BAB 2 LANDASAN TEORI. ahli matematika lainnya di Kerala School membuat penemuan-penemuan (yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. ahli matematika lainnya di Kerala School membuat penemuan-penemuan (yang"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI.1 Kalkulus Pada abad ke-14, seorang ahli Matematika asal India, Madhava bersama rekanrekan ahli matematika lainnya di Kerala School membuat penemuan-penemuan (yang nantinya akan menjadi dasar-dasar kalkulus) dan selanjutnya tidak pernah dikembangkan oleh siapapun dan di manapun di dunia ini dari sejak saat itu. Hingga akhirnya perkembangan penemuan itu terjadi pada abad ke-17, di mana Newton dan Leibniz menemukan secara terpisah teorema fundamental kalkulus dan hasil karya pada notasi kalkulus. Kalkulus yang merupakan cabang pusat dari matematika, yang dikembangkan dari aljabar dan geometri dan dibangun dari dua buah ide tambahan utama. Salah satu konsepnya adalah kalkulus diferensial. Kalkulus diferensial mempelajari besarnya perubahan, yang biasanya digambarkan dengan kemiringan kurva. Konsep yang lain adalah kalkulus integral. Kalkulus integral mempelajari akumulasi jumlah seperti luas area di bawah kurva, jarak linear yang ditempuh dan volume. 9

2 . Kalkulus Diferensial Δy Kalkulus diferensial muncul dari pembelajaran limit kuosien,, sebagai Δx denominator Δx mendekati nol, di mana x dan y adalah peubah-peubahnya. Y dapat diekspresikan sebagai beberapa fungsi x, atau f(x), dan Δy dan Δx mewakili Δy penambahan koresponden, atau perubahan dalam y dan x. Limit dari Δx disebut Δy derivatif dari y terhadap x dan diindikasikan dengan atau Δx D x y : Δy dy Δx lim = 0 Δx = = D x y (..1) f(x h) f(x) D x y f' (x) h lim + = = (..) 0 h Gambar.1.1 Garis singgung pada (x,f(x)) 10

3 Gambar.1. secant kurva y = f(x) yang ditentukan oleh titik (x, f(x)) dan (x+h, f(x+h)). Simbol-simbol dy dan disebut diferensial-diferensial (di mana keduanya sebagai simbol dan bukan produk), dan proses menemukan derivatif y = f(x) disebut dy df(x) diferensiasi. Derivatif = juga didenotasikan sebagai y, atau f (x). Turunan f (x) merupakan fungsi dari x dan dapat diturunkan, yang mana hasilnya adalah turunan d y kedua yakni didenotasikan sebagai y, f (x) atau. Proses ini dapat dilanjutkan dengan meneruskan ke turunan ketiga, turunan keempat, dan seterusnya. Dalam prakteknya telah dikembangkan rumus untuk mencari turunan-turunan dari semua fungsi-fungsi yang ada. Misalnya, jika y = y = sin x, maka y = cos x. n x, maka y'= n-1 nx, dan jika Sebuah fungsi dikatakan differentiable pada titik x jka terdapat turunan dari fungsi tersebut di titik itu; sebuah fungsi disebut differentiable pada sebuah interval jika 11

4 untuk setiap x dalam interval itu fungsi tersebut dapat diturunkan. Jika sebuah fungsi tidak kontinu pada nilai x, maka tidak terdapat garis singgung dan fungsi tersebut tidak differentiable pada nilai x; bagaimanapun, bahkan jika sebuah fungsi kontinu pada nilai x, mungkin saja fungsi tersebut tidak differentiable. Dengan kata lain, differentiability mengarah pada kontinuitas, namun tidak sebaliknya..3 Kalkulus Integral Di dalam kalkulus, integral merupakan sebuah fungsi generalisasi dari luas, massa, isi, jumlah dan total. Proses menemukan integral disebut integrasi. Secara intuitif, integral dari fungsi f bilangan riil positif yang kontinu dengan satu variabel riil x di antara batas kiri a dan batas kanan b merepresentasikan daerah yang dibatasi oleh x = a dan x = b dan sumbu x. Lebih formalnya dapat dinyatakan sebagai berikut : S = (x,y) : a x b,0 y f(x) R, (.3.1) yang mana integral f di antara a dan b adalah pengukuran dari S. Leibniz memperkenalkan notasi s panjang yang standar untuk integral. Sehingga persamaan (.3.1) dapat ditulis menjadi b f(x). (.3.) a Persamaan di atas juga dapat dinyatakan sebagai berikut : h[f(a) f(a h) f(a h)... f(a (n 1)h)] h lim (.3.3) 1

5 Jika sebuah fungsi mempunyai sebuah integral, dikatakan fungsi itu integrable. Fungsi yang mana integralnya dihitung dinamakan integrand. Integral ini menghasilkan sebuah bilangan bukan fungsi. Teknik dasar yang paling banyak digunakan dalam menghitung integral dengan satu variabel riil didasarkan pada Teorema Fundamental Kalkulus. Teorema fundamental kalkulus menyatakan bahwa diferensiasi dan integrasi dalam pemikiran tertentu merupakan operasi invers. Hubungan ini memungkinkan kita untuk me-recover perubahan total dalam sebuah fungsi terhadap beberapa interval dari besarnya perubahan instan dengan mengintegrasikan yang terakhir. Teorema fundamental kalkulus menyediakan metode aljabar untuk menghitung banyak integral tertentu tanpa menampilkan proses limitdengan menemukan formula antiderivatif seperti pada persamaan (.3.4). hal ini juga merupakan prototipe solusi dari sebuah persamaan diferensial. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Pilih sebuah fungsi f(x) dan sebuah interval [a,b].. Cari antiderivatif dari f, yakni sebuah fungsi F sehingga F = f. 3. Dengan Teorema Fundamental Kalkulus, 4. b f(x) = F(b) F(a). a (.3.4) 5. Sehingga nilai integralnya adalah F(b)-F(a) Perhatikan bahwa integral bukanlah antiderivatif (integral berupa bilangan), tetapi teorema fundamental memungkinkan kita menggunakan antiderivatif untuk mengevaluasi integral. 13

6 Integral sendiri terbagi dua, yakni integral tertentu dan integral tak tentu. Pembagian ini didasarkan pada apakah batas atas dan batas bawahnya diketahui atau tidak. Integral yang mempunyai batas bawah dan batas atas disebut integral tertentu dan akan menghasilkan jawaban dalam bentuk bilangan. Integral disebut integral tak tentu jika integral tersebut tidak memiliki batas bawah dan batas atas. Dalam hal ini, jawaban yang dihasilkan akan masih dalam bentuk berpeubah dan akan dijumlahkan dengan satu buah konstanta, karena dalam perhitungan turunan bentuk konstanta apapun mempunyai nilai nol. Ekspresi integral tak tentu adalah : f(x) = F(x) + C (.3.5).4 Persamaan Diferensial Biasa.4.1 Definisi Sebuah Persamaan Diferensial Menurut Murray R. Spiegel (1971, p38), sebuah persamaan diferensial adalah sebuah persamaan yang meliputi turunan-turunan atau diferensial-diferensial. Berikut ini adalah contoh-contoh dari persamaan diferensial. Contoh 1. ( y" ) + 3x = ( y' ) 3 Contoh. Contoh 3. dy + y x = y dy x + y = x y V V Contoh 4. + = 0 x y 14

7 Persamaan dalam contoh 1-3 disebut persamaan diferensial biasa karena hanya memiliki satu peubah bebas. Persamaan dalam contoh 4 disebut persamaan diferensial parsial karena memiliki lebih dari satu peubah bebas..4. Orde Sebuah Persamaan Diferensial Menurut Murray R. Spiegel (1971, p38), sebuah persamaan yang memiliki sebuah derivatif dengan orde ke-n disebut sebuah persamaan diferensial orde n. Misalnya dalam contoh di atas, persamaan dalam contoh 1 merupakan persamaan diferensial dengan orde, sedangkan persamaan diferensial dalam contoh merupakan persamaan diferensial dengan orde Keberadaan dan Keunikan Solusi-Solusi Kemampuan memprediksikan secara langsung ada tidaknya sebuah solusi yang unik dari sebuah persamaan diferensial dan syarat-syarat yang diasosiasikan adalah penting. Misalnya untuk kasus persamaan diferensial orde satu sebagai berikut y = f(x,y) (.4.3.1) jawabannya dapat dilihat sebagai berikut Teorema Keberadaan dan Keunikan. Jika f(x,y) adalah kontinu dan mempunyai sebuah derivatif parsial yang kontinu terhadap y pada tiap titik dari daerah R yang ditentukan oleh x x 0 < δ, y y 0 < δ,, kemudian terdapat dalam R satu dan hanya satu solusi dari persamaan (.4.3.1) yang melewati titik (x, y0) 0. 15

8 .4.4 Persamaan Diferensial Parsial Menurut Murray R. Spiegel (1971, p58), sebuah persamaan diferensial parsial merupakan sebuah persamaan yang mengandung sebuah fungsi dengan dua atau lebih peubah bebas dan turunan parsialnya terhadap peubah-peubah yang dikandungnya. Menurut Murray R. Spiegel (1971, p58), orde sebuah persamaan diferensial adalah orde tertinggi derivatifnya. Contoh 1. u = x y merupakan sebuah persamaan diferensial orde x y dua. Menurut Murray R. Spiegel (1971, p58) sebuah masalah nilai batas yang melibatkan persamaan diferensial parsial mencari semua solusi persamaan diferensial mana yang memenuhi syarat disebut syarat batas..4.5 Rumus-Rumus Diferensial Menurut Murray R. Spiegel (1971, p4), berikut ini u,v mewakili fungsifungsi dari x sementara a,c,p mewakili konstanta. Kita asumsikan bahwa derivatif dari u dan v ada, yakni u dan v dapat didiferensiasikan d d d (u ± v) = (cu) = c (uv) = du du dv u ± + v dv du 16

9 4. d u v(du/) u(dv/) = v v 5. d u p 1 du = pu p du dalam kasus tertentu di mana u=x, maka. = 1.5 Kalkulus Variasi Kalkulus variasi adalah cabang matematika yang berhubungan dengan fungsi dari fungsi-fungsi, yang berlawanan dengan kalkulus biasa, yakni berhubungan dengan fungsi-fungsi dari bilangan-bilangan. Fungsional yang demikian misalnya dapat dibentuk sebagai integral yang melibatkan sebuah fungsi sembarang dan turunannya. Yang ingin dicapai di sini adalah fungsifungsi ekstremal : yang membuat fungsional tersebut mencapai nilai maksimum atau minimum. Kunci dari kalkulus variasi adalah persamaan Euler-Lagrange. Ini berhubungan dengan syarat stasioner sebuah fungsional. Sebagaimana mencari maksima dan minima sebuah fungsi, analisis perubahan kecil yang terjadi yang mendekati solusi yang diduga, haruslah memenuhi sebuah syarat yakni turunan pertamanya bernilai nol. Syarat perlu itu belumlah syarat cukup. Pengujian dilakukan dengan melihat apakah turunan keduanya lebih besar atau lebih kecil dari nol. 17

10 .6 Persamaan Euler-Lagrange Persamaan Euler-Lagrange yang dkembangkan oleh Leonhard Euler dan Joseph-Louis Lagrange pada tahun 1750-an, merupakan rumus utama dari kalkulus variasi. Rumus ini menyediakan sebuah cara untuk menyelesaikan fungsi-fungsi yang mengekstremkam sebuah fungsional yang diberikan. Rumus ini secara luas digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi dan secara analogi dari hasil kalkulus bahwa sebuah fungsi memperoleh ekstremnya jika turunannya bernilai nol. Secara formal, sebuah fungsional F(x, f(x), f (x)) dengan derivatif parsial parsial yang kontinu, fungsi f sembarang yang mengekstremkan fungsional F(x, f(x), f (x)) b J = F(x,f(x),f'(x) ) (.6.1) a juga harus memenuhi persamaan diferensial biasa df d df = 0 (.6.) df df' Contoh 18

11 Sebuah contoh standar dalam mencari jalur terpendek dari dua buah titk pada bidang datar. Asumsikan bahwa kedua titik tersebut dihubungkan oleh (a,c) dan (b,d). Panjang jalur y = f(x) di antara kedua titik ini adalah: b dy L = 1+ a (.6.3) Persamaan Euler-Lagrange akan meluas menjadi persamaan diferensial : d 1 dy + dy = 0 = C (.6.4) Dengan kata lain, sebuah garis lurus. Pembuktian persamaan Euler-Lagrange Derivatif persamaan Euler-Lagrange satu dimensi merupakan pembuktian klasik dalam bidang Matematika. Pembuktian ini bergantung pada lemma fundamental kalkulus variasi. Kita ingin mencari sebuah fungsi f yang memenuhi syarat batas f(a) = c, f(b) = d, yang menjadikan fungsional J = b F(x,f(x),f'(x)) ekstremum. a Kita asumsikan bahwa F mempunyai derivatif pertama yang kontinu. Jika f mengekstremumkan fungsional J dengan syarat-syarat batas di atas, maka setiap perubahan kecil dari f yang membuat nilai-nilai batas bernilai tetap juga harus 19

12 meningkatkan nilai J (jika f adalah sebuah minimizer) atau mengurangi J (jika f adalah maximizer). Misalkan η(x) adalah sebuah fungsi yang diferensiabel yang memenuhi syarat η(a) = η(b) = 0. kemudian tentukan b J( ε ) = F(x,f(x) + εη(x), f '(x) + εη' (x)) (.6.5) a Karena J(0) merupakan jumlah dari f, sebuah nilai ekstrem, hal ini mengakibatkan J'(0) = 0, misalnya b F F J' (0) = η(x) + η'(x) = 0 a f f' (.6.6) Langkah penting berikutnya adalah menggunakan integral parsial pada bentuk yang kedua sehingga persamaan di atas menjadi b b F d F F 0 = η(x) η(x) a f f' + f' (.6.7) a Dengan menggunakan syarat-syarat batas pada η, kita memperoleh b F d F 0 = ( ) a f' f' η x (.6.8) Dengan menggunakan lemma fundamental kalkulus variasi, diperolehlah persamaan Euler-Lagrange : 0

13 F d F 0 = (.6.9) f f'.7 Metode Variasional Penggunaan simbol variasional δ yang mempunyai fungsi yang secara analogi sama dengan diferensial d pada kalkulus akan lebih mudah. Misalkan diberikan sebuah fungsi F(x, y(x),y' (x)), atau lebih singkatnya F(x, y,y' ) di mana kita tetapkan x bernilai tetap, dapat kita nyatakan ΔF = F(x, y(x) + εη(x),y'(x) + εη'(x)) F(x, y(x),y' (x)) (.7.1) Dengan menggunakan deret Taylor F F F(x, y + εη,y' + εη') = F(x,y,y') + εη+ + εη' +... (.7.) y y' persamaan (.6.1 ) dapat ditulis menjadi F F ΔF = εη+ εη' +... (.7.3) y y' Jumlah dari bentuk kedua pertama pada bagian kanan pada persamaan (.7.3) didenotasikan oleh δf dan disebut variasi dari F, misalnya memperoleh δf δf δf = εη+ εη' (.7.4) δy δy' Jika dalam hal tertentu F=y atau F=y pada persamaan (.7.4), kita akan δy = εη, δy'= εη' (.7.5) sehingga persamaan (.4.4) dapat ditulis menjadi 1

14 δf δf δf = δy + δy' (.7.6) δy δy' Dari persamaan (.4.6) dapat kita lihat bahwa dy d d δ = εη' = = ( εη) ( δy) (.7.7) dy d misalnya δ = ( δy) atau δy'= ( δy)' (.7.8) menunjukkan bahwa operator δ dan d adalah komutatif. Simbol variasional dan fungsi yang dimilikinya menyediakan pendekatan-pendekatan alternatif untuk hal-hal yang melibatkan ε dan η(x) yang berkaitan dengan mencari ekstremal dari integral-integral. Kemudian kita dapat menyatakan bahwa sebuah syarat perlu agar integral x F(x,y,y') adalah x 1 x δ F(x,y,y') = 0 (.7.9) x 1 yang pada akhirnya akan menuju ke persamaan Euler..8 Sistem Sturm-Liouville Menurut Murray R. Spiegel (1971,p45), sebuah permasalahan nilai batas dengan bentuk persamaan

15 d a y(a) 1 p(x) dy + a + y'(a) [ q(x) + λr(x) ] = 0,b y(b) 1 y = 0, a x b + b y'(b) = 0 (.8.1) di mana a 1,a b1, b merupakan konstanta yang diketahui nilainya atau nilai yang dinput dan bukan yang dicari; p(x), q(x), r(x) adalah fungsi-fungsi yang diketahui yang mana kita asumsikan dapat didiferensialkan dan λ adalah parameter masalah bebas dari x yang nilainya tidak diketahui sebelumnya, disebut nilai batas Sturm-Liouville atau Sistem Sturm-Liouville. Menurut Murray R. Spiegel (1971,p45), sebuah solusi non-trivial dari sistem ini, misalnya, satu yang bukan nol, ada secara umum hanya pada sekumpulan tertentu dari nilai parameter λ. Nilai-nilai ini disebut nilai karakteristik atau lebih sering disebut nilai eigen sistem. Solusi yang terkait dengan nilai eigen ini disebut fungsi karakteristik atau fungsi eigen sistem. Pada umumnya, untuk masing-masing nilai eigen terdapat satu fungsi eigen, meskipun dapat terjadi pengecualian. Menurut Murray R. Spiegel (1971,p45), persamaan nilai eigen adalah sebagai berikut. b p(x)y' q(x)y λ = a (.8.) b r(x)y a Adapun langkah-langkah umum dalam menyelesaikan persamaan Sistem Sturm-Liouville dengan syarat batasnya untuk mendapatkan fungsi optimal adalah sebagai berikut. 3

16 1. Tentukan persamaan p(x), q(x) dan r(x).. Tentukan batas bawah dan batas atas pada persamaan syarat batasnya serta masing-masing koefisiennya, yakni pada persamaan (.8.1), nilai a, b, a1,a, b1, b di mana nilai 1 a ditetapkan tidak boleh bernilai nol. 3. Masukkan nilai-nilai pada langkah dua pada persamaan nilai eigennya. 4. Asumsikan persamaan fungsi eigen yang dicari adalah y = A A x A x A x , di mana A diasumsikan bernilai Cari persamaan A 0, A 1, A 3 dengan memasukkan nilai x sesuai dengan batas bawah dan bayas atas dan mengeliminasikannya dengan persamaan syarat batas yang seudah ditentukan. 6. Lakukan eliminasi dan permisalan untuk pendapatkan persamaan polinomial yang baru dan tentukan nilai eigen yang sesuai atau memenuhi persamaan eigen di atas dengan memperoleh nilai peubah persamaan polinomial yang baru. 7. Nilai peubah yang menghasilkan nilai eigen yang tepatlah yang akan dimasukkan ke persamaan asumsi, yang akan menghasilkan fungsi optimal aproksimasi 4

17 .9 Suku Banyak (Polinom) Menurut Edwards & Penney (000,p7) suku banyak berderajat n adalah fungsi yang berbentuk : p(x) = a x n 1... a x n x n + a a x + a (.9.1) n koefisien suku banyak a adalah bilangan-bilangan riil tetap 0,a1, a,...,a n 1, a n dan a n 0. Jadi suku banyak berderajat n adalah jumlahan dari konstanta n 1 n dikalikan fungsi pangkat 1, x, x,..., x, x, suku banyak berderajat satu adalah fungsi linear, a 1x + a 0 yang grafiknya adalah garis lurus. Suku banyak berderajat dua adalah fungsi kuadrat a x + a1x + a 0, grafiknya berupa parabola. Ingat bahwa nilai nol dari fungsi f adalah penyelesaian dari persamaan f(x)=0. Kunci untuk memahami grafik dengan suku banyak berderajat lebih tinggi adalah teorema dasar dalam aljabar. Dikatakan bahwa suku banyak berderajat n tidak mempunyai lebih dari n nol bilangan real yang berbeda..10 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Metode siklus hidup pengembangan sistem atau sering disebut dengan System Development Life Cycle (SDLC) merupakan suatu tahapan-tahapan metode untuk merancang sebuah program aplikasi perangkat lunak. Nama lain dari metode SDLC yaitu metode waterfall. Metode ini disebut waterfall 5

18 karena model dari langkah-langkah yang dilakukan mirip dengan air terjun suatu program aplikasi yang baik. Perancangan aplikasi perangkat lunak dengan metode SDLC dilakukan dalam 6 tahap. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan terdiri dari perencanaan (system engineering), analisis desain, pengkodean (coding), pengujian (testing), dan pemeliharaan (maintenance). Berikut ini akan dijelaskan setiap tahapan dalam SDLC tersebut yaitu : 1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan program aplikasi yang akan dirancang, tempat program aplikasi akan dirancang dan dijalankan, dan siapa yang akan merancang program aplikasi tersebut.. Analisis Analisis adalah suatu kegiatan untuk menentukan tentang topik dari permasalahan yang sedang dihadapi dan bagaimana cara pemecahan atau solusi masalah tersebut. 3. Desain Desain adalah suatu kegiatan untuk menentukan konsep dasar rancangan dari suatu program yang akan dibuat sehingga diharapkan dengan desain yang baik, maka para pengguna akan merasa nyaman dalam menggunakan program aplikasi yang dirancang tersebut. 6

19 4. Pengkodean Pengkodean adalah suatu kegiatan yang berguna untuk mengimplementasikan konsep dasar dari tahapan sebelumnya (desain) ke dalam bahasa pemrograman. 5. Pengujian Pengujian adalah suatu kegiatan untuk mencari kelemahan dan kesalahan yang terjadi pada program aplikasi dan ekmudian memperbaiki kesalahan atau kelemahan etrsebut. Ada beberapa metode pengujian untuk menguji fungsifungsi dari sutau program aplikasi. Metode tersebut adalah : Metode Pengujian White-Box Metode ini menerapkan pengujian terhadap struktur logika program dan detail prosedural. Pengujian dilakukan terhadap setiap baris kode program untuk meyakinkan bahwa semua operasi internal bekerja sesuai dengan spesifikasi dan semua komponen internal telah dicoba. Metode Pengujian Black-Box Metode ini merupakan pengujian interface dari perangkat lunak oleh pemakai untuk mengetahui spesifikasi dari suatu fungsi dalam program aplikasi. Pengujian dilakukan dengan memberi input pada program aplikasi, kemudian diproses, dan hasil keluarannya dibandingkan aoakah telah sesuai dengan kebutuhan fungsional yang diinginkan pemakai. Metode Pengujian Gray-Box 7

20 Metode ini merupakan gabungan dari metode pengujian White- Box dan metode pengujian Black-Box yaitu memvalidasi interface perangkat lunak dan pemilihan beberapa logika internal. 6. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang berguna untuk memastikan bahwa program aplikasi akan berjalan dengan baik sehingga diperlukan pemeliharaan secara berkala. 8

BAB 1 PENDAHULUAN. Kalkulus merupakan salah satu prestasi tertinggi dari kecerdasan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kalkulus merupakan salah satu prestasi tertinggi dari kecerdasan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalkulus merupakan salah satu prestasi tertinggi dari kecerdasan manusia. Disiplin ilmu Matematika ini secara umum berasal dari penyelidikan oleh Isaac Newton (1642-1727)

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan Diferensial Biasa 1. PDB Tingkat Satu (PDB) 1.1. Persamaan diferensial 1.2. Metode pemisahan peubah dan PD koefisien fungsi homogen 1.3. Persamaan

Lebih terperinci

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi

TURUNAN. Ide awal turunan: Garis singgung. Kemiringan garis singgung di titik P: lim. Definisi TURUNAN Ide awal turunan: Garis singgung Tali busur c +, f c + Garis singgung c, f c c P h c+h f c + f c Kemiringan garis singgung di titik P: f c + f c lim Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi lain

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

DERIVATIVE Arum Handini primandari

DERIVATIVE Arum Handini primandari DERIVATIVE Arum Handini primandari INTRODUCTION Calculus adalah perubahan matematis, alat utama dalam studi perubahan adalah prosedur yang disebut differentiation (deferensial/turunan) Calculus dikembangkan

Lebih terperinci

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016 Hendra Gunawan 5.3 Kalkulus Turunan Pada bagian ini kita akan membahas sejumlah aturan untuk diferensial dan aturan untuk turunan, yg mempunyai kemiripan

Lebih terperinci

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan BAGIAN KEDUA Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan 51 52 Hendra Gunawan Pengantar Analisis Real 53 6. FUNGSI 6.1 Fungsi dan Grafiknya Konsep fungsi telah dipelajari oleh Gottfried Wilhelm von Leibniz

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada. Turunan Fungsi q Definisi Turunan Fungsi Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama fungsi f di =a ditulis f (a) didefinisikan dengan f ( a h) f ( a) f '( a) lim

Lebih terperinci

Open Source. Not For Commercial Use

Open Source. Not For Commercial Use Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Limit dan Kekontinuan Misalkan z = f(, y) fungsi dua peubah dan (a, b) R 2. Seperti pada limit fungsi satu peubah, limit fungsi dua peubah bertujuan untuk mengamati

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan

Lebih terperinci

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA 10. TEOREMA NILAI RATA-RATA 10.1 Maksimum dan Minimum Lokal Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka (a, b) dan c (a, b). Kita katakan bahwa f mencapai nilai maksimum lokal di c apabila f(x)

Lebih terperinci

Penerapan Turunan Fungsi Dalam Bidang Kimia

Penerapan Turunan Fungsi Dalam Bidang Kimia Penerapan Turunan Fungsi Dalam Bidang Kimia Kelompok 2 Asmiladita Pridilla Athiya Salma Avira Yunita Besafina Hanan Dicky Syahreza Dwi Bhakti Kusuma PERSAMAAN DIFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM KIMIA A.

Lebih terperinci

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Tak Hingga Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk a +a 2 + +a n + dengan a n R Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI Febrian Lisnan, Asmara Karma 2 Mahasiswa Program Studi S Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deret Taylor Deret Taylor dinamai berdasarkan seorang matematikawan Inggris, Brook Taylor (1685-1731) dan deret Maclaurin dinamai berdasarkan matematikawan Skotlandia, Colin

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Learning Outcome Rencana Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa dapat ) Menentukan nilai turunan suatu fungsi di suatu titik ) Menentukan nilai koefisien fungsi sehingga

Lebih terperinci

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35

Bab 16. LIMIT dan TURUNAN. Motivasi. Limit Fungsi. Fungsi Turunan. Matematika SMK, Bab 16: Limit dan Turunan 1/35 Bab 16 Grafik LIMIT dan TURUNAN Matematika SMK, Bab 16: Limit dan 1/35 Grafik Pada dasarnya, konsep limit dikembangkan untuk mengerjakan perhitungan matematis yang melibatkan: nilai sangat kecil; Matematika

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PREVIEW KALKULUS TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mampu: menyebutkan konsep-konsep utama dalam kalkulus dan contoh masalah-masalah yang memotivasi konsep tersebut; menjelaskan menyebutkan konsep-konsep

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif

4 DIFERENSIAL. 4.1 Pengertian derivatif Diferensial merupakan topik yang cukup 'baru' dalam matematika. Dimulai sekitar tahun 1630 an oleh Fermat ketika menghadapi masalah menentukan garis singgung kurva, dan juga masalah menentukan maksimum

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( ) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Turunan Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada sebarang bilangan c adalah asalkan limit ini ada. Jika limit ini memang ada, maka dikatakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Optimal Mismatch Algoritma Optimal Mismatch ini mencari data secara berurut pada tiap karakter dalam teks sehingga pencarian seperti ini disebut pencarian sekuensial

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange Pertemuan Minggu ke-11 1. Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z

Lebih terperinci

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persamaan Diferensial Definisi 2.1 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat variabel bebas, variabel tak bebas, dan derivatif-derivatif

Lebih terperinci

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana. Bagian 4. Derivatif ALZ DANNY WOWOR

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana. Bagian 4. Derivatif ALZ DANNY WOWOR KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana Bagian 4 Derivatif ALZ DANNY WOWOR Cakupan Materi A. Defenisi Derivatif B. Rumus-rumus Derivatif C. Aplikasi Derivatif

Lebih terperinci

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 75

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 75 Matematika I: Turunan Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 75 Outline 1 Garis Singgung Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 75 Outline 1 Garis Singgung

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS MINGGU IX KALKULUS DIFERENSIAL Prepared By : W. Rofianto ROFI 010 TINGKAT PERUBAHAN RATA-RATA Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam

Lebih terperinci

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi

Kalkulus Diferensial week 09. W. Rofianto, ST, MSi Kalkulus Diferensial week 09 W. Rofianto, ST, MSi Tingkat Perubahan Rata-rata Jakarta Km 0 jam Bandung Km 140 Kecepatan rata-rata s t 140Km jam 70Km / jam Konsep Diferensiasi Bentuk y/ disebut difference

Lebih terperinci

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

BAB I INTEGRAL TAK TENTU BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

MA3231 Analisis Real

MA3231 Analisis Real MA3231 Analisis Real Hendra Gunawan* *http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology Bandung, INDONESIA Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang beberapa hal yang menjadi landasan dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,

Lebih terperinci

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3 Bab Teknik Pengintegralan BAB TEKNIK PENGINTEGRALAN Rumus-rumus dasar integral tak tertentu yang diberikan pada bab hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi integral dari fungsi sederhana dan tidak dapat

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan menggunakan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal adanya

Lebih terperinci

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN Menurut Bartle dan Sherbet (1994), Analisis matematika secara umum dipahami sebagai tubuh matematika yang dibangun oleh berbagai konsep limit. Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari limit barisan,

Lebih terperinci

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar

BAB 5 TEOREMA SISA. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Standar Kompetensi BAB 5 TEOREMA SISA Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah. Kompetensi Dasar Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian

Lebih terperinci

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Bagian 2 Matriks dan Determinan Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika

Lebih terperinci

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Turunan Fungsi dan Aplikasinya Bab 8 Sumber: www.duniacyber.com Turunan Fungsi dan Aplikasinya Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, sifat, dan aturan dalam perhitungan turunan fungsi; menggunakan turunan

Lebih terperinci

Analisis Riil II: Diferensiasi

Analisis Riil II: Diferensiasi Definisi Turunan Definisi dan Teorema Aturan Rantai Fungsi Invers Definisi (Turunan) Misalkan I R sebuah interval, f : I R, dan c I. Bilangan riil L dikatakan turunan dari f di c jika diberikan sebarang

Lebih terperinci

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada

Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada 5 TURUNAN JUMLAH PERTEMUAN : 4 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Memahami konsep dasar turunan fungsi dan mengaplikasikan turunan fungsi pada permasalahan yang ada Materi : 5.1 Pendahuluan Ide awal

Lebih terperinci

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar : Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :

TURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah : TURUNAN FUNGSI dy (y atau f () atau ) d Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :. ( a + b) = ( a + ab + b ). ( a b) = ( a ab + b ) m n m n. a = a 4. a m = a m m m.

Lebih terperinci

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1

Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Fungsi Variabel Banyak Bernilai Real Turunan Parsial dan Turunan Wono Setya Budhi KK Analisis dan Geometri, FMIPA ITB Variabel Banyak Bernilai Real 1 / 1 Turunan Parsial dan Turunan Usaha pertama untuk

Lebih terperinci

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL BAB V. INTEGRAL Anti-turunan dan Integral TakTentu Persamaan Diferensial Sederhana Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva Integral Tentu Teorema Dasar Kalkulus Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut

Lebih terperinci

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50

TURUNAN. Bogor, Departemen Matematika FMIPA-IPB. (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, / 50 TURUNAN Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Kalkulus: Turunan Bogor, 2012 1 / 50 Topik Bahasan 1 Pendahuluan 2 Turunan Fungsi 3 Tafsiran Lain Turunan 4 Kaitan

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan. Definisi. Barisan tak hingga adalah suatu fungsi dengan daerah asalnya himpunan bilangan bulat positif dan daerah kawannya himpunan bilangan real. Notasi untuk

Lebih terperinci

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR) BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR) Teorema nilai rata-rata menghubungkan nilai suatu fungsi dengan nilai derivatifnya (turunannya), dimana TNR merupakan salah satu bagian penting dalam kuliah analisis

Lebih terperinci

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag

KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK. Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag KONSEP DASAR FUNGSI DAN GRAFIK Definisi : Fungsi f : A B adalah suatu aturan yang mengaitkan (memadankan) setiap dengan tepat satu A y B Notasi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL A. PENGERTIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Dalam pelajaran kalkulus, kita telah berkenalan dan mengkaji berbagai macam metode untuk mendiferensialkan suatu fungsi (dasar). Sebagai

Lebih terperinci

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n 1. FUNGSI DUA PEUBAH ATAU LEBIH fungsi bernilai riil dari peubah riil, fungsi bernilai vektor dari peubah riil Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil yakni, fungsi

Lebih terperinci

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11.1 Definisi dan Limit Fungsi Monoton Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila untuk setiap x, y H dengan x < y berlaku

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT PENGEMBANG MATEMATIKA SMA JENJANG DASAR

BAHAN AJAR DIKLAT PENGEMBANG MATEMATIKA SMA JENJANG DASAR PPPPTK Matematika Kode Dok Revisi : F-PRO-00 : 0 BAHAN AJAR DIKLAT PENGEMBANG MATEMATIKA SMA JENJANG DASAR Oleh : Drs. Setiawan, M.Pd. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU PENDIDIK

Lebih terperinci

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristan Satya Wacana. Bagian 3. Limit & Kontinuitas ALZ DANNY WOWOR

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristan Satya Wacana. Bagian 3. Limit & Kontinuitas ALZ DANNY WOWOR KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristan Satya Wacana Bagian 3 Limit & Kontinuitas ALZ DANNY WOWOR Topik yang dibahas A. Limit Fungsi B. Perhitungan Limit (menggunakan hukum

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TEMON

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TEMON TUGAS MANDIRI TIDAK TERSTUKTUR LIMIT DAN TURUNAN Disusun oleh : RADITYA AMARA BOJA 1037 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TEMON 1 KULON PROGO OKTOBER 2015 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I DASAR-DASAR PEMODELAN MATEMATIKA DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL Pendahuluan Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat diferensial Kita akan membahas tentang Persamaan Diferensial Biasa yaitu

Lebih terperinci

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK UJI KONVERGENSI Januari 208 Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK Uji Integral Teorema 3 Jika + k= u k adalah deret dengan suku-suku tak negatif, dan jika ada suatu konstanta M sedemikian hingga s n = u + u 2 +

Lebih terperinci

LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen

Lebih terperinci

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Linear Definisi 2.1.1 Matriks Matriks A adalah susunan persegi panjang yang terdiri dari skalar-skalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk berikut: [ ] Definisi 2.1.2

Lebih terperinci

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab INTEGRAL A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran integral siswa mampu:. Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah,

Lebih terperinci

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun MA3231 Pengantar Analisis Real Semester II, Tahun 2016-2017 Hendra Gunawan, Ph.D. Bab 7 Limit dan Kekontinuan 2 Isaac Newton (1643-1727) Isaac Newton adalah seorang fisikawan & matematikawan Inggris yang

Lebih terperinci

Kalkulus Variasi. Masalah Kalkulus Variasi, Fungsional Objektif, Variasi, Syarat Perlu Optimalitas. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB

Kalkulus Variasi. Masalah Kalkulus Variasi, Fungsional Objektif, Variasi, Syarat Perlu Optimalitas. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB Kalkulus Variasi Masalah Kalkulus Variasi, Fungsional Objektif, Variasi, Syarat Perlu Optimalitas Toni Bakhtiar Departemen Matematika IPB Februari 2014 tbakhtiar@ipb.ac.id (IPB) MAT332 Kontrol Optimum

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG Bahan ajar Kalkulus Integral 9 APLIKASI INTEGRAL. LUAS DAERAH BIDANG Misalkan f() kontinu pada a b, dan daerah tersebut dibagi menjadi n sub interval h, h,, h n yang panjangnya,,, n (anggap n ), ambil

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f).

Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan dari f (derivative of f). Lecture 5. Derivatives C A. Turunan (derivatives) Sebagai Fungsi Definisi. Turunan (derivative) suatu fungsi f di sebarang titik x adalah f ()() (x) = lim. f merupakan fungsi baru yang disebut turunan

Lebih terperinci

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a

f (a) = laju perubahan y = f(x) pada x = a = turunan pertama y=f(x) pada x = a LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIFFERENSIAL (TURUNAN) Nama Siswa : y f(a h) f(a) x (a h) a Kelas : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.21 Memahami konsep turunan dengan menggunakan konteks matematik atau konteks

Lebih terperinci

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61 Matematika I: Turunan Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 61 Outline 1 Garis Singgung Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 61 Outline 1 Garis Singgung

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

: Pramitha Surya Noerdyah NIM : A. Integral. ʃ f(x) dx =F(x) + c

: Pramitha Surya Noerdyah NIM : A. Integral. ʃ f(x) dx =F(x) + c Nama : Pramitha Surya Noerdyah NIM : 125100300111022 Kelas/Jur : L/TIP A. Integral Integral dilambangkan oleh ʃ yang merupakan lambang untuk menyatakan kembali F(X )dari F -1 (X). Hitung integral adalah

Lebih terperinci

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I.. 3. Aplikasi Turunan a. Nilai ekstrim Bagian ini dimulai dengan pengertian nilai ekstrim suatu fungsi yang mencakup nilai ekstrim maksimum dan nilai ekstrim minimum. Definisi 3. Diberikan fungsi f: I R,

Lebih terperinci

Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGANTAR KALKULUS Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. SETIAWAN, M. Pd. Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut : 1.1 Pengertian Persamaan Differensial Banyak sekali masalah terapan (dalam ilmu teknik, ilmu fisika, biologi, kimia, sosial, dan lain-lain), yang telah dirumuskan dengan model matematika dalam bentuk persamaan

Lebih terperinci

Matematika Dasar NILAI EKSTRIM

Matematika Dasar NILAI EKSTRIM NILAI EKSTRIM Misal diberikan kurva f( ) dan titik ( a,b ) merupakan titik puncak ( titik maksimum atau minimum ). Maka garis singgung kurva di titik ( a,b ) akan sejajar sumbu X atau [ ] mempunyai gradien

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XI MIA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 06-07 XI MIA Semester Tahun Pelajaran 06 07 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul

Lebih terperinci

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier Materi Fungsi Linear Admin 8:32:00 PM Duhh akhirnya nongol lagi... kali ini saya akan bahas mengenai pelajaran yang paling disukai oleh hampir seluruh warga dunia :v... MATEMATIKA, ya itu namanya. materi

Lebih terperinci

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013

Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 2013 Soal dan Pembahasan UN Matematika SMA IPA Tahun 013 LOGIKA MATEMATIKA p siswa rajin belajar ; q mendapat nilai yang baik r siswa tidak mengikuti kegiatan remedial ~ r siswa mengikut kegiatan remedial Premis

Lebih terperinci

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Kalkulus Differensial dan Integral sangat luas penggunaannya dalam berbagai bidang seperti penentuan maksimum dan minimum. Suatu fungsi yang sering digunakan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

Modul Praktikum. Ekonomi Produksi Pertanian. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Modul Praktikum. Ekonomi Produksi Pertanian. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Modul Praktikum Ekonomi Produksi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 1 Membuat Grafik dengan Graphmatica Graphmatica merupakan perangkat lunak pembuat grafik yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini dibahas teori-teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan selanjutnya yaitu tentang Persamaan Nonlinier, Metode Newton, Aturan Trapesium, Rata-rata Aritmatik dan

Lebih terperinci

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b

19, 2. didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis dengan b PENDAHULUAN. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus perlu memaami baasan tentang system bilangan real karena kalkulus didasarkan pada system bilangan real dan sifatsifatnya. Sistem bilangan yang

Lebih terperinci

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri MATEMATIKA LIMIT FUNGSI SMK NEGERI 1 SURABAYA Halaman 1 BAB LIMIT FUNGSI A. Limit Fungsi Aljabar PENGERTIAN

Lebih terperinci

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah

Lebih terperinci

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS

Nughthoh Arfawi Kurdhi, M.Sc Department of Mathematics FMIPA UNS Lecture 5. Integral A. Masalah Luas (The Area Problem) Sebelumnya kita pernah mempelajari rumus-rumus luas dari beberapa bentuk geometri. Misalnya, luas daerah persegi panjang adalah panjang kali lebar,

Lebih terperinci

MA3231 Analisis Real

MA3231 Analisis Real MA3231 Analisis Real Hendra Gunawan* *http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology Bandung, INDONESIA Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, semakin dirasakan interaksinya dengan bidangbidang ilmu lainnya, seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika dalam interaksi

Lebih terperinci

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi

Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan Kuadrat Contoh : Persamaan Derajat Tinggi Materi Matematika Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat Persamaan Linear Persamaan linear dengan n peubah adalah persamaan dengan bentuk : dengan adalah bilangan- bilangan real, dan adalah peubah. Secara

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x, y) pada = {(x, y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang digunakan sebagai landasan pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan beberapa kajian matematika,

Lebih terperinci