BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya adalah mencari lokasi dan alamat outlet penjualan roti tawar citarasa bakery yang diantarkan oleh Samsudin yang merupakan sales roti tawar KMBU yang telah bekerja sejak Tanggal 17 April Data yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu rute pendistribusian yang dilakukan oleh sales roti tawar citarasa bakery. Pendistribusian roti tawar citarasa bakery dibagi menjadi dua wilayah diantaranya adalah wilayah Bontang yang jadwal pendistribusiannya dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat, sedangkan untuk hari Selasa, Kamis, dan Sabtu merupakan jadwal pendistribusian wilayah Loktuan. KMBU hanya menyediakan satu kendaraan untuk pendistribusian roti tawar citarasa bakery ke setiap outlet, kendaraan yang digunakan adalah mobil kijang LX, dengan status kepemilikan KMBU. Kode kendaran tersebut adalah KMBU.04 dengan nomor polisi KT 1835 DE. Pengukuran jarak tempuh dari lokasi awal yaitu depot (dapur citarasa bakery) keseluruh tempat pendistribusian outlet dan jarak antar lokasi outlet. Pengukuran jarak antar lokasi outlet dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu odometer yang ada pada motor Honda Blade dan menggunakan wikimapia untuk menentukan titik lokasi depot dan outlet. Berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti melakukan perhitungan jarak yang ditempuh oleh sales roti tawar citarasa bakery dari lokasi awal pendistribusian ke setiap outlet dan jarak antar outlet, sehingga terbentuk sebuah rute pendistribusian yang optimal dengan menggunakan metode nearest neighbour. Data yang diamati dalam penelitian ini adalah data pada Hari Kamis, 22 Mei 2014 dengan rute pendiastribusian di wilayah Loktuan. Jadwal pendistribusian roti tawar citarasa bakery rutin dilakukan setiap hari dari jam WITA. 21

2 4.1.1 Data Outlet Roti Tawar Citarasa Bakery Data outlet yang digunakan adalah data bulan Mei 2014 dengan asumsi tidak terdapat perubahan daftar nama dan alamat outlet selama penelitian. Data ini diperlukan guna untuk mengetahui jumlah titik yang harus dilalui pada rute distribusi dan untuk menentukan titik-titik lokasi yang akan dikunjungi sehingga proses penentuan rute distribusi dengan menggunakan metode nearest neighbour dapat dilakukan dengan baik. Data outlet roti tawar citarasa bakery dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Data outlet roti tawar citarasa bakery No. Nama Alamat Kode 1 Depot Komplek Kopkar PKT A 2 Menjangan Mart Jalan Menjangan B 3 Lavender Mart Jalan Slamet Riadi C 4 Rifky Jalan Kapal Pinisi 7 D 5 Nova Jalan Kapal Pinisi 7 E 6 Cinta Damai Jalan Kapal Pinisi 7 F 7 Nabila Jalan Kapal Pinisi 7 G 8 Latifah Jalan R.E Martadinata H 9 King Snack Jalan R.E Martadinata I 10 H. Badak Jalan R.E Martadinata J 11 Suharni Jalan Slamet Riadi K 12 Sudi Mampir Jalan R.E Martadinata L 13 H. Ismail Jalan Slamaet Riadi M 14 Hasni BSD N 15 Kahar BSD O 16 Mama Idam Guntung P 17 Romas Guntung Q Dapur roti tawar citarasa bakery KMBU berlokasi di jalan Catelya, Kompleks Pujasera Koperasi Pupuk Kaltim Kota Bontang, dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut: Gambar 4.1 Lokasi dapur roti tawar citarasa bakery KMBU 22

3 4.1.2 Data Titik Koordinat Garis Khayal Bumi dan Koordinat Cartesius Pada penelitian ini, jarak yang diukur menggunakan jarak aktual. Pengukuran jarak dilakukan dengan bantuan odometer pada kendaraan motor Honda Blade. Jarak bolakbalik kendaraan dari depot ke outlet dan sebaliknya maupun jarak antar outlet tidak selalu sama, dikarenakan pada kondisi aktual terdapat jalan-jalan yang dapat dilewati maupun jalan yang tidak dapat dilewati. Acuan tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan sales roti tawar citarasa bakery yang sangat mengetahui lokasi dan jalur jalan raya yang dilewati dari masing-masing outlet yang menjadi pelanggan dari KMBU. Selain data jarak, dilakukan pula pengumpulan data letak lokasi depot maupun outlet berdasarkan koordinat garis khayal bumi (garis bujur timur (BT) dan garis lintang selatan (LS)). Data koordinat untuk seluruh lokasi disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Data lokasi berdasarkan garis khayal bumi No Kode Outlet Nama Outlet Koordinat-BT Koordinat-LS 1 A Depot ,45 0.8,33 2 B Menjangan Mart ,16 0.8,49 3 C Lavender Mart ,9 0.10,13 4 D Rifky , ,15 5 E Nova , ,21 6 F Cinta Damai , ,19 7 G Nabila , ,20 8 H Latifah , ,9 9 I King Snack , ,7 10 J H. Badak , ,5 11 K Suharni , ,13 12 L Sudi Mampir , ,9 13 M H. Ismail , ,10 14 N Hasni ,38 0.9,1 15 O Kahar ,39 0.9,2 16 P Mama Idam , ,24 17 Q Romas , ,26 Setelah diketahui lokasi depot maupun outlet-outlet berdasarkan garis khayal bumi, selanjutnya data koordinat garis khayal bumi tersebut dikonversikan ke dalam koordinat- 23

4 X maupun koordinat-y, dengan lokasi depot (117.27,45 BT; 0.8,33 LS ) sebagai titik pusat (0,0). Dengan menggunakan Persamaan 2.1 dan 2.2 maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: 1. Pengukuran koordinat-x lokasi outlet B (Menjangan Mart) yaitu: X1 = BT2 BT1 =117.28, ,45 = 0,71 2. Pengukuran koordinat-x lokasi outlet C (Lavender Mart) yaitu: X2 = BT3 BT1 = , ,45 = 1,45 3. Pengukuran koordinat-x lokasi outlet D (Tk. Rifky) yaitu: X3 = BT4 BT1 = , ,45 = 0,99 4. Pengukuran koordinat-y lokasi outlet B (Menjangan Mart) yaitu: Y1 = LS1 LS2 = 8,33 8,49 = -0,16 5. Pengukuran koordinat-y lokasi outlet C (Lavender Mart) yaitu: Y2 = LS1 LS3 = 8,33 10,13 = -1,80 6. Pengukuran koordinat-y lokasi outlet D (Tk. Rifky) yaitu: Y3 = LS1 LS4 = 8,33 10,15 = -1,82 Perhitungan yang sama dilanjutkan untuk penentuan seluruh lokasi lainnya guna mengkonversikan letak lokasi ke dalam bentuk koordinat cartesius tersebut 24

5 menggunakan Persamaan 2.1 dan Persamaan 2.2 yang disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Letak lokasi berdasarkan koordinat cartesius No Kode Nama Outlet Koordinat-X Koordinat-Y 1 A Depot 0,00 0,00 2 B Menjangan Mart 0,71-0,16 3 C Lavender Mart 1,45-1,80 4 D Rifky 0,99-1,82 5 E Nova 0,99-1,88 6 F Cinta Damai 1,00-1,86 7 G Nabila 1,00-1,87 8 H Latifah 1,09-2,57 9 I King Snack 1,10-2,37 10 J H. Badak 1,13-2,17 11 K Suharni 0,94-1,80 12 L Sudi Mampir 1,07-2,57 13 M H. Ismail 0,94-1,77 14 N Hasni 0,93-0,77 15 O Kahar 0,94-0,87 16 P Mama Idam 0,88-2,91 17 Q Romas 0,90-2,93 Selanjutnya, letak seluruh lokasi berdasarkan Tabel 4.3 tersebut kemudian digambarkan ke dalam sebuah scatter diagram yang berfungsi untuk menunjukkan letak lokasi depot maupun seluruh outlet yaitu ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut ini: 25

6 Gambar 4.2 Pemetaan wilayah lokasi depot dan outlet 26

7 Setelah dilakukan pemetaan untuk seluruh lokasi, baik depot maupun outlet-outlet ke dalam sebuah peta, kemudian dilakukan pembentukan rute berdasarkan metode nearest Neighbour Data Jarak Dari Lokasi Awal Pendistribusian ke Outlet Pengamatan dan pengambilan jarak yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan jarak secara langsung ke lapangan dari satu titik lokasi ke titik lokasi yang lainnya sehingga diperoleh jarak tempuh untuk seluruh lokasi outlet. Pengamatan dan pengambilan jarak yang pertama kali dilakukan adalah mengukur jarak dari lokasi awal pendistribusian ke alamat dari masing-masing outlet yang menerima roti tawar citarasa bakery dari sales roti bernama Samsudin. Berdasarkan pengukuran jarak yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengukur jarak yang terdapat pada kendaraan yang digunakan pada saat melakukan penelitian yakni sepeda motor Honda Blade, diperoleh jarak dari lokasi awal pendistribusian ke lokasi outlet untuk masing-masing wilayah pendistribusian. Hasil perhitungan jarak dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Data jarak dari lokasi awal pendistribusian ke outlet Dari Ke Jarak (Km) Depot Menjangan Mart 1,9 Depot Lavender Mart 3,3 Depot Rifky 4,5 Depot Nova 4,6 Depot Cinta Damai 4,6 Depot Nabila 4,6 Depot Latifah 4,7 Depot King Snack 5,0 Depot H. Badak 4,9 Depot Suharni 4,1 Depot Sudi Mampir 4,6 Depot H. Ismail 4,2 Depot Hasni 2,9 Depot Kahar 3,3 Depot Mama Idam 6,7 Depot Romas 6,8 27

8 4.1.4 Data Jarak Antara Masing-masing Outlet Pengukuran jarak selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengukur jarak antara masing-masing outlet yang menerima roti tawar citarasa bakery dari sales roti bernama Samsudin. Pengukuran jarak ini diperlukan untuk mengetahui urutan rute yang akan terbentuk berdasarkan jarak tempuh terdekat dari suatu lokasi tertentu dengan menggunakan metode nearest neighbour. Hasil pengukuran jarak yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengukur jarak yang terdapat pada kendaraan yang digunakan pada saat melakukan penelitian yaitu sepeda motor Honda Blade, hasil perhitungan jarak dari outlet Menjangan Mart kepada outlet lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Jarak dari outlet Menjangan Mart kepada outlet lainnya Dari Ke Jarak (Km) Menjangan Mart Lavender Mart 3,0 Menjangan Mart Rifky 4,2 Menjangan Mart Nova 4,3 Menjangan Mart Cinta Damai 4,3 Menjangan Mart Nabila 4,3 Menjangan Mart Latifah 4,5 Menjangan Mart King Snack 5,0 Menjangan Mart H. Badak 4,9 Menjangan Mart Suharni 3,8 Menjangan Mart Sudi Mampir 4,4 Menjangan Mart H. Ismail 3,9 Menjangan Mart Hasni 1,6 Menjangan Mart Kahar 2,0 Menjangan Mart Mama Idam 6,2 Menjangan Mart Romas 6,3 Tabel di atas yaitu merupakan salah satu dari tabel jarak antara masing-masing outlet yang digunakan untuk melihat dan menentukan jarak terdekat antar tiap-tiap lokasi satu ke lokasi lainnya, unutk tabel jarak antara masing-masing lokasi outlet lainnya dapat dilihat pada lampiran 2. 28

9 4.1.5 Matriks Jarak Berdasarkan data jarak dari lokasi awal pendistribusian ke seluruh outlet maupun jarak antara masing-masing outlet, maka diperoleh matriks jarak antar semua titik lokasi distribusi yang ada. Adapun matriks jarak antar semua titik lokasi distribusi dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Matriks jarak antar semua titik lokasi outlet A B C D E F G H I J K L M N O P Q A - 1,9 3,3 4,5 4,6 4,6 4,6 4,7 5,0 4,9 4,1 4,6 4,2 2,9 3,3 6,7 6,8 B 1,9-3,0 4,2 4,3 4,3 4,3 4,5 5,0 4,9 3,8 4,4 3,9 1,6 2,0 6,2 6,3 C 3,3 3,0-1,2 1,3 1,3 1,3 1,5 2,0 1,9 0,8 1,4 0,9 4,6 5,0 3,2 3,3 D 4,5 4,2 1,4-0,1 0,1 0,1 0,3 0,7 0,6 0,4 0,2 0,5 5,2 5,6 2,3 2,4 E 4,6 4,3 1,5 0,1-0,1 0,1 0,4 0,8 0,7 0,5 0,3 0,6 5,3 5,7 2,2 2,3 F 4,6 4,3 1,5 0,1 0,1-0,1 0,4 0,8 0,7 0,5 0,3 0,6 5,3 5,7 2,2 2,3 G 4,6 4,3 1,5 0,1 0,1 0,1-0,4 0,8 0,8 0,5 0,3 0,6 5,3 5,7 2,2 2,3 H 4,9 4,7 1,7 0,4 0,5 0,5 0,5-0,5 0,4 0,8 0,2 0,9 5,7 6,1 2,9 3,0 I 4,7 4,7 1,6 0,5 0,6 0,6 0,6 0,4-0,3 0,6 0,2 0,7 5,4 5,8 2,7 2,8 J 4,8 4,8 1,9 0,6 0,7 0,7 0,7 0,5 0,1-0,7 0,3 0,8 5,5 5,9 2,8 2,9 K 4,1 3,8 0,9 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,9 0,8-0,8 0,1 4,8 5,2 2,7 2,8 L 4,4 4,2 1,5 0,2 0,3 0,3 0,3 0,1 0,5 0,4 0,5-0,6 5,2 5,6 2,5 2,6 M 4,2 3,9 1,0 0,5 0,6 0,6 0,6 0,6 1,0 0,9 0,1 0,6-4,9 5,3 2,8 2,9 N 2,9 1,6 4,9 5,2 5,3 5,3 5,3 5,5 5,7 5,6 4,8 5,2 4,9-0,4 7,8 7,9 O 3,3 2,0 5,0 5,6 5,7 5,7 5,7 5,9 6,0 6,0 5,2 5,6 5,3 0,4-8,2 8,3 P 6,7 6,2 3,2 2,3 2,2 2,2 2,2 2,7 2,9 2,8 2,7 2,7 2,8 7,8 8,2-0,1 Q 6,8 6,3 3,3 2,4 2,3 2,3 2,3 2,8 2,6 2,9 2,8 2,6 2,9 7,9 8,3 0,1 - dengan: A = depot, B = menjangan mart, C = lavender mart, D = rifky, E = nova, F = cinta damai, G = nabila, H = latifah, I = king snack, J = h.badak, K = suharni, L = sudi mampir, M = h. ismail, N = hasni, O = kahar P = mama idam, dan Q = romas. 29

10 Tabel 4.6 diatas menunjukkan hasil bahwa setiap outlet memiliki jarak tempuh pulang dan pergi yang berbeda pada saat pendistribusian dari outlet satu ke outlet lainnya. 4.2 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan salah satu cara penyelesaian masalah untuk menentukan rute pendistribusian yaitu Travelling Salesman Problem (TSP) dengan metode nearest neighbour. Prinsip kerja metode nearest neighbour pada penelitian ini adalah mencari jarak terdekat antara satu lokasi ke lokasi lainnya yang paling terdekat dengan melihat matriks jarak yang telah dibuat sebelumnya Rute Pendistribusian Awal Sistem distribusi roti tawar citarasa bakery yang telah diterapkan oleh KMBU telah memiliki rute tetap, dimana rute ini digunakan oleh sales roti bernama Samsudin selama penelitian. Rute distribusi roti tawar citarasa bakery dimulai dari Depot ( dapur roti tawar citarasa bakery ) menuju ke outlet Menjangan Mart kemudian menuju ke toko Kahar selanjutnya menuju ke Hasni kemudian ke lavender mart setelah itu menuju ke Rifky kemudian dilanjutkan menuju ke Cinta Damai kemudian menuju ke Nabila lalu menuju ke Nova setelah itu ke Mama Idam lalu menuju ke Ramos setelah itu ke Latifah selanjutnya menuju ke H. Badak kemudian dilanjutkan ke King Snack lalu menuju ke Sudi Mampir kemudian ke Suharni setelah itu menuju ke H. Ismail kemudian kembali menuju ke depot (dapur roti tawar citarasa bakery ). Untuk urutan rute yang telah dilalui oleh Samsudin dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini: 30

11 Gambar 4.3 Rute distribusi yang dilakukan sales roti tawar citarasa bakery Gambar 4.3 diatas memiliki rute distribusi dimulai dari A (Depot) B (Menjangan Mart) O (Kahar) - N (Hasni ) C (Lavender Mart) D (Rifky) F (Cinta Damai) G (Nabila) E (Nova) P (Mama Idam)- Q (Ramos) H (Latifah) - J (H. Badak) - I (King Snack) L (Sudi Mampir) K (Suharni) - M (H. Ismail) A (Depot). Total jarak yang ditempuh oleh sales roti tawar citarasa bakery adalah sebagai berikut: 1,9 km + 2,0 km + 0,4 km + 4,9 km + 1,2 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km +2,2 km + 0,1 km + 2,8 km + 0,4 km + 0,1 km + 0,2 km + 0,5 km + 0,1 km + 4,2 km = 22,3 km Total jarak yang ditempuh oleh Samsudin yang merupakan sales roti tawar citarasa bakery yaitu sejauh 22,3 km. Rute tersebut merupakan rute yang telah diterapkan Samsudin pada perusahaan KMBU selama melakukan proses proses pendistribusian roti 31

12 tawar citarasa bakery menuju ke lokasi masing-masing outletnya. Dari rute yang telah diterapkan tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menggunakan metode nearest neighbour untuk menentukan rute yang optimal atau jarak terdekat antar lokasi yang kemudian akan dihitung total dari keseluruhan jarak yang ditempuh oleh sales roti tawar citarasa bakery tersebut dan kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan total jarak tempuh dengan menggunakan metode nearest neighbour Perhitungan Rute Distribusi Alternatif Hasil pengumpulan data yang diperoleh yaitu jarak dari depot menuju outlet ataupun sebaliknya dari outlet. Dari data tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan rute distribusi yang optimal dengan menggunakan metode nearest neighbour dengan melihat nilai jarak terpendek dari masing-masing lokasi outlet dimulai dari depot yang menjadi lokasi awal dari rute pendistribusian sales roti tawar citarasa bakery. Proses pengolahan data untuk menentukan rute distribusi sales roti tawar citarasa bakery dengan menggunakan metode nearest neighbour dapat dilihat sebagai berikut: 1. Menentukan Outlet Terdekat dari Lokasi Awal Pendistribusian Langkah awal yang dilakukan dalam menyusun rute distribusi dengan menggunakan metode nearest neighbour adalah dengan menentukan titik awal rute, dimana pada penelitian ini yang menjadi titik awal rute distribusi adalah lokasi awal pendistribusian roti tawar citarasa bakery sendiri. Setelah menetapkan lokasi awal pendistribusian sebagai titik awal rute, langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi outlet yang memiliki jarak terdekat dengan lokasi awal pendistribusian. Berdasarkan tabel jarak di atas, maka outlet yang memiliki jarak terdekat dari lokasi awal pendistribusian adalah Menjangan mart dengan jarak tempuh sebesar 1,9 km. 2. Menentukan Lokasi Outlet Selanjutnya Langkah selanjutnya adalah menentukan outlet selanjutnya yang memiliki nilai jarak tempuh terpendek dari lokasi tersebut. Langkah ini dilakukan terus menerus hingga semua outlet masuk dalam penyusunan rute yang ingin dibentuk. Berdasarkan nilai jarak tempuh pada tabel jarak yang terdapat pada Tabel 4.5 diatas, jarak antar outlet, terdapat beberapa lokasi yang memiliki lokasi terdekat yang lebih dari satu 32

13 lokasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penentuan rute alternatif yang dapat terbentuk dengan menggunakan jarak terpendek dari semua outlet. Alternatif rute yang telah dilakukan berdasarkan jarak terdekat antar outlet adalah sebagai berikut: 1. Rute 1 Alternatif rute yang pertama adalah sebagai berikut: A B N O C K M D E F G L H J I P Q A Total jarak tempuh = 1,9 km + 1,6 km + 0,4 km + 5,0 km + 0,8 km + 0,1 km + 0,5 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,3 km + 0,1 km + 0,4 km + 0,1 km + 2,7 km + 0,1 km + 6,8 km = 21,1 km 2. Rute 2 Alternatif rute yang kedua adalah sebagai berikut: A B N O C K M D E G F L H J I P Q A Total jarak tempuh = 1,9 km + 1,6 km + 0,4 km + 5,0 km + 0,8 km + 0,1 km + 0,5 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,3 km + 0,1 km + 0,4 km + 0,1 km + 2,7 km + 0,1 km + 6,8 km = 21,1 km 3. Rute 3 Alternatif rute yang ketiga adalah sebagai berikut: A B N O C K M D F E G L H J I P Q A Total jarak tempuh = 1,9 km + 1,6 km + 0,4 km + 5,0 km + 0,8 km + 0,1 km + 0,5 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,3 km + 0,1 km + 0,4 km + 0,1 km + 2,7 km + 0,1 km + 6,8 km = 21,1 km 4. Rute 4 Alternatif rute yang keempat adalah sebagai berikut: A B N O C K M D F G E L H J I P Q A 33

14 Total jarak tempuh = 1,9 km + 1,6 km + 0,4 km + 5,0 km + 0,8 km + 0,1 km + 0,5 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,3 km + 0,1 km + 0,4 km + 0,1 km + 2,7 km + 0,1 km + 6,8 km = 21,1 km 5. Rute 5 Alternatif rute yang kelima adalah sebagai berikut: A B N O C K M D G F E L H J I P Q A Total jarak tempuh = 1,9 km + 1,6 km + 0,4 km + 5,0 km + 0,8 km + 0,1 km + 0,5 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,3 km + 0,1 km + 0,4 km + 0,1 km + 2,7 km + 0,1 km + 6,8 km = 21,1 km 6. Rute 6 Alternatif rute yang kenam adalah sebagai berikut: A B N O C K M D G E F L H J I P Q A Total jarak tempuh = 1,9 km + 1,6 km + 0,4 km + 5,0 km + 0,8 km + 0,1 km + 0,5 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,3 km + 0,1 km + 0,4 km + 0,1 km + 2,7 km + 0,1 km + 6,8 km = 21,1 km Dengan menggunakan cara yang sama pada semua kemungkinan rute alternatif yang dapat terbentuk, pada penelitian ini diperoleh sebanyak 6 rute alternatif. Total jarak tempuh keenam rute alternatif dengan perhitungan menggunakan metode nearest neighbour yaitu sejauh 21,1 km. Rute tersebut merupakan rute yang telah dihitung oleh peneliti menggunakan metode nearest neighbour. Adapun salah satu rute alternatif yang dapat digunakan untuk mendistribusikan roti tawar citarasa bakery dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini: 34

15 Gambar 4.4 Rute alternatif dengan metode nearest neighbour Gambar 4.4 di atas merupakan salah satu dari enam alternatif rute yang dapat digunakan untuk mendistribusikan roti tawar citarasa bakery. Untuk kelima rute alternatif yang lainnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil perhitungan yang diperoleh pada total jarak tempuh yang dilalui oleh seorang sales roti tawar citarasa bakery dan total jarak tempuh yang dilalui peneliti dengan menggunakan metode nearest neighbour, maka akan dihitung persentase penghematan total jarak tempuh keduannya sebagai berikut: Total Jarak Rute Awal-Total Jarak Rute Terpilih Persentase Penghematan Jarak = x 100% Total Jarak Rute Awal 22,3 km 21,1 km Persentase Penghematan Jarak = x 100% 22,3 km = 5,38 % 35

16 Berdasarkan perhitungan persentase penghematan jarak yang telah dihitung yaitu didapatkan persentase sebesar 5,38 %. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terlalu jauh perbedaan antara total jarak antara rute yang diterapkan sales roti tawar citarasa bakery dengan rute yang dihitung peneliti dengan menggunakan metode nearest neighbour. 4.3 Analisa Data Berdasarkan hasil pengolahan data jarak tempuh antar outlet roti tawar citarasa bakery dengan menggunakan metode nearest neighbour, maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut: 1. Rute yang Diterapkan oleh Sales Roti Tawar Citarasa Bakery Gambar 4.3 tanpak jelas bahwa rute yang diterapkan oleh sales roti tawar citarasa bakery masih belum optimal karena masih terdapat outlet yang seharusnya disinggahi yaitu dari outlet Menjangan Mart menuju ke Hasni kemudian ke Kahar, dan dari outlet Lavender Mart ke Suharni kemudian ke H. Ismail yang seharusnya disinggahi karena memiliki jarak terdekat, namun sales roti tersebut melewatinya untuk menuju ke outlet selanjutnya, hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip metode nearest neighbour yang diperoleh dengan cara selalu menuju ke outlet yang jaraknya paling dekat dengan outlet yang telah dilewati sebelumnya. 2. Rute Alternatif Hasil perhitungan dengan menggunakan metode nearest neighbour diperoleh enam rute alternatif, karena terdapat beberapa jarak antara outlet satu ke outlet lain sama. Outlet tersebut adalah Cinta Damai, Nova dan Nabila, sehingga keenam rute alternatif tersebut memiliki jarak tempuh yang sama yaitu sebesar 21,1 km. Parameter yang diukur dalam metode nearest neighbour adalah jarak, sehingga keenam alternatif rute distribusi roti tawar citarasa bakery yang terbentuk dapat digunakan oleh sales roti tersebut. Letak perbedaan dari keenan rute alternatif diatas terdapat pada rute yang dimulai dari Rifky ke masing-masing outlet yaitu Cinta Damai, Nova dan Nabila. sehingga dari keenam rute alternatif tersebut akan ditentukan satu rute yang dapat memberikan solusi yang optimal. Dimana soulusi optimal tersebut diartikan sebagai pencarian atau penyelesaian masalah yang baik dalam penentuan rute yang paling tepat. Sehingga dilakukan analisa untuk masing-masing rute alternatif yang telah 36

17 terbentuk diantaranya adalah rute alternatif 1, 2, 3, 5, dan 6. Kelima rute alternatif ini dapat digunakan dalam proses pendistribusian roti tawar citarasa bakery namun belum optimal karena rute yang dilewati terdapat persimpangan jalan yang dapat membuat mobil berhenti dikarenakan harus menyeberang jalan untuk ke outlet selanjutnya. Sedangkan rute yang dapat memberikan solusi optimal dalam proses pendistribusian roti tawar citarasa bakery adalah rute alternatif 4, dimana rute yang terbentuk dimulai dari Depot Menjangan Mart Hasni Kahar Lavender Mart Suharni H. Ismail Rifky Cinta Damai Nabila Nova Sudi Mampir Latifah H. Badak King Snack Mama Idam Romas Depot. Meskipun pada rute Rifky Cinta Damai Nova Nabila terdapat persimpangan jalan, namun mobil dapat langsung berjalan tanpa harus berhenti untuk menyeberang jalan, karena rute dari Rifky ke Cinta Damai lalu ke Nabila kemudian ke Nova merupakan rute jalan yang melewati persimpangan jalan yang dapat langsung belok ke kiri karena sesuai dengan lajur kendaraan. Hasil perhitungan total jarak tempuh rute distribusi roti tawar citarasa bakery yang dipeorleh lebih kecil, maka waktu pendistribusian roti tawar citarasa bakery akan lebih cepat dan dihasilkan pula waktu tersingkat untuk mencapai tujuan. Karena total jarak tempuh yang berbanding lurus dengan waktu tempuh. 3. Perbandingan Total Jarak Tempuh Rute Hasil yang didapatkan dari perhitungan total jarak tempuh yang telah diterapkan seorang sales roti tawar citarasa bakery yaitu sejauh 22,3 km, persentase antara total jarak yang diterapkan oleh sales roti tawar citarasa bakery dengan metode nearest neighbour yaitu sebesar 5,38 %. Hal itu menunjukkan bahwa total jarak yang telah diterapkan sales roti tawar citarasa bakery pada saat ini masih diperlukan perbaikan, untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada outlet roti tawar citarasa bakery. 37

Penerapan Metode Nearest Neighbour Untuk Menentukan Rute Distribusi Roti Tawar Citarasa Bakery PT KMBU Bontang

Penerapan Metode Nearest Neighbour Untuk Menentukan Rute Distribusi Roti Tawar Citarasa Bakery PT KMBU Bontang Penerapan Metode Nearest Neighbour Untuk Menentukan Rute Distribusi Roti Tawar Citarasa Bakery PT KMBU Bontang Aswar, Wahyuda, Muriani Emelda Isharyani Teknik Industri Universitas Mulawarman Samarinda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Profil Perusahaan PT Kaltim Multi Boga Utama atau yang sering disebut KMBU merupakan anak perusahaan PT Pupuk Kaltim yang bergerak dalam jasa Boga. KMBU didirikan pada Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan operasional pendistribusian suatu produk dilakukan menyusun jadual dan menentukan rute. Penentuan rute merupakan keputusan pemilihan jalur terbaik sebagai upaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Penelitian ini dilakukan di PT. Tirta Makmur Perkasa yang beralamat di Jalan Telaga Sari RT. 36 No. 4B Martadinata, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan BAB III PEMBAHASAN Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan Algoritma Genetika dan Metode Nearest Neighbour pada pendistribusian roti di CV. Jogja Transport. 3.1 Model Matetematika

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir. Metodologi digunakan untuk mengarahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos.

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. Berdiri sejak 15 Desember 1999, menjadi suplemen Jawa Pos. Perkembangan Radar Malang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan optimisasi merupakan permasalahan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Proses distribusi barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN RISET

BAB III KEGIATAN RISET BAB III KEGIATAN RISET 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di PT. Tirta Makmur Perkasa, Jalan Telaga Sari RT. 36 No. 4B Martadinata, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. 3.2 Waktu Penelitian Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DEFINISI DAN ISTILAH... xii ABSTRAKSI... xvi

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI TEH BOTOL MENGGUNAKAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) UNTUK MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI TEH BOTOL MENGGUNAKAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) UNTUK MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI TEH BOTOL MENGGUNAKAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) UNTUK MINIMASI BIAYA DISTRIBUSI Fahmi Fuadi Al Akbar; Sumiati Prodi Teknik Industri, FTI-UPNV Jawa Timur E-mail :

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR Dian Kurniawati Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta dian_kurniawati83@yahoo.com Agus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi yang harus dikeluarkan dalam proses pendistribusian.

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi yang harus dikeluarkan dalam proses pendistribusian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendistribusian barang adalah kegiatan yang tidak pernah lepas dari kehidupan. Jarak yang jauh serta penyebaran masyarakat yang meluas menjadi salah satu alasan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang bergerak dalam industri minuman kemasan. Minuman dalam kemasan botol adalah salah satu produk dari perusahaan tersebut. PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Tirta Makmur Perkasa adalah perusahaan di bawah naungan Indofood yang bertugas mendistribusikan produk air mineral dalam kemasan dengan merk dagang CLUB di Kota

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk

HALAMAN PENGESAHAN. Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk HALAMAN PENGESAHAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL DISTRIBUSI MINUMAN RINGAN DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) (Studi Kasus di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java) Tugas Akhir ini telah diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 pendahuluan ini berisikan tentang apa-apa saja yang menjadi latar belakang permasalahan yang terjadi pada distribusi pengiriman produk pada distributor PT Coca Cola, posisi penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah produsen seringkali bekerja sama dengan retailer-retailer guna memasarkan produk-produknya. Kerja sama ini dilakukan guna memperluas cakupan wilayah pemasarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penulis mengambil studi kasus pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi minuman berisotonik yang terletak di daerah Bojonegoro. Perusahaan tersebut

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang LPG merupakan bahan bakar berupa gas yang dicairkan (Liquified Petroleum Gasses) dan merupakan produk minyak bumi yang ramah lingkungan dan banyak digunakan oleh rumah

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pengiriman barang, pemilihan jalur yang tepat sangat penting dalam meminimalkan biaya dan waktu pengiriman barang. Penggunaan teknologi dapat membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Distribusi 2.1.1 Definisi Transportasi dan Distribusi Menurut Pujawan dan Mahendrawati (2010), transportasi dan distribusi adalah suatu produk yang berpindah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PENENTUAN AREA DAN RUTE SALESMAN DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI KEDELAI BU ADE

USULAN PERBAIKAN PENENTUAN AREA DAN RUTE SALESMAN DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI KEDELAI BU ADE USULAN PERBAIKAN PENENTUAN AREA DAN RUTE SALESMAN DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI KEDELAI BU ADE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Oleh Marsela

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai salah satu bidang ilmu yang tergolong baru, saat ini telah mampu menyelesaikan masalah routing, baik untuk masalah pencarian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Graf merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang dapat digunakan dalam membantu persoalan diberbagai bidang seperti masalah komunikasi, transportasi, distribusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cabang distributor dari perusahaan manufaktur yang. memproduksi sandal bermerek Zandilac. Dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cabang distributor dari perusahaan manufaktur yang. memproduksi sandal bermerek Zandilac. Dalam menjalankan usahanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PD. Karunia (Zandilac) adalah perusahaan perdagangan yang merupakan cabang distributor dari perusahaan manufaktur yang memproduksi sandal bermerek Zandilac.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekanbaru adalah ibukota Provinsi Riau dan kota terbesar di Provinsi Riau. Kebanyakan orang hanya mengenal Pekanbaru sebagai penghasil minyak dan gas saja.

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI DI CV.

PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI DI CV. PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN NEAREST NEIGHBOUR PADA PENDISTRIBUSIAN ROTI DI CV. JOGJA TRANSPORT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem transportasi memegang peran penting dalam masalah pendistribusian, karena harus menjamin mobilitas produk di antara berbagai sistem dengan efisiensi tinggi

Lebih terperinci

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG)

MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 23374349 MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Putri Mety Zalynda Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya Traveling salesman problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang telah sering diangkat dalam berbagai studi kasus dengan penerapan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan terhadap konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pengolahan Data Harian Divisi operasional di JNE Logistics and Distribution bertanggung jawab untuk memastikan bahwa komoditas dari vendor-vendor yang memakai jasa JNE Logistics

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PATROLI SEKURITI OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN INSERTION (STUDI KASUS: SOUTH PROCESSING UNIT PT.

PENENTUAN RUTE PATROLI SEKURITI OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN INSERTION (STUDI KASUS: SOUTH PROCESSING UNIT PT. Vol. 13 No. 1 (2017) Hal. 1-9 p-issn 1858-3075 e-issn 2527-6131 PENENTUAN RUTE PATROLI SEKURITI OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN INSERTION (STUDI KASUS: SOUTH PROCESSING UNIT PT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini ada di PT. Citra Cahaya Gasindo yaitu sebagai agen resmi tabung gas LPG 3 Kg yang berada di Jl. Raya Pematang Reba Pekan Heran

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram BAB 5 ANALISIS DATA Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pembuatan Influence Diagram, pembuatan model matematis, pembuatan rute pengiriman, pembuatan lembar kerja elektronik, penentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencarian rute terpendek merupakan masalah dalam kehidupan sehari-hari, berbagai kalangan menemui masalah yang sama dalam pencarian rute terpendek (shortest path) dengan

Lebih terperinci

OPTIMASI SISTEM DISTRIBUSI PADA DISTRIBUTOR SEPEDA DI PD. TRIJAYA SEMARANG

OPTIMASI SISTEM DISTRIBUSI PADA DISTRIBUTOR SEPEDA DI PD. TRIJAYA SEMARANG OPTIMASI SISTEM DISTRIBUSI PADA DISTRIBUTOR SEPEDA DI PD. TRIJAYA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri VINCENTIA ADELINA HARTONO 11

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu bertambah disetiap tahunnya. Hal ini dapat menimbulkan semakin. memperoleh keuntungan yang maksimal, maka diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu bertambah disetiap tahunnya. Hal ini dapat menimbulkan semakin. memperoleh keuntungan yang maksimal, maka diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan perekonomian di Indonesia semakin meningkat, ditandai dengan banyaknya jumlah pabrik dan perusahaan yang selalu bertambah disetiap tahunnya. Hal

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh:

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh: 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR COMPANY (MN 091482) NAME ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh: M. Imam Wahyudi N.R.P. 4105 100

Lebih terperinci

SKRIPSI PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS)

SKRIPSI PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS) SKRIPSI PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE TABU SEARCH (STUDI KASUS) OLEH: HENDRA BUCIKA GLEN KADAM 5303013039 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan permasalahan pedagang keliling dalam mencari lintasan terpendek dari semua kota yang dikunjunginya. Dengan syarat kota tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Studi Mobil Penumpang Umum trayek Caruban Ngawi (MPU CN) ini menghubungkan Kota Caruban dan Kota Ngawi. Panjang rute Caruban Ngawi 35 km dan rute arah Ngawi - Caruban 33 km

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat di bidang ilmu dan teknologi dewasa ini menuntut adanya kemampuan manusia dalam mempertimbangkan segala kemungkinan sebelum mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tahun

BAB I PENDAHULUAN Tahun Volume Produksi (Miliyar Liter) BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Air merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi penelitian berperan untuk membantu agar masalah dapat diselesaikan secara lebih terarah dan sistematis. Dalam metodologi penelitian, akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kinerja suatu simpang menurut MKJI 1997 didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara umum dinyatakan dalam kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan atau kebutuhan akan jasa transportasi makin bertambah meningkat dan meluas mengikuti perkembangan zaman dan peradaban manusia. Hal tersebut didasari dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Mulai Studi Pustaka Observasi awal Proposal disetujui Tidak Ya Survei Pendahuluan Pelaksanaan Survei dan Pengumpulan data Rekapitulasi Data Kelengkapan Data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Transportasi merupakan bagian dari distribusi. Ong dan Suprayogi (2011) menyebutkan biaya transportasi adalah salah

Lebih terperinci

2.2.1 Definisi VRP Model Matematis VRP Model Matematis Berbasis Travelling Salesman Problem

2.2.1 Definisi VRP Model Matematis VRP Model Matematis Berbasis Travelling Salesman Problem ABSTRAK Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) merupakan salah satu distributor dan produsen produk olahan susu sapi di Bandung. Pada bulan September 2015, KPSBU melayani 65 pelanggan produk olahan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini akan diuraikan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data hingga terbentuk rute distribusi usulan serta perancangan alat bantu hitung yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

APLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan)

APLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan) APLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan) Hijri Virgiawan, Wahyuda, & Muriani Emelda Isharyani

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat ini objek tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Smartphone sangat mempengaruhi kehidupan keseharian masyarakat masa kini. Dengan berbagai macam fitur dan aplikasi yang terkandung di dalamnya, seperti social media,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. Implementasi dan pengujian dalam merancang program aplikasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. Implementasi dan pengujian dalam merancang program aplikasi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 41 Implementasi Sistem 411 Spesifikasi Hardware dan Software Implementasi dan pengujian dalam merancang program aplikasi penentuan jalur pendistribusian barang ini

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya serta berdasarkan data yang penulis peroleh dari perhitungan sebagaimana yang telah dibahas dalam skripsi ini, maka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP:

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP: 2 STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA Petra Rayu Indrapratama NRP: 0221100 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE PENGIRIMAN TERPENDEK MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIS VRPTW (STUDI KASUS CV. X)

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE PENGIRIMAN TERPENDEK MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIS VRPTW (STUDI KASUS CV. X) SKRIPSI PERENCANAAN RUTE PENGIRIMAN TERPENDEK MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIS VRPTW (STUDI KASUS CV. X) OLEH : ONG SIONG CHIN 5303013006 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA SEMINAR TUGAS AKHIR PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA Masmulki Daniro J. NRP. 3307 100 037 Dosen Pembimbing: Ir. M. Razif, MM Semakin pesatnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lingkup Kawasan Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung. Pemilihan ini didasarkan atas kondisi ruas jalan yang

Lebih terperinci

USULAN MODEL DALAM MENENTUKAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVING MATRIX DI PT SIANTAR TOP, TBK

USULAN MODEL DALAM MENENTUKAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVING MATRIX DI PT SIANTAR TOP, TBK USULAN MODEL DALAM MENENTUKAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVING MATRIX DI PT SIANTAR TOP, TBK TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta semakin meningkat. Banyak pelajar, mahasiswa bahkan wisatawan (mancanegara maupun lokal) yang datang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Supply Chain Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal itu dapat dilihat dari sejarah transportasi di Indonesia. Zaman dahulu orang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan Kota Medan adalah salah satu kota terbesar di Indonesia. Berdasarkan kutipan dari Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No. 56 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Dewasa ini fungsi komputer semakin dibutuhkan, baik bagi perusahaan besar maupun kecil. Adapun fungsi dari komputer itu sendiri adalah mengolah data-data yang ada menjadi

Lebih terperinci

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI

NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI ANALISIS SISTEM ANTRIAN SEPEDA MOTOR PADA SPBU RAWA LUMBU DI BEKASI TIMUR NAMA : ADINDA RATNA SARI NPM : 19211173 DOSEN PEMBIMBING : EDY PRIHANTORO, SS, MMSI Latar Belakang PENDAHULUAN Pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendistribusian adalah kegiatan penyaluran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi yang efektif akan

Lebih terperinci

Tabel 4.25 Matrik Pengalokasian kedalam Rute Pada Hari Kamis...63 Tabel 4.26 Rute Pengiriman Awal Kamis...66 Tabel 4.27 Rute Pengiriman Menggunakan

Tabel 4.25 Matrik Pengalokasian kedalam Rute Pada Hari Kamis...63 Tabel 4.26 Rute Pengiriman Awal Kamis...66 Tabel 4.27 Rute Pengiriman Menggunakan xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN...ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN...iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi MOTTO...vii KATA PENGANTAR...viii

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah seperangkat aturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh para pelaku disiplin. Metodologi juga merupakan analisis

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO Agus Surandono 1, Ardinal Putra Ariya 2 Jurusan Teknik Sipil Universitas Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi persoalanpersoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai penentuan rute optimum. Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah rawan bencana. Dalam dekade terakhir sudah cukup banyak bencana yang melanda negeri ini. Gempa bumi, gunung meletus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN. transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pasar tradisional adalah pasar yang pelaksanaannya bersifat tradisional tempat bertemunya penjual pembeli, terjadinya kesepakatan harga dan terjadinya transaksi setelah

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI ABSTRAK

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI ABSTRAK EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI Agnes Dewi Afriani NRP : 0421008 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci