OPTIMISASI PENDISTRIBUSIAN BANTUAN LOGISTIK BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN MODIFIED DISTRIBUTION (MODI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMISASI PENDISTRIBUSIAN BANTUAN LOGISTIK BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN MODIFIED DISTRIBUTION (MODI)"

Transkripsi

1 OPTIMISASI PENDISTRIBUSIAN BANTUAN LOGISTIK BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN MODIFIED DISTRIBUTION (MODI) SKRIPSI CIK ADZILLA ASRI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MEDAN 2018

2 OPTIMISASI PENDISTRIBUSIAN BANTUAN LOGISTIK BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN MODIFIED DISTRIBUTION (MODI) SKRIPSI CIK ADZILLA ASRI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MEDAN 2018

3 PERNYATAAN Optimisasi Pendistribusian Bantuan Logistik Beras Sejahtera (Rastra) dengan Metode Vogel s Approximation (VAM) dan Modified Distribution (MODI) SKRIPSI Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, April 2018 Cik Adzilla Asri i

4 PENGESAHAN SKRIPSI Judul : Optimisasi Pendistribusian Bantuan Logistik Beras Sejahtera (Rastra) dengan Metode Vogel s Approximation (VAM) dan Modified Distribution (MODI) Kategori : Skripsi Nama : Cik Adzilla Asri Nomor Induk Mahasiswa : Program Studi : Sarjana (S1) Matematika Departemen Fakultas : Matematika : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara Disetujui di Medan, April 2018 Ketua Program Studi S1 Matematika FMIPA USU Pembimbing, Dr. Suyanto, M.Kom Asima Manurung,S.Si, M.Si NIP NIP ii

5 Optimisasi Pendistribusian Bantuan Logistik Beras Sejahtera (Rastra) dengan Metode Vogel s Approximation (VAM) dan Modified Distribution (MODI) ABSTRAK Metode transportasi adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan pengalokasian barang yang paling efektif dari suatu sumber ke suatu tujuan tertentu dengan biaya yang seminimal mungkin. Penelitian ini dilakukan pada Perum BULOG Sub Divre Medan. Perusahaan ini merupakan perusahaan milik negara sebagai pelaksana program beras sejahtera (Rastra). Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan biaya distribusi Rastra. Metode yang digunakan adalah metode Vogel s Approximation(VAM) sebagai solusi awal dan metode Modified Distribution (MODI) sebagai solusi akhir atau optimal. Dari perhitungan dengan menggunakan metode transportasi diperoleh biaya optimum yang lebih rendah dari perhitungan perusahaan, biaya yang diperoleh dengan metode transportasi sebesar Rp ,00 sedangkan dengan perhitungan perusahaan total biaya distribusi diperoleh sebanyak Rp ,00. Dengan demikian penggunaan metode trasportasi yaitu metode VAM dan MODI dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp ,00. Kata kunci: Metode Transportasi, Metode Vogel s Approximation(VAM), Metode Modified Distribution (MODI). iii

6 Optimization of Rice Logistics Distribution Assistance (Rastra) with Vogel's Approximation Method (VAM) and Modified Distribution (MODI) ABSTRACT The method of transportation is a method that can be used to determine the most effective allocation of goods from a source to a particular destination for a minimal cost. This research was conducted on Perum BULOG Sub Divre Medan. This company is a state-owned company as the implementer of rice program prosperous (Rastra). This research aims to optimize Rastra distribution cost. The method used is the Vogel's Approximation (VAM) method as the initial solution and the Modified Distribution (MODI) method as the final or optimal solution. From the calculation by using the transportation method obtained optimum cost lower than the calculation of the company, the cost obtained by transportation method of Rp ,00 while with the calculation of the company total distribution costs obtained as much as Rp ,00. Thus the use of transportation methods of VAM and MODI methods can save distribution costs of Rp ,00. Keywords: Transportation Problem, Vogel s Approximation Method (VAM), Modified Distribution Method (MODI) iv

7 PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul Optimisasi Pendistribusian Bantuan Logistik Beras Sejahtera (Rastra) dengan Metode Vogel s Approximation (VAM) dan Modified Distribution (MODI). Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan contoh teladan sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Dalam menyelesaikan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu penulis. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S selaku Dekan FMIPA serta seluruh Staf pegawai di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam USU 2. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris jurusan Matematika serta seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam USU 3. Ibu Asima Manurung, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa membantu dan mengarahkan saya dalam menyelesaikan skripsi ini 4. Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M.Si dan Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si selaku dosen pembanding yang memberikan kritik dan saran yang membangun dalam menyelesaikan skripsi penulis 5. Bapak Ir. Bahrensah Ananda H. MH selaku kepala Perum BULOG Sub Divre Medan dan Bapak Gabariel Marbun, SH. selaku Kasi Operasional dan Pelayanan Publik yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk mengambil data di Perum BULOG Sub Divre Medan dalam menyelesaikan skripsi penulis v

8 6. Tak terlupakan seluruh rekan-rekan kuliah Matematika stambuk 2014, abang dan kakak stambuk 2013, adik-adik stambuk 2015, 2016, 2017 dan Organisasi yaitu IM 3 (Ikatan Mahasiswa Matematika Muslim) FMIPA USU, terkhusus kepada teman-teman penulis yaitu Caul, Chindy, Yela, Halimah, Dieka, Faisal, Gilang, dan Fitan yang telah berjuang bersamasama dan memberikan dukungan dan semangat kepada penulis 7. Teristimewa dan yang paling utama penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orangtua tercinta yaitu ayahanda Asrianto dan Ibunda Cik Usmaniah, A.Md serta adik-adik penulis yang sangat penulis sayangi dan banggakan yaitu Cik Dara Asri, Cik Putri Asri dan Muhammad Aulia Asri yang selalu memberikan dukungan berupa do a dan motivasi kepada penulis dan untuk semua yang telah memotivasi dan mendoakan penulis. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang tak terhingga. Amin. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi. Medan, April 2018 Cik Adzilla Asri vi

9 DAFTAR ISI PERNYATAAN PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRAK ABSTRACT PENGHARGAAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman i ii iii iv v vii ix x xi BAB 1 BAB 2 BAB 3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metodologi Penelitian 4 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Program Linier Pengertian Program Linier Model Program Linier Kajian Transportasi Masalah Transportasi Pengertian dan Model Transportasi Keseimbangan Transportasi Metode Penyelesaian Masalah 14 Transportasi Degenerasi dan Redunansi 21 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian 23 vii

10 3.2 Rancangan Penelitian Sumber Data Analisis Data 24 BAB 4 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data Persediaan Rastra Data Permintaan Rastra Data Biaya Transportasi dari 26 Gudang ke Kabupaten/kota 4.2 Pengolahan Data Perhitungan Solusi Optimal Metode Vogel s Approximation Metode Modified Distribution 50 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran 58 DAFTAR PUSTAKA 59 LAMPIRAN 60 viii

11 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 2.1 Gambaran Umum Masalah Transportasi Kapasitas Persediaan Rastra Tahun Penyaluran Beras Sejahtera (Rastra) Tahun Biaya Transportasi dari Gudang ke Kabupaten/kota tahun Data Kapasitas Persediaan, Permintaan, dan Biaya 28 Transportasi dalam Bentuk Tabel Transportasi 4.5 Data Kapasitas Persediaan, Permintaan, dan Biaya 31 Transportasi Rastra dari Gudang ke Kabupaten/kota Tahun Biaya Penalti VAM Alokasi VAM Awal Biaya Penalti VAM Kedua Alokasi VAM Kedua Biaya Penalti VAM Ketiga Alokasi VAM Ketiga Biaya Penalti VAM Keempat Alokasi VAM Keempat Biaya Penalti Kelima Alokasi VAM Kelima Biaya Penalti VAM Keenam Alokasi VAM Keenam Biaya Penalti VAM Ketujuh Alokasi VAM Ketujuh Biaya Penalti VAM Kedelapan Alokasi VAM Kedelapan Biaya Penalti VAM Kesembilan Alokasi VAM Kesembilan Solusi Awal Metode VAM Tabel Nilai U i dan V j Menghitung Indeks Perbaikan Perubahan Alokasi Untuk Memperoleh Alokasi Optimal Nilai U i dan V j setelah Perubahan Alokasi Nilai Indeks Perbaikan Setelah Perubahan Alokasi Rincian Penyaluran Rastra agar Biaya Angkut Minimum 56 ix

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Deskripsi jaringan transportasi 11 x

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul 1 Persediaan Beras Sejahtera (Rastra) Tahun Penyaluran Beras Sejahtera (Rastra) tahun 2017 dari Gudang ke Kabupaten/Kota 3 Biaya Transportasi Beras Sejahtera (Rastra) dari Gudang ke Kabupaten/Kota Tahun Daftar Biaya Distribusi Perusahaan Tahun Surat Mohon Izin Pengambilan Data Riset dari Pihak Perusahaan 6 Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Riset xi

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah (rumah tangga miskin dan rentan). Program Raskin pada dasarnya merupakan kelanjutan dari program Operasi Pasar Khusus (OPK) yang diluncurkan pada Juli 1998 dibawah program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Namun pada tahun 2002 pemerintah mengganti nama OPK menjadi Program Raskin dengan tujuan agar lebih tepat sasaran. Program Raskin kini berganti nama menjadi Rastra (beras sejahtera), Rastra merupakan program yang sama dengan Raskin hanya yang membedakannya sebutan untuk program tersebut dan pembagian beras yang sebelumnya 12 kali dalam setahun menjadi 14 kali pembagian dalam setahun. Menurut DPR-RI (2015) menjelaskan bahwa istilah sebelumnya kata beras miskin (Raskin) dianggap kurang sopan untuk didengar, maka diubah menjadi beras sejahtera (Rastra), tetapi pengubahan istilah tersebut tetap memiliki tujuan yang sama. Menurut DPR-RI (2015), Edhy Prabowo selaku Ketua Komisi IV dalam rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Perum Bulog menjelaskan bahwa Beras sejahtera ini diartikan untuk tidak mendeskriditkan orang, agar bahasa penyebutannya lebih sopan didengar, namun yang paling penting bukan namanya tetapi adalah kualitasnya yang sampai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) tidak berkutu, berbau dan pecah-pecah sehingga kualitasnya harus terjamin. Perusahaan Umum Bulog Sub Divisi Regional Medan (Perum Bulog Sub Divre Medan) adalah sebuah perusahaan milik negara sebagai pelaksana program Rastra untuk beberapa wilayah seperti Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Langkat, Kota Binjai, dan Kota Tebing Tinggi mengeluarkan dana yang cukup besar untuk kegiatan pendistribusian. Untuk meminimumkan biaya distribusi maka diperlukan perencanaan untuk pendistribusian Rastra sehingga biaya distribusi yang dikeluarkan adalah

15 2 seoptimal mungkin. Proses pendistribusian yang tepat sangat penting, maka peneliti tertarik melakukan evaluasi terhadap saluran distribusi pada Perum Bulog Sub Divre Medan untuk mencari solusi agar biaya distribusi menjadi minimum. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan biaya distribusi adalah dengan metode transportasi. Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam pendistribusian barang dari sumber-sumber yang menyediakan barang yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi bermanfaat untuk memperlancar pendistribusian barang, memaksimalkan pengalokasian dari sumber ke tujuan dan berguna dalam usaha menekan total biaya transportasi. Dalam penerapan metode transportasi, biaya, waktu dan tenaga dapat dioptimalkan serta meningkatkan efisiensi perusahaan. Ada beberapa metode untuk menyelesaikan masalah transportasi, dalam tugas akhir ini penulis akan memaparkan tentang bagaimana menyelesaikan masalah transportasi dengan metode Vogel s Approximation (VAM) sebagai penyelesaian awal dan metode Modified Distribution (MODI) untuk penyelesaian optimalnya. Penulis menggunakan metode VAM karena metode tersebut memiliki kelebihan yaitu lebih mudah untuk mengatur alokasi dari beberapa sumber ke daerah tujuan dan hasil analisa pada metode VAM lebih mendekati hasil optimal dibandingkan dengan metode lainnya. Sedangkan untuk penyelesaian optimalnya penulis menggunakan metode MODI karena metode tersebut dapat menentukan sel kosong yang bisa menghemat biaya yang dapat dilakukan dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat serta indeks perbaikan dapat dihitung tanpa harus menari jalur-jalur terpendek. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis memberi tulisan ini dengan judul, Optimisasi Pendistribusian Bantuan Logistik Beras Sejahtera (Rastra) Dengan Metode Vogel s Approximation (VAM) Dan Modified Distribution (MODI).

16 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana menentukan optimalisasi masalah transportasi pada sistem distribusi Rastra dari gudang ke titik-titik distribusi pada Perum Bulog Sub Divre Medan dengan menggunakan metode VAM dan metode MODI Batasan Masalah Dalam tulisan ini penulis membatasi permasalahan pada: 1. Metode transportasi yang digunakan adalah metode VAM dan MODI 2. Data yang digunakan pada bulan Januari-Desember Penelitian difokuskan pada permasalahan yang menyangkut distribusi beras sejahtera (Rastra) saja 4. Lalu lintas yang dilalui lancar 5. Pendistribusian beras menggunakan alat transportasi darat yaitu truk dan alat pengangkutan tersebut tersedia setiap saat 6. Tidak dipertimbangkan adanya faktor acak seperti bencana alam, perang dan lain sebagainya 7. Diasumsikan harga BBM konstan 8. Jarak tidak dipertimbangkan 9. Kondisi jalan dianggap sama Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimalkan biaya distribusi beras sejahtera (Rastra) dengan menggunakan metode VAM dan metode MODI di Perum Bulog Sub Divre Medan.

17 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan bagi Perum Bulog Sub Divre Medan dalam mengoptimal kan biaya distribusi beras sejahtera (Rastra). b. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan untuk mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian ini Metodologi Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan data sekunder, adapun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari referensi Pada tahap ini, penulis mengumpulkan referensi dari buku dan jurnal mengenai metode dan permasalahan yang akan dibahas yang diperoleh dari buku dan jurnal yang berasal dari perpustakaan maupun internet serta melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing 2. Mengidentifikasi teori 3. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan adalah data persediaan (supply) beras pada masingmasing gudang, data permintaan (demand) kebutuhan konsumen, dan data biaya pengiriman atau transportasi 4. Melakukan analisa dengan metode transportasi yaitu Metode Vogel s Approximation (VAM) untuk analisa solusi awal dan Metode Modified Distribution (MODI) untuk solusi optimum 5. Membuat kesimpulan.

18 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan) (Tjiptono, 1997). Dengan kata lain, proses pendistribusian merupakan aktivitas pemasaran yang mampu: 1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang merealisasikn kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. 2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan,arus penanggunan resiko, dan arus pemesanan. Pengaruh distribusi sangat besar terhadap kelancaran penjualan maka masalah distribusi harus benar-benar dipertimbangkan dan sama sekali tidak boleh diabaikan. Menurut David A Revzan salah satu pakar ekonomi menjelaskan bahwa distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Aspek terpenting dari distribusi suatu produk adalah biaya pengangkutan sedangkan biaya pengangkutan sangat dipengaruhi oleh tarif angkut. Dengan demikian, tingginya biaya pengangkutan akan mempersempit wilayah pemasaran suatu produk.

19 6 2.2 Program Linier Pengertian Program Linier Konsep Linier programming ditemukan dan diperkenalkan pertama kali oleh George Dantzig yang berupa mencari solusi masalah linier programming dengan banyak variabel keputusan. Penelitiannya didukung juga oleh J. Von Neumann, L. Hurwics dan TC. Koopmans yang bekerja pada bidang yang sama yaitu pada bidang penelitian teknis matematis untuk memecahkan masalah logistic militer angkatan udara Amerika Serikat selama perang dunia II. Adapaun teknik yang asli adalah program saling ketergantungan kegiatan-kegiatan dalam suatu struktur linier dan kemudian diserderhanakan menjadi linier programming. Linear Programming (LP) merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas (Subagyo, 1990). Program linier merupakan model matematik untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linier digunakan untuk menunjukkan fungsi-fungsi matematik yang digunakan dalam bentuk linier dalam arti hubungan langsung dan persis proporsional. Program menyatakan penggunaan teknik matematika tertentu. Sehingga pengertian program linier adalah suatu teknik perencanaan yang bersifat analitis yang analisisnya menggunakan model matematis dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan optimum terhadap persoalan. (Aminudin, 2005) Model Program Linier Model matematis perumusan masalah umum pengalokasian sumber daya untuk berbagai kegiatan disebut sebagai model program linier. Model program linier merupakan bentuk dan susunan dari dalam menyajikan masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik program linier. Dalam model program linier dikenal dua macam fungsi yaitu fungsi tujuan dan fungsi batasan. Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran di dalam permasalahan

20 7 program linier yang berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber-sumber daya, untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada umumnya nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai Z. Sedangkan fungsi batasan merupakan bentuk penyajian secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan (Subagyo, 1990). Bentuk umum model program linier: Optimumkan dengan batasan: Keterangan: = fungsi tujuan yang dicari nilai optimalnya (maksimum, minimum) = kenaikan nilai apabila ada pertambahan tingkat kegiatan dengan satu satuan (unit) atau merupakan sumbangan setiap satuan keluaran kegiatan terhadap nilai = macam kegiatan yang menggunakan sumber atau fasilitas yang tersedia = macam batasan sumber atau fasilitas yang tersedia = tingkat kegiatan ke = banyaknya sumber yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit keluaran kegiatan ( dan = banyaknya sumber yang tersedia untuk dialokasikan ke setiap unit kegiatan = nomor setiap macam sumber yang tersedia = nomor setiap macam kegiatan yang menggunakan sumber yang tersedia

21 8 Terminologi umum untuk model program linier dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Fungsi yang akan dicari nilai optimalnya (Z) disebut sebagai fungsi tujuan (objective function) 2. Fungsi-fungsi batasan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, fungsi batasan fungsional dan fungsi batasan non-negatif (non-negative constrains). Fungsi batasan fungsional adalah fungsi-fungsi batasan sebanyak m, sedangkan fungsi batasan non-negatif adalah variabel 3. Variabel-variabel disebut sebagai variabel keputusan (decision variables) 4. Parameter model yaitu masukan konstan,, dan Agar penggunaan model program linier dapat digunakan dengan baik tanpa terbentur pada berbagai hal maka diperlukan asumsi-asumsi dasar program linier sebagai berikut: 1. Proportionality, asumsi ini berarti naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Misalkan: a. Setiap pertambahan 1 unit akan menaikkan Z sebesar. Setiap pertambahan 1 unit akan menaikkan Z sebesar, dan seterusnya b. Setiap pertambahan 1 unit akan menaikkan penggunaan sumber daya atau fasilitas ke 1 sebesar. Dengan kata lain, setiap ada kenaikan kapasitas riil tidak perlu ada biaya persiapan (set-up cost). 2. Additivity, nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi atau dalam program linier dianggap bahwa kenaikan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain. 3. Divisibility, yaitu keluaran yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan 4. Deterministic (certainty), yaitu bahwa semua parameter (,, ) yang terdapat pada program linier dapat diperkirakan dengan pasti, meskipun dalam kenyataannya tidak sama persis.

22 9 2.3 Kajian Transportasi Masalah Transportasi Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari berbagai sumber, dengan enawaran terbatas, menuju beberapa tujuan dengan permintaan tertentu pada biaya transport minimum. Karena hanya ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya dari sumber satu kesumber lainnya. Sesuai dengan namanya, masalah transportasi atau persoalan transportasi pertama kali diformulasikan sebagai suatu prosedur khusus untuk mendapatkan program biaya minimum dalam mendistribusikan unit yang homogen dari suatu produk atas sejumlah titik penawaran (sumber) ke sejumlah titik permintaan (tujuan). Semua ditempatkan pada sumber dan tujuan yang berbeda secara geografis (Aminudin, 2005). Dalam mendistribusikan produk ke berbagai daerah, tentunya membutuhkan biaya transportasi yang tidak sedikit jumlahnya. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang agar biaya transportasi yang dikeluarkan seefisien mungkin dan tidak menjadi persoalan yang dapat menguras biaya besar. Proses pendistribusian yang tepat sangatlah penting. Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah (Bu ulolo, 2016) : 1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu. 2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu. 3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan atau kapasitas sumber. 4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu. Masalah transportasi merupakan masalah yang sering dihadapi dalam pendistribusian barang. Misalkan ada m buah sumber yag masing-masing memiliki buah barang yang sama. Barang-barang tersebut hendak dikirimkan ke n buah tujuan yang masing-masing membutuhkan buah barang. Diasumsikan Biasanya karena letak jarak yag berbeda, maka biaya pengiriman dari suatu sumber ke suatu tujuan tidaklah sama. Misalkan, adalah biaya pengiriman sebuah barang dari

23 10 sumber ke tujuan. Masalahnya adalah bagaimana menentukan pendistribusian barang dari sumber sehingga semua kebutuhan tujuan terpenuhi tetapi dengan biaya yang seminimum mungkin (Jong Jek Siang, 2014). Jong Jek Siang juga memberikan algoritma penyelesaian masalah transportasi sebagai berikut: 1. Tentukan penyelesaian feasibel awal. Penyelesaian feasibel awal digunakan untuk menentukan penyelesaian awal dalam masalah transportasi 2. Uji, apakah penyelesaian yang didapatkan pada langkah (1) sudah optimal 3. Jika belum optimal, tingkatkan keoptimalan penyelesaian 4. Ulangi langkah (1) - (3) hingga didapatkan penyelesaian optimal Pengertian dan Model Transportasi Model Transportasi (Transportation) berawal dari tahun 1941 ketika F.L. Hitchcock mengetengahkan suatu studi yang berjudul The Distribution of a Product from Several Sources to Numerous Locaities. Presentasi ini dipertimbangkan sebagai sumbangan penting terhadap penyelesaian kasus-kasus transportasi yang pertama kali. Kemudian, pada tahun 1947 T.C. Koopmans mengetengahkan suatu studi yang tidak berkaitan dengan studi Hitchcock dan diberi judul Optimum Utilization of the Transportation System. Selanjutnya kedua sumbangan ini sangat membantu di dalam pengembangan model transportasi. Dalam perkembangannya, model transportasi terlah diterapkan pada berbagai macam organisasi usaha seperti rancang bangunan dan pengendalian operasi pabrik, penentuan daerah penjualan, dan pengalokasian pusat-pusat distribusi dan gudang. Penyelesaian kasus-kasus tersebut dengan model transportasi telah mengakibatkan penghematan biaya yang luar biasa. Bahkan Edward H. Bowman dari M.I.T. Pada tahun 1956 telah mengembangkan model itu menjadi sebuat model transportasi dinamik yang melibatkan unsur waktu untuk menyelesaikan masalah penjadwalan produksi. Model ini juga menjadi inspirasi pengembangan model-model Operations Research yang lain seperti Transhipment, Assignment, dan lain-lain.

24 11 Model transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi suatu produk (barang-barang) dari sumber-sumber yang menyediakan produk (misalnya pabrik) ke tempat-tempat tujuan (misalnya gudang) secara optimal. Tujuan dari model ini adalah menentukan jumlah yang harus dikirim dari setiap sumber ke setiap tujuan sedemikian rupa dengan total biaya transportasi minimum (Tamin, 2000). Asumsi dasar dari model transportasi adalah besarnya ongkos transportasi pada rute adalah proposional dengan jumlah barang yang di distribusikan. Deskripsi model transportasi dalam bentuk jaringan dari tempat asal ke tempat tujuan yang digambarkan dengan node seperti pada Gambar 2.1. Dari tempat asal ke tempat tujuan dihubungkan dengan rute yang membawa komoditi, dimana besarnya supply di sumber adalah dan kebutuhan (demand) di tempat tujuan adalah, banyaknya komoditi yang didistribisi dari tempatasal ke tempat tujan adalah dan biaya transportasi dari tempat asal ke tempat tujuan adalah. Gambar 2.1 Deskripsi jaringan transportasi Dari deskripsi di atas dapat disusun dalam table transportasi, seperti pada Tabel 2.1 berikut :

25 12 Sumber Tabel 2.1 Gambaran Umum Masalah Transportasi Tujuan T 1 T 2 T 3 a i c 11 c c 12 1n A 1 x x 1 n x a 1 c 21 c 22 c 2n A 2... x 21 x 22 x 2n... c m1 m2 A m x m1 m c x... x mn c mn a 2... a m b j b 1 b 2 b n Keterangan : A i : Sumber ke i, T j : Tujuan ke j, a i : Persediaan ke i, b j : Permintaan ke j, i 1,2,3,..., j 1,2,3,..., i 1,2,3,..., m n j 1,2,3,..., m n c : Biaya transportasi barang dari sumber i ke tujuan j, i 1,2,3,..., m ij j 1,2,3,...,n x : Banyak barang yang diangkut dari sumber i ke tujuan j, i 1,2,3,..., m ij j 1,2,3,...,n

26 13 Berdasarkan tabel 2.1 dapat disusun model matematika sebagai berikut : minimasi dimana : Keseimbangan Transportasi Masalah Transportasi tarbagi atas 2 jenis, yaitu masalah transportasi seimbang (balanced) dan masalah transportasi tidak seimbang (unbalanced). Suatu model transportasi dikatakan seimbang apabila total persediaan (supply) sama dengan total permintaan (demand). Dengan kata lain : Dalam persoalan sebenarnya, batasan ini tidak terlalu terpenuhi, atau dengan kata lain, jumlah supply yang tersedia mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model persoalannya disebut sebagai model yang tidak seimbang (unbalanced). Batasan di atas dikemukakan hanya karena ia menjadi dasar dalam pengembangan teknik transportasi. Namun, setiap persoalan transportasi dapat dibuat seimbang dengan cara memasukkan variabel artifisial (semu). Jika jumlah demand melebihi jumlah persediaan (supply), maka dibuat suatu sumber dummy yang akan men-supply kekurangan tersebut, yaitu sebanyak Sebaliknya, jika jumlah persediaan (supply) melebihi jumlah permintaan (demand), maka dibuat suatu tujuan dummy untuk menyerap kelebihan tersebut, yaitu sebanyak

27 14 Ongkos transportasi per unit ( C ij ) dari sumber dummy ke seluruh tujuan adalah nol. Hal ini dapat dipahami karena pada kenyataannya dari sumber dummy tidak terjadi pengiriman. Begitu pula dengan ongkos transportasi per unit ( C ij ) dari semua sumber ke tujuan dummy adalah nol Metode Penyelesaian Masalah Transportasi Terdapat beberapa metode untuk menyelesaikan masalah transportasi seperti, Metode VAM, Metode Northwest Corner, Metode Least Cost (biaya terkecil), Metode MODI, Metode Potensial dan Metode Stepping Stone. Metode Northwest Corner, Metode Biaya Terkecil, dan Metode VAM digunakan untuk mencari penyelesaian awal sedangkan Metode MODI, Metode Potensial dan Metode Stepping Stone digunakan untuk mengoptimalkan penyelesaian awal yang telah diperoleh sebelumnya dengan menggunakan ketiga metode di atas. A. Metode Vogel s Approximation Metode VAM merupakan metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk dapat mengatur alokasi dari beberapa sumber ke beberapa daerah pemasaran. Metode ini merupakan sebuah metode heuristik dan biasanya memberikan pemecahan awal yang lebih baik daripada metode sebelumnya, yaitu metode North West Corner dan Least Cost. Pada kenyataannya metode VAM umumnya menghasilkan pemecahan awal yang mendekati hasil optimum. Pada beberapa kasus, di mana ketepatan tidak terlalu penting, solusi awal yang didapat dengan metode ini dapat dipakai sebagai pendekatan solusi optimal. Cara dari metode ini memerlukan pengertian beda kolom dan beda baris. Dengan beda kolom diartikan beda antara dua biaya termurah dalam kolom tersebut. Beda ini dianggap Penalty atau hukuman karena tidak mengambil rute dengan biaya termurah. Untuk setiap baris / kolom ditentukan Penalty masing-masing. Penalty tertinggi disebut Penalty Rating yang menunjukkan baris atau kolom di mana harus

28 15 dimulai penetapan sel yang akan diisi. Secara ringkas langkah-langkah penyelesaian masalah transportasi dengan metode VAM menurut Bernard W. & Taylor III adalah sebagai berikut: 1. Tentukan biaya penalti untuk tiap baris dan kolom dengan cara mengurangkan biaya sel terendah pada baris atau kolom terhadap biaya sel terendah berikutnya pada baris atau kolom yang sama 2. Pilih baris atau kolom dengan biaya penalti tertinggi 3. Alokasi sebanyak mungkin ke sel fisibel dengan biaya transportasi terendah pada baris atau kolom dengan biaya penalti tertinggi 4. Ulangi langkah 1, 2, dan 3 sampai semua kebutuhan terpenuhi. Kelebihan metode VAM: 1. Metode yang lebih mudah dan lebih cepat untuk mengatur alokasi dari beberapa sumber ke daerah tujuan. 2. Hasil analisa dari metode VAM mendekati hasil optimal dibanding metodemetode yang lain. Kekurangan metode VAM: 1. Proses iterasi lebih rumit. 2. Pada metode VAM setelah semua produk dialokasikan, harus menguji sel bukan basis apakah sudah memiliki nilai sama dengan nol. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa total biaya benar-benar minimum. B. Metode North West Corner Solusi awal menggunakan metode North West Corner ditentukan dengan mengisi sel kosong yang masih dapat diisi dan terletak paling kiri atas (sudut barat laut). Jumlah yang dialokasikan pada sel kosong tersebut tidak boleh melebihi jumlah suplai pada sumber dan jumlah permintaan pada tujuan. Langkah-langkah Metode North West Corner adalah sebagai berikut : 1. Alokasikan nilai sebesar mungkin pada sel dengan memperhatikan persediaan dan permintaan. Yaitu,.

29 16 2. Alokasikan nilai sebesar mungkin pada sel yang bersebelahan dengan sel. Jika, maka dan jika, maka. 3. Ulangi langkah 2 sampai semua permintaan terpenuhi Dimana : = jumlah alokasi yang dikirimkan dari sumber ke-1 ke tujuan ke-1 = persediaan pada sumber ke-1 = permintaan pada tujuan ke-1 Metode North West Corner memiliki kelebihan dan kekurangan untuk menyelesaikan solusi awal pada masalah transportasi. Kelebihan metode North west corner adalah metode paling mudah, tapi tidak mempertimbangkan biaya. Kekurangan metode North west corner adalah metode ini tidak mengalokasikan produk sebanyak mungkin pada kotak sel yang memiliki biaya transportasi terkecil. Dengan kata lain, setiap alokasi produk tidak memperhatikan besarnya biaya perunit. Metode ini kurang efisien dan metode terpanjang dalam mencari tabel optimal. C. Metode Least Cost Solusi awal yang didapat dengan metode Least Cost lebih baik dari Northwest Corner, sebab penyelesaian pada metode ini sudah melibatkan faktor biaya, sedangkan pada Pojok Barat laut solusi layak awal ditentukan tanpa pengaruh biaya (solusi layak awal jauh dari optimum). Langkah-langkah penyelesaian masalah transportasi dengan metode ini adalah sebagai berikut: 1. Pilih variabel (kotak) dengan biaya transport terkecil dengan alokasikan sebanyak mungkin. Untuk terkecil,. Ini akan menghabiskan baris atau kolom. 2. Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan) pilih nilai terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. 3. Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi. Kelebihan metode Least cost:

30 17 1. Mencari dan memenuhi biaya terkecil. Lebih efisien dibanding metode North west corner. 2. Lebih mudah dipahami sehingga lebih disukai oleh orang awam. Kekurangan metode Least cost: 1. Pada kasus tertentu, ada kemungkinan diperolehnya solusi dengan biaya yang mahal. 2. Pada metode Least cost terletak pada penentuan alokasi produk ke dalam sel atau kotak yang memiliki biaya terendah, dimana biaya tersebut mempunyai lebih dari satu sel D. Metode Modified Distribution Metode MODI merupakan perkembangan dari metode Stepping Stone, karena penentuan segi empat kosong yang bisa menghemat biaya dilakukan dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat serta metode ini dapat mencapai hasil optimal lebih cepat. Cara untuk memilihnya digunakan persamaan : adalah nilai baris, adalah nilai kolom, dan adalah biaya pengangkutan 1 satuan barang dari sumber ke ke tujuan (Subagyo, dkk. 1990) Adapun langkah-langkah menghitung pengoptimalan menurut Subagyo adalah sebagai berikut : 1. Isi tabel pertama (tabel penyelesaian awal) dari sudut kiri atas ke kanan bawah. 2. Menentukan nilai baris dan kolom. Nilai baris dan kolom ditentukan berdasarkan persamaan di atas ( ). Baris pertama selalu diberi nilai 0, dan nilai baris-baris yang lain dan nilai kolom ditentukan berdasarkan hasil-hasil hitungan yang telah diperoleh. Bila nilai suatu baris sudah diperoleh, maka nilai kolom yang dihubungkan dengan segi empat batu dapat dicari dengan rumus. 3. Menghitung indeks perbaikan. Indeks perbaikan adalah nilai dari segi empat air (segi empat yang kosong). Mencarinya dengan rumus: indeks perbaikan.

31 18 4. Memilih titik tolak perubahan. Segi empat yang mempunyai indeks perbaikan negatif berarti bila diberi aloksi (diisi) akan dapat mengurangi jumlah biaya pengangkutan. Bila nilainya positif berarti pengisian akan menyebabkan kenaikan biaya pengangkutan. Segi empat yang merupakan titik tolak perubahan adalah segi empat yang indeksnya bertanda negatif, dan angkanya terbesar. 5. Memperbaiki alokasi. Berila tanda positif pada segi empat yang terpilih. Pilihlah 1 (satu) segi empat terdekat yang berisi dan sebaris dengan yang terpilih tersebut, 1 (satu) segi empat yang berisi terdekat dan sekolom. Berilah tanda negatif pada 2 (dua) segi empat ini. Kemudian pilihlah 1 (satu) segi empat yang sebaris atau sekolom dengan 2 (dua) segi empat yang bertanda negatif tadi, dan berilah segi empat ini tanda positif. Selanjutnya pindahkanlah alokasi dari segi empat yang bertanda negatif ke yang bertanda positif sebanyak isi terkecil dari segi empat yang bertanda negatif. 6. Ulangi langkah-langkah tersebut di atas, mulai langkah ke-2 sampai diperoleh biaya terendah. Bila masih ada indeks perbaikan yang bernilai negatif berarti alokasi tersebut masih dapat diubah untuk mengurangi biaya pengangkutan. Bila sudah tidak ada indeks yang bernilai negatif berarti sudah optimal. Kelebihan metode MODI: 1. Penentuan sel kosong yang bisa menghemat biaya dapat dilakukan dengan prosedur yang lebih pasti dan tepat. 2. Metode MODI indeks perbaikan dapat dihitung tanpa harus mencari jalurjalur terpendek Kekurangan metode MODI : Proses pengerjaannya lebih banyak untuk menghasilkan biaya optimal. E. Metode Stepping Stone Metode Stepping stone atau metode batu loncatan merupakan langkah lanjutan dari salah satu metode dasar yang telah dijelaskan sebelumnya untuk

32 19 mendapatkan solusi optimal yaitu total biaya minimum. Metode Stepping stone merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan cara trial and error atau coba coba. Walaupun merubah alokasi dengan cara coba-coba, namun ada syarat yang harus diperhatikan yaitu dengan melihat pengurangan biaya per unit yang lebih besar dari pada penambahan biaya per unitnya. Langkah-langkah pengujian metode Stepping stone adalah sebagai berikut (Jay Heizer dan Barry Reinder, 2005): 1. Isi tabel awal dengan metode VAM. 2. Harus dipastikan bahwa jumlah sel yang terisi harus ada, dimana m adalah banyak sumber dan n adalah banyak tujuan. 3. Pilihlah kotak manapun yang tidak terpakai untuk dievaluasi. 4. Dimulai dari kotak yang tidak terpakai, telusurilah sebuah jalur tertutup yang kembali ke kotak awal melalui kotak-kotak yang sekarang ini yang sedang digunakan (yang diizinkan hanyalah gerakan vertikal dan horizontal). Walaupun demikian, boleh melangkahi kotak manapun baik kosong ataupun berisi. 5. Mulai dengan tanda plus (+) pada kotak yang tidak terpakai, tempatkan secara bergantian tanda plus (+) dan tanda minus (-) pada setiap kotak pada jalur yang tertutup yang baru saja dilalui. 6. Hitunglah indeks perbaikan dengan cara menambahkan biaya unit yang ditemukan pada setiap kotak yang berisi tanda plus (+), dilanjutkan dengan mengurangi biaya unit pada setiap kotak berisi tanda minus (-). 7. Ulangi langkah 1 hingga 4 sampai semua indeks perbaikan untuk semua kotak yang tidak terpakai sudah dihitung. Jika semua indeks yang dihitung lebih besar atau sama dengan nol, maka solusi optimal sudah tercapai. Jika belum, maka solusi sekarang dapat terus ditingkatkan untuk mengurangi biaya pengiriman total. Kelebihan metode Stepping stone: Pengerjaannya sederhana karena mengevaluasi sel kosong untuk indeks perbaikan.

33 20 Kekurangan metode Stepping stone: 1. Cara pengerjaannya membutuhkan ketelitian terutama dalam menentukan hasil dari perhitungan biaya-biaya sel kosong. 2. Untuk menghitung indeks perbaikan bagi pemecahan tertentu, dalam metode Stepping stone harus mencari jalur terpendek untuk tiap sel kosong. F. Metode Potensial Dalam memecahkan masalah transportasi dengan metode potensial merupakan metode yang cukup efisien dalam mencari solusi optimum. Solusi dengan menggunakan metode potensial adalah suatu variasi dari metode stepping stone yang didasarkan pada rumusan dual. Metode potensial berbeda dari metode stepping stone dalam hal bahwa dengan metode potensial tidak perlu menentukan semua jalur tertutup pada variabel non basis. Perbedaan utama dari metode potensial dengan metode Stepping-Stone ialah cara mengevaluasi setiap sel dalam matriks. Dalam Stepping-Stone, lingkaran evaluasi harus dicari untuk semua sel, yaitu sebanyak mn-m-n+1 sel, yang tidak terletak dalam basis. Dalam metode potensial, lingkaran evaluasi hanya dicari untuk sel yang mempunyai harga paling negatif pada matriks evaluasi. Dalam proses mencari harga-harga sel evaluasi matriks, metode potensial terlebih dahulu harus menyusun satu matriks perantara. Matriks asli dari transportasi dinyatakan dengan, matriks antara yang akan dijelaskan dinyatakan dengan, sedangkan matriks evaluasi dinyatakan dengan. Berdasarkan alokasi basis, maka sel dari basis dinyatakan dengan. Selsel ini mempunyai jumlah sebanyak. Selanjutnya dicari harga-harga untuk setiap baris dan harga-harga untuk setiap kolom, dengan perantara persamaan : Telah diketahui bahwa jumlah sel yang mendapat alokasi awal atau jumlah sel yang menjadi basis ialah sebanyak, sehingga dengan demikian terdapat persamaan. Supaya persamaan ini dapat dipecahkan,

34 21 sebenarnya diperlukan satu persamaan lagi, dan untuk itu diperoleh dengan memilih salah satu harga dari atau dengan konstanta tertentu (biasanya dipilih salah satu dari harga berikut atau ). Setelah harga-harga dan diketahui, maka dicari harga-harga sel lain yang tidak menjadi basis, yaitu dengan menggunakan persamaan:. Matriks yang diperoleh adalah matriks perantara yang disimbolkan dengan matriks. Adapun langkah-langkah metode potensial adalah sebagai berikut : 1. Isi tabel awal dengan metode penyelesaian awal. 2. Menentukan nilai setiap baris ( ) dan nilai setiap kolom ( dengan menggunakan hubungan, untuk setiap variabel basis dan baris pertama diberi nilai 0 ( ). 3. Menghitung matriks perubahan biaya untuk setiap variabel non basis dengan menggunakan rumus, dimana merupakan matriks biaya awal dan merupakan matriks perantara yang diperoleh dari langkah ke Apabila hasil perhitungan terdapat nilai negatif, maka solusi belum optimal. Selanjutnya pilih dengan niali negatif terbesar sebagai entering variabel. 5. Ulangi langkah-langkah tersebut di atas, mulai langkah ke-2 sampai diperoleh biaya terendah. Bila masih terdapat yang bernilai negatif maka alokasi masih dapat di ubah untuk mengurangi biaya pengangkutan. Bila sudah tidak ada yang bernilai negatif maka sudah optimal Degenerasi dan Redundansi Untuk mengevaluasi kotak kosong dalam menentukan entering variable, banyaknya kotak terisi (variabel basis) harus sama dengan. Jika suatu tabel transportasi memiliki kurang dari kotak terisi maka ini disebut degenerasi. Hal ini dapat terjadi pada solusi awal atau selama iterasi berikutnya. Pengujian menggunakan solusi optimal baik menggunakan metode Stepping stone maupun MODI harus memenuhi persyaratan (m+n-1). Oleh karena

35 22 itu, apabila dari solusi awal belum memenuhi persyaratan tersebut maka eksekusi tidak dapat dilakukan. Untuk kasus degenerasi, dimana jumlah sel yang terisi kurang dari persyaratan (m+n-1), maka pada salah satu sel yang kosong harus ditambahkan nilai epsilon. merupakan bilangan positif yang nilainya sangat kecil. Penambahan dapat dilakukan pada sel kosong dengan memperhatikan proses eksekusi solusi optimal. Nilai tidak ditempatkan pada sel kosong dimana disekelilingnya terdapat tiga sel yang terisi. Untuk kasus redundansi, dimana jumlah sel yang terisi melebihi dari persyaratan (m+n-1), maka terjadi penggabungan dua sel atau lebih menjadi satu sel. Penggabungan tersebut dilakukan pada sel-sel baris dengan memperhatikan besarnya permintaan dan persediaan yang ada

36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilakukan pada Perum Bulog Sub Divre Medan yang berlokasi di Jl. Sisimangaraja Km. 10,2 Medan. 3.2 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan teknik pengumpulan data dengan riset kepustakaan. Jenis penelitian terdiri dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sehingga pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. 3.3 Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung. Data yang diperoleh oleh penulis berupa data yang melalui kepustakaan dokumen-dokumen atau laporan tertulis serta informasinya lainnya

37 24 yang berhubungan dengan pendistribusian Rastra pada Perum Bulog Sub Divre Medan. 3.4 Analisis Data Analisa adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan,serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Data yang diperoleh dari Perum Bulog Sub Divre Medan dilakukan analisis dan perhitungan terhadap data tersebut. Langkahlangkah untuk menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menentukan solusi awal dengan menggunakan metode VAM 2. Setelah memperoleh tabel solusi awal dengan metode VAM, selanjutnya periksa apakah sel basis dari tabel solusi awal sudah terpenuhi buah sel basis, jika solusi awal kurang dari maka harus ditambahkan variabel dummy agar proses pengecekan keoptimalan dan iterasi dapat dilakukan 3. Mencari solusi optimal dengan menggunakan metode MODI.

38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data Persediaan Rastra Dalam kegiatan pendistribusian rastra pada Perum Bulog Sub Divre Medan mempunyai gudang penyimpanan beras untuk memenuhi permintaan konsumen. Data lokasi gudang dan kapasitas persediaan beras di masing-masing gudang pada tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.1 No. Gudang Lokasi Tabel 4.1 Kapasitas Persediaan Rastra Tahun 2017 Sumber: Perum Bulog Sub Divre Medan Total Persediaan (kg) 1. Mabar Medan Pulo Brayan D I Medan Pulo Brayan D II Medan Labuhan Deli Medan Paya Pasir Tebing Tinggi Jumlah Data Permintaan Rastra Data permintaan yang di maksud pada penelitian ini adalah data beras yang didistribusikan oleh Perum Bulog Sub Divre Medan. Adapun data permintaan yang di ambil adalah data permintaan rastra pada tahun Data permintaan rastra dari masing-masing gudang ke masing-masing Kabupaten/kota terlihat pada tabel 4.2.

39 26 Tabel 4.2 Penyaluran Beras Sejahtera (Rastra) Tahun 2017 No. Gudang Kabupaten/kota Permintaan (Kg) Kota Binjai Mabar Kab. Langkat ,36 Kab. Deli Serdang ,42 Kab. Serdang Bedagai Pulo Brayan D I Kab. Langkat ,65 Kab. Deli Serdang ,32 Kota Binjai Pulo Brayan D II Kab. Langkat ,36 Kab. Deli Serdang ,26 Kab. Serdang Bedagai Kab. Langkat ,33 4. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang Kab. Serdang Bedagai Kota Tebing Tinggi Paya Pasir Kab. Deli Serdang Kab. Serdang Bedagai Jumlah Sumber: Perum Bulog Sub Divre Medan Data Biaya Transportasi dari Gudang ke Kabupaten/Kota Data biaya transportasi dari gudang ke Kabupaten/Kota merupakan biaya yang berhubungan dengan pengangkutan produk rastra. Dalam pendistribusian beras perusahaan menggunakan jasa angkutan darat yaitu truk. Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya pengiriman tiap satu kilogram rastra dari beberapa gudang ke beberapa Kabupaten/Kota. Data biaya transportasi dari gudang ke beberapa Kabupaten/Kota tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

40 27 Tabel 4.3 Biaya Transportasi dari Gudang ke Kabupaten/kota Tahun 2017 No. Gudang Kabupaten/kota Biaya Transportasi (Rp/Kg) Kota Binjai 93,5 Kota Tebing Tinggi 86,5 1. Mabar Kab. Langkat 106,5 Kab. Deli Serdang 102 Kab. Serdang Bedagai 102 Kota Binjai 89,5 Kota Tebing Tinggi 90,5 2. Pulo Brayan D I Kab. Langkat 109,5 Kab. Deli Serdang 98 Kab. Serdang Bedagai 99 Kota Binjai 87,5 Kota Tebing Tinggi 93,5 3. Pulo Brayan D II Kab. Langkat 108 Kab. Deli Serdang 98 Kab. Serdang Bedagai 95 Kota Binjai 107,5 Kota Tebing Tinggi Labuhan Deli Kab. Langkat 120,5 Kab. Deli Serdang 97 Kab. Serdang Bedagai 114 Kota Binjai 127 Kota Tebing Tinggi 60,5 5. Paya Pasir Kab. Langkat 148 Kab. Deli Serdang 108 Kab. Serdang Bedagai 77,5 Sumber: Perum Bulog Sub Divre Medan

41 Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Data- data yan telah diperoleh dari Perum Bulog Sub Divre Medan dituliskan dalam bentuk tabel transportasi, tujuannya adalah untuk meringkas dan menyajikan dengan jelas data-data yang telah diperoleh. Tabel 4.4 merupakan tabel transportasi pengolahan data kapasitas persediaan, data permintaan, dan data biaya transportasi rastra dari masing-masing gudang ke masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2017 yang dikeluarkan perusahaan. Tabel 4.4 Data Kapasitas Persediaan, Permintaan, dan Biaya Transportasi dalam Bentuk Tabel Transportasi Biaya Angkut (Rp/kg) Gudang Tujuan Binjai Tebing Tinggi Langkat Deli Serdang Serdang Bedagai Supply Mabar 93,5 86,5 106, Pulo Brayan D I 89,5 90,5 109, Pulo Brayan D II 87,5 93, Labuhan Deli 107, , Paya Pasir , , Demand Sumber : Perum Bulog Sub Divre Medan Sehingga dapat diformulasikan kedalam model program linier sebagai berikut : Minimumkan:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Pendistribusian barang atau jasa merupakan salah satu bagian penting dari kegiatan sebuah instansi pemerintah ataupun perusahaan tertentu Masalah transportasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Masalah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali muncul di Inggris selama Perang Dunia II. Inggris mula-mula tertarik menggunakan metode kuantitatif dalam

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA 130803024 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah rencana transportasi sebuah

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 299 311. APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN Lolyta Damora

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354). BAB III MODEL TRANSPORTASI. Pendahuluan Permasalahan transportasi berkaitan dengan pendistribusian beberapa komoditas dari beberapa pusat penyediaan, yang disebut dengan sumber menuju ke beberapa pusat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI 34 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi Hamdy A Taha (1996) mengemukakan bahwa dalam arti sederhana, model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Distribusi merupakan proses pemindahan barang-barang dari tempat produksi ke berbagai tempat atau daerah yang membutuhkan. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa

Lebih terperinci

SKRIPSI HALIMATUSSA DIYAH BB DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018

SKRIPSI HALIMATUSSA DIYAH BB DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 PERBANDINGAN METODE STEPPING STONE DAN METODE REVISED DISTRIBUTION (RDI) UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN (STUDI KASUS: PT. MEGA ELTRA CABANG MEDAN) SKRIPSI HALIMATUSSA DIYAH BB 140803071 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa perkembangan transportasi terwujud dalam bentuk kemajuan alat angkut yang selalu mengikuti dan mendorong kemajuan teknologi transportasi. Pada umumnya masalah

Lebih terperinci

Metode Transportasi. Rudi Susanto

Metode Transportasi. Rudi Susanto Metode Transportasi Rudi Susanto Pendahuluan METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama

Lebih terperinci

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL 6 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi Vogel Approximation Methods (VAM) 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Teori dan Konsep 2.. Pengertian Manajemen Produksi/Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai metode transportasi, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN SKRIPSI

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN SKRIPSI APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN SKRIPSI LOLYTA DAMORA SIMBOLON 090803069 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC) TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC) 4 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi North West Coner (NWC) 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode

Lebih terperinci

TRANSPORTATION PROBLEM

TRANSPORTATION PROBLEM Media Informatika Vol. No. (27) TRANSPORTATION PROBLEM Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. Juanda 9 Bandung 2 E-mail : Carlo27@telkom.net Abstrak Di sini akan

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 407 418. OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ Diah Purnama Sari, Faigiziduhu Bu ulolo, Suwarno Ariswoyo

Lebih terperinci

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS E-ISSN: 2548-3587 103 Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI) Herlawati 1,* 1 Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Istilah Riset Operasi (Operation Research) pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset Operasi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Distriusi Distriusi dapat diartikan seagai kegiatan pemasaran untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian arang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XI : MODEL TRANSPORTASI e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Model Transportasi Merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai

Lebih terperinci

BAB VII METODE TRANSPORTASI

BAB VII METODE TRANSPORTASI BAB VII METODE TRANSPORTASI Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. MEGA ELTRA PERSERO CABANG MEDAN SKRIPSI

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. MEGA ELTRA PERSERO CABANG MEDAN SKRIPSI OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. MEGA ELTRA PERSERO CABANG MEDAN SKRIPSI DIAH PURNAMA SARI 090803062 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

TEKNIK RISET OPERASI UNDA BAB V METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempattempat yang membutuhkan secara

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

Model Transportasi /ZA 1

Model Transportasi /ZA 1 Model Transportasi 1 Model Transportasi: Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah sumber (sources)

Lebih terperinci

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70 METODE TRANSPORTASI Metode Kuantitatif. 70 POKOK BAHASAN VI METODE TRANSPORTASI Sub Pokok Bahasan : 1. Metode North West Corner Rule 2. Metode Stepping Stone. 3. Metode Modi 4. Metode VAM Instruksional

Lebih terperinci

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 3(216), hal 249 256. PERBANDINGAN METODE STEPPING STONE DAN MODIFIED DISTRIBUTION DENGAN SOLUSI AWAL METODE LEAST COST UNTUK MEMINIMUMKAN

Lebih terperinci

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 MODEL TRANSPORTASI METODE TRANSPORTASI Transportasi Lokasi sumber Lokasi tujuan Transportasi distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE POTENSIAL DALAM MENENTUKAN BIAYA DISTRIBUSI MINIMUM (STUDI KASUS : PT. MITRA PERKASA DHIAN ABADI) SKRIPSI JELLY LUIS

PENERAPAN METODE POTENSIAL DALAM MENENTUKAN BIAYA DISTRIBUSI MINIMUM (STUDI KASUS : PT. MITRA PERKASA DHIAN ABADI) SKRIPSI JELLY LUIS PENERAPAN METODE POTENSIAL DALAM MENENTUKAN BIAYA DISTRIBUSI MINIMUM (STUDI KASUS : PT. MITRA PERKASA DHIAN ABADI) SKRIPSI JELLY LUIS 100803029 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang berdiri di tengah kehidupan masyarakat. Berdirinya suatu perusahaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat mempunyai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Masalah Transportasi Salah satu permasalahan khusus dalam program linier adalah masalah transportasi Untuk menyelesaikan permasalahan ini digunakan metode transportasi Dikatakan

Lebih terperinci

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 0 PENELITIAN OPERASIONAL Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA http://wwwmercubuanaacid JAKARTA 007 PENDAHULUAN Suatu

Lebih terperinci

Model Transportasi 1

Model Transportasi 1 Model Transportasi 1 Model ini berawal dari tahun 1941 ketika F.L. Hitchkok mengetengahkan studi yang berjudul The Distribution of a Product from Several Sources to Numerous Localities Tahun 1947, T.C.Koopmans

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Produksi dan Operasi Manajeman (management) merupakan proses kerja dengan menggunakan orang dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan (Bateman, Thomas S. : 2014)

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network :

Lebih terperinci

MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI MASALAH TRANSPORTASI Transportasi pada umumnya berhubungan dengan distribusi suatu produk, menuju ke beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, dan biaya transportasi minimum. Transportasi mempunyai

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut: METODE TRANSPORTASI Pada umumnya masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu,

Lebih terperinci

TRANSPORTASI LEAST COST

TRANSPORTASI LEAST COST TRANSPORTASI LEAST COST 5 Obyektif 1. Mengerti mengenai definisi Transportasi Least Cost 2. Memahami penggunaan metode transportasi dan menyelesaikan masalah menggunakan metode transportasi Least Cost

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model 2.1.1 Pengertian sistem Pengertian sistem dapat diketahui dari definisi yang diambil dari beberapa pendapat pengarang antara lain : Menurut Romney (2003, p2) sistem

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu sistem saluran-saluran yang menghubungkan titiktitik

Lebih terperinci

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS SEJAHTERA PADA PERUM BULOG SUB-DIVRE SIDOARJO

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS SEJAHTERA PADA PERUM BULOG SUB-DIVRE SIDOARJO --------------Jurnal Ilmiah : SOULMATH, Vol 6 (1), Maret 2018, Halaman 15-23-------------- APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS SEJAHTERA PADA PERUM BULOG SUB-DIVRE SIDOARJO

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 28 Mei 2013 sampai 28 Juni 2013, sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kepala Cabang PT. Mega

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu

Lebih terperinci

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah. PENJELASAN METODE STEPPING STONE Metode ini dalam merubah alokasi produk untuk mendapatkan alokasi produksi yang optimal menggunakan cara trial and error atau coba coba. Walaupun mengubah alokasi dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU) Majalah Ilmiah INTI, Volume 12, Nomor 2, Mei 217 ISSN 2339-21X IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU) Mohd. Rifqi Lutfir

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50 METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy Objektif: 1. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode North West Corner (NWC). 2. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode Vogel Approximation

Lebih terperinci

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST Deasy Permata Sari A12.2010.04110 Program Studi Sistem Informasi S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

Universitas Sam Ratulangi Manado

Universitas Sam Ratulangi Manado PENGOPTIMALAN BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN DI PERUSAHAAN UMUM BADAN URUSAN LOGISTIK DIVIS REGIONAL SULAWESI UTARA DAN GORONTALO DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN VOGEL Raynaldi Yudha Pratama 1), Marline

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRANSSHIPMENT DENGAN METODE NORTH WEST CORNER DAN METODE STEPPING STONE SKRIPSI MEGAYANTI NADAPDAP

PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRANSSHIPMENT DENGAN METODE NORTH WEST CORNER DAN METODE STEPPING STONE SKRIPSI MEGAYANTI NADAPDAP PENYELESAIAN PERMASALAHAN TRANSSHIPMENT DENGAN METODE NORTH WEST CORNER DAN METODE STEPPING STONE SKRIPSI MEGAYANTI NADAPDAP 120803030 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50 METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50 METODE TRANSPORTASI Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan Masalah transportasi, pada umumnya, berkaitan dengan mendistribusikan sembarang komoditi dari sembarang kelompok pusat pemasok (yang disebut SUMBER) ke sembarang pusat penerima (yang disebut TUJUAN) dalam

Lebih terperinci

biaya distribusi. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan:

biaya distribusi. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan: ' ' ANALISIS PENGALOKASIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI ABSTRAK PADA PT. XYZ Tujuan penelitian ini acialah untuk melihat apakah rnetode yang digunakan dalam Elvia Fardiana memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan diberikan kajian teori mengenai matriks dan operasi matriks, program linear, penyelesaian program linear dengan metode simpleks, masalah transportasi, hubungan masalah

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi Modul 5 MODEL TRANSPORTASI 5.1 Pengertian Model Transportasi Model transportasi adalah kelompok khusus program linear yang menyelesaikan masalah pengiriman komoditas dari sumber (misalnya pabrik) ke tujuan

Lebih terperinci

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV TRANSPORTATION PROBLEM D4 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV Pendahuluan Transportation Problem merupakan aplikasi dari programa linier untuk menentukan bagaimana mendistribusikan bahan, produk dari suatu

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015 i KATA PENGANTAR Kebutuhan akan

Lebih terperinci

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI LMSYH, M.Sc. Program Magister gribisnis Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA Trisnani Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma JL. Sisingamangaraja NO. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS Presented by Group 5 E49 0 SOAL-JAWAB PEMODELAN TRANSPORTASI DENGAN STUDI KASUS DISTRIBUSI KOMODITI GANDUM, BARLEY DAN OAT DI NEGARA EROPA MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management 6s-1 Linear Programming Operations Management MANAJEMEN William J. Stevenson 8 th edition 6s-2 Linear Programming METODE TRANSPORTASI suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber

Lebih terperinci

KAJIAN MASALAH TRANSSHIPMENT TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST - STEPPING STONE DAN METODE LEAST COST - MODI SKRIPSI

KAJIAN MASALAH TRANSSHIPMENT TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST - STEPPING STONE DAN METODE LEAST COST - MODI SKRIPSI KAJIAN MASALAH TRANSSHIPMENT TIDAK SEIMBANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST - STEPPING STONE DAN METODE LEAST COST - MODI SKRIPSI PUTRI WINDA SARI BB 120803037 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Transportasi merupakan komponen penting dalam operasional perusahaan karena sangat berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin MODEL TRANSPORTASI MODEL TRANSPORTASI Metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi

Lebih terperinci

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI Dimas Alfan Hidayat 1, Siti Khabibah, M.Sc 2, Suryoto, M.Si 2 Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

Lebih terperinci

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Metode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel vi DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel i ii iii iv vi viii ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 4

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Model Transportasi dalam Memaksimumkan Penjualan Tiket pada Perusahaan Shuttle Xtrans Cabang Bandung

Analisis Penggunaan Model Transportasi dalam Memaksimumkan Penjualan Tiket pada Perusahaan Shuttle Xtrans Cabang Bandung Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Penggunaan Model Transportasi dalam Memaksimumkan Penjualan Tiket pada Perusahaan Shuttle Xtrans Cabang Bandung 1 Siska Martinalopa, 2 Muhardi, 3 Poppie Sofiah

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian) Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, 95-100 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Manajemen Sains Model Transportasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pengertian Model transportasi adalah kelompok khusus program linear yang menyelesaikan masalah pengiriman

Lebih terperinci

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN LECTURE NOTES TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN Rojali, S.Si., M.Si rojali@binus.edu LEARNING OUTCOMES 1. Mahasiswa diharapkan dapat menafsirkan masalah nyata untuk analisis kuantitatif (LO2). 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metode Transportasi dikemukakan pertama kali oleh FL.Hitch Cock pada tahun 1941. Ia menyajikannya dalam suatu studi mengenai The Distribution of a Product From Several

Lebih terperinci

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN LECTURE NOTES TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN Rojali, S.Si., M.Si rojali@binus.edu LEARNING OUTCOMES 1. Mahasiswa diharapkan dapat menafsirkan masalah nyata untuk

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy Objektif: 1. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode North West Corner (NWC) dengan Dummy. 2. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan metode Vogel

Lebih terperinci

METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM)

METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM) PENGERTIAN Metode Transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network : Suatu

Lebih terperinci

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI Agus Sasmito Aribowo Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281 Yogyakarta

Lebih terperinci

PENENTUAN BIAYA OPTIMUM PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI SEIMBANG DENGAN VAM DAN MODI

PENENTUAN BIAYA OPTIMUM PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI SEIMBANG DENGAN VAM DAN MODI PENENTUAN BIAYA OPTIMUM PADA PERMASALAHAN TRANSPORTASI SEIMBANG DENGAN VAM DAN MODI Hendy Tannady 1 E-mail: htannady@bundamulia.ac.id 1 Penulis Hendy Tannady adalah dosen tetap sekaligus ketua program

Lebih terperinci

Optimization of Transportation Cost Using Genetic Algorithm

Optimization of Transportation Cost Using Genetic Algorithm Rizky Kusumawardani Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km 14.5 Yogyakarta rizky.kusumawardani@uii.ac.id ABSTRACT Transportation model is application of linear programming that is used to obtain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN UDINUS 1.1. PENGANTAR RISET OPERASI Sejak revolusi industri, dunia usaha mengalami perubahan dalam hal ukuran (besarnya) dan kompleksitas organisasi-organisasi perusahaan. Bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR Metode Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menentukan solusi optimal, yaitu : Metode Stepping Stone Metode Modified Distribution (Modi) Prinsip perhitungan kedua

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI PENYELESAIAN PERMASALAHAN RUTE TERPENDEK YANG DIPANDANG SEBAGAI MODEL TRANSSHIPMENT (PERSINGGAHAN) SKRIPSI YUPITER SITANGGANG

STUDI MENGENAI PENYELESAIAN PERMASALAHAN RUTE TERPENDEK YANG DIPANDANG SEBAGAI MODEL TRANSSHIPMENT (PERSINGGAHAN) SKRIPSI YUPITER SITANGGANG STUDI MENGENAI PENYELESAIAN PERMASALAHAN RUTE TERPENDEK YANG DIPANDANG SEBAGAI MODEL TRANSSHIPMENT (PERSINGGAHAN) SKRIPSI YUPITER SITANGGANG 050803047 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta TUGAS AKHIR STUDI PEMILIHAN METODE TRANSPORTASI YANG OPTIMAL PADA ALOKASI RASKIN DARI GUDANG KE KECAMATAN (Studi Kasus: Perum Bulog Sub Divre III Surakarta) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih)

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih) ISSN0216-3241 27 PENGGUNAAN METODE TRANSPORTASI DALAM PROGRAM LINIER UNTUK PENDISTRIBUSIAN BARANG Oleh Ni Ketut Kertiasih Jurusan Manajemen Informatika, FTK, Undiksha Abstrak Permasalahan transportasi

Lebih terperinci

PERSOALAN TRANSPORTASI

PERSOALAN TRANSPORTASI PERSOALAN TRANSPORTASI 1 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 2 Permintaan sama dengan penawaran Sesuai dengan namanya, persoalan transportasi pertama kali diformulasikan sebagai suatu prosedur khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum arti transportasi adalah adanya perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain dan dari beberapa tempat ke beberapa tempat lain. Tempat atau tempat-tempat

Lebih terperinci

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM PERSOALAN TRANSPORTASI Metode transportasi adalah suatu metode dalam Riset Operasi yang digunakan utk mengatur distribusi dari sumber-sumber yg menyediakan produk

Lebih terperinci

TRANSPORTASI & PENUGASAN

TRANSPORTASI & PENUGASAN TRANSPORTASI & PENUGASAN 66 - Taufiqurrahman Metode Transportasi Suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumbersumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-tempat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Transportasi Masalah transportasi merupakan pemrograman linear jenis khusus yang berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke tujuan (misalnya,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN PUPUK DI WILAYAH SULAWESI TENGAH MELALUI MODEL TRANSSHIPMENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE VOGEL APPROXIMATION

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN PUPUK DI WILAYAH SULAWESI TENGAH MELALUI MODEL TRANSSHIPMENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE VOGEL APPROXIMATION JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 211-221) ISSN : 2450 766X OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN PUPUK DI WILAYAH SULAWESI TENGAH MELALUI MODEL TRANSSHIPMENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE VOGEL APPROXIMATION M.

Lebih terperinci