PENGUKURAN PERMANENT EARNINGS PADA HUBUNGAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEND PERUSAHAAN : REVIEW PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN PERMANENT EARNINGS PADA HUBUNGAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEND PERUSAHAAN : REVIEW PENELITIAN"

Transkripsi

1 Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 9 No. 2, halaman: , Jul 2008 PENGUKURAN PERMANENT EARNINGS PADA HUBUNGAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEND PERUSAHAAN : REVIEW PENELITIAN Wahyu Manuhara Putra E-mal : wahyumanuhara@gmal.com Unverstas Muhammadyah Yogyakarta ABSTRACT Corporate earnngs dvded nto a permanent component of earnngs and transtory earnngs wll be very useful n estmatng the future value of the company, that wll be useful n decson makng stock return. Be more relevant for nvestors and fnancal analysts n analyzng the earnngs based on the permanent and transtory earnngs. On permanent earnngs wll be more focused to get the gan from nvestments. One focus of research s based on ths component s to test the relatonshp wth the earnngs dvdend payment polcy. Based on several studes obtaned dfferent results concernng the relatonshp wth the permanent earnngs dvdend polcy. Research that focuses on permanent earnngs usng two approaches to determne the accuracy of the proxy of permanent earnngs. Determnaton of permanent earnngs through the stock prce and the latter by usng the accountng proft. Keywords : Permanent Earnngs, Transtory Earnngs, Stock Prce, Dvdend, Stock Return PENDAHULUAN Lntner, 1956 (dalam Pan, 2001) memberkan kontrbus pentng dalam peneltan keuangan dan pasar modal dengan membuktkan bahwa manajer perusahaan akan mengubah dvdend berupa penngkatan dvdend hanya jka manajer tersebut memproyekskan atau mengestmas permanent earnngs dalam penngkatan earnngs dbandngkan dengan memproyekskan transtory earnngs. Permanent earnngs merupakan earnngs perusahaan yang secara konstan dharapkan terjad untuk tetap berlaku d masa depan. Sedangkan transtory earnngs merupakan earnngs yang terjad hanya bersfat sementara atau sekal pada perusahaan. Earnngs perusahaan yang dplah menjad komponen permanent earnngs dan transtory earnngs akan sangat berguna dalam mengestmas nla perusahaan masa datang sehnggaakan berguna dalam pengamblan keputusan return saham. Sehngga akan lebh relevan bag nvestor maupun anals keuangan untuk mendasarkan analsa earnngs berdasarkan pada permanent dan transtory earnngs. Pada permanent earnngs akan lebh dfokuskan untuk mendapatkan gan dar nvestasnya. Hasl peneltan dar Lntner tersebut memunculkan beberapa motvas 189

2 Wahyu Manuhara Putra, Pengukuran Permanent Earnngs... peneltan selanjutnya yang berfokus pada permanent maupun transtory earnngs. Salah satu fokus peneltan yang ddasarkan pada hal tersebut adalah menguj hubungan komponen earnngs dengan kebjakan pembayaran dvdend oleh perusahaan. Dar beberapa peneltan dperoleh adanya perbedaan hasl yang menyangkut hubungan permanent earnngs dengan kebjakan jumlah dvdend yang dbayarkan. Tulsan n mengurakan pengertan dar permanent earnngs dan transtory earnngs, kemudan member gambaran mengena peneltan-peneltan yang berhubungan dengan earnngs tersebut, selanjutnya menekankan pada peneltan yang menghubungkan permanent earnngs dan dvdend serta pada bagan selanjutnya akan dbahas mengena penyebab terjadnya perbedaan hasl pada peneltan yang berfokus pada permanent earnngs dan dvdend. KONSEP PERMANENT DAN TRANSITORY EARNINGS Suatu earnngs laporan keuangan perusahaan akan sangat berguna untuk pengamblan keputusan nvestor ketka nvestor mampu menunjukkan earnngs apa yang relevan dengan pengamblan keputusan. Earnngs yang relevan tersebut dketahu dengan mengkategorkan komponen earnngs dalam komponen permanent earnngs dan transtory earnngs. Foster (1986) menyatakan bahwa formula untuk persamaan earnngs total tersebut terdr dar R E P T E E yang mana earnngs agregrat R E merupakan penjumlahan dar permanent earnngs dan transtory earnngs. E P adalah permanent earnngs dan E T adalah transtory earnngs. Tetap penuls lan membedakan earnngs kedalam tga kategor. Msal, Revsne, et. al., 2002 mengatakan bahwa angka earnngs yang dlaporkan serng bers tga komponen, masng-masng bertumpu kepada suatu tngkat kaptalsas earnngs berbeda : (1) Suatu komponen permanent earnngs yang merupakan penlaan relevan dan earnngs yang dharapkan untuk tetap berlaku ke masa depan. (2) Suatu komponen transtory earnngs adalah penlaan relevan tetap merupakan earnngs yang tdak dharapkan untuk tetap berlaku ke masa depan. Transtory earnngs dakbatkan oleh transaks atau perstwa sekal terjad. (3) Suatu nla earnngs rrelevant atau komponen pengganggu adalah tdak berkatan dengan free cash flow atau earnngs masa depan dan, oleh karena tu, tdak berkatan dengan penetapan harga saham sekarang. Ketga komponen earnngs dapat dbuat persamaan sebaga berkut: P α β X Permanent earnngs p p β Transtory earnngs T β e Persamaan datas menyatakan bahwa harga saham sebaga fungs komponen earnngs atas permanent, transtory, dan valuaton-rrelevant. Secara teor, permanent (sustanable) earnngs mempunya koefsen earnngs lebh besar dbandng transtory earnngs X T Value rrelevant earnngs o X o 190

3 Jurnal Akuntans dan Investas 9 (2), , Jul 2008 karena permanent earnngs mash tetap berlaku lebh lama ke masa depan. Pada beberapa buku (Revsne, et. al. 2002) permanent earnngs atau permanent ncome (Pendapatan permanen) juga dsebut sustanable or normalzed ncome ddefnskan sebaga present value arus kas anutas perodk umur perusahaan yang sama dengan present value arus kas aktual perusahaan atas umur bsns-nya. Secara sederhana, permanent ncome adalah rata-rata pendapatan yang dharapkan stabl selama umur perusahaan. Pada kenyataannya, permanent ncome dapat berubah ketka prospek earnngs jangka panjang berubah. Permanent earnngs sebenarnya mencermnkan fokus earnngs jangka panjang yang merupakan kemampuan menghaslkan earnngs berkelanjutan (sustanable earnng power) (Wld et. al., 2001). Permanent ncome sangat berguna karena terkat langsung dengan konsep dan nla perusahaan. (Wld et. al., 2001). KOMPONEN EARNINGS Pada lteratur akuntans, terdapat banyak bukt yang banyak dpertmbangkan untuk mengungkap hubungan antara return saham dengan unexpected earnngs untuk menla nformaton content earnngs perusahaan (Foster, 1986). Watts dan Zmmerman (1986) merevew lteratur awal mengena adanya hubungan antara kelebhan return saham dan unexpected earnngs. Banyak peneltan yang telah dlakukan yang berfokus pada efek persstence atau temporarness serta mengurakan earnngs yang dhubungkan dengan reaks pasar modal. Msal Kormend dan Lpe, 1986 (dalam Pan, 2001) yang menjelaskan perbedaan cross sectonal perusahaan dalam hubungan dan penguraan earnngs. Easton dan Zmjewsk, 1989 (dalam Pan, 2001) yang mengdentfkas persstence sebaga determnan perbedaan cross-sectonal antar perusahaan dalam hubungannya antara earnngs dengan saham. (Parkash, 1995). Sehngga n dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang memlk earnngs akan berbeda return sahamnya. Nla perusahaan sama dengan present value ekspektas arus kas masa depan. Dan komponen unexpected permanent dan temporary earnngs memberkan nformas berbeda mengena unantcpated arus kas masa depan. (Parkash, 1995). Suatu perstwa (msal, perubahan akuntans) mampu menghaslkan mplkas pasar modal yang berbeda sesua dengan dampak dharapkan pada komponen berbeda pada earnngs. Penguraan earnngs tersebut akan memudahkan pengujan suatu peneltan mengenat return saham (Parkash, 1995). Jones et. al., 2000 membuktkan bahwa permanent earnngs yang besar akan menghaslkan reaks harga saham lebh besar dbandngkan dengan transtory earnngs. Tetap adanya perdebatan dantara para ahl ekonom yang memfokuskan apakah harga saham benar-benar mencermnkan nla ntrnsk atau fundamental suatu perusahaan (Marsh dan Merton, 2001). Sedangkan peneltan yang dlakukan oleh Samuelson dan Fama, menghpotesskan efsens pasar 191

4 Wahyu Manuhara Putra, Pengukuran Permanent Earnngs... bahwa harga saham secara penuh akan mencermnkan nformas yang terseda, dan oleh karenanya estmasan return saham terbak adalah dengan nla ntrnsk. (Marsh dan Merton, 2001). Secara rata-rata, harga saham ndvdual akan merespon secara rasonal pengumuman yang berkatan dengan nla fundamental perusahaan sepert perubahan dvdend dan earnngs serta harga tdak akan merespon kejadan yang bersfat non ekonom sepert perubahan kosmetk pada teknk akuntans. (Marsh dan Merton, 2001). Tetap peneltan yang dlakukan oleh Fama dan French (1998) Membuktkan bahwa autokorelas yang lemah terjad untuk perode haran dan mngguan pada pengujan efsens pasar modal, tetap lebh kuat pada long run horzon return. PENELITIAN PERMANENT EARNINGS DAN TRANSITORY EARNINGS Banyak peneltan yang memfokuskan pada permanent dan transtory earnngs. Msalkan peneltan yang dlakukan oleh Kumar dan Lee (2001) yang mengembangkan tractable dnamc model atas kebjakan dvdend berdasar nter temporal coarse sgnallng framework yang menyatakan bahwa sgnal penyesuaan dvdend hanya substantal dalam permanent earnngs perusahaan, bukan pada transtory earnngs. Peneltan Lntner (1956, 1963) (dalam Kumar, 2001) yang mencoba melhat adanya praktk dvdend smoothng melalu partal adjustment dvdend kepada dvdend payout rato yang dngnkan. Implkas pentng dar model n adalah bahwa penyesuaan dvdend akan kontnus dengan memperhatkan varas stochastc dalam permanent earnngs. (Kumar dan Lee, 2001). Dan peneltan Parkash, 1995 membuktkan adanya ndkas bahwa komponen permanent earnngs memlk dampak lebh besar darpada komponen temporary earnngs dalam menjelaskan excess return atas beberapa peroda dsektar pengumuman earnngs perusahaan. Peneltan yang dlakukan oleh Ashq Al et. al., 1992 yang menelt mengena permanent dan transtory earnngs dalam memforcast EPS. Peneltan James A. Ohlson, 1992 yang berfokus pada transtory earnngs serta peneltan Mofft dan Gottschalk, 2002 untuk melhat trend varan earnngs d negara Amerka. Peneltan Jones, et. al., 2000 berfokus kepada kesempatan nvestas dengan relatvef permanent earnngs. Stud lan mengena permanent earnngs yang dkatkan dengan kompensas manajemen berdasar earnngs dlakukan oleh Baber et. al. (1998). Dsampng ada banyak peneltan tersebut, hal yang perlu dperhatkan juga adalah adanya banyak peneltan yang lebh menekankan atau berfokus pada hubungan kebjakan dvdend dengan permanent atau transtory earnngs. Msal peneltan yang dlakukan oleh Mng-Shun Pan, 2001, Lntner, 1956 (dalam Hsu et. al., 1998), Marsh dan Merton (1987), Kao dan Wu (1994), Hsu et. al. (1998), Kumar dan Lee, 2001, Fama dan Babak (1968). 192

5 Jurnal Akuntans dan Investas 9 (2), , Jul 2008 PENELITIAN PERMANENT EARNINGS DENGAN DIVIDEND Hpotess permanent earnngs menyatakan bahwa perubahan dvdend utamanya berhubungan dengan perubahan permanent earnngs. Berdasarkan tersebut, Pan (2001) berargumen jka manager menganggap adanya pergantan dalam long run sustanable earnngs maka akan dkut oleh perubahan dvdend. Tetap pada kenyataannya perubahan dvdend oleh manajer proporsnya akan lebh besar darpada perubahan dalam permanent earnngs. Banyak stud berfokus pada hubungan antara dvdend dan laba akuntans. Walaupun demkan perubahan dvdend lebh mungkn berhubungan dengan perubahan dalam permanent earnngs (Lntner, 1956). Dalam (Hsu et. al., 1998). Peneltan Lntner, 1956 (dalam Pan, 2001) sudah menunjukkan bahwa manager perusahaan akan menakkan dvdend hanya jka manajer memproyekskan permanent earnngs darpada temporary dalam penngkatan earnngs. Sehngga manajer cenderung mengubah dvdend terutama dalam merespon perubahan earnngs unantcpated dan nontranstory. Sedangkan hasl peneltan Kao dan Wu, 2001 menympulkan bahwa dvdend berhubungan secara kuat dengan estmasan permanent earnngs. Hasl peneltan Hsu et. al. (1998) menyatakan bahwa perubahan dvdend kelhatan dpcu oleh perubahan permanent earnngs. Ketka laba akuntans durakan ke dalam permanent earnngs dan transtory earnngs maka permanent earnngs lebh dekat berhubungan dengan dvdend. Hasl peneltan emprs DeAngelo, DeAngelo dan Sknner, 1996; Benartz, Mchaely, dan Thaler, 1997 (dalam Pan, 2001) menemukan bahwa perubahan dvdend tdak merupakan sgnal relable prospek earnngs masa depan perusahaan, dan ada sedkt bukt hubungan postf antara perubahan dvdend dan perubahan earnngs masa depan. Pada ss lan, stud yang ddasarkan pada regres tme seres menemukan bahwa hubungan lemah antar dvdend dan perubahan earnngs. Tetap stud emprs yang dlakukan dengan analss regres tmes seres mendapatkan bahwa dvdend memberkan nformas sedkt mengena earnngs setelahnya dar perusahaan. (Kao dan Wu, 2001). KETEPATAN PROKSI PERMANENT EARNINGS Dalam lteratur, permanent earnngs basanya ddefnskan sebaga long run sustanable earnngs dan pengukuran permanent earnngs dalam beberapa cara. Msal Fama dan Babak, 1968 (dalam Pan, 2001) yang menggunakan perubahan dalam laba akuntans sebaga proks perubahan permanent earnngs. Sedangkan Marsh dan Merton (1987) menggunakan harga saham untuk mengukur permanent earnngs. Peneltan yang dlakukan oleh Marsh dan Merton (1987) untuk mengembangkan model dnams dalam menjelaskan perlaku dvdend adalah dengan menggunakan stock prce sebag 193

6 Wahyu Manuhara Putra, Pengukuran Permanent Earnngs... proks nla ntrnsk perusahaan dan berhubungan dengan permanent earnngs unobserved dengan berasums constant real dscount rate. Asums dasar pada model Marsh- Merton adalah bahwa harga saham perusahaan sama sepert nla ntrnsk per saham-nya yang destmas oleh manajemen perusahaan. Mereka menemukan bahwa perubahan dvdend berhubungan sgnfkan dengan stock prce masa lalu. Peneltan yang dlakukan oleh Kao dan Wu (1994) memperluas model yang dpaka oleh Marsh & Merton dengan memasukkan current stock prce sebaga predktor permanent earnngs masa depan perusahaan. Alasannya adalah bahwa pada pasar saham yang efsen, perubahan harga saham akan mencermnkan perubahan penlaan pasar dar konds permanent earnngs perusahaan melalu dvdend akan sebak dar sumber lan nformas. Tetap penggunaan stock prce n membutuhkan beberapa asums. Pertama pasar modal harus efsen. Kedua, manager adalah seorang forecaster rasonal yang memlk nformas relable. Dan ketga, real dscount rate harus konstan. Peneltan yang sama untuk menguj perlaku dvdend dengan menghubungkan permanent earnngs dlakukan oleh Hsu et. al. (1998). Peneltan tersebut menggunakan alternatf lan laba akuntans sebaga proks permanent earnngs. Keuntungannya adalah pertama, menghndar asums kaku kalau memaka stock prce. Kedua, pemakaan pengukuran permanent earnngs secara langsung memungknkan untuk mendeteks hubungan stock prce dan permanent earnngs. (Hsu et. al., 1998) Hasl peneltan tersebut berlawanan dengan Marsh & Merton, yang mana Marsh & Merton menemukan bahwa model akan tdak tepat dlaksanakan ketka laba akuntans dgunakan sebaga proks permanent earnngs darpada dengan menggunakan stock prce. Hsu et. al. (1998) menguj peran nformas earnngs dalam penentuan kebjakan dvdend. Peneltan tersebut mengurakan akuntans earnngs ke dalam dalam komponen permanent dan transtory dan mempostulatkan bahwa kebjakan dvdend dpcu oleh sustanable permanent earnngs. Dua pengukuran sebaga proks permanent earnngs. Pertama, varable permanent earnngs dekstraks dar laba akuntans dengan model Random Level Shft ARMA. Varable kedua permanent earnngs dekstraks dar stock prce tmes cost of captal. Kedua model dukur dengan menggunakan model Marsh- Merton untuk menjelaskan perlaku dvdend perusahaan dan knerja model tersebut dbandngkan. Haslnya menunjukkan bahwa pengukuran permanent earnngs yang dekstraks dar data laba akuntans menjelaskan perlaku dnams lebh bak darpada stock prce. Hasl yang dperoleh Hsu et. al. (1998) n adalah bahwa estmas permanent earnngs akan lebh bak dengan menggunakan earnngs akuntans dbandngkan dengan model stock prce. Kelemahan varabel earnngs dalam Marsh dan Merton dsebabkan ketdaktepatan dalam menggunakan laba 194

7 Jurnal Akuntans dan Investas 9 (2), , Jul 2008 akuntans sebaga ukuran permanent earnngs. Estmasan permanent earnngs dengan model RLARMA lebh tepat sebaga proks unobserved permanent earnngs darpada stock prce. KESIMPULAN Peneltan Lntner, 1956 telah memberkan kontrbus dengan membuktkan bahwa manajer perusahaan akan menngkatan dvdend jka manajer tersebut memproyekskan permanent earnngs dalam penngkatan earnngs dbandngkan dengan transtory earnngs. Permanent earnngs menjad perhatan utama dalam peneltan yang mendasarkan hubungan dvdend dengan earnngs. Peneltan yang berfokus pada permanent earnngs menggunakan dua pendekatan untuk menentukan ketepatan proks permanent earnngs. Penentuan permanent earnngs dektraks melalu stock prce, n peneltan yang dlakukan oleh Marsh dan Merton. Sedangkan cara yang kedua dengan menggunakan laba akuntans. Peneltan n dlakukan oleh Hsu et. al. (1998). Hasl peneltan tersebut berlawanan dengan Marsh & Merton, yang menemukan bahwa model tdak tepat ketka laba akuntans dgunakan sebaga proks permanent earnngs darpada dengan stock prce. Hsu et. al. (1998) menguj peran nformas earnngs dalam penentuan kebjakan dvdend. Peneltan tersebut mengurakan akuntans earnngs ke dalam dalam komponen permanent dan transtory dan mempostulatkan bahwa kebjakan dvdend dpcu oleh sustannable permanent earnngs. Perbedaan dalam peneltan yang berhubungan dengan permanent earnngs dan kebjakan dvdend berkatan dengan ketepatan pengukuran permanent earnngs. Permanent earnngs akan lebh tepat dgunakan dengan menggunakan data laba akuntans model Random Level Shft ARMA. DAFTAR PUSTAKA Al, Ashq, Aprl Klen, dan James Rosenfeld, 1992, Analysts Use of Informaton about Permanent and Transtory Earnngs Components n Forecastng Annual EPS, The Accountng Revew, Vol. 67, No. 1, hal Baber, Wllam R., Sok-Hyon Kang dan Krshna R. Kumar, 1998, Accountng Earnngs and Executve Compensaton: The Role of Earnngs Persstence, Journal of Accountng and Economc, 25, hal Fama, Eugene F., dan Kenneth R. French, 1998, Permanent and Temporary Components of Stock Prces, Journal of Poltcal Economc, Vol 96, No 2, hal Foster, George, 1986, Fnancal Statement Analyss, Second Edton, Prentce-Hall Internatonal, New Jersey. Hsu, Jummng, Xu-Mng Wang dan Chunch Wu, 1998, The Role of Earnngs Informaton n Corporate 195

8 Wahyu Manuhara Putra, Pengukuran Permanent Earnngs... Dvdend Decson, Management Scence, Vol 44, Noo. 12, Part 2 of 2, hal S173 - S191. Jones, Jefferson P, Rchard M. Morton dan Thomas F. Schaefer, 2000, Valuaton Implcaton of Investment Opportuntes and Earnngs Permanence, Revew of Qualtatves Fnance and Accountng, 15, hal Kao, Chhwa, dan Chunch Wu, 2001, Test of Dvdend Sgnalng Usng the Marsh-merton Model: Akuntans generalzed Frcton Approach, Journal of Busness, Vol 67 no 1, hal Kumar, Praveen, dan Bong-Soo Lee, 2001, Dscrete Dvdend Polcy wth Permanent Earnngs, Fnancal Management, Autum, hal Marsh, terry A., dan Robert C. Merton, 2001, Dvdend varablty and Varance Bounds tests for the Ratonalty of Stock Market Prces, The Amrcan Economc Revew, Vol 76, No 3, hal hal C68 C73. Ohlson, James A., 1999, On Transtory Earnngs, Revew of Accountng Studes, 4, hl Parkash, Mohnder, 1995, The Dfferental Informaton Content of Unexpected Permanent and Temporary Earnngs, Journal of Busness Fnance & Accountng, 22 (5), hal Revsne, Lawrence, Danel W. Collns, dan W. Bruce Johnson, 2002, Fnancal Reportng & Analyss, Second Edton, Prentce Hall, New jersey. Watts, Ross L., J. L. Zmmerman, 1986, Postve accountng Theory, Prentce-Hall, Inc., New Jersey. Wld, John J., Leopold A. Bernsten, dan K.R. Subramanyam, 2001, Fnancal Statement Analyss, Seventh Edton, McGraw-Hll Compane, Inc., New York. Pan, Mng-Shun, 2001, Agregrate Dvdend Behavor and Permanent Eranngs Hypothess, The Fnancal Revew, Vol 36, hal Mofft, Robert A., dan Peter Gottschalk, 2002, Trends n The Transtory Varance of Earnngs n The Unted States, The Economc Journal, 112, 196

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN 1 PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Pembmbng: Surtkant, SE., M.S Penuls: Ecatarna Febola Annsa Program Stud Akuntans Fakultas Ekonom Unverstas

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA Vol. 3, No.1, Januar 017, 33-3 ISSNONLINE 3-3578/ISSN PRINTED 3-1850 PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA CARISSA BELLA YONATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN STUDI KASUS PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) CABANG SEMARANG SKRIPSI Dajukan sebaga salah satu syarat Untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Kerangka Pkr Analss Peneltan n dalam menguj eksstens konservatsme dalam pencatatan serta pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan publk manufaktur d Indonesa menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran (Inferens Fungs Ketahanan dengan Metode Kaplan-Meer INFERENI FUNGI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran Jurusan Matematka FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Aref A. Kurnawan 1, Hellk Hermawan 2 Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto, emal: wwn_stats@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Pengaruh Current Ratio, Asset Size, dan Earnings Variability terhadap Beta Pasar

Pengaruh Current Ratio, Asset Size, dan Earnings Variability terhadap Beta Pasar Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No., hal: 44-6, Jul 003 ISSN: 1411-67 Pengaruh Current Rato, Asset Sze, dan Earnngs Varablty terhadap Beta Pasar Ahm Abdurahm e-mal: ahmabdurahm@yahoo.com Unverstas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN:

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Juli 2003 ISSN: Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No. 2, hal: 63-76, Jul 2003 ISSN: 1411-6227 Pengaruh Indkator Raso Keuangan Perusahaan Prce Earnng Rato (PER) dan Prce to Book Value (PBV) terhadap Return Portfolo Saham

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA. DRS. IMAM SUBEKTI, M.Si., AK Dosen Fak. Ekonomi Unibraw ABSTRACT

ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA. DRS. IMAM SUBEKTI, M.Si., AK Dosen Fak. Ekonomi Unibraw ABSTRACT ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA DRS. IMAM SUBEKTI, M.S., AK Dosen Fak. Ekonom Unbraw ABSTRACT Ths research am to examne market reacton of earnng nformaton announced

Lebih terperinci