ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP KUALITAS TEH HITAM YANG DIHASILKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN SEMUGIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP KUALITAS TEH HITAM YANG DIHASILKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN SEMUGIH"

Transkripsi

1 ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP KUALITAS TEH HITAM YANG DIHASILKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN SEMUGIH Oleh: Joanna Destiny Paramartha NIM : 14.I PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

2 SEJARAH PERUSAHAAN Gabungan dari kebun Semugih dan kebun Pesantren (Belanda) Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Baru Unit Jawa Tengah IV PNP XVIII Kebun Semugih atau Kebun Pesantrean Restrukturisasi menjadi PTP Nusantara IX (Persero) Pemisahan dengan Kebun Kaligua Brebes Diambil alih oleh pemerintah Indonesia menjadi Nasionalis Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama PPN Aneka Tanaman IX PTP XVIII (Persero) Penggabungan dengan Kebun Kaligua Brebes

3 WILAYAH KEBUN 1. Afdeling Semugih 2. Afdeling Semangkir 3. Afdeling Pesantren Peta Afdeling Semugih Peta Afdeling Semangkir Peta Afdeling Pesantren

4 VISI DAN MISI PERUSAHAN Visi Menjadikan PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih suatu perusahaan Agribisnis dan Agroindustri yang tangguh, berwawasan lingkungan, berdaya saing tinggi dan tumbuh kembang bersama mitra.

5 VISI DAN MISI PERUSAHAN Misi Memproduksi dan memasarkan produk karet teh, kopi, gula dan tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth). Menggunakan teknologi yang menghasilkan produk bernilai (delivery value) yang dikehendaki pasar dengan proses produksi yang ramah lingkungan. Meningkatkan kesejahteraan karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang sehat serta menyelenggarakan pelatihan guna menjaga motivasi karyawan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja. Mengembangkan produk hilir, agrowisata dan usaha lainnya untuk mendukung kinerja perusahaan.

6 VISI DAN MISI PERUSAHAN Membangun sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Bersama petani tebu mendukung program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional. Memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan dan potensi lingkungan guna mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja. Melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi Perusahaan. Menjaga kelestarian lingkungan melalui pemeliharaan tanaman dan peningkatan kesuburan tanah.

7 Waktu Kerja Bagian Kantor Diberlakukan untuk karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti karyawan kantor induk, kantor kebun, dan kantor teknik. Hari Hari Senin - Kamis, Sabtu Hari Jumat Waktu WIB WIB

8 Waktu Kerja Bagian Pengolahan Diberlakuakan untuk karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti tenaga kerja bagian pengolahan. Kegiatan Pelayuan Pengolahan Basah Pengeringan Sortasi Kering Pengepakan Waktu Shift I : WIB Shift II : WIB Shift I : WIB Shift II : WIB WIB WIB WIB

9 STRUKTUR ORGANISASI

10 SPESIFIKASI PRODUKSI 1. Grade I BOP, BOPF, PF, DUST, BP, dan BT 2. Grade II BP II, PF II, FANN II, DUST II, dan DUST III 3. Grade III BM dan KAWUL

11 BOP (Broken Orange Pekoe) BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning) PF (Pekoe Fanning) DUST BP (Broken Pekoe) BT (Broken Tea) Grade I Berasal dari daun teh yang muda dan mengandung tip atau peko. Ciri ciri : partikel berukuran pendek, agak kecil, berwarna hitam, terpilin dan keriting. Berasal dari daun teh muda dan tangkai teh yang muda, sedikit mengandung tip. Ciri - ciri: berukuran lebih pendek dari BOP, berwarna hitam, keriting Berasal dari pecahan daun teh yang menggulung, terpilin, agak keriting, Ciri ciri : berwarna hitam, dan memiliki ukuran lebih kecil dari BOPF dan mengandung tip. Serbuk teh dengan ukuran yang sangat kecil, grainny (lembut seperti debu), dan memiliki warna yang hitam. Berasal dari tangkai daun teh, tulang daun teh muda, memiliki ukuran yang besar, pendek, dan berwarna hitam. Partikel serbuk agak pipih, terpilin dan memiliki warna hitam.

12 Grade I BOP (Broken Orange Pekoe) BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning) PF (Pekoe Fanning) DUST BP (Broken Pekoe) BT (Broken Tea)

13 Grade II BP (Broken Pekoe) II PF (Pekoe Fanning) II FANN (Fanning) II DUST II DUST III Serbuk teh BP II berbentuk seperti serbuk BP tetapi lebih banyak mengandung tangkai teh dan tulang daun teh tua yang terkupas sehingga memiliki warna hitam sedikit kemerahan. Serbuk teh PF II memiliki bentuk dengan serbuk teh PF, namun memiliki warna hitam kemerahan, serta bersumber dari potongan serat daun teh berukuran lebih kecil dan sedikit rata. Serbuk teh FANN II memilki partikel lebih pendek, berwarna hitam sedikit kemerahan dan mengandung serat teh. Serbuk teh DUST II memiliki partikel teh yang sangat kecil seperti debu serta banyak mengandung serat teh sehingga berwarna sedikit kemerahan. Serbuk teh DUST III memiliki partikel sangat kecil seperti debu, banyak mengandung serat dan berwarna kemerahan.

14 Grade II Broken Pekoe II Pekoe Fanning II Fanning II DUST II DUST III

15 Grade III BM Jenis teh yang berasal dari sisa proses sortasi kering yang memiliki banyak kandungan serat daun teh serta berwarna merah. KAWUL Jenis serbuk teh yang berasal dari sisa proses sortasi kering yang banyak mengandung tangkai daun teh dan berwarna merah. BM KAWUL

16 Standar Teh Hitam SNI No Jenis Uji Spesifikasi 1 Kadar air (b/b) Maks. 8,00 2 Kadar ekstrak dalam air (b/b) Min Kadar abu total Min. 4 maks. 8 4 Kadar abu larut dalam air (b/b) dari abu total Min Kadar abu tak larut dalam asam (b/b) Maks Alkalinitas abu larut dalam air (b/b) Min. 1,0 maks. 3,0 7 Kadar serat kasar (b/b) Maks. 16,5 8 Kadar cemaran logam (ppm) Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah (Sn) Raksa (Hg) Sumber: kantor Induk PTPN IX Kebun Semugih Maks. 2,0 Maks. 150 Maks. 40 Maks. 0,03 9 Kadar cemaran Arsen (As) (ppm) Maks Kadar cemaran mikroba Angka lempeng total (koloni/g) Bakteri coliform (AFM/G) Maks. 3x10 3 < 3

17 PROSES PRODUKSI PEMETIKAN PUCUK PENERIMAAN PUCUK PELAYUAN SORTASI BASAH TEA TESTER SORTASI KERING PENGERINGAN FERMENTASI PENGEMASAN

18 PEMETIKAN PUCUK Pemetikan pucuk teh yang baik harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut, antara lain: Siklus petikan (7-9 Hari) Rumus petikan Ada 3 (tiga) rumus petikan, antara lain: Petikan Halus (p + 1m dan b + 1m) Petikan Medium (p + 2m; p + 3m; b + 2m; b + 3m) Petikan Kasar (p + 4m dan b + 1t atau lebih)

19 Pucuk Teh p + 1m p + 2m p + 3m b + 1m b + 2m b + 3m

20 PENERIMAAN PUCUK 1. Penimbangan dengan Pucuk yang telah datang kemudian ditimbang dengan menggunakan jembatan timbangan disertai hasil rekaman timbangan. Penimbangan ini dilakukan dengan menimbang truk yang berisi hasil petikan teh yang telah didapatkan

21 2. Analisa Fisik Pucuk Daun Teh Analisa pucuk dilakukan secara acak sebanyak 1 kg, kemudian diambil sebanyak 200 gram sebagai sampel. Sampel pucuk teh dipisahkan menjadi 8 bagian yaitu pucuk muda, lembar muda, rusak muda, pucuk tua, lembar tua, rusak tua, burung tua, dan yang terakhir adalah tangkai.

22 PELAYUAN Pucuk teh dihamparkan secara merata pada withering throught. Udara panas campuran dihembuskan pada withering trough dengan menggunakan suhu sekitar 25 o C- 28 o C dan penggunanannya dapat digunakan seminimal mungkin. Kemudian, dilakukan pembalikan (pengiraban), perlakuan tersebut dilakukan pembalikan 1-3 kali, tergantung dari keadaan pucuk daun teh pada saat awal diterima saat analisa pucuk.

23 SORTASI BASAH OTR: 50 RRB: 10 BUBUK I PCR: 30 RRB: 10 BUBUK II RV: 25 RRB: 10 BUBUK III RV: 25 RRB: 10 BUBUK IV BADAG

24 OTR (Open Top Roller) Penggilingan dimulai dengan menggunakan mesin OTR (Open Top Troller) yang memiliki durasi selama 50 menit. Pucuk layu akan saling bergesekan dengan dinding dan dasar dari mesin OTR. Dari proses tersebut, maka pucuk teh akan menggulung dan terpotong menjadi ukuran yang lebih kecil Mesin OTR (Open Top Troller)

25 RRB (Rotary Roll Breaker) Bubuk teh yang dihasilkan dari mesin OTR, ditampung didalam gerobak dorong dan akan diayak dengan dengan mesin RRB (Rotary Roll Breaker) dengan mesh selama 15 menit, dari proses pengayakan tersebut teh yang berhasil lolos dari ayakan akan di fermentasi Mesin RRB (Rotary Roll Breaker) (Bubuk I).

26 PCR (Press Cup Roller) Teh yang tidak lolos dari mesin RRB akan diproses kembali dengan menggunakan mesin PCR (Press Cup Roller) mesin ini akan menekan serta menggulung teh selama 30 menit. Mesin PCR (Press Cup Roller)

27 RV (Rotor Vane) RV (Rotor Vane) I Teh yang tidak lolos dari ayakan akan diolah kembali dengan menggunakan mesin RV (Rotor Vane) selama 25 menit untuk memotong daun teh dan memperkecil ukuran serbuk teh basah. Mesin RV (Rotor Vane)

28 FERMENTASI Fermentasi berjalan selama 110 menit hingga 180 menit. Fermentasi menggunakan baki alumunium yang diisi dengan bubuk teh dengan tebal hamparan 2,5 cm, disusun dalam rak dan ditempatkan dalam ruang fermentasi,. Suhu bubuk didalam baki fermentasi di atur antara suhu 28 o C hingga 30 o C yang dapat dicek setiap saat dengan menggunakan thermometer batang.

29 PENGERINGAN Teh diletakan dipermukaan trays yang digerakan oleh motor. Trays terdiri dari 4 tingkatan, pada tingkatan pertama, teh bergerak mendekati ujung dryer, kemudian bubuk teh dijatuhkan ke tray yang dibawahnya, seperti itu seterusnya hingga pada tingkat yang terakhir. Tray memiliki kecepatan yaitu 20 menit hingga 24 menit dengan ketebalan hamparan bubuk 1 cm hingga 5 cm. Suhu inlet dalam tungku diatur pada suhu 90 o C hingga 100 o C. Kemudian akan dihasilkan udara panas yang dihembuskan didalam dryer sekitar 55 o C hingga 60 o C.

30 SORTASI KERING Tujuan dari sortasi kering ini adalah untuk memisah serbuk teh kering menjadi beberapa garde, baik dari ukuran, warna, serta beratnya sesuai dengan standar perdagangan teh yang telah ditetapkan. Mesin Hopper Mesin Bubble Tray Mesin Drug Roll

31 Vibro Mess Vibro blank Chota stiffer Crusher Winnower

32 SORTASI KERING HOPPER I, II / III, IV, BADAG BUBBLE TRAY VIBRO BLANK Serbuk Tidak lolos Serat dan Tulang daun (ditampung) DRUG ROLL VIBRO MESH C R U S H E R CHOTA STIFER Mesh 12 Mesh 14 Mesh 18 Mesh 24 Mesh 60 BOP / BP BOPF PF DUST DUST III WINNOWER Serbuk lolos BOP / BP + BT BOPF + BT PF + BT

33 SORTASI KERING Serat dan Tulang Daun (Fraksi Hitam) VIBRO MESS DRUG ROLL Serbuk Tidak Lolos BUBBLE TRAY VIBRO BLANK Serbuk Lolos Sisa Serbuk BM dan KAWUL (Grade III) CHOTA STIFER Mesh 12 Mesh 14 Mesh 18 Mesh 24 Mesh 60 BP II PF II FANN II DUST II DUST III

34 TEA TESTER Analisa kadar air (Maks. 4%) dan organoleptik perlu dilakukan pada semua bubuk hasil proses sortasi sebelum dilakukan penimbangan dan penyimpanan pada peti miring. Pengukuran Kadar Air Uji Organoleptik

35 PENGEMASAN Teh yang telah disortir berdasarkan jenisnya maka dimasukan ke dalam peri miring sebagai tempat penyimpanan sementara yang selanjutnya dimasukan ke dalam tea bulker untuk dimasukan dalam paper sack. Berat isi serbuk teh pada kemasan meurut jenisnya ada 13 jenis, antara lain: BOP : 50 kg / paper sack PF II : 58 kg / paper sack BOPF : 52 kg / paper sack BP II : 58 kg / paper sack PF : 56 kg / paper sack FANN II : 56 kg / paper sack DUST : 60 kg / paper sack DUST II : 60 kg / paper sack BP : 60 kg / paper sack DUST III: 65 kg / paper sack BT : 40 kg / paper sack BM : 50 kg / paper sack KAWUL : 40 kg / karung

36 PENGEMASAN Tea bulker Tea pakcer Pengemas Teh

37 ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP KUALITAS TEH HITAM YANG DIHASILKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN SEMUGIH Pucuk teh diambil sebanyak 200 gram, pucuk teh dipisahkan menjadi 8 bagian, antara lain pucuk muda, lembar muda, rusak muda, pucuk tua, lembar tua, rusak tua, burung tua, dan yang terakhir adalah tangkai. Analisa pucuk harus memenuhi syarat (MS) sebesar 50-60%.

38 HASIL ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP KUALITAS TEH HITAM Data Analisa pucuk daun teh yang dilakukan pada tanggal 2 Januari 2017 Bagian Daun Pucuk Rusak Lembar Burung Tua Tangkai Jumlah Sampel Group Hasil Muda Tua Muda Tua Muda Tua Kg gr % gr % gr % gr % gr % gr % gr % gr % gr % % A B C D E F G H Jumlah Rata *MS = Memenuhi Standar MS

39 PEMBAHASAN Terjadinya penurunan MS tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain: kurangnya pengawasan pemetik oleh mandor kurangnya ketrampilan pemetik tidak memperhatikan gilir petik. Semakin panjang fase gilir petik teh akan menyebabkan hasil mutu pucuk teh semakin kasar dan jenis pucuk teh tidak seragam. Faktor yang menentukan kualitas produk teh dalam sistem pemetikan salah satunya adalah siklus petik dan kehalusan pucuk yang dipetik

40 PEMBAHASAN Kandungan kimia yang dimiliki daun teh dipengaruhi dengan beberapa faktor yaitu umur daun, jenis klon, variasi musim serta kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, dan banyaknya sinar matahari yang diterima tanaman teh. Kualitas produk teh yang baik akan diperoleh dari daun muda/ pucuk karena mengandung senyawa polifenol (golongan catechin), tannin, caffein dan aktivitas enzim yang tinggi.

41 PEMBAHASAN Konsentrasi katekin pada teh tergantung pada umur teh. Kandungan zat katekin tertinggi didapatkan dari pemetikan pucuk peko dengan dua daun muda dibawahnya (p+2m) (Singh et al., 1999). Polifenol akan teroksidasi selama proses fermentasi berlangsung dan akan membentuk pigmen dari teh hitam yaitu zat theaflavin dan thearubigin. Katekin akan memberikan kontribusi terhadap flavor dan karakteristik rasa dari seduhan teh.

42 PEMBAHASAN Pada daun tua juga memiliki kandungan kimia yang cukup bermanfaat. Salah satunya adalah kandungan beta-caroten dan lutein. Lutein merupakan antioksidan yang ada pada daun teh tua. Kandungan beta-caroten serta lutein teh terdapat di daun yang tua dibandingkan daun teh yang muda.

43 KESIMPULAN Serbuk teh yang diproduksi antara lain BOP, BOPF, PF, DUST, BP, BT, PF II, BP II, FANN II, DUST II, DUST III, BM, KAWUL. Kualitas teh ditentukan dari penanganan bahan baku, proses serta kandungan kimia dalam daun teh. Nilai posentase MS (Memenuhi Standar) ditentukan dari bagian daun teh yang muda seperti pucuk muda, lembar muda dan rusak muda. Mutu teh yang baik dihasilkan dari pucuk daun teh yang masih muda. Kandungan kimia yang terkandung didalam daun teh juga menentukan kualitas dari teh hitam yang dihasilkan.

44 SARAN Untuk mendapatkan kualitas teh hitam uang baik maka perlu dilakukan perbaikan sistem pemetikan dengan lebih efisien sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal. Penanganan bahan baku perlu diperhatikan sehingga tidak terjadi kerusakan bahan baku diawal proses. Pengawasan oleh mandor terhadap pemetik perlu ditingkatkan sehingga pemetik akan memetik sesuai rumus petikan yang telah ditentukan pabrik.

45 REFERENSI Aigbodion, O.B., &Marcell, I. (2013).Microbiological characteristics and phytochemical screening of some herbal teas in Nigeria. European Scientific Journal, 9(8), Cheruiyot, E.K. (2007). Polyphenols as potential indicators for tolerance in tea (Camellia sinensis).bioscience, Biotechnology, and Biochemistry, 71(9), Hartoyo, A. 2003, Tehdan Khasiatnya bagi Kesehatan. Penerbit Kanisius,Yogyakarta. IndrianiNovitaPratiwi Analisa Pemetikan Dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Pucuk Tanaman Teh (Camellia sinensis(l.) O. Kuntze) Di Unit Perkebunan TanjungsariI, PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Junianty Towaha Warta PenelitiandanPengembanganTanamanIndustri, vol. 19 no. 3, 2013 Khan, N., &Mukhtar, H. (2007).Tea polyphenols for health promotion.life Science, 81, Linda Yunitasari Quality Control Pengolahan Teh Hitam Di Unit Perkebunan Tambi, PT Perkebunan Tambi Wonosobo. Diploma III Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

46 REFERENSI Mahmud, S. dan Sukasman Pengaruh daur pemetikan dan system pemetikan terhadap hasil pucuk teh. Buletin Penelitian Teh dan Kina 3 (1):1-8. Martinus B.A., Afdhil Arel, Adi Gusman Perbandingan Kadar Fenolat Total Dan Aktivitas Antioksidan Pada Ekatrak Daun Teh (Camellia sinensis [L.] O. K.) Dari Kayu Aro Dengan Produk Teh Hitamnya Yang Telah Beredar.. Scientis. Vol. 4 No. 2. ISSN : Masduki, I. (1996). Efek antibakteri ekstrak biji pinang (Areca catechu) terhadap S. aureus dan E. coli. Cermin Dunia Kedokteran, 109, Minjie, Z. (1995). Sixth conference thesis of comprehensive utilization of agricultural by-products by China commitee of Chemistry (J). Nanchang. Nazaruddindan F. B. Paimin Pembudidayaan dan Pengolahan Teh. Penebar Swadaya. Jakarta Novia Sari Andriyani AnalisiHasilPetikanTanamanTeh (Camellia sinensis(l) O. Kuntze) Di Unit Perkebunan Bedakah,PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah.InstitutPertanian Bogor.DepartemenAgronomi Dan HortikulturaFakultasPertanian PusatPenelitianTehdan Kina PetunjukKulturTeknisTanamanTeh.LembagaRiset Perkebunan Indonesia. Bandung. 191 hal.

47 REFERENSI Rosida, Dedin F., & Dina Amalia Kajian pengendalian mutu teh hitam Chrusing, tearing, dan curling. Jurnal Rekapangan. Vol9., No 2, 1-8 Rudi T. Setiyonodan Budi Martono Skrining Fitokimia Enam Genotipe Teh.Jurnal. TIDP 1(2), Setyamidjaja, D Budidayadan Pengolahan Pasca Panen Tanaman Teh. Kanisius.Yogyakarta.154 hal. Singh, H.P., Ravindranath, S.D., & Singh, C. (1999).Analysis of tea shoot catechins: Spectrophotometric quantification and selective visualization on two dimensional paper chromatograms using diazotized sulphanilamide.j. of Agricultural and Food Chemistry,47(3), Singh, R., Rastogi, S., &Dwivedi, U.N. (2010).Phenylpropanoid metabolism in ripening fruits.compr. Rev. Food Sci., F 9, Sukasman HubunganantaraKehalusanPetikdenganHasildanMutuPucuk. BPTK Gambung. 15p Sumantri, S. F. A Pengaruh daur petik terhadap mutu pucuk dan persentase grade teh hijau di Pasir Sarongge.Buletin Penelitian Teh dan Kina, 4 (2) : 69-74

48 REFERENSI Suryatmo, F. A Kadar Tanin, Kadar Kafein dan Kemampuan Enzim sebagai Indikator Protein Kualitas Beberapa Klon Teh. Menara Perk. 52 (6a): Takeda, Y. (1994). Differences in tea caffeine and tannin contents between tea cultivars and aplication to tea breeding.japan Agricultural Research Quaterly, 28(2), WahyuKusuma AnalisiHasilPetikanTanamanTeh (Camellia sinensis(l) O. Kuntze) Di Perkebunan Rumpun Sari,PT SumberAbadiTirtasentosa, Karanganyar, Jawa Tengah. InstitutPertanian Bogor.DepartemenAgronomi Dan HortikulturaFakultasPertanian Xin-Chao, W., Chen, L., Chun-Lei, M., Ming-Zhe, Y.,&Ya-Jun, Y. (2010). Genotypic variation Journal of Food Composition and Analysis, 23, Xiong, L., Li, J., Li, Y.,Yuan, L., Liu, S., Huang, J., & Liu, Z. (2013). Dynamic changes in catechin levels and catechin biosynthesis-related gene expression in albino tea plants (Camellia sinensisl.). Plant Physiology and Biochemistry, 71,

49 Yamanishi, T. (1999).Tea flavor.in Jain N.K. (Ed.).Global Advances in Tea Science (pp ). New Delhi: Aravali Book International (P) Ltd. Yang, D., Liu, Y., Sun, M., Zhao, L., Wang, Y., Chen, X.,... Xia, T. (2012). Differential gene expression in tea (Camellia sinensisl.) calli with different morphologies and catechin contents.j. Plant Physiol., 169,

50 THANKYO U

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172

Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172 Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih Vileora Putri Christna 14.I1.0172 PROFIL PERUSAHAAN PTPN IX pada awalnya merupakan penggabungan 2 unit kebun Semugih dan Pesantren.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HITAM Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Kadar Air 74-77% Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari penelitian yang dilakukan. 1.1 Latar

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH HIJAU Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PUCUK DAUN TEH Pucuk teh sangat menentukan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM MENGGUNAKAN METODE CTC (Crushing, Tearing, Cutting) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM MENGGUNAKAN METODE CTC (Crushing, Tearing, Cutting) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM MENGGUNAKAN METODE CTC (Crushing, Tearing, Cutting) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MONICA NATALIA (6103004094)

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab I. I.1 Latar Belakang

Pendahuluan. Bab I. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan teh saat ini mengalami pengingkatan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berkembang dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari ranah perkebunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero), disingkat PTPN VIII, dibentuk berdasarkan PP No. 13 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996. PTPN VIII mengelola 24 perkebunan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PROSES PRODUKSI TEH HITAM DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN KALIGUA, PAGUYANGAN, BREBES, JAWA TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGENDALIAN MUTU PROSES PRODUKSI TEH HITAM DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN KALIGUA, PAGUYANGAN, BREBES, JAWA TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGENDALIAN MUTU PROSES PRODUKSI TEH HITAM DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN KALIGUA, PAGUYANGAN, BREBES, JAWA TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PT XYZ adalah salah satu perusahaan Perkebunan Besar Negara (PBN) yang memproduksi teh hitam ortodoks di Indonesia. PT. XYZ melakukan proses produksi dari daun teh basah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS BIAYA PRODUKSI Analisis biaya dilakukan mulai dari pemeliharaan tanaman, panen, proses pengangkutan, proses pengolahan hingga pengepakan. 1. Biaya Perawatan Tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh hitam merupakan salah satu komoditas yang dikenal masyarakat sejak tahun 1860. Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan devisa non migas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Tanaman teh di kebun Cisaruni

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Tanaman teh di kebun Cisaruni II. TINJAUAN PUSTAKA A. TANAMAN TEH Tanaman teh (Thea sinensis L.) merupakan salah satu tanaman keras dikelola secara perkebunan yang termasuk family Theaceae, ordo Guttaferales dan kelas Thalaniflora

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. serta karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja

KATA PENGANTAR. serta karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat serta karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dengan judul

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi PTP Nusantara VIII Kebun Cianten

Lampiran 1. Struktur Organisasi PTP Nusantara VIII Kebun Cianten LAMPIRAN 71 Lampiran 1. Struktur Organisasi PTP Nusantara VIII Kebun Cianten 72 Lampiran 2. Spesifikasi persyaratan mutu teh hitam (SNI 01-1902-1995) No. Jenis Uji Satuan Spesifikasi 1 Kadar air % b/b

Lebih terperinci

1. Teh Hijau (Green Tea)

1. Teh Hijau (Green Tea) Siapa yang tidak kenal dengan teh? minuman teh merupakan minuman penyegar yang paling populer dan paling banyak dikonsumsi di dunia, setelah air putih. Teh diproduksi dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia

Lebih terperinci

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Aspek Keteknikan Pertanian Pada Pengolahan Teh Hitam Orthodoks di PTP Nusantara VIII Kebun Malabar, Bandung Oleh Juan Maragia F14103062 Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Kebun Golapara Sukabumi merupakan salah satu perkebunan yang dikelola oleh PTPN VIII. Sejak tahun 1908 sampai 1941 perkebunan Goalpara dikelola

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan ini kreatif dan mandiri harus ditumbuhkan. merupakan minuman penyegar yang disenangi hampir seluruh penduduk di dunia,

I. PENDAHULUAN. perkembangan ini kreatif dan mandiri harus ditumbuhkan. merupakan minuman penyegar yang disenangi hampir seluruh penduduk di dunia, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia kerja yang semakin komplek disertai dengan era globalisasi menjadikan persaingan semakin ketat dalam segala sektor. Hal ini menjadikan tuntutan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. TANAMAN TEH Tanaman teh (Thea sinensis L) merupakan salah satu tanaman keras dikelola secara perkebunan yang termasuk family Theaceae, ordo Guttaferales dan kelas Thalaniflora (Benson,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN TEH Teknologi Bahan Penyegar Hari/ tanggal : 20, 27 Oktober 2012 Golongan : P4 Dosen : Dr. Indah Yuliasih, S.TP, M.Si Asisten : 1. Nur Rahmawati F34080004 2. Dora Vitra Meizar F34080100 TEKNOLOGI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

MESIN PENGERING PADA PENGOLAHAN TEH HITAM ORTHODOX DI PT

MESIN PENGERING PADA PENGOLAHAN TEH HITAM ORTHODOX DI PT MESIN PENGERING PADA PENGOLAHAN TEH HITAM ORTHODOX DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VI (PERSERO) UNIT USAHA DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK PROPINSI SUMATERA BARAT Deri Yendri Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan sektor industri yang semakin maju, serta semakin ketatnya persaingan di dunia industri maka perusahaan dituntut untuk menerapkan sistem yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh sebagai minuman telah dikenal dan menjadi bagian dari kebudayaan dunia sejak berabad-abad yang lampau. Teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia

Lebih terperinci

Makalah Tugas Teh, Kopi dan Cocoa Pengolahan Teh Hitam (Ortodox dan CTC)

Makalah Tugas Teh, Kopi dan Cocoa Pengolahan Teh Hitam (Ortodox dan CTC) Makalah Tugas Teh, Kopi dan Cocoa Pengolahan Teh Hitam (Ortodox dan CTC) OLEH : Noor Sukmo Ayu Lestari (201110220311016) Ririn Kurnia Sari (201110220311018) Irfan Faqih Awaludin (201110220311027) Ahcmad

Lebih terperinci

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH TEKNOLOGI HILIR TEH Pokok Bahasan : 1. Prospek Teh Hijau Sebagai Bahan Baku Industri Hilir Teh 2. Teh Wangi 3. Teh Instan 4. Tablet Effervescent Teh Hijau (TETH) 5. Teh Katekin Tinggi 6. Teh celup, botol

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) merupakan salah satu kegiatan akademik di bidang pendidikan yang dijalankan oleh mahasiswa untuk mengaplikasikan pembelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174

IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG. Roswita Sela 14.I1.0174 IMPLEMENTASI SANITASI PANGAN PADA PRODUKSI KOPI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, JAMBU-SEMARANG Roswita Sela 14.I1.0174 OUTLINE PROFIL PERUSAHAAN PROSES PRODUKSI SANITASI KESIMPULAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu diantara perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Susy Lesmayati 1 dan Retno Endrasari 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan 2 Balai

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG

PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) MALANG LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : David Cahyadi Sutrisno (6103008036) Mario Kurniawan (6103008112)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun di luar negeri. Setiap perusahaan bersaing untuk menarik perhatian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin mengglobalnya perekonomian dunia dan era perdagangan bebas, di Indonesia juga dapat diharapkan menjadi salah satu pemain penting. Dalam perekonomian

Lebih terperinci

TEH BAHAN PENYEGAR. Jenis Teh. Jenis teh. Pucuk daun teh dan perkebunan teh 10/20/2011

TEH BAHAN PENYEGAR. Jenis Teh. Jenis teh. Pucuk daun teh dan perkebunan teh 10/20/2011 Pucuk daun teh dan perkebunan teh BAHAN PENYEGAR TEH Jenis Teh Jenis teh Teh yang ada di Indonesia, berdasarkan cara pengolahannya digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: teh hitam (black tea/fermented

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) pabrik kopi Banaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) pabrik kopi Banaran merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) pabrik kopi Banaran merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terletak di Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan

Lebih terperinci

Jumlah Produksi Bubuk Teh (kg)

Jumlah Produksi Bubuk Teh (kg) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunan Nusantara adalah nama dari empat belas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan didirikan dengan nama PT. Perkebunan Mitra Kerinci pada tanggal 17 Juli 1990 berdasarkan SK Mentan dan Menkeu tentang persetujuan usaha

Lebih terperinci

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA Agus Budiyanto, Abdullah bin Arif dan Nur Richana Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian n Disampaikan Pada Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional 2016

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat 20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB dan pabrik Jolotigo, PT Perkebunan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanan Praktek Produksi Proses Pembuatan Teh Herbal Daun Sirsak dengan Campuran Kayu Manis, Daun Stevia dan Secang dalam Kemasan Celup dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, salah satunya adalah PT Rumpun Sari Kemuning (PT RSK). Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Teh yang diproduksi PT RSK

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, salah satunya adalah PT Rumpun Sari Kemuning (PT RSK). Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Teh yang diproduksi PT RSK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai banyak industri yang bergerak dibidang pertanian, salah satunya adalah PT Rumpun Sari Kemuning (PT RSK). Bergerak dibidang industri teh. PT RSK yang

Lebih terperinci

BAHAN PENYEGAR. Definisi KAKAO COCOA & CHOCOLATE COKLAT 10/27/2011

BAHAN PENYEGAR. Definisi KAKAO COCOA & CHOCOLATE COKLAT 10/27/2011 KAKAO BAHAN PENYEGAR COKLAT COCOA & CHOCOLATE Definisi Kakao : biji coklat yang belum mengalami pengolahan dan kadar air masih tinggi (>15%) Cocoa : biji coklat yang sudah dikeringkan dengan kadar air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang Lokal 1 dan Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment Rendemen_Kelolosan N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 6 91.03550

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat 1 I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh

BAB I PENDAHULUAN. nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kombucha merupakan salah satu olahan teh fermentasi. Teh yang telah diseduh dengan air panas diberi tambahan gula sebagai pemanis dan sebagai nutrien untuk menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) atau biasa disebut PTPN IX adalah perusahaan BUMN yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang rendah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Tanaman teh dapat tumbuh subur di daerah-daerah yang rendah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunan Teh merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang menguntungkan di Indonesia, mengingat letak geografisnya yang strategis. Kebutuhan dunia akan komoditas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Penelitian Pendahuluan 4.1.1 Pengaruh Pasteurisasi dan Maltodekstrin Hasil untuk sampel dengan maltodekstrin 3% yang dipasteurisasi, rendemen dari berat jambu awal

Lebih terperinci

LAMPIRAN B1 E2 A3 E3 B3

LAMPIRAN B1 E2 A3 E3 B3 Lampiran 1. Layout LAMPIRAN D1 C1 A1 C3 D3 D2 A2 B2 C2 E1 B1 E2 A3 E3 B3 1. A1, A2 A3 = Varietas Kirik 2. B1, B2, B3 = Varietas Gambyong 3. C1, C2, C3 = Varietas Jawa 4. D1, D2, D3 = Varietas Gatotkaca

Lebih terperinci

PRODUK PROSPEKTIF BERBASIS TEH GREEN TEA HAIR TONIC

PRODUK PROSPEKTIF BERBASIS TEH GREEN TEA HAIR TONIC Tugas 3 Hari/Tanggal: Senin/28 Desember 2015 Pengetahuan Bahan Agroindustri Dosen: Prof. Dr. Ono Suparno,S.T.P., M.T. (TIN250) PRODUK PROSPEKTIF BERBASIS TEH GREEN TEA HAIR TONIC Oleh: FAUZAN PUTRA RIZKA

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan minuman berkafein yang diolah dengan cara menyeduh bagian pucuk atau tangkai daun yang telah dikeringkan. Beberapa jenis teh yang beredar di masyarakat

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI (Study of Tea Making from Coffee Leaves) Freddy Hotmaruli Tua Siringoringo 1*, Zulkifli Lubis 1, Rona J. Nainggolan 1 Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar penduduknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu sektor pertanian yang sangat berperan dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses produksi teh hitam meliputi kegiatan budidaya tanaman teh yang bertujuan menghasilkan pucuk teh yang berkualitas tinggi dan pengolahan pucuk teh menjadi bubuk teh yang siap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 353/Kpts/HK.130/12/2015 PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN TANAMAN TEH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 353/Kpts/HK.130/12/2015 PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN TANAMAN TEH KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 353/Kpts/HK.130/12/2015 PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN TANAMAN TEH Direktorat Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN BIJI TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) afd. WONOSARI MALANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PROSES PENGOLAHAN BIJI TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) afd. WONOSARI MALANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN BIJI TEH HITAM METODE CTC DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) afd. WONOSARI MALANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: DELLA YUNITA W. 6103009076 MELISA SUGIARTO 6103009077

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan tentang asal-usul teh. oleh pedagang Belanda. Ternyata, hasil dari perdagangan teh membawa

TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan tentang asal-usul teh. oleh pedagang Belanda. Ternyata, hasil dari perdagangan teh membawa TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Teh Ada beberapa pendapat yang menyebutkan tentang asal-usul teh. Masyarakat umum menduga bahwa teh berasal dari sekitar pegunungan antara Tibet dan Republik Rakyat Cina (RRC)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari

TINJAUAN PUSTAKA. Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Teh (Camelia Sinensis) Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari tanaman teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses pengolahan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae, diperkirakan berasal dari pegunungan Himalaya dan daerah daerah pegunungan yang berbatasan dengan Republik Rakyat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011 PEMBAHASAN Analisis Petik Analisis petik merupakan cara yang dilakukan untuk memisahkan pucuk berdasarkan rumus petiknya yang dinyatakan dalam persen. Tujuan dari analisis petik yaitu menilai kondisi kebun

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG DI PTPN IX (PERSERO) KEBUN SEMUGIH MOGA PEMALANG (PROSES PRODUKSI TEH HITAM)

LAPORAN MAGANG DI PTPN IX (PERSERO) KEBUN SEMUGIH MOGA PEMALANG (PROSES PRODUKSI TEH HITAM) LAPORAN MAGANG DI PTPN IX (PERSERO) KEBUN SEMUGIH MOGA PEMALANG (PROSES PRODUKSI TEH HITAM) Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENGARUH GRADE TEH HIJAU DAN KONSENTRASI GULA STEVIA (Stevia rebaudiana bertoni M.) TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP TEH HIJAU (GREEN TEA)

PENGARUH GRADE TEH HIJAU DAN KONSENTRASI GULA STEVIA (Stevia rebaudiana bertoni M.) TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP TEH HIJAU (GREEN TEA) PENGARUH GRADE TEH HIJAU DAN KONSENTRASI GULA STEVIA (Stevia rebaudiana bertoni M.) TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP TEH HIJAU (GREEN TEA) Fryda Amalia 12.302.0008 Pembimbing Utama: Pembimbing Pendamping:

Lebih terperinci

II. PASCA PANEN KAYU MANIS

II. PASCA PANEN KAYU MANIS 1 I. PENDAHULUAN Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan komoditas perkebunan yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia sebagai bumbu penyedap masakan (Anonim, 2010). Di Indonesia, produk kayu manis

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI (Coffea Sp) FREDDY HOTMARULI TUA SIRINGORINGO / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI (Coffea Sp) FREDDY HOTMARULI TUA SIRINGORINGO / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN 1 STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI (Coffea Sp) SKRIPSI OLEH : FREDDY HOTMARULI TUA SIRINGORINGO 080305033 / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG DI PTPN IX (PERSERO) KEBUN SEMUGIH MOGA PEMALANG (QUALITY CONTROL)

LAPORAN MAGANG DI PTPN IX (PERSERO) KEBUN SEMUGIH MOGA PEMALANG (QUALITY CONTROL) LAPORAN MAGANG DI PTPN IX (PERSERO) KEBUN SEMUGIH MOGA PEMALANG (QUALITY CONTROL) Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia merupakan suatu sumber daya alam yang harus

I. PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia merupakan suatu sumber daya alam yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam Indonesia merupakan suatu sumber daya alam yang harus dijaga kelestariannya. Salah satunya dibidang perkebunan yang merupakan sektor perluasan dari bidang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Karakteristik Mesin Open Top Roller Pada Produksi Teh Hijau Di PT. Mitra Kerinci Kebun Liki Kabupaten Solok Selatan

KATA PENGANTAR Karakteristik Mesin Open Top Roller Pada Produksi Teh Hijau Di PT. Mitra Kerinci Kebun Liki Kabupaten Solok Selatan KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat serta karunia-nya penulis telah dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dengan judul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam masa krisis ekonomi dewasa ini. Sektor ini membawa dampak positif ganda. Pertama, peningkatan subsitusi impor

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH BAB II IDENTIFIKASI MASALAH A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Pendirian Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IV pada tahun 1871 yang terletak di Desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA BAB II TINJAUAN UMUM PERKEBUNAN TEH DI INDONESIA 2.1. Sejarah Perkebunan Teh di Indonesia Pengenalan tanaman teh di Indonesia dimulai sejak Andreas Cleyer tiba di Batavia di tahun 1686. Negara Indonesia

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. SUSU BUBUK Menurut Chandan (1997), susu segar secara alamiah mengandung 87.4% air dan sisanya berupa padatan susu sebanyak (12.6%). Padatan susu terdiri dari lemak susu (3.6%)

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan 0 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi merupakan hal yang sangat penting. Teknologi merupakan salah satu hal yang perkembangannya sangat pesat di dunia terutama di bidang manufaktur.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Kimia dan Laboratorium Biondustri TIN IPB, Laboratorium Bangsal Percontohan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN Kebun Cisaruni merupakan salah satu unit kebun dari 45 unit yang ada di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jl. Sindangsirna

Lebih terperinci

8. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan

8. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan 8. LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Pendahuluan Bahan Subtitusi Pengeringan Subtitusi nanas Parameter Bonggol Daging nanas buah nanas Sangrai Oven 75% 50% 25% Overall 2,647 2,653 2,513 2,787 2,880 2,760

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Maksud penelitian, (5) Manfaat penelitian, (6) Kerangka Berpikir, (7) Hipotesa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses TINJAUAN PUSTAKA Teh (Camelia sinensis L) Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari tanaman teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses pengolahan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman teh (Camellia Sinensis (L) O. Kuntze) merupakan tumbuhan hijau yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara dan 95 o -105

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg. 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning Kandungan Gizi Kalori Protein Lemak Hidrat arang Kalsium Fosfor Zat besi Vitamin A Vitamin B 1 Vitamin

Lebih terperinci