PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA"

Transkripsi

1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENALAN JENIS-JENIS IKAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA Suharto Jat Santoso *, Bud Setyono **, R. Rzal Isnanto ** Abstrak - Selama n pengenalan jens kan pada umumnya dlakukan secara manual menggunakan pengamatan mata. Ikan-kan dplh sesua jensnya dan dmasukkan ke wadah. Bagamanapun juga pemlhan kan-kan tersebut akan membutuhkan waktu yang lama, apalag dalam jumlah yang sangat banyak, sehngga dperlukan pengenalan kan secara automats. Pada kasus n komputer dapat mengatasnya dengan cara melakukan proses pengenalan kan yang dambl melalu foto dgtal, kemudan dproses melalu suatu perangkat lunak dan haslnya berupa ctra kan dan nama kan yang dkenal. Sudah banyak metode pengenalan ctra yang dkembangkan dan daplkaskan. Pada Tugas Akhr n dkembangkan teknk pengenalan ctra dengan menggunakan metode Analss Komponen Utama, dmana beberapa ctra akan dkenal jka ctra tersebut sama atau mrp sesua dengan ctra yang ada d dalam bass-data. Peneltan dmula dengan merancang sebuah program komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman Matlab. Program hasl rancangan tersebut dgunakan untuk menguj metode PCA dengan menggunakan sejumlah ctra kan. Metode pengenalan yang dpaka menggunakan ketetanggaan terdekat (nearest neghbour). Dar peneltan yang dlakukan, dsmpulkan bahwa PCA cukup layak djadkan metode pengenalan kan. Pengujan dlakukan berdasarkan jumlah ctra lath. Data peneltan menunjukkan hasl pengenalan yang bak tanpa ada kesalahan pada 46 pengujan menggunakan empat ctra lath. Kata-kunc: ctra dgtal, analss komponen utama (PCA), ketetanggaan terdekat (nearest neghbour). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabla ngn mengambl ctra kan menggunakan kamera, kemudan ngn menympan hasl karyanya tu ke dalam komputer maka palng tdak harus memperhtungkan dua masalah. Pertama, bagamana caranya ctra kan tersebut dapat dsmpan ke dalam komputer. Jka masalah pertama sudah teratas msalnya menggunakan pemayar untuk mengkonvers ctra analog tersebut menjad ctra dgtal atau menggunakan kamera dgtal sehngga langsung dapat mentransfer hasl karyanya tu ke dalam komputer menggunakan kabel seral atau USB, maka masalah kedua akan muncul yatu bagamana ctra kan yang sudah dsmpan ke perangkat komputer dapat dkenal oleh perangkat komputer tu sendr. Masalah n akan sangat terasa pada saat ngn mengenal ctra kan yang berbeda jensnya dalam jumlah banyak, msalnya pada suatu tempat penyortran kan. Untuk membuat data pengenalan jens-jens kan dapat dproses secara cepat maka dlakukan suatu proses pengenalan ctra kan yang dambl melalu foto dgtal, kemudan dar foto tersebut akan dproses melalu suatu perangkat lunak dan haslnya berupa data nama jens kan yang akan dkenal. Pengenalan kan adalah cara mengdentfkaskan kan berdasarkan gambaran bentuk pola tubuh kan beserta crcrnya. Otak manusa memlk kemampuan yang handal dalam melakukan pengenalan kan tersebut. Dengan berkembangnya dan semakn meluasnya penggunaan komputer, dharapkan kemampuan pengenalan kan yang dmlk oleh manusa dapat dadops pada perangkat pntar tersebut. Analss Komponen Utama atau lebh dkenal dengan PCA (Prncpal Components Analyss) adalah suatu metode ekstraks cr atau pengkompresan data yang mampu mengdentfkaskan cr tertentu yang merupakan karakterstk suatu ctra (dalam hal n adalah kan). PCA bertujuan mentransformaskan sejumlah besar varabel yang berkorelas menjad beberapa varabel yang tdak berkorelas tanpa menghlangkan nformas pentng d dalamnya. Pengenalan jens-jens kan n dlakukan terutama bertujuan untuk memudahkan pengamblan data nama jens-jens kan dan dapat dproses secara cepat. Ada berbaga macam metode yang dapat dgunakan, namun yang dterapkan pada Tugas Akhr kal n adalah metode Analss Komponen Utama. 1.2 Tujuan Tujuan Tugas Akhr n adalah merancang suatu perangkat lunak untuk mengenal nama jens-jens kan menggunakan metode Analss Komponen Utama. 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah Tugas Akhr adalah sebaga berkut : 1. Metode pengolahan ctra dgtal yang akan dgunakan adalah Analss Komponen Utama (Prncpal Components Analyss). 2. Ctra yang dgunakan dalam peneltan n adalah hasl pemotretan dengan menggunakan kamera dgtal, yang telah dubah ukuran menjad pksel. 3. Format ctra yang dgunakan sebaga masukan adalah JPEG (ekstens *.jpg). 4. Ctra masukan yang dgunakan beraras keabuan, tanpa membahas proses yang terlbat d dalamnya. 5. Program bantu yang dgunakan adalah MATLAB Jens kan yang dpaka yatu bandeng, bawal, guram, karper, lele, dan mujar dengan ukuran dan pengamblan poss ctra kan yang berbeda. II. DASAR TEORI 2.1 Ctra Dgtal Secara harfah, ctra adalah gambar pada bdang dua dmens. Dtnjau dar sudut pandang matemats, ctra merupakan fungs menerus dar ntenstas cahaya pada bdang dua dmens. Sumber cahaya menerang objek, objek memantulkan kembal sebagan berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya n dtangkap oleh alat-alat optk, msalnya mata manusa, kamera, pemnda (scanner), dan sebaganya, sehngga bayangan objek yang dsebut ctra tersebut terekam. Ctra yang dmaksudkan d dalam

2 keseluruhan Tugas Akhr n adalah ctra dam. Ctra dam adalah ctra tunggal yang tdak bergerak atau basa dsebut ctra saja. Sebuah ctra kaya nformas, namun serngkal ctra mengalam penurunan mutu (degradas), msalnya mengandung cacat atau derau (nose), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, kabur (blurrng), dan sebaganya. Tentu saja ctra semacam n menjad lebh sult dnterpretas karena nformas yang dsampakan oleh ctra tersebut menjad kurang. Agar ctra yang mengalam gangguan mudah dnterpretas (bak oleh manusa maupun mesn), maka ctra tersebut perlu dmanpulas menjad ctra lan yang kualtasnya lebh bak. Bdang stud yang menyangkut hal n adalah pengolahan ctra (mage processng). Pada Tugas Akhr n kasus yang dambl adalah menyangkut pengenalan ctra (mage recognton). Pengenalan ctra tu sendr adalah pemrosesan ctra, khususnya dengan menggunakan komputer, sehngga hasl pemrosesan ctra tersebut dapat dkenal sesua bass data yang tersmpan d dalam komputer. Ctra dgtal dambl dengan cara melakukan pemotretan terhadap suatu objek. Pemotretan dapat dlakukan dengan kamera analog maupun kamera dgtal. Selanjutnya hasl pemotretan tersebut dubah menjad suatu data dgtal yang dsebut dengan ctra dgtal supaya dapat dolah oleh komputer. Jka menggunakan kamera analog, maka foto analog hasl cetak harus dpayar terlebh dahulu untuk mendapatkan data ctra dgtal. Jka menggunakan kamera dgtal, data hasl pemotretan yang dsmpan pada memor kamera sudah berbentuk dgtal dan dapat langsung dkrm ke komputer menggunakan kabel data seral, USB, atau nframerah, tergantung spesfkas kamera dgtal yang dgunakan. Untuk mendapatkan ctra dgtal selan dengan cara merekam langsung secara dgtal, dperlukan suatu proses konvers dar analog, yang bersfat kontnu ke dgtal. Konvers n melput proses pencuplkan (samplng), yang akan membuat sejumlah ks arah horsontal dan vertkal untuk menghaslkan gambar dalam bentuk lark dua dmens. Sejumlah elemen dar lark tersebut adalah elemen gambar yang dnyatakan dengan pksel. Ukuran dan jumlah pksel dalam menyajkan suatu ctra menentukan kualtas atau kehalusan suatu ctra dgtal. Semakn banyak jumlah pksel dan semakn kecl ukuran pksel, maka tngkat kehalusan suatu ctra yang dnyatakan dengan resolus, akan semakn tngg, dan kualtasnya akan semakn bagus. Proses selanjutnya adalah kuantsas, yatu proses untuk menyatakan tngkat keabuan atau warna suatu ctra dalam suatu nla nteger tertentu. Tngkat kecerahan atau kedalaman warna suatu ctra tergantung dar besar keclnya rentang nla nteger yang dgunakan. Semakn besar rentang nteger, yang dnyatakan dengan banyaknya bt untuk menympan nla nteger tertentu, maka semakn tngg tngkat kecerahan atau kedalaman warna suatu ctra. Msalkan dgunakan 8-bt, maka akan dperoleh 256 tngkat keabuan. 