mikro. Pemupukan dalam perkebunan kelapa sawit harus mengacu pada konsep keefisienan dan keefektifan yang maksimum, maka untuk itu perlu diperhatikan segi teknis dan segi manajerial pemupukan. Pengelolaan Pupuk Pengadaan pupuk. Dalam pengadaan pupuk, PT Inti Indosawit Subur dikelola oleh Departemen Purchasing (Material Control) yang bertugas mengelola penyaluran pupuk ke kebun. Kebun mengajukan permintaan pupuk ke Departemen Purchasing dua bulan sebelum aplikasi pemupukan dilakukan. Pupuk yang diterima kebun disimpan ke dalam gudang pupuk. Gudang pupuk menjadi tempat penyimpanan dan sumber penyuplaian kebutuhan pupuk untuk tiap-tiap afdeling. Distribusi pupuk. Prosedur penyaluran jumlah pupuk ke tiap lahan afdeling adalah berdasarkan jumlah permintaan pupuk dari tiap afdeling, mandor pupuk membuat berita acara berupa bon bukti permintaan pemakaian barang (BPPB), yang berisi jumlah pupuk yang akan diuntil untuk aplikasi keesokan harinya, bon tersebut harus ditandatangani terlebih dahulu oleh mandor pupuk, Asisten Afdeling, Kepala Tata Usaha (KTU) dan Manajer Kebun. Bon permintaan tersebut dibuat rangkap tiga, masing-masing untuk kantor kebun, kantor Afdeling dan kantor gudang. Setelah bon diterima, kepala gudang memberitahukan ke mandor until pupuk untuk mengeluarkan jumlah pupuk yang akan diuntil berdasarkan jumlah permintaan yang ada di bon. Organisasi pemupukan. Kegiatan pemupukan di PT Inti Indosawit Subur dilaksanakan secara manual. Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelangsir, penabur, pengumpul karung dan mandor yang bertugas mengawasi dan

2 36 mengarahkan kegiatan pemupukan. Kegiatan pemupukan secara manual menggunakan takaran untuk tabur pupuk dan alat pengaman diri (APD) yang terdiri dari topi, masker, apron, sarung tangan dan sepatu boot. (1) Penguntilan pupuk Kegiatan penguntilan pupuk dilaksanakan di gudang pupuk di area khusus untuk penguntilan, dan penguntilan dilaksanakan sehari sebelum aplikasi pupuk ke lapangan. Kegiatan penguntilan bertujuan untuk memudahkan pengeceran pupuk ke setiap TPP (tempat peletakkan pupuk), dosis pupuk yang diterima setiap pokok sesuai dengan rekomendasi dan menghindari bongkahan pupuk sehingga dapat dipecahkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke karung until. Alat-alat yang perlu disiapkan dalam penguntilan adalah takaran until yang dibuat dari dirijen yang telah dikalibrasi sesuai dengan masing-masing jenis dan dosis pupuk, karung eks goni, tali plastik untuk mengikat untilan, kayu yang dipakai sebagai alat untuk pemecah pupuk yang menggumpal, kayu yang permukaannya rata yang digunakan untuk meratakan pupuk hingga peres pada takaran, timbangan untuk mengecek bobot satu sampel per 10 untilan untuk memastikan bobotnya sesuai dengan dosis untilan dan papan tulis untuk mencatat jumah untilan yang perlu disediakan untuk tiap jenis pupuk, tiap blok, dan tiap afdeling sesuai rencana pemupukan. Kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Kegiatan Penguntilan Pupuk di Gudang Sistem penguntilan yang dilaksanakan adalah satu sak pupuk yang berisis 50 kg pupuk diecerkan menjadi 1 until untuk dosis 8 pokok. Keterampilan pekerja dalam penguntilan ini sangat diperlukan agar dosis pupuk tiap untilan tepat sehingga ketika diaplikasikan dosis pupuk yang diterima pokok sesuai dengan

3 37 rekomendasi. Penulis melakukan penimbangan sampel untilan pupuk ZA (Amonium Sulpahte) dengan standar bobot/until adalah 16 kg yang dilakukan pada tanggal Maret 2011, data pengamatan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Data Pengamatan Penimbangan Sampel Untilan Pupuk ZA Hari Untilan ke - Rata- Tepat ke Rata Dosis (kg) (%)...(kg) Rata-rata Sumber : Pengamatan di lapangan (2011) Berdasarkan data dari pengamatan didapatkan bahwa persentase dari ketepatan untilan yang dilakukan oleh penguntil adalah %. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja penguntil sudah cukup terlatih dalam menguntil pupuk sesuai dosis dan jenis pupuk yang akan diuntil. Tenaga kerja yang menjadi PHL dalam penguntilan adalah lima orang PHL, namun jumlah anggota penguntil itu tidak tetap tergantung dari jumlah pupuk yang akan diaplikasikan ke lapang untuk keesokan harinya. Norma kerja dalam kegiatan penguntilan adalah kg/hk. (2) Pengangkutan dan pengeceran untilan pupuk Setelah pupuk selesai diuntil maka keesokan harinya pupuk diangkut dengan menggunakan dump truk untuk dibawa ke TPP (tempat peletakkan pupuk) di blok yang akan dipupuk, setelah sampai diblok yang akan diaplikasikan pupuk, maka pengecer pupuk menurunkan untilan pupuk ke tiap TPP dari atas kendaraan. Jumlah untilan yang diturunkan berdasarkan jumlah untilan yang tertulis di tanda TPP, tanda TPP tertulis di batang kelapa sawit yang terletak di pinggir jalan. Pada saat kegiatan pengangkutan dan pengeceran untilan pupuk, terdapat beberapa permasalahan yaitu : pada saat menaikkan dan menurunkan pupuk dari dump truk seringkali terjadi kebocoran untilan pupuk, sehingga dosis pupuk dalam untilan menjadi berkurang. Kebocoran yang terjadi disebabkan yaitu karena penguntil kurang mengikat untilan dengan kencang, karung untilan yang sudah tidak layak di gunakan/bocor dan kurangnya kehati-hatian penabur dalam

4 38 menaikkan untilan pupuk ke dump truk atau menurunkan untilan pupuk dari dump truk ke TPP. Oleh karena itu kehati-hatian penabur dalam bekerja perlu ditingkatkan, dan pengawasan oleh mandor until dan mandor pupuk juga harus diperketat agar tidak terjadi kebocoran pada karung untilan pupuk. Selain itu permasalahan lainnya adalah ketepatan waktu sampainya pupuk di lapangan, salah satu hal yang mempengaruhinya terlambatnya pupuk sampai di lapangan adalah karena transportasi untuk mengangkut pupuk yaitu dump truk terpuruk dijalan akibat jalan yang rusak, oleh karena itu perbaikan jalan yang rusak harus segera dilakukan. (3) Pelangsiran dan penaburan pupuk Pada PT Inti Indosawit Subur tidak memilik tenaga kerja khusus untuk melakukan pelangsiran pupuk ke dalam barisan tanaman, yang menjadi pelangsir pupuk ke dalam barisan tanaman adalah pemupuk sendiri. Pelangsiran pupuk dimulai dengan membawa untilan pupuk ke dalam blok sampai batas/rintis tengah atau batas alam seperti sungai atau parit dan pupuk diletakkan di tengah pasar/jalan pikul tiap selang 8 pokok tanaman sampai menuju ke collection road. Dengan tidak adanya tenaga kerja khusus pelangsir, hal ini cukup efisien sehingga biaya tenaga kerja dapat dikurangi, namun terdapat juga permasalahan yaitu apabila kondisi lahan yang akan dipupuk terlalu curam atau bergelombang, penabur yang harus melangsir untilan pupuk dengan kondisi lahan tersebut dapat mengalami cepat letih sehingga menyebabkan penabur tidak tepat takaran dalam menabur akibat kondisi yang sudah terlalu letih dan ingin cepat selesai. Oleh karena itu pada kondisi lahan yang curam/bergelombang tersebut perlu dibuat tangga agar memudahkan penabur dalam melangsir atau jika tidak memungkinkan untuk dibuat tangga pada kondisi lahan tersebut dapat diberikan tenaga kerja pelangsir khusus. Sistem penaburan pupuk di lapangan menggunakan sistem tunggal, artinya kegiatan pemupukan hanya dilakukan pada satu area blok saja dan tidak boleh ada kegiatan lain di blok tersebut pada hari yang sama. Pemupukan sudah menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian unsur hara yang didapat masing-masing pokok bisa sesuai

5 39 dengan rekomendasi dosis per pokok. Alat tabur yang digunakan terbuat dari pipa PVC 7 untuk dosis > 1 kg dan permukaan takaran harus diratakan. Basis pupuk untuk tiap penabur perharinya adalah 400 kg/hari. Berikut disajikan prestasi kerja penabur pada Tabel 10. Tabel 10. Prestasi Kerja Penabur Hari Jumlah Prestasi ke - Jenis Pupuk Pupuk HK kg/hk (kg) 1 ZA ZA ZA ZA Abu janjang Abu janjang Abu janjang Abu janjang Abu janjang ZA ZA ZA ZA ZA ZA ZA ZA MOP MOP MOP Rata-rata Sumber : Pengamatan di lapangan (2011) Berdasarkan Tabel 10, rata-rata prestasi kerja penabur berdasarkan bobot pupuk yang diaplikasikan di lapangan yaitu 439,54 kg/hk, hal ini menunjukkan bahwa prestasi kerja penabur telah melebihi standar kebun (prestasi kerja). Tonase pupuk yang melebihi standar bervariasi tergantung dari jumlah tenaga kerja yang hadir, jumlah tonase pupuk yang diaplikasi, jenis dan dosis pupuk. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan tenaga kerja pemupuk di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur telah efisien sesuai dengan target yang diharapkan.

6 40 (4) Pengumpulan karung bekas untilan pupuk Setelah selesai pemupukan maka setiap pemupuk bertanggung jawab untuk mengumpulkan karung dari pupuk yang telah ditebar di lapangan, karung tersebut digulung tiap 10 lembar, tujuan dari pengumpulan karung adalah untuk memeriksa atau menyamakan jumlah pupuk yang diangkut dari gudang dengan jumlah karung yang ada di lapangan, selain itu juga untuk memastikan bahwa semua pupuk telah diaplikasikan ke lapangan. Setelah selesai digulung karung tersebut dibawa ke gudang untuk dikumpul dan digunakan lagi untuk penguntilan pupuk keesokan harinya. Selama penulis magang, penabur sudah melaksanakan sesuai dengan SOP, yaitu jumlah karung yang dikirim ke lapangan sama dengan jumlah karung yang dikembalikan ke gudang pupuk. Kegiatan pengumpulan karung dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Pengumpulan Karung Pupuk Ketepatan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Kegiatan pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perkebunan kelapa sawit karena biaya yang diperlukan untuk material pupuk dan peralatan, upah penguntil dan pemupuk, dan biaya transportasi yang diperlukan agar kegiatan pupuk berjalan lancar. Selain itu, pupuk yang diaplikasikan di lapangan juga salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Menurut Pahan (2010) strategi pemupukan kelapa sawit yang baik harus mengacu pada konsep keefektifan dan efisiensi yang maksimum. Andayani (2008) menyebutkan untuk mencapai produktivitas optimal sangat perlu memperhatikan prinsip pemupukan yang tepat. Konsep empat tepat (4T) yaitu : tepat waktu aplikasi, tepat jenis, tepat dosis, dan tepat cara dan tempat, merupakan kunci untuk mencapai pemupukan yang efektif dan efisien.

7 41 Ketepatan waktu pemupukan. Waktu pelaksanaan pemupukan di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur, dilaksanakan dua kali aplikasi yaitu semester pertama (Januari-Juni) dan semester kedua (Juli-Desember). Jadwal waktu kegiatan aplikasi pemupukan tiap jenis pupuk terdapat di buku pedoman rekomendasi pemupukan tiap afdeling. Salah satu faktor yang berhubungan terhadap ketepatan waktu aplikasi pemupukan adalah curah hujan. Pengamatan waktu pemupukan Dolomit, Amonium Sulphate (ZA), Rock Phospate (RP), dan Muriate of Potash (MOP) dapat dilihat pada Tabel 11 dan kondisi curah hujan dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 11. Kesesuaian Waktu Pemupukan Realisasi Jenis pupuk Januari Februari Maret April Mei Juni Dolomit * * ZA * ** RP ** MOP ** Ket : * curah hujan < 60 mm ** curah hujan mm *** curah hujan > 300 mm mm bulan Gambar 8. Curah Hujan Januari-Mei 2011 Agar unsur hara pupuk yang dapat diserap oleh tanaman dapat optimum maka pemupukan seharusnya dilakukan pada rata-rata curah hujan mm/bulan. Hasil pengamatan penulis selama magang realisasi waktu pemupukan untuk jenis pupuk sudah cukup baik, namun aplikasi ZA pada bulan maret yang curah hujannya < 60 mm kurang baik. Hal ini karena pada kondisi curah hujan tersebut dapat menyebabkan ZA berpotensi untuk menguap. Waktu dalam

8 42 realisasi pemupukan sendiri dipengaruhi oleh ketersediaan pupuk digudang, kondisi cuaca pada hari aplikasi, luas lahan yang akan dipupuk dan jumlah tenaga kerja yang ada. Ketepatan dosis pemupukan. Pengamataan ketepatan dosis dilakukan oleh penulis pada TM. Penulis mengambil lima sampel penabur (tiap penabur 10 sampel until). Setiap kali jalan, penabur membawa untilan pupuk yang berisi pupuk 16 kg untuk jenis pupuk ZA dan 8 kg untuk jenis pupuk MOP. Standar perusahaan yaitu 8 pokok per until. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan dari lima penabur disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12.Ketepatan Dosis Pupuk Jenis Penabur ke - Rata - Ketepatan Blok Pupuk rata dosis (%)...pokok/until... ZA B90c B90a MOP B89a B89b Rata-rata Sumber : Pengamatan di lapangan (2011) Berdasarkan data pengamatan, diketahui bahwa rata-rata persen ketepatan dosis pemupukan secara umum adalah di atas 99 %. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan dosis pemupukan, ketepatannya sudah mendekati dosis 100 %. Ketepatan cara pemupukan. Cara penaburan pupuk harus praktis, tetapi tetap dijamin bahwa pupuk yang diberikan dapat mudah dijangkau oleh ujung akar tanaman, sedangkan tempat penaburan untuk beberapa jenis pupuk tertentu harus ditabur di piringan yang bersih dari gulma dan bebas dari genangan air. Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 10 sampel tanaman dari 5 orang penabur. Penulis mengamati ketepatan cara pada pemupukan ZA di blok B90c, RP di blok B90a, dan MOP di blok A90c dengan menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan (50 cm). Hasil pengamatan ketepatan cara penaburan oleh lima penabur contoh disajikan dalam Tabel 13.

9 43 Tabel 13. Ketepatan Cara Penaburan Pupuk Jenis Penabur ke - Rata- Ketepatan pupuk Rata (cm) cara (%)...cm... ZA RP MOP Rata-rata Sumber : Pengamatan di lapangan (2011) Berdasarkan hasil pengamatan tepat cara, diketahui bahwa rata-rata ketepatan cara dari penabur sudah di atas 80 %. Hal ini menunjukkan cara pemupukan sudah dilaksanakan dengan cukup tepat. Ketepatan jenis pupuk. Aplikasi jenis pupuk yang digunakan di PT Inti Indosawit Subur adalah berdasarkan buku rekomendasi pemupukan yang diterbitkan oleh bagian Departemen R & D Asian Agri. Rekomendasi pemupukan dibuat berdasarkan hasil analisis tanah, daun dan produksi. Pupuk yang diaplikasikan berdasarkan rekomendasi pemupukan PT Inti Indosawit Subur pada tahun 2011 menggunakan pupuk tunggal yaitu Dolomit untuk memenuhi kebutuhan unsur Mg dan untuk meningkatkan ph tanah, ZA untuk memenuhi unsur N, MOP untuk memenuhi unsur K, RP untuk memenuhi unsur P, dan Borax untuk memenuhi unsur B. Nitrogen, unsur hara ini berperan penting untuk pertumbuhan vegetatif tanaman, antara lain untuk pembentukan protein, sintesis klorofil, dan untuk proses metabolisme. Kekurangan unsur N akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur hara lainnya. Gejala defisiensi N yakni daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan, kecepatan produksi daun menurun, anak daun sempit dan menggulung. Beberapa penyebab kekurangan N ini antara lain karena berkurangnya proses mineralisasi N terutama pada tanah tergenang atau pada ph tanah asam di bawah empat, tidak cukup atau tidak efektifnya aplikasi nitrogen, selain itu juga karena tingkat persaingan tanaman yang tinggi terhadap gulma. Fosfor berperan penting dalam pertumbuhan akar selama tahap awal pertumbuhan tanaman dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah,

10 44 gejala kekurangan unsur P adalah tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah pendek dan batang tumbuh meruncing, dan anak daun berwarna ungu pada alang-alang (Imperata cylidrica). Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit. Gejalah defisiensi unsur K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna kuning tua kecokelatan dan berbintik orange. Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi unsur Mg yaitu tampak dari helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari. Boron berperan penting dalam merangsang kegiatan meristematik tanaman, sintesis gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein. Gejala kekurangan unsur B pada tanaman kelapa sawit, yakni munculnya daun ikan, daun pancing, daun kecil dan daun sirip ikan, daun rapuh, dan berwarna hijau gelap. Berdasarkan hasil pengamatan, aplikasi jenis pupuk di PT Inti Indosawit Subur sudah tepat jenis sesuai dengan buku rekomendasi pemupukan yang diterbitkan oleh Departemen R & D. Jenis pupuk dan kandungan unsur hara yang digunakan di PT Inti Indosawit Subur disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Jenis Pupuk yang Digunakan di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur Jenis pupuk Kelembaban Kandungan Hara (%) Dolomit 1.0 % max % MgO 30 % CaO Amonium Sulphate (ZA) 1.0 % max 21 % N % S Muriate of Potash (MOP) 0.7 % max 60 % K 2 O Rock Phosphate (RP) 1.0 % max 28 % P 2 O 5 Borax (NA 2 B 4 O 7. 5 H 2 O) % B Sumber : Kemasan pupuk

11 45 Kehilangan pupuk. Sumber kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang, penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran untilan ke lapangan, serta pelangsiran pupuk ke lapangan dan penaburan pupuk, walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Kehilangan pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada saat penguntilan, kehilangan pupuk sering terjadi akibat penggunaan karung yang tidak layak untuk penguntilan dan pengikatan untilan yang tidak kuat (bocor), selain itu juga karena lantai tempat untilan yang tidak dialas sehingga sisa-sisa pupuk yang tidak bisa disekop menjadi tertinggal atau tersapu. Pada saat pemuatan untilan ke kendaraan juga terjadi kehilangan pupuk. Pemuat umumnya melemparkan untilan ke dalam kendaraan sehingga sering menyebabkan karung untilan tersebut bocor, lalu pupuknya tercecer. Pada saat pengeceran pupuk, kehilangan pupuk terjadi saat untilan dari kendaraan dilemparkan ke tepi jalan tempat TPP. Lemparan tersebut dapat menyebabkan terbukanya ikatan untilan dan pecahnya karung sehingga pupuk tercecer. Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kontrol mandor terhadap penguntil untuk mengikat untilan dengan kuat, penggunaan karung yang tidak bocor, pemuatan dan pengeceran untilan pupuk dengan hatihati. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pemupukan. PPKS (2003) menyatakan bahwa kebutuhan pupuk per hektar di perkebunan kelapa sawit kurang lebih 24 % dari total biaya produksi atau sekitar % dari total biaya pemeliharaan. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan secara efektif dan efisien. Faktor penunjang kegiatan pemupukan di lapangan antara lain: 1). perencanaan yang dilakukan dengan cermat yaitu penentuan rekomendasi pupuk, dan penyediaan pupuk yang cukup, 2). organisasi kerja yang meliputi tenaga kerja dan trasportasi, 3). kontrol dan pengawasan. Kontrol terhadap pekerjaan pemupukan harus dilaksanakan secara seksama guna menghindari terjadinya kesalahan aplikasi di lapangan.

12 46 Ada beberapa hal yang sering menjadi kendala dan penghambat dalam pelaksanaan pemupukan di PT Inti Indosawit Subur, antara lain karena kondisi infrastruktur yang kurang baik, seperti jalan rusak sehingga kendaraan yang digunakan untuk pengeceran pupuk mengalami kesulitan melalui jalan tersebut. Hambatan juga terjadi karena topografi areal/blok yang bergelombang dan areal/blok yang berawa-rawa, ketidaksiapan lapangan untuk dilaksanakannya pemupukan, yaitu piringan belum siap dipupuk karena gulma belum dikendalikan, hambatan karena hujan lebat, sehingga blok yang akan dipupuk menjadi banjir dan jalan rusak. Selain itu ditemukan kesalahan yang dilakukan tenaga kerja pada saat berlangsungnya kegiatan pemupukan di lapangan, antara lain, penaburan pupuk di piringan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan yaitu pupuk tersebar merata dipiringan, tipis serta tidak boleh ada bongkahan pupuk di piringan yang bersih dari gulma dan bebas dari genangan air, dan jarak sebar pupuk dari pokok adalah 50 cm. Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan. Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang belum mendapatkan pupuk atau melebihi dosis yang diperlukan, dan kehilangan pupuk karena tercecer. Produktivitas. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuain lahannya (Sutarta et al., 2003). Pemupukan yang baik dapat dicapai jika manajemen pemupukannya telah efektif dan efisien. Produktivitas di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur dari lima tahun terakhir ( ) yang dibandingkan dengan standar produksi kelapa sawit D x P di Indonesia berdasarkan kesesuaian lahan kelas S1 dan S2, dapat dilihat pada Tabel 15. Menurut PPKS (2005), produksi tanaman merupakan hasil interaksi berbagai faktor yaitu bahan tanaman, kondisi tanah, iklim (curah hujan, suhu, dan cahaya), kegiatan kultur teknis dan pengelolaan panen. Pemupukan merupakan salah satu faktor utama dalam kegiatan kultur teknis yang menentukan produktivitas tanaman.

13 47 Pada Tabel 15, dapat diketahui bahwa rata-rata produktivitas tanaman di Kebun Buatan, PT Inti Indosawit Subur pada lima tahun terakhir melebihi standar produktivitas TBS D x P pada lahan kesesuaian kelas S1 dan S2. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pemupukan di PT Inti Indosawit Subur sudah efektif yang mencakup 4 T, yaitu : tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis, dan tepat cara dan tempat. Tabel 15. Rata-rata Produktivitas Tanaman di Kebun Buatan, PT IIS Tahun Produktivitas (ton/ha/tahun) tanam Tahun RP * SP ** S1 S ,50 Rata-rata Sumber *) Rata-rata produktivitas (ton/ha/th) (Kantor Kebun Buatan, 2011) **) Standar produktivitas (ton/ha/th) Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (Adiwiganda. R., et al., 1995)

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman hutan yang dibudidayakan sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi dan respon yang baik terhadap kondisi lingkungan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Informasi Umum 1. Sejarah Perusahaan PT. SOCFINDO merupakan suatu usaha kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan dari negeri belgia. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah Management of oil palm fertilization in Pelantaran Agro Estate, Center Kalimantan S. Manahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Produksi Tandan Buah Segar 4.1.1. Kebun Rimbo Satu Afdeling IV Hasil dari sensus pokok produktif pada tiap blok sampel di masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Bul. Agrohorti 4 (2):132-137 (2016) Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Fertilization Management on Mature Plant Oil Palm in Kebun Tanjung Jati Monica Christina

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit menjadi pemimpin dalam penghasil minyak nabati dunia (2006), dengan produksi 37,1 juta ton dari buah kelapa sawit dan lebih dari 4,3 juta ton dari kernel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO. Pendahuluan

REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO. Pendahuluan REKOMENDASI PEMUPUKAN UMUM KARET, KELAPA SAWIT, KOPI DAN KAKAO M. Anang Firmansyah Peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Jl. G. Obos km Palangka Raya 7 Pendahuluan Faktor pemupukan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 2010 MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Buncis Sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) PENDAHULUAN Leaf sampling merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan rekomendasi pemupukan. Rekomendasi pupuk yang akurat akan menghasilkan produksi TBS yang maksimal.

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh : PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI Oleh : BP3K KECAMATAN SELOPURO 2016 I. Latar Belakang PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; divisi : Spermatophyta ; subdivisi : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae ; ordo : Graminales ;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stadia Pertumbuhan Kedelai Stadia pertumbuhan kedelai secara garis besar dapat dibedakan atas pertumbuhan vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Agronomis Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Agronomis Kelapa Sawit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agronomis Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) sebagai tanaman pendatang dari Afrika Barat ternyata budidayanya di Indonesia telah berkembang sangat pesat dan sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi) PEMBAHASAN Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan utamanya untuk menghasilkan produksi yang optimal. Produk yang dihasilkan berupa TBS

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA. ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU LEAF SAMPLING UNIT (LSU) SOIL SAMPLING UNIT (SSU) & MANFAATNYA ILHAM, S.Si ASOSIASI SAMADE SAWITKU MASA DEPANKU Pekanbaru 2017 PENGANTAR 3 ASPEK PENENTU PRODUKSI VARIETAS MEDIA TANAM HASIL DOSIS & JENIS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditi tanaman perkebunanyang penting di Indonesia. Berdasarkan klasifikasi tumbuhankelapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung merupakan tanaman serealia yang menjadi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk merupakan faktor yang penting dalam budidaya jagung manis

Lebih terperinci

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT PEMUPUKAN KELAPA SAWIT MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill Kultur Teknis Pemel Tanaman, Pemupukan, Pemupukan, Drainase, Pengendalian HPT, Homogenitas Tanaman, SPH.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk majemuk NPK berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, bobot segar

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

PENANAMAN KELAPA SAWIT

PENANAMAN KELAPA SAWIT PENANAMAN KELAPA SAWIT Pundu Learning Centre - 2013 Struktur Penulisan SOP Penanaman Kelapa Sawit Pundu Learning Centre - 2013 STRUKTURISASI SOP Penanaman KS Pedoman Teknis Strukturisasi Filosofi, Kebijakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

Aplikasi Pemupukan dengan Sistem BMS. Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA

Aplikasi Pemupukan dengan Sistem BMS. Disampaikan Pada Materi Kelas PAMA Aplikasi Pemupukan dengan Sistem BMS Pundu Learning Centre - 2012 Mengapa pemupukan penting...? Kebutuhan tanaman kelapa sawit terhadap zat hara makro dan unsur mikro. Ketersediaan zat hara yang terkandung

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul. Agrohorti 3 (2): 177-184 (2015) Manajemen Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kabupaten Rokan Hulu, Riau Fertilization Management on Oil Palm Plantation at Rokan Hulu,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 lokasi penelitian yang digunakan yaitu Harapan dan Inalahi yang terbagi menjadi 4 plot pengamatan terdapat 4 jenis tanaman

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Fertilization Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) on

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk tanaman penyegar yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Tiga kandungan utama dalam daun teh antara lain senyawa polifenol

Lebih terperinci

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Kalimantan Barat Fertilizer Management on Oil Palm Plantation, West Kalimantan Ade Budiargo, Roedhy Poerwanto *, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci