BUSINESS CONTROL GROUP DEPARTMENT. Acara Rakor KTU : Jakarta Tanggal Januari 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUSINESS CONTROL GROUP DEPARTMENT. Acara Rakor KTU : Jakarta Tanggal Januari 2017"

Transkripsi

1 BUSINESS CONTROL GROUP DEPARTMENT Acara Rakor KTU : Jakarta Tanggal Januari 2017

2 SHARING SESSION 1. Penguatan Fungsi KTU 2. Prinsip Efisiensi 3. Fostur Anggaran Pengendalian Biaya 5. Strategi Pengawalan Anggaran 2017

3 1. Penguatan Fungsi KTU KTU sebagai lentera RH/EC. Sikap tegas dari KTU sangat diperlukan demi tegaknya prosedur administrasi. KTU secara arif harus berani mengatakan tidak bila ada instruksi yang tidak sesuai dengan pedoman administrasi yang telah ditetapkan demi mencegah pelanggaran. KTU bagaikan hakim bagi administrasi perkebunan.

4 Besaran Fungsi KTU 1. Mengelola informasi menjadi informasi terstruktur dengan dimensi tepat waktu, akurat dan dapat dipercaya. 2. Mediator dan katalisator antara lapangan dan kantor pusat 3. Mengetahui dan menguasai angka-angka yang dapat dijadikan parameter pengukur efisiensi, efektifitas, dan produktivitas pekerjaan di lapangan. disediakan cost driver Buku Anggaran 4. Mengawal proses pembentukan Cost, dari tim Cost by Designer di area 5. Motivasi cross training mengembangkan bawahan kasi 6. Memantau kelancaran administrasi Estate, divisi & PKS, Traksi dan cross check pekerjaan di lapangan dan fungsi lainnya.

5 Prinsip Efisiensi Deputy COO : 1. Setiap potensi pendapatan harus diselamatkan (cegah losses). 2. Setiap pemborosan harus dihentikan (Komitmen dan kesegeraan bertindak). 3. Setiap pengeluaran harus difikirkan bahwa memang perlu dan menguntungkan (Cost & Benefit Analysis). 4. Setiap pengeluaran adalah pengeluaran termurah dan mendapat manfaat yang sama 5. Kurangi kemewahan dan kenyamanan. 6. Penyelamatan atau menjaga itik bertelur emas. Head Kalteng : Proses efektif menjadikan biaya efisien. ( Lambat adalah biaya) CFO : Efisiensi bukan berarti tidak melakukan hal yang perlu (needed/urgent/important) semata-mata agar biaya tidak terjadi. Hal ini akan kontra-produktif dan menyebabkan biaya yang lebih besar di kemudian hari.

6

7 ANGGARAN FISIK BGA TANAM BARU, PRODUKSI & PENGOLAHAN ANGGARAN Sat BGA KALTENG KALBAR Tanam Baru (Ha) Ha PRODUKSI Ton Internal Ton Eksternal Ton YIELD TBS Ton/Ha 20,6 22,9 16,5 CPO Ton/Ha 5,2 6,3 6,5 PENGOLAHAN MKS / OER Ton & % / 24, / 24, / 23,21 IKS / KER Ton & % / 4, / 4, / 4,58 7

8 TOTAL ANGGARAN BELANJA BGA Metro, Rp 142 M PKS, Rp 2,4 T Support, Rp 52 M Kebun, Rp 3,4 M Uraian BGA GROUP REGION (Rp Miliyar) KALTENG KALBAR A. Kebun B. PKS C. Metro D. Dept. Support TOTAL BGA

9 ANGGARAN PER COST ELEMENT [KEBUN, PKS, METRO, SUPPORT & TRAKSI] Total : Rp. 5,92 T Rp 2,85 T Rp 3,07 T Pembelian TBS Eksternal & Plasma; 2,36 Triliun Kapital & Mill Project; 692 Miliar Cadangan; 37 Miliar

10 Anggaran Cost Element 2017 TOTAL JENIS BIAYA AREAL / SAT TK PROD. Rasio TK Biaya Upah Biaya Bahan Biaya Kontrak Alokasi Lain-lain Total Biaya Rp ( 000) % Rp ( 000) % Rp ( 000) % Rp ( 000) % Rp ( 000) % Rp ( 000) % LC Ha 208 0, % % % % % PEMEL. TBM Ha , % % % % % PEMUPUKAN TBM Ha 316 0, % % % % % Sub Total TBM Ha , % % % % % PEMEL. TSM Ha , % % % % % PEMUPUKAN TSM Ha , % % % % % Sub Total TSM Ha , % % % % % PANEN Ton , % % % % % BIAYA UMUM Ha , % % % % % % Sub Total , % % % % % % BIBITAN Bibit 180 0, % % % % - 0% % TRANSIT % % % % % % WORKSHOP % % % % % % Sub Total *) % % % % % % KEBUN % % % ,4% % % Menganut azas materialitas pengawalannya menjadi skala prioritas.element tertinggi : Upah 43% dan Bahan 44% total 87%.

11

12 Pengawalan Anggaran 1. Terbentuknya budaya Cost awareness merupakan tanggung jawab kita bersama, apa tindakan kongkrit yang harus kita lakukan? 2. Ukuran efisiensi adalah Cost price Rp 622/kg (Rp Opex / Ton TBS), Bagaimana mempertahankan Cost price ketika produksi tidak tercapai? 3. Untuk memengendalikan Cost price, Apakah dengan meningkatkan Produktifitas atau menurunkan Cost? 4. Arahan CFO : Cashflow koperasi plasma 2016 plasma rata-rata defisit Rp 50 M / bulan. Apa yang harus kita kendalikan untuk meminimalisasi defisit tahun Menganut azas materialitas, Cost element yang dominan menjadi pengawalan utama. 6. Strategi pengendalian generik biaya kebun

13 Implementasi Anggaran 2017 Memastikan bahwa semangat yang tertuang pada buku anggaran terdistribusi dan dipahami sampai level asisten Memastikan RKT, RKB dan RKH yang disusun berorientasikan anggaran Memastikan ukuran angka efisiensi (cost driver) menjadi kawalan bersama Disediakan angka populer dan cost driver pada buku anggaran dalam rangka meningkatkan Cost awareness

14

15

16 Rp/Kg TREN COST PRICE 2013 S.D 2016 [KEBUN, PKS & METRO] % % % %? 718 Semangat efisiensi dalam anggaran Tahun 2016, belum tercermin pada realisasinya Realisasi Anggaran E 2017 A Sudahkah kita berperilaku cost awareness?

17 COST AWARENESS "Tercermin dalam PERILAKU: peduli & kesegeraan bertindak (Pro Aktif) hati-hati, "COST itu mind set, dibentuk seperti apa maunya kita, kapan kita injak gas, dan kapan kita harus injak rem.."

18 Kapan kita injak gas, dan kapan kita harus injak rem? Bagaimana mempertahankan Cost price ketika produksi tidak tercapai?

19 MENURUNKAN MENINGKATKAN PRODUKSI LEBIH MUDAH DARI PADA MENURUNKAN BIAYA Harga Pokok Produksi= Biaya (Rp) / Produksi (kg) Penurunan Biaya (LEBIH SULIT): Efisiensi Tenaga Kerja dan Mekanisasi Efektivitas Pemakaian Bahan Penurunan Harga Input (supply chain, strategic sourcing) Peningkatan Produksi (LEBIH MUDAH): Genetik tanaman: yield profile sesuai umur tanaman, Yield Improvement Strategy. Minimisasi losses panen Efisiensi transportasi Minimisasi losses pengolahan Manage Pembilang dan Manage Penyebut 10, Pemb. Peny.

20 ANGGARAN PLASMA PER KUD 1. Cost Price Produksi TBS 968 juta ton (21,5 ton/ha) Cost price : Inti Rp 653/Kg dan Plasma Rp 549/kg 2. Treatment dan asumsi Anggaran Plasma : Biaya pemeliharaan : Inti Rp 1,9 jt/ha dan Plasma Rp 1,6 jt /Ha asusmsi establish kecuali area 8B Biaya pupuk : Inti Rp 5,3 jt/ha dan Plasma 4,3 jt /Ha

21

22 PROYEKSI CASHFLOW PLASMA PER KUD 3. Diproyeksikan profit Rp 537 M Penjualan Rp 1,33 T By operasional & overhead Rp 569M dan Bank Rp 225 M. Dari 47 unit koperasi sudah profit 34 unit Rp 574 M dan 13 unit belum profit Rp 36 M 4. Diproyeksikan cashflow secara global surplus Rp 4,6M (24 unit surplus Rp 134 M dan 25 unit defisit Rp 129 M atau Rp 11 M/bulan) 5. Tahun 2016 defisit cashflow berkisar Rp 50 M /bulan.

23 PROYEKSI ANGGARAN CASHFLOW PLASMA PER KOPERASI Penjualan : Rp. 1,33 T Profit & Lost Biaya Rp 794 M Profit 34 Unit Total Koperasi 49 Unit TM 47 Unit TBM 2 Unit Cashflow Surplus Rp 4,6 M Profit Rp 537 M Surplus 24 unit Rp 134 M Defisit 25 unit Rp 574 M Belum Profit 13 unit (Rp 36 M) (Rp 129 M) Rp 11 M/bln

24 STRATEGI PENGENDALIAN GENERIK BIAYA KEBUN Panen perhatikan Produktivitas Tenaga Kerja (output) Transport perhatikan VRA & Produktivitas Pengendalian Gulma perhatikan Output TK dan Konsumsi Bahan Pemeliharaan Prasarana perhatikan produktivitas Alat Berat Pupuk perhatikan Kualitas Penabur

25 4.a Biaya Panen Biaya Panen Rp/Kg = Biaya Dikeluarkan (Rp) Produksi TBS (Kg) Komponen utama : Upah Pokok Premi Panen Indikator pengendalian biaya panen : 1. Output /pemanen (siap borong dan lebih borong) 2. Coverage area 3. Pusingan panen

26 MANAJEMEN PENGENDALIAN BIAYA TRANSPORT TBS (Km/Ton) : Efisiensi Utilisasi Unit diukur dalam jumlah km yg diperlukan per ton TBS diangkut. Key Sucess Factor : 1. Sentralisasi Panen & Sistem Panen 2. Panen satu hari satu seksi 3. Kondisi Prasarana Jalan dan Jembatan 4. Rasio Jalan dan TPH yg standar

27 BIAYA PRASARANA (Rp/Ha) Konsep Dasar : Minimalisasi Penggunaan Jalan dan Management Transport yg baik Disiplin Pemeliharaan Jalan dan Disiplin Pemakaian Jalan Konsep Pemeliharaan Jalan adalah memastikan tidak ada jalan rusak baru. Perawatan dimulai dari yg Ringan

28 PENGENDALIAN GULMA (Rp/Ha) Biaya Pengendalian : 1. Piringan Manual 2. Piringan Chemist 3. Gawangan Manual 4. Gawangan Chemist 5. Pengedalian Lalang Konsep Dasar : Manual lebih mahal dan Efeknya hanya sebentar, Chemist Murah dan Efeknya Bertahan Lama. Untuk mencapai Ratio TK 0,14/Ha dipersyaratkan tim BSS handal.

29 ILUSTRASI CHEMIST VS MANUAL JENIS KERJA Manual + Chemist Chemist (Establish) Manual Chemist Price / Rot Fisik/Rot Rp/Ha Rot Fisik/Rot Rp/Ha Rot Fisik/Rot Unit Rp/Ha /Ha /Ha /Ha Total Labour Tenaga Kerja , , Material Glifosat , , ,05 Material Metil , , ,1 Total Rp/Ha Pekerjaan Piringan Manual lebih mahal dari pekerjaan Piringan Manual Chemist Adanya 1 x rotasi manual meningkatkan Biaya 36%

30 MENGHITUNG ANGGARAN PENGENDDALIAN GULMA AREAL ESTABLISH

31 KEY SUCESS FACTOR PENGENDALIAN GULMA 1. Maksimalkan Pekerjaan Chemist dalam Pengendalian Gulma. 2. Kongsi kerja BSS yg handal dan terlatih. 3. Mekanik Semprot yg Handal. 4. Rotasi kerja yg tepat dan akurat. 5. Simulasi kerja yg bermutu dan konsisten. 6. Pemahaman yg Mendalam terhadap kondisi selective weeding, gulma yg harus dipertahankan dan dieradikasi. 7. Minimalisasi penggunaan Herbisida terutama Herbisida Sapu Jagad. 8. Jenis Noozle. asisten bawa noozle 9. Time Motion Study dan Target Kerja.

32 5. Strategi Pengawalan Anggaran 2017 Penguatan peran KTU/Kasi dalam menjalankan fungsi Cost Control Meningkatkan cost awareness level asisten melalui tertib RKH yang berorientasi Anggaran Prioritas pada element cost yang dominan Upah dan Bahan, dengan monitoring jumlah TK, Bahan dan pro duktifitas Konsisten menjalankan LPAB & LPAT di tingkat kebun & Area

33

PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T

PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T PAYROLL MANAGEMENT E S T A T E D E V E L O P M E N T & S E R V I C E S D E P A R T M E N T PAYROLL MANAGEMENT bagian dari Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang mengelola berbagai komponen penggajian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

Permintaan Dana Operasional & Pertanggungjawaban. Pundu Learning Centre

Permintaan Dana Operasional & Pertanggungjawaban. Pundu Learning Centre Permintaan Dana Operasional & Pertanggungjawaban Permintaan Dana Operasional Pundu Learning Centre PERMINTAAN DANA OPERASIONAL Pundu Learning Centre LATAR BELAKANG Permintaan Dana Operasional (PDO) adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL LAMPIRAN 84 Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai KHL No Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (satuan/hk) Lokasi Penulis Karyawan Standart Pe mbimb ing Keterangan 1 14/ 02/ 2011 Tiba dilokasi

Lebih terperinci

RAPAT KORDINASI KTU. Jakarta Januari Estate Development Group Dept

RAPAT KORDINASI KTU. Jakarta Januari Estate Development Group Dept RAPAT KORDINASI KTU Jakarta 12 13 Januari 2017 Estate Development Group Dept OVERVIEW SPK PUSAT TAHUN 2016 Overview SPK Pusat Tahun 2016 I. Overview SPK Terbit II. Tren SPK Terbit Per Bulan III. Sumber

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate Tanggal Uraian Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar...(Satuan/HK)... 11 Februari 2012 Orientasi

Lebih terperinci

Workshop Implementasi Sistem RKH Baru E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E

Workshop Implementasi Sistem RKH Baru E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E Workshop Implementasi Sistem RKH Baru Alur Workshop RKH Baru 1. Brain storming kondisi panen saat ini 2. Mendapatkan persetujuan tentang pentingnya konsep panen ( berdasarkan data produksi ) 3. Internalisasi

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN 158 VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN Pengelolaan lahan gambut berbasis sumberdaya lokal pada agroekologi perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkalis dilakukan berdasarkan atas strategi rekomendasi yang

Lebih terperinci

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan. IMPLEMENTASI BEST MANAGEMENT PRACTICES (BMP) MELALUI PEMELIHARAAN KESEHATAN TANAH SEBAGAI BAGIAN DARI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN Oleh: Lambok Siahaan PT PADASA ENAM UTAMA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER SILABUS MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER INSTIPER YOGYAKARTA TAHUN 2018 1 M a g a n g I N S T I P E R 1. Budidaya Sayuran dan Buah (Kultur Teknik) 2. Pengolahan pasca panen Sayuran dan Buah 3. Administrasi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAPORAN MANAGEMEN KERJA

ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAPORAN MANAGEMEN KERJA ADMINISTRASI DAN SISTEM PELAPORAN MANAGEMEN KERJA Pundu Learning Centre - 2012 The Continuous Improvement Model people People Multi-disciplinary teams working together to administer company businesses

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar 23 Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Tanggal Uraian Kegiataan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi 01/03/2014 Penunasan 10 pokok 54 pokok 76 pokok L022 02/03/2014 Libur hari

Lebih terperinci

Best Management Practices (BMP) untuk Peningkatan Produktivitas

Best Management Practices (BMP) untuk Peningkatan Produktivitas Kultur Teknik Praktis dalam Peningkatan Produktivitas Best Management Practices (BMP) untuk Peningkatan Produktivitas PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT JL. Brigjen. Katamso 51, Medan 20158 Telp. (061) 7862477;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA

DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA 233 IX. DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA Secara teoritis kinerja ekonomi rumahtangga petani dipengaruhi oleh perilaku rumahtangga dalam kegiatan produksi,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

Mungkur dan Gading Jaya. kebun Limau. PT Selapan Jaya, OKI ha ha, Musi Banyuasin. PT Hindoli, 2, kebun Belida dan Mesuji

Mungkur dan Gading Jaya. kebun Limau. PT Selapan Jaya, OKI ha ha, Musi Banyuasin. PT Hindoli, 2, kebun Belida dan Mesuji Tabel 13 Perbandingan Karakteristik Kebun Kelapa Sawit Inti dan Plasma Contoh di Sumatera Selatan Tahun 2002 No Karakteristik Betung Barat 1 Nama lain IV Betung Talang Sawit Sungai Lengi II B Sule PT Aek

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan BAB VII PENUTUP Perkembangan industri kelapa sawit yang cepat ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : (i) secara agroekologis kelapa sawit sangat cocok dikembangkan di Indonesia ; (ii) secara

Lebih terperinci

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER SILABUS MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER INSTIPER YOGYAKARTA TAHUN 2018 1 M a g a n g I N S T I P E R 1. Budidaya Kelapa Sawit (Kultur Teknik) 2. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 3. Administrasi (Kebun, Gudang,

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

BGA Harvesting System (BHS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E

BGA Harvesting System (BHS) E X C E L L E N C E T H R O U G H D I S C I P L I N E BGA Harvesting System (BHS) ESTATE PDCA - PICA FRAME WORK PLAN DO CHECK ACTION Target Setting/Strategic Goal/Business Plan Yield Gap Analisa Peta Mozaik RKT PUAS Program / Rencana Routine Material, Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah krisis ekonomi global saat ini semua negara merasakan imbasnya, termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut Badan Pusat

Lebih terperinci

Oleh Prof. Dr. Bungaran Saragih, MEc

Oleh Prof. Dr. Bungaran Saragih, MEc Oleh Prof. Dr. Bungaran Saragih, MEc Komisaris Utama PT. Pupuk Indonesia Holding Ketua Dewan Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute-PASPI P e n d a h u l u a n Sejak 1980 CPO mengalami

Lebih terperinci

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun 1.500 1.200 900 600 300 1.000 ha Karet Kelapa Sawit 0 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 tahun Kebun Masyarakat* TBS PKS Keterangan Inti TBS * Perkebunan Rakyat Pengangkutan TBS (yang diprogramkan) Pengangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L)) merupakan komoditas strategis di Indonesia. Kedelai adalah salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-KBN/02 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 8 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

POTONG BUAH (PANEN) MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

POTONG BUAH (PANEN) MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill POTONG BUAH (PANEN) MANAGEMENT TRAINEE PT Bangkitgiat Usaha Mandiri Palm Oil Plantation & Mill POKOK BAHASAN Pendahuluan Rotasi Panen Persiapan Panen Pelaksanaan Panen Kriteria Panen Supervisi dan Sanksi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR LAMPIRAN.. i iii iv v I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1 1.2. Identifikasi Masalah. 8 1.3. Rumusan Masalah.. 9 1.4. Tujuan Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang memproduksi minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil : CPO). Perusahaan ini mengolah

Lebih terperinci

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5 Lampiran 2 Data Harga Komponen.Lp2 Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3 Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5 Lampiran 6 Menghitung MTTF Menggunakan Minitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari 3 dasawarsa dalam pasar minyak nabati dunia, terjadi pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara tahun 1980 sampai

Lebih terperinci

OLEH : ALEXANDER MAHA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA - III

OLEH : ALEXANDER MAHA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA - III OLEH : ALEXANDER MAHA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA - III OUTLINE : - Pendahuluan & Profile Perusahaan - Performa K. Sawit dan Kondisi Iklim PTPN-III - Upaya menghadapi anomali iklim - Penutup PENDAHULUAN &

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang penting karena secara tradisional Indonesia merupakan negara agraris yang bergantung pada sektor

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PROSEDUR PEMELIHARAAN TANAMAN NO. PSM/AGR-KBN/05 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Langkat ini merupakan unit kebun sawit langkat (disingkat SAL) berdiri sejak

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG PERKASA-1 PLANTATION, KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT

MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG PERKASA-1 PLANTATION, KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. AGRA MASANG PERKASA-1 PLANTATION, KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS SUMBER PERTUMBUHAN MINYAK SAWIT YANG BERKELANJUTAN

PRODUKTIVITAS SUMBER PERTUMBUHAN MINYAK SAWIT YANG BERKELANJUTAN PRODUKTIVITAS SUMBER PERTUMBUHAN MINYAK SAWIT YANG BERKELANJUTAN Oleh Prof. Dr. Bungaran Saragih, MEc Komisaris Utama PT. Pupuk Indonesia Holding Ketua Dewan Pembina Palm Oil Agribusiness Strategic Policy

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/BUM-PKS/06 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal. 1 dari 8 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor Lilis Ernawati 5209100085 Dosen Pembimbing : Erma Suryani S.T., M.T., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

Gambar 2.5: Hasil uji sensitivitas 2.4. HASIL ANALISIS

Gambar 2.5: Hasil uji sensitivitas 2.4. HASIL ANALISIS Gambar 2.5: Hasil uji sensitivitas 2.4. HASIL ANALISIS Model yang dibangun dioperasikan berdasarkan data historis luas lahan sawah pada tahun 2000 2012 dari Biro Pusat Statistik (BPS) dengan beberapa asumsi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan dari 13 Februari hingga 13 Mei 2012 bertempat di Tambusai Estate, Kec. Tambusai Utara, Kab. Rokan Hulu, Riau. Tambusai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

RICE ESTATE + SRI Ha Mendukung Prog. Kemandirian Pangan KABUPATEN PPU

RICE ESTATE + SRI Ha Mendukung Prog. Kemandirian Pangan KABUPATEN PPU RICE ESTATE + SRI 30.000 Ha Mendukung Prog. Kemandirian Pangan KABUPATEN PPU Januari 2011 Data BPS tahun 2009; Jumlah Luas Panen di Kab. PPU adalah. ha. Tingkat Produktivitas ton GKG/ha. Total Produksi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEBUN INTI, KEBUN PLASMA DAN RUMAHTANGGA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT

DESKRIPSI KEBUN INTI, KEBUN PLASMA DAN RUMAHTANGGA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT 140 VI. DESKRIPSI KEBUN INTI, KEBUN PLASMA DAN RUMAHTANGGA PETANI PLASMA KELAPA SAWIT 6. 1. Karakteristik Kebun Inti dan Plasma Kebun Perusahaan Inti Rakyat (PIR) kelapa sawit yang akan dibahas adalah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018?

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018? PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei 2018 1. Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018? Target produksi Perseroan untuk tahun 2018 adalah 219.000

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN. Pundu Learning Centre

SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN. Pundu Learning Centre SISTEM ADMINISTRASI BIBITAN, LC/ TB, TBM, TSM & PANEN Pundu Learning Centre ADMINISTRASI SUATU KEGIATAN PENCATATAN YANG DILAKUKAN SECARA PROSEDURAL, SISTEMATIS DAN KONTINUE SEHINGGA MENGHASILKAN SEBUAH

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-KBN/01 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 11 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

ARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL 2015

ARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL 2015 ARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL 2015 Jakarta, 3 Juni 2015 ISI PAPARAN I II III IV V VI UPSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI UPSUS PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. strategi yang dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. strategi yang dimiliki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari berbagai tinjauan pembahasan dan analisis dimuka, maka dalam persoalan untuk menemukan keunggulan bersaing dan evaluasi perumusan strategi yang dimiliki oleh PT. Astra Agro

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Kebijakan pemberian subsidi, terutama subsidi pupuk dan benih yang selama ini ditempuh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mayoritas penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian. Hingga saat ini dan beberapa tahun mendatang,

Lebih terperinci

Public Expose 8 May 2013

Public Expose 8 May 2013 Public Expose 8 May 2013 Bisnis utama kami adalah pengembangan dan pengolahan produk perkebunan guna diproses lebih lanjut untuk konsumsi global Crude Palm Oil Palm Kernel Oil 72% 28% Panel 96% Engineered

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Bumitama Gunajaya Agro (BGA) berawal dari pengusahaan perkebunan kelapa sawit berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang dimulai pada tahun 1998

Lebih terperinci

sawitku benih asalan faktor disinsentif penggunaan benih unggul vs potensi kerugian

sawitku benih asalan faktor disinsentif penggunaan benih unggul vs potensi kerugian sawitku benih asalan faktor disinsentif penggunaan benih unggul vs potensi kerugian Faktor Disinsentif Penggunaan Benih Unggul Eksternal 1. Rantai nilai industri kelapa sawit, struktur pasar dan tataniaga

Lebih terperinci

VIII SKENARIO ALTERNATIF KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM AGROINDUSTRI KAKAO

VIII SKENARIO ALTERNATIF KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM AGROINDUSTRI KAKAO VIII SKENARIO ALTERNATIF KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM AGROINDUSTRI KAKAO Pada bab sebelumnya, telah dilakukan analisis dampak kebijakan Gernas dan penerapan bea ekspor kakao terhadap kinerja industri

Lebih terperinci

Etika dan Perilaku Data

Etika dan Perilaku Data Etika dan Perilaku Data DisLu tentang Etika Kerja - 1 Parto bekerja di suatu Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit, dimana industri ini sedang mengalami krisis ekonomi. Suatu Saat, Parto mendapat tugas untuk

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Gaol (2011) yang berjudul Analisis Luas Lahan Minimum untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan orientasi memperoleh laba yang maksimal agar dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam menciptakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT) 1 ANGGARAN BERBASIS KINERJA Metode Penganggaran bagi Manajemen yang mengaitkan setiap biaya yang dibebankan dalam kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK. Pendahuluan

EKONOMI TEKNIK. Pendahuluan EKONOMI TEKNIK Pendahuluan Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas lain : di luar kelas Nilai = 20% Kuis +30% Tugas + 50%UTS

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Lagkat ini merupakan Unit Kebun Sawit Langkat (SAL) berdiri sejak tahun 01 Agustus 1974 sebagai salah satu

Lebih terperinci

Sistem Kompensasi SDM Perkebunan

Sistem Kompensasi SDM Perkebunan Sistem Kompensasi SDM Perkebunan X C X L C L L L N C N C T T H R O U G H H D D I S I C S I C P L I I P N L I N Global Total Reward Components Base Pay Types of Base Pay Bonus Incentives Commissions Total

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN. Oleh : Rediman Silalahi

Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN. Oleh : Rediman Silalahi Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN Oleh : Rediman Silalahi BIODATA Nama : Rediman Silalahi Pekerjaan/Jabatan : Direktur Operasional Institusi : PT. Perkebunan Nusantara IV Alamat : Jl. Suprapto

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Edison P. Sihombing dan Dimas H. Pamungkas

Disampaikan oleh : Edison P. Sihombing dan Dimas H. Pamungkas Pengaruh Anomali Iklim dan Pengaruhnya pada Produktivitas Kelapa Sawit Studi Kasus di Bangun Bandar Estate PT Socfin Indonesia Wisma Avros, PPKS. Medan, 21 Juli 2016 Workshop GAPKI Sumatera Utara Disampaikan

Lebih terperinci

RESUME PERJALANAN DINAS COMMISSIONER INDEPENDENT & AUDIT COMMITTEE REGIONAL 3 PT.MENTENG KENCANA MAS TANGGAL DESEMBER 2017

RESUME PERJALANAN DINAS COMMISSIONER INDEPENDENT & AUDIT COMMITTEE REGIONAL 3 PT.MENTENG KENCANA MAS TANGGAL DESEMBER 2017 RESUME PERJALANAN DINAS COMMISSIONER INDEPENDENT & AUDIT COMMITTEE REGIONAL 3 PT.MENTENG KENCANA MAS TANGGAL 12-13 DESEMBER 2017 Hari/ tgl Waktu (WIB) Kegiatan Pertemuan, diskusi dan Konfirmasi PIC Foto

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi

Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi Yudi Setiadi Damanik, Diana Chalil, Riantri Barus, Apriandi

Lebih terperinci

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET 47 6.1. Aspek Biofisik 6.1.1. Daya Dukung Lahan VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur tahun 2010, kondisi aktual pertanaman karet

Lebih terperinci

Losses_kedelai LOSSES_kedelai_1. RAMP_LOSSES surplus. kebutuhan_kedelai. inisial_luas_tanam produski_kedelai Rekomendasi_pupuk

Losses_kedelai LOSSES_kedelai_1. RAMP_LOSSES surplus. kebutuhan_kedelai. inisial_luas_tanam produski_kedelai Rekomendasi_pupuk . Harga_Treser Coverage_area Biaya_Treser Unit_Treser Losses_kedelai LOSSES_kedelai_1 RAMP_LOSSES surplus Harga_Rhi konsumsi_kedelai_per_kapita Biaya_Rhizoplus jumlah_penduduk pertambahan_penduduk RekomendasiR

Lebih terperinci

7 SUMBER DAYA MANUSIA

7 SUMBER DAYA MANUSIA 7 SUMBER DAYA MANUSIA Dalam implementasi manajemen sumber daya manusia, kami menerapkan budaya sharing session sebagai bentuk aktivitas mempertajam nilai organisasi Perseroan. Pencapaian positif dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL ANALISIS PENDAPATAN PETANI TANAMAN KARET KLON PB 260 DENGAN PETANI TANAMAN KARET LOKAL Oleh: Yusri Muhammad Yusuf *) dan Zulkifli **) Abstrak Analisis usaha dalam kegiatan usaha diperlukan untuk kepentingan

Lebih terperinci

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA Perkebunan kakao merupakan salah satu sektor unggulan di bidang pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara dimana sekitar 52% total

Lebih terperinci