2.2 Tngkat Warna Ctra Berdasarkan tngkat pewarnaan, ctra dapat dbag menjad dua kelas, yatu ctra monokrom atau htam puth, yang merupakan ctra satu kanal, dan ctra mult-spektral atau multwarna. Ctra htam puth menyajkan warna dengan nla nteger pada pksel yang menyatakan tngkat keabuan dar htam ke puth. Jad msalkan pada ctra 8-bt dengan 256 tngkat keabuannya, maka nla 0 akan menyatakan warna htam, semakn nak nla warnanya akan semakn cerah, dan akhrnya pada batas nteger 255 warna yang dsajkan adalah puth. Sedangkan pada ctra mult-spektral, warna ctra dnyatakan oleh tga komponen warna, yatu merah, hjau, dan bru (RGB), sehngga penyajan warnanya adalah dalam bentuk fungs nla tngkat warna merah, hjau, dan f x, y, f x, y, f x y. Jens bru: merah hjau bru, pewarnaan pada ctra yang dgunakan pada Tugas Akhr n adalah kelas ctra yang dgunakan adalah ctra htam puth dengan 256 tngkat keabuan. Intenstas ctra beraras keabuan dsmpan sebaga nteger 8 bt sehngga memberkan 2 8 = 256 tngkat keabuan dar warna htam sampa warna puth. Dengan menggunakan pola 8 bt n ctra beraras keabuan membutuhkan ruang memor, dsk, dan waktu pengolahan yang lebh sedkt darpada ctra berwarna (RGB). Pada Gambar 2.1 dperlhatkan vsualsas 256 aras keabuan. Gambar 2.1 Vsualsas 256 aras keabuan Sedangkan Gambar 2.2 menunjukkan contoh perbedaan antara ctra berwarna menjad ctra beraras keabuan dengan menggunakan pola 8-bt. Gambar 2.2 Perbedaan ctra berwarna menjad ctra beraras keabuan 2.3 Analss Komponen Utama Sasaran utama dgunakannya teknk Analss Komponen Utama pada tugas akhr n adalah untuk mereduks dmens ctra sehngga menghaslkan varabel yang lebh sedkt. Analss Komponen Utama (Prncpal Component Analyss) atau PCA adalah suatu metode yang melbatkan prosedur matematka yang mengubah dan mentransformaskan sejumlah besar varabel yang berkorelas menjad sejumlah kecl varabel yang tdak berkorelas, tanpa menghlangkan nformas pentng d dalamnya. Sejumlah ctra dua dmens dar setap objek tga dmens yang akan dkenal, dkumpulkan untuk mewakl objek tersebut sebaga ctra acuan. Dar sekumpulan ctra acuan tersebut, kemudan akan dlakukan ekstraks cr

3 untuk memperoleh nformas karakterstk (cr) dar objek tersebut. Hasl ekstraks cr dgunakan untuk dalam proses pengenalan objek multorentas. Analss Komponen Utama banyak dgunakan untuk memproyekskan atau mengubah suatu kumpulan data berukuran besar menjad bentuk sajan data dengan ukuran yang lebh kecl. Transformas PCA terhadap sebuah ruang data yang besar akan menghaslkan sejumlah vektor bass ortonormal dalam bentuk kumpulan vektor egen dar suatu matrks kovaran tertentu yang dapat secara optmal menyajkan dstrbus data. Ortonormal berart bahwa vektor-vektor bass tersebut adalah salng ortogonal (tegak lurus) ternormalsas (merupakan hasl perkalan dengan suatu konstanta sehngga memlk nla yang telah bersesuaan, bersesuaan dalam hal n nla kuadratnya adalah 1). Dua vektor taknol adalah ortogonal jka dan hanya jka hasl kal ttknya (hasl kalnya skalar) adalah nol. Sasaran dar PCA adalah menangkap varas total dar ctra kan-kan yang ada d dalam bass data yang dlathkan. Untuk kemudan mereduksnya sehngga menjad varabel-varabel yang lebh sedkt. Dengan reduks n maka waktu komputas dapat dkurang dan kompleksttas dar kan yang tdak perlu dapat dhlangkan. Dengan mereduks sehngga dmensnya menjad lebh kecl, maka vektor mana yang harus dreduks dan mana yang tdak dreduks dapat dtentukan dengan mengurutkan nla egen terbesar ke nla egen terkecl dan vektor egennya durutkan sesua dengan nla egen yang bersangkutan. Vektor yang dreduks adalah vektor yang mempunya nla egen yang kecl, karena nla egen yang kecl menandakan nformas yang dbawa tdaklah seberapa pentng, sehngga dapat dreduks tanpa mempengaruh ruang ctra. Secara sngkat langkah-langkah dar proses pembentukan ruang egen menggunakan Analss Komponen Utama adalah sebaga berkut: 1. Msalnya, terdapat sejumlah n ctra. X x 1 x 2 x n (2.4) 2. Menghtung ctra rata-rata dar matrks X dengan persamaan sebaga berkut. 1 n x x (2.5) n 1 3. Mengurang matrks X dengan ctra rata-rata, sehngga ddapatkan matrks Y sebaga berkut. Y x 1 x x 2 x x n x (2.6) 4. Menentukan matrks kovarans C dengan dmens m m, yatu jumlah pksel jumlah pksel sebaga berkut. T C Y Y (2.7) 5. Mencar nla egen dan vektor egen dar C sehngga memenuh persamaan: C. b. b (2.8) dmana b adalah vektor egen dan adalah nla egen. e e e 6. Jka 1 2 M dan 1 2 M adalah Analss Komponen Utama atau vektor egen dan nla egen dar matrks kovarans C, maka harga e dapat dhtung dar hasl langkah 6. e Y 1 Y 2 Y M * (2.9) 7. Menentukan jumlah vektor egen e m berdasarkan nla ambang, yatu dengan mengambl sejumlah tertentu dar vektor egen e. 2.4 Ketetanggaan Terdekat Sebuah objek mempunya banyak varas pola yang dapat djadkan dasar nformas untuk mengenal objek tersebut. Msalnya, bentuk kan bsa mempunya banyak varas penampakan yang dperoleh dengan melakukan varas ekspres, varas sudut pandang, maupun varas pencahayaan yang dapat dgunakan sebaga pola atau cr dar bentuk kan tersebut. Proses pengenalan yang terjad pada suatu sstem pengenalan pola pada umumnya adalah dengan membandngkan suatu pola masukan dengan pola yang telah tersmpan pada sstem tersebut. Selanjutnya, sebaga bagan dar pengenalan pola, pengenalan kan dengan metode PCA pun bekerja dengan prnsp yang sama. Setelah melakukan proses pelathan, maka akan dhaslkan suatu pola lath yang pada metode n berupa vektor cr yang bers komponen utama dar sejumlah ctra lath (ctra yang dlathkan ke sstem). Sejumlah vektor cr tersebut dsmpan dalam suatu matrk, dan akan dkeluarkan pada saat proses pengenalan. Untuk proses pengenalan, suatu ctra uj (ctra yang dsajkan ke sstem untuk proses pengenalan) yang memlk dmens yang sama dengan ctra lath telah dsajkan ke sstem. Ctra uj tersebut kemudan dekstras cr dengan cara mengalkan dengan vektor egen ctra lath, dan akan menghaslkan vektor cr berskan komponen utama yang memlk dmens yang sama dengan vektor cr ctra lath. Setelah ddapatkan vektor cr dar ctra uj, maka proses selanjutnya adalah membandngkan vektor cr dar ctra uj dengan vektor cr ctra lath. Perbandngan tersebut dapat dlakukan dengan cara menghtung jarak eucldean (eucldean dstance), yang merupakan selsh nla pksel antara 2 vektor tersebut. Jarak eucldean adalah akar dar jumlah selsh kuadrat antara 2 vektor, dan secara matemats dapat drumuskan: Rumus untuk mencar jarak eucldean adalah. K 2 dsta, b a b (2.10) 1 dengan dst (a,b) adalah jarak eucldean antara vektor a dan vektor b ; a adalah komponen ke dar vektor a ; b adalah komponen ke dar vektor b ; K adalah jumlah komponen pada vektor a dan vektor b. Dar hasl perhtungan jarak eucldean tersebut dapat dtentukan suatu ctra wajah adalah mrp bla memlk jarak yang palng dekat.

4 III. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Bab n membahas perencanaan smulas sstem pengenalan jens kan yang secara umum terdr atas dua proses pentng, yatu proses pelathan dan proses pengenalan. Proses pelathan mencakup proses penyajan sejumlah kan lath (berupa ctra berukuran m n pksel) pada sstem, yang kemudan akan dtransformaskan dengan metode Analss Komponen Utama menjad beberapa varabel yang berdmens lebh kecl untuk dsmpan dalam memor sstem. Proses pengenalan adalah proses penyajan kan (ctra) uj ke sstem yang telah terlath untuk kemudan dkenal dengan denttas yang sesua oleh sstem pengenalan kan. Secara gars besar dagram proses sstem pengenalan kan n dapat dlhat pada Gambar 3.1. T C Y Y Mula Menyapkan bass-data Pelathan Y em T X Pengenalan Selesa Gambar 3.1 Dagram proses sstem pengenalan kan Dagram pada Gambar 3.1 menunjukkan bahwa secara umum program pengenalan kan pada Tugas Akhr n terdr atas tga proses pentng. Ketga proses tersebut yang pertama adalah menyapkan bass-data yatu dperlukan sekumpulan ctra kan dengan ukuran pksel yang sama yang dsapkan untuk pelathan. Kedua adalah pelathan sstem yang merupakan proses ekstraks cr terhadap sejumlah ctra lath dengan menggunakan metode PCA sehngga menghaslkan sejumlah vektor cr ctra lath. Dalam rangka pelathan sstem, dperlukan sekumpulan ctra yang dsapkan untuk pelathan dengan ukuran pksel yang sama. Sebelum dsajkan ke bass-data, suatu ctra lath perlu dtamplkan terlebh dahulu untuk memastkan bahwa ctra yang akan dsajkan ke bass-data adalah sesua dengan nama atau ndvdu tertentu. Sebuah dagram alr pada Gambar 3.2 dberkan untuk menjelaskan proses tersebut. Ketga adalah proses pengenalan, yatu penyajan suatu ctra untuk dkenal dengan cara membandngkan vektor cr ctra tersebut dengan vektor cr ctra lath. Setelah dlathkan, maka sstem telah sap untuk melaksanakan tugas utamanya, yatu pengenalan kan. Dengan demkan, hal pertama yang akan dlakukan adalah menyajkan ctra uj ke sstem. Ctra uj tersebut cara untuk mengamblnya adalah sama sepert pada penyajan ctra lath ke bass-data, yatu dengan menggunakan suatu kotak dalog yang dapat melhat folder tempat berkas ctra uj tersebut berada. Gambar 3.2 Dagram proses sstem pelathan kan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasl Peneltan Hal yang dtelt dalam Tugas Akhr n adalah pengaruh jumlah ctra lath terhadap hasl pengenalan ctra uj. 4.2 Pembahasan Hasl Peneltan Delapan puluh dua ctra terdr atas 6 jens ctra kan, yang terdr atas 36 ctra untuk bass-data, dan 46 ctra untuk ctra uj, telah dkumpulkan dalam rangka persapan untuk peneltan n. Proses pengumpulan ctra menggunakan meda kamera dgtal dengan latar belakang ctra menggunakan warna puth dengan jarak pemotretan 46 cm. Seluruh ctra tersebut semuanya telah dubah dmens dan warnanya sehngga berukuran pksel, dan berada pada aras warna 256 tngkat keabuan. Dalam rangka pengujan n, sstem dlathkan menggunakan sampa dengan 4 ctra lath. Hasl dar pengujan n dapat dlhat secara lengkap pada Tabel 4.1 dan 4.2. TABEL 4.1 HASIL PENGUJIAN MENGGUNAKAN 1 CITRA LATIH No. Ctra uj Hasl pengenalan Kesmpulan Jarak Ctra terdekat pengenalan 1 bandeng mujar-1 Tdak sesua 2 bandeng mujar-1 Tdak sesua 3 bandeng mujar-1 Tdak sesua 4 bandeng mujar-1 Tdak sesua 5 bandeng bandeng-1 Sesua 6 bandeng mujar-1 Tdak sesua 7 bandeng mujar-1 Tdak sesua 8 bawal bawal-1 Sesua 9 bawal bawal-1 Sesua

5 10 bawal bawal-1 Sesua 11 bawal karper-1 Tdak sesua 12 guram bawal-1 Tdak sesua 13 guram bawal-1 Tdak sesua 14 guram bawal-1 Tdak sesua 15 guram bawal-1 Tdak sesua 16 guram bawal-1 Tdak sesua 17 guram bawal-1 Tdak sesua 18 karper karper-1 Sesua 19 karper mujar-1 Tdak sesua 20 karper karper-1 Sesua 21 karper mujar-1 Tdak sesua 22 karper mujar-1 Tdak sesua 23 karper karper-1 Sesua 24 karper mujar-1 Tdak sesua 25 karper mujar-1 Tdak sesua 26 lele karper-1 Tdak sesua 27 lele lele-1 Sesua 28 lele lele-1 Sesua 29 lele lele-1 Sesua 30 lele lele-1 Sesua 31 lele mujar-1 Tdak sesua 32 lele lele-1 Sesua 33 lele lele-1 Sesua 34 lele lele-1 Sesua 35 mujar mujar-1 Sesua 36 mujar mujar-1 Sesua 37 mujar mujar-1 Sesua 38 mujar mujar-1 Sesua 39 mujar mujar-1 Sesua 40 mujar mujar-1 Sesua 41 mujar mujar-1 Sesua 42 mujar mujar-1 Sesua 43 mujar mujar-1 Sesua 44 mujar mujar-1 Sesua 45 mujar mujar-1 Sesua 46 mujar mujar-1 Sesua sehngga dapat dperoleh prosentase kesalahan sebaga berkut: kesalahan Prosentase kesalahan = 100 % ctra uj 20 = 100 % 46 = 43, 47 % Jumlah kesalahan yang besar n dsebabkan belum adanya varas pada ctra lath yang dsajkan ke sstem, sehngga pada saat suatu kan dengan ekspres yang berbeda dar ctra lathnya dsajkan ke sstem untuk dkenal, ctra uj tersebut cenderung mengacu pada ctra lath kan lan yang bentuk ekspres kannya lebh mrp. Sedangkan untuk pengujan 2 dan 3 ctra lath dapat dperoleh prosentase kesalahan sebaga berkut: 9 Prosentase kesalahan 2 ctra lath = 100 % 46 = 19,56% 7 Prosentase kesalahan 3 ctra lath = 100 % 46 = 15,21% TABEL 4.2 HASIL PENGUJIAN MENGGUNAKAN 4 CITRA LATIH No. Ctra uj Hasl pengenalan Kesmpulan Jarak Ctra terdekat 1 bandeng bandeng-3 Sesua 2 bandeng bandeng-3 Sesua 3 bandeng bandeng-4 Sesua 4 bandeng bandeng-3 Sesua 5 bandeng bandeng-4 Sesua 6 bandeng bandeng-3 Sesua 7 bandeng bandeng-3 Sesua 8 bawal bawal-3 Sesua 9 bawal bawal-1 Sesua 10 bawal bawal-1 Sesua 11 bawal bawal-2 Sesua 12 guram guram-4 Sesua 13 guram guram-3 Sesua 14 guram guram-4 Sesua 15 guram guram-4 Sesua 16 guram guram-4 Sesua 17 guram guram-4 Sesua 18 karper karper-1 Sesua 19 karper karper-4 Sesua 20 karper karper-1 Sesua 21 karper karper-4 Sesua 22 karper karper-4 Sesua 23 karper karper-1 Sesua 24 karper karper-3 Sesua 25 karper karper-4 Sesua 26 lele lele-3 Sesua 27 lele lele-4 Sesua 28 lele lele-3 Sesua 29 lele lele-3 Sesua 30 lele lele-1 Sesua 31 lele lele-4 Sesua 32 lele lele-3 Sesua 33 lele lele-1 Sesua 34 lele lele-4 Sesua 35 mujar mujar-4 Sesua 36 mujar mujar-3 Sesua 37 mujar mujar-1 Sesua 38 mujar mujar-2 Sesua 39 mujar mujar-4 Sesua 40 mujar mujar-4 Sesua 41 mujar mujar-2 Sesua 42 mujar mujar-2 Sesua 43 mujar mujar-2 Sesua 44 mujar mujar-4 Sesua 45 mujar mujar-4 Sesua 46 mujar mujar-4 Sesua pengenalan Tngkat keberhaslan pengenalan pada pengujan menggunakan 4 ctra lath adalah cukup tngg, yatu 100%, dan mampu mengurang kesalahan pengenalan yang terjad pada pengujan dengan jumlah ctra lath yang lebh sedkt. Hal n kemungknan akbat varas ekspres kan dar ctra uj, yang membutuhkan sejumlah ctra lath dengan ekspres yang sesua untuk dapat dkenal dengan bak oleh sstem pengenalan kan. Oleh karenanya dapat dsmpulkan bahwa jumlah ctra lath berbandng lurus dengan knerja dar sstem pengenalan kan, dalam hal kemampuan melakukan pengenalan terhadap varas ekspres kan yang dsajkan ke sstem. Artnya, semakn banyak varas kan yang dlathkan, kemampuan sstem pengenalan kan juga akan semakn tngg.

6 V. PENUTUP 5.1 Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan dapat dambl beberapa kesmpulan sebaga berkut. 1. Pengamblan ctra kan menggunakan kamera dgtal dengan latar belakang ctra menggunakan warna puth dengan jarak pemotretan 46 cm. 2. Seluruh ctra kan yang dgunakan untuk pengujan menggunakan dmens berukuran , dan berada pada aras warna 256 tngkat keabuan. 3. Pada peneltan Tugas Akhr n, pengujan dlakukan berdasarkan jumlah ctra lath dengan pengujan pengenalan sebanyak 46 ctra uj. 4. Jumlah ctra lath yang dgunakan pada metode PCA berbandng lurus dengan knerja sstem pengenalan kan, artnya semakn banyak ctra lath yang dgunakan untuk pelathan, hasl pengenalan akan semakn bagus. 5. Faktor cr-cr kan juga berpengaruh pentng dalam sstem pengenalan, artnya setap jens kan semakn banyak cr-cr yang domnan, hasl pengenalan akan semakn akurat. 5.2 Saran Beberapa saran yang dapat dberkan untuk peneltan selanjutnya sebaga berkut. 1. Peneltan dapat dlanjutkan dengan menambahkan perangkat keras, yatu kamera bergerak untuk membuat sstem pengenalan kan dengan konds bergerak atau bersfat onlne. 2. Penggabungan dengan metode lan, msalnya menggunakan Jarngan Saraf Truan perlu dlakukan untuk memperoleh hasl pengenalan yang lebh bak. Suharto Jat Santoso (L2F000639) dlahrkan d Semarang, 8 Desember Menempuh penddkan d SDN Rejosar 1 Semarang lulus tahun 1994, kemudan melanjutkan ke SLTP Insttut Indonesa Semarang lulus tahun 1997, dlanjutkan lag d SMU Insttut Indonesa Semarang lulus tahun 2000, dan sampa saat n mash menyelesakan stud S1 d Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Dponegoro Semarang Konsentras Elektronka Telekomunkas dan semoga dapat lulus tahun Pembmbng I, Bud Setyono, S.T., M.T. NIP Tanggal Pembmbng II, Menyetuju dan Mengesahkan, R. Rzal Isnanto, S.T., M.M., M.T. NIP Tanggal... DAFTAR PUSTAKA [1]. Jan, A. K., Fundamentals of Dgtal Image Processng, Prentce Hall, [2]. Murn, A., Pengantar Pengolahan Ctra, PT. Elex Meda Komputndo, Jakarta, [3]. Munr, R., Pengolahan Ctra Dgtal dengan Pendekatan Algortmk, Informatka, Bandung, [4]. Patrdge, Matthew., Fast Dmensonalty Reducton and Smple PCA, December [5]. Romdhan, S., Face Recognton Usng Prncpal Components Analyss, Jul [6]. Smth, Lndsay., A Tutoral on Prncpal Components Analyss, February [7]. Wbowo, B.B., Pengenalan Wajah Menggunakan Analss Komponen Utama, Mahasswa Teknk Elektro Unverstas Dponegoro, Semarang, [8]. ----, Image Processng Toolbox User s Gude MATLAB Help v. 6.5, The MathWorks, Inc., Natck, MA., [9]. ----, Prncpal Components Analyss, Jul 2004.

7

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean

Matematika Eigenface Menggunakan Metrik Euclidean Matematka Egenface Menggunakan Metrk Eucldean 6 Ben Utomo Sekolah ngg eknolog Bontang, Indonesa Abstract Salah satu sstem pengenalan wajah (face recognton) adalah metode egenface. Metode n bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS

PERBANDINGAN PEMILIHAN TAPIS PENGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSNR, DAN INDEKS KUALITAS PERBADIGA PEMILIHA TAPIS PEGHAPUS DERAU PADA CITRA BERDASAR SIFAT STATISTIS, PSR, DA IDEKS KUALITAS Bernadetta Dyah Susant Wdoretno ), Achmad Hdayatno ), R. Rzal Isnanto ) Jurusan Teknk Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram

Histogram Citra. Bab Membuat Histogram Bab 6 Hstogram Ctra I nformas pentng mengena s ctra dgtal dapat dketahu dengan membuat hstogram ctra. Hstogram ctra adalah grafk yang menggambarkan penyebaran nla-nla ntenstas pxel dar suatu ctra atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN

ANALISIS KEMIRIPAN POLA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN AALISIS KEMIRIPA POLA CITRA DIGITAL MEGGUAKA METODE EUCLIDEA Eus St ur Asyah1), Abdul Hayat2), Puspa Wdant3), Shnta Yulnda Prasetya4), Helm Iskandar5) 1), 2 ), 3) Komputersas Akuntans AMIK Raharja Informatka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hidden Markov Model

Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hidden Markov Model Pengenalan Wajah Menggunakan Pseudo-2D Hdden Markov Model Anak Agung Gde Agung 1, Fazmah Arf Yulanto 2, Warh Maharan 3 1 Program Stud Komputersas Akuntans Polteknk Telkom, Bandung 2,3 Fakultas Teknk Informatka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude

BAB 2 LANDASAN TEORI. fungsi f(x,y), dimana x dan y merupakan spatial koordinat, dan tingkatan aplitude BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ctra Menurut Gonzales (2004, p1) Ctra bsa djelaskan sebaga 2 dmens dar fungs f(x,y), dmana x dan y merupakan spatal koordnat, dan tngkatan apltude pada poss n dsebut dengan ntenstas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PROPERTY DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM. DENGAN Principal Component Analysis (PCA)

PROPERTY DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM. DENGAN Principal Component Analysis (PCA) PROPERT DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM DENGAN Prncpal Component Analyss (PCA) Oleh : Hanna aa Parhusp, usp, Deva eawdyananto a dan Bernadeta Desnova Kr Program Stud Statstka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci