ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN BERAS ANALOG (Analog rice) DEVIANY AMANDA RIZKI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN BERAS ANALOG (Analog rice) DEVIANY AMANDA RIZKI"

Transkripsi

1 ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN BERAS ANALOG (Analog rice) DEVIANY AMANDA RIZKI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 213

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 213 Deviany Amanda Rizki NIM H24986

4 ABSTRAK DEVIANY AMANDA RIZKI. H Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice). Dibimbing oleh JONO M. MUNANDAR dan M. SYAEFUDIN ANDRIANTO. Beras Analog merupakan beras buatan non padi yang dibuat dari berbagai tepung lokal (jagung, sagu dan sorgum). Sebagai produk yang relatif baru, dibutuhkan pengenalan terhadap konsumen dan pengetahuan tentang posisi produk Beras Analog menurut persepsi konsumen dalam rangka merancang sebuah strategi pemasaran yang efektif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis persepsi konsumen Beras Analog serta merumuskan konsep strategi pemasaran produk Beras Analog melalui penetapan segmentation, targetting dan positioning. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabulasi silang, analisis cluster, dan analisis biplot dengan jumlah sampel sebesar 73 responden. Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa karateristik konsumen (usia, status pernikahan, pendidikan, pendapatan dan pengeluaran), minat mengkonsumsi kembali serta tipe konsumsi berhubungan signifikan dengan kesan terhadap Beras Analog. Berdasarkan analisis cluster, profil konsumen Beras Analog terbagi menjadi empat segmen. Berdasarkan analisis biplot, positioning Beras Analog didasarkan pada atribut manfaat kesehatan, kandungan nutrisi, dan keamanan dikonsumsi. Kata kunci : Analisis biplot, Analisis cluster, Beras Analog, Persepsi konsumen, Strategi pemasaran, Tabulasi silang., ABSTRACT DEVIANY AMANDA RIZKI. H Consumer Perception Analysis and Marketing Strategy of Analog Rice. Supervised by JONO M MUNANDAR and M. SYAEFUDIN ANDRIANTO. Analog rice is artificial rice with material not from paddy and made from the variety of local flour (corn, sago and shorgum). As a new product, Analog Rice needs an introduction to consumer and knowledge about consumer perception of Analog Rice product according to the position in order to design an effective marketing strategy. This research purposes are to identify consumer perceptions and marketing strategy of Analog Rice through establishment of segmentation, targetting and positioning. Methods used were crosstabs, cluster analysis and biplot analysis with sample of the respondent are 73. From crosstabs result indicates that consumer characteristic (age, marital status, education, income and expenditure of month), interest to consume back of Analog Rice and types of consumption are correlated with impression among Analog Rice. Cluster analysis deliver four market segments. Biplot analysis deliver positioning for Analog Rice product therefore health benefit, nutritons ingredients, and safe to consumed. Keywords: Analog rice, Biplot analysis, Cluster analysis, Consumer perception, Crosstab, Marketing strategy.

5 . ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN DAN STRATEGI PEMASARAN BERAS ANALOG (Analog rice) DEVIANY AMANDA RIZKI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 213

6

7 Judul Skripsi : Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice) Nama : Deviany Amanda Rizki NIM : H24986 Disetujui oleh Dr Ir Jono M Munandar, MSc Pembimbing I M Syaefudin Andrianto, S TP MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Ir Jono M Munandar, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice) dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr.Ir. Jono M. Munandar M,Sc. selaku dosen pembimbing I, M.Syaefudin Andrianto, S.TP.M.Si selaku dosen pembimbing II dan Dr. Ir. Ma mun Sarma MS.M.Ec selaku dosen penguji. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak F-Technopark IPB, Serambi Botani Bogor dan Restoran Taman Koleksi yang telah membantu penulis selama pengumpulan data. Dan tidak lupa terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu, kakak, sahabat, teman-teman Manajemen IPB 46, UKM Century IPB , Centre Of Management atas doa, dukungan dan motivasinya. Selain itu ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Manajemen yang meliputi Dosen-dosen, Tata Usaha dan lain-lain atas bantuannya selama tiga tahun penulis menuntut ilmu. Penulis memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Dan akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 213 Deviany Amanda Rizki

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3 Kerangka Pemikiran Penelitian 3 Penentuan Lokasi 4 Jenis Data 4 Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel 4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Karateristik Konsumen 7 Persepsi Konsumen 9 Tabulasi Silang 14 Analisis Cluster 2 Analisis Biplot 22 Strategi Pemasaran 24 Implikasi Manajerial 26 SIMPULAN DAN SARAN 27 DAFTAR PUSTAKA 28 RIWAYAT HIDUP 29

10 DAFTAR TABEL 1 Ringkasan hasil uji tabulasi silang 15 2 Hasil uji tabulasi silang antara usia dengan kesan 16 3 Hasil uji tabulasi silang antara status pernikahan dengan kesan 16 4 Hasil uji tabulasi silang antara pendidikan dengan kesan 17 5 Hasil uji tabulasi silang antara pendapatan dengan kesan 18 6 Hasil uji tabulasi silang antara pengeluaran dengan kesan 18 7 Hasil uji tabulasi silang antara kesan dengan minat 19 8 Hasil uji tabulasi silang antara kesan dengan tipe konsumsi 2 9 Hasil analisis hierarki cluster 22 DAFTAR GAMBAR 1 Data penjualan Beras Analog 1 2 Kerangka pemikiran 3 3 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan kesan 1 4 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan penilaian 1 5 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan tipe konsumsi 11 6 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan bahan kemasan 11 7 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan ukuran kemasan 12 8 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan informasi kemasan 12 9 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan lokasi pemasaran 13 1 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan bentuk promosi Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan harga per pack Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan minat mengkonsumsi Output dendogram Hasil biplot preferensi responden terhadap atribut produk Hasil biplot keragaman atribut produk Beras Analog 23

11 PENDAHULUAN kg Data Penjualan Beras Analog Latar Belakang Beras analog adalah beras buatan yang dibuat dari berbagai tepung lokal (umbi-umbian, serealia, sagu) dengan menggunakan teknologi ekstrusi panas (Budijanto 212). Beras Analog dikembangkan oleh F-Technopark Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor sebagai pangan alternatif yang sehat dan aman serta memiliki sifat fisik dan fungsional menyerupai beras konvensional. Dari segi kandungan gizi, selain sama-sama merupakan sumber karbohidrat, Beras Analog terbukti lebih sehat karena memiliki Indeks Glikemik yang lebih rendah dibandingkan beras konvensional. Dengan karakteristik produk yang memiliki bentuk butiran menyerupai beras dan dikonsumsi layaknya nasi serta mempunyai komposisi gizi sesuai kebutuhan, Beras Analog mempunyai prospek yang sangat baik sebagai produk substansi beras konvensional yang mendukung program diversifikasi pangan. Penjualan Beras Analog dilakukan sejak bulan November 212 dengan sistem purchasing order di tiga lokasi yaitu Serambi Botani, Restoran Taman Koleksi dan Kantor Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat. Dalam melakukan kegiatan pengembangan dan mensosialiasikan Beras Analog sebagai produk yang relatif baru, sampai saat ini F-Technopark IPB masih menemui hambatan dalam menembus pasar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, dimana penjualan Beras Analog sejak bulan November 212 hingga bulan Januari 213 yang hanya mengalami peningkatan di satu lokasi yaitu Serambi Botani. Sedangkan pada lokasi lain yaitu pada Restoran Taman Koleksi penjualan masih relatif kecil yaitu sebesar 2 kg per bulan dengan tidak adanya peningkatan maupun penurunan penjualan selama 3 bulan terakhir serta penjualan pada Kantor Pemerintah Kota Depok hanya berlangsung selama 2 bulan yaitu bulan November-Desember 212 dikarenakan tidak adanya permintaan berkelanjutan dari pihak Pemerintah Kota Depok November Desember Januari Serambi Botani Restoran Taman Koleksi Pemerintah Kota Depok 28 Gambar 1 Data penjualan Beras Analog per kilogram periode November-Januari 212 ( F-Technopark IPB 213)

12 2 Selain sistem pemasaran yang belum terkoordinir dengan baik, dalam melakukan kegiatan pengembangan Beras Analog, F-Technopark belum mengetahui apakah atribut produk Beras Analog sudah sesuai dengan harapan konsumen. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan suatu produk baru dipasar sekalipun produk tersebut dikategorikan berkualitas. Suatu produk baru dapat dikatakan gagal apabila tidak memenuhi harapan atau tidak sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga keberadaannya dipasar tidak dapat diperhitungkan. Selain itu kesalahan dalam menentukan segmen pasar, target pasar, serta posisi pasar juga berperan serta dalam kegagalan produk baru tersebut. Untuk mendukung keberhasilan pemasaran Beras Analog sebagai produk yang relatif baru, pengetahuan tentang posisi produk menurut persepsi konsumen menjadi penting dalam rangka merancang sebuah strategi pemasaran yang efektif untuk memenangkan persaingan sehingga Beras Analog dapat diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat luas sebagai produk substansi beras konvensional dengan kriteria semirip mungkin baik dari segi rasa, aroma, warna, tekstur, bentuk, harga dan lain sebagainya. Diharapkan dengan adanya analisis ini akan diperoleh informasi mengenai hal-hal apa saja yang diharapkan dan tidak diharapkan dari produk Beras Analog, serta atribut apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen yang belum mampu dipenuhi oleh Beras Analog, sehingga dapat diambil langkah strategis untuk menentukan segmentasi pasar, target pasar dan posisi pasar yang tepat. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka secara sistematis perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karateristik konsumen Beras Analog? 2. Bagaimana persepsi konsumen terhadap Beras Analog? 3. Strategi pemasaran apa yang dapat dilakukan bagi pemasaran produk Beras Analog melalui penetapan segmentation, targetting dan positioning? Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi karateristik konsumen Beras Analog. 2. Menganalisis persepsi konsumen terhadap Beras Analog. 3. Merumuskan konsep strategi pemasaran produk Beras Analog melalui penetapan segmentation, targetting dan positioning. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi F Technopark IPB dalam meningkatkan dan mengembangkan produk Beras Analog yang sudah ada dipasaran maupun jenis Beras Analog yang masih dalam proses penelitian, serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi para peneliti dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

13 3 Ruang Lingkup Penelitian Sehubungan dengan terbatasnya jumlah produk yang beredar di pasaran, waktu, biaya dan kemampuan dalam melakukan penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada studi untuk mengetahui persepsi konsumen Beras Analog serta menganalisis strategi pemasaran Beras Analog melalui penentuan segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar. Penentuan wilayah penelitian terbatas pada tempat produksi dan outlet penjualan produk Beras Analog di Kota Bogor. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada Gambar 2 berikut: F-Technopark IPB Memproduksi dan mengembangkan Beras Analog Penjualan dengan sistem purchasing order Serambi Botani Bogor Restoran Taman Koleksi Bogor Studi Konsumen dan Pemasaran Persepsi Konsumen Strategi Pemasaran Karateristik Konsumen Kesan, Minat Mengkonsumsi Kembali dan Tipe Konsumsi Tabulasi Silang Keterkaitan beberapa faktor demografi yang signifikan yang mempengaruhi penilaian terhadap Beras Analog Analisis Cluster Identifikasi Profil Konsumen Beras Analog Analisis Biplot Identifikasi Atribut Beras Analog Segmentation & Targetting Positioning Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog Gambar 2 Kerangka pemikiran

14 4 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang analisis persepsi konsumen dan strategi pemasaran Beras Analog ini dilaksanakan di tiga tempat yaitu F-Technopark IPB, Serambi Botani Bogor dan Restoran Taman Koleksi. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 213 sampai dengan bulan Mei 213. Jenis data Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan stakeholder F-Technopark IPB sedangkan pengisian kuesioner oleh responden dilakukan di dua outlet penjualan produk Beras Analog yang masih aktif yaitu pada Serambi Botani Bogor dan Restoran Taman Koleksi. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran pustaka, dokumen, dan laporan instansi terkait yang relevan dengan topik penelitian. Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Metode ini digunakan dengan pertimbangan jenis riset yang dilakukan yaitu riset eksploratif yang bersifat lebih fleksibel dan dengan pertimbangan adanya keterbatasan waktu, biaya, dan produk serta sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan informasinya. Penentuan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin,yaitu: N n= 1+Ne...(1) 2 Keterangan: n = jumlah sampel N = populasi e = error (prakiraan error) Dalam penelitian ini, jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 9% sehingga nilai error (e) adalah sebesar 1 % (.1). Berdasarkan data populasi konsumen yang pernah membeli Beras Analog di Serambi Botani Bogor pada Maret 213 adalah 186 orang. Sedangkan data populasi konsumen yang pernah membeli produk Beras Analog di Restoran Taman Koleksi Bogor pada Maret 213 adalah sebesar 88 orang. Sehingga total populasi yang pernah membeli produk Beras Analog sebesar 274 orang dengan asumsi populasi adalah konsumen yang melakukan pembelian sekali dalam sebulan. Maka jumlah sampel (n) minimum yang dibutuhkan adalah : 274 Jumlah sampel = = orang 1+( ) Berdasarkan perhitungan, jumlah sampel yang dibutuhkan dari kedua lokasi tersebut sebagai responden adalah sebanyak 73 orang. Kriteria untuk responden yang dipilih adalah yang sudah pernah mengkonsumsi produk Beras Analog.

15 5 Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 27, IBM Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 19 dan Minitab 14. Kevalidan dan kesahihan data pada kuesioner yang diisi oleh responden menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, sedangkan analisis data menggunakan tabulasi silang, analisis cluster (analisis kelompok) dan analisis biplot. Uji Validitas Uji validitas mengindikasikan apakah alat pengukuran yang ingin diukur sudah tepat atau belum. Setelah kuesioner terbentuk, langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Kuesioner tersebut memiliki pertanyaanpertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Apabila pertanyaan yang tidak berhubungan, maka pertanyaan tersebut tidak valid dan akan dihilangkan atau diganti dengan konsep pertanyaan lain (Umar 2). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, teknik ini digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masingmasing pertanyaan dengan skor total. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r): r= n Σxy Σx Σy (nσ x 2 (Σx ) 2 ) (nσ y 2 ((Σy ) 2 ).....(2) Keterangan : n = jumlah responden X = skor masing-masing pernyataan Y = skor total pertanyaan r = koefisien korelasi Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan terhadap 3 responden dan hasil penelitian dikatakan valid karena r hitung setiap variabel pada pertanyaan tentang derajat kepentingan atribut Beras Analog lebih besar dari r tabel yaitu.361. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan dalam kuesioner. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasi yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik (Suliyanto 25). Reliabilitas suatu konstruk dinyatakan baik jika nilai Cronbach s Alpha >.6. Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach dilakukan dengan menggunakan program SPSS menggunakan rumus: k r 11 = 1 Σσ b 2 k 1 σ 2.(3) t Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan 2 Σσ b = jumlah ragam butir 2 σ t = varians total

16 6 Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan terhadap 3 responden dan hasil penelitian dikatakan reliabel karena nilai Cronbach s Alpha setiap variabel pada pertanyaan tentang derajat kepentingan atribut Beras Analog bernilai lebih besar dari.6 yaitu sebesar.733. Tabulasi Silang Alat uji yang dipakai untuk tabulasi silang pada penelitiian ini adalah uji kebebasan (chi-square). Menurut Malhotra (26) statistik uji chi square adalah statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi statistik dari asosiasi yang diamati dalam sebuah tabulasi silang. Uji ini menunjukkan keterkaitan antara dua variabel. Pengujian dilakukan dengan mengitung frekuensi sel yang akan diharapkan jika ada asosiasi antar variabel, dengan mempertimbangkan total baris dan kolom. Frekuensi sel yang diinginkan ini disimbolkan ƒ e, kemudian dibandingkan dengan frekuensi pengamatan aktual ƒ o, yang ditemukan dalam tabulasi silang untuk memperhitungkan statistik chi-square. Semakin besar perbedaan antara frekuensi yang diharapkan dengan frekuensi aktual, semakin besar nilai statistic chi square dengan asumsi bahwa sebuah tabulasi silang mempunyai r baris dan c kolom sebuah sampel acak dengan n pengamatan. Maka frekuensi yang diharapkan untuk setiap sel dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ƒ e = n r n c n...(4) Dimana: ƒ e = frekuensi yang diharapkan n r = jumlah total baris n c = jumlah total kolom n = jumlah ukuran sampel kemudian nilai X 2 dihitung sebagi berikut: X 2 = Σ f o f e (5) f e Keterangan: X 2 = chi square ƒ o = frekuensi aktual = frekuensi yang diharapkan ƒ e Analisis Cluster Analisis Cluster (Analisis kelompok) merupakan sebuah kelas teknik yang digunakan untuk mengklasifikasikan objek-ojek atau kasus-kasus menjadi kelompok-kelompok yang relative homogeny (kelompok) dimana objek-objek dalam setiap kelompok cenderung serupa dan tidak serupa dengan objek-objek dalam kelompok yang lain (Malhotra 26). Pada penelitian ini, prosedur analisis cluster yang digunakan adalah Hierarki Cluster dikarenakan jumlah sampel yang relatif kecil serta data yang digunakan untuk analisis cluster dalam penelitian ini adalah jenis data dengan penggunaan skala berbeda. Menurut Simamora (25), pada penggunaan skala yang berbeda, untuk memperoleh kesempatan yang sama setiap variabel perlu distandarisasi terlebih dahulu karena jika variabel tetap dalam bentuk aslinya, variabel-variabel yang memiliki standar deviasi paling besar akan tampil sebagai diferensiator utama, artinya proses segmentasi hanya akan dipengaruhi oleh

17 variabel tertentu saja. Adapun rumus standarisasi data menurut Simamora (25) adalah sebagai berikut: X isj = X ij X i S xi...(6) Dimana X isj = Nilai standar X ke-i pada sel ke-j X ij = Nilai X ke-i pada sel ke-j X i = Rata-rata variabel ke-i S xi = Standar deviasi X variabel ke-i Setelah dilakukan standarisasi data pada setiap variabel yang digunakan, barulah dilakukan analisis hierarki cluster. Tahap terakhir adalah mengklasifikasikan variabel-variabel menjadi kelompok-kelompok yang relative homogeny berdasarkan nilai yang sering muncul (modus). Analisis Biplot Biplot adalah salah satu upaya menggambarkan data-data yang ada pada tabel ringkasan dalam grafik berdimensi dua. Informasi yang diberikan oleh biplot mencakup objek dan peubah dalam satu gambar (Sartono 23 dalam Mattjik dan Sumertajaya 211). Hal penting yang didapatkan dari tampilan biplot adalah sebagai berikut: 1. Ketersediaan antar objek yang diamati Informasi ini dapat dijadikan panduan untuk mengetahui objek yang memiliki kemiripan karateristik dengan objek lain. 2. Keragaman peubah Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada variabel yang mempunyai nilai keragaman yang hampir sama untuk setiap objek. 3. Korelasi antar peubah Dari informasi ini bisa diketahui bagaimana suatu variabel mempengaruhi ataupun dipengaruhi variabel yang lain. 4. Nilai peubah pada suatu objek. Dalam informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap objek. Analisis Biplot didasarkan pada Singular Value Decomposition (SVD). Biplot dapat dibangun dari suatu matriks data, dengan masing-masing kolom mewakili suatu variabel, dan masing-masing baris mewakili objek penelitian. X = X 11 X 12 X 21 X 22 X n1 X n2 X 1p X 2p X np....(7) 7

18 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Kuesioner penelitian ini dikumpulkan dari 73 responden. Pada penelitian ini responden dikaji berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, klasifikasi pekerjaan, status pekerjaan, klasifikasi profesi, rata-rata pendapatan per bulan, rata-rata pengeluaran per bulan, dan hobi. Dengan mengetahui dan menganalisis karakteristik konsumen Beras Analog, peneliti dapat mengkaji pengaruh karakteristik konsumen Beras Analog baik pengaruh yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data karateristik responden yang diperoleh akan dinyatakan sebagai input dalam aspek persepsi konsumen dan proses penentuan segmentasi pasar. Jenis Kelamin Karakteristik konsumen Beras Analog berdasarkan jenis kelamin terdiri dari konsumen laki-laki sebesar 21.9 persen dan konsumen perempuan sebesar 78.1 persen. Persentase tersebut menunjukkan bahwa konsumen Beras Analog didominasi oleh konsumen perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik konsumen perempuan yang cenderung lebih konsumtif dalam melakukan pembelian terhadap produk baru, khususnya produk yang digunakan sebagai bahan pangan. Usia Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mayoritas konsumen Beras Analog didominasi oleh usia 31-4 tahun sebesar 35.6 persen, kemudian berturutturut responden yang berusia 21-3 tahun sebanyak 27.4 persen, usia 41-5 tahun sebanyak 2.5 persen, usia 51-6 tahun sebesar 6.8 persen, usia kurang dari 2 tahun sebanyak 5.5 persen dan usia lebih dari 6 tahun sebanyak 4.1 persen. Status Pernikahan Dilihat dari status pernikahannya, dapat diketahui bahwa konsumen Beras Analog dengan status menikah sebesar 61.6 persen dan belum menikah sebesar 38.4 persen. Hal ini menyatakan bahwa mayoritas konsumen Beras Analog telah memiliki keluarga. Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani, konsumen Beras Analog memiliki latar belakang pendidikan S1 sebesar 42.5 persen, diikuti pendidikan S2 sebesar 2.5 persen, Diploma sebesar 17.8 persen, SMU/SMK sebesar 15.1 persen dan S3 sebesar 4.1 persen. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa konsumen Beras Analog didominasi oleh konsumen berpendidikan S1. Klasifikasi Pekerjaan Dilihat berdasarkan klasifikasi pekerjaan, responden paling banyak berstatus sebagai employee (pegawai) dengan persentase sebesar 42.5 persen. Kemudian

19 diikuti dengan klasifikasi pekerjaan terbanyak kedua yaitu unemployee (tidak bekerja) sebesar 28.8 persen, business owner (pemilik usaha) sebesar 16.4 persen, self employee (pekerja lepas) sebesar 9.6 persen, dan investor (penanam modal) sebesar 2.7 persen. Status Pekerjaan Berdasarkan hasil pengolahan data responden diperoleh data bahwa konsumen Beras Analog yang memiliki status pekerjaan sebagai pegawai swasta sebesar 24.7 persen. Kemudian diikuti dengan status pekerjaan PNS sebesar 23.3 persen, ibu rumah tangga sebesar 21.9 persen, wiraswasta sebesar 17.8 persen dan mahasiswa/pelajar sebesar 12.3 persen. Profesi Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen Beras Analog berprofesi sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 19.2 persen. Profesi dengan persentase terendah adalah politikus sebesar 1.4 persen. Pendapatan Per Bulan Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner penelitian diketahui bahwa responden Beras Analog mayoritas memiliki pendapatan per bulan sebesar Rp Rp 6.. sebanyak 3.1 persen. Hal ini dikarenakan harga Beras Analog yang masih relatif mahal dibandingkan beras biasa (konvensional) pada umumnya, menyebabkan mayoritas konsumennya adalah yang berpendapatan di atas rata-rata. Pengeluaran Per Bulan Besarnya pengeluaran per bulan sebagian besar konsumen Beras Analog adalah Rp 3..1 Rp 4.5. dengan persentase sebesar 28.8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas konsumen tidak terlalu mempertimbangkan harga sebagai faktor utama untuk membeli produk Beras Analog. Hobi Berdasarkan klasifikasi hobi, responden Beras Analog memiliki hobi jalanjalan dengan persentase terbesar yaitu 23.3 persen. Disusul dengan hobi membaca sebesar 21.9 persen, belanja 19.2 persen, wisata kuliner 17.8 persen, browsing 9.6 persen dan lainnya yang terdiri dari mendengarkan musik, menonton film dan berenang sebesar 8.2 persen. 9 Persepsi Konsumen Kesan terhadap Beras Analog Beras Analog merupakan produk baru dalam bentuk beras tiruan yang terbuat dari bahan pangan non padi yang belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan masyarakat selama ini mengenal beras dari bahan padi. Perbedaan Beras Analog dengan beras biasa (konvensional) terutama pada karateristik rasa, warna, aroma, tekstur dan bentuk menimbulkan penilaian atau kesan yang berbeda-beda oleh masing-masing responden. Berdasarkan data yang

20 1 diperoleh, dapat diketahui bahwa sebesar 35.6 persen responden memberikan kesan suka terhadap Beras Analog, kemudian sebesar 3.1 persen responden memberikan kesan cukup, 19.2 persen responden memberikan kesan kurang suka, 12.3 persen memberikan kesan sangat suka, dan sebesar 2.7 persen responden memberikan kesan tidak suka terhadap Beras Analog (Gambar 3). KESAN Persentase (%) Sangat Cukup Kurang 2.7 Tidak Gambar 3 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan kesan Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa konsumen yang menyukai Beras Analog masih dibawah 5 persen yaitu sebesar 47.9 persen (kesan sangat suka dan suka). Hal ini menandakan bahwa belum terdapat penilaian positif terhadap kesan Beras Analog. Pada Gambar 4 dapat dilihat persentase untuk masing-masing penilaian terhadap rasa, aroma, bentuk, tekstur dan warna Beras Analog. 5 Persentase (%) 6.8 Sangat Cukup Kurang Rasa 4.1 Tidak 5 Persentase (%) 2.7 Sangat Cukup Kurang Aroma 6.8 Tidak 5 Persentase (%) Bentuk Sangat Cukup Kurang Tidak Persentase (%) 5 11 Sangat 45.2 Tekstur Cukup Kurang 4.1 Tidak 4 2 Persentase (%) 9.6 Sangat Menarik Menarik Cukup 26 Kurang Menarik Warna 2.7 Tidak Menarik Gambar 4 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan penilaian terhadap rasa,warna, aroma, tekstur dan bentuk

21 Dari Gambar 4 tersebut dapat dilihat bahwa penilaian terhadap rasa, aroma, tekstur dan bentuk memiliki persentase terbesar terhadap penilaian suka dengan masing-masing persentase sebesar 43.8 persen untuk rasa, 32.9 persen untuk aroma, 45.2 persen untuk tekstur dan 49.3 persen untuk bentuk. Sedangkan persentase penilaian terbesar untuk warna adalah cukup dengan persentase 31.5 persen. Hal ini dikarenakan warna pada Beras Analog berbeda dengan warna beras biasa pada umumnya yaitu kuning kecoklat-coklatan yang berasal dari warna alami jagung. Tipe Konsumsi Beras Analog Menurut 57.5 persen responden Beras Analog menyatakan produk Beras Analog cocok untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan (kuliner), sementara 42.5 persen berpendapat produk Beras Analog cocok untuk dikonsumsi sebagai makanan pokok (Gambar 5). \ Persentase (%) 1 Makanan Pokok Tipe Konsumsi Makanan Selingan (kuliner) 11 Gambar 5 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan tipe konsumsi Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa keberadaan Beras Analog untuk saat ini belum mampu disetarakan dengan beras biasa (konvensional) yang dijadikan makanan pokok untuk mayoritas masyarakat Indonesia. Bahan Kemasan Beras Analog Dalam memilih kemasan Beras Analog, bahan kemasan yang paling banyak disukai oleh konsumen akhir untuk produk Beras Analog adalah bahan kemasan jenis Standing Pouch (kemasan plastik yang dapat berdiri) yaitu sebesar 67.1 persen. Persentase bahan kemasan Beras Analog yang dipilih oleh responden dapat dilihat pada Gambar 6 berikut Bahan Kemasan Persentase (%) Standing Pouch Plastik biasa Karton Karung 2.7 Kertas Gambar 6 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan bahan kemasan

22 12 Kemasan standing pouch banyak dipilih oleh konsumen dikarenakan standing pouch dianggap ekslusif atau jarang ditemui pada kemasan beras pada umumnya, sehingga memiliki daya jual yang tinggi. Ukuran Kemasan Beras Analog Ukuran kemasan yang banyak disukai responden untuk produk Beras Analog adalah ukuran 8 gram dengan persentase sebesar 39.7 persen, disusul dengan ukuran 1 kilogram sebesar 34.2 persen, 12.3 persen untuk ukuran 2 kilogram, 9.6 persen untuk ukuran.5 kilogram dan 5 kilogram sebesar 4.1 persen (Gambar 7). Persentase (%) Ukuran Kemasan gram 8 gram 1 kilogram 2 kilogram kilogram Gambar 7 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan ukuran kemasan Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ukuran kemasan 8 gram dianggap sesuai untuk sebuah produk yang relatif baru. Keterangan atau Informasi pada Kemasan Beras Analog Terdapat beberapa keterangan atau informasi yang dibutuhkan oleh konsumen dalam kemasan Beras Analog. Pada kemasan yang sudah beredar di pasaran, keterangan atau informasi yang tertera pada kemasan Beras Analog yaitu komposisi bahan, nilai gizi, kode produksi, tanggal kadaluarsa, aturan penyajian, logo produsen, nama dan alamat konsumen serta merek dagang produk. Sedangkan kode seri SNI dan logo kehalalan produk belum dicantumkan pada kemasan yang beredar saat ini. Persentase (%) Keterangan pada Kemasan Gambar 8 Persepsi konsumen berdasarkan keterangan atau informasi pada kemasan Beras Analog

23 13 Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa sebanyak 15.1 persen responden menyatakan pencantuman nilai gizi pada kemasan Beras Analog dianggap paling penting yang harus tertera pada kemasan. Lokasi Pemasaran Beras Analog Lokasi pemasaran sangat menentukan kesuksesan pemasaran Beras Analog. Karena lokasi pemasaran berperan penting agar Beras Analog dapat dikenal oleh masyarakat luas. Sebanyak 41.4 persen responden menyatakan lokasi yang tepat untuk memasarkan Beras Analog pada pasar modern (Gambar 9). Persentase (%) 5 13 Pasar Tradisional Lokasi Pemasaran 41.4 Pasar Modern Restoran Outlet Makanan Gambar 9 Persepsi konsumen berdasarkan lokasi pemasaran Sebagian besar konsumen memilih pasar modern dikarenakan pasar modern mengalami pertumbuhan pesat setiap tahunnya dan jika Beras Analog dapat dipasarkan pada pasar modern, Beras Analog dapat bersaing dengan berbagai macam tipe beras yang sudah beredar di pasaran. Bentuk Promosi Pemasaran Beras Analog Persentase bentuk promosi yang diharapkan konsumen untuk Beras Analog dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Persentase (%) 5 Bentuk Promosi Pemasaran Gambar 1 Persepsi konsumen berdasarkan bentuk promosi pemasaran Bentuk promosi yang tepat yang diharapkan oleh responden untuk Beras Analog adalah melalui iklan televisi dengan persentase terbesar yaitu sebesar 21.7 persen. Hal ini dikarenakan televisi merupakan bentuk media massa paling efektif karena televisi dapat menjangkau semua kalangan masyarakat.

24 14 Harga Beras Analog Persentase harga per pack yang wajar yang diharapkan responden untuk produk Beras Analog disajikan pada Gambar 11. Persentase (%) Harga per Pack Rp 23. Rp 26. (8 gram) (1 kg) Rp 5. (2kg) Rp 12. (5 kg) Gambar 11 Persepsi konsumen berdasarkan harga per pack Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui bahwa persentase terbesar adalah Rp 23. ukuran 8 gram dengan persentase sebesar 37 persen. Persentase paling kecil adalah Rp 5. ukuran 2 kg dengan persentase sebesar 11 persen. Minat Mengkonsumsi Kembali Setelah memberikan kesan dan penilaian terhadap Beras Analog, responden menyatakan pendapatnya tentang minat mengkonsumsi kembali Beras Analog. Hal ini dikarenakan mayoritas responden baru mengkonsumsi produk Beras Analog sebanyak satu kali. Persentase (%) 1 Minat Mengkonsumsi Kembali Ya Tidak Gambar 12 Persepsi konsumen Beras Analog berdasarkan minat mengkonsumsi kembali Berdasarkan Gambar 12 dapat diketahui bahwa sebesar 79.5 persen responden menyatakan keinginannya untuk mengkonsumsi kembali Beras Analog, sedangkan sebesar 2.5 persen responden menyatakan tidak.

25 15 Tabulasi Silang Tabulasi silang pada penelitian ini digunakan untuk menguji keterkaitan antara karateristik konsumen, minat mengkonsumsi kembali dan tipe konsumsi dengan kesan terhadap Beras Analog. Tabulasi silang ini digunakan sebagai masukan dalam analisis persepsi konsumen dan penyusunan strategi pemasaran Beras Analog. Pada tabulasi silang, bila nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi-square tabel maka dapat di katakan tolak Ho, dimana Ho adalah tidak ada hubungan antara baris dan kolom. Nilai α yang digunakan pada penelitian ini adalah.1 dengan mempertimbangkan nilai half precission yang digunakan adalah 1%. Nilai crosstabulation yang korelasinya berada kurang dari,1 maka dapat dinyatakan adanya korelasi atau hubungan pada variabel tersebut. Berikut ringkasan hasil uji tabulasi silang yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Ringkasan hasil uji tabulasi silang Variabel Chi Square Korelasi Value Asy.Sig Jenis Kelamin*Kesan Tidak signifikan Usia*Kesan Signifikan Status Pernikahan*Kesan Signifikan Pendidikan*Kesan Signifikan Klasifikasi Pekerjaan*Kesan Tidak signifikan Status Pekerjaan*Kesan Tidak signifikan Profesi*Kesan Tidak signifikan Pendapatan*Kesan Signifikan Pengeluaran*Kesan Signifikan Hobi*Kesan Tidak signifikan Kesan* Minat Mengkonsumsi Signifikan kembali Kesan* Tipe Konsumsi Signifikan α =.1 Sumber: Data Primer, diolah (213) Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai siginifikan yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel yaitu hubungan antara usia dengan kesan, status pernikahan dengan kesan, pendidikan dengan kesan, pendapatan per bulan dengan kesan, pengeluaran per bulan dengan kesan, kesan dengan minat mengkonsumsi kembali serta kesan dengan tipe konsumsi. Hubungan antara Usia dengan Kesan Responden yang mempunyai kesan sangat suka terhadap Beras Analog lebih banyak berasal dari responden dengan kalangan usia 41-5 tahun yaitu sebanyak 6.8 persen. Konsumen pada usia ini biasanya akan lebih selektif dalam pemilihan konsumsi pangan yang lebih sehat, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk konsumsi keluarganya. Pada output hasil uji Chi-Square (Tabel 2), nilai Asymp.Sig.(2-sided) menunjukkan angka.95 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (.95 <.1).

26 16 Tabel 2 Hasil uji tabulasi silang antara usia dengan kesan Usia Kesan (%) Total Sangat Cukup Kurang Tidak (%) <_2 tahun tahun tahun tahun tahun >6 tahun Total Chi Square Sumber: Data Primer, diolah (213) Berdasarkan Tabel 2, kesan sangat suka pada Beras Analog adalah sebesar 5 persen dari total responden yang berada pada usia 21-3 tahun. Sebesar 7 persen dari total responden yang berada pada usia 31-4 tahun memiliki kesan sangat suka dan sebesar 33 persen dari total responden yang berada pada usia 51-4 tahun memiliki kesan sangat suka terhadap Beras Analog. lni menunjukkan bahwa semakin tua usia semakin besar persentase konsumen yang sangat menyukai Beras Analog. Hubungan antara Status Pernikahan dengan Kesan Mayoritas responden yang mempunyai kesan sangat suka dan suka didominasi oleh responden yang sudah menikah yaitu sebanyak 11 persen dan 24.7 persen. Status pernikahan seseorang dapat menunjukkan tingkat konsumsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan primernya. Responden yang telah memiliki keluarga lebih selektif dalam pemilihan pangan pokok karena bertanggungjawab untuk memperhatikan konsumsi keluarganya sehari-hari. Sedangkan responden yang belum berkeluarga cenderung lebih fleksibel dalam pemilihan konsumsinya. Pada output hasil uji Chi-Square (Tabel 3), nilai Asymp.Sig.(2-sided) menunjukkan angka.9 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (.9 <.1). Sehingga terdapat hubungan antara karakteristik status pernikahan dengan kesan terhadap Beras Analog Tabel 3 Hasil uji tabulasi silang antara status pernikahan dengan kesan Status Pernikahan Sumber: Data Primer, diolah (213) Kesan (%) Total (%) Sangat Cukup Kurang Tidak Menikah Belum Menikah Total Chi Square

27 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kesan Jumlah responden yang telah menempuh pendidikan S2, memiliki kesan sangat suka dengan persentase terbesar dibandingkan pendidikan lainnya yaitu sebesar 6.8 persen. Persentase terbesar untuk kesan suka dimiliki oleh pendidikan tingkat S1 dengan persentase 17.8 persen, sedangkan kesan tidak suka dimiliki oleh pendidikan SMU/SMK dengan persentase 2.7 persen (Tabel 4). Tabel 4 Hasil uji tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan kesan Pendidikan Kesan (%) Total Sangat Cukup Kurang Tidak (%) SMU/SMK DIPLOMA S S S Total Chi Square Sumber: Data Primer, diolah (213) Hasil output uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesan. Nilai Asymp.Sig.(2-sided) pada output bernilai.85 (Tabel 5) yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan (.85<,1). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pemahaman terhadap kesehatan, lingkungan, dan diversifikasi akan pangan yang dikonsumsinya sehingga dapat dengan mudah menerima produk baru seperti Beras Analog yang memiliki keunggulan manfaat kesehatan. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa persentase kesan suka sebesar 18 persen dari total responden yang berada pada tingkat pendidikan SMU/SMK. Sebesar 38 persen dari total responden yang berada pada tingkat pendidikan Diploma memiliki kesan suka. Sebesar 42 persen dari total responden yang berada pada tingkat pendidikan S1 memiliki kesan suka terhadap Beras Analog dan sebesar 67 persen tingkat pendidikan Pasca Sarjana (S2 dan S3) memiliki kesan suka terhadap Beras Analog. Hubungan antara Pendapatan dengan Kesan Berdasarkan hasil tabulasi silang, persentase terbesar responden terhadap kesan sangat suka dan suka didominasi oleh responden yang memiliki rata-rata pendapatan antara Rp Rp 6... Sedangkan kesan tidak suka dimiliki oleh responden yang memiliki rata-rata pendapatan sebesar 2.7 persen (Tabel 5). Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan diatas rata-rata cenderung lebih menyukai Beras Analog. Responden dengan pendapatan relatif rendah mengaku bahwa pendapatan yang dimiliki sekedar memenuhi kebutuhan pangannya sehari-hari, sehingga dirasa lebih praktis jika memilih beras konvensional yang harganya lebih terjangkau. Sedangkan responden yang memiliki pendapatan diatas rata-rata cenderung menyadari pentingnya manfaat kesehatan dan menginginkan pangan yang lebih sehat untuk dikonsumsi. 17

28 18 Tabel 5 Hasil uji tabulasi silang antara pendapatan dengan kesan Pendapatan Kesan Total Sangat Cukup Kurang Tidak (%) Rp Rp Rp 3.. Rp Rp Rp Rp 6..1 >_Rp Total Chi Square Sumber: Data Primer, diolah (213) Nilai Asymp.Sig.(2-sided) pada output uji Chi-Square menunjukkan angka.25 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin Besar pendapatan semakin besar persentase yang menyukai Beras Analog, dimana dapat dilihat bahwa persentase yang menyukai Beras Analog adalah sebesar 26 persen dari total responden yang memiliki pendapatan Rp Rp 3.., sebesar 38 persen dari total responden yang memiliki pendapatan Rp Rp 4.5. dan sebesar 45 persen dari total responden yang memiliki pendapatan Rp Rp Hubungan antara Pengeluaran dengan Kesan Berdasarkan hasil tabulasi silang, persentase terbesar responden terhadap kesan sangat suka dan suka didominasi oleh responden yang memiliki rata-rata pengeluaran antara Rp 3..1 Rp Sedangkan kesan tidak suka dimiliki oleh responden yang memiliki rata-rata pengeluaran Rp Rp 3.. yaitu sebesar 2.7 persen (Tabel 6). Tabel 6 Hasil uji tabulasi silang antara pengeluaran dengan kesan Pengeluaran Kesan Total Sangat Cukup Kurang Tidak (%) <_Rp Rp Rp 3.. Rp Rp Rp Rp 6..1 >_Rp Total Chi Square.9 Sumber: Data Primer, diolah (213)

29 19 Nilai Asymp.Sig.(2-sided) pada output uji Chi-Square menunjukkan angka.9 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik pengeluaran berhubungan signfikan dengan kesan terhadap Beras Analog. Semakin besar pengeluaran semakin besar persentase yang menyukai Beras Analog, dimana dapat dilihat bahwa persentase yang menyukai Beras Analog adalah sebesar 26 persen dari total responden yang memiliki pengeluaran Rp Rp 3.., sebesar 38 persen dari total responden yang memiliki pengeluaran Rp Rp 4.5. dan sebesar 57 persen dari total responden yang memiliki pengeluaran Rp Rp 6... Hubungan antara Kesan dengan Minat Mengkonsumsi Kembali Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Tabel 7, kesan responden terhadap Beras Analog sangat menentukan minat mengkonsumsi kembali. Hal ini dapat dilihat pada tabel 11 yang menyatakan bahwa sebesar 12.3 persen responden menyatakan sangat suka, 35.6 persen menyatakan suka, 23.3 persen menyatakan cukup suka, 8.2 persen menyatakan suka, dengan sebanyak 79.5 persen menyatakan minat untuk mengkonsumsi kembali. Nilai Asymp.Sig.(2-sided) pada output uji Chi-Square menunjukkan angka. yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kesan terhadap Beras Analog berhubungan signfikan dengan minat mengkonsumsi kembali. Tabel 7 Hasil uji tabulasi silang antara kesan dengan minat mengkonsumsi kembali Kesan Minat_Mengkonsumsi_Kembali (%) Total Ya Tidak Sangat Cukup Kurang Tidak Total Chi Square Sumber: Data Primer, diolah (213) Hubungan antara Kesan dengan Tipe Konsumsi Berdasarkan hasil tabulasi silang, kesan responden terhadap Beras Analog juga menentukan tipe konsumsi apa yang cocok untuk Beras Analog. Sebanyak 28.7 persen konsumen yang menyukai Beras Analog (kesan sangat suka dan suka) menyatakan bahwa Beras Analog cocok untuk dikonsumsi sebagai makanan pokok. Sedangkan mayoritas konsumen yang menyatakan kesan cukup dan kurang suka dengan masing-masing persentase sebesar 19.2 persen dan 17.8 persen menyatakan Beras Analog cocok untuk dikonsumsi sebagai makanan selingan (kuliner). Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 8 Nilai Asymp.Sig.(2-sided) pada output uji Chi-Square menunjukkan angka.16 yang lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan.

30 2 Tabel 8 Hasil uji tabulasi silang antara kesan dengan tipe konsumsi Kesan Tipe_konsumsi (%) Total Makanan (%) Pokok Makanan selingan (kuliner) Sangat Cukup Kurang Tidak Total Chi Square.16 Sumber: Data Primer, diolah (213) Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa kesan terhadap Beras Analog berhubungan signfikan dengan tipe konsumsi Beras Analog. Analisis Cluster Penelitian ini menggunakan analisis cluster untuk menganalisis data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada 73 responden. Hasil dari analisis ini akan digunakan untuk menentukan segmentasi pasar Beras Analog yang merupakan bagian dari perencanaan strategi pemasaran. Segmentasi didasarkan atas karakteristik demografi konsumen yang signifikan berdasarkan hasil uji tabulasi silang yaitu usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan dan pengeluaran serta kesan terhadap Beras Analog. Prosedur analisis cluster yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode hierarki. Analisis Hierarki Cluster digunakan untuk sampel < 1. Metode ini memulai pengelompokkan dengan dua atau lebih objek yang mempunyai kesamaan paling dekat. Kemudian proses diteruskan ke objek lain yang mempunyai kedekatan kedua. Demikian seterusnya, sehingga cluster akan membentuk semacam pohon dimana hierarki (tingkatan) yang jelas antar objek dari yang paling mirip sampai paling tidak mirip. Secara logika semua objek pada akhimya hanya akan membentuk sebuah cluster. Variabel kuesioner penelitian dalam karakteristik demografi dan kesan terhadap Beras Analog merupakan kombinasi variabel nominal, ordinal, interval dan rasio. Untuk melakukan analisis cluster, variabel-variabel tersebut perlu dilakukan standarisasi data terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan data dalam bentuk yang sama, karena jika tetap dalam bentuk aslinya, variabel-variabel yang memiliki standar deviasi paling besar akan tampil dalam diferensiator utama. Artinya segmentasi hanya akan dipengaruhi oleh variabel tertentu saja (Simamora 25). Setelah dilakukan standarisasi data, tahap selanjutnya adalah mengelompokkan variabel-variabel tersebut dalam hierarki cluster. Untuk melakukan interpretasi terhadap cluster yang terbentuk dapat dilihat pada output dendogram di bawah ini (Gambar 13).

31 21 Gambar 13 Output dendogram Berdasarkan Gambar 13, dapat dilihat bahwa dua tahap terakhir dari dendogram memiliki jarak paling besar. Untuk mendapatkan cluster yang memiliki kemiripan paling dekat, maka jarak yang dipilih adalah yang memiliki jarak paling kecil. Dari tabel tersebut maka dapat dipilih 4 cluster yang berada pada rentang jarak 3-5. Dari keempat cluster tersebut didapatkan masing-masing kelompok yang memiliki kemiripan berdasarkan variabel usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, rata-rata pendapatan dan pengeluaran per bulan serta kesan terhadap Beras Analog. Berikut adalah hasil analisis hierarki cluster yang terbagi menjadi 4 cluster (Tabel 9):

32 22 Tabel 9 Hasil analisis hierarki cluster Cluster Variabel 1 2 Usia 21-3 tahun 31-4 tahun Status Pernikahan Belum Menikah Menikah Tingkat Pendidikan S1 Diploma Rata-Rata Pendapatan Rp Rp 3.. Rp 3..1-Rp 4.5. Rata-Rata Pengeluaran Rp Rp 3.. Rp 3..1-Rp 4.5. Kesan Cukup Cukup Persentase 32% 25% Cluster Variabel 3 4 Usia 31-4 tahun 41-5 tahun Status Pernikahan Menikah Menikah Tingkat Pendidikan S1 S2 Rata-Rata Pendapatan Rp Rp 6.. Rp Rp 6.. Rata-Rata Pengeluaran Rp Rp 6.. Rp 3..1-Rp 4.5. Kesan Persentase 34% 9% Sumber: Data Primer, diolah (213) Analisis Biplot Analisis Biplot merupakan analisis data statistika yang digunakan untuk meringkas informasi yang terdapat dalam matriks rataan data atribut produk dan jasa berdasarkan persepsi responden. Dalam penelitian ini, terdapat sepuluh atribut Beras Analog yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen berdasarkan derajat kepentingan. Hasil dari preferensi terhadap sepuluh atribut tersebut akan dijadikan pertimbangan konsumen dalam memilih produk Beras Analog. Kesepuluh atribut tersebut diantaranya adalah manfaat kesehatan, rasa yang enak, tekstur yang pulen, harga terjangkau, kandungan nutrisi yang baik, warna menarik, keamanan dikonsumsi, kemasan yang menarik, promosi yang menarik dan daya tahan produk. Berdasarkan atribut-atribut tersebut, responden memilih preferensinya terhadap atribut-atribut yang mereka anggap sangat tidak penting (STP), tidak penting (TP), biasa saja (B), penting (P) dan sangat penting (SP). Dengan analisis Biplot, dapat dilihat atribut dominan menjadi atribut sangat penting dan penting. Setelah mengetahui atribut berdasarkan derajat kepentingannya maka hasil analisis ini dapat dijadikan acuan awal dalam menyusun positioning Beras Analog. Berdasarkan hasil analisis biplot yang dapat dilihat pada Gambar 14, atribut dapat dipetakan menjadi kwadran yang menggambarkan keragaan kategori dan atributnya. Pada peubah SP (sangat penting), garis vector terlihat cukup panjang karena di sekitar garis tersebut terdapat cukup banyak atribut yang diwakilkan, yaitu atribut Manfaat Kesehatan, Keamanan dikonsumsi dan Kandungan Nutrisi. Sedangkan untuk atribut Promosi dan Daya Tahan produk terdapat pada peubah P (penting).

33 23 Biplot of STP,..., SP 2 Harga 1 SP Mannfaat Aman Rasa B Kemasan Warna -1 o p Nutrisi Promosi Tekstur TP P Daya Tahan STP Gambar 14 Hasil biplot preferensi responden terhadap atribut produk Beras Analog Selain itu melalui analisis Biplot dapat diketahui pula hubungan (korelasi) antar peubah (Gambar 15). Hubungan (korelasi) antar peubah dijelaskan dengan besarnya sudut yang terbentuk dari dua buah garis atribut. Semakin lancip sudut (< 9 ) yang terbentuk dari dua buah garis atribut, maka nilai korelasinya semakin besar (korelasi positif), sedangkan semakin tumpul sudutnya (> 9 ) yang terbentuk dari dua buah garis atribut, maka nilai korelasinya semakin kecil (negatif). Dua buah garis atribut yang membentuk sudut siku-siku (9 ) maka tidak ada korelasi antara kedua atribut tersebut. Gambar 15 Hasil biplot keragaman atribut produk Beras Analog

Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice)

Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice) 144 Rizki, Munandar, Andrianto Analisis Persepsi Konsumen Analisis Persepsi Konsumen dan Strategi Pemasaran Beras Analog (Analog rice) Deviany Amanda Rizki Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Keadaan Internal Kebun Raya Bogor A. Geografi B. Demografi C. Perilaku D. Psikografi Analisis Deskriptif Analisis Cluster berdasarkan AIO Segmentasi

Lebih terperinci

3.1 Kerangka Pemikiran

3.1 Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Kecap banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia saat memasak karena kecap termasuk bumbu pelengkap (condiment) yang memberikan rasa, warna, dan aroma yang khas serta

Lebih terperinci

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi 16 KERANGKA PEMIKIRAN Menstruasi merupakan keadaan yang dialami oleh seorang perempuan normal setiap bulan. Agar cairan menstruasi yang keluar dari dinding rahim tidak menodai pakaian yang dipakai maka

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM 5.1. Beras Analog Bahan Baku dan Kandungan Gizi

GAMBARAN UMUM 5.1. Beras Analog Bahan Baku dan Kandungan Gizi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Beras Analog Beras analog merupakan tiruan beras yang terbuat dari bahan-bahan seperti umbi-umbian, serealia yang bentuk maupun komposisi gizinya mirip seperti beras. Beras analog

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota Bogor. Tiap perusahaan akan mengunggulkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 49 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif. Studi deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dibagi menjadi lima tahap, yaitu (1) penyusunan kuesioner, (2) pembuatan kuesioner online, (3) uji coba kuesioner, (4) pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya seni sekaligus

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN 17 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar HP yang mereka hadapi. Persaingan yang ketat membuat perusahaan HP harus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Dalam memahami pelajaran di sekolah siswa mungkin saja mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini dapat dikarenakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER Kuesioner sebagai alat ukur dalam rangka mengumpulkan data harus mampu menghasilkan data yang valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji beberapa analisis yang diinginkan. Namun kuesioner sebelum digunakan harus melalui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Jenis dan Metode Tujuan Penelitian Unit Analisis Time Horison T 1 Kausalitas Survei Individu Responden Cross Section T 2 Kausalitas

Lebih terperinci

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth (grace_miong@yahoo.com) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiyono (2002, p11) jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang memiliki hubungan kausal, mendefinisikan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini akan menguraikan dan memaparkan mengenai sikap konsumen terhadap atribut-atribut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi menurut Suharsimi (2010) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian disusun untuk menggambarkan konsep analisis kepuasan pelanggan melalui penilaian harapan dan kenyataan kualitas pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Perkembangan musik baik dalam maupun luar negeri yang cukup cepat dan

Bab I Pendahuluan. Perkembangan musik baik dalam maupun luar negeri yang cukup cepat dan Bab I Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan musik baik dalam maupun luar negeri yang cukup cepat dan bervariatif, telah menyebabkan banyak sekali minat dari kalangan produsen untuk menggarap

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

Oleh ELLA RAHMANIA H

Oleh ELLA RAHMANIA H ANALISIS PERILAKU DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERFORMANCE RESTORAN PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood VI. HASIL ANALISIS 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood Karakteristik konsumen dievaluasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, tingkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Zaman sekarang internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang. Di Indonesia jumlah pemakai internet mengalami peningkatan yang cukup besar setiap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Program pengembangan SDM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 30 III. METODE PENELITIAN 3. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dari lima bauran promosi, yaitu promosi penjualan, penjualan pribadi (personal selling), iklan (advertising), hubungan masyarakat (public relation),

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji

Lebih terperinci

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( ) MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN M. Jamal Muttaqin (1307 100 069) Latar Belakang Urgensi Pasar Tradisional Menyusutnya Pasar Tradisional Semakin banyak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran teoritis Kebudayaan yang semakin maju membuat gaya hidup manusia semakin berkembang. Kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan mulai terlihat disamping

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Penelitian Terdahulu Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Sikap Responden

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini telah berkembang dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin banyak berdirinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN PORTFOLIO AGROINDUSTRI: KASUS IKLAN-TV PRODUK MINUTE MAID PULPY ORANGE

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN PORTFOLIO AGROINDUSTRI: KASUS IKLAN-TV PRODUK MINUTE MAID PULPY ORANGE EFEKTIFITAS PEMANFAATAN TELEVISI UNTUK MENINGKATKAN PORTFOLIO AGROINDUSTRI: KASUS IKLAN-TV PRODUK MINUTE MAID PULPY ORANGE Febby A. Kemalasari, Tatiek K. Andajani, Soekartawi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap orang dan tas merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap orang dan tas merupakan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis menjadi sangat ketat, hal itu dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan sejenis yang menawarkan produk yang hampir sama. Persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan

Lebih terperinci

iv vi vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR IS1

iv vi vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR IS1 DAFTAR IS1 DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halan nan iv vi vii 1. PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1.2 Rurnusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya jenis dan merk kendaraan bermotor diproduksi dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya jenis dan merk kendaraan bermotor diproduksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia saat ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya jenis dan merk kendaraan bermotor diproduksi dan atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor, yang merupakan salah satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu dilakukan di Kotamadya Bogor. Hal ini disebabkan Kota Bogor adalah salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....... i DAFTAR ISI......... iii DAFTAR TABEL..... vii DAFTAR GAMBAR..... ix DAFTAR LAMPIRAN...... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.... 1 1.2. Perumusan Masalah.... 4 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memikat hati orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Citra

BAB I PENDAHULUAN. memikat hati orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Citra BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merek (brand) diyakini mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk memikat hati orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Citra yang ditampilkan serasa menyihir

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Pembahasan dalam uraian ini adalah tentang gambaran subyek penelitian, dimana subyek penelitian ini menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan industri pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin banyaknya alternatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Serambi Botani yang berlokasi di lantai dasar GF 14-15 mall Botani Square, Jalan Raya Padjajaran, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan: 23 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Semakin banyaknya usaha restoran yang ada di Bogor menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan yang ketat ini, Restoran Gurih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Persaingan dunia usaha semakin ketat dewasa ini, hal itu disebabkan semakin banyaknya pelaku usaha baru yang bermunculan dengan berbagai macam inovasi. Hal itu tentunya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kausalitas. Menurut Umar (2005,p105) berguna untuk menganalisis hubungan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Menurut Nasution dalam bukunya Metode Research dikatakan desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Teknik Pengumpulan Data

3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Teknik Pengumpulan Data 3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah yang merupakan sentra mebel, serta Jakarta dan Bogor sebagai daerah pemasaran mebel Jepara. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI

ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI Maya Evayani Gurning 1308 030 013 Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Carrefour hypermarket merupakan perusahaan ritel asing yang pertama masuk dan beroperasi di Indonesia, tepatnya di Jakarta (Foster, 2008).

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Toserba xxx dengan meneliti posisi produk dan preferensi konsumen kacang garing Garuda. Terdapat berbagai macam merek

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas dari setiap pernyataan dalam kuisioner, digunakan rumus korelasi product

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Teknik Pemilihan Responden METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu data yang dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik responden. Penelitian

Lebih terperinci