BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan
|
|
- Budi Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Proses asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian data, membuat diagnosa keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan (Potter & Perry, 2005). Proses asuhan keperawatan diajarkan pada mahasiswa keperawatan untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum menjalani pendidikan klinik (Wang J. et al, 2004). Proses asuhan keperawatan ini sebagai kerangka kerja dan alur pikir mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kesehatan pasien pada saat menjalani pendidikan klinik (Hill, 2009). Proses asuhan keperawatan berbeda dengan proses diagnostik dalam kedokteran yaitu didalam asuhan keperawatan klien secara langsung terlibat sebagai mitra dengan perawat untuk proses asuhan keperawatan itu sendiri (Herdman T H, 2014). Pengalaman dan respon klien terhadap masalah kesehatan memiliki makna khusus yang diidentifikasi melalui proses asuhan keperawatan ( Hobbs, 2009; Stefancyk, 2009 dalam Herdman T H, 2014 ). Sedangkan fokus dalam intervensi kedokteran adalah penyelesaian penyakit dan manajement pengobatan pada pasien (Simpson J G., et al 2002). Sehingga dalam kurikulum pendidikan kesehatan, baik kedokteran maupun keperawatan diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan ketrampilan dan kompetensi masing masing profesi kesehatan (WHO, 2010). 1
2 2 Dalam kurikulum pendidikan keperawatan salah satu kompetensi utama adalah asuhan keperawatan profesional yang diajarkan dalam metode yang sesuai untuk mahasiswa (AIPNI, 2010; Lord, 2002 dalam Jensen M, 2011). Penggunaan metode pengajaran yang sesuai, dapat menjadi salah satu cara agar pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan tercapai (Uys et al., 2004). Salah satunya adalah dengan menggunakan metode PBL(Problem based learning). Dalam metode PBL, mahasiswa menggunakan skenario untuk merumuskan tujuan belajar (Wood, 2003). Mahasiswa akan mendiskusikan skenario untuk memperdalam pengetahuan melalui tujuan belajar (Waxman, 2010); Wood, 2003). Tujuan belajar yang didiskusikan mahasiswa akan menjadi Student Learning Outcome (SLO) (Dolman et al, 1993). Proses asuhan keperawatan menjadi salah satu tujuan belajar dipendidikan keperawatan (faculty learning outcome) untuk kemudian menjadi tujuan belajar yang didiskusikan mahasiswa (student learning outcome). Proses asuhan keperawatan yang dirumuskan dalam student learning outcome masih kurang, karena mahasiswa banyak mendalami tentang proses penyakit dalam diskusi tutorial (Lee & Brysiewicz, 2009). Mahasiswa keperawatan mendiskusikan tentang patofisiologi penyakit dan konten ilmu kedokteran. Pendalaman tentang patofisiologi penyakit meningkatkan motivasi untuk belajar tentang ilmu kedokteran dalam tujuan belajar mahasiswa (Takahashi Y & Okisha, 2009). Pada penelitian Kiguli S et al (2011) menemukan bahwa terdapat kesenjangan kompetensi inti keperawatan termasuk asuhan keperawatan
3 3 yaitu kurangnya profesionalisme dalam hal praktek dan pemahaman tentang asuhan keperawatan. Pembahasan materi asuhan keperawatan yang belum terfokus pada pendidikan keperawatan dikarenakan oleh beberapa komponen yang ada dalam tutorial yaitu skenario, tutor dan tujuan belajar (Azer, 2012). Tujuan belajar tersebut dirumuskan dari pengembangan skenario tutorial (Dolman D& Balendong H S, 2000). Sehingga skenario berpengaruh terhadap perumusan tujuan belajar (FLO) yang sesuai dengan asuhan keperawatan (Tait M.,et al 2008). Mahasiswa mendiskusikan tujuan belajar (Student learning outcome) yang sesuai dengan (facuty learning outcome) yaitu tentang asuhan keperawatan (Unkuri K., et al 2013). Sehingga kongruensi antara faculty learning outcome dengan student learning outcome menjadi salah satu cara untuk melihat efektifitas pembelajaran (Lord, 2001 dalam Jensen M, 2011). Stikes Surya Global adalah salah satu institusi pendidikan keperawatan yang mengacu pada kurikulum AIPNI yaitu kompetensi melakukan asuhan keperawatan professional, dengan menggunakan metode pembelajaran PBL. Stikes Surya Global mengembangkan metode pembelajaran tersebut ke dalam bentuk tutorial. Tutorial pada mahasiswa keperawatan, setiap blok terdapat 4 skenario dengan tujuan pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dalam laporan tutorial mahasiswa, didapatkan bahwa dalam setiap 1 topik skenario terdapat 1 tujuan
4 4 pembelajaran (FLO) tentang proses asuhan keperawatan dan 8 tujuan pembelajaran yang membahas tentang definisi penyakit, tanda dan gejala penyakit, etiologi penyakit, penatalaksanaan medis dan lainnya. Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan menganalisis konten kalimat pada 2 blok tutorial yaitu blok keperawatan anak dan blok keperawatan maternitas. Hasilnya adalah pada tujuan belajar yang dirumuskan mahasiswa (SLO), 20% membahas tentang asuhan keperawatan dan 80% membahas tentang definisi penyakit, manifestasi klinis, tanda dan gejala penyakit, penatalaksanaan medis serta patofisiologi penyakit. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin meneliti tentang kongruensi FLO dan SLO tentang proses asuhan keperawatan di Stikes Surya Global Yogyakarta. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kongruensi FLO dan SLO pada blok tentang proses asuhan keperawatan pada program studi sarjana keperawatan di Stikes Surya Global? I.3 Tujuan Penelitian I.3.1 Mengetahui prosentase FLO yang dirumuskan dalam SLO terkait konten proses asuhan keperawatan I.3.2 Mengetahui kongruensi antara FLO dengan SLO pada buku blok tutorial terkait dengan proses asuhan keperawatan
5 5 I.4 Manfaat Penelitian I.4.1 Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengevaluasi tujuan belajar mahasiswa I.4.2 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi bagi mahasiswa keperawatan untuk meningkatkan fokus pembelajaran tentang asuhan keperawatan I.4.3 Penelitian ini diharapkan memberikan informasi pada bagian tutorial dalam setiap institusi untuk meningkatkan pembelajaran tentang asuhan keperawatan didalam diskusi tutorial I.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang tujuan belajar yang terkait asuhan keperawatan dengan mengevaluasi FLO dan SLO belum banyak dilakukan. Namun penelitian yang menggunakan skenario dan SLO dilakukan oleh Dolman et al. (1993) dengan 12 kelompok tutorial di Universitas Limburg Netherland. Penelitian ini berjudul Problem Effectiviness in a Course Using Problem based Learning. Penelitian ini mengidentifikasi tentang seberapa jauh FLO dirumuskan dalam SLO. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 64,2% FLO dirumuskan dalam SLO. Penelitian yang mengidentifikasi skenario dan LO juga pernah dilakukan di Indonesia oleh M. Claramita et al., (2011) dengan judul "Are patient centered care values as reflected in teaching scenarios really being taught when implemented by teaching faculty?a discourse analysis on an Indonesian medical school s curriculum. Penelitian ini mengevaluasi tentang skenario dan tujuan belajar yang berpusat pada perawatan pasien didalam kedokteran keluarga. Desain
6 6 penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis content yang dilakukan oleh 3 dokter umum dari tim kedokteran keluarga di salah satu sekolah kedokteran di Indonesia. Hasil penelitian ini terdapat adanya kesenjangan antara skenario dan tujuan belajar. Sebagian besar skenario mengarah pada perawatan pasien berpusat yang komprehensif dan berkelanjutan, namun pada tujuan pembelajaran lebih cenderung ke arah perspektif penyakit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini fokus tentang konten asuhan keperawatan. Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan analisis dokumen buku blok tutorial keperawatan dengan mengevaluasi FLO dan SLO terkait konten asuhan keperawatan.
kurikulum yang baik adalah FLO himpunan dari SLO dan FLO sama evaluasi kurikulum yang berjalan diinstitusi terkait.
56 hanya sebagian yang dirumuskan mahasiswa, sedangkan kongruensi kurikulum yang baik adalah FLO himpunan dari SLO dan FLO sama dengan SLO. Sehingga penelitian ini dapat menjadi masukan evaluasi kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas kesehatan khususnya memberikan asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan kepala atau otak (Borley & Grace, 2006). Di
Lebih terperinciPENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Amelia Dwi Fitri Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Email: dwifitri.amelia@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang telah digunakan oleh pendidik selama lebih dari 50 tahun. Pembelajaran berbasis masalah ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan
Lebih terperinciKeywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive
PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) dengan SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) UNTUK MENGUKUR KOGNITIF PADA MAHASISWA Dian Nur Adkhana Sari STIKES Surya Global Dian.adkhana@gmail.com ABSTRAK Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan global pada decade terakhir dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam
Lebih terperinciBAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI
A. DEFINISI BAB I DEFINISI Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care PCC) adalah istilah yang saling terkait, yang mengandung aspek pasien merupakan pusat pelayanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sirosis merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciMUDAH LAPAR DAN HAUS
SISTEM ENDOKRIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MODUL PROBLEM BASED LEARNING MUDAH LAPAR DAN HAUS UNTUK MAHASISWA Oleh: Tim Endokrin dan Metabolik Disajikan pada Mahasiswa Semester III Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan
Lebih terperinciGambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai
Lebih terperinciPENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN Richa prianty Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung ABSTRACT Background:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hepatoma ( karsinoma hepatoseluler ) merupakan salah satu tumor yang paling sering ditemukan didunia. Tumor ini sangat prevalen didaerah tertentu di Asia dan Afrika
Lebih terperinciHUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL
HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU dilengkapi dengan staf dan
Lebih terperinciKULIT MENGHITAM MODUL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MAHASISWA SISTEM ENDOKRIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
SISTEM ENDOKRIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MODUL PROBLEM BASED LEARNING KULIT MENGHITAM UNTUK MAHASISWA Oleh: Tim Endokrin dan Metabolik Disajikan pada Mahasiswa Semester III Program Studi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY
IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY KDRS (Kekerasan Dalam Rumah Sakit) lebih kejam daripada KDRT Safety Culture www.jcaho.org DASAR HUKUM: UU NO
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEPERAWATAN DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH V DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada buku panduan akademik PSIK tahun 2007 tercantum bahwa model pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia femoralis adalah suatu penonjolan hernia yang melalui kanalis femoralis di sepanjang pembuluh darah femoralis ketika pembuluh darah tersebut melintas kelipatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum Pembelajaran metode outcome-based curriculum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Typhoid atau Typhus Abdominalis adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Typhi dengan masa tunas 6-14
Lebih terperinciPanduan Modul Manajemen Rumah Sakit
Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab Pekanbaru 2015 Topic Tree Pengantar Manajemen Rumah Sakit Patient Safety dan Hospital
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran sejak berdiri tahun 1993.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Lebih terperinciPT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121
PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) 322953 FAX. (0713) 322895 PRABUMULIH SUM - SEL 31121 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH NOMOR :006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian
BAB I PENDAHULUAN E. Latar belakang Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan learning outcome.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan learning outcome. Pendekatan pembelajaran juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeypti. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)
PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER) BAB I DEFINISI A. Manajemen Pelayanan Pasien: - Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
Lebih terperinciManual Prosedur DIETETIC INTERNSHIP CLINIC PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Manual Prosedur DIETETIC INTERNSHIP CLINIC PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Manual Prosedur DIETETIC INTERNSHIP CLINIC PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi proses pembelajaran baik ditingkat sekolah maupun dalam kehidupan seharihari. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Interprofesional Education (IPE) a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE) The Interprofesional Education for Collaborative Patient-Centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memperbaiki kesehatan seluruh lapisan masyarakat dengan meliputi pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam peningkatan derajat kesehatan kepada masyarakat (Sumijatun, 2009).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap rumah sakit pada saat ini sudah berubah, dari yang sebelumnya hanya sebagai sarana untuk mendapatkan kesembuhan atas penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana kedokteran dan profesi dokter (klinik). Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter (PSPD),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan
Lebih terperinciKomunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s
Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain Lilik s Perbedaan peran antar profesi Peluang melakukan kolaborasi berbagi, mengisi dan memberi masukan dalam tim menciptakan iklim kerja yang saling memuaskan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan pembangunan menuju masyarakat industri. Salah satu tujuan pembangunan yang ingin dicapai adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari separuh kematian didunia karena cedera, cedera kepala berperan nyata atas outcome. Pada pasien dengan cedera kepala, kepala adalah bagian yang paling sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202. tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional SK No. 045/U/202 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi yang berbasis kompetensi menyebabkan sistem pendidikan perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan keterampilan, berbentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pokok setiap perguruan tinggi. Di lingkungan perguruan tinggi di berbagai negara marak gerakan ke arah quality teaching and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronchopneumonia merupakan penyakit saluran nafas bagian bawah yang biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai dengan gejala awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan masalah yang serius, penting dan berbahaya. Karena dapat menyangkut keselamatan dan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain, bahkan hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperincikedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari tiga dekade terakhir ini, model pendekatan secara biopsikososial oleh dokter terhadap pasien telah menjadi suatu hal yang dianggap penting dan efektif dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan tubuh sehat maka kita bisa melakukan kegiatan yang menjadi rutinitas setiap harinya. Salah satu kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciKode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:
Kode: 00802 08015. 01 NAMA MATA KULIAH BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR: BUKU BLOK SISTEM KARDIOVASKULAR A. DESKRIPSI MODUL B. KOMPETENSI BLOK SISTEM KARDIOVASKULER C. TUJUAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student
130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student engagement, dibuktikan dengan nilai rata-rata student engagement di tiap minggu pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena masih tingginya angka kematian. Penyebab langsung diantaranya karena perdarahan, infeksi, pre
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Profesionalisme dalam dunia kedokteran terus mendapat perhatian dan terus berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang mendasari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan individual discovery, proses pembelajaran yang sebelumnya lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus dilakukan oleh berbagai instansi yang dilandasi akan pentingnya pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah
Lebih terperinciAPLIKASI SIKAP PROFESIONAL TENAGA GIZI DI BIDANG ASUHAN GIZI DAN DIETETIC. Miranti Gutawa Sumapradja RSUP dr Hasan Sadikin Bandung
APLIKASI SIKAP PROFESIONAL TENAGA GIZI DI BIDANG ASUHAN GIZI DAN DIETETIC Miranti Gutawa Sumapradja RSUP dr Hasan Sadikin Bandung TANTANGAN TENAGA GIZI Abad 21 Mencegah & mengurangi masalah gizi terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mini clinical evaluation exercise (Mini-CEX) adalah salah satu metode evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Masyarakat semakin menuntut mutu pelayanan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Diskusi tutorial yang merupakan implementasi dari metode pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk aktif dalam proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan
Lebih terperincimenggunakan Problem Based Learning Perkembangan ilmu (PBL), SGD adalah diskusi kelompok pengetahuan, teknologi dan seni pada
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan untuk dilakukan perubahan kurikulum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam teknologi digital dengan menggunakan komputer. Sebuah informasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat sekarang informasi dapat kita dapatkan cukup dengan sentuhan ibu jari dalam teknologi digital dengan menggunakan komputer. Sebuah informasi yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara memelihara kesehatan.upaya kesehatan masyarakat meliputi : peningkatan
Lebih terperinci