BAB IV GAMBARAN UMUM
|
|
- Widya Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o o Lintang Selatan dan 110 o o Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Provinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separuhnya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari (BPS Bantul, 2014) : - Bagian Barat, adalah derah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km 2 (17,73% dari seluruh wilayah). - Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas km 2 (41,62%). - Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km 2 (40,65%). - Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlaguna, terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden, dan Kretek.
2 52 Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari lima Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Batas wilayah yang berada di Kabupaten Bantul antara lain : - Utara : Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman - Timur : Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman - Selatan : Samudra Hindia - Barat : Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Bantul dialiri enam sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan panjang 114 Km2, yaitu : - Sungai Oyo : 35,75 km - Sungai Opak : 19,00 km - Sungai Code : 7,00 km - Sungai Winongo : 18,75 km - Sungai Bedog : 9,50 km - Sungai Progo : 24,00 km Luas wilayah Kabupaten Bantul adalah Ha yang terbagi dalam 17 Kecamatan, yaitu : - Kec. Srandakan, luas Ha (3,61%) - Kec. Sanden, luas Ha (4,57%) - Kec. Kretek, luas Ha (5,28%) - Kec. Pundong,luas Ha (4,67%)
3 53 - Kec. Bambanglipuro, luas Ha (4,48%) - Kec. Pandak, luas Ha (4,79%) - Kec. Bantul, luas Ha (4,33%) - Kec. Jetis, luas Ha (4,83%) - Kec. Imogiri, luas Ha (10,75%) - Kec. Dlingo, luas Ha (11,02%) - Kec. Pleret, luas Ha (4,53%) - Kec. Piyungan, luas Ha (6,42%) - Kec. Banguntapan, luas Ha (5,62%) - Kec. Sewon, luas Ha (5,36%) - Kec. Kasihan, luas Ha (6,39%) - Kec. Pajangan, luas Ha (6,56%) - Kec. Sedayu, luas Ha (6,78%) (BPS Bantul, 2014)
4 54 Sumber : BPS Bantul 2014 Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Bantul 2. Iklim Menurut klasifikasi iklim Koppen, Kabupaten Bantul memiliki iklim muson tropis. Sama seperti Kabupaten lain di Indonesia, musim hujan di Kabupaten Bantul dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau pada bulan April hingga September (BPS Bantul 2014). Dari data Dinas Sumber Daya Air di Kabupaten Bantul terdapat 12 titik Statisun Pemantau curah hujan, yaitu Stasiun Pemantau Ringinharjo,
5 55 Nyemengan, Gandok, Kotagede, Pundong, Barongan, Ngetak, Gedongan, Piyungan, Sedayu, Ngestiharjo, dan Dlingo. Sepanjang tahun 2013 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yang tercatat di Stasiun Pemantau Ringinharjo, yaitu sebanyak 90,76 mm dengan jumlah hari hujan 29 hari. Dan suhu udara relative konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius (BPS Bantul, 2014). B. Penduduk Berdasarkan data hasil proyeksi penduduk tahun , jumlah penduduk Kabupaten Bantul tahun 2014 adalah jiwa yang tersebar di 75 Desa dan 17 Kecamatan. Dari jumlah tersebut, jiwa adalah laki-laki atau 49,81% dan jiwa adalah perempuan 50,19% (BPS Bantul 2015). Jika dibandingkan dengan data hasil sensus penduduk SP 2010 tahun 2010 yang tercatat jumlah penduduk Kabupaten Bantul jiwa berarti dalam 3 tahun terakhir telah terjadi pertambahan jumlah penduduk jiwa (BPS Bantul 2015). Dengan luas wilayah 506,85 km 2, kepadatan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2014 adalah jiwa per km 2 dan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Banguntapan yakni jiwa per km 2 sedangkan Kecamatan Dlingo memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 650 jiwa per km 2 (BPS Bantul 2015).
6 56 C. Alih Fungsi Lahan Luas lahan sawah Kabupaten Bantul pada tahun 2014 menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan tercatat Ha, lahan bukan sawah tercatat Ha dan lahan bukan pertanian tercatat seluas Ha. Lahan bukan sawah meliputi tegal/kebun, lahan ditanami pohon/hutan rakyat, tambak, kolam/tebat/empang, dan lainnya. Sedangkan lahan bukan pertanian meliputi tanah untuk bangunan dan pekarangan, hutan Negara, lahan tidak ditanami/rawa, dan tanah lainnya (BPS Bantul 2015). Pengunaan lahan di Kabupaten Bantul setiap tahunnya selalu berubah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, aktifitas penduduk dan perluasan kegiatan perkonomian. Perubahan tata guna lahan berhubungan dengan lahan kering, serta berpedoman pada kebijakan pembangunan Povinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Bantul dinyatakan sebagai salah satu daerah penyangga pangan (Laporan Kinerja Bantul 2014). D. Pendapatan Daerah Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu wilayah dapat dilihat melalui neraca ekonominya seperti tercermin dalam Produk Domestik suatu daerah. Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat. Salah satu cara untuk mengetahui peningkatan kesejahteraan penduduk adalah dengan melihat
7 57 hasil perhitungan Produk Domestik Regional Bruto yang ditetapkan berdasarkan pada Harga Berlaku dan Harga Konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang sering dipergunakan untuk menilai kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah. PDRB disajikan menurut harga konstan dan harga berlaku. Berdasarkan data PDRB atas dasar harga konstan dapat dihitung pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan pertumbuhan riil kemampuan ekonomi suatu wilayah. Adapun dengan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat struktur ekonomi yang menggambarkan andil masing-masing sektor ekonomi. 1. Pertumbuhan Ekonomi Tabel 4.1 Tabel Produktivitas Per Sektor Kabupaten Bantul Tahun No Sektor (Rp) % (Rp) % (Rp) % 1 PDRB Jumlah Angkatan Kerja Pertanian , , ,77 4 Pertambangan dan Penggalian , ,93 35, Industri Pengolahan ,33 690,977 16,54 701,762 15,95 6 Listrik, Gas & Air Bersih , , ,92 7 Konstruksi , , ,63 8 Perdagangan, Hotel & Restoran , , ,32 9 Pengangkutan & Komunikasi , , ,59 Keuangan, Sewa & Jasa 10 Perusahaan , , ,94 11 Jasa-Jasa , , ,98 Sumber : Bappeda, 2013 Dilihat pada tabel produktivitas per sektor Kabupaten Bantul tahun , sektor pertanian merupakan pemasok tertinggi
8 58 produktivitas di Kabupaten Bantul. Tetapi pada tahun 2011 produktivitas di sektor pertanian mengalami penurunan. Tetapi kembali naik pada tahun 2012 sebesar Selain itu di sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebagai penyumbang kedua perkembangan produktivitas di Kabupaten Bantul. Karena dengan semakin banyaknya pembangunan hotel, restoran maupun tempat usaha yang berada di wilayah tersebut. Pada tahun 2014 perekonomian Kabupaten bantul secara umum menunjukkan trend membaik sehingga menciptakan iklim usaha yang makin kondusif. Hal ini, berdampak pula terhadap perekonomian Kabupaten bantul pada tahun 2014 ini, yaitu berada pada kondisi yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, mampu tumbuh 5,15% (BPS Bantul 2015). Bila dilihat dari sisi pertumbuhan sektoral, Kabupaten Bantul pada tahun 2014 belum mengalami perubahan dan masih didominasi oleh empat sektor utama yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor jasa-jasa. Namun terjadi perubahan komposisi konstribusi dalam penyusun perekonomian yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 18,56%, industri pengolahan sebesar 18,63%, pertanian sebesar 18,64%, serta sektor jasa-jasa sebesar 15,69%. Kontribusi sektor pertanian yang dalam 5 tahun terakhir selalu menjadi penyumbang terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Bantul (Laporan Kinerja Bantul 2014).
9 59 E. Nilai Tukar Petani (NTP) Adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP menunjukkan daya tukar (term of trade) atas bang-barang (produk) yang dihasilkan petani di perdesaan terhadap barang/jasa yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalm proses produksi pertanian. NTP juga merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan (BPS DIY 2015). Nilai Tukar Petani (NTP) Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Desember 2014 mengalami penurunan indeks sebesar 2,87 poin dibbanding NTP pada bulan November 2014 yaitu dari 102,52 persen menjadi 99,65 persen (BPS DIY 2015). F. Tingkat Pendidikan Penduduk yang Mencari Pekerjaan Setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU no.20 Tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010 di BPS DIY, pesentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah di DIY sebesar 0,75 persen dan tidak sekolah sebesar 2,79 persen. Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang
10 60 tertuang dalam Pembukaan UUD Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Berdasarkan hasil SP2010 Badan Pusat Statistik, penduduk Provinsi DI Yogyakarta usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 27,38 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 3,24 persen, tamat DIV/S1 sebesar 5,80 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,60 persen. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, tercatat jumlah pendaftar pencari kerja pada tahun 2014 sebesar orang. Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul tahun 2014 tercatat sebanyak jiwa, yang terdiri 657 orang laki-laki dan orang perempuan (BPS Bantul 2015). Berdasarkan hasil survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2014 di Kabupaten Bantul, persentase penduduk angkatan kerja sebesar 67,55 persen, naik 0,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara persentase jumlah penduduk yang bekerja sebesar 97,43 terhadap jumlah angkatan kerja, bertambah sebesar 0,79 persen jika dibandingkan tahun 2013 (BPS Bantul 2015).
11 61 G. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Bantul tahun Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah penduduk (jiwa) di Kabupaten Bantul Tahun Tahun Jumlah Penduduk Sumber : BPS Kab. Bantul
12 62 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Hal tersebut dapat diketahui jumlah penduduk di Kabupaten Bantul pada tahun 1984 hingga 2013 terus mengalami peningkatan dan tidak ada tahun yang mengalami penurunan jumlah penduduk. Pada tahun 1984 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Bantul sebanyak jiwa, sedangkan tahun 2013 tercatat sebanyak jiwa. Dalam kurun waktu 30 tahun, pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan sebanyak 1,07% setiap tahunnya. Dari data di atas pertumbuhan jumlah penduduk cenderung terus mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada penuruan jumlah penduduk di Kabupaten Bantul setiap tahunnya. 2. Perkembangan Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Bantul tahun Tabel 4.3 Perkembangan Alih Fungsi Lahan (Ha) di Kabupaten Bantul tahun Tahun Alih Fungsi Lahan
13 63 Tahun Alih Fungsi Lahan Sumber : BPS Kab. Bantul Dari data diatas dapat dilihat bahwa setiap tahun berturut-turut pada tahun 1984 hingga tahun 2013 alih fungsi lahan di Kabupaten Bantul mengalami kenaikan. Tidak ada tahun yang mengalami penurunan karena setiap waktu alih fungsi lahan pertanian pasti terjadi dan tidak akan mungkin berubah kembali menjadi lahan pertanian. Pada tahun 1984 hingga tahun 1986 jumlah lahan yang beralih fungsi masih stagnan atau tetap yaitu sebesar Ha dan menjadi naik hingga tahun Kemudian alih fungsi lahan dari tahun 2002 hingga 2003 juga mengalami luas yang tetap sebesar Ha.
14 64 Dari tahun 1986 hingga tahun 2011 perkembangan alih fungsi lahan di Kabupaten Bantul menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Selama 25 tahun berturut-turut alih fungsi lahan di Kabupaten Bantul terus mengalami kenaikan. Dalam kurun waktu 25 tahun, alih fungsi lahan di Kabupaten Bantul mengalami kenaikan sebesar Ha. Jumlah tersebut cukup tinggi karena melihat daerah di Kabupaten Bantul merupakan daerah sektor pertanian. Hal tersebut dibuktikan bertambahnya kegiatan ekonomi yang semakin berkembang dan jumlah penduduk yang mengalami perkembangan juga mengakibatkan peralihan fungsi lahan. Pada tahun 2012, alih fungsi lahan berada pada luas Ha. Dimana pada tahun tersebut mengalami penurunan dari tahun 2011 yang sebesar Ha. Hal tersebut menimbulkan tanda tanya karena suatu peralihan lahan non pertanian berubah menjadi lahan pertanian kembali seharusnya tidak bisa mengalami penurunan. Ini menjadi suatu tugas badan terkait untuk mengecek kembali daftar alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Kabupaten Bantul. Dari data di atas dapat dilihat bahwa perkembangan luas lahan yang dipakai untuk kegiatan non pertanian di Kabupaten Bantul cenderung mengalami kenaikan dari pada penurunan luas lahan sawah. Kenaikan alih fungsi lahan di Kabupaten Bantul dimulai pada tahun 1986 hingga tahun 2013.
15 65 3. Perkembangan PDRB di Kabupaten Bantul Tahun Tabel 4.4 Perkembangan PDRB (juta rupiah) di Kabupaten Bantul menurut Harga Konstan Tahun Tahun Total PDRB harga konstan Sumber : BPS Kab. Bantul
16 66 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perkembangan PDRB di Kabupaten Bantul cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 1984 hingga tahun 1997 terus mengalami peningkatan nilai PDRB. Pada tahun 1984 tercatat PDRB Kabupaten Bantul sebesar Rp ,00 dan sampai tahun 1997 PDRB di Kabupaten Bantul sebesar Rp ,00. Dalam kurun waktu 13 tahun PDRB di Kabupaten Bantul naik sebesar Rp ,00. Pada tahun 1998 perkembangan PDRB di Kabupaten Bantul mengalami penurunan, karena pada tahun tersebut terjadi krisis moneter yang terjadi di Indonesia. Dari tabel di atas, dilihat bahwa pada tahun 1998 PDRB di Kabupaten Bantul sebesar Rp ,00. Turun sebanyak Rp ,00 dari tahun 1997 sebesar Rp ,00. Pada tahun 1999 hingga tahun 2013, perkembangan PDRB di Kabupaten Bantul cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 1999 tercatat bahwa PDRB di Kabupaten Bantul sebesar Rp ,00 dan pada tahun 2013 sebesar Rp ,00. Dalam kurun waktu 14 tahun PDRB di Kabupaten Bantul naik sebesar Rp ,00. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan PDRB di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan PDRB terjadi pada tahun 1984 hingga tahun Dan tahun 1998 mengalami penurunan karena
17 67 adanya krisis moneter. Kemudian kembali naik pada tahun 1999 hingga tahun Perkembangan Nilai Tukar Petani di Provinsi DIY Tahun Tabel 4.5 Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi DIY Tahun Tahun Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,89 Sumber : BPS Kab. Bantul
18 68 Dari tabel di atas dapat diketahui indeks NTP cenderung mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 1984, indeks NTP sebanyak 100,17. Dan mengalami penurunan pada tahun 1985 sebanyak 3,49 menjadi 96,68. Pada tahun 1986 hingga tahun 1988 indeks NTP mulai mengalami kenaikan. Tahun 1986 indeks NTP sebesar 104,58 dan menaik pada tahun 1987 dan 1988 sebesar 106,47 dan 109,00 hal tersebut dapat diketahui kenaikan indeks NTP pada tahun tersebut sebesar 4,42. Indeks NTP kembali turun pada tahun 1989 yaitu menjadi 102,30 dan kembali naik pada tahun 1990 hingga 1991 sebesar 2,7. Tahun 1990 indeks NTP sebesar 104,00 dan naik di tahun 1991 sebesar 105,00. Pada tahun 1992 indeks NTP mengalami penurunan menjadi 99,50, dan pada tahun 1993 juga mengalami penurunan sebesar 2,59 menjadi 96,91.Pada tahun 1994 indeks NTP mengalami kenaikan kembali yang cukup signifikan hingga tahun 1998, yaitu sebesar 23,03. Pada tahun 1999 dan tahun 2000 indeks NTP kembali menurun. Pada tahun 1999 indeks NTP sebesar 121,49 dan tahun 2000 indeks NTP sebesar 115,60 atau turun sebanyak 5,89. Pada tahun 2001 kembali naik menjadi 125,86. Dan mengalami kenaikan hingga tahun 2003 sebesar 133,28.
19 69 Pada tahun 2004 indeks NTP mengalami penurunan kembali hingga tahun 2005 yaitu sebanyak 0,23 dari tahun 2004 sebesar 122,73 menjadi 122,50 di tahun Di tahun 2006 hingga 2007 indeks NTP kembali naik sebesar 1,57 dari tahun 2006 sebesar 126,10 dan pada tahun 2007 sebesar 127,67. Indeks NTP di tahun 2008 mengalami penurunan kembali menjadi 105,28 dan naik stabil di tahun 2009 dan 2010 sebesar 107,84. Pada tahun 2011 hingga tahun 2013 indeks NTP mengalami kenaikan kembali sebesar 1,73 dari tahun 2011 dengan indeks NTP 115,16 menjadi 116,89 di tahun Perkembangan Jumlah Tingkat Pendidikan Penduduk yang Mencari Pekerjaan di Kabupaten Bantul Tahun Tabel 4.6 Perkembangan Tingkat Pendidikan penduduk di Kabupaten Bantul yang Mencari Pekerjaan (jiwa/orang) Tahun Tahun Sarjana (S1)
20 70 Tahun Sarjana (S1) Sumber : BPS Kab. Bantul Dilihat dari tabel diatas yang menunjukkan data tingkat pendidikan sarjana (S1) di Kabupaten Bantul. Dari data tahun 1984 terlihat masih sangat minim penduduk yang telah mendapatkan gelar sarjana (S1). Tetapi dengan seiring berjalannya tahun, jumlah sarjana di Kabupaten Bantul mengalami kenaikan sedikit demi sedikit. Dapat di buktikan pada tahun 1984 sebanyak 184 sarjana, dan pada tahun 1985 hingga tahun 1990 jumlah sarjana mencapai Tetapi pada tahun 2000 dan 2001 mengalami penurunan jumlah sarjana, yaitu dari jumlah menjadi 827 di tahun Akan tetapi pada tahun 2002 sampai tahun 2005 kembali menaik jumlah yang menjadi sarjana. Peningkatan yang cukup besar terjadi di tahun 2004 dan 2005, yaitu
21 71 sebanyak sarjana pada tahun 2004, dan sebanyak sarjana pada tahun Data tingkat pendidikan sarjana dari tahun 1984 hingga 2013 mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan pada tahun 2013 di Kabupaten Bantul sebanyak mendapat gelar sarjana.
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Wilayah Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan Kabupaten Bantul sebagai objek penelitian. Dimana kabupaten
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL
BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL A. Letak Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari 5 kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu wilayah kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dijadikan sebagai objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia sekarang masih tergolong tinggi berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu 1,49 % per tahun, akibatnya diperlukan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai 17 kecamatan. Letak astronominya antara 110º12 34 sampai 110º31
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 110 0 12 34 sampai 110 0 31 08 Bujur Timur dan antara 7 0 44 04 sampai 8 0 00 27 Lintang Selatan. Kabupaten
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Kabupaten Bantul Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Pusat pemerintahan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Umum Kabupten Bantul a. Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah seluruhnya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1
58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Daerah hulu dan hilir dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak pada 110 33 00
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah
Lebih terperinciJumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara astronomis Kabupaten Bantul terletak antara 07 0 44 04-08 0 00 27 LS dan 110 0 12 34 110 0 31 08 BT.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN OBJEK. a. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. b. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
BAB IV GAMBARAN OBJEK A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Keadaan Alam Sumber data yang di dapat dari Disdukcapil Kab. Bantul. Kabupaten Bantul terletak di sebelah Selatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciNepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa dan rakyat Indonesia, merupakan rahmat dari pada-nya dan wajib dikembangkan dan dilestarikan
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan papan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi individu manusia setelah pangan dan sandang. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap individu manusia pasti
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul adalah salah satu dari lima Kabupaten/Kota yang ada di Yogyakarta yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di pulau
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia bermuara pada pembangunan usaha tani dengan berbagai kebijakan yang memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH
Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengelolaan air di suatu daerah irigasi, kenyataannya seringkali terdapat pembagian air yang kurang sesuai kebutuhan air di petak-petak sawah. Pada petak yang
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 23/05/61/Th. XIII, 10 Mei 2010 PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I TAHUN 2010 Kinerja perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 dibandingkan triwulan IV-2009,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan. Hal tersebut disebabkan oleh pertambahan penduduk Indonesia
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007
BPS PROVINSI D.K.I. JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciNo. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014
No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dengan melakukan proses desentralisasi terhadap daerah-daerah otonom memiliki potensi yang sangat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2013 tumbuh 5,80 persen. Pada tahun 2013, besaran Produk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.145/11/21/Th.IV, 10 November 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009 PDRB KEPRI TRIWULAN III TAHUN 2009 TUMBUH 1,90 PERSEN PDRB Kepri pada triwulan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung. satu kota di Bali yang mempunyai wilayah seluas 418,52 km 2 atau 41.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Geografi Kabupaten Badung Kabupaten Badung merupakan satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang mempunyai wilayah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 47/12/34/Th.XI, 01 Desember 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN (Di
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman Pangan merupakan komoditas penting dan strategis, karena pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia, hal
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di pulau Jawa, antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara
Lebih terperinciKAJIAN PANGAN LOKAL DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016
LAPORAN AKHIR KAJIAN PANGAN LOKAL DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016 AGUS TRI BASUKI HENRY KRISMAWAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan UU Nomer 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang dimaksud pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah diapit oleh dua provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur, letaknya antara 5 40 dan 8 30 dan 111 30 bujur timur (termasuk Pulau Karimunjawa).
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA 4.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak diwilayah Sulawesi Tenggara. Luas wilayah Kabupaten Muna adalah 488.700 hektar
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013 A. PDRB PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT LAPANGAN USAHA I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN III TAHUN 2013 No. 75/11/21/Th.
Lebih terperinci