BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak dan Keadaan Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato terdiri Dari 5 dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, Dusun V. Daerah ini dipilih karena sebagian lahan digunakan untuk usaha budidaya perikanan darat. Dan Penduduknya sebagain didominasi oleh petani tambak yang mengusahakan membudidayakan ikan bandeng. Desa Limbula Terletak Di Kecamatan Wanggarasi. Yang berada tepatnya pada ibu kota Kecamatan Wanggarasi. Desa ini memiliki luas wilayah 420 Ha. Desa Limbula, Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Harapan - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Randangan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wonggarasi Timur 2. Jumlah Penduduk Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato mempunyai jumlah penduduk orang terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 520 jiwa dan perempuan 490 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jumlah keluarga sebesar 206 orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. Keadaan penduduk Desa Limbula berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 1. 1

2 Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato. No Tingkat Pendidikan Jumlah(orang) Presentase 1 Belum Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD 2 SD SLTP SLTA Diploma I/Diploma Diploma Sarjana Jumlah Sumber : Profil Desa Limbula, Kesadaran penduduk tentang pentingnya pendidikan ternyata masih kurang, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1. Dari tabel satu tersebut di ketahui, bahwa jumlah penduduk yang belum pernah bersekolah/tidak tamat SD menduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu mencapai % dari orang atau sebesar 602 orang. Tingkat pendidikan SD menduduki posisi kedua dengan jumlah 210 orang atau mencapai % dari orang, dan tingkat pendidikan diploma merupakan tingkat pendidikan yang memiliki presentase paling sedikit hanya mencapai 0,79 dari orang atau sebanyak 8 orang. Tabel 2. Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato. No Jenis Lapangan usaha Jumlah (orang) Presentase 1 Pertanian Perikanan Perdagangan TNI/Polri Pegawai Negri Pegawai Swasta Jasa Lainnya Jumlah

3 Berdasarkan Tabel 2. bahwa lapangan usaha yang paling dominan di Desa Limbula adalah pertanian, jumlahnya mencapai dari 321 orang atau sebanyak 150 orang. Sedangkan untuk lapangan usaha perdagangan paling sedikit, di mana penduduk yang bekerja pada bidang tersebut hanya mencapai 2.49 % dari 321 orang atau sbanyak 8 orang. 3. Keadaan Usaha Budidaya Ikan Bandeng Sebagian dari penduduk di Desa Limbula memanfaatkan lahan pertanian dengan membudidayakan beberapa komoditas perikanan darat untuk dibudidayakan, salah satunya ikan bandeng. Karena bandeng merupakan salah satu ikan yang mempunyai potensi produksi yang tinggi yang dapat meningkatkan taraf hidup petani tambak. B. Identitas Petani Identitas petani sampel meliputi umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, dan jumlah tangungan keluarga yang dapat dilihat sebagai berikut : 1. Umur Petani Umur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan petani tambak dalam mengelola usaha budidaya ikan bandeng. Selain itu juga ditinjau dari segi fisik, umur merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan produkstivitas. Kisaran umur petani tambak dapat dilihat pada gambar di bawah ini : > % % Gambar 2. Jumlah Petani Tambak Menurut Kelompok Umur di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato. 3

4 Berdasarkan Gambar 2. umur petani di bagi atas tiga kelompok yaitu petani kurang dari 15 tahun, pada umur ini petani belum prodktif dan dalam kisaran umur yang wajib sekolah, karena dalam umur ini kemampuan fisik petani belum maksimal. Sedangkan petani yang berumur tahun berjumlah 47 orang atau sebesar 85 % di mana umur petani ini telah produktif. Karena pada tingkat umur ini kemampuan fisik petani sudah besar. Sehingga sangat menunjang untuk meningkatkan produktifitas dalam berusahatani. Sedangkan petani yang berumur lebih darai 60 tahun berjumlah 8 orang dengn mencapai 15 % atau dikatakan non produktifitas. 2. Pendidikan Petani Tingkat pendidikan pada petani salah satu yang penting dilihat dari pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan pada petani mengambarkan daya pikir petani bagaimana mengelolah dan meningkatkan hasil produksi usahataninya. Gambaran tingkat pendidikan petani sampel di jelaskan pada Gambar 3. dibawa ini SMA 12 22% SD 23 43% SMP 19 35% Gambar 3. Jumlah Petani Tambak Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato. Berdasarkan Gambar 3. Terlihat bahwa tingkat pendidikan yang paling tinggi yaitu SD dengan jumlah 23 orang mencapai 43 %, kemudian untuk tingkat SMP 19 orang mencapai 35%, sedangkan yang paling sedikit yaitu pada tingkat SMA dengan jumlah 12 orang mencapai 22 %, tingkat pendidikan disini menjadi salah satu yang 4

5 penting untuk menunjang keberhasil dalam berusaha tani dan semakin tinggi pendidikan yang dimilika semakin banyak juga pengalaman untuk berusahatani. 3. Jumlah Tanggungan keluarga Tangungan keluarga di sini banyaknya orang yang di biaya oleh petani. Dapat dilihat pada Gambar % % Gambar 4. Jumlah Petani Tambak Menurut Jumlah Tanggungan keluarga di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato. Berdasarkan Gambar 4. bahwa tangungan keluarga yang memiliki tangungan 0-3 berjumlah 38 orang mencapai 69 % dan tangungan 4-6 berjumlah 17 orang mencapai 31%. 4. Pengalaman Berusaha Tani Dalam pengalaman berusahatani merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan usahatani. Di mana semakin lama berusahatani maka semakin banyak yang didapatkan. Semakin banyak pengalaman yang di dapatkan maka petani tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola usahataninya. Pengalaman berusahatani pada petani sampel dapat dilihat pada Gambar 5. 5

6 % % Gambar 5. Jumlah Petani Tambak Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato. Berdasarkan Gambar 5. Di atas bahwa lama pengalaman berushatani 0-3 bejumlah 38 orang mencapai 72 %, sedangkan 4-6 berjumlah 15 orang mencapai 28 %. Lama pengalaman usahatani ini memberikan gambaran kemampuan petani tambak dalam membudidayakan ikan bandeng. C. Deskripsi Usaha Budidaya Petani Tambak Usaha budidaya yang di lakukan petani tambak pada hamparan lahan dekat pantai. Lahan ini digunakan untuk membudidayakan beberapa macam produksi perikanan darat antara lain bandeng, jumlah petani yang membudidayakan ikan bandeng berjumlah 55 orang dengan rata-rata luas lahan sebesar 463 are atau 0,463 ha. di samping itu petani tambak tidak hanya menitiberatkan pada salah satu jenis budidaya saja, hal ini didasari bahwa jika salah satu jenis budidaya yang di usahakan gagal dan tidak berhasil, maka masih ada jenis budidaya lainnya yang biasa diharapkan petani tambak untuk melangsungkan kebutuhan hidupnya dan jenis budidaya yang diusahakan selain ikan bandeng yaitu budidaya udang. Masalah yang dihadapi petani tambak dalam menjalankan usaha budidaya bandeng, pertama kurangnya sarana pengangkutan dari lokasi tambak yang di produksi. Harga yang ditawarkan pada saat produksi tidak menentu sehingga ini berdampak langsung pada penghasilan yang di terima oleh petani tambak. Sehingga 6

7 secara tidak langsung para petani tambak bandeng biasanya mengirim hasil produksinya ke kota-kota lain di luar Provinsi Gorontalo. Dalam ketersedian sarana produksi seperti halnya pupuk dan pakan, petani tambak dihadapi dengan adanya modal yang tinggi, dan jumlah tambak ditiap petani berbeda-beda, ada yang petani tambak lain yang mempunyai tiga tambak untuk di jadikan pemeliharaan dan ada juga petani hanya memiliki dua tambak pemeliharaan, itu disebabkan karena adanya petani tambak yang banyak modal sehingga bisa memiliki tiga tambak pemeliharaan dan petani kurang modal yang memeliki hanya 2 tambak pemeliharaan akan tetapi, hal ini tidak menjadi kendala bagi petani tambak lainnya untuk melakukan usaha budidaya. Mereka yakin hal yang dilakukan ini akan memberikan hasil yang maksimal dan menguntungkan. Dalam melakukan usaha budidaya petani tambak mengunakan beberapa jenis peralatan seperti, patiba, parang, cangkul, jaring, keranjang. Dan salah satu faktor produksi yang terpenting adalah ketersedian tenaga kerja, karena tanpa tenaga kerja siapa yang akan melakukan usaha budidaya. Dalam pengolahan usaha budidayanya petani tambak memerlukan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja ini digunakan untuk melakukan proses produksi dari tahap pembuatan lahan sampai panen yang di bayar dengan upah tertentu dengan rata-rata Rp /hari. Sedangkan untuk penebaran benih, pemberian pakan, pemupukan rata-rata mengunakan tenaga kerja keluarga yang dibayar berdasarkan upah minimum sebesar /hari, biasanya juga banyak petani tambak dalam hal pengelolaan usaha budidayanya saling bekerja sama tanpa memberikan biaya upah. Misalnya ada salah satu petani tambak yang melakukan pemanenan, maka banyak petani-petani tambak lainnya membantu pekerjaan petani tersebut. Persiapan lahan kegiatan yang dilakukan merintis lahan yang akan dijadikan pematang, dengan cara digali mengunakan patiba atau dengan alat eskapator kedalaman yang digali 50 cm lebar galian 4 meter, untuk tambak pembesaran sedangkan untuk tambak pengolondongan 50 cm dengan lebar galian 2 meter, ada 7

8 juga petani tambak yang memiliki 3 tambak untuk pemeliharaan bandeng jika petani itu memiliki banyak modal, pematang selesai petani tambak membuat jalan air dengan panjang pintu 4 meter dan lebar 70 cm, kemudian air yang di dalam galian dikeluarkan melalui pintu air, saluran atau pintu air bisa terbuat dari pipa atau papan. Untuk letak saluran air masuk dan keluar terpisah sehingga mampu mencegah pencampuran langsung antara air yang baru masuk dengan air yang hendak keluar dari petak tambak. Setelah lahan kering tambak diberikan racun untuk membersikan organisme lain yang akan menggangu kehidupan ikan bandeng pada saat ditebarkan, tunggu sampai dua minggu setelah tambak diberikan racun kemudian di masukan air, diberikan pupuk dasar gunanya untuk menumbuhkan makanan alami ikan bandeng, yakni lumut dan phytoplankton dan menjaga kecerahan air, pupuk diberikan kira-kira dengan mencapai satu bulan benih sudah boleh ditebarkan di tambak pengolondongan, setelah benih ditebarkan pada tambak pengolondongan, kemudian petani tambak mulai membersihkan tambak pembesaran yang berdekatan dengan tambak pengolondongan, pembersihannya sama persis dengan membersihkan tambak pengolondongan, dari tambak pengolondongan kira-kira umur benih mencapai dua bulan, benih sudah bisa dipindahkan ketambak pembesaran. Cara memindahkan banih bandeng dari gelondongan ke pembesaran, air pada tambak pengolondongan di keluarkan melalui jalan air setalah tambak kering, ikan dipindahkan dengan cara dikumpulkan dulu di dalam hapa kemudian dipindahkan kepembesaran dengan menghitung ikan bandeng, kegunaan dari menghitung ikan bandeng tersebut agar petani tambak bisa memperkirakan berapa jumlah produksi nanti. Setelah benih berada pada tambak pembesaran petani tambak melakukan tahap pemeliharaan, pemeliharaan di lakukan dengan cara untuk membesarkan ikan bandeng dari ukuran kecil sampai dengan layak konsumsi. Dalam tahap pemeliharaan ini petani juga harus memperhatikan pemberian pakan dan pupuk pada benih ikan bandeng pemberian pakan dan pupuk pada ikan bandeng di sini dilakukan pada saat bandeng berumur satu bulan lebih di tambak pembesaran dan pemberian pakan dan 8

9 pupuk diberikan pada saat ketingian air di tambak dinaikan secara bertahap pada setiap pasang naik sampai mencapai 1 m. Tujuan untuk memberikan pupuk susulan untuk merangsang pembesaran bandeng. Cara memberikan pakan dan pupuk susulan petani tambak mencampurkan pakan dan pupuk bersamaan kemudian diberikan pada benih ikan bandeng yang sudah berada pada tambak pembesaran. Tujuannya untuk menghasilkan produksi bandeng yang maksimal. Pemberian pakan dan pupuk ini biasanya dilakukan oleh petani tambak yang dibantu oleh tenaga kerja dalam keluarga atau biasa dilakukan sendiri, selama pemeliharaan petani tambak tidak lupa mengamati pertumbuhan ikan bandeng selama 2 minggu dan lama pemeliharaan bandeng untuk mencapai hasil maksimal dilakukan selama 6-8 bulan. Produksi merupakan hasil akhir dari membudidayakan yang diusahakan petani tambak. Di mana umur ikan bandeng sudah mencapai 6-8 bulan dan siap untuk diproduksi, dan ada juga pemanenan karena tingginya permintaan pasar. pencapaian hasil panen yang optimal akan dapat dirasakan bila faktor-faktor produksi terpenuhi, dalam usaha budidaya ikan bandeng hasil panen harus diperhatikan, bila mana setelah dipanen ikan bandeng harus tetap hidup atau masih segar hingga sampai ketangan konsumsi. Karena penurunan mutu ikan akan berpengaruh pada nilai jualnya menjadi rendah dan berpengaruh pada produksi dan keuntungan yang didapatkan oleh petani tambak. Dengan rata-rata produksi perpanen sebesar 6.911/ekor dan biasanya harga jual ikan bandeng rata-rata Rp /kg. Dalam memasarkan hasil produksinya petani tambak biasanya menjual kepada pedagang pengumpul atau mengirim hasil produksinya ke kota-kota besar di luar Provinsi Gorontalo seperti di Makasar. D. Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas ini dapat melihat pengaruh pengunaan input dan skala ekonomi usaha. 1. Pengaruh Pengunaan Input Pengaruh pengunaan faktor produksi (luas tambak, benih, pakan, pemupukan). Pada usaha budidaya ikan bandeng dapat diketahui melalui nilai 9

10 koefisien regresi (elastisitas) dapat dilihat seberapa besar pengaruh input yang diberikan terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Nilai elastisitas dan pengaruh input dan jenis input dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Elastisitas dan Pengaruh Pengunaan Faktor-Faktor Produksi (Input) pada Usaha Budidaya Ikan Bandeng Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato.2013 Uraian F-hitung Sig. Nilai Elasitas Faktor-faktor produksi(input) ,000 (bi) Jenis Input (Xi) t-hitung Sig. 1. Luas tambak(x1) Pakan (X2) Benih (X3) Pupuk ponska(x4) Jumlah Koefisien Korelasi (R) = 0.84 Koefisien Determinasi (R 2 ) =0.71 Nilai a = 0,321 Berdasarkan Tabel 3. Di atas hasil signifikan uji F menerangkan bahwa pengunaan faktor-faktor produksi atau input secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap total produksi usaha budidaya ikan bandeng. Ini berarti menjelaskan bahwa pengunaan faktor-faktor produksi memberikan pengaruh besar terhadap jumlah produksi. Dari Tabel 3. Di peroleh persamaan fungsi produksi cobb-douglas yang menunjukan sebagai berikut : Y= 0,321.X X X X Salanjutnya dari tabel diatas, diperoleh koefisien determinasi (R 2 )= 0.71 yang berarti koefisien determinasi sebesar 71 persen. Yang artinya produksi usaha budidaya bandeng (Y) sebesar 71 % secara bersama-sama dipengaruhi oleh luas lahan, pakan, benih, pupuk ponska. Hubungan antara produksi dan faktor produksi di ketahui dari korelasi (R) yang bernilai 0.84 yang berarti memiliki hubungan kuat. Selanjutnya pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap hasil dapat diketahui 10

11 dengan mengunakan uji t pengaruh pengunaan dari masing-masing faktor-faktor produksi sebagai berikut : a. Luas Tambak Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa pengunaan luas tambak berpengaruh nyata, karena nilai sig lebih kecil dari nilai 0,05. Ini didasari bahwa dalam pemeliharaan ikan bandeng pada tambak perlu dilakukan penjarangan. Penjarangan dilakukan untuk mengurangi kepadatan penebaran benih ikan bandeng dalam tambak. Hal ini dilakukan karena ikan bandeng berkembang lebih besar dari saat ditebarkan sehingga volume rasio antara ikan bandeng dengan luas tambak tempat pemeliharaan tidak seimbang. Tambak ikan bandeng yang tidak dijarangkan akan mengakibatkan suasana didalam tambak ikan bandeng menjadi tidak sehat akibat penumpukan CO 2 dan NH 3, serta terjadi pengurangan O 2 atau oksigen di dalm tambak sehingga pertumbuhan ikan bandeng menjadi terhambat (Arif dan Hasnawi, 2009). Besaran elastisitasnya (b 1 ) menunjukan bahwa penambahan satu area luas lahan tambak ikan bandeng akan memberikan tambahan produksi sebesar kilogram. b. Pakan Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa pengunaan pakan berpengaruh tidak nyata, karena nilai sig lebih besar dari nilai Hal ini didasari bahwa nilai gizi pakan ikan bandeng harus disesuaikan dengan kebutuhan gizinya. Untuk menyusun bahan pada pakan bagi bandeng, tidak semua gizi yang dibutuhkan (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral) diperhitungkan nilainya, tetapi cukup menghitung kebutuhan protein, total energi (kkal/100 g), persentase protein yang dapat dicerna, dan asam amino (Methionine dan Arginine). Protein yang merupakan komponen utama dalam pembentukan jaringan dan organ-organ tubuh (pertumbuhan) adalah yang paling penting diperhatikan. Protein tersusun atas substansi-substansi nitrogen (asam amino) dan nitrogen lain sehingga ketersediannya dalam pakan dalam jumlah yang tepat akan menjamin pertumbuhan ikan (Ghufran, 2009). Besaran 11

12 elastisitasnya (b 2 ) menunjukan bahwa penambahan satu liter pakan akan memberikan produksi sebesar kilogram. c. Benih Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa pengunaan benih berpengaruh nyata karena hasil sig lebih kecil dari nilai 0.5. karena benih ikan bandeng atau nener merupakan komponen utama dalam agribisnis ikan bandeng perlu diperhatikan kondisi benih ikan bandeng, benih bandeng yang dijual untuk dipelihara umumnya berumur antara 21 hari sampai 28 hari. Secara fisisk, besar benih ikan bandeng dengan umur tersebut adalah seukuran jarum dan tubuhnya transparan dengan panjang sekitar mm. benih ikan bandeng ini mempunyai tiga titik di tubuhnya, yakni dua titik di bagian mata dan satu titik dibagian perut. Dan pada saat penebaran harus diperhatikan benih yang sakit atau luka Sebab dari benih ikan bandeng yang baik akan dihasilkan ikan bandeng yang baik pula (Arif dan Hasnawi, 2009). Besaran elastisitasnya (b 3 ) menunjukan bahwa penambahan satu ekor benih akan memberikan tambahan produksi sebesar kilogram. d. Pupuk Ponska Hasil signifikan uji t menunjukan bahwa penggunaan pupuk berpengaruh tidak nyata, karena sig lebih besar dari Karena pupuk hanya diperlukan sebagai sumber nutrien untuk merangsang pertumbuhan plankton untuk makan alami ikan bandeng (Ghufran, 2009). Besaran elastisitasnya (b 4 ) menunjukan bahwa penambahan satu kilogram pupuk organik akan menurunkan produksi sebesar kilogram. 2. Skala Ekonomi Usaha Berdaskan fungsi produksi Cobb-Douglas pada usaha budidaya tersebut, maka skala ekonomi usaha petani smpel pada usaha budidaya ikan bandeng ditentukan dengan menjumlahkan nilai elastisitas (b1 + b2 + b3 + b4 ). Tebel 3, menunjukan bahwa nilai dari besaran elastisitas (b = 1.621), yang berarti nilai 12

13 tersebut lebih besar dari satu. Dengan demikian skala ekonomi usaha petani tambak ada budidaya tambak ikan bandeng di Desa Limbula berada pada skala Increasing Return To Scale (kenaikan hasil yang semakin bertambah). Artinya bahwa setiap penambahan satu input akan memberikan tambahan produksi sebesar kilogram ikan bandeng, lebih jelasnya, kisaran daerah dan skala produksi budidaya ikan bandeng petani tambak sampel di Desa Limbula dapat dilihat pada gambar 6. 13

14 Y TP Produksi Bandeng... Daerah III Daerah II X (Faktor Produksi) Produksi Bandeng Increasing Return to Scale Decreasing Return to Scale PM = AP Negatif Return to Scale EP > 1 1,621 EP= 1 PM = 0 0< EP <1 AP EP<0 X PM Gambar 6. Kisaran Daerah Dan Sakala Produksi Ikan Bandeng Desa Limbula. 14

15 Keterangan : 1. Bila PM besar dari PR maka posisi PR masih dalam keadaan menaik 2. Sebaliknya bila PM lebih kecil dari PR, maka posisi PR dalam keadaan menurun 3. Bila terjadi PM sama dengan PR, maka PR dalam keadaan sama 4. E p = 1 bila PR mencapai maksimum atau bila PR sama dengan PM-nya sebaliknya bila PM = 0 dalam situasi PR sedang Menurun, Maka E p = E p > 1 bila PT menaik pada tahapan Increasing rate dan PR juga menaik di daerah 1. Disini petani masih mampu memperoleh sejumlah produksi yang cukup menguntungkan manakala sejumlah input masih ditambahkan. 6. Nilai E p lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu atau 1 < E p < Dalam keadaan demikian, maka tambahan sejumlah input tidak diimbangi secara propesional oleh tambahan output yang diperoleh, peristiwa ini terjadi di daerah II, di mana pada sejumlah input yang diberikan maka PT teteap meanik pada tahapan decreasing rate. 8. Selanjutnya nilai E p < 0 yang berada di daerah III, pada situasi yang demikian PT dalam keadaan menurun, nilai PM menjadi negatif dan PR dalam keadaan menurun. 9. Dalam situasi E p < 0 ini maka setiap upaya untuk menambah sejumlah input teteap akan merugikan bagi petani yang bersangkutan. E. Analisis Keuntungan Analisis keuntungan digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan dan penerimaan yang diperoleh petani tambak dan berapa biaya yang dikeluarkan oleh petani tambak dalam membudidayakan ikan bandeng, biaya usaha budidaya bandeng yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Keuntungan adalah yang dapat diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya. Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dan harga komoditi. 15

16 1. Biaya Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses usahataninya dalam satu proses produksi. Dalam usaha tani dikenal dengan dua macam biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap dimana biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya tetap adalah penyusutan alat, pajak lahan, dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Secara lengkap biaya tetap yang dikeluarkan petani tambak dalam proses produksi usaha budidaya tambak ikan bandeng dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Biaya Tetap Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013 No Jenis Biaya Tetap Nilai Biaya (Rp) Nilai Biaya/ha (Rp) Pers.(%) 1 Penyusutan alat , , Pajak Lahan , Upah Tenaga Kerja , dalam keluarga Total Biaya , Sumber : Data Diolah, 2013 Hasil analisis data menunjukan total dari biaya tetap petani tambak sampel sebesar Rp /panen atau sebesar Rp ,68 ha/panen berdasarkan Tabel 4. Nilai biaya yang paling besar dalam biaya tetap adalah penyusutan alat dengan nilai sebesar Rp ,98/panen atau mencapai 0.69 dari total biaya sebesar Rp /panen. penyusutan alat dipeoleh dari nilai baru yang dikurangi nilai sekarang dibagi lama pemakaian. Dalam mengolola tambaknya petani sangat membutuhkan perlatan untuk membantu selama proses produksi mulai dari pengolahan tambak sampai dengan panen. Petani tambak biasanya juga mengunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk mengelola usaha budidaya ikan bandeng yang dijalankan, tenaga kerja tersebut digunakan untuk pengolahan tambak, penaburan 16

17 benih, pemberian pakan, pemupkan dan panen. Tenaga kerja tersebut rata-rata terdii dari pria di mana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakn dalam 1 HKSP (Hari Kerja Setara Pria). Upah tenaga kerja keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional dengan jumlah HKSP. Upah minimum adalah Rp.40000/hari. Dari Tabel 4. nilai upah tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp atau mencapai 93.73% dari total biaya tetap Rp /panen. Dan untuk pajak lahan mempunyai nilai biaya sebesar Rp atau mencapai 5.58% dari total biaya Rp / panen. Dalam usaha tani ada yang di namakan biaya untuk pembelian pupuk, pakan, benih, dan tenaga kerja luar keluarga. Semua jenis biaya ini termasuk dalam biaya variabel. Besarnya biaya variabel dapat dilihat dari Tabel 5. Tabel 5. Biaya Variabel Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013 No Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp) Nilai Biaya/ha (Rp) Persentase (%) 1 Pupuk Anorganik , Pakan , Benih , Tenaga Kerja Luar Keluarga , Total Biaya Variabel , Sumber : Data Diolah, 2013 Dari Tabel 5, menunjukan total biaya keseluruhan untuk biaya variabel dalam satu masa produksi adalah sebesar Rp /panen atau adalah sebesar Rp ,12/ha/panen. Pupuk sangat penting bagi petani tambak untuk mengelola usaha budidaya ikan bandeng karena pupuk membantu proses pembesaran bandeng, pupuk juga bisa memberikan unsur hara bagi pertumbuhan pakan alami dan memperbaiki struktur tanah. Petani tambak banyak mengunakan pupuk anorganik, di mana banyak para petani tambak mengunakan pupuk anorganik berjenis ponska, setiap pembelian pupuk ponska petani tambak mengeluarkan biaya sebesar Rp. 17

18 98.000/kg. Atau mencapai rata-rata 89.57% dari biaya total, selain pupuk petani tambak juga mengunakan pakan sebagai makanan untuk ikan bandeng untuk mempercepat pertumbuhan ikan bandeng, biaya yang dikeluarkan petani tambak untuk membeli pakan bandeng sebesar Rp /kg mencapai rata-rata 2.08% dari biaya total. Berdasarkan Tabel 5. Pembelian benih petani tambak mengeluarkan biaya Rp. 450/ekor atau mencapai rata-rata 7.15%. Selain tenaga kerja keluarga petani tambak juga mengunakan biaya tenaga keluarga luar keluarga, tenaga kerja ini dibayar dengan upah tertentu. Biasanya petani tambak ini menyewa tenaga kerja luar keluarga untuk pengolahan tambak. Biaya yang dikeluarkan oleh petani tambak untuk menyewa tenaga kerja luar keluarga sebesara mencapai rata-rata 1.20% atau sebesar Rp Berdasarkan perhitungan dari masing-masing biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel, maka dapat dihitung total biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani tambak sampel selama proses produksi, yang dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Biaya Total Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013 No Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp) Nilai Biaya/ha (Rp) Pers.(%) 1 Biaya Tetap , Biaya Variabel , Total Biaya ,3 100 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 6. Diatas menunjukan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani tambak sampel adalah Rp /panen bandeng atau Rp ,8ha/panen bandeng dan biaya variabel petani tambak sampel mengeluarkan biaya sebesar Rp /panen bandeng atau Rp ,5/ha/panen bandeng, jadi diperoleh biaya total yang dikeluarkan petani tambak sampel rata-rata Rp /panen bandeng atau sebesar Rp ,3 h/panen bandeng. 18

19 2. Penerimaan dan Keuntungan Budidaya Ikan Bandeng Penerimaan merupakan nilai uang yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan dengan harga komoditi, sedangkan keuntungan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan kotor yang diterima oleh petani dengan biaya produksi yang dikeluarkan selama proses usaha budidaya dilakukan. Nilai penerimaan dan keuntungan usaha budidaya ikan bandeng dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai Penerimaan dan Keuntungan Rata-rata dari Usaha Budidaya Ikan Bandang Petani Tambak Sampel Di Desa Limbula Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato, 2013 No Uraian Nilai (Rp) Nilai/ha (Rp) 1 Penerimaan , Biaya Total Pendapatan Bersih (1-2) Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 7. Diatas diketahui rata-rata penerimaan total usaha budidaya ikan bandeng adalah Rp /panen bandeng atau sebesar Rp ha/panen bandeng, sedangkan keuntungan dari petani tambak sampel bandeng adalah Rp /panen bandeng atau sebesar Rp /ha/panen bandeng. 3. Analisis R/C Ratio Hasil analisis R/C Ratio pada usaha budidaya tambak ikan bandeng menghasilkan besar nilai R/C Ratio 2,54. Berdasarkan kriteria maka usaha budidaya tambak ikan bandeng menguntungkan karena nilai R/C Ratio lebih dari 1. Artinya tambahan setiap penambahan sebesar 1 rupiah, menambahkan penghasilan sebesar 2,54 rupiah. 19

20 20

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Limbula, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato. Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam waktu tiga bulan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri dari empat (4) Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah ini dipilih

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6,41' - 7,19' Lintang Selatan dan diantara 107 22' - 108 5' Bujur Timur dengan ketinggian 500m-1.800m dpl

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH Analisis pendapatan pada usaha budidaya udang galah akan menjelaskan apakah usaha yang dilakukan menguntungkan (profitable) atau tidak yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Ikan Bandeng Nama latin dari ikan bandeng adalah Chanos chanos. Ikan bandeng dalam bahasa Inggris disebut milkfish, yaitu sebuah ikan yang merupakan makanan yang penting

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Identifikasi Karakteristik Petani Tambak, Unit Usaha Terkait dan Tenaga Kerja Lokal Di Desa Ambulu

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Identifikasi Karakteristik Petani Tambak, Unit Usaha Terkait dan Tenaga Kerja Lokal Di Desa Ambulu VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Identifikasi Karakteristik Petani Tambak, Unit Usaha Terkait dan Tenaga Kerja Lokal Di Desa Ambulu 6.1.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Tambak Karakteristik sosial ekonomi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pengalaman berusaha, dan status kepemilikan lahan penambak. Usaha tambak merupakan usaha yang membutuhkan tenaga yang banyak. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Penambak Udang Identitas penambak merupakan suatu yang penting dalam usaha tambak, karena petambak merupakan faktor utama dalam mengatur usaha udang vanname, jika penambak

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO Bentuk analisis pendapatan ini mengacu kepada konsep pendapatan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu. Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu. Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten Kulon V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Penambak Udang di Desa Karangsewu Penambak udang yang menjadi sampel adalah penambak udang di Dusun Imorenggo dan Pakualaman Desa Karangsewu Kecamatan Galur Kabupaten

Lebih terperinci

3.3.Metode Penarikan Sampel Model dan Metode Analisis Data Konsepsi Pengukuran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3.Metode Penarikan Sampel Model dan Metode Analisis Data Konsepsi Pengukuran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 11 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan umum Daerah penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Munsalo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau terdiri

Lebih terperinci

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ANALYSIS OF BENEFITS AND INFLUENCE THE USE OF FACTORS OF PRODUCTION IN THE VILLAGE AT CORN FARMING TENILO VILLAGE DISTRICT OF LIMBOTO GORONTALO REGENCY Azis Y. Habi 1),Supriyo Imran SP. MS.i 2), Yuriko

Lebih terperinci

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI Tingkat efisiensi ekonomi dari faktor-faktor produksi dapat dilihat dari besarnya rasio Nilai Produk Marjinal (NPM)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Letak Geografi Kabupaten Wonogiri adalah salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Wonogiri secara geografis antara 110.41

Lebih terperinci

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR Ba b 4 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR 4.1. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan Kuala Kampar memiliki potensi perikanan tangkap dengan komoditas ikan biang, ikan lomek dan udang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ujung paparan benua (continental shelf) atau kedalaman kira-kira 200 m. Pulau-Pulau Kecil diantaranya adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. ujung paparan benua (continental shelf) atau kedalaman kira-kira 200 m. Pulau-Pulau Kecil diantaranya adalah sebagai berikut : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pesisir LIPI (2007), menyatakan daerah pesisir adalah jalur tanah darat atau kering yang berdampingan dengan laut, di mana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan output dengan berbagai kombinasi input dan teknologi terbaik yang tersedia (Nicholson,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran 21 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran dalam penelitian. Konsep dasar dan definisi operasional

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, 51 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Responden Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, pengalaman bertani, tingkat pendidikan, penggunaan luas lahan, dan jumlah tanggungan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panumbangan, Sindangkasih, dan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula mendeskripsikan identitas petani, teknik budidaya ikan nila, bawal, dan udang galah kemudian menganalisis besarnya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea TINJAUAN PUSTAKA Pupuk Anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar N 45-46

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Usaha Budidaya Udang Usaha budidaya udang merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh petambak atau petani ikan dengan menggabungkan sumberdaya (lahan, tenaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah III. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk menggali fakta- fakta di lapangan kemudian dianalisis dan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang efisiensi dan pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi sehingga akan

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah tingkat Provinsi yang mempunyai fungsi menyebar luaskan teknologi perbenihan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 45 V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 5.1 Karakteristik Petani Responden Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kecamatan Pulubala merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Secara Geografis Kecamatan ini

Lebih terperinci

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) Usaha pembesaran bandeng banyak diminati oleh orang dan budidaya pun tergolong cukup mudah terutama di keramba jaring apung (KJA). Kemudahan budidaya bandeng

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Umur petani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan usahatani. Umur berpengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahataninya.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISA SKALA USAHATANI TANAMAN JAHE SEBAGAI TANAMAN SELA PADA TANAMAN KELAPA ( Studi Kasus Kecamatan Kewapante )

KAJIAN ANALISA SKALA USAHATANI TANAMAN JAHE SEBAGAI TANAMAN SELA PADA TANAMAN KELAPA ( Studi Kasus Kecamatan Kewapante ) KAJIAN ANALISA SKALA USAHATANI TANAMAN JAHE SEBAGAI TANAMAN SELA PADA TANAMAN KELAPA ( Studi Kasus Kecamatan Kewapante ) I. Gunarto, B. de Rosari dan Joko Triastono BPTP NTT ABSTRAK Hasil penelitian menunjukan

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) DI DESA SUKOMAKMUR KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Rini Utami Sari, Istiko Agus Wicaksono dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Kabupaten Dompu secara geografis terletak di antara 117 o 42 dan 180 o 30 Bujur Timur dan 08 o 6 sampai 09 o 05 Lintang Selatan. Kabupaten Dompu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Kelompok Budi Daya Mitra Gemah Ripah merupakan salah satu kelompok usaha kecil menengah bidang perikanan darat yaitu budi daya udang galah. Kelompok usaha tersebut

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa yaitu

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pembesaran ikan nila Ikan nila merupakan salah satu komoditi penting perikanan budidaya air tawar di Indonesia. Ikan ini bukan asli perairan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Desa Karya Baru merupakan salah satu dari 5 Desa yang ada di Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Desa Karya Baru

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Rasa dagingnya

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL 7.1 Analisis Perbandingan Penerimaan Usaha Tani Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, terdapat beberapa karakteristik petani yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, terdapat beberapa karakteristik petani yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Pada penelitian ini, terdapat beberapa karakteristik petani yang digunakan sebagai responden yaitu meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan 1. Kondisi Geografis Desa Sedayulawas memiliki luas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Ada banyak definisi mengenai ilmu usahatani yang telah banyak di kemukakan oleh mereka yang melakukan analisis usahatani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci