4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
|
|
- Teguh Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini terletak di sebelah utara Kabupaten Toli-toli (Sulawesi Tengah), sebelah selatan Kecamatan Randangan. Kecamatan dengan luas wilayah 159,97 km 2 ini berbatasan dengan di sebelah timur, Kecamatan Patilanggio serta di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wonggarasi, bahwa wilayah Kecamatan Taluditi sebagian besar merupakan lereng bukit dan dataran (Kecamatan Taluditi, 2012). Kecamatan Taluditi memiliki batas wilayah sebagai berikut : Utara Selatan Timur Barat : Kabupaten Toli Toli : Kecamatan Randangan : Kecamatan Patilanggio : Kecamatan Wonggarasi Kecamatan Taluditi terbagi 7 yaitu Pancakarsa I dengan luas wilayah 26,10 km 2, Pancakarsa II dengan luas wilayah 20,87 km 2, Malango dengan luas wilayah 5,65 km 2, dan Kalimas luas wilayah 30,88 km 2, Mekarti Jaya dengan luas 9,07 km 2, dan Puncak jaya luas 37,40 km 2, serta Tirto Asri dengan luas wilayah 30,00 km 2. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Nama Sampling dan Luas Wilayahnya di Kecamatan Taluditi Luas Wilayah (Km²) Panca karsa I 26,10 Panca Karsa II 20,87 49,97 Sumber: Kantor Kecamatan Taluditi, 2012
2 4.1.2 Penduduk Sesuai data penduduk bulan Desember Tahun 2011, jumlah penduduk rata-rata pada Tahun 2012 yaitu jiwa, terdiri dari 7 desa yaitu laki laki berjumlah jiwa, dan perempuan berjumlah jiwa maka lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Penduduk Kecamatan Taluditi menurut jenis kelamin (orang) Nama KK Penduduk Laki-laki Perempuan Panca karsa I Panca karsa II Malango Kalimas Mekarti Jaya Puncak Jaya Tirto Asri Sumber :Kantor Kecamatan Taluditi, Pemilikan lahan Potensi hasil lahan pada Kecamatan Taluditi merupakan bagian dari penunjang perekonomian Kabupaten Pohuwato pada umumnya dan rakyat Kecamatan Taluditi pada khususnya seiring dengan bantuan pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan rakyat melalui bantuan Dinas Pertanian dan Perkebunan dengan berbagai komoditi tanaman, dengan luas lahan fungsional 7.076,25 Ha, dan lahan non fungsional 1.421,00 Ha, Hal ini sesuai dengan data pada Kasie PMD Kecamatan Taluditi tahun 2011, dapat kita lihat Tabel 3 berikut:
3 Tabel 3. Potensi Lahan Kecamatan Taluditi Menurut Nama Luas Lahan Fungsional Lahan Non Fungsional (Km²) ( Ha) (Ha) Panca karsa I 26, Panca Karsa II 20, Malango 5,65 763,25 191,5 Kalimas 30, Mekarti Jaya 30, Puncak Jaya 37, Tirto Asri 9, , , ,00 Sumber : Kantor Kecamatan Taluditi, Pertanian Kecamatan Taluditi memiliki potensi unggulan pada komoditi tanaman coklat kemudian disusul tanaman jagung, padi, kelapa serta tanaman lainnya berupa jeruk, durian. dan rambutan. Tanaman coklat berada pada tanaman yang paling didominasi, hal ini didukung dengan tanah subur/lahan baru, dan curah hujan yang banyak, serta peluang usaha yang menjanjikan (menguntungkan), dengan luas lahan produktif untuk tanaman coklat Ha, lahan tanaman jagung Ha, lahan tanaman padi Ha, lahan tanaman kelapa 76.5 Ha, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
4 Tabel 4. Potensi Unggulan Pertanian Kecamatan Taluditi dan lokasinya di Potensi Unggulan luas Lahan Terdapat di Fungsional (Ha) Coklat 1613 Pancakarsa I, Pancakarsa II, Malango, Kalimas, Mekarti Jaya, Puncak Jaya Jagung 1490 Pancakarsa I, Pancakarsa II, Kalimas, Malango, Mekarti Jaya, Puncak Jaya Padi 400,25 Pancakarsa I, Pancakarsa II, Kalimas, Malango, Mekarti Jaya Kelapa 76,5 Pancakarsa I, Pancakarsa II, Kalimas, Malango, Mekarti Jaya, Puncak Jaya Jeruk 39,25 Pancakarsa II, Malango, Kalimas, Mekarti Jaya, Puncak Jaya Durian 439 Pancakarsa I, Pancakarsa II, Kalimas, Malango, Mekarti Jaya. Rambutan 73,25 Pancakarsa I, Pancakarsa II, Kalimas, Mekarti Jaya, Puncak Jaya Sumber : Kantor Kecamatan Taluditi, 2012 Berdasarkan Tabel 4 diatas potensi unggulan pertanian yang ada di Kecamtan Taluditi yaitu komoditi tanaman coklat dengan luas lahan fungsional 1613 Ha yang terdapat pada Pancakarsa I, Pancakarsa II, Malango, Kalimas, Mekarti Jaya, dan Puncak Jaya, hal ini didukung dengan tanah subur dan curah hujan yang baik terletak dilereng pengunungan yang dapat dimanfaatkan petani dengan lahan yang memadai. 4.4 Nama Kelompok Petani Kakao Nama Kelompok petani kakao yaitu rimba jaya II dan tumpang sari yang ada di Kecamatan Taluditi dapat diuraikan jumlah anggota bahwa, jumlah petani kakao yang ada di Kecamatan Taluditi adalah sejumlah 60 orang, dengan rata-rata luas lahan 1,005 (Ha) dan jumlah pohon rata-rata mencapai 1004,55. Tanaman kakao merupakan tanaman yang menjadi unggulan petani yang ada di Kecamatan Taluditi, tehnik budidaya yang sederhana dan mudah menjadikan tanaman ini adalah tanaman unggulan. Hasil lain di lapangan bahwa, untuk petani kakao yang
5 ada di Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato mayoritas luas lahanya rata-rata mencapai 1,005 Ha/KK dan jumlah pohon rata-rata mecapai 1004,55, disamping itu juga bibit yang digunakan pada tanaman kakao adalah berjenis Sulawesi yang berasal dari Makasar. Perhatian yang penuh diberikan oleh pemerintah terkait dalam budidaya tanaman kakao menjadikan kinerja petani kakao peani kakao meningkat. Perhatian pemerintah yang dimaksud adalah dimana program sambung samping pada tanaman kakao sudah diberikan melalui pelatihanpelatihan, sehingga petani sangat mudah dalam menjalankan usahanya karena di dukung penuh oleh pemerintah, hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. rata-rata Anggota Kelompok Petani Responden Rimba Jaya II dan Tumpang sari, rata-rata Luas Lahan dan Pohon pada Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato, 2012 No Anggota Kelompok Tani(Orang) Rata-rata Luas lahan (Ha) Rata-rata Pohon (Pohon) 1 Pancakarsa I 30 1, ,1 2 Pancakarsa II , ,1 - Rata-Rata 1 1, ,55 Sumber : Data diolah Kecamatan Taluditi, 2012 Berdasarkan Tabel 5 diatas, jumlah petani responden yang ada di Kecamatan Taluditi sejumlah 60 orang, dengan dua kelompok yaitu Rimba Jaya II dan Tumpang sari dengan rata-rata luas lahan 1,005 Ha dan jumlah pohon ratarata mecapai 1004,55 pohon. Tanaman kakao khususnya yang dikelolah oleh petani (perkebunan rakyat) dapat dijumpai di semua Provinsi di Indonesia. Statistik perkebunan (Dirjenbun, 2004) menunjukan bahwa total areal perkebunana kakao rakyat di Indonesia tercatat seluas 801,332 hektar dengan total produksi 512,521 ton pertahun (produktivitas 963,33 kg/ha/tahun) dan jumlah petani sebanyak 910,835 kepala keluarga (rataan pemilikan lahan sekitar 0,89 ha/ KK).
6 4.5 Analisis Deskriptif Karakteristik Sosial Ekonomi Usahatani Kakao Karakteristik Sosial 1. Umur Petani Umur adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan usahatani. Umur yang belum produktif berkisar antara 0 15 tahun. Pada umur ini kemampuan fisik yang dimiliki belum maksimal. Sementara umur produktif adalah umur yang berkisar antara tahun. Pada umur ini petani mempunyai kekuatan fisik yang masksimal. Sedangkan umur yang tidak produktif adalah yang berumur di atas 60 tahun. Pada umur ini kemampuan fisik petani mulai menurun. Lebih jelas umur petani kakao di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Karakteristik Sosial Umur Petani Responden Umur Pancakarsa I Pancakarsa II (Tahun) , ,66 > ,66 2 6, Berdasarkan Tabel 6 di atas jumlah petani kakao di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 orang, dilihat dari tingkatan umur petani perkebunan khususnya pada komoditi tanaman kakao. Hasil di lapangan ditemukan bahwa petani di Kecamatan Taluditi dengan jumlah responden 60 petani rata-rata berumur tahun lebih banyak dengan jumlah 58 orang dengan persentase 96,66% rata-rata masih berumur produktif dalam berusahatani kakao, dan yang meliki umur >60 berjumlah 2 orang petani dengan persentase 6,66% tidak berproduktif lagi.
7 2. Pendidikan Petani Tingkat pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan usahatani. Banyaknya jumlah pendidikan lulusan SMP-SMA pada satu daerah pertanian menjadikan petani dapat menyesuaikan atau bisa menyerap tentang bagaimana tatacara beusahatani yang baik dan bisa menyesuaikan dengan pembagunan pertanian moderen. Sedangkan tingkat pendidikan di bawah SMP atau SD, menjadikan kurangnya kemandirian petani dalam mencari informasi dan mendapatkan informasi dari pemerintah terkait. Tingkat pendidikan petani di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 7. Karakteristik Sosial Pendidikan Petani Responden Pendidikan Pancakarsa I Pancakarsa II (Tingkatan) Tidak Tamat SD , ,33 Tamat SD , ,33 SMP SMA ,66 2 3, Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diuraikan bahwa, jumlah petani kakao yang ada di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 orang. Dilihat dari tingkatan pendidikan petani perkebunan khususnya pada komoditi kakao. Hasil di lapangan ditemukan bahwa, tingkat pendidikan yang ada di Kecamatan Taluditi sejumlah 32 orang dengan presentase 53,33% tamat SD dan 23 orang dengan persentase 38,33% tidak tamat SD. Faktor pendidikan berpengaruh besar terhadap peningkatan usahatani petani, sehingga perlu ada perhatian yang serius dari stekholder terkait dalam meningkatkan pendidikan petani. 3. Pengalaman Berusahatani Dalam melakukan usahatani dibutuhkan pengalaman yang cukup. Semakin lama pengalaman petani dalam melakukan usahataninya maka semakin banyak
8 pengalaman yang diperoleh dalam berusahatani, petani yang baru melakukan usahatani banyak mengalami kendala dalam melakukan usahataninya. Umur petani menjadi tolak ukur dalam melihat petani berpengalaman. Karakteristik berdasarkan pengalaman berusahatani dapat dlihat pada tabel berikut ini. Tabel 8. Karakteristik Sosial Pengalaman Berusahatani Petani Responden Pengalaman Berusahatani (Tahun) Pancakarsa I Pancakarsa II ,33 4 6, , , , , > ,66 2 3, Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diuraikan bahwa, jumlah petani Kakao di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 0rang. Pengalaman berusahatani dalam perkebunan khususnya pada komoditi kakao. Hasil di lapangan bahwa untuk karakteristik berdasarkan pengalaman dalam berusahatani yang ada di Kecamatan Taluditi adalah tahun rata-rata 44 orang petani dengan hasil persentase 73,33% dan sebanyak 7 orang petani dengan hasil presentase 11,66%.. Sehingga pengalaman petani dalam berusahatani mayoritas bertaninya tahun. 4. Tanggungan Petani pengalaman tanggungan merupakan salah satu faktor pendorong bagi petani dalam meningkatkan usahataninya. Semakin besar jumlah tanggungan semakin giat pula petani dalam meningkatkan usahataninya. Tanggungan petani di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
9 Tabel 9. Karakteristik Sosial Tanggungan Keluarga Responden Tanggungan Petani (org) Pancakarsa I Pancakarsa II Petani , , , , ,66 5 8, Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat diuraikan bahwa, jumlah petani Kakao yang ada di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 orang. Dilihat dari jumlah tanggungan petani perkebunan khususnya pada komoditi kakao. Hasil di lapangan ditemukan bahwa untuk jumlah tangungan petani rata-rata antara 4-5 tanggungan sebanyak 40 orang petani dengan persentase 66,66%, 2-3 tanggungan sebanyak 15 orang dengan jumlah persentase 25%. Dengan banyaknya tangungan petani lebih bersemangat lagi untuk berusahatani kakao, tanggunan petani dalam keluarga, sehinga dimungkinkan keuntungan hasil usahatani dapat memenuhi kebutuhan keluarga petani Karakteristik Ekonomi Karakteristik ekonomi yang terdiri adalah: Luas lahan, tanaman yang menghasilkan, tanaman yang belum menghasilkan, tanaman tua/rusak. 1. Luas Lahan Luas lahan pertanian memberikan dampak positif dalam meningkatkan usahataninya, semakin besar luas lahan yang dimiliki oleh petani maka semakin besar pula kemungkinan hasil panen yang diperoleh oleh petani. Luas lahan 0,95-0,996 Ha dan 1-1,007 Ha pada tanaman kakao memberikan hasil yang maksimal bagi petani kakao. Karakteristik berdasarkan luas lahan petani di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
10 Tabel 10. Karakteristik Ekonomi Luas Lahan Petani Reponden Luas Lahan Petani(Ha) Pancakarsa I Pancakarsa II 0,9-0, ,95-0, , Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diuraikan bahwa, jumlah petani Kakao yang ada di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 orang. Dilihat dari tingkatan luas lahan petani perkebunan khususnya pada komoditi kakao. Hasil di lapangan ditemukan bahwa rata-rata jumlah lahan kakao yang ada di Kecamatan Taluditi adalah 0,95-0,996 Ha dengan jumlah 18 orang dan persentase 30%, sedangkan 1 1,007 Ha hanya berjumlah 39 orang atau 65%. Dengan demikian banyaknya luas lahan di Kecamatan Taluditi berkisar 1-1,007 Ha. 2. Tanaman yang Menghasilkan Banyaknya jumlah pohon yang berproduksi pada tanaman perkebunan terutaman kakao memberikan hasil yang maksimal pada petani dalam melakukan usahatani kakao. Pada satu daerah yang memiliki mayoritas petani kakao dibutuhkan dukungan iklim yang baik dan perawatan yang memungkinkan tanaman kakao dapat berproduksi. Dalam satu hamparan tanaman kakao produksi kakao yang baik berkisar antara Pohon dan 1, Pohon jumlah pohon dalam setiap lahan petani kakao dengan melakukan penyesuaian kondisi lahan. Pada hakikatnya tanaman kakao merupakan tanaman tahunan. Karakteristik berdasarkan pohon yang menghasilkan di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
11 Tabel 11. Karakteristik Ekonomi Pohon yang Menghasilkan Produksi Kakao yang dimilki Petani Responden Pohon yang Menghasilkan (Pohon) Pancakarsa I Pancakarsa II , , , , , , Berdasarkan Tabel 11 di atas dapat diuraikan bahwa, jumlah petani Kakao yang ada di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 orang. Dilihat dari tingkatan jumlah pohon yang menghasilkan petani perkebunan khususnya pada komoditi kakao. Hasil di lapangan rata-rata 53 orang dengan persentase 83,33% mempunyai jumlah pohon yang menghasilkan kakao sebanyak pohon dan 5 orang dengan persentase 8,33% petani yang memiliki jumlah pohon lebih 1,100 pohon. Dengan demikian jumlah pohon kakao yang sudah menghasilkan di Kecamatan Taluditi berkisar pohon/angota keluarga. Pohon yang menghasilkan adanya perawatan yang baik dari petani sehingga yang diharapkan petani sesuai harapan dalam mengembangkan pohon kakao. 3. Tanaman yang Belum Menghasilkan Pada tanaman kakao memiliki jenjang waktu dalam melakukan produksi, pada saat penanaman waktu yang diperlukan oleh tanaman kakao dalam melakukan produksi tergantung pada tehnik atau cara bagaimana meberlakukan tanaman kakao. Tanaman kakao yang ditanam melalui sambung samping memerlukan waktu sedikit dalam melakukan produksi dibandingkan dengan penanaman yang tampa melakukan sambung samping. Di Kecamatan Taluditi
12 banyaknya jumlah pohon kakao yang belum berproduksi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 12. Karakteristik Ekonomi Pohon yang Belum Menghasilkan Produksi Kakao yang dimiliki Petani Responden Pohon Belum Menghasilkan Pancakarsa I Pancakarsa II Produksi Kakao (Pohon) ,33 4 6, , , , , , , , , , , Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat diuraikan bahwa, jumlah petani Kakao yang ada di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 orang. Dilihat dari tingkatan jumlah pohon yang belum menghasilkan petani perkebunan khususnya pada komoditi kakao. Hasil di lapangan bahwa jumlah pohon yang belum menghasilkan lebih banyak pohon, dengan jumlah petani rata-rata sebanyak 14 orang atau 23,33%. Sedangkan jumlah antara pohon kakao yang belum menghasilkan di miliki oleh petani sebanyak 12 orang atau 20% dan yang paling sedikit jumlah pohon yang belum menghasilkan sebanyak pohon dengan hasil persentase 6,66%. Penyebab pohon yang belum menghasilkan atau pertumbuhan tanaman tidak stabil disebabkan kurangnya curah hujan yang tidak memadai dan kurangnya perawatan yang diberikan oleh petani pada saat awal penanaman dan adanya serangan hama pada pengerek batang,buah atau kurangnya pengetahuan sambung samping pada pohon kakao.
13 4. Tanaman Tidak Menghasilkan Tanaman kakao yang sudah tidak berproduksi dikarenakan banyak faktor antara lain, kurangnya pengetahuan petani dalam berusahatani kakao, faktor lingkungan sehingga dapat menimbulkan hama pada tanaman dan kondisi lahan yang tidak sesuai. Banyaknya jumlah pohon kakao yang tidak berproduksi di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 13. Karakteristik Ekonomi Pohon Tidak Menghasilkan Produksi Kakao yang dimilki Petani Responden Pohon Tidak Pancakarsa I Pancakarsa II Menghasilkan (Pohon) , , ,33 1 3, , , , Berdasarkan Tabel 13 di atas dapat diuraikan bahwa, jumlah petani kakao yang ada di Kecamatan Taluditi sebanyak 60 orang. Dilihat dari tingkatan pohon yang tidak menghasilkan dalam perkebunan khususnya pada komoditi kakao. Hasil di lapangan jumlah pohon tidak menghasilkan buah kakao di Kecamatan Taluditi rata-rata antara pohon yang dimiliki sebanyaknya 21 orang dengan hasil persentase 35% pohon kakao dengan jumlah petani 6-10 pohon dimilki 12 orang petani persentase 20%. Sedikitnya jumlah pohon tidak menghasilkan karena adanya serangan hama pada batang atau buah dan umur pohon lebih dari 20 tahun pohon cepat rusak akibat kondisi lingkungan kurangnya pemeliharaan yang tidak merata terhadap pohon pencangkokan sambung sambing kurang maksimal dalam melakukan penanam pada pohon kakao.
14 4.6 Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato Biaya Usahatani Pada perkebunan biaya usahatani adalah modal dalam melakukan penanaman, pemupukan, pemeliharan dalam lahan yang akan menjadikan petani untuk memberikan hasil pendapatan yang maksimal dalam berusahatani di Kecamatan Taluditi lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 14. Biaya Usahatani Kakao Petani Responden di Kecamatan Taluditi Biaya Pancakarsa I Pancakarsa II Usahatani (Rp000/thn) , , , , , , , Pada Tabel 14 di atas dapat dijelaskan bahwa, biaya usahatani di Kecamatan Taluditi yang paling Tinggi sebesar Rp /tahun dengan jumlah petani sebanyak 34 orang dan hasil persentase sebesar 56,66%, sedangkan biaya usahatani paling rendah sebesar Rp /tahun dengan jumlah petani sebanyak 12 orang dan hasil persentase sebesar 20%. Hal ini dikarenakan semakin besar biaya usahatani dikeluarkan maka semakin besar hasil pedapatan dalam berusahatani yang didapat, karena komoditas kakao tanaman perkebunan tahunan Produksi Kakao Produksi pertanian merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. produksi petani kakao di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada tabel berikut.
15 Tabel 15. Produksi Petani Responden Kakao di Kecamatan Taluditi Produksi Kakao (Kg/Tahun) Pancakarsa I Pancakarsa II , , , , Pada Tabel 15 di atas dijelaskan bahwa, produksi kakao di Kecamatan Taluditi dengan jumlah produksi sebesar 1500 Kg/tahun, yang dimiliki oleh petani responden 33 orang dengan hasil persentase 55%, jumlah produksi kakao yang rendah 1200 Kg/tahun yang dimilki oleh petani responden 2 orang atau dengan persentase 3,33%. Penjelasan tersebut menggambarkan banyaknya jumlah produksi tanaman kakao yang ada di Kecamatan Taluditi di peroleh banyaknya jumlah petani, dengan jumlah produksi 1500 Kg/tahun dan jumlah petani 33 orang, sehingga di Kecamatan Taluditi mempunyai peluang besar dimasa yang akan datang dalam meningkatkan produksi tanaman kakao Pendapatan Petani Pendapatan petani merupakan salah satu faktor penentu dalam melihat apakah hasil yang di peroleh bisa mensejahterakan keluarga petani atau tidak. Pendapatan petani kakao di Kecamatan Taluditi dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.
16 Tabel 16. Pendapatan dan Rata-rata Biaya Usahatani Petani Responden Kakao di Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato No Pendaptan Kotor Biaya Usahatani Pendpatan Bersih Rata-rata Rata-rata 1. Pancakarsa I Pancakarsa II Rata-rata Pada Tabel 16 di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata pendapatan petani sebesar Rp ,499/tahun dimiliki oleh petani responden dan rata-rata biaya petani responden sebesar Rp 2.943,166/tahun, karena didukung dengan pengalaman berusahatani. Hal ini dapat dipastikan pendapatan petani di Kecamatan Taluditi tergolong mampu menafkahi keluarga petani. Pendapatan petani kakao ini lebih tinggi dibandingkan dengan sumber pendapatan lainnya diluar kakao.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Luas Wilayah Kecamatan Tilongkabila Kecamatan Tilongkabila merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di kabupaten Bone Bolango. Kecamatan ini
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciGambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di
38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Pati merupakan salah satu bagian dari 35 Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pati merupakan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI
V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non
IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3
39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan umum Daerah penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Munsalo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau terdiri
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan
84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya sebagian besar adalah petani. Sektor pertanian adalah salah satu pilar dalam pembangunan nasional Indonesia. Dengan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Ciamis Berdasarkan data geografis, wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 20' sampai dengan 108 40' Bujur Timur dan 7 40'20" Lintang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah seluas 106.971,01 Ha dengan pusat pemerintahan Kab.
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas
IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS
V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Wilayah Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur yaitu di Desa Pakusari Kecamatan Pakusari. Desa Pakusari memiliki lima Dusun yaitu Dusun
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar
Lebih terperinciPENGARUH PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI KELAPA DI KECAMATAN OBA KOTA TIDORE KEPULAUAN
PENGARUH PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI KELAPA DI KECAMATAN OBA KOTA TIDORE KEPULAUAN Abd Gani Fardanan Pascasarjana Penyuluhan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia. Dalam kurung waktu 150 tahun sejak dikembangkannya pertama kalinya, luas areal perkebunan karet
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten
47 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak pada 140 0 42 0-105 0 8 0 BT dan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Kelurahan Sumber Agung secara Administratif masuk dalam Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Letak Kelurahan Sumber
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan tradisional yang mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut antara lain adalah sebagai sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor pertanian
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Cilacap Selatan berada dipusat kota Cilacap
Lebih terperinciLAPORAN DEMONSTRASI PLOT TEKNOLOGI PEMELIHARAAN KEBUN KAKAO DI KABUPATEN LUWU ABSTRAK
LAPORAN DEMONSTRASI PLOT TEKNOLOGI PEMELIHARAAN KEBUN KAKAO DI KABUPATEN LUWU Kartika Fauziah, dkk ABSTRAK Penyuluhan yang dikelola oleh petani atau Farmer Managed Extension Activities (FMA) merupakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor pertanian khususnya di sektor perkebunan. Sektor perkebunan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah memberikan kontribusi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Keadaan topografi dan letak wilayah Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN 4.. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten PPU secara geografis terletak pada posisi 6 o 9 3-6 o 56 35 Bujur Timur dan o 48 9 - o 36 37 Lintang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. alamiah yang membatasi dan batas administratif yang mencakup daerah tersebut
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Topografi 1. Lokasi Lokasi daerah merupakan suatu kedudukan daerah yang dilihat dari batas alamiah yang membatasi dan batas administratif yang mencakup
Lebih terperinciBAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai
PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi, persaingan antarbangsa semakin ketat. Hanya bangsa yang mampu mengembangkan daya sainglah yang bisa maju dan bertahan. Produksi yang tinggi harus
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang.
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan umum wilayah penelitian menjelaskan tentang keadaan geografis, keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang. Keadaan geografis mencakup
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadan Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Pada tahun 2003 Desa Salilama dimekarkan menjadi tiga desa, dimana Salilama bagian selatan berdiri menjadi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas
29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :
54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan pertanian antara lain adalah : (1) sektor pertanian masih menyumbang sekitar
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Desa Cipelang Desa Cipelang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, desa ini memiliki luas daerah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI
V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI
KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI YAN FITRI SIRINGORINGO JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinci