BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
|
|
- Liani Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang mampu berada diatas laju pertumbuhan perekonomian nasional. Pertumbuhan perekonomian nasional pada tahun 2006 ini mencapai 5,48 persen. Sedangkan perekonomian Jawa Barat mampu tumbuh sebesar 6,01 persen atau 0.53 poin lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional. Grafik 4.1 LPE Jawa Barat dan Indonesia Tahun Atas Dasar Harga Konstan (Persen) 6,01 Persen ,77 5,50 5,62 5,55 5, Tahun Jawa Barat Indonesia PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
2 Namun demikian, kondisi ini kurang didukung oleh sektor pertanian yang mengalami penurunan kinerja cukup tajam dengan pertumbuhannya yang negatif yaitu sebesar persen, padahal tahun sebelumnya mampu tumbuh sebesar 1,41 persen. Selain itu, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pun mengalami pertumbuhan yang sangat rendah yakni hanya sebesar 0,64 persen setelah pada tahun sebelumnya mampu tumbuh sebesar 5,20 persen. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada tahun 2006 ini banyak dipengharuhi oleh sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa yang masing-masing mampu tumbuh sebesar 8,51 persen dan 8,20 persen. Selama periode tahun 2006, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku di Jawa Barat mencapai Rp. 473,56 trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 21,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp. 389,27 trilyun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 mengalami peningkatan sebesar 6,01 persen, yaitu dari Rp. 242,94 trilyun tahun 2005 naik menjadi Rp. 257,54 trilyun pada tahun Selanjutnya PDRB Provinsi Jawa Barat periode selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Dengan mengelompokkan sembilan sektor ekonomi menjadi 3 sektor yaitu; sektor primer, sekunder, dan tersier, tampak bahwa kelompok sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi Jawa Barat. Total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder di tahun 2006 mencapai Rp. 241,28 trilyun, atau meningkat 20,57 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 23,71 persen yaitu dari Rp. 134,78 trilyun di tahun 2005 menjadi Rp. 166,74 trilyun di tahun Sedangkan kelompok primer meningkat sebesar 12,19 persen atau dari Rp. 58,41 trilyun di tahun 2005 menjadi Rp. 65,53 trilyun di tahun Kendati demikian peningkatan-peningkatan tersebut belum menunjukkan kinerja aktual dari 38 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
3 kelompok sektor bersangkutan, karena pada NTB atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi. Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Trilyun Rupiah) Lapangan Usaha *) 2006 **) [1] [4] [5] [6] I. Primer 50,31 58,41 65,53 1. Pertanian 41,08 46,43 52,65 2. Pertambangan 9,23 11,98 12,88 II. Sekunder 145,66 200,11 241,28 3. Industri 127,49 173,07 214,24 4. Listrik Gas dan Air 9,69 11,26 12,69 5. Bangunan 8,48 11,45 14,35 III. Tersier 108,48 134,78 166,74 6. Perdagangan 57,57 74,28 91,88 7. Pengangkutan 16,08 20,71 27,83 8. Lembaga Keuangan 9,10 11,79 12,75 9. Jasa-jasa 25,73 28,30 34,28 PDRB 304,46 389,27 473,55 Catatan *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara Apabila PDRB tersebut dihitung atas dasar harga konstan 2000, kinerja sektor sekunder tahun 2006 hanya mampu tumbuh sebesar 7,92 persen dari tahun PDRB sektor sekunder tersebut pada tahun 2005 sebesar Rp. 118,76 trilyun naik menjadi Rp. 128,17 trilyun pada tahun Sementara itu kelompok sektor primer mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yang tadinya sebesar Rp. 42,13 trilyun di tahun 2005, menjadi Rp. 41,75 trilyun di tahun 2006, atau mengalami penurunan sebesar 0,9 persen. PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
4 Tabel 4.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun (Trilyun Rupiah) Lapangan Usaha *) 2006 **) [1] [4] [5] [6] I. Primer 42,17 42,13 41,75 1. Pertanian 34,46 34,94 34,73 2. Pertambangan 7,71 7,19 7,02 II. Sekunder 108,92 118,76 128,17 3. Industri 96,98 105,33 114,30 4. Listrik Gas dan Air 5,34 5,65 5,76 5. Bangunan 6,60 7,78 8,11 III. Tersier 78,94 82,03 87,62 6. Perdagangan 45,54 47,26 50,61 7. Pengangkutan 10,31 10,33 11,14 8. Lembaga Keuangan 7,25 7,62 7,67 9. Jasa-jasa 15,84 16,82 18,20 PDRB 230,03 242,92 257,54 Catatan *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara Adapun kelompok sektor jasa-jasa (tersier) yang merupakan sektor-sektor pendukung dari seluruh kegiatan ekonomi, pada tahun 2006 mampu menciptakan PDRB sebesar Rp. 87,62 trilyun sedangkan tahun 2005 sebesar Rp. 82,03 trilyun atau mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,81 persen Struktur Ekonomi Beragamnya kegiatan perekonomian dapat memberikan warna pada struktur perekonomian suatu wilayah. Hal ini karena dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang 40 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
5 sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase sektoral PDRB. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masingmasing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Disamping itu, distribusi persentase dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak sektorsektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Pada Grafik 4.2, diperlihatkan struktur ekonomi Jawa Barat pada tahun 2000 dan 2006 menurut kelompok sektor primer, sekunder dan tersier. Dalam kurun waktu 7 tahun ini, terjadi pergeseran kontribusi yang cukup signifikan dari kelompok sektor primer yaitu dari 20,58 persen menjadi 13,84 persen. Adapun kelompok tersier kontribusinya meningkat dari 32,22 persen menjadi 35,21 persen, sedangkan kelompok sekunder meningkat dari 47,19 persen menjadi 50,95 persen. Grafik 4.2. Struktur Ekonomi Jawa Barat Tahun 2000 dan Tersier 32,22% Primer 20,58% Tersier 35,21% Primer 13,84% Sekunder 47,19% Primer Sekunder Tersier Primer Sekunder Tersier Sekunder 50,95% PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
6 Penurunan kontribusi yang cukup signifikan dari kelompok sektor primer lebih disebabkan kinerja sektor pertanian yang semakin tertinggal perkembangannya dari sektor-sektor lainnya. Penurunan sektor pertanian disebabkan karena semakin susutnya areal pertanian serta masih rendahnya pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam pengelolaannya. Disamping itu sektor pertanian sangat tergantung pada keadaan alam dimana faktor musim sangat menentukan kualitas dan kuantitas produksinya. Tabel 4.3. Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Setiap Sektor Dalam Perekonomian Jawa Barat Tahun (Persen) Lapangan Usaha *) 2006**) [1] [6] [7] [8] I. Primer 16,52 15,01 13,84 Pertanian 13,49 11,93 11,12 Pertambangan 3,03 3,08 2,72 II. Sekunder 47,84 50,29 50,95 Industri 41,88 44,46 45,24 Listrik Gas dan Air 3,18 2,89 2,68 Bangunan 2,79 2,94 3,03 III. Tersier 35,63 34,70 35,21 Perdagangan 18,91 19,08 19,40 Pengangkutan 5,28 5,32 5,88 Lembaga Keuangan 2,99 3,03 2,69 Jasa-jasa 8,45 7,27 7,24 PDRB 100,00 100,00 100,00 Catatan *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara 42 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
7 Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa kontribusi atau peranan sektor pertanian mengalami penurunan dari 13,49 persen tahun 2004 menjadi 11,12 pada tahun Begitu pula dengan kontribusi pertambangan yang mengalami penurunan dari 3,03 persen menjadi 2,72 persen. Kondisi ini, mengakibatkan penurunan kontribusi kelompok sektor primer terhadap PDRB Jawa Barat selama periode tahun 2004 sampai Peningkatan kinerja yang cukup tinggi terjadi pada kelompok sektor sekunder yang didukung oleh peningkatan sektor industri di tahun Peningkatan ini mampu mendongkrak kontribusi kelompok sektor sekunder terhadap pembentukan PDRB, yaitu dari 47,84 persen ditahun 2004 menjadi 50,95 persen pada tahun Jika dibandingkan antara tahun di tahun 2006 ini kontribusi kelompok sektor tersier mengalami sedikit penurunan. Jika pada tahun 2004 kontribusi sektor tersier sebesar 35,63 % maka pada tahun 2006 hanya sebesar 35,21 %. Sementara itu sektor perdagangan mengalami peningkatan kontribusi yang lumayan tinggi. Di tahun 2004 sektor perdagangan menyumbang sebesar 18,91 persen pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi sebesar 19,40 persen. Sedangkan sektor jasa-jasa pada tahun 2006 menurun sebesar 14,3 persen yakni dari 8,45 pada tahun 2004 menjadi 7,24 persen pada tahun Adapun kontribusi sektor-sektor yang lainnya dapat dilihat pada Tabel Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Sehingga pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro yang sering digunakan sebagai salah satu alat strategi kebijakan bidang ekonomi. Demikian pula halnya di Provinsi Jawa Barat, dalam Rencana Strategisnya (Renstra), laju pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi salah satu indikator yang sangat penting untuk selalu dievaluasi. PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
8 Grafik 4.3. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa-jasa PDRB Secara umum, pada tahun 2006 perekonomian Jawa Barat mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,01 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh pertumbuhan positif semua sektor kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian, dimana masing-masing sektor tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 0,62 persen dan 2,46 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor industri yang mampu tumbuh sebesar 8,51 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi dengan pertumbuhan masingmasing sebesar 8,20 persen dan 6,88 persen. Apabila laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dipakai sebagai dasar (Base Line), maka kinerja sektoral dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok Pertama: adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan di atas rata-rata (6,01 persen); Kelompok Kedua: adalah sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan positif walaupun masih di bawah LPE rata-rata; Kelompok Ketiga: adalah sektor yang mengalami pertumbuhan negatif. 44 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
9 Dari Tabel 4.4. tampak bahwa pertumbuhan sektor yang termasuk pada kelompok pertama yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor pengangkutan & komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Sektor industri rupanya merupakan sektor yang cukup banyak dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi yang terus membaik, ini dapat dibuktikan dengan pertumbuhannya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya yaitu dapat mencapai 8,51 persen. Pertumbuhan sektor industri sangat didukung oleh sub sektor industri pengolahan tanpa migas yang tumbuh sebesar 8,68 persen. Sektor perdagangan yang tumbuh sebesar 7,09 persen ditopang oleh sub sektor perdagangan besar & eceran yang mampu tumbuh sebesar 7,54 persen, sub sektor hotel sebesar 5,19 persen dan oleh sub sektor restoran sebesar 4,22 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 7,88 persen, didalamnya terdiri dari pertumbuhan sub sektor pengangkutan yang tumbuh sebesar 4,51 persen dan sub sektor komunikasi yang mencapai pertumbuhan cukup pesat yaitu sebesar 16,09 persen. Sedangkan sektor jasa-jasa yang terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta masing-masing tumbuh sebesar 5,64 persen dan 11,46 persen mampu mencapai pertumbuhan sebesar 8,20 persen pada tahun 2006 atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya mampu mencapai pertumbuhan sebesar 6,22 persen. Adapun pertumbuhan sektor yang termasuk pada kelompok kedua yaitu sektor listrik, gas dan air bersih (LGA), sektor bangunan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor listrik, gas dan air bersih pada tahun 2006 ini hanya tumbuh sebesar 1,87 persen. Rendahnya pertumbuhan sektor LGA ini terutama dipengaruhi oleh kinerja sub sektor gas kota yang tampak melemah dengan pertumbuhannya yang hanya mencapai - 9,42 persen. Sementara itu pertumbuhan sektor bangunan pada tahun ini mencapai 4,26 atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 17,85 persen. PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
10 Tabel 4.4. Pertumbuhan NTB Setiap Sektor Dalam Perekonomian Jawa Barat Tahun Tahun Sektor *) 2006**) [1] [2] [3] [4] 1 Pertanian 6,34 1,41-0,62 a. Tanaman Bahan Makanan 4,88 2,57-0,81 b. Tanaman Perkebunan 5,65-2,65 6,77 c. Peternakan & Hasilnya 14,00 3,02-0,98 d. Kehutanan 29,58-40,23 5,45 e. Perikanan - 0,51 2,87-6,10 2 Pertambangan & Penggalian - 6,40-6,63-2,46 a. Minyak & Gas Bumi - 6,95-7,34-2,64 b. Pertambangan Tanpa Migas - 10,09 4,72-9,42 c. Penggalian 5,91 0,28 3,40 3 Industri Pengolahan 3,24 8,62 8,51 a. Industri Migas 15,85-12,03 1,11 b. Industri Tanpa Migas 2,93 9,19 8,68 4 Listrik, Gas & Air Bersih 8,53 5,84 1,87 a. Listrik 9,06 7,16 2,76 b. Gas 6,72-2,16-9,42 c. Air Bersih 4,05-1,46 3,60 5 Bangunan 10,31 17,85 4,26 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 6,48 3,80 7,09 a. Perdagangan Besar & Eceran 6,53 6,36 7,54 b. Hotel 7,59 15,47 5,19 c. Restoran 6,05-12,65 4,22 7 Pengangkutan & Komunikasi 9,91 0,20 7,88 a. Pengangkutan 5,38-0,28 4,51 b. Komunikasi 22,95 1,36 16,09 8 Keuangan,Persewaan & Jasa Perush. 4,01 5,20 0,64 a. Bank 9,62 13,76-10,92 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 7,30 17,94 25,47 c. Sewa Bangunan 3,45 0,95 2,00 d. Jasa Perusahaan - 2,94-0,63 0,85 9 Jasa-Jasa 5,98 6,22 8,20 a. Pemerintahan Umum 4,80 4,55 5,64 b. Swasta 7,57 8,42 11,46 Catatan *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara PDRB 4,77 5,62 6,01 46 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
11 Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2006 ini hanya mampu tumbuh sebesar 0,64 persen, sementara pada tahun 2005 pertumbuhannya mencapai 5,20 persen. Rendahnya pertumbuhan sektor ini sangat dipengaruhi oleh kinerja sub sektor bank yang hanya mampu tumbuh sebesar 10,92 persen sementara pada tahun sebelumnya mampu tumbuh sebesar 13,76 persen. Sedangkan yang termasuk pada kelompok ketiga adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian dimana masing-masing hanya tumbuh sebesar - 0,62 persen dan -2,46 persen. Seluruh sub sektor pada sektor pertanian kecuali sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor kehutanan kinerjanya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Sub sektor perikanan, sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman bahan makanan mengalami pertumbuhan yang negatif. Secara umum sektor pertanian ini hanya mampu tumbuh sebesar - 0,62 persen. Kinerja sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kondisi alam yakni cuaca dan curah hujan, banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian, pengetahuan dan tehnologi pertanian yang masih rendah dan adanya kebijakan-kebijakan yang dirasakan belum berpihak pada pertanian. Selain itu, bencana tsunami yang melanda pantai selatan Jawa Barat, gelombang dan angin laut yang membahayakan pelayaran, dan cuaca di darat yang banyak merugikan perikanan darat, serta masih adanya pengaruh dari kenaikan harga BBM yang menyebabkan nelayan enggan melaut, menyebabkan sub sektor perikanan pada tahun 2006 ini merupakan sub sektor pada sektor pertanian yang pertumbuhannya paling rendah yaitu hanya tumbuh sebesar -6,10 persen atau mengalami penurunan yang sangat tajam dibandingkan tahun 2005 yang tumbuh sebesar 2,87 persen. PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
12 4.4. Pendapatan Perkapita Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Oleh karena pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer out) serta pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in) yang merupakan komponen penghitungan pendapatan regional, belum dapat dihitung maka yang dapat disajikan hanya PDRB perkapita. Angka ini diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Tabel 4.5. Pendapatan Perkapita Jawa Barat dan Pertumbuhannya Tahun Tahun ADH Berlaku (Rupiah) Pertb (%) ADH Konstan 2000 (Rupiah) Pertb (%) (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , ,84 Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa PDRB perkapita Jawa Barat terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi selama periode Tahun 2004, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masyarakat di Jawa Barat mencapai Rp kemudian naik menjadi Rp pada tahun Kenaikan secara rata-rata mencapai lebih dari 14 persen pertahunnya, dan pada tahun 2006 pertumbuhannya mencapai 19,17 persen. 48 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
13 Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita di atas masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Jawa Barat secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB perkapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk memantau perkembangan daya beli masyarakat secara riil bisa digunakan PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan. Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa PDRB perkapita yang dihitung dari PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2006 menjadi Rp Dari dua kondisi di atas memberi gambaran bahwa secara riil daya beli masyarakat tumbuh sebesar 3,84 persen pada tahun 2005 atau hanya meningkat 7,40 persen dari tahun PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO
BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciINDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL
III. EKONOMI MAKRO KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013 Pembangunan ekonomi merupakan suatu hal mendasar suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi itu sendiri pada dasarnya
Lebih terperinciTabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81
TABEL-TABEL POKOK Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / 2014 81 Tabel 1. Tabel-Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lamandau Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinci10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )
10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha memberikan gambaran tentang nilai tambah yang dibentuk dalam suatu daerah sebagai akibat dari adanya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH
Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 1/8/124/Th. XIII, 25 Agustus 214 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 213 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 213 sebesar 6,85 persen mengalami
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA
BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013
BPS PROVINSI LAMPUNG No.06/02/18/Th.XIV, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,97 PERSEN SELAMA TAHUN 2013 Sebagai dasar perencanaan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE
KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian
Lebih terperinciBAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT
BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota oda perekonomian yang bergulir di Jawa Barat, selama tahun 2007 merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan Jabar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008
BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008
No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami
Lebih terperinciProduk Domestik Regional Bruto
Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261
Lebih terperinciPROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011
No. 44/10/31/Th. XIV, 1 Oktober 2012 PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan total PDRB Kabupaten/Kota
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun
Lebih terperinciBAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT
BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota eranan ekonomi wilayah kabupaten/kota terhadap perekonomian Jawa Barat setiap tahunnya dapat tergambarkan dari salah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013
No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap pembangunan terutama di daerah, salah satunya di Provinsi Jawa Barat. Pembangunan ekonomi daerah erat kaitannya dengan industrialisasi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 21/05/14/Th.XII, 5 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan I Tahun mencapai 7,51 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 09/02/61/Th. XIII, 10 Februari 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2009 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 meningkat 4,76 persen dibandingkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 31/08/31/Th. X, 14 Agustus 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2008 yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG 4.1. Indikator Kependudukan Kependudukan merupakan suatu permasalahan yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan yang mencakup antara lain mengenai distribusi,
Lebih terperinciA. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk
Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL
No. 014/05/63,Th XII, 15 Mei 2009 PERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi triw I-2009 terhadap triw IV-2008 (q to q) = - 7,72 %. Pertumbuhan ekonomi triw I-2009
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 41/11/31/Th. X, 17 November 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 38/08/14/Th.XIV, 2 Agustus 2013 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan II Tahun 2013 mencapai 2,68 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan II tahun 2013, yang diukur dari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 9902008.3373 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA SALATIGA TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya publikasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kerangka kebijakan pembangunan suatu daerah sangat tergantung pada permasalahan dan
Lebih terperinciBPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/08/33/Th.III, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN II TH 2009 TUMBUH 1,8 PERSEN Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I TAHUN 2014
BPS PROVINSI LAMPUNG No.06/05/18/Th.XIV, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I TAHUN 2014 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,28 PERSEN Dalam menyusun rencana pembangunan ekonomi dibutuhkan informasi
Lebih terperinciBPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013
No. 09/02/91/Th. VIII, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013 Ekonomi Papua Barat tahun 2013 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat sebesar 9,30
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 23/05/61/Th. XIII, 10 Mei 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I TAHUN 2010 Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan IV-2009,
Lebih terperinciPERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001
No. 07/V/18 FEBRUARI 2002 PERPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2001 PDB INDONESIA TAHUN 2001 TUMBUH 3,32 PERSEN PDB Indonesia tahun 2001 secara riil meningkat sebesar 3,32 persen dibandingkan tahun 2000. Hampir
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Lebih terperinciPertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang
BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012
No. 09/02/91/Th. VII, 05 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012 Ekonomi Papua Barat tahun 2012 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat sebesar 15,84
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
No. 52/ V / 15 Nopember 2002 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA INDONESIA TRIWULAN III TAHUN 2002 TUMBUH 2,39 PERSEN Indonesia pada triwulan III tahun 2002 meningkat sebesar 2,39 persen terhadap triwulan II
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013
BPS KABUPATEN ASAHAN No. 01/05/1208/Th. XVII, 26 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Asahan Tahun 2013 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER PDRB KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Rata rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser kembali menembus angka dua digit sejak tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007
BPS PROVINSI D.K.I. JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen
No. 26/05/75/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen PDRB Gorontalo pada triwulan I tahun 2012 naik sebesar 3,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012
BPS KABUPATEN DELI SERDANG No. 01/07/1212/Th. XIV, 8 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 08/02/Th.XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN IV TAHUN Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan IV- secara triwulanan (q-to-q) mencapaai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
No. 06/08/72/Th. XIV, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No.05/08/Th.V, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngada yang diukur
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012
PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2012 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinci3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah
Data capaian IPM Kabupaten Temanggung tahun 2013 belum dapat dihitung karena akan dihitung secara nasional dan akan diketahui pada Semester II tahun 2014. Sedangkan data lain pembentuk IPM diperoleh dari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2013 tumbuh 5,80 persen. Pada tahun 2013, besaran Produk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003
No. 12/VII/16 Februari 2004 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003 PDB INDONESIA TAHUN 2003 TUMBUH 4,10 PERSEN! PDB Indonesia selama tahun 2003 meningkat sebesar 4,10 persen dibandingkan tahun 2002.
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciBADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI
BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI No. 96/02/21/Th. IV / 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU PDRB KEPRI TAHUN 2008 TUMBUH 6,65 PERSEN PDRB Kepri pada tahun 2008 tumbuh sebesar 6,65 persen,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013
No. 45/08/72/Th. XVI, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013 Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011
BADAN PUSAT STATISTIK No. 31/05/Th. XIV, 5 Mei 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011 TUMBUH 6,5 PERSEN Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 38/08/61/Th. XIII, 5 Agustus 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II TAHUN 2010 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan II-2010 menurun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 10/02/14/Th.XV, 5 Februari 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Tahun 2013 mencapai 6,13 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan IV tahun 2013, yang diukur dari Produk Domestik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Sebagai wujud peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/02/Th. XVII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2013 MENCAPAI 5,78 PERSEN Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 59/11/61/Th. XIV, 7 November2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III TAHUN 2011 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat triwulan III-2011
Lebih terperinciProduk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 26/05/61/Th. XV, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I-2012 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TUMBUH 6,0 PERSEN Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinci