PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Transkripsi

1 10 Divisi, dan Kepala Administrasi. Karyawan nonstaf terbagi menjadi karyawan Bulanan, Karyawan Harian Tetap (KHT), dan Karyawan Harian Lepas (KHL). Karyawan Bulanan terdiri atas pekerja tidak langsung seperti karyawan kantor kebun, mandor, dan kerani. KHT dan KHL terdiri atas pekerja langsung lapangan. Data jumlah karyawan staf dan non staf di BKLE dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Status dan jumlah karyawan BKLE tahun 2014 No Status Karyawan Jumlah 1 Karyawan Staf Karyawan Bulanan Karyawan Harian Tetap (KHT) Karyawan Harian Lepas (KHL) 116 Indeks Tenaga Kerja (ITK) 0.12 Sumber: Kantor Kebun BKLE (2014) Indeks tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah total tenaga kerja dan luas areal kebun. BKLE menerapkan 7 jam kerja per hari dan 6 hari kerja per minggu. Karyawan bekerja 7 jam untuk memenuhi satu Hari Kerja (1 HK), kecuali hari Jumat 1 HK hanya 5 jam. Sistem pembagian gaji untuk karyawan non staf berbeda-beda sesuai status karyawan, yaitu: 1. Karyawan Bulanan: tunjangan beras, fasilitas rumah, listrik, air, gaji per bulan sesuai golongan dan kebijakan kebun, insentif tahunan, tunjangan hari raya, tunjangan jamsostek, dan tunjangan kesehatan. 2. Karyawan Harian Tetap: tunjangan beras, fasilitas rumah, listrik, air, gaji per bulan sesuai Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) sebesar Rp ,00 setiap bulan, insentif tahunan, tunjangan hari raya, tunjangan jamsostek, dan tunjangan kesehatan. 3. Karyawan Harian Lepas: fasilitas rumah, listrik, air, upah harian sebesar Rp ,00 setiap hari dikalikan hari kerja, tunjangan hari raya, dan setelah 3 bulan diangkat menjadi karyawan harian tetap. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis adalah kegiatan penulis bekerja aktif melakukan kegiatan teknis di lapangan sebagai karyawan lapangan. Aspek manajerial ialah kegiatan penulis bekerja aktif melakukan kegiatan pengawasan, evaluasi, perencanaan, dan administrasi sebagai mandor dan asisten. Asisten divisi sebagai pembimbing lapang memberikan arahan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan magang. Aspek Teknis Pelaksanaan aspek teknis sehari-hari diawali dengan apel pagi. Apel pagi di BKLE terdiri atas apel pagi tahap 1 dan apel pagi tahap 2. Apel pagi tahap 1

2 11 berlangsung pukul WIB berisi pengingatan atau pemastian kembali oleh asisten kepada para mandor tentang ada atau tidaknya perubahan rencana kerja harian (RKH) pada hari tersebut. Perubahan RKH dapat terjadi apabila saat apel cuacanya hujan atau ada sumberdaya yang tidak tersedia di luar perkiraan. Apel pagi tahap 2 berlangsung pukul WIB berisi pemeriksaan kehadiran dan pengarahan oleh mandor per jenis kegiatan kepada karyawan lapangannya masing-masing tentang rencana kerja hari tersebut sesuai instruksi dari asisten saat apel pagi tahap 1. Setelah apel pagi tahap 2 selesai, karyawan lapangan bergegas sarapan dan berangkat ke lahan sehingga pukul WIB pekerjaan sudah bisa dimulai. Jam kerja karyawan lapangan dimulai pukul sampai dengan WIB dengan jeda istirahat pukul WIB. Karena semua tanaman kelapa sawit di lokasi penulis magang (divisi 2) statusnya adalah tanaman menghasilkan (TM), maka aspek teknis yang penulis lakukan selama kegiatan magang hanya terdiri dari 3 kegiatan rutin seperti pengendalian gulma, pemupukan, dan pemanenan. Jurnal harian sebagai karyawan lapangan dapat dilihat pada Lampiran 4. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di BKLE adalah salah satu kegiatan utama yang sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap akses menuju pokok dan kelancaran kegiatan operasi secara umum. Kegiatan ini dilakukan secara kimiawi dan manual dengan fokus lokasi pengendalian pada piringan, pasar pikul, tempat pengumpulan hasil (TPH), dan gawangan mati. Gulma yang banyak ditemukan di BKLE adalah Ageratum conyzoides, Cyperus rotundus, Stenochlaena palustris, Melastoma malabathricum, kentosan, dan Scleria sumatrensis. Pengendalian gulma secara kimiawi. Salah satu tindakan pengendalian gulma dengan mempertimbangkan aspek biaya, tenaga kerja, dan waktu yang relatif rendah adalah dengan menggunakan herbisida (Monaco et al. 2002). Pengendalian gulma secara kimiawi di BKLE merupakan kegiatan pemeliharaan yang menelan biaya produksi terbesar kedua setelah pemupukan. Oleh karena itu, pelaksaannya diatur dalam sistem tersendiri yang disebut dengan Barcode Spraying System (BSS). Tim kerja semprot BSS di BKLE terdiri atas 28 tenaga penyemprot, 2 tenaga pengairan, 1 orang supir, dan 1 orang mandor. Satu tim kerja semprot BSS menangani seluruh divisi di BKLE. Rotasi semprot piringan, pasar pikul, dan TPH di divisi 2 dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun. Standar output semprotnya adalah 3 ha/hk. Tim kerja semprot BSS dilengkapi dengan 1 unit modifikasi truk dengan tangki berkapasitas 3000 liter. Masing-masing penyemprot dilengkapi dengan 1 unit knapsack sprayer semi-otomatis bertekanan konstan SA15 yang dinomori sesuai nomor tenaga penyemprot, fan nozzle kuningan berjenis very low volume 200 l/ha VLV200, bendera kuning, dan parang. Bendera kuning digunakan sebagai tanda batas terakhir penyemprotan apabila larutan semprot habis sebelum pasar pikul selesai disemprot. Apabila hari hujan dan penyemprotan terpaksa harus dialihkan, maka parang digunakan untuk pengendalian gulma secara manual atau babat tumbuhan pengganggu (BTP). Alat pelindung diri yang digunakan oleh penyemprot terdiri atas sepatu boot, topi, masker, sarung tangan, rompi (perlak), dan kacamata. Penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH dapat dilihat pada Gambar 1.

3 12 Gambar 1 Kegiatan penyemprotan piringan, pasar pikul, & TPH Tenaga pengairan dilengkapi dengan gelas ukur berkapasitas 1 liter untuk penakaran herbisida. Herbisida yang digunakan adalah glifosat ROUN UP 486 SL, metsulfuron methyl AMIRON-M 20 WG, dan parakuat GRAMOXONE 276 SL. ROUNDUP 486 SL adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat sistemik berbentuk larutan, berwarna coklat kuning emas, dan digunakan untuk mengendalikan gulma rumput, berdaun lebar, dan teki. Bahan aktifnya adalah isopropil amina glifosat 486 g/l atau setara dengan glifosat 360 g/l. AMIRON-M 20 WG adalah herbisida pra dan purna tumbuh yang bersifat selektif, berbentuk butiran, berwarna putih yang dapat didispersikan dalam air untuk mengendalikan gulma rumput, berdaun lebar dan teki. Bahan aktifnya adalah Metsulfuron methyl 20%. GRAMOXONE 276 SL adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat kontak non selektif, berbentuk larutan, berwarna hijau tua, dan digunakan untuk mengendalikan gulma rumput, berdaun lebar, dan teki. Bahan aktifnya adalah Paraquat diklorida 276 g/l atau setara dengan Ion parakuat 200 g/l. Penggunaan herbisida tersebut tergantung pada jenis gulma yang akan dikendalikan. Namun, umumnya bahan aktif yang sering digunakan untuk penyemprotan rutin piringan, pasar pikul, dan TPH adalah Glifosat 1% yang dicampur dengan Metsulfuron Methyl 0.05%. Pencampuran racun dilakukan di lahan sebelum penyemprotan dimulai. Tahap pertama pencampuran racun adalah membagi racun Glifosat baru bervolume 20 L menjadi 2 jerigen masing-masing 10 L. Tahap kedua adalah membuat larutan racun 250 gr Metsulfuron Methyl yang dicampur dengan air secukupnya dan diaduk merata. Tahap ketiga adalah memasukkan larutan Metsulfuron Methyl ke dalam jerigen berisi Glifosat 10 L. Tahap keempat adalah mengisi jerigen berisi campuran racun tersebut hingga 20 L dan diaduk merata. Dosis campuran racun adalah 200 ml per knapsack sprayer bervolume 15 L. Volume semprot efektif per ha untuk kegiatan semprot piringan, pasar pikul, dan TPH adalah L atau setara dengan 4 knapsack sprayer per ha. Khusus untuk pengendalian kentosan dan ilalang (tidak rutin), bahan aktif yang digunakan adalah Paraquat 0,5% yang dicampur dengan Metsulfuron methyl 0,03%.

4 13 Mandor dilengkapi dengan pancang bendera berwarna merah sebagai tanda batas ancak penyemprotan. Pelaksanaan penyemprotan dimulai dengan pencampuran bahan oleh tenaga pengairan dan penancapan pancang bendera berwarna merah oleh mandor di sepanjang collection road (CR) blok yang akan disemprot. Setelah batas ancak masing-masing penyemprot terlihat dengan jelas, tenaga penyemprot langsung menuju ancak yang telah ditentukan sesuai dengan nomor urut tenaga penyemprot pada bendera merah. Penyemprotan pasar pikul dilakukan dengan cara 1 tenaga penyemprot untuk tiap 1 pasar pikul. Areal yang disemprot adalah piringan, pasar pikul, dan TPH. Tenaga penyemprot mengatur agar posisi nozel saat penyemprotan tetap stabil pada ketinggian 40 cm dari permukaan gulma. Penyemprotan gulma di piringan, pasar pikul, dan TPH dimulai dari CR menuju barisan pokok secara selang seling sampai piringan pada pasar pikul tersebut tersemprot semua. Mandor semprot menancapkan kembali bendera merah pada ancak berikutnya sementara tenaga pengairan mencampur kembali herbisida yang akan digunakan. Penyemprot yang sudah selesai menyemprot satu pasar pikul, dapat pindah ke pasar pikul selanjutnya sesuai nomor tenaga penyemprot yang terdapat di bendera merah sampai ancak pada hari tersebut selesai. Rute atau jalur penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Rute atau jalur penyemprotan piringan, pasar pikul, dan TPH Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual adalah kegiatan BTP menggunakan parang. Kegiatan BTP ini dilakukan apabila hujan turun dan/atau gulma sasaran tidak bisa dikendalikan secara kimiawi. Sasaran BTP adalah kacangan Mucuna bracteata (MB) yang merambat ke pokok sawit, kentosan (anakan sawit liar) di piringan, pasar pikul, dan TPH, serta anak kayu di gawangan mati seperti Chromolaena odorata (krinyuh), Clidemia hirta (haredong), Lantana camara (tahi ayam), dan Melastoma malabathricum (senduduk). Pembabatan kacangan MB dilakukan pada pokok kelapa sawit yang terlilit MB sehingga kekurangan penyinaran matahari untuk proses fotosintesis. Pembabat yang sudah menyelesaikan satu pasar pikul dapat berpindah ke pasar pikul selanjutnya sesuai dengan ancaknya pada hari tersebut. Pembabatan anak kayu dilakukan pada anak kayu yang berada di gawangan mati. Anak kayu ini juga merugikan bagi pertanaman kelapa sawit karena menghalangi penyinaran matahari untuk proses fotosintesis. Anak kayu yang berdiameter di bawah 10 cm

5 14 dibabat pada ketinggian < 15 cm dari permukaan tanah agar tanaman kelapa sawit mendapatkan penyinaran matahari yang optimal. Pembabat yang telah selesai membabat habis satu gawangan dapat berpindah ke gawangan selanjutnya sesuai dengan ancaknya pada hari tersebut. Standar kerja pengendalian gulma secara manual di BKLE adalah 0.5 ha per HK. Alat pelindung diri. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida yang beracun bagi tubuh manusia. Herbisida yang terpapar ke tubuh dapat menyebabkan keracunan atau bahkan penyakit. Oleh karena itu tenaga semprot diharuskan menggunakan APD. Alat pelindung diri tersebut di antaranya adalah baju dan celana pelindung, sarung tangan karet, pelindung wajah dan kepala, sepatu boot, dan apron. Pemupukan Pemupukan adalah salah satu kegiatan utama pemeliharaan yang sangat penting karena pemupukan menelan biaya produksi terbesar dan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas buah yang dihasilkan. Oleh karena itu, pelaksanaanya diatur dalam sistem tersendiri yang disebut dengan Barcode Manuring System (BMS). Pupuk dapat dianggap sebagai bahan baku yang diolah oleh pokok kelapa sawit untuk menghasilkan buah. Pemupukan di BKLE dilakukan dengan metode untilan dan penaburan manual di piringan. Tim kerja pupuk BMS di BKLE terdiri dari 1 orang mandor BMS yang membawahi 1 mandor until, 1 mandor tabur, dan 1 supir light truck (LT). Mandor until membawahi 7 tenaga penguntil pupuk dan 4 tenaga muat-langsir. Mandor tabur membawahi 7 tenaga pengecer dan 14 tenaga penabur. Organisasi penaburan pupuk dilakukan dengan pembentukan kelompok kerja pupuk (KKP) yang terdiri dari 1 tenaga pengecer dan 2 tenaga penabur. Satu tim kerja pupuk BMS menangani seluruh divisi di BKLE. Pemupukan dilakukan 1 kali per tahun atau 2 kali per tahun tergantung unsur pupuknya. Pupuk yang diaplikasikan terdiri dari Urea (N), Rock Phosphate (P), Muriate of Potash (K), Kieserit (Mg), Zincopper (Cu), dan High Grade Fertilizer Borate (B). Dosis aplikasi masingmasing pupuk dapat dilihat pada Lampiran 5. Penguntilan pupuk. Penguntilan pupuk adalah pembuatan untilan pupuk dari goni berukuran 50 kg menjadi goni yang diisi sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan operasional pemupukan di lapangan. Stok pupuk yang lama diprioritaskan untuk diuntil lebih dahulu. Proses penguntilan dimulai dengan pembukaan karung dan penuangan pupuk ke lantai until. Pupuk yang menggumpal dipecahkan dengan alat pemecah gumpalan. Pupuk yang sudah tidak menggumpal dimasukkan ke dalam takaran until masing-masing pupuk. Berat untilan untuk masing-masing pupuk berbeda-beda tergantung standar yang ditetapkan oleh perusahaan (biasanya kg per untilan). Pupuk yang ada ditakaran diratakan peres dengan alat perata. Pupuk yang sesuai takaran dimasukkan ke dalam goni bekas dan diikat dengan tali yang terbuat dari goni bekas yang sudah rusak dan dipotong membentuk tali. Untilan disusun dan ditumpuk 15 until per tumpuk di atas pallet yang terbuat dari kayu. Untilan disusun teratur agar mudah untuk dihitung saat proses muat ke LT. Standar output penguntilan adalah 2.5 ton/hk. Pengangkutan dan pelangsiran untilan pupuk. Kegiatan ini dilakukan olen tenaga muat-langsir dan sopir LT. Proses pengangkutan dan pelangsiran

6 15 untilan pupuk dimulai dengan pemuatan untilan pupuk ke LT oleh tenaga muatlangsir saat karyawan lain apel pagi. Setelah pupuk selesai dimuat ke LT (dengan kapasitas maksimal yang diizinkan adalah 7 ton), sopir LT menjalankan LT menuju CR blok yang akan dipupuk. Setibanya di CR, sopir LT menghentikan kendaraan di setiap tempat peletakan pupuk. Pelangsiran pupuk dilaksanakan terus sampai semua TPP di blokyang piringannya akan dipupuk hari itu mendapat untilan yang cukup. TPP disediakan di setiap 3 gawangan atau 6 barisan. Artinya, setiap 3 gawangan atau 6 barisan terdapat satu TPP. Biasanya tenaga muat-langsir juga bertugas untuk mengumpulkan kembali karung bekas untilan dan menggulung per 10 karung untuk dikembalikan lagi ke gudang pupuk. Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk adalah mengecer untilan pupuk dari TPP ke sepanjang pasar pikul di dalam blok. Setiap KKP terdiri atas 1 pengecer dan 2 penabur. Pengeceran pupuk dilakukan dengan cara dipikul. Pengeceran dimulai dengan meninggalkan 1 untilan pupuk untuk aplikasi pertama oleh tenaga tabur (kondisi untilan sudah terbuka talinya). Untilan pupuk dibawa sesuai barisan tanaman ke dalam blok. Untilan pupuk diletakkan pada pokok dalam piringan sesuai dengan jumlah pokok per until. Bekas karung untilan pupuk dibawa dan diletakkan di jalan CR oleh pengecer, diambil dan dikumpulkan oleh tenaga muat-langsir. Penaburan pupuk. Penaburan pupuk adalah menabur pupuk dari untilan ke setiap piringan kelapa sawit. Penaburan dilakukan oleh dua orang penabur yang terdapat dalam 1 KKP. Penabur harus mengetahui dosis pupuk per pokok dengan menggunakan takaran yang disesuaikan untuk bobot masing-masing pupuk. Penaburan dimulai dengan penuangan pupuk dari untilan ke dalam ember tabur yang terbuat dari jerigen bekas herbisida yang sudah dimodifikasi. Penaburan pupuk dilakukan ke piringan sesuai arah barisan tanaman ke dalam blok. Goni untilan yang sudah kosong dibawa dan diletakkan ke CR untuk dikumpulkan oleh tenaga muat-langsir. Penaburan pupuk dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Kegiatan penaburan pupuk rock phosphate Panen Panen merupakan pekerjaan utama karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Panen adalah kegiatan memotong tandan buah yang ada di pokok, mengutip brondolan yang ada di piringan, dan memindahkannya ke TPH oleh pemanen serta pengangkutannya ke PKS. Buah yang dipanen

7 16 diupayakan berada pada tingkat kematangan yang sesuai dan diantar ke pabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan waktu yang tepat tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman. Karena pentingnya kegiatan panen, maka pelaksanaan panen di BKLE diatur dalam Barcode Harvesting System (BHS). Sistem kerja potong buah yang dilaksanakan di BKLE adalah Sistem Kerja Potong Buah-1 (SKP-1). Pelepah dipotong dan dirumpuk, buah dipotong, brondolan dikutip, dan diangkut ke TPH, semuanya dilaksanakan oleh satu orang pemanen. Seksi dan pusingan panen. Seksi panen adalah kelompok blok yang harus dipanen di hari yang sama dan biasanya terdiri dari 5 blok. Kebun BKLE membagi seksi panen menjadi 6 seksi yang harus diselesaikan dalam waktu 6 hari kerja per minggu. BKLE Divisi II membagi seksi panen menjadi 6 seksi dengan luasan yang berbeda-beda. Seksi A dari blok K22-K24 dengan luasan ha, seksi B dari blok L23-L21 dengan luasan ha, seksi C dari blok M23-M19 dengan luasan ha, seksi D dari blok L20-L17 dengan luasan 93.4 ha, seksi E dari blok K16-K18 dengan luasan ha, dan seksi F dari blok K19-K21 dengan luasan ha. Seksi panen mempengaruhi pusingan panen. Pusingan panen adalah interval waktu antara satu kegiatan panen dengan kegiatan panen selanjutnya pada ancak yang sama dan blok yang sama. Pusingan panen yang diterapkan di BKLE adalah 7 hari. Peralatan panen. Peralatan panen adalah alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan panen. Peralatan panen digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk membawa TBS ke TPH, dan alat untuk memuat TBS dari TPH ke dump truck (DT). Berdasarkan tinggi tanaman, alat untuk memotong TBS dibagi menjadi 2, yaitu dodos dan egrek. BKLE menggunakan dodos sebagai alat potong buahnya karena tanaman kelapa sawit yang ada di BKLE umumnya belum mencapai tinggi 3 meter. Alat untuk membawa TBS ke TPH terdiri atas gancu dan angkong. Alat untuk memuat TBS dari TPH ke DT terdiri atas tojok dan goni bekas pupuk. Pelaksanaan Panen. BKLE Divisi 2 memiliki dua kemandoran panen. Masing-masing kemandoran terdiri atas 15 orang. Sistem pengancakan yang diterapkan adalah ancak giring tetap. Mandor panen menentukan ancak setiap pemanen. Satu ancak terdiri dari 4 baris yang berdekatan. Kegiatan potong buah diawali dengan memotong pelepah tua sehingga songgo diupayakan tetap berada pada kondisi optimum, yaitu songgo 3. Pelepah tua dirumpuk di gawangan mati. Buah dipotong dengan cara dicuri, sehingga tidak ada pelepah muda yang dipotong. Tangkai buah yang panjang dipotong rapat ke buah tapi tidak mengenai buah. Brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah dikorek menggunakan gancu. Brondolan yang ada di piringan dikutip sampai bersih. Buah dan brondolan di keluarkan ke TPH, disusun rapi, dan diberi nomor pemanen. Kerani buah memeriksa kematangan buah, menghitung jumlah janjang, mencatatnya dalam buku penerimaan buah, dan menandai buah yang sudah dihitung dengan kupon kecil yang ditancapkan ke salah satu duri TBS. Basis borong minimal yang diterapkan di BKLE adalah 1270 kg per HK. Kelebihan borong dibayarkan sebagai premi. Kriteria mutu buah dan mutu ancak panen. Kriteria matang panen adalah ciri-ciri yang digunakan sebagai penanda bahwasannya suatu buah siap untuk dipanen. BKLE menerapkan ciri-ciri brondolan yang lepas sebagai kriteria matang panen. Buah dianggap matang dan layak untuk dipanen apabila terdapat

8 17 lebih dari 9 brondolan yang membrondol secara alami di piringan. Buah yang belum membrondol lebih dari 5 namun belum lebih dari 9 dianggap sebagai buah kurang matang. Buah yang belum membrondol 5 dianggap sebagai buah mentah. Buah yang membrondol lebih dari 20 dianggap buah terlalu matang. Buah yang hampir membrondol semua dianggap sebagai buah busuk. Ancak panen dianggap baik apabila pelepah disusun rapi di gawangan mati, tidak ada pelepah sengkleh, semua buah matang dan brondolan disusun rapi di TPH, tidak ada buah tinggal atau pun brondolan yang tidak dikutip. Panen dengan dodos dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Kegiatan panen dengan dodos Aspek Manajerial Kegiatan manajerial terdiri dari pendampingan mandor dan pendampingan asisten. Penulis mendampingi mandor selama 1 bulan dan mendampingi asisten selama 2 bulan. Kegiatan manajerial dilakukan di lapangan dalam bentuk pengawasan dan pemeriksaan hasil kerja dan di kantor kebun dalam bentuk pelaporan hasil kerja secara administratif. Jurnal harian sebagai pendamping mandor dapat dilihat di Lampiran 6. Jurnal harian sebagai pendamping asisten dapat dilihat di Lampiran 7. Pendamping Mandor Mandor I. Mandor I adalah atasan langsung mandor-mandor di divisi dan bertanggung jawab langsung kepada asisten. Kegiatan utama Mandor I adalah membantu asisten dalam mengawasi semua mandor-mandor dan kerani agar pengawasan masing-masing kegiatan berjalan sebagaimana mestinya. Mandor I dianggap sebagai tangan kanan asisten dalam hal pengawasan dan pemeriksaan hasil kerja di lapangan. Kerani Divisi. Kerani Divisi adalah atasan langsung kerani-kerani di divisi dan bertanggung jawab langsung kepada asisten. Kegiatan utama Kerani Divisi adalah membantu asisten dalam mengumpulkan hasil pencatatan mandor-

9 18 mandor dan kerani-kerani agar tersusun rapi dan up to date. Kerani Divisi dianggap sebagai tangan kanan asisten dalam hal pengumpulan laporan hasil kerja di kantor kebun secara administratif. Kerani Divisi membantu asisten dalam merekap semua laporan harian mandor (LHM), membuat laporan harian asisten (LHA), menerbitkan bon permintaan barang, menginput HK, surat pengantar buah (SPB), kartu kerja mesin (KKM) ke dalam website Bumitama Plantation System (BPS), dan meng-update papan monitoring yang ada di kantor divisi setiap harinya. Mandor Panen. Mandor Panen adalah atasan langsung pemanen di divisi dan bertanggung jawab langsung kepada mandor I. Kegiatan utama Mandor Panen adalah membagi ancak pemanen, mengawasi pelaksanaan panen, memeriksa mutu ancak, dan melaporkannya secara secara tertulis pada laporan harian mandor (LHM) kepada kerani divisi. Mandor panen juga bertugas untuk selalu memonitor pusingan panen, membuat denda panen berdasarkan hasil pemeriksaan mutu ancak. Kerani Buah. Kerani Buah adalah karyawan yang bertanggung jawab langsung kepada kerani divisi. Kegiatan utama Kerani Buah adalah memeriksa mutu buah yang disusun di TPH, mencatatnya dalam buku penerimaan buah, dan melaporkannya secara administratif kepada kerani divisi. Kerani buah juga bertugas untuk membuat denda panen berdasarkan hasil pemeriksaan mutu buah. Kerani Transpor. Kerani Transpor adalah atasan langsung pemuat buah di divisi dan bertanggung jawab langsung kepada kerani divisi. Kegiatan utama Kerani Transpor adalah mengarahkan DT dan pemuat mengenai lokasi TPH yang buahnya siap untuk dimuat. Kerani transport juga bertugas untuk menuliskan surat pengantar buah (SPB) untuk sopir setelah kapasitas DT penuh (7.5 ton). Mandor Pupuk. Mandor Pupuk adalah atasan langsung penguntil, pemuat-langsir, pengecer, dan penabur pupuk di kebun dan bertanggung jawab langsung kepada mandor I. Kegiatan utama Mandor Pupuk adalah mengawasi penguntilan, pemuat-langsiran, pengeceran, dan penaburan agar berjalan sesuai rencana dan melaporkan prestasi kerja karyawannya secara tertulis pada LHM ke kerani divisi. Mandor pupuk juga melakukan uji petik terhadap untilan yang sudah selesai diuntil dan memeriksa mutu ancak penaburan pupuk. Mandor pupuk secara rutin mengisi buku monitoring pemupukan dan melihat buku rekomendasi pemupukan untuk mengetahui kebutuhan pupuk blok yang akan dipupuk esok hari. Mandor Semprot. Mandor Semprot adalah atasan langsung penyemprot dan pengairan di kebun dan bertanggung jawab langsung kepada mandor I. Kegiatan utama Mandor Semprot adalah mengawasi penyemprotan gulma agar berjalan sesuai rencana dan melaporkan prestasi kerja karyawannya secara tertulis pada LHM ke kerani divisi. Mandor semprot juga melakukan pemeriksaan mutu ancak penyemprotan gulma. Mandor semprot secara rutin mengisi monitoring realisasi penyemprotan yang ada di TUS setiap hari kerja. Pendamping Asisten Asisten divisi adalah staf yang bertugas mengelola divisinya secara teknis maupun administratif yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Jam kerja asisten divisi adalah 7 jam per hari namun tanggung jawabnya adalah 24 jam per hari. Tanggung jawab ini meliputi operasional kebun maupun lingkungan

10 19 masyarakat. Tugas utama seorang asisten divisi adalah pengendalian biaya melalui pengendalian sumberdaya manusia yang efisien dan efektif. Keberhasilan seorang asisten dalam memimpin divisinya tercermin dari produksi TBS yang tinggi dan berkelanjutan dengan penggunaan HK yang terkendali. Penulis ikut aktif memonitor aktivitas mandor di masing-masing kegiatan. Asisten sebagai perwakilan perusahaan dituntut untuk ikut memikirkan inovasiinovasi yang semakin memajukan perusahaan. Inovasi ini berkaitan dengan cara pelaksanaan, penemuan alat-alat dan bahan-bahan yang lebih efisien dan efektif dalam menunjang operasional kebun. Asisten dalam praktek perencanaan membuat rencana kerja harian, rencana kerja bulanan, dan rencana kerja bulanan. Setiap kali ada inovasi cara baru, asisten melakukan simulasi di lapangan langsung dengan karyawan pelaksana. Asisten juga diharuskan untuk melakukan kontrol kerja jalan kaki dalam blok agar lebih memahami keadaan tanaman yang menjadi tanggung jawabnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Dominansi Gulma Nisbah Jumlah Dominansi Dominansi gulma di suatu pertanaman dapat diketahui melalui kegiatan penilaian gulma. Informasi mengenai gulma dominan yang diperoleh dari kegiatan penilaian gulma berpengaruh langsung terhadap pengambilan kebijakan pengendalian gulma khususnya mengenai cara, alat, dan bahan yang digunakan agar pengendalian gulma menjadi efisien dan efektif. Pengamatan penilaian gulma dilakukan pada 5 blok tahun tanam, yaitu 2006 (L20), 2007 (M21), 2008 (M23), 2009 (K15), dan 2010 (K14). Distribusi petak contoh yang digunakan adalah sampling beraturan, yaitu 20 petak contoh pada 4 pasar pikul di setiap blok, masing-masing pasar pikul diambil 5 petak contoh, dengan menggunakan metode kuadrat berukuran 50 cm x 50 cm. Penilaian gulma ini dilakukan untuk menentukan spesies gulma dominan melalui parameter frekuensi, kerapatan, dan bobot basah biomassa. Nisbah Jumlah Dominansi (NJD) adalah gambaran kemampuan suatu jenis gulma tertentu untuk menguasai sarana tumbuh yang ada. Tingginya persentase nilai NJD berpengaruh langsung terhadap tingginya dominansi suatu jenis gulma. NJD dihitung berdasarkan parameter frekuensi, kerapatan, dan bobot basah biomassa. Jumlah dominansi gulma per lokasi disajikan dalam Tabel 5.

PENGENDALIAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BANGUN KOLING PT WINDU NABATINDO ABADI BUDI YADHIKA SARJONO

PENGENDALIAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BANGUN KOLING PT WINDU NABATINDO ABADI BUDI YADHIKA SARJONO PENGENDALIAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BANGUN KOLING PT WINDU NABATINDO ABADI BUDI YADHIKA SARJONO DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 22 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (penunasan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Aplikasi jenis pengendalian dilakukan di Kebun Adolina meliputi pengendalian secara kimia (chemist) dan secara manual. Pengendalian gulma tersebut

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 10 kasie, dan 5 orang asisten divisi. Karyawan non staf terdiri atas karyawan bulanan, karyawan harian tetap (KHT), dan karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja SBHE sebanyak 636 per minggu ke

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penulis selama dua bulan melakukan perkerjaan teknis sebagai karyawan harian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pengelolaan air, pengendalian gulma, pemupukan,

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Jenis gulma yang tumbuh di suatu tempat berbeda-beda, tergantung faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Menurut Sastroutomo (1990), komunitas tumbuhan memperlihatkan adanya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penyisipan, pengendalian gulma (manual dan kimiawi),

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan terdiri dari aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yaitu melakukan kegiatan teknis di lapangan selama menjadi karyawan harian. Aspek

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk 35 PEMBAHASAN Pahan (2008) menyebutkan bahwa pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (Tanaman Belum Menghasilkan), dan TM (Tanaman Menghasilkan).

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. Aspek Teknis PEMBAHASAN Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan untuk mengurangi kompetisi antara gulma dengan tanaman utama dalam pemanfaatan unsur hara, mineral CO 2, dan air. Bagian yang perlu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA Oleh SITI KHOMARIAH NIM. 070500115 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PENUNASAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MOCHAMMAD FAHMI A24100088 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh YESSI AFRILLA NIM. 070500120 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Mahasiswa pada saat melakukan kegiatan magang bertanggung jawab sebagai KHL selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten Afdeling

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan 40 V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penyusunan laporan magang. Data yang

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : SONI SETIAWAN NIM. 120 500 086 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 21 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Panen Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Kegiatan teknis selama magang dilakukan di kebun dengan tiga tingkatan pekerjaan diantaranya sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Kegiatan pengendalian gulma pada Perkebunan Pantai Bonati dibagi menjadi dua metode yaitu pengendalian gulma secara kimiawi dan pengendalian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH MANAJEMEN PANEN DAN TRANSPORTASI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, PT WINDU NABATINDO ABADI, KALIMANTAN TENGAH SYAHRINA RAHMA DHANI A24100081 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Selama menjalani kegiatan magang di SBHE berstatus sebagai karyawan harian lepas selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, pendamping aisten divisi

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN Aspek Teknis Kebun Selama menjalani kegiatan magang, penulis melaksanakan kegiatankegiatan teknis di lapangan ketika berstatus sebagai KHL. Selama menjadi KHL, penulis mengikuti

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis meliputi kegiatan pengendalian gulma (manual dan kimiawi), pemupukan, pemanenan, penunasan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Kegiatan magang yang dilakukan di Tambusai Estate mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Aspek teknis yang dilakukan meliputi kegiatan penunasan, sensus pokok, pengendalian

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma HASIL DAN PEMBAHASAN Pengendalian gulma di Gunung Kemasan Estate terdiri atas lima jenis pekerjaan yaitu gawangan manual, piringan manual, gawangan kimiawi, piringan dan pasar rintis kimiawi dan oles anak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh WAWAN SETIAWAN NIM. 070500091 PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. GUNUNG KEMASAN ESTATE, MINAMAS PLANTATION, PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. GUNUNG KEMASAN ESTATE, MINAMAS PLANTATION, PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. GUNUNG KEMASAN ESTATE, MINAMAS PLANTATION, PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN RIO RAGIS MIRANDA A34104047 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM

KELAPA SAWIT. Oleh: TIM KELAPA SAWIT Oleh: TIM UMP_Pelantaran Agro Estate- 2015 APA KEUNGGULAN KELAPA SAWIT? 1. Tumbuh terbatas hanya di Daerah Tropis 2. Manfaat luas 3. Risiko sosial dan teknis lebih terkendali 4. Produksi lebih

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYEMPROTAN RACUN DISUSUN OLEH: KLK AGRISERVINDO 12/02/2016 KLK AGRISERVINDO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYEMPROTAN RACUN DISUSUN OLEH: KLK AGRISERVINDO 12/02/2016 KLK AGRISERVINDO STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYEMPROTAN RACUN DISUSUN OLEH: KLK AGRISERVINDO 1 TUJUAN 2 Setelah pelatihan ini peserta diharapkan: Mengetahui dan mampu melakukan penyemprotan sesuai dengan standar

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit umumnya difokuskan pada 3 tempat, yaitu di piringan, pasar pikul dan TPH. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2009 di PTP Nusantara VI pada unit usaha Rimbo Satu Afdeling IV (Gambar Lampiran 5), Rimbo Dua Afdeling

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT 1 MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BANGUN KOLING ESTATE PT WINDU NABATINDO ABADI, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO GROUP, KOTAWARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH ILHAM KURNIAWAN A24120114

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GULMA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGENDALIAN GULMA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Program Studi Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGENDALIAN GULMA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq.)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha LAMPIRAN 64 65 Tanggal 280220 0020 02020 0020 04020 0020 08020 09020 0020 020 2020 4020 5020 6020 020 8020 9020 2020 22020 2020 24020 25020 26020 2020 Lampiran. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan tanaman tebu PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang yang terletak di blok Cidangdeur, desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pemupukan Organik Di dalam pengolahan TBS (tandan buah segar) di PKS, selain CPO dan PKO juga dihasilkan bahan sampingan (by-products) dalam bentuk limbah padatan

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 14 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan adalah sebagai buruh harian lepas, yaitu penulis bekerja aktif dalam kegiatan harian teknis di lapangan yang menuntut aktivitas fisik.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT

PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2009 PENGENDALIAN GULMA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN BUKIT PINANG, PT BINA SAINS CEMERLANG,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BIDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BIDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BIDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT. TELADAN PRIMA GROUP KECAMATAN KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : JUNITA NIM. 090500067 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Pemahaman - Persiapan Pelaksanaan - Angkutan) NO. PSM/AGR-KBN/06 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 03 Maret 2015 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Disusun Oleh ; Diperiksa

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Bul.Agrohorti 2 (3): 213-220 (2015) Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau Harvest Management of Oil Palm at Tambusai District

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/22 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 5 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Harvest Management on oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) at East Kota Waringin, Central Kalimantan

Lebih terperinci

Oleh M. ALVIANSYAH NIM

Oleh M. ALVIANSYAH NIM 1 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATIONS GAHARU ESTATE DESA LEBAK MANTAN KECAMATAN MUARA WIS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh M. ALVIANSYAH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang dilakukan pada awal realisasi kerja dalam perkebunan sebelum penanaman tanaman di lapangan. Pembibitan

Lebih terperinci

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Prestasi Kerja (satuan/hk) Standar Pekerja Penulis Status sebagai Mahasiswa 14 Feb 2008 Orientasi lapang Seluruh

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan penulis di kebun Pinang Sebatang Estate (PSE) Divisi IV dimulai dari antrian pagi yang dilakukan pada pukul 05.30 06.30 setiap harinya. Kegiatan ini

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELKSNN KEGITN MGNG Pelaksanaan Kegiatan Magang secara Umum Kegiatan magang secara umum dilaksanakan dengan mempelajari dan mengikuti kegiatan teknis dan manajerial di kebun. Pelaksanaan teknis lapangan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KEBUN SEI BATANG ULAK, PT CILIANDRA PERKASA, KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU MUHAMMAD SATRIA BANGUN A24110007 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Lapangan Tanam Sisip

PELAKSANAAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Lapangan Tanam Sisip PELAKSANAAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Lapangan Pelaksanaan teknis lapangan sebagai PHL, pendamping mandor, dan pendamping asisten dimulai pukul 05.30 WITA untuk mengikuti apel pagi. Pekerjaan di lapangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Afdeling, Estate & PMKS) NO. ISK/AGR-KBN/33 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 25 Februari 2016 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Diperiksa Oleh ; Disusun Oleh ; Hal 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahun 2010

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pengendalian Gulma Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten 30 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci