Pengantar Kombinatorik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengantar Kombinatorik"

Transkripsi

1 Pegatar Kombiatorik Makalah disampaika dalam kegiata Pelatiha Pedalama Materi Peluag da Metode Pembelajaraaya Megguaka Pedekata Kotekstual Utuk Guru SMA 16 da 17 Nopember 2005 Oleh: Dra. Djamilah Boda Widjajati, M Si JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005

2 Pegatar Kombiatorik A. Pedahulua Berbagai idikator meujukka masih redahya mutu pedidika di Idoesia. Meskipu berbagai usaha perbaika telah bayak dilakuka baik oleh pemeritah, sekolah, guru maupu masyarakat amu hasilya belum ampak meggembiraka, megigat kompleksya masalah yag ada. Meurut Tim Broad-Based Educatio (Depdikas, 2002) pedidika di Idoesia kii meghadapi masalah yag serius, atara lai: (1) cukup bayak lulusa SLTP da Sekolah Meegah yag tidak melajutka studi, yag jika tidak dibekali dega kemampua bekerja atau mecari/memperoleh afkah, aka meambah jumlah pegaggura, (2) bayak lulusa SLTP da Sekolah Meegah yag tidak mampu meerapka pegetahua yag didapat dari sekolah ke dalam kehidupa sehari-hari, sehigga seaka-aka mereka terasig di ligkugaya sediri da serigkali mejadi sumber keributa, da (3) dega berlakuya AFTA pada tahu 2003, teaga kerja asig aka segera masuk ke Idoesia, sehigga jika tidak siap, maka kita aka mejadi pecudag di egara kita sediri. Utuk megatasi berbagai masalah medasar yag ada, saat ii Depdikas sedag mesosialisasika kosep Pedidika Beroretasi Kecakapa Hidup (Life Skills) melalui Pedekata Pedidika Berbasis Luas (Broad-Based Educatio). Berkaita dega kosep Pedidika Beroretasi Kecakapa Hidup dimaa layaa pedidika harus beroretasi pada pegembaga life skills, saat ii tegah dikembagka Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK). Terdapat dua model KBK, yaitu KBK yag dikembagka oleh Pusat Kurikulum da KBK yag dikembagka oleh Direktorat Meegah Umum. KBK utuk SMA udah mulai diujicobaka di sejumlah sekolah da sosialisasiya juga sudah mulai dilaksaaka, sedagka implemetasi secara asioal direcaaka pada tahu pelajara 2004/2005 (Depdikas, 2002). 1

3 Ada beberapa hal yag perlu dipersiapka sekolah da guru utuk dapat melaksaaka KBK dega baik sesuai tujuaya sebagai saraa pedukug pelaksaaa pedidika beroretasi kecakapa hidup (life skills) melalui broad based educatio. Utuk guru, khususya guru matematika SMA, termasuk hal yag harus dipersiapka adalah memperkaya diri dega berbagai metode atau pedekata pembelajara matematika, agar siap melaksaaka pembelajara sesuai tututa kebutuha. Salah satu pedekata dalam pembelajara matematika yag saat ii sedag bayak direkomedasika oleh para pakar pedidika matematika adalah pegguaa masalah kotekstual. Pegguaa masalah kotekstual disii meurut Suryato (Suryato: 2002) dimaksudka utuk meaggapi berbagai tututa, atara lai adalah tututa pemberia tekaa yag besar pada terapa dalam pembelajara matematika da tututa pemberia tekaa pada kesesuaia atara pelajara matematika da pegetahua serta ketrampila yag dibutuhka di duia kerja atau duia yata. Saat ii sudah ada beberapa pedekata atau model pembelajara matematika yag meekaka pegguaa koteks atau masalah kotekstual. Salah satu diataraya adalah Cotextual Teachig ad Learig (CTL) atau Pembelajara Kotekstual. CTL atau Pembelajara Kotekstual adalah pembelajara yag megguaka bermacam-macam masalah kotekstual sebagai titik awal, sedemikia higga siswa belajar dega megguaka pegetahua da kemampuaya utuk memecahka berbagai masalah. (Suryato, 2002). B. Pedekata Kotekstual dalam Pembelajara Peluag di SMA Utuk dapat melaksaaka pembelajara dega pedekata kotekstual, hal yag harus dipersiapka guru adalah membuat atau meracag pembelajara dega memperhatika karakteristik pembelajara yag berbasis CTL, yaitu atara lai pembelajara harus meyeagka, membuat siswa aktif, ada diskusi, da sebagaiya. 2

4 Khusus utuk pembelajara Peluag di SMA, guru dapat megawali pembelajara dega megemukaka masalah kotekstual yag sesuai dega materi pokok dalam KBK. Yag dimaksud masalah kotekstual dalam pembelajara peluag adalah masalah atau soal peluag, yag bear-bear mucul atau mugki dihadapi siswa dalam kehidupa sehari-hari, di duia kerja, atau dalam bidag lai di luar Matematika atau peluag. Materi pokok seperti permutasi da kombiasi relatif mudah dicarika masalah kotekstualya, misalya masalah pembuata tada pegeal dalam betuk omor plat kedaraa bermotor atau masalah peetua bayakya piliha jalur yag dapat dilalui dalam suatu perjalaa. Agar pembelajara dapat berlagsug meyeagka da dapat megaktifka siswa, guru harus meyiapka media yag aka diguaka, pertayaa yag aka diajuka da skeario pembelajara, yaitu apa yag aka dilakuka guru bersama siswaya selama proses pembelajara. Dega lebih bayak bertaya kepada siswa, guru dapat megarahka siswa utuk meemuka pemecaha dari masalah yag diberika. Jaga lupa beri kesempata siswa utuk mediskusika gagasa atau peemuaya dega siswa yag lai. Bahasa Teori Peluag berikut ii selai dimaksudka utuk membatu bapak/ibu guru meigkatka pemahama tetag teori peluag juga dimaksudka utuk memberika cotoh pembelajara peluag dega pedekata kotekstual. Disadari bahwa mecari koteks atau masalah kotekstual yag sesuai juga bukalah hal yag mudah, oleh karea itu dalam makalah ii disampaika beberapa cotoh masalah kotekstual sesuai materi pokok yag harus disampaika, yag diharapka dapat membatu bapak/ibu guru utuk megawali pembelajara. C. Teori Peluag Telah diketahui bahwa Statistika adalah ilmu atau cabag ilmu pegetahua tetag teori da pegguaa metode-metode utuk megumpulka data, megaalisis data tersebut da megguakaya utuk melakuka iferesi statistik. Dega memperhatika bahwa data statistik adalah kumpula hasil pegukura atau perhituga atau pegamata terhadap obyek-obyek yag mejadi perhatia, da iferesi statistik adalah proses pegambila kesimpula terhadap populasi 3

5 berdasarka iformasi yag diperoleh dari cotoh (sampel), maka megguaka statistika dapat diartika sebagai prosedur meyimpulka populasi berdasarka iformasi yag diperoleh dari cotoh represetatif yag diambil dari populasi tersebut. Karea cotoh haya memberika sebagia iformasi tetag populasiya, maka kesimpula yag aka didapatka tidak aka bear secara multlak. Dega demikia agar supaya pegambila kesimpula dapat lebih dipertaggug jawabka, diperluka suatu alat. Alat tersebut adalah apa yag dikeal sebagai peluag. Teori peluag atau teori probabilitas atau teori kemugkia merupaka bagia dari matematika yag membahas hal-hal yag berkaita dega taraf kepastia terjadiya suatu kejadia yag belum terjadi. Perhituga peluag memerluka kaidah tetag peetua bayakya cara suatu kejadia dapat terjadi. Khususya apabila suatu percobaa atau eksperime meghasilka hasil yag cukup bayak atau merupaka suatu proses gabuga dari beberapa proses dega masig-masig proses dapat dilakuka meurut lebih dari satu cara. Kajia tetag peetua bayakya cara atau bayakya kejadia demikia itu disebut kombiatorik. D. Kombiatorik Adaika suatu perusahaa real estate aka meawarka kepada calo pembeli piliha rumah gaya luar berbetuk tradisioal, Spayol, Belada da moder di daerah pusat kota, patai da bukit. Ada berapa bayak piliha yag mugki bagi calo pembeli? Bayakya piliha yag mugki dapat ditetuka dega memperhatika diagram poho berikut. 4

6 (Tradisioal, Kota) Lokasi K P B (Tradisioal, Patai) Tradisioal Spayol Gaya Belada Moder K P B K P B K P B (Tradisioal, Bukit) (Spayol, Kota) (Spayol, Patai) (Spayol, Bukit) (Belada, Kota) (Belada, Patai) (Belada, Bukit) (Moder, Kota) (Moder, Patai) (Moder, Bukit) Pertama, dalam memilih gaya bayakya piliha ada 4 macam, yaitu tradisioal, Spayol, Belada da moder. Utuk setiap piliha gaya tersebut, bayakya piliha utuk lokasi ada 3 macam yaitu kota, patai da bukit. Dega demikia bayakya piliha bagi pembeli ada 12 macam yaitu gaya tradisioal di pusat kota, gaya Spayol di pusat kota, gaya Belada di pusat kota, gaya moder di pusat kota, gaya tradisioal di patai, gaya Spayol di patai, gaya Belada di patai, gaya moder di patai, gaya tradisioal di bukit, gaya Spayol di bukit, gaya Belada di bukit, da gaya moder di bukit. 5

7 Hal tersebut merupaka cotoh fakta yag secara umum dapat diyataka sebagai suatu asas yag dikeal dega Asas dasar membilag. a. Asas Dasar Membilag Ada beberapa rumusa tetag asas dasar membilag, diataraya adalah: (a) Asas Dasar Membilag Sederhaa Jika proses P dapat dilaksaaka dalam m cara, da proses Q dapat dilaksaaka dalam cara, maka ragkaia proses (P,Q) dapat dilaksaaka dalam m cara. Dapat juga asas dasar membilag itu diyataka sebagai berikut: Jika ada m piliha utuk proses P, da ada piliha utuk proses Q, maka ada m piliha utuk pasaga proses (P,Q) Atau dapat juga diyataka sebagai berikut: Jika himpua P mempuyai m aggota, da himpua Q mempuyai aggota, maka ada m piliha utuk megambil pasaga beruruta (a,b) dega a P da b Q. (b) Asas Dasar Membilag Umum Jika proses P 1, P 2, P 3,, P k, berturut-turut dapat dilaksaaka dalam m 1, m 2, m 3,, m k cara, maka ragkaia proses (P 1, P 2, P 3,, P k ) dapat dilaksaaka dalam m 1 m 2 m 3 m k cara. Dapat juga asas dasar membilag itu diyataka sebagai berikut: Jika ada m 1 piliha utuk proses P 1, ada m 2 piliha utuk proses P 2, ada m 3 piliha utuk proses P 3,, ada m k piliha utuk proses P k, maka ada m 1 m 2 m 3 m k piliha utuk ragkaia proses (P 1, P 2, P 3,, P k ). Atau dapat juga diyataka sebagai berikut: Jika himpua P 1, P 2, P 3,, P k, berturut-turut mempuyai aggota sebayak m 1, m 2, m 3,, m k, maka ada piliha sebayak 6

8 m 1 m 2 m 3 m k utuk megambil ragkaia (a 1, a 2, a 3,, a k ) dega a i P i, i=1,2,3,,k. Cotoh Masalah Kotekstual: 1. Dari 6 siswa laki-laki da 4 siswa perempua SMA N I Yogyakarta yag memeuhi syarat utuk dikirim ke Surabaya gua megikuti upacara bedera perigata hari Pahlawa 10 Nopember, haya aka dipilih 1 orag siswa laki-laki da 1 orag siswa perempua. Jika setiap siswa dari kesepuluh siswa tersebut mempuyai hak yag sama utuk terpilih, ada berapa pasag piliha yag mugki? (jawab: ada 24 pasaga yag mugki ) 2. Adaika dari kota A kita dapat pergi ke kota B melalui jala X, jala Y atau jala Z. Dari kota B ke kota C haya ada dua jala yag mugki yaitu melalui jala P atau jala K. Dari kota C ke D haya ada 1 jala yag mugki, yaitu melalui jala M. Ada berapa piliha jala yag mugki dari kota A ke D melalui B da C? (jawab: ada 6 piliha jala yag mugki) 3. Tada pegeal dalam betuk omor plat kedaraa bermotor roda empat harus dibuat dega 2 huruf di depa, 4 agka di tegah, da 2 huruf di belakag. Jika agka pertama omor itu tidak boleh agka 0. Ada berapa bayak tada pegeal yag dapat dibetuk? (jawab: ada tada pegeal ) b. Permutasi Adaika seseorag igi memasag foto-foto dari 3 orag temaya yaitu foto A, foto B, da foto C, berjajar dalam satu baris di dalam album. Kita tahu bahwa ada 6 macam uruta yag mugki utuk meyusu foto-foto tersebut, yaitu: (1) Foto A, foto B, foto C; (4) Foto B, foto C, foto A; (2) Foto A, foto C, foto B; (5) Foto C, foto A, foto B; (3) Foto B, foto A, foto C; (6) Foto C, foto B, foto A; Aka tetapi, kalau fotoya bayak, semua dari orag-orag yag berbeda, kita tidak aka segera tahu berapa bayakya uruta yag mugki dari foto-foto itu, 7

9 seadaiya kita tidak tahu rumusya atau cara yag sistematis utuk meghitugya. Oleh karea itu perlu adaya rumus atau cara yag sistematis utuk memperoleh bayakya uruta itu. Uruta disebut juga permutasi. Bayakya uruta yag mugki dari obyek yag berbeda satu sama lai, atau bayakya permutasi dapat dihitug dega megguaka asas dasar membilag sebagai berikut. Utuk membetuk uruta obyek yag berbeda satu sama lai, ada piliha obyek utuk dijadika sebagai usur pertama, kemudia ada -1 piliha obyek utuk dijadika sebagai usur kedua, kemudia ada -2 piliha obyek utuk dijadika sebagai usur ketiga, da seterusya, sampai yag terakhir, ada satu piliha obyek utuk dijadika sebagai obyek yag ke-. Oleh karea itu, berdasarka Asas Dasar Membilag Umum, ada (-1) (-2) (-3) 2 1 uruta yag dapat dibetuk dari obyek yag berbeda satu sama lai. Jadi bayakya permutasi obyek yag berbeda satu sama lai, yag lazim diyataka dega lambag P, adalah (-1) (-2) (-3) 2 1, ditulis!, dibaca faktorial Permasalaha lai megeai uruta atau permutasi dapat terjadi sbb. Adaika seseorag membeli koper yag dilegkapi dega kode kuci pegama dalam 4 agka, lupa berapa omor kode utuk membuka koperya. Ada berapa omor yag mugki harus ia coba sehigga ia pasti aka meemuka omor koperya? Megguaka Asas Dasar Membilag Umum maka kita tahu bahwa omer kode yag ia miliki adalah satu diatara = 5040 omor yag mugki. Megapa demikia? Ii adalah masalah membetuk uruta atau permutasi 4 obyek dari 10 obyek (dalam hal ii agka 0, 1, 2,, 9) yag berbeda. Kita hitug bayakya permutasi k obyek dari obyek berbeda satu sama lai, sebagai berikut: ada piliha obyek utuk dijadika sebagai usur pertama, kemudia ada -1 piliha obyek utuk dijadika sebagai usur kedua, kemudia ada -2 piliha obyek utuk dijadika sebagai usur ketiga, da seterusya, sampai yag terakhir, ada ( k+1) piliha obyek utuk dijadika sebagai obyek 8

10 yag ke-k. Oleh karea itu, berdasarka Asas Dasar Membilag Umum, ada (-1) (-2) (-3) ( k+1) uruta k obyek yag dapat dibetuk dari obyek yag berbeda satu sama lai. Setiap uruta tersebut disebut permutasi k obyek dari obyek atau permutasi k dari. Jadi bayakya permutasi k obyek dari obyek berbeda, yag lazim diyataka dega lambag P k! (-1) (-2) (-3) ( k+1) =. ( k )! Bagaimaa halya jika obyek yag aka diurutka tidak semuaya berbeda? Sebagai cotoh, misalka suatu poho Natal aka dihias dega 9 bola lampu yag diragkai seri. Kesembila bola lampu tersebut terdiri atas 3 bola berwara merah, 4 bola berwara kuig da 2 bola berwara biru. Jika haya diperhatika susua wara yag terbetuk, ada berapa susua yag mugki? Adaika kesembila bola lampu tersebut berbeda satu sama lai, maka aka terdapat 9! susua atau uruta yag mugki. Di atara 9! uruta tersebut, tidak semua uruta berlaia karea beberapa bola lampu berwara sama. Karea ada 3 bola merah yag sama, maka setiap 3! uruta diaggap 1 uruta yag sama. Dega 9! 9! demikia bayakya uruta yag ada mejadi. Tetapi sejumlah uruta 3! 3! iipu belum semuaya berlaia karea terdapat 4 bola berwara kuig. Karea ada 4 bola kuig yag sama, maka setiap 4! uruta yag adapu diaggap uruta yag sama. Dega demikia bayakya uruta yag ada mejadi 9!. Tetapi 3! 4! 9! sejumlah uruta iipu tidak semuaya berlaia, karea terdapat 2 bola 3! 4! berwara biru. Dega pealara yag sama, maka bayakya uruta yag ada 9! mejadi = Jadi ada cara meragkai 9 bola lampu tersebut. 3! 4! 2! Dega pealara seperti tersebut di atas, bayakya permutasi dari obyek yag terdiri dari r 1 obyek jeis pertama, r 2 obyek jeis kedua, dst, r k obyek jeis kek adalah! r! r!... r! 1 2 k 9

11 Cotoh Masalah Kotekstual: 1. Empat bedera PDI da 4 bedera PPP aka dipasag berjajar di depa gedug walikota utuk meyambut kehadira ibu Megawati da bapak Hamzah Haz. Ada berapa susua yag mugki terbetuk? (jawab: ada 70 susua yag mugki ) 2. Dega berapa carakah dapat ditaam 5 poho akasia, 5 poho cemara da 10 poho berigi berjajar lurus dalam satu tepi jala, bila poho yag sejeis tidak dibedaka? (jawab: ada cara yag mugki) 3. Berapa bayak bilaga terdiri dari 8 agka yag dapat dibuat dari dua buah agka 1, dua buah agka 2, dua buah agka 3 da 2 buah agka 4? (jawab: ada 2520 bilaga ) c. Kombiasi Adaika dari satu kelas yag terdiri dari 34 siswa aka dipilih 4 siswa utuk mewakili kelas tersebut dalam acara perpisaha dega bapak Kepala Sekolah yag memasuki masa pesiu. Ada berapa macam piliha yag mugki? Bearkah ada piliha yag mugki? Kelihataya tidak masuk akal! Terlalu bayak piliha yag mugki? Ii adalah cotoh masalah meetuka bayakya himpua bagia 4 aggota dari himpua dega 34 aggota. Himpua bagia yag demikia disebut juga kombiasi. Jadi yag aka dihitug adalah berapa bayak himpua bagia atau kombiasi yag mugki. Kita hitug bayakya kombiasi tersebut sebagai berikut. Dari setiap kombiasi atau himpua bagia yag mempuyai 4 aggota itu, kita buat uruta atau permutasi, maka ada sebayak 4! permutasi yag mugki. Apabila bayakya kombiasi yag dicari diyataka dega k, maka dari semua kombiasi yag mugki dapat dibetuk uruta atau permutasi sebayak k 4!. Aka tetapi, meurut rumus tetag bayakya permutasi, maka bayakya permutasi 4 dari 34 adalah 34 P 4 34!. Hal ii meujukka bahwa k 4! = 30! 10

12 34!. Jadi dapat disimpulka bahwa bayakya kombiasi 4 aggota dari 30! himpua dega 34 aggota adalah k = 34! 4!(30!) = Dega pealara serupa di atas dapat kita simpulka bahwa bayakya kombiasi r obyek dari obyek berbeda, yag lazim diyataka dega C r atau C r atau ( r ) atau C, r adalah!. r!( r)! Cotoh Masalah Kotekstual: 1. SMA N I Yogyakarta sedag mempertimbagka apakah sekolah perlu memberika tambaha pelajara bahasa Iggris khusus persiapa utuk test TOEFL bagi siswa kelas III ataukah tidak. Utuk keperlua tersebut diperluka iformasi berapa rata-rata skor TOEFL siswa kelas III. Karea keterbatasa daa, sekolah haya mampu megirim 10 siswa utuk megikuti test TOEFL di suatu lembaga bahasa. Utuk itu aka dipilih secara acak 10 siswa di atara 150 siswa kelas III yag ada. Jika semua siswa kelas III mempuyai hak yag sama utuk terpilih, ada berapa piliha yag mugki? (jawab: ada 1, piliha yag mugki) 2. Ada 5 titik yag tidak segaris. Jika setiap titik dihubugka dega keempat titik yag lai, ada berapa ruas garis yag terbetuk? (jwb: ada 10 ruas garis ) 3. Jika himpua A mempuyai 20 aggota, ada berapakah himpua bagia dari A yag mepuyai 4 aggota? (jawab: ada himpua bagia) d. Partisi Adaika terdapat 7 maia berbeda yag aka dibagika kepada 3 aak, yaitu A, B, da C, dega ketetua A medapat 3 maia, B medapat 2 maia da C medapat 2 maia. Ada berapa cara membagiya? Jika kita pilihka maia utuk A terlebih dahulu maka ada C 7 3 piliha utuk A. Dari 4 maia sisaya jika kita pilihka maia utuk B maka ada C 4 2 piliha, da kemudia haya ada C 2 2 = 1 piliha utuk C dari 2 sisa maia yag ada. Megguaka Asas Dasar Membilag Umum, didapatka C 7 C 3 4 C 2 2 = 7! 2 3!2!2! cara membagi 11

13 9 maia tersebut dega ketetua medapat 3 maia, B medapat 2 maia da C medapat 2 maia. Dega pealara serupa, dapat dijelaska bahwa bayakya cara memartisi (membagi, meempatka) obyek berlaia kedalam k tempat (k sel, atau k kotak), dega r 1 obyek ditempatka pada tempat pertama, r 2 obyek ditempatka pada tempat kedua, dst, r k obyek ditempatka pada tempat ke-k adalah Cotoh Masalah Kotekstual:!. r! r!... r! 1 2 k 1. Dega berapa carakah 12 orag dapat dibagi mejadi 3 kelompok yag masig masig terdiri atas 4 orag? (jawab: ada cara) 2. Sembila orag aka bepergia ke tempat yag sama. Adaika tersedia 3 mobil, masig-masig dapat membawa 2, 4 da 5 peumpag. Ada berapa cara membagi kesembila orag tersebut dalam 3 mobil yag ada? (jawab: 4.410) 3. Seorag pemborog hedak membagu 9 rumah dega racaga berbeda. Dega berapa carakah dia dapat meempatka rumah tersebut di suatu jala bila tersedia 6 petak pada satu pihak jala da 3 petak pada pihak yag lai? (jawab: ada cara) e. Koefisie Biomium Berapakah koefisie dari x 10 y 11 dalam hasil pemagkata (x + y) 21? Tapa harus meguraika keseluruha hasil (x + y) 21, koefisie dari x 10 y 11 dapat ditetuka dega pealara sbb. (x + y) 21 = 21 faktor ( x y )( x y )...( x y ) Koefisie dari x 10 y 11 adalah 21 C 10, sebab x 10 y 11 terjadi jika pada perkalia 21 faktor (x + y) yag dikalika: x dari 10 faktor da y dari 11 faktor, sedagka memilih 10 dari 21 faktor itu ada 21 C 10 piliha. Secara umum, pada hasil pemagkata (x + y), suku x r y -r mempuyai koefisie C r karea suku itu terjadi jika dari faktor (x + y) dalam perpagkata itu yag dikalika x dari r faktor da y dari -r faktor sisaya. 12

14 Jadi (x + y) = C x + C 1 x -1 y + C 2 x -2 y C 0 y, karea maka hasil pemagkata itu dapat juga diyataka sebagai berikut: (x + y) = C 0 x + C 1 x -1 y + C 2 x -2 y C y C r = C r, Pemagkata (x + y) itu disebut pemagkata dua-suku atau pemagkata sukudua, atau pemagkata biomium. Oleh karea itu, barisa koefisie C 0, C 1, C 2,, C disebut barisa koefisie biomium. Koefisie C r serig juga diyataka dega lambag ( r ). Daftar Pustaka Bai & Egelhart Itroductio to Probability ad Mathematical Statistics. Califoria: Duxbury Press Glass & Hopkis Statistical Methods i Educatio ad Psychology. New Jersey: Pretice Hall Suryato Peluag (Paket Pembiaa Utuk Siswa Peggemar Matematika). Yogyakarta: PPPG Matematika Suryato Pegguaa Masalah Kotekstual Dalam Pembelajara Matematika (Pidato Pegukuha Guru Besar). Yogyakarta: Uiversitas Negeri Yogyakarta Tim Broad-Based Educatio Kosep Pedidika Beroretasi Kecakapa Hidup (Buku I). Jakarta:Departeme Pedidika Nasioal. Suryo Gurito Peluag da Statistika. Yogyakarta: FMIPA UGM Walpole.R.E Pegatar Statistika (Terjemaha: Bambag Sumatri). Jakarta: PT Gramedia Walpole.R.E. & Myers.R.H Ilmu Peluag da Statistika utuk Isiyur da Ilmuwa. Badug:ITB 13

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1 Satua Pedidika Mata Pelajara Kelas/Semester Materi Pokok Waktu : SMA N 6 YOGYAKARTA : Matematika : XII IPS/ : Barisa da Deret : 6 jam pelajara 1. Stadar Kompetesi 4.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ARTIKEL Meetuka rumus Jumlah Suatu Deret dega Operator Beda Markaba 191115198801005 Maret 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

Modul Kuliah statistika

Modul Kuliah statistika Modul Kuliah statistika Dose: Abdul Jamil, S.Kom., MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER MUHAMMADIYAH JAKARTA Bab 2 Populasi da Sampel 2.1 Populasi Populasi merupaka keseluruha pegamata

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia Himpua Suatu himpua atau gugus adalah merupaka sekumpula obyek. Pada umumya aggota dari gugus tersebut memiliki suatu sifat yag sama. Suatu himpua bagia atau aak gugus merupaka sekumpula obyek yag aggotaya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang II. LANDASAN TEORI Pada bab ii aka diberika beberapa istilah, defiisi serta kosep-kosep yag medukug dalam peelitia ii. 2.1 Kosep Dasar Teori Graf Berikut ii aka diberika kosep dasar teori graf yag bersumber

Lebih terperinci

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar.

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar. PELUANG KEJADIAN A. Atura Perkalia/Pegisia Tempat Jika kejadia pertama dapat terjadi dalam a cara berbeda, kejadia kedua dapat terjadi dalam b cara berbeda, kejadia ketiga dapat terjadi dalam c cara berbeda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki 18 III. METODE PENELITIAN A. Subyek da Tempat Peelitia Subjek peelitia adalah siswa kelas X2 SMA Budaya Badar Lampug Tahu Ajara 2010-2011 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 19 siswa lakilaki da

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 10 Pekanbaru, semester

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 10 Pekanbaru, semester 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kelas X MA N 0 Pekabaru, semester tahu ajara 03/04. Waktu pegambila data dilaksaaka pada bula eptember 03. B. Objek da

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi 5 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMPN 0 Badar Lampug, dega populasi seluruh siswa kelas VII. Bayak kelas VII disekolah tersebut ada 7 kelas, da setiap kelas memiliki

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

2 BARISAN BILANGAN REAL

2 BARISAN BILANGAN REAL 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

Aturan Pencacahan. Contoh: Berapa banyak kemungkinan jalur yang dapat dilalui dari Kota A ke Kota D?

Aturan Pencacahan. Contoh: Berapa banyak kemungkinan jalur yang dapat dilalui dari Kota A ke Kota D? Atura Pecacaha A. Atura Perkalia Jika terdapat k usur yag tersedia, dega: = bayak cara utuk meyusu usur pertama 2 = bayak cara utuk meyusu usur kedua setelah usur pertama tersusu 3 = bayak cara utuk meyusu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMP Negeri 1 Seputih Agug. Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agug sebayak 248 siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subjek da Tempat Peelitia Subjek dari peelitia adalah siswa kelas.b SMA Muhammadiyah 2 Badar Lampug Tahu Ajara 2011-2012 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 15 siswa laki-laki

Lebih terperinci

PELUANG. Kegiatan Belajar 1 : Kaidah Pencacahan, Permutasi dan kombinasi

PELUANG. Kegiatan Belajar 1 : Kaidah Pencacahan, Permutasi dan kombinasi PELUANG Kegiata Belajar : Kaidah Pecacaha, Permutasi da kombiasi A. Kaidah Pecacaha. Prisip Dasar Membilag Jika suatu operasi terdiri dari tahap, tahap pertama dapat dilakuka dega m cara yag berbeda da

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Berdasarka pertayaa peelitia yag peeliti ajuka maka jeis peelitia ii adalah peelitia diskriptif kuatitatif. Dalam hal ii peeliti aka mediskripsika kemampua relatig,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan. 9 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di MTs Muhammadiyah Natar Lampug Selata. Populasiya adalah seluruh siswa kelas VIII semester geap MTs Muhammadiyah Natar Tahu Pelajara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

9 Departemen Statistika FMIPA IPB Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351 9 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Pegatar Aalisis utuk Data Respo Kategorik Data respo kategorik Sebara

Lebih terperinci

Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sudah Anda kenal di sekolah menengah, bahkan sejak sekolah

Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sudah Anda kenal di sekolah menengah, bahkan sejak sekolah Modul Himpua Dra Sri Haryati Kartiko, MS PENDHULUN impua sudah da keal di sekolah meegah, bahka sejak sekolah H dasar Himpua merupaka usur yag petig dalam probabilitas, sehigga dipelajari kembali dalam

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Kelas : IX (Sembila) Mata Pelajara : Matematika Semester : II (dua) BILANGAN Stadar : 5. Memahami sifat-sifat da betuk akar serta pegguaaya dalam pemecaha masalah sederhaa

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real: BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujua Peelitia Peelitia ii bertujua utuk megetahui apakah terdapat perbedaa hasil belajar atara pegguaa model pembelajara Jigsaw dega pegguaa model pembelajara Picture ad Picture

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

Kompetisi Statistika Tingkat SMA

Kompetisi Statistika Tingkat SMA . Arya da Bombom melakuka tos koikoi yag seimbag yag mempuyai sisi, agka da gambar Arya melakuka tos terhadap 6 koi, sedagka Bombom melakuka tos terhadap koi, maka peluag Arya medapatka hasil tos muka

Lebih terperinci

Matematika Diskret (Kombinatorial - Permutasi) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs

Matematika Diskret (Kombinatorial - Permutasi) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Matematika Diskret (Kombiatorial - Permutasi) Istruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Pedahulua Sebuah sadi-lewat (password) pajagya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau agka. Berapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

BAB VI PELUANG DAN STATISTIKA DASAR

BAB VI PELUANG DAN STATISTIKA DASAR BB VI PELUNG DN STTISTIK DSR. Kosep Peluag da Pegelolaa Data Peluag serigkali diperluka oleh seseorag utuk melihat besarya kemugkia atau kesempata utuk terjadiya sesuatu. Sebagai cotoh, coba ada perhatika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 7 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Badar Lampug Semester Geap Tahu Pelajara 0/0, yag terdiri dari 9 kelas. Dalam peelitia

Lebih terperinci

Soal-soal Latihan: jika Misalkan n adalah bilangan genap. Buktikan bahwa

Soal-soal Latihan: jika Misalkan n adalah bilangan genap. Buktikan bahwa Soal-soal Latiha:. Misalka kita aka meyusu kata-kata yag dibetuk dari huru-huru dalam kata SIMALAKAMA, jika a. huru S mucul setelah huru K (misalya, ALAMAKSIM). b. huru A mucul berdekata. c. tidak memuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga Peelitia 1. Pedekata Peelitia Peelitia ii megguaka pedekata kuatitatif karea data yag diguaka dalam peelitia ii berupa data agka sebagai alat meetuka suatu keteraga.

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang. Adri Priadana ilkomadri.com

Kombinatorial dan Peluang. Adri Priadana ilkomadri.com Kombiatorial da Peluag Adri Priadaa ilkomadri.com Pedahulua Sebuah kata-sadi (password) pajagya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau agka. Berapa bayak kemugkia kata-sadi yag dapat dibuat?

Lebih terperinci

Oleh: Yunissa Rara Fahreza Akuntansi Teknologi Sistem Informasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT

Oleh: Yunissa Rara Fahreza Akuntansi Teknologi Sistem Informasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT Oleh: Yuissa Rara Fahreza Akutasi Tekologi Sistem Iformasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT ILUSTRASI 1 Misal ada 3 buah kelereg yag berbeda wara : merah (m), kuig (k) da

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 < II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterbagia Secara umum apabila a bilaga bulat da b bilaga bulat positif, maka ada tepat satu bilaga bulat q da r sedemikia sehigga : = +, 0 < dalam hal ii b disebut hasil bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Meurut Sukardi, (003:7) Metodologi peelitia adalah cara yag dilakuka secara sistematis megikuti atura-atura, direcaaka oleh para peeliti utuk memecahka permasalaha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011. III. METODE PENELITIAN A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di halama Pusat Kegiata Olah Raga (PKOR) Way Halim Badar Lampug pada bula Agustus 2011. B. Objek da Alat Peelitia Objek peelitia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia eksperime. Karea adaya pemberia perlakua pada sampel (siswa yag memiliki self efficacy redah da sagat redah) yaitu berupa layaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. III. METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Subjek peelitia ii adalah siswa kelas VIIB semester gajil SMP Negeri 22 Badar Lampug Tahu Pelajara 2009-2010 dega jumlah siswa 32 orag terdiri dari 12 siswa laki-laki

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Teorema Bayes. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Teorema Bayes. Adam Hendra Brata robabilitas da Statistika Teorema ayes dam Hedra rata Itroduksi - Joit robability Itroduksi Teorema ayes eluag Kejadia ersyarat Jika muculya mempegaruhi peluag muculya kejadia atau sebalikya, da adalah

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan bermaksud mengetahui Pengaruh Metode Discovery Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan bermaksud mengetahui Pengaruh Metode Discovery Learning 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii digologka ke dalam peelitia eksperime. Eksperime yag dilakuka bermaksud megetahui Pegaruh Metode Discovery Learig terhadap Kemampua Pemecaha

Lebih terperinci

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA Matematika Kelas IX Semester BAB Statistika STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA A. Statistika Pegertia Statistika Statistika adalah ilmu yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Dalam peelitia ii peeliti megguaka jeis Peelitia Tidaka Kelas (Classroom Actio Research) dega megguaka metode Diskriptif Kuatitatif. Peelitia Tidaka Kelas

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL

SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL SOAL-SOAL LATIHAN BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DAN GEOMETRI UJIAN NASIONAL Peserta didik memiliki kemampua memahami kosep pada topik barisa da deret aritmetika da geometri. Peserta didik memilki kemampua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Statistika penyajian DATA untuk memperoleh INFORMASI penafsiran DATA. Data (bentuk tunggal : Datum ) : ukuran suatu nilai

PENDAHULUAN. Statistika penyajian DATA untuk memperoleh INFORMASI penafsiran DATA. Data (bentuk tunggal : Datum ) : ukuran suatu nilai 1. Pegertia Statistika PENDAHULUAN Statistika berhubuga dega peyajia da peafsira kejadia yag bersifat peluag dalam suatu peyelidika terecaa atau peelitia ilmiah. Statistika peyajia DATA utuk memperoleh

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Metodelogi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi. dalam penelitian. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29)

III. METODELOGI PENELITIAN. Metodelogi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi. dalam penelitian. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29) III. METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Peelitia Metodelogi adalah sekumpula prosedur yag terdokumetasi medefiisika siklus pemecaha masalah atau pegembagaya da meetuka bagaimaa sistem aka dibagu metodelogi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia pada peelitia ii adalah peelitia eksperime semu atau biasa disebut pre-eksperime. Karea pada peelitia ii, peeliti haya megguaka kelas eksperime

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat da Waktu Peelitia Pegambila data peelitia dilakuka di areal revegetasi laha pasca tambag Blok Q 3 East elevasi 60 Site Lati PT Berau Coal Kalimata Timur. Kegiata ii dilakuka

Lebih terperinci

DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES)

DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES) MATEMATIKA II DERET TAK HINGGA (INFITITE SERIES) sugegpb.lecture.ub.ac.id aada.lecture.ub.ac.id BARISAN Barisa merupaka kumpula suatu bilaga (atau betuk aljabar) yag disusu sehigga membetuk suku-suku yag

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Interpolasi

Bab 3 Metode Interpolasi Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Unand

Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Unand TEKIK SAMPLIG PCA SEDERHAA Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusa Matematika FMIPA Uad Defiisi : Jika suatu cotoh berukura diambil dari suatu populasi berukura sedemikia rupa sehigga setiap kemugkia cotoh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif, karena 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia deskriptif-kuatitatif, karea melalui peelitia ii dapat dideskripsika fakta-fakta yag berupa kemampua siswa kelas VIII SMP

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN

UKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN UKURAN PEMUSATAN DATA TUNGGAL DATA KELOMPOK. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL. MEAN / RATA-RATA. MODUS 3. MEDIAN 4. KUARTIL UKURAN PENYEBARAN JANGKAUAN HAMPARAN RAGAM / VARIANS SIMPANGAN BAKU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS.1 Pegertia-pegertia Lapaga pekerjaa adalah bidag kegiata dari pekerjaa/usaha/ perusahaa/kator dimaa seseorag bekerja. Pekerjaa utama adalah jika seseorag haya mempuyai satu pekerjaa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI Diajuka Utuk Memeuhi Sebagia Syarat Gua Memperoleh Gelar Sarjaa Komputer (S.Kom) Pada

Lebih terperinci

Induksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta

Induksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Iduksi Matematika Pertemua VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusa Tekik Iformatika UPN Vetera Yogyakarta Metode pembuktia utuk peryataa perihal bilaga bulat adalah iduksi matematik. Cotoh

Lebih terperinci

EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI

EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI Oleh: Sutopo Jurusa Fisika FMIPA UM sutopo@fisika.um.ac.id Ditulis pada sekitar bula Maret 2011. Diuggah pada 3 Desember 2011 PROBLEM Gambar di bawah ii meyataka

Lebih terperinci