PEMODELAN MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN STOCHASTIC GOAL PROGRAMMING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN STOCHASTIC GOAL PROGRAMMING"

Transkripsi

1 PEMODELAN MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN STOCHASTIC GOAL PROGRAMMING: STUDI KASUS PADA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DI PLTGU PT PJB UP GRESIK. Rina Puspitaningrum Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya Abstrak Ketidakpastian pasokan bahan bakar gas telah menjadi hal yang menganggu pada proses produksi listrik di PLTGU PT PJB UP Gresik. Oleh karena itulah, digunakan bahan bakar minyak HSD untuk mengisi kekurangan pasokan tersebut. Pemodelan untuk mencari komposisi yang tepat antara kedua jenis bahan bakar tersebut dilakukan guna mendapatkan biaya produksi yang minimum dan pemenuhan permintaan beban konsumen serta keuntungan yang maksimum. Pada Tugas Akhir ini digunakan stochastic goal programming (SGP) untuk melakukan pemodelan dengan ketidakpastian atau variabel random seperti kasus yang dihadapi PLTGU. SGP mampu mereduksi masalah stokastik menjadi pemrograman kuadratik dengan kendala-kendala yang linear. Pada pemodelan ini, pembobotannya menggunakan Absolute Risk Aversion. Dari perhitungan yang dilakukan, didapatkan pemakaian bahan bakar minyak HSD sebesar 11,488,000,000 Kcal dan pemakaian gas sebesar 32,248,000,000 Kcal. Dengan komposisi tersebut, semua fungsi tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi secara optimum. Kata kunci: ketidakpastian, stochastic goal programming, variabel random, pemrograman kuadratik, Absolute Risk Aversion I. PENDAHULUAN Kelangkaan dan ketakteraturan dalam pasokan bahan bakar baik minyak maupun gas telah menjadi berita yang kerap muncul dan cukup mengganggu belakangan ini. Tak hanya mengimbas pada perorangan, perusahaan-perusahaan negara pun tak luput dari kondisi tersebut, tak terkecuali PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik (PT PJB UP Gersik). PT PJB UP Gresik merupakan salah satu anak perusahaan dari (PLN) yang bergerak dalam sektor pembangkitan dan menjadi salah satu produsen penghasil listrik yang melayani kebutuhan listrik Pulau Jawa dan Bali. PT PJB memiliki tiga unit pembangkitan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Pada Tugas Akhir ini, digunakan data sekunder yang didapat dari bagian bahan bakar di unit PLTGU, sehingga masalah yang dibahas hanya mengacu pada persoalan bahan bakar di unit tersebut. Dengan posisinya sebagai produsen listrik, bahan bakar merupakan hal vital yang sangat menentukan pelaksanaan proses produksi pada PLTGU. Ada dua jenis bahan bakar yang digunakan PLTGU PJB, yaitu gas sebagai bahan bakar utama dan minyak HSD (High Speed Diesel) sebagai bahan bakar cadangan. Ketidakpastian pasokan gas menjadikan ketersediaan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar cadangan menjadi sangat penting. Pada kasus nonrandom, untuk mengoptimumkan beberapa tujuan tertentu, langsung bisa digunakan deterministic goal programming (DGP). DGP adalah salah satu metode pemodelan matematika yang mampu menyelesaikan kasus pengoptimuman multi-tujuan dengan data-data yang tidak mengandung variabel random, sehingga kurang cocok diterapkan pada kasus ketidakpastian seperti pada masalah bahan bakar di atas Teknik pemodelan awal yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ketidakpastian adalah chance contrained programming (CCP). Namun, Bravo dan Gonzales (2009) menyatakan 1

2 bahwa CCP kurang praktis jika diterapkan untuk kasus-kasus yang lebih umum dan rumit. Teknik penyelesaian lain untuk kasus multi-tujuan yang kerap digunakan dewasa ini adalah fuzzy goal programming (FGP) dan stochastic goal programming (SGP). Permasalahan bahan bakar di PLTGU sebelumnya pernah dianalisa menggunakan FGP oleh Sari (2011), tetapi metode tersebut masih memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah sulitnya mengestimasi membership function dan terlalu banyaknya cara untuk menginterpretasi aturan-aturan fuzzy (Russell & Norvig, 2006). Karena itulah, pada Tugas Akhir ini digunakan metode stochastic goal programming (SGP) untuk menangani masalah yang dialami PLTGU. SGP adalah salah satu cabang matematika yang mampu melakukan pendekatan untuk pemodelan multi-tujuan dengan data-data yang mengandung ketidakpastian, yang pembobotannya berbasis pada Absolute Risk Aversion (Ballestero 2001). SGP memiliki aspek operasional yang hampir sama dengan model mean-varians Markowitz (Bravo & Gonzalez, 2009). SGP juga sangat cocok untuk memodelkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan (Munoz & Ruiz, 2009; Ben Abdelaziz et al., 2007), misalnya saja masalah biaya produksi dan keuntungan yang dihubung-kan dengan permintaan beban konsumen seperti dalam Tugas Akhir ini. Ballestero (2001) menyatakan bahwa metode SGP dengan pembobotan adalah cukup umum dan mudah diaplikasikan pada kasus-kasus dalam kehidupan nyata. Proses perhitungannya tidak memerlukan kalkulasi yang rumit karena masalah yang ada telah direduksi ke dalam bentuk kuadratik dengan kendala-kendala linear. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stochastic Goal Programming SGP merupakan salah satu pendekatan untuk goal programming yang mengandung ketidakpastian, yang pembobotannya dilakukan sesuai dengan keinginan dari para pembuat keputusan dan juga berdasar pada Absolute Risk Aversion (ARA). Seperti model mean-varians (E-V), SGP berbasis pada hipotesis maksimisasi. Ballestero (2001) memformulasikan tujuan dari SGP sebagai berikut: (2.1) dengan adalah fungsi tujuan ke-, adalah variabel keputusan ke-, dan adalah variabel random dari fungsi tujuan ke- dan variabel keputusan ke-. Karena berdasar pada hipotesis maksimisasi, prinsip dari pemodelan ini adalah the more the better, atau semakin besar semakin baik. Pada kenyataanya, ada beberapa tujuan yang mempunyai prinsip the more the worse atau semakin besar semakin buruk, misalnya saja biaya produksi. tersebut bisa dikonversi ke dalam bentuk the more the better dengan mengubahnya menjadi: (2.2) dengan adalah target maksimum yang didapat dari data referensi. Untuk lebih jelasnya, dapat ditinjau kembali konsep-konsep dari berikut ini Fungsi Kegunaan Dalam teori kegunaan, dikenal fungsi kegunaan (utility function), dengan adalah fungsi tujuan. Jika dihubungkan dengan fungsi kegunaan, tujuan bisa didefinisikan sebagai maksimisasi/minimisasi dari: (2.3) Absolute Risk Aversion Risk Aversion adalah sebuah konsep dalam psikologi, ekonomi, dan finansial yang didasarkan pada perilaku manusia yang mengandung ketidakpastian. Perumusan koefisien ARA adalah sebagai berikut: (2.4) Dalam ilmu ekonomi, exponential utility adalah bentuk yang spesifik dari fungsi kegunaan, sering digunakan dalam banyak bidang karena kelebihannya dalam menyelesaikan kasus-kasus yang mengandung resiko. Secara formal, perumusan exponential utility diberikan oleh: (2.5) dengan adalah konstanta positif yang merepresentasikan derajat ARA (Levy, 2006). Dalam Tugas Akhir ini, nilai yang digunakan adalah 1. 2

3 2.1.3 Model Mean-Varians Model mean-varians (E-V) adalah dasar dari SGP. Perbedaan paling mendasar di antara keduanya adalah bahwa E-V hanya menyelesaikan persoalan dengan satu tujuan, sementara SGP mampu menyelesaikan kasus-kasus multi-tujuan. Formulasi SGP dapat ditulis sebagai berikut: dengan kendala: atau (2.6) (untuk tujuan dengan prinsip the more the better ), (2.7) (untuk tujuan dengan prinsip the more the worse ), (2.8) bersama dengan kendala-kendala lain yang mungkin dan kondisi taknegatif dari tiap variabel, dengan adalah target atau level aspirasi dari. adalah vektor baris dari variabel keputusan, dengan dan adalah matriks transpos dari. Matriks variabilitas didapat dari penjumlahan matriks kovarians, yaitu matriks kovarians dari fungsi tujuan ke-. (2.9) dengan dan adalah bobot gabungan yang komponen-komponennya adalah sebagai berikut: dan sebagai bobot preferensi dari pembuat keputusan untuk masing-masing tujuan dan dan adalah koefisien ARA untuk masing-masing tujuan. 2.2 Matriks Kovarians Dalam teori probabilitas, matriks kovarians adalah matriks yang elemen pada posisi dan -nya merupakan kovarians antara elemen kedan ke- dari vektor random (disebut juga vektor dari variabel random) (Higham, 2002). Jika vektor kolom adalah variabel random, masing-masing dengan varians terbatas, maka matriks kovarians pada baris ke- dan kolom ke- adalah kovarians sehingga didapatkan: (2.10) (2.11) 2.3 Matriks Hessian Dalam matematika, matriks Hessian adalah matriks kuadrat dari turunan kedua parsial dari suatu fungsi (Binmore & Davies, 2007). Diberikan fungsi kuadrat bernilai real. Jika dituliskan ke dalam notasi matriks, didapatkan bentuk sebagai berikut (2.12) dengan adalah matriks Hessian, adalah vektor kolom yang mewakili persama linear dari, dan adalah matriks transpos dari. Dan jika semua turunan kedua parsial dari ada, maka matriks Hessian dari adalah dengan adalah operator turunan yang berkaitan dengan argumen ke-. Sehingga matriks Hessian dapat ditulis menjadi: ) (2.13) Pada Tugas Akhir ini, matriks Hessian berguna dalam penyelesaian masalah pemrograman kuadratik menggunakan salah satu fitur dari Matlab, yaitu quadprog. 2.4 PLTGU PT PJB UP Gresik Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah salah satu unit pembangkitan yang ada di PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik, atau yang lebih dikenal dengan nama PT PJB UP Gresik. PLTGU itu sendiri memiliki tiga unit produksi, yaitu blok 1, blok 2, dan blok 3 (Permana, Ramadhani, & Prasetyo, 2008). 3

4 III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tahap Persiapan - Identifikasi Permasalahan - Studi Literatur 2. Tahap Pengumpulan Data 3. Tahap Pengolahan Data dan Pembuatan Model - Mendefinisikan Fungsi - Menganalisa Konstanta - Merumuskan Fungsi 4. Tahap Formulasi Model dengan SGP - Menentukan Bobot - Menghitung Matriks Kovarians - Memformulasikan Model Mean-Varians 5. Tahap Penyelesaian Masalah dengan Matlab 6. Tahap Penarikan Kesimpulan 7. Tahap Penyusunan Laporan IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Permasalahan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik (PLTGU PT PJB UP Gresik) adalah salah satu unit pembangkitan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang terletak di provinsi Jawa Timur. Ada dua jenis bahan bakar yang digunakan PLTGU PJB, yaitu gas sebagai bahan bakar utama dan minyak HSD (High Speed Diesel) sebagai bahan bakar cadangan. Ketidakpastian pasokan gas menjadikan ketersediaan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar cadangan menjadi sangat penting. Tapi tentu saja, harga minyak yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga bahan bakar gas adalah masalah yang tidak bisa begitu saja diabaikan karena besarnya biaya produksi adalah salah satu hal pokok yang mempengaruhi keuntungan perusahaan. Selain itu, meningkatnya biaya poduksi akibat komposisi bahan bakar yang kurang tepat tersebut juga akan berimbas pada pemenuhan permintaan beban konsumen. Di sisi lain, PT PJB juga harus tetap memperhitungkan jumlah minyak HSD ideal yang akan digunakan tiap harinya. Penggunaan yang terlampau sedikit juga kurang menguntungkan, mengingat bahwa pengendapan minyak HSD yang terlalu lama pada tangki penyimpanan juga akan berdampak buruk pada kualitas minyak. Keterangan tambahan tentang pemakaian minyak dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Keterangan kapasitas tangki PLTGU UNIT KAPASITAS TANGKI (liter) DEAD STOCK (liter) KAPASITAS EFEKTIF (liter) =2-3 PLTGU / HSD Receiving Tank 1 20,000,000 1,037,494 18,962, ,000,000 1,025,818 18,974,182 Storage Tank 1 20,000,000 2,725,274 17,274, ,000,000 2,708,964 17,291,036 TOTAL 80,000,000 7,497,550 72,502,450 Konsumsi per hari pada 100% load: 3,200,000 liter Sumber: Bagian Bahan Bakar Unit PLTGU PT PJB UP Gresik 4.2 Pengolahan Data dan Pembuatan Model Pada bab ini dilakukan pengolahan data sekunder dari perusahaan, untuk pada akhirnya dilakukan pemodelan dengan langkah-langkah sebagai berikut Mendefinisikan Fungsi Pada Tugas Akhir ini, penelitian difokuskan pada pengoptimuman komposisi dua jenis bahan bakar pada PLTGU, yaitu minyak HSD dan gas, dengan mempertimbangkan biaya produksi yang minimum, permintaan beban konsumen yang terpenuhi secara maksimum, dan keuntungan yang maksimum. Dihubungkan dengan persamaan 2.1 dan persamaan 2.3, fungsi-fungsi tujuan tersebut didefinisikan sebagai, (4.1) dengan adalah fungsi tujuan ke- dan adalah variabel random dari fungsi tujuan ke- dan bahan bakar. Sementara adalah variabel keputusan dengan adalah jumlah pemakaian bahan bakar minyak HSD (dalam Kcal) dan adalah jumlah pemakaian bahan bakar gas (dalam Kcal). Dihubungkan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi PLTGU, didapatkan fungsi-fungsi tujuan sebagai berikut. 4

5 1. Fungsi tujuan pertama, yaitu meminimumkan biaya produksi. Sesuai persamaan 4.1, fungsi tujuan pertama dapat dituliskan sebagai: (4.2) dengan adalah nilai variabel random dari harga bahan bakar. Hasil analisa dari tujuan pertama menunjukkan bahwa ada kaitan antara harga panas bahan bakar dan biaya produksi. Harga panas bahan bakar merupakan harga bahan bakar tiap satuan energinya, yaitu kalori. Sehingga, jika masing-masing harga bahan bakar tersebut (dalam Rp/Kcal) dihubungkan dengan banyaknya pemakaian tiap bahan bakar (dalam Kcal), didapatkan suatu nilai dari biaya produksi per hari dari perusahaan (dalam Rp). 2. Fungsi tujuan kedua, yaitu memaksimumkan pemenuhan permintaan beban konsumen. Sesuai persamaan 4.1, fungsi tujuan kedua dapat dituliskan sebagai: (4.3) dengan adalah nilai variabel random dari produksi beban per pemakaian bahan bakar. Hasil analisa dari tujuan kedua menunjukkan bahwa produksi beban per pemakaian bahan bakar dapat dikaitkan dengan permintaan beban konsumen. Pemakaian bahan bakar yang sama pada suatu proses produksi tidak selalu menghasikan jumlah beban yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah keandalan mesin itu sendiri atau kerusakan yang mungkin terjadi pada mesin, yang perhitungannya tidak berpengaruh dalam pemodelan ini. Oleh karena itulah, banyaknya bahan bakar (dalam Kcal) yang dihubungkan dengan hasil produksi beban per pemakaian bahan bakar pada tiap proses produksi (dalam KWh/Kcal) dapat mempengaruhi terpnuhinya permintaan beban konsumen (dalam KWh). 3. Fungsi tujuan ketiga, yaitu memaksimumkan keuntungan. Sesuai persamaan 4.1, fungsi tujuan ketiga dapat dituliskan sebagai: dengan (4.4) adalah nilai variabel random dari harga jual beban dengan menggunakan masing-masing bahan bakar. Tabel 4.2 Fungsi tujuan dan variabel randomnya Fungsi Fungsi Pertama Fungsi Kedua Fungsi Ketiga Variabel Random Keterangan variabel random dari harga bahan bakar minyak HSD variabel random dari harga bahan bakar gas variabel random dari produksi beban per pemakaian bahan bakar minyak HSD variabel random dari produksi beban per pemakaian bahan bakar gas variabel random dari harga jual beban yang menggunakan bahan bakar minyak HSD variabel random dari harga jual beban yang menggunakan bahan bakar gas Hasil analisa fungsi tujuan ketiga menunjukkan bahwa harga jual beban (dalam Rp/Kcal) bisa dihubungkan dengan biaya produksi (dalam Rp) untuk memaksimumkan keuntungan. Artinya, semakin besar selisih harga jual tersebut dengan biaya produksi, keuntungan dari perusahaan akan semakin besar. Untuk lebih jelasnya, penjabaran variabelvariabel random tersebut dapat dilihat pada Tabel Analisa Konstanta Dari Tabel 4.1 dapat diketahui beberapa konstanta sebagai berikut: 1. Kapasitas tangki HSD di PLTGU adalah sebesar 80,000,000 liter. 2. Nilai dead stock telah ditetapkan oleh perusahaan, dengan batas minimum yang besarnya mencapai 7,491,550 liter. 3. Kapasitas efektif adalah kapasitas tangki dikurangi dengan deadstock. Sehingga, Kapasitas efektif (dalam liter) (4.5) Karena 1 liter = 9, Kcal, jika satuan liter (volume) tersebut diubah ke dalam satuan Kcal (energi), persamaan 4.5 menjadi: Kapasitas efektif 5

6 (4.6) 4. Konsumsi HSD maksimum per hari yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan data adalah 3,200,000 liter. Jika diubah ke satuan energi, didapatkan: Konsumsi HSD maks (4.7) Konstanta-konstanta tersebut digunakan sebagai nilai ruas kanan dari kendala tambahan Merumuskan Fungsi Pada Tabel 4.2 diperlihatkan keterangan dari variabel-variabel random yang terkait dengan pemodelan ini. Pengolahan data-data tersebut digunakan untuk mendapatkan perhitungan mean yang bisa dilihat pada Tabel 4.4. Dan perumusan selengkapnya dibahas pada sub-sub bab ini. Jika dihubungkan dengan target, fungsifungsi tujuan yang telah didefinisikan pada subsub bab sebelumnya berubah menjadi kendala tujuan, yaitu sebagai berikut: tujuan pertama ( ): biaya produksi (4.8) tujuan kedua ( ): pemenuhan beban konsumen : (4.9) tujuan ketiga ( ): keuntungan (4.10) dengan adalah target dari masing-masing kendala tujuan, seperti dijabarkan pada Tabel 4.3. Dari ketiga persamaan tersebut dapat diketahui bahwa: 1. tujuan pertama memiliki makna bahwa perusahaan ingin mendapatkan biaya produksi yang lebih kecil dari target ; 2. tujuan kedua berarti bahwa perusahaan menginginkan produksi beban yang setidaktidaknya terpenuhi sesuai target ; dan 3. tujuan ketiga berarti bahwa perusahaan menginginkan harga jual beban yang lebih besar dari target. Karena SGP berbasis pada hipotesis maksimisasi, semua kendala tujuan diubah ke dalam prinsip the more the better. Biaya produksi memiliki prinsip the more the worse, sehingga sesuai dengan persamaan 2.2, persamaan 4.8 diubah menjadi:, (4.11) dengan adalah biaya produksi tertinggi yang didapatkan dari data. Permintaan beban konsumen dan keuntungan memiliki prinsip the more the better, sehingga persamaan 4.9 dan persamaan 4.10 tetap. Tabel 4.3 tujuan dan targetnya Pertama Kedua Ketiga Target Keterangan Nilai harapan dari biaya produksi (Tabel 4.2 kolom 5) Nilai harapan dari permintaan beban konsumen (Tabel 4.4 kolom 7) Nilai harapan dari biaya produksi (Tabel 4.5 kolom 7) Tabel 4.4 tujuan dan hasil perhitungan mean dari data Pertama Kedua Ketiga Data dan Nilai Mean Harga Panas Bahan Bakar (Rp/Kcal) Biaya Produksi (10 10 Rp) Produksi Beban/Pemak aian Bahan Bakar (KWh/Kcal) Permintaan Beban (10 10 KWh) Harga Jual Beban (Rp/KWh) Biaya Produksi (10 10 Rp) BBM BBG Perumusan fungsi kendala dilakukan dengan cara menghubungkan masing-masing kendala tujuan - 6

7 yang telah didefinisikan dengan hasil perhitungan mean pada Tabel tujuan pertama: Dihubungkan dengan perhitungan yang telah didapatkan pada Tabel 4.4, persamaan 4.11 berubah menjadi: (dalam Rupiah) 2 tujuan kedua: Dihubungkan dengan perhitungan yang telah didapatkan pada Tabel 4.4, persamaan 4.9 berubah menjadi: (dalam KWh) 3. tujuan ketiga: Dihubungkan dengan perhitungan yang telah didapatkan pada Tabel 4.4, persamaan 4.7 berubah menjadi: (dalam Rupiah) -kendala tambahan: 1. Untuk menghindari posisi kritis, pemakaian bahan bakar minyak tidak dibolehkan melebihi kapasitas efektif. Sehingga, jika dihubungkan dengan persamaan 4.10, didapatkan perumusan sebagai berikut: 2. Pemakaian bahan bakar diharapkan tidak akan melebihi expected value dari pemakaian bahan bakar total. Jika dihubungkan dengan mean bahan bakar total, didapatkan persamaan sebagai berikut: 3. Sesuai dengan data, perusahaan menginginkan pemakaian bahan bakar minyak yang ideal adalah tidak akan melebihi pemakaian HSD maksimum pada persamaan 4.7, sehingga perumusannya dapat dituliskan menjadi: Sehingga, kendala tambahan pertama dan ketiga cukup ditulis sebagai satu persamaan, yaitu: 4. Dan yang terakhir adalah kondisi taknegatif dari tiap-tiap variabel. 4.3 Formulasi Model dengan SGP Sesuai Ballestero (2001), pemodelan SGP didapat dari proses pereduksian masalah stokastik ke dalam bentuk kuadratik dengan kendala-kendala yang linear. Setelah pendefinisian fungsi tujuan dan perumusan fungsi kendala selesai, dilakukan formulasi model menggunakan SGP, yang diawali dengan langkah-langkah sebagai berikut Menentukan Bobot Bobot yang digunakan dihitung menggunakan koefisien ARA. Karena pemakaian bahan bakar gas lebih diutamakan daripada pemakaian bahan bakar minyak HSD, perhitungan ARA pada Tugas Akhir ini dilihat dari perspektif pemakaian bahan bakar gas ( ). Sehingga, berdasarkan persamaan 2.4 dan persamaan 2.5, perhitungan koefisien ARA untuk masing-masing fungsi tujuan adalah sebagai berikut: 1. Fungsi tujuan pertama: 2. Fungsi tujuan kedua: 3. Fungsi tujuan ketiga: Pembobotan kedua didapatkan dari preferensi pembuat keputusan. Karena ketiga fungsi tujuan tersebut saling mempengaruhi, maka ketiganya memiliki kedudukan yang sama. Saat biaya produksi diminimumkan, dalam waktu yang bersamaan keuntungan juga harus dimaksimumkan, 7

8 atau saat keuntungan dimaksimumkan, pemenuhan pemintaan beban konsumen juga harus tetap dimaksimumkan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, berdasarkan analisa tersebut, ketiga fungsi tujuan mendapatkan preferensi yang seimbang dari pembuat keputusan, yaitu: Dari persamaan 2.9 diketahui bahwa, sehingga untuk masing-masing fungsi tujuan bisa dilakukan perhitungan bobot gabungan sebagai berikut.. Dari masing-masing matriks kovarians dan pembobotan yang telah didapatkan, dapat dihitung matriks variabilitas dengan menggunakan persamaan 2.11, yaitu: Memformulasikan Model Mean-Varians Setelah pengolahan data selesai, fungsi tujuan dan kendala yang telah dirumuskan dimasukkan ke dalam formulasi stochastic goal programming (SGP) guna mendapatkan penyelesaian yang paling mendekati optimum dari fungsi-fungsi tujuan yang telah didefinisikan. Sesuai dengan persamaan 2.8, dilakukan minimasasi pada Menghitung Matriks Kovarians Hal selanjutnya yang perlu dilakukan pada pemodelan kali ini adalah menghitung matriks kovarians dari masing-masing fungsi tujuan kemenggunakan persamaan 2.10, dengan posisi dan mewakili posisi bahan bakar dalam matriks kovarians. 1. Matriks kovarians Dari data random, dilakukan perhitungan kovarians sesuai dengan persamaan Sehingga, sesuai persamaan 2.11 didapatkan: 2. Matriks kovarians Dari data random, dilakukan perhitungan kovarians sesuai dengan persamaan Sehingga, sesuai persamaan 2.12 didapatkan: 3. Matriks kovarians Dari data random, dilakukan perhitungan kovarians sesuai dengan persamaan Sehingga, sesuai persamaan 2.13 didapatkan: Sehingga formulasi SGP dari pemakaian bahan bakar di PLTGU adalah: dengan kendala (dalam Rupiah) (dalam KWh) (dalam Rupiah) 4.2 Penyelesaian Masalah dengan Matlab Karena fungsi tujuan dari formulasi SGP yang telah didapatkan berbentuk kuadrat, persamaan tersebut harus diubah ke matriks Hessian agar dapat diselesaikan dengan salah satu fitur dalam Matlab, quadprog. Persamaan 4.11 dapat dituliskan sebagai berikut: (4.12) Persamaan 4.12 dapat dituliskan sebagai notasi matriks seperti pada persamaan Sehingga, jika dihubungkan dengan persamaan 2.16, bentuknya berubah menjadi: 8

9 Tabel 4.5 Perbandingan target/batasan dan hasil dengan Fungsi Target/Batasan Hasil adalah matriks Hessian dari, dan mewakili bentuk linear dari Analisa Hasil Pemodelan SGP yang telah didapatkan dihitung dengan menggunkan Matlab dan hasilnya adalah sebagai berikut: Pemakain Bahan Bakar Total Pemakaian Bahan Bakar Minyak Pertama Kedua Ketiga 53,808,874,200 43,736,000,000 29,332,512,000 11,488,000,000 13,110,896,600 10,898,090,600 25,341,600 25,341,700 8,362,716,700 42,501,967,000 (dalam Kcal) (dalam Kcal) Dengan kata lain, komposisi bahan bakar ideal yang diperlukan untuk proses produksi listrik di PLTGU adalah sebesar 11,488,000,000 Kcal untuk minyak HSD dan sebesar 32,248,000,000 Kcal untuk gas. Selanjutnya, masing-masing variabel keputusan yang telah didapatkan dimasukkan ke dalam fungsi-fungsi tujuan dan kendala yang ingin dioptimumkan. 1. pemakaian bahan bakar total Pemakaian BB total (dalam Kcal) 2. tujuan pertama: Biaya produksi (dalam Rupiah) 3. tujuan kedua: Pemenuhan beban (dalam KWh) 4. tujuan ketiga: Keuntungan (dalam Rupiah) Perbandingan antara hasil yang diperoleh menggunakan perhitungan SGP dengan target dan batasan yang ingin dipenuhi dapat dilihat pada Tabel 4.5. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil perhitungan yang telah didapatkan pada Bab 4, bisa diambil beberapa kesimpulan, di antaranya: 1. Pemodelan SGP untuk permasalahan bahan bakar adalah sebagai berikut: dengan kendala (dalam Rupiah) (dalam KWh) (dalam Rupiah) Dari model tersebut didapatkan perhitungan sebagai berikut: 1. pemakaian bahan bakar Pada Tabel 4.5, dapat diketahui selisih nilai sebesar 10,072,874,200 (dalam Kcal). Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan 9

10 SGP telah menghasilkan penghematan bahan bakar total sebesar 18.72%. 2. pemakaian bahan bakar minyak Pada Tabel 4.5, dapat diketahui selisih nilai sebesar 17,844,512,000 (dalam Kcal). Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan SGP telah menghasilkan penghematan bahan bakar minyak sebesar 60.84%. 3. tujuan pertama Pada Tabel 4.5, dapat diketahui selisih nilai sebesar 2,212,806,000 (dalam Rupiah). Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan SGP telah menghasilkan penurunan biaya produksi sebesar 16.88%. 4. tujuan kedua Pada Tabel 4.6, dapat diketahui selisih nilai yang sangat kecil, yaitu hanya sebesar 100 (dalam KWh). Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan SGP telah memenuhi permintaan beban konsumen secara opti-mum, yaitu sebesar %. 5. tujuan ketiga Pada Tabel 4.6, dapat diketahui selisih nilai sebesar 34,139,250,300 (dalam Rupiah). Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari pemodelan SGP telah menghasilkan peningkatan keuntungan sebesar %. Secara umum, pemodelan SGP yang dilakukan berjalan dengan baik karena telah mampu memenuhi target dan batasan dari semua fungsi kendala. 5.2 Saran Saran-saran yang ingin disampaikan penulis, diantaranya: 1. Pada pemodelan ini, hanya digunakan tiga fungsi tujuan dengan beberapa kendala tambahan. Dengan melakukan analisa lebih dalam pada permasalah di PLTGU, diharapkan praktikan selanjutnya mampu mememukan faktorfaktor lain yang mempengaruhi proses produksi tersebut, sehingga pemodelan berjalan dengan lebih baik dan akurat. 2. Pada Tugas Akhir ini, hanya digunakan dua jenis pembobotan yaitu ARA dan preferensi dari pembuat keputusan. Sangat diharapkan praktikan berikutnya mampu mengaplikasikan pembobotan lain yang lebih akurat namun sederhana. DAFTAR PUSTAKA Bagian Bahan Bakar PLTGU Laporan Harian Pemakaian Bahan Bakar PLTGU. Gresik: PT PJB UP Gresik. Ballestero, E., Stochastic goal programming: A mean-variance approach. European Journal of Operational Research, 131, Ben Abdelaziz, F., Aoni, B. & El Fayedh, R., Multi-objective stochastic programming for portfolio selection. European Journal of Operational Research, 177, Binmore, K., & Davies, J., Calculus Concepts and Methods. Cambridge: Cambridge University Press. Bravo, M. & Gonzales, I., Applying stochastic goal programming: A case study on water use planning. European Journal of Operational Research, 196, Higham, N. J., Computing the nearest correlation matrix a problem from finance. IMA Journal of Numerical Analysis, 22, Munoz, M. M. & Ruiz, F., ITSMO: An interval reference point-based method for stochastic multiobjective programming problems. European Journal of Operational Research, 197, Permana, N., Ramadhani, D. P. E. & Prasetyo, E., Sistem pengaman elektris pada generator PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik (Kerja Praktik). Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Levy, H., Stochastic Dominance: Investment Decision Making under Uncertainty. New York: Springer. Russell, S. & Norvig, P., Fuzzy Sets and Fuzzy Logic, Chapter Diakses dari tanggal 29 Mei Sari, N. E., Optimasi penggunaan bahan bakar unit PLTGU dengan menggunakan metode fuzzy goal programming (Tugas Akhir). Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 10

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING Oleh : Heny Nurhidayanti 1206 100 059 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKAR MINYAK HIGH SPEED DIESEL DI PLTD KLADEMAK SORONG, PAPUA BARAT

ANALISA SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKAR MINYAK HIGH SPEED DIESEL DI PLTD KLADEMAK SORONG, PAPUA BARAT ANALISA SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKAR MINYAK HIGH SPEED DIESEL DI PLTD KLADEMAK SORONG, PAPUA BARAT Irman Amri 1*, Masniar 2, Joni Budiman Efendi Laos 3 1,2 Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bi-level Mathematical Programming (BLMP) diidentifikasi sebagai pemrograman matematika yang memecahkan masalah perencanaan desentralisasi dengan dua pengambil keputusan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni 206 00 03 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Hendra Cordova, ST,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Peralatan rumah tangga maupun industri hampir semuanya

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Application Of Fuzzy Goal Programming (Case Study: UD. Sinar Sakti Manado)

Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Application Of Fuzzy Goal Programming (Case Study: UD. Sinar Sakti Manado) Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Felliks F. Tampinongkol 1, Altien J. Rindengan 2, Luther A. Latumakulita 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, fftampinongkol09@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak masalah nyata yang dapat dibawa ke model program linear. Metode penyelesaian program linear telah digunakan para ahli untuk menyelesaikan masalah di

Lebih terperinci

Pembentukan Portofolio

Pembentukan Portofolio Pembentukan Portofolio Kombinasi portofolio yang dapat dihasilkan dari kumpulan lima saham adalah sebagai berikut: 1. Kombinasi 5 Saham Portofolio 1 : GGRM-INDF-KLBF-ULTJ-JPFA 2. Kombinasi 4 Saham Portofolio

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan

Lebih terperinci

COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : Dosen Pembimbing : Drs.

COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : Dosen Pembimbing : Drs. COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : 1206 100 018 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Abstrak merupakan gabungan atas sekumpulan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Optimasi (Optimization) adalah aktivitas untuk mendapatkan hasil terbaik di dalam suatu keadaan yang diberikan. Tujuan akhir dari semua aktivitas tersebut adalah meminimumkan

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia)

OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia) OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia) OPTIMIZING THE TRANSPORTATION COST USING FUZZY MULTIOBJECTIVE LINEAR PROGRAMMING

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang digunakan untuk membahas aplikasi PLFTG untuk investasi portofolio saham. A. Pemrograman Linear Pemrograman matematis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka pada bab ini akan membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, turunan parsial, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, fungsi konveks

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND Ridayati Ircham Jurusan Teknik Sipil STTNAS Jalan Babarsari Caturtunggal Depok Sleman e-mail: ridayati@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan, pemrograman linear, metode simpleks, teorema dualitas, pemrograman nonlinear, persyaratan karush kuhn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Model Peramalan Konsumsi Energi Final dengan Menggunakan Metode Regresi Fuzzy Untuk Dataset Kecil (Studi Kasus: Indonesia) Oleh: Alfi Lailah (1207 100 065) Dosen Pembimbing: Dra.

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 13, No. 1, Mei 2016, 37-48 DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL Mardlijah 1, Mardiana Septiani 2,Titik Mudjiati

Lebih terperinci

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M. T Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak, optimasi selalu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi optimasi yang dilakukan masyarakat awam lebih banyak

Lebih terperinci

IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN () 700 + 0 Z (X) 0 () () (4) Z X 6 6 + d d + = + d d + = a (X) 00 + 50 + d 50 d + = 00 + 5 a (X) 5 (5) 680 Z X 70 + d 4 d 4 + = (7) 50 a (X) 5 (8) x 5 x 00 x 50 x 4 0 (9) x i, d i, d i + 0; d i, d i +

Lebih terperinci

Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem Jawa Bali

Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem Jawa Bali Seminar Final Project Power System Engineering Majoring of Electrical Engineering Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia dengan cepat dan membawa dampak pada perekonomian, lapangan kerja dan peningkatan devisa Negara. Industri yang berkembang kebanyakan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio S-7 Fitri Amanah 1 1 Alumni Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai program linear, konsep himpunan fuzzy, program linear fuzzy dan metode Mehar untuk membahas penyelesaian masalah fuzzy linear programming untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan Metode Simpleks (Simplex Method) Kuliah 03 TI2231 Penelitian Operasional I 1 Materi Bahasan 1 Rumusan Pemrograman linier dalam bentuk baku 2 Pemecahan sistem persamaan linier 3 Prinsip-prinsip metode simpleks

Lebih terperinci

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang kompleks dalam mengambil

Lebih terperinci

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI

KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI Jurnal LOG!K@ Jilid 7 No 1 2017 Hal 52-60 ISSN 1978 8568 KOMBINASI PERSYARATAN KARUSH KUHN TUCKER DAN METODE BRANCH AND BOUND PADA PEMROGRAMAN KUADRATIK KONVEKS BILANGAN BULAT MURNI Khoerunisa dan Muhaza

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR

MODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR MODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR Isnaini Rosyida Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang isnainimat@staff.unnes.ac.id Abstrak Masalah aliran maksimum pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif, yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu effective yang artinya berhasil. Menurut kamus ilmiah popular, efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penelitian Pendahuluan Dalam penelitian sebuah Tuga Akhir, metodologi penelitian mempunyai peranan penting sekali, karena pada metodologi penelitian ini menggambarkan

Lebih terperinci

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER

OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER 1/6 OPTIMASI ECONOMIC DISPATCH PEMBANGKIT SISTEM 150 KV JAWA TIMUR MENGGUNAKAN METODE MERIT ORDER SURIYAN ARIF WIBOWO 07100044 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa pengertian dari optimasi bersyarat dengan kendala persamaan menggunakan multiplier lagrange serta penerapannya yang akan digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar

Lebih terperinci

PENDEKATAN MASALAH MULTIOBJEKTIF STOKASTIK DENGAN PENDEKTAN STOKASTIK DAN PENDEKATAN MULTIOBJEKTIF

PENDEKATAN MASALAH MULTIOBJEKTIF STOKASTIK DENGAN PENDEKTAN STOKASTIK DAN PENDEKATAN MULTIOBJEKTIF Prosiding Seminar Nasional Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta 16 Mei 2009 PENDEKATAN MASALAH MULTIOBJEKTIF STOKASTIK DENGAN PENDEKTAN STOKASTIK DAN PENDEKATAN

Lebih terperinci

OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM) USING A LINEAR PROGRAMMING APPROACH TO FULFILL THE DEMAND (Case Study : PT.

OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM) USING A LINEAR PROGRAMMING APPROACH TO FULFILL THE DEMAND (Case Study : PT. OPTIMASI BANYAKNYA GENTRY PENGISIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DENGAN PENDEKATAN PROGRAM LINIER UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN (Studi Kasus : PT.XYZ Surabaya) OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki BAB III PEMBAHASAN Masalah Fuzzy Linear Programming (FLP) merupakan masalah program linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki parameter fuzzy dan ketidaksamaan fuzzy

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ) Ayu Tri Septadianti, Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha,

Lebih terperinci

BAB II MAKALAH Makalah 1 :

BAB II MAKALAH Makalah 1 : BAB II MAKALAH Makalah 1 : Analisis penilaian kinerja karyawan menggunakan Fuzzy Linear Programming (FLP). Dipresentasikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA 2013 yang diselenggarakan

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Zulhajji, Penghematan Energi Listrik Rumah Tangga dengan Metode Demand Side Management PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN METODE DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM) Zulhajji Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3) Ahmad Yusuf Kurniawan, Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Arif Musthofa, MT 2). Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 43 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan ilmu teknologi yang begitu cepat membuat persaingan pasar di antara perusahaan-perusahaan semakin meningkat, khususnya dalam hal memperebutkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak, sebenarnya orang selalu melakukan optimasi untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi optimasi yang dilakukan masyarakat

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNIT PLTD DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUZZY GOAL PROGRAMMING DI PT. CAHAYA PUTRI AGUNG RIMBAJAYA TUGAS AKHIR

OPTIMASI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNIT PLTD DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUZZY GOAL PROGRAMMING DI PT. CAHAYA PUTRI AGUNG RIMBAJAYA TUGAS AKHIR OPTIMASI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNIT PLTD DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUZZY GOAL PROGRAMMING DI PT. CAHAYA PUTRI AGUNG RIMBAJAYA TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Efektifitas Metode Nadir Compromise Programming dalam Menentukan Nilai Optimum Portofolio Saham

Efektifitas Metode Nadir Compromise Programming dalam Menentukan Nilai Optimum Portofolio Saham Jurnal Matematika Vol. 6 No. 1, Juni 2016. ISSN: 1693-1394 Efektifitas Metode Nadir Compromise Programming dalam Menentukan Nilai Optimum Portofolio Saham Wandi Noviyanto Jurusan Matematika, Fakultas MIPA

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN METODE KUMAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN METODE KUMAR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN METODE KUMAR Shintia Devi Wahyudy 1, Bambang Irawanto 2, 1,2 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soedarto, SH Tembalang Semarang 1 Shintiadevi15@gmailcom,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL USTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Iik Ordiani dan

Lebih terperinci

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI E D Meilandari 1, R S Hartati 2, I W Sukerayasa 2 1 Alumni Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 2 Staff Pengajar Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI Oleh : FIKI FARKHATI NIM. 24010210120050 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah kata yang tidak asing untuk masyarakat saat ini. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah kata yang tidak asing untuk masyarakat saat ini. Investasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Investasi adalah kata yang tidak asing untuk masyarakat saat ini. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori himpunan fuzzy banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu seperti teori kontrol dan manajemen sains, pemodelan matematika dan berbagai aplikasi dalam bidang

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN PASOKAN ENERGI PRIMER DENGAN PENDEKATAN METODE FUZZY LINEAR REGRESSION (FLR)

MODEL PERAMALAN PASOKAN ENERGI PRIMER DENGAN PENDEKATAN METODE FUZZY LINEAR REGRESSION (FLR) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERAMALAN PASOKAN ENERGI PRIMER DENGAN PENDEKATAN METODE FUZZY

Lebih terperinci

ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL

ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL Habib Hasbullah 1, Erna Apriliani 2 1 Mahasiswa Program Studi S2, Jurusan Matematika, F-MIPA,

Lebih terperinci

KOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK. Iqbal Kharisudin. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang

KOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK. Iqbal Kharisudin. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang KOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK S-33 Iqbal Kharisudin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Email: iqbal_kh@staff.unnes.ac.id Abstrak: Dalam analisis

Lebih terperinci

OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING OPTIMISASI PERENCANAAN PRODUKSI MODEL PROGRAM LINEAR MULTI OBJEKTIF DE NOVO DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING DWI LESTARI Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, dwilestari@uny.ac.id ABSTRAK. Paper ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 PENGARUH PEMBEBANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS TERHADAP EFISIENSI BIAYA

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN 28-217 Analisa keterjaminan aliran daya dan biaya produksi listrik di PLN Sub Region Bali tahun 28-217 dilakukan dari

Lebih terperinci

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern seperti saat ini, energi listrik menjadi salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan masyarakat. Berbagai peralatan rumah tangga maupun industri saat ini

Lebih terperinci

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL M Khahfi Zuhanda, Syawaluddin, Esther S M Nababan Abstrak. Beberapa tahun

Lebih terperinci

Program Linear Fuzzy dengan Koefisien dan Konstanta Kendala Bilangan Fuzzy

Program Linear Fuzzy dengan Koefisien dan Konstanta Kendala Bilangan Fuzzy Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Program Linear Fuzzy dengan Koefisien dan Konstanta Kendala Bilangan Fuzzy 1 Diah Fauziah, 2 Didi Suhaedi, 3 Gani Gunawan 1,2,3 Prodi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear)

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear) OPTIMASI (Pemrograman Non Linear) 3 SKS PILIHAN Arrival Rince Putri, 013 1 Silabus I. Pendahuluan 1. Perkuliahan: Silabus, Referensi, Penilaian. Pengantar Optimasi 3. Riview Differential Calculus II. Dasar-Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Risiko di sini adalah kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Risiko di sini adalah kemungkinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kegiatan tidak bisa dilepaskan dari risiko, begitu pula dengan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Risiko di sini adalah kemungkinan penyimpangan

Lebih terperinci

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR Ridwan Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : ridwan_elect@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI LISTRIK DI SISTEM JAWA BALI ABSTRAK

OPTIMASI PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI LISTRIK DI SISTEM JAWA BALI ABSTRAK OPTIMASI PENAMBAHAN PASOKAN GAS DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT PLTU BATUBARA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI LISTRIK DI SISTEM JAWA BALI *Retno Handayani dan **Suparno Program Pascasarjana Magister Manajemen

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T Model Pengambilan Keputusan dikaitkan Informasi yang dimiliki : Ada 3 (tiga) Model Pengambilan keputusan. 1. Model Pengambilan

Lebih terperinci

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN Zulfikar Sembiring 1* 1 Fakultas Teknik, Universitas Medan Area * Email : zoelsembiring@gmail.com

Lebih terperinci

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN

Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi X ANALISIS KEPUTUSAN e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Causes Problems Actions

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #13 Ganjil 2016/2017 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #13 Ganjil 2016/2017 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #13 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan (1/2) 2 Berbagai keputusan secara langka dibuat dengan kepastian. Sebagian besar keputusan melibatkan faktor resiko. Kriteria umum untuk menilai

Lebih terperinci

Anggraeni et al., Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan

Anggraeni et al., Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan Anggraeni et al., Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan... Analisis Karakteristik Input-Output dan Optimasi Biaya Pembangkitan Menggunakan Metode Quadratic Least Square Regression

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI Natalia Esther Dwi Astuti 1), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Banyak masyarakat aktifitasnya

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR T-11 RIVELSON PURBA 1 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE etong_extreme@yahoo.com ABSTRAK Purba, Rivelson. 01. Penerapan Logika

Lebih terperinci