BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU"

Transkripsi

1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2014) dan permasalahan pembangunan daerah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Gambaran Umum Kondisi Daerah menjelaskan tentang kondisi daerah mencakup Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan, dan Aspek Daya Saing dengan indikator makro, sebagai berikut: INDIKATOR MAKRO ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Karakteristik Lokasi dan Wilayah Potensi Pengembangan Wilayah Wilayah Rawan Bencana Demografi ASPEK KESEJAHTERAAN MASAYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Fokus Kesejahteraan Sosial Fokus Seni Budaya dan Olahraga ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Layanan Urusan Wajib Fokus Layanan Urusan Pilihan ASPEK DAYA SAING Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Fokus Iklim Berinvestasi Fokus Sumber Daya Manusia Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

2 Aspek Geografi dan Demografi 1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah a. Luas dan Wilayah Administrasi Kota Mataram adalah salah satu dari 10 (sepuluh) bagian wilayah kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terletak di Pulau Lombok, dengan luas wilayah 61,30 Km 2 (6.130 Ha). Luas wilayah Kota Mataram 0,30 persen dari luas Provinsi Nusa Tenggara Barat (20.153,15 Km 2 ), menjadikan Kota Mataram sebagai kota terkecil dari kabupaten/kota yang ada. Adapun luas wilayah Kota Mataram dirinci menurut kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada berikut Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Mataram menurut Kecamatan dan Kelurahan Luas No. Kecamatan Kelurahan (Ha) 5.69% 1. Kecamatan Ampenan 83, % Ampenan Selatan Ampenan 4.37% 8.64% 7.82% 59,00 Tengah Ampenan Utara 249, % Banjar 41,37 Bintaro 81, % Dayan Peken 53, % Kebon Sari 57, % Pejarakan Karya 73,94 Pajeruk 84, % Taman Sari 160,71 Luas Kecamatan Ampenan 945,29 No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha) 2. Kecamatan Cakranegara Cakranegara Barat 51,34 Cilinaya 128, % 5.31% Sapta Marga 85,72 Cakra Timur 67, % 13.33% Mayura 101,97 Cakra Selatan 73, % 8.86% Cakra Selatan 55,76 Baru 5.77% Cakra Utara 129, % 10.54% 6.93% Karang Taliwang 61,59 Sayangsayang 212,00 Luas Kecamatan Cakranegara 967,02 Kecamatan Ampenan Ampenan Selatan Ampenan Tengah Ampenan Utara Banjar Bintaro Dayan Peken Kebon Sari Pejarakan Karya Pajeruk Taman Sari Kecamatan Cakranegara Cakranegara Barat Cilinaya Sapta Marga Cakra Timur Mayura Cakra Selatan Cakra Selatan Baru Cakra Utara Karang Taliwang Sayangsayang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

3 No. Kecamatan Kelurahan 3. Kecamatan Mataram Luas (Ha) Pejanggik 103,49 Mataram Timur 123,51 Pagesangan 195,60 Pagesangan Barat 75,28 Pagesangan Timur 110,12 Pagutan Barat 103,58 Pagutan 186,39 Pagutan Timur 91,03 Punia 87,53 Luas Kecamatan Mataram 1.076,53 No. Kecamatan Kelurahan 4. Kecamatan Sandubaya Luas (Ha) Selagalas 299,00 Bertais 103,50 Mandalika 100,48 Babakan 109,56 Turida 197,44 Dasan Cermen 158,07 Abian Tubuh 63,95 Baru Luas Kecamatan Sandubaya 1.032,00 Kecamatan Mataram 8.46% Pejanggik 8.13% 9.61% Mataram Timur 17.31% 11.47% Pagesangan Pagesangan Barat Pagesangan Timur 9.62% 18.17% Pagutan Barat Pagutan 10.23% 6.99% Pagutan Timur Punia Kecamatan Sandubaya 6.20% 15.32% Selagalas 28.97% Bertais 19.13% Mandalika Babakan Turida 10.03% 10.62% 9.74% Dasan Cermen Abian Tubuh Baru No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha) 5. Kecamatan Sekarbela Kekalik Jaya 135,18 Tanjung Karang 67,81 Permai Tanjung Karang 257,01 Karang Pule 106,75 Jempong Baru 465, % Kecamatan Sekarbela 45.08% 13.10% Kekalik Jaya Tanjung Karang Permai Tanjung Karang Luas Kecamatan Sekarbela 964, % 6.57% Karang Pule Jempong Baru Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

4 No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha) 6. Kecamatan Selaparang Rembiga 315,00 Karang Baru 237,00 Monjok Timur 36,88 Monjok 134,70 Monjok Barat 50,42 Mataram Barat 68,64 Gomong 38,84 Dasan Agung 79,25 Dasan Agung 115,75 Baru Luas Kecamatan Selaparang 1.076, % 3.61% 6.38% Kecamatan Selaparang Rembiga 10.75% 4.68% 29.26% 3.43% 12.51% 22.02% Karang Baru Monjok Timur Monjok Monjok Barat Mataram Barat Gomong Dasan Agung Dasan Agung Baru KOTA MATARAM Cakranegara 15,77% Sandubaya 16.84% Ampenan 15.43% Luas Kota Mataram 6.130,03 Selaparang 17.57% Mataram 17.55% Sekarbela 16.84% Secara administrasi Kota Mataram terbagi dalam 6 wilayah Kecamatan, 50 Kelurahan dan 321 lingkungan. Kecamatan Cakranegara memiliki jumlah wilayah kelurahan dan lingkungan terbanyak yaitu 10 Kelurahan dan 72 lingkungan sedangkan Kecamatan Sekarbela memiliki jumlah wilayah kelurahan dan lingkungan terkecil yaitu 5 Kelurahan dan 34 lingkungan, sebagaimana tabel dan berikut : Tabel 2.2 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan serta Luas Wilayah di Kota Mataram Tahun 2014 Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah Lingkungan Luas Wilayah (Km 2 ) Persentase (%) Ampenan ,46 15,43 Sekarbela ,32 16,84 Mataram ,76 17,55 Selaparang ,77 17,57 Cakranegara ,67 15,77 Sandubaya ,32 16,84 Jumlah ,30 100,00 Sumber: BPS Kota Mataram Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

5 b. Letak dan Batas Wilayah Secara astronomis Kota Mataram terletak pada posisi antara 08 o 33 dan 08 o 38 Lintang Selatan dan antara 116 o 04 dan 116 o 10 Bujur Timur, dengan panjang garis pantai 9 km dengan batas wilayah yaitu: Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Bagian Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Bagian Barat : Selat Lombok Kota Mataram Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Mataram di Provinsi NTB c. Topografi Bentuk topografi wilayah Kota Mataram bervariasi dari datar sampai agak curam dengan klasifikasi sebagai berikut: Lereng 0 2%, bentuk wilayah datar, seluas 4.652,057 Ha (75,9 %). Lereng 2 8%, bentuk wilayah agak landai, seluas 1.299,147 Ha (21,20%). Lereng 8-15%,bentuk wilayah bergelombang, seluas 174,283 Ha (2,84 %). Lereng 15-25%, bentuk wilayah curam, seluas 4,568 Ha (0,07%). Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Mataram adalah hamparan datar. Ketinggian tanah bervariasi yaitu Kecamatan Cakranegara mencapai 25 meter, Kecamatan Mataram 15 meter dan Kecamatan Ampenan 5 meter dari permukaan laut termasuk daerah pantai. d. Geologi dan Jenis Tanah Satuan batuan yang tersingkap di Kota Mataram terdiri dari batuan gunung api, batuan sedimen, serta batuan terobosan yang umurnya berkisar dari jaman tersier sampai kuarter. Formasi bantuan yang terbentuk adalah Formasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

6 Kalipalung (TQp) yang mempunyai anggota Selayar (TQs), Formasi Kalibalak (TQb), dan Formasi Lekopiko (Qvl) dengan jenis batuan sebagai berikut: Formasi Kalipalung : Breksi gampingan dan lava. Anggota Selayar : Batu pasir tuffan dan batu lempung tuffan dengan sisipan tipis karbon. Formasi Kalibabak : Breksi dan lava. Formasi Lekopiko : Tuff berbatu apung, breksi lahar, dan lava. Qa Alluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut, dan pecahan koral tersebar hampir di seluruh Kota Mataram, khususnya di daerah muara sungai. Kota termasuk dalam Busur Bergunung Api Nusa Tenggara Barat, yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah timur dan Busur Banda sebelah barat. Busur tersebut terbentang dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara dan melengkung mengitari Laut Banda. Kota Mataram sendiri tidak memiliki daerah pegunungan dengan timbulan kasar. e. Hidrologi Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang), Kelurahan Sayangsayang (Kecamatan Cakranegara), dan Kecamatan Mataram memiliki kedalaman akuifer 5-7 m. Sedangkan Kelurahan Monjok dan Kelurahan Dasan Agung bagian utara (Kecamatan Selaparang) memiliki kedalaman air tanah hingga 15 m. Di samping potensi akuifer, Kota Mataram masih dapat mensuplai kebutuhan air bersih yang berasal dari mata air Sarasuta, Ranget, dan Saraswata di Kecamatan Narmada (Kabupaten Lombok barat). Titik-titik mata air tersebar di Kelurahan Pejeruk, Karang Baru, Sayangsayang, Cakranegara Utara, Dasan Cermen, Babakan, Mandalika, dan Pagesangan Tengah. Kota Mataram dialiri empat sungai besar yang berfungsi sebagai drainase alam, yaitu Sungai Jangkok (86 km dengan luas 1.712,12 Ha), Sungai Ancar (21 km dengan luas 858,47 Ha), Sungai Brenyok (42 km dengan luas 2.277,55 Ha), dan Sungai Midang (26 km dengan luas 562,47 Ha). Hulu sungai-sungai tersebut berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Selat Lombok. f. Klimatologi Menurut Stasiun Klimatologi I Mataram, suhu udara rata-rata di Mataram berkisar antara 21,03 C sampai dengan 26,62 C. Untuk kelembaban udara ratarata bervariasi, dari 77% sampai dengan 87%. Curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Januari sebesar 424 mm dan hari hujan terbanyak tercatat pada bulan Januari sebesar 29 hari. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

7 g. Penggunaan lahan Pola guna lahan di Kota Mataram dalam kurun waktu 10 tahun terakhir cenderung berkembang secara linier, konsentrik, dan parsial. Perkembangan pola linear terjadi karena tata guna lahan mengikuti pola jaringan jalan yang ada, seperti pada koridor utama Kota Mataram di Jalan Yos Sudarso Jalan Langko Jalan Pejanggik Jalan Selaparang Jalan Sandubaya (Ampenan-Mataram- Cakranegara). Perkembangan guna lahan secara konsentrik ditunjang pola jaringan jalan yang berbentuk grid (mengelompok) seperti yang tersebar di Kawasan Cakranegara dan sekitarnya. Sedangkan pola guna lahan yang berkembang secara parsial terjadi di Kelurahan Rembiga, Sayangsayang di bagian utara, Kelurahan Jempong Baru, Pagutan, dan pusat permukiman di Kawasan Bertais. Pada pola linier, konsentrik, dan parsial tersebut terjadi penyatuan-penyatuan guna lahan, sehingga terbentuklah kawasan terbangun yang telah berkembang seperti saat ini. Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun terjadi pada lahan non-terbangun dengan perubahan yang bersifat fungsional, seperti kawasan permukiman berubah menjadi kawasan pusat perdagangan dan jasa. Neraca penggunaan tanah Kota Mataram pada tahun 2013 menunjukkan komposisi yang berimbang antara penggunaan tanah terbangun sebesar 3.176,25 Ha (51,82%) dan non terbangun seluas 2.953,25 Ha (48,18%) dari total luas wilayah Kota Mataram seluas Ha. Penggunaan lahan di Kota Mataram sampai 2012 didominasi oleh kawasan perumahan (39,17%) dan tanah pertanian (45,08%). Dalam perkembangannya konversi lahan sebagian besar untuk fungsi perumahan, perkantoran, pendidikan serta untuk pertokoan. Hal ini tentunya terjadi dengan semakin pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan Kota yang berimplikasi pada penyesuaian terhadap kebutuhan lahan untuk pengembangannya, sebagaimana Tabel 2.3 berikut. No Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR (Ha) di Kota Mataram Tahun Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Perumahan 2.338, , ,12 2 Lapangan Olahraga 46,10 46,10 46,10 3 Kuburan 51,64 51,64 51,64 4 Perkantoran 115,36 115,45 115,45 5 Pendidikan 146,50 151,82 151,82 6 Kesehatan 20,95 23,37 23,37 7 Ibadah 63,33 63,33 63,33 8 Pasar / Terminal 67,35 68,35 68,35 9 Pertokoan / SPBU 97,80 101,98 102,78 10 Warung / Rumah Makan 0,40 1,32 1,56 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

8 No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Hotel 18,91 18,91 18,91 12 Pergudangan 50,60 50,60 50,01 13 Industri dan Jasa 51,75 51,75 51,24 14 Taman Kota 6,07 6,07 6,07 15 Tanah Diperuntukan 125,32 125,82 129,88 16 Tanah Pertanian 2,847,47 2,819,42 2,763,49 17 Tanah Tidak Diusahakan 81,88 81,89 81,89 Kota Mataram 6.130, , ,00 Sumber: Mataram Dalam Angka, 2014 Sedangkan menurut data yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi NTB tahun 2014, lahan di Kota Mataram digunakan untuk wilayah Permukiman (3.263,93 ha), Industri (843,53 ha), Persawahan (1.881,56 ha), Perairan Darat (94,43 ha), dan Tanah terbuka (46,45 ha). 2. Potensi Pengembangan Wilayah Dalam RTRW Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Sementara, dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi. Keberadaan Kota Mataram sebagai PKN dan KSP memiliki potensi yang sangat strategis dalam pengembangan wilayah kota. Secara kewilayahan Kota Mataram dibagi menjadi beberapa pusat pelayanan dengan fungsi utama adalah: 1) Wilayah Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata; 2) Wilayah Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan; 3) Wilayah Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Kota Mataram memiliki beberapa kawasan strategis yang diharapkan mampu untuk mendorong pertumbuhan wilayah dan memiliki pengaruh yang sangat penting dan strategis terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah baik dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan, yaitu: a. Kawasan strategis bidang pariwisata; Kawasan pariwisata biasanya akan membawa pada efek berganda (multiplier effects), sehingga mampu menghasilkan pemasukan bagi suatu wilayah. Kawasan strategis bidang pariwisata ditetapkan di beberapa lokasi berikut ini: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

9 1) Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang) dan Kelurahan Ampenan Utara (Kecamatan Ampenan) sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang berbasis lingkungan; 2) Kawasan Mayura yang terdiri dari Taman Mayura, Pura Meru, dan kolam pemandian Mayura di Kelurahan Mayura (Kecamatan Cakranegara); 3) Kawasan Udayana di Kelurahan Kebon Sari dan Kelurahan Pejarakan Karya (Kecamatan Ampenan); 4) Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat (Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela); 5) Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq, dan taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata yang membentang dari Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan Sekarbela); 6) Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan); 7) Kawasan Sayang-Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang (Kecamatan Sandubaya) sebagai kawasan pariwisata kuliner. b. Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa. Kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bidang perdagangan dan jasa ditetapkan di lokasi berikut: 1) Pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan); 2) Pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara Selatan; 3) Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika. c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya Kawasan strategis di bidang sosial budaya ditetapkan pada sebuah kawasan yang dianggap memiliki nilai historis maupun kegiatan-kegiatan budaya untuk tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya. Kawasan strategis ini juga merupakan aset wisata sejarah dan budaya yang dapat menunjukkan jati diri maupun penanda Kota Mataram. Kawasan-kawasan tersebut adalah: 1) Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro (Kecamatan Ampenan); 2) Kawasan Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya (Kecamatan Cakranegara); 3) Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung; 4) Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah dan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan). Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

10 d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Mataram adalah: 1) Kawasan konservasi di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, dan Sungai Brenyok; 2) Kawasan konservasi sempadan pantai Selat Lombok sepanjang 8-9 km; 3) Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta Kelurahan Sayang-sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya); 4) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota Mataram. 3. Wilayah Rawan Bencana Dalam RPJMD Kota Mataram wilayah rawan bencana di Kota Mataram, antara lain: 1) Longsor, Genangan, dan Banjir Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datarlandai dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana longsor, beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini, selain disebabkan oleh kondisi topografi yang cenderung datar, juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Beralihnya fungsi dari saluran irigasi menjadi drainase/air buangan. 2) Gelombang Pasang dan Tsunami Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah wilayah yang dekat dengan pantai (Selat Lombok) atau dengan kata lain adalah kawasan pesisir. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami adalah Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru. 3) Abrasi Pantai Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki penahan gelombang, sehingga mempercepat proses terjadinya abrasi pantai. Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Mataram adalah wilayah pesisir yang telah disebutkan di atas. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Mataram. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

11 4) Gempa Bumi Gempa bumi merupakan fenomena alam yang waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi. Kondisi tektonik di wilayah Provinsi NTB, khususnya Kota Mataram merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman kegempaan yang potensial. Selain ini terdapat ancaman dari utara berupa patahan busur belakang. Kedalaman pusat gempa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya adalah sekitar 50 km. 4. Kondisi Demografi a. Jumlah Penduduk Kota Mataram merupakan daerah otonom dengan luas wilayah terkecil di Provinsi NTB, namun dihuni oleh jumlah penduduk yang relatif besar. Berdasarkan data BPS, penduduk Kota Mataram pada tahun 2011 hingga tahun 2014 didominasi oleh penduduk perempuan dengan selisih antara penduduk perempuan dan laki-laki jiwa pada tahun Jumlah penduduk tahun 2014 mengalami peningkatan jiwa dari tahun Besarnya jumlah penduduk tersebut di satu sisi dapat menjadi potensi Sumber Daya Manusia bagi pembangunan Kota Mataram di segala bidang, namun di sisi yang lain banyak kebutuhan sosial kemasyarakatan yang harus dipenuhi. Lebih jelas mengenai gambaran komposisi jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2011 hingga tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat sebagaimana gambar berikut. 500, , , , ,000 0 Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kota Mataram Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Laki - Laki Perempuan Total Penduduk Laki - Laki 208, , ,068 Perempuan 213, , ,996 Total Penduduk 422, , ,064 Sumber : BPS Kota Mataram, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

12 b. Pertumbuhan Penduduk Kota Mataram pada tahun 2011 hingga tahun 2014 mengalami pertumbuhan penduduk yang terus meningkat sebagai akibat kelahiran alami dan migrasi. Kedudukan dan fungsi Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi, pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta perdagangan dan jasa menjadi penyebab tingginya migrasi ke Kota Mataram dibandingkan daerah lain di Provinsi NTB. Peningkatan jumlah penduduk tersebut terjadi merata di seluruh wilayah kecamatan di Kota Mataram. Kepadatan penduduk Kota Mataram tahun 2014 yaitu jiwa/km² dimana angka tersebut menjadikan Kota Mataram memiliki tingkat kepadatan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun No Kecamatan Luas Wilayah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa /Km 2 ) (Km 2 ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Ampenan 9, Sekarbela 10, Mataram 10, Selaparang 10, Cakranegara 9, Sandubaya 10, Jumlah/Total 61, Sumber: data proyeksi BPS Kota Mataram, 2015 Dari tabel 2.4 diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Ampenan memiliki jumlah penduduk terbanyak tiap tahunnya, dengan luas wilayah terkecil jumlah penduduk di wilayah ini menghasilkan kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yang ada di Kota Mataram, pada tahun 2014 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Ampenan sebesar Jiwa/Km 2.Sedangkan jumlah Kecamatan Sekarbela dengan luas wilayah terbesar ketiga memiliki jumlah penduduk terkecil sehingga kepadatan penduduknya paling rendah yaitu Jiwa/Km 2 pada tahun Struktur dan Komposisi Penduduk Secara umum komposisi penduduk Kota Mataram pada tahun 2014 didominasi oleh penduduk perempuan. Kondisi ini terjadi hampir di semua kelompok umur terutama pada kelompok usia di atas 14 tahun. Namun pada kelompok umur dengan jumlah terbesar yaitu tahun, penduduk laki-laki lebih banyak daripada peduduk perempuan dengan jumlah selisih jiwa. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

13 Menurut komposisi umur, komposisi penduduk tahun 2014 terbanyak pada umur tahun yaitu sebanyak jiwa, sedangkan komposisi penduduk terkecil pada kelompok umur tahun Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Jumlah Sumber: BPS Kota Mataram, Jika dikelompokkan masing-masing menurut jenis kelamin dan kelompok usia produktif maka komposisi penduduk Kota Mataram dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.3 Persentase Penduduk Kota Mataram Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 Gambar 2.4 Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun % % 3.97% 69.42% 26.61% Laki-laki Perempuan 0-14 thn thn > 65 thn Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

14 Melihat kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram pada tahun 2014 termasuk dalam transisi demografi yang menguntungkan karena proporsi penduduk terbesar adalah yang berusia 15 sampai 64 tahun atau yang masih dalam usia produktif. Kondisi demografi ini disebut menguntungkan karena berpeluang untuk menciptakan kesejahteraan bila penduduk produktif tersebut merupakan sumber daya manusia yang dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan. Proporsi penduduk wanita yang lebih besar dan tingginya jumlah penduduk usia produktif ini perlu di antisipasi oleh pemerintah dengan kebijakan pembangunan daerah yang pro gender dan pro job. Jika disusun dalam struktur piramida, penduduk Kota Mataram termasuk dalam Piramida Penduduk Muda yaitu kondisi penduduk yang memiliki pertumbuhan penduduk yang cepat dimana angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian. Hal ini ditandai dengan komposisi jumlah penduduk usia muda sangat besar, sedangkan usia tua sedikit sebagaimana dapat dilihat seperti gambar di atas Gambar 2.5 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan ,000 30,000 20,000 10, ,000 20,000 30,000 Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Jumlah Penduduk Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

15 Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah dari nilai tambah yang diciptakan oleh seluruh aktivitas perekonomian di suatu daerah pada tahun tertentu. Dengan kata lain, PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya guna menciptakan nilai tambah bagi masing-masing sektor perekonomian. Menurut data BPS Kota Mataram, hingga tahun 2014 nilai PDRB Kota Mataram Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2014 PDRB ADHB Kota Mataram menjadi Rp.8,116 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,58% dari tahun Sejalan dengan PDRB ADHB, nilai PDRB Kota Mataram Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 PDRB ADHK sebesar Rp.2,43 triliun, meningkat menjadi Rp.2,63 triliun pada tahun 2013 dan menjadi Rp.2,84 triliun pada tahun 2014 Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Mataram Menurut Lapangan Usaha Tahun Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) 2012* 2013** 2014*** 2012* 2013** 2014*** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

16 Gambar 2.6 Kontribusi Masing-masing Sektor (persen) terhadap Pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Mataram Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 Jasa-Jasa Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Pengangkutan & Komunikasi Perdagangan, Hotel & Restoran Bangunan Listrik, Gas, Air Industri Pengolahan Pertambangan & Penggalian Pertanian 11,63% 21.27% 18,35% 22,76% 10,28 9,62 0,90% 1,18% 11,46% 9,16% 0,01% 0,01% 3,34% 3,27% 13,12% 17,90% 20,81% 24,92% 0 1,000,000,000 2,000,000,000 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.) Sebagai ibukota Provinsi, Kota Mataram menjadi pusat perdagangan dan jasa dimana arus keluar masuk barang dari berbagai daerah serta jasa terjadi di Kota Mataram. Peranan pemerintah daerah dalam mendukung aktivitas perdagangan cukup besar yang ditandai dengannya banyaknya bangunan rukoruko baru di Kota Mataram. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2014 menjadi leading sector bagi perekonomian yang mana tercermin dalam nilai tambah bruto atas PDRB ADHB pada sektor ini mencapai nilai sebesar Rp.2,02 trilliun atau kontribusi sektor ini pada pembentukan PDRB ADHB Kota Mataram sebesar 24,92 persen. Penyumbang terbesar dari sektor ini adalah subsektor perdagangan besar dan eceran. Pada nilai tambah bruto ADH Konstan sektor ini sebesar Rp.647,53 miliar rupiah atau berkontribusi 22,76 persen. Penyumbang PDRB terbesar kedua adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Pada tahun 2014 nilai tambah bruto atas PDRB ADHB pada sektor ini mencapai sebesar Rp.1,68 trilliun, dengan kata lain kontribusi sektor ini sebesar 20,81 persen. Subsektor Bank merupakan kontributor dominan dimana kegiatan perbankan merupakan penunjang semua kegiatan perekonomian masyarakat baik melalui simpanan maupun kredit yang tersalurkan, selanjutnya yang lain dihasilkan oleh lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan. Nilai tambah bruto ADH Konstan sektor ini sebesar Rp.605,28 miliar rupiah atau berkontribusi 21,27 persen. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

17 Perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah, salah satunya sangat ditentukan oleh kelancaran distribusi hasil kegiatan produksi dan didukung oleh kegiatan komunikasi yang memadai. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2014 telah menghasilkan nilai tambah bruto adh berlaku sebesar Rp 1,45 trilliun atau kontribusi 17,90 persen. Untuk nilai tambah bruto adh konstan, sektor ini mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp.522,24 miliar atau berkontribusi sebesar 18,35 persen. Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pembentukan PDRB ADHB Kota Mataram tahun 2014 sebesar Rp.1,06 triliun atau 13,12 persen, dimana nilai tambah yang dihasilkan sektor ini masih didominasi oleh subsektor pemerintahan umum dibandingkan oleh subsektor swasta termasuk perorangan. Sedangkan nilai tambah bruto ADHK sektor ini sebesar Rp. 330,81 miliar atau dengan kontribusi sebesar 11,63 persen. Sektor industri pengolahan pada tahun 2014 mampu menciptakan nilai tambah bruto ADHB sebesar Rp. 743,42 miliar dengan kontribusi sebesar 9,16 persen. Sektor industri pengolahan memiliki potensi yang besar untuk berkembang menjadi leading sektor bagi perekonomian Kota Mataram. Industri pengolahan memiliki dampak yang luas terhadap perkembangan sektor perekonomian lainnya. Sektor bangunan pada tahun 2014 juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pembentukan PDRB Kota Mataram dengan memberikan nilai tambah Rp.781 miliar atau kontribusi sebesar 9,62 persen pada PDRB ADHB dan Rp.292,44 miliar atau 1,28 persen pada PDRB ADHK. Sektor listrik, gas dan air bersih memberikan nilai tambah PDRB ADHB Rp.95,66 miliar senilai dengan kontribusi yang tetap dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,18 persen dan pada PDRB ADHK dengan nilai tambah Rp.292,44 miliar atau kontribusi 0,90 persen. Sektor pertanian dan sektor pertambangan memberikan kontribusi yang tidak terlalu tinggi pada pembentukan PDRB Kota Mataram. Pada tahun 2014 sektor pertanian memberikan nilai tambah bruto ADHB sebesar Rp.265,31 miliar dengan kontribusi sebesar 3,27 persen dan nilai tambah bruto ADHK Rp. 95,01 miliar atau kontribusi 3,34%. Sedangkan sektor pertambangan memberikan kontribusi sebesar 0,01 persen pada PDRB Kota Mataram dengan nilai tambah bruto ADHB Rp.736,81 juta dan ADHK Rp.316,3 juta. Pembentukan PDRB ADHB menurut lapangan usaha di Kota Mataram dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok sektor yaitu: kelompok sektor Primer terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian; kelompok sektor Sekunder terdiri dari sektor Industri sektor Pengolahan, Listrik, Gas, Air, dan sektor Bangunan; dan; sektor Tersier terdiri dari sektor perdagangan hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor bank, usaha persewaan & jasa perusahaan dan sektor jasa- jasa. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

18 Gambar 2.7 PDRB Kota Mataram Menurut Kelompok Sektor Tahun (Ribu Rp) 7,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,58% 76,32% 76,76% 3,000,000, ,000,000, ,000,000, ,82% 20,22% 19,96% 3,60% 3,45% 3,28% * 2013** 2014*** 2012* 2013** 2014*** Primer 219,134, ,368, ,051, Sekunder 1,268,814, ,420,270, ,620,105, Tersier 4,604,980, ,359,738, ,229,592, Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram, 2013; BPS Kota Mataram, Peranan PDRB atas dasar harga berlaku menurut kelompok sektor dalam kurun waktu masih didominasi oleh kelompok sektor tersier. Pada tahun 2014 kontribusi sektor tersier mengalami peningkatan dari 76,32 persen pada tahun 2013 menjadi 76,76 persen. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial. Juga sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Karena fungsinya sebagai pusat pelayanan-pelayanan tersebut, maka kebutuhan akan jasa pendukungnya cukup tinggi. Struktur perekonomian di setiap kecamatan di Kota Mataram secara umum sama yaitu pada sektor tersier sangat menonjol sedangkan sektor primer sangat kecil peranannya. Gambaran kinerja perekonomian kecamatan dapat dianalisa dari data berikut : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

19 No Tabel 2.7 PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun Kota Mataram Kecamatan PDRB ADHB (Rp.000) PDRB ADHK (Rp.000) * 2013** * 2013** Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Jumlah/Total Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber: Dokumen PDRB Kecamatan di Kota Mataram, Memperhatikan PDRB yang dihasilkan oleh kecamatan se-kota Mataram dalam kurun waktu tampak cukup bervariasi dimana kecamatan yang mencapai PDRB tertinggi atas dasar harga berlaku adalah Kecamatan Cakranegara dan yang terkecil adalah Kecamatan Sekarbela. Semua Kecamatan di Kota Mataram mengalami peningkatan PDRB yang positif. Keunggulam masing-masing Kecamatan dalam hal pembentukan nilai tambah PDRB juga bervariasi dan berbeda. Kecamatan Ampenan dan Sekarbela memberikan kontribusi terbesar pada sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dna air bersih, serta sektor bangunan. Kecamatan Cakranegara memberikan kontribusi terbesar pada sektor industri pengolahan, sektor keuangan dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sementara Kecamatan Sandubaya memberikan kontribusi terbesar pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sedangkan Kecamatan Mataram dan Selaparang memberikan kontribusi terbesar pada sektor jasa-jasa terutama jasa pemerintahan. 2. Laju Inflasi Salah satu indikasi stabilnya perekonomian suatu daerah adalah harga barang. Inflasi atau deflasi adalah perubahan harga barang di tingkat konsumen, atau merupakan persentase perubahan dari indeks harga konsumen (IHK). Dalam PDRB, kenaikan harga barang-barang dicerminkan oleh perkembangan laju indeks harga implisit (IHI). Indeks harga implisit menggambarkan tingkat inflasi yang menyeluruh dari seluruh kegiatan perekonomian mulai sektor pertanian sampai dengan jasa-jasa atau dengan kata lain tingkat perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

20 indeks harga implisit menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada sektor/sub sektor. Secara agregat indeks harga implisit menunjukkan tingkat perubahan harga yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang, dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Inflasi pada tahun 2014 dapat ditekan, hasilnya nilai inflasi tahun 2014 lebih kecil dibanding tahun Inflasi pada tahun 2014 yaitu 7,18% atau menurun 2,09% dari tahun 2013 sebesar 9,27% Gambar 2.8 LAJU INFLASI KOTA MATARAM TAHUN , Sumber : BPS Kota Mataram dan Bank Indonesia, 2015 Adapun fluktuasi inflasi bulanan selama tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.9 Inflasi bulanan Kota Mataram (%) Tahun ,55 2,27 1,56 1,48 1,01 0,72 0,91 0,98 1,14 0,61 0,78 0,62 0,77 0,30 0,45 0,73 0,26 0,30 0,03-0,04 Jan Peb Mar -0,39 Apr -0,49 Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des -1,03-1, Sumber : BPS Kota Mataram dan Bank Indonesia, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

21 Dari gambar dapat terlihat bahwa tingkat inflasi tertinggi pada tahun 2013 terjadi pada bulan Juli dengan nilai 4,55%, sedangkan pada tahun 2014 tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan nilai 2,27%. Sementara pada tahun 2013 terjadi deflasi sebesar 1,51% di bulan September pada dan pada tahun 2014 terjadi deflasi pada bulan April sebesar 0,49%. Adapun penyebab utama inflasi pada tahun 2014 antara lain didorong permintaan saat Maulid Nabi Muhammad SAW (Januari), Hari Raya Idul Fitri (Juli) dan efek kenaikan BBM pada akhir tahun 2014 (Desember). Bank Indonesia telah memetakan inflasi yang terjadi di Kota Mataram tahun 2014, hasil pemetaan menunjukan bahwa trend yang berbeda dengan daerah lain dimana di kota Mataram ketika perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW terjadi inflasi yang tinggi bahkan lebih tinggi daripada saat Idul Fitri. Komoditi yang paling sering menjadi penyumbang inflasi tertinggi sepanjang tahun 2014 yaitu beras, tongkol pindang, tomat sayur, cabai rawit, dan daging ayam ras. Perkembangan Inflasi Kota Mataram menjadi perhatian bagi NTB karena memiliki bobot terbesar bagi inflasi NTB secara keseluruhan. 3. PDRB per Kapita Angka PDRB per Kapita memberikan gambaran kasar bagian PDRB yang diterima secara rata-rata oleh seluruh penduduk dalam suatu daerah. Meskipun kasar, PDRB per Kapita tetap ianggap relevan digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah. Angka ini merupakan hasil pembagian antara besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Adapun perkembangan pendapatan per Kapita Kota Mataram dapat dilihat sebagai berikut : **data prediksi Gambar 2.10 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kota Mataram Tahun ,000 18,000 16,000 14,000 12,000 PDRB Per Kapita (Rp.000/tahun) Sumber: BPS Kota Mataram, Pada Tahun 2014 PDRB Per Kapita Kota Mataram atas harga berlaku mencapai kisaran Rp , yang mana mengalami peningkatan sebesar 12,48% dibandingkan dengan tahun ** 13,504 14,745 16,734 18,822 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

22 4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan pertumbuhan yang negatif menunjukkan terjadinya perlambatan dalam kegiatan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Kebijakan tersebut akan tercermin dari kondisi makro ekonomi yang kondusif seperti tingkat inflasi yang cukup terkendali dan nilai tukar rupiah yang semakin menguat terhadap mata uang asing terutama Dolar Amerika (USD). Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram kurun waktu dapat dilihat sebagai berikut: 10 5 Gambar 2.11 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA MATARAM TAHUN ,38** **data prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, Pada tahun 2013 masa transisi perpindahan bandara Selaparang ke Bandara Internasional Lombok telah selesai, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Mataram yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kota Mataram mencapai 3,02 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 mencapai 8,05 persen dan terus meningkat di tahun 2014 mencapai 8,38 persen. Pada tahun 2012 sektor pengangkutan dan komunikasi khususnya subsektor angkutan udara tidak lagi berkontribusi terhadap pembentukan PDRB, hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sangat rendah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

23 b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Kemiskinan Selama tahun jumlah penduduk miskin Kota Mataram terus mengalami penurunan. Dengan kecenderungan selalu menurun di beberapa tahun terakhir, Angka kemiskinan diharapkan akan terus dapat ditekan sekecil mungkin sehingga kesejahteraan masyarakat di Kota Mataram dapat dinikmati secara menyeluruh dan merata. Penurunan angka kemiskinan Kota Mataram yang juga menjadi tanda peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat sebagaimana grafik berikut: Grafik 1.9 Penduduk Miskin di Kota Mataram Tahun ,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin Kota Mataram (%) 0 Jiwa % * 53,736 49,633 46,670 44, *data proyeksi diolah Sumber: BPS Kota Mataram ( ) Berkurangnya jumlah penduduk miskin setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya IPM Kota Mataram. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pendapatan penduduk semakin meningkat, karena secara konseptual penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatannya lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. 2. Pendidikan Penduduk usia 10 tahun keatas dari hasil Susenas menunjukkan, pencapaian angka melek huruf (AMH) di Kota Mataram tahun 2014 telah mencapai angka 94,31 persen. Sedangkan penduduk yang masih buta huruf sebesar 5,69 persen. Jumlah itu kebanyakan di dominasi oleh penduduk perempuan dan penduduk usia lanjut. Diperlukan kerja keras semua pihak sehingga buta huruf di Kota Mataram bisa berangsur-angsur berkurang. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

24 Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan semakin sadarnya masyarakat akan arti pentingnya pendidikan. Pada tahun 2011 rata-rata lama sekolah selama 9,22 tahun, tahun 2014 rata rata lama sekolah meningkat signifikan menjadi 9,89. Artinya ratarata penduduk Kota Mataram bersekolah selama 9,89 tahun atau setingkat dengan kelas 1 SMA. Dengan demikian wajib belajar 9 tahun di Kota Mataram sudah dapat dilampaui. Gambar 2.12 Perkembangan Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Kota Mataram Tahun Angka Melek Huruf AMH (%) RLS (tahun) Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Walikota Mataram Periode Rata-rata Lama Sekolah Adapun persentase tingkat kelulusan pada tahun 2013 untuk tingkat SD sebesar 99,83 persen, tingkat SMP kelulusan sebesar 100 persen dan tingkat SLTA kelulusan sebesar 98,05 persen. Untuk kelulusan MI, MTs, dan MA masing masing 100 persen, 100 persen, dan 96,92 persen. Dengan semakin baiknya ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, serta kualitas tenaga pendidik dapat meningkatkan mutu pendidikan penduduk. Pembangunan bidang pendidikan di Kota Mataram merupakan proses panjang untuk meningkatkan daya saing warga Kota Mataram. Berbagai kebijakan untuk memberikan hasil yang memuaskan dengan meningkatnya IPM Kota Mataram. Daya serap penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu, dapat dilihat dengan menggunakan indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar adalah perbandingan antara jumlah murid pada setiap jenjang pendidikan (SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C), tanpa memperhitungkan umur, terhadap jumlah warga kota kelompok usia Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

25 sekolah (7-12, 13-15, tahun) yang sesuai. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, tahun) pada jenjang pendidikan tertentu ( SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C) terhadap jumlah warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, tahun) yang sesuai. Berikut gambaran perkembangan APK dan APM di Kota Mataram pada tahun : Gambar 2.13 Perkembangan APM dan APK untuk SD/Setara, SMP/Setara dan SMU/Setara Di Kota Mataram Tahun APK SD APK SMP APK SMA APM SD APM SMP APM SMA Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Walikota Mataram Periode Dari gambar dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Kasar tahun pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A mencapai lebih dari 100% dimana hal ini disebabkan terdapat murid sekolah yang berusia di luar usia resmi sekolah atau terdapat murid sekolah yang berasal dari luar Kota Mataram. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs/PAket B dan SMA/MA/PAket C juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama untuk tahun 2014 mencapai lebih dari 100% dengan factor penyebab sama dengan yang terjadi pada tingkat SD/MI/Paket A. Angka Partisipasi Murni tahun 2014 juga mengalami peningkatan di semua jenjang pendidikan kecuali pada tingkat SMP/MTs/Paket B yang mengalami penurunan. APK SD sampai dengan 2014 telah tercapai sebesar 110,4% dan melampaui target RPJMD yang ditetapkan sebesar 105,27%, termasuk APM SD sampai dengan 2014 telah tercapai sebesar 98,91% dan melampaui target RPJMD yang ditetapkan sebesar 89,68%. Sementara capaian untuk APK dan APM SMP/MTs/Paket B serta APK dan APM SMA/SMK/MA/Paket C dipengaruhi oleh masih tingginya biaya pendidikan pada dua jenjang pendidikan tersebut. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

26 Dalam mengatasi keterbatasan tersebut, Pemerintah Kota Mataram melakukan mekanisme pembiayaan tambahan melalui BOSDA untuk memberikan pembebasan biaya pendidikan bagi siswa miskin/tidak mampu. 3. Kesehatan Kota Mataram dengan karakteristik perkotaan yang berkembang membutuhkan upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Hal ini menjadi prioritas bagi Pemerintah Kota Mataram, agar derajat kesehatan selalu meningkat dan lebih baik. Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam Angka Harapan Hidup (AHH), Angka kelangsungan hidup bayi dan persentase balita gizi buruk. Adapun capaian kualitas kesehatan masyarakat Kota Mataram yang terukur dari indikator-indikator tersebut di atas dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 2.14 Perkembangan Angka Indikator Kesehatan Kota Mataram AHH & AHKB PGB Prevalensi Gizi Buruk (%) Angka Kelangsung-an Hidup Bayi per 1000 kelahiran hidup (%) Angka Harapan Hidup (Tahun) Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Walikota Mataram Periode Setiap tahunnya angka harapan hidup Kota Mataram mengalami peningkatan, selama kurun waktu Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Mataram pada tahun 2011 mencapai 67,13 tahun meningkat 1,67 menjadi 68,80 tahun pada tahun Meningkatnya AHH mencerminkan derajat kesehatan masyarakat Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin baik oleh karena meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan, intensitas penyuluhan kesehatan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap arti hidup sehat. Pada kasus prevalensi gizi buruk terjadi pada anak usia Balita sebagai dampak kekurangan asupan gizi. Langkah penurunan angka kejadian gizi buruk setiap tahunnya dilakukan dengan mengefektifkan mekanisme pendataan, kontrol kejadian, dan intervensi penanganannya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

27 4. Ketenagakerjaan Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. Pemerintah Kota Mataram terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja. Menurut data statistik yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, jumlah pengangguran penduduk Kota Mataram tahun 2014 sebanyak jiwa atau menurun 212 jiwa dari tahun 2013 yang berjumlah jiwa. Indikator yang memliki relevansi dalam pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari, merujuk pada suatu waktu dalam periode survey. Sedangkan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan peluang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Terjadinya penurunan TPAK tidak serta merta diartikan minimnya kinerja pemerintah Kota Mataram dalam hal penanganan ketenagakerjaan akan tetapi lebih pada pola penghitungan yang digunakan, dimana penghitungan TPAK didasarkan atas jumlah angkatan kerja berbanding jumlah penduduk usia kerja sehingga dapat dijelaskan bahwa angkatan kerja berdasarkan kelompok umur yaitu tahun (kelompok usia sekolah) dan umur 65 ke atas (kelompok purna bakti/pensiun) lebih banyak masuk ke kelompok bukan angkatan kerja. Dengan demikian terjadi penurunan rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja yang berimplikasi pada berfluktuasinya angka TPAK. Gambar 2.15 Perkembangan Angka Indikator Ketenagakerjaan Kota Mataram TPAK & TKK Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2014 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) TPT Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

28 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) menunjukkan besarnya penyerapan angkatan kerja terhadap pasar kerja. Meningkatnya TKK tidak terlepas dari upaya pemerintah Kota Mataram diantaranya dengan menjalin kerjasama secara intens dan berkelanjutan dengan stakehoder ketenagakerjaan, peningkatan kapasitas dan profesionalisme pencari kerja, adanya regulasi ketenagakerjaan yang berorientasi pada pemanfaatan tenaga kerja lokal serta keterbukaan akses informasi melalui bursa tenaga kerja online. c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga Jumlah grup/sanggar kesenian di Kota Mataram berfluktuasi dari tahun ke tahun sebagaimana diuraikan dalam berikut: Tabel 2.8 Rasio Grup Kesenian/Sanggar Kesenian per penduduk di Kota Mataram Tahun 2014 No Uraian Jumlah 1 Jumlah Grup/Sanggar Kesenian Jumlah Penduduk Rasio Sanggar Kesenian per penduduk 4,67 Sumber : BPS Kota Mataram, 2015 dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, 2014 Sementara itu kondisi jumlah klub olahraga dan lapangan olah raga yang ada di Kota Mataram menunjang peningkatan prestasi di even olahraga baik tingkat nasional maupun internasional. Rasio klub olahraga di Kota Mataram, sebagaimana tabel terlampir: Tabel 2.9 Rasio Klub Olahraga per penduduk di Kota Mataram Tahun 2013 No Uraian Jumlah 1 Jumlah Klub Olahraga 55 2 Jumlah Penduduk Rasio Klub Olahraga per penduduk 1,25 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, Aspek Pelayanan Umum 1. Fokus Layanan Urusan Wajib a. Pendidikan Program pendidikan gratis yang dilaksanakan secara nasional untuk tingkat SD dan SMP sangat membantu masyarakat kurang mampu untuk melanjutkan sekolah termasuk Kota Mataram. Dengan dilaksanakan program pendidikan gratis diharapkan kualitas pendidikan di Kota Mataram meningkat. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

29 strategis meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.10 Statistik Sekolah di Kota Mataram Tahun 2013 URAIAN TK & RA SD & MI SMP & MTs SMA, SMK, MA Sekolah Guru Murid Sumber: Mataram dalam Angka 2014 Kebijakan pemerintah yang semakin memperhatikan pendidikan maka fasilitas pendidikan di Kota Mataram juga semakin meningkat. Tahun 2013 Di Kota Mataram terdapat 95 Pra sekolah atau TK, 184 SD sederajat (2012:179), 62 SMP sederajat (2012:62) dan 56 SMA sederajat (2012:55) yang tersebar di enam kecamatan. Tenaga pengajar masing masing 497 guru TK, guru SD, guru SMP dan guru SMA. Jenis Kelamin Tabel 2.11 Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 5-24 tahun Di Kota Mataram Tahun 2013 (%) Tidak/Belum Pernah Sekolah Masih Bersekolah Tidak Bersekolah Lagi Laki-laki 8,52 71,21 20,26 Perempuan 7,87 68,58 23,55 Laki-laki & Perempuan 8,20 69,89 21,91 Sumber: Buku Statistik Daerah Kota Mataram, 2014 Program belajar 9 tahun di Kota Mataram sedang diupayakan meningkat menjadi 12 tahun. Jika dilihat dari tingkat pendidikan penduduk usia 10 keatas tahun 2013 umumnya pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SMA yaitu sebanyak 29,64 persen, terdapat penduduk lulusan Perguruan tinggi sebanyak 8,02 persen. Untuk melihat penduduk usia sekolah umumnya mengacu pada penduduk usia 5-24 tahun. Dari seluruh penduduk usia ini sebanyak 69,28 persen masih bersekolah sedangkan 21,91 persen sudah tidak bersekolah lagi, dan sebanyak 8,2 persen tidak pernah atau belum bersekolah. Masih adanya penduduk usia 5-24 tahun yang tidak atau belum bersekolah ini perlu menjadi perhatian semua pihak, karena masih ada warga Kota Mataram yang belum pernah mengenyam pendidikan di era modern ini. Data penunjang layanan pendidikan Kota Mataram tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

30 Tabel 2.12 Pembangunan Urusan Wajib Pendidikan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PENDIDIKAN No Indikator Pembangunan Satuan 1. Pendidikan dasar: 1.1. Angka partisipasi sekolah % 1.2. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 1.3. Rasio guru/murid % 1.4. Rasio guru/murid per kelas rata-rata % 2. Pendidikan menengah: 2.1. Angka partisipasi sekolah % 2.2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 2.3. Rasio guru terhadap murid % Rasio guru terhadap murid per kelas ratarata Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) 3. Fasilitas Pendidikan: % % % % Realisasi ,4 37,81 587,55 58,82 35,22 37,81 1:25 36,7 99, Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik 4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): % % 2,601 1, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) % 5. Angka Putus Sekolah: 5.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 5.2. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 5.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 6. Angka Kelulusan: 0,3 0,14 0,39 1,7 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

31 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PENDIDIKAN No Indikator Pembangunan Satuan 6.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 6.2. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 6.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA % Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 6.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % % % Realisasi ,9 110,04 124,24 90,97 b. Kesehatan Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai sebuah investasi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan terjangkau, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Kondisi umum kesehatan di Kota Mataram dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Kebijakan dalam memfungsikan Puskesmas sebagai Pelayanan Perawatan dengan ketersediaan 4 Puskesmas Perawatan di Kota Mataram agar masyarakat dapat lebih efisien dalam mendapatkan layanan kesehatan, serta dalam memberikan pemerataan pelayanan antara RSUD dan Puskesmas, sehingga optimalisasi pelayanan kesehatan tingkat pratama atau pelayanan kesehatan tingkat dasar dapat dicapai. Sebagai sebuah Kota dengan dinamika yang kompleks, penanganan penyakit tertentu membutuhkan penanganan khusus dan berkelanjutan, seperti Penanganan HIV-AIDS, Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Langkah-langkah optimalisasi dilakukan dengan penguatan kelembagaan dan jejaring kerja yang jelas dan berkesinambungan antara stakeholders terkait. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

32 Guna melayani masyarakat di bidang kesehatan di Kota Mataram, pada tahun 2014 terdapat fasilitas kesehatan yaitu sebagai berikut : Tabel 2.13 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Mataram Tahun 2014 No Sarana Kesehatan Jumlah Keterangan 1 RSU Pemerintah 2 2 RSU TNI/Polri 2 TNI/Polri 3 RSU Swasta 5 4 Rumah Sakit Jiwa 1 Pemprov NTB 5 Rumah Bersalin 7 Swasta 6 Balai Kesehatan Mata 1 Pemprov NTB 7 Klinik 5 Swasta RSUD Pemprov NTB & Kota Mataram RS Islam Siti Hajar, RS Saint Antonius, RS Risa, RS Biomedika, RS Harapan Keluarga 8 Puskesmas Perawatan 4 Pemerintah Kota Mataram 9 Puskesmas Non Perawatan 7 Pemerintah Kota Mataram 10 Puskesmas Pembantu 18 Pemerintah Kota Mataram 11 UP2F 1 Swasta 12 Poskesdes 24 Pemerintah Kota/Kabupaten 13 Posyandu 344 Pemerintah Kota/Kabupaten 14 Poskestren 12 Swasta 15 Praktek Dokter Perorangan 523 Swasta Sumber: Mataram Dalam Angka, 2014 Di bawah ini diuraikan mengenai sebaran (proporsi) jumlah Puskesmas & Pustu di Kota Mataram diuraikan sebagai berikut: Gambar 2.16 Sebaran Puskesmas, Pustu dan Poskesdes di masing-masing Kecamatan di Kota Mataram: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

33 Sumber: Dinas Kesehatan, 2014 AMPENAN SEKARBELA MATARAM SELAPARANG CAKRANEGAR A SANDUBAYA PUSKESMAS PUSTU POSKESDES PUSKESMAS PUSTU POSKESDES Tersedianya tenaga medis juga sangat menunjang, dengan banyaknya tenaga medis masyarakat dapat terlayani dengan baik. Hal ini terlihat jumlah dokter umum sebanyak 28 orang, dokter spesialis 37 orang, dokter gigi 12 orang, dan perawat sebanyak 118 orang. Dengan ketersediaanya fasilitas kesehatan maka akses masyarakat akan kesehatan menjadi mudah. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat tidak saja meningkatkan usia harapan hidup namun seseorang akan tetap aktif sampai usia lanjut hal ini otomatis akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tabel 2.14 Pembangunan Urusan Wajib Kesehatan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KESEHATAN No Indikator Pembangunan Satuan 1. Rasio Posyandu per satuan balita % Realisasi ,67 2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk % 0,06 3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk % 0,02 4. Rasio dokter per satuan penduduk % 0, Rasio tenaga medis per satuan penduduk % 0, Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 120,93 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

34 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KESEHATAN No Indikator Pembangunan Satuan 7. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 8. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 9. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 10. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 11. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 12. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 13. Cakupan kunjungan bayi % 14. Cakupan puskesmas % 15. Cakupan pembantu puskesmas % % % % % % % Realisasi , , ,83 92,99 183,33 36 c. Pekerjaan Umum Penyelenggaraan Urusan Wajib Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Layanan Urusan Wajib Pekerjaan Umum diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Fungsi Saluran Drainase, Optimalisasi Penataan Sempadan Sungai dan Pantai, dan Meningkatkan penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Pembangunan urusan pekerjaan umum mencakup penyediaan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah akses masyarakat. Sebagai sektor penunjang, urusan pekerjaan umum berperan besar dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian, membuka isolasi wilayah, serta pembangunan sektor-sektor lainnya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai yang dikelola secara efisien, akan menciptakan peningkatan aksesibilitas dan kinerja sistem transportasi sehingga kegiatan perdagangan dan jasa akan berkembang dan memicu keunggulan daya saing perekonomian. Pada sisi lainnya tersedianya sarana prasarana perkotaan yang memadai, akan mampu minimalisir terjadinya bencana serta dampaknya yang menghambat kemajuan perkembangan kota. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

35 Tabel 2.15 Pembangunan Urusan Pekerjaan Umum Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM No Indikator Pembangunan Satuan 1 Cakupan layanan air bersih % Realisasi ,24 2 Jalan dalam Kondisi Baik km Panjang jalan km 347,188 4 Cakupan drainase dalam kondisi baik 5 Panjang drainase dalam kondisi baik 6 Pembangunan turap/talud/bronjong 7 Panjang normalisasi sungai % M M M 91, , Rumah tidak layak huni Unit Rumah tinggal ber-sanitasi % 78,94 10 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik km 83,94 11 Rasio Jaringan Irigasi % Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk 15 Rasio rumah layak huni % % % % 73,48 3,27 19,35 2,37 241,70 17 Panjang jalan dilalui Roda 4 km Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat km 84, km 9,16 24 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik M2 73,48 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

36 25 Lingkungan Permukiman ha 4,95 Cakupan layanan air bersih sebagai salah satu komponen layanan dasar masyarakat mengalami peningkatan. Dari jumlah rumah tangga sebanyak RT dengan pelanggan air minum sebanyak pelanggan pada tahun 2013, meningkat menjadi RT atau pelanggan, terjadi peningkatan sebesar 26,7% dari 41,54% pada tahun 2013 menjadi 68,24% pelanggan pada tahun Salah satu yang berkontribusi pada peningkatan cakupan layanan air bersih melalui sambungan langsung PDAM adalah adanya Program Sambungan Air Bersih Gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui AUSaid. Adapun kebutuhan air baku PDAM sampai dengan saat ini masih mengandalkan suplai dari mata air Sarasuta, Ranget dan Saraswaka di Kabupaten Lombok Barat. Namun demikian sudah mulai dirintis untuk menambah kapasitas suplai air melalui pemanfaatan beberapa potensi air bawah tanah di Kota Mataram yang sudah dilakukan survei dan penetapan lokasi oleh tim dari Universitas Gajah Mada, seperti di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang. Kedalaman air tanah tersebut antara 5 7 meter, kecuali di beberapa lokasi, seperti Cakranegara, Monjok dan Dasan Agung bagian utara kedalaman air tanah mencapai 15 meter. Kinerja Bina Marga ditunjukkan dengan status jalan dengan kondisi jalan baik yang merupakan kewenangan Pemerintah Kota Mataram tahun 2014 meningkat sebesar 12,03% dari tahun Penambahan panjang jalan pada tahun 2014 adalah sepanjang km dari panjang jalan tahun Adapun status jalan provinsi dan nasional yang juga mengalami perbaikan pada beberapa ruas diantaranya Jalan TGH. Faisal, Jalan Bung Karno, Jalan Saleh Sungkar, Jalan Energi dan lain-lain. Perbaikan tersebut juga disertai dengan penataan drainase dan trotoar. Kinerja Bina Marga juga dapat dilihat dengan adanya peningkatan panjang jalan sebagai akibat dibukanya ruas jalan baru diantaranya jalan tembus dari ruas Jalan Bung Hatta menuju Jalan Jenderal Sudirman, akses BIL menuju Kota Mataram tembus Jalan Gajah Mada, dan Jalan Dakota. Jalan baru tersebut selain mengurai kemacetan pada ruas jalan tertentu, juga membuka akses dari dan ke Kota Mataram yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitarnya. Adanya peningkatan kinerja kebinamargaan sangat didukung oleh kemitraan dan kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota Mataram dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat melalui Balai Pemeliharaan Jalan Nusa Tenggara I. Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai dan dilalui oleh empat sungai besar berpotensi untuk menimbulkan genangan pada beberapa titik, sehingga dalam perancangan sistem drainase Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

37 harus memperhatikan kondisi tersebut. Beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Ampenan kerap terjadi genangan. Pada tahun 2014 persentase cakupan drainase dalam kondisi baik meningkat sebesar 2,82% dari 88,28% pada tahun 2013, menjadi 91,10%. Kondisi tersebut dapat dicapai, selain dengan pemeliharaan saluran drainase, juga melalui pembangunan drainase baru. Panjang drainase dalam kondisi baik pada tahun 2013 sebesar ,7 bertambah menjadi ,39 pada tahun 2014, atau terjadi peningkatan 3,19 %. Pemeliharaan drainase juga dilakukan melalui pengerahan Pasukan Biru dalam memastikan drainase berfungsi sebagaimana mestinya yang didukung oleh 170 Orang pada tahun 2013, dan meningkat menjadi 220 orang pada tahun Pembangunan turap/talud/bronjong sepanjang 1.646m. Pada tahun 2013 dilakukan normalisasi pada ruas Sungai Unus sepanjang m dan m pada Sungai Remeneng pada tahun Penataan tepi sungai ditangani pula melalui pembangunan jalan tepi Sungai Jangkok sepanjang 2.075m yang ditangani melalui kerjasama Pemerintah Kota Mataram dengan Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi NTB. Sedangkan penataan sempadan pantai dilakukan dengan melakukan pembangunan jetty pada muara Sungai Unus yang dapat mencegah terjadinya abrasi pantai. Penataan sempadan pantai tidak hanya dalam upaya mengurangi abrasi, namun dilakukan untuk merevitalisasi kawasan dengan menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau. Penataan pantai dilakukan di Pantai Gading di Kawasan Mapak, Pembangunan RTH Muara Jangkok, dan Penataan kembali kawasan Eks- Pelabuhan Ampenan. d. Urusan Wajib Perumahan Penyelenggaraan Urusan Wajib Perumahan dilaksanakan oleh Satuan Dinas Pekerjaan Umum, Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pelaksanaan Urusan Wajib Perumahan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya efektifitas layanan penanggulangan bencana daerah, yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014 Penyelenggaraan urusan perumahan dilaksanakan agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam kondisi yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan. Jumlah rumah di Kota Mataram pada akhir tahun 2014 adalah sebanyak unit, dengan jumlah rumah layak sebanyak , dan rumah tidak layak sebanyak unit. Penanganan rumah tidak layak huni (RTLH) hingga tahun 2014 telah mengintervensi unit rumah. Intervensi tersebut dilakukan dengan memberikan stimulan perbaikan rumah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui beberapa pihak baik itu SKPD Kota Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

38 Mataram, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Pusat, PNPM Mandiri Perkotaan, BAZNAS Kota Mataram dan Pihak Peduli Lainnya. Pada tahun 2014 jumlah penanganan mengalami penurunan karena Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Pusat menganggap penanganan RTLH hampir tuntas, sehingga kontribusi penanganan diluar Pemerintah Kota Mataram berkurang. Pada tahun 2014 penanganan RTLH dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram sebanyak 12 unit, PNPM-MP sebanyak 418, Badan Pemberdayaan Masyarakat sebanyak 86 unit, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi sebanyak 25 unit, BAZNAS Kota Mataram sebanyak 74 unit, Dana Pembangunan Kelurahan sebanyak 16 unit, dan Dinas Sosial Kota Mataram sebanyak 90 unit. Sisa RTLH pada tahun 2014 adalah sebanyak unit. Pengurangan luasan kawasan kumuh memiliki beberapa kriteria yaitu vitalitas non ekonomi kawasan, vitalitas ekonomi, status tanah dan kondisi prasarana dan sarana berupa kondisi jalan, drainase, air bersih dan air limbah. Penanganan RTLH dan kawasan permukiman kumuh dilakukan melalui penyediaan air bersih dan sanitasi. Penyediaan air bersih dilakukan melalui Sambungan PDAM, Sumur Gali, Kran Umum atau Hidran Umum, Sumur Bor, Sumur Pompa Tangan dan Perlindungan Mata Air. Pada tahun 2013 penyediaan air bersih sudah mencakup 41,54% dan pada tahun 2014 mencapai 68,24%. Di bidang sanitasi, cakupan sanitasi pada tahun 2013 mencapai 79,13% dan pada tahun 2014 mencapai 78,94%. Penurunan cakupan sanitasi disebabkan oleh kenaikan jumlah penduduk yang tidak dapat diimbangi oleh pembangunan sarana sanitasi seperti Jamban dan MCK Komunal. Dalam menangani bencana kebakaran, pada tahun 2013 Pemerintah Kota Mataram memiliki 9 unit mobil pemadam kebakaran dan bertambah menjadi 10 unit mobil pemadam kebakaran pada tahun Untuk mengantisipasi kejadian awal kebakaran, dilakukan upaya mendekatkan sarana kebakaran berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) kepada Kepala Lingkungan se-kota Mataram. Pada tahun 2013 jumlah APAR yang diserahkan kepada lingkungan berjumlah 100 unit, dan pada tahun 2014 bertambah 100 unit sehingga saat ini 200 Lingkungan telah memiliki APAR. Tabel 2.16 Pembangunan Urusan Wajib Perumahan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERUMAHAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Daya tanggap darurat bencana % 83,35 2 Jumlah kendaraan pemadam kebakaran 3 Jumlah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) unit 10 unit 200 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

39 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERUMAHAN No Indikator Pembangunan Satuan 4 Rumah tangga pengguna air bersih % 6 Rumah tangga ber-sanitasi % 7 Lingkungan pemukiman kumuh % 8 Rumah layak huni % Realisasi ,24 78,94 4,95 98,13 Dari 14 jenis bencana yang ada di Indonesia, 9 jenis berpotensi terjadi di Kota Mataram antara lain : banjir atau genangan, gempa bumi, tsunami, gelombang laut ekstrim dan abrasi pantai, angin kencang/ putting beliung, kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan konflik sosial. Pada tahun 2013 kejadian bencana di Kota Mataram sebanyak 64 kali kejadian sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 35 kali. Pemerintah Kota Mataram senantiasa mengupayakan untuk dapat mengantisipasi terjadinya bencana alam maupun bencana sosial. Sebagaimana yang dilakukan bersama GIZ Jerman dan Institut Teknologi Bandung dalam penyiapan Peta Rawan Bencana di Kota Mataram. Dengan adanya peta tersebut diharapkan meningkatnya kesiapsiagaan akan terjadinya bencana. Meningkatnya daya tanggap darurat bencana dari 82,50% pada tahun 2013 menjadi 83,35% pada tahun 2014 atau meningkat 0,85%, didukung oleh semakin terampilnya tenaga TRC yang pada tahun 2013 berjumlah 50 orang meningkat menjadi 54 orang pada tahun Jumlah peralatan tanggap bencana juga mengalami peningkatan. Jumlah perahu karet pada tahun 2013 berjumlah 4 unit, pada tahun 2014 bertambah menjadi 6 unit. Tahun 2014, Pemerintah Kota Mataram memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat berupa satu buah Kendaraan Rescue, dimana kendaraan ini dilengkapi dengan peralatan lengkap untuk membantu bila terjadi bencana. e. Urusan Wajib Penataan Ruang Penyelenggaraan Urusan Wajib Penataan Ruang dilaksanakan oleh Dinas Tata Kota Dan Dinas Pertamanan. Pelaksanaan Urusan Wajib Penataan Ruang diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan Efektivitas Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang yang Berwawasan Lingkungan Hidup, yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut adalah komitmen Pemerintah Kota Mataram untuk secara bertahap menambah dan menata Ruang Terbuka Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

40 Hijau (RTH) baik berupa taman kota di setiap sudut kota, RTH jalur di jalan jalan utama dan jalan-jalan baru serta di areal permakaman. Di samping itu pula, melakukan upaya penghematan energi listrik (green energy) melalui penggantian lampu PJU yang konvensional dengan daya listrik yang besar dengan Lampu berteknologi Light Emitting Diode (LED) dengan spesifikasi daya yang lebih rendah namun memiliki pencahayaan yang lebih terang, yang dilakukan di beberapa ruas jalan utama di Kota Mataram dengan jumlah 564 titik lampu. Tabel 2.17 Pembagunan Urusan Wajib Penataan Ruang Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB TATA RUANG No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) % 12,50 2 Rasio Tempat Pemakaman Umum (TPU) 3 Jumlah Titik Penerangan Jalan Umum (PJU) 4 Jumlah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diterbitkan 6 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 7 Ruang publik yang berubah peruntukannya % 19,35 Unit Unit % 9,588 % 13,568 Isu pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Mataram dalam mewujudkan rencana tata ruang pada tahun Kota Mataram dengan luas Ha membutuhkan 20 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik setara dengan luas 460,86 Ha (1.226 km2). Saat ini RTH Publik Kota Mataram mencapai 12,50 persen atau seluas 765,57 Ha meningkat 0,02 persen dari tahun 2013, dimana penambahan RTH yang relatif kecil ini berasal dari penambahan RTH Jalur pada beberapa jalanjalan baru. Salah satu isu penataan ruang yang mendesak saat ini adalah pemenuhan rasio Tempat Pemakaman Umum (TPU). Sejauh ini Pemerintah Kota Mataram hanya menata pemakaman umum sesuai aspirasi masyarakat. Kegiatan itu berupa penembokan, paving block, pengurukan, penerangan makam, pembangunan atau penataan fasilitas pemakaman. Selanjutnya diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat sekitar pemakaman tersebut, Pemerintah Kota Mataram akan terus berikhtiar untuk menambah luasan RTH untuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

41 memenuhi rasio Tempat Pemakaman Umum. Indikator rasio TPU menunjukkan saat ini jumlah areal pemakaman yang ada di wilayah Kota Mataram sebanyak 51 areal pemakaman dengan luas sebesar meter persegi. Komitmen Pemerintah Kota Mataram untuk memenuhi ketersediaan RTH Publik dan Privat 30% pada tahun 2031 dilakukan pula melalui upaya-upaya koordinasi dan sinkronisasi program daerah dengan pemerintah pusat, diantaranya Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaaan Umum Republik Indonesia dengan kegiatan antara lain: Pembangunan Taman Abian Tubuh, Taman Muara Jangkok, Pembentukan Forum Kota Hijau, serta Kampanye Kota Hijau melalui Green Festival dan Aksi Kota Hijau. Bertambahnya jumlah PJU pada tahun 2014 yang berjumlah titik merupakan upaya Pemerintah Kota Mataram dalam memenuhi standar pelayanan minimum bidang perhubungan. Penambahan jumlah dari tahun 2013 mencapai 790 titik. Penambahan tersebut selain pada ruas-ruas jalan yang belum memiliki PJU, juga terjadi penambahan pada ruas-ruas jalan baru. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan upaya pengendalian pemanfaatan ruang. Jumlah IMB yang dikeluarkan pada tahun 2013 sebanyak ijin, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak ijin. Menurunnya ijin yang diterbitkan memberikan gambaran bahwa dari ijin yang diusulkan terdapat ijin yang tidak sesuai dengan rencana pemanfaatan ruang. f. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Penyelenggaraan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram. Pelaksanaan kebijakan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance), yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada masa depan melalui urutan pilihan dan penggunaan sumber daya secara tepat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

42 Ruang lingkup urusan perencanaan pembangunan meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan dokumen perencanaan pembangunan daerah, sehingga tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara terpadu dan efektif. Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk menjamin keterkaitan, keterpaduan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan. Selain itu, perencanaan pembangunan juga disusun dengan mendorong keterlibatan masyarakat, akademisi dan lembaga masyarakat lainnya dalam proses perencanaan. Keseluruhan program dan kegiatan bidang perencanaan pembangunan dilaksanakan sebagai implementasi kebijakan penyelenggaraan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan yang bertujuan untuk mencapai salah satu sasaran strategis dari misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Mataram Tahun , yaitu Meningkatkan Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance. Capaian Indikator Kinerja Utama urusan wajib Perencanaan Pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.18 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Persentase tingkat perwujudan usulan perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat 2 Persentase ketepatan jadwal penetapan PERWAL RKPD sesuai dengan UU 25/2004 tentang SPPN 3 Persentase ketepatan waktu penyampaian KUA & PPAS sebagai dasar penetapan RAPBD 4 Persentase keselarasan program dalam RKPD dengan program dalam RPJMD 5 Persentase hasil pengkajian dan penelitian yang dijadikan bahan masukan dalam pelaksanaan pembangunan daerah 6 Persentase SKPD yang menyampaikan LAKIP tepat % % % % % % Realisasi ,00 100,00 100,00 90,00 75,00 85,29 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

43 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN No Indikator Pembangunan Satuan waktu, berdasarkan Permen PAN & RB No. 53 Tahun 2014 Realisasi Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA 8 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA 9 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada Ada Ada 10 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD % 100% Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2001, Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam merumuskan usulan program/kegiatan pembangunan yang nantinya menjadi bahan dalam penyusunan rencana kerja Pemerintah Kota Mataram. Keterlibatan pemangku kepentingan pembangunan dalam MPBM untuk mengakomodir keterwakilan segala unsur masyarakat salah satunya seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, partisipasi perempuan melalui kader posyandu, dan lain-lain. Dengan demikian perwujudan usulan masyarakat yang direalisasikan dalam APBD mencapai 80% dari keseluruhan usulan program dan kegiatan yang ada. Pada tahun 2014, telah disusun dokumen perencanaan sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dan Permendagri Nomor 37 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2014, dengan registrasi sebagai berikut: 1. RKPD Kota Mataram Tahun 2015 ditetapkan tanggal 31 Mei Rancangan KUA dan PPAS RAPBD 2015 telah disusun dan disampaikan kepada DPRD Kota Mataram pada tanggal 26 Juni Rancangan KUA dan PPAS RAPBD PERUBAHAN 2014 telah disusun dan disampaikan kepada DPRD Kota Mataram pada tanggal 24 Mei Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

44 Dapat diartikan bahwa penyusunan dokumen perencanaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam rangka sinergitas dan konsistensi perencanaan, program dan kegiatan dalam RKPD yang dituangkan dalam KUA dan PPAS telah diselaraskan dengan program dan kegiatan yang tertuang dalam RPJMD. Ketersediaan data dan informasi yang mutakhir dan mudah diakses menjadi salah satu elemen penting dalam proses perencanaan pembangunan. Data dan informasi perencanaan pembangunan yang tersedia pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 2.19 Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 1 Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Kota Mataram 5 Dokumen RKPD, KUA, PPAS 2 Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Kinerja 2 Dokumen PK, LAKIP 3 Data Kajian Perencanaan 35 Kajian - Berdasarkan Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014, ditegaskan bahwa penyampaian LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. LAKIP menjadi salah satu bahan bagi kelengkapan penyusunan LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Walikota Mataram kepada DPRD Kota Mataram, sehingga ketepatan waktu penyampaian LAKIP SKPD menjadi indikator yang penting untuk dipenuhi. g. Urusan Wajib Perhubungan Penyelenggaraan Urusan Wajib Perhubungan dilaksananakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Pelaksanaan Urusan Wajib Perhubungan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tabel 2.20 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perhubungan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Rasio terpasangnya fasilitas keselamatan & perlengkapan Realisasi 2014 % 60,00 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

45 jalan 2 Jumlah arus penumpang angkutan umum Orang Jumlah uji kir angkutan umum unit Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis unit 1 6 Angkutan darat % 2,6 7 Kepemilikan KIR angkutan umum 8 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 9 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum % 88 menit 15 Rp Pemasangan Rambu-rambu titik Pada tahun 2014 indikator tersebut terealisasi sebesar 60%, meningkat 6% dari tahun 2013 sebesar 54%. Adapun rincian pemasangan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan tahun 2014 adalah Rambu Rambu Lalu Lintas terpasang sebanyak unit, meningkat 198 unit dari tahun 2013; Rambu Pendahulu Penunjuk Jurusan terpasang sebanyak 113 unit, meningkat sebanyak 20 unit dari tahun 2013; Marka Jalan terpasang seluas m2, meningkat sebesar m2 dari tahun 2013; Paku Marka Jalan terpasang sebanyak unit, meningkat sebanyak 396 unit dari tahun 2013; Pagar Pengaman Jalan terpasang sepanjang 850 meter, meningkat 150 meter dari tahun 2013; Warning Light terpasang sebanyak 11 unit, meningkat sebanyak 3 unit dari tahun Kompleksitas Urusan Wajib Perhubungan dihadapkan pada ketersediaan SDM yang belum memadai, disisi lain keberadaan Kota Mataram menuju Mataram Metro menghadapi persoalan perhubungan yang membutuhkan penanganan secara terpadu dan terintegrasi. h. Urusan Wajib Lingkungan Hidup Penyelenggaraan Urusan Wajib Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, dan Dinas Pertamanan. Pelaksanaan Urusan Wajib Lingkungan Hidup diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Ketersediaan Kawasan Resapan Air, Berkurangnya Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

46 Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsinya yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian. Dasar dan prinsip pengelolaannya adalah untuk mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan. Perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat diiringi peningkatan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya menyebabkan tingginya permintaan akan pembangunan permukiman dan perdagangan baik barang maupun jasa di Kota Mataram. Hal ini menyebabkan tingginya alih fungsi lahan pada kawasan pertanian menjadi kawasan non pertanian yang secara tidak langsung menyebabkan gangguan pada ketersedian kawasan resapan air. Oleh karena itu untuk mengatasinya Pemerintah Kota Mataram melaksanakan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam untuk menambah cakupan biopori atau sumur resapan pada beberapa titik genangan. Tabel 2.21 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Lingkungan Hidup Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP No Indikator Pembangunan Satuan 1 Rasio Ketersediaan kawasan % resapan air 2 Jumlah Sumur Resapan titik 3 Jumlah Biopori Stang, Unit Casing 4 Cakupan Layanan % Persampahan 5 Penanganan kasus Pencemaran/Kerusakan Lingkungan 6 Pelestarian Sumber Daya Alam titik 7 Realisasi , ,0 Persentase penanganan sampah % Pencemaran status mutu air % Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air 12 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. 13 Tempat pembuangan sampah % % % 28,5 22,2 71,17 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

47 (TPS) per satuan penduduk 14 Penegakan hukum lingkungan % 100 Kawasan resapan air di Kota Mataram pada tahun 2014 mengalami peningkatan 1,15 % dari tahun 2013 sebesar 74,50 % menjadi 75,65 %. Kawasan resapan air ini didukung oleh ketersediaan sumur-sumur resapan. Jumlah Sumur Resapan mengalami peningkatan sebesar 3 titik pada tahun 2014 dari 5 titik pada tahun Selain itu jumlah Biopori juga mengalami peningkatan 18 unit casing pada tahun 2014 dari 10 unit casing pada tahun Ruas sungai yang berada di Kota Mataram merupakan hilir aliran sungai yang ada di Pulau Lombok. Hal tersebut menyebabkan Kota Mataram berpeluang mengalami terjadinya genangan atau banjir. Sungai besar yang melintasi wilayah Kota Mataram berjumlah empat sungai dan semuanya bermuara di sepanjang pesisir barat Kota Mataram. Sebagai upaya pencegahan potensi genangan dibutuhkan kawasan resapan air untuk mengurangi run off air hujan yang langsung ke aliran sungai. Sumur resapan yang dibangun di empat lingkungan, antara lain: Lingkungan Arong Arong dan Lingkungan Darul Hikmah Kelurahan Dasan Agung, Lingkungan Karang Jangu Kelurahan Sapta Marga, Lingkungan Kebun Jeruk, Pejeruk Perluasan, Pejeruk Baru Kelurahan Pejeruk dan Lingkungan Kebun Bawak Timur Kelurahan Kebun Sari. Masing-masing dengan diameter 1,2 meter dan kedalaman 3 meter. Disamping sumur resapan juga dibangun BIOPORI sebanyak 228 unit yang didukung dengan alat pengebor 50 unit. Guna meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, Pemerintah Kota Mataram melalui Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, akan menambah cakupan biopori dan sumur resapan pada kawasan yang rawan genangan. Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) juga dilakukan dengan mengoptimalkan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Mataram. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, adalah sebagai berikut : Melakukan pengendalian dalam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam alih fungsi lahan terutama pada kawasan resapan air dan kawasan permukiman; Menambah luasan RTH dengan membangun Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) di Kelurahan Selagalas; Penyediaan dan penanaman Pohon Pelindung; Mengimplementasikan dokumen Survey Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dalam pengkajian Dampak Lingkungan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

48 Prioritas lain yang ditangani dalam urusan lingkungan hidup adalah mengatasi masalah persampahan. Hingga saat ini, dari total volume sampah sebanyak m3 per hari pada tahun 2014, yang tertangani adalah 831,76m3 perhari atau hanya sekitar 65% dari total volume sampah. Sehingga dalam rangka mengimbangi penambahan volume sampah, Pemerintah Kota Mataram memerlukan peningkatan jumlah sarana prasarana persampahan seperti dump truck, arm roll, pick up dan container. Upaya lain dalam mengatasi persoalan sampah adalah dengan mengurangi jumlah timbulan sampah melalui Gerakan LISAN dan Bank Sampah Kota Mataram. Upaya-upaya lain yang dapat menjadi indikator kinerja urusan wajib lingkungan hidup adalah jumlah penanganan pengaduan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan serta jumlah titik perlindungan sumber daya alam. Untuk jumlah pengaduan, Pada tahun 2014 yang dapat diselesaikan sebanyak 5 kasus dari 5 yang diadukan, menurun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7 kasus dari 7 kasus yang diadukan. Sementara pelestarian sumber daya alam dilihat dari perlinungan mata air dimana antara tahun 2013 dan 2014 tidak ada bertambah ataupun berkurang. Artinya jumlah mata air yang ada masih terpelihara dan terjaga dengan baik. i. Urusan Wajib Pertanahan Penyelenggaraan Urusan Wajib Pertanahan dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pertanahan diarahkan untuk meningkatkan penyediaan dan pelayanan infrastruktur perkotaan yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 jumlah tanah yang dibebaskan seluas m 2, yang diperuntukan untuk tanah bangunan kantor pemerintah seluas m 2 dan untuk fasilitas umum seluas m2, terutama pembebasan lahan untuk pembangunan jalan. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan sasaran Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik yang dilaksanakan Bagian Umum Setda Kota Mataram adalah sebagai berikut: Tabel 2.22 Pembagunan Urusan Wajib Pertanahan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERTANAHAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Luas Tanah yang dibebaskan Ha Persentase luas lahan bersertifikat % 8 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

49 3 Penyelesaian kasus tanah Negara 4 Penyelesaian izin lokasi Kasus % ,0 Pada tahun 2014, jumlah tanah yang dibebaskan sejak tahun 2013 sejumlah m 2, meningkat seluas m 2 yang diperuntukan untuk failitas umum terutama pembebasan lahan untuk pembangunan jalan. Selain untuk jalan, terdapat kebutuhan lahan dalam rangka pembangunan gedung kantor. Perlu diketahui bahwa masih terdapat banyak SKPD Kota Mataram yang menggunakan fasilitas gedung pinjaman dari Pemerintah Provinsi NTB. Selain untuk jalan dan bangunan kantor, terdapat kebutuhan lahan dalam rangka pembangunan jaringan air irigasi, bangunan pasar, pembangunan sekolah dan makam. Pada Tahun 2015, rencana pembebasan lahan akan terus diupayakan dalam rangka mendukung kelanjutan pembangunan dan peningkatan jalan, penyediaan lahan untuk rumah potong hewan di Gubuk Mamben, Sekarbela serta rencana relokasi Pasar Kebon Roek di Kebon Talo, Ampenan. j. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil Penyelenggaraan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Dalam rangka pencapaian tertib administrasi kependudukan, upaya pencatatan dan pendataan terhadap pertumbuhan dan pergerakan penduduk Kota Mataram dilakukan dengan mengoptimalkan mekanisme pelayanan kependudukan secara terpadu dan tetap mengacu pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan dalam rangka pemberian pelayanan publik bidang Kependudukan dan Catatan Sipil yang merata dan adil dengan mengedepankan aspek transparansi dan akuntabilitas. Pelaksanaan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan, bertujuan meningkatkan tertib administrasi kependudukan dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan, Pengembangan data base kependudukan, Sosialisasi kebijakan kependudukan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan, Pelayanan Akta Perkawinan dan Perceraian, Pelayanan Akta Kelahiran dan Kematian, Pengawasan Administrasi Kependudukan, Pelayanan Akta Perubahan Nama Kewarganegaraan, Pengangkatan, Pengakuan dan Pengesahan Anak, Penyusunan Perencanaan, Penataan dan Analisis Kependudukan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

50 Tabel 2.23 Pembagunan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Rasio Penduduk ber-ktp % 86,91 2 Rasio penduduk berktp per satuan penduduk % 0,869 3 Rasio bayi berakte kelahiran % 0,815 4 Rasio pasangan berakte nikah % 0,249 5 Kepemilikan KTP % 0,869 6 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 7 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi 8 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK % Ada/Tidak Sudah/belum 0,256 ADA SUDAH Program e-ktp yang dilaksanakan di Kota Mataram selaras dengan prioritas nasional untuk mengembangkan identitas tunggal bagi seluruh warga Negara Indonesia. Optimalisasi e-ktp dalam kerangka SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) sasarannya diarahkan untuk validitas data kependudukan. Dengan diberlakukannya e-ktp secara tidak langsung akan memudahkan pendataan penduduk Kota Mataram, terutama yang terkait dengan validitas data. Pada tahun 2014 penduduk Kota Mataram yang memiliki KTP sebanyak jiwa meningkat sebesar dari tahun 2013 yang berjumlah jiwa atau 11,36% dari keseluruhan penduduk Kota Mataram sebanyak jiwa, sehingga rasio penduduk ber-ktp sebesar 86,91%. Secara lengkap data penduduk wajib KTP dan Penduduk ber-ktp untuk masingmasing kecamatan adalah sebagai berikut: NO Tabel 2.24 Data Kependudukan Per Kecamatan Tahun 2014 KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK WAJIB KTP JUMLAH KTP ELEKTRONIK YANG TERCETAK 1 AMPENAN MATARAM CAKRANEGARA SEKARBELA Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

51 5 SELAPARANG SANDUBAYA JUMLAH Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram, Berdasarkan tabel 2.24 terdapat penduduk yang belum melakukan perekaman data e-ktp, terhadap penduduk yang belum melakukan perekaman tersebut, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melakukan upaya yang terpadu dan berkesinambungan, antara lain operasionalisasi mobil e-ktp dan jemput bola, sehingga diharapkan dalam jangka waktu tertentu dapat diminimalkan penduduk Kota Mataram yang belum memiliki KTP. k. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan keseteraan gender yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan bagian integral dalam penyelenggaraan pembangunan daerah yang merata dan berkeadilan. Gerakan emansipasi perempuan dalam segala aspek pembangunan harus diapresiasikan dengan memberikan kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki dari sisi pengarusutamaan gender serta peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan. Urusan wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Indikator kinerja utama Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) dan Angka Melek Huruf Perempuan. Adapun realisasi capaian masing-masing indikator, dapat dilihat pada tabel dan grafik, sebagai berikut: Tabel 2.25 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Realisasi No Indikator Pembangunan Satuan Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) - 57,77 2 Angka Melek Huruf Perempuan % 90,03 3 Persentase partisipasi % 36,01 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

52 perempuan di lembaga pemerintah 4 Partisipasi perempuan di lembaga swasta % 63,99 5 Rasio KDRT % 0,08 7 Partisipasi angkatan kerja perempuan % Indeks Pemberdayaan Gender adalah indeks komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi. Angka IPG sebesar 57,77 dipengaruhi oleh implementasi kebijakan gender dengan memberikan peluang keterlibatan perempuan dalam pembangunan. Populasi penduduk perempuan Kota Mataram lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari nilai sex ratio sebesar 98 (kurang dari 100) yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Angka Melek Huruf (AMH) di Kota Mataram mulai tahun 2014 mencapai diatas 94,31%, baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan untuk penduduk yang masih buta huruf sebesar 5,69 persen yang didominasi oleh penduduk usia lanjut. Disamping itu, dalam mewujudkan kesetaraan gender telah dilakukan upaya-upaya, antara lain dengan meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan, terutama dalam aspek perencanaan pembangunan dengan menargetkan proporsi peserta Musrenbang/MPBM sebesar 30 persen adalah peserta dari unsur perempuan, membuka seluas-luasnya informasi yang dapat diakses oleh Ibu, maupun Calon Ibu terhadap kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri perempuan dengan membuka kesempatan pembentukan lembaga-lembaga non formal pemerhati perempuan, ibu dan anak, serta meningkatkan ruang expresi perempuan melalui peningkatan frekuensi acara berbasis gender bernilai kebangsaan seperti Peringatan Hari Ibu, Hari Kartini, dan lain-lain. Dalam rangka peningkatan kualitas hidup anak dan perlindungan perempuan serta peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan, telah dilaksanakan sosialisasi PPRG untuk 50 orang, rakor pokja PUG dan PA dengan peserta sebanyak 140 orang, sosialisasi UU PDKRT, PA dan Traficking dengan peserta sebanyak 200 orang, Sosialisasi dalam rangka Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

53 peringatan hari ibu dengan peserta sebanyak 100 orang, kemudian sosialisasi Kota Layak Anak dengan peserta sebanyak 80 orang, sosialisasi kesehatan reproduksi anak yang berperspektif agama dengan peserta sebanyak 65 orang, ada juga pertemuan dan pembinaan forum anak serta pembinaan/pendampingan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan. Jumlah kasus yang melibatkan anak pada tahun 2014 sebanyak 74 kasus, mengalami penurunan 39 kasus dibandingkan tahun 2013 yaitu 113 kasus. Hal ini karena adanya peningkatan kinerja dari mitra kerja yaitu LPA (Lembaga Perlindungan Anak) yang secara intens mengadakan sosialisasi di masyarakat sehingga kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya perlindungan anak semakin meningkat. l. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Penyelenggaraan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya kualitas keluarga yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program nasional yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk sehingga tercapai Penduduk Tumbuh Seimbang dengan tujuan terciptanya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Keberhasilan program KB didukung oleh pola pemberdayaan masyarakat yang tepat dan komitmen semua pihak dalam memahami pentingnya program KB. Dalam rangka meningkatkan kualitas keluarga dalam upaya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain konseling KRR bagi remaja yang dilaksanakan di pondok pesantren, SLTA/SLTP, dan melakukan penyuluhan di setiap kelurahan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Disamping itu, untuk meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga-keluarga prasejahtera dan KS I, telah dilakukan pemberian bantuan modal, pembinaan kepada kelompok UPPKS, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, dan Bina Keluarga Lansia. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan jumlah KS dari menjadi Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program KB dilihat dari meningkatnya penggunan alat kontrasepsi bagi peserta KB aktif mengalami peningkatan sebesar Pasangan Usia Subur (PUS). Guna memaksimalkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

54 program KB dilakukan advokasi kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pencapaian program KB. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut: Tabel 2.26 Pembagunan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Keluarga Sejahtera jiwa Cakupan Layanan PUS ber-kb Aktif 3 Rata-rata jumlah anak per keluarga 4 Rasio akseptor KB jiwa jiwa 1,51 % 69,52 5 Cakupan peserta KB aktif % 73,90 6 Jumlah Keluarga Sejahtera Jiwa 78,95 m. Urusan Wajib Sosial Penyelenggaraan Urusan Wajib Sosial dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram. Pada pelaksanaan Urusan Wajib Sosial diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya Upaya Penanganan Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Perkembangan Kota Mataram sebagai kota urban dengan karakteristik heterogenitas-nya dihadapkan pada permasalahan sosial kemasyarakatan yang makin beragam. Daya tarik Kota Mataram yang berdampak pada meningkatnya arus urbanisasi masyarakat menjadikan permasalahan sosial terus meningkat setiap tahunnya. Selain urbanisasi, dinamika pertumbuhan penduduk dengan rata-rata 1,7% setiap tahunnya menjadi faktor yang mempengaruhi makin beragamnya permasalahan sosial kemasyarakatan, antara lain penyandang masalah kesejahteraan sosial, anak terlantar, fakir miskin dan penyakit sosial lainnya. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan urusan wajib sosial adalah sebagai berikut: Tabel 2.27 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

55 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Sosial Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB SOSIAL No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Persentase Penduduk Miskin % 10,06 2 Jumlah Panti Asuhan/Panti Jompo/Panti Rehabilitasi yang bina 3 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 4 PMKS yg memperoleh bantuan sosial unit 16 unit 16 orang Dalam konteks pembangunan manusia masalah kemiskinan dapat menjadi akar dari permasalahan sosial dalam suatu daerah. Kota dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi rawan akan masalah kemiskinan. Kinerja dalam penanganan kemiskinan adalah kemampuan menekan angka kemiskinan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2014, upaya untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan dilakukan melalui program pembangunan yang berkelanjutan antara lain menerapkan layanan kesehatan gratis, bantuan siswa miskin, bedah rumah, sambungan gratis air bersih bagi MBR, bantuan beras miskin (raskin), bantuan beras bagi penduduk Jompo, bantuan modal usaha, Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), dan Santunan Kematian. Menurut data BPS Kota Mataram jumlah penduduk miskin yang ada di Kota Mataram tahun 2014 sebanyak jiwa menurun sebesar jiwa atau sebesar 0,69 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang berjumlah jiwa. Berkurangnya jumlah penduduk miskin berkontribusi terhadap peningkatan IPM Kota Mataram. Untuk indikator Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dilakukan melalui peningkatan kemampuan petugas dan pendamping sosial PMKS, pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial bagi PMKS serta pelatihan bagi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE). n. Urusan Wajib Ketenagakerjaan Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

56 meningkatnya ketersediaan lapangan kerja yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tenaga kerja (sumber daya manusia) merupakan modal yang sangat dominan dalam menyukseskan program pembangunan. Masalah ketenagakerjaan semakin kompleks seiring bertambahnya jumlah penduduk, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Pemerintah terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan urusan wajib Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut: Tabel 2.28 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib KetenagaKerjaan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Realisasi 2014 % 61,20 % 95,21 3 Angka partisipasi angkatan kerja 5 Tingkat partisipasi angkatan kerja orang % 61.20% 6 Pencari kerja yang ditempatkan % 61.20% 7 Tingkat pengangguran terbuka % Keselamatan dan perlindungan % 4.79% 9 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah % Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

57 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) didifinisikan sebagai indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survey. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Mataram pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 5,05% dari tahun Peningkatan TPAK Kota Mataram didukung oleh kondusivitas wilayah, berkembangnya sektor formal dan sektor informal serta keberadaan wirausaha baru dan ekonomi kreatif masyarakat. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan peluang seseorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Secara umum TKK mengalami peningkatan sebesar 0,69 % dari 94,52% pada tahun 2013 menjadi 95.21% tahun Peningkatan tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah Kota Mataram terkait keterbukaan usaha melalui kemudahan pemberian ijin usaha (SITU), TDP, IMB di bidang perdagangan dan jasa, diharapkan dapat menyebabkan menurunnya penduduk tidak bekerja (menganggur) di Kota Mataram. Kemudahan ini didukung dengan peningkatan kinerja pelayanan perijinan terpadu melalui pembentukan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram serta kebijakan pelimpahan kewenangan Walikota Mataram kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram dalam penandatanganan ijin. Hal lain yang mempengaruhi adalah bertumbuhnya sektor tersier yang positif terkait berkembangnya pasar modern yang menggunakan tenaga kerja lokal, sehingga diharapkan sebagian besar angkatan kerja dapat tertampung di lapangan usaha dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebagai bagian lain dari penilaian kinerja oleh pihak independent, Dinas Sosial, Tenagakerja dan Transmigrasi Kota Mataram atas penilaian Ombusdman RI perwakilan Nusa Tenggara Barat dalam penilaian kinerja pelayanan publik bidang ketenagakerjaan (AK 1/Kartu Kuning) dengan nilai 890 berada pada Zona Hijau. o. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan usaha yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Urusan Koperasi merupakan urusan yang dianggap penting bagi perkembangan perekonomian Indonesia dalam kaitannya mendukung usaha kecil dan menengah. Koperasi adalah sebuah kata yang tidak asing untuk didengar bagi masyarakat Indonesia karena mencerminkan budaya bangsa yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

58 gotong royong dan tolong menolong. Dalam konteks Indonesia, koperasi merupakan bentuk usaha yang sah, dimana keberadaannya diakui dalam UUD Koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang paling ideal dimana anggotanya bertindak sebagai produsen, konsumen dan sekaligus juga sebagai pemilik. Koperasi pertama kali muncul pada awal abad ke-19 sebagai reaksi sistem ekonomi liberal dimana pada waktu itu segolong kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Tabel 2.29 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Koperasi dan UKM Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Wirausaha Baru WUB Koperasi Berkualitas 3 Koperasi Aktif Unit 133 Unit Persentase koperasi aktif % 59,76 % 7 Usaha Mikro dan Kecil % 92,50% Dalam perkembanganya, pertumbuhan Wira Usaha Baru (WUB) di Kota Mataram menunjukan adanya peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan target yang ditetapkan untuk tahun anggaran 2014 sebesar WUB, pemerintah Kota Mataram telah berhasil melampaui target tersebut dengan realisasi sebesar WUB atau terjadi peningkatan sebesar 167 % dari jumlah WUB tahun Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya startegis yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berupa 1) peningkatkan kemampuan kewirausahaan, 2) membudayakan kewirausahaan, 3) pemberdayaan sumberdaya 4) pendayagunaan sumber daya, serta 5) pemberdayaan Koperasi Simpan Pinjam dan Lembaga Keuangan Mikro. Disisi lain, dalam kaitannya dengan upaya peningkatan iklim usaha yang kondusif di Kota Mataram serta daya dukungnya dalam penciptaan WUB, peran koperasi menjadi prioritas perhatian pemerintah Kota Mataram. Dalam perkembangannya jumlah koperasi di Kota Mataram Tahun 2014 tercatat sebanyak 594 unit, dimana terjadi peningkatan sebanyak 6 unit koperasi dari 588 unit Koperasi di tahun Dari total 594 unit koperasi di Kota Mataram masih terdapat koperasi yang tidak aktif yang membutuhkan pembinaan dan pendampingan lebih lanjut, sehingga keberadaan koperasi aktif yang berjumlah 355 akan dapat makin ditingkatkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

59 Masih besarnya proporsi koperasi tidak aktif terlepas dari belum optimalnya kinerja program/kegiatan, akan tetapi lebih pada beberapa faktor diantaranya koperasi yang berada di wilayah pemekaran dan masuk dalam binaan pemerintah Kota Mataram tercatat sebagai koperasi tidak aktif serta terkendala prosedur penghapusan. Upaya peningkatan jumlah koperasi aktif dan jumlah koperasi berkualitas diintervensi melalui kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian, Pembinaan, Pengawasan, dan Perhargaan Koperasi Berprestasi, serta Peningkatan Penataan Data Koperasi. Dari jumlah koperasi aktif yang ada, secara berkesinambungan dilakukan penilaian kinerja dalam rangka penetapkan koperasi yang berkualitas. Dasar penetapan kinerja koperasi dilakukan melalui Pemeringkatan Koperasi yang mengacu pada Permen Nomor 06/Per/M.KUMKM/III/2008 tanggal 12 Maret 2008 tentang perubahan atas Permen nomor 22/KEP/M.KUMKM/IV/2007 tanggal 16 April 2007 tentang pemeringkatan koperasi. Berdasarkan hasil pengklasifikasian/penilaian yang dilakukan ditetapkan 133 koperasi berkualitas, meningkat sebanyak 5 koperasi dari tahun sebelumnya. p. Urusan Wajib Penanaman Modal Penanaman modal dalam suatu Negara maupun daerah mempunyai peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dan daerah. Peningkatan investasi dapat meningkatkan PAD secara langsung yang dapat dibelanjakan untuk program pembangunan. Selain itu, besarnya investasi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat terkait dengan kesempatan kerja yang lebih luas. Dari sisi peran pemerintah, harus mengupayakan pembenahan terhadap peningkatan pelayanan secara prima dalam menunjang iklim berinvestasi. Penyelenggaraan Urusan Wajib Penanaman Modal dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Penanaman Modal diarahkan untuk mencapai sasaran strategis yaitu meningkatnya kepastian berinvestasi yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Peningkatan pelayanan perizinan pada BPMP2T diatur dengan Peraturan Walikota Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Kewenangan Di Bidang Perijinan Kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik bidang perijinan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

60 Tabel 2.30 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Penanaman Modal Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL No Indikator Pembangunan Satuan 1 Pembentukan Modal Tetap Brutto (PMTB) Rp (ribuan) Realisasi * 2 Laju Pertumbuhan Investasi % 12,76* 3 Penyelesaian Ijin Investasi Tepat Waktu % 97 4 Laju Pertumbuhan Investasi % 12,76* *) Angka perkiraan Sumber : BPS Kota Mataram, BPMP2T data diolah Berdasarkan PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap Brutto (PMTB). PMTB menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai brutto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. Atas dasar nilai PMTB, perkembangan investasi di Kota Mataram menunjukan perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2014 tercatat peningkatan PMTB sebesar Rp dari Rp ,- pada tahun 2013 menjadi Rp ,-. Laju pertumbuhan investasi selama tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,38% dari 12,38% pada tahun 2013 menjadi % di tahun Bila dilihat kontribusi masing-masing sektor ekonomi tergambarkan bahwa laju pertumbuhan sektor-sektor tertentu yang menjadi inti dari perkembangan laju investasi yang positif tersebut. Pertumbuhan per sektor pada tahun 2014, terdapat dua sektor yang menunjukan laju yang besar yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (11,74%) serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (11,07%). Hal ini menunjukan bahwa Kota Mataram berhasil memanfaatkan keunggulannya sebagai pusat pemerintahan serta pusat perdagangan dan jasa dengan terus menjaga dan meningkatkan iklim berinvestasi dan berusaha. Indikator Meningkatnya Efektifitas Pengembangan Usaha capaiannya didukung oleh pelaksanaan program/kegiatan Peningkatan Kwalitas Pelayanan Publik, yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas pelayanan perijinan termasuk di dalamnya adalah yang berkaitan dengan waktu penyelesaian izin. Waktu penyelesaian Izin IMB, PIMB, ILOK, SITU MB, HO, SIUP, TDP, TDG, TDI/IUI dan Perluasan, IUJK, Ijin Hotel, Ijin Rumah Makan, Ijin Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

61 Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, Ijin Usaha Jasa Pariwisata, Ijin Sewa Lahan dan lain-lain dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayananya. Pada tahun 2014 ijin yang ditangani sebanyak izin, terjadi peningkatan pelayanan dari tahun 2013 yang sebanyak izin atau terjadi peningkatan pelayanan perijinan sebesar 273%. Dari ijin yang dilayani pada tahun 2014 terdapat peningkatan pelayanan perijinan tepat waktu dari 90% yang ditargetkan menjadi 97% atau melampaui target sebesar 7%. q. Urusan Wajib Kebudayaan Sebagai ibukota Provinsi NTB, Kota Mataram dengan keberagaman budaya tetap peduli dalam upaya pelestarian terhadap nilai-nilai kebudayaan dan keragaman budaya. Penyelenggaraan Urusan Wajib Kebudayaan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram dan Dinas Pendidikan dan Olahraga. Pelaksanaan Urusan Wajib Kebudayaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal, yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.31 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kebudayaan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah sanggar seni dan budaya sanggar Penyelenggaraan festival seni dan budaya kegiatan 56 3 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 4 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 5 Jumlah Pranata Adat lokasi 4 Lokasi 5 lembaga 7 Penyelenggaran Festival Seni & Budaya berupa Festival Gendang Beleq, Bale Ganjur, Qasidah, dan Serakalan Barzanji diselenggarakan di Kota Mataram. Dalam upaya mempertahankan seni budaya lokal daerah, penyelenggaraan festival tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk mengetahui keberadaan budaya daerahnya. Jumlah sanggar seni 203 tersebar di seluruh kecamatan. Sanggar seni yang ada berupa sanggar seni tari, seni rudat, zikir jaman, peresean, cupak gerantang, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

62 hadrah dan qasidah. Selain sanggar seni, terdapat beberapa komunitas seni yang dikembangkan oleh komunitas muda dalam mengembangkan seni akustik, keroncong, dan sebagainya. Jumlah situs di Kota Mataram sampai dengan saat ini sebanyak 4 situs, yaitu: Taman Mayura, Pure Miru, Makam Van Ham, dan Makam Loang Baloq. Situs tersebut telah tercatat di Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar Bali yang wilayah kerjanya termasuk Kota Mataram. Selain 4 situs tersebut, terdapat beberapa situs lainnya yang dilestarikan dan dipublikasikan sebagai Cagar Budaya Kota Mataram, antara lain: Makam Dende Seleh, Makam Tuan Guru Tretetet, Masjid Lebai Sandar, Makam Al Kaff dan Titi Gangsa Sayang Sayang. r. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga Pembangunan pemuda dan olahraga diarahkan untuk meningkatkan peran aktif dan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan serta menumbuhkan dan meningkatkan budaya dan prestasi olahraga. Peningkatan kualitas sumber daya pemuda, organisasi pemuda merupakan tujuan strategis dalam upaya menciptakan SDM Kota Mataram yang sehat jasmani dan rohani, serta mampu berdaya saing. Untuk mewujudkan hal tersebut, dilaksanakan penyelenggaraan Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan kualitas pendidikan yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.32 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Organisasi Pemuda buah 71 2 Jumlah Organisasi Keolahragaan buah 30 3 Jumlah kegiatan kepemudaan Jenis 5 4 Jumlah kegiatan olahraga Jenis 5 5 Jumlah lapangan olahraga buah 43 6 Jumlah organisasi pemuda buah 60 7 Jumlah organisasi olahraga buah 50 8 Jumlah kegiatan kepemudaan buah 3 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

63 9 Jumlah kegiatan olahraga buah 5 10 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) buah 4 Capaian kinerja kepemudaan dan olahraga dilakukan dengan mengoptimalkan wadah organisasi yang ada yaitu organisasi kepemudaan meliputi organisasi kepemudaan sebanyak 71 buah yang terdiri dari 11 organisasi kepemudaan yang berada di sekolah, dan 60 organisasi kepemudaan yang berada di luar sekolah. Organisasi kepemudaan di sekolah terdiri dari Forum Organisasi Siswa Intra Sekolah (FK-OSIS), Paskibraka, Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), UKS, Kelompok Sukarela Remaja (KSR), Sahabat Teman Sebaya (STS), Sanggar Olahraga Rekreasi, dan Kelompok Pencinta Alam. Kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan sebanyak 5 jenis yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan Pelajar dan Kepemudaan, Pembinaan Paskibraka, Musabaqah Pelajar Kota Mataram (MTQ, MFQ/MHQ, MSQ dan MKQ), Pelaksanaan Tadarus Al-Qur an Pelajar dan Guru Pembina Imtaq, Pertukaran Pemuda Antar Daerah, serta Lawatan Sejarah Pelajar. Sedangkan untuk indikator utama olahraga dilakukan dengan mengoptimalkan organisasi olahraga yang terdiri dari 50 jenis olahraga, yang telah memiliki kepengurusan cabang olahraga di Kota Mataram sebanyak 30 cabang dan 20 cabang kepengurusannya belum terbentuk di Kota Mataram. Kegiatan keolahragaan sebanyak 5 kali secara rutin dilakukan setiap tahun, antara lain Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Liga Pendidikan Indonesia (LPI), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Kompetisi Olahraga Unggulan Daerah (KOUD), dan Pekan Olahraga Antar Satuan Pendidikan. Dalam mendukung pembinaan olahraga di sekolah didukung oleh 43 lapangan olahraga berupa lapangan basket, lapangan volley dan lain-lain. Dalam mengoptimalkan pembinaan olahraga professional di luar sekolah, dengan keberadaan Komite Olahraga Nasional (KONI) Kota Mataram diarahkan untuk meningkatkan prestasi atlet Kota Mataram terutama dalam menghadapi event olahraga regional dan nasional. Untuk mendukung capaian prestasi atlet Pemerintah Kota Mataram telah memberikan bantuan stimulus baik kepada atlet maupun pelatih masing-masing Cabang Olahraga (Cabor). Dalam mengoptimalkan pengelolaan sarana olahraga khususnya Stadion Malomba telah dibentuk Badan Pengelola Stadion Legenda Malomba Ampenan dengan Keputusan Walikota. s. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Mataram memiliki karakteristik heterogenitas dari sisi agama, ras, suku dan golongan. Kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan di Kota Mataram Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

64 berpeluang untuk terjadinya konflik, sehingga upaya preventif dalam mengantisipasi konflik dan sejenisnya dilakukan melalui komunikasi, koordinasi dan sosialisasi yang intensif dengan unsur kepolisian, TNI, lembaga adat dan kemasyarakatan. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Mataram, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.33 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Cakupan Penanganan Konflik kasus 2 2 Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas, dan OKP 3 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah 4 Jumlah Tower Peringatan Dini Tsunami 5 Inventaris Peralatan Penanggulangan Bencana 6 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP kegiatan 1 kegiatan 1 Unit 1 Unit 42 Kali 1 7 Kegiatan pembinaan politik daerah Kali 1 Komposisi penduduk Kota Mataram yang majemuk dengan berbagai ras, suku dan agama dapat menyimpan potensi konflik, jika tidak ditangani dengan benar. Dalam mengoptimalkan penanganan konflik, beberapa hal yang dilakukan: pertama, meningkatkan intervensi kebijakan Pemerintah Kota Mataram yang aktif mendorong harmonisasi dan mengantisipasi sedini mungkin potensi konflik. Kedua, Pemerintah Daerah secara terus menerus dan aktif memfasilitasi dialog terbuka, menggelar rapat koordinasi, serta melakukan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

65 mediasi penanganan konflik. Tidak ketinggalan keberadaan Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA) dan jejaringnya juga dioptimalkan. Upaya lain adalah memfasilitasi dan mendukung program kerja sejumlah ormas yang merupakan wadah masyarakat untuk membangun pemahaman atas pluralisme dan keberagaman, seperti Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB). Disamping itu, dilaksanakan pula sosialisasi yang efektif untuk Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) pada 6 kecamatan dan penurunan penanganan konflik dari 4 kasus pada tahun 2013 menjadi hanya 2 kasus pada tahun Upaya penanganan konflik tersebut dengan melakukan musyawarah perdamaian dengan penandatanganan ikrar perdamaian antara pihak yang bertikai dengan melibatkan Tokoh Masyarakat (Toma) dan Tokoh Agama (Toga). Kota Mataram merupakan salah satu Kota/Kabupaten di Prop. NTB termasuk dalam zona rawan bencana. Dari 14 jenis bencana yang ada di Indonesia, beberapa jenis berpotensi terjadi di Kota Mataram antara lain: Longsor, genangan, banjir, gelombang pasang dan tsunami, abrasi pantai, gempa bumi, angin puting beliung, kebakaran, serta konflik sosial. Potensi bencana ini tentu dipengaruhi oleh kondisi geografis, tofografi, geologis, klimatologi, demografi dan faktor tektonik wilayah NTB dan Indonesia umumnya. Dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat Kota Mataram dari ancaman bencana, khususnya gelombang pasang/tsunami, pada tahun 2013 Kota Mataram mendapat bantuan Tower Peringatan Dini Tsunami dari BMKG Pusat kerjasama dengan GIZ yang dipasang di halaman kantor Kelurahan Ampenan Selatan. Dalam memberikan pelayanan penanggulangan bencana baik pencegahan, pengurangan risiko bencana, mitigasi bencana, peringatan dini, kesiapsiagaan pada pra bencana, maupun pencarian, pertolongan dan evakuasi, pemulihan darurat saat terjadi bencana, serta rehabilitasi dan rekontruksi pada pasca bencana telah disediakan sarana dan fasilitas penunjang yang memadai agar tujuan penanggulan bencana untuk penyelamatan dan mengurangi penderitaan korban dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pada tahun 2013 telah disediakan 22 unit peralatan penanggulangan bencana berupa perahu karet, mesin chainsaw, tenda dan lain-lain. Serta tahun 2014 ditambahkan sekitar 20 unit peralatan yang sebagian besar dananya bersumber dari APBN. t. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Penyelenggaraan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

66 dilaksanakan oleh: Dinas Pendapatan; Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Sekretariat Daerah Kota Mataram; Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Inspektorat; Badan Kepegawaian Daerah; Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah; Kecamatan Cakranegara; Kecamatan Mataram; Kecamatan Ampenan; Kecamatan Selaparang; Kecamatan Sandubaya; Kecamatan Sekarbela; Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI. Implementasi keseluruhan program dan kegiatan Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dilaksanakan untuk mencapai sasaran strategis yang tertuang dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014, yaitu Meningkatnya Kemandirian Pembiayaan Daerah ; Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance dan Meningkatnya Efektivitas Penerapan SPM dan SOP. Tabel 2.34 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Realisasi No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi PAD Rp. (juta) ,01 2 Persentase Capaian PAD terhadap target % 126,23 3 Persentase PAD terhadap Pendapatan Daerah % 18,70 4 Persentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim % sesuai eselon 5 Jumlah pelanggaran disiplin 10 kasus PNS 6 Presentase bezeting pegawai % Monev perijinan pada bagian ekonomi (SITU, HO) 8 Penyaluran Raskin Yang Tepat Sasaran 9 Penetapan Perda APBD Tepat Waktu 10 Jumlah pengadaan barang/jasa melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) / E- Procurement. 11 Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa. izin 975 RTS % 100 Paket 58 Orang 87 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

67 12 SKPD yang mempunyai SPM & SOP 13 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk 14 Rasio Jumlah Linmas per Jumlah Penduduk 15 Rasio Pos Siskamling per jumlah kelurahan SKPD Pertumbuhan ekonomi % Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah - Website BPMP2T 19 Jumlah Penegakan PERDA buah Cakupan patroli petugas Satpol PP 22 Jumlah Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten 23 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kota 24 Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 25 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik % 90 orang 186 % 100 menit 14 % 64 Potensi PAD menjadi semakin meningkat sejak berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah karena diberikannya kewenangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memungut Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang sebelumnya menjadi kewenangan pusat. Kedua komponen ini memberikan peningkatan yang signifikan bagi peningkatan PAD secara keseluruhan. Pada tahun 2013, realisasi PAD sebesar Rp ,54 meningkat sebesar Rp ,71 atau 44,83% dari tahun 2014 yaitu sebesar Rp ,25. Realisasi pada tahun 2014 tersebut melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar 126,23%. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

68 Peningkatan kemandirian daerah juga terlihat dari peningkatan persentase PAD terhadap Pendapatan APBD yaitu dari 16,24% di tahun 2013 meningkat sebesar 2,46% menjadi 18,70% tahun Peningkatan ini terjadi karena upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Mataram melalui intensifikasi dalam proses pemungutan potensi pendapatan daerah khususnya penerimaan dari pajak daerah dan retribusi daerah; serta ekstensifikasi potensi pendapatan daerah dengan memperluas basis penerimaan yang dapat dipungut oleh daerah dengan mengidentifikasi potensi daerah yang dapat dijadikan sumber penerimaan, mengidentifikasi pembayar pajak baru/potensial, memperbaiki basis data objek, menjaring wajib pajak daerah/wajib retribusi daerah baru melalui pendataan rutin setiap triwulan. Terkait dengan persentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklat sesuai eselon, sampai tahun 2013, pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim sebanyak 54 orang, terdiri dari diklatpim tingkat II sebanyak 5 orang, diklatpim tingkat III sebanyak 19 orang, dan diklatpim tingkat IV sebanyak 30 orang. Sedangkan pada tahun 2014, pejabat struktural yang mengikuti diklatpim sebanyak 41 orang, yang terdiri dari diklatpim tingkat III sebanyak 10 orang dan diklatpim tingkat IV sebanyak 31 orang. Terkait dengan jumlah pelanggaran disiplin PNS, pada tahun 2013 kasus yang ditangani sebanyak 36 kasus terdiri dari ijin cerai sebanyak 28 kasus dan 8 kasus pelanggaran disiplin PNS tingkat sedang dan berat. Sedangkan pada tahun 2014 kasus yang ditangani sebanyak 34 kasus yang terdiri dari ijin cerai sebanyak 24 kasus dan 10 kasus pelanggaran disiplin PNS tingkat sedang dan berat. Capaian indikator kinerja rasio pelanggaran disiplin PNS tercapai 100% dari target kasus 14 dapat ditekan hanya 10 kasus pelanggaran disiplin PNS tingkat sedang dan berat pada tahun Penurunan kasus pelanggaran disiplin PNS tersebut merupakan dampak positif adanya kejelasan pemberian sanksi bagi PNS yang melakukan tindak pelanggaran disiplin PNS sesuai dengan peraturan yang berlaku. Terkait dengan bezeting pegawai, mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian PAN dan RB serta Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah ditindaklanjuti dengan penyampaian Usulan Formasi CPNS Daerah oleh Pemerintah Kota Mataram pada tahun 2014 dan Susunan Kekuatan Pegawai. Realiasasi capaian target bezetting pegawai sebesar 90,54% dari target sebesar 94%. Tidak dapat terpenuhinya target yang diharapkan pada capaian kinerja tahun 2014 disebabkan beberapa hal, antara lain karena adanya ketentuan Pemerintah Pusat melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang memberlakukan kebijakan moratorium penerimaan CPNS mulai tahun 2011 sampai 2013, dimana dalam kebijakan tersebut telah ditetapkan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota tidak diperkenankan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

69 melaksanakan rekruitmen CPNS apabila Belanja Tidak Langsung (BTL) yang tertuang dalam APBD melebihi 50%, serta jumlah tenaga honorer kategori II yang ada di Kabupaten/Kota lebih dari 500 orang. Menindaklanjuti kebijakan tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah menyusun formasi CPNS dengan mempertimbangkan azas zero growth yaitu pengangkatan CPNS yang didasarkan pada perhitungan jumlah PNS yang memasuki batas usia pensiun (purna tugas). Dalam rangka memfasilitasi pemenuhan kebutuhan kelembagaan DPRD, keberadaan Sekretariat DPRD sebagai salah satu lembaga daerah sangat diperlukan. Peran lembaga ini diarahkan untuk peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sehingga dapat mewujudkan hubungan yang harmonis antara Eksekutif (Pemerintah Kota Mataram) dengan Legislatif (DPRD Kota Mataram). Upaya meningkatnya kapasitas pimpinan dan anggota DPRD dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang lembaga legislatif, dilaksanakan dengan beberapa kegiatan antara lain Penyusunan dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 6 Rancangan Perda, hearing/dialog dan koordinasi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan tokoh agama, rapat-rapat alat kelengkapan dewan, rapat paripurna, kunjungan kerja, kegiatan panitia khusus dan fraksi-fraksi DPRD, kegiatan reses dan pelayanan bantuan hukum Pemda. Dalam menunjang kegiatan DPRD Kota Mataram dialokasikan anggaran sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp atau 84,00%. Pelaksanaan kinerja program Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, dan Program Peningkatan Penanaman Modal Daerah dalam monitoring dan evaluasi tindak lanjut pengajuan perijinan SITU dan HO terjadi peningkatan kinerja dari yang ditargetkan, yaitu dari 555 izin di tahun 2013 menjadi 975 izin di tahun Pelaksanaan penyaluran Beras Miskin (Raskin) dimana data penerima Raskin merupakan kewenangan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan untuk Kota Mataram sebanyak Tersalurkannya Raskin kepada RTS di tahun 2013 dan 2014 menjadi salah satu kinerja bagi tercapainya sasaran Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance. Pembinaan umat beragama di Kota Mataram dilaksanakan secara intensif dalam kegiatan sehari-hari. Dengan digalakkan imtaq di sekolah-sekolah dan kantor-kantor pada hari Jum at diharapkan kualitas Sumber Daya Manusia di Kota Mataram dapat lebih ditingkatkan, utamanya dari segi religiusitasnya. Jumlah pemeluk agama di Kota Mataram tercatat sebanyak jiwa pemeluk agama islam, jiwa pemeluk agama Hindu, jiwa pemeluk Nasrani, dan jiwa pemeluk agama Budha dan lainnya. Untuk mendukung Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

70 pelaksanaan kehidupan beragama di Kota Mataram, telah dibangun sarana peribadatan, yaitu 232 Masjid, 163 Pura, 15 Gereja Kristen, 2 Gereja Katholik, dan 11 Vihara. Sementara itu, terdapat beberapa lembaga pendidikan agama sejak dini, yaitu sebanyak 36 Raudhatul Athfal (RA), 24 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 22 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 12 Madrasah Aliyah (MA), 7 sekolah katholik, dan 6 sekolah kristen. Dalam rangka mewujudkan salah satu Visi Kota Mataram yaitu Religius, dapat tergambar dalam dukungan berbagai kegiatan keagamaan yang secara rutin dilakukan setiap tahun oleh berbagai pemeluk agama di Kota Mataram. Beberapa kegiatan keagamaan tersebut antara lain: (1) Festival Maulid, (2) Festival Lebaran Topat, (3) MTQ/MFQ, (4) Pawai Ogoh-ogoh. Pertemuan antar umat beragama dilakukan selama 5 kali dalam satu tahun dengan melibatkan seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan. Banyaknya lembaga kelembagaan mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen dari tahun 2013 sebanyak 46 kegiatan menjadi 52 kegiatan di tahun Namun, terjadi penurunan realisasi akibat bertambahnya target capaian yang diinginkan di tahun 2014, yang menyebabkan capaian tercapai 89,81 persen. Implementasi pelayanan publik sangat berkaitan dengan penyelenggaran pemerintahan yang bersih, jujur dan transparan. Pemantapan komitmen dalam mendukung Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi dan implementasi Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Mataram merupakan bagian penting bagi terselenggaranya Good Governance. Jika merujuk hasil Survey KPK terkait Integritas Daerah (ID), Kota Mataram menunjukkan progress ID yang positif pada 7,36 yang berada 1,36 diatas nilai standar minimal KPK sebesar 6,00. Hasil survey KPK menunjukkan kinerja pelayanan publik terutama pada unit pelayanan perijinan, pelayanan kesehatan dasar Puskesmas dan Pengadaan Barang Jasa memiliki kriteria sangat baik. Dalam mendukung pencapaian Integritas Daerah pada bidang lainnya dilakukan upaya peningkatan dalam sistem pengawasan internal, koordinasi pengawasan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH dan pengelolaan keuangan daerah. Dalam peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan dilakukan pelatihan diklat fungsional pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan untuk memenuhi ketersediaan tenaga fungsional auditor yang memadai. Jumlah auditor tahun 2014 sebanyak 21 orang meningkat sebanyak 2 orang dibandingkan tahun 2013 sebanyak 19 orang. Ketersediaan tenaga auditor dapat mendukung pelaksanaan sistem pengawasan dan pengendalian pengelolaan keuangan daerah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

71 Kinerja pengelolaan keuangan daerah dimulai dari penyusunan APBD setelah proses perencanaan. Ketepatan waktu dalam penetapan APBD menjadi hal penting guna kelancaran pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahanan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang mengamanatkan penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. Sesuai dengan amanat Permendagri tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah menetapkan APBD tepat waktu setiap tahunnya. Dari sisi pengelolaan keuangan daerah, dengan semangat reformasi pengelolaan keuangan daerah yang ditandai dengan ditetapkannya Undang- Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, dimana disebutkan bahwa bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang saat ini dalam penyusunanya wajib mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Berdasarkan ketiga regulasi tersebut pada pada tahun 2010 Pemerintah menerbitkan Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan kualitas pertanggungjawaban kinerja pemerintah yang merupakan revisi dari Peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar Akuntansi Pemerintah dimana Peraturan pemerintah dimaksud mewajibkan penerapan akuntansi berbasis akrual oleh Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah dari yang sebelumnya berbasis kas menuju akrual dan ditegaskan pula dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah yang penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh paling lambat Tahun Anggaran Dalam mendukung penyesuaian-penyesuaian penerapan peraturan perundang-undangan tersebut Pemerintah Kota Mataram pada tahun 2014 melalui BPKAD membangun SimDaPers dalam rangka pencatatan persediaan yang mendukung Sistem Informasi yang telah dibangun sebelumnya, yaitu SimDa dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga Pemerintah dalam penyediaan Tehnologi Informasi (BPKP, Depdagri, Depkeu) dalam penyediaan Sistem informasi Pengelolaan keuangan. Sistem informasi yang telah dibangunpun tetap dibenahi guna mengakomodir solusi permasalahan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Sampai dengan akhir tahun 2014, Simda telah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

72 dikembangkan menjadi versi 2.7. dimana aplikasi ini mendukung penerapan akuntansi berbasis akrual dan terintegrasi dengan pencatatan barang milik daerah dalam rangka memenuhi Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengelolan Barang Milik Daerah (BMD). Dalam upaya penanganan masalah Hukum dan HAM dilakukan 4 kali Konsultasi Publik dan 6 kali publikasi produk hukum daerah selama tahun Guna peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kepatuhan aparatur dan masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai HAM telah tersusun Rencana Aksi Hak Asasi Manusia (RAN-HAM) yang menjadi dasar pelaksanaan harmonisasi nilai-nilai HAM ke dalam program dan kegiatan Pemerintah Kota Mataram. Disamping itu, Penegakan Peraturan Daerah sebagai bagian penting pelaksanaan kebijakan daerah terus digalakkan, mulai dari tahapan sosialisasi yang intensif, uji coba, dan penerapan produk hukum daerah tersebut. Tim penegakan PERDA berupa tim operasional 20 orang. Tabel 2.35 Jumlah Produk Hukum Daerah yang Ditetapkan Pemerintah Kota Mataram Tahun Produk Hukum Tahun 2013 Tahun 2014 Peraturan Daerah Kota Mataram 11 Perda 10 Perda Peraturan Walikota Mataram 41 Perwal 51 Perwal Keputusan Walikota Mataram 984 Keputusan 1212 Keputusan Sumber : LAKIP Setda Kota Mataram Tahun 2014 Pada Tahun Anggaran 2013 jumlah paket lelang yang sudah ditenderkan sejumlah 57 paket, dan Tahun Anggaran 2014 jumlah paket yang melalui proses lelang sejumlah 58 Paket. Jumlah PNS yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa pada tahun 2013 sebanyak 120 orang, sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 87 orang, berkurang sebanyak 33 orang. Hal tersebut disebabkan sebagian PNS yang bersertifikat menduduki Jabatan Struktural di SKPD masing-masing dan tidak mau memperpanjang sertifikat yang dimiliki. Selain itu beberapa PNS yang bersertifikat telah memasuki masa pensiun. Dari tabel 2.31 menunjukkan bahwa IKU yang berkaitan dengan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) masih belum optimal. Beberapa SKPD teknis telah menetapkan SPM (13 SPM) yang ditetapkan oleh Kementerian terkait di Pemerintah Pusat. Dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat, saat ini standar yang digunakan masih mengacu pada penetapan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang telah ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun Tupoksi yang sudah ada menjadi acuan pelaksanaan tugas Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

73 kedinasan, serta tugas lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan. Upaya yang dilakukan saat ini, yang difasilitasi oleh SKPD terkait, adalah: Melaksanakan asistensi penyusunan SPM dan SOP yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Mataram, Memantau pelaksanaan penerapan SPM dan SOP melalui mekanisme monitoring dan evaluasi yang tepat sasaran, yang dilaksanakan oleh Bagian APP Setda Kota Mataram dan Bagian Organisasi Setda Kota Mataram, dan Menyusun draft Perwal tentang Penyusunan SOP dan SPM, termasuk pula urgensi dan kebutuhannya bagi kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance). u. Urusan Wajib Ketahanan Pangan Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketahanan Pangan dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketahanan Pangan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis yaitu meningkatnya efektifitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.36 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Ketersediaan dan Cadangan Pangan Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita 3 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan 4 Penganekaragaman dan Keamana Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Realisasi 2014 % 171,78 % 100 % 100 % 80,80 % 50 4 Penanganan Kerawanan Pangan % 100 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

74 5 Cakupan Bina Kelompok Petani % 85,00 6 Cakupan layanan penyuluhan % 68,17 7 Regulasi ketahanan pangan regulasi 2 Dari tabel di atas terlihat bahwa kinerja indikator utama urusan wajib ketahanan pangan rata-rata sudah tercapai. Untuk Indikator Ketersediaan dan Cadangan Pangan dilihat dari Ketersediaan Energi dan Protein, tahun 2014 mengalami peningkatan dengan presentase sebesar 23,52 % dari tahun 2013 sebesar 148,26% menjadi 171,78 % pada tahun 2014, dimana energi dan protein per kapita ( energi : 119,66%) lebih tinggi 19,65 % dari target 100 % dan (Protein : 223,91 %) lebih tinggi 123,91 % dari target 100%. Sementara realisasi ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan daerah, stabilitas harga dan pasokan pangan masing-masing sebesar 100 %. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang menjadi indikator kinerja telah mencapai 80,80 % dengan peningkatan 3,6 % dibandingkan tahun 2013 sebesar 77,20%. Untuk diketahui bahwa penyusunan PPH berdasarkan data tahun sebelumnya, sehingga PPH yang disusun pada tahun 2014 merupakan data PPH pada tahun Pada tahun 2014, Kinerja Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan mengalami penurunan sebesar 50% dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai realisasi 100%. Hal ini didasarkan dari hasil uji laboraturium yang dilaksanakan oleh Laboratorium MIPA Universitas Mataram terdapat 2 sampel produk segar yang terkontaminasi oleh polutan, tetapi masih berada dibawah ambang Batas Maksimum Residu (BMR) sesuai standar yang berlaku untuk dikonsumsi. Untuk Penanganan Kerawanan Pangan sesuai SPM mencapai 100% dengan mengacu data SKPG, data peta kerawanan pangan dan data jumlah keluarga prasejahtera. Peningkatan Cakupan bina kelompok petani pada tahun 2014 sebesar 15 % dari tahun 2013, disebabkan oleh peningkatan pelatihan tani dan agrobisnis, penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis, pembinaan dan pendampingan kelompok tani, pemberdayaan dan pendampingan keluarga tani miskin/gakin (Program peningkatan kesejahteraan petani). Cakupan layanan penyuluhan pada tahun 2014 mencapai 68,17% dengan peningkatan 0,94% dibanding tahun 2013 sebesar 67,23%. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kapasitas kelembagaan Penyuluhan Tingkat Kota, Peningkatan kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan sebagai posko pelaksanaan pembangunan pertanian, dan peningkatan penumbuhan dan pemberdayaan penyuluh pertanian swadaya melalui Pos Penyuluhan Desa. Dengan peningkatan jumlah kelompok tani dan gapoktan pemerintah Kota Mataram pada Tahun 2015 menargetkan cakupan layanan penyuluhan sebesar 68,17%. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

75 v. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Dalam rangka mewujudkan peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan, dilaksanakan kegiatan pemberian bantuan modal kepada pokmas yang telah disalurkan kepada 50 pokmas guna meningkatkan kemampuan manajerial pokmas dalam pengelolaan unit usahanya, kepada 50 orang anggota pokmas diberikan pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan. Hingga tahun 2014, sebanyak 150 anggota pokmas telah mengikuti pelatihan. Untuk perbaiki kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak pada tingkat posyandu, dilaksanakan bimbingan teknis kepada 50 orang kader posyandu. Diharapkan melalui pelaksanaan bimbingan teknis ini, kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di posyandu akan mengalami peningkatan, sehingga dapat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita. Masih terkait dengan upaya peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan, dilaksanakan pemberian bantuan beras kepada 2000 orang warga jompo/lansia. Dengan bantuan ini diharapkan dapat mengurangi kesulitan mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Selain capaian program dan kegiatan di atas, salah satu capaian program dan kegiatan lainnya yang tak kalah penting adalah terlaksananya rehabilitasi rumah tidak layak huni sejumlah unit, sehingga sampai dengan tahun 2014 sebanyak unit yang tersebar di beberapa kelurahan di Kota Mataram. Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas sanitasi serta pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat, dilaksanakan program pengadaan MCK dan sarana air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sanitasi dasar dan air bersih. Tabel 2.37 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Pemberdayaan PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Masyarakat dan Desa Kota Mataram 2014 No Indikator Pembangunan Satuan 1 Jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Realisasi 2014 Kelompok 50 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

76 2 Jumlah kelompok binaan PKK Kelompok 56 5 Jumlah PKK aktif Kelompok 57 6 Posyandu aktif Kelompok Jumlah Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM 50 8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat % 90 w. Urusan Wajib Statistik Penyelenggaraan Urusan Wajib Statistik dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Statistik diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance), yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014, bertujuan menyediakan data dan informasi sebagai bahan acuan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa: Penyusunan Buku Profile Daerah Kota Mataram, Penyusunan Buku Mataram Dalam Angka, Penyusunan Buku Kecamatan Dalam Angka, Penyusunan Indikator Kesejahteraan Rakyat, Koordinasi Perencanaan Bidang Litbang dan Statistik, Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah. Tabel 2.38 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Statistik Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB STATISTIK No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Persentase tingkat ketersediaan % 85,00 sistem informasi dan data-data yang menunjang perencanaan pembangunan 2 Buku Mataram dalam angka Ada/Tidak Ada ada 3 Buku PDRB Kota Mataram Ada/Tidak Ada ada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

77 Ketersediaan data dan informasi yang mutakhir dan mudah diakses menjadi salah satu elemen penting dalam proses perencanaan pembangunan. Data dan informasi statistik untuk menunjang proses perencanaan pembangunan yang tersedia pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.39 Dokumen Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 1 Dokumen Statistik Daerah x. Urusan Wajib Kearsipan 12 Dokumen - Daerah Dalam Angka - Kecamatan dalam Angka - Indikator Kesejahteraan Rakyat - Produk Domestik Regional Bruto - Indeks Pembangunan Manusia Penyelenggaraan Urusan Wajib Kearsipan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Pelaksanaan Urusan Wajib Kearsipan selama tahun 2014 antara lain penyelamatan dan pelestarian dokumen arsip daerah melalui pengadaan sarana pengolahan, penyimpanan arsip dan penataan dokumen/arsip daerah. Selain itu untuk menunjang ketertiban penyelenggaraan kegiatan kearsipan, berpedoman pada Peraturan Walikota Mataram Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tata Kearsipan. Dalam upaya mewujudkan tata kelola arsip dilaksanakan pelatihan dan pembinaan bidang kearsipan kepada staf kearsipan seluruh SKPD se-kota Mataram dengan harapan adanya peningkatan kemampuan aparatur pengelola arsip SKPD secara mandiri, efektif dan efisien. Tabel 2.40 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kearsipan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEARSIPAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Pengelolaan arsip secara baku 17 2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan y. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika kegiatan 4 Penyelenggaraan Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika dilaksanakan Oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan Bagian Pengelolaan Data Elektronik dan Informatika. Pelaksanaan Urusan Wajib Komunikasi dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

78 Informatika diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publikyang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tabel 2.41 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA No Indikator Pembangunan Satuan 1 Jumlah Website milik Pemerintah Daerah 2 Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) 3 Rasio Wartel/Warnet terhadap penduduk 5 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Realisasi 2014 Unit 25 Kecamatan 6 % 25 % 0,073 6 Jumlah surat kabar nasional/lokal 7 Jumlah penyiaran radio/tv lokal 8 Web site milik pemerintah daerah Surat kabar 10 Stasiun 20 Jaringan 25 9 Pameran/expo kegiatan 5 Sampai dengan tahun 2014 jaringan komunikasi dan informasi antar SKPD yang telah memiliki dan mengoperasikan jaringan internet untuk mendukung kemudahan akses informasi di lingkungan internal maupun eksternal sebanyak 25 SKPD. Selain upaya pengembangan jaringan, dilakukan pula pengembangan sistem informasi, melalui peningkatan kapasitas bandwith internet dan upgrading program aplikasi website dan hosting/domain yang disewa, serta mulai digunakannya layanan SMS kepada seluruh pegawai Pemerintah Kota Mataram dan masyarakat dalam menyampaikan informasi layanan publik. Selain itu, untuk memberikan pedoman dalam pengembangan sistem dan pemberian pelayanan informasi telah disusun pedoman master plan, blue print dan SOP TIK. Kemudian dalam rangka meningkatkan pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi yang berbudaya dan berdaya guna. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

79 Pemerintah Kota Mataram membentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pengawasan penggunaan teknologi informasi. Dimana pada tahun 2014 telah terbentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di 6 Kecamatan Kota Mataram, meningkat dari 1 Kecamatan pada tahun Akhirnya untuk mendukung pengembangan jaringan dan sistem informasi, dilakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi melalui pelatihan TIK. Sampai dengan tahun 2014, sejumlah 159 aparatur SKPD telah mengikuti pelatihan internet dan pelatihan TIK diluar daerah yang telah diikuti oleh aparatur Bagian PDEI. z. Urusan Wajib Perpustakaan Pembangunan perpustakaan diarahkan untuk meningkatkan BUDAYA GEMAR MEMBACA dan kualitas layanan perpustakaan, baik dalam hal akses dan kapasitas, serta utilitas yang memadai melalui sinergi antara perpustakaan dengan satuan pendidikan, promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan pola partisipasi industri penerbitan dan masyarakat dalam membentuk KOMUNITAS BACA. Penyelenggaraan Urusan Wajib Perpustakaan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Perpustakaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya kualitas pendidikan yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.42 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perpustakaan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERPUSTAKAAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Rata-rata kunjungan perpustakaan orang Cakupan Layanan Perpustakaan unit Jumlah perpustakaan unit Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 5 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah orang eksemplar Capaian urusan wajib perpustakaan diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan rata-rata kunjungan perpustakaan dari tahun 2013 sebesar orang menjadi sebesar orang pada tahun 2014 atau sebesar 11%. Akselerasi cakupan layanan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

80 perpusatakan dilakukan dengan optimalisasi layanan Perpustakaan Keliling sebanyak satu unit yang merupakan bantuan dari Perpusatakaan Nasional RI. Sebagai alternatif pilihan masyarakat untuk mengakses perpustakaan, keberadaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang berjumlah 39 TBM dapat memperpendek jarak layanan perpustakaan bagi masyarakat Kota Mataram. 2. Fokus Layanan Urusan Pilihan a. Urusan Pilihan Pertanian Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pertanian dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pertanian diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014 Tabel 2.43 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Pertanian Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN PERTANIAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 2 Produktifitas rata-rata Padi 3 Produktifitas rata-rata kedelai 4 Cakupan Bina Kelompok Tani 5 Cakupan layanan penyuluhan Realisasi 2014 Kw/Ha 39 Kw/Ha 62,00 Kw/Ha 16,00 % 85,00 % 68,17 6 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kw/Ha 62 7 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB % 3.34 Kondisi lahan pertanian di Kota Mataram saat ini tersebar di 6 Kecamatan. Ketersediaan jumlah areal pengembangan pertanian antar kecamatan satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan yang disebabkan oleh perubahan fungsi lahan dan perbedaan luas kawasan. Saat ini Kecamatan Sandubaya memiliki sebaran lahan pertanian tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya seluas 603,96 Hektar, dan Kecamatan Ampenan dengan sebaran terendah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

81 seluas 173,41 Hektar. Jika dilihat dari capaian sasaran produktifitas rata-rata padi pada tahun 2013 dengan realisasi sebesar 57,00 kw/ha telah terjadi peningkatan sebesar 5 Kw/H pada tahun 2014 menjadi 62,00 Kw/Ha. Hal ini karena ditunjang dengan adanya pengadaan bibit bermutu dan pupuk baik dari provinsi maupun Kota Mataram kepada kelompok tani serta sarana prasarana seperti jalan usaha tani, mesin traktor, sumur bor, dan mesin air. Hal ini juga didukung oleh meningkatnya presentase jumlah cakupan bina kelompok tani sebesar 15% yang diikuti dengan meningkatnya cakupan layanan penyuluhan sebesar 0,94%. Dengan keterbatasan lahan pertanian di Kota Mataram, produksi hasil panen tetap dipertahankan, terutama kedelai. Hal ini dapat tercapai melalui intensifikasi pertanian, bahkan Kelompok Petani Kedelai Kota Mataram dapat meraih juara nasional. Kinerja urusan pilihan pertanian dapat terlihat dari meningkatnya realisasi produktifitas rata-rata padi terhadap target yang dicanangkan pada tahun b. Urusan Pilihan Pariwisata Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pariwisata dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pariwisata diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.44 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Pariwisata Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN PARIWISATA No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Kontribusi sektor perdagangan, % 22,76 hotel dan restoran terhadap PDRB 2 Angka kunjungan wisatawan Orang Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB % 22,76 yang Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Kota Mataram ADH Konstan mengalami peningkatan sebesar 0,55% dari 22,21% tahun 2013 menjadi 22,76% pada tahun Sedangkan jika dilihat dari kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran ADH Berlaku terjadi peningkatan yang lebih signifikan sebesar 0,78% dari 24,15% tahun 2013 menjadi 24.92% pada tahun Perkembangan positif ini sejalan dengan geliat Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

82 pembangunan di Kota Mataram dengan memperhatikan posisi strategis Kota Mataram sebagai pusat pemerintahan provinsi Nusa Tenggara Barat dan pusat perdagangan dan jasa. Disisi lain, penataan dan restrukturisasi kawasan pantai dan Kota Tua Ampenan serta kawasan-kawasan destinasi dan situs bersejarah di Kota Mataram, menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk lebih mengenal Kota Mataram. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan menjadi indikator utama dan memiliki korelasi untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan kepariwisataan, dimana pada tahun 2014, terjadi peningkatan sebesar wisatawan dari wisatawan tahun 2013 menjadi wisatawan. Upaya peningkatan tingkat kunjungan wisatawan dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara Dalam dan Luar Negeri, Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata, Pengembangan Jenis Paket dan Paket Wisata Unggulan. c. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Penyelenggaraan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis yaitu Meningkatnya Efektifitas Pemenuhan Kebutuhan Pangan Daerah yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014 Tabel 2.45 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Kelautan Perikanan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Tingkat Konsumsi Ikan Kg/Kapita/Th 27,94 n 2 Produksi Perikanan Tangkap Ton 1.672,80 3 Produksi Perikanan Budidaya Ton 284,18 4 Produksi perikanan Ton 1.956,98 Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan dilakukan melalui kampanye gerakan masyarakat gemar makan ikan yang di canangkan oleh pemerintah Kota Mataram menghasilkan terjadinya peningkatan yang signifikan pada pola konsumsi masyarakat. Peningkatan pada tahun 2014 menunjukan angka 5,44 kg/kapita/tahun dari tahun 2013 sebesar 22,5 kg/kapita/tahun menjadi 27,94 kg/kapita/tahun. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

83 Peningkatan konsumsi ikan masyarakat disertai pula dengan ketersediaan ikan di pasaran. Dari tabel 4.26, dapat dilihat capaian indikator kinerja utama menunjukkan terjadinya peningkatan produksi perikanan tangkap sebesar 364 ton dari 1.308,80 pada tahun 2013 menjadi 1.672,80 pada tahun 2014 yang ditunjang dengan adanya penyediaan sarana dan prasarana perikanan seperti motor tempel, kapal motor, pukat kantong, jaring insang, jaring angkat dan pancing. Sedangkan dari sisi kinerja Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar terjadi peningkatan sebesar 11,73 ton yaitu sebesar 272,45 tahun 2013 menjadi 284,18 ton pada tahun Kenaikan tersebut didukung adanya upaya Penyediaan Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya yang ditargetkan pada kelompok pembudidayaan ikan air tawar serta melalui perluasan area pembudidayaan air tawar seperti keramba, kolam dan mina padi. d. Urusan Pilihan Perdagangan Penyelenggaraan Urusan Pilihan Perdagangan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Perdagangan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan usaha yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.46 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Perdagangan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Usaha Perdagangan Unit usaha Tingkat Inflasi % 7,18 3 Penataan PKL Titik 19 4 Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB 6 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal % 24.15% % 5.27% Perkembangan usaha di Kota Mataram menunjukan pertumbuhan yang signifikan berdasarkan jumlah SIUP, TDP, TDI, TDG, IUI yang diterbitkan. Jumlah usaha perdagangan pada tahun 2014 meningkat sebanyak unit usaha atau 222,56% dari 523 unit usaha tahun 2013 menjadi unit usaha di tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

84 Dari sisi tingkat inflasi di Kota Mataram menujukkan penurunan yang signifikan yaitu sebesar 2,09% dari 9,27% tahun 2013 menjadi 7,18% pada tahun Upaya yang dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan pengawasan terhadap ketersediaan dan distribusi serta perkembangan harga sembako dan komoditas strategis lainnya di Kota Mataram pada 4 (empat) pasar tradisional serta melalui koordinasi yang intensif oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram berkontribusi positif dalam pengendalian inflasi. Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima yang kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Dalam Permendagri disebutkan bahwa tujuan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah untuk memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi sesuai dengan peruntukannya; menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL menjadi usaha mikro yang tangguh dan mandiri; dan untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib dan aman dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Dalam upaya mengimplementasikan peraturan tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah melaksanakan penataan titik-titik PKL. Pada tahun 2014 jumlah titik PKL yang ditata sejumlah 19 titik, meningkat sebanyak 5 titik dari tahun e. Urusan Pilihan Industri Penyelenggaraan Urusan Pilihan Industri dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Industri diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Pengembangan Potensi Unggulan Daerah berbasis Sumber Daya Lokal yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.47 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Industri Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN INDUSTRI No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi PDRB sektor industri pengolahan ADH Konstan (juta) ,05 2 Perkembangan jumlah IKM : a. Formal b. Non Formal Unit Usaha Unit Usaha Penataan PKL Titik 19 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

85 4 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB % 9.52% 6 Pertumbuhan Industri. % 4.28% 7 Cakupan bina kelompok pengrajin % 53.12% Berdasarkan tabel 2.48, perkembangan PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga (ADH) Konstan mengalami peningkatan sebesar Rp ,38 juta atau 5,96% dari Rp ,67 juta tahun 2013 menjadi Rp ,05 juta. Peningkatan PDRB sektor industri pengolahan sejalan dengan pesatnya perkembangan sektor-sektor Industri Kecil Menengah di Kota Mataram baik industri formal maupun industri non formal. Pemberian kemudahan ijin usaha serta jaminan dukungan kerjasama kemitraan usaha industri mikro, kecil dan menengah dengan pihak swasta dan perbankan berkontribusi positif dalam peningkatan PDRB sektor Industri Pengolahan. Dalam mengembangkan potensi unggulan daerah, Pemerintah Kota Mataram di tahun 2014 melaksanakan berbagai upaya, antara lain: melakukan pembinaan IKM serta kemampuan teknologi industri, pemberian kemudahan ijin usaha serta bantuan peralatan dan Pengembangan Ekonomi Produktif, Fasilitasi kerjasama kemitraan IKM dengan swasta. Pemerintah Kota Mataram secara intensif telah melakukan upaya peningkatan klaster unggulan di sentra-sentra industri. Penanganan secara intensif dimaksudkan dalam rangka percepatan peningkatan daya saing industri dari berbagai aspek secara menyeluruh. Dalam mengembangkan potensi unggulan daerah, Pemerintah Kota Mataram melaksanakan berbagai upaya, antara lain: Meningkatkan cakupan potensi unggulan daerah pada masing-masing kelurahan, dengan melakukan mapping potensi; Meningkatkan penyelenggaraan serta keikutsertaan dalam event-event sebagai sarana pemasaran hasil produksi unggulan daerah; Menjaga stabilitas ekonomi daerah, dengan mempertahankan kondusivitas wilayah. Dari berbagai upaya tersebut, terjadi pengembangan jumlah IKM dari tahun ke tahun. Jumlah IKM formal di Kota Mataram pada tahun 2014 sebanyak mengalami peningkatan sejumlah 80 unit usaha dari jumlah IKM tahun 2013 yang sejumlah unit usaha. Sedangkan IKM non formal mengalami peningkatan sejumlah 57 unit usaha, yaitu dari sejumlah unit usaha di tahun 2013 menjadi unit usaha di tahun f. Ketransmigrasian Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

86 Urusan Wajib Transmigrasi dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Ketransmigrasian diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Upaya Penanganan Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Kecilnya alokasi anggaran untuk urusan pilihan transmigrasi disebabkan oleh Kota Mataram bukan sebagai tujuan lokasi transmigrasi, namun pengirim transmigran. Alokasi ini diperuntukkan melaksanakan sosialisasi dan penjaringan calon transmigran Aspek Daya Saing Daerah 1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram Tahun 2014 adalah sebesar Rp. 961,096 milyar atau meningkat 18,26 persen dari yang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram Tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 812,709 Milyar. Dari sisi daya saing anggaran daerah, penerimaan pendapatan daerah Kota Mataram tahun 2013 di dominasi oleh oleh dana perimbangan dengan perbandingan terhadap PAD sebesar 70:30. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan dari Dana Perimbangan. Pada tahun 2013 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Mataram meningkat dari Rp. 95,87 milyar dengan rencana hanya Rp. 65,56 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 139,87 milyar dengan rencana Rp. 124,95 milyar. Sehingga pada tahun 2013 total penerimaan daerah Kota Mataram adalah Rp. 865 milyar, meningkat Rp. 56 milyar dari tahun lalu dan Rp. 13 milyar lebih banyak dari yang ditargetkan. 2. Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur Kemampuan suatu daerah utuk dapat bersaing dalam pembangunan juga diukur dari ketersediaan infrastruktur sarana dan prasarana yang menunjang kegatan pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat. Transportasi merupakan salah satu bagian yang berperan penting dalam menentukan laju pertumbuhan sosial dan ekonomi suatu daerah, Kota Mataram tidak dapat dilepaskan dari kota-kota disekelilingnya, mengingat mobilitas penduduk antar kota antara wilayah yang sangat tinggi di kota Mataram sebagai pusat pemerintahan tingkat Provinsi, pendidikan, perdagangan, jasa dan keuangan. Selain itu salah satu instrument untuk menjaga kesinambungan perencanaan pembangunan nasional dengan daerah adalah instrument penataan ruang. Penataan ruang yang meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang mutlak dibutuhkan dalam rangka menjamin hak kepemilikan setiap orang, mewujudkan kesejahteraan dan keadilan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

87 sosial, dan mengelola perkembangan pembangunan yang terjadi, serta mewujudkan tata ruang Kota Mataram yang aman, nyaman dan berkelanjutan. Perkembangan perekonomian Kota mataram juga dapat dilihat dari perkembangan sektor Bank dan Asuransi, dimana kegiatan perbankan merupakan penunjang semua kegiatan perekonomian masyarakat baik melalui simpanan maupun kredit yang tersalurkan. Pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat pada perkembangan sektor hotel dan restoran yang menandakan kegiatan ekonomi masyarakat semakin berkembang. Aspek daya saing daerah juga dilihat dari aspek aksesibilitas air bersih kepada masyarakat, yang mana menandai tingkat kelayakan hidup masyarakat pada suatu daerah. Adapun perkembangan aspek daya saing daerah Kota Mataram dalam Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur dapat dilihat pada data berikut : FOKUS FASILITAS WILAYAH/INFRASTUKTUR NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR SATUAN PERHUBUNGAN Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun % 10,09 Orang/bar ang orang PENATAAN RUANG 2.1. Luas wilayah produktif ha 6, Luas wilayah industri ha 0, Luas wilayah kebanjiran Luas wilayah kekeringan Luas wilayah perkotaan ha 145, OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN 3.1. Jenis dan jumlah bank dan cabang kantor 61 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

88 3.2. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang kantor Jenis, kelas, dan jumlah restoran restoran Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel Unit Hotel Bintang : 12 Hotel Non Bintang : LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih % 68,24 3. Fokus Iklim Berinvestasi Ukuran lain yang dapat menggambarkan perekonomian wilayah adalah besarnya investasi swasta yang masuk (PMA dan PMDN). Dalam era otonomi daerah, persaingan investor asing cenderung semakin ketat. Meskipun investasi asing sebagian besar merupakan industri padat modal, tetapi banyak daerah berkeinginan untuk meningkatkan investasi asing di daerahnya untuk mempercepat berkembangnya perekonomian daerah, pemerintah daerah harus mampu meningkatkan pertumbuhan investasi di daerahnya tidak hanya yang berskala besar seperti dilakukan oleh PMA atau PMDN, namun investasi yang dilakukan masyarakat menengah ke bawah juga sangat penting karena dengan bertambahnya investasi diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak sehingga nantinya masalah pengangguran dapat teratasi. Berdasarkan PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap Brutto (PMTB). PMTB menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai brutto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. Atas dasar nilai PMTB, perkembangan investasi di Kota Mataram menunjukan perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2014 tercatat peningkatan PMTB sebesar Rp dari Rp ,- pada tahun 2013 menjadi Rp ,-. Peningkatan nilai investasi yang cukup signifikan mengindikasikan iklim keamanan yang kondusif, serta peran aktif semua pihak dalam meningkatkan minat investor dalam menanamkan modalnya di Kota Mataram. Besarnya nilai investasi yang masuk juga memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan perekonomian Kota Mataram. Bidang usaha investasi yang telah ada saat ini antara lain: Jasa Telekomunikasi Seluler, Perdagangan (ekport-import), Jasa rekreasi wisata, Jasa konsultansi pengembangan bisnis dan manajemen, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

89 Biro perjalanan wisata, dan, Jasa penyediaan gedung perkantoran dan pusat bisnis. Adapun perkembangan aspek daya saing daerah Kota Mataram dalam Fokus Iklim Berinvestasi dapat dilihat pada data berikut : FOKUS IKLIM BERINVESTASI BIDANG URUSAN/INDIKATOR SATUAN 2014 OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Angka kriminalitas kasus 1296 Jumlah demo Kali/tahun 18 Lama proses perijinan - IMB - PIMB - ILOK - SITU MB - HO - SIUP - TDP - TDG - TDI/IUI dan Perluasan - IUJK - Ijin Hotel - Ijin Rumah Makan - Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum - Ijin Usaha Jasa Pariwisata - Ijin Sewa Lahan Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari macam Pajak: 10; Retribusi 16 jenis 9 Perda 4. Fokus Sumber Daya Manusia Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Mataram juga merupakan aset dalam kemampuan daya saing. Kota Mataram menjadi pusat pendidikan dan pengembangan karir karena fasilitas pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi sudah tersedia secara memadai, pusat kegiatan pemerintahan terutama tingkat nasional, provinsi dan Kota, serta pusat kegiatan bisnis dan keuangan. Tingkat pendidikan tenaga kerja yang lulus strata satu atau lebih menjadi salah satu tolok ukur kualitas tenaga kerja. Begitu pula dengan rasio Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

90 ketergantungan yang dapat mengukur besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif atau usia kerja di Kota Mataram dengan membandingkan penduduk yang dianggap belum produktif (0-14 tahun) atau sudah tidak produktif lagi (>65 tahun) dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun). Adapun gambaran Rasio ketergantungan penduduk Kita Mataram dapat dilihat sebagai berikut : Grafik 1.7. Rasio Ketergantungan Penduduk Kota Mataram Tahun % 38% 44% 40% 20% 6% 0% Rasio ketergantungan Muda Rasio ketergantungan Tua Rasio Ketegantuangan Total Dari gambaran tersebut, terlihat bahwa rasio ketergantungan penduduk tahun 2014 sebesar 44%, artinya setiap 100 orang penduduk Kota Mataram yang berusia kerja mempunyai tanggungan sebesar 44 orang yang belum produktif dan tidak produktif lagi, terdiri dari rasio ketergantungan penduduk usia muda sebesar 38% dan rasio ketergantungan penduduk usia tua sebesar 6%. Penduduk usia kerja di Kota Mataram masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tua. Sehingga kebijakan dan program perlu memperhatikan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar maupun pendidikan. Adapun perkembangan aspek daya saing daerah Kota Mataram dalam Fokus Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada data berikut : FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR SATUAN KETENAGAKERJAAN 1.1. Rasio lulusan S1/S2/S3 % 1.2. Rasio ketergantungan % 0, , Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2013) dan permasalahan pembangunan daerah. 2.1. GAMBARAN UMUM

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN PEMERINTAH KOTA MATARAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN 2016-2021 BAPPEDA KOTA MATARAM Jl. Pejanggik No. 16 Mataram Tlp. (0370) 633467, (0370) 633716 BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM DOKUMEN

WALIKOTA MATARAM DOKUMEN WALIKOTA MATARAM DOKUMEN LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 & LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR MASA JABATAN WALIKOTA MATARAM PERIODE 2010-2015 DISAMPAIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM, PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 DISAMPAIKAN DI DEPAN SIDANG PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MATARAM KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode

Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode 2015-2020 NO NAMA KAWASAN No. Sub Kawasan KECAMATAN LUAS (Ha) 1 PESISIR 102.29 1 Banjar_Ampenan Selatan Ampenan 47.64

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2012 DISAMPAIKAN DI DEPAN SIDANG PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MATARAM KOTA MATARAM TAHUN 2013

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi

2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi GAGA Kota Mataram dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram. Kota Mataram, selain merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat juga

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Isi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memiliki kaitan erat dengan demokratisasi pemerintahan di tingkat daerah. Agar demokrasi dapat terwujud, maka daerah harus memiliki kewenangan yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2011 disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator

Lebih terperinci

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima 2.1. Gambaran Umum Kabupaten Bima merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terletak pada 118 44-119 22 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.51/11/12/Th.VII, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III-2012 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III-2012 secara triwulanan (q-to-q)

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Evaluasipelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu dengan memperhatikan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI a. Potensi Unggulan Daerah Sebagian besar pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di Priangan Timur berada di Kota Tasikmalaya. Wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Sayang-sayang. Sayang-sayang. 1 Mataram. Cakra Utara Pejanggik. Selagalas. Cakranegara Barat. Mayura. Cakranegara Timur.

Sayang-sayang. Sayang-sayang. 1 Mataram. Cakra Utara Pejanggik. Selagalas. Cakranegara Barat. Mayura. Cakranegara Timur. 6 6'0"E 6 9'0"E 8 33'0"S JUMLAH KEMATIAN IBU DI TAHUN 009 Bintaro Ampenan Utara PETA OVERVIEW 8 36'0"S Gegutu Dayan Peken Ampenan Karang Baru Karang BaruKarang Baru Pejarakan Karya Sayang Sayang Banjar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci