IV. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Serambi Botani yang berlokasi di lantai dasar GF mall Botani Square, Jalan Raya Padjajaran, Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Serambi Botani merupakan salah satu tempat beras analog akan dipasarkan. Selain itu, adanya kecenderungan bahwa konsumen Serambi Botani merupakan konsumen yang sadar akan kesehatan dan lingkungan, sehingga menjadi peluang yang besar bagi konsumen Serambi Botani untuk bersedia membayar beras analog. Pengambilan data responden dilakukan pada bulan Juli 2012 sebelum launching beras analog diadakan di Serambi Botani Metode Penentuan Sampel Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling technique, dimana tidak semua anggota populasi pengunjung Serambi Botani mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk menjadi responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling dimana responden dipilih berdasarkan kemudahan atau kenyamanan mendapatkannya. Dengan kata lain sampel diambil atau dipilih karena ada di tempat dan waktu yang tepat. Sampel yang diambil untuk dijadikan responden pada penelitian ini dipilih dari konsumen atau pengunjung Serambi Botani yang bersedia dijadikan responden. Responden tersebut telah lulus tahap screening terlebih dahulu. Screening terhadap konsumen yang akan dijadikan responden yaitu responden yang berusia lebih atau sama dengan 16 tahun karena menurut Sumarwan (2004), konsumen yang berusia pada umur tersebut dikatakan telah memiliki pola pemikiran yang lebih matang dibandingkan dengan usia dibawahnya. Selain itu, pengunjung yang akan dijadikan responden tersebut peduli terhadap diversifikasi pangan, dengan harapan agar didapat hasil yang sesuai. Apabila pengunjung Serambi Botani adalah rombongan keluarga, maka yang berhak mengisi kuesioner adalah satu orang saja, yaitu kepala keluarga sebagai pembuat keputusan pembelian dalam keluarga atau siapa saja yang telah berusia 16 tahun atau lebih. Hal ini dilakukan

2 agar jawaban dalam kuesioner tidak saling mempengaruhi. Jika pengunjung adalah rombongan teman maka yang berhak mengisi kuesioner adalah salah satu atau seluruhnya jika bersedia, namun responden harus berusia 16 tahun atau lebih dan antar responden tidak saling mempengaruhi jawaban kuesioner. Dalam pengukuran WTP, responden yang relevan adalah seseorang yang tidak memiliki hak atas barang dan jasa yang dihasilkan sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu, pengunjung yang belum pernah mengonsumsi beras analog merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan responden. Pengunjung yang bersedia menjadi responden dijelaskan terlebih dahulu apa itu beras analog, apa perbedaannya dengan beras konvensional, dan apa saja manfaat yang didapat dari mengonsumsi beras analog tersebut. Hal ini dimaksudkan agar menghindari jawaban yang bias dan diharapkan konsumen yang tadinya tidak mengetahui beras analog menjadi tahu dan bersedia membeli beras analog. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian secara deskriptif. Metode deskriptif dilakukan dengan pencarian fakta dan interpretasi terhadap sifat-sifat dari beberapa fenomena (Nazir 2009). Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sesuatu yang biasanya karakteristik atau fungsi pasar, misalnya (Sumarwan et al. 2011): 1. Untuk menggambarkan karakteristik kelompok-kelompok yang relevan, seperti konsumen, tenaga penjualan, organisasi, atau daerah pasar. 2. Untuk memperkirakan persentase unit-unit dalam populasi tertentu, menunjukkan perilaku tertentu. 3. Untuk menentukan persepsi karakteristik produk. 4. Untuk menentukan sejauh mana variabel pemasaran yang terkait. 5. Untuk membuat prediksi spesifik. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah metode survei yang berupa sampel. Metode survei digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara fakta mengenai karakteristik konsumen beras analog dan willingness to pay konsumen terhadap beras analog. 32

3 4.4. Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) di lapangan, wawancara langsung dengan pihak Serambi Botani dan pihak F-Technopark Fakultas Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor serta diperoleh dari hasil kuesioner mengenai karakteristik dan nilai willingness to pay responden beras analog. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur berbagai buku, artikel, internet dan instansi terkait seperti, Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Perpustakaan Lembaga Swadaya Informasi IPB, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, dan sumber lainnya yang mendukung topik penelitian. Instrumentasi atau alat pengumpul yang digunakan berupa kuesioner Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta tanggapan dari responden. Umumnya instrumen yang digunakan dalam metode survei adalah kuesioner. Kuesioner yang dibuat berbentuk pertanyaan tertutup, semi terbuka, dan terbuka yang diberikan kepada pengunjung Serambi Botani. Pertanyaan tertutup berisi pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang menurutnya paling sesuai. Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan alternatif jawaban juga menyediakan tempat menjawab secara bebas jika jawaban responden ada di luar pilihan yang tersedia. Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan responden untuk menjawab. Penyebaran kuesioner dilakukan setiap hari, baik itu pada hari kerja (Senin-Jumat) ataupun hari libur (Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional). Waktu penyebaran kuesioner adalah sepanjang jam operasional gerai Serambi Botani Bogor ( WIB). Pemilihan waktu tersebut dimaksudkan agar seluruh populasi konsumen terwakili pada siang hari maupun pada malam hari, baik yang mengunjungi Serambi Botani pada hari kerja maupun pada hari libur, sehingga 33

4 diharapkan hasil yang diperoleh merupakan kesimpulan dari keseluruhan populasi di Serambi Botani Metode Pengolahan Data Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif seperti karakteristik responden, digunakan untuk data-data yang diolah secara deskriptif yaitu menggunakan Microsoft Excel Analisis data kuantitatif digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog dengan uji Chi-Square, mengestimasi nilai WTP beras analog menggunakan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM). Selain itu juga dilakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP beras analog tersebut. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007, SPSS 16.0, dan Minitab Uji Chi-Square Uji Chi-Square digunakan untuk melihat apakah dua variabel (X dan Y) yang berupa kategorik, berkorelasi signifikan di populasinya berdasarkan data sampel yang dimiliki (Harmini 2009). Data sampel disajikan dalam bentuk tabulasi silang yang berukuran b baris dan k kolom. Untuk menyimpulkannya, dilakukan melalui uji hipotesis sebagai berikut: H 0 H 1 = Kedua variabel tidak berkorelasi = Kedua variabel berkorelasi Hipotesis statistik tersebut diuji melalui statistik uji: b k χ 2 hit = n ij E ij 2 E ij i=1 j =1 Keterangan : b = Banyak kategori variabel X (baris) k = Banyak kategori variabel Y (kolom) N = Ukuran sampel n ij n i = Banyak objek di baris ke-i kolom ke-j (sel ke-ij) pada data sampel = Banyak objek pada baris ke-i 34

5 n j = Banyak objek pada kolom ke-i E ij = Frekuensi harapan di bawah H 0 pada sel ke-ij = n i n j N Statistik χ 2 hit menyebar mengikuti sebaran Chi-Square (χ2 ) dengan derajat bebas (df) sebesar (b-1)(k-1). Pada output SPSS, tersaji informasi Asymp.Sig (2-sided), yakni besarnya peluang sebaran χ 2 df = b 1 (k 1) yang lebih besar dari χ 2. Untuk taraf nyata α dan (df) = (b-1)(k-1), dari tabel Chi-Square hit diperoleh nilai χ 2 α df = b 1 (k 1). Apabila nilai χ2 hit > χ2 α df = b 1 (k 1), atau Asymp.Sig(2-sided) < α maka disimpulkan tolak H 0. Artinya, kedua variabel berkorelasi signifikan pada taraf nyata α. Pada penelitian ini, uji Chi-Square dilakukan untuk melihat korelasi antara karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog. Adapun hipotesis yang digunakan: H 0 H 1 = Tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog = Terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan kesediaan membayar beras analog Karakteristik responden yang akan diuji terdiri dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Kriteria uji digunakan dengan melihat nilai Asymp.Sig(2-sided) dengan taraf nyata (α)=5%. Adapun kriteria uji yang digunakan sebagai berikut: a. Tolak H 0 = Asymp.Sig(2-sided) < α, maka terdapat hubungan antara karakteristik responden yang diuji dengan kesediaan membayar beras analog. b. Terima H 0 = Asymp.Sig(2-sided) > α, maka tidak terdapat hubungan antara karakteristik responden yang diuji dengan kesediaan membayar beras analog Analisis Willingness to Pay Beras Analog Analisis Willingness to Pay beras analog dalam penelitian ini menggunakan pendekatan metode Contingent Valuation Method (CVM). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menanyakan secara langsung kepada pengunjung Serambi Botani berapa besarnya nilai maksimum yang bersedia dibayarkan untuk beras analog. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat Hipotesis Pasar 35

6 Dalam penelitian ini pasar hipotesis dibentuk atas dasar isu ketahanan pangan, yaitu suatu pasar yang menawarkan alternatif pangan sebagai upaya diversifikasi pangan. Responden sebelumnya telah menjawab pertanyaanpertanyaan mengenai identitas responden dan responden juga ditanyakan mengenai konsumsi beras konvensional, kepedulian terhadap diversifikasi pangan, preferensi pangan sumber karbohidrat, dan pengetahuan beras analog. Untuk membentuk pasar hipotesis, terlebih dahulu responden diminta untuk mendengarkan atau membaca suatu pernyataan dimana beras analog berpotensi sebagai alternatif pangan pokok masyarakat, sehingga berperan dalam perbaikan lingkungan yaitu penyuksesan program diversifikasi pangan. Pasar hipotesis dibuat dengan skenario sebagai berikut: Jika dengan adanya isu ketahanan pangan mengakibatkan Anda peduli terhadap diversifikasi pangan dan ingin mengurangi konsumsi beras, Anda diberikan solusi dengan adanya Beras Analog yang diproduksi oleh F- Technopark Fateta IPB dan akan dipasarkan di Serambi Botani, Botani Square, Bogor. Beras analog merupakan alternatif pangan berbahan baku tepung pangan lokal yang didesain menyerupai bentuk beras sehingga tidak mengubah kebiasaan masyarakat yang terbiasa mengonsumsi beras konvensional. Beras analog ini tidak hanya aman untuk dikonsumsi, namun juga terbukti lebih sehat karena memilki Indeks Glikemik yang lebih rendah dan juga dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan gizi seperti menaikkan kadar protein, serat, dan antioksidan dengan menyesuaikan bahan baku. Selain itu, beras analog dibuat dari bahan pangan lokal sehingga dapat meningkatkan kearifan pangan lokal. Dari segi penyajiannya, beras analog lebih praktis karena pada saat memasak tidak perlu dicuci terlebih dahulu seperti beras konvensional. Pengonsumsian beras analog bertujuan dapat menurunkan konsumsi beras yang pada akhirnya berperan dalam perbaikan lingkungan yaitu mendukung program diversifikasi pangan. Oleh karena itu, Serambi Botani ingin mengetahui kesediaan masyarakat untuk membayar beras analog sesuai dengan manfaat yang dimiliki jika mengonsumsi beras analog tersebut. Bersediakah atau tidak Anda untuk membayar beras 36

7 analog dengan harga Rp ,00 per 800 gram? Berapa besar biaya maksimum yang bersedia Anda bayarkan untuk beras analog tersebut? 2. Mendapatkan Nilai Lelang (Bids) Tahap ini dilakukan melalui survei langsung dengan menggunakan kuesioner. Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan nilai maksimum yang ingin dibayarkan (Willingness to Pay) responden terhadap beras analog. Nilai lelang ini didapatkan dengan teknik permainan lelang (bidding game) dimana responden diberi pertanyaan berulang-ulang tentang keinginan membayar beras analog sejumlah harga tertentu. Nilai awal (starting point) yang diambil dalam permainan lelang ini yaitu nilai (harga) yang akan ditetapkan jika beras analog sudah dipasarkan di serambi Botani dengan harga Rp ,00 per 800 gram. Setelah itu, dilihat respon yang diberikan responden, jika responden merasa tidak bersedia dengan harga tersebut, nilai (harga) bisa diturunkan sampai nilai (harga) tertentu disepakati, begitu juga sebaliknya. 3. Menghitung Rataan WTP Nilai ini dihitung berdasarkan nilai lelang yang diperoleh pada tahap sebelumnya. Dugaan rataan WTP dapat dihitung dengan rumus: EWTP = Wi. Pfi n i=0 Keterangan : EWTP = Dugaan nilai rataan WTP (Rp) Wi = Nilai WTP ke-i (Rp) Pfi = Frekuensi relatif kelas WTP ke-i n = jumlah kelas WTP i = responden ke-i (i = 1,2,,n) 4. Memperkirakan Kurva Lelang (Bid Curve) Kurva lelang (bid curve) diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai variabel tidak bebas (dependent variable) dengan beberapa variabel bebas (independent variable). Pada penelitian ini, kurva lelang WTP beras analog didapatkan dengan persamaan: 37

8 WTP = f (JK, USIA, PDDKN, PNKHN,JAK, PKRJN, PDPTN, KONV, DIVER, KARBO, ANLG) Keterangan : WTP = Nilai WTP responden JK = Jenis kelamin USIA = Usia PDDKN = Tingkat pendidikan PNKHN = Status pernikahan JAK = Jumlah anggota keluarga PKRJN = Pekerjaan PDPTN = Pendapatan per bulan KONV = Konsumsi beras konvensional DIVER = Tingkat kepedulian diversifikasi pangan KARBO = Preferensi konsumsi pangan sumber karbohidrat ANLG = Pengetahuan mengenai beras analog 5. Mengagregatkan Data Proses ini melibatkan konversi data rataan sampel ke rataan populasi secara keseluruhan. Salah satu cara untuk mengonversi ini adalah mengalikan rataan sampel dengan jumlah rumah tangga dalam populasi. TWTP = EWTP.Ni Keterangan : TWTP = Total WTP (Rp) EWTP = Dugaan atau rataan WTP (Rp) Ni = Populasi (orang) Analisis Regresi Berganda Seringkali ditemui suatu permasalahan bisnis, yang dalam pendekatannya melibatkan lebih dari dua variabel, dengan hubungan yang bersifat kausal. Pada dasarnya, analisis regresi berganda merupakan suatu teknik untuk merepresentasikan pola hubungan fungsional satu variabel dependent (metrik), yang dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel independent (metrik), dalam suatu model matematis. Data sampel digunakan sebagai basis untuk membangun model dugaan. Pola hubungan pada data sampel akan direpresentasikan ke dalam model 38

9 dugaan, sehingga akurasinya antara lain ditentukan oleh tingkat kesesuaian antara model dugaan dengan pola hubungan dalam data sampel. Bila pola hubungan dalam data sampel linier maka direpresentasikan dalam model regresi linier, sebaliknya, bila pola hubungan nonlinier maka direpresentasikan dalam model regresi nonlinier. Bentuk umum rumusan model strategi: Yi = β 0 + β n X n + ε i Keterangan : Yi = Peubah tidak bebas, dengan i = 1,2,,n (sampel) β 0 β n X n ε i = Intersep (konstanta) = Parameter penduga bagi X n (koefisien regresi dari variabel bebas) = Variabel bebas ke-n dengan n= 1,2,., n = Error (galat) Pendugaan model tersebut dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Oleh karena itu, kelayakan model tersebut akan diuji berdasarkan asumsi OLS melalui pemeriksaan sisaan. Sisaan adalah menyimpangnya nilai amatan y i terhadap dugaan nilai harapannya (e i = y i y i ). Nilai sisaan dapat mengetahui asumsi-asumsi yang disyaratkan pada pendugaan dengan metode OLS dipenuhi atau tidak. Beberapa asumsi yang mendasari model tersebut adalah uji multikolinieritas, asumsi kenormalan sisaan, kehomogenan sisaan, dan kebebasan sisaan. Apabila asumsi tersebut dapat terpenuhi maka koefisien regresi (parameter) yang diperoleh merupakan penduga tak bias linear terbaik (BLUE: Best Linear Unbiased Estimator). Sebuah model dinyatakan terbebas dari masalah multikolinearitas apabila memiliki nilai VIF (Variance Inflation Factor) di bawah 10. Asumsi normalitas mengharuskan nilai residual dalam model menyebar atau terdistribusi secara normal. Untuk mengetahuinya dilakukan uji grafis normalitas residu dengan memplotkan nilai standar residual dengan probabilitasnya pada tes normal. Jika pada normal probability plot titik-titik residual yang ada tergambar mengikuti garis linier, maka dapat disimpulkan bahwa model terdistribusi secara normal. Kehomogenan sisaan berarti bahwa nilai-nilai bervariasi dalam satuan yang sama. Pengujian ini dapat menggunakan uji grafis residu yang melihat pada plot versus fit setiap sisaan memiliki lebar pita yang sama serta mendekati nol, maka asumsi 39

10 kehomogenan sisaan terpenuhi. Untuk menguji asumsi kebebasan sisaan dapat dilihat apakah tebaran berpola atau tidak. Jika pada plot versus order menunjukkan bahwa setiap plot sisaan tidak membentuk pola, maka asumsi kebebasan sisaan terpenuhi. Setelah diuji dan terbukti memenuhi asumsi-asumsi tersebut, maka dilanjutkan dengan melakukan regresi untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP untuk beras analog di Serambi Botani. Variabel bebas (independent) yang diduga mempengaruhi nilai WTP yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu karakteristik demografi responden seperti jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, lama pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Selain itu, variabel independent lainnya yang diduga berpengaruh adalah konsumsi beras konvensional, tingkat kepedulian terhadap diversifikasi pangan, preferensi konsumen dalam mengonsumsi pangan sumber karbohidrat, dan pengetahuan mengenai beras analog. Pendugaan faktor tersebut berdasarkan pada observasi langsung keadaan yang sedang terjadi dan wawancara yang dilakukan dengan pihak Serambi Botani. Adapun model dugaan analisis regresi linier berganda yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: WTP = b 0 + b 1 D 1 JK i + b 2 USIA i + b 3 PDDKN i + b 4 D 2 PNKHN i + b 5 JAK i + b 6 D 3 PKRJN i + b 7 PDPTN i + b 8 D 4 KONV i + b 9 DIVER i + b 10 D 5 KARBO i + b 11 D 6 ANLG i + ε i Keterangan : WTP b 0 -b 11 D 1 JK = Nilai WTP beras analog (Rp/800gr) = Koefisien model = Dummy Jenis Kelamin (1=Perempuan; 0=Laki-laki) USIA = Usia (1=16-18 tahun; 2=19-24 tahun; 3=25-35 tahun; 4=36-50 tahun; 5=51-65 tahun; 6=lebih dari 65 tahun) PDDKN = Lama Pendidikan (Tahun) D 2 PNKHN = Dummy Status Pernikahan (Sudah menikah=1; Belum menikah=0) JAK D 3 PKRJN PDPTN = Jumlah anggota keluarga (orang) = Dummy pekerjaan (1=Pegawai; 0=Non Pegawai) = Pendapatan per bulan (1=kurang dari Rp ; 2=Rp Rp ; 3=Rp Rp ; 4=Rp 40

11 Rp ; 5=Rp Rp ; 6=lebih dari Rp ) D 4 KONV = Dummy konsumsi beras konvensional (1=tidak mengonsumsi beras konvensional setiap hari; 0=mengonsumsi beras konvensional setiap hari) DIVER = Tingkat kepedulian terhadap diversifikasi pangan (3=Sangat Peduli; 2=Peduli; 1=Cukup Peduli) D 5 KARBO = Dummy preferensi pangan sumber karbohidrat (1=untuk responden yang lebih memilih mengonsumsi pangan sumber karbohidrat berbahan baku lokal; 0=untuk responden yang lebih memilih pangan sumber karbohidrat berbahan baku impor) D 6 ANLG = Dummy pengetahuan beras analog (1=mengetahui beras analog sebelumnya; 0=tidak mengetahui beras analog sebelumnya) i = Responden ke-i ε = Galat (error) Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai jawaban sementara terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan membayar (Willingness to Pay) beras analog, yaitu: 1. Jenis kelamin perempuan diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai kesediaan membayar (Willingness to Pay) beras analog di Serambi Botani karena jenis kelamin perempuan cenderung lebih konsumtif dibanding laki-laki. Selain itu, umumnya perempuan memiliki andil yang besar dalam keputusan pembelian (pembayaran) pangan pokok, seperti beras analog sehingga perempuan diduga akan meningkatkan nilai WTP beras analog yang diberikan. 2. Usia diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai kesediaan membayar beras analog karena diduga semakin bertambah usia maka kebutuhan akan pangan yang lebih sehat semakin dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan nilai WTP beras analog. 3. Lama pendidikan diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai WTP beras analog karena tingkat pendidikan yang telah ditempuh responden mempengaruhi pola pikir terhadap makanan yang akan dikonsumsinya. 41

12 Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi lebih mengetahui makanan mana yang lebih baik untuk dikonsumsi sehingga menyebabkan seseorang tersebut lebih selektif dalam pemilihan konsumsi pangannya sehari-hari. Jadi, semakin lama seseorng menempuh pendidikan diduga akan semakin meningkatkan nilai WTP beras analog yang diberikan 4. Responden yang sudah menikah diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai WTP beras analog karena diduga responden yang sudah menikah dan berkeluarga lebih memilih untuk mengonsumsi pangan yang lebih sehat untuk keluarganya. 5. Jumlah anggota keluarga mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai WTP yang diberikan. Semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin akan mengurangi nilai WTP yang diberikan. Hal ini dikarenakan keluarga tersebut bertanggung jawab dalam pemenuhan konsumsi seluruh anggota keluarganya. 6. Pekerjaan yang dimiliki responden, terutama pegawai diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesediaan membayar beras analog karena diduga responden yang berprofesi sebagai pegawai cenderung memiliki pendapatan yang lebih banyak dan akan meningkatkan nilai WTP beras analog yang diberikan. 7. Pendapatan responden diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai WTP beras analog. Hal ini diduga karena semakin tinggi pendapatan responden akan meningkatkan daya beli terhadap suatu produk, sehingga akan meningkatkan nilai WTP beras analog yang diberikan. 8. Responden yang tidak mengonsumsi beras konvensional setiap hari diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai WTP yang diberikan. Hal ini dikarenakan jika seseorang yang sudah terbiasa menyelingi konsumsi pangannya setiap hari dengan pangan alternatif lainnya, diduga akan responsif terhadap pangan alternatif seperti beras analog dan akan meningkatkan nilai WTP yang diberikan. 9. Tingkat kepedulian terhadap diversifikasi pangan diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai WTP yang diberikan. Semakin 42

13 seseorang peduli terhadap diversifikasi pangan akan semakin meningkatkan nilai WTP beras analog yang diberikan. 10. Responden yang mengonsumsi pangan sumber karbohidrat berbahan baku lokal diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai WTP yang diberikan. Seseorang yang lebih memilih untuk mengonsumsi pangan berbahan baku lokal diduga akan meningkatkan nilai WTP beras analog yang diberikan karena karakteristik beras analog yang dibuat dari tepung berbahan baku lokal. 11. Responden yang telah mengetahui beras analog sebelumnya, diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai WTP yang diberikan. Apabila seseorang telah mengetahui produk beras analog sebelumnya diduga akan meningkatkan nilai WTP yang diberikan dikarenakan seseorang tersebut telah memiliki gambaran mengenai karakteristik maupun fungsi beras analog. Model regresi yang dianalisis membutuhkan pengujian terhadap hipotesishipotesis yang dilakukan. Pengujian hipotesis secara statistik bertujuan untuk melihat nyata atau tidaknya pengaruh peubah-peubah bebas yang dipilih terhadap peubah tidak bebas yang diteliti. Adapun pengujian yang dilakukan, antara lain: 1. Pengujian terhadap model penduga Pengujian ini untuk mengetahui apakah faktor yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP beras analog. Hipotesis: H 0 : b 1 = b 2 =... = b i = 0 H 1 : minimal ada salah satu dari b i ada yang 0 Uji statistik yang digunakan adalah uji F. Kriteria uji digunakan dengan melihat nilai P-value, dengan kriteria sebagai berikut: a. Tolak H 0 = P-value < α, maka secara bersama-sama variabel yang digunakan berpengaruh nyata terhadap nilai WTP beras analog. b. Terima H 0 = P-value > α, maka variabel yang digunakan secara bersamasama tidak berpengaruh nyata terhadap nilai WTP beras analog. Selain itu dihitung besarnya koefsien determinasi yang merupakan suatu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengukur ketepatan/kecocokan suatu 43

14 garis regresi serta dapat pula digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variasi variabel (Y) dari suatu persamaan regresi. Dalam Hanley dan Spash (1993), Mitchell dan Carson (1989) merekomendasikan 15% atau 0,15 sebagai batas minimum dari R 2 yang realibel. Apabila nilai R 2 yang diperoleh lebih kecil dari 0,15 maka penggunaan CVM ini tidak realibel, sedangkan nilai R 2 yang tinggi atau lebih besar dari 0,15 menunjukkan tingkat reabilitas yang baik dalam penggunaan CVM. 2. Pengujian untuk masing-masing parameter Pengujian untuk masing-masing parameter yaitu dengan uji-t yang menguji secara statistik bagaimana pengaruh nyata dari setiap parameter bebas (X) yang digunakan secara terpisah terhadap parameter tidak bebas (Y). Hipotesis pengujian secara statistik adalah sebagai berikut: Hipotesis: H 0 : b i = 0 H 1 : b i 0 Kriteria uji digunakan dengan melihat nilai P-value, dengan kriteria sebagai berikut: a. Tolak H 0 = P-value < α, maka variabel yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. b. Terima H 0 = P-value > α, maka variabel yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. 44

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODELOGI PENELITIAN

IV. METODELOGI PENELITIAN IV. METODELOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wana Wisata Curug Nangka Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Pemilihan lokasi Wana

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah di daerah sekitar terusan BKB Jakarta, yaitu sepanjang daerah Halimun sampai Karet, Jakarta Pusat. Pengambilan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Tahura Ir. H. Djuanda dan Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN P 1 0 Q 1. Kurva Opportunity Cost, Consumers Surplus dan Producers Surplus Sumber : Kahn (1998)

KERANGKA PEMIKIRAN P 1 0 Q 1. Kurva Opportunity Cost, Consumers Surplus dan Producers Surplus Sumber : Kahn (1998) III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran teoritis dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun kerangka

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta IV. METODOLOGI PENELITAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Penelitian lapang dilakukan selama dua bulan, yaitu Maret-April

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang terletak di kota Palembang Sumatera Selatan. Penentuan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive), IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat tiga konsep pemikiran teoritis yang dibahas, yaitu:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay )

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay ) II. TINJAUAN PUSTAKA Kajian mengenai kesediaan membayar beras analog belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada beberapa kajian yang terkait dengan topik Willingness to Pay khususnya dalam menilai manfaat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah:

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden Asumsi yang diperlukan dalam pelaksanaan pelaksanaan pengumpulan nilai WTA dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi. sebanyak 2% responden menyatakan masalah polusi suara di TWA Gunung Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 25 berikut ini. Persepsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel 22 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang diteliti serta penting untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Peran jenis dan sumber data sangat penting yaitu untuk melanjutkan dan memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian. 1. Jenis Data Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1. Analisis Kesediaan Membayar Responden Analisis kesediaan membayar dilakukan untuk mengetahui apakah responden bersedia atau tidak membayar daripada paket-paket wisata yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengunjung wisata Kraton Ratu Boko di Kabupaten Sleman. B. Lokasi Penelitian Ratu Boko. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN 19 II. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan wilayah dilakukan dengan pertimbangan wilayah tersebut memiliki jumlah angkutan umum kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di perumahan Bogor Raya Permai, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan objek wisata Waduk Sermo di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Kerangka Pemikiran Teh hijau merupakan minuman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Masyarakat moderen sekarang ini selalu menginginkan segala sesuatunya yang mudah

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan. Pemilihan dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Willingness to Accept Willingness to Accept merupakan salah satu bagian dari metode CVM dan akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit BNI Tunas Usaha ini dilakukan pada Unit Kredit Kecil (UKC) Cabang Karawang. Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pada industri pengolahan tahu di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Cara memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan wisata ini meliputi wisata outbound (yang berada di Lembah Pertiwi,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Uji Ketepatan Klasifikasi Uji ketepatan klasifikasi menunjukkan ketepatan prediksi dari model regresi dalam memprediksi peluang willingness to pay responden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode descriptive analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran atau penegasan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Responden yang menjadi objek penelitian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuesioner yang di sebar berjumlah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun 2000-2013 yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis terdiri dari beberapa teori yang digunakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis terdiri dari beberapa teori yang digunakan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis terdiri dari beberapa teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teori-teori yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi

Lebih terperinci

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu metode yang mempunyai ciri memusatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek /Subjek Penelitian Ngebel. Objek pada penelitian ini yaitu para pengunjung objek wisata alam Telaga B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Ponorogo tepatnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Objek data penelitian ini dilakukan pada suatu ruas Jalan Margo Utomo Kota Yogyakarta. Letak geografis Kota Ygyakarta berada pada 7º 15 24 LS - 7º 49 26 LS

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara deskriptif dan

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh 15 4 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Pengembangan Model Pendidikan Makanan Jajanan Sehat Berbasis Sekolah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yang digunakan adalah data yang didapat langsung

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah para pengunjung di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka. Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka terletak di Jl. Kebun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang diperlukan dari responden. Dalam upaya pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang diperlukan dari responden. Dalam upaya pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat melakukan kegiatan penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dari responden. Dalam upaya pengumpulan data yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dimana tujuannya untuk menganalisa pengaruh variabel motivasi, persepsi, dan sikap

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara tertuju

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota 41 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota meliputi rumah tangga miskin yang dijadikan sampel Susenas di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama -

BAB III METODE PENELITIAN. dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama - 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaan konsep dan penguasaan keterampilan kognitif baik secara sendiri-sendiri atau bersama - sama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:8) metode kuantitatif adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menekankan pada pengujian teori melalui

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelurahan Sidodadi adalah salah satu dari 8 kelurahan di Kecamatan Kedaton

METODE PENELITIAN. Kelurahan Sidodadi adalah salah satu dari 8 kelurahan di Kecamatan Kedaton 38 III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Sidodadi 1. Struktur Administrasi Pemerintahan Kelurahan Sidodadi adalah salah satu dari 8 kelurahan di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung yang berada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Data Data merupakan kumpulan keterangan atau fakta yang diperoleh dari satu populasi atau lebih. Data yang baik, benar dan sesuai dengan model menentukan kualitas kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan jenis data bulanan mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 (bulan September).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci