BGA Harvesting System (BHS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BGA Harvesting System (BHS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E"

Transkripsi

1 BGA Harvesting System (BHS)

2 ESTATE PDCA - PICA FRAME WORK PLAN DO CHECK ACTION Target Setting/Strategic Goal/Business Plan Yield Gap Analisa Peta Mozaik RKT PUAS Program / Rencana Routine Material, Capital & Contract Calenderization Additional Work Force MPP Pusingan Kerja -RKB REKAM - PDO RKH - Apel Pagi Simulasi Kerja Operational Excellence (Mature, Immature, Harvesting) Excellent Work Culture Index Planter Best Mgmt Practices BMS, BSS, BHS, EWS BI, BPS, SAP Field Condition PUAS Indeks PATUH Indeks SOP SOP & Agr. Policy Business Process Real Vs Budget / Thress Hold Review Performance LPAB, LPAT Thematic Review Operational Assesment IA & QC Findings PA-Riset Finding Rangking System Apel Sore, Review LHA, LHM Visit Review Report & Monitoring LHM, LHA, LBA, LBM, LB AC, LB RH Visit Report (RH, AC) Cockpit Management Quality Check Verifikator Estate - Area (Mantri Wilayah Estate) P I C A PIC New Target Re Plan / Program Corrective Action PICA - PROSES Risk Management Sequence & Sistematika Priority Scale Root Cause Analysis Problem Identification Peta Mozaik PUAS TM-TBM Deadline Yield Gap Analysis Patuh - Planter

3 Isu-isu Utama BHS Penanganan losses panen belum optimal karena akses A1, A2, dan A3 yang bermasalah Kurangnya komitmen dan konsistensi dalam melakukan Quality Check Kekurangan Tenaga Panen Kurangnya kompetensi dalam normalisasi pusingan panjang Sistem premi bagi supervisi yang tidak selaras KPI Asisten TK Panen kurang termotivasi dengan sistem premi sebelumnya berbasis janjang

4 Studi Kasus Penentuan Kebutuhan Tenaga Panen Diketahui : Sebuah divisi seluas 750 Ha, dengan produksi 8 ton/ Ha pada BBC I, Produktivitas rata-rata pemanennya adalah 1,35 Ton/HK Jumlah TK Perawatan 30 orang wanita Ditanyakan : A. Tentukan jumlah TK panen pada divisi tersebut! B. Pada kondisi jumlah TK Panen hanya 38 orang bagaimana cara memenuhi kekurangan TK, sedangkan sesuai kebijakan Manajemen Anda tidak boleh melakukan perekrutan tenaga kerja lagi. Tentukanlah kebutuhan TK Panen divisi tsb? Note: Waktu untuk mengerjakan 15 menit

5 Pengertian BHS System Harvesting yang terkonsentrasi, adil, bersynergi dan terintregasi (BHS) dan sekaligus berdampak positif kepada pemanen, yaitu : Memberikan pendapatan yang lebih baik kepada pemanen. Mendorong Peningkatan Kualitas Ancak dan Mutu Buah. Memberikan tingkat kemudahan yang lebih baik dalam aktivitas kegiatan potong buah. System premi yang menarik, progresive dan adil sehingga meningkatkan Produktivitas Pemanen.

6 Proses PDCA Harvesting PLAN = 45% DO = 25% CHECK = 25 % ACTION = 5% 1. Target Kerja BHS 2. Pembagian Seksi Panen. 3. Penentuan Jumlah TK Panen Ideal. 4. Penentuan Sistem Premi dan Insentif berdasar Produktivitas & Kualitas. 5. Pembuatan dan Pengelolaan Pusingan Panen. 6. Pembagian Ancak & Sistem Penghancakan. 7. Pembuatan Peta Master Ancak Panen. 8. Pembuatan Tanda Tanda Batas Ancak. 9. Taksasi Panen Harian. 10. Perencanaan Produksi dan TK Panen Harian. 1. Apel Pagi & Pemeriksaan Alat Kerja. 2. Simulasi Kerja 3. Penghancakan Karyawan Panen. 4. Proses Panen (Sapta Disiplin Potong Buah) 5. Kriteria Matang Panen. 1. Quality Check Panen Manager Assisten, Mandor 1, Mandor Panen. 2. Surprise Cek BPB. 3. Crosscheck BPB Vs Quality Check. 4. Pemeriksaan Denda (Crosscheck BPB LPB BPS). 1. Premi & Denda. 2. Reward Karyawan Terbaik.

7 1. Target BHS Old Crop > 1 H 0 % L.F tdk terangkut 0% Hari Restan : 0 Hari Long Stalk : 0 % Empty Bunch : 0 % ONE SECTION ONE DAY BHS Unripe = 0 % Underripe < 5 % Ripe > 90 % Empty Bunch 0 % Long Stalk 0 % L.Fruit > 8 % Kontaminasi 0 % OER > 26 % IKS > 4.5 % FFA < 3.0 % ULF < 25 Jjg Tinggal 0 Jjg / Ha Over Prunning = 0 % Biaya Panen (Rp/Kg) Upah + Premi = Terkendali

8 Ketentuan Penerapan BHS Setiap Divisi hanya mempunyai satu seksi panen harian per hari ( Interval 7 hari - 6 seksi) harian / divisi ). Seluruh Mandoran Panen Divisi melakukan kegiatan potong buah pada seksi yang sama per hari ( 3 atau lebih mandoran menjadi satu Gang ). Dibentuk Kelompok Kecil Pemanen ( KKP ) guna antisipasi ketidakhadiran salah satu anggota KKP ( 5 pemanen per KKP ). Batas hancak Kelompok Mandoran KKP dan Pemanen harus Jelas. Hancak Mandor, KKP dan Pemanen bersifat tetap. Kegiatan panen dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama. Pengerjaan panen diselesaikan blok by blok secara menyambung ke arah collection road. Hancak pemanen idealnya membentang antar collection road dan Relatif sempit. Mobilisasi pemanen antar blok dalam satu seksi panen harus Efektif dan Efisien. Kebutuhan Tenaga Kerja antar seksi harus merata dan kesempatan perolehan pendapatan pemanen antar seksi ( Out put relatif sama ). 11 Flow seksi harian selaras antar Divisi dan jika memungkinkan selaras pada tingkat kebun.

9 10 LANGKAH PENERAPAN BGA HARVESTING SISTEM 1. PENETAPAN KRITERIA BUAH LAYAK POTONG ( MRS ) DAN INTERVAL POTONG BUAH YANG DIANUT : BGA 5 BERONDOLAN PER JANJANG, DAN 7 HARI INTERVAL 2. PENETAPAN KRITERIA GRADING DI TPH DAN DI PKS 3. PENETAPAN MEASUREMENT PARAMETERS FFB QUALITY (GRADING TBS), HARVESTING STANDART, CROP EVACUATION STANDART, CORRECTIVE PRUNING STANDART 4. PENETAPAN TARGET OUTPUT HARVESTER, TRANSPORT, PAYMENT SCHEDULE CORRECTIVE PRUNING 5. PENOMORAN BLOK, PENETAPAN DAN PENOMORAN TPH, DAN PENOMORAN BARIS TANAMAN : PENENTUAN JUMLAH PEMANEN, MANDORAN YG DIPERLUKAN (JUMLAH PEMANEN DITENTUKAN DARI RATA RATA TONASE DAN HA PANEN HARIAN DIBAGI OUTPUT DAN ATAU HA PANEN PER PEMANEN YG DITARGETKAN. PENETAPAN JUMLAH MANDORAN BERDASARKAN STANDART RATIO ORANG PEMANEN PER MANDORAN) 6. PENENTUAN DESIGN SEKSI PANEN : APAKAH ONE GANK PER ESTATE ATAU, ONE GANK PER DIVISI. PENGERTIAN ONE GANK ADALAH SELURUH MANDORAN DAN PEMANEN BEKERJA DALAM SATU KESATUAN GERAK YANG PADU PADA SATU LOKASI KERJA YG SAMA (BLOK DAN SEKSI YG SAMA). JIKA INTERVAL 6/7 ARTINYA SATU ESTATE DI BAGI KEDALAM 6 SEKSI PANEN, ATAU (PRIORITAS BERIKUTNYA) SATU DIVISI DIBAGI 6 SEKSI PANEN. 7. PEMBAGIAN SEKSI 6/7 HARUSLAH DENGAN FLOW YG SISTEMATIK, TONASE PRODUKSI HARIAN HARUS RELATIF SAMA, SEHINGGA TETAP MEMBERI KESEMPATAN OUTPUT YG RELATIF SAMA ANTAR PEMANEN, DAN TIDAK MENYEBABKAN FLUKTUASI PRODUKSI HARIAN YG KURANG EFISIEN BAGI TRANSPORT DAN PKS

10 10 LANGKAH PENERAPAN BGA HARVESTING SISTEM 1. Penetapan Luasan Seksi Panen, ditentukan dari perkiraan produksi harian Estate atau divisi tersebut (Ton produksi per Hari). Angka tsb di peroleh dari estimasi produksi setahun atau satu semester (sensus Semester), quartal (sensus BBC) dibagi hari panen (rotasi kali jumlah seksi panen). Contoh Produksi berdasarkan sensus ton dalam 6 bulan untuk estate seluas 3000 ha. Maka jika ada 24 kali rotasi, dengan jumlah seksi 6, maka panen per hari per estate adalah 45000/ (24 x 6)= 312 ton/hari. Tapi jika jumlah seksi nya adalah 24 (6 seksi per divisi - 4 divisi) maka panen per hari per divisi adalah 45000/ (24x 4x6)= 78 ton. 2. Luas seksi dipanen ditentukan dari ton per ha seksi tsb. Jika ton produksi per seksi harus 78 ton, sedangkan ton per ha nya adalah 16 ton, maka luasan seksi panen adalah 78/(16/24) = 116 ha 3. Luas Hancak ( mini task) per pemanen, jika ton per ha divisi adalah 25.5, dengan output target per pemanen 1,25 kg adalah : 1,25 /(25,5/40)= 1,96 ha BACK

11 2. Penetapan Seksi Panen Seksi A Senin 128 Ha Seksi B Selasa 125 Ha Seksi C Rabu 120 Ha 1. Pembagian Areal Panen menjadi 6 bagian /seksi sehingga 1 seksi dipanen 1 minggu sekali (> 48 kali Setahun). 2. Dasar pembagian adalah Luasan Ha TSM Seksi F Sabtu 122 Ha Seksi E Jum at 100 Ha Seksi D Kamis 124 Ha dan Potensi Produksi per Seksi (Kemerataan Tonnase Panen/Seksi) 4. Sentralisasi kegiatan panen 5. Arah perputaran seksi harus searah jarum jam. Seksi Panen Harian Divisi 1. Luasan TM Divisi. 2. Potensi Produksi per Rotasi / Kemerataan Tonnase per Seksi per Rotasi. 3. Hari Kerja Seminggu dan Jam Kerja Harian. Flow Seksi Harian Divisi 1. Keselarasan dalam Divisi. 2. Keselarasan dalam Kebun. 3. Keselarasan dengan Program Rawat Jalan. 4. Produksi Harian Kebun tidak Fluktuatif. 5. Kebutuhan TK dan Unit Transport tidak Fluktuatif. Flow Seksi Harian Kebun Kekompakan dan Keselarasan Seksi Harian antar Divisi

12 2. Penetapan Seksi Panen

13 2. Penetapan Seksi Panen

14 ILUSTRASI HANCAK MANDORAN DALAM ONE GANK ESTATE TON/HA : 30 TON/HARI: 300 HA : 480 K A M I S TON/HA : 28 TON/HARI : 280 HA : 480 R A B U R A B U TON/HA : 28 J U M A T TON/HARI : 280 HA :480 TON/HA : 27.5 TON/HARI: +/-300 HA : 3150 TON/HA : 22.4 TON/HARI : 280 HA : 600 S E L A S A S A B T U TON/HA : 28.2 S E N I N S A B T U TON/HARI : 300 HA : 510 TON/HA : 24.8 TON/HARI : 310 HA : 600 S E N I N 1. Asumsi : Luas Kebun Harvest. Round : Ha : 48 kali Ton /Ha : 27,5 Interval Days : 6/7 Output Harvester : 1250 Kg 2. Design Harvesting Section a. Estate dibagi dalam 6 seksi b. Setiap Seksi diatur produksinya +/- 300 ton/rot. Artinya Pro duksi estate 300 ton per hari PERHITUNGAN 3. Jumlah Harvester = 300 / 1,25 = 240 TK, dibagi dalam 12 Mandoran 4. Pengaturan Hancak Mandoran dan Pemanen diatur seperti dalam gambar

15 ILUSTRASI HANCAK MANDORAN DALAM ONE GANK DIVISION Ha : 120 Ton/hari : 68 Ton/Ha : 27 jumat Ha : 120 Ton/hari : 63 Ton/Ha : 25 kamis Divisi 1 Ha : 750 Ton/Hari :+/- 65 Ton/Ha : Ha : 90 Ton/hari : 62 Ton/Ha : 33 sabtu 3 Ha : 150 Ton/hari : 66 Ton/Ha : 21 2 rabu 1 3 S A B T U PERHITUNGAN 1. Asumsi : Luas Divisi 1 : 750 Harvest. Round : 48 kali Ton /Ha : 25,5 Interval Days : 6/7 Output Harvester : 1250 Kg 2. Design Harvesting Section a. Divisi dibagi dalam 6 seksi b. Setiap Seksi diatur produksi 2 Ha : 150 Ton/hari : 65 Ton/Ha : 21 selasa 3 Ha : 120 Ton/hari : 68 Ton/Ha : 27 senin 2 1 nya +/- 65 ton/rot. Artinya Pro duksi divisi = +/- 65 ton per hari 3. Jumlah Harvester = 65 / 1,25 = 52 TK, dibagi dalam 3 Mandoran 4. Pengaturan Hancak Mandoran dan Pemanen diatur seperti dalam gambar 4/26/

16 8. HANCAK (MINI TASK) HARVESTER Hancak Mandoran Hancak Harvester B 1 B 2 B 3 B B Kamis DIV 1 3 M 4 A 5 N 6 D 6 O 7 R C MA NDO RAN A MA NDO RAN B Selasa MA NDO RAN c D 1 D 2 D 3 D 4 Mandoran A 8 A 9 N A D Senin /26/ MAN DOR AN B BACK

17 3. Menentukan Jumlah TK Panen Ideal EXCEL

18 3. Menentukan Jumlah TK Panen Ideal Parameter Satuan Ha TSM Ha 750 Luasan Seksi Panen Rata Rata Ha 125 Yield Kuartal 3 Ton/Ha 8.00 Rotasi Panen Kuartal 3 Round 16 Potensi Buah Rata Rata per Rotasi Ton/Ha/Rot 0.50 Produksi Kuartal 3 Ton 6,000 Low Crop 6% Ton 42 Produksi Harian (Produksi / HKE) Rata Rata 9% Ton 63 Peak Crop 12% Ton 83 Output Panen Rata Rata Ton/Hk 1.35 (Produksi Rata2 Harian / Kebutuhan Pemanen Ideal Output Rata Rata) TK 46 Rasio Kebutuhan TK Panen TK/Ha Luasan Ancak per Pemanen Ha/Tk 2.70 Kondisi Produksi Normal 1 TK Inti Laki Laki = Tk Bantu Perempuan Jumlah Tenaga PanenTersedia (Inti) TK 38 Kekurangan Tenaga Panen Inti Laki Laki TK 8 Setara dengan TK Bantu (Substitusi) " = ( ) Perempuan TK 15 Luasan Ancak TK bantu Perempuan " = (1 / 1,8 ) = 0,56 x Ha/TK Bantu 1.50 Komposisi TK Panen Luas Seksi Panen Ha TK Laki Laki (Cutter + Carrier) " = (15 x 2,70 ) Ha TK Bantu Perempuan (Picker) " = (15 x 2,70 x 0,56) Ha 23 Total 15 Pasang TK DOL Ha 63 Ha/Pasang TK Laki Laki (Harvester) EXCEL " = (23 x 2,70 ) Ha 62 Ha/TK 2.69

19 3. Menentukan Jumlah TK Panen Ideal Kondisi Produksi Peak Tonase Produksi Normal (Ton) 62.5 Jam kerja normal (jam) - Mulai jam sd Tonase/Jam Kerja 7.8 Tonase Peak Crop (Ton) 83 Varian Tonase (Ton)- Tonase PC-Tonase NC 20.8 Persen Kenaikan Produksi (%) 33 Jam Kerja Sisa (Jam) Jam sd Jam Kemampuan TK setelah jam kedua (70% X Ton/Jam Kerja Normal) 5.5 Tonase Jam Kedua (2 X 5,5 ton) 10.9 Total Tonase (jam kerja normal + overtime 2 jam) 73.4 Output TK + Overtime (Ton/HK) 1.7 Sisa Tonase 9.9 Penambahan Orang 5.8 Kekurangan Tenaga Panen Inti 6 Setara dengan TK Bantu (Substitusi)-(8x1,8) 11 Sehingga dengan produksi 33% maka komposisi TK Panen sbb : Harvester - Non DOL (38 TK Inti - 26 TK Bantuan) 12 TK Laki Laki (Cutter + Carrier) 26 TK Bantu Perempuan (Picker) BACK

20 4. Sistem Premi Panen SISTEM PREMI IDEAL PRODUCTIVITY, QUALITY, COST Seni Menetapkan Basis Seni Menetapkan Luasan Ancak Panen Ideal Terlalu Tinggi = % Basis Rendah = Pendapatan Pemanen Rendah = Turn Over Tinggi Terlalu Rendah = Cost Panen Tidak Terkendali Ancak Terlalu Luas = Ancak Tidak Selesai = Pusingan Tidak Terkendali = Kualitas Buruk Ancak Terlalu Sempit = Output Panen Rendah = Saat Low Crop Tidak Basis =Pend. Pemanen Rendah Yield Rotasi Setahun Output Panen Rata Rata Insentif Berdasar Tingkat Kesulitan (Tinggi Pokok, Topografi)

21 4. Sistem Premi Panen 1. Penetapan Luasan Ancak per Pemanen yg Ideal : Pada saat "Peak " dapat diselesaikan oleh pemanen sendiri sd pukul Memperhatikan pendapatan pemanen pada saat "low crop. 2. Luasan Ancak Panen yg Ideal merupakan kombinasi antara kelas Yield (Ton/Ha), Jumlah Rotasi Panen Setahun dan Tingkat Output Panen Rata Rata (Kg/Hk) yg diinginkan. 3. Pertimbangan Penetapan Basis : Basis Borong ditentukan berdasarkan Output Rata Rata pada saat pada kondisi datar minimal dengan Pemberian Insentif berdasarkan Tingkat Kesulitan Panen. Premi Lebih Borong per Janjang merupakan konversi dari Lembur pemanen yaitu Upah Pokok sesuai UMP dibagi basis janjang. Bobot Pekerjaan dan Tingkat Kesulitan ditentukan berdasarkan Task, Skill dan Time Motion Study. Penentapan Insentif berdasarkan Topografi dan Tinggi Pokok. Kelas Kesulitan Panen diusulkan oleh Manager dan Dievaluasi RH setahun sekali.

22 Ilustrasi Penetapan Basis TT YIELD BJR ROTASI /TAHUN JJG/ HA /ROTASI TON/ HA /ROTASI BASIS (JJG) OUTPUT PANEN (Kg) BASIS (Ha) , ,860 3, , ,080 2, , ,380 2,5

23 Ketetapan Sistem Premi

24 Sistem Premi Berlaku

25 Sistem Premi Berlaku SIMULASI BIAYA BACK

26 Simulasi Biaya Panen KHT

27 Simulasi Biaya Panen KHL BACK

28 5. Pengelolaan Pusingan PENGELOLAAN PUSINGAN SENI MENGELOLA AKP (%) Yield % AKP Umur Pusingan (Days) Kriteria Matang Panen (MRS)

29 NORMALISASI Rekayasa Pusingan ANTISIPASI / PENGKONDISIAN UMUR PUSINGAN < 5 MRS = 5 UMUR PUSINGAN = 7 MRS = 1 UMUR PUSINGAN < 5 MRS = 1 1. Kondisi Pusingan Panjang Pasca Lebaran/Libur Panjang. 2. Kurang Tenaga Panen 1. Pusingan Normal. 2. Tenaga Panen Cukup. 3. Indikasi Peningkatan AKP pada pusingan depan akibat perubahan iklim, Libur, dll 1. Kondisi Pusingan Normal sebelum Libur Panjang (Lebaran). 2. Tenaga Panen Cukup 1. Menurunkan AKP hari ini (%) untuk Mengejar Luasan Panen (Panen 2 Seksi). 2. Saving Hari Kerja untuk menyelesaikan Pusingan Panjang. 3. Kejar Pusingan Normal pada pusingan selanjutnya. 1. Antisipasi Pusingan depan diperkirakan terlambat karena peningkatan AKP, Libur Nasional, Kurang TK. 2. Meningkatkan Produksi Harian Pusingan Minggu ini 3. Menurunkan AKP Pusingan Depan. 1. Antisipasi Menghadapi Libur Panjang seperti Lebaran, dll. 2. Pengkondisian Pusingan 4-5 hari sebelum Lebaran. 3. Pengkondisian Pusingan Depan lebih terkendali (Pusingan < 9 Hari & AKP Lebih rendah). 3 0

30 Konsep Normalisasi Pusingan PANEN PADA AKP RENDAH PANEN LEBIH DARI SATU SEKSI (2 SEKSI/HARI) PANEN PADA PUSINGAN PENDEK SAVING 2 HARI KERJA GANK PANEN Target Pusingan Normal TUNTAS 1 SEKSI PANJANG KERJAKAN SEKSI PANJANG (2-3 HARI)

31 Simulasi Normalisasi Pusingan

32 Simulasi Normalisasi Pusingan Pusingan < 5 MRS = 5

33 Simulasi Normalisasi Pusingan MRS = 1 Pusingan = 7

34 Asumsi Perhitungan TK Establish Pusingan < 5 MRS = 1 BACK

35 6. Penetapan Luasan Ancak Ideal BACK

36 7. Daftar Ancak & Nama Pemanen

37 Peta Mozaik BACK

38 8. Batas Ancak Mandor KKP-Pemanen PAIJO RIONO Tata Batas Hancak Mandor KKP 1B = 10 Baris KKP 1A = 10 Baris Tata Batas Hancak KKP Arah Hancak Nomor /Nama Pemanen Sardi 27 4 Baris Jumlah Hancak Batas Hancak Pemanen

39 Metode Kerja BHS Divisi TAKSASI PRODUKSI HARIAN FINAL EVALUASI Sasaran % AKP Harian Blok Mandoran Seksi Quantity FFB Quality FFB % Losses Perencanaan Harian Out Put ( kg / Hk ) Ha Cover TK Ha Ancak KKP Production Planing Man Power Jml Pemane per Mdr/KKP Action + Supervisi

40 Skema Penentuan TK Panen, KKP & Mandor Luas Divisi Jml.TK Panen Luas : 900 Ha TK Panen Divisi = 60 Orang Yield : Ton/Ha 48 Rotasi / Tahun 6 Seksi 1 KKP = 4-5 TK 20 TK / Mdr Luasan per Seksi Luas : 150 Ha Prod : 84 Ton/ Rot Ha / Seksi 32 % % AKP Ha Cover & Out Put Ha Cover : 2,67 Ha Prod : Kg/Hk Pkk/Ha : 136 BJR : 12,11 Simulasi Ha-Cover TK, Mandor, KKP Mandor : 3 TK / Mandor : 20 TK KKP : 5 / Mandor Ha Hancak Kerja Mdr : 53 Ha / Mdr KKP : 13 Ha / KKP TK : 2,67 Ha / TK Luas per Seksi

41 Simulasi Penentuan TK, Mandor & KKP

42 Simulasi Penetapan TK Ideal BACK

43 APEL PAGI & PEMERIKSAAN ALAT KERJA BACK

44 Skema Struktur Seksi & Hancak Kerja BHS Desain Seksi Panen Kebun & Divisi Penetapan Jumlah TK Panen Ideal Divisi I II III - IV Peta Seksi Panen Harian Divisi I II III - IV Penetapan Ancak Panen per Mandoran Mandoran A B - C Penetapan Ancak Panen per KKP 1 KKP = 4-5 TK Penetapan Ancak Panen per Pemanen Pemanen 1a, 1b, 1c, 1d, 2a, 2b, 2c, 2d

45 Illustrasi Ancak Mandor & KKP C Seksi Harian Panen C 11 C 12 C 13 C 14 C 15 Hancak Mandor Panen A.1 KKP- I Batas KKP KKP- II C M- 1 M- 2 M- 3 KKP- III Batas KKP KKP- IV

46 Illustrasi Pergerakan Ancak BHS Ancak Mandor Sutarno = 50 Ha Ancak Mandor Soemanto = 50 Ha Ancak Mandor Paijo = 50 Ha

47 Illustrasi Pergerakan Ancak BHS BACK

48 Sapta Disiplin Potong Buah 1)Buah matang panen (buah N) dipotong semua. 2)Buah mentah (buah A0) 0%. 3)Brondolan dikutip seluruhnya. 4)Buah disusun rapi di TPH. 5)Pelepah disusun rapi di gawangan mati. 6)Pelepah sengkleh tidak ada. 7)Administrasi diisi dengan teliti dan tepat waktu. BACK

49 KEMATANGAN BUAH Standar kematangan buah adalah2 brondol per kg berat TBS di TPH Tingkat kematangan buah menjadi dasar dalam penetapan kriteria grading. RIPE > 85% LF > 9% MRS 5 5 BRONDOLAN JATUH ALAMI DI PIRINGAN KEY SUCCES : PEMAHAMAN DAN DISIPLIN PEMANEN KUALITAS SUPERVISI PUSINGAN KONDISI LAPANGAN

50 KRITERIA GRADING Kriteria Grading Berdasarkan Tingkat Kematangan Buah (Jumlah atau Persentase Brondolan) Kriteria TPH Loading Ramp PKS Mentah (Unripe) 0 brondolan 0 brondolan Kurang matang (Under ripe) <2 brondolan/kg <2 brondolan/kg Matang (Ripe) 2 brondolan/kg hingga 75% brondolan permukaan telah lepas 2 brondolan/kg hingga 75% brondolan permukaan telah lepas Terlalu matang (Over ripe) >75% - 90% brondolan telah lepas >75% - 90% brondolan telah lepas Busuk/janjangan kosong (Empty bunch) >90% brondolan telah lepas >90% brondolan telah lepas BACK

51 Security System BHS ONE DAY ONE SECTION BHS TRANPORTASI

52 Pencatatan Hasil Sistem Check Re - Check TPH Crosscheck

53 Quality Check Surprise Check Simulasi Quality Check Surprise Check

54 Risk Management

55 Cockpit Management Mudah Diakses Apel Sore & Cockpit Apel Sore Disiplin Pertanggung Jawaban Harian Budaya Pertanggung Jawaban, Budaya Malu & Iklim Kerja Kompetitif Budaya Mempersoalkan Kesalahan & Kerugian Berulang Kinerja Supervisi Tidak Berkembang

56 Supervisi yang Efektif EFEKTIF PREVENTIF = 80% TDK EFEKTIF PREVENTIF = 10% PRE-EMPTIVE = 10% PRE-EMPTIVE = 10% KOREKTIF = 10% KOREKTIF = 80%

57 Membangun Supervisi yang Efektif Prinsip I : Mensupervisi Supervisi Memastikan Apakah seluruh perangkat Supervisi telah bekerja dengan Benar, Jujur & dapat dipercaya. Prinsip II : Cepat dan Pasti Memastikan seluruh bentuk kesalahan yg dilakukan telah diberikan sanksi dalam waktu yg secepat-cepatnya. Prinsip III : Managemen Resiko Fokus kepada Masalah : Areal Pringgan, Poor Infield Access, Rendahan, Palung, Pemanen Bermasalah. Prinsip IV : Simulasi yg Bermutu. There is No Bad Soldier it s a Commander.

58 Matematika Jalan Kaki Tipe Pekerjaan Problem Identification Corrective Action Planter 90% 10% Non Planter 10% 90% THANKS

59 Thank You...

Workshop Implementasi Sistem RKH Baru E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E

Workshop Implementasi Sistem RKH Baru E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E Workshop Implementasi Sistem RKH Baru Alur Workshop RKH Baru 1. Brain storming kondisi panen saat ini 2. Mendapatkan persetujuan tentang pentingnya konsep panen ( berdasarkan data produksi ) 3. Internalisasi

Lebih terperinci

BGA Manuring System (BMS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E

BGA Manuring System (BMS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E BGA Manuring System (BMS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E BGA Manuring System BGA Manuring Sistem adalah Sistem Manajemen Pemupukan yang diatur sedemikian rupa sehingga : 1 2 3 4

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

POTONG BUAH (PANEN) MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

POTONG BUAH (PANEN) MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill POTONG BUAH (PANEN) MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill POKOK BAHASAN Pendahuluan Rotasi Panen Persiapan Panen Pelaksanaan Panen Kriteria Panen Supervisi dan Sanksi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Persiapan Panen Sistem Panen

PEMBAHASAN Persiapan Panen Sistem Panen PEMBAHASAN Persiapan Panen Secara sistematis sebelum melangkah pada tahap pelaksanaan, proses perencanaan harus dilakukan secara detil. Kegiatan mencakup penetapan seksi panen, penetapan luas hanca kerja

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T

PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T PAYROLL MANAGEMENT bagian dari Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang mengelola berbagai komponen penggajian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah Bul. Agrohorti 4(1) : 37-45 (2016) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Hatantiring, Kalimantan Tengah Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Hatantiring

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

BUSINESS CONTROL GROUP DEPARTMENT. Acara Rakor KTU : Jakarta Tanggal Januari 2017

BUSINESS CONTROL GROUP DEPARTMENT. Acara Rakor KTU : Jakarta Tanggal Januari 2017 BUSINESS CONTROL GROUP DEPARTMENT Acara Rakor KTU : Jakarta Tanggal 12-13 Januari 2017 SHARING SESSION 1. Penguatan Fungsi KTU 2. Prinsip Efisiensi 3. Fostur Anggaran 2017 4. Pengendalian Biaya 5. Strategi

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Havest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) at Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin

Lebih terperinci

PANEN. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

PANEN. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM PANEN Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 Bumitama Gunajaya Agro Oil Palm Plantations and Mills PENDAHULUAN Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Premi 2.1.1 Definisi Premi Menurut Jiwo Wungu (2003:102) premi merupakan bayaran lebih yang diberikan perusahaan karena pegawai harus bekerja lebih keras untuk berbagai keadaan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGELOLAAN KELAPA SAWIT ((Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. ERAMITRA AGRO LESTARI, PEMATANG KULIM, BAKRIE

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Afdeling, Estate & PMKS) NO. ISK/AGR-KBN/33 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 25 Februari 2016 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Diperiksa Oleh ; Disusun Oleh ; Hal 1

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAPORAN MANAGEMEN KERJA

ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAPORAN MANAGEMEN KERJA ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAPORAN MANAGEMEN KERJA Pundu Learning Centre - 2012 The Continuous Improvement Model people People Multi-disciplinary teams working together to administer company businesses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja

PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Perencanaan dan Pengorganisasian Tenaga Kerja 45 PEMBAHASAN Pengelolaan Tenaga Kerja Panen Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga kerja yang bertugas untuk menurunkan buah kelapa sawit dari pokok dengan tingkat kematangan buah sesuai dengan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Harvest Management on oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) at East Kota Waringin, Central Kalimantan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Serawak Damai

Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Serawak Damai Manajemen Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Serawak Damai Harvest Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Serawak Damai Estate Anggita Perdana, Adolf Pieter

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL LAMPIRAN 84 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL No Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (satuan/hk) Lokasi Penulis Karyawan Standart Pe mbimb ing Keterangan 1 14/ 02/ 2011 Tiba dilokasi

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Pemahaman - Persiapan Pelaksanaan - Angkutan) NO. PSM/AGR-KBN/06 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 03 Maret 2015 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Disusun Oleh ; Diperiksa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Selama menjalani kegiatan magang di SBHE berstatus sebagai karyawan harian lepas selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, pendamping aisten divisi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen 1. Pengertian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Harvesting Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Lukut Estate, Siak, Riau Zul Adhri Harahap dan Hariyadi

Lebih terperinci

MEMANEN KELAPA SAWIT. Pendahuluan

MEMANEN KELAPA SAWIT. Pendahuluan MEMANEN KELAPA SAWIT OLEH Fergutson Nainggolan, SP, M.Sc (Widyaiswara Madya) Pendahuluan Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh subur sudah dapat menghasilkan buah serta siap dipanen pertama pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate Tanggal Uraian Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar...(Satuan/HK)... 11 Februari 2012 Orientasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN panen dan perawatan serta mengikuti kegiatan sosial di kebun berupa kegiatan olahraga. 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Penunasan Kebijakan penunasan di Kebun Adolina PTPN IV menerapkan penunasan periodik.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, Riau

Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, Riau Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, Riau Harvesting Management and Post Harvest Handling Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Teluk

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Panen Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang memproduksi minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil : CPO). Perusahaan ini mengolah

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau Nurcahya Destiawan dan Ani Kurniawati * 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

Produksi dan Panen Kelapa Sawit

Produksi dan Panen Kelapa Sawit Produksi dan Panen Kelapa Sawit Tujuan Memberikan Informasi Mengenai Prinsip Pelaksanaan Panen dan Mutu Tandan Buah Segar Serta Pelaksanaan Inspeksi Panen Sesuai Peraturan Perusahaan Sasaran Pada akhir

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

5 Karakteristik. Implementasi Tools: Quality Planning Quality Control Quality Assurance Quality Improvement

5 Karakteristik. Implementasi Tools: Quality Planning Quality Control Quality Assurance Quality Improvement 2 Quality is a customer-driven process for achieving continous improvement in our products & services, through employee involvement & constant innovation 5 Karakteristik Berorientasi kepada pelanggan Adanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Tanggal : 28 Juli 2011 PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PELANTARAN AGRO ESTATE

Lebih terperinci

MATERI ADMINISTRASI PENGUPAHAN. Pundu Learning Centre

MATERI ADMINISTRASI PENGUPAHAN. Pundu Learning Centre MATERI ADMINISTRASI PENGUPAHAN Pundu Learning Centre ADMINISTRASI PENGUPAHAN Sasaran : - Pemahaman tentang Nomor Induk Karyawan - Memahamai unsur-unsur upah - Dapat menyajikan daftar upah Karyawan - Mengerti

Lebih terperinci

PERTEMUAN TEKNIS KELAPA SAWIT

PERTEMUAN TEKNIS KELAPA SAWIT PERTEMUAN TEKNIS KELAPA SAWIT KELAPA SAWIT DALAM GENGGAMAN Inovasi Teknologi dan Peningkatan Produktivitas Di PT.Langkat Nusantara Kepong Oleh : IRWAN PERANGIN ANGIN Best Western Premier Hotel Solo Baru

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pencapaian produksi yang optimal dalam usaha budidaya kelapa sawit diperlukan adanya suatu pengelolaan dalam merawat dan menjaga tanaman kelapa sawit agar tumbuh secara normal.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN. Pundu Learning Centre

SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN. Pundu Learning Centre SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN Pundu Learning Centre ADMINISTRASI SUATU KEGIATAN PENCATATAN YANG DILAKUKAN SECARA PROSEDURAL, SISTEMATIS DAN KONTINUE SEHINGGA MENGHASILKAN SEBUAH

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. di tempat pengumpulan hasil, pelepahdi letakan di gawangan mati.

TINJAUAN PUSTAKA. di tempat pengumpulan hasil, pelepahdi letakan di gawangan mati. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria, mengutip dan mengumpulkan brondolan,menyusun tandan di tempat pengumpulan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi)

PEMBAHASAN. Komponen Produksi (Faktor Pengali Produksi) PEMBAHASAN Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman kelapa sawit. Tujuan utamanya untuk menghasilkan produksi yang optimal. Produk yang dihasilkan berupa TBS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yaitu melakukan kegiatan teknis di lapangan selama menjadi karyawan harian. Aspek

Lebih terperinci

RECORDING (PENCATATAN)

RECORDING (PENCATATAN) RECORDING (PENCATATAN) DATA PEMELIHARAAN AYAM BROILER Umur pemeliharaan Jumlah ayam aktual pada minggu tersebut Pemeliharaan minggu ke- Hari Tanggal Jumlah ayam Suhu ( o C) kelembaban Pakan pemberian pakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI INSTRUKSI KERJA PENGEMBANGBIAKAN SERANGGA FRUIT SET YANG OPTIMAL NO. ISK/AGR-KBN/33 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 02 Desember 2015 Dimpos Giarto V. Tampubolon

Lebih terperinci

PDCA Review. Cockpit Administrasi Dinding Kantor Divisi. Maret Estate Development & Services Departement Bumitama Gunajaya Agro

PDCA Review. Cockpit Administrasi Dinding Kantor Divisi. Maret Estate Development & Services Departement Bumitama Gunajaya Agro PDCA Review Cockpit Administrasi Dinding Kantor Divisi Maret 27 state Development & Services Departement Bumitama Gunajaya Agro KATA PNGANTAR Buku PDCA Review : Standar Administrasi Dinding Kantor Divisi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998

Lebih terperinci

Permintaan Dana Operasional & Pertanggungjawaban. Pundu Learning Centre

Permintaan Dana Operasional & Pertanggungjawaban. Pundu Learning Centre Permintaan Dana Operasional & Pertanggungjawaban Permintaan Dana Operasional Pundu Learning Centre PERMINTAAN DANA OPERASIONAL Pundu Learning Centre LATAR BELAKANG Permintaan Dana Operasional (PDO) adalah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung

Lebih terperinci

Sistem Kompensasi SDM Perkebunan

Sistem Kompensasi SDM Perkebunan Sistem Kompensasi SDM Perkebunan X C X L C L L L N C N C T T H R O U G H H D D I S I C S I C P L I I P N L I N Global Total Reward Components Base Pay Types of Base Pay Bonus Incentives Commissions Total

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUATAN PT INTI INDOSAWIT SUBUR KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU

ANALISIS PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUATAN PT INTI INDOSAWIT SUBUR KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU ANALISIS PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUATAN PT INTI INDOSAWIT SUBUR KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU MUHAMMAD FIRDAUS LUBIS DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULUTRA FAKULTAS

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan

Lebih terperinci

Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN. Oleh : Rediman Silalahi

Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN. Oleh : Rediman Silalahi Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN Oleh : Rediman Silalahi BIODATA Nama : Rediman Silalahi Pekerjaan/Jabatan : Direktur Operasional Institusi : PT. Perkebunan Nusantara IV Alamat : Jl. Suprapto

Lebih terperinci

#NT CORP PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI. (BKrP) NO. ISK/AGR.KBN'30. Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama

#NT CORP PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI. (BKrP) NO. ISK/AGR.KBN'30. Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama t #NT CORP PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (BKrP) NO. ISK/AGR.KBN'30 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN gal 12 Februari 20{5 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Diperiksa Oleh ; Dilarang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi, meliputi semua

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan penulis di kebun Pinang Sebatang Estate (PSE) Divisi IV dimulai dari antrian pagi yang dilakukan pada pukul 05.30 06.30 setiap harinya. Kegiatan ini

Lebih terperinci