KATA PENGANTAR Longarts Dokter Pulmonologi longarts Consortium for Health Sciences Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR Longarts Dokter Pulmonologi longarts Consortium for Health Sciences Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Pulmonologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkembang di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Pada waktu itu sudah ada dokter-dokter Indonesia yang dihasilkan dari pendidikan dokter sebelumnya. Mereka kemudian menyebut diri sebagai Longarts atau Dokter Pulmonologi (long berarti pulmonologi, arts berarti dokter). Pada tahun 1957, para longarts seluruh Indonesia berkumpul di Lawang, suatu kota di dekat Malang, Jawa Timur memutuskan: a. Ilmu penyakit paru (Pulmonologi) harus dikembangkan sebagai cabang ilmu kedokteran sebagaimana cabang-cabang ilmu kedokteran lain. b. Pulmonologi merupakan cabang ilmu yang mandiri di institusi pendidikan kedokteran. Selepas pertemuan di Lawang tersebut, para peserta kembali ke kota asal masing-masing dan segera menjalankan kedua keputusan tersebut. Di Medan, segera terbentuk Bagian Pulmonologi di Universitas Sumatra Utara di bawah pimpinan dr. R. Soeroso; demikian pula di Bukit Tinggi, dibentuk Bagian Pulmonologi di Universitas Andalas, yang dipimpin oleh dr. Ilyas H. Datuk Batuah. Di Universitas Airlangga, Surabaya, didirikan pula Bagian Pulmonologi yang dipimpin oleh dr. Kapitan. Belakangan ketiga dokter tersebut diangkat sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Penyakit Pulmonologi, bahkan Prof. R. Soeroso dan Prof. Ilyas H. Datuk Batuah sempat memangku jabatan Dekan pada masing-masing fakultas kedokteran tersebut Pada tanggal 10 Agustus 1978 di Jakarta, Pulmonologi dinyatakan resmi sebagai Bagian Pulmonologi dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Dekan no 1599/ II.A/ FK/ 1978 tanggal 1 September Berdirinya IDPI membawa pengaruh yang bermakna kepada perkembangan pendidikan dokter pulmonologi di Indonesia. Bersama perhimpunan dokter spesialis lain, IDPI diundang dan hadir pada rapat-rapat Consortium for Health Sciences Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Republik Indonesia untuk mulai menata pelaksanaan pendidikan dokter spesialis di Indonesia pada tahun Hasil pertemuan beberapa hari di Hotel Sahid ini ialah terbitnya Katalog Program Pendidikan Dokter Spesialis I. Menurut Katalog ini, pendidikan dokter spesialis diselenggarakan oleh Program Pendidikan Dokter Spesialis di Indonesia, dilaksanakan oleh staf dokter spesialis yang terkait dengan bidang studi masing-masing, dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi (KPS). Dengan terbitnya Katalog ini, maka pendidikan dokter spesialis pulmonologi di Indonesia secara resmi diakui. Program Studi Dokter Spesialis Paru menjadi Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yang diikuti oleh keputusan Kolegium (Surat Keputusan Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi No.019/SK-VI/KPI/2015) Tujuan program studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. 1

2 Tujuan Umum Menghasilkan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kompeten, mandiri, berpikiran maju, bersikap profesional dan dapat bekerjasama dengan profesi lain. Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan yang memiliki pengetahuan medis, kemampuan interpersonal dan komunikasi, pelayanan medis pasien, profesionalisme, pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik (practice-based learning), dan praktik berbasis sistem (system-based practical). Tujuan khusus Menghasilkan lulusan yang mampu : 1. Mengelola unit pelayanan kesehatan paru dan respirasi. 2. Mengedepankan profesionalisme dan menjunjung tinggi kode etik Kedokteran Indonesia. 3. Berperan aktif meningkatkan pelayanan kesehatan paru dan respirasi. 4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran bidang kesehatan paru dan respirasi. 5. Menangani masalah kesehatan paru dan respirasi secara komprehensif dan inovatif. Buku Rancangan Pengajaran Divisi Gawat Nafas Intervensi ini merupakan gambaran rancangan pengajaran dan proses pendidikan secara garis besar bagi peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUB RSSA Malang selama melaksanakan tugas di Divisi Gawat Nafas dan Intervensi sesuai dengan kompetensi Dokter Spesialis Paru. Harapan kami buku ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi dosen pengajar dan peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUB RSSA Malang dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Malang, 1 Agustus 2016 Ketua Program Studi, (Dr. dr. Susanthy Dj, SpP(K)) 2

3 BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN PENYAKIT SALURAN NAPAS Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

4 I. Pendahuluan a. Tujuan Umum DAFTAR ISI b. Tujuan Khusus II. Sasaran Pembelajaran III. Lingkup Bahasan IV. Metode Pengajaran V. Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia b. Sarana Prasarana VI. Evaluasi VII. Matriks Kegiatan 4

5 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dan penatalaksanaan penyakit saluran napas semakin pesat, dengan pemahaman mengenai definisi, deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis dan diagnosis penyakit ini, akan dapat dijelaskan penatalaksanaan penyakit saluran napas secara holistik. Dasar dasar Imunopatogenesis penyakit saluran napas perlu dipahami untuk dapat menjelaskan manifestasi klinis beberapa kondisi yang sering ditemui dan harapannya peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu dasar ini dalam setting klinik, penelitian dan pengembangan ilmu. Begitupula hubungan antara mikroorganisme dan penyakit tidak sebatas pada proses infeksi, namun fenomena infeksi yang memberikan manifestasi klinispun mulai terjelaskan. Modul ini merupakan salah satu bagian pembelajaran bagi peserta didik tahap 1 sampai 7. Materi pembelajaran disesuaikan dengan indeks situasi klinis (index clinical situation-ics) serta mengacu pada standar kompetensi dokter spesialis paru yang dikeluarkan oleh kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi tahun 2014 dan pembahasan mengenai aplikasinya dalam klinis praktis dan prospek aplikasi klinis. Tujuan Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul diharapkan peserta didik mempunyai pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan tentang imunopatogenesis inflamasi, respon imun terhadap alergen, mikroba,, hipersensitivitas, diagnosis dan penatalaksanaan penyakit saluran napas secara holistik Tujuan khusus : Mengenai tujuan khusus akan dijabarkan dan dirinci dalam masing-masing tujuan sub modul. 5

6 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Peserta didik yang dapat mengikuti pembelajaran modul ini adalah peserta PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Tahap 1 sampai 7. 6

7 SASARAN PEMBELAJARAN Sasaran pembelajaran modul Penyakit saluran Napas, Peserta PPDS I memiliki kemampuan pada: 1. Pengetahuan (knowledge) : a. Mampu menjelaskan imunologi inflamasi, respon imun terhadap alergen, mikroba, fenomena infeksi, hipersensitivitas. b. Mampu menjelaskan proses diagnosis dan terapi serta prospeknya. 2. Sikap (attitude) a. Menyadari pentingnya pendekatan interdisiplin dan kerjasama dengan ahli terkait. b. Menyadari pentingnya melakukan rujukan untuk kasus-kasus tertentu kepada ahli terkait. c. Mengembangkan pola belajar mandiri. 3. Ketrampilan (psikomotor) a. Mampu melakukan komunikasi efektif dan santun dengan pasien dalam rangka edukasi proses terjadinya penyakit. b. Mampu mengembangkan penelitian di bidang pulmonologi dan kedokteran respirasi berdasarkan pengetahuan dasar imunopatogenesis dan klinis penyakit saluran napas. Level Kompetensi/ Tingkat kemampuan Peserta PPDS I: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. 7

8 Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4B 8

9 LINGKUP BAHASAN Lingkup bahasan untuk PPDS pulmonologi dan kedokteran respirasi difokuskan pada materi terkait pencapaian kompetensi tingkat 3 dan 4 sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter pulmonologi dan kedokteran respirasi Indonesia (terlampir). No PENYAKIT SALURAN NAPAS 1 Asma stabil 2 PPOK stabil 3 Bronkiektasis 4 Faal Paru Dasar 5 Asma eksaserbasi 6 PPOK eksaserbasi 7 Small Airways Disease 8 Sleep related breathing disorders 9 Faal Paru lanjutan 9

10 METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran untuk mata kuliah ini, yang digunakan yaitu classroom-based activity, workplace based activity yang dikerjakan secara simultan.: a. Classroom based activity terdiri dari diskusi topik, journal reading, diskusi kasus/presentasi kasus, mengisi buku kerja. b. Workplace based activity terdiri dari kerja di ruang rawat Inap biasa, rawat Inap Intensif, ruang awat Jalan, IGD dan ruang tindakan paru Classroom-based activity 1. Diskusi topik Selama 90 menit, dilakukan diskusi interaktif terkait permasalahan diagnostik pasien. Salah satu peserta didik melakukan presentasi diikuti dengan diskusi antar peserta didik dan diakhiri dengan pemberian umpan balik dari narasumber terkait topik diskusi. 2. Journal Reading Selama 90 menit, salah satu peserta didik akan menyampaikan review terkait original article pada jurnal yang terindeks di PubMed dan melakukan telaah kritis (critical appraisal) berdasar format Center of Epidemiology and Evidence Based Medicine (CEEBM) Oxford. Dilakukan diskusi antar peserta didik dan diakhiri dengan pemberian umpan balik dari narasumber terkait topik. Keterangan : Rincian metode pembelajaran akan dijelaskan dalam masing-masing sub modul. 10

11 SUMBER DAYA 1. SUMBER DAYA MANUSIA Tim Pengampu Mata Kuliah dari Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi [Dr dr Susanthy Djajalaksana SpP (K), dr Iin Nurchozin SpP(K), dr Ungky S SpP] Internist Cardiologist Anesthesiologist 2. SARANA DAN PRASARANA a. Waktu pembelajaran Waktu yang dibutuhkan seluruh penyelenggaraan/ kegiatan modul Penyakit Saluran Napas adalah selama masa pra-pendidikan/ mata kuliah dasar umum / semester 1 sampai dengan semester 7 b. Gedung/ ruangan/ kapasitas dan peralatan belajar Ruang diskusi/ pertemuan Fakultas Kedokteran (TKP-PPDS) Ruang diskusi/ pertemuan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dengan akses internet Ruang rawat inap biasa, rawat inap intensif, rawat jalan, instalasi rawat darurat, ruang tindakan paru. c. Perpustakaan Perpustakaan milik Universitas Brawijaya Perpustakaan milik Fakultas Kedokteran- RSSA Perpustakaan Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUB Jaringan internet untuk mengakses e-library 11

12 REFERENSI 1. Pollard TC, Earnshaw WC. Cell Biology 2nd Ed. Saunders Elsevier; Kumar V, Abbas. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 9th Edition. Saunders Elsevier; Abbas AK, Lichtman AH. Basic Immunology, 5th ed. Elsevier; Gobal Iniative Of Asthma (GINA) Pedoman Penatalaksanaan Asma PDPI Global Obtructive Lung Disease (GOLD) Pedoman Penatalaksanaan PPOK PDPI Principles and Practice of Sleep Medicine, 6th ed. Elsevier; Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine E-Book, 6th ed. Saunders Elsevier; Interpreting Lung Function Tests - a Step-By-Step Guide, Bruce R Thompson; Standar Kompetensi Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

13 Evaluasi Hasil Pendidikan Evaluasi dilakukan untuk masing-masing submodul. Bentuk Sifat Instrumen Frekuensi Bobot Nilai Batas Lulus Ujian Sumatif Soal 1 10% 7 (skala 1-9) Anamnesis Pem Fisis Komunikas i efektif Diagnosis Tata laksana Formatif Vignette CBD Mini Cx DOPS % 40% Logbook Formatif Logbook 1 10% 360 degree evaluation Formatif kuesioner 1 10% 13

14 MATRIKS KEGIATAN Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) 1. Patient care (pelayanan medis pasien) 2. Medical knowledge (pengetahuan medis) 3. Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4. Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5. Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 6. Profesionalism (profesionalisme) 7. System-based practice (praktik berbasis sistem) 8. Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 9. Riset dan Teknologi Informasi No. (*) Area Kompetensi SKDI Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 6. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 7. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 8. Melakukan prosedur diagnosis 9. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 14

15 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 10. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif. 11. Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 12. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 13. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 14. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku. 15. Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 16. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 17. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 18. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 19. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 20. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 21. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 15

16 9 Riset dan Teknologi Informasi 22. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betulbetul masalah. 23. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian. 24. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif. 25. Memahami teknik-teknik sampling. 26. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi. 27. Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. 28. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis. 29. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak terkait. 30. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah. 31. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. 16

17 Asma Stabil Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis, diagnosis dan tatalaksana asma stabil Memahami imunopatogenesis penyakit Memahami diagnosis penyakit Memahami tatalaksana penyakit Memahami struktur sal napas Memahami fungsi sal napas Kemampuan telaah kritis Tanda dan gejala penyakit Asma stabil Patofisiologi penyakit Asma stabil Tata laksana penyakit stabil Diskusi topik Journal reading Bed side teaching Tim Pengampu Mata Kuliah Tugas terstruktur Ujian Tulis CBD Buku Log 17

18 PPOK Stabil Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis, diagnosis dan tatalaksana PPOK stabil Memahami imunopatogenesis penyakit Memahami diagnosis penyakit Memahami tatalaksana penyakit Memahami struktur sal napas Memahami fungsi sal napas Kemampuan telaah kritis Tanda dan gejala penyakit PPOK stabil Patofisiologi penyakit PPOK stabil Tata laksana penyakit PPOK stabil Diskusi topik Journal reading Bed side teaching Tim Pengampu Mata Kuliah Tugas terstruktur Ujian Tulis CBD Buku Log 18

19 Bronkiektasis Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis, diagnosis dan tatalaksana bronkiektasis Memahami imunopatogenesis penyakit Memahami diagnosis penyakit Memahami tatalaksana penyakit Memahami struktur sal napas Memahami fungsi sal napas Kemampuan telaah kritis Tanda dan gejala penyakit bronkiektasis Patofisiologi penyakit bronkiektasis Tata laksana penyakit bronkiektasis Diskusi topik Journal reading Bed side teaching Tim Pengampu Mata Kuliah Tugas terstruktur Ujian Tulis CBD Buku Log 19

20 UJI FAAL PARU DASAR Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui anatomi, fisiologi, indikasi, kontraindikasi, persiapan, manuver dan interpretasi uji faal paru dasar Memahami indikasi uji faal paru dasar Memahami kontraindikasi uji faal paru dasar Memahami manuver faal paru dasar Memahami interpretasi hasil uji faal paru dasar Memahami anatomi paru Memahami fisiologi paru Peranan uji faal paru terhadap diagnosis penyakit Peranan uji faal paru terhadap monitoring terapi Peranan uji faal paru terhadap diagnosis penyakit Diskusi topik Journal reading Lab skill Tim Pengampu Mata Kuliah Ujian Tulis DOPS 20

21 ASMA EKSASERBASI Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis, diagnosis dan tatalaksana Asma Eksaserbasi Memahami patofisiologi penyakit asma eksaserbasi Memahami diagnosis asma eksaserbasi Memahami terapi penyakit asma eksaserbasi Memahami respon imun asma eksaserbasi Memahami reaksi hipersensitivitas dan autoimunitas Tanda dan gejala penyakit asma eksaserbasi Patofisiologi penyakit asma eksaserbasi Tata laksana penyakit asma eksaserbasi Diskusi topik Journal reading Bed side teaching Tim Pengampu Mata Kuliah Tugas terstruktur Ujian Tulis CBD Buku Log 21

22 PPOK EKSASERBASI Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis, diagnosis dan tatalaksana PPOK Eksaserbasi Memahami patofisiologi penyakit PPOK eksaserbasi Memahami diagnosis PPOK eksaserbasi Memahami terapi penyakit PPOK eksaserbasi Memahami respon imun PPOK eksaserbasi Memahami reaksi hipersensitivitas dan autoimunitas Tanda dan gejala penyakit asma eksaserbasi Patofisiologi penyakit asma eksaserbasi Tata laksana penyakit asma eksaserbasi Diskusi topik Journal reading Bed side teaching Tim Pengampu Mata Kuliah Tugas terstruktur Ujian Tulis CBD Buku Log 22

23 SMALL AIRWAYS DISEASE Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis, diagnosis dan tatalaksana Small Airways Disease Memahami patofisiologi penyakit Small Airways Disease Memahami diagnosis Small Airways Disease Memahami terapi penyakit Small Airways Disease Memahami respon imun Small Airways Disease Memahami reaksi hipersensitivitas dan autoimunitas Tanda dan gejala penyakit Small Airways Disease Patofisiologi penyakit Small Airways Disease Tata laksana penyakit Small Airways Disease Diskusi topik Journal reading Bed side teaching Tim Pengampu Mata Kuliah Tugas terstruktur Ujian Tulis CBD Buku Log 23

24 SINDROMA OBSTRUKSI PASKA TUBERKULOSIS (SOPT) Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui deskripsi, epidemiologi, imunopatogenesis, diagnosis dan tatalaksana SOPT Keterampilan Interpersonal Memahami patofisiologi penyakit SOPT Memahami diagnosis SOPT Memahami terapi penyakit SOPT Keterampilan Kontekstual Memahami respon imun SOPT Memahami reaksi hipersensitivitas dan autoimunitas Pengetahuan Klinis Tanda dan gejala penyakit SOPT Patofisiologi penyakit SOPT Tata laksana penyakit SOPT Metode Pembelajaran Diskusi topik Journal reading Bed side teaching Tenaga Pengajar yang Tim Pengampu Mata Kuliah terlibat Metode Evaluasi Tugas terstruktur Ujian Tulis CBD Buku Log 24

25 UJI FAAL PARU ADVANCED Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui anatomi, fisiologi, indikasi, kontraindikasi, persiapan, manuver dan interpretasi uji faal paru advanced Memahami indikasi uji faal paru advanced Memahami kontraindikasi uji faal paru advanced Memahami manuver faal paru advanced Memahami interpretasi hasil uji faal paru advanced Memahami anatomi paru Memahami fisiologi paru Peranan uji faal paru advanced terhadap diagnosis penyakit Peranan uji faal paru advanced terhadap monitoring terapi Peranan uji faal paru advanced terhadap diagnosis penyakit Diskusi topik Journal reading Lab skill Tim Pengampu Mata Kuliah Ujian Tulis DOPS 25

26 Rencana Pembelajaran Semester 1 Mata Kuliah : Penyakit Saluran Napas 1 Kode : DFD80104 SKS : 3 Dosen Pengampu : Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) : Divisi Asma PPOK dr. Iin Nurchozin SpP (K) : Divisi Imunologi dr. Ungky S SpP : Divisi Gawat Napas Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) No. (*) Area Kompetensi SKDI 2012 Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 1 Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 32. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 33. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 34. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 35. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 36. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 37. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 38. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 39. Melakukan prosedur diagnosis 40. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 26

27 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 9 Riset dan Teknologi Informasi 41. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif. 42. Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 43. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 44. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 45. Bermoral, beretika dan disiplin 46. Sadar dan taat hukum 47. Berwawasan sosial budaya 48. Berperilaku professional 49. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku. 50. Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 51. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 52. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 53. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 54. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 55. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 56. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 57. Mampu melakukan analisi masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betul-betul masalah. 58. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk 27

28 memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian. 59. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif. 60. Memahami teknik-teknik sampling. 61. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi. 62. Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. 63. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis. 64. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihakpihak terkait. 65. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah. 66. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Level kompetemsi: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 28

29 Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A Capaian pembelajaran : MINGG U KE - KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN dan LEVEL KOMPETENSI 1 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami : 1. Materi yg terdapat dalam Peny Sal Napas 1 2. Referensi yang digunakan 3. Jadwal Kuliah dan Cara Penilaian 2 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami dan mampu mengaplikasikan (4B) : 1. Deskripsi Asma 2. Epidemiologi Asma 3. Imunopatogenesis Asma 4. Diagnosis Asma stabil 5. Tata laksana Asma stabil BAHAN KAJIAN Overview : Peny. Saluran Napas 1 Asma stabil Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7, 8,9 BENTUK PEMBELAJARA N Kuliah Diskusi Kuliah Diskusi Bed side teaching Tugas terstruktur WAKTU ( 1 JAM PELAJARA N = 50 MNT) PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA KRITERIA PENILAIAN DAN INDIKATOR 1 jam Tugas : - Sesuai Absensi 1 jam Mengikuti Perkuliahan Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log Test tertulis Mini Cex CBD Buku Log Ev 360 derajat BOBO T NILAI 0 10 % 40 % 30% 10% 10% 29

30 3 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan (4B) : 1. Deskripsi PPOK 2. Epidemiologi PPOK 3. Imunopatogenesis PPOK 4. Diagnosis PPOK 5. Tata laksana PPOK stabil 4 Setelah Akhir Kuliah PPDS memahami dan mampu mengaplikasikan (4B) : 1. Deskripsi Bronkiektasis 2. Patofisiologi Bronkiektasis 3. Klasifikasi Bronkiektasis) 4. Diagnosis Bronkiektasis 5. Tata laksana bronkiektasis 6. Kelainan kongenital yg berhubungan dengan bronkiektasis PPOK stabil Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7, 8,9 bronkiektasis Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7, 8,9 Kuliah Diskusi Bed side teaching Tugas terstruktur Kuliah Diskusi Bed side teaching Tugas terstruktur 1 jam Mengikuti Perkuliahan Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log 2 jam Mengikuti Perkuliahan Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log Test tertulis Mini Cex CBD Buku Log Ev 360 derajat Test tertulis Mini Cex CBD Buku Log Ev 360 derajat 10 % 40 % 30% 10% 10% 10 % 40 % 30% 10% 10% 5 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa mampu untuk memahami dan Uji Faal Paru Dasar Area Kuliah, Diskusi dan lab skill 2 Jam Mengikuti Perkuliahan Aktif Diskusi Test tertulis Buku Log DOPS 30 % 20% 50 % 30

31 mengaplikasikan (4B) : 1 Pemilihan pasien untuk pemeriksaan uji faal paru dasar 2.Pemeriksaan uji faal paru dasar. 3. Menginterpretasikan hasil uji faal paru Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7, 8,9 Menjawab Pertanyaan Tertulis Melakukan persiapan pemeriksaan uji faal paru Melakukan uji faal paru Mengajar mhs S1 Mengisi buku Log Asesmen Capaian Pembelajaran 2(Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/DOPS) 6 31

32 Rencana Pembelajaran Semester 2 Mata Kuliah : Penyakit Saluran Napas Kode : DFD80211 SKS : 2 Dosen Pengampu : Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) Divisi Asma PPOK. Dept Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) No. (*) Area Kompetensi SKDI Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 67. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 68. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 69. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 70. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 71. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 72. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 73. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 74. Melakukan prosedur diagnosis 75. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 76. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif. 77. Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 78. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 79. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 32

33 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 80. Bermoral, beretika dan disiplin 81. Sadar dan taat hukum 82. Berwawasan sosial budaya 83. Berperilaku professional 84. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku. 85. Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 86. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 87. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 88. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 89. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 90. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 91. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 9 Riset dan Teknologi Informasi 92. Mampu melakukan analisi masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betulbetul masalah. 93. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian. 94. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif. 95. Memahami teknik-teknik sampling. 96. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi. 97. Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. 98. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis. 99. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak terkait Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Level kompetemsi: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan 33

34 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A Capaian pembelajaran : MING GU KE - KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN dan LEVEL KOMPETENSI BAHAN KAJIAN BENTUK PEMBELAJARAN WAKTU ( 1 JAM PELAJARAN = 50 MNT) PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA KRITERIA PENILAI AN DAN INDIKA TOR BO BOT NILAI 34

35 1 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami : 4. Materi yg terdapat dalam Peny Sal Napas 2 5. Referensi yang digunakan 6. Jadwal Kuliah dan Cara Penilaian 2 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami dan mampu mengaplikasikan (4B) : 6. Deskripsi Asma 7. Epidemiologi Asma 8. Imunopatogenesis Asma 9. Diagnosis Asma eksaserbasi 10. Tata laksana Asma eksaserbasi 3 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan (4B) : 6. Deskripsi PPOK 7. Epidemiologi PPOK 8. Imunopatogenesis Overview : Peny. Saluran Napas 2 Asma eksaserbasi, Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7,8,9 PPOK eksaserbasi, Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7,8,9 Kuliah Diskusi Kuliah Diskusi Bed side teaching Tugas terstruktur Kuliah Diskusi Bed side teaching Tugas terstruktur 1 jam Tugas : - Sesuai Absensi 2 jam Mengikuti Perkuliahan Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log 2 jam Mengikuti Perkuliahan Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Test tertulis Mini Cex CBD Buku Log Ev 360 derajat Test tertulis Mini Cex CBD Buku Log Ev 360 derajat 0 10 % 40 % 30% 10% 10% 10 % 40 % 30% 10% 10% 35

36 PPOK 9. Diagnosis PPOK eksaserbasi 10. Tata laksana PPOK eksaserbasi 4 Setelah Akhir Kuliah PPDS memahami dan mampu mengaplikasikan (4B) : 7. Deskripsi Small Airways Disease 8. Patofisiologi Small Airways Disease 9. Klasifikasi Small Airways Disease 10. Diagnosis Small Airways Disease 11. Tata laksana Small Airways Disease Small Airways Disease Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7,8,9 Kuliah Diskusi Bed side teaching Tugas terstruktur Mengisi buku log 2 jam Mengikuti Perkuliahan Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log Test tertulis Mini Cex CBD Buku Log Ev 360 derajat 10 % 40 % 30% 10% 10% Asesmen Capaian Pembelajaran 2(Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/DOPS) 6 36

37 Rencana Pembelajaran Semester 3 Mata Kuliah : Penyakit Saluran Napas Kode : DFD80321 SKS : 2 Dosen Pengampu : Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) Divisi Asma PPOK. Dept Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) No. (*) Area Kompetensi SKDI Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 102. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 103. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 104. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 105. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 106. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 107. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 108. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 109. Melakukan prosedur diagnosis 110. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 111. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 113. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 114. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 37

38 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 115. Bermoral, beretika dan disiplin 116. Sadar dan taat hukum 117. Berwawasan sosial budaya 118. Berperilaku professional 119. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 121. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 122. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 123. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 124. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 125. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 126. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 9 Riset dan Teknologi Informasi 127. Mampu melakukan analisi masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betulbetul masalah Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif Memahami teknik-teknik sampling Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak terkait Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Level kompetemsi: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan 38

39 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4B Capaian pembelajaran : MING GU KE - KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN dan LEVEL KOMPETENSI 1 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami : 7. Materi yg BAHAN KAJIAN Overview : Peny. Saluran Napas 1 BENTUK PEMBELAJAR AN Kuliah Diskusi WAKTU ( 1 JAM PELAJA RAN = 50 MNT) PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA KRITERIA PENILAI AN DAN INDIKA TOR 1 jam Tugas : - Sesuai Absensi BO BOT NILAI 0 39

40 terdapat dalam Peny Sal Napas 3 8. Referensi yang digunakan 9. Jadwal Kuliah dan Cara Penilaian 2 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami dan mampu mengaplikasikan (4B) : 11. Deskripsi SOPT 12. Epidemiologi SOPT 13. Imunopatoge nesis SOPT 14. Diagnosis SOPT 15. Tata laksana SOPT Asma stabil Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6, 7,8,9 Kuliah Diskusi Bed side teaching Tugas terstruktur 2 jam Mengikuti Perkuliahan Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log Test tertulis Mini Cex CBD Buku Log Ev 360 derajat 10 % 40 % 30% 10% 10% 40

41 Cat: SOPT (SINDROMA OBSTRUKSI PASKA TUBERKULOSIS) Asesmen Capaian Pembelajaran 2(Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/DOPS) 6 41

42 Rencana Pembelajaran Semester 4 Mata Kuliah : Penyakit Saluran Napas Kode : DFD80426 SKS : 1 Dosen Pengampu : Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) Divisi Asma PPOK. Dept Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) No. (*) Area Kompetensi SKDI Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 137. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 138. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 139. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 140. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 141. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 142. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 143. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 144. Melakukan prosedur diagnosis 145. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 146. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 148. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 149. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 42

43 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 150. Bermoral, beretika dan disiplin 151. Sadar dan taat hukum 152. Berwawasan sosial budaya 153. Berperilaku professional 154. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 156. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 157. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 158. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 159. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 160. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 161. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 9 Riset dan Teknologi Informasi 162. Mampu melakukan analisi masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betulbetul masalah Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif Memahami teknik-teknik sampling Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak terkait Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Level kompetemsi: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan 43

44 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A Capaian pembelajaran : MING GU KE - KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN dan LEVEL KOMPETENSI 1 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami : 10. Materi yg BAHAN KAJIAN Overview : Peny. Saluran Napas 4 BENTUK PEMBELAJAR AN Kuliah Diskusi WAKTU ( 1 JAM PELAJA RAN = 50 MNT) 50 menit PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA Tugas : - KRITERIA PENILAI AN DAN INDIKA TOR Sesuai Absensi BO BOT NILAI 0 44

45 terdapat dalam Peny Sal Napas Cara Penilaian 2 Setelah Akhir Semester Mahasiswa memahami dan mampu mengaplikasika n (4B) : Seluruh Materi di Semester 1,2 dan 3 Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6, 7,8,9 Diskusi Tugas terstruktur 50 menit Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log Test tertulis Morning report CBD Buku Log Ev 360 derajat 10 % 40 % 30% 10% 10% Asesmen Capaian Pembelajaran Nilai akhir: 2(Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/DOPS) 6 45

46 Rencana Pembelajaran Semester 5 Mata Kuliah : Penyakit Saluran Napas Kode : DFD80531 SKS : 1 Dosen Pengampu : Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) Divisi Asma PPOK. Dept Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) No. (*) Area Kompetensi SKDI Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 172. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 173. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 174. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 175. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 176. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 177. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 178. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 179. Melakukan prosedur diagnosis 180. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 181. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 183. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 184. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 46

47 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 185. Bermoral, beretika dan disiplin 186. Sadar dan taat hukum 187. Berwawasan sosial budaya 188. Berperilaku professional 189. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 191. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 192. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 193. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 194. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 195. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 196. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 9 Riset dan Teknologi Informasi 197. Mampu melakukan analisi masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betulbetul masalah Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif Memahami teknik-teknik sampling Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak terkait Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Level kompetemsi: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan 47

48 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A Capaian pembelajaran : MING GU KE - KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN dan LEVEL KOMPETENSI 1 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami : 12. Materi yg BAHAN KAJIAN Overview : Peny. Saluran Napas 5 BENTUK PEMBELAJAR AN Kuliah Diskusi WAKTU ( 1 JAM PELAJA RAN = 50 MNT) 50 menit PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA Tugas : - KRITERIA PENILAI AN DAN INDIKA TOR Sesuai Absensi BO BOT NILAI 0 48

49 terdapat dalam Peny Sal Napas Cara Penilaian 2 Setelah Akhir Semester Mahasiswa memahami dan mampu mengaplikasika n (4B) : Seluruh Materi di Semester 1,2 dan 3 Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6, 7,8,9 Diskusi Tugas terstruktur 50 menit Diskusi Aktif Melakukan pemeriksaan pasien Penelitian Mengajar mhs S1 Mengisi buku log Test tertulis Morning report CBD Buku Log Ev 360 derajat 10 % 40 % 30% 10% 10% Asesmen Capaian Pembelajaran Nilai akhir : 2(Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/DOPS) 6 49

50 Rencana Pembelajaran Semester 6 Mata Kuliah : Penyakit Saluran Napas Kode : DFD80641 SKS : 1 Dosen Pengampu : Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) Divisi Asma PPOK. Dept Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) No. (*) Area Kompetensi SKDI Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 207. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 208. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 209. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 210. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 211. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 212. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 213. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 214. Melakukan prosedur diagnosis 215. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 216. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 218. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 219. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 50

51 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 220. Bermoral, beretika dan disiplin 221. Sadar dan taat hukum 222. Berwawasan sosial budaya 223. Berperilaku professional 224. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 226. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 227. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 228. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 229. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 230. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 231. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 9 Riset dan Teknologi Informasi 232. Mampu melakukan analisi masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betulbetul masalah Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif Memahami teknik-teknik sampling Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak terkait Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Level kompetemsi: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan 51

52 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A Capaian pembelajaran : MING GU KE - KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN dan LEVEL KOMPETENSI 1 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami : 14. Materi yg BAHAN KAJIAN Overview : Peny. Saluran Napas 6 BENTUK PEMBELAJA RAN Kuliah Diskusi WAKTU ( 1 JAM PELAJA RAN = 50 MNT) 50 menit PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA Tugas : - KRITERIA PENILAI AN DAN INDIKA TOR Sesuai Absensi BO BOT NILAI 0 52

53 terdapat dalam Peny Sal Napas Referensi yang digunakan 16. Jadwal Kuliah dan Cara Penilaian 2 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa mampu untuk memahami dan mengaplikasi kan (4B) : 1 Pemilihan pasien untuk pemeriksaan uji faal paru advanced 2.Pemeriksa an uji faal paru advanced. 3. Uji Faal Paru Advanced Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7, 8,9 Kuliah, Diskusi dan lab skill 2 Jam Mengikuti Perkuliahan Aktif Diskusi Menjawab Pertanyaan Tertulis Melakukan persiapan pemeriksaan uji faal paru Melakukan uji faal paru Mengajar mhs S1 Mengisi buku Log Test tertulis Buku Log DOPS 30 % 20% 50 % 53

54 Menginterpre tasikan hasil uji faal paru advanced Asesmen Capaian Pembelajaran Nilai akhir : 2(Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/DOPS) 6 54

55 Rencana Pembelajaran Semester 7 Mata Kuliah : Penyakit Saluran Napas Kode : DFD80743 SKS : 1 Dosen Pengampu : Dr dr Susanthy Djajalaksana Sp.P(K) Divisi Asma PPOK. Dept Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) No. (*) Area Kompetensi SKDI Patient care (Pelayanan Medis Pasien) 2 Medical Knowledge (Pengetahuan Medis) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 242. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 243. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 244. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 245. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 246. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 247. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 248. Mendiseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait, untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 3 Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4 Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5 Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 249. Melakukan prosedur diagnosis 250. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 251. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Mengembangkan kemampuan komunikasi dokter-pasien 253. Menerapkan kemampuan komunikasi dokter-teman sejawat 254. Melatih kemampuan komunikasi dokter-komunitas 55

56 6 Profesionalism (profesionalisme) Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) 7 System-based practice (praktik berbasis sistem) 255. Bermoral, beretika dan disiplin 256. Sadar dan taat hukum 257. Berwawasan sosial budaya 258. Berperilaku professional 259. Bekerja secara efektif sesuai sistem layanan kesehatan yang berlaku Mempertimbangkan biaya dan analisis risiko / manfaat pada penatalaksanaan pasien 261. Melaksanakan pelayanan yang berkualitas dan sistem perawatan pasien yang optimal 262. Bekerja di tim interprofessional untuk meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan pasien 263. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi kesalahan sistem dan mencari solusi. 8 Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 264. Mampu mempersiapkan/ merencanakan pembelajaran 265. Mampu melaksanakan pembelajaran yang bermutu 266. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran 9 Riset dan Teknologi Informasi 267. Mampu melakukan analisi masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yang betulbetul masalah Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif Memahami teknik-teknik sampling Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara observasi dan dokumentasi Mampu menyajikan data dengan teknologi terkini, mengulas data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian hipotesis Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak terkait Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas. Level kompetemsi: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan 56

57 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A Capaian pembelajaran : MING GU KE - KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN dan LEVEL KOMPETENSI 1 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa memahami : 17. Materi yg BAHAN KAJIAN Overview : Peny. Saluran Napas 7 BENTUK PEMBELAJA RAN Kuliah Diskusi WAKTU ( 1 JAM PELAJA RAN = 50 MNT) 50 menit PENGALAMAN BELAJAR MAHASISWA Tugas : - KRITERIA PENILAI AN DAN INDIKA TOR Sesuai Absensi BO BOT NILAI 0 57

58 terdapat dalam Peny Sal Napas Referensi yang digunakan 19. Jadwal Kuliah dan Cara Penilaian 2 Setelah Akhir Kuliah Mahasiswa mampu untuk memahami dan mengaplikasi kan (4B) : 1 Pemilihan pasien untuk pemeriksaan uji faal paru advanced 2.Pemeriksa an uji faal paru advanced. 3. Uji Faal Paru Advanced Area Kompetensi 1,2,3,4,5,6,7, 8,9 Kuliah, Diskusi dan lab skill 1 Jam Mengikuti Perkuliahan Aktif Diskusi Menjawab Pertanyaan Tertulis Melakukan persiapan pemeriksaan uji faal paru Melakukan uji faal paru Mengajar mhs S1 Mengisi buku Log Test tertulis Buku Log DOPS 30 % 20% 50 % 58

59 Menginterpre tasikan hasil uji faal paru advanced Asesmen Capaian Pembelajaran Nilai akhir : 2(Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/DOPS) 6 59

60 BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN GAWAT NAPAS DAN INTERVENSI Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmunologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

61 DAFTAR ISI I. Pendahuluan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus II. Sasaran Pembelajaran III. Lingkup Bahasan IV. Metode Pengajaran V. Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia VI. VII. b. Sarana Prasarana Evaluasi Matriks Kegiatan 61

62 BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Gawat Napas dan Intervensi adalah suatu Divisi yang ada dalam Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yang merupakan cabang ilmu yang mempelajari dasar-dasar kegawatan respirasi dan berbagai tindakan-tindakan dibidang paru. Berbagai macam penyakit paru memerlukan berbagai macam tindakan diagnostik maupun terapi (intervensi) yang membutuhkan ketrampilan dan keahlian khusus dibidang paru. Gawat Napas dan Intervensi menjadi dasar yang akan mempermudah dalam memahami dan memanagement penyakit dan komplikasinya baik pada tindakan dibidang Infeksi, Asma, PPOK, Onkologi, Paru Kerja, Intervensi dan Kondisi Gawat Napas. Berdasarkan Standard Mata Kuliah yang telah ditetapkan oleh Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, maka Buku Rancangan Pendidikan (BRP) ini disusun dan akan menjadi acuan dalam proses belajar mengajar, evaluasi dan penentuan kelulusan dari peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Materi Gawat Napas dan Intervensi akan diberikan dengan metode perkuliahan, tugas ilmiah, misalnya Journal Reading, Text Book Reading, Tinjauan Kepustakaan dan Presentasi Kasus dan skill baik secara dry lab atau hands on ke pasien. Untuk meningkatkan skill peserta didik PPDS 1 juga diberikan demo pada manekin serta belajar dengan supervisi selanjutnya bila telah dinyatakan mampu maka bisa belajar secara mandiri dengan bimbingan. Wahana belajar di Instalasi Gawat Darurat, RHCU, ICU, OK sentral dan OK paru serta peserta didik mendapatkan bimbingan pada saat Laporan Pagi Pasien Jaga (Morning report), Bed Side Teaching dan Chest Conference serta stase di Departemen/ Lab terkait antara lain Anastesi, Ilmu Penyakit Dalam, Kardiologi, Ilmu Penyakit Anak, Rehabilitasi Medik, BTKV dan 62

63 laboratorium penunjang lainnya seperti Patologi Anatomi, Mikrobiologi, Radiologi dan Patologi Klinik. Penilaian peserta didik PPDS 1 untuk Devisi Gawat Napas dan Intervensi ini akan diberikan di setiap akhir Semester berdasarkan model penilaian yang telah ditetapkan berdasarkan panduan kurikulum oleh kolegium. Area kompetensi yang akan dicapai menggunakan acuan yang telah ditetapkan Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yaitu sesuai Standar kompetensi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), 9 area kompetensi WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) serta Standar Kompetensi Level SKDI. Dengan mengikuti semua kegiatan yang telah direncanakan di setiap semester maka diharapkan semua peserta didik PPDS 1 akan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan oleh Kolegium. b. Tujuan Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul diharapkan peserta didik PPDS 1 diharapkan mampu: mengetahui kegawat daruratan penyakit penyakit paru serta mengetahui dan memahami jenis jenis tindakan paru. Tujuan khusus : Di akhir Proses belajar serta stase sesuai jadwal, maka peserta didik PPDS 1 diharapkan mampu: 1. Mengetahui jenis-jenis kegawatan dan tindakan paru 2. Memahami definisi, pengertian, patogenesis dari penyakit, sindrom atau kondisi kegawat daruratan respirasi. 3. Mampu mendiagnosis pasien dengan kegawat daruratan respirasi. 4. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi tindakan paru 5. Mampu melakukan terapi, tatalaksana dan tindakan kondisi kegawat daruratan respirasi. 6. Mampu mengevaluasi pasien dengan kegawat daruratan respirasi 63

64 7. Mengetahui persiapan pasien dan alat sebelum dilakukan tindakan paru 8. Mengetahui tehnik-tehnik tindakan paru 9. Mengetahui dan melakukan pencegahan serta penanganan komplikasi tindakan paru 10. Mengetahui management paska tindakan paru Mengenai tujuan khusus akan dijabarkan dan dirinci dalam masingmasing tujuan sub modul. 64

65 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Peserta didik yang dapat mengikuti pembelajaran modul ini adalah peserta PPDS tahap 1, tahap 2 dan tahap 3 (semester 1, 2, 3, 5, 6 dan 7). 65

66 BAB II SASARAN PEMBELAJARAN Sasaran pembelajaran modul Gawat Napas dan Intervensi ini diharapkan semua peserta didik memiliki kemampuan pada : 1. Pengetahuan : - Mampu menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi, prognosis serta penanganan gawat napas serta melakukan tindakan atau intervensi paru - Mampu menjelaskan tata laksana gawat napas dan intervensi secara komprehensif 2. Sikap - Menyadari pentingnya empati dalam tatalaksana gawat napas dan intervensi paru - Bersedia mempertimbangkan pemikiran serta usulan pasien dalam pemeriksaan pasien dan merundingkan perencanaan terapi dan management yang tepat - Menyadari pentingnya pendekatan interdisiplin dan kerjasama dengan ahli terkait - Meyadari pentingnya melakukan rujukan untuk kasus-kasus tertentu kepada ahli terkait bila diperlukan - Mengembangkan pola belajar mandiri 3. Ketrampilan - Mampu melakukan komunikasi efektif dan santun dengan pasien - Mampu melakukan langkah-langkah pengumpulan data mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang atau tambahan pada pasien - Melakukan analisis dan sintesis data untuk menetapkan diagnosis dan komplikasinya - Mampu membuat perencanaan pemeriksaan tambahan apabila diperlukan, perencanaan terapi, perencanaan monitoring dan 66

67 evaluasi serta edukasi pada pasien dan keluarganya - Mampu melakukan tatalaksana gawat napas dan intervensi sesuai dengan rencana dan menuliskannya dalam catatan rekam medis yang baku Practice Peserta PPDS I harus memiliki kemampuan : Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter paru mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter paru juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter paru mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter paru juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter paru mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter paru mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter paru juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Gawat darurat Lulusan dokter paru mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau 67

68 kecacatan pada pasien. Lulusan dokter paru mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter paru juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter paru mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter paru 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai tahap mandiri dan/ atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan. Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A dan 4B 68

69 BAB III LINGKUP BAHASAN Lingkup bahasan untuk PPDS Pulmonologi dan kedokteran Respirasi difokuskan pada materi terkait pencapaian kompetensi tingkat 3 dan 4 sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Paru Indonesia. Keterampilan klinis dibagi menjadi keterampilan umum dan keterampilan khusus. Keterampilan umum meliputi : a. Keterampilan untuk melakukan proses klinik yang terdiri dari mengumpulkan data, mensintesis data, menentukan daftar masalah, membuat perencanaan diagnosis, terapi, monitoring dan edukasi infeksi parasit b. Keterampilan terkait penatalaksanaan gawat napas dan intervensi termasuk kemampuan untuk konsultasi Keterampilan khusus adalah keterampilan untuk menunjang kemampuan diagnosis dan terapi secara paripurna. % KOMPETENSI I II III IV V VI VII Profesional Luhur Mawas Diri Peng Informasi 80 % Komunikasi Efektif Landasan Ilmiah Keterampilan Klinis Pengelolaan masalah Kesehatan Pre Hospital, Critical, Disaster Medicine 20% Biomedik-Biomol MKK UB 69

70 Pokok Bahasan Sub-Pokok Bahasan TINGKAT KOMPETENSI Tahap I Tahap II Tahap III semester I Semester II Semester III Semester IV Semester V Semester VI Semester VII Anestesi dan reanimasi B 4B Pra dan Pascabedah toraks B 4B Rehabilitasi Paru B 4B Asma eksaserbasi B 4B PPOK eksaserbasi B 4B Kegawatan pada kanker paru B 4B Pneumonia berat B 4B Abses paru B 4B Empiema B 4B Efusi pleura B 4B Empiema B 4B Chylothorax B 4B Pneumotoraks B 4B Pneumomediastinum B 4B Hidrotoraks B 4B Hematotoraks A 4A Gagal Napas B 4B ARDS B 4B Hemoptisis B 4B 70

71 Sindroma Vena Kava Superior B 4B Edema paru B 4B Pneumotoraks B 4B Pneumotoraks anak B 4B Efusi pleura B 4B Serangan Asma B 4B Near drowning dan drowning B 4B Trauma inhalasi B 4B Contusio Paru A 4A Aspirasi B 4B Aspirasi benda asing B 4B Chylothorax A 4A Obstruksi jalan napas B 4B Koagulopati B 4B DVT B 4B Ventilasi Mekanis B 4B Tindakan Intervensi paru B 4B Torasentesis B 4B Torakostomi B 4B Spoeling rongga pleura B 4B Pleurodesis B 4B Biopsi pleura B 4B Transthoracal needle aspiration (TTNA/TTB) B 4B 71

72 Blind B 4B Fluoroscopy B 4B CT-guided B 4B USG-guided B 4B Torakoskopi medik B 4B Bronkoskopi B 4B EBUS Bronkoskopi B 4B Bronkial toilet B 4B uji metilen biru B 4B bronkoskopi perioperatif B 4B injeksi intrabronkus B 4B bilasan bronkus B 4B skatan bronkus B 4B biopsi forseps B 4B biopsi aspirasi jarumm B 4B Kurasan bronkoalveolar (BAL) B 4B TBNA B 4B TBLB B 4B elektrokauter A 4B bronkoskopi laser A 4B Intubasi trakea B 4B pemasangan stent A 4B LVRS by bronchoscopy A 4B 72

73 Mediastinoskopi A 4B Aspirasi benda asing B 4B pemasangan balon fogarty B cryotherapy A 4B laser A 4B bronkoskopi navigasi A 4B bronkografi B Uji Faal Paru APE B 4B Spirometri B 4B Uji Bronkodilator B 4B Oksimetri dan kapnografi B 4B analisis gas darah B 4B bronchospirometry B 4B perasat batuk B 4B NOX analysis test B 4B exhaled breath condensate B 4B skintigrafi vetilasi B 4B skintigrafi perfusi B 4B BJH kelenjar getah bening B 4B fluoroskopi B 4B Pembacaan Foto polos dada B 4B Pembacaan CT Scan toraks B 4B 73

74 Pembacaan Perkembangan Radiologi baru B 4B Melakukan dan pembacaan USG Toraks B 4B Terapi inhalasi B 4B Terapi oksigen B 4B Sepsis dan syok septik B 4B Koagulopati B 4B Edema paru A 4B Corpulmonale B 4B Emboli paru A 4B 74

75 BAB IV METODE PEMBELAJARAN Secara umum kaidah-kaidah yang digunakan dalam Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi untuk menghasilkan dokter spesialis penyakit dalam yang kompeten, profesional dan berkemampuan akademik adalah : 1. Pendidikan berkesinambungan 2. Akademik-profesional 3. Aktif dan mandiri dengan motovasi, kreativitas dan integritas yang tinggi 4. Berbasis kompetensi 5. Memiliki target pencapaian sesuai kemampuan individu 6. Memiliki strategi pembelajaran yang sekuensial dan berjenjang untuk tiap tahapan 7. Berlaku asas prasyarat untuk mengikuti tahap berikutnya 8. Terpadu dan terintegrasi 9. Menggunakan sistem matriks dalam menyusun jenis, distribusi dan variasi kegiatan dalam pelatihan keprofesian dan kegaiatan akademik 10. Memiliki jaringan sumber pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan pada Modul Gawat Napas dan Intervensi secara umum meliputi dua kegiatan utama yaitu workplacebased activity dan classroom-based activity, yang dikerjakan secara simultan selama masa pendidikan (7 semester): a. Workplace-based activity meliputi kerja di poliklinik dan bangsal rawat inap (bed-side teaching dan chest conference). b. Classroom based activity terdiri dari diskusi case atau topik, journal reading, text books reading diskusi kasus/ presentasi kasus, tinjauan pustaka, mengisi buku kerja. 75

76 Workplaced based activity: 1. Kerja Poli Peserta didik menjalani stase di Poliklinik Paru, dengan aktifitas sebagai berikut : - Pengelolaan pasien baru - Tindak lanjut pasien lama - Diskusi kasus gawat napas dan intervensi yang sulit atau khas - Menjawab konsultasi kasus gawat napas dan intervensi dari bagian atau sub bagian lain - Penyuluhan untuk pasien dan keluarganya 2. Kerja Bangsal Peserta didik menjalani stase di ruang rawat inap (ICU, RHCU, Ruang Rawat Inap Biasa) dengan aktivitas sebagai - Pengelolaan pasien gawat napas dan intervensi secara komprehensif bersama tim meliputi perawat, farmasi RS, ahli gizi, dan anggota tim lainnya Mensupervisi asuhan keperawatan (yang dilakukan oleh perawat) Melakukan asuhan nutrisi (bekerjasama dengan ahli gizi) - Diskusi kasus baik pasien rawat inap di bangsal paru atau di Departemen lain. Pertemuan dengan keluarga pasien yang sedang dirawat untuk menjelaskan masalah dan rencana tindakan medik yang akan dan sedang dilakukan, edukasi tentang komplikasi penyakit dan penanganan saat pasien di rumah, persiapan pemulangan pasien, dsb. 3. Kerja di OK Paru atau OK Sentral Peserta didik akan stase di ruang OK paru dan OK sentral yang akan melakukan aktivitas: - Pengelolaan pasien gawat napas dan intervensi secara komprehensif bersama tim untuk melakukan tatalaksana pasien yang akan dilakukan dan selama tindakan paru. 76

77 - Diskusi kasus baik pasien dengan Departemen lain. Classroom-based activity: 1. Diskusi topik atau case Selama 90 menit, dilakukan diskusi interaktif terkait permasalahan kesehatan pasien gawat napas dan intervensi paru. Salah satu peserta didik melakukan presentasi diikuti dengan diskusi antar peserta didik dan diakhiri dengan pemberian umpan balik dari nara sumber terkait topik diskusi. Materi diskusi topik antara lain: DFD80105 Gawat Napas dan Intervensi 1 Tindakan Paru Pada Thoraks, Pleura dan Dinding Dada Dasar Asuhan Respirasi Penyakit Kritis Respirasi (Respiratory Critical Care) (1) Divisi Gawat Napas Intervensi dr. Ngakan Putu P Putra, SpP(K), dr Ungky Agus S, SpP, Dr. dr Susanthy Dj, SpP(K) 4 Bronkoskopi Fisiologis DFD80214 Gawat Napas dan Intervensi 2 Sepsis dan Syok Sepsis Divisi Gawat Napas dan Interensi dr. Ngakan Putu P Putra, SpP(K), dr Ungky Agus S, SpP 5 Penyakit Kritis Respirasi (Respiratory Critical Care) (2) 77

78 DFD80322 Gawat Napas dan Intervensi 3 Non Invasive Ventilator Divisi Gawat Napas dan Intervensi dr. Ngakan Putu P Putra, SpP(K), dr Ungky Agus S, SpP 3 Invasive Ventilator DFD81535 Gawat Napas dan Intervensi 4 Penyakit Vaskuler Paru Divisi Gawat Napas dan Intervensi dr. Ngakan Putu P Putra, SpP(K), dr Ungky Agus S, SpP 3 Bronkoskopi Patologis DFD80637 Gawat Napas dan Intervensi 5 Tindakan Paru Pada Thoraks, Pleura dan Dinding Dada Advance Divisi Gawat Napas dan Intervensi dr. Ngakan Putu P Putra, SpP(K), dr Ungky Agus S, SpP 1 DFD80744 Gawat Napas dan Intervensi 6 Brokoskopi Advance Divisi Gawat Napas dan Intervensi dr. Ngakan Putu P Putra, SpP(K), dr Ungky Agus S, SpP 1 2. Journal Reading Selama 90 menit, salah satu peserta didik akan menyampaikan review terkait original article pada jurnal yang terindeks di PubMed dan melakukan telaah kritis (critical appraisal). Dilakukan diskusi interaktif dengan peserta didik yang lain dan pada akhir sesi narasumber memberi umpan balik. 3. Text Book Reading Selama 90 menit, salah satu peserta didik akan menyampaikan sari pati buku yang telah dibaca dan disampaikan telaah kritis dari isi buku tersebut. Dilakukan diskusi interaktif dengan peserta didik yang lain dan 78

79 pada akhir sesi narasumber memberi umpan balik. 4. Diskusi kasus/ presentasi kasus Kegiatan presentasi kasus sulit/ khas yang dialami oleh pasien gawat napas dan intervensi di Poliklinik atau Ruang Rawat Inap (baik di paru maupun non paru). Keterangan : Rincian metode pembelajaran akan dijelaskan dalam masing-masing sub modul. 79

80 BAB V SUMBER DAYA 1. SUMBER DAYA MANUSIA Tim Pengampu Mata Kuliah: 1. dr. Ngakan Putu Parsama Putra, SpP(K) 2. dr. Ungky Agus Setyawan, SpP 3. Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, SpP(K) 2. SARANA DAN PRASARANA Waktu pembelajaran Waktu yang dibutuhkan seluruh penyelenggaraan/ kegiatan modul Gawat Napas dan Intervensi adalah selama masa pendidikan mata kuliah Gawat Napas dan Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Gedung/ ruangan/ kapasitas dan peralatan belajar - Ruang diskusi/ pertemuan SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dengan akses internet - Ruangan dry lab - Perpustakaan milik Fakultas Kedokteran dan SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. 80

81 REFERENSI 1. Agusti A. and Barnes P.J Update in Chronic Obstructive Pulmonary Disease Am J Respir Crit Care Med. Vol 185, 11: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) Global Strategy for the Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease Revised Medical Communication Inc, Barcelona, p Standar Kompetensi Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

82 Evaluasi Hasil Pendidikan Asesmen Capaian Pembelajaran: 2 (Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ Ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/ DOPS) 6 Seseorang peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dikatakan lulus (kopetensi) minimal B. Batas nilai yang didapat peserta didik: A: B: C: D: E: 0-44 Dikatakan lulus bila nilai akhir diatas atau sama dengan 70 82

83 MATRIKS KEGIATAN Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) 1. Patient care (pelayanan medis pasien) 2. Medical knowledge (pengetahuan medis) 3. Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 4. Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 5. Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 6. Profesionalism (profesionalisme) 7. System-based practice (praktik berbasis sistem) 8. Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 9. Riset dan Teknologi Informasi 83

84 No. (*) Area Kompetensi SKDI Profesional Luhur 2 Mawas diri dan Pengembangan Diri 3 Aplikasi Ilmu Biomedik dalam Kedoktearn 4 Pengelolaan Informasi & Kesarjanaan : EBM Practice 5 Keterampilan Klinis 6 Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 277. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa 278. Bermoral, beretika dan disiplin 279. Sadar dan taat hukum 280. Berwawasan sosial budaya 281. Berperilaku professional 282. Menerapkan mawas diri 283. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat 284. Mengembangkan pengetahuan 285. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 286. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan 287. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yangterkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Melakukan prosedur diagnosis 289. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 290. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 291. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 292. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 293. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 294. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan 295. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 84

85 Keterampilan Penyakit Kritis Respirasi (Respiratory Critical Care) SEMESTER Gagal napas B 4B 2 ARDS B 4B 3 Hemoptisis B 4B 4 Sindroma Vena Kava B 4B Superior 5 Edema paru B 4B 6 Pneumotoraks B 4B 7 Pneumotoraks anak B 4B 8 Efusi pleura B 4B 9 Serangan Asma B 4B 10 Near drowning dan B 4B drowning 11 Trauma inhalasi B 4B 12 Contusio Paru A 4A 13 Aspirasi B 4B 14 Aspirasi benda asing B 4B 15 Chylothorax A 4A 16 Obstruksi jalan napas B 4B 17 Koagulopati B 4B 18 DVT B 4B 19 Ventilasi Mekanis B 4B 85

86 Keterampilan dan tindakan khusus : TINDAKAN PARU SEMESTER Tindakan Intervensi 1 paru B 4B 2 Torasentesis B 4B 3 Torakostomi B 4B Spoeling rongga 4 pleura B 4B 5 Pleurodesis B 4B 6 Biopsi pleura B 4B Transthoracal needle aspiration 7 (TTNA/TTB) B 4B blind B 4B fluoroscopy B 4B CT-guided B 4B USG-guided B 4B 8 Torakoskopi medik B 4B 9 Bronkoskopi B 4B 10 EBUS Bronkoskopi B 4B Bronkial toilet B 4B uji metilen biru B 4B bronkoskopi perioperatif B 4B injeksi intrabronkus B 4B bilasan bronkus B 4B skatan bronkus B 4B biopsi forseps B 4B biopsi aspirasi jarumm B 4B Kurasan bronkoalveolar B 4B (BAL) TBNA B 4B TBLB B 4B elektrokauter A 4B bronkoskopi laser A 4B Intubasi trakea B 4B Semasangan stent A 4B 86

87 LVRS by bronchoscopy A 4B Mediastinoskopi A 4B Aspirasi benda asing B 4B pemasangan balon fogarty B cryotherapy A 4B laser A 4B bronkoskopi navigasi A 4B bronkografi B 11 Uji Faal Paru APE B 4B Spirometri B 4B Uji Bronkodilator B 4B Oksimetri dan kapnografi B 4B analisis gas darah B 4B step test B 4B smwt B 4B uji latih jantung paru B 4B kapasitas difusi B 4B pemeriksaan volume statik dan dinamik B 4B paru uji provokasi bronkus B 4B body pletysmography B 4B bronchospirome try B 4B polysomnograp hy dan sleep B 4B study perasat batuk B 4B NOX analysis test B 4B exhaled breath condensate B 4B skintigrafi B 4B 87

88 vetilasi skintigrafi perfusi B 4B 88

89 MATRIKS KEGIATAN SUB MODULE 1. GAGAL NAPAS DAN ARDS Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Gagal Napas Dan ARDS Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding, pemeriksaan penunjang serta keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus gagal napas dan ARDS Gagal Napas dan ARDS - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden gagal napas dan ARDS - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan gagal napas dan ARDS - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety) - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) - Mengetahui definisi gagal napas dan ARDS - Mengetahui dan menjelaskan etiologi dan faktor risiko gagal napas dan ARDS - Mengetahui dan menjelaskan patogenesis gagal napas dan ARDS - Mengetahui dan menjelaskan gambaran klinis gagal napas dan ARDS - Mampu melakukan pemilihan pemeriksaan penunjang untuk gagal napas dan ARDS - Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dan gambaranya pada gagal napas dan ARDS - Mampu menjelaskan management gagal napas dan ARDS secara komprehensive - Mampu menjelaskan prognosis gagal napas dan ARDS 89

90 Metode Pembelajaran Waktu diperlukan yang Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi - Diskusi topik - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di IGD, bangsal rawat inap, dan ruang intensive - Kuliah tatap muka : 1-2 jam - Diskusi tutorial : 1-2 jam - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX 90

91 SUB MODULE 2. KEGAWAT DARURATAN PLEURA Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Kegawat Daruratan Pleura Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding pemeriksaan penunjang dan keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus kegawat daruratan pleura - Pneumothoraks - Pneumothoraks anak - Effusi pleura dan effusi pleura masive - Pneumomediastinum - Hidrothoraks (Heamotoraks, Piotoraks, Kilotoraks) - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden kegawat daruratan pleura - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan terjadinya kegawat daruratan pleura - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety) - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) Pengetahuan Klinis - Mengetahui definisi pneumothoraks dan menjelaskan etiologi serta patogenesisnya - Mampu melakukan pemilihan pemeriksaan penunjang untuk kegawat daruratan pleura - Mampu melakukan menginterpretasikan pemeriksaan penunjang dan gambaranya (CXR, USG thoraks dan CT-Scan thoraks) - Mampu melakukan diagnosis pneumotoraks - Mampu melakukan management pneumothoraks dan tindakan intervesi paru yang harus dikerjakan - Mampu melakukan evaluasi pada pasien pneumothoraks - Mampu menjelaskan komplikasi 91

92 pneumotorak dan patogenesis pneumomediastinum - Mampu menjelaskan bagaimana tatalakasana pneumomediastinum - Mampu menjelaskan etiologi dan patogenesis effusi pleura dan effusi masive - Mampu mendiagnosis dan pemeriksaan penunjang pada effusi pleura - Mampu melakukan management effusi pleura dan effusi masive dan menjelaskan komplikasinya - Mampu menjelaskan etiologi dan patogenesis hidrothoraks - Mampu melakukan diagnosis dan management hidrotoraks - Mampu melakukan prosedur tindakan decompresi jarum, toracosintesis dan pemasangan thorakcateter (inner dan outher thoraks cateter) Metode Pembelajaran - Diskusi topik - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di poliklinik, IGD, bangsal rawat inap dan ruang intensive Waktu yang - Kuliah tatap muka : 1-2 jam diperlukan - Diskusi tutorial : 1-2 jam Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 92

93 SUB MODULE 3. KEGAWAT DARURATAN PARENKIM: Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Usulan Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Kegawat Daruratan Parenkim Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding, usulan pemeriksaan penunjang dan keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus kegawat daruratan parenkim Kontusio pulmonum - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden kegawat daruratan parenkim - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan terjadinya kegawat daruratan parenkim - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety) - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) Pengetahuan Klinis - Mampu menjelaskan definisi kontusio pulmonum dan menjelaskan etiologipatogenesisnya - Menjelaskan gejala klinis kontusio pulmonum - Mampu melakukan pemilihan pemeriksaan penunjang untuk kontusio pulmonum - Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dan gambaran kontusio pulmonum - Mampu melakukan diagnosis dan interpretasi pemeriksaan penunjang kontusio pulmonum - Mengetahui dan menjelaskan management contusio pulmonum - Mampu menjelaskan komplikasi kontusio pulmonum Metode Pembelajaran - Diskusi topik 93

94 Waktu diperlukan yang Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di poliklinik, IGD, bangsal rawat inap dan ruang intensive - Kuliah tatap muka : 1-2 jam - Diskusi tutorial : 1-2 jam - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX 94

95 SUB MODULE 4. KEGAWAT DARURATAN SALURAN NAPAS Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Kegawat Daruratan Saluran Napas Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dan keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus kegawat daruratan parenkim Kegawat Daruratan Saluran Napas: - Obstruksi saluran Napas - Hemoptisis - Aspirasi - Cairan - Benda Padat - Aspirasi benda asing - Serangan Asma Mengancam - Tenggelam - Near drowning - Drowning - Cidera inhalasi - Rupture tracheomalasia - Vistel tracheomalasia - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden kegawat daruratan saluran napas - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan terjadinya kegawat daruratan saluran napas - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety) - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) Pengetahuan Klinis - Mampu menjelaskan definisi obstruksi saluran napas dan menjelaskan etiologi serta patogenesisnya - Mampu menjelaskan managemen obstruksi saluran napas - Mampu menjelaskan patogenesis 95

96 hemoptisis dan etiologi obstruksi saluran napas - Mampu memilihkan dan menginterpretasikan pemeriksaan penunjang hemoptysis dan melakukan diferential diagnosis - Mampu melakukan tatalaksana hemoptysis dengan baik - Mampu menjelaskan etiologi aspirasi dan patogenesisnya - Mampu melakukan tatalaksana aspirasi - Mampu medefinisikan serangan asma mengancam dan patogenesinya - Mampu melakukan management asma serangan mengancam dan evaluasinya - Menjelaskan definisi tenggelam dan patogenesinya - Mampu menjelaskan tatalaksana tenggelam dan komplikasinya - Mampu mendefinisikan dan menjelaskan patogenesis cidera inhalasi - Mampu tatalaksanan cidera inhalasi - Mampu menjelaskan definisi dan patogenesis rupture dan fistel tracheomalasia - Mampu melakukan tatalaksana tracheomalasia dan komplikasinya Metode Pembelajaran - Diskusi topik - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di poliklinik, IGD, bangsal rawat inap dan ruang intensive Waktu yang - Kuliah tatap muka : 1-2 jam diperlukan - Diskusi tutorial : 1-2 jam Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 96

97 SUB MODULE 5. PENYAKIT DAN KEGAWAT DARURATAN VASKULER Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Penyakit Dan Kegawat Daruratan Vaskuler Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dan keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus penyakit dan kegawat daruratan vaskuler Penyakit dan Kegawat Daruratan Vaskuler - Koagulopati, - Emboli Paru - DVT - Edema Paru - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden penyakit dan kegawat daruratan vaskuler - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan terjadinya penyakit dan kegawat daruratan vaskuler - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety) - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) Pengetahuan Klinis - Definisi dan etiopatogenesis penyakit kegawat daruratan vaskuler baik koagulopati, emboli paru, DVT dan edema paru - Mampu mengenali gejala klinis dan pemeriksaan penunjang - Mampu menerapi dan mencegah terjadinya komplikasi serta berkolaborasi dengan bagian cardiovaskuler Metode Pembelajaran - Diskusi topik - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di IGD, bangsal rawat inap dan ruang 97

98 Waktu diperlukan yang Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi intensive - Kuliah tatap muka : 1-2 jam - Diskusi tutorial : 1-2 jam - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX 98

99 SUB MODULE 6. KONDISI KHUSUS: Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Kondisi Khusus Tujuan Pembelajaran Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dan keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus kondisi khusus Keterampilan Interpersonal Kondisi Khusus: - Trauma thoraks - VCSS - Nyeri pleuritik Keterampilan Kontekstual - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden Sepsis dan Shock - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan terjadinya Sepsis dan Shock - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety) - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) Pengetahuan Klinis - Mampu menjelaskan patogenesis trauma thoraks, VCSS dan nyeri pleuritic - Mampu memilih dan menjelaskan pemeriksaan penunjang pada trauma thoraks, VCSS dan nyeri pleuritic - Mampu menjelaskan manajement trauma thoraks, VCSS dan nyeri pleuritik Metode Pembelajaran - Diskusi topik - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di poliklinik, IGD, bangsal rawat inap dan ruang intensive Waktu yang - Kuliah tatap muka : 1-2 jam diperlukan - Diskusi tutorial : 1-2 jam - Diskusi kasus : 1-2 jam Tenaga Pengajar yang - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi 99

100 terlibat Metode Evaluasi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX 100

101 SUB MODULE 7. TERAPI OKSIGEN Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Terapi Oksigen Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dan keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus yang membutuhkan terapi oksigen Terapi Oksigen: Ventilasi mekanis (NIV, IV) - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden terapi oksigen - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan terjadinya terapi oksigen - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) Pengetahuan Klinis - Mampu menjelaskan indikasi dan management terapi oksigen - Mampu melakukan pemilihan divice terapi oksigen - Mampu melakukan terapi oksigen - Mampu menjelaskan indikasi terapi NIV dan IV - Mampu melakukan terapi oksigen dengan NIN dan IV - Mampu mengoperasikan dan menseting ventilator - Mampu melakukan evaluasi terapi oksigen Metode Pembelajaran Waktu - Diskusi topik - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di poliklinik, IGD, bangsal rawat inap dan ruang intensive yang - Kuliah tatap muka : 1-2 jam 101

102 diperlukan Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi - Diskusi tutorial : 1-2 jam - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX 102

103 SUB MODULE 7. PENYAKIT DAN KEGAWAT DARURATAN VASKULER Keterampilan Membuat Diagnosis - Diagnosis Banding, Pemeriksaan Penunjang Dan Keterampilan Melakukan Penatalaksanaan Pada Penyakit Dan Kegawat Daruratan Vaskuler Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk dapat membuat diagnosis dan diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dan keterampilan melakukan penatalaksanaan pada kasus penyakit dan kegawat daruratan vaskuler Penyakit dan Kegawat Daruratan Vaskuler - Koagulopati, - Emboli Paru - DVT - Edema Paru - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Pengetahuan epidemiologi klinik - Pengetahuan prevalensi dan insiden penyakit dan kegawat daruratan vaskuler - Pengetahuan mortalitas/ morbiditas - Pencegahan terjadinya penyakit dan kegawat daruratan vaskuler - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) Pengetahuan Klinis - Mampu menjelaskan definisi dan etiopatogenesis penyakit kegawat daruratan vaskuler baik koagulopati, emboli paru, DVT dan edema paru - Mampu mengenali gejala klinis dan pemeriksaan penunjang kegawat daruratan vaskuler baik koagulopati, emboli paru, DVT dan edema paru - Mampu menerapi dan mencegah terjadinya komplikasi kegawat daruratan vaskuler baik koagulopati, emboli paru, DVT dan edema paru serta berkolaborasi dengan bagian kardiovaskuler Metode Pembelajaran - Diskusi topik 103

104 Waktu diperlukan yang Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di poliklinik, IGD, bangsal rawat inap dan ruang intensive - Kuliah tatap muka : 1-2 jam - Diskusi tutorial : 1-2 jam - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX 104

105 SUB MODULE 8. BRONKOSKOPI Keterampilan Melakukan Bronkoskopi Tujuan Memberikan kemampuan kepada peserta didik Pembelajaran untuk dapat melakukan tindakan bronkoskopi Keterampilan Bronkoskopi (Rigit, Fleksibel, Autoflourosent, EBUS) Interpersonal - Diagnostik Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Waktu diperlukan yang Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi - Terapeutik - Pengetahuan komunikasi - Pengetahuan diagnostic process (POMR) - Kemampuan untuk menganalisis diagnostic tools (sensitifitas, spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive Value, Cost Effective Analysis dan Safety - Pengetahuan tentang evidence based medicine (critical appraisal) - Mampu melakukan identifikasi indikasi, kontraindikasi bronkoskopi - Mampu melakukan persiapa pasien sebelum bronkoskopi - Mampu melakukan tindakan bronkoskopi baik fisiologis mapun patologis - Mampu melakukan tindakan bronkoskopi dengan kondisi khusus - Mampu melakukan tindakan biopsy, brushing, washing, BAL) - Mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan bronkoskopi - Mampu melakukan deteksi dini komplikasi bronkoskopi dan management komplikasinya - Diskusi topik - Diskusi kasus/ presentasi kasus - Journal reading - Bed-side teaching - Kerja di poliklinik, IGD, bangsal rawat inap dan ruang intensive - Kuliah tatap muka : 1-2 jam - Diskusi tutorial : 1-2 jam - Diskusi kasus : 1-2 jam - Konsultan Gawat Napas dan Intervensi - Dokter Spesialis Paru - Peserta Program Pendidikan Spesialis-1 - Ujian Tulis - DOPS - Mini-CEX 105

106 BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN IMUNOLOGI Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmunologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

107 DAFTAR ISI I. Pendahuluan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus II. III. IV. Sasaran Pembelajaran Lingkup Bahasan Metode Pengajaran V. Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia b. Sarana Prasarana VI. VII. Evaluasi Matriks Kegiatan 107

108 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Imunologi adalah salah satu divisi di PS PDS Ilmu Penyakit Paru dan Kedokteran respirasi. Merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari dasar - dasar penyakit paru secara imunopatogenesis, inumodiagnostik dan imunoterapi dari berbagai macam penyakit paru dan saluran pernafasan. Imunologi menjadi dasar yang akan mempermudah dalam memahami penyakit dan komplikasinya pada bidang Infeksi, asma, PPOK, Onkologi, Intervensi dan Gawat Nafas, Paru Kerja dan juga Penyakit Paru Interstitial. Sesuai Standart Mata Kuliah yang telah ditetapkan oleh Kolegium Pulmonologi dan kedokteran respirasi, maka BRP ini disusun dan akan menjadi acuan dalam proses belajar mengajar, evaluasi dan penentuan kelulusan dari PPDS 1 Ilmu Penyakit Paru dan Kedokteran Respirasi. Materi Imunologi akan diberikan dengan metode perkuliahan, tugas ilmiah, misalnya jurnal reading, Text Book reading, tinjauan kepustakaan dan presentasi kasus. Untuk meningkatkan skill PPDS juga diberikan wahana belajar dan bimbingan pada saat Laporan Pagi Pasien Jaga, Bed-side Teaching dan Chest Confrence serta stase di Departement atau Lab terkait. Penilaian PPDS untuk divisi ini akan diberikan di setiap akhir Semester. Area kompetensi yang akan dicapai masih menggunakan SKDI 2012 berikutnya apabila dari Kolegium Pulmonologi dan kedokteran respirasi sudah terdapat acuan yang pasti maka akan menyesuaikan. Dengan mengikuti semua kegiatan yang telah direncanakan di setiap semester maka akan diharapkan semua PPDS akan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan oleh Kolegium. Tujuan Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul diharapkan peserta didik PPDS 1 diharapkan mampu : mengetahui dan memahami imunologi dasar, immunopatogenesis, immuno diagnostik dan immunoterapi penyakit dan komplikasinya pada bidang penyakit infeksi, asma, PPOK, onkologi, intervensi dan gawat nafas, paru kerja serta penyakit paru interstitial. 108

109 Tujuan khusus : Di akhir Proses belajar serta stase sesuai jadwal, maka PPDS diharapkan mampu: 1. Menjelaskan dan memahami imunologi dassar 2. Menjelaskan dan memahami imunopatogenesa pada topik terkait 3. Menjelaskan dan memahami Imunodiagnostik dan mampu memilihkan pemeriksaan yang tepat terkait penyakit terkait 4. Menjelaskan dan memahami Imunoterapi dan mampu memilihkan imunoterapi yang tepat untuk penyakit terkait 5. Menjelaskan dan memahami proses klinis mulai dari menemukan pasien sampai melakukan tatalaksanan pada Penyakit Paru Interstitial Mengenai tujuan khusus akan dijabarkan dan dirinci dalam masing-masing tujuan sub modul. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Peserta didik yang dapat mengikuti pembelajaran modul ini adalah peserta PPDS tahap

110 BAB II SASARAN PEMBELAJARAN Sasaran pembelajaran modul imunologi. Practice Peserta PPDS I harus memiliki kemampuan : Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah 110

111 kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A 111

112 BAB III LINGKUP BAHASAN Lingkup bahasan untuk PPDS Pulmonologi dan kedokteran Respirasi difokuskan pada materi terkait pencapaian kompetensi tingkat 3 dan 4 sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Paru Indonesia (terlampir). METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran untuk mata kuliah ini, yang digunakan yaitu classroombased activity, yang dikerjakan secara simultan selama mengikuti MKDU: a. Classroom based activity terdiri dari diskusi topik, journal reading, diskusi kasus/presentasi kasus, mengisi buku kerja. Classroom-based activity 1. Diskusi topik Selama 90 menit, dilakukan diskusi interaktif terkait permasalahan diagnostik pasien. Salah satu peserta didik melakukan presentasi diikuti dengan diskusi antar peserta didik dan diakhiri dengan pemberian umpan balik dari narasumber terkait topik diskusi. 2. Journal Reading Selama 90 menit, salah satu peserta didik akan menyampaikan review terkait original article pada jurnal yang terindeks di PubMed dan melakukan telaah kritis (critical appraisal) berdasar format Center of Epidemiology and Evidence Based Medicine (CEEBM) Oxford. Dilakukan diskusi interaktif dengan peserta didik yang lain dan pada akhir sesi narasumber memberi umpan balik. Keterangan : Rincian metode pembelajaran akan dijelaskan dalam masingmasing sub modul. 112

113 BAB IV SUMBER DAYA 1. SUMBER DAYA MANUSIA Tim Pengampu Mata Kuliah yang terdiri dari SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dan SMF dari Departemen lain yang terkait, yaitu Departemen Mikrobiologi, Patologi Klinik, Pathologi Anatomi dan Ilmu Kesehatan Anak. 2. SARANA DAN PRASARANA Waktu pembelajaran Waktu yang dibutuhkan seluruh penyelenggaraan/ kegiatan modul molecular biology & immunology in clinical application adalah selama masa pra-pendidikan/ mata kuliah dasar umum. Gedung/ ruangan/ kapasitas dan peralatan belajar Ruang diskusi/ pertemuan Fakultas Kedokteran (TKP-PPDS) dan Departemen dengan akses internet Perpustakaan milik Fakultas Kedokteran dan Departemen 113

114 REFERENSI 1. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

115 Evaluasi Hasil Pendidikan Asesmen Capaian Pembelajaran : Mengacu pada keputusan bersama dalam rapat Pengelola Prodi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. Asesmen Capaian Pembelajaran: 2 (Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ Ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/ DOPS) 6 Seseorang peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dikatakan lulus (kopetensi) minimal B. Batas nilai yang didapat peserta didik: A: B: C: D: E: 0-44 Dikatakan lulus bila nilai akhir diatas atau sama dengan

116 MATRIKS KEGIATAN Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) 10. Patient care (pelayanan medis pasien) 11. Medical knowledge (pengetahuan medis) 12. Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 13. Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 14. Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 15. Profesionalism (profesionalisme) 16. System-based practice (praktik berbasis sistem) 17. Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 18. Riset dan Teknologi Informasi 116

117 MATRIKS KEGIATAN (1) Imunologi Dasar Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui Imunitas alamiah, imunitas adaptif, komunikasi antar sel dan aplikasi klinisnya Memahami patofisiologi penyakit dari sisi imunologi Memahami dasar sel imunitas yang terlibat dalam penyakit paru Memahami dasar sel imunitas dalam terapi penyakit paru Memahami peran imunitas alamiah Memahami perkembangan limfosit T dan Limfosit B Memahami pengaktifan limfosit T dan limfosit B Kemampuan telaah kritis terhadap aplikasi dalam penataksanaan penyakit paru Peranan sel imunitas alamiah dalam pengenalan antigen self dan non-self Peranan sel inumitas adaptif dalam proses pertahanan tubuh Peranan interaksi antara sel imunitas alamiah dan sel inumitas adaptif Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP-PPDS Ujian Tulis 117

118 MATRIKS KEGIATAN (2) Imunodiagnosa dan Imunoterapi Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui dan memilih cara diagnosa dan terapi yang didaarkan pada konsep interaksi sel imunitas. Memahami imunopatogenesis penyakit paru Memahami imunodiagnosis penyakit paru Memahami imunoterapi penyakit paru Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Memahami tentang skin prick test dan aplikasi klinisnya Memahami tentang pemeriksaan ELISA dan aplikasi klinisnya Memahami tentang pemeriksaan PCR dan apllikasi klinisnya Memahami tentang imunositokimia dan imunohistokimia Kemampuan telaah kritis terhadap pemilihan imunodiagnostik dan imunoterapi yang sesuai Peranan imunodignostik penyakit paru Peranan imunoterapi pada penyakit Paru Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP-PPDS Ujian Tulis 118

119 MATRIKS KEGIATAN (3) PPI (Penyakit Paru Interstitial) Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui patofisiologi, diagnosis dan terapi penyakit paru interstitial Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Memahami patofisiologi berbagai macam Penyakit Paru Pnterstitial Memahami diagnosis Penyakit Paru Interstitial Memahami terapi penyakit Interstitial Memahami PPI dengan penyebab yang diketahiu Memahami PPI dengan penyebab yang tidak diketahui Memahami Diagnosis dan Terapi PPI Kemampuan telaah kritis Mampu Mendiagnosis PPI Mampu memberika Tatalaksana PPI Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP-PPDS Ujian Tulis 119

120 BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN INFEKSI PARU Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmunologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

121 DAFTAR ISI I. Pendahuluan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus II. III. IV. Sasaran Pembelajaran Lingkup Bahasan Metode Pengajaran V. Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia b. Sarana Prasarana VI. Evaluasi VII. Matriks Kegiatan 121

122 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Divisi infeksi adalah suatu divisi yang ada dalam Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yang merupakan cabang ilmu mempelajari berbagai macam infeksi di paru. Hampir sebagian besar penyakit paru di Negara berkembang adalah infeksi antara lain Tuberkulosis dan non tuberculosis yang masih banyak dan bahkan endemis di Indonesia. Pengetahuan tentang penyakit infeksi paru menjadi dasar yang akan mempermudah dalam memahami dan melakukan tatalaksana penyakit dan komplikasinya baik pada bidang Asma, PPOK, Onkologi, Paru Kerja, Intervensi dan Kondisi Gawat Nafas. Berdasarkan Standart Mata Kuliah yang telah ditetapkan oleh Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, maka BRP ini disusun dan akan menjadi acuan dalam proses belajar mengajar, evaluasi dan penentuan kelulusan dari peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Materi Infeksi Paru akan diberikan dengan metode perkuliahan, tugas ilmiah, misalnya Journal Reading, Text Book Reading, Tinjauan Kepustakaan dan Presentasi Kasus. Untuk meningkatkan skill peserta didik PPDS 1 juga diberikan proses pembelajaran dengan supervisi selanjutnya bila telah dinyatakan mampu maka bisa belajar secara mandiri dengan bimbingan. Wahana belajar di Instalasi Gawat Darurat, RHCU, ICU, Ruang rawat inap, poliklinik dan OK paru serta peserta didik mendapatkan bimbingan pada saat Laporan Pagi Pasien Jaga (Morning report), Bed Side Teaching dan Chest Conference serta stase di Departemen/ Lab terkait antara lain Ilmu penyakit dalam, Anastesi, Kardiologi, Ilmu Penyakit Anak, Radiologi, BTKV dan laboratorium penunjang lainnya seperti Patologi Anatomi, Mikrobiologi, Patologi Klinik dan Radiologi. Penilaian peserta didik PPDS 1 untuk Devisi Infeksi ini akan diberikan di setiap akhir Semester berdasarkan model penilaian yang telah ditetapkan berdasarkan panduan kurikulum oleh kolegium. 122

123 Area kompetensi yang akan dicapai menggunakan acuan yang telah ditetapkan Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yaitu sesuai Standar kompetensi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), 9 area kompetensi WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) serta Standar Kompetensi Level SKDI. Dengan mengikuti semua kegiatan yang telah direncanakan di setiap semester maka diharapkan semua peserta didik PPDS 1 akan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan oleh Kolegium. Tujuan Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul diharapkan peserta didik PPDS 1 diharapkan mampu : mengetahui jenis-jenis infeksi paru, mengetahui etiologi dan patogenesis infeksi paru, mengetahui gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang penyakit infeksi paru, mengetahui management dan melakukan terapi penyakit penyakit infeksi paru, mengetahui dan melakukan evaluasi penyakit penyakit infeksi paru. Tujuan khusus : Mengenai tujuan khusus akan dijabarkan dan dirinci dalam masing-masing tujuan sub modul. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Peserta didik yang dapat mengikuti pembelajaran modul ini adalah peserta PPDS tahap

124 BAB II SASARAN PEMBELAJARAN Sasaran pembelajaran modul Infeksi Paru Practice Peserta PPDS I harus memiliki kemampuan : Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit,dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter paru juga mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter paru mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya, juga mampu menindak lanjut sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan 124

125 pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A 125

126 BAB III LINGKUP BAHASAN Lingkup bahasan untuk PPDS Pulmonologi dan kedokteran Respirasi difokuskan pada materi terkait pencapaian kompetensi tingkat 3 dan 4 sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Paru Indonesia (terlampir). 126

127 BAB IV METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran untuk mata kuliah ini, yang digunakan yaitu classroombased activity, yang dikerjakan secara simultan selama mengikuti MKDU: a. Classroom based activity terdiri dari diskusi topik, journal reading, diskusi kasus/presentasi kasus, mengisi buku kerja. Classroom-based activity 1. Diskusi topik Selama 90 menit, dilakukan diskusi interaktif terkait permasalahan diagnostik pasien. Salah satu peserta didik melakukan presentasi diikuti dengan diskusi antar peserta didik dan diakhiri dengan pemberian umpan balik dari narasumber terkait topik diskusi. 2. Journal Reading Selama 90 menit, salah satu peserta didik akan menyampaikan review terkait original article pada jurnal yang terindeks di PubMed dan melakukan telaah kritis (critical appraisal) berdasar format Center of Epidemiology and Evidence Based Medicine (CEEBM) Oxford. Dilakukan diskusi interaktif dengan peserta didik yang lain dan pada akhir sesi narasumber memberi umpan balik. Keterangan : Rincian metode pembelajaran akan dijelaskan dalam masingmasing sub modul. 1. SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP PPDS 2. SARANA DAN PRASARANA Waktu pembelajaran : waktu yang dibutuhkan seluruh penyelenggaraan/ kegiatan modul infeksi paru adalah selama masa pra-pendidikan/ mata kuliah dasar umum. Gedung/ ruangan/ kapasitas dan peralatan belajar : Ruang diskusi/ pertemuan Fakultas Kedokteran (TKP-PPDS) dan Departemen dengan akses internet Perpustakaan milik Fakultas Kedokteran dan Departemen 127

128 REFERENSI Standar Kompetensi Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fishman s Pulmonary Disease disorder 4 th edition volume 1 & 2 Mason: Murray & Nadel's Textbook of Respiratory Medicine, 4th ed., Copyright 2005 Saunders, An Imprint of Elsevier Toman case detection, treatment, monitoring, question and answers, 2 nd ed, 2004 Pedoman nasional TB, Kemenkes

129 Evaluasi Hasil Pendidikan Asesmen Capaian Pembelajaran: 2 (Rata-rata ilmiah)+ 1 Rerata (Log book+ Tugas terstruktur/ Ujian topik+mr) + 3 Rerata ( Mini CX+CBD/ DOPS) 6 Seseorang peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dikatakan lulus (kopetensi) minimal B. Batas nilai yang didapat peserta didik: A: B: C: D: E: 0-44 Dikatakan lulus bila nilai akhir diatas atau sama dengan

130 MATRIKS KEGIATAN Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan meliputi 9 area kompetensi sebagai berikut: (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) 19. Patient care (pelayanan medis pasien) 20. Medical knowledge (pengetahuan medis) 21. Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 22. Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 23. Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 24. Profesionalism (profesionalisme) 25. System-based practice (praktik berbasis sistem) 26. Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 27. Riset dan Teknologi Informasi 130

131 No. (*) Area Kompetensi SKDI Profesional Luhur 2 Mawas diri dan Pengembangan Diri 3 Aplikasi Ilmu Biomedik dalam Kedoktearn 4 Pengelolaan Informasi & Kesarjanaan : EBM Practice 5 Keterampilan Klinis 6 Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management) Komponen Kompetensi yang menjadi Capaian Belajar Blok (Learning Outcome)* 296. Berke-Tuhanan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa 297. Bermoral, beretika dan disiplin 298. Sadar dan taat hukum 299. Berwawasan sosial budaya 300. Berperilaku professional 301. Menerapkan mawas diri 302. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat 303. Mengembangkan pengetahuan 304. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan 305. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan 306. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, ilmu Kedokteran Klinik, dan ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas yangterkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif Melakukan prosedur diagnosis 308. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif 309. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 310. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat 311. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat 312. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan 313. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan 314. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia 131

132 TINGKAT KOMPETENSI BERDASARKAN SEMESTER PPDS 1 PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI Infeksi non tuberculosis I II III IV V VI VII Pencegahan dan pengendalian B 4B infeksi CAP B 4B HAP B 4B HCAP B 4B VAP B 4B pneumonia atipik B 4B pneumonia imunokompromis B 4B pneumonia viral B 4B pneumonia viral berat B 4B abses paru B 4B mikosis paru B 4B penyakit parasit di paru B 4B MOTT B 4B HIV dan infeksi oportunistik B 4B Bronkiolitis B 4B Mediastinitis B 4B avian influenza B 4B Empyema B 4B Parapneumonia B 4B Tuberkulosis Sindrom obstruksi pasca TB B 4B TB ekstra paru B 4B TB poliresisten B 4B MDR/XDR TB B 4B Tatalaksana efek samping B 4B pengobatan TB Pleuritis TB B 4B 132

133 Empiema B 4B Chylothorax B 4B 133

134 BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN DIVISI PARU KERJA DAN LINGKUNGAN Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmunologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

135 DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus BAB II. Sasaran Pembelajaran BAB III. Lingkup Bahasan BAB IV. Metode Pengajaran BAB V. Sumber Daya : a. Sumber Daya Manusia b. Sarana Prasarana BAB VI. Evaluasi BAB VII. Matriks Kegiatan 135

136 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini pengetahuan tentang penyakit paru kerja dan lingkungan dengan berbagai aspeknya merupakan salah satu kompetensi yang telah ditetapkan oleh Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. Lingkup bahasan Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan mencakup antara lain pengantar, penegakan penyakit paru akibat kerja dengan metode 7 langkah, polusi udara, klasifikasi penyakit paru kerja (pneumokoniosis, asma kerja dll), dan smoking cessation. Mata ajar ini semaksimal mungkin diupayakan menghubungkan lingkup bahasan dengan praktik klinik sehingga akan bermanfaat bagi residen dengan menggunakan pendekatan PBL (problem based learning) yang memberikan kesempatan belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan kognitif, psikomotor dan profesionalism (afektif) tentang penyakit paru kerja dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya mata ajar Paru Kerja dan Lingkungan diberikan mulai semester pertama sampai dengan semester tujuh, dengan tahapan capaian kompetensi yang bertahap sehingga pada akhir semeter tujuh diharapkan diperoleh pemahaman yang komprehensif. Penyakit paru kerja dan lingkungan ini sangat berkaitan dengan mata ajar lain misalnya Asma Bronkiale, PPOK, Pneumonia, Kanker Paru dll, sehingga setelah mempelajarinya residen akan mampu menatalaksana penyakit paru kerja dan lingkungan dengan baik. Buku rancangan pembelajaran Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan akan senantiasa dilakukan perbaikan sesuai masukan kolegium, tim kurikulum dan tim monev di Prodi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. 9 area kompetensi (WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education/ ACGME) yang menjadi acuan dalam proses belajar mengajar adalah : 28. Patient care (pelayanan medis pasien) 29. Medical knowledge (pengetahuan medis) 30. Medical procedure skill (keterampilan prosedur medis) 136

137 31. Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan pengembangan berbasis praktik) 32. Interpersonal and communication skill (keterampilan hubungan interpersonal dan komunikasi) 33. Profesionalism (profesionalisme) 34. System-based practice (praktik berbasis sistem) 35. Teaching (Pendidikan dan Pembelajaran) 36. Riset dan Teknologi Informasi Tujuan Umum Buku Rancangan Pembelajaran / BRP Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan ini diharapkan dapat menjadi acuan peserta didik dalam menyelesaikan dan mencapai kompetensi dibidang Paru Kerja dan Lingkungan Tujuan khusus : Tujuan khusus akan dijabarkan dan dirinci dalam masing-masing tujuan pembelajaran disetiap subtopik mata ajar antara lain mengetahui jenis-jenis penyakit paru kerja, mengetahui etiologi dan patogenesis penyakit paru kerja, mengetahui gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang penyakit paru kerja, mengetahui menejemen dan melakukan terapi penyakit paru kerja. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Peserta didik yang dapat mengikuti pembelajaran Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan pada tahap I adalah peserta didik pada semester 1 sampai dengan semester 3. Pada tahap II adalah peserta didik pada semester 4 sampai dengan semester 5. Dan pada tahap III adalah peserta didik pada semester 6 sampai dengan

138 BAB II SASARAN PEMBELAJARAN Sasaran pembelajaran mata ajar Paru Kerja dan Lingkungan, adalah agar Peserta PPDS I memiliki kemampuan pada: 1. Pengetahuan : a. Memahami : KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi), Breaking badnews, Interprofesional collaboration pada paru kerja dan lingkungan. b. Mampu Menjelaskan dasar-dasar ilmiah pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi, ilmu kesehatan terkait dari masalah kesehatan individu dan atau masalah kesehatan masyarakat. c. Memahami cara mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan di bidang paru kerja dan lingkungan, memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan lingkungan, memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan lingkungan untuk dapat belajar sepanjang hayat. 2. Profesionalisme Menunjukkan karakter sebagai dokter yang professional, bersikap dan berbudaya menolong, mengutamakan keselamatan pasien, mampu bekerja sama intra dan interprofesional dalam tim pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien. melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka sistem kesehatan nasional dan global. 3. Ketrampilan a. Mampu melakukan KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi), Breaking badnews, Interprofesional collaboration pada paru kerja dan lingkungan. b. Mampu menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu pulmonologi dan kedokteran respirasi di bidang paru kerja dan lingkungan secara holistik dan komprehensif c. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di bidang paru kerja dan lingkungan. 138

139 d. Mampu menentukan pemeriksaan penunjang di bidang paru kerja dan lingkungan yang relevan dengan diagnosis kerja dan interpretasinya e. Mampu menentukan diagnosis kerja dan diagnosis banding yang relevan di bidang paru kerja dan lingkungan f. Mampu memformulasikan kebutuhan terapi medis dan non medis yang relevan berdasarkan bukti ilmiah terbaik (Evidence based medicine) di bidang paru kerja dan lingkungan g. Melakukan prosedur diagnostic di bidang paru kerja dan lingkungan h. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif di bidang paru kerja dan lingkungan i. Mampu mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan di bidang paru kerja dan lingkungan j. Mampu Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan lingkungan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan k. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan lingkungan untuk dapat belajar sepanjang hayat 139

140 BAB III LINGKUP BAHASAN Lingkup bahasan untuk PPDS Pulmonologi dan kedokteran Respirasi difokuskan pada materi terkait pencapaian kompetensi tingkat 3 dan 4 sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Paru Indonesia yaitu: I. Sejarah industri, penyakit akibat kerja dan lingkungan - Peraturan Perundang-undangan II. Sistem pertahanan tubuh di saluran Pernafasan dan Paru - Anatomi saluran napas - Pertahanan Fisik dan mekanik - Pertahanan biokimia III. Pengantar penyakit Paru Kerja dan Lingkungan - Klasifikasi penyakit paru kerja IV. Konsep menyeluruh tentang polutan udara dan perangainya dalam paru V. Penegakan Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan - 7 langkah penegakan penyakit paru kerja VI. Tindakan preventif pada Penyakit Paru Kerja Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tertier Alat Pelindung Diri VII. Pneumokoniosis Asbestosis Silikosis Anthracosis ILO CXRay VIII. Work Related Asthma : A. Occupational asthma Sensitiasi 140

141 Iritasi - RADS B. Work exacerbated asthma IX. Pneumonitis Hipersensitif : - Bagassosis, - Farmer s Lung Disease - Bird Breeder X. Acut toxic inhalation XI. Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor XII. Bronkitis Industri XIII. XIV. Penyakit paru pada ketinggian Penyakit paru pada kedalaman XV. Kebugaran dan Exercise XVI. XVII. Penetapan derajat kecacatan paru serta kompensasinya - Penentuan impairment - Penentuan disabilitas Upaya Berhenti Merokok 141

142 BAB IV METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi di divisi Paru Kerja dan Lingkungan adalah kuliah overview, presentasi, tugas terstruktur, praktik mandiri, dan problem based learning. Peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar berupa diskusi dan refleksi diri yang terekam dalam portofolio. Sebagai kajian/parameter penilaian adalah kelengkapan, kebenaran dan kesesuaian saat refleksi diri dan diskusi, ujian topik MCQ atau essay, ujian lisan, mini CEX, CBD. 142

143 SUMBER DAYA MANUSIA BAB V SUMBER DAYA Pengampu pada divisi paru kerja dan lingkungan adalah dr. Triwahju Astuti, MKes,SpP(K) SARANA DAN PRASARANA Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan sebagai Rumah Sakit afiliasi adalah RSU Ngudi Waluyo Wlingi dan RS Paru Karsa Husada Batu. No. Sarana pendidikan di RS Sarana yang Tersedia Pendidikan Utama (1) (2) (3) Sekretariat Lab/ SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Ruang pertemuan Staf, 1 Gedung pendidikan 1 lantai Ruang pertemuan peserta didik, Ruang Konseling, Perpustakan, Mushola, Ruang DM, Pantry, Gudang, Ruang KPS, SPS dan Ka SMF, Ruang Staf per Divisi. 3 Ruang pertemuan peserta LCD proyektor, screen, lampu baca foto didik komputer, sound system. 4 Ruang perpustakaan Text book lokal/ internasional, journal, peserta didik Komputer, lampu baca foto, dry lab. 5 Kamar jaga peserta didik 2 kamar jaga PPDS (@ 2 tempat tidur), 1 kamar mandi, pantry, ruang sholat, loker PPDS. 6 Ruang OK Paru Bronchoscopy Ruang Bronkoskopi (Lokal Anastesi) Bronchoscopy set Ruang OK Sentral Bronchoscopy set dan pleuroscopy Ruang Faal Paru 3 Spirometry dan 1 Bodyplatysmografi Ruang USG Thoraks 2 buah USG 7 Poli Paru Poli DOTs Poli TB RO Poli UBM Ruang Nebulizer 8 Ruang Perawatan MiICU, RHCU (TB dan Non TB), Ruang TB dan Ruang non TB Instalasi Rawat Inap a. Terdapat 14 bangsal rawat inap dengan kapasitas 78 tempat tidur untuk kelas 1, 243 tempat tidur untuk kelas 2, dan 472 tempat tidur untuk kelas 143

144 3. b. Terdapat 1 ruang perawatan intensif (Respiratory High Care Unit) dengan kapsitas 10 tempat tidur. c. Terdapat 1 ruang perawatan intensif pasien penyakit kardiovaskular (CVCU) dengan 10 tempat tidur. d. Terdapat 1 ruang perawatan intensif 24 tempat tidur Instalasi Rawat Jalan a. Poliklinik Paru b. Poliklinik TB DOTs c. Poliklinik TB RO d. Poliklinik UBM Sarana penunjang diagnostik dan terapi : a. Bronkoskopi, autoflurosent, dan pediatric bronchoscopy b. Non invasive ventilator (di RHCU) c. Ventilator invasive (di ICU) d. Toracoscopy e. USG f. CT-Scan g. MRI h. Radioterapi i. Hemodialisis j. EKG k. Echocardiografi l. Treadmill m. Polisomnografi n. Spirometry o. Bodypletysmografi p. Smoke analyser 144

145 BAB VI EVALUASI Evaluasi Hasil Pendidikan Evaluasi hasil belajar peserta didik ini telah diupayakan sedemikian rupa dengan mengelaborasi knowledge, psikomotor dan profesionalisme. Penilaian diperoleh dari beberapa sumber yaitu: - Presentasi jurnal, textbook reading, tinjauan kepustakaan - Portofolio logbook - Tugas terstruktur - Case based discussion (CBD) baik rawat jalan maupun rawat inap - Mini Cex baik rawat jalan maupun rawat inap - Ujian topik - Morning report Sehingga diperoleh nilai akhir divisi Paru Kerja dan Lingkungan di setiap semester adalah sebagai berikut : Nilai akhir (NA) divisi Paru Kerja & Lingkungan = 1 rerata (ujian topik+tugas terstruktur+ portofolio+ morning report) + 2 rerata presentasi + 3 rerata ( minicex + CBD/DOPS) 6 Keterangan : - Ujian topik yang diadakan setiap semester - Portofolio dari logbook dengan menilai refleksi diri pada logbook saat stase di ruangan rawat inap, ruang rawat jalan - Morning report setelah tugas jaga, penilaian dilakukan dengan menggunakan form penilaian MR - Presentasi : penilaian saat peserta didik mempresentasikan tugas ilmiahnya yaitu text book reading, jurnal dan kasus dengan menggunakan form penilaian presentasi ilmiah - Case based discussion (CBD) dilakukan saat bedsite teaching dengan menggunakan form penilaian CBD 145

146 BAB VII MATRIKS KEGIATAN 146

147 147

148 148

149 REFERENSI 2. Baum's Textbook Of Pulmonary Diseases Seventh Edition Hal Environmental and Occupational Medicine, 4th Edition.2007; Bunga Rampai Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan; Muhtar Ikhsan, Faisal Yunus, Agus Dwi Susanto; Balai Penerbit FKUI; Murray and Nadel's Textbook of Respiratory Medicine. Chapter 66. 5th Edition Standar Kompetensi Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fishman's Pulmonary Diseases And Disorders

150 Rencana Program & Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) Div Paru Kerja & Lingkungan PS Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUB-RSSA Malang

151 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DIVISI : PARU KERJA DAN LINGKUNGAN DOSEN PENGAMPU: dr.triwahju Astuti,MKes, SpP(K) Deskripsi : Saat ini pengetahuan tentang penyakit paru kerja dan lingkungan dengan berbagai aspeknya merupakan salah satu kompetensi yang tela Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. Lingkup bahasan Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan mencakup antara lain pengantar, pe paru akibat kerja dengan metode 7 langkah, polusi udara, klasifikasi penyakit paru kerja (pneumokoniosis, asma kerja dll), dan smoking cessatio Mata ajar ini semaksimal mungkin diupayakan menghubungkan lingkup bahasan dengan praktik klinik sehingga akan bermanfaat ba menggunakan pendekatan PBL (problem based learning) yang memberikan kesempatan belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan kognit profesionalism (afektif) tentang penyakit paru kerja dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya mata ajar Paru Kerja dan Lingkungan diberika pertama sampai dengan semester tujuh, dengan tahapan capaian kompetensi yang bertahap sehingga pada akhir semeter tujuh diha pemahaman yang komprehensif. Penyakit paru kerja dan lingkungan ini sangat berkaitan dengan mata ajar lain misalnya Asma Bronkiale, PPOK, Pneumonia, Kanker setelah mempelajarinya residen akan mampu menatalaksana penyakit paru kerja dan lingkungan dengan baik. Buku rancangan pembelajaran Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan akan senantiasa dilakukan perbaikan sesuai masukan kolegium, tim kurikulu di Prodi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi.

152 Area Kompetensi, Komponen Kompetensi, Capaian pembelajaran (Intended Learning Outcome) Area Kompetensi I. Interpersonal and Communication Skills Komunikasi Efektif That result in effective information exchange and teaming with patients, their families and other health professionals. Deskripsi Capaian Pembelajaran*) Kognitif Psikomotor Perilaku Profesional 1. Memahami KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi), 4. Mampu Melakukan Breaking badnews, Interprofesional collaboration pada KIE (Konseling, Informasi dan Edukasi) paru kerja dan lingkungan. medis terkait dengan masalah medis, dan terapi (medis & non medis) Breaking Bad news Interprofesional Collaboration II. Professionalism Commitment to carrying out professional responsibilities, adherence to ethical principles and sensitivity to a diverse patient population. 16. Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profe berbudaya menolong, mengutamakan keselama bekerja sama intra dan interprofesional dalam ti demi keselamatan pasien. melaksanakan upaya dalam kerangka sistem kesehatan nasional dan III. Medical Knowledge Kognitif & critical Thinking Established and evolving biomedical, clinical, and cognate (e.g. epidemiological and social behavioral) sciences and the application of knowledge to patient care. IV. Patient Care : Identify, respect, and care about patients' differences, values, preferences, and expressed needs; listen to, clearly inform, communicate with and educate patients; share decision making and management; and continuously advocate disease prevention, wellness, and promotion of healthy lifestyles, including a focus on population health. V. Practice-Based Learning and Improvement Involves investigation and evaluation of one's own patient care, appraisal and assimilation of scientific evidence, and improvements in patient care. Additional documentation is required to be awarded AMA PRA Category 1 Credit TM for this ACGME core competency. Akses dan menilai informasi dan pengetahuan. 2. Mampu Menjelaskan dasar-dasar ilmiah pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi, ilmu kesehatan terkait dari masalah kesehatan individu dan atau masalah kesehatan masyarakat 3. Memahami cara mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan di bidang paru kerja dan lingkungan, memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan lingkungan, memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan lingkungan untuk dapat belajar sepanjang hayat 5. Mampu menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu pulmonologi dan kedokteran respirasi di bidang paru kerja dan lingkungan secara holistik dan komprehensif 6. Mampunmengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, di bidang paru kerja dan lingkungan 7. Menentukan pemeriksaan penunjang yang relevan dengan diagnosis kerja dan interpretasinya 8. Mampu menentukan pemeriksaan penunjang di bidang paru kerja dan lingkungan yang relevan dengan diagnosis kerja dan interpretasinya 9. Mampu menentukan diagnosis kerja dan diagnosis banding yang relevan di bidang paru kerja dan lingkungan 10. Mampu memformulasikan kebutuhan terapi medis dan non medis yang relevan berdasarkan bukti ilmiah terbaik (Evidence based medicine) di bidang paru kerja dan lingkungan 11. Melakukan prosedur diagnostic di bidang paru kerja dan lingkungan 12. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif di bidang paru kerja dan lingkungan 13. Mampu mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan di bidang paru kerja dan lingkungan 14. Mampu Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan lingkungan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan 15. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan di bidang paru kerja dan

153 Diseminasi informasi dan pengetahuan secara efektif kepada profesional, pasien, masyarakat dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan lingkungan untuk dapat belajar sepanjang hayat

154 Semester I KODIFIKASI: DFD ( 2 SKS) Minggu Ke Lihat jadwal Capaian Pembelajaran 2,3,5,6, 12,13,14 2,3,5,6, 12,13,14,15 Kemampuan akhir yang diharapkan Mampu menjelaskan sejarah industri dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan paru kerja dan lingkungan Mampu menjelaskan anatomi, pertahanan fisik, mekanis dan biokimia Bahan Kajian Sejarah Industri, penyakit paru kerja dan lingkungan serta peraturan perundang-undangan nya Sistem pertahanan tubuh di saluran Pernafasan dan Paru Anatomi saluran napas Pertahanan Fisik dan mekanik Pertahanan biokimia Bentuk Pembelajaran Waktu Pengalaman belajar mahasiswa Kriteria pe Kuliah - overview 50 menit Diskusi Respon MCQ/Es Presentasi Praktik mandiri 50 mnt Saat tatalaksana pasien Diskusi Refleksi diri Kelengk dan komu presentas Portofoli MCQ / E 2,3 Mampu menjelaskan definisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan serta klasifikasinya 1,2,3,4,5,6,7 12,13,14,15,16 Mampu menjelaskan cara penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan dengan pendekatan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan Pengantar penyakit Paru Kerja dan Lingkungan Klasifikasi penyakit paru kerja Penegakan Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja Kuliah/overview 50 mnt Diskusi Respon PP Exam MCQ Kuliah /Overview Praktik mandiri (Tugas: penegakan 10 penyakit paru kerja ) 50 mnt Saat tatalaksana pasien Diskusi Refleksi diri Respon sa Kesesuaia Portofolio MCQ / Ess CBD 1,2,3,4,5,6,7 12,13,14,15,16 Mampu menjelaskan cara tindakan preventif pada penyakit paru dan lingkungan Tindakan preventif pada Penyakit Paru Kerja Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tertier Alat Pelindung Diri Presentasi Praktik mandiri 100 mnt Saat tatalaksana pasien Diskusi Refleksi diri Kelengkap dan komun presentasi Kesesuaia pada Porto MCQ / Ess CBD

155 Semester II KODIFIKASI: DFD ( 2 SKS) Minggu ke Mengikuti jadwal KPS Capaian Pembelajaran *) 1,2,3,4,5,6,7 12,13,14,15,16 1,2,3,4,5,6,7 12,13,14,15,16 2,3,5,6,7 12,13,14 Kemampuan akhir yang diharapkan Mampu menjelaskan dan melakukan penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan dengan pendekatan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan Mampu menjelaskan dan melakukan tindakan preventif pada penyakit paru kerja dan lingkungan Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis pnemokoniosis. Mengenali gejala dan tanda pnemokoniosis. Bahan Kajian Bentuk pembelajaran Waktu Pengalaman Belajar mahasiswa Penegakan Penyakit Presentasi 100 mnt Diskusi Paru Kerja dan Praktik mandiri Saat Refleksi diri Lingkungan 7 langkah tatalaksana penegakan penyakit pasien paru kerja Tindakan preventif pada Penyakit Paru Kerja Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tertier Alat Pelindung Diri Pneumokoniosis Asbestosis Silikosis Anthracosis ILO CXRay Praktik mandiri Kuliah / Overview Presentasi Saat tata laksana pasien 50 mnt 100 mnt Refleksi diri Diskusi Kriteria Penila Kelengkapan, kebenaran, dan komunikasi saat presentasi Kesesuaian refleksi diri pada porto MCQ/Essay Exam Patient survey Kesesuaian refleksi diri pada porto MCQ/Essay Exam Patient survey Kelengkapan, kebenaran, dan komunikasi saat presentasi dan di MCQ/Essay Exam Patient survey 1,2,3,5,6,7 12,13,14 1,2,3,5,6,7 12,13,14 1,2,3,5,6,7 12,13,14 Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis asma akibat kerja. Mengenali gejala dan tanda asma akibat kerja. Mampu menjelaskan Pneumonitis Hipersensitif Mampu menjelaskan Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Work Related Asthma : Occupational asthma Sensitiasi Iritasi - RADS Work exacerbated asthma Pneumonitis Hipersensitif: Bagassosis, Farmer s Lung Disease dll Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Kuliah / Overview Presentasi PPDS Kuliah / Overview Presentasi Kuliah / Overview Presentasi 50 mnt 100 mnt 50 mnt 100 mnt Diskusi Diskusi 50 mnt 100 mnt Diskusi Kelengkapan, kebenaran, dan komunikasi saat presentasi dan di MCQ/Essay Exam CBD Kelengkapan, kebenaran, dan komunikasi saat presentasi dan di MCQ/Essay Exam CBD Kelengkapan, kebenaran, dan komunikasi saat presentasi dan d MCQ/Essay Exam CBD

156 Semester III KODIFIKASI: ( 1 SKS) Minggu Ke Mengiku ti jadwal KPS Capaian Pembelajaran 1,2,3,4,5,6,11, 12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,11, 12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Kemampuan akhir yang diharapkan Mampu menjelaskan dan melakukan penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan dengan pendekatan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan Mampu menjelaskan dan melakukan tindakan preventif pada penyakit paru kerja dan lingkungan Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis pnemokoniosis. Mengenali gejala dan tanda pnemokoniosis. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Bahan Kajian Penegakan Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja Tindakan preventif pada Penyakit Paru Kerja Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tertier Alat Pelindung Diri Pneumokoniosis Asbestosis Silikosis Anthracosis ILO CXRay Bentuk Pembelajaran Presentasi Praktik mandiri Waktu 100 mnt Saat tata laksana pasien Pengalaman belajar mahasiswa Diskusi Refleksi diri Kriteria pen Kelengkapa dan komuni presentasi Kesesuaian pada portofo MCQ/Essay CBD Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD

157 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis asma akibat kerja. Mengenali gejala dan tanda asma akibat kerja. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis Pneumonitis Hipersensitif Mengenali gejala dan tanda Pneumonitis Hipersensitif. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Mampu menjelaskan Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Mengenali gejala dan Work Related Asthma : Occupational asthma Sensitiasi Iritasi - RADS Work exacerbated asthma Pneumonitis Hipersensitif: Bagassosis, Farmer s Lung Disease dll Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD

158 tanda Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. 1,2,3,5,6,7 12,13,14 1,2,3,5,6,7 12,13,14 1,2,3,5,6,7 12,13,14 Mampu menjelaskan Bronkitis Industri Mampu menjelaskan Penyakit paru pada ketinggian Mampu menjelaskan Penyakit paru pada kedalaman Bronkitis Industri Penyakit paru pada ketinggian Penyakit paru pada kedalaman Kuliah Presentasi Kuliah Presentasi Kuliah Presentasi 50 mnt 100 mnt 50 mnt 100 mnt 50 mnt 100 mnt Diskusi Diskusi Diskusi Kelengkapa dan komuni presentasi d MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan komuni presentasi d MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan komuni presentasi d MCQ/Essay CBD

159 Semester IV KODIFIKASI: ( 1 SKS) Minggu Ke Lihat jadwal Capaian Pembelajaran 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Kemampuan akhir yang diharapkan Mampu menjelaskan dan melakukan penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan dengan pendekatan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan Mampu menjelaskan dan melakukan tindakan preventif pada penyakit paru kerja dan lingkungan Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis pnemokoniosis. Mengenali gejala dan tanda pnemokoniosis. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis asma akibat kerja. Mengenali gejala dan tanda asma akibat kerja. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan Bahan Kajian Penegakan Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja Tindakan preventif pada Penyakit Paru Kerja Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tertier Alat Pelindung Diri Pneumokoniosis Asbestosis Silikosis Anthracosis ILO CXRay Work Related Asthma : Occupational asthma Sensitiasi Iritasi RADS Work exacerbated asthma Bentuk Pembelajaran Praktik mandiri Praktik mandiri Praktik mandiri Praktik mandiri Waktu Saat tata laksana pasien Saat tata laksana pasien Saat tata laksana pasien Saat tata laksana pasien Pengalaman belajar mahasiswa Refleksi diri Refleksi diri Refleksi diri Refleksi diri Kriteria pen Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD

160 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis pneumonitis hipersensitif Mengenali gejala dan tanda penumonitis hipersensitif Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Mengenali gejala dan tanda penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis bronkitis industri Mengenali gejala dan tanda bronkitis industri Pneumonitis Hipersensitif: Bagassosis, Farmer s Lung Disease dll Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Praktik mandiri Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Saat tata laksana pasien Bronkitis Industri Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Refleksi diri Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay

161 Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. CBD 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis penyakit paru pada ketinggian Mengenali gejala dan tanda penyakit paru pada ketinggian Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis penyakit paru pada kedalaman Mengenali gejala dan tanda penyakit paru pada kedalaman Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Penyakit paru pada ketinggian Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Penyakit paru pada kedalaman Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD

162 Semester V KODIFIKASI: ( 1 SKS) Ming gu Ke Lihat jadw al Capaian Pembelajaran 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16,2,3,4,5,6,7,8,9,10 11,12,13, 14,15,16 Kemampuan akhir yang diharapkan Bahan Kajian Bentuk Pembelajaran Mampu menjelaskan dan melakukan penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan dengan pendekatan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja dan lingkungan Mampu menjelaskan dan melakukan tindakan preventif pada penyakit paru kerja dan lingkungan Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis pnemokoniosis. Mengenali gejala dan tanda pnemokoniosis. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis asma akibat kerja. Mengenali gejala dan tanda asma akibat kerja. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Penegakan Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan 7 langkah penegakan penyakit paru kerja Tindakan preventif pada Penyakit Paru Kerja Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tertier Alat Pelindung Diri Pneumokoniosis Asbestosis Silikosis Anthracosis ILO CXRay Work Related Asthma : Occupational asthma Sensitiasi Iritasi RADS Work exacerbated asthma Praktik mandiri Praktik mandiri Praktik mandiri Praktik mandiri Waktu Saat tata laksana pasien Saat tata laksana pasien Saat tata laksana pasien Saat tata laksana pasien Pengalaman belajar mahasiswa Refleksi diri Refleksi diri Refleksi diri Refleksi diri Kriteria pen Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD

163 Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis pneumonitis hipersensitif Mengenali gejala dan tanda penumonitis hipersensitif Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Pneumonitis Hipersensitif: Bagassosis, Farmer s Lung Disease dll Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Mengenali gejala dan tanda penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Penyakit paru akibat polusi udara indoor dan outdoor Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis bronkitis industri Mengenali gejala dan tanda bronkitis industri Melakukan anamnesis dan pemeriksaan Bronkitis Industri Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD

164 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis penyakit paru pada ketinggian Mengenali gejala dan tanda Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis penyakit paru pada ketinggian Mengenali gejala dan tanda bronkitis industri Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Penyakit paru pada ketinggian Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10 11,12,13, 14,15,16 Menjelaskan definisi, penyebab dan patogenesis penyakit paru pada kedalaman Mengenali gejala dan tanda penyakit paru pada kedalaman Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis toraks. Merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan penunjang. Menginterprestasi hasil pemeriksaan penunjang. Membuat keputusan klinik, memberikan tindakan yang tepat. Penyakit paru pada kedalaman Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapa dan kesesua pada portofo MCQ/Essay CBD

165 Semester VI KODIFIKASI: DFD ( 1 SKS) Minggu Ke Lihat jadwal Capaian Pembelajaran 1,2,3,4,5,6, 12,13,14 1,2,3,4,5,6, 12,13,14 1,2,3,4,5,6, 12,13,14 1,2,3,4,5,6, 12,13,14 1,2,3,4,5,6, 12,13,14 1,2,3,4,5,6, 12,13,14 Kemampuan akhir yang diharapkan Mampu menjelaskan acut toxic inhalation Mampu menjelaskan penilaian impairment dan disability Mampu menjelaskan kebugaran dan exercise Mampu menjelaskan kebugaran paru Mampu menjelaskan program smoking cessation Mampu menjelaskan dan melakukan kajian penyakit paru kerja dan lingkungan Bahan Kajian Bentuk Pembelajaran Waktu Pengalaman belajar mahasiswa Kriteria penilaian Acut toxic inhalation Kuliah / Overview 50 mnt Diskusi Pemahaman reside Presentasi residen Penetapan derajat kecacatan paru serta kompensasinya Penilaian Impairment Penilaian Disabilitas Kebugaran dan excercise Kebugaran paru Program smoking cessation Kajian penyakit paru kerja dan lingkungan Praktik mandiri Kuliah / Overview Presentasi PPDS Praktik mandiri Kuliah / Overview Presentasi PPDS Praktik mandiri Kuliah / Overview Presentasi PPDS Praktik mandiri Kuliah / Overview Presentasi PPDS Praktik mandiri Belajar mandiri Tugas terstruktur 50 mnt 100 mnt Saat tata laksana pasien 50 mnt 100 mnt Saat tata laksana pasien 50 mnt 100 mnt Saat tata laksana pasien 50 mnt 100 mnt Saat tata laksana pasien 4 x 100 menit Diskusi Refleksi diri Diskusi Refleksi diri Diskusi Refleksi diri Diskusi Refleksi diri Diskusi Kelengkapan, kebe kesesuaian saat pr refleksi diri pada po MCQ/Essay Exam CBD Kelengkapan, kebe kesesuaian saat pr refleksi diri pada po MCQ/Essay Exam Kelengkapan, kebe kesesuaian saat pr refleksi diri pada po MCQ/Essay Exam Kelengkapan, kebe kesesuaian saat pr refleksi diri pada po MCQ/Essay Exam Patient survey Laporan Kajian

166 Semester VII KODIFIKASI: DFD ( 1 SKS) Minggu Ke Lihat jadwal Capaian Pembelajaran 2,3,4,5,6,7,8,9,1 0,11 12,13,14,15 1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10,11 12,13,14,15,16 Kemampuan akhir yang diharapkan Mampu menjelaskan dan mentatalaksana acut toxic inhalation Mampu menjelaskan dan melaksanakan penilaian impairment dan disability Bahan Kajian Bentuk Pembelajaran Waktu Acut toxic inhalation Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Peranan dokter paru dalam proses klaim kompensasi Penilaian Impairment Penilaian Disability Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Pengalaman belajar mahasiswa Refleksi diri Refleksi diri Kriteria penilaian Kelengkapan, kebe kesesuaian refleks portofolio MCQ/Essay Exam CBD Kelengkapan, kebe kesesuaian refleks portofolio MCQ/Essay Exam CBD 1,2,3,4,5,6, 12,13,14,15,16 1,2,3,4,5,6, 12,13,14,15,16 Mampu menjelaskan dan melaksanakan kebugaran dan exercise Mampu menjelaskan dan melaksanakan kebugaran Kebugaran dan excercise Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Kebugaran paru Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Refleksi diri Kelengkapan, kebe kesesuaian refleks portofolio MCQ/Essay Exam CBD Kelengkapan, kebe kesesuaian refleks portofolio MCQ/Essay Exam CBD 1,2,3,4,5,6, 12,13,14,15,16,1 7,18,19 Mampu menjelaskan dan melakukan program smoking cessation Program upaya berhenti merokok (smoking cessation) Praktik mandiri Saat tata laksana pasien Refleksi diri Kelengkapan, kebe kesesuaian refleks portofolio MCQ/Essay Exam CBD 1,2,3,4,5,6, Mampu menjelaskan dan Kajian penyakit paru kerja dan Belajar mandiri Saat tata Diskusi Laporan Kajian

167 12,13,14,15,16 melakukan kajian penyakit paru kerja dan lingkungan lingkungan Tugas terstruktur laksana pasien JADWAL PROSES BELAJAR MENGAJAR DIVISI PARU KERJA DAN LINGKUNGAN PER SEMESTER BULAN KE... I II III IV V Minggu KEGIATAN : Kuliah / Overview Presentasi Praktik Mandiri (tata laksana pasien &pembuatan tugas terstruktur ) Pengumpulan Tugas Terstruktur Refleksi diri / Portofolio Ujian Topik Case Based Discussion Mini CEX Eva;uasi hasil belajar Pelaporan nilai divisi ke KPS

168 Asesmen Capaian Sasaran Belajar Blueprint (proporsi ujian), metode Assessment dan Standar Setting (Formula) Evaluasi hasil belajar peserta didik ini telah diupayakan sedemikian rupa dengan mengelaborasi knowledge, psikomotor dan profesionalis diperoleh dari beberapa sumber yaitu: - Presentasi jurnal, textbook reading, tinjauan kepustakaan - Portofolio logbook - Tugas terstruktur - Case based discussion (CBD) baik rawat jalan maupun rawat inap - Mini Cex baik rawat jalan maupun rawat inap - Ujian topik - Morning report Sehingga diperoleh nilai akhir divisi Paru Kerja dan Lingkungan di setiap semester adalah sebagai berikut : Nilai akhir (NA) Divisi Paru Kerja & Lingkungan = 1 rerata (Ujian Topik +Tugas Terstruktur + Portofolio + Morning Report) + 2 rerata Presentasi + 3 rerata ( MiniCex + CBD/DO 6 Keterangan : - Ujian topik yang diadakan setiap semester - Portofolio dari logbook dengan menilai refleksi diri pada logbook saat stase di ruangan rawat inap, ruang rawat jalan - Morning report setelah tugas jaga, penilaian dilakukan dengan menggunakan form penilaian MR - Presentasi : penilaian saat peserta didik mempresentasikan tugas ilmiahnya yaitu text book reading, jurnal dan kasus dengan menggunak presentasi ilmiah - Case based discussion (CBD) dilakukan saat bedsite teaching dengan menggunakan form penilaian CBD

169 Referensi Utama 8. Baum's Textbook Of Pulmonary Diseases Seventh Edition Hal Environmental and Occupational Medicine, 4th Edition.2007; Bunga Rampai Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan; Muhtar Ikhsan, Faisal Yunus, Agus Dwi Susanto; Balai Penerbit FKUI; Murray and Nadel's Textbook of Respiratory Medicine. Chapter 66. 5th Edition Standar Kompetensi Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fishman's Pulmonary Diseases And Disorders. 2015

170 BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN ILMU DASAR DAN TERAPAN PARU Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

171 I. Pendahuluan a. Tujuan Umum b. Tujuan Khusus II. Sasaran Pembelajaran III. Lingkup Bahasan IV. Metode Pengajaran V. Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia b. Sarana Prasarana VI. Evaluasi VII. Matriks Kegiatan DAFTAR ISI 171

172 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran yang semakin pesat menuntut dokter untuk selalu memperkuat pemahaman mengenai displin ilmu termasuk dasar-dasar keilmuan di bidang kedokteran dan penerapannya. Ilmu Dasar dan Terapan Paru adalah salah satu modul yang diberikan dalam Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yang mempelajari dasar dan terapan keilmuan di bidang paru dan pernapasan. Ilmu Dasar dan Terapan Paru merupakan rumpun ilmu yang akan mempermudah dalam memahami dan menatalaksana berbagai kasus di bidang Infeksi, Asma, PPOK, Onkologi, Paru Kerja, Intervensi dan Kondisi Gawat Nafas serta komplikasi yang menyertainya. Buku Rancangan Pembelajaran (BRP) ini merupakan salah satu bagian pembelajaran bagi peserta didik tahap 1. Materi pembelajaran ini disusun dan mengacu pada Standard Mata Kuliah yang telah ditetapkan oleh Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yang dikeluarkan tahun Modul ini merupakan acuan dalam proses belajar mengajar, evaluasi dan penentuan kelulusan dari peserta didik PPDS 1 Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Area kompetensi yang akan dicapai menggunakan acuan yang telah ditetapkan Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yaitu sesuai Standar kompetensi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), 9 area kompetensi WFME dan Acreditation Council for Graduate Medical Education (ACGME) serta Standar Kompetensi Level SKDI. Tujuan Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul diharapkan peserta didik mempunyai pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan ketrampilan tentang Ilmu Dasar dan Terapan Paru Tujuan khusus : Mengenai tujuan khusus akan dijabarkan dan dirinci dalam masing-masing tujuan sub modul. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Peserta didik yang dapat mengikuti pembelajaran modul ini adalah peserta PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUB Malang. 172

173 SASARAN PEMBELAJARAN Sasaran pembelajaran modul Ilmu dasar dan Terapan Paru Peserta PPDS I memiliki kemampuan pada : V. Pengetahuan : VIII. IX. Mampu menjelaskan definisi Ilmu Dasar dan Terapan Paru Mampu menjelaskan konsep keilmuan dasar dan terapan di bidang paru dan pernapasan X. Mampu menjelaskan peran Ilmu Dasar dan Terapan Paru 14. Sikap Menyadari pentingnya etika dalam keilmuan dasar dan terapan di bidang paru dan pernapasan Menggunakan Ilmu Dasar dan Terapan Paru dalam mempertimbangkan pemikiran serta usulan kepada pasien dalam pemeriksaan pasien dan merundingkan perencanaan terapi Menyadari pentingnya pendekatan interdisiplin dan kerjasama dengan ahli dalam memanfaatkan Ilmu Dasar dan Terapan Paru Mengembangkan pola belajar mandiri Ketrampilan Mampu melakukan komunikasi efektif dan santun dengan pasien Mampu memanfaatkan Ilmu Dasar dan Terapan Paru dalam melakukan langkahlangkah pengumpulan data mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan pada pasien Mampu memanfaatkan Ilmu Dasar dan Terapan Paru dalam melakukan analisis dan sintesis data untuk menetapkan diagnosis dan komplikasinya Mampu memanfaatkan Ilmu Dasar dan Terapan Paru membuat perencanaan pemeriksaan tambahan apabila diperlukan, perencanaan terapi, perencanaan monitoring dan evaluasi serta edukasi pada pasien dan keluarganya 173

174 SASARAN PEMBELAJARAN Practice Sasaran pembelajaran modul Ilmu Dasar dan Terapan Paru Peserta PPDS I memiliki kemampuan pada: Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali ilmu dasar dan terapan paru dan mengetahui cara yang paling tepat dalam mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pengetahuan dan pemanfaatan ilmu dasar dalam terapan klinis di pendidikan, penelitian dan pelayanan. Mampu menjelaskan peranan ilmu dasar dan terapan paru dalam proses diagnosis dan terapi dan prospeknya. Mampu melakukan komunikasi efektif dan santun dengan pasien dalam rangka edukasi proses terjadinya penyakit. Mengembangkan pola belajar mandiri Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu memanfaatkan pengetahuan ilmu dasar dan terapan paru dalam proses mendiagnosis klinis terhadap penyakit paru dan pernapasan. Menyadari pentingnya pendekatan interdisiplin dan kerjasama dengan ahli terkait. Menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya kepada ahli terkait dan mampu menindak lanjuti sesudah kembali dari rujukan Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal dan merujuk kasus paru dan pernapasan Lulusan dokter mampu memanfaatkan pengetahuan ilmu dasar dan terapan paru dalam proses membuat diagnosis klinis dan memberikan terapi pendahuluan pada kasus penyakit paru dan pernapasan. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu memanfaatkan ilmu dasar dan terapan paru dalam membuat diagnosis klinis dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4B 174

175 LINGKUP BAHASAN Lingkup bahasan untuk PPDS Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi difokuskan pada materi terkait pencapaian kompetensi tingkat 3 dan 4 sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Paru yang telah ditetapkan oleh Kolegium Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (terlampir). No, Sub Modul Ilmu Dasar dan Terapan Paru 1 Embriologi paru 2 Anatomi Paru 3 Fisiologi paru 4 Imunologi Paru 5 Biologi Molekuler dan Genetik 6 Mikrobiologi dan virologi 7 Parasitologi 8 Onkologi dasar 9 Farmakologi dasar 10 Anestesi dan analgesi 11 Keseimbangan asam basa 12 Nutrisi 13 Patologi Anatomik 14 Transfusi darah 175

176 METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran untuk mata kuliah ini, yang digunakan yaitu classroom-based activity, yang dikerjakan secara simultan selama mengikuti MKDU: a. Classroom based activity terdiri dari diskusi topik, journal reading, diskusi kasus/presentasi kasus, mengisi buku kerja. Classroom-based activity 1. Diskusi topik Selama 90 menit, dilakukan diskusi interaktif terkait permasalahan diagnostik pasien. Salah satu peserta didik melakukan presentasi diikuti dengan diskusi antar peserta didik dan diakhiri dengan pemberian umpan balik dari narasumber terkait topik diskusi. 2. Journal Reading Selama 90 menit, salah satu peserta didik akan menyampaikan review terkait original article pada jurnal yang terindeks di PubMed dan melakukan telaah kritis (critical appraisal) berdasar format Center of Epidemiology and Evidence Based Medicine (CEEBM) Oxford. Dilakukan diskusi interaktif dengan peserta di Keterangan : Rincian metode pembelajaran akan dijelaskan dalam masing-masing sub modul. 176

177 SUMBER DAYA 1. SUMBER DAYA MANUSIA Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP PPDS 2. SARANA DAN PRASARANA a. Waktu pembelajaran Waktu yang dibutuhkan seluruh penyelenggaraan/ kegiatan modul Ilmu Dasar dan Terapan Paru adalah selama masa pra-pendidikan/ mata kuliah dasar umum. b. Gedung/ ruangan/ kapasitas dan peralatan belajar Ruang diskusi/ pertemuan Fakultas Kedokteran (TKP-PPDS) dan Departemen dengan akses internet c. Perpustakaan Perpustakaan milik Fakultas Kedokteran dan Departemen 177

178 REFERENSI 178

179 LAMPIRAN Evaluasi Hasil Pendidikan Evaluasi dilakukan untuk masing-masing submodul. Bentuk Sifat Instrumen Frekuensi Bobot Ujian tulis Formatif Mini Cx DOPS 1 100% Logbook Formatif Logbook 1 - Nilai Batas Lulus 7 (skala 1-9) 179

180 MATRIKS KEGIATAN Embriologi paru Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan embriologi paru dan aplikasi klinisnya Memahami patofisiologi penyakit dari sisi embriologi paru Memahami diagnosis penyakit dari sisi embriologi paru Memahami terapi penyakit dari sisi embriologi paru Memahami struktur dan fungsi sel dan gen dalam perkembangan organ paru Memahami kelainan kromosom dan ekspresi genetik kelainan klinisnya dalam perkembangan organ paru Memahami embriologi paru dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan embriologi paru pada tanda dan gejala penyakit Peranan embriologi paru pada patofisiologi penyakit Peranan embriologi paru pada pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 180

181 MATRIKS KEGIATAN Anatomi Paru Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan anatomi rongga toraks, mediastinum, saluran napas dan paru serta aplikasi klinisnya Memahami patofisiologi penyakit dari sisi anatomi paru Memahami diagnosis penyakit dari sisi anatomiparu Memahami terapi penyakit dari sisi anatomi paru Memahami struktur anatomi dan fungsi paru Memahami anatomi paru dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan anatomi paru pada tanda dan gejala penyakit Peranan anatomi paru dalam memahami patofisiologi penyakit Peranan memahami anatomi paru dalam pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 181

182 MATRIKS KEGIATAN Fisiologi Paru Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan fisiologi paru dan aplikasi klinisnya Memahami fisiologi paru dan pernapasan Memahami dasar uji faal paru Memahami kelainan faal paru dan patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Memahami struktur fungsi paru dan pernapasan Memahami faal paru dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan faal paru dalam memahami patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Peranan uji faal paru pada tanda dan gejala penyakit paru dan pernapasan Peranan memahami faal paru dalam pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 182

183 MATRIKS KEGIATAN Imunologi Dasar Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu mengetahui Imunologi dasar dan terapan pada penyakit paru dan pernapasan Memahami patofisiologi penyakit paru dan pernapasan dari sisi imunologi Memahami diagnosis dan pemeriksaan penunjang penyakit paru dan pernapasan dari sisi imunologi Memahami terapi penyakit dari sisi imunologi Memahami respon imun spesifik dan adaptif Memahami respon imun terhadap mikroorganisme Memahami Imunopatogenesis penyakit paru dan pernapasan Memahami reaksi hipersensitivitas dan autoimunitas Memahami dan melakukan interpretasi uji serologi di bidang Paru dan Pernapasan Peranan imunologi pada tanda dan gejala penyakit paru dan pernapasan Peranan imunologi pada patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Peranan imunologi pada pengobatan penyaki paru dan pernapasan Peranan Imunosurveilans dan deteksi kanker melalui imunologi Peranan uji imunologi dasar di bidang Paru dan Respirasi Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 183

184 MATRIKS KEGIATAN Biologi Molekuler dan Genetika Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu Memahami prinsip dan dasar-dasar Biologi Molekuler dan genetic terkait bidang Paru dan Pernapasan Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Memahami patofisiologi penyakit dari sisi Biologi Molekuler dan genetika Memahami diagnosis penyakit dari sisi Biologi Molekuler dan genetika Memahami terapi penyakit dari sisi Biologi Molekuler dan genetika Memahami dan mengetahui, pola penurunan suatu penyakit, kelainan kromosom, regulasi ekspresi genetik dan karsinogenesis, kelainan mitokondria, terapi gen, dan konseling genetik Memahami struktur dan fungsi gen Memahami kelainan kromosom dan kelainan klinisnya Memahami ekspresi genetik dan kelainan klinisnya Memahami pola penurunan penyakit Memahami proses karsinogenesis Peranan Biologi Molekuler dan genetika pada tanda dan gejala penyakit Peranan Biologi Molekuler dan genetika pada patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Peranan Biologi Molekuler dan genetika pada pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 184

185 MATRIKS KEGIATAN Mikrobiologi dan virologi Paru Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan mikrobiologi dan virology aplikasi klinisnya pada penyakit paru dan pernapasan Memahami peran mikrobiologi dan virology dalam patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Memahami peran mikrobiologi dan virology dalam diagnosis dan terapi penyakit paru dan pernapasan Memahami struktur mikroba Memahami berbagai pemeriksaan mikrobiologi dan aplikasi klinisnya Menguasai pembuatan preparat pemeriksaan mikrobiologi dasar Menguasai dasar pembacaan hasil pemeriksaan mikrobiologi, pembacaan hasil biakan dan uji resistensi pemeriksaan mikrobiologi Kemampuan telaah kritis Peranan mikrobiologi dan virologi paru pada tanda dan gejala penyakit paru dan pernapasan Peranan mikrobiologi dan virologi paru pada patogenitas dan patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Peranan memahami peran mikrobiologi dan virology pada pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 185

186 MATRIKS KEGIATAN Parasitologi Paru Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan parasitologi dan aplikasi klinis pada penyakit paru dan pernapasan Memahami patofisiologi penyakit dari sisi parasitologi Memahami diagnosis penyakit dari sisi parasitologi Memahami terapi penyakit dari sisi parasitologi Memahami parasitologi dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan parasitologi pada tanda dan gejala penyakit paru dan pernapasan Peranan parasitologi dalam memahami patogenitas dan patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Peranan memahami parasitologi dalam pengobatan penyakit paru dan pernapasan Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 186

187 MATRIKS KEGIATAN Onkologi dasar Paru Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan onkologi dasar dan aplikasi klinisnya pada penyakit keganasan rongga toraks Memahami dasar-dasar onkologi Memahami konsep dasar onkogenesis di rongga toraks Memahami pemeriksaan Umum dan khusus penyakit Onkologi Rongga Toraks Memahami diagnosis penyakit dari sisi anatomiparu Memahami terapi penyakit dari sisi anatomi paru Memahami onkologi dasar Memahami onkogensis dan aplikasi klinisnya Memahami imunoterapi dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan pendekatan prosedur diagnostic dasar Peranan onkologi paru pada tanda dan gejala penyakit Peranan onkologi dasar dalam memahami patofisiologi penyakit keganasan rongga toraks Peranan memahami onkologi dasar dan imunoterapi dalam pengobatan penyakit keganasan rongga toraks Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 187

188 MATRIKS KEGIATAN Farmakologi dasar Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan konsep dasar farmakologi klinis dalam bidang paru dan pernapasan dan aplikasi klinisnya Memahami absorbs dan bioavabiliti Memahami distribusi, biotransformasi dan ekskresi obat Memahami Interaksi obat-reseptor Memahami Mekanisme kerja obat Memahami Farmakokinetik, pemantauan terapetik dan interaksi obat Memahami farmakologi dasar dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan memahami farmakologi dasar dalam pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 188

189 MATRIKS KEGIATAN Anestesi dan analgesi Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan anatomi paru dan aplikasi klinisnya Memahami patofisiologi penyakit dari sisi anatomiparu Memahami diagnosis penyakit dari sisi anatomiparu Memahami terapi penyakit dari sisi anatomi paru Memahami struktur anatomi dan fungsi paru Memahami anatomi paru dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan anatomi paru pada tanda dan gejala penyakit Peranan anatomi paru dalam memahami patofisiologi penyakit Peranan memahami anatomi paru dalam pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 189

190 MATRIKS KEGIATAN Keseimbangan asam basa Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan konsep dasar keseimbangan asam basa dan aplikasi klinisnya pada penyakit paru dan pernapasan Memahami patofisiologi penyakit paru dan pernapasan dari sisi keseimbangan asam basa Memahami keseimbangan asam basa dalam menegakkan diagnosis penyakit paru dan pernapasan Memahami terapi penyakit paru dan pernapasan yang terkait gangguan keseimbangan asam basa Memahami struktur anatomi dan fungsi paru Memahami anatomi paru dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan anatomi paru pada tanda dan gejala penyakit Peranan anatomi paru dalam memahami patofisiologi penyakit Peranan memahami anatomi paru dalam pengobatan penyakit Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 190

191 MATRIKS KEGIATAN Patologi Anatomik Paru Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan konsep dasar dan terapan Patologi Anatomik dan aplikasi klinisnya pada penyakit paru dan pernapasan aplikasi klinisnya Memahami patofisiologi penyakit paru dan pernapasan dari sisi patologi anatomi paru Memahami diagnosis penyakit paru dan pernapasan dari sisi patologi anatomi Memahami pemilihan terapi penyakit paru dan pernapasan dari sisi patologi anatomi Memahami histopatologi terkait penyakit paru dan pernapasan Memahami patologi anatomi paru dan aplikasi klinisnya Kemampuan telaah kritis Peranan histopatologi pada tanda dan gejala penyakit paru dan respirasi Peranan pemeriksaan patologi dalam memahami patofisiologi penyakit paru dan pernapasan Peranan patologi anatomi dalam pengobatan penyakit paru dan pernapasan Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 191

192 MATRIKS KEGIATAN Transfusi darah Tujuan Pembelajaran Keterampilan Interpersonal Keterampilan Kontekstual Pengetahuan Klinis Metode Pembelajaran Tenaga Pengajar yang terlibat Metode Evaluasi Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan mampu menguasai dan menjelaskan konsep dasar homeostasis dan transfusi darah dan aplikasi klinisnya pada penyakit paru dan pernapasan. Memahami dasar dan terapan hematologi terkait bidang paru dan pernapasan Memahami dasar dan terapan faal homeostasis terkait bidang paru dan pernapasan Memahami dasar dan terapan transfusi darah terkait bidang paru dan pernapasan Memahami faal homeostasis dan aplikasi klinisnya pada penyakit paru dan pernapasan. Kemampuan telaah kritis Peranan faal homeostasis pada tanda dan gejala penyakit paru dan pernapasan Peranan faal homeostasi dalam memahami patofisiologi penyakit Peranan memahami faal hineostasi dan transfuse darah dalam pengobatan penyakit paru dan pernapasan Diskusi topik Journal reading Tim Pengampu Mata Kuliah dari TKP- PPDS Ujian Tulis 192

193 BUKU RANCANGAN PEMBELAJARAN ONKOLOGI TORAKS Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedoktkeran Respirasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedoktkeran Respirasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedoktkeran Respirasi Pulmonologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkembang di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Perkembangan

Lebih terperinci

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DI WAHANA PENDIDIKAN (PRIMER) Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BKS IKM/IKP/IKK-FKI

PEMBELAJARAN DI WAHANA PENDIDIKAN (PRIMER) Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BKS IKM/IKP/IKK-FKI PEMBELAJARAN DI WAHANA PENDIDIKAN (PRIMER) Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI BKS IKM/IKP/IKK-FKI Good Morning Everybody, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas

Lebih terperinci

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi. MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan dokter spesialis mengalami perubahan yang pesat, dimulai dengan munculnya istilah kompetensi dan pengobatan berbasis bukti yang memicu

Lebih terperinci

Implementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI

Implementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Implementasinya dalampbl Sugito Wonodirekso Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Pendahuluan KBK tidak sama dengan PBL PBL adalah salah satu cara untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia Daftar Pokok Bahasan Lampiran 4 SKDI Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia 2012 Pendahuluan Lampiran 4 Daftar Pokok Bahasan Standar Kompetensi Dokter

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DESKRIPTOR KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG KEDOKTERAN ( Review 270510) - Draft LEVEL DESKRIPTOR HASIL PEMBELAJARAN (Learning Outcomes) 6 (S1) Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

REFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN

REFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN REFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN Disampaikan Pada Kegiatan Rapat Kerja Regional AIPVIKI Jawa Timur Surabaya, 28 Pebruari 2018 Di STIKES Hang Tuah Surabaya PROFIL LULUSAN DIPLOMA III

Lebih terperinci

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) V INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) Gambaran Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Kode : 25 : KEDOKTERAN KOMUNITAS Semester : 7 (tujuh) Standar Kompetensi : mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan aspek promotif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN 7 LAMPIRAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA UNTUK PENDIDIKAN KEDOKTERAN DESKRIPSI UMUM DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Dr. dr. Herqutanto MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI HP: 08161803969 Email: marsha_ap@yahoo.com Tujuan Sesi Membahas pentingnya keterampilan

Lebih terperinci

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 REFERENSI UU no 44 tahun 2009 ttg rumah sakit pasal 21-22

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G

SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG Jalan W.R. Supratman No.100 KM. 8 Tanjungpinang Telp/ Fax. 0771-733 5203 E-mail: sekretariat@rsudtpi.kepriprov.go.id SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP 10.05.03 026 Revisi Ke 2 Tanggal 1 September 2014 Dikaji Ulang Oleh Ketua Studi Ilmu Gizi Dikendalikan Oleh GPM Disetujui

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional yang berbasis silo dimana setiap tenaga kesehatan tidak mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional yang berbasis silo dimana setiap tenaga kesehatan tidak mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kurangnya komunikasi antar petugas kesehatan dikatakan menjadi salah satu penyebab dari ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini dapat berujung kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic obstructive pulmonary disease) merupakan penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatanaliran udara di saluran

Lebih terperinci

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: Kode: 00802 08015. 01 NAMA MATA KULIAH BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: BUKU BLOK SISTEM KARDIOVASKULAR A. DESKRIPSI MODUL B. KOMPETENSI BLOK SISTEM KARDIOVASKULER C. TUJUAN

Lebih terperinci

Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai. tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan.

Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai. tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Sistematika daftar penyakit (SKDI,2012) Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Tingkat kemampuan

Lebih terperinci

Visi, Misi dan Tujuan

Visi, Misi dan Tujuan Visi, Misi dan Tujuan FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 i ii iii iv DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pengesahan... SK Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya...

Lebih terperinci

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. VISI AKPER DIRGAHAYU PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL. MISI AKPER DIRGAHAYU 1. MENYELENGGARAKAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI YANG BERKUALITAS

Lebih terperinci

FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya LAMPIRAN 1. PEMETAAN HASIL BE LAJAR (LO) KE DALAM TEMA FASE/TAHUN Pemetaan Learning outcome ke dalam fase dilakukan dengan cara mendistribusikan kemampuan atau learning outcome sesuai dengan fase masing-masing.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. Penasehat Akademik

Standard Operating Procedure. Penasehat Akademik Standard Operating Procedure Penasehat Akademik PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

I. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

I. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS Bagian THT-KL Fakultas kedokteran Universitas Andalas (UNAND) Padang merupakan sentra Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) THT-KL disamping juga mendidik Pendidikan dokter Umum. I. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata : KBK703D Dosen Pengembang RPS

Lebih terperinci

NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP

NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER Home Care

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER Home Care RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER Home Care Disusun oleh : Ns. Priyo, M.Kep. PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2014/2015 RANCANGAN PERKULIAHAN

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 894 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2008 Oleh :

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FARMASI RUMAH SAKIT. Kode Mata Kuliah FAF (2 sks) Semester 8

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FARMASI RUMAH SAKIT. Kode Mata Kuliah FAF (2 sks) Semester 8 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FARMASI RUMAH SAKIT Kode Mata Kuliah FAF 462 - (2 sks) Semester 8 Pengampu mata kuliah Dr. Yufri Aldi, M.Si. Apt. Dr clin pharm. Dedy Almasdi, Apt. Dr. Yelly Oktavia

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. Evaluasi Kemajuan Belajar

Standard Operating Procedure. Evaluasi Kemajuan Belajar Standard Operating Procedure Evaluasi Kemajuan Belajar PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 LEMBAR IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

Penilaian dalam Wahana Layanan Primer dr. Nur Afrainin Syah, M.Med.Ed, PhD

Penilaian dalam Wahana Layanan Primer dr. Nur Afrainin Syah, M.Med.Ed, PhD Penilaian dalam Wahana Layanan Primer dr. Nur Afrainin Syah, M.Med.Ed, PhD Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Outline Fungsi Faskes Wahana Pendidikan Tujuan Asesmen di Faskes primer Programmatic Assessmemt

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL

Standard Operating Procedure. PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL Standard Operating Procedure PELAKSANAAN Objective Structured Clinical Examination (OSCE) NASIONAL PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992 Rumah Sakit merupakan salah satu tempat dari sarana kesehatan menyelenggarakan kesehatan, bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk megevaluasi mutu pelayanan kasus Asma Bronkial Anak di Unit Gawat Darurat

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga

BAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam

Lebih terperinci

PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp

PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp I) ILMU PENYAKIT DALAM FKUI/RSCM Siti Setiati Disampaikan dalam seminar mahasiswa FKUI DOCTOR S S CAREER UPDATE 26 Januari 2008 PENGELOLA

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA

CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROGRAM SPESIALIS 2 (SUB SPESIALIS) PSIKIATRI ANAK DAN REMAJA SIKAP 1. Sesuai kode etik Kedokteran 2. Cerdas 3. Jujur 4. Tangguh 5. Peduli 6. Cermat

Lebih terperinci

PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA

PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA PROFIL LULUSAN DOKTER GIGI DI INDONESIA Lulusan dokter gigi yang diharapkan sesuai dengan standar pendidikan dan kompetensi sebagai berikut: DOMAIN I : PROFESIONALISME Melakukan praktik di bidang kedokteran

Lebih terperinci

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI

KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016

MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016 MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016 MANUAL PROSEDUR PENERIMAAN PESERTA PPDS I PROGRAM STUDI Tujuan : Menerangkan proses penerimaan peserta PPDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satu diantara pelayanan rumah sakit yang baik dapat dilihat dari cara pengelolaan berkas rekam medis pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Rekam medis merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun KATA PENGANTAR Buku Kebijakan Akademik Program Studi Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Rumah Sakit dr. Saiful Anwar ini disusun berdasarkan Buku Pedoman Akademik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya

Lebih terperinci

* Dr (Ph.D), Farmakologi Klinik, dari Institute of Postgraduated Studies, Univ. Sains Malaysia, Malaysia

* Dr (Ph.D), Farmakologi Klinik, dari Institute of Postgraduated Studies, Univ. Sains Malaysia, Malaysia Curriculum Vitae N a m a : Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, SpFK Pekerjaan : * Guru Besar Tetap Bagian Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran, USU, Medan * Staf Pengajar Program S2 Biomedik

Lebih terperinci

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1 AP (ASESMEN PASIEN) AP.1 Acuan: PMK 269/Menkes/Per/III/2008 EP.1 Kebijakan asesmen pasien rawat inap (memuat informasi minimal yang harus tersedia untuk pasien rawat inap) Panduan/Pedoman asesmen pasien

Lebih terperinci

KULIAH PENGANTAR MODUL RISET

KULIAH PENGANTAR MODUL RISET KULIAH PENGANTAR MODUL RISET TUJUAN Lulusan FKUI mampu menyelesaikan permasalahan kedokteran/ kesehatan dengan melakukan RISET atau PROBLEM SOLVING CYCLE: MENILAI HASIL SOLUSI MELAKSANAKAN RENCANA SOLUSI

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN KOMITE MEDIK RSUD DR. SAIFUL ANWAR KESALAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT BAKORDIK RSSA/FKUB MALANG 2015 BILA BERHADAPAN DENGAN PASIEN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI TINGKAT LANJUT BUKU RANCANGAN PENGAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FKUI RSCM MODUL PEMINATAN I (FINALISASI TESIS) DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PPDS I PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI ADMINISTRASI FKUB/RSSA

INSTRUKSI KERJA PPDS I PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI ADMINISTRASI FKUB/RSSA INSTRUKSI KERJA PPDS I PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI ADMINISTRASI FKUB/RSSA ADMINISTRASI Tugas Pokok Sesuai dengan Surat Kontrak dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, tugas Pokok dari

Lebih terperinci

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja 10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja Waktu Pencapaian kompetensi Sesi di dalam kelas : 1 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 2 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk

Lebih terperinci

Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik

Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Sugiarsih.,S.Kep.,Ns.,MPH Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada PERKONAS Poltekkes Kemenkes, Jakarta 22-24 Maret 2017

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER NURSING IN ISLAMIC

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER NURSING IN ISLAMIC RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER NURSING IN ISLAMIC Disusun oleh : Ns. Muhammad Khoirul Amin, S.Kep PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.03 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-10 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN undiknas, 2016 all rights reserved

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

LEMBAR EVALUASI PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN LEMBAR EVALUASI PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PAS FOTO 4 X 6 NAMA : NIM : JENIS KELAMIN : AGAMA : ALAMAT : LAHAN PRAKTEK : 1. 2. PELAKSANAAN : SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester : Pendidikan Dokter : KBK101A : Budaya Ilmiah : 3 SKS : I Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR

KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN RUJUKAN RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR 2014-2019 Dr. Hanief Noersyahdu, SpS Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ========================== PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ========================== I. STANDAR PMKP A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institute of Medicine (IOM) melalui Crossing the quality Chasm : A New Health System for the 21 st Century mengatakan diperlukan pembaharuan dalam sistem pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Proses asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian data, membuat diagnosa keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan keperawatan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

SISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN

SISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN SISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Dosen FK UNSRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS (IKM/IKK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA, PALEMBANG 2006 Daftar

Lebih terperinci

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework KOMPETENSI NERS BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework PARAMETER DESKRIPTOR Unsur-unsur Deskripsi DESKRIPTOR JENJANG KUALIFIKASI Ners (LEVEL 7) a Mampu melakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving

Lebih terperinci

MATA KULIAH PATOLOGI KLINIK

MATA KULIAH PATOLOGI KLINIK RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH PATOLOGI KLINIK Oleh : Woro Harjaningsih, S.Si., Apt, SpFRS Dra Nurlaila, M.Si., Apt Nanang Munif Yasin, M Pharm., Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 5 Agustus 2014

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 5 Agustus 2014 SILABUS MATA KULIAH Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 5 Agustus 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan Masalah Kesehatan Serta Tindakan (KKPMT) 6 2. Program studi : D3

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI DALAM MENGKAWAL KOMPETENSI PERAWAT MELALUI SDKI

KEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI DALAM MENGKAWAL KOMPETENSI PERAWAT MELALUI SDKI KEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI DALAM MENGKAWAL KOMPETENSI PERAWAT MELALUI SDKI DEFINISI ORGANISASI PROFESI ORGANISASI YANG MELAKUKAN PENILAIAN THD KEMAMPUAN ORANG PER ORANG SECARA PROFESIONAL DAN MEMPUNYAI

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure. Mini-CEX. (Mini Clinical Evaluation Exercise)

Standard Operating Procedure. Mini-CEX. (Mini Clinical Evaluation Exercise) Standard Operating Procedure Mini-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise) PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen

Lebih terperinci

Manual Prosedur MATRIKULASI MAHASISWA ALIH PROGRAM D III GIZI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manual Prosedur MATRIKULASI MAHASISWA ALIH PROGRAM D III GIZI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Manual Prosedur MATRIKULASI MAHASISWA ALIH PROGRAM D III GIZI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Manual Prosedur MATRIKULASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran

Lebih terperinci

RENCANA MUTU PERKULIAHAN

RENCANA MUTU PERKULIAHAN RENCANA MUTU PERKULIAHAN Nama Dosen : Tim Program Studi : S1 Gizi Kode mata Kuliah : GIZ 80154 Nama Mata Kuliah : Praktek Kerja Lapangan Pelayanan Gizi Klinik (PKL PGK) Jumlah SKS : 4 Kelas/Semester :

Lebih terperinci