I. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
|
|
- Shinta Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bagian THT-KL Fakultas kedokteran Universitas Andalas (UNAND) Padang merupakan sentra Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) THT-KL disamping juga mendidik Pendidikan dokter Umum. I. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS Ketua Program Studi : Dr. Yan Edward, Sp.THT-KL(K) Sekretaris Program Studi : Dr.Sukri Rahman, Sp.THT-KL 1 / 25
2 DAFTAR PESERTA PPDS THT-KL UNAND VISI DAN MISI A. VISI Menjadi salah satu pusat Pendidikan Dokter Spesialis THT-KL yang terkemuka dan bermartabat di Indonesia tahun 2020 B. MISI Pendidikan Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan berkesinambungan sehingga dapat menghasilkan tenaga dokter spesialis THT-KL yang profesional serta bermoral 2 / 25
3 tinggi Penelitian Melaksanakan penelitian dalam mengembangkan Ilmu Kesehatan THT-KL sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (Iptekdok) Pengabdian Masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan THT-KL dan pengabdian masyarakat yang berkualitas Melaksanakan pelayanan kesehatan THT-KL dan pengabdian masyarakat yang berkualitas TUJUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKBEDAH KEPALA DAN LEHER ( T H T - K L ) A. Tujuan Umum 3 / 25
4 Tujuan umum Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan THT-KL FK Unand adalah menghasilkan dokter spesialis THT-KL yang mempunyai kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis THT-KL sehingga mampu memberikan pelayanan Kesehatan di bidang THT, yang terbaik, serta memiliki kompetensi akademik sehingga mampu meneliti, mengembangkan dan menyebarkan Ilmu Kesehatan THT-KL sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang ditunjang oleh penguasaan Ilmu Kedokteran Dasar yang baik. B. Tujuan Khusus Tujuan khusus Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan THT-KL adalah menghasilkan Dokter Spesialis THT-KL dengan Kompetensi Akademik yang diharapkan, 1. Mampu menerapakan prinsip dan metode ilmiah dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan klinik berbasis bukti (evidence based medicine). 2. Mampu mengenal, menyelesaikan dan menyususn prioritas masalah Kesehatan THT-KL secara ilmiah melalui perencanaan dan evaluasi terhadap upaya pencegahan, pengobatan peningkatan Kesehatan dan rehabilitasi 3. Menguasai pengetahuan dan keterampilan serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran 4. Mampu menangani kasus THT-KL dengan kempuan profesional yang baik melalui 4 / 25
5 pendekatan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine) 5. Mampu meningkatkan kualitas penelitian dasar, penelitian klinik dan mempunyai motivasi mengembangkan diri untuk mencapai tingkat akademik yang lebih tinggi. 6. Mampu mengorganisasi pelayanan Kesehatan di bidang THT-KL dalam suatu Rumah Sakit atau Fakultas Kedokteran sehingga menjadi pusat pelayanan Kesehatan terkemuka dengan profesionalisme yang tinggi. 7. Memahami sistem pendidikan dan mampu mengajarkan ilmu yang didapatkan kepada mereka yang membutuhkan 8. Terampil dalam memberikan pelayanan Kesehatan pada masyarakat yang membutuhkan 9. Mampu mengembangkan dirinya untuk kehidupan profesional sesuai dengan kode etik kedokteran dan kode etik THT-KL pada khusunya 10. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran dan kode etik THT-KL dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. JALUR PENERIMAAN PESERTA PPDS DALAM PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS-1 ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK FK UNAND 5 / 25
6 Informasi Lengkap dapat dilihat di : website TKP PPDS FK Universitas Andalas PENERIMAAN CALON PESERTA PROGRAM STUDI Calon peserta PPDS Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNAND harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: Memiliki ijazah Fakultas kedokteran Negeri atau Ijazah Negara bagi lulusan Fakultas Kedokteran Swasta Sudah menunaikan tugas wajib sarjana (dokter PTT di Departemen Kesehatan) atau tunda wajib sarjana (Non PTT) Calon PPDS dari pegawai Negeri Sipil Departemen Kesehatan dan TNI/Polri harus disetujui Departemen Kesehatan, dan bagi dokter PNS pasca PTT harus mendapat persetujuan dari Sekjen Departemen Kesehatan. 6 / 25
7 Calon PPDS dari swasta perorangan dan Departemen lain dapat mendaftar langsung. Calon peserta harus memenuhi persyaratan seleksi administratif dan seleksi akademik. SELEKSI ADMINISTRATIF Calon peserta PPDS harus mempunyai kelengkapan administratif sbb: Surat permohonan dari yang bersangkutan. Rekomendasi dari Kanwilkes setempat/sertifikat tunda atau selesai masa bakti (SMB) 7 / 25
8 Foto copy NIP/KARPEG (bagi dokter PNS). Surat pernyataan bersedia ditempatkan sesuai dengan program Depkes setelah selesai pendidikan spesialis (bagi Dokter PNS pasca PTT). Surat keputusan pengangkatan dari R.S. Swasta / BUMN (bagi dokter pasca PTT R.S. Swasta/BUMN. Daftar Riwayat hidup SELEKSI AKADEMIK 8 / 25
9 Calon peserta PPDS yang memenuhi persyaratan administratif akan mendapat surat panggilan dari KPS/SPS Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNAND untuk mengikuti seleksi administrasi. Penyelenggaraan Seleksi Akademik KPS/SPS Ilmu Kesehatan Telinga Hidung tenggorok FK UNAND/ RS. Dr. M. Djamil menentukan jadwal seleksi. Seleksi Akademik yang harus diikuti oleh calon peserta PPDS adalah sbb: Ujian teori dasar tentang Imu Kesehatan THT-KL (tulis /MCQ) Wawancara oleh staf pengajar lmu Kesehatan THT-KL FK UNAND/RS. Dr.M. Djamil. 9 / 25
10 Psikotes Pemeriksaan Kesehatan umum oleh majelis Penguji Kesehatan (MPK) R.S.Dr. M.Djamil. Pemeriksaan Kesehatan khusus oleh Sub Bagian Neurotologi THT-KL FK UNAND/ RS.Dr.M. Djamil. Nilai TOEFL bagian dari penentu kelulusan Tes kemampuan menggunakan Komputer dan internet dilaksanakan oleh Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL/RS.Dr.M.Djamil. Rapat penentuan penerimaan PPDS dilakukan oleh ketua Bagian dan staf pengajar Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNAND/ RS. Dr. M.Djamil. 10 / 25
11 Calon peserta yang lulus ujian seleksi masuk dilaporkan ke TKP PPDS dengan tembusan ke dekan FK UNAND untuk penyelesaian adminisratif. PPDS yang tidak lulus ujian seleksi masuk diberikan kesempatan mengikuti ujian seleksi lagi. Prosedur dan alur proses seleksi dapat dilihat pada bagan berikut : 11 / 25
12 TAHAP PENDIDIKAN Program pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan THT-KL di bagidalam 3 tahap yaitu Taha p Prakualifikasi, Tahap Magang, dan Tahap Mandiri. Masing-masing tahap mempunyai tujuan pendidikan yang harus dicapai melalui pengalaman belajar tertentu. Tahap pendidikan yang dimaksud bukan merupakan pembagian berdasarkan tahun tetapi pembagian berdasarkan tingkat kegiatan (silabus) pendidikan yang dicapai. Lama pendidikan 8 semester (4 tahun). METODA Metodologi dan penatalaksanaan Pendidikan 12 / 25
13 PPDSp-1 Ilmu Kesehatan THT-KL merupakan program pendidikan yang menggunakaan sistim kredit dengan beban studi diukur dengan satuan kredit semester(sks). Beban studi adalah sebesar 100 SKS dan dilaksanakan dalam 8 (delapan) semester. Sistim pembelajaran dilakukan dengan cara Diskusi, bimbingan, belajar aktif, mandiri, berorientasi pada pemecahan masalah. Kompetensi yang akan dicapai adalah kompetensi yang didukung oleh dasar akademik yang baik danpelatihan keprofesian dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Pentahapan Program Pendidikan Pentahapan program pendidikan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu: 13 / 25
14 1. Tahap prakualifikasi 2. Tahap Magang 3. Tahap Mandiri Tahap I. Prakualifikasi (1 Semester, Semester I ) Tujuan Pendidikan Untuk menentukan apakah peserta PPDS mampu melanjutkan pendidikan dalam Program Pendidikan THT-KL. Bila peserta tidak lulus pada tahap I, diusahakan untuk disalurkan ke Program Studi lain yang sesuai melalui Tim Koordinat PPDS Fakultas. 14 / 25
15 Tujuan Khusus 1. Menguasai pengetahuan dasar kelainan dan penyakit THT-KL 2. Menguasai teori klinik umum dan keterampilan memerikasa, menentukan pengobatan dan menetapkan indikasi tindakan/ operasi 3. Memhamai teknik, cara-cara mengatasi keadaan darurat dibidang THT-KL 4. Memahami prinsip bedah umum, sterilitas, persiapan pra bedah dan perawatan pasca bedah 5. Memahami metodologi penelitian dasar 15 / 25
16 Tahap II & III. Magang (6 Semester, Semester II-VII) 1. Menguasai pengetahuan klinik khusus THT-KL 2. Menguasai keterampilan, memeriksa dan mengobati penderita di poliklinik Sub-Bagian dan menentukan indikasi operasi 3. Menguasai keterampilan, melakukan operasi ringan dan sedang Sub-Bagian tersebut 4. Mampu menyususn karangan ilmiah dari masalah yang ada di Sub-Bagian, dengan pengalaman belajar yang diperoleh dari hasil tinjauan pustaka serta mampu memperesentasikannya dibidang ilmiah 16 / 25
17 5. Mengetahui teori dasar penelitian dan penulisan tesis 6. Melakukan pelayanan THT-KL di klinik 7. Melakukan pendidikan untuk tingkat paramedik 8. Mengetahui dan memahamai teknik anestesi yang berhubungan dengan biadang THT-KL 9. Mengetahui dan memahami hasil pemeriksaan radiologi yang berhubungan dengan bidang THT-KL 10. Menyiapkan usulan penelitian 17 / 25
18 Tahap IV. Mandiri ( 1 Semester, Semester VIII ) 1. Melakukan pelayanan kesehatan THT-KL serta pelayanan klinik khusus THT sosial 2. Membantu Pendidikan Mahasiswa Kedokteran (S1) 3. Menyajikan Tesis Akhir II. KEPANITERAAN KLINIK THT-KL 18 / 25
19 Koordinator Pendidikan : Dr. Al Hafiz, Sp. THT-KL METODE / KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK DI BAGIAN THT-KL Setelah mendapat pengarahan dari Kepala Bagian dan Kodik, mahasiswa akan menerima buku modul yang berisi penyakit-penyakit dan keterampilan klinik THT-KL yang harus mereka dapat dan kuasai selama mengikuti kepaniteran klinik THT-KL. Buku log akan memuat data pencapaian objektif pendidikan mereka dan data pengalaman dan kompetensi peserta. Kelengkapan pencapaian target merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian akhir. Selama mengikuti pendidikan mahasiswa mempelajari berbagai aspek yang berhubungan dengan pengelolaan penyakit pasien, keluarga dan masyarakat menitik beratkan pada pelatihan keterampilan klinik, etika dan evidence-based medicine sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Mahasiswa selama kepaniteraan klinik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang perkelompok. Tiap kelompok akan difasilitasi oleh 2 orang preseptor per minggu yang telah ditetapkan oleh bagian, setiap hari masing-masing kelompok dibimbing oleh preseptor berupa tatap muka selama 2 jam setiap hari 5 kali dalam satu minggu, diluar itu mahasiswa mengikuti kegiatan yang diatur oleh bagian yang dibimbing oleh nonpreseptor. Preseptor akan bertindak sebagai role model untuk aspek bioetika dan humaniora dan bertugas selama siklus. Kegiatan Preseptor berupa : Jam atau : kegiatan ilmiah ( BST, CRS, CSS ) 19 / 25
20 - BedsideTeaching (BST) 3 x seminggu - Clinical Report Session (CRS) 1 x seminggu - Clinical Scientific Session (CSS) 1 x seminggu - Temu pakar (meet the expert) 1 x seminggu - Jam bimbingan poliklinik, UGD, OK (Kamar Operasi) Introduksi (pengayaan) di Bagian diberikan pada saat awal mahasiswa melapor dengan membawa surat pengantar dari Sub Program Profesi. Mengenalkan pada setiap mahasiswa tentang : - Prosedure kepaniteraan klinik di bagian yang bersangkutan, tata tertib dan aturan dibagian yang harus diketahui oleh masiswa. - Bimbingan melakukan Fisik diiagnostik dan cara membuat status dan pemakaian alat - Prosedure klinis dan keterampilan klinis yang perlu dikuasai selama mengikuti kepaniteraan klinik dibagian tersebut - Mendapatkan Buku Pedoman Keterampilan kilnis dan Buku Log - Berkenalan degan seluruh staf pengajar dan paramedis di bagian, poliklinik dan kamar operasi 20 / 25
21 Bed Side Teaching (BST) Berupa kegiatanpembelajaran mahasiswa dengan mengunakan pasien yang langsung di fasilitasi oleh preseptor untuk melatih proses berfikir dan keterampilan pemecahan masalah mereka dalam penatalaksanaan pasien. Kegiatan ini dapat dimulai pada minggu pertama siklus. Dilaksanakan 3 kali dalam 1 minggu, ada 24modul yang akan diberikan selama siklus dibagian besar. Untuk batuk gian kecil ada 12 modul yang akan diberikan. Beside teaching diberikan selama 2 jam dibawah bimbingan preseptor yang telah ditentukan untuk setiap kelompok. Setiap Bed Side Teaching peserta harus melakukan kegiatan berupa: - Anamnesis, fisik Diagnostik dan dipresentasikan. Kegiatan ini dilakukan oleh 2 orang peserta dari masing-masing kelompok, disaksikan oleh Presptor dan peserta dalam kelompok yang sama. - Sebelumnya para mahasiswa telah mendapat pengarahan dari Preseptor yang bersangkutan - Anamnesis dan pisik diagnostik dapat dilakukan diruang pasien seperti ruang rawat inap, unit gawat darurat, poliklinik atau ruangan operasi - Dibuat statusnya dalam 1x24 jam, diperiksa oleh preseptor dengan bantuan residen. - Setelah itu mahasiswa akan mempresentasikan dan diskusi diakukan di ruangna dengan 21 / 25
22 kelompok dan preseptor yan bersangkutan - Komponen penilaian (untuk presentan dan audience) sesuai buku log yang sudah disediakan - Preseptor menandatangani buku kegiatan - Materi yang diberikan sudah ditentukan dari modul yang telah ditetapkan bagian Case Report Session (CRS) Kegiatan yang berupa laporan kasus hasil pemeriksaan dan penatalaksanaan pasien yang dimulai pada minggu pertama siklus Dilakukan 1 kali dalam seminggu, selama 2 jam, ada 8 kali CRS selama siklus dibagian besar 4 kali CRS pada siklus kecil. Setiap Case Report Session terdiri dari : - Anamnesis, Pemerikasaan fisik diagnostik dan presentasi dilakukan oleh 1 sub kelompok yang terdiri dari 3-4 orang - Anamnesis dan pemerikasaan fisik dilakukan di ruang pasien dapat berupa ruang rawat inap, UGD, Poliklinik dan tidak dihadiri Preseptor 22 / 25
23 - Presentasi dan diskusi dilakukan diruang kuliah dan dihadiri Preseptor dan peserta dari kelompok yang sama - Komponen penilaian untuk presentan dan audience disesuai dengan buku log yang sudah dibuat dibagian masing-masing - Preseptor menandatangani buku setiap selessai suatu kegiatan dan diperiksa waktu dan lama kegiatan - Materi yang diberikan dapat berasal dari kasus BST, penyakit yang jarang, penyakit yang memiliki implikasi berat, penyakit yang tidak termasuk dalam modul tetapi penting untuk diketahui oleh peserta Clinical Science Session (CSS) Merupakan diskusi ilmiah yang dilakukan tentang salah satu topik berhubungan dengan masalah pasien. Kegiatan dapat di mulai pada minggu pertama siklus. Kegiatan dilaksanakan 1 kali seminggu selama 2 jam, ada 8 kali Clinical Science Session selama siklus dibagian Clinical Science Session pada siklus kecil. Setiap kegiatan Clinical Science Session terdiri dari : 23 / 25
24 - Masalah pasien yang dapat diambil dari modul yang belum dibahas atau dari learning issue yang timbul pada saat BST atau CRS, sebaiknya berdasarkan Evidence Based, dari Journal-journal terbaru. Setiap kegiatan dilakukan oleh 1 sub kelompok yang terdiri dari 3-4 orang mahasiswa - Presentasi dan diskusi dilakukan di ruangan, dihadiri Preseptor dan peserta dalam kelompok yang sama - Komponen penilaian (untuk presentan dan audience) sesuai dengan buku log yang sudahdibuat pada masing-masing bagian - Preseptor menandatangani setiap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa Meet The Expert (MTE) Berupa pertemuan mahasiswa dengan dosen atau staf pengajar yang telah ditentukan oleh bagian. - Kegiatan dilaksanakan 1 x seminggu, dinilai pada minggu pertama siklus - Kuliah dari expert/ professor atau staf pengajar yang expert dibagiannya - Materi diambil dari hal yang dianggap penting dan yang harus dikuasai peserta yang tidak termasuk dalam modul yang telah ditetapkan, learning issue dari BST, CRS, CSS atau yang belum sempat dibicarakan 24 / 25
25 Selama mengikuti kepaniteraan klinik, mereka mempunyai keterampilan klinis. Keterampilan adalah kegiatan mental dan atau fisik yang terorganisasi serta memiliki bagian-bagian kegiatan yang saling bergantung dari awal hingga akhir. Dalam melaksanakan praktek dokter, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan klinis yang akan digunakan dalam mendiagnosis maupun menyelesaikan suatu masalah kesehatan. Keterampilan klinis ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter. 25 / 25
MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016
MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016 MANUAL PROSEDUR PENERIMAAN PESERTA PPDS I PROGRAM STUDI Tujuan : Menerangkan proses penerimaan peserta PPDS
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF
KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi
Lebih terperinciPROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp
PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp I) ILMU PENYAKIT DALAM FKUI/RSCM Siti Setiati Disampaikan dalam seminar mahasiswa FKUI DOCTOR S S CAREER UPDATE 26 Januari 2008 PENGELOLA
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Akademik ini yang dimaksud dengan : (1) Pendidikan Profesi Dokter adalah
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I FORMULIR LAMARAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I FORMULIR LAMARAN Isilah surat lamaran ini dengan mesin tik sebanyak 3 rangkap. Jawablah selengkaplengkapnya. Setelah ditanda tangani oleh yang berkepentingan, kembalikanlah
Lebih terperinciPERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Nomor: a./UN.16.2/TU/2015
PERATURAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Nomor: 10685.a./UN.16.2/TU/2015 Tentang PANDUAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERN UNIVERSITAS ANDALAS 2015 1 PERATURAN DEKAN FAKULTAS
Lebih terperinciDokter Spesialis Neurologi. Gelar: M. Ked, Sebutan SpS Semester: 8 SKS: 100
Doctor s Career Update Menjadi Dokter Spesialis Neurologi Dr.Adre Mayza Sp.S (K) Dr.Jofizal Jannis Sp.S (K) Lima tahun ke depan Universitas Indonesia (UI) menargetkan akan masuk dalam rangking 100 besar
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
BUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK FKUI / RSCM JAKARTA 2016
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 5 Bedah Anak BUSINASI (No. ICOPIM: 5-731) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari anal canal, diagnosis dan pengelolaan
Lebih terperinciTERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi
Lebih terperinciLOG BOOK KEPANITERAAN KLINIK DOKTER MUDA BAGIAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
Log Book Pendidikan Tahap Profesi LOG BOOK KEPANITERAAN KLINIK DOKTER MUDA BAGIAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK- Unand 1 IDENTITAS
Lebih terperinciManual Prosedur MATRIKULASI MAHASISWA ALIH PROGRAM D III GIZI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Manual Prosedur MATRIKULASI MAHASISWA ALIH PROGRAM D III GIZI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Manual Prosedur MATRIKULASI
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
BUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK FKUI / RSCM JAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk
Lebih terperinciLOG BOOK KEPANITERAAN KLINIK PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
LOG BOOK KEPANITERAAN KLINIK PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
Lebih terperinciBUKU III FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
BUKU III FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA 2015 1 KATA SAMBUTAN KETUA DEPARTEMEN THT FKUI/RSCM Assalammu alaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena Revisi Buku Rancangan
Lebih terperinciPerbedaan jenis pelayanan pada:
APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 2 Bedah Anak POLIPEKTOMI REKTAL (No. ICOPIM: 5-482) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi rektum dan isinya, menegakkan
Lebih terperinciPROFIL KSM ILMU KESEHATAN THT RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO
PROFIL KSM ILMU KESEHATAN THT RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO Ketua KSM dr. M Arief Purnanta, MKes, SpTHT-KL Hp. 0816 426 6748 e-mail : Purnanta@yahoo.co.id INFORMASI STAF Anggota 1. dr. Bambang Purwoatmodjo,
Lebih terperinciMAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT
MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH MARIA YOSEFINA SARINA BIMA 10.001.068 Semester/Kelas : III/C AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN YAYASAN BINA ADMINISTRASI BANDUNG
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN
` RUU Tentang Pendidikan Kedokteran RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN KOMISI X DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2012 1 RUU Tentang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA
LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 184/MENKES/PER/II/1995 TENTANG PENYEMPURNAAN PELAKSANAAN MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 184/MENKES/PER/II/1995 TENTANG PENYEMPURNAAN PELAKSANAAN MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciDAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN
DAFTAR APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN APK.1 APK.1.1 APK.1.1.1 APK.1.1.2 APK.1.1.3 KEBIJAKAN SKRINING PASIEN PANDUAN SKRINING PASIEN RAWAT JALAN SPO SKRINING RAWAT JALAN SPO ALUR SKRINING RAWAT JALAN
Lebih terperinciMATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM
MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM PENDAHULUAN o Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan,
Lebih terperinciPERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis
Lebih terperinciBupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH
Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
Lebih terperinciNo. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013
BIDANG PELAYANAN MEDIS No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013 No. Revisi : 1 Halaman : 1/5 KEBIJAKAN UMUM Tanggal terbit : 12 Februari 2013 Ditetapkan : Direktur Klinik Muhammadiyah Kedungadem dr.h.haryono
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1
KATA PENGANTAR Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan pimpinan Fakultas Kedokteran Unand dan Ketua Prodi Psikologi Universitas Andalas, telah membantu memberikan masukan sehingga Tim dapat menyelesaikan
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan
Lebih terperinciALUR PROSES PENYELESAIAN USULAN PPDS / PPDGS REGULAR STATUS PNS
ALUR PROSES PENYELESAIAN USULAN PPDS / PPDGS REGULAR STATUS PNS Penyelesaian PPDS/PPDGS Regular Status PNS Registrasi online. dr/drg PNS. Usia Max disesuaikan dgn Kebijakan Recruitment di setiap FK. Berkelakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan primer. Dunia pendidikan terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan perubahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Untuk mewujudkan visi misi yang diembannya, program Studi ilmu Penyakit Dalam telah membuat program jangka panjang 5 tahun ke depan.
PENDAHULUAN Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Panykit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang didirikan pada tahun 1998 melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Sekilas Tentang Klinik Umum Panti Nugeraha Jakarta Gedung Klinik Umum Panti Nugeraha Jakarta pada awalnya didirikan tahun 1980. Bangunan hanya bagian belakang
Lebih terperinciA. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota
I.PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi medik
Lebih terperinciFORMULIR PENDAFTARAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER LAYANAN PRIMER
FORMULIR PENDAFTARAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER LAYANAN PRIMER Isilah formulir pendaftaran ini sebanyak 2 rangkap rapi dan jelas terbaca. Jawablah selengkaplengkapnya dan atas dasar sesuai
Lebih terperinciBUKU PANDUAN BIMBINGAN AKADEMIK
BUKU PANDUAN BIMBINGAN AKADEMIK PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA i PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA VISI Menjadi Program
Lebih terperinciModul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)
Modul 4 Bedah Anak SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi preputium penis,
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,
SALINAN 1 BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat saat ini, diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),
BAB I PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN BUKU VII PEDOMAN ASESMEN LAPANGAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2014 DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2 BAB II 3 PROSEDUR
Lebih terperinciSTANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL
STANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Standard Pelayanan Prima Laboratorium Sistem Kontrol Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia
Lebih terperinciLampiran 1 REKAPITULASI KEBERADAAN DAN KEBUTUHAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS/DOKTER SUB SPESIALIS (*) PPDS/PPDGS ANGKATAN XIX DAN PPDS-2 ANGKATAN I KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 KETERSEDIAAN
Lebih terperinciPANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK
PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK BAB I PENDAHULUAN Rumah SakiT Sentra Medika Cisalak adalah unit pelayanan kesehatan dan rujukan yang memberi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
1 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN MILIK PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
- 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan peningkatan kesadaran dan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan. Sehingga usaha di bidang ini akan
Lebih terperinciMODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG
WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciTUPOKSI STRUKTUR ORGANISASI SMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM
TUPOKSI STRUKTUR ORGANISASI SMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM Kepala Bagian/ Ka SMF Ilmu Peny. Dalam 1. Mengkoordinir seluruh kegiatan di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam 2. Mengawasi bidang kepegawaian, keuangan
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A)
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A) Majelis Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia I. PENDAHULUAN II. KOMPONEN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER 1. Visi, Misi dan tujuan 2. Penyelenggaraan
Lebih terperinciMATERI PEMBEKALAN CALON PPDS I ILMU BEDAH. Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
MATERI PEMBEKALAN CALON PPDS I ILMU BEDAH 1) Address: pustanserdik 2) Deskripsi: Kolegium Ilmu Bedah Indonesia Alamat : Menara Era, Lantai 1-01 Jalan Senen Raya 135-137 Jakarta 10410, Indonesia Tilp: 021-34830387,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing, dalam
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR KEGIATAN BIDANG AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 (PPDS-1) ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
MANUAL PROSEDUR KEGIATAN BIDANG AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 (PPDS-1) ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 DAFTAR ISI Daftar isi MANUAL PROSEDUR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Salah satu sarana untuk penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
Lebih terperinciBORANG SERTIFIKASI ULANG DOKTER SPESIALIS THT-KL / THT KL KONSULTAN PERHATI-KL (PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS THT BEDAH KEPALA LEHER INDONESIA)
PERHATI KL 2005 1 BORANG SERTIFIKASI ULANG DOKTER SPESIALIS THT-KL / THT KL KONSULTAN PERHATI-KL (PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS THT BEDAH KEPALA LEHER INDONESIA) Isi Borang Penilaian Diri A. DATA DIRI B.
Lebih terperinciInstruksi Kerja PELAKSANAAN KEGIATAN MATRIKULASI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Instruksi Kerja PELAKSANAAN KEGIATAN MATRIKULASI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Instruksi Kerja PELAKSANAAN KEGIATAN MATRIKULASI
Lebih terperinci- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016
- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang : Mengingat : 1.
Lebih terperinciBAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG
30 BAB 111 PROSES PELAKSANAAN MAGANG A. Persiapan Magang Magang adalah kegiatan intrakulikuler yang merupakan wahana bagi saya untuk memahami berbagai kegiatan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH
1 BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TATACARA PENGANGKATAN DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA GALUH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem
No.671, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Izin. Pelaksanaan. Praktik Kedokteran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK
Lebih terperinciPROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN. RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014
PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2014 1. PENDAHULUAN Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
- 1 - GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciHospital by laws. Dr.Laura Kristina
Hospital by laws Dr.Laura Kristina Definisi Hospital : Rumah sakit By laws : peraturan Institusi Seperangkat peraturan yang dibuat oleh RS (secara sepihak) dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan,dapat
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU
KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU BAGIAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT... KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI BIDAN BARU I. PENDAHULUAN Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT
Lebih terperinciBAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga
BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN M.A KEPERAWATAN JIWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2014/ 2015
BUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN M.A KEPERAWATAN JIWA PRODI D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2014/ 2015 A. PENDAHULUAN Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, perawat
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PIO DI UNIT PIO RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR SULAWESI SELATAN. RAHMAH MUSTARIN S.
FORUM NASIONAL II : JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PIO DI UNIT PIO RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR SULAWESI SELATAN RAHMAH MUSTARIN S.Farm, Apt, MPH Pusat Studi
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. 03 08 SEMARANG 2011 SPMI-UNDIP Standar Penilaian Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Disetujui
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BY LAWS) RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI
PERATURAN YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 01/YSR/2007 Tentang SISTEM DAN TATACARA PEMILIHAN CALON REKTOR UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2011 PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI Menimbang Mengingat
Lebih terperinciStandard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)
Standard Operating Procedure FASILITATOR PBL (Problem Based Learning) PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 07 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen :
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2008 TANGGAL 3 April 2008
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2008 TANGGAL 3 April 2008 PERSYARATAN DAN TATA CARA PERPANJANGAN BUP PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENDUDUKI JABATAN GURU BESAR/PROFESOR DAN PENGANGKATAN
Lebih terperinci