VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE"

Transkripsi

1 VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling penting dan paling baik hingga tidak penting dan sangat buruk oleh responden dalam pengambilan keputusan pembelian. Tingkat kepentingan dan kinerja atribut diperoleh berdasarkan hasil persentase atribut-atribut yang dinilai oleh konsumen responden yang kemudian akan dipetakkan pada rentang skala interval. Nilai kepentingan (ei) dan nilai kinerja (bi) responden terhadap atribut produk beras organik SAE dikategorikan pada rentang skala interval yang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Kategori Tingkat Kepentingan Nilai Tingkat Kepentingan -2-1,2 Sangat Tidak Penting -1,21-0,4 Tidak Penting -0,41 0,4 Netral 0,41 1,2 Penting 1,21 2 Sangat Penting Hasil penilaian tingkat kepentingan (ei) pada Tabel 13, menunjukkan dari ke sebelas atribut produk beras yang dievaluasi responden, atribut keamanan dikonsumsi memiliki nilai skor tertinggi yaitu sebesar 1,75 yang artinya atribut ini dinilai sangat penting bagi responden, begitu juga dengan khasiat dan manfaat dengan nilai skor sebesar 1,57 kemudian atribut komposisi yang dikandung dengan nilai skor sebesar 1,47, daya tahan produk dengan nilai skor 1,42, rasa dengan skor 1,4, segel produk dengan skor 1,25 dan harga dengan skor 1,22. Masing-masing atribut tersebut merupakan atribut yang dinilai sangat penting pada produk beras. Hal ini menunjukkan bahwa responden akan mempertimbangkan atribut keamanan dikonsumsi, khasiat/manfaat, komposisi yang dikandung, daya tahan produk, rasa, segel produk dan harga sebagai atribut terpenting dalam memilih produk beras. 53

2 Penilaian Sikap Responden Terhadap Atribut Beras Organik SAE dan Beras Non Organik (Ciherang dan IR 64) dan Sikap Responden Secara Keseluruhan Penilaian sikap responden terhadap atribut atribut beras organik SAE dan non organik (Ciherang dan IR 64) (ei.bi) dan total nilai sikap (Ao) responden terhadap atribut produk atribut beras organik SAE dan non organik (Ciherang dan IR 64) secara keseluruhan dikategorikan pada rentang skala interval yang dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut. Tabel 12. Kategori Nilai Sikap Terhadap Atribut dan Total Nilai sikap (Ao) secara keseluruhan atribut beras organik SAE dan non organik (Ciherang dan IR 64) Nilai Nilai Sikap Atribut Nilai Total Nilai Sikap -2-0,8 Sangat Negatif -2 2 Sangat Negatif -1,81-0,4 Negatif 2 6 Negatif -0,41 1,6 Netral 6 10 Netral 1,61 2,8 Positif Positif 2,81 4 Sangat Positif Sangat Positif Tabel 13 menunjukkan hasil analisis sikap multiatribut Fishbein. Berdasarkan nilai/skor fishbein, nilai sikap total beras organik SAE sebesar 15,08. Nilai ini dikategorikan ke dalam sikap yang sangat positif. Nilai total yang diperoleh beras Ciherang yaitu sebesar 13,05 termasuk ke dalam kategori sikap yang positif. Nilai sikap total beras IR 64 sebesar 10 termasuk kedalam sikap yang netral. Produk beras organik SAE yang memiliki nilai total sikap tertinggi yaitu sebesar 15,08. Hal ini menunjukkan bahwa produk beras organik SAE dinilai sangat positif oleh responden, dan berdasarkan hasil tersebut dibandingan kedua varietas lainnya, produk beras organik SAE merupakan produk yang paling diharapkan responden karena memperoleh nilai sikap total terbesar. Hasil penilaian sikap responden terhadap atribut beras (ei.bi) dan total nilai sikap (Ao) responden terhadap atribut produk beras organik SAE dan beras non organik (Ciherang dan IR 64) secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut. 54

3 Tabel 13. Hasil Perhitungan Model Sikap Multiatribut Fishbein Terhadap Atribut Beras Organik dan Beras Non Organik (Ciherang dan IR 64) No Atribut Nilai evaluasi (ei) Nilai tingkat kepercayaan (bi) B. Non Organik B.Organik SAE Ciherang IR 64 B.Organik SAE Nilai sikap Ao (ei * bi) B. Non Organik Ciherang IR 64 1 Keamanan dikonsumsi Khasiat/Manfaat Komposisi yang dikandung Daya tahan 4 produk Rasa Segel Produk Harga Promosi Penjualan Desain 9 Kemasan Iklan Varietas yangdkenal = ei * bi Keamanan dikonsumsi Nilai rata-rata evaluasi terhadap keamanan dikonsumsi beras organik SAE diperoleh nilai sebesar 1,75. Hal ini menunjukkan bahwa menurut konsumen atribut ini merupakan atribut yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pembelian. Nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut keamanan dikonsumsi pada Tabel 13 menunjukkan bahwa beras organik SAE memiliki paling aman dikonsumsi daripada beras non organik seperti Ciherang dan IR Khasiat/manfaat Nilai rata-rata evaluasi tingkat kepentingan atribut khasiat/manfaat sebesar 1,57. Hal ini membuktikan bahwa menurut konsumen atribut khasiat/manfaat dianggap sangat penting untuk dipertimbangkan saat melakukan pembelian beras. Beras organik SAE tergolong lebih bermanfaat untuk kesehatan dan sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen terhadap faktor manfaat yang mereka inginkan dibanding dengan beras non organik (Ciherang dan IR64). 55

4 Hal ini tercermin dari nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap khasiat beras organik SAE dan beras non organik (Ciherang dan IR64) masing-masing sebesar 1,8 dan 1,3 serta 0,9. 3. Komposisi yang dikandung Atribut komposisi yang dikandung mempunyai nilai rata-rata tingkat evaluasi sebesar 1,47. Hal ini mengindikasikan bahwa atribut komposisi yang dikandung sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pembelian beras. Nilai rata-rata evaluasi terhadap beras organik SAE sbesar 1,5 dan Ciherang sebesar 0,9 serta IR64 sebesar 0,7. Dari hasil tersebut sudah dapat terlihat jelas bahwa yang mempunyai komposisi gizi yang baik ada pada produk beras organik SAE. 4. Daya tahan produk Berdasarkan nilai rata-rata evaluasi terhadap daya tahan produk beras organik SAE diperoleh nilai sebesar 1,42. Hal ini menunjukkan bahwa menurut konsumen atribut daya tahan produk merupakan atribut yang sangat penting untuk dipertimbangkan. Nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut daya tahan produk pada Tabel 13 menunjukkan bahwa beras organik SAE memiliki daya tahan produk yang lebih baik daripada beras non organik seperti Ciherang dan IR Rasa Perbedaan sikap konsumen dapat juga dilihat dari penilaian terhadap atribut rasa. Pada tabel diatas tampak jelas bahwa secara keseluruhan hasil analisis multiatribut fishbein, atribut rasa pada beras organik SAE memiliki nilai rata-rata sebesar 1,93 dan pada Ciherang sebesar 1,47 serta beras IR64 sebesar 1,19. Hal ini menunjukkan konsumen percaya bahwa beras organik SAE memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan beras non organik (Ciherang dan IR64). Nilai rata-rata evaluasi tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut rasa sebesar 1,4 yang menunjukkan hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan. Tingkat kepercayaan konsumen juga dapat dilihat dari nilai rata-rata terhadap beras organik SAE sebesar 1,38 dan beras non organik yaitu Ciherang sebesar 1,05 dan IR64 sebesar 0, Segel produk 56

5 Nilai rata-rata evaluasi tingkat kepentingan atribut segel produk sebesar 1,25. Hal ini membuktikan bahwa menurut konsumen atribut segel produk dianggap sangat penting untuk dipertimbangkan saat melakukan pembelian beras. Beras organik SAE tergolong mempunyai segel produk yang bagus dibandingkan dengan segel produk beras non organik (Ciherang dan IR64). Hal ini tercermin dari nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut tersebut masing-masing yaitu beras organik SAE sebesar 0,85 dan Ciherang sebesar 0,63 serta IR64 sebesar 0,6. Hal tersebut diinginkan oleh konsumen agar beras mempunyai tingkat kebersihan yang tinggi setelah pengemasan produk. 7. Harga Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishbein, nilai rata-rata tingkat kepercayaan atibut harga beras organik SAE sebesar 0,43, beras Ciherang sebesar 0,38 sedangkan IR64 sebesar 0,33. Sedangkan nilai rata-rata terhadap evaluasi tingkat kepentingan atribut harga sebesar 1,22 menunjukkan bahwa menurut konsumen atribut harga sangat penting untuk dipertimbangkan. Nilai rata-rata sikap konsumen terhadap atribut harga beras organik SAE sebesar 0,52dan nilai rata-rata sikap konsumen terhadap beras Ciherang sebesar 0,46 serta IR 64 sebesar 0,40. Menurut konsumen beras organik SAE memiliki harga yang dianggap lebih mahal dibandingkan dengan beras non organik (Ciherang dan IR64). Selama beras organik SAE dapat memberikan manfaat lebih terutama bagi kesehatan seperti yang konsumen harapkan, konsumen tidak mempermasalahkan mahalnya harga beras organik SAE. 8. Promosi penjualan Atribut promosi penjualan mempunyai nilai rata-rata evaluasi terhadap beras sebesar 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ini dianggap penting bagi kosumen dan dapat dilihat juga dari nilai rata-rata sikap konsumen beras organik SAE sebersar 0,33 dan Ciherang sebesar 0,83 serta IR64 sebesar 0,79. Nilai tersebut menunjukkan bahwa promosi penjualan beras SAE masih lebih buruk apabila dibandingkan dengan promosi penjualan beras non organik. 9. Desain kemasan 57

6 Menurut konsumen desain kemasan merupakan atribut yang penting. Hal ini tercermin dari hasil analisis multiatribut fishbein yang menunjukkan nilai rata-rata evaluasi terhadap desain kemasan sebesar 0,7. Kemasan beras organik SAE yang diinginkan konsumen adalah kemasan yang menarik seperti dicantumkan proses cara memasak, komposisi dan manfaatnya serta transparan agar isi beras tersebut dapat dilihat. Berdasarkan Tabel 13, desain kemasan beras organik SAE lebih baik dibandingkan dengan beras non organik (Ciherang dan IR64). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut desain kemasan, maka masing-masing nilai untuk beras organik SAE adalah 1,75 sedangkan beras non organik (Ciherang 1,38 dan IR64 1,45). 10. Iklan Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishbein diatas menunjukkan bahwa beras organik SAE memiliki iklan yang menurut penilaian konsumen tidak begitu tampak apabila dibandingkan dengan beras non organik (Ciherang dan IR64). Hal tersebut diatas tercermin dari nilai rata-rata sikap terhadap atribut iklan untuk beras organik SAE sebesar 0,22 sedangkan beras non organik (Ciherang 0,83 dan IR64 0,79). Adapun nilai rata-rata evaluasi terhadap atribut iklan sebesar 0,55 hal ini menunjukkan bahwa konsumen menganggap bahwa atribut ini tidak begitu penting untuk dipertimbangkan saat akan membeli beras organik SAE. 11. Varietas Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishbein diatas menunjukkan bahwa beras organik SAE memiliki varietas yang menurut penilaian konsumen tidak begitu dikenal apabila dibandingkan dengan beras non organik (Ciherang dan IR64). Hal tersebut diatas tercermin dari nilai rata-rata sikap terhadap atribut varietas untuk beras organik SAE sebesar 0,22 sedangkan beras non organik (Ciherang 0,95 dan IR64 0,83). Adapun nilai rata-rata evaluasi terhadap atribut varietas sebesar 0,55 hal ini menunjukkan bahwa konsumen menganggap bahwa atribut ini tidak begitu penting untuk dipertimbangkan saat akan membeli beras organik SAE. 58

7 7.2. Pemetaan Persepsi Konsumen Responden memiliki persepsi yang berbeda-beda pada masing-masing atribut, persepsi ini terbentuk dalam diri responden setelah membeli dan menggunakan beras organik. Untuk menggambarkan persepsi responden pada tiap-tiap atribut pada masing-masing jenis beras yang diperbandingkan maka dibutuhkan alat bantu yang dapat memetakan persepsi yang terdapat di benak konsumen. Alat bantu yang digunakan adalah grafik sarang laba-laba. Grafik sarang laba-laba mampu menggambarkan persepsi setiap atribut pada beras organik dan non organik (ciherang dan IR 64). Gambar 9. Peta Persepsi Responden terhadap beras organik dan beras non organik (Ciherang dan IR 64) Gambar 9 menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap beras organik SAE lebih baik apabila dibandingkan dengan beras non organik baik itu ciherang ataupun IR 64. Dalam gambar tersebut terlihat secara umum terlihat bahwa atribut beras organik SAE mempunyai atribut-atribut yang dipersepsikan lebih unggul dan ditunjukkan pada posisi garis dan tanda warna biru. Atribut tersebut adalah keamanan dikonsumsi, khasiat/manfaat, komposisi yang dikandung, daya tahan produk, rasa, segel produk dan desain kemasan. Sedangkan atribut promosi penjualan, iklan dan varietas berada pada posisi paling bawah dan dipersepsikan 59

8 kurang baik. Atribut yang paling unggul pada beras organik SAE adalah khasiat/manfaat sedangkan atribut yang paling buruk adalah iklan. Varietas pembanding yaitu ciherang dan IR 64, responden memiliki persepsi yang baik atau lebih tinggi pada atribut promosi penjualan, iklan dan varietas. Beras Ciherang ditunjukakan pada posisi garis dan tanda warna merah sedangkan beras IR 64 ditunjukkan pada posisi garis dan tanda warna hijau. Dalam peta persepsi ada beberapa atribut beras non organik (ciherang dan IR 64) yang dipersepsikan hampir sama baiknya dengan varietas pembanding yaitu beras organik SAE, atribut tersebut adalah daya tahan produk dan harga. Pada beras ciherang dipersepsikan memiliki atribut yang paling buruk adalah harga sedangkan atribut yang paling unggul yaitu atribut varietas. Beras IR 64 dipersepsikan memiliki atribut yang paling buruk adalah harga sedangkan atribut yang paling unggul yaitu atribut varietas sama halnya dengan beras ciherang Positioning Positioning merupakan elemen strategi pemasaran, agar pasar yang dituju mempunyai persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari para pesaing di benak target pasar dengan kata lain Positioning sebenarnya adalah the reason for the being (Hermawan, 2003). Memposisikan diri dipasar adalah pengaturan agar suatu produk menempati tempat yang jelas, terbedakan dan didambakan dalam benak konsumen sasaran berhadapan berhadapan dengan produk pesaing. Strategi Positioning merupakan strategi yang berupaya menempatkan suatu merek yang bersaing. Tujuan utama Positioning dalam dunia bisnis yaitu untuk menempatkan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merekmerek yang bersaing. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi lebih kepada strategi komunikasi, yang berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk kita ke dalam pikirannya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu (Kasali, 2000). Positioning dilakukan untuk melihat posisi relatif beras organik dengan beras non organik. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Biplot. 60

9 Keunggulan analisis Biplot adalah mampu menerangkan keragaman data dimana sebesar 100 persen keragaman dapat diterangkan oleh Biplot. Output komputer hasil analisis Biplot dalam bentuk angka di tunjukkan pada Lampiran 4. Hasil dari analisis biplot dapat dilihat pada Gambar 10 berikut. Gambar 10. Hasil Analisis Biplot pada Atribut Beras Organik dan Beras Non Organik (Ciherang dan IR 64) Kedekatan Antar Obyek Informasi ini bisa dijadikan panduan objek mana yang memiliki kemiripan karakteritik dengan objek tertentu. Kedekatan antar obyek dilihat dari posisi dua buah obyek yang letaknya berdekatan, posisi obyek yang semakin dekat menunjukkan nilai-nilai peubah yang semakin mirip. Berdasarkan kedekatan antar obyek pada Gambar 10 menunjukkan bahwa ketiga beras memiliki posisi obyek yang saling berjauhan. Posisi beras organik SAE terletak pada kuadran II dan beras Ciherang berada pada kuadran di kuadran I sedangkan beras IR 64 berada pada kuadran III. Posisi yang berjauhan ini menunjukkan bahwa kedua jenis beras tersebut memiliki karakteristik yang berbeda atau tidak mirip. 61

10 Keragaman Peubah Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada atribut tertentu yang nilainya hampir sama semuanya untuk semua objek (jenis), atau sebaliknya bahwa nilai dari setiap objek (jenis) ada yang sangat besar dan ada juga yang sangat kecil. Dalam biplot, peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor yang pendek sedangkan peubah dengan keragaman besar digambarkan sebagai vektor yang panjang. Dalam gambar 10 dapat dilihat bahwa atribut komposisi yang dikandung, desain kemasan dan varietas mempunyai vektor yang panjang. Hal tersebut diinterpretasikan bahwa tingkat keragaman jawaban responden besar. Keragaman jawaban yang paling besar adalah komposisi yang dikandung. Jawaban responden menunjukkan bahwa ketiga varietas beras yang diperbandingkan memiliki komposisi yang dikandung yang sangat berbeda. Atribut yang memiliki vektor sangat pendek adalah Rasa dan harga. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman jawaban ditingkat responden pada atribut ini sangat kecil Hubungan (Korelasi Peubah) Informasi ini dapat digunakan untuk menilai bagaimana atribut yang satu mempengaruhi atau dipengaruhi oleh atribut yang lain. Dua atribut yang mempunyai korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama, atau membentuk sudut sempit (<90 o ). Sementara itu, dua peubah yang memiliki korelasi negatif tinggi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah yang berlawanan, atau membentuk sudut tumpul (>90 o ). Sedangkan dua peubah yang tidak berkolerasi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan sudut mendekati siku-siku (90 o ). Berdasarkan Gambar 10 menunjukkan bahwa atribut harga dan daya tahan serta keamanan dikonsumsi dan rasa produk memiliki korelasi yang tinggi karena keduanya membentuk suatu sudut lancip bahkan sampai hampir berhimpit. Artinya bila suatu beras tersebut semakin tinggi harga suatu produk maka akan smakin mempunyai daya tahan yang bagus bagi konsumen serta semakin enak rasa suatu beras maka semakin aman dikonsumsi. Atribut yang terletak pada I dan II (promosi penjualan, desain kemasan dan keamanan dikonsumsi) memiliki korelasi yang positif karena membentuk sudet lancip kurang dari 90 derajat. Begitu juga atribut yang terletak pada kuadran III 62

11 dan IV ( iklan, varietas, khasiat/manfaat dan komposisi yang dikandung) memiliki korelasi positif. Atribut iklan dan keamanan dikonsumsi serta promosi penjualan dan rasa tidak ada korelasi karena tegak lurus Nilai Peubah Pada Suatu Objek Informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap jenis beras. Suatu beras yang terletak searah dengan arah vektor suatu atribut maka jenis beras tersebut memiliki nilai yang tinggi untuk atribut tersebut / menjadi penciri utama. Sebaliknya, jika jenis beras tersebut berlawanan arah dengan vektor suatu atribut, maka jenis beras tersebut memiliki nilai yang rendah untuk atribut tersebut. Berdasarkan Gambar 10 diperoleh bahwa persepsi responden terhadap beras organik SAE yaitu memiliki penciri utama dan keunggulan pada atribut keamanan dikonsumsi. Beras non organik seperti IR 64 cenderung dipersepsikan memiliki keunggulan dan penciri utama pada varietas produk karena memiliki kecendruangan arah yang sama dengan arah yang ditunjukkan oleh atribut tersebut. Sedangkan ciherang tidak mempunyai penciri utama 7.4. Analisis Sensitivitas Harga Analisis sensitivitas harga merupakan analisis yang digunakan untuk mendapatkan rentang harga yang relevan bagi konsumen. Hasil akhir analisis ini disajikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan lima tingkat harga yang terdiri atas tingkat tertinggi bagi produk atau Marginal Expensive Point (MEP), tingkat harga terendah bagi produk Marginal Cheap Point (MCP), tingkat harga optimum bagi produk Optimum Price Point (OPP), dah rentang harga yang wajar bagi produk Range of Acceptible Price (RAP). Tingkat harga tertinggi (MEP) menunjukkan harga yang dinilai sangat mahal oleh responden. Pada tingkat harga ini responden memutuskan untuk tidak membeli produk beras organik SAE karena harganya terlalu tinggi. Sedangkan tingkat harga terendah (MCP), menunjukkan tingkat harga yang dianggap terlalu murah bagi produk beras organik SAE, sehingga pada tingkat harga ini responden juga tidak mau membeli produk beras organik SAE, karena meragukan kualitasnya. Tingkat harga optimum (OPP) bagi produk menunjukkan harga yang dinilai responden sebagai harga optimum bagi produk. Pada tingkat harga ini 63

12 responden merasa harga produk beras organik SAE masih pada taraf yang wajar, sehingga responden masih bersedia untuk membeli produk beras organik SAE. Tingkat harga minimum (IPP) menunjukkan harga yang menurut penilaian responden sebagai harga termurah yang mungkin bagi produk beras organik SAE. Pada tingkat harga ini, responden menilai harga produk beras organik SAE wajar tanpa meragukan kualitasnya. Hasil titik harga OPP dan IPP menghasilkan rentang harga (RAP). Rentang harga (RAP) menunjukkan rentang harga yang wajar (daya beli konsumen) yang dapat diterima responden sebagai rentang harga jual bagi produk beras organik SAE menurut penilaian responden. Lima tingkatan harga ini dapat dihasilkan setelah responden memilih harga tertentu untuk tiap-tiap kategori harga yang dinyatakan dalam analisis sensitivitas harga. Kategori harga tersebut terdiri atas harga sangat murah, harga murah, harga malah dan harga sangat mahal Analisis Sensitivitas Harga Beras Organik SAE Harga beras organik SAE adalah sebesar Rp per kg. Untuk mengetahui tingkat harga terendah, tingkat harga, tingkat harga tertinggi, tingkat harga minimum, tingkat harga optimum, dan rentang harga yang diterima responden sebagai rentang harga jual beras organik SAE maka dilakukan analisis sensitivitas harga untuk mengetahui lima tingkat harga tersebut. Harga yang digunakan pada beras organik SAE adalah dari harga minimum Rp.5000 per kg hingga harga maksimum Rp per kg. Harga yang diberikan konsumen ini maka ditentukan tiga belas titik harga untuk dipilih oleh responden. Masing-masing merupakan harga dengan selisih Rp Nilai nominal selisih Rp.1000 digunakan dengan asumsi bahwa perubahan harga beras organik SAE umumnya sebesar Rp Selain itu nominal selisih Rp.1000 juga di asumsikan harga psikologis, dimana perubahan harga Rp.1000 untuk produk beras organik SAE bisa mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen. Berdasarkan hasil survey 40 orang responden, diperoleh bahwa ada beberapa responden yang memilih pada kategori harga yang terlalu murah bagi produk beras organik SAE. 64

13 Penilaian responden mengenai harga yang termasuk kategori harga sangat murah di dominasi pada harga Rp.6000 per kg sebanyak 50 persen responden, dikatakan termasuk kategori harga murah yaitu pada harga Rp per kg sebanyak 22,5 persen responden, penilaian responden mengenai harga yang termasuk kategori harga mahal adalah pada harga Rp per kg sebanyak 30 persen responden sementara pada kategori tingkat harga sangat mahal di dominasi pada harga per kg sebanyak 35 persen responden. Selengkapnya mengenai penilaian responden terhadap harga jual beras organik SAE dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Penilaian Responden Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE kemasan 5 kg untuk setiap kategori harga. Harga Sangat Murah Murah Mahal Sangat Mahal Rp/kg Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Total Selanjutnya dalam analisis sensitivitas harga akan diketahui tingkat harga minimum atau Indifferent Price Point (IPP), tingkat harga optimum (OPP), tingkat harga terendah (MCP), serta tingkat harga tertinggi bagi produk beras organik SAE. 65

14 1. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga mahal dan kategori harga murah disajikan pada Gambar 11. IPP Gambar 11. Grafik Indifferent Price Point (IPP) Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE. Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa, tingkat harga minimum (IPP) bagi beras organik SAE dihasilkan saat jumlah responden yang menyatakan pada tingkat harga tertentu harga beras organik SAE tergolong murah sama dengan jumlah responden yang menyatakan pada tingkat harga tertentu harga beras organik SAE tergolong mahal. Didapat bahwa tingkat harga minimum (IPP) bagi produk beras organik SAE berada pada tingkat harga Rp per kg. IPP pada tingkat harga tersebut menunjukkan harga murah bagi produk beras organik SAE berdasarkan penilaian responden. 66

15 2. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga sanat mahal dan kategori sangat harga murah disajikan pada Gambar 12. OPP Gambar 12. Grafik Optimum Price Point (OPP) Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE. Berdasarkan Gambar 12 dapat dilihat bahwa Optimum Price Point (OPP) menunjukkan perpotongan garis antara responden yang menganggap harga beras organik SAE sangat murah dan responden yang menganggap harga beras organik SAE sangat mahal. Dengan kata lain OPP dalam grafik terbentuk dari perpotongan antara garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu murah dan garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu mahal. Berdasarkan garis perpotongan tersebut didapatkan bahwa tingkat harga optimum bagi produk beras organik SAE berada pada tingkat Rp per kg yang disajikan pada Gambar

16 3. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga sangat murah dan kategori harga tidak murah disajikan pada Gambar 13. MCP Gambar 13. Grafik Marginal Cheap Point (MCP) Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE. Tingkat harga terendah (MCP) didapatkan dari hasil perpotongan antara garis yang menunjukkan tingkat harga pada kategori sangat murah dan tidak murah dan ditunjukkan pada tingkat harga Rp.5200 per kg yaitu tingkat harga terendah bagi produk yang menunjukkan nilai batas bawah pada produk tersebut. 4. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga sangat mahal dan kategori harga tidak mahal disajikan pada Gambar 14. MEP Gambar 14. Grafik Marginal Ekspensive Point (MEP) Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE. 68

17 Tingkat harga tertinggi (MEP) didapatkan dari hasil perpotongan garis yang menunjukkan tingkat harga pada kategori sangat mahal dan tidak mahal. Berdasarkan Gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa hasil perpotongan garis tersebut didapatkan tingkat harga tertinggi (MEP) bagi produk beras organik SAE berada pada tingkat Rp per kg. Pada kategori harga tersebut responden merasa sangat mahal membeli beras organik SAE jika harga jualnya diatas tingkat harga tertinggi yaitu sebesar Rp per kg atau disebut nilai batas atas bagi produk. Harga beras organik SAE saat ini yaitu Rp per kg, berada pada rentang harga yang dapat diterima yaitu antara harga minimum Rp per kg dan harga maksimun Rp /kg. Pada rentang ini responden masih mau membeli beras organik SAE tanpa meragukan kualitasnya. Karena itu bila suatu saat perusahaan akan menaikkan harga beras organik SAE disarankan tidak melebihi tingkat harga tertinggi berdasarkan penilaian konsumen yaitu Rp per kg. Hasil analisis sensitivitas harga berdasarkan penilaian responden disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga No. Analisis sensitivitas Harga Beras Organik SAE 1 Tingkat harga terendah (MCP) Rp.5200 per kg 2 Tingkat harga minimum (IPP) Rp.9300 per kg 3 Rentang harga (RAP) Rp.5200 per kg per kg 4 Tingkat harga optimum (OPP) Rp per kg 5 Tingkat harga tertinggi (MEP) Rp per kg 7.5. Rekomendasi alternatif kebijakan pemasaran Hasil dari analisis sikap, positioning dan rentang harga berimplikasi terhadap strategi pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan responden. Strategi pemasaran berkaitan dengan empat unsur bauran pemasaran yang terdiri strategi produk, harga, promosi, dan strategi tempat/distribusi. Gapoktan Silih Asih yang memproduksi beras organik SAE dalam usahanya hendaknya tetap berusaha meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk 69

18 beras organiknya. Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan konsumen adalah dengan meningkatkan kinerja atribut yang mempengaruhi kualitas produk. Dengan peningkatan kinerja atribut maka akan meningkatkan indeks kepuasan yang dicapai oleh perusahaan. Adapun rekomendasi yang dapat disusun berdasarkan hasil penelitian ini ke pihak perusahaan adalah sebagai berikut : Strategi Produk Konsumen menginginkan beras organik yang mempunyai rasa yang dapat menambah selera makan mereka karena rasa adalah faktor utama yang paling banyak dipertimbangkan oleh responden. Hasil pengukuran sikap menggunakan model analisis multiatribut fhisbein menunjukkan bahwa responden secara keseluruhan menilai beras organik SAE memiliki keunggulan terhadap atribut diantaranya dinilai lebih rasa yang enak, pulen, memiliki aroma yang lebih harum dan wangi, desain kemasan yang menarik dengan kemasan yang transparan, lebih awet dan tahan lama setelah dimasak serta khasiat/manfaatnya yang baik untuk kesehatan. Gapoktan Silih Asih harus bisa mempertahankannya, salah satu caranya adalah dengan menjaga agar dalam setiap proses produksi hingga pengemasan higienitas beras organik tetap terjaga. Beras organik SAE memiliki kelemahan dalam informasi cara memasaknya. Strategi produk yang dapat dilakukan oleh Gapoktan Silih Asih berdasarkan hasil penilaian sikap model analisis multiatribut fhisbein dan dari tahapan proses keputusan pembelian adalah dengan mencantumkan informasi cara memasak pada kemasan dan meningkatkan kualitas sehingga menghasilkan beras organik yang lebih baik Strategi harga Berdasarkan tahan proses keputusan, harga merupakan salah satu atribut yang menjadi pertimbangan bagi setiap konsumen dalam proses keputusan pembelian beras organik. Beradasakan analisis multiatribut fhisbein di dapatkan harga beras non organik lebih murah dari beras organik. Harga jual beras organik SAE sebesar Rp per kg. 70

19 Apabila dilihat dari hasil analisis sensitivitas harga beras organik SAE memiliki rentang harga yang relevan yang dapat dibeli oleh responden, berdasarkan penilaian responden berada diantara Rp per kg per kg. Namun berdasarkan hasil wawancara konsumen akan tetap melakukan pembelian beras organik SAE, selama harga masih sesuai dengan manfaat mereka dapat dari mengkonsumsi beras organik SAE dan harga tidak melebihi harga jual tertinggi saat ini yaitu Rp per kg Strategi Promosi Promosi pada dasarnya bertujuan untuk mengkomunikasikan produk yang ditawarkan pada pasar sasaran. Saat ini Gapoktan Silih Asih hanya melakukan promosi dengan menyediakan brosur di setiap agen resminya. Oleh sebab itu seiring dengan berkembangnya berbagai varietas beras organik di pasaran, maka promosi produk beras organik SAE perlu di tingkatkan lagi agar tidak terkalahkan oleh produk beras organik dengan varietas lainnya. Berdasarkan hasil analisis multiatribut fhisbein, Perceptual maping dan Biplot terlihat bahwa atribut iklan yang belum ada dan memiliki tingkat kepentingan yang paling rendah oleh karena itu penyebaran beras organik SAE pun masih belum merata. Seharusnya gapoktan Silih Asih melakukan strategi promosi dengan penyampaian dari konsumen satu ke konsumen lainnya dan iklan secara seimbang agar dengan adanya keseimbangan tersebut konsumen lebih mengetahui banyak informasi dan lebih mengetahui karakteristik serta manfaat yang diproleh dari mengkonsumsi produk tersebut Strategi Distribusi Sistem distribusi merupakan salah satu bagian penting dalam alur pemasaran suatu produk. Sistem distribusi yang baik dan dilakukan secara kontinu, akan menjadikan pasokan produk yang lancar dan selalu tersedia, sehingga produk sampai ditangan konsumen pada saat sedang dibutuhkan. Sistem distribusi yang dilakukan oleh gapoktan Silih Asih yaitu dengan menjual langsung produk yang dihasilkan pada konsumen melalui koperasi dan agen resminya. Hal tersebut sudah dirasakan sangat baik oleh responden. Namun responden masih 71

20 merasa ketersediaan beras organik SAE masih kurang dan terbatas. Dengan demikian, hal yang perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan adalah meningkatkan kontinuitas ketersediaan produk beras organik SAE karena akan menghindarkan kemungkinan responden beralih membeli produk organik lainnya. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut dengan menambah jumlah anggota kelompok tani seiring dengan bertambahnya juga lahan untuk memproduksi Matriks Hasil Analisis Sikap, Persepsi dan Rentang harga Konsumen Beras Organik SAE Matriks hasil berguna untuk melihat berguna untuk melihat hasil analisis karakteristik, sikap, persepsi dan rentang harga Konsumen Beras Organik SAE secara keseluruhan. Matriks hasil ini memudahkan untuk peneliti member masukanatau rekomendasi yang tepat bagi pihak Gabungan kelompok tani (Gapoktan). Masukan atau rekomendasi ini diharapkan dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap atribut beras organik SAE agar sesuai seperti yang diharapkan konsumen. Selain itu juga dapat memberikan masukan tingkat harga yang diharapkan konsumen beras organik SAE. Secara lebih rinci matriks hasil dapat dilihat pada Tabel

21 Tabel 16. Matriks Hasil Analisis Sikap, Persepsi dan Rentang harga Konsumen Beras Organik SAE Karakteristik Konsumen Hasil Persentase (%) Jenis Kelamin Wanita 77.5 Usia (Tahun) Status Pernikahan Menikah 82.5 Jumlah Anggota Keluarga 3-4 orang 52.5 Pendidikan Terakhir Sarjana 70 Pekerjaan PNS dan Karyawan Swasta 32.5 Pendapatan perbulan > Rp Hasil Multiatribut Fishbein Atribut Nilai Kepentingan Nilai Sikap Keamanan dikonsumsi Khasiat/Manfaat Komposisi yang dikandung Daya tahan produk Rasa Segel Produk Harga Promosi Penjualan Desain Kemasan Iklan Varietas yangdkenal Hasil Perceptual Maping Hasil persepsi konsumen terhadap beras organik SAE pada tiap-tiap atribut menunjukkan bahwa atribut yang dipersepsikan baik/ unggul dan berada pada posisi paling atas adalah atribut keamanan dikonsumsi, khasiat/manfaat, komposisi yang dikandung, daya tahan produk, rasa, segel produk dan desain kemasan sedangkan atribut promosi penjualan, iklan dan varietas berada pada posisi paling bawah dan dipersepsikan kurang baik. Hasil Biplot Positioning beras organik SAE dapat diinterprestasikan sebagai berikut : a. Kedekatan Antar Objek : Terletak berjauhan dengan beras non organik artinya tidak mempunyai kemiripan. b. Keragaman Peubah : atribut komposisi yang dikandung mempunyai vektor yang panjang dan menunjukkan Keragaman jawaban yang paling besar. c. Hubungan Korelasi : atribut harga dan daya tahan serta keamanan dikonsumsi dan rasa produk memiliki korelasi yang tinggi karena keduanya membentuk suatu sudut lancip bahkan sampai hampir berhimpit. d. Nilai Peubah Pada Suatu Objek : beras organik SAE yaitu memiliki penciri utama 73

22 Kategori Harga dan keunggulan pada atributkeamanan dikonsumsi Hasil Sensitivitas Harga Harga Beras Organik SAE Tingkat harga terendah (MCP) Tingkat harga minimum (IPP) Rentang harga (RAP) Tingkat harga optimum (OPP) Tingkat harga tertinggi (MEP) Rp.5200 per kg Rp.9300 per kg Rp.5200 per kg per kg Rp per kg Rp per kg 74

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Restoran Bebek H. Slamet, yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini disengaja

Lebih terperinci

Gambar 10. Sebaran Usia Petani Responden

Gambar 10. Sebaran Usia Petani Responden VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Profil Responden Karakteristik petani dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, statuss pernikahan, jumlah anggota keluarga, pendapatan diluar usahatani,

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN

BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN BAB VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN Analisis sikap dan kepuasan konsumen dengan menggunakan model sikap Multiatribut Fishbein terhadap minuman teh celup merupakan suatu gambaran penilaian konsumen terkait

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A.

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. 14103550 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Gabungan Kelompok Tani Sugih

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5

Lebih terperinci

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) Analisis sikap dan preferensi konsumen diukur dengan menggunakan analisis multiatribut fisbhein. Model ini mencakup

Lebih terperinci

VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN. Tabel 27. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) pada Atribut Tungku Sekam Evaluasi* Kepercayaan Atribut

VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN. Tabel 27. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) pada Atribut Tungku Sekam Evaluasi* Kepercayaan Atribut VII ANALISIS MULTIATRIBUT FISHBEIN 7.1. Penilaian Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) Atribut Tungku Sekam Atribut- atribut tungku sekam yang dinilai adalah efisiensi (lama) waktu memasak, kemudahan penggunaan,

Lebih terperinci

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan

REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN. pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan VII. REKOMENDASI ALTERNATIF KEBIJAKAN PEMASARAN Hasil analisis perilaku konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk

Lebih terperinci

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood

VI. HASIL ANALISIS. 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood VI. HASIL ANALISIS 6.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Konsumen Kacang Garing Merek Garudafood Karakteristik konsumen dievaluasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, tingkat

Lebih terperinci

Nama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01

Nama : Arindasari Npm : Kelas : 3EA01 Analisis Sikap Konsumen dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A Mild di Depok. Nama : Arindasari Npm : 11211157 Kelas : 3EA01 Latar Belakang Rokok merupakan salah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teotitis Penelitian ini dilakukan untuk melihat sikap, positioning dan rentang harga konsumen beras organik SAE khususnya berada di kota Bogor. Sikap, positioning

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2016 hingga awal bulan Desember 2016. 1.2 Materi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena sektor pertanian

Lebih terperinci

SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR

SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR VII. SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR 7.1. Sikap Konsumen terhadap Daging Sapi Lokal dengan Daging Sapi Impor Sikap konsumen terhadap atribut produk daging sapi lokal

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, berasal dari penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

3.1 Kerangka Pemikiran

3.1 Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Kecap banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia saat memasak karena kecap termasuk bumbu pelengkap (condiment) yang memberikan rasa, warna, dan aroma yang khas serta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah menguraikan mengenai kebijakan Segmentasi Pasar terhadap Loyalitas Konsumen di Perusahaan Matahari Pagi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Penelitian Terdahulu Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Sikap Responden

Lebih terperinci

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR 6.1. Karakteristik Konsumen Minute Maid Pulpy Orange Karakteristik konsumen pada penelitian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) 63 VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis) Analisis Important-Performance merupakan suatu cara untuk

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET 6.1. Persepsi Responden Terhadap Merek Pada penelitian ini responden diminta untuk mengisi kuesioner terkait dengan penilaian mereka terhadap desain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uraian Jumlah penduduk (juta jiwa) Konsumsi beras (juta ton) (Sumber: BPS, 2012)

I. PENDAHULUAN. Uraian Jumlah penduduk (juta jiwa) Konsumsi beras (juta ton) (Sumber: BPS, 2012) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas beras memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian dan menjadi makanan pokok oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat

METODE PENELITIAN. metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran keadaan obyek penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan yang terjadi di industri makanan khususnya makanan ringan (snack) memang cukup ketat. Banyak perusahaan yang menawarkan produk makanan ringan dengan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten Gianyar.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor, yang merupakan salah satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS

PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 1, Juni 212, hlm.29-45 PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS Agrivinie Rainy

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan

Lebih terperinci

iv vi vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR IS1

iv vi vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR IS1 DAFTAR IS1 DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halan nan iv vi vii 1. PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1.2 Rurnusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Lembaga Pertanian Sehat Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang memiliki dasar pemikiran bahwa bagi Bangsa Indonesia, pertanian adalah bagian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian 36 \ III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian komparatif kuantitatif. Penelitian komparatif menurut Nazir (2003) adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha diindonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat terlebih tingkat persaingan antar perusahaan satu dengan yang lainnya. Persaingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Toserba xxx dengan meneliti posisi produk dan preferensi konsumen kacang garing Garuda. Terdapat berbagai macam merek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei. Metode survei merupakan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION 7.1 Analisis Tingkat Kepuasan 7.1.1 Indeks Kepuasan Konsumen Pengukuran terhadap kepuasan konsumen

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji

Lebih terperinci

persentase. Sedangkan analisis inferensial yaitu analisis yang mengacu pada hasil

persentase. Sedangkan analisis inferensial yaitu analisis yang mengacu pada hasil 42 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di perusahaan jasa transportasi PT. KA spesifikasi Kereta Api Eksekutif Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya. Penelitian bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. yang diteliti. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan 9 III. METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Riset atau penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang sistematis, terarah, dan bertujuan. Maka data atau informasi yang dikumpulkan relevan dengan persoalan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN ATRIBUT IDEAL MAKANAN TRADISIONAL GEPUK DAN IKAN BALITA KARUHUN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN Oleh : Husnul Chotimah A07400149 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota Bogor. Tiap perusahaan akan mengunggulkan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN Laila Yuni Rukhbaniyah, Dyah Panuntun Utami dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

SIKAP KONSUMEN TERHADAP BEBERAPA ATRIBUT PEMASARAN DALAM BERBELANJA PADA SWALAYAN RUBY SUPERMARKET DI KOTA MATARAM

SIKAP KONSUMEN TERHADAP BEBERAPA ATRIBUT PEMASARAN DALAM BERBELANJA PADA SWALAYAN RUBY SUPERMARKET DI KOTA MATARAM SIKAP KONSUMEN TERHADAP BEBERAPA ATRIBUT PEMASARAN DALAM BERBELANJA PADA SWALAYAN RUBY SUPERMARKET DI KOTA MATARAM IDA BGS. EKA ARTIKA ABSTRAK Fakultas Ekonomi Univ. Mahasaraswati Mataram Terdapat banyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari atribut produk terhadap keputusan pembelian ulang kecap ABC pada ibu rumah tangga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kepuasan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian tentang Analisis Hubungan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana dan fitur-fitur yang selalu berubah setiap waktunya. Ini disebabkan karena manusia tidak pernah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion. VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 79 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain penelitian deskriptif, di mana tujuan penelitian adalah untuk menguraikan sifat

Lebih terperinci

3.9 Analisis dan Interpretasi Pengolahan Data Usulan Strategi Pemasaran Kesimpulan dan Saran

3.9 Analisis dan Interpretasi Pengolahan Data Usulan Strategi Pemasaran Kesimpulan dan Saran ABSTRAK A Bakery adalah merupakan perusahaan swasta yang memproduksi berbagai jenis roti. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, penjualan perusahaan ini mengalami penurunan yaitu pada tahun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian. No. Responden : Tgl :. Kueisoner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Moci Kaswari Lampion Kota Sukabumi

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor) Oleh: NAOMI MUTIARA ERITA S. A14103571 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 75 BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 6.1. identitas Karakteristik Karakteristik konsumen diperlukan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan karena bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena Persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 7.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Yakult Hasil analisis pada bab ini akam berusaha untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri kian meningkat tiap tahunnya. Tidak menutup kemungkinan para produsen mengambil peluang

Lebih terperinci

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

KUESIONER ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK 77 Lampiran 1. KUESIONER Kuesioner ini merupakan salah cara pengumpulan data dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP KOPI INSTAN KOPIKO BROWN COFFEE DI KOTA DEPOK

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus IPB Dramaga. Waktu penelitian pada bulan September-Oktober 2009. Penentuan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga,

Lebih terperinci

Analisis Ekuitas Merek Sabun Mandi Kesehatan Lifebuoy di Kota Bogor

Analisis Ekuitas Merek Sabun Mandi Kesehatan Lifebuoy di Kota Bogor Andasari, Munandari Analisis Ekuitas Merek sabun mandi Kesehatan 187 Analisis Ekuitas Merek Sabun Mandi Kesehatan Lifebuoy di Kota Bogor Kartika Andansari Alumni Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB) PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNAAN ALAT-ALAT TULIS DI LINGKUNGAN KAMPUS IPB) BIDANG KEGIATAN : PKM Artikel Ilmiah Diusulkan Oleh:

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Harga memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan pembelian yang dilakukan oleh pembeli, selain itu, harga ikut mempengaruhi perilaku konsumen. Harga masih merupakan faktor yang paling

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 8 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan asosiatif. Menurut Modul Metode Penelitian Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Bina Nusantara, metode

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. diolah berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner yang di sebarkan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. diolah berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner yang di sebarkan. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Data dan Pembahasan 4.1.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Berikut adalah profil responden dan deskripsi data hasil pengamatan yang sudah diolah berdasarkan

Lebih terperinci

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI 8.1. Model Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Daging Sapi Lokal dan Impor Model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KEADAAN UMUM 1. Gambaran umum beras berlabel Hasil pengamatan dan uji laboratorium oleh IPB tahun 2006 menunjukkan bahwa rataan keaslian beras Pandanwangi asli pada beras

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Jenis Beras Secara garis besar jenis beras yang ada dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu beras pera dan beras pulen. Beras pulen umumnya dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon dari para konsumen terhadap

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon dari para konsumen terhadap BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon dari para konsumen terhadap produk PT.Warna Mardhika. Respon tersebut diketahui dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan akan selalu berusaha agar tujuannya dapat tercapai secara maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja dan target

Lebih terperinci

Company LOGO ANALISIS BIPLOT

Company LOGO ANALISIS BIPLOT Company LOGO ANALISIS BIPLOT Pendahuluan Company name Data : ringkasan berupa nilai beberapa peubah pada beberapa objek Objek n Nilai Peubah X X.. Xp Company name Penyajian Data dalam bentuk matriks =

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Giant Hypermart, Botani Square, Bogor. Botani Square merupakan salah satu mall terbesar di Kota Bogor dengan luas 42.000

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tengah keluarga, Kecap manis ABC Mantap meluncurkan desain kemasan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karekteristik Produk a. Kecap Manis ABC Kecap adalah salah satu bahan makanan yang jadi kesukaan banyak orang di segala usia. Untuk mempertahankan eksistensi dan citarasanya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Hal ini di pilih berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi 47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendirian suatu bisnis baik itu berupa barang atau jasa, sebaiknya dibutuh dan diinginkan oleh masyarakat. Selain hal tersebut, penciptaan produk atau jasa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan yang menjadi objek penelitian ini merupakan suatu permasalahan yang di jadikan sumber topik untuk penulisan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci