2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi"

Transkripsi

1 GAGA Kota Mataram dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram. Kota Mataram, selain merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat juga merupakan pusat penyelenggaraan Pemerintahan, Pendidikan dan Perekonomian Barang dan Jasa dengan pintu masuk sebelah barat terdapat Bandara Selaparang, sebelah selatan melalui Pelabuhan Lembar yang datang dari Padang Bai (Bali) dan sebelah Timur Pelabuhan Kayangan, Labuan Lombok yang datang dari pulau Sumbawa. Saat ini, Kota Mataram sedang dikembangkan untuk menjadi kota pariwisata. Syarat mendasar sebuah kota pariwisata harus mampu menunjukkan karakter lingkungan yang sehat. Pengembangan pariwisata saat ini sangat penting artinya bagi Kota Mataram karena akan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli daerah serta dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan bagi masyarakat Geografis, Topografis dan Geohidrologi Geografis Keberadaan kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk utama yang berseberangan dengan pulau Bali di bagian Barat. Secara geografis Kota Mataram terletak di bagian sebelah barat dari Pulau Lombok, letaknya diapit antara kabupaten Lombok Barat dan Selat Lombok. Secara geografis letaknya antara 08 o 33 dan 08 o 38 Lintang Selatan dan antara 116 o o 10 Bujur Timur, dengan batas batas wilayah sebagai berikut : o Sebelah Utara : Kabupaten Lombok Barat o Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Barat o Sebelah Selatan : Kabupaten Lombok Barat o Sebelah Barat : Selat lombok BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 12

2 Topografis Secara topografis Kota Mataram merupakan wilayah dataran rendah, sedang dan sisanya sebelah utara merupakan dataran pegunungan dan perbukitan. Kota Mataram berada pada posisi di bawah 50 meter dibawah permukaan laut (dpl) dengan selang ketinggian sejauh 9 km. Dengan demikian sebagian wilayahnya adalah hamparan datar. Penggunaan lahan sampai tahun 2008 dimanfaatkan sebagai permukiman (37,68%), pertanian (47,07%) dan lain-lain (15,25%). Ketinggian tanah bervariasi yaitu di Kecamatan Cakranegara + 25 m, Kecamatan Mataram + 15 m dan Kecamatan Ampenan + 5 m dari permukaan laut termasuk daerah pantai. Di bagian selatan Kota Mataram topografi agak rendah sehingga pada musim hujan terkadang tergenang air. Bentuk topografi wilayah Kota Mataram bervariasi dari datar sampai agak curam dengan klasifikasi sebagai berikut : Lereng 0-2% bentuk wilayah datar, seluas 4.652,057 Ha Lereng 2-8% bentuk wilayah agak landai, seluas 1.299,147 Ha Lereng 8-15% bentuk wilayah bergelombang, seluas Ha Lereng 15-25% bentuk wilayah curam, seluas 4,568 Ha Diagram 2.1. Proporsi Topografi Kota Mataram (Sumber : Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Mataram Tahun 2009) Tabel 2.1. Tinggi Rata-rata dari Permukaan Laut dan Luas Daerah Tinggi Luas Wilayah Kecamatan (meter) (Ha) Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Kota Mataram Sumber : Mataram dalam Angka 2009 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 13

3 Gambar 2.1. Peta Topografi Kota Mataram KELOMPOK KERJA AMPL BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 14

4 Geohidrologi Menurut Laporan Status Lingkungan Hidup tahun 2009, Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga, Sayangsayang dan Mataram yang memiliki kedalaman air tanah antara 5 7 meter, kecuali di beberapa lokasi, seperti : Kelurahan Cakaranegara, Monjok dan Dasan Agung bagian Utara kedalaman air tanah mencapai 15 meter. Keadaan Geohidrologi di wilayah Kota Mataram memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Terdapatnya daerah aliran langka, potensi mata air langka dengan daerah penyebaran di bagian utara wilayah Kota. 2. Aquifer produktif rendah, air melalui celahan dan ruang antar butir, potensi mata air sedang. Aquifer dengan penyebaran luas, alirannya melalui ruang antar butir, pada aquifer ini tidak terdapat mata air. Beberapa sumber mata air yang ada di Kota Mataram dan belum dilakukan suatu penelitian, antara lain di Kecamatan Sandubaya terdapat mata air Pengempel, Kecamatan Mataram terdapat mata air Timbrah dan di Kecamatan Cakranegara terdapat mata air di Taman Mayura dan Sayang-sayang. Disamping potensi air tanah tersebut, Kota Mataram saat ini masih dapat mengakses dan mensuplai kebutuhan air bersih hasil produksi PDAM yang berasal dari wilayah Kabupaten Lombok Barat, yaitu mata air Sarasute, Renget dan Saraswata. Potensi sumber air baku yang tersedia cukup besar secara keseluruhan debitnya mencapai liter/detik, sedangkan potensi terpakai baru 601 liter/detik. Cadangan air baku di Kota Mataram sebesar m 3 yang digunakan untuk kebutuhan domestik, industri, pertanian dan kebutuhan lainnya, sedangkan pemanfaatan sumberdaya air relatif kecil yaitu sekitar 12%. Apabila dilakukan pelestarian lingkungan dan perlindungan di kawasan sekitar sumber mata air maka kebutuhan air bersih diproyeksikan untuk 10 tahun ke depan masih sangat terpenuhi. Tabel 2.2. Potensi Air Bersih Tersedia dan Terpakai Nama Mata Air Potensi Debit Potensi Terpakai Selisih (liter/detik) (liter/detik) (liter/detik) Mata Air Sarasute Mata Air Saraswaka Mata Air Rengat Jumlah Sumber : Laporan Status Lingkungan Hidup Kota Mataram Tahun 2009 Selain air tanah, Kota Mataram memiliki sumber air permukaan / sungai yang berasal dari 4 (empat) sungai yang cukup besar dan hulunya berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di pantai barat (selat Lombok). Sungaisungai tersebut merupakan drainase alam kota dan berpotensi sebagai sumber BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 15

5 mata air permukaan, sungai dimaksud adalah : 1. Kali Jangkok dengan luas modulus drainase : 1.712,12 Ha 2. Kali Ancar dengan luas modulus drainase : 858,47 Ha 3. Kali Brenyok/Unus dengan luas modulus drainase : 2.277,55 Ha 4. Kali Midang dengan luas modulus drainase : 562,47 Ha Tabel 2.3. Kondisi Morfologis Sungai / DAS Kota Mataram Luas Panjang Kemiringan Dasar Nama Sungai Type (km 2 ) (meter) Hulu Tengah Hilir Lebar BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 16 Hilir Kali Midang 40,915 12,02 0,01 0,005 0,003 Sejajar 39,99 Kali Jangkok 162,526 51,632 0,058 0,019 0,004 Kipas 26,82 Kali Ancar 23,882 16,927 0,016 0,005 0,002 Cabang Pohon 28 Kali Brenyok 42,379 7,436 0,002 0,002 0,002 Cabang pohon 17,36 Jumlah 269,702 88,015 0,086 0,031 0, ,17 Sumber : Mataram dalam Angka Administratif Luas wilayah Kota Mataram adalah 6130 Ha (61,30 Km 2 ). Pada tahun 2006, secara administratif wilayah kota Mataram telah dilakukan pemekaran wilayah yang semula hanya 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Ampenan, Mataram dan Kecamatan Cakranegara dengan jumlah kelurahan sebanyak 23 buah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 tahun 2007, Tentang Pemekaran Wilayah Kecamatan dan Kelurahan, maka terjadi perubahan menjadi 6 (enam) wilayah kecamatan, yaitu : Kecamatan Ampenan, Sekarbela, Mataram, Selaparang, Cakranegara dan Kecamatan Sandubaya, yang terbagi lagi menjadi 50 (lima puluh) kelurahan dan 304 Lingkungan. Persentase perbandingan luas wilayah masing-masing kecamatan setelah dilakukannya pemekaran wilayah, maka kecamatan Mataram dan Selaparang merupakan dua kecamatan yang memiliki luas wilayah yang sama dan paling luas, sebaliknya wilayah yang terkecil adalah Kecamatan Ampenan. Tabel 2.4. Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan dirinci menurut persentase No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%) 1. Ampenan ,44 2. Sekarbela ,84 3. Mataram ,55 4. Selaparang ,55 5. Cakranegara ,77 6. Sandubaya ,84 Total ,00 Sumber : Kota Mataram dalam Angka 2009

6 Gambar 2.2. Peta Pemekaran wilayah Kecamatan / Kelurahan Kota Mataram KELOMPOK KERJA AMPL BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 17

7 Tabel 2.5. Pembagian wilayah administratif Kota Mataram setelah pemekaran No Kecamatan Kelurahan I. Ampenan 1. Bintaro 2. Ampenan Utara 3. Dayan Peken 4. Ampenan Tengah 5. Banjar II. Sekarbela 1. Kekalik Jaya 2. Tanjung Karang Permai 3. Tanjung Karang 4. Karang Pule 5. Jempong Baru III. Mataram 1. Pejanggik 2. Mataram Timur 3. Pagesangan Barat 4. Pagesangan IV. Selaparang 1. Punia 2. Rembiga 3. Karang Baru 4. Monjok Timur 5. Monjok V. Cakranegara 1. Cakranegara Barat 2. Cilinaya 3. Sapta Marga 4. Mayura 5. Cakranegara Timur VI. Sandubaya 1. Selagalas 2. Bertais 3. Mandalika 4. Babakan 5. Turida Sumber : Mataram dalam Angka Ampenan Selatan 7. Taman Sari 8. Pejeruk 9. Kebon Sari 10. Pejarakan Karya 5. Pagesangan Timur 6. Pagutan Barat 7. Pagutan 8. Pagutan Timur 6. Monjok Barat 7. Mataram Barat 8. Gomong 9. Dasan Agung 10. Dasan Agung Baru 6. Cakranegara Selatan 7. Cakranegara Selatan Baru 8. Karang Taliwang 9. Cakranegara Utara 10. Sayang-sayang 6. Dasan Cermen 7. Abian Tubuh Tebel 2.6. Jumlah Kelurahan dan Lingkungan menurut Kecamatan Tahun 2008 Kecamatan Jumlah Junlah Kecamatan Lingkungan Ampenan Sekarbela 5 31 Mataram 8 53 Selaparang Cakraneagara Sandubaya 7 39 Jumlah / Total Sumber : Mataram dalam Angka 2009 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 18

8 2.3. Kependudukan Jumlah Penduduk Kota Mataram sebesari jiwa (Desember, 2008). Dengan luas wilayah Km 2. kepadatan penduduk Kota Mataram mencapai jiwa/km 2, dimana Kecamatan Ampenan merupakan Kecamatan tertinggi kepadatan penduduknya yakni jiwa/km 2 disusul Kecamatan Cakranegara jiwa/km 2 dan terendah Kecamatan Sandubaya sebesar Jiwa/Km 2. Untuk Kecamatan lainnya di Kota Mataram sampai dengan akhir tahun 2008, kepadatan penduduk dapat dideskripsikan, yaitu di Kecamatan Mataram sebesar jiwa/km 2, Kecamatan Selaparang sebesar jiwa/km 2 dan Kecamatan Sekarbela kepadatannya sebesar jiwa/km 2. Tabel 2.7. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk dirinci menurut Kecamatan di Kota Mataram Kecamatan Jumlah Kepadatan Luas Wilayah Penduduk Penduduk (Ha) (Jiwa ) (Jiwa/ha) Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Jumlah Sumber : Kota Mataram dalam Angka 2009 Grafik 2.1. Trend Perkembangan Jumlah Penduduk dan Kepadatannya sejak Tahun 2001 hingga Tahun 2009 di Kota Mataram Trend Perkembangan Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Jumlah Penduduk Kepadatan ,657 5,761 5,810 5, , , , , BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 19

9 Perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang disebut Sex Ratio (SR). Untuk keperluan perencanaan, SR merupakan informasi yang dapat menggambarkan perbandingan penduduk menurut jenis kelamin sehingga pemenuhan berbagai aspek pelayanan untuk laki-laki dan perempuan dapat terpenuhi. Tabel 2.8. Sex Rasio Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2008 Kecamatan Penduduk Penduduk Sex Rasio Laki-laki Perempuan (%) Ampenan ,4 Sekarbela ,8 Mataram ,2 Selaparang ,0 Cakranegara ,8 Sandubaya ,7 Jumlah ,3 Sumber : Kota Mataram dalam Angka 2009 Tabel 2.9. Distribusi Penduduk Kota Mataram Menurut kelompok umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 Kelompok Umur Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah (jiwa) Jumlah Sumber : Mataram dalam Angka 2009 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 20

10 Bila dibandingkan antar jenis kelamin, anak perempuan usia 0 14 tahun lebih banyak jumlahnya daripada anak laki-laki, yaitu orang (51,32%) perempuan dan orang (48,68%) laki-laki. Pada kelompok usia produktif yaitu usia tahun, penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki dimana jumlah penduduk perempuan pada kelompok ini adalah orang (50,77%) sementara laki-laki berjumlah orang (49,23%), demikian pula pada kelompok usia lanjut jumlah penduduk perempuan adalah orang (50,99%) lebih banyak dari pada jumlah laki-laki yang berjumlah orang (49,01%). Grafik 2.2. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Berdasarkan analisis kependudukan, laju pertumbuhan rata-rata penduduk Kota Mataram sampai dengan tahun 2006 hanya sebesar 2,82% per tahun. Diperkirakan sampai dengan 20 tahun mendatang laju pertumbuhan rata-rata ini masih sesuai dengan daya tampung lahan. Pertumbuhan Penduduk di Kota Mataram diperkirakan akan mengalami beberapa periode perkembangan diantaranya (1) Periode penyiapan dan (2) Periode pertumbuhan Konstan. Proyeksi penduduk kota Mataram sampai tahun 2028 dapat dilihat pada tabel 2.9. di bawah ini. Tabel Proyeksi Penduduk Kota Mataram untuk Tahun Kecamatan Jumlah Penduduk di Tahun Ampenan Cakranegara Mataram Sandubaya Sekarbela Selaparang Jumlah Sumber : RTRW Kota Mataram BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 21

11 Gambar 2.1. Peta Kepadatan Penduduk Kota Mataram KELOMPOK KERJA AMPL BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 22

12 2.4. Pendidikan Selain peningkatan sarana dan prasarana berupa fisik, peningkatan sumber daya manusia juga penting. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kota Mataram diarahkan maju dan modern namun tetap berakar pada akar budaya dan religi melalui gerakan Imtaq. Sebagaimana tertuang dalam visinya yakni Terdepan dalam pengelolaan pendidikan yang berorientasi pada terwujudnya sumber daya manusia yang kompeten, cakap dan amanah. Pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian, penduduk baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat merupakan sasaran kegiatan pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, dinamika masyarakat dengan permasalahan yang ada akan sangat mempengaruhi pendidikan secara menyeluruh. Tabel Jumlah Penduduk Usia sekolah menurut Kecamatan di Kota Mataram Kecamatan Penduduk Kelompok Usia Sekolah 7-12 Thn Thn Thn Ampenan 9,054 4,858 5,651 Sekarbela 7,684 3,989 4,803 Mataram 7,221 3,648 4,251 Selaparang 5,208 2,831 3,353 Cakranegara 7,482 3,747 4,497 Sandubaya 5,896 3,148 3,510 Jumlah 42,545 22,221 26,065 Sumber data : Buku Saku Pendidikan 2008/2009 Berdasarkan Jumlah Penduduk usia sekolah, Kecamatan Ampenan menduduki peringkat terbesar untuk semua kelompok usia sekolah dan Kecamatan Selaparang menduduki peringkat terkecil. Sedangkan Kepadatan Penduduk Usia sekolah menurut Kecamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel : Kepadatan Penduduk Usia Sekolah menurut luas Kecamatan di Kota Mataram Kecamatan Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Usia Sekolah/Km 2 (Km 2 ) 7 12 Thn Thn Thn Ampenan 9, ,08 513,53 597,36 Sekarbela 10, ,57 386,53 465,41 Mataram 10, ,47 338,72 394,71 Selaparang 10, ,57 262,86 311,33 Cakranegara 9, ,73 387,49 465,05 Sandubaya 10, ,32 305,44 340,12 Jumlah 61, ,93 362,44 425,13 Sumber data : Buku Saku Pendidikan 2008/2009 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 23

13 Gambaran kondisi pendidikan untuk Angka Partisipasi Sekolah sebagai indikator umum pelaksanaan Program Wajib Belajar di Kota Mataram adalah sebagai berikut : Angka Partisipasi Sekolah penduduk usia 7-12 tahun sekitar 95,08 persen. Angka Partisipasi Sekolah penduduk usia tahun sekitar 96,35 persen. Angka Partisipasi Sekolah penduduk usia tahun sekitar 70,29 persen. Berikut adalah perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan berdasarkan masing-masing jenjang sekolah pada tahun 2006/2007 hingga tahun 2008/2009 di Kota Mataram. Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang 2006/ / /2009 SD/MI 106,90 105,67 107,45 SMP/MTs 91,32 96,21 100,06 SMA/MA/SMK 68,82 72,29 75,46 Sumber data : Buku Saku Pendidikan 2008/2009 (data diolah) Tabel Angka Partisipasi Murni (APM) Jenjang 2006/ / /2009 SD/MI 94,82 96,06 96,09 SMP/MTs 72,11 74,32 72,13 SMA/MA/SMK 54,15 52,39 57,43 Sumber data : Buku Saku Pendidikan 2008/2009(data diolah) APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD/MI yaitu 96,06 % dan yang terendah di tingkat SMA/MA/SMK yaitu 57,43 %. Berdasarkan APM dapat diketahui bahwa pada tingkat SD/MI anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang paling baik terdapat di tingkat SD/MI. Sarana dan prasarana sekolah Negeri dan Swasta yang ada di Kota Mataram keseluruhannya berjumlah 356 Sekolah terdiri dari 93 TK/RA, 144 SD dan 18 MI, 31 SMP, 6 SMP Terbuka dan 19 MTs serta 23 SMA, 8 MA dan 14 SMK dengan ruang belajar sebanyak kelas dan 64 kelas diantaranya berstatus bukan milik sekolah. Dari Jumlah Penduduk Usia Sekolah yang ada, tercatat sebagai siswa bersekolah adalah sejumlah siswa dan ditangani oleh tenaga pengajar sebanyak guru, pegawai dan 356 Kepala Sekolah. Untuk jenjang Perguruan Tinggi, di Kota Mataram terdapat Universitas/ Institut/Akademi dan Sekolah Tinggi yang berjumlah 22 buah, 3 diantaranya berstatus Negeri dan berada di Kecamatan Selaparang sedangkan selebihnya 19 buah adalah berstatus swasta. Lembaga Pendidikan Non-formal di Kota Mataram cukup banyak, namun data tentang jumlah pastinya tidak ditemukan. BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 24

14 Tabel: Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Siswa, Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai menurut Jenis Sekolah di Kota Mataram No. Ruang Kelas Jenis Kepala Sekolah Siswa Guru Pegawai Bkn. Sekolah Sekolah Milik Milik Jumlah TK/RA SLB Jumlah SD , MI Jumlah SMP , MTs SMP Terbuka Jumlah SMA MA SMK Sumber : Profil Pendidikan Kota Mataram 2009 Tabel Jumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Kecamatan Perguruan Tinggi Negeri Swasta Jumlah Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Jumlah Sumber : Mataram dalam Angka 2009 Informasi yang dapat ditambahkan terkait dengan masalah pendidikan yakni persentase angka penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin dan lainnya adalah sebesar 89,4%. BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 25

15 2.5. Kesehatan Keberhasilan pembangunan kesehatan di Kota Mataram dapat terlihat pada indikator sejauh mana masyarakat memahami dan menyadari akan arti sehat dalam konteks yang luas dan tercermin dalam kehidupan kesehariannya, untuk selalu membudayakan pola hidup sehat. Secara berkesinambungan Pemerintah Kota Mataram telah berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan mutu pelayanan. Di samping itu kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan juga terus ditingkatkan dengan memaksimalkan semua fasilitas kesehatan yang ada. Sarana dan prasarana pelayanan Kesehatan masyarakat di Kota Mataram meliputi Rumah Sakit Umum Pemerintah dan Swasta, Rumah sakit Jiwa, Klinik Bersalin dan Puskesmas yang tersebar merata di setiap Kecamatan, yakni rumah sakit berjumlah 15 buah dan Puskesmas berjumlah 41 buah. Tabel Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas menurut Kecamatan Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Umum Jiwa Bersalin PHC Keliling Pembantu Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Jumlah Sumber : Mataram dalam Angka 2009 Dengan dukungan semua unsur terkait, dan pelaksana teknis pelaku pelayanan kesehatan yang telah tersebar di seluruh Kelurahan. Saat ini Kota Mataram memiliki Dokter Umum (70 orang), Dokter Spesialis (36 orang), Dokter Gigi (11 orang) dan tenaga teknis kesehatan/perawat (520 orang). Tabel Jumlah Dokter Umum, Spesialis, dokter Gigi dan Perawat Dokter Tenaga teknis/ Kecamatan Perawat Umum Spesialis Gigi Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya RSUD Mataram Jumlah Sumber : Mataram dalam Angka 2009 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 26

16 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan suatu upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan diantaranya adalah penyediaan pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau khususnya bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan seperti ibu, bayi dan balita. Sebaran sarana Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kota Mataram yang aktif adalah 27,3 % dan berada di bawah binaan dan pengawasan Puskesmas pada masing-masing Kecamatan, Jumlah Posyandu dan persentase keaktifannya terlihat pada tabel berikut ini. Tabel Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata pada Puskesmas Puskesmas Pratama Madya JUMLAH POSYANDU Purnama Mandiri Jumlah Posyandu aktif (%) Ampenan Tj. Karang Karang Pule Mataram Pagesangan Cakranegara Kr. Taliwang Dsn Cermen JUMLAH Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008 Sedangkan jumlah tenaga / kader kesehatan di Sarana Kesehatan pada Puskesmas adalah Tenaga Gizi sebanyak 32 orang, tenaga Sanitasi sebanyak 27 orang dan tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 5 orang. Rincian pada masingmasing Puskesmas dapat dilihat dalam Tabel Tabel 2.20.Jumlah Kader di Sarana Kesehatan menurut Puskesmas PUSKESMAS Tenaga/Kader Kesehatan Jumlah Gizi Sanitasi Kesmas Ampenan Tanjung Karang Karang Pule Mataram Pagesangan Cakranegara Karang Taliwang Dasan Cermen Jumlah Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 27

17 2.6. Sosial Masyarakat Gambaran keadaan keagamaan di Kota Mataram adalah sebagai berikut jumlah penduduk beragama Islam sebanyak orang (80,88%), Protestan sebanyak orang (1,13 %), Katolik orang (0,96 %), Hindu sebanyak orang (15.93%), dan Budha sebanyak orang (0,96%). Untuk mengamalkan ibadahnya pemeluk agama tersebut didukung oleh adanya Mesjid dan Mushalla (549 buah), gereja 13 buah, pura 122 buah, vihara 4 buah dan kelenteng 1 buah. Sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini Tabel Keadaan Sosial Budaya dan Agama Tahun 2009 No Variabel Jumlah Persentase 1. Penduduk Orang a. Islam Orang 80,88 % b. Protestan Orang 1,13 % c. Khatolik Orang 0,96 % d. Hindu Orang 15,93 % e. Budha Orang 1,09 % 2. Tempat Ibadah 689 Buah a. Masjid dan Mushola 549 Buah 79,68 % b. Gereja 13 Buah 1,89 % c. Pura 122 Buah 17,70 % d. Vihara 4 Buah 0,58 % e. Klenteng 1 Buah 0,14 % Sumber : Mataram dalam Angka 2009 (data diolah) Jumlah sarana peribadatan menurut sebarannya pada masing-masing Kecamatan diuraikan pada tabel di bawah ini. Tabel Jumlah Sarana Tempat Ibadah Menurut Kecamatan Jumlah Sarana Ibadah Kecamatan Mesjid Musholla Gereja Pura Vihara Kelenteng Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Jumlah Sumber : Mataram dalam Angka 2009 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 28

18 Diagram 2.3. Proporsi Pemeluk Agama di Kota Mataram Sedangkan sebaran Jumlah pemeluk Agama dirinci menurut masing-masing kecamatan, dapat dilihat pada tabel Tabel Jumlah Pemeluk Agama Menurut Kecamatan Jumlah Pemeluk Agama Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Jumlah Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya , Jumlah Sumber : Mataram dalam Angka 2009 Proporsi penduduk berdasar agama termasuk merata penyebarannya pada tiap-tiap kecamatan jika dilihat berdasarkan jumlah pemeluk agama, seperti ditunjukan pada tabel diatas. Sedangkan komposisi penduduk Kota Mataram menurut penduduk asli, pendatang, asal daerah dan etnis tergolong heterogen, terdiri dari berbagai suku daerah, etnis dan golongan masyarakat yang hidup dalam kerukunan, keharmonisan dan saling toleransi. Tidak ada keterangan tentang jumlah yang pasti terhadap komposisi tersebut, namun yang dominan adalah suku Sasak, Samawa, Mbojo, Bugis dan Bali serta etnis Melayu, Arab dan Tionghoa selebihnya adalah dari Jawa, Sumatra dan Nusa Tenggara Timur. Warga Negara Asing yang menetap hanya sebagian kecil saja dari adanya hubungan perkawinan dengan penduduk setempat. BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 29

19 Jumlah Mutasi Penduduk Kota Mataram karena perpindahan, lahir dan mati mengalami perubahan setiap tahunnya termasuk penduduk WNRI dan orang Asing. Angka dimaksud menurut Kecamatan ditunjukan dengan tabel berikut ini. Tabel Jumlah Mutasi Penduduk (WNRI + Orang Asing) dirinci menurut Kecamatan tahun 2008 Kecamatan Sumber : Mataram dalam Angka 2009 Jumlah Penduduk (jiwa) Perpindahan Lahir Mati Perubahan Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Jumlah Tentang kondisi tenaga kerja yang terampil, merupakan potensi sumberdaya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja. Adapun menurut status pekerjaan utamanya, sebagian besar sabagai buruh/ karyawan, yakni 59,72 persen. Sedangkan yang berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga/buruh tetap/tidak tetap tercatat sebesar 4,12 persen, berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain 31,55 persen, pekerja tidak dibayar 4,61 persen. Sektor jasa menyerap sekitar 44,18 persen pekerja dan merupakan sector terbanyak menyerap pekerja. Sektor lain yang cukup banyak menyerap pekerja adalah sector perdagangan dan sector pertanian, masing-masing sebesar 24,49 persen dan 6,51 persen. Tabel Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Mataram Jenjang Pendidikan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah SD SMP SMA / SMK D I & D II D III Perguruan Tinggi Total Sumber : Mataram dalam Angka 2009 BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 30

20 2.7. Perekonomian Proses pembangunan di Kota Mataram terus menunjukkan konsistensinya dari tahun ke tahun. Berbagai upaya pemerintah daerah Kota Mataram dalam mendukung pembangunan terus dilakukan. Diantaranya membangun puskesmas mandiri (yang dilengkapi dengan unit rawat inap), melengkapi sarana dan prasarana sekolah serta meningkatkan ketrampilan IKM. Selain itu pemerintah Kota Mataram juga memberikan dan mempermudah perijinan untuk mendukung pendirian usaha industri dan jasa. Ini ditujukan agar Kota Mataram menjadi salah ibukota propinsi di Indonesia yang paling menarik investor untuk membuka usahanya. Sebagai perekonomian yang bersifat terbuka, kinerja perekonomian Kota Mataram juga dipengaruhi oleh gejolak atau perubahan ekonomi yang terjadi diluar Kota Mataram termasuk gejolak perubahan ekonomi dunia dan nasional. Pada tahun 2008 tingkat inflasi di Kota Mataram mencapai angka 2 digit yaitu 13.01% yang umumnya dipengaruhi oleh inflasi dari segi supply dimana kenaikan harga dipicu oleh melemahnya nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah dalam triwulan terakhir 2008 sempat mencapai Rp per USD (United States Dollar). Tingkat inflasi juga didukung oleh dominannya pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat di Kota Mataram. Secara umum dapat dikatakan bahwa indikator ekonomi Kota Mataram pada tahun 2008 menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, pada tahun 2008 Kota Mataram mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 7,76 % per tahun. Dari segi PDRB terjadi peningkatan PDRB baik pada harga konstan maupun harga berlaku. PDRB harga konstan tahun 2008 mencapai Rp meningkat dibandingkan pada tahun 2007 senilai Rp Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Mataram relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yang hanya mencapai 6.06 % pada tahun Pertumbuhan ekonomi yang positif ini dalam prakteknya dapat dilihat dengan meningkatnya pendirian supermaket, pusat perbelanjaan dan pembangunan perumahan disegala penjuru wilayah Kota Mataram. Tabel Laju Pertuumbuhan PDRB dari tahun di Kota Mataram Atas Dasar Harga Atas Dasar Harga Pertumbuhan Tahun Berlaku Konstan 2000 % ,894, ,384, ,312, ,491, ,661, ,608, ,078, ,736, ,624, ,871, Sumber : Mataram dalam Angka 2009 (data diolah) BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 31

21 Tingginya pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada melonjaknya tingkat inflasi di Kota Mataram. Ini perlu diwaspadai karena laju inflasi yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan besaran pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram. Ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kenaikan harga yang dapat mengurangi pendapatan riil penduduk Kota Mataram secara keseluruhan. Tabel Perbandingan Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram tahun TAHUN TINGKAT INFLASI PERTUMBUHAN (%) (%) ,26 7, ,14 7, ,76 8, ,57 Tabel Perbandingan Tingkat Inflasi Nasional dan Kota Mataram Tahun TAHUN TINGKAT INFLASI (%) KOTA MATARAM NASIONAL ,26 17, ,14 6, , * Sumber Bank Indonesia Jika ditinjau PDRB dari segi produksi, maka kita melihat sumbangsih sektor-sektor yang cukup mencolok. Dimana sektor jasa seperti keuangan, persewaan & jasa perusahaan, jasa dan perdagangan, hotel & restoran mempunyai kontribusi lebih dari 70% dibandingkan industri rill (mencakup industri pengolahan dan pertambangan & penggalian). Ini bisa menjadi salah satu penyebab besarnya kenaikan harga (inflasi) dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 32

22 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram Tahun Lapangan Usaha Pertumbuhan (%) Pertanian 2,58 2,75 4,47 2,94 1,15 Pertambangan 1,43-1,18-1,02-11,93-25,61 Industri Pengolahan 7,73 12,31 7,71 10,14 8,83 Listrik, Gas, dan Air 5,31 4,01 10,03 6,57 7,40 Bangunan 8,41 8,81 8,99 11,17 12,70 Perdagangan, Htl & Rest 8,94 8,1 7,84 7,02 9,18 Pengangkutan 9,03 5,48 8,44 9,91 6,04 Keuangan 21,64 12,64 10,67 7,02 10,48 Jasa 4,87 4,74 3,8 4,10 4,38 PDRB 7,79 9,53 7,79 7,86 7,92 Data perkembangan Kinerja Indikator Makro Pembangunan Daerah Kota dilihat dalam Tabel dibawah ini. Tabel Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kota Mataram No Indikator Kondisi Kondisi Tahun 2007 Tahun Pertumbuhan PDRB 8,01% 7,76%* 2. Laju Inflasi 8,76% 13,01% * 3. PDRB harga berlaku PDRB harga konstan PDRB per kapita Menurut harga konstan Menurut harga berlaku Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Penduduk(KK) Persentase penduduk dibawah 23,06% 28,85% garis kemiskinan 9. Laju Pertumbuhan Penduduk 1.4% 2.4% 13. Jumlah Angkatan Kerja Tingkat pengangguran 13.6% 11% terbuka 15. IPM Pada tahun berjalan diperkirakan indikator makro ekonomi akan mengikuti pola tahun sebelumnya dimana pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 7-8 % per tahun dengan tekanan pada pengendalian laju inflasi. Namun demikian diharapkan laju inflasi tahun 2009 relatif lebih rendah dibanding laju inflasi tahun sebelumnya. Perkiraan ini dibuat dengan pertimbangan makin stabilnya indikator moneter Indonesia sampai dengan trwulan pertama tahun BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 33

23 2.8. Visi Dan Misi Kota Visi Kota. Visi pembangunan Kota Mataram adalah Terwujudnya Kota Mataram yang IBADAH, Maju dan Religius. Rumusan visi tersebut tetap dijadikan pedoman dalam menetapkan langkah dan kebijakan pembangunan Kota Mataram dimasa yang akan datang Misi Kota. Untuk mencapai Visi Kota Mataram Mewujudkan Kota Mataram yang IBADAH, Maju dan Religius, terdapat 7 (tujuh) Misi yang yang diturunkan dari visi tersebut, meliputi : 1. Menggelorakan semangat Kota IBADAH yang Maju dan Religius yang dijiwai oleh nilai-nilai agama dan budaya. 2. Melestarikan dan meningkatkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). 3. Memberdayakan Ekonomi Rakyat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 4. Meningkatkan kualitas SDM serta menggali dan memanfaatkan potensi SDA berdasarkan prinsip kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development). 5. Memantapkan koordinasi dan kemitraan. 6. Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan fasilitasfasilitas publik. 7. Meningkatkan upaya penanggulangan masalah-masalah sosial. Untuk dapat mewujudkan misi tersebut maka dituangkan dalam bentuk pelaksanaan program yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Mataram yang diarahkan pada 11 (sebelas) Program Prioritas dengan rincian sebagai berikut : 1. Peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa 2. Peningkatan kualitas SDM aparat pemerintah, swasta dan masyarakat. 3. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana perkotaan. 4. Penataan supra struktur dan infra struktur pemerintahan. 5. Perwujudan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance). 6 Penataan dan dan pembinaan kependudukan. 7. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). 8. Pembinaan dan penegakan kesadaran hukum masyarakat. 9. Penataan kawasan pemukiman & pelestarian lingkungan hidup. 10. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 11. Pemerataan pendapatan & pembinaan usaha ekonomi sektor informal serta perlindungan konsumen. BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 34

24 2.9. Institusi dan Organisasi Pemda Sesuai Undang-Undang yang berlaku dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral dan Kepala Daerah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kantor Walikota Mataram Terkait dengan amanat tersebut, Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram diatur melalui Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun Yang dimaksud dengan Perangkat daerah dalam ketentuan umum (Bab 1 Pasal 1 ayat 4) adalah Perangkat Daerah Kota Mataram terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. Dasar pembentukan organisasi perangkat daerah Kota Mataram diatur dalam bab 2 pasal 2 ayat 2, secara rinci meliputi : a. Sekretariat Daerah b. Sekretariat DPRD c. Dinas Daerah, terdiri dari : 1) Dinas Kesehatan 2) Dinas Pekerjaan Umum 3) Dinas Perhubungan 4) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 5) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 7) Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan 8) Dinas Tata Kota 9) Dinas Kebersihan 10) Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 35

25 11) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 12) Dinas Pendapatan 13) Dinas Pertamanan d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah e. Inspektorat Kota f. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari : 1) Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 2) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 3) Badan Pemberdayaan Masyarakat 4) Badan Kepegawaian Daerah 5) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Perikanan 6) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 7) Satuan Pemadam Kebakaran 8) Satuan Polisi Pamong Praja 9) Kantor Lingkungan Hidup 10) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu e. Kecamatan f. Kelurahan Sedangkan dalam pasal 3 dijelaskan tentang fungsi dari perangkat derah dimaksud yakni : (1) Sekretariat daerah merupakan unsur staf dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. (2) Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh Sekretaris Dewan, dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggungjawab terhadap Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. (3) Inspektorat kota merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Mataram, dipimpin oleh Inspektur, dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. (4) Dinas daerah merupakan unsur Pelaksana Pemerintahan Daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. (5) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, merupakan unsur perencanaan penyelenggaran Pemerintahan Daerah. (6) Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui sekretaris daerah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Mataram pada tahun 2008 jumlah tercatat sebanyak orang. Jumlah pegawai menurut BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 36

26 pendidikan yang ditamatkan berturut-turut adalah tamat SD (2 persen); SLTP (2 persen); SMU (27 persen); Diploma/ Sarmud (27 persen) dan Sarjana (42 persen) Tata Ruang Wilayah Luas wilayah menurut penggunaan lahan sesuai dengan RTRW kota Mataram, yang mana mengalami perubahan dan perkembangan fungsi lahan sesuai dengan perkembangan kota. Adapun lahan yang ada di kota Mataram sebagian difungsikan untuk fasilitas pelayanan kota yaitu sekitar 52 % dan sisanya adalah untuk kegiatan pertanian dan lain yang menunjang kehidupan perkotaan. Adapun data tahun 2008 menunjukkan rincian penggunaan lahan seperti terlihat pada Tabel Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kota Mataram yang berwawasan ramah lingkungan harus dijadikan pedoman perencanaan terpadu pembangunan agar tatanan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya buatan (SDB) dapat dilakukan secara tepat guna, berdaya-guna serta berhasil-guna secara berkelanjutan. Berhubungan dengan rencana umum tata ruang tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. No. Tabel Rencana Tata Ruang di Kota Mataram (Ha) Penggunaan Lahan Luas Wilayah 1 Kawasan Permukiman Perumahan Keterangan 2 Kawasan Perkantoran Pemerintahan dan Swasta 3 Kawasan Pendidikan Fasilitas Pendidikan Tinggi Kawasan Perdagangan Pertokoan dll 4 dan Jasa BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 37

27 5 6 7 Kawasan Fasilitas Sosial Kawasan Fasilitas Pelayanan Umum Kawasan Ruang Terbuka Hijau Fasilitas Peribadatan dan Kesehatan Pasar, Terminal dll Taman dan Lapangan Olahraga 8 Kawasan Pariwisata Hotel, Objek Wisata dll Kawasan Industri dan Pabrik, Tempat Kerajinan Pergudangan dll Kawasan Pertanian, Peternakan dan Sawah, Perkebunan dll 10 Perikanan J u m l a h Sumber Data : Mataram dalam Angka 2008 (data diolah) Dataran Pantai di Kecamatan Ampenan BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 38

28 Tabel Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR Tahun 2008 (Ha) Penggunaan Lahan Perumahan 2.300, , ,9 2. Lapangan Olah raga 46,1 46,1 46,1 3. Kuburan 51,6 51,6 51,6 4. Perkantoran 111,4 111,4 114,0 5. Pendidikan 144,5 144,5 145,5 6. Kesehatan 18,9 18,9 18,9 7. Ibadah 63,2 63,2 63,2 8. Pasar/Terminal 67,4 67,4 67,4 9. Pertokoan/SPBU 93,6 93,6 93,6 10. Warung/Rumah Makan 0,3 0,3 0,4 11. Hotel 18,9 18,9 18,9 12. Pergudangan 48,9 48,9 49,9 13. Industri 51,8 51,8 51,8 14. Taman Kota 6,1 6,1 6,1 15. Tanah diperuntukan 125,3 125,3 125,3 16. Tanah Pertanian 2.899, , ,6 17. Tanah tidak diusahkan 81,9 81,9 81,9 Jumlah / Total 6.130, , ,0 Sumber : BPN Kota Mataram Pola guna lahan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir cenderung mengalami perkembangan. Pola pertumbuhan dan perkembangan guna lahan yang terjadi berkembang secara linier, konsentrik dan parsial. Berikut Gambar perubahan Landuse Kota Mataram selama 4 (empat) dekade terakhir. BUKU PUTIH SANITASI Gambaran Umum Kota Mataram 39

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM, PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015

PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015 PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015 1 SEKAPUR SIRIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, Hidayah

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM

PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SUB BAGIAN INFORMASI DAN PERENCANAAN Tahun 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode

Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode 2015-2020 NO NAMA KAWASAN No. Sub Kawasan KECAMATAN LUAS (Ha) 1 PESISIR 102.29 1 Banjar_Ampenan Selatan Ampenan 47.64

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN PEMERINTAH KOTA MATARAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN 2016-2021 BAPPEDA KOTA MATARAM Jl. Pejanggik No. 16 Mataram Tlp. (0370) 633467, (0370) 633716 BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2014) dan permasalahan pembangunan daerah. 2.1. GAMBARAN UMUM

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA MATARAM

PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA MATARAM PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2013) dan permasalahan pembangunan daerah. 2.1. GAMBARAN UMUM

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

BAB II KONDISI UMUM DAERAH BAB II KONDISI UMUM DAERAH 2.1. Geografi dan Demografi Wilayah 2.1.1.Geografis Kota Solok Secara geografis Kota Solok berada pada posisi 0 0 44 28 LS sampai 0 0 49 12 LS dan 100 0 32 42 BT sampai 100 0

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN MATARAM TAHUN 2016

PROFIL KECAMATAN MATARAM TAHUN 2016 PROFIL KECAMATAN MATARAM TAHUN 2016 I. VISI DAN MISI KECAMATAN MATARAM Visi adalah gambaran kondisi ideal tujuan atau gambaran masa depan yang akan kita raih dalam waktu telah ditentukan. Visi tersebut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG L PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN penyajian data dan informasi perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Ba b 3 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 3.1. Kecamatan Kuala Kampar 3.1.1. Administrasi Kecamatan Kuala Kampar terbentang seluas 1.000,39 km 2. Secara administrasi wilayah Kecamatan Kuala Kampar berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI Kota Bandung merupakan Ibu kota Propinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107 36 Bujur Timur, 6 55 Lintang Selatan. Ketinggian tanah 791m di atas permukaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci