RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram

2 WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan rangkuman hasil Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) Kota Mataram Tahun 2015 yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah dan Provinsi; b. bahwa untuk mengarahkan pembangunan tahunan Kota Mataram, perlu rencana kerja sebagai pedoman dan arah kebijakan pembangunan Kota Mataram Tahun 2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota Mataram tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3531); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286). 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 12. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 32);

4 13. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun ; 14. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 2 Seri D); 15. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 3 Seri D), sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2013 Nomor 1 Seri D); 16. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 1 Seri E); 17. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2009 Nomor 1 Seri E) 18. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2011 Nomor 3 Seri E) 19. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2011 Nomor 2 Seri D). Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2013 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2016

5 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Mataram. 2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mataram. 3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Walikota adalah Walikota Mataram. 5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Mataram. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah satuan/unit kerja lingkup Pemerintah Daerah Kota Mataram. 7. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 yang selanjutnya disingkat RKPD Tahun 2016 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang memuat prioritas pembangunan yang merupakan hasil Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat Tahun Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat selanjutnya disingkat MPBM adalah suatu pola musyawarah dalam pengelolaan pembangunan dengan menemukan masalah, penyebab masalah dan potensi untuk penanganannya dengan prinsip dasar partisipatif, transparan, akuntabilitas, responsif yang bermitra masyarakat, dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana pembangunan Daerah. 10. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat RAPBD adalah rancangan keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

6 11. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selanjutnya disingkat RAPBN adalah rancangan keuangan tahunan pemerintah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. 13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan ditetapkan dengan undang-undang. 14. Plafon Anggaran adalah patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA SKPD setelah disepakati Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 15. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran. 16. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA, adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga serta disahkan oleh Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pendanaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah. 17. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat LAKIP adalah merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban dari satuan kerja perangkat daerah terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta realisasi rencana kerja selama 1 (satu) tahun. BAB II PENYUSUNAN RKPD Pasal 2 (1) RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, kebijakan keuangan daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah untuk mendorong partisipasi masyarakat.

7 (2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I BAB II PENDAHULUAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI PENUTUP Pasal 3 RKPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini digunakan sebagai: a. pedoman SKPD lingkup Pemerintah Kota Mataram dalam menyusun Rencana Kerja (RENJA)-SKPD Tahun 2016; b. pedoman penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) APBD bagi SKPD lingkup Pemerintah Kota Mataram. Pasal 4 Dalam rangka penyusunan RAPBD Tahun 2016: a. Pemerintah Daerah menggunakan RKPD Tahun 2016, sebagai bahan pembahasan Kebijakan Umum, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara di DPRD; b. SKPD lingkup Pemerintah Kota Mataram menggunakan RKPD Tahun 2016 sebagai bahan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran dengan DPRD. Pasal 5 Dalam hal RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 apabila terdapat perbedaan dengan hasil Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD yang tertuang dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun 2016 dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2016, maka Program dan Kegiatan menggunakan hasil Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD tentang KUA Tahun 2016 dan PPAS Tahun BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 6 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

8 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Mataram. Ditetapkan di Mataram pada tanggal 6 April 2015 WALIKOTA MATARAM, H. AHYAR ABDUH Diundangkan di Mataram pada tanggal 6 April 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM, H. LALU MAKMUR SAID

9 BAB 1 PENDAHULUAN Menguraikan gambaran umum penyusunan RKPD yang meliputi latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2016 menjadi pedoman transisi sebagai akibat telah berakhirnya pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun , dan belum tersusunnya RPJMD Kota Mataram Tahun Pedoman masa transisi dimaksud bertujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD Kota Mataram ini berakhir dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih hasil Pemilukada pada periode berikutnya. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Bagi daerah yang memiliki masa RPJMD yang telah berakhir, penyusunan dan penetapan RKPD Tahun 2016 agar berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok Tahun 2016 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). RKPD mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat: a. Secara substansial memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, rencana program, kegiatan, prakiraan maju, dan SKPD penanggung jawab program/kegiatan yang wajib dilaksanakan pemerintahan daerah dalam 1 (satu) tahun; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

10 b. Sebagai normatif menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan oleh kepala daerah untuk disepakati bersama dengan DPRD sebagai landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD); c. Secara operasional memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintahan di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan daerah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala SKPD dalam melaksanakan tugas fungsinya yang ditetapkan dalam Rencana Kerja SKPD; d. Secara faktual menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan kegiatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Penyusunan RKPD Kota Mataram Tahun 2016 dilakukan melalui proses tahapan sesuai Pasal 101 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, sebagai berikut: a. Persiapan penyusunan RKPD meliputi tahapan-tahapan: Pembentukan Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2016 (berdasarkan Surat Keputusan Walikota Mataram Nomor 363/III/2015 tanggal 18 Maret 2015); orientasi mengenai RKPD, penyusunan agenda kerja, penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah; serta koordinasi forum perencana SKPD Kota Mataram (berdasarkan Surat Keputusan Walikota Mataram Nomor 87/I/2015 tanggal 29 Januari 2015); b. Perumusan rancangan awal RKPD Kota Mataram 2016, meliputi pengolahan data dan informasi; analisis gambaran umum dan kondisi daerah; analisis ekonomi dan keuangan daerah; evaluasi kinerja tahun lalu; penelaahan terhadap kebijakan pemerintah nasional/provinsi; c. Penyusunan Rancangan RKPD, merupakan kelanjutan dari tahap penyusunan rancangan awal RKPD Tahun 2016 yang disempurnakan berdasarkan masukan dari Rancangan Renja SKPD Tahun 2016 dan melakukan sinergitas prioritas dan sasaran pembangunan nasional/provinsi. d. Pelaksanaan Musrenbang RKPD, Musrenbang RKPD di Kota Mataram dilakukan melalui pola yang bernama "Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM)" berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 27 Tahun 2001; merupakan suatu pola musyawarah dalam pengelolaan pembangunan dengan menemukan masalah, penyebab masalah dan potensi untuk penanganannya dengan prinsip dasar partisipatif, transparan, akuntabilitas, responsif yang bermitra masyarakat (tindakan bersama dengan masyarakat) dengan pelibatan berbagai perwakilan stakeholder pembangunan, antara lain delegasi DPRD, SKPD Pemerintah Provinsi NTB dan lingkup Pemerintah Kota Mataram, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda, akademisi, fasilitator pembangunan, pimpinan organisasi profesi, LSM, kepala lingkungan kader Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

11 Posyandu, dan pemangku kepentingan lainnya, dengan tetap memperhatikan persentase keterwakilan gender. Pelaksanaan MPBM meliputi tahapan-tahapan: MPBM Tingkat Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 18 Februari 2015, proses pelaksanaannya difasilitasi oleh Tim Fasilitator Pembangunan Kelurahan. MPBM Tingkat Kecamatan dilaksanakan pada 21 s/d 28 Februari 2015, proses pelaksanaannya difasilitasi oleh Tim Fasilitator Pembangunan Kecamatan. MPBM Tingkat Kota Mataram Tahun 2015 dalam rangka penyusunan RKPD Kota Mataram Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal Maret SKPD pelaksana MPBM Perencanaan Tingkat Kelurahan dan Kecamatan adalah Kecamatan se-kota Mataram didampingi oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mataram; dan pelaksana MPBM Tingkat Kota adalah Bappeda Kota Mataram. Forum Gabungan SKPD, adalah wadah pembahasan Renja SKPD untuk penyelarasan program dan kegiatan sesuai tupoksi SKPD berdasarkan usulan hasil MPBM Kecamatan serta penajaman indikator dan target kinerja program dan kegiatan. Berdasarkan ketentuan Pasal 149 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, penyelenggaraan Forum SKPD dapat dilaksanakan dengan menggabungkan beberapa SKPD sekaligus dengan mempertimbangkan tingkat urgensi, efisiensi dan efektifitas, sehingga pelaksanaan Forum SKPD di Kota Mataram dibagi dalam tiga forum sesuai dengan Tiga Program Unggulan Pemerintah Kota Mataram, yaitu: 1) Forum Gabungan Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram; 2) Forum Gabungan Bidang Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER) dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram; dan 3) Forum Gabungan Bidang Sarana dan Prasarana (SARPRAS) dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Kota Mataram. Penetapan SKPD penyelenggara Forum Gabungan SKPD Kota Mataram sesuai Surat Keputusan Walikota Mataram Nomor 63/I/2015 tanggal 22 Januari 2015 dan pelaksanaannya pada tanggal 3 s/d 4 Maret e. Perumusan rancangan akhir RKPD, merupakan tahap finalisasi RKPD Kota Mataram 2016 oleh Tim Koordinasi Penyusunan RKPD 2016 dan TAPD Pemerintah Kota Mataram dengan melibatkan Tim Pengkaji Kebijakan Publik Pemerintah Kota Mataram. f. Penetapan RKPD, RKPD Kota Mataram Tahun 2016 ditetapkan dengan Peraturan Walikota Kota Mataram Nomor 9 Tahun 2015 sesuai berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 bahwa RKPD ditetapkan paling lambat pada minggu keempat bulan Mei Tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

12 Adapun prinsip penyusunan RKPD Kota Mataram 2016 adalah sebagai berikut: a. Proses perencanaan, dilakukan melalui proses bottom up dan top down planning dengan keterpaduan pendekatan participatory dan komprehensif, serta dilaksanakan melalui empat jalur strategi yaitu: pro-growth, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah; pro job, yang dapat memperluas kesempatan kerja; pro-poor, yang memihak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat miskin; serta pro-environment/pro-green economy, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan fungsi dan kelestarian lingkungan hidup. b. Program dan kegiatan pembangunan direncanakan dengan memperhatikan usulan masyarakat pada MPBM, prioritas dan sinergitas pembangunan Pusat, Provinsi dan Kota, didasarkan permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi. Prioritas pembangunan juga difokuskan pada upaya penyelesaian masalah mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan kesejahteraan rakyat serta didukung oleh upaya-upaya untuk menciptakan keadaan Kota Mataram yang kondusif. c. Kemampuan fiskal daerah, berpengaruh dalam penyusunan program prioritas pembangunan yang dituangkan dalam RPKD DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dasar hukum penyusunan RKPD Kota Mataram Tahun 2016, sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3531); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4124); Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

13 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4598); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4693); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817); 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016; 15. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2008 tentang Kebijakan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; 21. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun ; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

14 22. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun ; 23. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Mataram; 24. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun ; 25. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2013; 26. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 27. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mataram ; 28. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa umum; 29. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 15 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu; 30. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 16 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Dalam sistem negara kesatuan, perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah harus mengacu sekaligus merupakan penjabaran dari rencana pembangunan nasional. Oleh karena itu dokumen-dokumen perencanaan baik yang bersifat jangka panjang, menengah maupun tahunan harus selaras dan sejalan satu sama lain. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) diterjemahkan di daerah melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Kedua dokumen tersebut menjadi dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah di masing-masing tingkatan, selanjutnya RPJMN maupun RPJMD menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dalam menyusun RENSTRA K/L dan menjadi acuan SKPD di Kota Mataram untuk menyusun RENSTRA SKPD. Rencana lima tahunan diterjemahkan ke dalam rencana tahunan berupa RKP di tingkat nasional dan RKPD Kota Mataram di tingkat Kota Mataram. Sebagai dokumen resmi pemerintah daerah, RKPD disusun berdasarkan Renja SKPD yang mengacu pada Renstra SKPD yang mana dokumen ini mempunyai kedudukan strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan jangka menengah yang bersifat taktis strategis dengan perencanaan penganggaran tahunan daerah yang bersifat teknis operasional. Sebagai rencana pembangunan tahunan, RKPD merupakan pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS dan RAPBD. Lebih jelas lihat Gambar 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

15 Gambar 1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah Sumber: Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Berdasarkan uraian diatas, maka RKPD Kota Mataram Tahun 2016 disusun mengacu kepada RPJPD Kota Mataram Tahun , karena RPJMD Kota Mataram Tahun yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, program Kepala Daerah terpilih telah berakhir. Selain itu, memperhatikan RPJMN , RKP Tahun 2016, RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat dan RKPD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Selanjutnya RKPD Kota Mataram 2016 dijadikan pedoman bagi penyusunan RAPBD Kota Mataram TA SISTEMATIKA DOKUMEN Sistematika RKPD Kota Mataram Tahun 2016 adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Memuat latar belakang, dasar hokum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD, maksud dan tujuan. BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi, demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

16 BAB III BAB IV BAB V BAB VI Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Memuat penjelasan tentang kondisi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumbersumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak di tingkat daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan. Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah. Penutup 1.5. MAKSUD DAN TUJUAN RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rancangan kerja, pendanaan dan prakiraan maju adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang disusun dengan maksud untuk memberikan Arah, Kebijakan Umum dan Prioritas Pembangunan Daerah. RKPD juga sebagai landasan dan pedoman kebijakan operasional bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Mataram dalam menyusun Rencana Kerja berdasarkan program dan kegiatan, serta Rencana Kerja Anggaran sesuai dengan peran, tugas dan fungsi masing-masing SKPD; dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki guna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta memberikan arahan perencanaan pembangunan Kota Mataram Tahun Tujuan dari penyusunan RKPD adalah untuk mewujudkan keterpaduan perencanaan pembangunan tahunan secara efektif dan efisien guna mempertajam prioritas pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan yang dapat mengatasi permasalahan, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan dapat mencapai hasil yang optimal, melalui: a. Penetapan prioritas dan sasaran pembangunan daerah; b. Perumusan rencana program dan kegiatan strategis pembangunan daerah; c. Penetapan target indikator kinerja dan pagu anggaran indikatif per kegiatan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

17 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2014) dan permasalahan pembangunan daerah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Gambaran Umum Kondisi Daerah menjelaskan tentang kondisi daerah mencakup Aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan, dan Aspek Daya Saing dengan indikator makro, sebagai berikut: INDIKATOR MAKRO ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Karakteristik Lokasi dan Wilayah Potensi Pengembangan Wilayah Wilayah Rawan Bencana Demografi ASPEK KESEJAHTERAAN MASAYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Fokus Kesejahteraan Sosial Fokus Seni Budaya dan Olahraga ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Layanan Urusan Wajib Fokus Layanan Urusan Pilihan ASPEK DAYA SAING Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Fokus Iklim Berinvestasi Fokus Sumber Daya Manusia Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

18 Aspek Geografi dan Demografi 1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah a. Luas dan Wilayah Administrasi Kota Mataram adalah salah satu dari 10 (sepuluh) bagian wilayah kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terletak di Pulau Lombok, dengan luas wilayah 61,30 Km 2 (6.130 Ha). Luas wilayah Kota Mataram 0,30 persen dari luas Provinsi Nusa Tenggara Barat (20.153,15 Km 2 ), menjadikan Kota Mataram sebagai kota terkecil dari kabupaten/kota yang ada. Adapun luas wilayah Kota Mataram dirinci menurut kecamatan dan kelurahan dapat dilihat pada berikut Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Mataram menurut Kecamatan dan Kelurahan Luas No. Kecamatan Kelurahan (Ha) 5.69% 1. Kecamatan Ampenan 83, % Ampenan Selatan Ampenan 4.37% 8.64% 7.82% 59,00 Tengah Ampenan Utara 249, % Banjar 41,37 Bintaro 81, % Dayan Peken 53, % Kebon Sari 57, % Pejarakan Karya 73,94 Pajeruk 84, % Taman Sari 160,71 Luas Kecamatan Ampenan 945,29 No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha) 2. Kecamatan Cakranegara Cakranegara Barat 51,34 Cilinaya 128, % 5.31% Sapta Marga 85,72 Cakra Timur 67, % 13.33% Mayura 101,97 Cakra Selatan 73, % 8.86% Cakra Selatan 55,76 Baru 5.77% Cakra Utara 129, % 10.54% 6.93% Karang Taliwang 61,59 Sayangsayang 212,00 Luas Kecamatan Cakranegara 967,02 Kecamatan Ampenan Ampenan Selatan Ampenan Tengah Ampenan Utara Banjar Bintaro Dayan Peken Kebon Sari Pejarakan Karya Pajeruk Taman Sari Kecamatan Cakranegara Cakranegara Barat Cilinaya Sapta Marga Cakra Timur Mayura Cakra Selatan Cakra Selatan Baru Cakra Utara Karang Taliwang Sayangsayang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

19 No. Kecamatan Kelurahan 3. Kecamatan Mataram Luas (Ha) Pejanggik 103,49 Mataram Timur 123,51 Pagesangan 195,60 Pagesangan Barat 75,28 Pagesangan Timur 110,12 Pagutan Barat 103,58 Pagutan 186,39 Pagutan Timur 91,03 Punia 87,53 Luas Kecamatan Mataram 1.076,53 No. Kecamatan Kelurahan 4. Kecamatan Sandubaya Luas (Ha) Selagalas 299,00 Bertais 103,50 Mandalika 100,48 Babakan 109,56 Turida 197,44 Dasan Cermen 158,07 Abian Tubuh 63,95 Baru Luas Kecamatan Sandubaya 1.032,00 Kecamatan Mataram 8.46% Pejanggik 8.13% 9.61% Mataram Timur 17.31% 11.47% Pagesangan Pagesangan Barat Pagesangan Timur 9.62% 18.17% Pagutan Barat Pagutan 10.23% 6.99% Pagutan Timur Punia Kecamatan Sandubaya 6.20% 15.32% Selagalas 28.97% Bertais 19.13% Mandalika Babakan Turida 10.03% 10.62% 9.74% Dasan Cermen Abian Tubuh Baru No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha) 5. Kecamatan Sekarbela Kekalik Jaya 135,18 Tanjung Karang 67,81 Permai Tanjung Karang 257,01 Karang Pule 106,75 Jempong Baru 465, % Kecamatan Sekarbela 45.08% 13.10% Kekalik Jaya Tanjung Karang Permai Tanjung Karang Luas Kecamatan Sekarbela 964, % 6.57% Karang Pule Jempong Baru Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

20 No. Kecamatan Kelurahan Luas (Ha) 6. Kecamatan Selaparang Rembiga 315,00 Karang Baru 237,00 Monjok Timur 36,88 Monjok 134,70 Monjok Barat 50,42 Mataram Barat 68,64 Gomong 38,84 Dasan Agung 79,25 Dasan Agung 115,75 Baru Luas Kecamatan Selaparang 1.076, % 3.61% 6.38% Kecamatan Selaparang Rembiga 10.75% 4.68% 29.26% 3.43% 12.51% 22.02% Karang Baru Monjok Timur Monjok Monjok Barat Mataram Barat Gomong Dasan Agung Dasan Agung Baru KOTA MATARAM Cakranegara 15,77% Sandubaya 16.84% Ampenan 15.43% Luas Kota Mataram 6.130,03 Selaparang 17.57% Mataram 17.55% Sekarbela 16.84% Secara administrasi Kota Mataram terbagi dalam 6 wilayah Kecamatan, 50 Kelurahan dan 321 lingkungan. Kecamatan Cakranegara memiliki jumlah wilayah kelurahan dan lingkungan terbanyak yaitu 10 Kelurahan dan 72 lingkungan sedangkan Kecamatan Sekarbela memiliki jumlah wilayah kelurahan dan lingkungan terkecil yaitu 5 Kelurahan dan 34 lingkungan, sebagaimana tabel dan berikut : Tabel 2.2 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan serta Luas Wilayah di Kota Mataram Tahun 2014 Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah Lingkungan Luas Wilayah (Km 2 ) Persentase (%) Ampenan ,46 15,43 Sekarbela ,32 16,84 Mataram ,76 17,55 Selaparang ,77 17,57 Cakranegara ,67 15,77 Sandubaya ,32 16,84 Jumlah ,30 100,00 Sumber: BPS Kota Mataram Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

21 b. Letak dan Batas Wilayah Secara astronomis Kota Mataram terletak pada posisi antara 08 o 33 dan 08 o 38 Lintang Selatan dan antara 116 o 04 dan 116 o 10 Bujur Timur, dengan panjang garis pantai 9 km dengan batas wilayah yaitu: Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Bagian Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Bagian Barat : Selat Lombok Kota Mataram Gambar 2.1. Letak Geografis Kota Mataram di Provinsi NTB c. Topografi Bentuk topografi wilayah Kota Mataram bervariasi dari datar sampai agak curam dengan klasifikasi sebagai berikut: Lereng 0 2%, bentuk wilayah datar, seluas 4.652,057 Ha (75,9 %). Lereng 2 8%, bentuk wilayah agak landai, seluas 1.299,147 Ha (21,20%). Lereng 8-15%,bentuk wilayah bergelombang, seluas 174,283 Ha (2,84 %). Lereng 15-25%, bentuk wilayah curam, seluas 4,568 Ha (0,07%). Kondisi tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Mataram adalah hamparan datar. Ketinggian tanah bervariasi yaitu Kecamatan Cakranegara mencapai 25 meter, Kecamatan Mataram 15 meter dan Kecamatan Ampenan 5 meter dari permukaan laut termasuk daerah pantai. d. Geologi dan Jenis Tanah Satuan batuan yang tersingkap di Kota Mataram terdiri dari batuan gunung api, batuan sedimen, serta batuan terobosan yang umurnya berkisar dari jaman tersier sampai kuarter. Formasi bantuan yang terbentuk adalah Formasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

22 Kalipalung (TQp) yang mempunyai anggota Selayar (TQs), Formasi Kalibalak (TQb), dan Formasi Lekopiko (Qvl) dengan jenis batuan sebagai berikut: Formasi Kalipalung : Breksi gampingan dan lava. Anggota Selayar : Batu pasir tuffan dan batu lempung tuffan dengan sisipan tipis karbon. Formasi Kalibabak : Breksi dan lava. Formasi Lekopiko : Tuff berbatu apung, breksi lahar, dan lava. Qa Alluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut, dan pecahan koral tersebar hampir di seluruh Kota Mataram, khususnya di daerah muara sungai. Kota termasuk dalam Busur Bergunung Api Nusa Tenggara Barat, yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah timur dan Busur Banda sebelah barat. Busur tersebut terbentang dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara dan melengkung mengitari Laut Banda. Kota Mataram sendiri tidak memiliki daerah pegunungan dengan timbulan kasar. e. Hidrologi Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang), Kelurahan Sayangsayang (Kecamatan Cakranegara), dan Kecamatan Mataram memiliki kedalaman akuifer 5-7 m. Sedangkan Kelurahan Monjok dan Kelurahan Dasan Agung bagian utara (Kecamatan Selaparang) memiliki kedalaman air tanah hingga 15 m. Di samping potensi akuifer, Kota Mataram masih dapat mensuplai kebutuhan air bersih yang berasal dari mata air Sarasuta, Ranget, dan Saraswata di Kecamatan Narmada (Kabupaten Lombok barat). Titik-titik mata air tersebar di Kelurahan Pejeruk, Karang Baru, Sayangsayang, Cakranegara Utara, Dasan Cermen, Babakan, Mandalika, dan Pagesangan Tengah. Kota Mataram dialiri empat sungai besar yang berfungsi sebagai drainase alam, yaitu Sungai Jangkok (86 km dengan luas 1.712,12 Ha), Sungai Ancar (21 km dengan luas 858,47 Ha), Sungai Brenyok (42 km dengan luas 2.277,55 Ha), dan Sungai Midang (26 km dengan luas 562,47 Ha). Hulu sungai-sungai tersebut berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Selat Lombok. f. Klimatologi Menurut Stasiun Klimatologi I Mataram, suhu udara rata-rata di Mataram berkisar antara 21,03 C sampai dengan 26,62 C. Untuk kelembaban udara ratarata bervariasi, dari 77% sampai dengan 87%. Curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Januari sebesar 424 mm dan hari hujan terbanyak tercatat pada bulan Januari sebesar 29 hari. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

23 g. Penggunaan lahan Pola guna lahan di Kota Mataram dalam kurun waktu 10 tahun terakhir cenderung berkembang secara linier, konsentrik, dan parsial. Perkembangan pola linear terjadi karena tata guna lahan mengikuti pola jaringan jalan yang ada, seperti pada koridor utama Kota Mataram di Jalan Yos Sudarso Jalan Langko Jalan Pejanggik Jalan Selaparang Jalan Sandubaya (Ampenan-Mataram- Cakranegara). Perkembangan guna lahan secara konsentrik ditunjang pola jaringan jalan yang berbentuk grid (mengelompok) seperti yang tersebar di Kawasan Cakranegara dan sekitarnya. Sedangkan pola guna lahan yang berkembang secara parsial terjadi di Kelurahan Rembiga, Sayangsayang di bagian utara, Kelurahan Jempong Baru, Pagutan, dan pusat permukiman di Kawasan Bertais. Pada pola linier, konsentrik, dan parsial tersebut terjadi penyatuan-penyatuan guna lahan, sehingga terbentuklah kawasan terbangun yang telah berkembang seperti saat ini. Perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan terbangun terjadi pada lahan non-terbangun dengan perubahan yang bersifat fungsional, seperti kawasan permukiman berubah menjadi kawasan pusat perdagangan dan jasa. Neraca penggunaan tanah Kota Mataram pada tahun 2013 menunjukkan komposisi yang berimbang antara penggunaan tanah terbangun sebesar 3.176,25 Ha (51,82%) dan non terbangun seluas 2.953,25 Ha (48,18%) dari total luas wilayah Kota Mataram seluas Ha. Penggunaan lahan di Kota Mataram sampai 2012 didominasi oleh kawasan perumahan (39,17%) dan tanah pertanian (45,08%). Dalam perkembangannya konversi lahan sebagian besar untuk fungsi perumahan, perkantoran, pendidikan serta untuk pertokoan. Hal ini tentunya terjadi dengan semakin pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan Kota yang berimplikasi pada penyesuaian terhadap kebutuhan lahan untuk pengembangannya, sebagaimana Tabel 2.3 berikut. No Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR (Ha) di Kota Mataram Tahun Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Perumahan 2.338, , ,12 2 Lapangan Olahraga 46,10 46,10 46,10 3 Kuburan 51,64 51,64 51,64 4 Perkantoran 115,36 115,45 115,45 5 Pendidikan 146,50 151,82 151,82 6 Kesehatan 20,95 23,37 23,37 7 Ibadah 63,33 63,33 63,33 8 Pasar / Terminal 67,35 68,35 68,35 9 Pertokoan / SPBU 97,80 101,98 102,78 10 Warung / Rumah Makan 0,40 1,32 1,56 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

24 No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Hotel 18,91 18,91 18,91 12 Pergudangan 50,60 50,60 50,01 13 Industri dan Jasa 51,75 51,75 51,24 14 Taman Kota 6,07 6,07 6,07 15 Tanah Diperuntukan 125,32 125,82 129,88 16 Tanah Pertanian 2,847,47 2,819,42 2,763,49 17 Tanah Tidak Diusahakan 81,88 81,89 81,89 Kota Mataram 6.130, , ,00 Sumber: Mataram Dalam Angka, 2014 Sedangkan menurut data yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi NTB tahun 2014, lahan di Kota Mataram digunakan untuk wilayah Permukiman (3.263,93 ha), Industri (843,53 ha), Persawahan (1.881,56 ha), Perairan Darat (94,43 ha), dan Tanah terbuka (46,45 ha). 2. Potensi Pengembangan Wilayah Dalam RTRW Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional. Sementara, dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi. Keberadaan Kota Mataram sebagai PKN dan KSP memiliki potensi yang sangat strategis dalam pengembangan wilayah kota. Secara kewilayahan Kota Mataram dibagi menjadi beberapa pusat pelayanan dengan fungsi utama adalah: 1) Wilayah Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata; 2) Wilayah Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan; 3) Wilayah Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Kota Mataram memiliki beberapa kawasan strategis yang diharapkan mampu untuk mendorong pertumbuhan wilayah dan memiliki pengaruh yang sangat penting dan strategis terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah baik dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan, yaitu: a. Kawasan strategis bidang pariwisata; Kawasan pariwisata biasanya akan membawa pada efek berganda (multiplier effects), sehingga mampu menghasilkan pemasukan bagi suatu wilayah. Kawasan strategis bidang pariwisata ditetapkan di beberapa lokasi berikut ini: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

25 1) Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang) dan Kelurahan Ampenan Utara (Kecamatan Ampenan) sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang berbasis lingkungan; 2) Kawasan Mayura yang terdiri dari Taman Mayura, Pura Meru, dan kolam pemandian Mayura di Kelurahan Mayura (Kecamatan Cakranegara); 3) Kawasan Udayana di Kelurahan Kebon Sari dan Kelurahan Pejarakan Karya (Kecamatan Ampenan); 4) Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat (Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela); 5) Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq, dan taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata yang membentang dari Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan Sekarbela); 6) Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan); 7) Kawasan Sayang-Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang (Kecamatan Sandubaya) sebagai kawasan pariwisata kuliner. b. Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa. Kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bidang perdagangan dan jasa ditetapkan di lokasi berikut: 1) Pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan); 2) Pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara Selatan; 3) Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika. c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya Kawasan strategis di bidang sosial budaya ditetapkan pada sebuah kawasan yang dianggap memiliki nilai historis maupun kegiatan-kegiatan budaya untuk tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya. Kawasan strategis ini juga merupakan aset wisata sejarah dan budaya yang dapat menunjukkan jati diri maupun penanda Kota Mataram. Kawasan-kawasan tersebut adalah: 1) Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro (Kecamatan Ampenan); 2) Kawasan Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya (Kecamatan Cakranegara); 3) Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung; 4) Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah dan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan). Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

26 d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Mataram adalah: 1) Kawasan konservasi di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, dan Sungai Brenyok; 2) Kawasan konservasi sempadan pantai Selat Lombok sepanjang 8-9 km; 3) Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta Kelurahan Sayang-sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya); 4) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota Mataram. 3. Wilayah Rawan Bencana Dalam RPJMD Kota Mataram wilayah rawan bencana di Kota Mataram, antara lain: 1) Longsor, Genangan, dan Banjir Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datarlandai dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai tersebut menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana longsor, beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini, selain disebabkan oleh kondisi topografi yang cenderung datar, juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal. Beralihnya fungsi dari saluran irigasi menjadi drainase/air buangan. 2) Gelombang Pasang dan Tsunami Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah wilayah yang dekat dengan pantai (Selat Lombok) atau dengan kata lain adalah kawasan pesisir. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami adalah Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru. 3) Abrasi Pantai Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki penahan gelombang, sehingga mempercepat proses terjadinya abrasi pantai. Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Mataram adalah wilayah pesisir yang telah disebutkan di atas. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Mataram. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

27 4) Gempa Bumi Gempa bumi merupakan fenomena alam yang waktu kejadiannya tidak bisa diprediksi. Kondisi tektonik di wilayah Provinsi NTB, khususnya Kota Mataram merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman kegempaan yang potensial. Selain ini terdapat ancaman dari utara berupa patahan busur belakang. Kedalaman pusat gempa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya adalah sekitar 50 km. 4. Kondisi Demografi a. Jumlah Penduduk Kota Mataram merupakan daerah otonom dengan luas wilayah terkecil di Provinsi NTB, namun dihuni oleh jumlah penduduk yang relatif besar. Berdasarkan data BPS, penduduk Kota Mataram pada tahun 2011 hingga tahun 2014 didominasi oleh penduduk perempuan dengan selisih antara penduduk perempuan dan laki-laki jiwa pada tahun Jumlah penduduk tahun 2014 mengalami peningkatan jiwa dari tahun Besarnya jumlah penduduk tersebut di satu sisi dapat menjadi potensi Sumber Daya Manusia bagi pembangunan Kota Mataram di segala bidang, namun di sisi yang lain banyak kebutuhan sosial kemasyarakatan yang harus dipenuhi. Lebih jelas mengenai gambaran komposisi jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2011 hingga tahun 2014 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat sebagaimana gambar berikut. 500, , , , ,000 0 Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kota Mataram Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Laki - Laki Perempuan Total Penduduk Laki - Laki 208, , ,068 Perempuan 213, , ,996 Total Penduduk 422, , ,064 Sumber : BPS Kota Mataram, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

28 b. Pertumbuhan Penduduk Kota Mataram pada tahun 2011 hingga tahun 2014 mengalami pertumbuhan penduduk yang terus meningkat sebagai akibat kelahiran alami dan migrasi. Kedudukan dan fungsi Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi, pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta perdagangan dan jasa menjadi penyebab tingginya migrasi ke Kota Mataram dibandingkan daerah lain di Provinsi NTB. Peningkatan jumlah penduduk tersebut terjadi merata di seluruh wilayah kecamatan di Kota Mataram. Kepadatan penduduk Kota Mataram tahun 2014 yaitu jiwa/km² dimana angka tersebut menjadikan Kota Mataram memiliki tingkat kepadatan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk berdasarkan Kecamatan Tahun No Kecamatan Luas Wilayah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa /Km 2 ) (Km 2 ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Ampenan 9, Sekarbela 10, Mataram 10, Selaparang 10, Cakranegara 9, Sandubaya 10, Jumlah/Total 61, Sumber: data proyeksi BPS Kota Mataram, 2015 Dari tabel 2.4 diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Ampenan memiliki jumlah penduduk terbanyak tiap tahunnya, dengan luas wilayah terkecil jumlah penduduk di wilayah ini menghasilkan kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yang ada di Kota Mataram, pada tahun 2014 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Ampenan sebesar Jiwa/Km 2.Sedangkan jumlah Kecamatan Sekarbela dengan luas wilayah terbesar ketiga memiliki jumlah penduduk terkecil sehingga kepadatan penduduknya paling rendah yaitu Jiwa/Km 2 pada tahun Struktur dan Komposisi Penduduk Secara umum komposisi penduduk Kota Mataram pada tahun 2014 didominasi oleh penduduk perempuan. Kondisi ini terjadi hampir di semua kelompok umur terutama pada kelompok usia di atas 14 tahun. Namun pada kelompok umur dengan jumlah terbesar yaitu tahun, penduduk laki-laki lebih banyak daripada peduduk perempuan dengan jumlah selisih jiwa. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

29 Menurut komposisi umur, komposisi penduduk tahun 2014 terbanyak pada umur tahun yaitu sebanyak jiwa, sedangkan komposisi penduduk terkecil pada kelompok umur tahun Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Jumlah Sumber: BPS Kota Mataram, Jika dikelompokkan masing-masing menurut jenis kelamin dan kelompok usia produktif maka komposisi penduduk Kota Mataram dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.3 Persentase Penduduk Kota Mataram Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 Gambar 2.4 Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun % % 3.97% 69.42% 26.61% Laki-laki Perempuan 0-14 thn thn > 65 thn Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

30 Melihat kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram pada tahun 2014 termasuk dalam transisi demografi yang menguntungkan karena proporsi penduduk terbesar adalah yang berusia 15 sampai 64 tahun atau yang masih dalam usia produktif. Kondisi demografi ini disebut menguntungkan karena berpeluang untuk menciptakan kesejahteraan bila penduduk produktif tersebut merupakan sumber daya manusia yang dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan. Proporsi penduduk wanita yang lebih besar dan tingginya jumlah penduduk usia produktif ini perlu di antisipasi oleh pemerintah dengan kebijakan pembangunan daerah yang pro gender dan pro job. Jika disusun dalam struktur piramida, penduduk Kota Mataram termasuk dalam Piramida Penduduk Muda yaitu kondisi penduduk yang memiliki pertumbuhan penduduk yang cepat dimana angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian. Hal ini ditandai dengan komposisi jumlah penduduk usia muda sangat besar, sedangkan usia tua sedikit sebagaimana dapat dilihat seperti gambar di atas Gambar 2.5 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan ,000 30,000 20,000 10, ,000 20,000 30,000 Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Jumlah Penduduk Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

31 Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah dari nilai tambah yang diciptakan oleh seluruh aktivitas perekonomian di suatu daerah pada tahun tertentu. Dengan kata lain, PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya guna menciptakan nilai tambah bagi masing-masing sektor perekonomian. Menurut data BPS Kota Mataram, hingga tahun 2014 nilai PDRB Kota Mataram Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2014 PDRB ADHB Kota Mataram menjadi Rp.8,116 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,58% dari tahun Sejalan dengan PDRB ADHB, nilai PDRB Kota Mataram Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 PDRB ADHK sebesar Rp.2,43 triliun, meningkat menjadi Rp.2,63 triliun pada tahun 2013 dan menjadi Rp.2,84 triliun pada tahun 2014 Tabel 2.6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Mataram Menurut Lapangan Usaha Tahun Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) 2012* 2013** 2014*** 2012* 2013** 2014*** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

32 Gambar 2.6 Kontribusi Masing-masing Sektor (persen) terhadap Pembentukan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Mataram Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 Jasa-Jasa Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Pengangkutan & Komunikasi Perdagangan, Hotel & Restoran Bangunan Listrik, Gas, Air Industri Pengolahan Pertambangan & Penggalian Pertanian 11,63% 21.27% 18,35% 22,76% 10,28 9,62 0,90% 1,18% 11,46% 9,16% 0,01% 0,01% 3,34% 3,27% 13,12% 17,90% 20,81% 24,92% 0 1,000,000,000 2,000,000,000 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.) Sebagai ibukota Provinsi, Kota Mataram menjadi pusat perdagangan dan jasa dimana arus keluar masuk barang dari berbagai daerah serta jasa terjadi di Kota Mataram. Peranan pemerintah daerah dalam mendukung aktivitas perdagangan cukup besar yang ditandai dengannya banyaknya bangunan rukoruko baru di Kota Mataram. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2014 menjadi leading sector bagi perekonomian yang mana tercermin dalam nilai tambah bruto atas PDRB ADHB pada sektor ini mencapai nilai sebesar Rp.2,02 trilliun atau kontribusi sektor ini pada pembentukan PDRB ADHB Kota Mataram sebesar 24,92 persen. Penyumbang terbesar dari sektor ini adalah subsektor perdagangan besar dan eceran. Pada nilai tambah bruto ADH Konstan sektor ini sebesar Rp.647,53 miliar rupiah atau berkontribusi 22,76 persen. Penyumbang PDRB terbesar kedua adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Pada tahun 2014 nilai tambah bruto atas PDRB ADHB pada sektor ini mencapai sebesar Rp.1,68 trilliun, dengan kata lain kontribusi sektor ini sebesar 20,81 persen. Subsektor Bank merupakan kontributor dominan dimana kegiatan perbankan merupakan penunjang semua kegiatan perekonomian masyarakat baik melalui simpanan maupun kredit yang tersalurkan, selanjutnya yang lain dihasilkan oleh lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan. Nilai tambah bruto ADH Konstan sektor ini sebesar Rp.605,28 miliar rupiah atau berkontribusi 21,27 persen. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

33 Perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah, salah satunya sangat ditentukan oleh kelancaran distribusi hasil kegiatan produksi dan didukung oleh kegiatan komunikasi yang memadai. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2014 telah menghasilkan nilai tambah bruto adh berlaku sebesar Rp 1,45 trilliun atau kontribusi 17,90 persen. Untuk nilai tambah bruto adh konstan, sektor ini mampu menciptakan nilai tambah sebesar Rp.522,24 miliar atau berkontribusi sebesar 18,35 persen. Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pembentukan PDRB ADHB Kota Mataram tahun 2014 sebesar Rp.1,06 triliun atau 13,12 persen, dimana nilai tambah yang dihasilkan sektor ini masih didominasi oleh subsektor pemerintahan umum dibandingkan oleh subsektor swasta termasuk perorangan. Sedangkan nilai tambah bruto ADHK sektor ini sebesar Rp. 330,81 miliar atau dengan kontribusi sebesar 11,63 persen. Sektor industri pengolahan pada tahun 2014 mampu menciptakan nilai tambah bruto ADHB sebesar Rp. 743,42 miliar dengan kontribusi sebesar 9,16 persen. Sektor industri pengolahan memiliki potensi yang besar untuk berkembang menjadi leading sektor bagi perekonomian Kota Mataram. Industri pengolahan memiliki dampak yang luas terhadap perkembangan sektor perekonomian lainnya. Sektor bangunan pada tahun 2014 juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pembentukan PDRB Kota Mataram dengan memberikan nilai tambah Rp.781 miliar atau kontribusi sebesar 9,62 persen pada PDRB ADHB dan Rp.292,44 miliar atau 1,28 persen pada PDRB ADHK. Sektor listrik, gas dan air bersih memberikan nilai tambah PDRB ADHB Rp.95,66 miliar senilai dengan kontribusi yang tetap dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,18 persen dan pada PDRB ADHK dengan nilai tambah Rp.292,44 miliar atau kontribusi 0,90 persen. Sektor pertanian dan sektor pertambangan memberikan kontribusi yang tidak terlalu tinggi pada pembentukan PDRB Kota Mataram. Pada tahun 2014 sektor pertanian memberikan nilai tambah bruto ADHB sebesar Rp.265,31 miliar dengan kontribusi sebesar 3,27 persen dan nilai tambah bruto ADHK Rp. 95,01 miliar atau kontribusi 3,34%. Sedangkan sektor pertambangan memberikan kontribusi sebesar 0,01 persen pada PDRB Kota Mataram dengan nilai tambah bruto ADHB Rp.736,81 juta dan ADHK Rp.316,3 juta. Pembentukan PDRB ADHB menurut lapangan usaha di Kota Mataram dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok sektor yaitu: kelompok sektor Primer terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian; kelompok sektor Sekunder terdiri dari sektor Industri sektor Pengolahan, Listrik, Gas, Air, dan sektor Bangunan; dan; sektor Tersier terdiri dari sektor perdagangan hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor bank, usaha persewaan & jasa perusahaan dan sektor jasa- jasa. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

34 Gambar 2.7 PDRB Kota Mataram Menurut Kelompok Sektor Tahun (Ribu Rp) 7,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,58% 76,32% 76,76% 3,000,000, ,000,000, ,000,000, ,82% 20,22% 19,96% 3,60% 3,45% 3,28% * 2013** 2014*** 2012* 2013** 2014*** Primer 219,134, ,368, ,051, Sekunder 1,268,814, ,420,270, ,620,105, Tersier 4,604,980, ,359,738, ,229,592, Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi Sumber: Dokumen PDRB Kota Mataram, 2013; BPS Kota Mataram, Peranan PDRB atas dasar harga berlaku menurut kelompok sektor dalam kurun waktu masih didominasi oleh kelompok sektor tersier. Pada tahun 2014 kontribusi sektor tersier mengalami peningkatan dari 76,32 persen pada tahun 2013 menjadi 76,76 persen. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial. Juga sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Karena fungsinya sebagai pusat pelayanan-pelayanan tersebut, maka kebutuhan akan jasa pendukungnya cukup tinggi. Struktur perekonomian di setiap kecamatan di Kota Mataram secara umum sama yaitu pada sektor tersier sangat menonjol sedangkan sektor primer sangat kecil peranannya. Gambaran kinerja perekonomian kecamatan dapat dianalisa dari data berikut : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

35 No Tabel 2.7 PDRB Kecamatan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun Kota Mataram Kecamatan PDRB ADHB (Rp.000) PDRB ADHK (Rp.000) * 2013** * 2013** Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara Sandubaya Jumlah/Total Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber: Dokumen PDRB Kecamatan di Kota Mataram, Memperhatikan PDRB yang dihasilkan oleh kecamatan se-kota Mataram dalam kurun waktu tampak cukup bervariasi dimana kecamatan yang mencapai PDRB tertinggi atas dasar harga berlaku adalah Kecamatan Cakranegara dan yang terkecil adalah Kecamatan Sekarbela. Semua Kecamatan di Kota Mataram mengalami peningkatan PDRB yang positif. Keunggulam masing-masing Kecamatan dalam hal pembentukan nilai tambah PDRB juga bervariasi dan berbeda. Kecamatan Ampenan dan Sekarbela memberikan kontribusi terbesar pada sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dna air bersih, serta sektor bangunan. Kecamatan Cakranegara memberikan kontribusi terbesar pada sektor industri pengolahan, sektor keuangan dan jasa perusahaan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sementara Kecamatan Sandubaya memberikan kontribusi terbesar pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sedangkan Kecamatan Mataram dan Selaparang memberikan kontribusi terbesar pada sektor jasa-jasa terutama jasa pemerintahan. 2. Laju Inflasi Salah satu indikasi stabilnya perekonomian suatu daerah adalah harga barang. Inflasi atau deflasi adalah perubahan harga barang di tingkat konsumen, atau merupakan persentase perubahan dari indeks harga konsumen (IHK). Dalam PDRB, kenaikan harga barang-barang dicerminkan oleh perkembangan laju indeks harga implisit (IHI). Indeks harga implisit menggambarkan tingkat inflasi yang menyeluruh dari seluruh kegiatan perekonomian mulai sektor pertanian sampai dengan jasa-jasa atau dengan kata lain tingkat perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

36 indeks harga implisit menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada sektor/sub sektor. Secara agregat indeks harga implisit menunjukkan tingkat perubahan harga yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang, dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Inflasi pada tahun 2014 dapat ditekan, hasilnya nilai inflasi tahun 2014 lebih kecil dibanding tahun Inflasi pada tahun 2014 yaitu 7,18% atau menurun 2,09% dari tahun 2013 sebesar 9,27% Gambar 2.8 LAJU INFLASI KOTA MATARAM TAHUN , Sumber : BPS Kota Mataram dan Bank Indonesia, 2015 Adapun fluktuasi inflasi bulanan selama tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.9 Inflasi bulanan Kota Mataram (%) Tahun ,55 2,27 1,56 1,48 1,01 0,72 0,91 0,98 1,14 0,61 0,78 0,62 0,77 0,30 0,45 0,73 0,26 0,30 0,03-0,04 Jan Peb Mar -0,39 Apr -0,49 Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des -1,03-1, Sumber : BPS Kota Mataram dan Bank Indonesia, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

37 Dari gambar dapat terlihat bahwa tingkat inflasi tertinggi pada tahun 2013 terjadi pada bulan Juli dengan nilai 4,55%, sedangkan pada tahun 2014 tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan nilai 2,27%. Sementara pada tahun 2013 terjadi deflasi sebesar 1,51% di bulan September pada dan pada tahun 2014 terjadi deflasi pada bulan April sebesar 0,49%. Adapun penyebab utama inflasi pada tahun 2014 antara lain didorong permintaan saat Maulid Nabi Muhammad SAW (Januari), Hari Raya Idul Fitri (Juli) dan efek kenaikan BBM pada akhir tahun 2014 (Desember). Bank Indonesia telah memetakan inflasi yang terjadi di Kota Mataram tahun 2014, hasil pemetaan menunjukan bahwa trend yang berbeda dengan daerah lain dimana di kota Mataram ketika perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW terjadi inflasi yang tinggi bahkan lebih tinggi daripada saat Idul Fitri. Komoditi yang paling sering menjadi penyumbang inflasi tertinggi sepanjang tahun 2014 yaitu beras, tongkol pindang, tomat sayur, cabai rawit, dan daging ayam ras. Perkembangan Inflasi Kota Mataram menjadi perhatian bagi NTB karena memiliki bobot terbesar bagi inflasi NTB secara keseluruhan. 3. PDRB per Kapita Angka PDRB per Kapita memberikan gambaran kasar bagian PDRB yang diterima secara rata-rata oleh seluruh penduduk dalam suatu daerah. Meskipun kasar, PDRB per Kapita tetap ianggap relevan digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah. Angka ini merupakan hasil pembagian antara besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Adapun perkembangan pendapatan per Kapita Kota Mataram dapat dilihat sebagai berikut : **data prediksi Gambar 2.10 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kota Mataram Tahun ,000 18,000 16,000 14,000 12,000 PDRB Per Kapita (Rp.000/tahun) Sumber: BPS Kota Mataram, Pada Tahun 2014 PDRB Per Kapita Kota Mataram atas harga berlaku mencapai kisaran Rp , yang mana mengalami peningkatan sebesar 12,48% dibandingkan dengan tahun ** 13,504 14,745 16,734 18,822 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

38 4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan pertumbuhan yang negatif menunjukkan terjadinya perlambatan dalam kegiatan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Kebijakan tersebut akan tercermin dari kondisi makro ekonomi yang kondusif seperti tingkat inflasi yang cukup terkendali dan nilai tukar rupiah yang semakin menguat terhadap mata uang asing terutama Dolar Amerika (USD). Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram kurun waktu dapat dilihat sebagai berikut: 10 5 Gambar 2.11 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA MATARAM TAHUN ,38** **data prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, Pada tahun 2013 masa transisi perpindahan bandara Selaparang ke Bandara Internasional Lombok telah selesai, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Mataram yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kota Mataram mencapai 3,02 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 mencapai 8,05 persen dan terus meningkat di tahun 2014 mencapai 8,38 persen. Pada tahun 2012 sektor pengangkutan dan komunikasi khususnya subsektor angkutan udara tidak lagi berkontribusi terhadap pembentukan PDRB, hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sangat rendah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

39 b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Kemiskinan Selama tahun jumlah penduduk miskin Kota Mataram terus mengalami penurunan. Dengan kecenderungan selalu menurun di beberapa tahun terakhir, Angka kemiskinan diharapkan akan terus dapat ditekan sekecil mungkin sehingga kesejahteraan masyarakat di Kota Mataram dapat dinikmati secara menyeluruh dan merata. Penurunan angka kemiskinan Kota Mataram yang juga menjadi tanda peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat sebagaimana grafik berikut: Grafik 1.9 Penduduk Miskin di Kota Mataram Tahun ,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin Kota Mataram (%) 0 Jiwa % * 53,736 49,633 46,670 44, *data proyeksi diolah Sumber: BPS Kota Mataram ( ) Berkurangnya jumlah penduduk miskin setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya IPM Kota Mataram. Hal ini juga dapat diartikan bahwa pendapatan penduduk semakin meningkat, karena secara konseptual penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatannya lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. 2. Pendidikan Penduduk usia 10 tahun keatas dari hasil Susenas menunjukkan, pencapaian angka melek huruf (AMH) di Kota Mataram tahun 2014 telah mencapai angka 94,31 persen. Sedangkan penduduk yang masih buta huruf sebesar 5,69 persen. Jumlah itu kebanyakan di dominasi oleh penduduk perempuan dan penduduk usia lanjut. Diperlukan kerja keras semua pihak sehingga buta huruf di Kota Mataram bisa berangsur-angsur berkurang. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

40 Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan semakin sadarnya masyarakat akan arti pentingnya pendidikan. Pada tahun 2011 rata-rata lama sekolah selama 9,22 tahun, tahun 2014 rata rata lama sekolah meningkat signifikan menjadi 9,89. Artinya ratarata penduduk Kota Mataram bersekolah selama 9,89 tahun atau setingkat dengan kelas 1 SMA. Dengan demikian wajib belajar 9 tahun di Kota Mataram sudah dapat dilampaui. Gambar 2.12 Perkembangan Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Kota Mataram Tahun Angka Melek Huruf AMH (%) RLS (tahun) Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Walikota Mataram Periode Rata-rata Lama Sekolah Adapun persentase tingkat kelulusan pada tahun 2013 untuk tingkat SD sebesar 99,83 persen, tingkat SMP kelulusan sebesar 100 persen dan tingkat SLTA kelulusan sebesar 98,05 persen. Untuk kelulusan MI, MTs, dan MA masing masing 100 persen, 100 persen, dan 96,92 persen. Dengan semakin baiknya ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, serta kualitas tenaga pendidik dapat meningkatkan mutu pendidikan penduduk. Pembangunan bidang pendidikan di Kota Mataram merupakan proses panjang untuk meningkatkan daya saing warga Kota Mataram. Berbagai kebijakan untuk memberikan hasil yang memuaskan dengan meningkatnya IPM Kota Mataram. Daya serap penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu, dapat dilihat dengan menggunakan indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar adalah perbandingan antara jumlah murid pada setiap jenjang pendidikan (SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C), tanpa memperhitungkan umur, terhadap jumlah warga kota kelompok usia Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

41 sekolah (7-12, 13-15, tahun) yang sesuai. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, tahun) pada jenjang pendidikan tertentu ( SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/Paket C) terhadap jumlah warga kota kelompok usia sekolah (7-12, 13-15, tahun) yang sesuai. Berikut gambaran perkembangan APK dan APM di Kota Mataram pada tahun : Gambar 2.13 Perkembangan APM dan APK untuk SD/Setara, SMP/Setara dan SMU/Setara Di Kota Mataram Tahun APK SD APK SMP APK SMA APM SD APM SMP APM SMA Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Walikota Mataram Periode Dari gambar dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Kasar tahun pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A mencapai lebih dari 100% dimana hal ini disebabkan terdapat murid sekolah yang berusia di luar usia resmi sekolah atau terdapat murid sekolah yang berasal dari luar Kota Mataram. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs/PAket B dan SMA/MA/PAket C juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama untuk tahun 2014 mencapai lebih dari 100% dengan factor penyebab sama dengan yang terjadi pada tingkat SD/MI/Paket A. Angka Partisipasi Murni tahun 2014 juga mengalami peningkatan di semua jenjang pendidikan kecuali pada tingkat SMP/MTs/Paket B yang mengalami penurunan. APK SD sampai dengan 2014 telah tercapai sebesar 110,4% dan melampaui target RPJMD yang ditetapkan sebesar 105,27%, termasuk APM SD sampai dengan 2014 telah tercapai sebesar 98,91% dan melampaui target RPJMD yang ditetapkan sebesar 89,68%. Sementara capaian untuk APK dan APM SMP/MTs/Paket B serta APK dan APM SMA/SMK/MA/Paket C dipengaruhi oleh masih tingginya biaya pendidikan pada dua jenjang pendidikan tersebut. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

42 Dalam mengatasi keterbatasan tersebut, Pemerintah Kota Mataram melakukan mekanisme pembiayaan tambahan melalui BOSDA untuk memberikan pembebasan biaya pendidikan bagi siswa miskin/tidak mampu. 3. Kesehatan Kota Mataram dengan karakteristik perkotaan yang berkembang membutuhkan upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Hal ini menjadi prioritas bagi Pemerintah Kota Mataram, agar derajat kesehatan selalu meningkat dan lebih baik. Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam Angka Harapan Hidup (AHH), Angka kelangsungan hidup bayi dan persentase balita gizi buruk. Adapun capaian kualitas kesehatan masyarakat Kota Mataram yang terukur dari indikator-indikator tersebut di atas dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 2.14 Perkembangan Angka Indikator Kesehatan Kota Mataram AHH & AHKB PGB Prevalensi Gizi Buruk (%) Angka Kelangsung-an Hidup Bayi per 1000 kelahiran hidup (%) Angka Harapan Hidup (Tahun) Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Walikota Mataram Periode Setiap tahunnya angka harapan hidup Kota Mataram mengalami peningkatan, selama kurun waktu Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Mataram pada tahun 2011 mencapai 67,13 tahun meningkat 1,67 menjadi 68,80 tahun pada tahun Meningkatnya AHH mencerminkan derajat kesehatan masyarakat Kota Mataram dari tahun ke tahun semakin baik oleh karena meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan, intensitas penyuluhan kesehatan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap arti hidup sehat. Pada kasus prevalensi gizi buruk terjadi pada anak usia Balita sebagai dampak kekurangan asupan gizi. Langkah penurunan angka kejadian gizi buruk setiap tahunnya dilakukan dengan mengefektifkan mekanisme pendataan, kontrol kejadian, dan intervensi penanganannya. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

43 4. Ketenagakerjaan Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan. Pemerintah Kota Mataram terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja. Menurut data statistik yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, jumlah pengangguran penduduk Kota Mataram tahun 2014 sebanyak jiwa atau menurun 212 jiwa dari tahun 2013 yang berjumlah jiwa. Indikator yang memliki relevansi dalam pengukuran tingkat keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari, merujuk pada suatu waktu dalam periode survey. Sedangkan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan peluang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Terjadinya penurunan TPAK tidak serta merta diartikan minimnya kinerja pemerintah Kota Mataram dalam hal penanganan ketenagakerjaan akan tetapi lebih pada pola penghitungan yang digunakan, dimana penghitungan TPAK didasarkan atas jumlah angkatan kerja berbanding jumlah penduduk usia kerja sehingga dapat dijelaskan bahwa angkatan kerja berdasarkan kelompok umur yaitu tahun (kelompok usia sekolah) dan umur 65 ke atas (kelompok purna bakti/pensiun) lebih banyak masuk ke kelompok bukan angkatan kerja. Dengan demikian terjadi penurunan rasio jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja yang berimplikasi pada berfluktuasinya angka TPAK. Gambar 2.15 Perkembangan Angka Indikator Ketenagakerjaan Kota Mataram TPAK & TKK Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2014 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) TPT Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

44 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) menunjukkan besarnya penyerapan angkatan kerja terhadap pasar kerja. Meningkatnya TKK tidak terlepas dari upaya pemerintah Kota Mataram diantaranya dengan menjalin kerjasama secara intens dan berkelanjutan dengan stakehoder ketenagakerjaan, peningkatan kapasitas dan profesionalisme pencari kerja, adanya regulasi ketenagakerjaan yang berorientasi pada pemanfaatan tenaga kerja lokal serta keterbukaan akses informasi melalui bursa tenaga kerja online. c. Fokus Seni Budaya dan Olahraga Jumlah grup/sanggar kesenian di Kota Mataram berfluktuasi dari tahun ke tahun sebagaimana diuraikan dalam berikut: Tabel 2.8 Rasio Grup Kesenian/Sanggar Kesenian per penduduk di Kota Mataram Tahun 2014 No Uraian Jumlah 1 Jumlah Grup/Sanggar Kesenian Jumlah Penduduk Rasio Sanggar Kesenian per penduduk 4,67 Sumber : BPS Kota Mataram, 2015 dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, 2014 Sementara itu kondisi jumlah klub olahraga dan lapangan olah raga yang ada di Kota Mataram menunjang peningkatan prestasi di even olahraga baik tingkat nasional maupun internasional. Rasio klub olahraga di Kota Mataram, sebagaimana tabel terlampir: Tabel 2.9 Rasio Klub Olahraga per penduduk di Kota Mataram Tahun 2013 No Uraian Jumlah 1 Jumlah Klub Olahraga 55 2 Jumlah Penduduk Rasio Klub Olahraga per penduduk 1,25 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, Aspek Pelayanan Umum 1. Fokus Layanan Urusan Wajib a. Pendidikan Program pendidikan gratis yang dilaksanakan secara nasional untuk tingkat SD dan SMP sangat membantu masyarakat kurang mampu untuk melanjutkan sekolah termasuk Kota Mataram. Dengan dilaksanakan program pendidikan gratis diharapkan kualitas pendidikan di Kota Mataram meningkat. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

45 strategis meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.10 Statistik Sekolah di Kota Mataram Tahun 2013 URAIAN TK & RA SD & MI SMP & MTs SMA, SMK, MA Sekolah Guru Murid Sumber: Mataram dalam Angka 2014 Kebijakan pemerintah yang semakin memperhatikan pendidikan maka fasilitas pendidikan di Kota Mataram juga semakin meningkat. Tahun 2013 Di Kota Mataram terdapat 95 Pra sekolah atau TK, 184 SD sederajat (2012:179), 62 SMP sederajat (2012:62) dan 56 SMA sederajat (2012:55) yang tersebar di enam kecamatan. Tenaga pengajar masing masing 497 guru TK, guru SD, guru SMP dan guru SMA. Jenis Kelamin Tabel 2.11 Partisipasi Sekolah Penduduk Usia 5-24 tahun Di Kota Mataram Tahun 2013 (%) Tidak/Belum Pernah Sekolah Masih Bersekolah Tidak Bersekolah Lagi Laki-laki 8,52 71,21 20,26 Perempuan 7,87 68,58 23,55 Laki-laki & Perempuan 8,20 69,89 21,91 Sumber: Buku Statistik Daerah Kota Mataram, 2014 Program belajar 9 tahun di Kota Mataram sedang diupayakan meningkat menjadi 12 tahun. Jika dilihat dari tingkat pendidikan penduduk usia 10 keatas tahun 2013 umumnya pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SMA yaitu sebanyak 29,64 persen, terdapat penduduk lulusan Perguruan tinggi sebanyak 8,02 persen. Untuk melihat penduduk usia sekolah umumnya mengacu pada penduduk usia 5-24 tahun. Dari seluruh penduduk usia ini sebanyak 69,28 persen masih bersekolah sedangkan 21,91 persen sudah tidak bersekolah lagi, dan sebanyak 8,2 persen tidak pernah atau belum bersekolah. Masih adanya penduduk usia 5-24 tahun yang tidak atau belum bersekolah ini perlu menjadi perhatian semua pihak, karena masih ada warga Kota Mataram yang belum pernah mengenyam pendidikan di era modern ini. Data penunjang layanan pendidikan Kota Mataram tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

46 Tabel 2.12 Pembangunan Urusan Wajib Pendidikan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PENDIDIKAN No Indikator Pembangunan Satuan 1. Pendidikan dasar: 1.1. Angka partisipasi sekolah % 1.2. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 1.3. Rasio guru/murid % 1.4. Rasio guru/murid per kelas rata-rata % 2. Pendidikan menengah: 2.1. Angka partisipasi sekolah % 2.2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah 2.3. Rasio guru terhadap murid % Rasio guru terhadap murid per kelas ratarata Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) 3. Fasilitas Pendidikan: % % % % Realisasi ,4 37,81 587,55 58,82 35,22 37,81 1:25 36,7 99, Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik 4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): % % 2,601 1, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) % 5. Angka Putus Sekolah: 5.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 5.2. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs % 5.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA % 6. Angka Kelulusan: 0,3 0,14 0,39 1,7 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

47 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PENDIDIKAN No Indikator Pembangunan Satuan 6.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 6.2. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 6.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA % Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 6.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % % % Realisasi ,9 110,04 124,24 90,97 b. Kesehatan Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai sebuah investasi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan terjangkau, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Kondisi umum kesehatan di Kota Mataram dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Kebijakan dalam memfungsikan Puskesmas sebagai Pelayanan Perawatan dengan ketersediaan 4 Puskesmas Perawatan di Kota Mataram agar masyarakat dapat lebih efisien dalam mendapatkan layanan kesehatan, serta dalam memberikan pemerataan pelayanan antara RSUD dan Puskesmas, sehingga optimalisasi pelayanan kesehatan tingkat pratama atau pelayanan kesehatan tingkat dasar dapat dicapai. Sebagai sebuah Kota dengan dinamika yang kompleks, penanganan penyakit tertentu membutuhkan penanganan khusus dan berkelanjutan, seperti Penanganan HIV-AIDS, Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Langkah-langkah optimalisasi dilakukan dengan penguatan kelembagaan dan jejaring kerja yang jelas dan berkesinambungan antara stakeholders terkait. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

48 Guna melayani masyarakat di bidang kesehatan di Kota Mataram, pada tahun 2014 terdapat fasilitas kesehatan yaitu sebagai berikut : Tabel 2.13 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Mataram Tahun 2014 No Sarana Kesehatan Jumlah Keterangan 1 RSU Pemerintah 2 2 RSU TNI/Polri 2 TNI/Polri 3 RSU Swasta 5 4 Rumah Sakit Jiwa 1 Pemprov NTB 5 Rumah Bersalin 7 Swasta 6 Balai Kesehatan Mata 1 Pemprov NTB 7 Klinik 5 Swasta RSUD Pemprov NTB & Kota Mataram RS Islam Siti Hajar, RS Saint Antonius, RS Risa, RS Biomedika, RS Harapan Keluarga 8 Puskesmas Perawatan 4 Pemerintah Kota Mataram 9 Puskesmas Non Perawatan 7 Pemerintah Kota Mataram 10 Puskesmas Pembantu 18 Pemerintah Kota Mataram 11 UP2F 1 Swasta 12 Poskesdes 24 Pemerintah Kota/Kabupaten 13 Posyandu 344 Pemerintah Kota/Kabupaten 14 Poskestren 12 Swasta 15 Praktek Dokter Perorangan 523 Swasta Sumber: Mataram Dalam Angka, 2014 Di bawah ini diuraikan mengenai sebaran (proporsi) jumlah Puskesmas & Pustu di Kota Mataram diuraikan sebagai berikut: Gambar 2.16 Sebaran Puskesmas, Pustu dan Poskesdes di masing-masing Kecamatan di Kota Mataram: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

49 Sumber: Dinas Kesehatan, 2014 AMPENAN SEKARBELA MATARAM SELAPARANG CAKRANEGAR A SANDUBAYA PUSKESMAS PUSTU POSKESDES PUSKESMAS PUSTU POSKESDES Tersedianya tenaga medis juga sangat menunjang, dengan banyaknya tenaga medis masyarakat dapat terlayani dengan baik. Hal ini terlihat jumlah dokter umum sebanyak 28 orang, dokter spesialis 37 orang, dokter gigi 12 orang, dan perawat sebanyak 118 orang. Dengan ketersediaanya fasilitas kesehatan maka akses masyarakat akan kesehatan menjadi mudah. Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat tidak saja meningkatkan usia harapan hidup namun seseorang akan tetap aktif sampai usia lanjut hal ini otomatis akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tabel 2.14 Pembangunan Urusan Wajib Kesehatan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KESEHATAN No Indikator Pembangunan Satuan 1. Rasio Posyandu per satuan balita % Realisasi ,67 2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk % 0,06 3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk % 0,02 4. Rasio dokter per satuan penduduk % 0, Rasio tenaga medis per satuan penduduk % 0, Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 120,93 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

50 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KESEHATAN No Indikator Pembangunan Satuan 7. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 8. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 9. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 10. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 11. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 12. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 13. Cakupan kunjungan bayi % 14. Cakupan puskesmas % 15. Cakupan pembantu puskesmas % % % % % % % Realisasi , , ,83 92,99 183,33 36 c. Pekerjaan Umum Penyelenggaraan Urusan Wajib Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Layanan Urusan Wajib Pekerjaan Umum diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Fungsi Saluran Drainase, Optimalisasi Penataan Sempadan Sungai dan Pantai, dan Meningkatkan penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Pembangunan urusan pekerjaan umum mencakup penyediaan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah akses masyarakat. Sebagai sektor penunjang, urusan pekerjaan umum berperan besar dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian, membuka isolasi wilayah, serta pembangunan sektor-sektor lainnya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai yang dikelola secara efisien, akan menciptakan peningkatan aksesibilitas dan kinerja sistem transportasi sehingga kegiatan perdagangan dan jasa akan berkembang dan memicu keunggulan daya saing perekonomian. Pada sisi lainnya tersedianya sarana prasarana perkotaan yang memadai, akan mampu minimalisir terjadinya bencana serta dampaknya yang menghambat kemajuan perkembangan kota. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

51 Tabel 2.15 Pembangunan Urusan Pekerjaan Umum Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM No Indikator Pembangunan Satuan 1 Cakupan layanan air bersih % Realisasi ,24 2 Jalan dalam Kondisi Baik km Panjang jalan km 347,188 4 Cakupan drainase dalam kondisi baik 5 Panjang drainase dalam kondisi baik 6 Pembangunan turap/talud/bronjong 7 Panjang normalisasi sungai % M M M 91, , Rumah tidak layak huni Unit Rumah tinggal ber-sanitasi % 78,94 10 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik km 83,94 11 Rasio Jaringan Irigasi % Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk 15 Rasio rumah layak huni % % % % 73,48 3,27 19,35 2,37 241,70 17 Panjang jalan dilalui Roda 4 km Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat km 84, km 9,16 24 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik M2 73,48 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

52 25 Lingkungan Permukiman ha 4,95 Cakupan layanan air bersih sebagai salah satu komponen layanan dasar masyarakat mengalami peningkatan. Dari jumlah rumah tangga sebanyak RT dengan pelanggan air minum sebanyak pelanggan pada tahun 2013, meningkat menjadi RT atau pelanggan, terjadi peningkatan sebesar 26,7% dari 41,54% pada tahun 2013 menjadi 68,24% pelanggan pada tahun Salah satu yang berkontribusi pada peningkatan cakupan layanan air bersih melalui sambungan langsung PDAM adalah adanya Program Sambungan Air Bersih Gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui AUSaid. Adapun kebutuhan air baku PDAM sampai dengan saat ini masih mengandalkan suplai dari mata air Sarasuta, Ranget dan Saraswaka di Kabupaten Lombok Barat. Namun demikian sudah mulai dirintis untuk menambah kapasitas suplai air melalui pemanfaatan beberapa potensi air bawah tanah di Kota Mataram yang sudah dilakukan survei dan penetapan lokasi oleh tim dari Universitas Gajah Mada, seperti di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang. Kedalaman air tanah tersebut antara 5 7 meter, kecuali di beberapa lokasi, seperti Cakranegara, Monjok dan Dasan Agung bagian utara kedalaman air tanah mencapai 15 meter. Kinerja Bina Marga ditunjukkan dengan status jalan dengan kondisi jalan baik yang merupakan kewenangan Pemerintah Kota Mataram tahun 2014 meningkat sebesar 12,03% dari tahun Penambahan panjang jalan pada tahun 2014 adalah sepanjang km dari panjang jalan tahun Adapun status jalan provinsi dan nasional yang juga mengalami perbaikan pada beberapa ruas diantaranya Jalan TGH. Faisal, Jalan Bung Karno, Jalan Saleh Sungkar, Jalan Energi dan lain-lain. Perbaikan tersebut juga disertai dengan penataan drainase dan trotoar. Kinerja Bina Marga juga dapat dilihat dengan adanya peningkatan panjang jalan sebagai akibat dibukanya ruas jalan baru diantaranya jalan tembus dari ruas Jalan Bung Hatta menuju Jalan Jenderal Sudirman, akses BIL menuju Kota Mataram tembus Jalan Gajah Mada, dan Jalan Dakota. Jalan baru tersebut selain mengurai kemacetan pada ruas jalan tertentu, juga membuka akses dari dan ke Kota Mataram yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitarnya. Adanya peningkatan kinerja kebinamargaan sangat didukung oleh kemitraan dan kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota Mataram dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat melalui Balai Pemeliharaan Jalan Nusa Tenggara I. Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai dan dilalui oleh empat sungai besar berpotensi untuk menimbulkan genangan pada beberapa titik, sehingga dalam perancangan sistem drainase Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

53 harus memperhatikan kondisi tersebut. Beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Ampenan kerap terjadi genangan. Pada tahun 2014 persentase cakupan drainase dalam kondisi baik meningkat sebesar 2,82% dari 88,28% pada tahun 2013, menjadi 91,10%. Kondisi tersebut dapat dicapai, selain dengan pemeliharaan saluran drainase, juga melalui pembangunan drainase baru. Panjang drainase dalam kondisi baik pada tahun 2013 sebesar ,7 bertambah menjadi ,39 pada tahun 2014, atau terjadi peningkatan 3,19 %. Pemeliharaan drainase juga dilakukan melalui pengerahan Pasukan Biru dalam memastikan drainase berfungsi sebagaimana mestinya yang didukung oleh 170 Orang pada tahun 2013, dan meningkat menjadi 220 orang pada tahun Pembangunan turap/talud/bronjong sepanjang 1.646m. Pada tahun 2013 dilakukan normalisasi pada ruas Sungai Unus sepanjang m dan m pada Sungai Remeneng pada tahun Penataan tepi sungai ditangani pula melalui pembangunan jalan tepi Sungai Jangkok sepanjang 2.075m yang ditangani melalui kerjasama Pemerintah Kota Mataram dengan Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi NTB. Sedangkan penataan sempadan pantai dilakukan dengan melakukan pembangunan jetty pada muara Sungai Unus yang dapat mencegah terjadinya abrasi pantai. Penataan sempadan pantai tidak hanya dalam upaya mengurangi abrasi, namun dilakukan untuk merevitalisasi kawasan dengan menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau. Penataan pantai dilakukan di Pantai Gading di Kawasan Mapak, Pembangunan RTH Muara Jangkok, dan Penataan kembali kawasan Eks- Pelabuhan Ampenan. d. Urusan Wajib Perumahan Penyelenggaraan Urusan Wajib Perumahan dilaksanakan oleh Satuan Dinas Pekerjaan Umum, Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pelaksanaan Urusan Wajib Perumahan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya efektifitas layanan penanggulangan bencana daerah, yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014 Penyelenggaraan urusan perumahan dilaksanakan agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam kondisi yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan. Jumlah rumah di Kota Mataram pada akhir tahun 2014 adalah sebanyak unit, dengan jumlah rumah layak sebanyak , dan rumah tidak layak sebanyak unit. Penanganan rumah tidak layak huni (RTLH) hingga tahun 2014 telah mengintervensi unit rumah. Intervensi tersebut dilakukan dengan memberikan stimulan perbaikan rumah kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui beberapa pihak baik itu SKPD Kota Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

54 Mataram, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Pusat, PNPM Mandiri Perkotaan, BAZNAS Kota Mataram dan Pihak Peduli Lainnya. Pada tahun 2014 jumlah penanganan mengalami penurunan karena Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Pusat menganggap penanganan RTLH hampir tuntas, sehingga kontribusi penanganan diluar Pemerintah Kota Mataram berkurang. Pada tahun 2014 penanganan RTLH dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram sebanyak 12 unit, PNPM-MP sebanyak 418, Badan Pemberdayaan Masyarakat sebanyak 86 unit, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi sebanyak 25 unit, BAZNAS Kota Mataram sebanyak 74 unit, Dana Pembangunan Kelurahan sebanyak 16 unit, dan Dinas Sosial Kota Mataram sebanyak 90 unit. Sisa RTLH pada tahun 2014 adalah sebanyak unit. Pengurangan luasan kawasan kumuh memiliki beberapa kriteria yaitu vitalitas non ekonomi kawasan, vitalitas ekonomi, status tanah dan kondisi prasarana dan sarana berupa kondisi jalan, drainase, air bersih dan air limbah. Penanganan RTLH dan kawasan permukiman kumuh dilakukan melalui penyediaan air bersih dan sanitasi. Penyediaan air bersih dilakukan melalui Sambungan PDAM, Sumur Gali, Kran Umum atau Hidran Umum, Sumur Bor, Sumur Pompa Tangan dan Perlindungan Mata Air. Pada tahun 2013 penyediaan air bersih sudah mencakup 41,54% dan pada tahun 2014 mencapai 68,24%. Di bidang sanitasi, cakupan sanitasi pada tahun 2013 mencapai 79,13% dan pada tahun 2014 mencapai 78,94%. Penurunan cakupan sanitasi disebabkan oleh kenaikan jumlah penduduk yang tidak dapat diimbangi oleh pembangunan sarana sanitasi seperti Jamban dan MCK Komunal. Dalam menangani bencana kebakaran, pada tahun 2013 Pemerintah Kota Mataram memiliki 9 unit mobil pemadam kebakaran dan bertambah menjadi 10 unit mobil pemadam kebakaran pada tahun Untuk mengantisipasi kejadian awal kebakaran, dilakukan upaya mendekatkan sarana kebakaran berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) kepada Kepala Lingkungan se-kota Mataram. Pada tahun 2013 jumlah APAR yang diserahkan kepada lingkungan berjumlah 100 unit, dan pada tahun 2014 bertambah 100 unit sehingga saat ini 200 Lingkungan telah memiliki APAR. Tabel 2.16 Pembangunan Urusan Wajib Perumahan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERUMAHAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Daya tanggap darurat bencana % 83,35 2 Jumlah kendaraan pemadam kebakaran 3 Jumlah Alat Pemadam Api Ringan (APAR) unit 10 unit 200 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

55 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERUMAHAN No Indikator Pembangunan Satuan 4 Rumah tangga pengguna air bersih % 6 Rumah tangga ber-sanitasi % 7 Lingkungan pemukiman kumuh % 8 Rumah layak huni % Realisasi ,24 78,94 4,95 98,13 Dari 14 jenis bencana yang ada di Indonesia, 9 jenis berpotensi terjadi di Kota Mataram antara lain : banjir atau genangan, gempa bumi, tsunami, gelombang laut ekstrim dan abrasi pantai, angin kencang/ putting beliung, kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan konflik sosial. Pada tahun 2013 kejadian bencana di Kota Mataram sebanyak 64 kali kejadian sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 35 kali. Pemerintah Kota Mataram senantiasa mengupayakan untuk dapat mengantisipasi terjadinya bencana alam maupun bencana sosial. Sebagaimana yang dilakukan bersama GIZ Jerman dan Institut Teknologi Bandung dalam penyiapan Peta Rawan Bencana di Kota Mataram. Dengan adanya peta tersebut diharapkan meningkatnya kesiapsiagaan akan terjadinya bencana. Meningkatnya daya tanggap darurat bencana dari 82,50% pada tahun 2013 menjadi 83,35% pada tahun 2014 atau meningkat 0,85%, didukung oleh semakin terampilnya tenaga TRC yang pada tahun 2013 berjumlah 50 orang meningkat menjadi 54 orang pada tahun Jumlah peralatan tanggap bencana juga mengalami peningkatan. Jumlah perahu karet pada tahun 2013 berjumlah 4 unit, pada tahun 2014 bertambah menjadi 6 unit. Tahun 2014, Pemerintah Kota Mataram memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat berupa satu buah Kendaraan Rescue, dimana kendaraan ini dilengkapi dengan peralatan lengkap untuk membantu bila terjadi bencana. e. Urusan Wajib Penataan Ruang Penyelenggaraan Urusan Wajib Penataan Ruang dilaksanakan oleh Dinas Tata Kota Dan Dinas Pertamanan. Pelaksanaan Urusan Wajib Penataan Ruang diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan Efektivitas Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang yang Berwawasan Lingkungan Hidup, yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut adalah komitmen Pemerintah Kota Mataram untuk secara bertahap menambah dan menata Ruang Terbuka Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

56 Hijau (RTH) baik berupa taman kota di setiap sudut kota, RTH jalur di jalan jalan utama dan jalan-jalan baru serta di areal permakaman. Di samping itu pula, melakukan upaya penghematan energi listrik (green energy) melalui penggantian lampu PJU yang konvensional dengan daya listrik yang besar dengan Lampu berteknologi Light Emitting Diode (LED) dengan spesifikasi daya yang lebih rendah namun memiliki pencahayaan yang lebih terang, yang dilakukan di beberapa ruas jalan utama di Kota Mataram dengan jumlah 564 titik lampu. Tabel 2.17 Pembagunan Urusan Wajib Penataan Ruang Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB TATA RUANG No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) % 12,50 2 Rasio Tempat Pemakaman Umum (TPU) 3 Jumlah Titik Penerangan Jalan Umum (PJU) 4 Jumlah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diterbitkan 6 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 7 Ruang publik yang berubah peruntukannya % 19,35 Unit Unit % 9,588 % 13,568 Isu pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Mataram dalam mewujudkan rencana tata ruang pada tahun Kota Mataram dengan luas Ha membutuhkan 20 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik setara dengan luas 460,86 Ha (1.226 km2). Saat ini RTH Publik Kota Mataram mencapai 12,50 persen atau seluas 765,57 Ha meningkat 0,02 persen dari tahun 2013, dimana penambahan RTH yang relatif kecil ini berasal dari penambahan RTH Jalur pada beberapa jalanjalan baru. Salah satu isu penataan ruang yang mendesak saat ini adalah pemenuhan rasio Tempat Pemakaman Umum (TPU). Sejauh ini Pemerintah Kota Mataram hanya menata pemakaman umum sesuai aspirasi masyarakat. Kegiatan itu berupa penembokan, paving block, pengurukan, penerangan makam, pembangunan atau penataan fasilitas pemakaman. Selanjutnya diserahkan pengelolaannya kepada masyarakat sekitar pemakaman tersebut, Pemerintah Kota Mataram akan terus berikhtiar untuk menambah luasan RTH untuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

57 memenuhi rasio Tempat Pemakaman Umum. Indikator rasio TPU menunjukkan saat ini jumlah areal pemakaman yang ada di wilayah Kota Mataram sebanyak 51 areal pemakaman dengan luas sebesar meter persegi. Komitmen Pemerintah Kota Mataram untuk memenuhi ketersediaan RTH Publik dan Privat 30% pada tahun 2031 dilakukan pula melalui upaya-upaya koordinasi dan sinkronisasi program daerah dengan pemerintah pusat, diantaranya Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaaan Umum Republik Indonesia dengan kegiatan antara lain: Pembangunan Taman Abian Tubuh, Taman Muara Jangkok, Pembentukan Forum Kota Hijau, serta Kampanye Kota Hijau melalui Green Festival dan Aksi Kota Hijau. Bertambahnya jumlah PJU pada tahun 2014 yang berjumlah titik merupakan upaya Pemerintah Kota Mataram dalam memenuhi standar pelayanan minimum bidang perhubungan. Penambahan jumlah dari tahun 2013 mencapai 790 titik. Penambahan tersebut selain pada ruas-ruas jalan yang belum memiliki PJU, juga terjadi penambahan pada ruas-ruas jalan baru. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan upaya pengendalian pemanfaatan ruang. Jumlah IMB yang dikeluarkan pada tahun 2013 sebanyak ijin, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak ijin. Menurunnya ijin yang diterbitkan memberikan gambaran bahwa dari ijin yang diusulkan terdapat ijin yang tidak sesuai dengan rencana pemanfaatan ruang. f. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Penyelenggaraan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram. Pelaksanaan kebijakan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance), yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada masa depan melalui urutan pilihan dan penggunaan sumber daya secara tepat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

58 Ruang lingkup urusan perencanaan pembangunan meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan dokumen perencanaan pembangunan daerah, sehingga tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara terpadu dan efektif. Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk menjamin keterkaitan, keterpaduan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan. Selain itu, perencanaan pembangunan juga disusun dengan mendorong keterlibatan masyarakat, akademisi dan lembaga masyarakat lainnya dalam proses perencanaan. Keseluruhan program dan kegiatan bidang perencanaan pembangunan dilaksanakan sebagai implementasi kebijakan penyelenggaraan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan yang bertujuan untuk mencapai salah satu sasaran strategis dari misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Mataram Tahun , yaitu Meningkatkan Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance. Capaian Indikator Kinerja Utama urusan wajib Perencanaan Pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.18 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Persentase tingkat perwujudan usulan perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat 2 Persentase ketepatan jadwal penetapan PERWAL RKPD sesuai dengan UU 25/2004 tentang SPPN 3 Persentase ketepatan waktu penyampaian KUA & PPAS sebagai dasar penetapan RAPBD 4 Persentase keselarasan program dalam RKPD dengan program dalam RPJMD 5 Persentase hasil pengkajian dan penelitian yang dijadikan bahan masukan dalam pelaksanaan pembangunan daerah 6 Persentase SKPD yang menyampaikan LAKIP tepat % % % % % % Realisasi ,00 100,00 100,00 90,00 75,00 85,29 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

59 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN No Indikator Pembangunan Satuan waktu, berdasarkan Permen PAN & RB No. 53 Tahun 2014 Realisasi Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA 8 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA 9 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada Ada Ada 10 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD % 100% Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2001, Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam merumuskan usulan program/kegiatan pembangunan yang nantinya menjadi bahan dalam penyusunan rencana kerja Pemerintah Kota Mataram. Keterlibatan pemangku kepentingan pembangunan dalam MPBM untuk mengakomodir keterwakilan segala unsur masyarakat salah satunya seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, partisipasi perempuan melalui kader posyandu, dan lain-lain. Dengan demikian perwujudan usulan masyarakat yang direalisasikan dalam APBD mencapai 80% dari keseluruhan usulan program dan kegiatan yang ada. Pada tahun 2014, telah disusun dokumen perencanaan sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dan Permendagri Nomor 37 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2014, dengan registrasi sebagai berikut: 1. RKPD Kota Mataram Tahun 2015 ditetapkan tanggal 31 Mei Rancangan KUA dan PPAS RAPBD 2015 telah disusun dan disampaikan kepada DPRD Kota Mataram pada tanggal 26 Juni Rancangan KUA dan PPAS RAPBD PERUBAHAN 2014 telah disusun dan disampaikan kepada DPRD Kota Mataram pada tanggal 24 Mei Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

60 Dapat diartikan bahwa penyusunan dokumen perencanaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam rangka sinergitas dan konsistensi perencanaan, program dan kegiatan dalam RKPD yang dituangkan dalam KUA dan PPAS telah diselaraskan dengan program dan kegiatan yang tertuang dalam RPJMD. Ketersediaan data dan informasi yang mutakhir dan mudah diakses menjadi salah satu elemen penting dalam proses perencanaan pembangunan. Data dan informasi perencanaan pembangunan yang tersedia pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 2.19 Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 1 Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Kota Mataram 5 Dokumen RKPD, KUA, PPAS 2 Dokumen Perencanaan dan Pelaporan Kinerja 2 Dokumen PK, LAKIP 3 Data Kajian Perencanaan 35 Kajian - Berdasarkan Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014, ditegaskan bahwa penyampaian LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. LAKIP menjadi salah satu bahan bagi kelengkapan penyusunan LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Walikota Mataram kepada DPRD Kota Mataram, sehingga ketepatan waktu penyampaian LAKIP SKPD menjadi indikator yang penting untuk dipenuhi. g. Urusan Wajib Perhubungan Penyelenggaraan Urusan Wajib Perhubungan dilaksananakan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Pelaksanaan Urusan Wajib Perhubungan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tabel 2.20 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perhubungan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Rasio terpasangnya fasilitas keselamatan & perlengkapan Realisasi 2014 % 60,00 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

61 jalan 2 Jumlah arus penumpang angkutan umum Orang Jumlah uji kir angkutan umum unit Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis unit 1 6 Angkutan darat % 2,6 7 Kepemilikan KIR angkutan umum 8 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 9 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum % 88 menit 15 Rp Pemasangan Rambu-rambu titik Pada tahun 2014 indikator tersebut terealisasi sebesar 60%, meningkat 6% dari tahun 2013 sebesar 54%. Adapun rincian pemasangan fasilitas keselamatan dan perlengkapan jalan tahun 2014 adalah Rambu Rambu Lalu Lintas terpasang sebanyak unit, meningkat 198 unit dari tahun 2013; Rambu Pendahulu Penunjuk Jurusan terpasang sebanyak 113 unit, meningkat sebanyak 20 unit dari tahun 2013; Marka Jalan terpasang seluas m2, meningkat sebesar m2 dari tahun 2013; Paku Marka Jalan terpasang sebanyak unit, meningkat sebanyak 396 unit dari tahun 2013; Pagar Pengaman Jalan terpasang sepanjang 850 meter, meningkat 150 meter dari tahun 2013; Warning Light terpasang sebanyak 11 unit, meningkat sebanyak 3 unit dari tahun Kompleksitas Urusan Wajib Perhubungan dihadapkan pada ketersediaan SDM yang belum memadai, disisi lain keberadaan Kota Mataram menuju Mataram Metro menghadapi persoalan perhubungan yang membutuhkan penanganan secara terpadu dan terintegrasi. h. Urusan Wajib Lingkungan Hidup Penyelenggaraan Urusan Wajib Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, dan Dinas Pertamanan. Pelaksanaan Urusan Wajib Lingkungan Hidup diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Ketersediaan Kawasan Resapan Air, Berkurangnya Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

62 Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsinya yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian. Dasar dan prinsip pengelolaannya adalah untuk mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup untuk pembangunan yang berkelanjutan. Perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat diiringi peningkatan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya menyebabkan tingginya permintaan akan pembangunan permukiman dan perdagangan baik barang maupun jasa di Kota Mataram. Hal ini menyebabkan tingginya alih fungsi lahan pada kawasan pertanian menjadi kawasan non pertanian yang secara tidak langsung menyebabkan gangguan pada ketersedian kawasan resapan air. Oleh karena itu untuk mengatasinya Pemerintah Kota Mataram melaksanakan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam untuk menambah cakupan biopori atau sumur resapan pada beberapa titik genangan. Tabel 2.21 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Lingkungan Hidup Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP No Indikator Pembangunan Satuan 1 Rasio Ketersediaan kawasan % resapan air 2 Jumlah Sumur Resapan titik 3 Jumlah Biopori Stang, Unit Casing 4 Cakupan Layanan % Persampahan 5 Penanganan kasus Pencemaran/Kerusakan Lingkungan 6 Pelestarian Sumber Daya Alam titik 7 Realisasi , ,0 Persentase penanganan sampah % Pencemaran status mutu air % Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air 12 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. 13 Tempat pembuangan sampah % % % 28,5 22,2 71,17 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

63 (TPS) per satuan penduduk 14 Penegakan hukum lingkungan % 100 Kawasan resapan air di Kota Mataram pada tahun 2014 mengalami peningkatan 1,15 % dari tahun 2013 sebesar 74,50 % menjadi 75,65 %. Kawasan resapan air ini didukung oleh ketersediaan sumur-sumur resapan. Jumlah Sumur Resapan mengalami peningkatan sebesar 3 titik pada tahun 2014 dari 5 titik pada tahun Selain itu jumlah Biopori juga mengalami peningkatan 18 unit casing pada tahun 2014 dari 10 unit casing pada tahun Ruas sungai yang berada di Kota Mataram merupakan hilir aliran sungai yang ada di Pulau Lombok. Hal tersebut menyebabkan Kota Mataram berpeluang mengalami terjadinya genangan atau banjir. Sungai besar yang melintasi wilayah Kota Mataram berjumlah empat sungai dan semuanya bermuara di sepanjang pesisir barat Kota Mataram. Sebagai upaya pencegahan potensi genangan dibutuhkan kawasan resapan air untuk mengurangi run off air hujan yang langsung ke aliran sungai. Sumur resapan yang dibangun di empat lingkungan, antara lain: Lingkungan Arong Arong dan Lingkungan Darul Hikmah Kelurahan Dasan Agung, Lingkungan Karang Jangu Kelurahan Sapta Marga, Lingkungan Kebun Jeruk, Pejeruk Perluasan, Pejeruk Baru Kelurahan Pejeruk dan Lingkungan Kebun Bawak Timur Kelurahan Kebun Sari. Masing-masing dengan diameter 1,2 meter dan kedalaman 3 meter. Disamping sumur resapan juga dibangun BIOPORI sebanyak 228 unit yang didukung dengan alat pengebor 50 unit. Guna meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, Pemerintah Kota Mataram melalui Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, akan menambah cakupan biopori dan sumur resapan pada kawasan yang rawan genangan. Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) juga dilakukan dengan mengoptimalkan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Mataram. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan ketersediaan kawasan resapan air, adalah sebagai berikut : Melakukan pengendalian dalam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam alih fungsi lahan terutama pada kawasan resapan air dan kawasan permukiman; Menambah luasan RTH dengan membangun Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) di Kelurahan Selagalas; Penyediaan dan penanaman Pohon Pelindung; Mengimplementasikan dokumen Survey Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dalam pengkajian Dampak Lingkungan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

64 Prioritas lain yang ditangani dalam urusan lingkungan hidup adalah mengatasi masalah persampahan. Hingga saat ini, dari total volume sampah sebanyak m3 per hari pada tahun 2014, yang tertangani adalah 831,76m3 perhari atau hanya sekitar 65% dari total volume sampah. Sehingga dalam rangka mengimbangi penambahan volume sampah, Pemerintah Kota Mataram memerlukan peningkatan jumlah sarana prasarana persampahan seperti dump truck, arm roll, pick up dan container. Upaya lain dalam mengatasi persoalan sampah adalah dengan mengurangi jumlah timbulan sampah melalui Gerakan LISAN dan Bank Sampah Kota Mataram. Upaya-upaya lain yang dapat menjadi indikator kinerja urusan wajib lingkungan hidup adalah jumlah penanganan pengaduan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan serta jumlah titik perlindungan sumber daya alam. Untuk jumlah pengaduan, Pada tahun 2014 yang dapat diselesaikan sebanyak 5 kasus dari 5 yang diadukan, menurun dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7 kasus dari 7 kasus yang diadukan. Sementara pelestarian sumber daya alam dilihat dari perlinungan mata air dimana antara tahun 2013 dan 2014 tidak ada bertambah ataupun berkurang. Artinya jumlah mata air yang ada masih terpelihara dan terjaga dengan baik. i. Urusan Wajib Pertanahan Penyelenggaraan Urusan Wajib Pertanahan dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pertanahan diarahkan untuk meningkatkan penyediaan dan pelayanan infrastruktur perkotaan yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 jumlah tanah yang dibebaskan seluas m 2, yang diperuntukan untuk tanah bangunan kantor pemerintah seluas m 2 dan untuk fasilitas umum seluas m2, terutama pembebasan lahan untuk pembangunan jalan. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan sasaran Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik yang dilaksanakan Bagian Umum Setda Kota Mataram adalah sebagai berikut: Tabel 2.22 Pembagunan Urusan Wajib Pertanahan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERTANAHAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Luas Tanah yang dibebaskan Ha Persentase luas lahan bersertifikat % 8 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

65 3 Penyelesaian kasus tanah Negara 4 Penyelesaian izin lokasi Kasus % ,0 Pada tahun 2014, jumlah tanah yang dibebaskan sejak tahun 2013 sejumlah m 2, meningkat seluas m 2 yang diperuntukan untuk failitas umum terutama pembebasan lahan untuk pembangunan jalan. Selain untuk jalan, terdapat kebutuhan lahan dalam rangka pembangunan gedung kantor. Perlu diketahui bahwa masih terdapat banyak SKPD Kota Mataram yang menggunakan fasilitas gedung pinjaman dari Pemerintah Provinsi NTB. Selain untuk jalan dan bangunan kantor, terdapat kebutuhan lahan dalam rangka pembangunan jaringan air irigasi, bangunan pasar, pembangunan sekolah dan makam. Pada Tahun 2015, rencana pembebasan lahan akan terus diupayakan dalam rangka mendukung kelanjutan pembangunan dan peningkatan jalan, penyediaan lahan untuk rumah potong hewan di Gubuk Mamben, Sekarbela serta rencana relokasi Pasar Kebon Roek di Kebon Talo, Ampenan. j. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil Penyelenggaraan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publik yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Dalam rangka pencapaian tertib administrasi kependudukan, upaya pencatatan dan pendataan terhadap pertumbuhan dan pergerakan penduduk Kota Mataram dilakukan dengan mengoptimalkan mekanisme pelayanan kependudukan secara terpadu dan tetap mengacu pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan dalam rangka pemberian pelayanan publik bidang Kependudukan dan Catatan Sipil yang merata dan adil dengan mengedepankan aspek transparansi dan akuntabilitas. Pelaksanaan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan melalui Program Penataan Administrasi Kependudukan, bertujuan meningkatkan tertib administrasi kependudukan dilaksanakan melalui kegiatan Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan, Pengembangan data base kependudukan, Sosialisasi kebijakan kependudukan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan, Pelayanan Akta Perkawinan dan Perceraian, Pelayanan Akta Kelahiran dan Kematian, Pengawasan Administrasi Kependudukan, Pelayanan Akta Perubahan Nama Kewarganegaraan, Pengangkatan, Pengakuan dan Pengesahan Anak, Penyusunan Perencanaan, Penataan dan Analisis Kependudukan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

66 Tabel 2.23 Pembagunan Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Rasio Penduduk ber-ktp % 86,91 2 Rasio penduduk berktp per satuan penduduk % 0,869 3 Rasio bayi berakte kelahiran % 0,815 4 Rasio pasangan berakte nikah % 0,249 5 Kepemilikan KTP % 0,869 6 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 7 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi 8 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK % Ada/Tidak Sudah/belum 0,256 ADA SUDAH Program e-ktp yang dilaksanakan di Kota Mataram selaras dengan prioritas nasional untuk mengembangkan identitas tunggal bagi seluruh warga Negara Indonesia. Optimalisasi e-ktp dalam kerangka SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) sasarannya diarahkan untuk validitas data kependudukan. Dengan diberlakukannya e-ktp secara tidak langsung akan memudahkan pendataan penduduk Kota Mataram, terutama yang terkait dengan validitas data. Pada tahun 2014 penduduk Kota Mataram yang memiliki KTP sebanyak jiwa meningkat sebesar dari tahun 2013 yang berjumlah jiwa atau 11,36% dari keseluruhan penduduk Kota Mataram sebanyak jiwa, sehingga rasio penduduk ber-ktp sebesar 86,91%. Secara lengkap data penduduk wajib KTP dan Penduduk ber-ktp untuk masingmasing kecamatan adalah sebagai berikut: NO Tabel 2.24 Data Kependudukan Per Kecamatan Tahun 2014 KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK WAJIB KTP JUMLAH KTP ELEKTRONIK YANG TERCETAK 1 AMPENAN MATARAM CAKRANEGARA SEKARBELA Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

67 5 SELAPARANG SANDUBAYA JUMLAH Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram, Berdasarkan tabel 2.24 terdapat penduduk yang belum melakukan perekaman data e-ktp, terhadap penduduk yang belum melakukan perekaman tersebut, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melakukan upaya yang terpadu dan berkesinambungan, antara lain operasionalisasi mobil e-ktp dan jemput bola, sehingga diharapkan dalam jangka waktu tertentu dapat diminimalkan penduduk Kota Mataram yang belum memiliki KTP. k. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan keseteraan gender yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan bagian integral dalam penyelenggaraan pembangunan daerah yang merata dan berkeadilan. Gerakan emansipasi perempuan dalam segala aspek pembangunan harus diapresiasikan dengan memberikan kesetaraan peran antara perempuan dan laki-laki dari sisi pengarusutamaan gender serta peningkatan kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan. Urusan wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Indikator kinerja utama Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) dan Angka Melek Huruf Perempuan. Adapun realisasi capaian masing-masing indikator, dapat dilihat pada tabel dan grafik, sebagai berikut: Tabel 2.25 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Realisasi No Indikator Pembangunan Satuan Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) - 57,77 2 Angka Melek Huruf Perempuan % 90,03 3 Persentase partisipasi % 36,01 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

68 perempuan di lembaga pemerintah 4 Partisipasi perempuan di lembaga swasta % 63,99 5 Rasio KDRT % 0,08 7 Partisipasi angkatan kerja perempuan % Indeks Pemberdayaan Gender adalah indeks komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi. Angka IPG sebesar 57,77 dipengaruhi oleh implementasi kebijakan gender dengan memberikan peluang keterlibatan perempuan dalam pembangunan. Populasi penduduk perempuan Kota Mataram lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari nilai sex ratio sebesar 98 (kurang dari 100) yang berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Angka Melek Huruf (AMH) di Kota Mataram mulai tahun 2014 mencapai diatas 94,31%, baik perempuan maupun laki-laki. Sedangkan untuk penduduk yang masih buta huruf sebesar 5,69 persen yang didominasi oleh penduduk usia lanjut. Disamping itu, dalam mewujudkan kesetaraan gender telah dilakukan upaya-upaya, antara lain dengan meningkatkan keterlibatan perempuan dalam pembangunan, terutama dalam aspek perencanaan pembangunan dengan menargetkan proporsi peserta Musrenbang/MPBM sebesar 30 persen adalah peserta dari unsur perempuan, membuka seluas-luasnya informasi yang dapat diakses oleh Ibu, maupun Calon Ibu terhadap kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri perempuan dengan membuka kesempatan pembentukan lembaga-lembaga non formal pemerhati perempuan, ibu dan anak, serta meningkatkan ruang expresi perempuan melalui peningkatan frekuensi acara berbasis gender bernilai kebangsaan seperti Peringatan Hari Ibu, Hari Kartini, dan lain-lain. Dalam rangka peningkatan kualitas hidup anak dan perlindungan perempuan serta peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan, telah dilaksanakan sosialisasi PPRG untuk 50 orang, rakor pokja PUG dan PA dengan peserta sebanyak 140 orang, sosialisasi UU PDKRT, PA dan Traficking dengan peserta sebanyak 200 orang, Sosialisasi dalam rangka Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

69 peringatan hari ibu dengan peserta sebanyak 100 orang, kemudian sosialisasi Kota Layak Anak dengan peserta sebanyak 80 orang, sosialisasi kesehatan reproduksi anak yang berperspektif agama dengan peserta sebanyak 65 orang, ada juga pertemuan dan pembinaan forum anak serta pembinaan/pendampingan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan. Jumlah kasus yang melibatkan anak pada tahun 2014 sebanyak 74 kasus, mengalami penurunan 39 kasus dibandingkan tahun 2013 yaitu 113 kasus. Hal ini karena adanya peningkatan kinerja dari mitra kerja yaitu LPA (Lembaga Perlindungan Anak) yang secara intens mengadakan sosialisasi di masyarakat sehingga kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya perlindungan anak semakin meningkat. l. Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Penyelenggaraan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya kualitas keluarga yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program nasional yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk sehingga tercapai Penduduk Tumbuh Seimbang dengan tujuan terciptanya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Keberhasilan program KB didukung oleh pola pemberdayaan masyarakat yang tepat dan komitmen semua pihak dalam memahami pentingnya program KB. Dalam rangka meningkatkan kualitas keluarga dalam upaya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain konseling KRR bagi remaja yang dilaksanakan di pondok pesantren, SLTA/SLTP, dan melakukan penyuluhan di setiap kelurahan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Disamping itu, untuk meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga-keluarga prasejahtera dan KS I, telah dilakukan pemberian bantuan modal, pembinaan kepada kelompok UPPKS, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, dan Bina Keluarga Lansia. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan jumlah KS dari menjadi Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program KB dilihat dari meningkatnya penggunan alat kontrasepsi bagi peserta KB aktif mengalami peningkatan sebesar Pasangan Usia Subur (PUS). Guna memaksimalkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

70 program KB dilakukan advokasi kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pencapaian program KB. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah sebagai berikut: Tabel 2.26 Pembagunan Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Keluarga Sejahtera jiwa Cakupan Layanan PUS ber-kb Aktif 3 Rata-rata jumlah anak per keluarga 4 Rasio akseptor KB jiwa jiwa 1,51 % 69,52 5 Cakupan peserta KB aktif % 73,90 6 Jumlah Keluarga Sejahtera Jiwa 78,95 m. Urusan Wajib Sosial Penyelenggaraan Urusan Wajib Sosial dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram. Pada pelaksanaan Urusan Wajib Sosial diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya Upaya Penanganan Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Perkembangan Kota Mataram sebagai kota urban dengan karakteristik heterogenitas-nya dihadapkan pada permasalahan sosial kemasyarakatan yang makin beragam. Daya tarik Kota Mataram yang berdampak pada meningkatnya arus urbanisasi masyarakat menjadikan permasalahan sosial terus meningkat setiap tahunnya. Selain urbanisasi, dinamika pertumbuhan penduduk dengan rata-rata 1,7% setiap tahunnya menjadi faktor yang mempengaruhi makin beragamnya permasalahan sosial kemasyarakatan, antara lain penyandang masalah kesejahteraan sosial, anak terlantar, fakir miskin dan penyakit sosial lainnya. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan urusan wajib sosial adalah sebagai berikut: Tabel 2.27 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

71 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Sosial Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB SOSIAL No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Persentase Penduduk Miskin % 10,06 2 Jumlah Panti Asuhan/Panti Jompo/Panti Rehabilitasi yang bina 3 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi 4 PMKS yg memperoleh bantuan sosial unit 16 unit 16 orang Dalam konteks pembangunan manusia masalah kemiskinan dapat menjadi akar dari permasalahan sosial dalam suatu daerah. Kota dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi rawan akan masalah kemiskinan. Kinerja dalam penanganan kemiskinan adalah kemampuan menekan angka kemiskinan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2014, upaya untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan dilakukan melalui program pembangunan yang berkelanjutan antara lain menerapkan layanan kesehatan gratis, bantuan siswa miskin, bedah rumah, sambungan gratis air bersih bagi MBR, bantuan beras miskin (raskin), bantuan beras bagi penduduk Jompo, bantuan modal usaha, Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), dan Santunan Kematian. Menurut data BPS Kota Mataram jumlah penduduk miskin yang ada di Kota Mataram tahun 2014 sebanyak jiwa menurun sebesar jiwa atau sebesar 0,69 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang berjumlah jiwa. Berkurangnya jumlah penduduk miskin berkontribusi terhadap peningkatan IPM Kota Mataram. Untuk indikator Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dilakukan melalui peningkatan kemampuan petugas dan pendamping sosial PMKS, pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial bagi PMKS serta pelatihan bagi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE). n. Urusan Wajib Ketenagakerjaan Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

72 meningkatnya ketersediaan lapangan kerja yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tenaga kerja (sumber daya manusia) merupakan modal yang sangat dominan dalam menyukseskan program pembangunan. Masalah ketenagakerjaan semakin kompleks seiring bertambahnya jumlah penduduk, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Pemerintah terus mengupayakan peningkatan mutu tenaga kerja dengan cara membekali masyarakat dengan keterampilan sehingga dapat memasuki lapangan pekerjaan sesuai yang dikehendaki. Bahkan, pemerintah sangat mengharapkan agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan peluang yang ada atau membuka kesempatan kerja. Realisasi indikator kinerja utama pelaksanaan urusan wajib Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut: Tabel 2.28 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib KetenagaKerjaan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) Realisasi 2014 % 61,20 % 95,21 3 Angka partisipasi angkatan kerja 5 Tingkat partisipasi angkatan kerja orang % 61.20% 6 Pencari kerja yang ditempatkan % 61.20% 7 Tingkat pengangguran terbuka % Keselamatan dan perlindungan % 4.79% 9 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah % Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

73 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) didifinisikan sebagai indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survey. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Mataram pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 5,05% dari tahun Peningkatan TPAK Kota Mataram didukung oleh kondusivitas wilayah, berkembangnya sektor formal dan sektor informal serta keberadaan wirausaha baru dan ekonomi kreatif masyarakat. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) merupakan peluang seseorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Secara umum TKK mengalami peningkatan sebesar 0,69 % dari 94,52% pada tahun 2013 menjadi 95.21% tahun Peningkatan tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah Kota Mataram terkait keterbukaan usaha melalui kemudahan pemberian ijin usaha (SITU), TDP, IMB di bidang perdagangan dan jasa, diharapkan dapat menyebabkan menurunnya penduduk tidak bekerja (menganggur) di Kota Mataram. Kemudahan ini didukung dengan peningkatan kinerja pelayanan perijinan terpadu melalui pembentukan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram serta kebijakan pelimpahan kewenangan Walikota Mataram kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram dalam penandatanganan ijin. Hal lain yang mempengaruhi adalah bertumbuhnya sektor tersier yang positif terkait berkembangnya pasar modern yang menggunakan tenaga kerja lokal, sehingga diharapkan sebagian besar angkatan kerja dapat tertampung di lapangan usaha dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebagai bagian lain dari penilaian kinerja oleh pihak independent, Dinas Sosial, Tenagakerja dan Transmigrasi Kota Mataram atas penilaian Ombusdman RI perwakilan Nusa Tenggara Barat dalam penilaian kinerja pelayanan publik bidang ketenagakerjaan (AK 1/Kartu Kuning) dengan nilai 890 berada pada Zona Hijau. o. Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan usaha yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Urusan Koperasi merupakan urusan yang dianggap penting bagi perkembangan perekonomian Indonesia dalam kaitannya mendukung usaha kecil dan menengah. Koperasi adalah sebuah kata yang tidak asing untuk didengar bagi masyarakat Indonesia karena mencerminkan budaya bangsa yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

74 gotong royong dan tolong menolong. Dalam konteks Indonesia, koperasi merupakan bentuk usaha yang sah, dimana keberadaannya diakui dalam UUD Koperasi adalah bentuk kegiatan usaha yang paling ideal dimana anggotanya bertindak sebagai produsen, konsumen dan sekaligus juga sebagai pemilik. Koperasi pertama kali muncul pada awal abad ke-19 sebagai reaksi sistem ekonomi liberal dimana pada waktu itu segolong kecil pemilik modal menguasai kehidupan masyarakat. Tabel 2.29 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Koperasi dan UKM Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Wirausaha Baru WUB Koperasi Berkualitas 3 Koperasi Aktif Unit 133 Unit Persentase koperasi aktif % 59,76 % 7 Usaha Mikro dan Kecil % 92,50% Dalam perkembanganya, pertumbuhan Wira Usaha Baru (WUB) di Kota Mataram menunjukan adanya peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan target yang ditetapkan untuk tahun anggaran 2014 sebesar WUB, pemerintah Kota Mataram telah berhasil melampaui target tersebut dengan realisasi sebesar WUB atau terjadi peningkatan sebesar 167 % dari jumlah WUB tahun Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya startegis yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berupa 1) peningkatkan kemampuan kewirausahaan, 2) membudayakan kewirausahaan, 3) pemberdayaan sumberdaya 4) pendayagunaan sumber daya, serta 5) pemberdayaan Koperasi Simpan Pinjam dan Lembaga Keuangan Mikro. Disisi lain, dalam kaitannya dengan upaya peningkatan iklim usaha yang kondusif di Kota Mataram serta daya dukungnya dalam penciptaan WUB, peran koperasi menjadi prioritas perhatian pemerintah Kota Mataram. Dalam perkembangannya jumlah koperasi di Kota Mataram Tahun 2014 tercatat sebanyak 594 unit, dimana terjadi peningkatan sebanyak 6 unit koperasi dari 588 unit Koperasi di tahun Dari total 594 unit koperasi di Kota Mataram masih terdapat koperasi yang tidak aktif yang membutuhkan pembinaan dan pendampingan lebih lanjut, sehingga keberadaan koperasi aktif yang berjumlah 355 akan dapat makin ditingkatkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

75 Masih besarnya proporsi koperasi tidak aktif terlepas dari belum optimalnya kinerja program/kegiatan, akan tetapi lebih pada beberapa faktor diantaranya koperasi yang berada di wilayah pemekaran dan masuk dalam binaan pemerintah Kota Mataram tercatat sebagai koperasi tidak aktif serta terkendala prosedur penghapusan. Upaya peningkatan jumlah koperasi aktif dan jumlah koperasi berkualitas diintervensi melalui kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian, Pembinaan, Pengawasan, dan Perhargaan Koperasi Berprestasi, serta Peningkatan Penataan Data Koperasi. Dari jumlah koperasi aktif yang ada, secara berkesinambungan dilakukan penilaian kinerja dalam rangka penetapkan koperasi yang berkualitas. Dasar penetapan kinerja koperasi dilakukan melalui Pemeringkatan Koperasi yang mengacu pada Permen Nomor 06/Per/M.KUMKM/III/2008 tanggal 12 Maret 2008 tentang perubahan atas Permen nomor 22/KEP/M.KUMKM/IV/2007 tanggal 16 April 2007 tentang pemeringkatan koperasi. Berdasarkan hasil pengklasifikasian/penilaian yang dilakukan ditetapkan 133 koperasi berkualitas, meningkat sebanyak 5 koperasi dari tahun sebelumnya. p. Urusan Wajib Penanaman Modal Penanaman modal dalam suatu Negara maupun daerah mempunyai peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dan daerah. Peningkatan investasi dapat meningkatkan PAD secara langsung yang dapat dibelanjakan untuk program pembangunan. Selain itu, besarnya investasi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat terkait dengan kesempatan kerja yang lebih luas. Dari sisi peran pemerintah, harus mengupayakan pembenahan terhadap peningkatan pelayanan secara prima dalam menunjang iklim berinvestasi. Penyelenggaraan Urusan Wajib Penanaman Modal dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Penanaman Modal diarahkan untuk mencapai sasaran strategis yaitu meningkatnya kepastian berinvestasi yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Peningkatan pelayanan perizinan pada BPMP2T diatur dengan Peraturan Walikota Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Kewenangan Di Bidang Perijinan Kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Mataram yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik bidang perijinan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

76 Tabel 2.30 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Penanaman Modal Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL No Indikator Pembangunan Satuan 1 Pembentukan Modal Tetap Brutto (PMTB) Rp (ribuan) Realisasi * 2 Laju Pertumbuhan Investasi % 12,76* 3 Penyelesaian Ijin Investasi Tepat Waktu % 97 4 Laju Pertumbuhan Investasi % 12,76* *) Angka perkiraan Sumber : BPS Kota Mataram, BPMP2T data diolah Berdasarkan PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap Brutto (PMTB). PMTB menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai brutto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. Atas dasar nilai PMTB, perkembangan investasi di Kota Mataram menunjukan perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2014 tercatat peningkatan PMTB sebesar Rp dari Rp ,- pada tahun 2013 menjadi Rp ,-. Laju pertumbuhan investasi selama tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,38% dari 12,38% pada tahun 2013 menjadi % di tahun Bila dilihat kontribusi masing-masing sektor ekonomi tergambarkan bahwa laju pertumbuhan sektor-sektor tertentu yang menjadi inti dari perkembangan laju investasi yang positif tersebut. Pertumbuhan per sektor pada tahun 2014, terdapat dua sektor yang menunjukan laju yang besar yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (11,74%) serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (11,07%). Hal ini menunjukan bahwa Kota Mataram berhasil memanfaatkan keunggulannya sebagai pusat pemerintahan serta pusat perdagangan dan jasa dengan terus menjaga dan meningkatkan iklim berinvestasi dan berusaha. Indikator Meningkatnya Efektifitas Pengembangan Usaha capaiannya didukung oleh pelaksanaan program/kegiatan Peningkatan Kwalitas Pelayanan Publik, yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas pelayanan perijinan termasuk di dalamnya adalah yang berkaitan dengan waktu penyelesaian izin. Waktu penyelesaian Izin IMB, PIMB, ILOK, SITU MB, HO, SIUP, TDP, TDG, TDI/IUI dan Perluasan, IUJK, Ijin Hotel, Ijin Rumah Makan, Ijin Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

77 Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, Ijin Usaha Jasa Pariwisata, Ijin Sewa Lahan dan lain-lain dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayananya. Pada tahun 2014 ijin yang ditangani sebanyak izin, terjadi peningkatan pelayanan dari tahun 2013 yang sebanyak izin atau terjadi peningkatan pelayanan perijinan sebesar 273%. Dari ijin yang dilayani pada tahun 2014 terdapat peningkatan pelayanan perijinan tepat waktu dari 90% yang ditargetkan menjadi 97% atau melampaui target sebesar 7%. q. Urusan Wajib Kebudayaan Sebagai ibukota Provinsi NTB, Kota Mataram dengan keberagaman budaya tetap peduli dalam upaya pelestarian terhadap nilai-nilai kebudayaan dan keragaman budaya. Penyelenggaraan Urusan Wajib Kebudayaan dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram dan Dinas Pendidikan dan Olahraga. Pelaksanaan Urusan Wajib Kebudayaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal, yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.31 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kebudayaan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah sanggar seni dan budaya sanggar Penyelenggaraan festival seni dan budaya kegiatan 56 3 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 4 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 5 Jumlah Pranata Adat lokasi 4 Lokasi 5 lembaga 7 Penyelenggaran Festival Seni & Budaya berupa Festival Gendang Beleq, Bale Ganjur, Qasidah, dan Serakalan Barzanji diselenggarakan di Kota Mataram. Dalam upaya mempertahankan seni budaya lokal daerah, penyelenggaraan festival tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk mengetahui keberadaan budaya daerahnya. Jumlah sanggar seni 203 tersebar di seluruh kecamatan. Sanggar seni yang ada berupa sanggar seni tari, seni rudat, zikir jaman, peresean, cupak gerantang, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

78 hadrah dan qasidah. Selain sanggar seni, terdapat beberapa komunitas seni yang dikembangkan oleh komunitas muda dalam mengembangkan seni akustik, keroncong, dan sebagainya. Jumlah situs di Kota Mataram sampai dengan saat ini sebanyak 4 situs, yaitu: Taman Mayura, Pure Miru, Makam Van Ham, dan Makam Loang Baloq. Situs tersebut telah tercatat di Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar Bali yang wilayah kerjanya termasuk Kota Mataram. Selain 4 situs tersebut, terdapat beberapa situs lainnya yang dilestarikan dan dipublikasikan sebagai Cagar Budaya Kota Mataram, antara lain: Makam Dende Seleh, Makam Tuan Guru Tretetet, Masjid Lebai Sandar, Makam Al Kaff dan Titi Gangsa Sayang Sayang. r. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga Pembangunan pemuda dan olahraga diarahkan untuk meningkatkan peran aktif dan partisipasi pemuda dalam berbagai bidang pembangunan serta menumbuhkan dan meningkatkan budaya dan prestasi olahraga. Peningkatan kualitas sumber daya pemuda, organisasi pemuda merupakan tujuan strategis dalam upaya menciptakan SDM Kota Mataram yang sehat jasmani dan rohani, serta mampu berdaya saing. Untuk mewujudkan hal tersebut, dilaksanakan penyelenggaraan Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan kualitas pendidikan yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.32 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kepemudaan dan Olahraga Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Organisasi Pemuda buah 71 2 Jumlah Organisasi Keolahragaan buah 30 3 Jumlah kegiatan kepemudaan Jenis 5 4 Jumlah kegiatan olahraga Jenis 5 5 Jumlah lapangan olahraga buah 43 6 Jumlah organisasi pemuda buah 60 7 Jumlah organisasi olahraga buah 50 8 Jumlah kegiatan kepemudaan buah 3 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

79 9 Jumlah kegiatan olahraga buah 5 10 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) buah 4 Capaian kinerja kepemudaan dan olahraga dilakukan dengan mengoptimalkan wadah organisasi yang ada yaitu organisasi kepemudaan meliputi organisasi kepemudaan sebanyak 71 buah yang terdiri dari 11 organisasi kepemudaan yang berada di sekolah, dan 60 organisasi kepemudaan yang berada di luar sekolah. Organisasi kepemudaan di sekolah terdiri dari Forum Organisasi Siswa Intra Sekolah (FK-OSIS), Paskibraka, Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), UKS, Kelompok Sukarela Remaja (KSR), Sahabat Teman Sebaya (STS), Sanggar Olahraga Rekreasi, dan Kelompok Pencinta Alam. Kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan sebanyak 5 jenis yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan Pelajar dan Kepemudaan, Pembinaan Paskibraka, Musabaqah Pelajar Kota Mataram (MTQ, MFQ/MHQ, MSQ dan MKQ), Pelaksanaan Tadarus Al-Qur an Pelajar dan Guru Pembina Imtaq, Pertukaran Pemuda Antar Daerah, serta Lawatan Sejarah Pelajar. Sedangkan untuk indikator utama olahraga dilakukan dengan mengoptimalkan organisasi olahraga yang terdiri dari 50 jenis olahraga, yang telah memiliki kepengurusan cabang olahraga di Kota Mataram sebanyak 30 cabang dan 20 cabang kepengurusannya belum terbentuk di Kota Mataram. Kegiatan keolahragaan sebanyak 5 kali secara rutin dilakukan setiap tahun, antara lain Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Liga Pendidikan Indonesia (LPI), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Kompetisi Olahraga Unggulan Daerah (KOUD), dan Pekan Olahraga Antar Satuan Pendidikan. Dalam mendukung pembinaan olahraga di sekolah didukung oleh 43 lapangan olahraga berupa lapangan basket, lapangan volley dan lain-lain. Dalam mengoptimalkan pembinaan olahraga professional di luar sekolah, dengan keberadaan Komite Olahraga Nasional (KONI) Kota Mataram diarahkan untuk meningkatkan prestasi atlet Kota Mataram terutama dalam menghadapi event olahraga regional dan nasional. Untuk mendukung capaian prestasi atlet Pemerintah Kota Mataram telah memberikan bantuan stimulus baik kepada atlet maupun pelatih masing-masing Cabang Olahraga (Cabor). Dalam mengoptimalkan pengelolaan sarana olahraga khususnya Stadion Malomba telah dibentuk Badan Pengelola Stadion Legenda Malomba Ampenan dengan Keputusan Walikota. s. Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Mataram memiliki karakteristik heterogenitas dari sisi agama, ras, suku dan golongan. Kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan di Kota Mataram Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

80 berpeluang untuk terjadinya konflik, sehingga upaya preventif dalam mengantisipasi konflik dan sejenisnya dilakukan melalui komunikasi, koordinasi dan sosialisasi yang intensif dengan unsur kepolisian, TNI, lembaga adat dan kemasyarakatan. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Mataram, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pelaksanaan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.33 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Cakupan Penanganan Konflik kasus 2 2 Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas, dan OKP 3 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah 4 Jumlah Tower Peringatan Dini Tsunami 5 Inventaris Peralatan Penanggulangan Bencana 6 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP kegiatan 1 kegiatan 1 Unit 1 Unit 42 Kali 1 7 Kegiatan pembinaan politik daerah Kali 1 Komposisi penduduk Kota Mataram yang majemuk dengan berbagai ras, suku dan agama dapat menyimpan potensi konflik, jika tidak ditangani dengan benar. Dalam mengoptimalkan penanganan konflik, beberapa hal yang dilakukan: pertama, meningkatkan intervensi kebijakan Pemerintah Kota Mataram yang aktif mendorong harmonisasi dan mengantisipasi sedini mungkin potensi konflik. Kedua, Pemerintah Daerah secara terus menerus dan aktif memfasilitasi dialog terbuka, menggelar rapat koordinasi, serta melakukan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

81 mediasi penanganan konflik. Tidak ketinggalan keberadaan Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA) dan jejaringnya juga dioptimalkan. Upaya lain adalah memfasilitasi dan mendukung program kerja sejumlah ormas yang merupakan wadah masyarakat untuk membangun pemahaman atas pluralisme dan keberagaman, seperti Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB). Disamping itu, dilaksanakan pula sosialisasi yang efektif untuk Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) pada 6 kecamatan dan penurunan penanganan konflik dari 4 kasus pada tahun 2013 menjadi hanya 2 kasus pada tahun Upaya penanganan konflik tersebut dengan melakukan musyawarah perdamaian dengan penandatanganan ikrar perdamaian antara pihak yang bertikai dengan melibatkan Tokoh Masyarakat (Toma) dan Tokoh Agama (Toga). Kota Mataram merupakan salah satu Kota/Kabupaten di Prop. NTB termasuk dalam zona rawan bencana. Dari 14 jenis bencana yang ada di Indonesia, beberapa jenis berpotensi terjadi di Kota Mataram antara lain: Longsor, genangan, banjir, gelombang pasang dan tsunami, abrasi pantai, gempa bumi, angin puting beliung, kebakaran, serta konflik sosial. Potensi bencana ini tentu dipengaruhi oleh kondisi geografis, tofografi, geologis, klimatologi, demografi dan faktor tektonik wilayah NTB dan Indonesia umumnya. Dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat Kota Mataram dari ancaman bencana, khususnya gelombang pasang/tsunami, pada tahun 2013 Kota Mataram mendapat bantuan Tower Peringatan Dini Tsunami dari BMKG Pusat kerjasama dengan GIZ yang dipasang di halaman kantor Kelurahan Ampenan Selatan. Dalam memberikan pelayanan penanggulangan bencana baik pencegahan, pengurangan risiko bencana, mitigasi bencana, peringatan dini, kesiapsiagaan pada pra bencana, maupun pencarian, pertolongan dan evakuasi, pemulihan darurat saat terjadi bencana, serta rehabilitasi dan rekontruksi pada pasca bencana telah disediakan sarana dan fasilitas penunjang yang memadai agar tujuan penanggulan bencana untuk penyelamatan dan mengurangi penderitaan korban dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pada tahun 2013 telah disediakan 22 unit peralatan penanggulangan bencana berupa perahu karet, mesin chainsaw, tenda dan lain-lain. Serta tahun 2014 ditambahkan sekitar 20 unit peralatan yang sebagian besar dananya bersumber dari APBN. t. Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Penyelenggaraan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

82 dilaksanakan oleh: Dinas Pendapatan; Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Sekretariat Daerah Kota Mataram; Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Inspektorat; Badan Kepegawaian Daerah; Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah; Kecamatan Cakranegara; Kecamatan Mataram; Kecamatan Ampenan; Kecamatan Selaparang; Kecamatan Sandubaya; Kecamatan Sekarbela; Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI. Implementasi keseluruhan program dan kegiatan Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dilaksanakan untuk mencapai sasaran strategis yang tertuang dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014, yaitu Meningkatnya Kemandirian Pembiayaan Daerah ; Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance dan Meningkatnya Efektivitas Penerapan SPM dan SOP. Tabel 2.34 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Realisasi No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi PAD Rp. (juta) ,01 2 Persentase Capaian PAD terhadap target % 126,23 3 Persentase PAD terhadap Pendapatan Daerah % 18,70 4 Persentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim % sesuai eselon 5 Jumlah pelanggaran disiplin 10 kasus PNS 6 Presentase bezeting pegawai % Monev perijinan pada bagian ekonomi (SITU, HO) 8 Penyaluran Raskin Yang Tepat Sasaran 9 Penetapan Perda APBD Tepat Waktu 10 Jumlah pengadaan barang/jasa melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) / E- Procurement. 11 Jumlah pegawai yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa. izin 975 RTS % 100 Paket 58 Orang 87 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

83 12 SKPD yang mempunyai SPM & SOP 13 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per penduduk 14 Rasio Jumlah Linmas per Jumlah Penduduk 15 Rasio Pos Siskamling per jumlah kelurahan SKPD Pertumbuhan ekonomi % Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah - Website BPMP2T 19 Jumlah Penegakan PERDA buah Cakupan patroli petugas Satpol PP 22 Jumlah Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten 23 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kota 24 Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 25 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik % 90 orang 186 % 100 menit 14 % 64 Potensi PAD menjadi semakin meningkat sejak berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah karena diberikannya kewenangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memungut Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang sebelumnya menjadi kewenangan pusat. Kedua komponen ini memberikan peningkatan yang signifikan bagi peningkatan PAD secara keseluruhan. Pada tahun 2013, realisasi PAD sebesar Rp ,54 meningkat sebesar Rp ,71 atau 44,83% dari tahun 2014 yaitu sebesar Rp ,25. Realisasi pada tahun 2014 tersebut melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar 126,23%. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

84 Peningkatan kemandirian daerah juga terlihat dari peningkatan persentase PAD terhadap Pendapatan APBD yaitu dari 16,24% di tahun 2013 meningkat sebesar 2,46% menjadi 18,70% tahun Peningkatan ini terjadi karena upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Mataram melalui intensifikasi dalam proses pemungutan potensi pendapatan daerah khususnya penerimaan dari pajak daerah dan retribusi daerah; serta ekstensifikasi potensi pendapatan daerah dengan memperluas basis penerimaan yang dapat dipungut oleh daerah dengan mengidentifikasi potensi daerah yang dapat dijadikan sumber penerimaan, mengidentifikasi pembayar pajak baru/potensial, memperbaiki basis data objek, menjaring wajib pajak daerah/wajib retribusi daerah baru melalui pendataan rutin setiap triwulan. Terkait dengan persentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklat sesuai eselon, sampai tahun 2013, pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim sebanyak 54 orang, terdiri dari diklatpim tingkat II sebanyak 5 orang, diklatpim tingkat III sebanyak 19 orang, dan diklatpim tingkat IV sebanyak 30 orang. Sedangkan pada tahun 2014, pejabat struktural yang mengikuti diklatpim sebanyak 41 orang, yang terdiri dari diklatpim tingkat III sebanyak 10 orang dan diklatpim tingkat IV sebanyak 31 orang. Terkait dengan jumlah pelanggaran disiplin PNS, pada tahun 2013 kasus yang ditangani sebanyak 36 kasus terdiri dari ijin cerai sebanyak 28 kasus dan 8 kasus pelanggaran disiplin PNS tingkat sedang dan berat. Sedangkan pada tahun 2014 kasus yang ditangani sebanyak 34 kasus yang terdiri dari ijin cerai sebanyak 24 kasus dan 10 kasus pelanggaran disiplin PNS tingkat sedang dan berat. Capaian indikator kinerja rasio pelanggaran disiplin PNS tercapai 100% dari target kasus 14 dapat ditekan hanya 10 kasus pelanggaran disiplin PNS tingkat sedang dan berat pada tahun Penurunan kasus pelanggaran disiplin PNS tersebut merupakan dampak positif adanya kejelasan pemberian sanksi bagi PNS yang melakukan tindak pelanggaran disiplin PNS sesuai dengan peraturan yang berlaku. Terkait dengan bezeting pegawai, mengacu pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian PAN dan RB serta Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah ditindaklanjuti dengan penyampaian Usulan Formasi CPNS Daerah oleh Pemerintah Kota Mataram pada tahun 2014 dan Susunan Kekuatan Pegawai. Realiasasi capaian target bezetting pegawai sebesar 90,54% dari target sebesar 94%. Tidak dapat terpenuhinya target yang diharapkan pada capaian kinerja tahun 2014 disebabkan beberapa hal, antara lain karena adanya ketentuan Pemerintah Pusat melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang memberlakukan kebijakan moratorium penerimaan CPNS mulai tahun 2011 sampai 2013, dimana dalam kebijakan tersebut telah ditetapkan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota tidak diperkenankan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

85 melaksanakan rekruitmen CPNS apabila Belanja Tidak Langsung (BTL) yang tertuang dalam APBD melebihi 50%, serta jumlah tenaga honorer kategori II yang ada di Kabupaten/Kota lebih dari 500 orang. Menindaklanjuti kebijakan tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah menyusun formasi CPNS dengan mempertimbangkan azas zero growth yaitu pengangkatan CPNS yang didasarkan pada perhitungan jumlah PNS yang memasuki batas usia pensiun (purna tugas). Dalam rangka memfasilitasi pemenuhan kebutuhan kelembagaan DPRD, keberadaan Sekretariat DPRD sebagai salah satu lembaga daerah sangat diperlukan. Peran lembaga ini diarahkan untuk peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sehingga dapat mewujudkan hubungan yang harmonis antara Eksekutif (Pemerintah Kota Mataram) dengan Legislatif (DPRD Kota Mataram). Upaya meningkatnya kapasitas pimpinan dan anggota DPRD dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang lembaga legislatif, dilaksanakan dengan beberapa kegiatan antara lain Penyusunan dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 6 Rancangan Perda, hearing/dialog dan koordinasi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan tokoh agama, rapat-rapat alat kelengkapan dewan, rapat paripurna, kunjungan kerja, kegiatan panitia khusus dan fraksi-fraksi DPRD, kegiatan reses dan pelayanan bantuan hukum Pemda. Dalam menunjang kegiatan DPRD Kota Mataram dialokasikan anggaran sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp atau 84,00%. Pelaksanaan kinerja program Pembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, dan Program Peningkatan Penanaman Modal Daerah dalam monitoring dan evaluasi tindak lanjut pengajuan perijinan SITU dan HO terjadi peningkatan kinerja dari yang ditargetkan, yaitu dari 555 izin di tahun 2013 menjadi 975 izin di tahun Pelaksanaan penyaluran Beras Miskin (Raskin) dimana data penerima Raskin merupakan kewenangan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan untuk Kota Mataram sebanyak Tersalurkannya Raskin kepada RTS di tahun 2013 dan 2014 menjadi salah satu kinerja bagi tercapainya sasaran Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance. Pembinaan umat beragama di Kota Mataram dilaksanakan secara intensif dalam kegiatan sehari-hari. Dengan digalakkan imtaq di sekolah-sekolah dan kantor-kantor pada hari Jum at diharapkan kualitas Sumber Daya Manusia di Kota Mataram dapat lebih ditingkatkan, utamanya dari segi religiusitasnya. Jumlah pemeluk agama di Kota Mataram tercatat sebanyak jiwa pemeluk agama islam, jiwa pemeluk agama Hindu, jiwa pemeluk Nasrani, dan jiwa pemeluk agama Budha dan lainnya. Untuk mendukung Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

86 pelaksanaan kehidupan beragama di Kota Mataram, telah dibangun sarana peribadatan, yaitu 232 Masjid, 163 Pura, 15 Gereja Kristen, 2 Gereja Katholik, dan 11 Vihara. Sementara itu, terdapat beberapa lembaga pendidikan agama sejak dini, yaitu sebanyak 36 Raudhatul Athfal (RA), 24 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 22 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 12 Madrasah Aliyah (MA), 7 sekolah katholik, dan 6 sekolah kristen. Dalam rangka mewujudkan salah satu Visi Kota Mataram yaitu Religius, dapat tergambar dalam dukungan berbagai kegiatan keagamaan yang secara rutin dilakukan setiap tahun oleh berbagai pemeluk agama di Kota Mataram. Beberapa kegiatan keagamaan tersebut antara lain: (1) Festival Maulid, (2) Festival Lebaran Topat, (3) MTQ/MFQ, (4) Pawai Ogoh-ogoh. Pertemuan antar umat beragama dilakukan selama 5 kali dalam satu tahun dengan melibatkan seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan. Banyaknya lembaga kelembagaan mengalami peningkatan sebesar 0,44 persen dari tahun 2013 sebanyak 46 kegiatan menjadi 52 kegiatan di tahun Namun, terjadi penurunan realisasi akibat bertambahnya target capaian yang diinginkan di tahun 2014, yang menyebabkan capaian tercapai 89,81 persen. Implementasi pelayanan publik sangat berkaitan dengan penyelenggaran pemerintahan yang bersih, jujur dan transparan. Pemantapan komitmen dalam mendukung Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi dan implementasi Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Kota Mataram merupakan bagian penting bagi terselenggaranya Good Governance. Jika merujuk hasil Survey KPK terkait Integritas Daerah (ID), Kota Mataram menunjukkan progress ID yang positif pada 7,36 yang berada 1,36 diatas nilai standar minimal KPK sebesar 6,00. Hasil survey KPK menunjukkan kinerja pelayanan publik terutama pada unit pelayanan perijinan, pelayanan kesehatan dasar Puskesmas dan Pengadaan Barang Jasa memiliki kriteria sangat baik. Dalam mendukung pencapaian Integritas Daerah pada bidang lainnya dilakukan upaya peningkatan dalam sistem pengawasan internal, koordinasi pengawasan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH dan pengelolaan keuangan daerah. Dalam peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan dilakukan pelatihan diklat fungsional pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan untuk memenuhi ketersediaan tenaga fungsional auditor yang memadai. Jumlah auditor tahun 2014 sebanyak 21 orang meningkat sebanyak 2 orang dibandingkan tahun 2013 sebanyak 19 orang. Ketersediaan tenaga auditor dapat mendukung pelaksanaan sistem pengawasan dan pengendalian pengelolaan keuangan daerah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

87 Kinerja pengelolaan keuangan daerah dimulai dari penyusunan APBD setelah proses perencanaan. Ketepatan waktu dalam penetapan APBD menjadi hal penting guna kelancaran pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahanan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang mengamanatkan penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. Sesuai dengan amanat Permendagri tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah menetapkan APBD tepat waktu setiap tahunnya. Dari sisi pengelolaan keuangan daerah, dengan semangat reformasi pengelolaan keuangan daerah yang ditandai dengan ditetapkannya Undang- Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, dimana disebutkan bahwa bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD adalah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang saat ini dalam penyusunanya wajib mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Berdasarkan ketiga regulasi tersebut pada pada tahun 2010 Pemerintah menerbitkan Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan kualitas pertanggungjawaban kinerja pemerintah yang merupakan revisi dari Peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar Akuntansi Pemerintah dimana Peraturan pemerintah dimaksud mewajibkan penerapan akuntansi berbasis akrual oleh Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah dari yang sebelumnya berbasis kas menuju akrual dan ditegaskan pula dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah yang penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh paling lambat Tahun Anggaran Dalam mendukung penyesuaian-penyesuaian penerapan peraturan perundang-undangan tersebut Pemerintah Kota Mataram pada tahun 2014 melalui BPKAD membangun SimDaPers dalam rangka pencatatan persediaan yang mendukung Sistem Informasi yang telah dibangun sebelumnya, yaitu SimDa dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga Pemerintah dalam penyediaan Tehnologi Informasi (BPKP, Depdagri, Depkeu) dalam penyediaan Sistem informasi Pengelolaan keuangan. Sistem informasi yang telah dibangunpun tetap dibenahi guna mengakomodir solusi permasalahan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Sampai dengan akhir tahun 2014, Simda telah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

88 dikembangkan menjadi versi 2.7. dimana aplikasi ini mendukung penerapan akuntansi berbasis akrual dan terintegrasi dengan pencatatan barang milik daerah dalam rangka memenuhi Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengelolan Barang Milik Daerah (BMD). Dalam upaya penanganan masalah Hukum dan HAM dilakukan 4 kali Konsultasi Publik dan 6 kali publikasi produk hukum daerah selama tahun Guna peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kepatuhan aparatur dan masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai HAM telah tersusun Rencana Aksi Hak Asasi Manusia (RAN-HAM) yang menjadi dasar pelaksanaan harmonisasi nilai-nilai HAM ke dalam program dan kegiatan Pemerintah Kota Mataram. Disamping itu, Penegakan Peraturan Daerah sebagai bagian penting pelaksanaan kebijakan daerah terus digalakkan, mulai dari tahapan sosialisasi yang intensif, uji coba, dan penerapan produk hukum daerah tersebut. Tim penegakan PERDA berupa tim operasional 20 orang. Tabel 2.35 Jumlah Produk Hukum Daerah yang Ditetapkan Pemerintah Kota Mataram Tahun Produk Hukum Tahun 2013 Tahun 2014 Peraturan Daerah Kota Mataram 11 Perda 10 Perda Peraturan Walikota Mataram 41 Perwal 51 Perwal Keputusan Walikota Mataram 984 Keputusan 1212 Keputusan Sumber : LAKIP Setda Kota Mataram Tahun 2014 Pada Tahun Anggaran 2013 jumlah paket lelang yang sudah ditenderkan sejumlah 57 paket, dan Tahun Anggaran 2014 jumlah paket yang melalui proses lelang sejumlah 58 Paket. Jumlah PNS yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa pada tahun 2013 sebanyak 120 orang, sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 87 orang, berkurang sebanyak 33 orang. Hal tersebut disebabkan sebagian PNS yang bersertifikat menduduki Jabatan Struktural di SKPD masing-masing dan tidak mau memperpanjang sertifikat yang dimiliki. Selain itu beberapa PNS yang bersertifikat telah memasuki masa pensiun. Dari tabel 2.31 menunjukkan bahwa IKU yang berkaitan dengan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) masih belum optimal. Beberapa SKPD teknis telah menetapkan SPM (13 SPM) yang ditetapkan oleh Kementerian terkait di Pemerintah Pusat. Dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat, saat ini standar yang digunakan masih mengacu pada penetapan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang telah ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun Tupoksi yang sudah ada menjadi acuan pelaksanaan tugas Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

89 kedinasan, serta tugas lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan. Upaya yang dilakukan saat ini, yang difasilitasi oleh SKPD terkait, adalah: Melaksanakan asistensi penyusunan SPM dan SOP yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Mataram, Memantau pelaksanaan penerapan SPM dan SOP melalui mekanisme monitoring dan evaluasi yang tepat sasaran, yang dilaksanakan oleh Bagian APP Setda Kota Mataram dan Bagian Organisasi Setda Kota Mataram, dan Menyusun draft Perwal tentang Penyusunan SOP dan SPM, termasuk pula urgensi dan kebutuhannya bagi kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan serta efektivitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance). u. Urusan Wajib Ketahanan Pangan Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketahanan Pangan dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta Kantor Ketahanan Pangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketahanan Pangan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis yaitu meningkatnya efektifitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.36 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Ketahanan Pangan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Ketersediaan dan Cadangan Pangan Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita 3 Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan di Daerah Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan 4 Penganekaragaman dan Keamana Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Realisasi 2014 % 171,78 % 100 % 100 % 80,80 % 50 4 Penanganan Kerawanan Pangan % 100 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

90 5 Cakupan Bina Kelompok Petani % 85,00 6 Cakupan layanan penyuluhan % 68,17 7 Regulasi ketahanan pangan regulasi 2 Dari tabel di atas terlihat bahwa kinerja indikator utama urusan wajib ketahanan pangan rata-rata sudah tercapai. Untuk Indikator Ketersediaan dan Cadangan Pangan dilihat dari Ketersediaan Energi dan Protein, tahun 2014 mengalami peningkatan dengan presentase sebesar 23,52 % dari tahun 2013 sebesar 148,26% menjadi 171,78 % pada tahun 2014, dimana energi dan protein per kapita ( energi : 119,66%) lebih tinggi 19,65 % dari target 100 % dan (Protein : 223,91 %) lebih tinggi 123,91 % dari target 100%. Sementara realisasi ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan daerah, stabilitas harga dan pasokan pangan masing-masing sebesar 100 %. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang menjadi indikator kinerja telah mencapai 80,80 % dengan peningkatan 3,6 % dibandingkan tahun 2013 sebesar 77,20%. Untuk diketahui bahwa penyusunan PPH berdasarkan data tahun sebelumnya, sehingga PPH yang disusun pada tahun 2014 merupakan data PPH pada tahun Pada tahun 2014, Kinerja Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan mengalami penurunan sebesar 50% dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai realisasi 100%. Hal ini didasarkan dari hasil uji laboraturium yang dilaksanakan oleh Laboratorium MIPA Universitas Mataram terdapat 2 sampel produk segar yang terkontaminasi oleh polutan, tetapi masih berada dibawah ambang Batas Maksimum Residu (BMR) sesuai standar yang berlaku untuk dikonsumsi. Untuk Penanganan Kerawanan Pangan sesuai SPM mencapai 100% dengan mengacu data SKPG, data peta kerawanan pangan dan data jumlah keluarga prasejahtera. Peningkatan Cakupan bina kelompok petani pada tahun 2014 sebesar 15 % dari tahun 2013, disebabkan oleh peningkatan pelatihan tani dan agrobisnis, penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis, pembinaan dan pendampingan kelompok tani, pemberdayaan dan pendampingan keluarga tani miskin/gakin (Program peningkatan kesejahteraan petani). Cakupan layanan penyuluhan pada tahun 2014 mencapai 68,17% dengan peningkatan 0,94% dibanding tahun 2013 sebesar 67,23%. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kapasitas kelembagaan Penyuluhan Tingkat Kota, Peningkatan kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan sebagai posko pelaksanaan pembangunan pertanian, dan peningkatan penumbuhan dan pemberdayaan penyuluh pertanian swadaya melalui Pos Penyuluhan Desa. Dengan peningkatan jumlah kelompok tani dan gapoktan pemerintah Kota Mataram pada Tahun 2015 menargetkan cakupan layanan penyuluhan sebesar 68,17%. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

91 v. Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Dalam rangka mewujudkan peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan, dilaksanakan kegiatan pemberian bantuan modal kepada pokmas yang telah disalurkan kepada 50 pokmas guna meningkatkan kemampuan manajerial pokmas dalam pengelolaan unit usahanya, kepada 50 orang anggota pokmas diberikan pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan. Hingga tahun 2014, sebanyak 150 anggota pokmas telah mengikuti pelatihan. Untuk perbaiki kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak pada tingkat posyandu, dilaksanakan bimbingan teknis kepada 50 orang kader posyandu. Diharapkan melalui pelaksanaan bimbingan teknis ini, kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di posyandu akan mengalami peningkatan, sehingga dapat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita. Masih terkait dengan upaya peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan, dilaksanakan pemberian bantuan beras kepada 2000 orang warga jompo/lansia. Dengan bantuan ini diharapkan dapat mengurangi kesulitan mereka dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Selain capaian program dan kegiatan di atas, salah satu capaian program dan kegiatan lainnya yang tak kalah penting adalah terlaksananya rehabilitasi rumah tidak layak huni sejumlah unit, sehingga sampai dengan tahun 2014 sebanyak unit yang tersebar di beberapa kelurahan di Kota Mataram. Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas sanitasi serta pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat, dilaksanakan program pengadaan MCK dan sarana air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sanitasi dasar dan air bersih. Tabel 2.37 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Pemberdayaan PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA Masyarakat dan Desa Kota Mataram 2014 No Indikator Pembangunan Satuan 1 Jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Realisasi 2014 Kelompok 50 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

92 2 Jumlah kelompok binaan PKK Kelompok 56 5 Jumlah PKK aktif Kelompok 57 6 Posyandu aktif Kelompok Jumlah Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM 50 8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat % 90 w. Urusan Wajib Statistik Penyelenggaraan Urusan Wajib Statistik dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Statistik diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance), yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014, bertujuan menyediakan data dan informasi sebagai bahan acuan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan. Kegiatan yang dilaksanakan berupa: Penyusunan Buku Profile Daerah Kota Mataram, Penyusunan Buku Mataram Dalam Angka, Penyusunan Buku Kecamatan Dalam Angka, Penyusunan Indikator Kesejahteraan Rakyat, Koordinasi Perencanaan Bidang Litbang dan Statistik, Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah. Tabel 2.38 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Statistik Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB STATISTIK No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Persentase tingkat ketersediaan % 85,00 sistem informasi dan data-data yang menunjang perencanaan pembangunan 2 Buku Mataram dalam angka Ada/Tidak Ada ada 3 Buku PDRB Kota Mataram Ada/Tidak Ada ada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

93 Ketersediaan data dan informasi yang mutakhir dan mudah diakses menjadi salah satu elemen penting dalam proses perencanaan pembangunan. Data dan informasi statistik untuk menunjang proses perencanaan pembangunan yang tersedia pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.39 Dokumen Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN 1 Dokumen Statistik Daerah x. Urusan Wajib Kearsipan 12 Dokumen - Daerah Dalam Angka - Kecamatan dalam Angka - Indikator Kesejahteraan Rakyat - Produk Domestik Regional Bruto - Indeks Pembangunan Manusia Penyelenggaraan Urusan Wajib Kearsipan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Penyelenggaraan Pemerintahan berdasarkan Good Governance yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Pelaksanaan Urusan Wajib Kearsipan selama tahun 2014 antara lain penyelamatan dan pelestarian dokumen arsip daerah melalui pengadaan sarana pengolahan, penyimpanan arsip dan penataan dokumen/arsip daerah. Selain itu untuk menunjang ketertiban penyelenggaraan kegiatan kearsipan, berpedoman pada Peraturan Walikota Mataram Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tata Kearsipan. Dalam upaya mewujudkan tata kelola arsip dilaksanakan pelatihan dan pembinaan bidang kearsipan kepada staf kearsipan seluruh SKPD se-kota Mataram dengan harapan adanya peningkatan kemampuan aparatur pengelola arsip SKPD secara mandiri, efektif dan efisien. Tabel 2.40 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Kearsipan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KEARSIPAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Pengelolaan arsip secara baku 17 2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan y. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika kegiatan 4 Penyelenggaraan Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika dilaksanakan Oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan Bagian Pengelolaan Data Elektronik dan Informatika. Pelaksanaan Urusan Wajib Komunikasi dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

94 Informatika diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Publikyang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tabel 2.41 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA No Indikator Pembangunan Satuan 1 Jumlah Website milik Pemerintah Daerah 2 Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) 3 Rasio Wartel/Warnet terhadap penduduk 5 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk Realisasi 2014 Unit 25 Kecamatan 6 % 25 % 0,073 6 Jumlah surat kabar nasional/lokal 7 Jumlah penyiaran radio/tv lokal 8 Web site milik pemerintah daerah Surat kabar 10 Stasiun 20 Jaringan 25 9 Pameran/expo kegiatan 5 Sampai dengan tahun 2014 jaringan komunikasi dan informasi antar SKPD yang telah memiliki dan mengoperasikan jaringan internet untuk mendukung kemudahan akses informasi di lingkungan internal maupun eksternal sebanyak 25 SKPD. Selain upaya pengembangan jaringan, dilakukan pula pengembangan sistem informasi, melalui peningkatan kapasitas bandwith internet dan upgrading program aplikasi website dan hosting/domain yang disewa, serta mulai digunakannya layanan SMS kepada seluruh pegawai Pemerintah Kota Mataram dan masyarakat dalam menyampaikan informasi layanan publik. Selain itu, untuk memberikan pedoman dalam pengembangan sistem dan pemberian pelayanan informasi telah disusun pedoman master plan, blue print dan SOP TIK. Kemudian dalam rangka meningkatkan pengembangan dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi yang berbudaya dan berdaya guna. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

95 Pemerintah Kota Mataram membentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pengawasan penggunaan teknologi informasi. Dimana pada tahun 2014 telah terbentuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di 6 Kecamatan Kota Mataram, meningkat dari 1 Kecamatan pada tahun Akhirnya untuk mendukung pengembangan jaringan dan sistem informasi, dilakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi melalui pelatihan TIK. Sampai dengan tahun 2014, sejumlah 159 aparatur SKPD telah mengikuti pelatihan internet dan pelatihan TIK diluar daerah yang telah diikuti oleh aparatur Bagian PDEI. z. Urusan Wajib Perpustakaan Pembangunan perpustakaan diarahkan untuk meningkatkan BUDAYA GEMAR MEMBACA dan kualitas layanan perpustakaan, baik dalam hal akses dan kapasitas, serta utilitas yang memadai melalui sinergi antara perpustakaan dengan satuan pendidikan, promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan pola partisipasi industri penerbitan dan masyarakat dalam membentuk KOMUNITAS BACA. Penyelenggaraan Urusan Wajib Perpustakaan dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Mataram. Pelaksanaan Urusan Wajib Perpustakaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya kualitas pendidikan yang ditetapkan dalam RKPD Tahun Tabel 2.42 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Wajib Perpustakaan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PERPUSTAKAAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Rata-rata kunjungan perpustakaan orang Cakupan Layanan Perpustakaan unit Jumlah perpustakaan unit Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 5 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah orang eksemplar Capaian urusan wajib perpustakaan diarahkan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan rata-rata kunjungan perpustakaan dari tahun 2013 sebesar orang menjadi sebesar orang pada tahun 2014 atau sebesar 11%. Akselerasi cakupan layanan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

96 perpusatakan dilakukan dengan optimalisasi layanan Perpustakaan Keliling sebanyak satu unit yang merupakan bantuan dari Perpusatakaan Nasional RI. Sebagai alternatif pilihan masyarakat untuk mengakses perpustakaan, keberadaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang berjumlah 39 TBM dapat memperpendek jarak layanan perpustakaan bagi masyarakat Kota Mataram. 2. Fokus Layanan Urusan Pilihan a. Urusan Pilihan Pertanian Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pertanian dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pertanian diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014 Tabel 2.43 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Pertanian Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN PERTANIAN No Indikator Pembangunan Satuan 1 Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 2 Produktifitas rata-rata Padi 3 Produktifitas rata-rata kedelai 4 Cakupan Bina Kelompok Tani 5 Cakupan layanan penyuluhan Realisasi 2014 Kw/Ha 39 Kw/Ha 62,00 Kw/Ha 16,00 % 85,00 % 68,17 6 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Kw/Ha 62 7 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB % 3.34 Kondisi lahan pertanian di Kota Mataram saat ini tersebar di 6 Kecamatan. Ketersediaan jumlah areal pengembangan pertanian antar kecamatan satu dengan yang lainnya mengalami perbedaan yang disebabkan oleh perubahan fungsi lahan dan perbedaan luas kawasan. Saat ini Kecamatan Sandubaya memiliki sebaran lahan pertanian tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya seluas 603,96 Hektar, dan Kecamatan Ampenan dengan sebaran terendah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

97 seluas 173,41 Hektar. Jika dilihat dari capaian sasaran produktifitas rata-rata padi pada tahun 2013 dengan realisasi sebesar 57,00 kw/ha telah terjadi peningkatan sebesar 5 Kw/H pada tahun 2014 menjadi 62,00 Kw/Ha. Hal ini karena ditunjang dengan adanya pengadaan bibit bermutu dan pupuk baik dari provinsi maupun Kota Mataram kepada kelompok tani serta sarana prasarana seperti jalan usaha tani, mesin traktor, sumur bor, dan mesin air. Hal ini juga didukung oleh meningkatnya presentase jumlah cakupan bina kelompok tani sebesar 15% yang diikuti dengan meningkatnya cakupan layanan penyuluhan sebesar 0,94%. Dengan keterbatasan lahan pertanian di Kota Mataram, produksi hasil panen tetap dipertahankan, terutama kedelai. Hal ini dapat tercapai melalui intensifikasi pertanian, bahkan Kelompok Petani Kedelai Kota Mataram dapat meraih juara nasional. Kinerja urusan pilihan pertanian dapat terlihat dari meningkatnya realisasi produktifitas rata-rata padi terhadap target yang dicanangkan pada tahun b. Urusan Pilihan Pariwisata Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pariwisata dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pariwisata diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.44 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Pariwisata Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN PARIWISATA No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Kontribusi sektor perdagangan, % 22,76 hotel dan restoran terhadap PDRB 2 Angka kunjungan wisatawan Orang Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB % 22,76 yang Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap PDRB Kota Mataram ADH Konstan mengalami peningkatan sebesar 0,55% dari 22,21% tahun 2013 menjadi 22,76% pada tahun Sedangkan jika dilihat dari kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran ADH Berlaku terjadi peningkatan yang lebih signifikan sebesar 0,78% dari 24,15% tahun 2013 menjadi 24.92% pada tahun Perkembangan positif ini sejalan dengan geliat Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

98 pembangunan di Kota Mataram dengan memperhatikan posisi strategis Kota Mataram sebagai pusat pemerintahan provinsi Nusa Tenggara Barat dan pusat perdagangan dan jasa. Disisi lain, penataan dan restrukturisasi kawasan pantai dan Kota Tua Ampenan serta kawasan-kawasan destinasi dan situs bersejarah di Kota Mataram, menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk lebih mengenal Kota Mataram. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan menjadi indikator utama dan memiliki korelasi untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan kepariwisataan, dimana pada tahun 2014, terjadi peningkatan sebesar wisatawan dari wisatawan tahun 2013 menjadi wisatawan. Upaya peningkatan tingkat kunjungan wisatawan dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara Dalam dan Luar Negeri, Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata, Pengembangan Jenis Paket dan Paket Wisata Unggulan. c. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Penyelenggaraan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis yaitu Meningkatnya Efektifitas Pemenuhan Kebutuhan Pangan Daerah yang ditetapkan dalam RKPD Kota Mataram Tahun 2014 Tabel 2.45 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Kelautan Perikanan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Tingkat Konsumsi Ikan Kg/Kapita/Th 27,94 n 2 Produksi Perikanan Tangkap Ton 1.672,80 3 Produksi Perikanan Budidaya Ton 284,18 4 Produksi perikanan Ton 1.956,98 Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan dilakukan melalui kampanye gerakan masyarakat gemar makan ikan yang di canangkan oleh pemerintah Kota Mataram menghasilkan terjadinya peningkatan yang signifikan pada pola konsumsi masyarakat. Peningkatan pada tahun 2014 menunjukan angka 5,44 kg/kapita/tahun dari tahun 2013 sebesar 22,5 kg/kapita/tahun menjadi 27,94 kg/kapita/tahun. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

99 Peningkatan konsumsi ikan masyarakat disertai pula dengan ketersediaan ikan di pasaran. Dari tabel 4.26, dapat dilihat capaian indikator kinerja utama menunjukkan terjadinya peningkatan produksi perikanan tangkap sebesar 364 ton dari 1.308,80 pada tahun 2013 menjadi 1.672,80 pada tahun 2014 yang ditunjang dengan adanya penyediaan sarana dan prasarana perikanan seperti motor tempel, kapal motor, pukat kantong, jaring insang, jaring angkat dan pancing. Sedangkan dari sisi kinerja Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar terjadi peningkatan sebesar 11,73 ton yaitu sebesar 272,45 tahun 2013 menjadi 284,18 ton pada tahun Kenaikan tersebut didukung adanya upaya Penyediaan Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya yang ditargetkan pada kelompok pembudidayaan ikan air tawar serta melalui perluasan area pembudidayaan air tawar seperti keramba, kolam dan mina padi. d. Urusan Pilihan Perdagangan Penyelenggaraan Urusan Pilihan Perdagangan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Perdagangan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan usaha yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.46 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Perdagangan Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN KELAUTAN PERIKANAN No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi Jumlah Usaha Perdagangan Unit usaha Tingkat Inflasi % 7,18 3 Penataan PKL Titik 19 4 Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB 6 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal % 24.15% % 5.27% Perkembangan usaha di Kota Mataram menunjukan pertumbuhan yang signifikan berdasarkan jumlah SIUP, TDP, TDI, TDG, IUI yang diterbitkan. Jumlah usaha perdagangan pada tahun 2014 meningkat sebanyak unit usaha atau 222,56% dari 523 unit usaha tahun 2013 menjadi unit usaha di tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

100 Dari sisi tingkat inflasi di Kota Mataram menujukkan penurunan yang signifikan yaitu sebesar 2,09% dari 9,27% tahun 2013 menjadi 7,18% pada tahun Upaya yang dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan pengawasan terhadap ketersediaan dan distribusi serta perkembangan harga sembako dan komoditas strategis lainnya di Kota Mataram pada 4 (empat) pasar tradisional serta melalui koordinasi yang intensif oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Mataram berkontribusi positif dalam pengendalian inflasi. Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima yang kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Dalam Permendagri disebutkan bahwa tujuan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah untuk memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi sesuai dengan peruntukannya; menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL menjadi usaha mikro yang tangguh dan mandiri; dan untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib dan aman dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Dalam upaya mengimplementasikan peraturan tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah melaksanakan penataan titik-titik PKL. Pada tahun 2014 jumlah titik PKL yang ditata sejumlah 19 titik, meningkat sebanyak 5 titik dari tahun e. Urusan Pilihan Industri Penyelenggaraan Urusan Pilihan Industri dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Industri diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Efektivitas Pengembangan Potensi Unggulan Daerah berbasis Sumber Daya Lokal yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Tabel 2.47 Capaian Indikator Pembagunan Urusan Pilihan Industri Kota Mataram Tahun 2014 FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN INDUSTRI No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi PDRB sektor industri pengolahan ADH Konstan (juta) ,05 2 Perkembangan jumlah IKM : a. Formal b. Non Formal Unit Usaha Unit Usaha Penataan PKL Titik 19 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

101 4 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB % 9.52% 6 Pertumbuhan Industri. % 4.28% 7 Cakupan bina kelompok pengrajin % 53.12% Berdasarkan tabel 2.48, perkembangan PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga (ADH) Konstan mengalami peningkatan sebesar Rp ,38 juta atau 5,96% dari Rp ,67 juta tahun 2013 menjadi Rp ,05 juta. Peningkatan PDRB sektor industri pengolahan sejalan dengan pesatnya perkembangan sektor-sektor Industri Kecil Menengah di Kota Mataram baik industri formal maupun industri non formal. Pemberian kemudahan ijin usaha serta jaminan dukungan kerjasama kemitraan usaha industri mikro, kecil dan menengah dengan pihak swasta dan perbankan berkontribusi positif dalam peningkatan PDRB sektor Industri Pengolahan. Dalam mengembangkan potensi unggulan daerah, Pemerintah Kota Mataram di tahun 2014 melaksanakan berbagai upaya, antara lain: melakukan pembinaan IKM serta kemampuan teknologi industri, pemberian kemudahan ijin usaha serta bantuan peralatan dan Pengembangan Ekonomi Produktif, Fasilitasi kerjasama kemitraan IKM dengan swasta. Pemerintah Kota Mataram secara intensif telah melakukan upaya peningkatan klaster unggulan di sentra-sentra industri. Penanganan secara intensif dimaksudkan dalam rangka percepatan peningkatan daya saing industri dari berbagai aspek secara menyeluruh. Dalam mengembangkan potensi unggulan daerah, Pemerintah Kota Mataram melaksanakan berbagai upaya, antara lain: Meningkatkan cakupan potensi unggulan daerah pada masing-masing kelurahan, dengan melakukan mapping potensi; Meningkatkan penyelenggaraan serta keikutsertaan dalam event-event sebagai sarana pemasaran hasil produksi unggulan daerah; Menjaga stabilitas ekonomi daerah, dengan mempertahankan kondusivitas wilayah. Dari berbagai upaya tersebut, terjadi pengembangan jumlah IKM dari tahun ke tahun. Jumlah IKM formal di Kota Mataram pada tahun 2014 sebanyak mengalami peningkatan sejumlah 80 unit usaha dari jumlah IKM tahun 2013 yang sejumlah unit usaha. Sedangkan IKM non formal mengalami peningkatan sejumlah 57 unit usaha, yaitu dari sejumlah unit usaha di tahun 2013 menjadi unit usaha di tahun f. Ketransmigrasian Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

102 Urusan Wajib Transmigrasi dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram. Penyelenggaraan Urusan Pilihan Ketransmigrasian diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Upaya Penanganan Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014 Kecilnya alokasi anggaran untuk urusan pilihan transmigrasi disebabkan oleh Kota Mataram bukan sebagai tujuan lokasi transmigrasi, namun pengirim transmigran. Alokasi ini diperuntukkan melaksanakan sosialisasi dan penjaringan calon transmigran Aspek Daya Saing Daerah 1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram Tahun 2014 adalah sebesar Rp. 961,096 milyar atau meningkat 18,26 persen dari yang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mataram Tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 812,709 Milyar. Dari sisi daya saing anggaran daerah, penerimaan pendapatan daerah Kota Mataram tahun 2013 di dominasi oleh oleh dana perimbangan dengan perbandingan terhadap PAD sebesar 70:30. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap penerimaan masih relatif kecil dibanding dengan sumber penerimaan dari Dana Perimbangan. Pada tahun 2013 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Mataram meningkat dari Rp. 95,87 milyar dengan rencana hanya Rp. 65,56 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 139,87 milyar dengan rencana Rp. 124,95 milyar. Sehingga pada tahun 2013 total penerimaan daerah Kota Mataram adalah Rp. 865 milyar, meningkat Rp. 56 milyar dari tahun lalu dan Rp. 13 milyar lebih banyak dari yang ditargetkan. 2. Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur Kemampuan suatu daerah utuk dapat bersaing dalam pembangunan juga diukur dari ketersediaan infrastruktur sarana dan prasarana yang menunjang kegatan pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat. Transportasi merupakan salah satu bagian yang berperan penting dalam menentukan laju pertumbuhan sosial dan ekonomi suatu daerah, Kota Mataram tidak dapat dilepaskan dari kota-kota disekelilingnya, mengingat mobilitas penduduk antar kota antara wilayah yang sangat tinggi di kota Mataram sebagai pusat pemerintahan tingkat Provinsi, pendidikan, perdagangan, jasa dan keuangan. Selain itu salah satu instrument untuk menjaga kesinambungan perencanaan pembangunan nasional dengan daerah adalah instrument penataan ruang. Penataan ruang yang meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang mutlak dibutuhkan dalam rangka menjamin hak kepemilikan setiap orang, mewujudkan kesejahteraan dan keadilan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

103 sosial, dan mengelola perkembangan pembangunan yang terjadi, serta mewujudkan tata ruang Kota Mataram yang aman, nyaman dan berkelanjutan. Perkembangan perekonomian Kota mataram juga dapat dilihat dari perkembangan sektor Bank dan Asuransi, dimana kegiatan perbankan merupakan penunjang semua kegiatan perekonomian masyarakat baik melalui simpanan maupun kredit yang tersalurkan. Pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat pada perkembangan sektor hotel dan restoran yang menandakan kegiatan ekonomi masyarakat semakin berkembang. Aspek daya saing daerah juga dilihat dari aspek aksesibilitas air bersih kepada masyarakat, yang mana menandai tingkat kelayakan hidup masyarakat pada suatu daerah. Adapun perkembangan aspek daya saing daerah Kota Mataram dalam Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur dapat dilihat pada data berikut : FOKUS FASILITAS WILAYAH/INFRASTUKTUR NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR SATUAN PERHUBUNGAN Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun % 10,09 Orang/bar ang orang PENATAAN RUANG 2.1. Luas wilayah produktif ha 6, Luas wilayah industri ha 0, Luas wilayah kebanjiran Luas wilayah kekeringan Luas wilayah perkotaan ha 145, OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN 3.1. Jenis dan jumlah bank dan cabang kantor 61 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

104 3.2. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang kantor Jenis, kelas, dan jumlah restoran restoran Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel Unit Hotel Bintang : 12 Hotel Non Bintang : LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih % 68,24 3. Fokus Iklim Berinvestasi Ukuran lain yang dapat menggambarkan perekonomian wilayah adalah besarnya investasi swasta yang masuk (PMA dan PMDN). Dalam era otonomi daerah, persaingan investor asing cenderung semakin ketat. Meskipun investasi asing sebagian besar merupakan industri padat modal, tetapi banyak daerah berkeinginan untuk meningkatkan investasi asing di daerahnya untuk mempercepat berkembangnya perekonomian daerah, pemerintah daerah harus mampu meningkatkan pertumbuhan investasi di daerahnya tidak hanya yang berskala besar seperti dilakukan oleh PMA atau PMDN, namun investasi yang dilakukan masyarakat menengah ke bawah juga sangat penting karena dengan bertambahnya investasi diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak sehingga nantinya masalah pengangguran dapat teratasi. Berdasarkan PDRB Penggunaan, investasi dikenal sebagai Pembentukan Modal Tetap Brutto (PMTB). PMTB menggambarkan adanya proses penambahan dan pengurangan barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai brutto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. Atas dasar nilai PMTB, perkembangan investasi di Kota Mataram menunjukan perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2014 tercatat peningkatan PMTB sebesar Rp dari Rp ,- pada tahun 2013 menjadi Rp ,-. Peningkatan nilai investasi yang cukup signifikan mengindikasikan iklim keamanan yang kondusif, serta peran aktif semua pihak dalam meningkatkan minat investor dalam menanamkan modalnya di Kota Mataram. Besarnya nilai investasi yang masuk juga memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan perekonomian Kota Mataram. Bidang usaha investasi yang telah ada saat ini antara lain: Jasa Telekomunikasi Seluler, Perdagangan (ekport-import), Jasa rekreasi wisata, Jasa konsultansi pengembangan bisnis dan manajemen, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

105 Biro perjalanan wisata, dan, Jasa penyediaan gedung perkantoran dan pusat bisnis. Adapun perkembangan aspek daya saing daerah Kota Mataram dalam Fokus Iklim Berinvestasi dapat dilihat pada data berikut : FOKUS IKLIM BERINVESTASI BIDANG URUSAN/INDIKATOR SATUAN 2014 OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN Angka kriminalitas kasus 1296 Jumlah demo Kali/tahun 18 Lama proses perijinan - IMB - PIMB - ILOK - SITU MB - HO - SIUP - TDP - TDG - TDI/IUI dan Perluasan - IUJK - Ijin Hotel - Ijin Rumah Makan - Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum - Ijin Usaha Jasa Pariwisata - Ijin Sewa Lahan Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari macam Pajak: 10; Retribusi 16 jenis 9 Perda 4. Fokus Sumber Daya Manusia Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Mataram juga merupakan aset dalam kemampuan daya saing. Kota Mataram menjadi pusat pendidikan dan pengembangan karir karena fasilitas pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi sudah tersedia secara memadai, pusat kegiatan pemerintahan terutama tingkat nasional, provinsi dan Kota, serta pusat kegiatan bisnis dan keuangan. Tingkat pendidikan tenaga kerja yang lulus strata satu atau lebih menjadi salah satu tolok ukur kualitas tenaga kerja. Begitu pula dengan rasio Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

106 ketergantungan yang dapat mengukur besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif atau usia kerja di Kota Mataram dengan membandingkan penduduk yang dianggap belum produktif (0-14 tahun) atau sudah tidak produktif lagi (>65 tahun) dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun). Adapun gambaran Rasio ketergantungan penduduk Kita Mataram dapat dilihat sebagai berikut : Grafik 1.7. Rasio Ketergantungan Penduduk Kota Mataram Tahun % 38% 44% 40% 20% 6% 0% Rasio ketergantungan Muda Rasio ketergantungan Tua Rasio Ketegantuangan Total Dari gambaran tersebut, terlihat bahwa rasio ketergantungan penduduk tahun 2014 sebesar 44%, artinya setiap 100 orang penduduk Kota Mataram yang berusia kerja mempunyai tanggungan sebesar 44 orang yang belum produktif dan tidak produktif lagi, terdiri dari rasio ketergantungan penduduk usia muda sebesar 38% dan rasio ketergantungan penduduk usia tua sebesar 6%. Penduduk usia kerja di Kota Mataram masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tua. Sehingga kebijakan dan program perlu memperhatikan pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar maupun pendidikan. Adapun perkembangan aspek daya saing daerah Kota Mataram dalam Fokus Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada data berikut : FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR SATUAN KETENAGAKERJAAN 1.1. Rasio lulusan S1/S2/S3 % 1.2. Rasio ketergantungan % 0, , Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

107 2.2. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD Bagian ini merupakan telaah terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah. Telaah dilakukan dengan melakukan akumulasi capaian program dan kegiatan tahun 2014 yang dapat dilihat dari seberapa besar capaian masing-masing sasaran strategis RPMJD di tahun Keberhasilan pelaksanaan pembangunan selama tahun 2014 dapat dilihat dari tingkat capaian masing-masing Misi RPJMD Kota Mataram Tahun , dengan mengacu pada penetapan sasaran-sasaran strategis dengan mengimplementasikan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana Keputusan Walikota Mataram Nomor: 657/IX/2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota Mataram Tahun Dengan mengacu pada 5 (lima) MISI RPJMD, kerangka pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan tetap diarahkan dalam upaya pencapaian sasaran strategis melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian kinerja pemerintahan selama lima tahun ( ). Adapun sasaran strategis dimaksud, sebagai berikut: 1. Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram. 2. Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama. 3. Meningkatkan kualitas pendidikan. 4. Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat. 5. Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. 6. Meningkatnya kesetaraan gender. 7. Meningkatnya kualitas keluarga. 8. Meningkatnya pendapatan per kapita. 9. Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat. 10. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. 11. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. 12. Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah. 13. Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal. 14. Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. 15. Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM. 16. Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha. 17. Meningkatnya kepastian berinvestasi. 18. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance. 19. Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. 20. Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

108 21. Meningkatnya fungsi saluran drainase. 22. Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air. 23. Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai. 24. Meningkatnya penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh. 25. Meningkatnya ketersediaan media expresi dan ruang publik. 26. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup. 27. Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah. Pencapaian 27 Sasaran Strategis RPJMD Kota Mataram merupakan muara dari seluruh capaian yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait implementasi setiap urusan dan program. Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan kinerja dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Pemerintah Kota Mataram. Sasaran kinerja juga lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana kinerja program yang menyangkut keseluruhan Satuan Kerja Pemerintah Kota Mataram. Masing-masing sasaran strategis telah memiliki indikator capaian kinerja, dengan mengukur seberapa besar target-target indikator kinerja setiap urusan dalam RKPD 2014 dapat dicapai. Apabila capaian program dan kegiatan melampaui target indikator berarti pelaksanaan program dan kegiatan dinilai berhasil. Namun jika pencapaian program dan kegiatan dibawah target yang telah ditetapkan, maka dalam penetapan prioritas selanjutnya dipertimbangkan untuk dientaskan dan kemungkinan dilanjutkan ke tahap program dan kegiatan berikutnya. Dalam rangka evaluasi pelaksanaan program tahun 2014 ada dua hal utama yang dinilai, yakni: capaian kinerja indikator makro dan capaian pelaksanaan program RKPD Indikator makro merupakan variabel-variabel yang berdampak luas. Oleh karena itu, indikator makro lebih berorientasi kepada pencapaian targettarget visi ataupun misi yang telah ditetapkan dalam RPJMD Sedangkan capaian pelaksanaan program RKPD 2014 diukur dari seberapa besar pencapaian dari target urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana tertuang dalam RKPD Gambar 2.12: Keterkaitan Misi dan Sasaran Strategis SASARAN STRATEGIS MISI 1 Meningkatkan rasa AMAN masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya 1. Meningkatnya Kondusivitas wilayah Kota Mataram. 2. Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

109 MISI 2 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing 1. Meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan masyarakat. 3. Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. 4. Meningkatnya kesetaraan gender. 5. Meningkatnya kualitas keluarga MISI 3 Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi ekonomi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah 1. Meningkatnya pendapatan per kapita. 2. Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat. 3. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. 4. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. 5. Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah. 6. Meningkatnya efektivitas pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal. 7. Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. 8. Meningkatnya efektivitas pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM. 9. Meningkatnya efektivitas pengembangan usaha. 10. Meningkatnya kepastian berinvestasi. MISI 4 Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance) 1. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan Good Governance 2. Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. 3. Meningkatnya efektivitas pemerataan dan kualitas pelayanan publik. 1. Meningkatnya fungsi saluran drainase. 2. Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air. 3. Optimalisasi penataan sempadan sungai dan pantai. 4. Meningkatnya penanganan perumahan Meningkatnya tidak layak huni dan kawasan permukiman kualitas dan MISI 5 kumuh. kuantitas sarana dan 5. Meningkatnya ketersediaan media ekpresi prasarana perkotaan dan ruang publik. 6. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun pengendalian 2016 ruang yang berwawasan 101 lingkungan hidup. 7. Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah.

110 2.3. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH Dalam mengidentifikasi permasalahan strategis yang dihadapi oleh Kota Mataram juga dilakukan berdasarkan pendekatan 4 (empat) aspek yang digunakan untuk mengukur Keberhasilan kinerja pembangunan daerah, yaitu (a) aspek geografis dan demografi; (b) aspek Kesejahteraan rakyat; (c) aspek pelayanan, dan (d) aspek daya saing. a) Aspek Geografis dan Demografis, permasalahan yang dihadapai adalah: 1. Jumlah penduduk mencapai jiwa dan laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,13% per tahun menggambarkan tingginya tingkat kepadatan penduduk Kota Mataram yang mencapai angka rata-rata jiwa/km2 pada Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi non pertanian cukup tinggi di Kota Mataram. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya lahan pertanian seluas 55,93 Ha dari tahun 2012 ke tahun Masih tingginya permukiman padat dan kumuh di Kota Mataram. Menurut data luas kawasan kumuh di Kota Mataram seluas 303,58 Ha. 4. Masih terdapat titik genangan air serta ancaman bencana abrasi khususnya bagi masyarakat pesisir pantai Ampenan yang sulit dikendalikan dan diprediksi secara pasti. b) Aspek Kesejahteraan Rakyat 1. Masalah-masalah kesehatan yang masih dihadapi dan perlu mendapat perhatian lebih lanjut di antaranya adalah tingginya masih angka kematian ibu dan bayi; penyebaran penyakit menular serta status gizi bayi dan balita; masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat masyakat serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan. 2. Kemajuan pembangunan Kota Mataram berdampak pada tingginya urbanisasi karena daya tarik para pencari pekerjaan di Kota Mataram. Tidak saja dari penduduk kota Mataram, tetapi penduduk dari luar Kota Mataram. Sementara jika dilihat data penduduk menurut struktur penduduk Kota Mataram pada kelompok usia produktif (15-64 tahun) berjumlah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

111 69,42%, namun kelompok ini memiliki akses yang lemah terhadap pasar kerja dan sektor produktif. Sehingga hal ini menyebabkan tingginya angka pengangguran di Kota Mataram. Akibatnya tingginya angka pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja, angka kemiskinan juga belum dapat dikurangi secara signifikan. Penduduk kemiskinan masih berada pada angka 10,06% dari jumlah penduduk. c) Aspek Pelayanan 1. Belum meratanya kualitas pendidikan dan lemahnya pengawasan penyelenggaraan pendidikan. Masalah ini selalu mencuat ketika masa penerimaaan siswa baru setiap tahun ajaran baru dimulai. Hal ini dipicu akibat adanya dikotomi istilah sekolah favorit dan non favorit. Akhirnya kondisi ini cenderung dimanfaatkan untuk praktek penerimaaan siswa baru secara tidak transparan dan untuk itu diperlukan pengawasan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. 2. Belum optimalnya akses dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya serta ketersediaan tenaga SDM dengan jumlah dan kompetensi yang memadai sehingga pelayanannya menjadi belum optimal. Disisi lain akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin juga masih perlu ditingkatkan. 3. Belum optimalnya pelayanan air bersih bagi masyarakat miskin. Salah satu masalah pelayanan infrastruktur dasar (utilitas) masyarakat perkotaan adalah air bersih. 4. Belum optimalnya pelayanan persampahan. Volume sampah di Kota Mataram secara signifikan meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas rumah tangga di wilayah pemukiman baru, serta kawasan perdagangan dan jasa yang tumbuh secara merata di wilayah kota. Hal ini disebabkan kemampuan dan keterbatasan sarana prasarana serta perilaku masyarakat yang belum memiliki pengetahuan pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat. 5. Kurang tersedianya sarana prasarana pendukung untuk ketertiban dan keselamatan berlalu lintas serta masalah kemacetan di beberapa titik dan waktu-waktu tertentu. d) Aspek Daya Saing 1. Tingkat ketergantungan daerah masih sangat tinggi. APBD kecil dan sangat tergantung pada Dana Alokasi Umum (DAU), sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD masih rendah. 2. Pelayanan perijinan yang belum didasarkan pada standar pelayanan minimum yang dipersyaratkan khususnya dalam memberikan pelayanan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

112 publik kepada masyarakat, disamping itu, belum adanya pedoman untuk insentif dalam berinvestasi serta masih lemahnya data dan informasi peluang investasi. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

113 BAB 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Memuat penjelasan tentang kondisi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014dan Perkiraan Tahun 2015 Salah satu indikator yang dapat menggambarkan apa yang terjadi dalam perekonomian suatu negara atau daerah adalah indikator ekonomi makro. Dengan indikator ini dapat diketahui banyak aspek dan kondisi eksisting juga perkiraan perkembangan perekonomian suatu daerah ke depan. Selanjutnya indikator ekonomi makro akan berperan dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi dan menentukan arah pembangunan suatu negara atau daerah. Beberapa data statistik digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan Kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada tahun sebelumnya perlu dimonitor dan dievaluasi serta dilihat hasilnya sehingga penentuan kebijakan selanjutnya dapat lebih baik dan efisien sesuai sasaran Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. Kebijakan tersebut akan tercermin dari kondusifitas makro ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktifitas perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan pertumbuhan yang negatif menunjukkan terjadinya perlambatan dalam kegiatan perekonomian. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

114 Grafik 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram Tahun LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA MATARAM (%) ** **Angka Prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kota Mataram mencapai 8,05 persen dan pertumbuhan Tahun 2014 naik menjadi 8,38 persen. Sektor yang mengalami laju pertumbuhan tertinggi di tahun 2013 dan 2014 adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai laju pertumbuhan 11,74 persen dan naik menjadi 12,32 persen di tahun Pertumbuhan sektor ini tak lepas dari subsektor pendukungnya tertama Subsektor Bank dan Sewa Bangunan. Pertumbuhan sektor perbankan di Kota Mataram seiring dengan geliat perekonomian yang terjadi di segala sektor yang ada. Sebagian besar aktivitas perekonomian dalam skala besar senantiasa berhubungan dengan perbankan dan secara fisik dapat dilihat dari penambahan jumlah kantor bank. Sedangkan subsektor lainnya yang juga mengalami pertumbuhan cukup signifikan adalah Subsektor Sewa Bangunan. Sektor Tabel 3.1 PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan Kota Mataram Tahun PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) Laju Pertumbuhan (%) 2013* 2014** 2015*** 2013* 2014** 2015*** (1) (3) (4) (5) (7) (8) (9) Pertanian ,99 2,36 2,47 Pertambangan & Penggalian ,31 0,56 0,25 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

115 Sektor Industri Pengolahan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Ribu Rp.) Laju Pertumbuhan (%) 2013* 2014** 2015*** 2013* 2014** 2015*** (1) (3) (4) (5) (7) (8) (9) ,91 5,96 6,39 Listrik, Gas, Air ,97 9,50 10,34 Bangunan ,03 9,12 9,25 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan ,19 11,07 10, ,52 4,88 4, ,40 11,74 12,32 Jasa-Jasa ,67 6,60 6,36 PDRB ,05 8,38 8,58 *data sementara **data sangat sementara ***data prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, angka prediksi 2015 Jika dilihat dari proporsi terbesar pembentuk PDRB Kota Mataram, sektor perdagangan hotel dan restoran merupakan yang terbesar yaitu sebesar 24,92 persen tahun 2014 dan 25,41 persen tahun Laju pertumbuhan sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebagai leading sector perekonomian Kota Mataram pada tahun 2014 mencapai 11,07 persen dan 10,78 persen tahun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahunnya, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut jika dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada waktu tertentu sebagai tahun dasar. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

116 PDRB setiap tahun mengalami perkembangan, baik yang dinilai Atas Dasar Harga Konstan (tahun dasar 2000) maupun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) terus mengalami peningkatan, dimana pada Tahun 2014 PDRB ADHB menjadi Rp.8,116 Trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 15,58 persen dari tahun Sejalan dengan PDRB ADHB, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) juga mengalami peningkatan. Pada Tahun 2013 PDRB ADHK sebesar Rp.2,63 Trilyun, meningkat menjadi Rp.2,84 Trilyun pada Tahun 2014 dan diproyeksikan menjadi Rp.3,09 Trilyun pada Tahun Grafik 3.2 PDRB ADHB dan ADHK Tahun (Trilliyun rupiah) ** PDRB ADHB (Trilliyun) PDRB ADHK (Trilliyun) **data prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional serta dalam RTRW Provinsi NTB, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi, hal tersebut berdampak pada nilai tambah bruto Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang terus menjadi leading sector bagi perekonomian selama 3 tahun berturutturut baik pada PDRB ADHB maupun ADHK. Nilai tambah bruto atas PDRB ADHB tahun 2013 pada sektor tersebut mencapai nilai sebesar Rp. 1,69 Trilyun atau memberikan kontribusi sebesar 24,15 persen pada pembentukan PDRB ADHB Kota Mataram. Penyumbang terbesar dari sektor ini adalah Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan nilai tambah bruto ADHK sektor sebesar Rp.647,53 Milyar. Hal tersebut ditunjang oleh posisi Kota Mataram sebagai Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

117 ibukota Provinsi NTB menjadikannya sebagai pusat perdagangan, sehingga arus keluar masuk barang dari berbagai daerah terjadi di Kota Mataram. Selanjutnya Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan berada pada posisi kedua dengan kontribusi sebesar 20,81 persen dan diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Jasa-jasa. Di posisi kelima adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar 9,16 persen, Sektor Bangunan sebesar 9,62 persen, Sektor Pertanian sebesar 3,27 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 1,18 persen dan terakhir Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,01 persen. Capaian PDRB tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Mataram Tahun Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Ribu Rp.) Kontribusi terhadap Pembentukan PDRB 2013** 2014** 2015*** 2013** 2014** 2015*** (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pertanian ,44 3, Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air ,01 0,01 0, ,52 9,16 11, ,18 1,18 0,91 Bangunan ,53 9,62 10,34 Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan ,15 24,92 23, ,78 17,90 17, ,14 20,81 22,00 Jasa-Jasa ,25 13,12 11,38 PDRB ,00 100,00 100,00 Keterangan : Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Empat sektor terbesar penyumbang ekonomi Kota Mataram diatas masuk kedalam kelompok sektor tersier (Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

118 Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Bank, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa- Jasa), dengan total peranannya pada tahun 2014 sebesar 76,76 persen terhadap pembentukan PDRB. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata; Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial; Juga sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Tabel 3.3 PDRB Menurut Kelompok Sektor Tahun (Ribu Rp) 9,000,000,000 6,000,000,000 3,000,000, * 2014** 2015*** 2013* 2014** 2015*** Primer 242,368, ,051, ,797, Sekunder 1,420,270, ,620,105, ,865,839, Tersier 5,359,738, ,229,592, ,223,258, Keterangan : Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara ***) Angka Prediksi Sumber: Dokumen PDRB, 2013; BPS Kota Mataram, 2015 PDRB Per Kapita merupakan pembagian antara besaran PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka PDRB Per Kapita memberikan gambaran kasar bagian PDRB yang diterima secara rata-rata oleh seluruh penduduk dalam suatu daerah. Meskipun kasar, PDRB Per Kapita tetap dianggap relevan digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah, namun belum bias digunakan langsung dalam mengukur pemerataan pendapatan. Hal ini disebabkan PDRB Per Kapita masih kurang memberikan gambaran riil pendapatan masyarakat dan belum memperhitungkan ketimpangan pendapatan yang terjadi dalam masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

119 Pada tahun 2014, PDRB per Kapita Kota Mataram Atas Dasar Harga Berlaku meningkat 12,48% dari tahun Perkembangan yang cukup tinggi besaran PDRB per Kapita merupakan pengaruh tingginya inflasi pada tahun 2013 sebagai akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Jika unsur inflasi dikeluarkan maka PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2014 meningkat 5,48% dari tahun Berikut gambaran peningkatan PDRB Per Kapita Kota Mataram Tahun Gambar 3.3 PDRB per Kapita Kota Mataram Tahun PDRB ADHB Per Kapita (Rp.000/tahun) PDRB ADHK Per Kapita (Rp.000/tahun) ** **Angka Prediksi Sumber: Dokumen PDRB, 2013; BPS Kota Mataram, proyeksi Laju Inflasi Salah satu indikator makro ekonomi yang berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi adalah tingkat perubahan harga atau inflasi. Inflasi adalah perubahan harga barang di tingkat konsumen, atau merupakan persentase perubahan dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Terkait dengan inflasi, berbagai kebijakan dibidang moneter telah diambil oleh Pemerintah dalam menstabilkan kondisi harga-harga barang. Dalam PDRB, kenaikan harga barang dicerminkan oleh perkembangan laju Indeks Harga Implisit (IHI), yang menggambarkan tingkat inflasi menyeluruh dari seluruh kegiatan perekonomian mulai Sektor Pertanian sampai dengan Jasa-Jasa atau dengan kata lain tingkat perubahan IHI menggambarkan tingkat perubahan harga yang terjadi pada sektor/sub sektor. Secara agregat IHI menunjukkan tingkat perubahan harga yang terjadi di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Besaran IHK sangat ditentukan oleh perubahan harga komoditi yang paling dominan dikonsumsi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

120 suatu daerah, sedangkan besaran IHI sangat ditentukan oleh perubahan harga sektor ekonomi yang paling potensi atau memiliki kontribusi yang dominan. Perkembangan harga barang akan mempengaruhi kemampuan masyarakat membeli barang-barang kebutuhan hidup. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila tanpa diikuti oleh stabilnya harga-harga barang, dikatakan belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat tingkat perubahan harga (inflasi) Kota Mataram tahun secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Laju Inflasi Kota Mataram Tahun LAJU INFLASI KOTA MATARAM (%) ** **Angka Target Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Pada tahun 2013 inflasi Kota Mataram sebesar 9,27 persen sebagai akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada peningkatan harga bahan makanan dan biaya transportasi dan komunikasi. Namun pada tahun 2014 inflasi dapat ditekan kembali di angka 7,18 persen. Sementara itu kalau dilihat inflasi dari bulan ke bulan, laju inflasi Kota Mataram pada tahun 2014 yang tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember dengan angka 1,56 persen dan 2,77 persen. Sementara terjadi deflasi yaitu pada bulan Maret dan April di angka -039 persen dan -0,49 persen. Melihat perkembangan yang terjadi, Tahun 2016 Indonesia akan dibayangi oleh inflasi yang tinggi diakibatkan kebijakan pengurangan subsidi BBM di awal tahun BBM merupakan faktor produksi vital, sehingga dengan kenaikan BBM tentu saja akan meningkatkan harga barang yang secara multiplier juga akan mempengaruhi harga barang lain. Asumsi ini dapat dijadikan sebagai acuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

121 bagi penetapan target inflasi di tahun 2016 beserta kebijakan untuk menjaganya sesuai target Tingkat Pengangguran Pertambahan jumlah penduduk memberikan dampak terhadap penyediaan kebutuhan tempat tinggal dan berbagai fasilitasnya seperti ketersediaan listrik dan air. Hal inilah yang berperan dalam pertumbuhan sektor listrik, gas dan air. Sementara tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah juga sangat tergantung pada potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Begitu pula dengan beragamnya kegiatan perekonomian yang ada, sangat tergantung pada sumber daya yang tersedia. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja dan persentase tingkat pengangguran terbuka sangat berguna untuk melihat prospek ekonomi yang ada di Kota Mataram. Tabel 3.5 Statistik Ketenagakerjaan Kota Mataram Uraian Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 56,15 61,20 61,20 UMR (Rp) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,48 4,79 4,50 Tingkat Kesempatan Kerja (%) 94,52 95,21 95,30 Sumber: BPS Kota Mataram, 2015 Pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Kota Mataram telah diikuti oleh peningkatan penyerapan tenaga kerja. Hal ini tercermin pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun di tahun 2015 sebesar 0,29 persen dari tahun Artinya, bahwa lapangan pekerjaan di Kota Mataram meningkat, walaupun belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk Kota Mataram. Target ketersediaan lapangan kerja tercermin dalam Tingkat Kesempatan Kerja. Target Tingkat Kesempatan Kerja (%) sebesar 95,3 persen merupakan salah satu syarat dalam mendukung target penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2015 yang ditetapkan. Walaupun tingkat pengangguran terbuka diproyeksikan menurun, namun perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2015 ditargetkan untuk tetap seperti tahun 2014 yaitu sebesar 61,20 persen. Hal tersebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

122 dikarenakan potensi urbanisasi dari daerah sekitar yang menyebabkan bertambahnya jumlah angkatan kerja selain dari penduduk Kota Mataram yang memasuki usia produktif. Sehingga target di tahun 2015 adalah peningkatan penyediaan lapangan kerja harus sebanding dengan meningkatnya jumlah tambahan angkatan kerja. Grafik 3.5. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Mataram Tahun TPAK (%) TPT (%) TPAK TPAK (%) TPT (%) Sumber : BPS Kota Mataram, TPT Kecenderungan lebih tingginya angka TPT Kota Mataram disebabkan sifat formal atau sektor sekunder dan tersier dari peluang kerja yang tersedia di wilayah dengan klasifikasi kota. Kondisi yang sangat mungkin berbeda dengan wilayah perdesaan dengan sifat pekerjaan informal pertanian atau sektor primer. Oleh karena itu, sebagai upaya mengatasi masih tingginya angka pengangguran terbuka tersebut, maka fokus kebijakan pengembangan ekonomi di Kota Mataram mulai Tahun 2016 diarahkan pada Usaha Mikro Kecil Menengah baik di sektor primer, sekunder dan tersier serta menciptakan iklim investasi yang baik guna mendorong terciptanya peluang usaha Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 dan Tahun 2017 Pada tahun 2016 laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram direncanakan tumbuh sebesar 8,58 persen. Berdasarkan target pertumbuhan tersebut maka nilai PDRB ADHB di proyeksikan sebesar Rp. 10,85 Triliyun, sedangkan nilai Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

123 PDRB ADHK diproyeksikan sebesar Rp. 3,35 Triliyun. Proyeksi ini menitikberatkan metode proyeksi trend pertumbuhan serta memperhatikan geliat pertumbuhan dan ekspansi swasta pada beberapa tahun terakhir di Kota Mataram. Proyeksi ekonomi tahun 2016 tersebut juga mensyaratkan kebutuhan investasi pemerintah, masyarakat dan dunia usaha secara proporsional. Gambaran demografi pada tahun 2016, diproyeksikan bahwa jumlah penduduk Kota Mataram sebesar jiwa. Angka ini didasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan penduduk 2 persen. Berkaitan dengan hal tersebut maka PDRB perkapita penduduk Kota Mataram tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp. 23,67 juta/orang berdasarkan harga berlaku dan Rp. 7,32 juta/orang berdasarkan harga konstan. Sektor Tabel 2.6 Target PDRB Kota Mataram Tahun 2016 Target PDRB ADHB (Ribu Rp.) Target PDRB ADHK (Ribu Rp.) Target Laju PDRB ADHK (1) (2) (3) (5) Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB (%) Pada Tahun 2016, target penyumbang terbesar PDRB Kota Mataram masih bersumber dari sektor perdagangan hotel dan restoran yang diikuti oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang keduanya masing-masing menyumbang diatas Rp. 2 Trilliyun. Sedangkan untuk target laju pertumbuhan tertinggi adalah dari sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 11,52 persen. Adapun laju sektor perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan penyumbang terbesar ditargetkan memiliki laju pertumbuhan sebesar Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

124 10,55 persen. Laju sektor terbesar lainnya adalah dari sektor Listrik, Gas, Air sebesar persen serta Bangunan sebesar persen. Pembangunan perekonomian di Kota Mataram tentu mempunyai beberapa tantangan dan juga prospek yang keduanya dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan ekonomi itu sendiri. Prospek tentu akan menjadi dukungan yang kuat dalam pembangunan bila dimanfaatkan dengan tepat, tantangan juga dapat dijadikan pendorong dalam pembangunan ekonomi itu sendiri. Dibawah ini beberapa tantangan dan prospek perkembangan perekonomian Kota Mataram: Tantangan 1. Tingkat kesejahteraan masyarakat masih rentan terhadap gejolak harga. Pengurangan subsidi BBM tahun 2015 dan kebijakan nasional menentukan harga BBM sesuai harga pasar berpotensi pada peningkatan harga di tahun Tingkat Pengangguran Terbuka terus menurun, namun kategori pengangguran tersembunyi dan pekerja informal masih relatif tinggi. 3. Arah perkembangan perekonomian Kota Mataram cenderung pada perdagangan dan jasa. 4. Kota Mataram sebagai pusat kegiatan nasional, berkembangnya industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) 5. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan pemahaman publik di kalangan Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat di daerah tentang manfaat dan peluang yang dapat diperoleh dengan pelaksanaan MEA Tidak sebandingnya kenaikan jumlah penduduk angkatan kerja dengan penyediaan lapangan kerja dan rendahnya relevansi antara lulusan dan keperluan pasar kerja. 7. Penciptaan wirausahawan baru untuk menyerap angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan. Prospek 1. Geliat ekonomi yang terjadi selama kurun waktu 5 tahun terakhir yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi berkisar 7-8 % dapat menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan dalam menggenjot perekonomian dan mengarahkan perekonomian rakyat untuk dapat berpartisipasi ditengah momentum ini. 2. Posisi geografis Kota Mataram yang terletak pada kawasan segitiga emas pariwisata yaitu Bali-Toraja-Komodo dan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) serta lintas transportasi darat nasional merupakan peluang yang strategis bagi pengembangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

125 investasi dan Kota Mataram memiliki keunggulan dibidang perdagangan dan jasa dibandingkan daerah sekitar di Nusa Tenggara Barat yang menunjang destinasi wisata yang ada dan tersebar di wilayah Pulau Lombok. 3. Kebijakan Otonomi Daerah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah dalam mengurus daerahnya, sehingga dapat membuka peluang bagi daerah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam segala aspek pembangunan yang disesuaikan dengan kondisi riil daerah. Dengan demikian kebijakan-kebijakan tersebut akan dapat diimplementasikan secara nyata. 4. Meningkatkan kualitas good governance secara nasional. Globalisasi berdampak sangat luas terhadap semua aspek kehidupan masyarakat termasuk diantaranya meningkatnya tuntutan terhadap Good Governance. Meningkatnya tuntutan terhadap Good Governance ini merupakan peluang bagi semua komponen kota untuk membenahi diri dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang transparan, profesional, responsif dan akuntabel sehingga visi pemerintah kota dapat diwujudkan. 5. Hubungan internasional yang bersifat global seperti Asean Free Trade Area (AFTA), Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade Organization (WTO) memberi peluang yang besar untuk mendayagunakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menjangkau pasar kerja global. Selain itu, adanya kepercayaan dunia internasional yang cukup tinggi terhadap tenaga kerja Indonesia dapat memberi peluang tingginya penyerapan tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran akan semakin rendah. 6. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sehingga di tahun 2016 akan tersedia pasar baru bagi barang, jasa, investasi, pekerja terampil dan arus modal di kawasan ASEAN Arah Kebijakan Keuangan Daerah Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Sumber sumber Keuangan Daerah secara proporsional diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, penggalian sumber sumber potensi baru untuk menambah penerimaan PAD, serta perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah. Sumber Pembiayaan Pemerintah Daerah dalam rangka perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah diperoleh berdasarkan asas desentralisasi. Pemerintah Kota sebagai daerah otonom, berhak, berwenang, dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan memanfaatkan sumber Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

126 sumber keuangan yang dimilikinya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi dan pemerintah kota sehingga tidak terjadi overlapping untuk membangun kebersamaan dalam meningkatkan kesejahteraan. Proyeksi keuangan Daerah Kota Mataram dapat dianalisis dari kinerja Pemerintah Kota dalam mengelola keuangan daerah, baik dari segi realiasasi pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah. Kinerja Pemerintah Kota dalam menghimpun pendapatan daerah ditargetkan pada APBD tahun 2015 sebesar Rp 1,12 triliyun dan estimasi tahun anggaran 2016 menjadi Rp 1,16 triliyun atau naik 3,49%. Komponen realiasasi pendapatan daerah terdiri dari PAD tahun 2015 sebesar Rp 196,89 miliyar menjadi Rp 215,78 miliyar pada tahun Sedangkan dana perimbangan tahun 2015 sebesar Rp. 708,47 miliyar menjadi Rp. 739,23 miliyar pada tahun 2016 atau naik sebesar 4,34 % dan lain lain Pendapatan yang sah tahun 2015 sebesar Rp. 212,47 miliyar menjadi Rp 201,84 miliyar pada tahun Kinerja Pemerintah Kota Mataram dalam upaya pelayanan kepada masyarakat tercermin dalam realiasi belanja daerah. Pada tahun 2015 tercatat belanja daerah sebesar Rp 1,2 triliyun dan estimasi tahun 2016 menjadi Rp 1,19 triliyun atau menurun sebesar 0,77%. Dimana komponen belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada RKPD Tahun Anggaran 2016, dialokasikan dana untuk Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 671,64 miliyar meliputi: Belanja Pegawai sebesar Rp 634,75 miliyar; Belanja Hibah dialokasikan sebesar Rp 16,89 miliyar; Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp. 17,06 miliyar; Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp. 912,79 juta; Belanja Tak Terduga sebesar Rp. 2,02 miliyar. Sedangkan Belanja Langsung dialokasikan dana sebesar Rp 524,81 miliyar meliputi: Belanja Pegawai sebesar Rp 84,22 miliyar; Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 250,69 miliyar; dan Belanja Modal sebesar Rp. 189,91 miliyar. Penerimaan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 101,052 miliyar sedangkan pada Tahun Anggaran 2016 ditargetkan sebesar Rp. 55 miliyar turun sebesar Rp.46,52 miliyar atau sebesar 45,82 persen. Pengeluaran pembiayaan pada tahun anggaran 2015 sebesar Rp. 13,56 miliyar dan pada tahun anggaran 2016 diperkirakan sebesar Rp. 15,40 miliyar atau naik sebesar 13,57 persen yang diarahkan pada penyertaan modal (Investasi) Pemerintah Daerah kepada PT. BPR NTB Mataram, PDAM Giri Menang, PT. Bank NTB dan PT. Jamkrida Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

127 NTB. Proporsi terbesar penyertaan modal diarahkan kepada PDAM Giri Menang dalam upaya meningkatkan akses warga miskin Kota Mataram mendapatkan cakupan air bersih dari PDAM Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diperlukan agar dana pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat digunakan secara efektif dan efisien. Dimana Arah kebijakan berisi uraian tentang kebijakan yang akan dipedomani oleh Pemerintah Daerah dalam mengelola pendapatan daerah, belanja daerah,dan pembiayaan daerah. Pengelolaan Keuangan Pemerintah Kota Mataram mencakup kebijakan pengelolaan Penerimaan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah agar ketergantungan pada Pemerintah Pusat dapat diminimalisir. Selain itu kebijakan keuangan daerah juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas potensi ekonomi wilayah dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi daerah, meningkatkan kemandirian dan daya saing sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pelayanan publik serta sumberdaya manusia dengan mempertimbangkan sensitivitas gender dan pranata sosial. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah yang tercermin dalam APBD sesuai dengan maksud yang diamanatkan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yaitu disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dari setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasar. Asumsi yang dimaksud adalah mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangan, perkembangan ekonomi makro Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

128 anggaran yang bersangkutan. Pada Pasal 285 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa sumber Pendapatan Daerah terdiri atas: (i) Pendapatan Asli Daerah meliputi: Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah; (ii) Pendapatan transfer meliputi: transfer Pemerintah Pusat (terdiri atas dana perimbangan; dana otonomi khusus; dana keistimewaan; dan dana Desa) dan transfer antar-daerah (terdiri atas pendapatan bagi hasil; dan bantuan keuangan), dan Kota Mataram menerima pendapatan transfer Pemerintah Pusat melalui Dana Perimbangan; dan (iii) Lain-lain pendapatan Daerah yang sah, merupakan seluruh pendapatan Daerah selain pendapatan asli Daerah dan pendapatan transfer, yang meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Mataram diarahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan agar proporsi dana dari Pemerintah Pusat dapat diturunkan, dan ditujukan untuk meningkatkan kualitas potensi ekonomi wilayah dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi daerah, meningkatkan kemandirian dan daya saing sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pelayanan publik serta sumberdaya manusia dengan mempertimbangkan pengarusutamaan gender dan pranata sosial. Pendapatan Asli Daerah khususnya yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah telah memberikan kontribusi yang signifikan dan telah diatur melalui Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pajak Hotel; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pajak Sarang Burung Walet; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Reklame; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Penerangan Jalan; Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa umum, Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 15 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu dan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 16 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

129 Arah kebijakan yang perlu diambil dalam melaksanakan upaya-upaya peningkatan Pendapatan Daerah melalui penggalian dan optimalisasi potensi serta sosialisasi kepada masyarakat perlu disertai dengan tertib administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Demikian pula peningkatan kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan secara profesional melalui peningkatan kompetensi aparatur daerah, kualitas kinerja layanan lembaga serta penyederhanaan prosedur pengelolaan pendapatan daerah menuju terpenuhinya kepuasan pelayanan publik. Dalam upaya peningkatan Pendapatan Daerah yang berorientasi pada kepuasaan pelayanan publik, maka Strategi Kebijakan Pendapatan Tahun Anggaran 2016 diarahkan pada: 1) Penggalian potensi pendapatan daerah melalui updating database potensi; 2) Peningkatan partisipasi publik (swasta dan masyarakat) dalam pendapatan daerah melalui penerapan insentif dan disinsentif; 3) Peningkatan kualitas aparatur pendapatan daerah; 4) Optimalisasi sistem dan tata laksana pendapatan daerah, termasuk kualitas hubungan dan kerjasama antar SKPD pengelola PAD; 5) Peningkatan keterlibatan seluruh stakeholder pendapatan daerah melalui koordinasi dan kemitraan; 6) Penegakan peraturan bidang pendapatan daerah melalui sosialisasi dan penertiban. Sementara itu, Pendapatan Daerah yang bersumber dari Dana Perimbangan diharapkan terus meningkat melalui koordinasi dan konsultasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam rangka peningkatan pendapatan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) khususnya dalam penentuan variabel/ komponen berpengaruh terhadap penghitungan jumlah DAU maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk melakukan rasionalisasi terhadap beberapa kegiatan yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi yang dinilai tidak efektif dan selanjutnya dialihkan kepada DAK diperkirakan akan meningkatkan target pendapatan Dana Perimbangan; juga untuk peningkatan pendapatan daerah yang bersumber Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dapat terus ditingkatkan. Mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

130 Pengelolaan Keuangan Daerah, target Pendapatan Daerah Kota Mataram TA diupayakan disusun berdasarkan perkiraan yang rasional dan terukur serta melihat perkembangan realisasi tahun sebelumnya. Target Pendapatan Daerah TA direncanakan mengalami peningkatan sebesar 3,49 persen dengan menetapkan target peningkatan pada royalti Mataram Mall serta pajak parkir Arah Kebijakan Belanja Daerah Arah pengelolaan belanja daerah diarahkan kepada target kinerja masingmasing SKPD serta pemenuhan kebutuhan operasional pelayanan publik. Dengan demikian dapat diciptakan akuntabilitas penggunaan anggaran yang baik dan bertanggung jawab. Disamping itu, aspek efisiensi dengan mengendalikan pengeluaran/belanja daerah yang bijak diperlukan untuk dapat menghindari pemborosan anggaran untuk belanja yang tidak bersifat penting atau dibutuhkan dalam menunjang kinerja SKPD. Kebijakan belanja daerah tahun 2016 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif, antara lain melalui: 1. Pemenuhan hasil kesepakatan Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat (MPBM) yaitu target pemerintah Kota Mataram Tahun 2016 adalah fokus dalam penanganan persampahan perkotaan. 2. Esensi utama penggunaan dana APBD adalah untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat oleh karena itu akan terus dilakukan peningkatan program-program yang berorientasi pada masyarakat dan berupaya melaksanakan realisasi belanja daerah tepat waktu dengan mendorong proses penetapan Perda APBD secara tepat waktu pula. 3. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai sistem pelaporan yang makin akuntabel. 4. Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost secara terukur dan terarah, yaitu: a. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan operasional kantor (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet, dan service mobil); b. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai pelaksanaan TUPOKSI SKPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi, pengendalian dan evaluasi, dan perencanaan; c. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung program-program pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan SKPD, program/kegiatan yang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

131 NO telah menjadi komitmen Pemerintah Kota Mataram (committed budget), bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 5. Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS, belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial, belanja bantuan dengan prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang. 6. Penggunaan anggaran berbasis pada prioritas pembangunan yaitu Common Goals dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan visi dan misi Pemerintah Kota Mataram, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur. Agar hasil pembangunan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, penetapan skema kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah daerah harus disesuaikan dengan aspirasi-aspirasi masyarakat yang tertuang dalam forum MPBM (Musyawarah Pembangunan Bermitra Masyarakat) yang terbagi menjadi MPBM Informasi, MPBM Perencanaan, MPBM Pelaksanaan dan Pengendalian, serta MPBM Evalusi dan Tindak Lanjut. Realisasi dan proyeksi belanja daerah tahun 2012 s.d dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 3.6 Realisasi Dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011 s.d 2016 (Dalam Milyar) Uraian Realisasi Tahun 2012 (n-3) (Milyar) Realisasi Tahun 2013 (n-2) (Milyar) Jumlah Tahun Berjalan 2014 (n-1) (Milyar) Proyeksi/ Target pada Tahun Rencana 2015 (n) (Milyar) Proyeksi/ Target pada Tahun 2016 (n+1) (Milyar) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2.1 Belanja Tidak Langsung 448,11 526, , , ,640*) Belanja pegawai 401, , , , ,757*) Belanja hibah 25,98 23,418 36,726 30,615 16,885*) Belanja bantuan sosial 17,29 20,134 25,762 26,000 17,059*) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa* *) Belanja tidak terduga 3,00 2,900 1,500 2,025 2,025*) 2.2 Belanja Langsung 313,68 430, , , ,818*) Belanja pegawai 55,65 67,773 67,901 84,514 84,225*) Belanja barang dan jasa 104,04 126, , , ,686*) Belanja modal 153,99 236, , , ,907*) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

132 NO Uraian Realisasi Tahun 2012 (n-3) (Milyar) Realisasi Tahun 2013 (n-2) (Milyar) Jumlah Tahun Berjalan 2014 (n-1) (Milyar) Proyeksi/ Target pada Tahun Rencana 2015 (n) (Milyar) Proyeksi/ Target pada Tahun 2016 (n+1) (Milyar) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) TOTAL JUMLAH BELANJA 761,79 957, ,056 1,205,803 1,196,459*) Sumber: APBD Kota Mataram dan proyeksi berdasarkan prioritas pembangunan Dapat dilihat bahwa anggaran belanja dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan adanya penyesuaian pada peningkatan harga dan juga peningkatan program dan kegiatan pemerintah daerah. Berdasarkan Tabel diatas, bahwa anggaran belanja APBD murni 2013 sebesar Rp. 957,516 milyar mengalami kenaikan dari anggaran murni 2012 sebesar Rp. 761,79 milyar. Pada tahun anggaran 2014 jumlah anggaran belanja daerah berdasarkan prioritas program pembangunan SKPD meningkat menjadi sebesar Rp ,056 milyar atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 126,539 milyar dari jumlah anggaran belanja daerah pada tahun Khusus proyeksi tahun 2016, asumsinya adalah sebagai berikut: Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung tahun 2015 dan 2016 dengan asumsi kebutuhan gaji pegawai hinga 13 bulan, kebutuhan untuk Tunjangan Hari Raya PNS, dan 2,5% untuk acrees. Belanja hibah pada tahun 2016 disesuaikan dengan prioritas kegiatan sesuai dengan kemampuan daerah dan peraturan perundang-undangan. Belanja Pegawai pada Belanja Langsung disesuaikan dengan prioritas dan menyesuaikan dengan kenaikan standar satuan harga. Belanja barang dan jasa pada Belanja Langsung diproyeksikan mengalami kenaikan disesuaikan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dan standar satuan harga. Belanja Modal pada Belanja Langsung diperkirakan mengalami penurunan sebagai akibat telah selesainya pembangunan infrasruktur yang didanai oleh dana pinjaman daerah. Kebijakan belanja daerah pada tahun 2015 tetap diarahkan untuk mencapai target dan sasaran RPJMD melalui program prioritas dengan program-program sebagai berikut : 1) Program Unggulan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing : 1. Pengembangan mutu dan layanan pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

133 2. Penambahan jumlah status Puskesmas dari rawat jalan menjadi rawat inap. 3. Optimalisasi penyelenggaraan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat. 4. Optimalisasi program strategis penanggulangan kemiskinan dan Anjal berbasis Pemberdayaan. 2) Program Unggulan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat : 1. Pengembangan Ekonomi Lokal 2. Penciptaan Wira Usaha Baru 3. Pengembangan sistem dan sarana pendukung usaha bagi UMKM 4. Pengembangan pemasaran dan destinasi pariwisata 5. Pemberdayaan kesejahteraan petanian masyarakat pesisir 6. Penataan struktur dan klaster industri 7. Pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah 8. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 9. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi 3) Peningkatan daya dukung infrastruktur perkotaan dalam rangka pencapaian peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi rakyat 1. Peningkatan akses antar wilayah dan peningkatan jaringan jalan 2. Pengurangan jumlah titik genangan 3. Peningkatan upaya kesiapsiagaan bencana alam 4. Peningkatan kualitas kawasan perumahan dan permukiman 5. Peningkatan pelayanan kebersihan 6. Penambahan kuantitas dan kualitas Ruang Terbuka Hijau Untuk sasaran, strategi dan program pembangunan Kota Mataram tahun 2015 diuraikan secara detail pada Bab IV, sedangkan rencana program dan kegiatan prioritas tahun 2015 berdasarkan urusan kewenangan pemerintah daerah diuraikan pada Bab V Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Kebijakan pembiayaan timbul karena jumlah pengeluaran daerah lebih besar daripada penerimaan daerah sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan pembiayaan mencakup Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA), Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

134 pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman dan penerimaan kembali pemberian pinjaman. Untuk pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal Pemerintah Daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman. Kebijakan pembiayaan daerah diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya strategis, dan membutuhkan penanganan segera guna mencapai target dan sasaran 3 (tiga) Program Unggulan Pembangunan Kota Mataram sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Mataram tahun Kebijakan pembiayaan daerah tahun 2015, diarahkan dengan strategi sebagai berikut: 1. Apabila APBD surplus maka perlu dilakukan transfer ke persediaan kas dalam bentuk penyertaan modal maupun sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan. 2. Apabila APBD defisit maka perlu memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu dan melakukan rasionalisasi belanja. 3. Apabila sisa lebih perhitungan anggaran tidak mencukupi untuk menutup defisit APBD maka ditutup dengan dana pinjaman. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

135 BAB 4 PRIORITAS dan SASARAN PEMBANGUNAN Bagian ini memuat uraian tentang prioritas dan sasaran pembangunan daerah Tahun 2017 berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun 2015 dan target yang direncanakan dalam RKPD Tahun 2016, sehingga dapat digambarkan permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis yang mendesak dengan mempertimbangkan kerangka ekonomi daerah dan kemampuan pendanaan dalam Tahun Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 Secara khusus, tujuan pembangunan nasional bagi bangsa Indonesia telah digariskan dalam Pembukaan Undang-Undang (UUD) 1945 yaitu: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Untuk memudahkan tercapainya cita-cita mulia tadi, suatu perencanaan pembangunan memerlukan penetapan tahapan-tahapan berikut prioritas pada setiap tahapannya baik jangka panjang, jangka menengah maupun tahunan. Visi Pembangunan Nasional sebagaimana yang tercantum pada Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun yang merupakan tahapan ketiga dari RPJPN adalah: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong. Upaya untuk mewujudkan Visi adalah melalui penerapanan 7 Misi Pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

136 bawah ini: Secara umum, Strategi Pembangunan Nasional ditunjukkan dalam Gambar 4.1 di Gambar 4.1. Strategi Pembangunan Nasional Untuk menunjukan prioritas menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan Sembilan agenda prioritas yang disebut NAWACITA, meliputi: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

137 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sesuai dengan Visi pembangunan, maka pembangunan nasional akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup: 1. Sasaran Makro. a. Pembangunan manusia dan msyarakat b. Ekonomi Makro 2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat. a. Kependudukan dan Keluarga Berencana b. Pendidikan c. Kesehatan d. Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan e. Perlindungan Anak f. Pembangunan Masyarakat 3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan. a. Kedaulatan Pangan b. Kedaulatan Energi c. Maritim dan Kelautan d. Pariwisata dan Industri Manufaktur e. Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar dan Konektivitas 4. Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan. a. Menurunkan Kesenjangan Antar Kelompok Ekonomi b. Meningkatkan Cakupan Pelayanan Dasar dan Akses terhadap Ekonomi Produktif Masyarakat Kurang Mampu 5. Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan Antarwilayah. a. Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah 6. Sasaran Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan. a. Politik dan Demokrasi b. Penegakan Hukum c. Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi d. Penguatan Tata Kelola Pemerintah Daerah e. Pertahanan dan Keamanan Keterkaitan antara Dimensi Pembangunan dengan Nawa Cita dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Dimensi Pembangunan Manusia dengan prioritas: sektor pendidikan dengan melaksanakan Program Indonesia Pintar; sektor kesehatan dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat; perumahan rakyat; melaksanakan revolusi karakter bangsa; memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia; Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

138 dan melaksanakan revolusi mental. Program-program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita Kelima, Cita Kedelapan, dan Cita Kesembilan dari Nawa Cita (Agenda Pembangunan Nasional RPJMN ). b. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan dengan prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman, pariwisata, industri dan iptek. Program-program pembangunan dalam dimensi ini adalah penjabaran dari Cita Pertama, Cita Keenam, dan Cita Ketujuh dari Nawa Cita. c. Dimensi Pambangunan Pemerataan dan Kewilayahan dengan prioritas pada upaya pemerataan antar kelompok pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah. Program-program pembangunan dalam dimensi ini merupakan penjabaran dari Cita Ketiga, Cita Kelima, dan Cita Keenam. d. Kondisi Perlu yang memuat program untuk peningkatan kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, tata kelola dan reformasi birokrasi. Program-program pembangunan untuk menciptakan kondisi perlu ini merupakan penjabaran dari Cita Pertama, Cita Kedua, dan Cita Keempat. Pelaksanaan pembangunan tahun 2015 sebagaimana yang digariskan dalam RKP Tahun 2015 Perubahan diarahkan untuk meletakkan dasar fondasi bagi percepatan pencapaian tujuan pembangunan yaitu Indonesia yang lebih berdaulat dalam politik, lebih berdikari dalam bidang ekonomi, dan lebih berkepribadian dalam bidang kebudayaan. Pembangunan tahun 2016 dirancang juga sebagai keberlanjutan upaya yang telah dimulai tahun Dengan demikian, tema RKP 2016 adalah Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan Yang Berkualitas. Sesuai dengan tema tersebut, maka pembangunan nasional tahun 2016 akan diarahkan untuk mencapai sasaran Pembangunan yang mencakup: 1. Sasaran Pokok. 2. Sasaran Dimensi Pembangunan Manusia. a. Meningkatnya taraf pendidikan penduduk b. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat c. Meningkatnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) termasuk pekerja/buruh terhadap hunian layak d. Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan e. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan f. Meningkatkan akses terhadap layanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan g. Meningkatnya kualitas pendidikan karakter untuk membina budi pekerti, membangun watak, dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik h. Meningkatnya wawasan kebangsaan di kalangan anak usia sekolah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

139 i. Meningkatnya pemahaman mengenai pluralitas sosial dan keberagaman budaya dalam masyarakat j. Terbangunnya modal sosial guna mewujudkan kepedulian sosial k. Terbangunnya kesadaran kolektif untuk menjunjung tertib sosial l. Meningkatnya peran pranata sosial-budaya untuk memperkuat kohesi, harmoni dan solidaritas sosial berbasis nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab m. Meningkatnya ketaatan semua unsur didalam masyarakat terhadap hukum sesuai amanat konstitusi n. menguatnya lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan dan karakter bangsa o. Meningkatnya promosi dan diplomasi kebudayaan p. Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama q. Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan umat beragama r. Meningkatnya pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas pemuda s. Meningkatnya partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama t. Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional u. Kedaulatan Politik v. Kemandirian Ekonomi w. Kepribadian dalam Kebudayaan 3. Sasaran Dimensi Pembangunan Sektor-Sektor Unggulan. a. Ketahanan Pangan b. Ketahanan Air c. Dukungan Perdagangan d. menguatnya ketersediaan energi primer dari produksi minyak bumi yang didukung oleh produksi gas bumi dan batubara e. meningkatnya pemanfaatan sumber energi primer untuk penggunaan di dalam negeri f. meningkatnya pelayanan ketenagalistrikan yang ditandai oleh rasio elektrifikasi dan konsumsi listrik per kapita g. meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana energy h. Memperkuat Jatidiri sebagai Negara Maritim i. Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar j. Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan k. Pengembangan Perwilayahan Industri l. Peningkatan Populasi Industri m. Peningkatan Daya saing dan Produktivitas Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

140 n. target wisatawan nusantara menjadi 260 juta kunjungan, wisatawan asing 12 juta orang, dan devisa dari sektor pariwisata sebanyak Rp 172,8 Triliun o. Pariwisata p. Meningkatnya daya saing sektor produksi barang dan jasa q. Meningkatnya keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam r. Meningkatnya penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global s. Meningkatnya dukungan bagi kegiatan iptek termasuk penyediaan SDM, sarana prasarana, kelembagaan, dan jaringan t. Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi 4. Sasaran Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan a. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan b. meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di masing-masing wilayah c. pembangunan konektivitas melalui sarana transportasi d. Meningkatnya Kapasitas Keuangan PemerintahanMeningkatnya Kapasitas Keuangan Pemerintahan e. Meningkatnya Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah f. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Daerah. g. Pembangunan Daerah Tertinggal h. Pembangunan Kawasan Perbatasan i. Pengembangan Kawasan Strategis j. Penanggulangan Bencana k. meningkatnya aspek pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas, pelayanan publik, dan penyelenggaraan pemerintahan desa pada desa tertinggal dan pada 400 desa berkembang untuk menjadi desa mandiri l. Berkembangnya peran dan fungsi 2 Kawasan Metropolitan baru di luar Pulau Jawa Bali m. Menguatnya peran, fungsi, dan manajemen pembangunan di 2 Kawasan Perkotaan Metropolitan yang sudah ada n. Meningkatnya kapasitas sedikitnya 4 kota otonom di luar Pulau Jawa Bali sebagai kota berkelanjutan o. Perintisan 3 kota baru publik yang mandiri dan terpadu p. peningkatan keterkaitan kota-desa q. pengembangan sistem transportasi perkotaan yang modern dan maju r. meningkatnya kualitas dan kuantitas RTR serta terwujudnya tertib pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang s. Reforma Agraria 5. Sasaran Dimensi Pembangunan Kondisi Perlu a. Pelaksanaan Kepastian Hukum Hak Atas Tanah b. Penegakan Hukum yang Berkeadilan Pemberantasan Korupsi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

141 c. Memberantas Narkoba dan Psikotropika d. Menguatkan Sistem Pertahanan Nasional e. Membangun Industri Pertahanan Nasional f. Membangun Polri Professional g. Melaksanakan Politik Luar Negeri Bebas Aktif h. Memperkuat Peran Indonesa dalam Kerjasama Global dan Regional i. Meminimalisasi Dampak Globalisasi j. Melanjutkan Konsolidasi Demokrasi untuk Memulihkan Kepercayaan Publik k. meningkatkan kualitas Tata kelola dan Reformasi Birokrasi l. Terselenggarnya sensus ekonomi tahun 2016 untuk data dasar seluruh kegiatan ekonomi selain sektor pertanian m. Meningkatnya kualitas data dan informasi statistik di bidang ekonomi n. Tersedianya dan tersajikannya data dasar seluruh kegiatan ekonomi, kecuali sektor pertanian yang sesuai dengan kebutuhan penyusunan berbagai kebijakan dan perencanaan pembangunan o. Tersedianya data yang memberi gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi p. Tersedianya informasi dasar karakteristik usaha di Indonesia dan daya saing bisnis di Indonesia untuk semua sektor ekonomi kecuali sektor pertanian. Dalam RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat tertuang Visi pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun , adalah: Mewujudkan Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman, Berbudaya, Berdayasaing dan Sejahtera. Visi pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun tersebut diwujudkan melalui 7 Misi Pembangunan, yakni: 1. Mempercepat perwujudan masyarakat yang berkarakter. 2. Mengembangkan budaya dan kearifan lokal. 3. Melanjutkan ikhtiar reformasi birokrasi yang bersih dan melayani, penegakan hukum yang berkeadilan, dan memantapkan stabilitas keamanan. 4. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia yang berdayasaing. 5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat penurunan kemiskinan, dan mengembangkan keunggulan daerah. 6. Melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas wilayah berbasis tata ruang. 7. Memantapkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun telah ditetapkan, bahwa: Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

142 Visi Kota Mataram Tahun adalah "Terwujudnya Kota Mataram yang Religius, Maju, dan Berbudaya sebagai Pusat Pemerintahan, Perdagangan dan Jasa Tahun 2025". Untuk mencapai Visi tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah menetapkan tujuh Misi pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan Masyarakat yang Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Moral dan Etika. 2. Mewujudkan Keberdayaan Masyarakat dalam Aspek Ekonomi, Sosial Budaya, Politik dan Hukum. 3. Mewujudkan SDM yang berkualitas dan menguasai IPTEK serta diimbangi dengan IMTAQ. 4. Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing Daerah dalam menghadapi Era Globalisasi. 5. Mewujudkan Penyelenggaraan Kepemerintahan Yang Baik. 6. Mewujudkan Pengelolaan Potensi dan Sumber Keuangan Daerah Yang Efektif, Efisien dan Akuntabel. 7. Mewujudkan Pengelolaan Potensi SDA Berdasarkan Prinsip Kelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Yang Berkelanjutan Prioritas Pembangunan Pencapaian sasaran Nawa Cita berdasarkan 3 (tiga) dimensi pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN memiliki skala prioritas untuk tahun 2016 sebagai berikut : 1. Tercapainya peningkatan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan jaminan sosial, serta pembentukan mental/karakter bangsa, budi pekerti, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air serta semangat bela Negara. 2. Mendukung terwujudnya stabilitas dan kedaulatan pangan melalui reformasi agrarian, untuk pengendalian pemafaatan lahan pertanian, pendistribusian bibit dan pupuk, peningkatan biaya operasi, dan pemeliharaan irigasi dalam upaya peningkatan produktifitas pertanian dan nilai tambah petani untuk hidup layak dan lebih sejahtera. 3. Terciptanya pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, antarwilayah, antardesa dan pinggiran serta antarkawasan. Hal tersebut bertujuan agar tercapai pemerataan pembangunan antar wilayah yang seimbang yang dapat mengurangi kesenjangan pembangunan di masing-masing wilayah. 4. Terpelihara dan terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan baik di bidang maritime, energi, pariwisata, maupun stabilitas dan kedaulatan pangan. Hal tersebut bertujuan agar tersedianya jaringan infrastruktur perhubungan dengan berbagai moda transportasi yang mengedepankan pelayanan cepat, tepat, murah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

143 dan aman, sehingga akan mendorong efisiensi dan efektifitas kelancaran arus orang dan distribusi barang serta jasa yang dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan menekan harga inflasi. 5. Penguatan dan peningkatan kapasitas aparatur daerah antara lain melalui pendidikan, pelatihan, pendampingan dan sosialisasi regulasi dalam upaya peningkatan kinerja sesuai bidang tugas dan fungsi masing-masing. Arah pembangunan wilayah dalam RPJMN dibagi menjadi tujuh wilayah pembangunan, yaitu: Wilayah Papua, Wilayah Maluku, Wilayah Nusa Tenggara, Wilayah Sulawesi, Wilayah Kalimantan, Wilayah Jawa-Bali, dan Wilayah Sumatera. Pembangunan Kota Mataram termasuk dalam arah pengembangan wilayah ketiga yaitu Pembangunan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara sebagai: 1. Pintu gerbang pariwisata ekologis melalui pengembangan Industri Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE); 2. Penopang pangan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan, garam, dan rumput laut; 3. Pengembangan industri berbasis peternakan sapi dan perkebunan jagung; 4. Pengembangan industri mangan dan tembaga. Tujuan pengembangan Wilayah Nusa Tenggara tahun adalah mendorong percepatan dan perluasan pembangunan Wilayah Nusa Tenggara dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui: (a) pengembangan pariwisata ekologis, serta pengembangan industri berbasis komoditas peternakan terutama sapi, garam, rumput laut, jagung, mangan, dan tembaga, (b) penyediaan infrastruktur wilayah, (c) peningkatan SDM dan ilmu dan teknologi secara terus menerus. Adapun sasaran pengembangan Wilayah Nusa Tenggara pada tahun adalah sebagai berikut: 1. Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Wilayah Pulau Nusa Tenggara; 2. Mengurangi adanya kesenjangan antar wilayah di Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara; 3. Mendorong pertumbuhan pembangunan kawasan perkotaan di Nusa Tenggara; 4. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan; 5. Meningkatkan keterkaitan desa-kota; 6. Mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman; 7. Otonomi Daerah; 8. Sasaran Penanggulangan Bencana di Wilayah Nusa Tenggara. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

144 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara dalam RPJMN yang bersesuaian dengan pembangunan di Kota Mataram dapat dilihat pada tabel berikut ini: No II I Tabel 4.1. Matrik Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara RPJMN Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan 1. Pengembangan Kawasan Perkotaan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara a. Percepatan Penguatan Konektivitas b. Penguatan kemampuan SDM dan IPTEK c. Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha a. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN) Strategi Pengembangan di Kota Mataram 1. Pembangunan Jalan Penghubung Kawasan Strategis 1. Pembangunan Technology Park bidang komoditas sapi, garam, rumput laut, dan jagung serta pariwisata untuk meningkatkan inovasi teknologi. 1. Memberikan pelayanan terpadu satu pintu dan penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi secara Elektronik (SPIPISE) bidang perindustrian, perdagangan, pertanahan, penanaman modal 2. Melaksanakan sosialisasi terkait dengan pemanfaatan lahan sebagai peruntukan investasi 1. Membentuk Kawasan perkotaan metropolitan (Mataram Raya) yang berperan sebagai PKN dalam rangka membangun koridor ekonomi wilayah timur Indonesia, mengurangi urbanisasi dari Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, dan NTT ke Kota Mataram Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

145 No Arah Kebijakan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara Strategi Pengembangan di Kota Mataram 2. Meningkatkan aksesibilitas berbasis kepulauan antar PKN (kawasan perkotaan Sarbagita), PKW (Praya, Raba, dan Sumbawa Besar), dan PKL (Ende) disekitar Kota Mataram melalui penyediaan simpul transportasi terutama laut dan udara 3. Mengembangkan konektivitas dengan Pulau Bali pada sektor unggulan pariwisata b. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada pada kawasan Metropolitan Mataram Raya dan Kota Sedang di Wilayah Nusa Tenggara c. Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana 1. Mempercepat pemenuhan dan peningkatan pelayanan saranaprasarana permukiman 2. Meningkatkan aksesibilitas antar kota melalui penyediaan sarana transportasi umum antarmoda khususnya transportasi laut dan darat secara terpadu dan optimal sebagai penghubung Nusa Tenggara Bagian Barat dan Bagian Timur 3. Menyediakan sarana prasarana pemerintahan dan ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan jasa serta pariwisata yang mampu mengakomodasi kegiatan koperasi, UMKM, industri pengolahan kecil dan menengah 4. Menyediakan sarana pengolahan perindustrian khususnya industri pengolahan untuk mengakomodasi dan mengembangkan kawasan perindustrian yang sudah ditetapkan 5. Menyediakan pelayanan prasarana sarana kesehatan, pendidikan, sosial budaya, dan keamanan kota serta meningkatkan modal sosial masyarakat serta memberikan rasa aman dan tentram bagi masyarakat kota 1. Mewujudkan penyelenggaraan ruang yang efisien dan berkeadilan serta ramah lingkungan 2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

146 No Arah Kebijakan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara Strategi Pengembangan di Kota Mataram upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan mitigasi bencana (urban resilience) 3. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dan bencana 4. Mengembangkan dan menerapkan konsep kota hijau melalui: green openspace (ruang terbuka hijau), green waste (pengelolaan sampah dan limbah melalui 3R )untuk pengurangan tingkat pencemaran di darat, laut, dan udara, pemanfaatan energi alternatif dan terbarukan, pemanfaatan daur ulang d. Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota e. Kebijakan untuk Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan 1. Mengembangkan pencitraan kota (city branding) melalui produk unggulan, SDM unggulan dan memiliki karakter sosial budayalokal yakni potensi pariwisata; 2. Menyediakan layanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan seluruh sektor dalam bentuk e-government pada sektor pemerintahan, e-commerce pada sektor perdagangan, e-procurement atau lelang elektronik 3. Menyediakan layanan publik serta perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana prasarana kota melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam bentuk egovernment dan e- commerce 4. Mengembangkan pasar keuangan dalam bentuk penyediaan kredit lunak kepada industri kecil, koperasi dan UMKM 1. Mewujudkan sistem, peraturan dan prosedur dalam birokrasi kepemerintahan kota yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat kota Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

147 No Arah Kebijakan 2. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Nusa Tenggara Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara 1. Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desakota melalui pengembangan klaster khususnya agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi Strategi Pengembangan di Kota Mataram 2. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota yang visioner dan kapasitas aparatur pemerintah dalam membangun dan mengelola kota berkelanjutan, baik melalui kota layak dan nyaman, kota hijau, maupun kota cerdas, melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan scr bersikenambungan 3. Menyederhanakan proses perijinan dan berusaha bagi para pelaku ekonomi termasuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 4. Membangun dan mengembangkan kelembagaan dan kerjasama pembangunan antar kota, untuk mewujudkan kota berkelanjutan 5. Mengembangkan dan menyediakan pusat data informasi perkotaan terpadu yang mudah diakses 6. Meningkatkan peran swasta, organisasi masyarakat, dan organisasi profesi secara aktif, baik dalam forum dialog perencanaan dengan pemerintah dan masyarakat perkotaan, maupun dalam pembangunan kota berkelanjutan, seperti: pembangunan infrastruktur perkotaan maupun masukan terhadap rencana tata ruang kota 1. Mengembangkan daya tarik wisata Taman Nasional dan sejarah di Kawasan Pariwisata Rinjani melalui peningkatan promosi dan ketersediaan infrastruktur penunjang, meliputi perbaikan akses menuju obyek wisata, peningkatan kualitas hotel, rumah makan, dan fasilitas umum 2. Mengembangkan Techno Park berbasis pertanian dan perikanan rakyat yg mendukung penerapan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah & daya saing industri pengolahan dan jasa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

148 No Arah Kebijakan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara 2. Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota- Desa Strategi Pengembangan di Kota Mataram IV Penanggulangan Bencana 1. Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan 1. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan dan penyelenggaraan kerjasama antar daerah dan kerjasama antar pemerintahswasta dalam tata kelola ekonomi lokal 2. Mengembangkan pendidikan kejuruan untuk memperkuat kemampuan inovasi, dan kreatifitas lokal di sektor pertanian dan perikanan 1. Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana, melalui penyusunan kajian dan peta risiko skala 1: pada kabupaten sasaran dan skala 1: pada kota sasaran 2. Integrasi kajian dan peta risiko dalam penyusunan dan review RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota 3. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD PRB) berdasarkan kajian dan peta risiko di 15 kabupaten/kota sasaran di Kepulauan Nusa Tenggara 4. Penyusunan rencana kontinjensi di 15 kabupaten/kota sasaran di Kepulauan Nusa Tenggara sebagai panduan kesiapsiagaan dan operasi tanggap darurat dalam menghadapi bencana gempa bumi,tsunami, letusan gunung api, kekeringan, banjir dan longsor 2. Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana 1. Mendorong dan menumbuhkan budaya sadar bencana dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kebencanaan di 15 kabupaten/kota sasaran di Kepulauan Nusa Tenggara Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

149 No Arah Kebijakan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara 3. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan penanggulangan bencana Strategi Pengembangan di Kota Mataram 2. Meningkatkan sosialisasi dan diseminasi pengurangan risiko bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, kekeringan, banjir dan longsor kepada masyarakat baik melalui media cetak, radio dan televisi, yang difokuskan di 15 kabupaten/kota sasaran di Kepulauan Nusa Tenggara 3. Bekerjasama dengan mitra pembangunan, OMS dan dunia usaha untuk mengurangi kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat di 15 kabupaten/kota sasaran di Kepulauan Nusa Tenggara 4. Membangun dan menumbuhkan kearifan lokal dalam upaya pengurangan risiko bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, kekeringan, banjir dan longsor. 1. Penguatan kapasitas apratur dan kelembagaan penanggulangan bencana di daerah, melalui penyediaan prasarana gedung kantor 2. Penyediaan sistem peringatan dini bencana tsunami, banjir dan letusan gunung di 15 kabupaten/kota sasaran di Kepulauan Nusa Tenggara serta memastikan berfungsinya sistem peringatan dini dengan baik 3. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dan pendidikan untukpencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana; 4. Melaksanakan simulasi dan gladi kesiapsiagaan tanggap darurat secara berkala dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, kekeringan, banjir dan longsor Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

150 No V VI Arah Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Nusa Tenggara Tata Kelola Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara 1. Struktur Ruang Wilayah 2. Pengembangan Kawasan Lindung Strategi Pengembangan di Kota Mataram 5. Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan (shelter/tempat evakuasi sementara, jalur evakuasi dan rambu-rambu evakuasi) menghadapi bencana, yang difokuskan pada kawasan rawan dan risiko tinggi bencana tsunami dan letusan gunung api 6. Pembentukan dan penguatan kapasitas forum pengurangan risiko bencana di daerah wilayah Nusa Tenggara 1. Mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan, industri kerajinan, dan industri jasa hasil peternakan yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu 2. Mengembangkan kawasan peruntukan industri berbasis komoditas perikanan dan kelautan 3. Strategi untuk arah kebijakan pengembangan jaringan prasarana dan sarana yang terpadu untuk mewujudkan poros Indonesia Bagian Tenggara dengan mengembangkan lintas penyeberangan untuk meningkatkan keterkaitan antarpulau dan antarwilayah. 1. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman perkotaan dan kawasan budi daya terbangun yang berada di kawasan rawan tanah longsor, gelombang pasang, banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, gerakan tanah, tsunami, dan abrasi 1. Penerapan standar pelayanan dan sistem pengaduan pada tiap pemerintah daerah yang terintegrasi dengan manajemen kinerja 2. Penguatan peran PTSP sebagai sarana penyederhanaan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

151 No Arah Kebijakan Strategi Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara Strategi Pengembangan di Kota Mataram 3. Penguatan mutu pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi sesuai arah prioritas pembangunan daerah 4. Peningkatan Proporsi Belanja Modal 5. Peningkatan Akuntabilitas dan transparansi penganggaran, salah satunya melalui penciptaan informasi anggaran pemerintah daerah melalui e-government 6. Penguatan transparansi dan akuntabilitas kebijakan dan pengelolaan keuangan daerah Tema Pembangunan Nasional Tahun 2016 yaitu Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas. Dasar penentuan tema pembangunan tersebut yaitu: Permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik. Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas. Pembangunan berkualitas : o Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. o Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang meningkatkan pemerataan. Dengan demikian pembangunan nasional tahun 2016 tahun diprioritaskan pada hal-hal sebagai berikut: A. Dimensi Pembangunan Manusia 1. Pendidikan : Pelaksanaan Program Indonesia Pintar 2. Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat : Pelaksanaan Program Indonesia Sehat 3. Perumahan Rakyat 4. Revolusi Karakter Bangsa 5. Memperteguh Kebhinekaan dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia 6. Revolusi Mental Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

152 B. Dimensi Pembangunan Sektor-Sektor Unggulan 1. Kedaulatan Pangan 2. Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan 3. Kemaritiman 4. Industri 5. Pariwisata 6. Inovasi dan Teknologi C. Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan 1. Ketimpangan Antar Kelompok Masyarakat 2. Pengembangan Wilayah 3. Pengelolaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah 4. Pembangunan Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal 5. Pembangunan Perkotaan dan Pedesaan 6. Tata Ruang dan Pertanahan D. Dimensi Pembangunan Kondisi Perlu 1. Kepastian dan Penegakan Hukum 2. Keamanan dan Ketertiban 3. Politik dan Demokrasi 4. Tata kelola dan Reformasi Birokrasi 5. Sensus Ekonomi 2016 dengan Kualitas Data dan Informasi Statistik yang Lebih Baik Sedangkan dalam Pengembangan Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, pada tahun 2016 diharapkan peran ekonomi wilayah Nusa Tenggara meningkat terhadap perekonomian Nasional. Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara tidak terlepas dari Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Nusa Tenggara antara lain ditujukan untuk mewujudkan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis perikanan dan kelautan, hortikultura dan perkebunan, pertanian tanaman pangan serta kehutanan yang berdaya saing dan berkelanjutan serta pengembangan KSN Wilayah Perbatasan Negara. Sasaran RKP 2016 yang ingin dicapai dalam Dimensi Pembangunan Kewilayahan Kepulauan Nusa Tenggara terutama pada wilayah Provinsi NTB antara lain: SASARAN INDIKATOR SASARAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Pembangunan Pendidikan Pembangunan Kesehatan Pembangunan Perumahan, Air Minum dan Sanitasi Pengembangan Teacing Factory di SMK Pembangunan SMK Pertanian Peningkatan SArana Prasarana Alat Rujukan Regional Akses Air Minum Layak Akses Sanitasi Layak Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

153 SASARAN INDIKATOR SASARAN DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi Maritim dan Kelautan Pariwisata dan Industri Padi, Jagung, Kedelai, Daging Sapi Produksi perikanan budidaya Cetak Sawah Rehabilitasi Irigasi Tersier Jumlah Pembangunan Waduk Rasio Elektrifikasi Dermaga Penyebrangan Jumlah pengembangan bandar udara baru Perpanjangan runway / pelebaran Runway / pelebaran taxiway Pembangunan Terminal Baru / Perluasan Terminal / Rehabilitasi terminal Pembangunan dan penyediaan air baku SASARAN PEMBANGUNAN DIMENSI KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH Pembangunan Perdesaan Pembangunan Daerah Tertinggal Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa Penanggulangan bencana dan Pengurangan Risiko Bencana Pembangunan Kawasan Perkotaan peningkatan aspek pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas, pelayanan publik, dan penyelenggaraan pemerintahan desa pada desa tertinggal (desa) peningkatan aspek pelayanan dasar, kondisi infrastruktur aksesibilitas, pelayanan publik, dan penyelenggaraan pemerintahan desa pada desa berkembang untuk menjadi desa mandiri (desa) Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal Persiapan Operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kawasan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya Jumlah Kabupaten/Kota beresiko tinggi yang indeks risiko bencananya menurun Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN dan Pusat Investasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

154 SASARAN Penguatan Tata Kelola Pemerintah Daerah INDIKATOR Penguatan pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Meningkatnya rata-rata proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah terhadap total pendapatan daerah Meningkatnya rata-rata proporsi belanja modal terhadap total belanja daerah Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur daerah Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur Meningkatnya persentase jumlah PTSP Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

155 PETA INFRASTRUKTUR PRIORITAS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2016 Sumber : Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN PEMERINTAH KOTA MATARAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA MATARAM TAHUN 2016-2021 BAPPEDA KOTA MATARAM Jl. Pejanggik No. 16 Mataram Tlp. (0370) 633467, (0370) 633716 BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM, PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMEKARAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2014) dan permasalahan pembangunan daerah. 2.1. GAMBARAN UMUM

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU Bagian ini memuat gambaran umum kondisi daerah, hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu (Tahun 2013) dan permasalahan pembangunan daerah. 2.1. GAMBARAN UMUM

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM DOKUMEN

WALIKOTA MATARAM DOKUMEN WALIKOTA MATARAM DOKUMEN LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 & LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR MASA JABATAN WALIKOTA MATARAM PERIODE 2010-2015 DISAMPAIKAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode

Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode Verivikasi tentang Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Mataram Periode 2015-2020 NO NAMA KAWASAN No. Sub Kawasan KECAMATAN LUAS (Ha) 1 PESISIR 102.29 1 Banjar_Ampenan Selatan Ampenan 47.64

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA SALINAN N BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.a TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALUKU

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang :

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR LEMBARAN DAERAH NOMOR 36 KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2014

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2014 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2015 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.470, 2014 KEMENDAGRI. Rencana Kerja Pembangunan Daerah. 2015. Evaluasi. Pengendalian. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 DISAMPAIKAN DI DEPAN SIDANG PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MATARAM KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2017

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2017 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2018

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2016 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2017

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

TENTANG. berdasarkan

TENTANG. berdasarkan BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 23 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN TATA CARA KOORDINASI PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH ANTAR KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2014-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG MUSYAWARAH PEMBANGUNAN BERMITRA MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci