BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH
|
|
- Yanti Widjaja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak dan Keadaan Geografi Desa Pulubala merupakan salah satu Desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo yang memiliki luas wilayah kurang lebih 16,12 Km 2. Desa ini terdiri dari 6 dusun yaitu Dusun Titilea, Dusun Gunung potong, Dusun Diata, Dusun Tomula, Dusun Bontula dan Dusun Kamiri. Keseluruhan wilayah dapat ditempuh dengan menggunakan roda dua dan roda empat. Secara geografis Desa Pulubala mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Jln.Trans Sulawesi - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Molas - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bakti - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tolotio Pola Penggunaan Lahan Lahan merupakan komponen dari lingkungan sebagai tempat berpijak dan melaksanakan berbagai aktivitas hidup dari manusia dan mahluk hidup lain. Lahan yang ada di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo digunakan untuk berbagai jenis pola penggunaan. Dari pola penggunaan lahan ini ada beberapa sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Desa Pulubala yaitu salah satunya sektor pertanian. Komoditas tanaman pangan yang menonjol untuk dikembangkan di Desa Pulubala adalah jagung. Adapun pola penggunaan lahan di Desa Pulubala dapat dilihat pada Tabel 1.
2 Tabel 1. Pola Penggunaan Lahan di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, No Penggunaan lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Lahan perkebunan ,07 2 Lahan pertanian ,93 Jumlah Sumber: Kantor Desa Pulubala, Pada Tabel 1, terlihat bahwa penggunaan lahan terbesar adalah lahan pertanian yakni 1108 ha atau 82,93% dari 1336 ha. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola penggunaan lahan di Desa Pulubala sebagian besar digunakan untuk bidang pertanian Keadaan Penduduk Penduduk merupakan salah satu modal atau aset bagi suksesnya kegiatan pembangunan. Peranan yang dilakukan oleh penduduk akan dapat menentukan perkembangan wilayah pada suatu daerah, baik yang bersifat regional maupun yang bersifat nasional. Di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo mempunyai Jumlah Penduduk 3217 orang yang terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 1576 jiwa dan perempuan berjumlah 1641 jiwa. Keadaan penduduk di Desa Pulubala berdasarkan jumlah penduduk menurut, tingkat pendidikan, jenis lapangan usaha dan agama Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo menurut tingkat pendidikan pada tahun 2011 sebanyak 1250 orang seperti yang terlihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) SD SLTP SLTA Akademi / Perguruan Tinggi Jumlah Sumber : Kantor Desa Pulubala, 2012
3 Pada tabel 2 terlihat jumlah penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Pulubala yang terbesar adalah tamat SD yaitu sebanyak 648 orang atau % dan jumlah terkecil adalah tamat perguruan tinggi yaitu sebanyak 53 orang atau 4.24 %. Rendahnya tingkat pendidikan menjadi kendala karena tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam usahatani Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha Penduduk di Desa Pulubala melakukan berbagai jenis lapangan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, 2012 No Lapangan Usaha Jumlah (Orang) Persentase (%) Pegawai Negeri TNI/Polri Pertanian Perdagang Buruh Tani Pertukangan Pensiunan Penggangguran Fakir Miskin Lain-lain ,03 0,30 54,60 5,72 2,56 2,78 0,75 4,23 26,35 0,67 Jumlah Sumber : Kantor Desa Pulubala, 2012 Berdasarkan tabel 3 di atas, jumlah penduduk menurut lapangan usaha di Desa Pulubala sebanyak 1328 orang. Jumlah penduduk dengan lapangan usaha terbesar adalah pertanian dengan jumlah 725 orang atau % dan jumlah penduduk dengan lapangan usaha terkecil adalah Polri sebanyak 4 orang atau 0.30 % Keadaan Pertanian Dari beberapa sektor yang ada yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Gorontalo khususnya dan yang berpengaruh terhadap rencana
4 pengembangan skala Propinsi Gorontalo pada umumnya adalah sektor Pertanian. Dengan luas lahan pertanian 1108 ha dari luas wilayah Desa Pulubala yang meliputi 16,12 km 2. Lahan pertanian di Desa Pulubala sebagian besar ditanami komoditi tanaman pangan. Komoditi tanaman pangan yang diusahakan oleh petani yang ada di Desa Pulubala adalah jagung, padi, dan kacang tanah. Tetapi komoditi yang mempunyai potensi produksi yaitu jagung.
5 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Identitas responden di tunjukkan pada tabel 5 pendidikan, pengalaman berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga. yang meliputi umur, Tabel 5. Kisaran dan Rata-rata umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Berusahatani dan Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, No Uraian Satuan Kisaran Rata -rata Umur Pendidikan Pengalaman berusahatani jagung Jumlah Tanggungan Keluarga Tahun Tahun Tahun Orang Sumber : Data Diolah, 2012 Pada tabel 5 terlihat bahwa umur petani sampel rata-rata tahun. Tingkat pendidikan rata-rata 6.50 tahun atau mencapai tingkat SD, dengan kisaran lembaga pendidikan yang diikuti dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Pengalaman berusahatani jagung 21.6 tahun dengan jumlah tanggungan keluarga rata-rata 3 orang Umur Petani Umur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan petani dalam pengelolaan usahataninya. Hal ini apabila ditinjau menurut kemampuan fisik untuk mengetahui umur petani responden dapat dilihat pada Tabel 6.
6 Tabel 6. Jumlah Petani Sampel Menurut Kelompok Umur di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, 2012 No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) < Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012 Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah petani sampel yang tergolong usia produktif sebanyak % atau 116 orang, dimana pada umur ini petani mempunyai kemampuan fisik yang sangat besar sehingga sangat menunjang dalam meningkatkan produktivitas usahataninya. Sedangkan petani yang mempunyai usia non produktif yaitu 8.66 % atau 11 orang Pendidikan Petani Tingkat pendidikan seorang petani juga memberikan pengaruh terhadap pengelolaan usahatani. Tingkat pendidikan petani sampel di Desa Pulubala dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Jumlah Petani Sampel Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, 2012 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) Tamat SD SLTP SLTA / Sederajat Sarjana Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012 Pada tabel 7 terlihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel rata-rata tamat SD yaitu persen atau 112 orang, Tamat SLTP sebanyak 7.08 persen atau 9 orang. Sedangkan yang tingkat pendidikannya sampai SLTA adalah 3.93 persen atau 5 orang dan 0.78 persen atau 1 orang yang tingkat pendidikannya sampai sarjana. Tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengelolaan usahatani selain didukung oleh pengalaman dalam berusahatani.
7 5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga adalah jumlah orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam ekonomi keluarga serta masih menjadi kepala rumah tangga. Adapun banyaknya tanggungan keluarga petani sampel dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel Di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, 2012 No Tanggungan Keluarga (Orang) Jumlah (Orang) Persentasi (%) Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012 Pada tabel 8 terlihat bahwa petani sampel yang memiliki tanggungan 0 sampai 3 orang mempunyai persentase yaitu persen atau 76 orang. Sedangkan yang memiliki tanggungan 4 sampai 6 orang ada 47 orang atau persen dan yang memiliki tanggungan 7 sampai 9 orang ada 4 orang atau 3.15 persen Pengalaman Berusahatani Pengalaman petani dalam menjalankan usahataninya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Semakin lama petani bekerja pada kegiatan tersebut semakin banyak pengalaman yang diperolehnya, sehingga usahatani yang dilakukannya akan semakin baik. Pengalaman petani dalam berusahatani jagung dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
8 Tabel 9. Jumlah petani sampel berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, Jagung No Lama Berusahatani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) < Jumlah Sumber : Data Diolah, 2012 Pengalaman petani sampel dalam mengelola usahatani jagung sebagian besar telah memiliki pengalaman yang lama dibidang pertanian. Hal ini dapat dilihat dari proporsi petani yang memiliki pengalaman diatas, dimana petani yang berusahatani kurang dari 10 tahun hanya 1 orang atau 0.78 persen, antara 10 sampai 20 tahun sebanyak 76 orang atau persen. Dan lebih dari 20 tahun sebanyak 50 orang atau persen. Dari keseluruhan sampel sebagian besar memiliki pengalaman yang lama dibidang pertanian terutama dalam mengelola usahatani jagung. 5.2 Deskripsi Usahatani Petani Sampel Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak diusahakan oleh masyarakat di Desa Pulubala. Kegiatan usahatani jagung petani sampel dilakukan di lahan kering. Lahan yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman jagung sebagian besar berada jauh dari pemukiman masyarakat dan berada pada dataran tinggi. Rata-rata petani sampel berusahatani pada lahan milik mereka sendiri. Pemeliharaan tanaman jagung dalam setiap musim tanam dilakukan oleh petani sampel dengan menggunakan obat-obatan yang berguna untuk memelihara tanaman dari gangguan gulma. Karena bila tidak dilakukan pemeliharaan maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dapat terhambat. Produksi tanaman jagung petani sampel rata-rata pada setiap musim tanam dapat mencapai 2112,2 kg/ha. Keadaan produksi jagung ini ditunjang pula oleh penyediaan saprodi yang memadai seperti benih, pupuk, dan obat-obatan.
9 Keadaan produksi jagung berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh petani. Meningkatnya produksi jagung juga di tunjang oleh tersedianya peralatan mulai dari pengolahan sampai pada saat panen. Peralatan yang digunakan oleh petani sampel yaitu traktor, parang, cangkul dan sprayer. Salah satu faktor produksi dalam pengelolaan usahatani adalah penggunaan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani sampel adalah tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga yang terdiri dari pria dan wanita. Dalam penggunaan tenaga kerja luar keluarga petani sampel mengalami masalah khususnya dalam pembayaran upah, hal ini disebabkan karena kurangnya modal. Proses produksi usahatani jagung adalah : a. Pengolahan lahan Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menggemburkan tanah. Pengolahan lahan terlebih dahulu lahan yang akan ditanami dibajak dengan menggunakan traktor dan bajak, apabila tanah yang digunakan keras maka dilakukan pembajakan berulang kali sehingga tanah gembur. Pengolahan tanah dilakukan selama 7 sampai 14 hari, tergantung pada keadaan tanah dan alat yang digunakan. b. Penanaman Setelah tanah siap digunakan maka benih akan ditanam dengan jarak tanam 25 x 75 cm. Penggunaan benih merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting, sebab tanpa adanya benih usahatani jagung tidak mungkin akan terlaksana. Benih yang digunakan oleh petani sampel adalah benih jagung hibrida bisi dua yang diperoleh dari bantuan pemerintah Provinsi Gorontalo yaitu melalui Dinas Pertanian dibidang tanaman pangan. Setiap hektar lahan yang akan ditanami memerlukan benih 20 kg. Setelah seminggu penanaman perlu dilakukan pengamatan untuk melihat apakah benih yang ditanam sudah berkecambah, apabila terdapat benih yang belum berkecambah maka dilakukan penanaman kembali.
10 c. Penyiangan dan pemupukan Penyiangan sangat diperlukan agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung tidak terganggu dan tidak banyak kehilangan unsur hara yang dikarenakan oleh gulma, sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal. Penyiangan pertama dilakukan apabila telah tumbuh rumput-rumput atau gulma, biasanya 15 hari setelah penanaman. Dalam penyiangan harus dijaga jangan sampai mengganggu atau merusak tanaman. Proses selanjutnya adalah pemberian pupuk. Pupuk yang digunakan oleh petani sampel adalah pupuk ponska dan pupuk urea yang diberikan dua kali dalam setiap musim tanam. Setiap musim tanam dilakukan pemupukan sampai dua kali. Petani sampel rata-rata menggunakan pupuk 250 kg setiap jenis pupuk. d. Panen Jagung yang akan dipanen biasanya setalah berumur 90 sampai 100 hari dan biji jagung telah kering serta keras. Proses panen menggunakan tenaga kerja didalam keluarga dan diluar keluarga yang terdiri dari pria dan wanita. Dimana tenaga kerja pria melakukan penebangan dan tenaga kerja wanita memisahkan buah dari batang tanaman jagung. Cara memanen buah jagung adalah dengan menggunakan tangan. e. Pasca panen Kegiatan setelah panen adalah pasca panen. Jagung yang telah dipanen dipipil dengan menggunakan mesin perontok atau tangan, selanjutnya jagung dijemur pada bak penjemuran selama satu hari tergantung keadaan cuaca. Penjemuran dilakukan sampai jagung kering benar, sehingga beratnya tidak akan susut lagi. 5.3 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pengaruh penggunaan faktor produksi pada usahatani jagung dapat diketahui melalui analisis fungsi produksi Cobb Douglass. Dengan analisis fungsi produksi ini, melalui nilai koefisien regresi (elastisitas) dapat diketahui seberapa besar pengaruh input atau faktor produksi yang diberikan terhadap jumlah produk yang dihasilkan.
11 Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai koefisien regresi (bi) atau nilai elastisitas dari masing-masing faktor produksi seperti pada Tabel 10. Dan berdasarkan nilai elastisitas tersebut dapat pula dilihat skala ekonomi produksi jagung petani responden. Tabel 10. Nilai Elastisitas Dan Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Jagung di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Uraian F- hitung Sig. Nilai Faktor faktor Produksi 19,396 0,000 a Elastisias Jenis Input (Xi) t- hitung Sig. (bi) 1. Luas Lahan (X1) 2. Tenaga Kerja (X2) 3. Benih (X3) 4 Pupuk Phonska (X4) 6,185 0,473 1,664 2,949 0,000 0,673 0,099 0,004 2,063 0,053 0,003 0,275 JUMLAH 2,394 Koefisien Korelasi (R) = 0,623 Koefisien Determinasi (R 2 ) = 0,389 Nilai a = 58,47 Sumber : Data Diolah, 2012 Berdasarakan tabel 10 di atas, dapat dilihat hasil signifikan uji F menerangkan bahwa penggunaan input atau faktor-faktor produksi secara bersama-sama berpengaruh terhadap total produksi usahatani jagung. Ini berarti, bahwa penggunaan faktor- faktor produksi memberikan dampak terhadap jumlah produksi. Dari Tabel 11, diperoleh persamaan fungsi produksi Cobb-Douglass yaitu : Y = 58,47 X 1 2,063. X 2 0,053. X X Selanjutnya diperoleh koefisien determinasi (R 2 ) = yang berarti sumbangan variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau produksi jagung sebesar 38 % dan sisanya sebesar 62 % disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian. Adapun variabel yang tidak termasuk dalam penelitian ini adalah manajemen, pupuk urea, obat-obatan serta faktor alam. Hubungan antara produksi dan faktor produksi dapat diketahui melalui koefisien korelasi (R) yang bernilai 0.623, hal ini berarti memiliki hubungan
12 positif yang kuat. Sedangkan hasil signifikan uji F pada taraf kepercayaan 95 % adalah yang artinya bahwa penggunaan faktor-faktor produksi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produk yang diperoleh. Pengaruh masing-masing faktor produksi dapat diuraikan sebagai berikut : a. Luas Lahan Berdasarkan hasil uji t pada taraf kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan mempunyai pengaruh yang nyata, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Besaran elastisitasnya (b1) menunjukkan bahwa penambahan satu are luas lahan dapat memberikan tambahan produk jagung sebesar 2,063 kilogram. Dengan demikian luas lahan berpengaruh positif terhadap produksi jagung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyadi (2007), yang menunjukkan bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap variabel jagung. b. Tenaga Kerja Hasil uji t pada taraf kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh tidak nyata karena nilai signifikan lebih besar dari 0.05 yaitu Besaran elastisitasnya (b2) menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja setiap satu HKSP dapat memberikan tambahan produksi sebesar kilogram. c. Benih Hasil uji t menunjukkan bahwa penggunaan benih berpengaruh tidak nyata karena nilai signifikan pada taraf keprecayaan 95 % lebih besar dari 0.05 yaitu Besaran elastisitasnya (b3) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram benih jagung akan memberikan tambahan produksi sebesar kilogram. d. Penggunaan pupuk phonska Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan pada taraf kepercayaan 95 % lebih kecil dari 0.05 yaitu Artinya penggunaan pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap produksi jagung. Besaran elastisitasnya (b4) menunjukkan bahwa penambahan satu kilogram pupuk phonska akan memberikan tambahan produksi sebesar kilogram jagung dengan luasan lahan ha. Dengan demikian penggunaan pupuk phonska berpengaruh positif terhadap produksi jagung.
13 5.4. Skala Ekonomi Usaha (Return to scale) Return to scale perlu untuk mengetahui apakah kegiatan dari suatu usaha yang diteliti tersebut mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasing return to scale. Berdasarkan fungsi produksi Cobb Douglas, maka dapat diketahui return to scale pada usahatani jagung di Desa Pulubala sebagai berikut : b i = b 1 + b 2 + b 3 + b 4 = 2, , b i = 2,394 Yang berarti nilai tersebut lebih besar dari satu. Dengan demikian skala ekonomi usaha petani responden di Desa Pulubala berada pada keadaan increasing return to scale ( b i > 1) yang artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar dalam hal ini jagung atau penambahan satu unit faktor produksi memberikan tambahan produk sebesar 2,394 kilogram jagung, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Increasing Decreasing Negatif Constan
14 Gambar 2. Kisaran Skala Ekonomi Usahatani Jagung di Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, 2012 Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa sumbu X menandakan besaran faktor produksi dan sumbu Y mengukur produk total (fisik). Pada saat kurva PT berubah arah pada titik A (inflection point) maka kurva PM mencapai titik maksimum. Inilah batas di mana hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang itu mulai berlaku. Di sebelah kiri kenaikan hasil masih bertambah, tetapi di sebelah kanan kenaikan hasil menurun. Titik C adalah titik di mana tangen (garis atas kurva PM mempunyai arah slope yang paling besar). Titik E adalah titik di mana kurva PT mencapai maksimum. Titik ini bersamaan dengan saat di mana kurva PM memotong sumbu X, yaitu pada saat PM menjadi negatif. Titik C dan titik E merupakan batas lain dari peristiwa penting dalam perkembangan produksi fisik (PT). Disebelah kiri titik C, produksi termasuk dalam tahap irasional ketika elastisitas produksinya (EP) > 1 (Daniel, 2001).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri dari empat (4) Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah ini dipilih
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Tempat Penelitian Desa Candi merupakan salah satu desa yang banyak menghasilkan produksi jagung terutama jagung pipilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang efisiensi dan pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi sehingga akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak dan Keadaan Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato terdiri Dari 5 dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV,
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,
Lebih terperinciBAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR
BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa yaitu
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak
Lebih terperinci. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai
. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang analisis produksi sehingga akan sangat membantu dalam mencermati masalah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
Lebih terperinciPENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT
VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Lokasi Penelitian Desa Tlogoweru terletak di Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan wilayah Desa sebagai berikut Batas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani responden pada penelitian ini adalah petani yang berjumlah 71 orang yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang petani
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Petani 1) Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Delanggu Dukuh Sribit Lor merupakan salah satu dukuh di Desa Sribit Kecamatan Delanggu yang usahataninya cukup luas. Pola tanam yang
Lebih terperinciVI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA
VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA 6.1 Analisis Fungsi produksi Padi Sawah Varietas Ciherang Analisis dalam kegiatan produksi padi sawah varietas ciherang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Letak Geografi Kabupaten Wonogiri adalah salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Wonogiri secara geografis antara 110.41
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE
ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Februari 2011 ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Lebih terperinciGambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI
BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10
Lebih terperinciAnalisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Adi Budiono 1, Kamiliah Wilda 2, dan Nuri Dewi Yanti 2 1 Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten
Lebih terperinci5. GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat
33 5. GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat Gambar 10. Peta Wilayah Jawa Barat Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 50 50 70 50 lintang selatan dan 1040 48-1080
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU
30 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU (Manihot esculenta) DI DESA PUNGGELAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA Supriyatno 1), Pujiharto 2), dan Sulistyani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Tebu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tebu (Saccharum officinarum L.) tumbuhan yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat gula tebu atau gula pasir. Termasuk Famili Gramineae, dapat tumbuh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar
1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Desa Karya Baru merupakan salah satu dari 5 Desa yang ada di Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Desa Karya Baru
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur
IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah Kabupaten grobogan salah satu wilayah yang secara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Grobogan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat.
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, kedua desa tersebut merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi
Lebih terperinciVI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani
Lebih terperinciProsiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciJURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
ANALYSIS OF BENEFITS AND INFLUENCE THE USE OF FACTORS OF PRODUCTION IN THE VILLAGE AT CORN FARMING TENILO VILLAGE DISTRICT OF LIMBOTO GORONTALO REGENCY Azis Y. Habi 1),Supriyo Imran SP. MS.i 2), Yuriko
Lebih terperinciVIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least
VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU 8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU 7.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi Budidaya ubi kayu tidak terlalu sulit. Ubi kayu tidak mengenal musim, kapan saja dapat ditanam. Karena itulah waktu
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa
4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Gambaran umum desa penelitian diperoleh dari monografi desa, meliputi letak geografis dan topografis desa, luas lahan dan tata guna tanah, keadaan
Lebih terperinciBAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)
ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan umum Daerah penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Munsalo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau terdiri
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat ' 19" BT
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Desa Baleagung Desa Baleagung terletak di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah secara geografis berada pada koordinat 110 18'
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciPERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN
PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan alokasi waktu
Lebih terperinciKUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG
LAMPIRAN Lampiran 1 KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG 1. Keadaan Umum Responden 1.1. Identitas Responden 1. Nama : (L / P) 2. Umur : tahun 3. Alamat : RT /
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Desa Cipelang Desa Cipelang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, desa ini memiliki luas daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kopi Robusta Kedudukan tanaman kopi dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km
Lebih terperinciVII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani
Lebih terperinci4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi
45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel Strata I dan II pada Usahatani Jeruk di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo Strata I II No. Sampel Luas Lahan (ha) Umur Petani (tahun) Pengalaman Bertani
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di mana kondisi geografis yang berada di daerah tropis dengan iklim, tanah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori yang digunakan untuk mengurai perumusan masalah pendapatan petani jagung di kecamatan Tigabinanga, penulis menggunakan teori yang sederhana sebagai berikut
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Kawasan Agropolitan Cianjur Agropolitan (agro = pertanian; politan = kota) adalah suatu konsep kota pertanian yang diharapkan mampu memacu berkembangnya sistem dan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi
Lebih terperinciVI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG
VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Wilayah Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur yaitu di Desa Pakusari Kecamatan Pakusari. Desa Pakusari memiliki lima Dusun yaitu Dusun
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA
BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani adalah pelaku usahatani yang mengatur segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya
I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, artinya adalah metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang
50 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,
51 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Responden Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, pengalaman bertani, tingkat pendidikan, penggunaan luas lahan, dan jumlah tanggungan
Lebih terperinciVI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI
VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan
Lebih terperinci