PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yaitu melakukan kegiatan teknis di lapangan selama menjadi karyawan harian. Aspek manajerial yaitu melakukan kegiatan sebagai supervisor untuk mempelajari manajerial dan sistem administrasi kebun. Dalam pelaksanaan magang selalu diarahkan oleh manajer kebun, asisten divisi, kasie kebun, mandor I, krani divisi, mandor pupuk, mandor chemist (semprot), mandor perawatan, mandor panen, dan krani panen. Pelaksanaan Teknis Penulis melakukan kegiatan teknis dengan menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari mengikuti apel pagi pukul WIB. Pada apel pagi dijelaskan untuk kegiatan hari itu dimasing-masing kemandoran dengan terlebih dahulu melakukan absensi. Apel dipimpin oleh asisten divisi atau mandor I. Semua pekerjaan selesai pada pukul WIB dengan waktu untuk istirahat antara pukul WIB. Pekerjaan teknis yang dilakukan penulis meliputi pemupukan, pengendalian hama/penyakit dan gulma, aplikasi janjang kelapa sawit, dan pemanenan. Pengendalian Hama, Penyakit Tanaman dan Gulma Pengendalian Hama Kegiatan pengendalian hama penting dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit dan sanitasi kebun. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati untuk mengendalikan ulat api. Kebun BKLE menanam tanaman Turnera ulmifolia dan Neprolephis biserata untuk mengendalikan ulat api. Tanaman ini adalah inang bagi predator hama ulat api. Tanaman Turnera ulmifolia ditanam disepanjang jalan utama dan jalan antar blok. Pengendalian kumbang tanduk dilakukan dengan cara membuat perangkap

2 20 yang disebut dengan ferotrap. Perangkap ini dipasang di jalan antar blok. Di dalam perangkap ini terdapat bahan kimia yang disebut feromond yang dapat menarik kumbang tanduk jantan datang karena aroma bahan kimia ini seperti zat yang dikeluarkan kumbang tanduk betina, sehingga merangsang kumbang jantan masuk ke dalam perangkap. Pengendalian Gulma Gulma yang banyak ditemukan di kebun BKLE adalah Mikania micranta, Chromolaena odorata, Ageratum conizoides, Dicrapnotheris linearis, Neprolephis biserata, Melastoma malabathricum, dan Clidemia hirta. Khusus untuk gulma Neprolephis biserata dibiarkan hidup pada gawangan mati dan pokok kelapa sawit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat evaporasi pada tanah sehingga kelembaban tetap terjaga. Pengendalian gulma manual. Pengendalian gulma dengan cara manual dilakukan di gawangan dan piringan. Alat yang digunakan yaitu parang dan golok. Kegiatan pengendalian gulma secara manual di gawangan dilakukan dengan cara membabat atau menebas gulma anak kayu yang ada pada gawangan mati ataupun gawangan hidup. Standar kerja pengendalian gulma secara manual di gawangan adalah 2 HK setiap gawangan (1 ha). Pembabatan dilakukan dengan sistem ancak giring, pembabat akan berpindah dari gawangan yang telah dibabat ke gawangan lain yang belum selesai. Gulma ditebas ± 20 cm dari permukaan tanah. Prestasi kerja gawangan manual 0.5 ha/hk. Kegiatan piringan manual adalah membersihkan gulma yang terdapat pada piringan pokok dan mengutip brondolan hitam agar tidak tumbuh menjadi kentosan serta menarik kacangan yang menutupi tanaman kelapa sawit. Prestasi kerja untuk piringan manual yaitu 0.5 ha/hk. Kegiatan pengendalian gulma manual umumnya dilakukan pada tanaman yang baru menghasilkan, karena pada kondisi ini tanaman memerlukan banyak perawatan dan keadaan piringan yang harus bersih. Kegiatan pengendalian gulma manual dilakukan pada blok M 20 di divisi II. Pembabatan gulma dan piringan manual dilakukan kurang maksimal karena kurangnya tenaga kerja. Selain itu kondisi lahan dan topografi yang sulit untuk dilalui tenaga kerja karena sebagian besar tergenang air, lahan yang penuh rawa,

3 dan lahan yang curam. Di bawah ini adalah gambar kegiatan pengendalian gulma secara manual yang dilakukan karyawan kebun BKLE. 21 a b Gambar 2. Pengendalian Gulma Secara Manual. (Gambar a. Tebas Gawangan; Gambar b. Babat Piringan dan Garuk Kacangan) Pengendalian gulma dengan menggunakan kimia. Metode ini menggunakan herbisida, aplikasinya dengan cara disemprotkan langsung pada gulmanya secara merata. Penyemprotan dilakukan pada TBM dan TM kelapa sawit. Pengendalian gulma dilakukan pada gawangan, piringan, TPH, dan pasar pikul. Bahan herbisida yang digunakan untuk pengendalian di gawangan adalah Meta-prima 20 WP (metil metsulfuron) sedangkan pada piringan menggunakan KLEENUP 480 SL (glifosat). KLEENUP 480 SL adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat sistemik berbentuk larutan, berwarna coklat muda, digunakan untuk mengendalikan alangalang pada pertanaman kelapa sawit, dan lahan tanpa tanaman serta gulma berdaun sempit. Bahan aktifnya yaitu isopropil amina glifosat 480 g/l atau setara dengan glifosat 356 g/l. Meta-prima 20 WP adalah herbisida pra dan purna tumbuh yang bersifat selektif, berbentuk butiran berwarna putih keabuan yang dapat didispersikan dalam air untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, sempit, dan teki pada kelapa sawit. Bahan aktifnya adalah metil metsulfuron 20%. Herbisida ini digunakan untuk mengendalikan Ageratum conyzoides, Clidemia hirta, Synedrella nudiflora, dan Colopogonium mucunoides. Metode pengendalian gulma yang dilakukan di kebun BKLE adalah sistem Blok Spraying System (BSS), yaitu penyemprotan dari blok satu ke blok yang lain. Tim semprot menggunakan TUS (truk untuk semprot) yang memiliki tangki berkapasitas 2,000 liter air. Tim BSS TUS kebun BKLE memiliki 30

4 22 tenaga kerja dan 2 tenaga pengairan atau pembawa herbisida yang dibagi menjadi 10 Kelompok Kecil Penyemprot (KKP) dan digunakan untuk satu estate. Alat sprayer yang digunakan adalah SA-15 dengan nozel VLV 100 dan VLV 200. Kapasitas sprayer ini yaitu 15 liter. Nozel VLV 100 memiliki flow rate ml/menit untuk semprot piringan dan semprot semak sedangkan VLV 200 memiliki flow rate ml/menit untuk semprot gawangan. Warna nozel memiliki lebar semprot yang berbeda-beda. Nozel merah memiliki lebar semprot 2 meter dengan flow rate 2,475 ml/menit, nozel biru lebar semprot 1.5 meter dengan flow rate 1,630 ml/menit, nozel hijau lebar semprot 1 meter dengan flow rate 900 ml/menit, nozel kuning lebar semprot 0.5 meter dengan flow rate 680 ml/menit. Penyemprotan piringan, pasar pikul, dan gawangan menggunakan nozel warna merah, hijau, dan biru. Warna biru digunakan untuk semprot alang-alang. Contoh perhitungan volume semprot nozel hijau dengan kecepatan jalan 48 meter/menit adalah:, Volume semprot =. =, / / = 187,500 ml/menit = l/menit Perlengkapan yang dibutuhkan untuk penyemprot adalah bendera batas ancak, topi, sarung tangan, masker, baju semprot, kacamata, sepatu boot, dan rompi. Peralatan ini sangatlah berguna untuk kesehatan penyemprot karena menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Namun pada kenyaatannya banyak tenaga penyemprot yang kurang memperhatikan alat kelengkapan diri tersebut sehingga mengganggu keamanan penyemprotan. Gambar 3. Pengendalian Gulma Secara Kimia pada Piringan

5 23 Pengendalian gulma pada piringan, pasar pikul dan TPH dilakukan dengan menggunakan herbisida glifosat (merek dagang KLEENUP 480 SL) dan metil metasulfuron (merek dagang Meta-prima 20 WG). Dosis glifosat adalah 0.3 liter/ha sedangkan metil metsulfuron adalah kg/ha. Sebelumnya glifosat sudah dicampur dengan air 1:1 dan metil metsulfuron juga dicampur dengan air 1:10, kemudian dicampur dengan glifosat. Biasanya dosis yang digunakan untuk glifosat 100 cc dan meta prima 30 cc yang diencerkan sesuai dengan volume kap 15 liter. Tangki diisi penuh sehingga dalam satu tangki semprot dapat mengisi hingga 126 kali kap yang bervolume 15 liter. Standar prestasi kerja untuk penyemprotan piringan adalah 3 ha/hk dan untuk semprot gawangan 2 ha/hk. Rotasi kerja semprot yaitu 4 kali setahun. Pemupukan Pengambilan contoh daun (LSU) Leaf Sampling Unit (LSU) adalah satu unit areal yang digunakan sebagai pengambilan contoh daun dari tanaman yang telah ditetapkan sebagai pokok pengamatan Kesatuan Contoh Daun (KCD) dengan tujuan sebagai contoh yang cukup serta mewakili untuk informasi kesuburan tanah dan perlakuan yang diberikan dalam suatu luasan blok. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan status hara tanaman kelapa sawit pada tanaman menghasilkan dalam rangka penyusunan program pemupukan tahunan yang dilakukan oleh Departemen Riset Bumitama Gunajaya Agro Group, menentukan pelepah ke 1 dan 17 dengan tepat yang merupakan tempat pengambilan sample daun dan rachis yang benar. Beberapa ketentuan yang digunakan dalam penentuan pokok yang dijadikan sebagai tanaman contoh adalah: 1. Titik pengamatan diambil dari tanaman yang normal, homogen, dan tidak terkena penyakit tanaman. 2. Selain itu tanaman juga tidak terletak dipinggir jalan dan bangunan. 3. Apabila pokok yang diamati mati maka KCD bergeser satu pokok ke depannya.

6 24 4. Jumlah blok yang diambil sebagai blok KCD adalah seluruh blok TM yang ada. 5. Jumlah tanaman yang diambil sebagai sampel dalam satu blok /KCD adalah 1 % dari total pokok blok/kcd. Penentuan contoh tanaman diambil dari baris ketiga dari ujung blok tanaman di pinggir jalan utama dan dihitung setiap 10 baris tanaman. Tanaman contoh pertama mulai dari pokok ketiga kemudian selang 10 tanaman sebagai contoh tanaman kedua. Apabila sampai ujung blok tidak sampai 10 baris tanaman maka KCD selanjutnya pindah1-2 tanaman ke dalam blok, kemudian dihitung 10 baris tanaman dari tanaman terakhir. Kemudian tanaman diberi tanda dengan cat biru pada pangkal pelepah untuk semua pengamatan KCD sampai seluruh tanaman dalam satu blok selesai agar tahun berikutnya tidak terjadi kesalahan, tanda tersebut digunakan sampai tanaman diremajakan. Apabila tanaman contoh mati maka KCD adalah tanaman yang letaknya dua pohon di depannya. Kemudian tanaman diberi tanda panah (arah ke atas) artinya memasuki jalur pokok sampel pada pokok pertama jalur masuk dan tanda panah ke arah samping (sesuai arah perpindahan jalur sampel) artinya tanda keluar dari baris tersebut dan pindah ke baris berikutnya pada pokok terakhir saat keluar jalur sampel. Penanganan contoh daun Sebelum mengambil daun yang digunakan untuk dianalisis dilakukan pengamatan gejala defisiensi (N, K, Mg, B dan Cu) atau kondisi abnormal lainnya pada tanaman saat pengambilan sampel di lapangan dengan ketentuan sebagai berikut : a) Nilai 0 : apabila tanaman di sekitar pokok KCD tidak terdapat tanaman yang mengalami defisiensi, b) Nilai 1 : apabila tanaman disekitar pokok KCD terdapat 1-2 tanaman yang defisiensi, c) Nilai 2 : apabila tanaman disekitar pokok KCD terdapat 3-4 tanaman yang defisiensi, d) Nilai 3 : apabila tanaman disekitar pokok KCD terdapat 5-6 tanaman yang defisiensi. Pengambilan contoh daun dilakukan antara pukul s.d WIB dan tidak sedang hujan. Pengambilan contoh daun ditentukan pada pelepah ke 17 dengan cara menghitungnya berdasarkan daun pertama (pucuk tajuk) yang telah membuka seluruhnya (100%). Kemudian pelepah ke 17 tersebut diambil dengan

7 25 egrek/parang/gergaji. Bagian tengah pada pelepah itu digunakan sebagai pengambilan contoh daun. Untuk mengetahui bagian tengahnya dengan cara meraba permukaan pelepah sampai ketemu bagian yang dinamakan pentil pada pelepah itu. Selanjutnya satu jengkal dari bagian pentil diambil 12 anak daun yang masing-masing 6 helai daun dari sebalah kanan dan kiri. Contoh dari masingmasing blok dimasukan kedalam kantong plastik dan diberi tanda atau label yang jelas. Plastik dari masing-masing blok jangan sampai tercampur dengan blok lain. Contoh daun dikirim ke bagian research untuk dilakukan analisis. Gambar 4. Pentil sebagai Acuan Pengambilan Anak Daun Bagian sampel anak daun yang diambil untuk dianalis di laboratorium adalah 1/3 bagian lembar anak daun ke arah pangkal atau kira-kira diiambil 20 cm. Sampel daun jangan sampai kotor karena jatuh ke tanah atau kena cat. Lidi dari sampel daun dilepaskan dari helaian daun dan dibuang. Apabila sampel daun belum dikirim ke laboratorium karena hari libur, maka sampel tersebut jangan di tutup rapat di dalam plastik, kalau cuaca cerah, untuk menghindari proses fermentasi, sampel di jemur atau dioven selama 24 jam dengan suhu C. Setelah dikeringkan, sampel daun kemudian digiling (dihancurkan) menggunakan alat penggiling daun, selanjutnya dimasukkan kedalam kantong plastik dan diberi label dengan jelas. Sampel daun setiap KCD dibagi menjadi 2 bagian; satu bagian untuk dikirim ke laboratorium tanah dan satu bagian lagi disimpan sebagai file (pertinggal) dan disimpan pada tempat yang kering dan dingin (suhu ruangan 25 C). Lama penyimpanan file (pertinggal) adalah dua tahun, setelah itu baru dapat dibuang, hal ini untuk mengantisipasi apabila terjadi kesalahan analisa (perhitungan) oleh pihak laboratorium, maka dapat dilakukan analisa kembali

8 26 dengan menggunakan file (pertinggal) yang ada. Kemudian seluruh sampel daun yang telah digiling (dihancurkan) diberi label, dimasukkan kedalam kantong plastik besar dan ditutup dengan rapat, di pack (bungkus) dengan rapi untuk dikirim. Sebelumnya harus pastikan bahwa kolom pada blangko isian LSU terisi semua dengan data yang di ambil di lapangan. Penyimpanan Pupuk Pupuk yang akan diaplikasikan ke lapangan terlebih dahulu disimpan di gudang pupuk. Pada kebun BKLE terdapat dua gudang yaitu di divisi II dan divisi III. Gudang ini masih dibuat dari kayu namun sirkulasi udara dalam ruangan sudah cukup. Pupuk yang diletakan di dalam gudang diberi alas dari kayu agar tidak lembab. Lantai untuk gudang pupuk disemen agar tidak mudah lembab juga. Pupuk ditata rapi di dalam gudang agar memudahkan dalam pengangkutan. Gambar 5. Penyimpanan Pupuk di Gudang BMS Tenaga Kerja Pemupukan Jumlah tenaga kerja tim pemupukan adalah 32 orang yang terdiri dari 7 orang penguntil pupuk, 4 orang tenaga bongkar muat, 7 orang tenaga pengecer, dan 14 orang tenaga penabur. Pada kebun BKLE tenaga penabur dan pengecer dibagi menjadi 7 Kelompok Kecil Pemupuk (KKP) yang digunakan untuk satu estate. Satu KKP terdiri dari 1 tenaga pelangsir dan 2 tenaga penabur. Satu anggota KKP tetap menjadi satu tim kecil. Apabila salah satu dari anggota KKP tidak bekerja maka diganti oleh tenaga kerja penguntil. Tenaga kerja bongkar muat selalu bergantian dengan tenaga penguntil dalam hal pembagian kerja. Selain sebagai bongkar muat pupuk, tenaga kerja bongkar muat juga berkewajiban mengumpulkan kembali karung pupuk yang tececer di jalan Collection Road (CR)

9 27 dan melipatnya per 10 karung dan diletakkan di gudang pupuk kembali. Jika tidak ada pupuk yang diuntil maka semua tenaga kerja akan dikerahkan di lapangan. Sistem Teknis Pemupukan Teknis pemupukan di kebun BKLE menggunakan disiplin aplikasi pupuk 5T (Tepat Dosis, Tepat Cara, Tepat Tempat, Tepat Waktu, Tepat Jenis dan Administrasi). Penguntilan pupuk. Kegiatan penguntilan dilakukan untuk memudahkan dalam pelangsiran pupuk ke lapang, menjamin agar pupuk yang diaplikasikan tepat dosis, dan menjamin agar pupuk tidak menggumpal. Penguntilan pupuk adalah kegiatan menakar kembali pupuk dari karung sak ke dalam karung untilan agar pupuk yang diapalikasikan tepat dosis sesuai rekomendasi perusahaan. Pupuk yang diuntil didahulukan pupuk yang stok lama. Berat untilan untuk masingmasing pupuk berbeda-beda tergantung standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Pupuk RP dan MOP berat tiap untilannya adalah 16 kg, sedangkan pupuk borat berat tiap untilan10 kg. Karung-karung untilan disusun teratur agar mudah untuk dihitung saat bongkar muat. Prestasi kerja untuk penguntil pupuk RP dan Borat adalah 2 ton/hk. Contoh perhitungan kebutuhan pupuk RP adalah: Pemupukan pada blok K16 (tahun tanam 2007, luas ha, dan jumlah pokok 3,042 ). Pupuk diuntil menjadi 16 kg/untilan. Artinya tiap untilan untuk 8 pokok tanaman karena dosisnya 2 kg/pokok. Kebutuhan pupuk yaitu = 3,042 x 2 kg= 6,084 kg. Jumlah pupuk dibutuhkan = 6,084 kg: 50 kg/karung = 122 karung. Jumlah untilan pupuk yang dibutuhan 6,084 kg : 16 kg/untilan =380 untilan. Gambar 6. Penguntilan Pupuk di Gudang BMS

10 28 Pengambilan pupuk di gudang. Kegiatan ini dilakukan olen tenaga bongkar muat. Biasanya pengambilan pupuk dilakukan pagi hari ketika apel pagi dan dilakukan oleh 2-4 orang. Teknis pengambilan pupuk terlebih dahulu harus mengetahui berapa ton untuk kegiatan pupuk pada hari itu. Setelah itu dimuat ke dump truck. Kapasitas truck maksimal adalah 7 ton. Jumlah pupuk yang diaplikasikan tiap hari berbeda-beda tergantung tenaga kerja yang ada. Waktu yang diperlukan untuk bongkar muat pupuk ke dump truck adalah menit. Norma kerja untuk tenaga bongkar muat yaitu 4 ton/hk. Pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk adalah kegiatan memindahkan pupuk dari gudang ke tempat aplikasi dengan menggunakan drump truck. Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga bongkar muat sebanyak 2 orang. Untilan pupuk yang telah dimasukan ke dalam truck ditempatkan pada pasar pikul. Jumlah untilan yang diletakan disesuaikan dengan dosis per pokok dan jumlah pokok per setengah pasar pikul (dua kali untuk mencari tembusan pasar pikul) yang ada pada blok tersebut sehingga kita mengetahui jumlah untilan yang dibutuhkan. Untilan diletakan di jalan Collection Road (CR) kemudian oleh tenaga pelangsir pupuk diletakan dipasar pikul. Untilan pupuk jangan sampai diletakkan di parit dan pengikat karung untilan jangan sampai lepas untuk menghindari pupuk tercecer di jalan. Tenaga pelangsir pupuk juga akan mengumpulkan kembali bekas karung untilan dan menggulung per 10 karung untuk di bawa ke gudang lagi. Pupuk yang telah dilangsir harus habis diaplikasiakan pada hari itu juga dan jangan sampai ada untilan pupuk yang tertinggal di lahan. Gambar 7. Pelangsiran Pupuk di Jalan CR Pengeceran pupuk. Kegiatan pengeceran pupuk adalah memindahkan untilan pupuk dari pinggir jalan Collection Road (CR) ke dalam blok. Setiap satu KKP memiliki satu pengecer. Perbandingan pengecer dan penabur pupuk yaitu

11 29 1:2. Pengeceran pupuk dilakukan dengan cara dipikul atau menggunakan angkong dan diletakkan di pinggir pokok sampai dengan pasar tengah, dengan terlebih dahulu mengetahui dosis per pokok dan berat untilan sehingga kita mengetahui pada selang berapa pokok untilan itu akan diletakan. Bekas karung untilan pupuk dibawa dan diletakkan di jalan CR dan diambil oleh tenaga pelangsir. Penaburan pupuk. Penaburan pupuk dilakukan oleh dua orang tenaga dalam satu KKP. Penabur harus mengetahui dosis pupuk per pokok dan takaran yang disesuaikan untuk bobot masing-masing pupuk. Metode pemupukan RP, MOP, dan kieserite menggunakan sistem tebar membentuk huruf U atau mengikuti sistem penempatan pelepah daun yang disebut U-shape. Tujuan dari penggunaan sistem ini agar pupuk dapat memepercepat pelapukan pelepah yang disusun di gawangan mati. Selain itu juga akar tanaman yang aktif banyak dijumpai dibawah tumpukan pelepah daun. Pemupukan borate dilakukan melingkari pokok dan diaplikasikan di piringan dengan jarak 5-8 cm dari pokok sawit. Pupuk Chelated Zinkcoper diaplikasikan dengan cara ditugal empat lubang pada setiap pokok sawit dengan jarak cm dari pokok. Gambar 8. Penaburan Pupuk RP Pengawasan kualitas pemupukan. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh mandor pupuk dan asisten divisi dengan tujuan untuk memastikan kegiatan pemupukan sudah berjalan sesuai dengan SOP pemupukan kebun BKLE. Hasil dari pengawasan ini digunakan sebagai bahan evaluasi dan upaya untuk memperbaiki kinerja pemupukan kebun BKLE. Premi Pemupukan. Premi yang dilakukan di kebun BKLE yaitu premi tetap dan premi hari libur. Premi tetap Rp 400,000/bulan untuk mandor pupuk dan Rp 2,500/hari untuk karyawan. Premi hari libur Rp 45,000/hari hadir untuk

12 mandor pupuk dan Rp 36,670 untuk karyawan pupuk. Selain itu juga karyawan akan mendapat extra fooding berupa susu satu kaleng untuk 6 hari. 30 Pengamatan Ketepatan Dosis Untilan Kegiatan di lapangan yang penulis amati adalah ketepatan dosis saat menguntil pupuk di gudang. Penulis menimbang kembali sampel untilan yang telah diuntil oleh pekerja yaitu pupuk Rock Phospate (RP) dan Borate. Data yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Tabel 9. Ketepatan Dosis Untilan Pupuk RP TK (orang) Bobot/Until (kg) Bobot Rataan (kg) Ketepatan Dosis (%) Rata-rata 97.6 Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012) Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh persentase ratarata ketepatan dosis penguntilan pupuk RP yaitu 97.6%. Tabel 10. Ketepatan Dosis Untilan Pupuk HGFB TK (orang) Bobot/Until (kg) Bobot Rataan (kg) Ketepatan Dosis (%) Rata-rata 95.7 Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012) Hasil pengamatan ketepatan dosis untilan pupuk HGFB diperoleh bahwa persentase rata-rata sebesar 95.7%. Pengamatan ketepatan dosis pemupukan MOP Ketepatan dosis aplikasi di lapangan penting karena tanaman kelapa sawit akan mengalami defesiensi hara apabila kekurangan unsur hara yang dibutuhkan.

13 31 Dibawah ini hasil pengamatan terhadap ketepatan dosis aplikasi pupuk MOP yang dilakukan di tiga blok. Tabel 11. Ketepatan Dosis Pupuk MOP di Lapangan Blok/ pokok diamati Dosis/pokok Dosis tidak % dosis % tepat dosis Ulangan (pohon) (kg) sesuai (pohon) tidak sesuai Rata-rata 9.67± Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012) Hasil pengamatan diperoleh untuk rata-rata ketepatan dosis pemupukan di lapangan sebesar 83.89% dari rekomendasi yang telah ditetapkan untuk per pokok tanaman. Pengamatan Ketepatan Aplikasi Pemupukan RP Aplikasi penaburan pupuk berpengaruh terhadap persentasi pupuk yang diserap oleh tanaman. Penulis melakukan pengamatan ketepatan aplikasi pupuk RP pada satu blok. Ketepatan diamati dari kondisi penyebaran pupuk dan jarak taburnya. Hasil pengamatan terhadap ketepatan aplikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Persentase Tenaga Penabur Sumber: Pengamatan Lapang (2012) Gambar 9. Grafik Pengamatan Ketepatan Aplikasi Pemupukan RP Blok L23 Gambar diatas menunjukan bahwa rata-rata ketepatan aplikasi pupuk RP yang penulis amati mempunyai nilai ketepatan sebesar 93%.

14 32 Pengamatan Prestasi Tenaga Kerja Pemupuk Prestasi tenaga kerja pemupuk sangat berpengaruh terhadap tingkat efesiensi pemupukan. Semakin efisien dalam kegiatan pemupukan maka dapat meningkatkan kualitas pemupukan dari tenaga kerja. Hasil pengamatan terhadap prestasi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Prestasi Tenaga Kerja Pemupuk Tanggal Jenis pupuk Dosis/pokok (kg) Jumlah pupuk diaplikasi (kg) Standar (kg) Tenaga kerja (orang) Prestasi kerja (kg/hk) 21/02/12 RP 2 kg 10, /02/12 RP 2 kg 10, /02/12 RP 2 kg 8, /03/12 MOP 1.25 kg 4, /03/12 MOP 1.25 kg 4, /03/12 MOP 1.25 kg 4, Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012) Berdasarkan pengamatan penulis terhadap prestasi kerja tenaga penabur diperoleh rata-rata untuk pemupukan RP sesuai dengan standar kebun tetapi untuk pemupukan MOP ada yang belum sesuai dengan standar kebun. Pengamatan Gejala Defesiensi Hara Ketersediaan hara dalam tanah yang rendah dapat mengakibatkan tanaman mengalami defesiensi hara. Apabila tanaman mengalami defesiensi hara akan mengurangi hasil produksi buah yang dihasilkan. Di bawah ini tabel hasil pengamatan gejala defesiensi hara pada kebun BKLE. Tabel 13. Pengamatan Gejala Defesiensi Hara Kebun BKLE Ulangan Defesiensi Hara (pohon) pokok pokok diamati defesiensi N P K Mg B (pohon) (pohon) Total Rata-rata ± ± ± ± ±7.37 % Sumber: Pengamatan Lapang (2012)

15 33 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap gejala defesiensi hara diperoleh jumlah persentase tanaman terdefesiensi pada kebun BKLE yaitu sebanyak 79.69%. Pengamatan Ketepatan Tempat Pemupukan Rock Phospate Pengamatan ketepatan tempat dilakukan untuk mengetahui tingkat kemerataan pupuk dan lokasi tempat pupuk ditebar. Lokasi penebaran dapat mempengaruhi tingkat keefektifan penyerapan unsur hara oleh tanaman. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pengamatan Ketepatan Tempat Pemupukan RP Ulangan Jumlah Pengamatan (pohon) Distribusi pupuk Terpupuk (pohon) Tidak terpupuk (pohon) Susunan Pelepah (pohon) Piringan (pohon) Lokasi penebaran Gawangan (pohon) Susunan Pelepah dan Gawangan (pohon) Susunan Pelepah dan Piringan (pohon) Total % Sumber: Pengamatan Lapang (2012) Hasil pengamatan terhadap ketepatan tempat untuk pemupukan RP yaitu sebanyak 76.7% telah sesuai pada tempatnya yaitu disusunan limbah pelepah. Aplikasi Janjang Kosong Kelapa Sawit Aplikasi janjang kosong (jangkos) bertujuan untuk konservasi tanah, menurunkan temperatur tanah, mempertahankan kelembaban tanah, mengurangi losses nutrisi melalui proses pencucian dan aliran permukaan atau menjaga terjadinya erosi tanah, dan menambah unsur hara pada tanaman kelapa sawit karena sebagai pupuk organik. Selain itu dapat meningkatkan efektifitas pemupukan dan sumber hara tambahan terutama kalium. Janjang kosong merupakan hasil limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang berasal dari stasiun perebusan dan stasiun pemipilan. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam janjang kosong sawit disajikan pada tabel 15.

16 34 Tabel 15. Komposisi Kandungan Nutrisi Janjang Kosong Sawit Kadar Hara dalam JJK Sebanding dengan Pupuk Unsur Hara (kg/ha/tahun) per Ton JJK N Nitrogen kg Urea P Phosphorus kg RP K Kalium, Potasium kg MOP Mg Magnesium kg Kieserit Sumber: SOP BGA (2012) Rata-rata 1 ton JJK mengandung unsur hara utama sebanding dengan 8 kg urea, 2.9 kg RP, 18.3 kg MOP, 5 kg kieserit. Cara aplikasi janjang kosong di kebun BKLE dilakukan secara manual pada Divisi II. JJK diangkut dari PKS setelah mengantar TBS dan diletakan di pinggir jalan Collection Road (CR). Satu truk berisi sekitar 7 ton JJK. Alat yang digunakan untuk aplikasi yaitu tandu dan gancu. Tenaga kerja yang digunakan untuk satu tumpukan atau 7 ton JJK yaitu 2 orang. Aplikasi JJK dilakukan dengan rotasi 1 tahun sekali pada lahan yang sama. Dosis aplikasi JJK yaitu 27 ton/ha atau ± 200 kg/pokok ( 1 ha 136 pokok). Berdasar kalibrasi untuk bobot 1 tandu adalah 50 kg sehingga 1 pokok diperkirakan di butuhkan 4-5 tandu. Aplikasinya disusun pada sisi susunan pelepah berbentuk kotak atau di gawangang mati. Penebaran JJK satu lapis untuk menghindarkan berkembangnya hama Oryctes rhinoceros. Prestasi kerja untuk aplikasi JJK yaitu ±3,000 kg/hk. Gambar 10. Aplikasi Janjang Kosong TBS Pemanenan TBS Panen adalah kegiatan dari mulai pemotongan TBS, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan tandan dan brondolan ke TPH, dan

17 35 pengangkutan tandan dan brondolan ke PKS. Faktor yang menentukan keberhasilan panen adalah kesiapan sarana dan prasarana, kriteria kematangan tandan, dan manajemen panen (rotasi, sistem panen). Pada kebun BKLE ini menerapkan sistem BHS (Block Harvesting System). Persiapan panen Persiapan panen dimulai dari kondisi prasarana dari lapangan sampai dengan ke pabrik pengolahan. Sarana jalan yang memadai akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga produksi akan tetap meningkat. Selain itu yang harus diperhatikan adalah: 1. Pasar pikul, jalan ini dibuat dengan interval 2 baris tanaman 1 jalan pikul dan lebar 1.2 m. Jalan pikul harus tetap dalam kondisi bersih agar proses pengangkutan TBS dari piringan pohon ke TPH berjalan baik. Pembuatan jalan ini dengan menggunakan manual atau mekanik. 2. Titi panen, beton atau kayu yang digunakan pemanen untuk menyebrang parit dalam mengangkut buah dari piringan ke TPH. 3. Pasar tengah, jalan di tengah-tengah blok yang memotong jalan pikul untuk mempermudah pengecekan oleh asisten. Jalan ini harus selalu dalam kondisi bersih. 4. Pasar kumis, jalan yang memotong ujung gawangan untuk mengarah ke TPH dengan lebar 1.2 m. 5. TPH (Tempat Pengumpulan Hasil), setiap 3 pasar pikul dibuat 1 TPH dengan ukuran 4 m x 6 m. Tempat ini harus selalu bersih dan sebaiknya dibuat secara permanen. Peralatan panen 16. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan panen dapat dilihat pada Tabel

18 36 Tabel 16. Peralatan Panen Kebun BKLE No Alat Fungsi 1 Dodos memotong TBS umur < 6 tahun 2 Egrek memotong TBS umur > 6 tahun 3 Angkong (Kereta mengangkut TBS dari piringan ke TPH buah) 4 Gancu menarik tandan buah dan menyusun buah di TPH 5 Karung wadah mengumpulkan brondolan dan sebagai alas brondolan pada TPH 6 Tojok memuat TBS dari TPH ke truk buah dan menyusunnya 7 Stempel cap sebagai identitas pemanen Sumber: Hasil Pengamatan Lapang (2012) Tenaga pemanen Kebutuhan tenaga panen tergantung pada keadaan topografi, kerapatan panen, luas kebun, dan umur tanaman. Standar yang diterapkan pada kebun BKLE yaitu 3-4 ha/hk. Tenaga pemanen di Divisi II dari dua kemandoran yaitu 40 orang yang dibagi menjadi 10 KKP (Kelompok Kecil Pemanen) dengan anggota 4 orang. Kriteria Matang Panen Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari tandan. Kriteria matang panen yaitu: 1. jumlah buah yang membrondol per tandan, untuk tandan >10 kg (2 brondolan/kg tandan) dan tandan < 10 kg (1 brondolan/kg tandan) 2. tandan yang dipanen masuk fraksi 1, 2, dan 3 3. pada areal yang bergelombang 5 brondolan/tandan agar kehilangan brondolan dapat ditekan. Pada kebun BKLE menerapakan buah yang dapat dipanen jika terdapat 5 brondolan terlepas secara alami dari tandan. Brondolan yang lepas akan bertambah saat buah yang dipanen jatuh ketanah. Ketentuan di TPH minimal buah

19 37 sudah membrondol 6. Pada kenyataan di lapangan ada buah yang mentah, kurang matang, dan terlalu matang ketika dipanen. Selain itu juga banyak dijumpai buah abnormal yang sering disebut buah batu. Oleh karena itu diperlukan pengalaman dan kriteria matang buah yang baik bagi pemanen sehingga dapat mengidentifikasi buah normal dan abnormal serta kualitas panen menjadi bagus. Rotasi Panen Rotasi panen atau pusingan panen adalah lamanya waktu yang diperlukan antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada ancak panen yang sama di blok yang sama. Rotasi panen mempengaruhi mutu buah, transportasi, biaya potong buah, dan pengolahan TBS. Rotasi panen yang sesuai dengan perkembangan buah dan diterapkan pada kebun BKLE adalah 7 hari. Pusingan 7 hari berkaitan dengan presentase brondolan jatuh, biaya produksi, dan produktivitas. Ketika dilakukan rotasi 7 hari maka produktivitas tinggi karena waktu tidak habis untuk mengutip brondolan dan prensentasi buah mentah rendah sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Rotasi panen tergantung kerapatan buah dan kapasitas pemanen. Apabila rotasi panen tidak dilakukan secara tepat dan disiplin sehingga terlambat panen akan menyebabkan tanaman terserang Marasmius sp. Ancak Panen dan Seksi Panen Ancak panen adalah areal dengan luasan tertentu yang harus selesai dipanen pada hari itu. Luas ancak panen ditentukan oleh jumlah tenaga kerja dan disesuaikan dengan jam kerja. Luasan ancak tenaga kerja pemanen pada setiap blok rata-rata 1 ha (2 pasar) sehingga setiap seksi luasan yang harus dipanen 3-4 ha setiap hari. Pada kebun BKLE dilakukan sistem panen ancak giring tetap per mandoran, artinya menyelesikan panen dengan menggiring pemanen ancak demi ancak secara bersambung yang diatur oleh mandor panen. Keuntungan sistem ini yaitu jumlah tenaga kerja dapat diatur, manajemen pelaksanaan panen berdasar presentase kerapatan panen, tidak ada persaingan antar mandor dan mandor aktif mengawasi. Tapi kerugiannya yaitu tanggung jawab karyawan sangatlah kecil yaitu hanya ancak masing-masing.

20 38 Seksi panen yaitu pembagian luasan areal ang ditergetkan untuk dipanen dalam waktu satu hari. Satu seksi panen yaitu empat blok pada divisi II. Seksi panen tergantung dari potensi produksi pada blok tersebut yang dilakukan pada sensus produksi semester. Seksi panen mempermudah dalam pengontrolan asisten atau mandor dan mempermudah perpindahan ancak dari blok yang satu dengen blok berikutnya. Pada divisi II seksi panen dibagi menjadi 6 seksi dengan luasan yang berbeda-beda. Seksi A dari blok K22-K24 dengan luasan ha, seksi B dari blok L23-L21 dengan luasan ha, seksi C dari blok M23-M19 dengan luasan ha, seksi D dari blok L20-L17 dengan luasan 93.4 ha, seksi E dari blok K16-K18 dengan luasan ha, dan seksi F dari blok K19-K21 dengan luasan ha. Kerapatan panen Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang tandannya dapat dipanen dari luasan tertentu. Angka kerapatan panen bermanfaat untuk peramalan produksi esok hari, jumlah pemenen, alat angkut dan rencana pengolahan TBS. Pelaksanaan panen Panen yang dilakukan di kebun BKLE untuk setiap pemanen mulai dari pemotongan buah dari tandan, kutip brondolan, dan pengangkutan tandan ke TPH. Selain itu pemanen juga langsung memotong pelepah yang tidak berfungsi menyusun pelepah, dan potong gagang panjang. TBS harus tersusun rapi di TPH, sedangkan brondolan yang telah dikumpulkan di dalam karung diletakkan di sebelah TBS. Tandan disusun menurut baris yakni 5-10 tandan per baris dengan tangkai menghadap kearah jalan. Setelah itu akan diperiksa dan di grading oleh krani panen sebelum diangkut ke PKS oleh krani transport. Dalam melakukan kegiatan panen sebaiknya pemangkasan pelepah jangan terlalu berat karena akan berpengaruh menurunkan produksi buah. Pemangkasan pelepah sebaiknya mempertahankan jumlah pelepah pelepah setiap pohon. Kondisi piringan pokok harus bersih dari gulma agar memudahkan pemanen saat mengutip brondolan. Selain itu dalam pengutipan brondolan harus memperhatikan brondolan yang jatuh di ketiak pelepah dan mengutipnya, jika tidak dikutip akan menjadi sarang penyakit.

21 39 Pelaksanaan panen dilakukan serentak di blok yang sama agar mempermudah dalam pengecekan buah. Tenaga pemenen melakukan kegiatan panen dari blok satu ke blok yang lain secara bersama-sama pada seksi masingmasing setiap hari. Pengangkutan panen ke PKS Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari TPH ke pabrik harus segera dilakukan pada hari buah panen. Operasi pengangkutan selalu saling mendukung dengan operasi panen. Pengangkutan TBS dari TPH ke PKS menggunakan dump truck. Pengangkutan TBS tidak boleh melebihi kapasitas yang ditentukan oleh perusahaan yaitu maksimal buah yang diangkut bobotnya 7.5 ton/dump truck. Kegiatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit untuk kebun BKLE yaitu Selucing Agro Mill (SAGM). Letaknya kira-kira 2 jam dari kebun BKLE. Sebelum buah diolah menjadi CPO terlebih dahulu dilakukan kembali grading di PKS dengan tujuan sebagai kontrol terhadap mutu panen TBS. Tandan buah yang overrape akan meningkatkan kadar asam lemak bebas karena mempunyai kadar asam lemak yang tinggi, sedangkan tandan mentah menurunkan kadar ekstraksi karena kandungan minyak yang ada belum mencapai maksimal. Sebagai sample PKS akan menagmbil 100 tandan secara acak dari drump truck untuk grading. Ketika penulis mengikuti kegiatan ini TBS dari kebun BKLE untuk tingkat ripe nya sebesar 89%. Nilai ini cukup tinggi karena minimal standar yang di tetapkan oleh perusahaan untuk tingkat ripe nya sebesar 87%. Setelah dilakukan grading barulah buah di masukan kedalam pabrik pengolahan untuk diolah menjadi CPO. Perawatan Jalan dan Piringan Manual Rawat jalan merupakan kegiatan memperbaiki dan menjaga infrastruktur agar semua kegiatan dapat berjalan lancar. Kegiatan yang dilakukan di kebun BKLE adalah membuat parit disamping kanan kiri jalan, memperbaiki jembatan yang rusak, membersihkan jalan yang tergenang air agar cepat kering, menimbun jalan yang sering membuat truck tergelincir dengan menggunakan kayu atau pasir,

22 40 dan menimbun jalan yang berlubang dengan tanah atau pasir. Pekerjaan rawat jalan dilakukan dengan standar 7 jam /HK. Apabila rawat jalan di satu tempat selesai makan akan dilanjutkan ke tempat berikutnya yang perlu di perbaiki lagi. Pada Divisi II kebun BKLE mempunyai tenaga kerja rawat jalan sebanyak 4 orang. Rawat jalan dilakukan secara manual dan mekanis. Perbedaan disini adalah apabila menggunakan cara manual akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, biaya tenaga kerja lebih murah, butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan pekerjaan, dan jalan rusak dapat langsung diperbaiki. Jika menggunakan cara mekanis membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit, pekerjaan cepat selesai, biaya yang dikeluarkan lebih banyak, dan sulit memperbaiki pada jalan-jalan yang medannya susah dilewati. Masalah yang sulit untuk diatasi di kebun BKLE yaitu kondisi jalan yang kurang memadai sehingga perlu ditimbun laterit agar tanah menjadi keras sehingga akses pekerjaan menjadi lebih cepat dan lancar. Piringan manual adalah membersihkan gulma dan pelepah yang ada pada piringan kemudian membuangnya ke gawangan mati. Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga perawatan. Selain itu pekerjaan piringan manual pada TM juga dilakukan garuk brondolan hitam, tarik kacangan, dan cabut kentosan. Tenaga kerja untuk piringan manual yaitu 8 orang wanita. Tiap orang berkewajiban membersihkan 3-4 pasar pikul atau 0.5 ha/hk dan memenuhi 7 jam/hk. Kegiatan Simulasi Kebun (Field Visit) Field visit adalah kegiatan dalam pemeriksaan hancak panen dan mutu buah di TPH bersama dengan asisten divisi dan mandor. Kegiatan ini dilakukan pada setiap divisi secara bergantian. Pemeriksaan dilakukan pada blok dimana tempat buah dipanen. Kegiatan dimulai dari memeriksa buah tinggal, kutip brondolan, grading mutu buah, pelepah sengkleh, pelepah U-shape, dan over pruning. Field visit bertujuan untuk meninjau langsung dan memeriksa mutu buah di lapangan karena terkadang masih ada buah mentah dan buah kurang matang yang ikut terangkut ke PKS. Dengan adanya kegiatan ini menumbuhkan jiwa malu pada pekerja

23 41 apabila diketahui banyak orang sehingga akan ada tindakan perbaikan, mengurangi kehilangan buah sehingga kualitas buah tetap terjaga, dan menerapkan disiplin bekerja pada karyawan. Penggunaan Bor Biopori Bipori adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang sedalam ± 100 cm dengan tujuan sebagai resapan air. Tanaman sawit memerlukan drainase yang baik untuk mengoptimalkan pertumbuhannya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembuatan lubang resapan biopori. Lubang biopori berfungsi untuk menjaga jumlah air tanah tetap tersedia pada musim kemarau, efektivitas drainase pada lahan saat musim penghujan dan dapat digunakan sebagai media pembuatan kompos. Aplikasi lubang biopori yaitu pada kanan dan kiri pokok sejajar dengan baris tanaman atau untuk satu pokok ada dua lubang biopori jaraknya 4-5 meter dari pokok. Tenaga kerja yang melakukan kerja bor biopori pada divisi II kebun BKLE adalah satu orang. Standar yang ditetapakan yaitu dalam 1 HK mendapatkan 68 lubang biopori. Kegiatan Sekat Air, Monding, dan Siltpit Sekat air yaitu membendung air yang ada di parit jalan dan membuat arus airnya menggunakan paralon agar arus air dapat dikontrol dan mengurangi tingkat terkikisnya tanah dan mencegah erosi. Selain itu juga bisa sebagai sumber air untuk penyemprotan agar tidak perlu mengisi air di truck BSS. Cara menimbunnya menggunakan karung yang sebelumnya diisi dengan tanah atau pasir dan diikat secara kuat kemudian menyusunnya di parit jalan sampai air dapat terbendung. Tenaga untuk sekat air yaitu 3 orang. Standar yang ditetapkan untuk kegiatan ini yaitu 2-3 sekat/hk. Monding adalah kegiatan menimbun atau membumbun tanaman kelapa sawit yang tumbuh miring agar tanaman menjadi lebih kuat perakaranya sehinga tidak tumbang. Tenaga untuk pekerjaan ini yaitu 2 orang. Jika diborongkan standar yang ditetapkan yaitu Rp 20,000/pokok.

24 42 Siltpit yaitu membuat lubang dengan panjang 400 cm lebar 40 cm dan dalamnya 60 cm diantara dua pokok tanaman sawit. Fungsi dari siltpit yaitu untuk konservasi tanah dan air. Selain itu juga mencegah erosi pada tanaman kelapa sawit di areal berbukit/lereng, mendapatkan atau menampung air serta mencegah pupuk terbawa oleh air. Standar yang diterapkan oleh perusahaan yaitu 0.3 ha/hk atau kalau diborongkan yaitu Rp 20,000/lubang. Penunasan (Prunning) Penunasan pelepah merupakan upaya untuk menjamin jumlah pelepah yang optimum dipohon, kebersihan tanaman, fotosintesis, dan pembentukan bunga betina. Tujuan dari kegiatan ini untuk keseimbangan fisiologis tanaman, sanitasi, memperlancar penyerbukan, memudahkan panen, menghindarkan brondolan tersangkut di pelepah. Pemangkasan sebaiknya dilakukan bulan sekali. Jumlah pelepah yang tinggal dipohon pelepah (6-7 lingkar) untuk umur 8 tahun dan pelepah untuk umur > 8 tahun (5-6 lingkar). Pemotongan pelepah saat panen seminimal mungkin dan dipotong mepet ke batang dengan bekas potongan miring ke luar berbentuk tapak kuda dengan sudut 30. Jumlah pelepah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, bobot tandan, dan produksi TBS. Penyusunan pelepah yang dilakukan di kebun BKLE menggunakan sistem U-shape. Pelepah disusun berbentuk huruf U dan di letakkan di sekitar pokok tanaman, yang berfungsi untuk menjaga iklim mikro di sekitar pokok tanaman, mengurangi penguapan sehingga kebutuhan air tetap terjaga, dan mencegah erosi. Penunasan dilakukan tiap pekerja berkewajiban menunas 2 pasar pikul sekitar 4 baris tanaman pokok. Alat yang digunakan dodos dan parang. Pruning dilakukan secara borongan dan pruning harian yang dihitung per HK. Pruning harian bertugas 1 pekerja menunas 30 pokok dan upah dibayarkan hanya berupa HK. Pruning borongan dilakukan setelah pruning harian dihari kerja atau hari libur dan upah yang dibayar per pokok yang dikerjakan untuk TM diberi premi Rp 700 dan TBM Rp 1,500.

25 43 Aspek Manajerial Manajemen Tingkat Non Staf Kegiatan manajerial yang penulis lakukan yaitu 3 minggu sebagai pendamping mandor dan 6 minggu sebagai pendamping asisten. Penulis mengikuti semua kegiatan yang dilakukan baik di lapangan maupun di kantor kebun meliputi pengawasan di lapangan dan administrasi di kantor kebun. Pendamping Mandor Selama menjadi pendamping mandor penulis mengikuti kegiatan dalam pengawasan di lapangan yaitu sebagai mandor pupuk, krani divisi, mandor chemist, mandor panen, mandor I, mandor perawatan, krani buah, dan krani transportasi. Mandor I Mandor I bertugas untuk mengontrol dan mengawasi semua karyawan lapang dan melaporkan ke asisten divisi. Mandor I membantu asisten divisi dalam mengontrol pekerja di lapangan dan bertanggung jawab untuk mengkordinasikan semua mandor dalam pembuatan program kerja. Selain itu juga membuat RKH (Rencana Kerja Harian), merakapitulasi buku saku mandor, memeriksa absensi lapang dan kator divisi, membantu asisten divisi dalam pembuatan Lembar Harian Asisten (LHA), mengawasi ketepatan program kerja dan prestasi kerja, dan memeriksa buah hasil laporan kerani panen. Administrasi kewajiban yang dilakukan mandor I adalah mengisi laporan harian mandor, melakukan rekapitulasi taksasi potong buah, mengisi format pemeriksaan aplikasi pupuk, mutu semprot, mutu buah dan mutu tansportasi. Krani Divisi Sebagai kerani divisi penulis mempelajari dan memasukan semua data Laporan Harian Mandor (LHM) per divisi, memasukan data premi semua karyawan divisi, monitoring stok gudang, menginput data ke website Bumitama Plantation System (BPS), melayani pengeluaran bahan yang dibutuhkan oleh

26 44 mandor, dan mengabsen semua karyawan lapang ketika apel pagi. Selain itu juga menginput data Surat Pengiriman Buah (SPB) dan Kartu Kendaraan (KKD). Kerani divisi adalah seorang yang mengurus bagian administrasi tingkat divisi. Setiap pagi hari mengisi papan rencana kerja harian dan mengisi laporan harian asisten serta membantu dalam pembayaran gaji karyawan. Mandor Panen Selama menjadi mandor panen penulis mempelajari tugas-tugas mandor panen misalnya mengetahui rotasi dan pusingan panen, blok yang dipanen, mengecek mutu hancak panen, dan jumlah tenaga kerja pemenen. Mandor panen harus mengawasi semua kegiatan panen di lapangan. Mandor panen mengecek mutu hancak dan mutu panen dari pemanen setelah kegiatan panen dilakukan. Setelah itu pada jam kedua mandor panen mengikuti apel sore, membuat laporan harian mandor, membuat denda pemanen dan mutu hancak panen. Selain mengawasi kegiatan lapang, kegiatan administratif panen yang dilakukan setiap hari harus tepat karena sebagai bahan evaluasi dalam proses pengambilan keputusan misalnya masalah denda panen, alat bantu supervisi, dan masalh potong buah. Mandor Pupuk Penulis melakukan pengawasan terhadap tenaga penabur, tenaga bongkar muat pupuk, dan tenaga untilan pupuk ketika menjadi mandor pupuk tim BMS BKLE. Penulis mengawasi dalam pemupukan organik maupun pemupukan anorganik. Selain itu juga mengisi buku monitoring pemupukan dan mengecek kualitas dan hancak pemupukan, mengetahui rekomendasi pemupukan untuk blok yang akn dipupuk, mengetahui luasan blok yang dipupuk, mengetahui rencana kerja harian dan menulis laporan harian mandor pupuk. Adapun kegiatan administratif harian yang dilakukan mandor pupuk adalah membuat laporan rekapitulasi kegiatan pemupukan untuk luas yang dipupuk, blok yang dipupuk, jumlah pupuk yang diaplikasi. Selain itu juga mengisi buku atau peta perkembangan realisasi pemupukan.

27 45 Mandor Chemist Mandor chemist memiliki kewajiban untuk mengawasi kegiatan semprot di lapangan diantaranya memeriksa mutu semprot dan alat-alat semprot agar tetap terawat. Selain itu juga mengisi LHM, mengisi rencana kerja harian semprot dan realisasi kerja semprot setiap hari. Penulis ikut beperan dalam mengawasi dan menyiapkan alat-alat serta bahan semprot sebelum dibawa ke lapangan. Penulis mengawasi tenaga kerja sebanyak 18 orang dalam penyemprotan. Mandor ini juga harus memperhatikan keselamatan kerja penyemprot dengan cara menggunakan APD. Krani Buah Kerani panen harus melakukan grading buah yang ada di TPH dan membaca stempel pemanen setiap hari sebelum diangkut ke PKS oleh kerani transportasi. Kerani buah mencatat hasil pemeriksaan buah dalam buku penerimaan buah, mengisi daftar premi pemanen, menghitung jumlah tandan dan brondolan yang diangkut ke drump truck, mengisi daftar buah mentah, mengecek buah restant, dan mencatat kesalahan dan denda pemanen. Ketika menjadi pendamping krani buah penulis melakukan grading buah di TPH dan mencatat hasil pemeriksaan buah di TPH. Krani Transportasi Ketika menjadi krani transportasi penulis belajar dalam mengisi Surat Pengantar Buah (SPB), mengawasi kegiatan karyawan yang memuat buah ke dalam dump truck, mengarahkan unit dan tenaga bongkar muat buah ke lapangan kemudian membuat laporan sebelum buah dibawa ke PKS. Krani transportasi harus memastikan tidak ada buah dan brondolan yang tertinggal di TPH. Apabila dump truck tidak bisa masuk ke jalan karena kondisi jalan rusa, maka oleh karyawan panen buah akan dilangsir manual ke tempat yang bisa dump truck itu bisa melewatinya.

28 46 Manajemen Tingkat Staf Manajemen tingkat staf yaitu manager, kepala seksi administrasi, dan asisten divisi. Manager bertanggung jawab atas seluruh kegiatan teknis maupun administrasi. Manager dibantu oleh asisten divisi bertanggung jawab dalam mengelola perkembangan divisi dan kegiatan lapangan dan seorang kepala seksi administrasi yang bertanggung jawab dalam hal seluruh administrasi kebun. Pendamping Asisten Asisten divisi berkewajiban dalam hal mengelola divisi dalam hal teknis dan administratif dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Dalam prakteknya di lapangan akan dibantu oleh mandor dan administrasi akan dibantu oleh kerani divisi. Asisten divisi bertanggung jawab penuh dengan operasional kebun selama 24 jam dari kegiatan kebun maupun lingkungan masyarakat. Tugas di lapangan yang utama yaitu produksi buah agar tetap tinggi, pemupukan yang efektif dan efisien, pengendalian gulma, perawatan jalan, dan perawatan kebun. Selama menjadi pendamping asisten divisi penulis menjalankan lebih dari satu bulan dengan fokus pada kegiatan pengawasan dan koreksi serta mencari solusi ketika ada masalah terutama pada kegiatan pemupukan. Pendamping asisten turut dalam hal pengawasan kegiatan harian secara langsung dan koreksi terhadap hasil kualitas kegiatan sesuai dengan pedoman kerja kebun BKLE. Penulis juga ikut belajar dalam hal pembuatan rencana kerja bulanan, mengawasi kegiatan pemupukan, mengikuti simulasi Field Visit, mengikuti simulasi pemupukan BMS. Dalam kegiatan administrasi penulis juga membantu mengabsen karyawan ketika apel pagi, membuat rencana kerja harian, melakukan taksasi produksi, dan membantu kegiatan pembagian uang ketika gajian.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi tandan buah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh SITI KHOMARIAH NIM. 070500115 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Kegiatan teknis selama magang dilakukan di kebun dengan tiga tingkatan pekerjaan diantaranya sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Selama menjalani kegiatan magang di SBHE berstatus sebagai karyawan harian lepas selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, pendamping aisten divisi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Panen Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) LEAF SAMPLING UNIT ( L S U ) PENDAHULUAN Leaf sampling merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan rekomendasi pemupukan. Rekomendasi pupuk yang akurat akan menghasilkan produksi TBS yang maksimal.

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MOCHAMMAD FAHMI A24100088 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : SONI SETIAWAN NIM. 120 500 086 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

STUDI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT

STUDI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT STUDI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA TANAMAN MENGHASILKAN (TM) DI PERKEBUNAN BANGUN KOLING ESTATE, PT.WINDU NABATINDO ABADI, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO GRUP, KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Pemahaman - Persiapan Pelaksanaan - Angkutan) NO. PSM/AGR-KBN/06 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 03 Maret 2015 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Disusun Oleh ; Diperiksa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konservasi Tanah Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BIDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BIDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BIDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT. TELADAN PRIMA GROUP KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : JUNITA NIM. 090500067 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

PEMBAHASAN. Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20 PEMBAHASAN Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen 1. Pengertian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh WAWAN SETIAWAN NIM. 070500091 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan di Tambusai Estate mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penunasan, sensus pokok, pengendalian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Persiapan Panen Sistem Panen

PEMBAHASAN Persiapan Panen Sistem Panen PEMBAHASAN Persiapan Panen Secara sistematis sebelum melangkah pada tahap pelaksanaan, proses perencanaan harus dilakukan secara detil. Kegiatan mencakup penetapan seksi panen, penetapan luas hanca kerja

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar 23 Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian Kegiataan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 01/03/2014 Penunasan 10 pokok 54 pokok 76 pokok L022 02/03/2014 Libur hari

Lebih terperinci

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma. Marulak Erikson Butar-Butar. Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Aspek Khusus Pemeliharaan Tanaman di Perkebunan Kelapa Sawit P.T. Permata Hijau Sawit, Kebun Sosa Indah, Tapanuli Selatan (Di bawah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemupukan, pemanenan, penunasan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

Oleh RIDWAN HARYONO NIM

Oleh RIDWAN HARYONO NIM 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATION BANGKIRAI ESTATE DESA PERIAN, KECAMATAN MUARA MUNTAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh RIDWAN

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya difokuskan pada 3 tempat, yaitu di piringan, pasar pikul dan TPH. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan. IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Oleh: Lambok Siahaan PT PADASA ENAM UTAMA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL LAMPIRAN 84 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL No Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (satuan/hk) Lokasi Penulis Karyawan Standart Pe mbimb ing Keterangan 1 14/ 02/ 2011 Tiba dilokasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan penulis di kebun Pinang Sebatang Estate (PSE) Divisi IV dimulai dari antrian pagi yang dilakukan pada pukul 05.30 06.30 setiap harinya. Kegiatan ini

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH

PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH Benny G. Kaban A24060177 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Harvest Management on oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) at East Kota Waringin, Central Kalimantan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH SYAHRINA RAHMA DHANI A24100081 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci