ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 28

2 ABSTRACT ASTRI ATTI. Risk Factor Analysis of Coronary Heart Disease Using Logistic Regression and CHAID Methods. Under direction of BUNAWAN SUNARLIM and UTAMI DYAH SYAFITRI. Coronary heart disease (CHD) is an anomaly that caused by constriction of artery. CHD is influenced by hypercholesterol, hypertension, diabetes mellitus, smoking, obesity, sport less, genetic, stress, age, and even sex. Logistic regression and CHAID methods were used for describing association between dependent variable and independent variables to categorical data. There are 827 respondents consist of 52% CHD patient and 48% non CHD patient. The goal of this research are to investigate risk factor that influences CHD by logistic regression method, also to know structural association in segmentation observation based on CHD patient or not by CHAID method. And comparing result of classification between them. The result of logistic regression method shows that CHD status are influenced by hypercholesterol, diabetes, body mass index (BMI) and age. CHAID method results that hypercholesterol have the strongest association to CHD, with three segmentations or groups for CHAID. The first group is hypercholesterol sufferer and obese, second is hypercholesterol sufferer with normal or thin body and non hypertension, and the last is non hypercholesterol but suffer diabetes mellitus and male. Total misclassification rate for logistic regression is about 32,8% while CHAID method is about 3,7%. Keywords : logistic regression, chaid, coronary heart disease, misclassification

3 RINGKASAN ASTRI ATTI. Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik dan CHAID. Dibimbing oleh BUNAWAN SUNARLIM dan UTAMI DYAH SYAFITRI. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri. PJK dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya hipertensi, hiperkolesterol, diabetes mellitus, merokok, obesitas, kurang olah raga, riwayat keluarga, stres, umur, dan bahkan kelamin. Metode regresi logistik dan CHAID merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengungkapakan asosiasi antara peubah respon dan peubah penjelas untuk data-data kategorik. Penelitian ini menggunakan 827 responden terdiri atas 52% penderita PJK dan 48% bukan penderita PJK. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk menelusuri faktor risiko yang mempengaruhi PJK dengan menggunakan metode regresi logistik, melihat asosiasi berstruktur dalam pengelompokan pengamatan menurut peubah respon dengan menggunakan metode CHAID, serta membandingkan hasil klasifikasi antara kedua metode. Hasil metode regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi PJK adalah hiperkolesterol, diabetes, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan umur. Sedangkan berdasarkan metode CHAID, faktor yang mempunyai asosiasi paling kuat dengan PJK adalah hiperkolesterol. Dari hasil segmentasi CHAID, diketahui bahwa penderita PJK pada umumnya adalah penderita hiperkolesterol dan tergolong gemuk, juga pada penderita hiperkolesterol yang tergolong normal atau kurus dan tidak menderita hipertensi. Penderita PJK yang lain adalah bukan penderita hiperkolesterol namun menderita diabetes dan berjenis kelamin laki-laki. Total kesalahan klasifikasi untuk metode regresi logistik sekitar 32,8% sedangkan metode CHAID sekitar 3,7%. Kata kunci : regresi logistik, chaid, penyakit jantung koroner, kesalahan klasifikasi

4 ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 28

5 Judul Tesis : Analisis Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik dan CHAID : Kasus di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar NAMA : Astri atti NRP : G55 Disetujui Komisi Pembimbing Ir. Bunawan Sunarlim, M.S Ketua Utami Dyah Syafitri, M.Si Anggota Diketahui Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal Ujian: 4 Mei 28 Tanggal Lulus: Mei 28

6 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian ini adalah analisis faktor risiko penyakit jantung koroner dengan menggunakan metode regresi logistik dan CHAID. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Bunawan Sunarlim, M.S dan Ibu Utami Dyah Syafitri, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak memberi masukan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak dan adik, atas segala doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman Program Studi Statistika IPB atas dukungannya selama pembuatan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Mei 28 Astri Atti

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Makassar pada tanggal Mei 979 dari ayah Haeruddin dan ibu Ramlah. Penulis merupakan putri ke tiga dari lima bersaudara. Tahun 998 penulis lulus dari SMA Negeri 6 Makassar, dan pada tahun yang sama lulus seleksi UMPTN. Penulis menyelesaikan program S di Program Studi Statistika Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 22. Penulis terdaftar pada Program Studi Statistika Sekolah Pascasarjana IPB pada tahun 25. Sejak tahun 23, penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nusa Cendana Kupang.

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL viii I PENDAHULUAN.... Latar Belakang....2 Tujuan Penelitian... 2 II TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Jantung Koroner Analisis Regresi Logistik Pengujian Kesesuaian Model Pereduksian Peubah Interpretasi Koefisien Selang kepercayaan (-α)% bagi π(x) Metode CHAID Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi... 2 III DATA DAN METODE Sumber Data Metode Analisis... 5 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Metode Regresi Logistik Dugaan Identifikasi Orang-orang yang Berpeluang Terkena PJK Metode CHAID Perbandingan Hasil Klasifikasi Regresi Logistik dan Metode CHAID V SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... 27

9 DAFTAR TABEL Halaman Model logistik dengan satu peubah dikotom Klasifikasi respon Pengkodean peubah penjelas kategorik Frekuensi dan persentase responden Hasil analisis regresi logistik model penuh Hasil analisis regresi logistik model Backward Elimination tahap I Hasil analisis regresi logistik model Backward Elimination tahap II Hasil analisis regresi logistik model Backward Elimination tahap III Matriks kovarian... 2 Dugaan peluang terkena PJK berdasarkan peubah penjelas nyata Segmentasi CHAID Klasifikasi metode regresi logistik dan CHAID... 25

10 I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Menurut Rosnah (999), salah satu penyakit yang cenderung meningkat di masyarakat modern adalah penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak dipengaruhi oleh gaya hidup suatu masyarakat. Penyakit jantung koroner cukup berbahaya tetapi dapat dicegah dengan upaya upaya pencegahan mengenai perubahan gaya hidup (Bustan 997). Badan Kesehatan Dunia (WHO), mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal akibat penyakit jantung koroner di seluruh dunia pada tahun 22. Angka ini diperkirakan akan meningkat hingga juta orang pada tahun 22. Badan Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa penyakit jantung koroner dan stroke pada tahun 22 akan menjadi penyebab terbanyak kasus kematian di seluruh dunia, seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat (Fitriani 27). Pada tahun 2 kasus penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Medistra sebanyak 73 kasus, tahun 2 terdapat 58 kasus, sedangkan tahun 22 jumlah kasus PJK sebanyak 23 kasus. Selanjutnya, data penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo tahun 24 sebanyak 336 kasus, tahun 25 sebanyak 3 kasus dan tahun 26 sebanyak 332 kasus (Data morbiditas rekam medik rawat inap dalam Fitriani (27). Menurut Palilati (23), berbagai faktor dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner di antaranya hipertensi, hiperkolesterol, diabetes mellitus, merokok, obesitas, kurang olah raga, riwayat keluarga, stres, umur dan bahkan jenis kelamin. Permasalahan yang kadang dihadapi para peneliti dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang penelitian lain yaitu bagaimana seorang peneliti bisa mengungkapkan keterkaitan atau hubungan antara dua kelompok peubah, yaitu peubah respon dengan sekelompok peubah penjelas termasuk untuk data-data kategorik. Penerapan metode analisis statistika banyak digunakan dalam penelitian berbagai disiplin ilmu seperti pertanian, sosial, dan kesehatan/kedokteran. Regresi logistik dan metode CHAID adalah sebagian dari metode analisis statistika yang ada.

11 2 Dengan adanya berbagai faktor risiko dalam penelitian suatu kasus maka seringkali peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi secara nyata kasus tersebut. Untuk mengungkapkan adanya asosiasi antara peubah respon dan peubah penjelas pada data kategorik, dapat digunakan metode regresi logistik dan metode CHAID. Ture et al. (26) melakukan penelitian dengan menggunakan metode regresi logistik dan metode CHAID pada kasus prestasi akademik yang menyimpulkan bahwa metode CHAID mempunyai kesalahan klasifikasi (misclassification rate) yang lebih kecil (32,3%) dibandingkan metode regresi logistik (35,7%). Penelitian lain dalam membandingkan metode regresi logistik dan CHAID juga dilakukan oleh Gonzales (23) untuk kasus pendengar stasiun radio dan diketahui bahwa kedua metode yang digunakan menghasilkan nilai kesalahan klasifikasi yang hampir sama yaitu untuk metode regresi logistik sebesar 37,92% sedangkan metode CHAID sekitar 38,23%. Dalam penelitian ini akan digunakan metode regresi logistik dan metode CHAID untuk kasus PJK..2. Tujuan Penelitian. Menelusuri faktor risiko yang secara nyata mempengaruhi penyakit jantung koroner dengan menggunakan metode regresi logistik. 2. Melihat asosiasi berstruktur dalam pengelompokan pengamatan menurut peubah respon dengan menggunakan metode CHAID. 3. Membandingkan hasil klasifikasi antara metode regresi logistik dengan metode CHAID.

12 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.. Penyakit Jantung Koroner Menurut Soeharto (24), penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri koronaria yang mengalirkan darah ke otot jantung. Segala macam gangguan penyaluran darah melalui pembuluh darah koronaria yang kurang mencukupi kebutuhan otot jantung dapat terjadi secara mendadak atau menahun. Aliran darah koroner tidak cukup memadai menghantarkan oksigen ke otot jantung karena terjadi gangguan keseimbangan antara oxygen demand dengan oxygen supply. Adanya gangguan keseimbangan kebutuhan oksigen otot jantung adalah salah satu akibat utama atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi koroner menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak pada dindingnya (Selwyn & Braunwald dalam Palilati 23). Penyempitan ini terutama disebabkan oleh menempelnya kolesterol dan lemak pada pembuluh darah jantung dan akibatnya menjadi kaku sebagaimana pembuluh darah di daerah-daerah lainnya. Akibat dari penyempitan ini timbul kekurangan zat pembakar dan zat makanan pada jantung. Penyempitan pembuluh darah koroner ini berkaitan dengan usia sehingga bertambahnya usia maka mulailah terjadi perubahan-perubahan pada lapisan pembuluh darah yang berfungsi membawa darah ke jantung. Menurut Bustan (997), timbulnya penyakit jantung koroner walaupun nampak mendadak, sebenarnya melalui perlangsungan lama (khronik). Terjadinya penyakit jantung koroner berkaitan dengan suatu gangguan mengenai pembuluh darah yang disebut atherosklerosis. Hal ini berarti menyebabkan gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung. Keadaan ini akan menimbulkan apa yang disebut iskemia miokard atau penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner sudah meluas di seluruh dunia bukan saja terjadi pada golongan tua tetapi juga pada golongan umur yang relatif muda. Atherosklerosis tidak timbul secara spontan, melainkan berlangsung sejak masa kanak-kanak. Akan tetapi, proses degeneratif berlangsung secara terus menerus setelah 2-4 tahun dan plak yang semakin besar dapat menginfasi saluran arteri

13 4 dan menghambat suplai darah. Akibat dari suplai darah arteri ke arteri koronaria yang terhambat dapat menimbulkan serangan jantung (Soeharto 24). Berbagai penelitian mengenai penyakit jantung telah dilakukan. Di antaranya adalah penelitian oleh Djanggan Sargowo di RSUD. Saiful Anwar Malang terhadap 2 pasien yang menyimpulkan bahwa hiperkolesterol bermakna terhadap kejadian PJK yaitu sekitar 42,5%. Fauziah meneliti pasien di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan menghasilkan kesimpulan bahwa kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang rendah dan kurang olahraga berisiko terhadap kejadian PJK sedangkan obesitas tidak berisiko terhadap PJK. Penelitian yang dilakukan oleh Lam Yi dan Khor GL tahun 997 terhadap 5 pasien penyakit jantung di Institut Jantung Negara Kuala Lumpur Malaysia memberikan hasil bahwa sebagian besar (92,4%) pasien adalah berumur di atas 45 tahun, hiperkolesterol sebanyak 75%, IMT 25 sebanyak 58,%, setengah dari jumlah pasien (49,6 %) pernah merokok, kebanyakan dari pasien hanya jalan sebagai aktivitas olahraga dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap kejadian PJK. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfah terhadap 36 pasien di RSUD. Samarinda tahun 23 yaitu pasien yang obesitas berisiko,845 kali, hiperkolesterol berisiko,64 kali, merokok berisiko,64 kali dan kurang olahraga berisiko 2,85 kali terhadap kejadian PJK. Penelitian lain juga dilakukan oleh Herianto di RSUP. Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar pada tahun 22 yang menghasilkan penelitian bahwa hipertensi, hiperkolesterol dan merokok merupakan faktor risiko terhadap PJK (Fitriani 27) Analisis Regresi Logistik Analisis regresi logistik adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara peubah respon berupa data kualitatif dengan peubah-peubah penjelas yang berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Peubah respon dalam regresi logistik dapat dalam bentuk dikotom (biner) maupun polikotom (ordinal atau nominal). Model logistik atau model logit telah digunakan secara luas dalam berbagai analisis statistika terutama di bidang kesehatan. Model analisis ini pertama kali

14 5 digunakan oleh Truett, Cornfield dan Kannel pada tahun 967 (Hosmer & Lemeshow 2). Jika data hasil pengamatan memiliki p peubah penjelas yang ditunjukkan oleh vektor x = (X,X 2,,X p ) yang berpasangan dengan peubah respon Y yang bernilai dan, di mana y = menyatakan bahwa respon memiliki kriteria yang ditentukan dan y = tidak memiliki kriteria yang ditentukan, maka peubah respon Y mengikuti sebaran Bernoulli dengan parameter π(x) dengan fungsi sebaran peluang : y i y i f (y i ) = π( x i ) [ π( x )] () i Fungsi regresi logistik antara π(x) dan x adalah : [ g( x) ] [ g( x) ] exp π ( x) = (2) + exp Fungsi regresi di atas berbentuk curvilinear sehingga untuk membuatnya menjadi fungsi linier dilakukan transformasi logit sebagai berikut (Agresti 99) : π( x) logit [ π( x)] = ln = g(x) (3) π( x) dengan g(x) = β + β X + β X β (4) 2 2 px p merupakan logit (Hosmer & Lemeshow 2). Selanjutnya pendugaan parameter β, β dilakukan dengan metode β, β2,..., Kemungkinan Maksimum dengan mengasumsikan y i saling bebas, maka : p l( β) = f (y, y,..., y L( β) = ln[ l( β)] = ln 2 = = n y y ) = ln π f (y ( π i i i= i= n i= n i= n y i = π i i= n y i π i i= i n + π i ln π ) ( π n i i ) ) y i i y i i, y ( y ) ln( π ) + n i i ln( π i i =, ; ) i i =,2,..., n (5) (6)

15 6 Fungsi L(β) di atas kemudian diturunkan terhadap β β, β2,...,, β p. Selanjutnya solusi dari persamaan diferensial ini bisa diperoleh dengan cara iterasi (Ryan997). Setelah diperoleh nilai dugaan β i di mana i =,,,p maka dapat diketahui exp[ˆ( g x)] penduga dari π(x) yaitu π ˆ( x) = (7) + exp[ˆ( g x)] di mana ĝ(x) = βˆ + βˆ X βˆ (8) px p adalah penduga logit sebagai fungsi linier dari peubah penjelas (Hosmer & Lemeshow 2). Dengan diperolehnya nilai dugaan parameter maka dapat dilakukan pengujian model Pengujian Kesesuaian Model Pengujian kesesuaian model dilakukan untuk memeriksa peranan peubah penjelas terhadap peubah respon dalam model. Pengujian tersebut dilakukan secara simultan dan secara parsial. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2), pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji nisbah kemungkinan (likelihood ratio test) yang merupakan pengujian terhadap parameter β i dengan hipotesis sebagai berikut : H : β = = β p = H i : ada β i ; i =,,p Statistik uji yang digunakan adalah statistik G : L G = 2ln (9) L L : likelihood tanpa peubah penjelas L : likelihood dengan peubah penjelas Statistik G akan mengikuti sebaran 2 χ dengan derajat bebas p. Kriteria Keputusan 2 yang diambil yaitu menolak H jika G hitung χ α( p) (Hosmer & Lemeshow 2).

16 7 Sedangkan pengujian parameter β i secara parsial dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasiokan β i dugaan dengan galat baku-nya. Statistik uji W yaitu : βˆ i Wi = () ŜE(ˆ β ) Hipotesis yang akan diuji adalah : H : β i = H : β i ; i =,,p H ditolak jika nilai statistik uji W Z α/2 atau nilai-p α. i Pereduksian Peubah Setelah melakukan pengujian, kadang ada peubah penjelas yang tidak nyata sehingga harus dikeluarkan dari model. Analisis regresi logistik bertatar (stepwise logistic regression) membangun model langkah demi langkah dengan cara menambah atau menghilangkan peubah-peubah penjelas satu persatu dari model sampai diperoleh peubah-peubah yang berpengaruh nyata terhadap model (Hosmer & Lemeshow 2). Stepwise logistic regression terdiri atas metode forward selection dan backward elimination yang merupakan uji secara bertahap terhadap peubahpeubah yang akan dimasukkan ke dalam model. Kedua metode menggunakan uji Khi-kuadrat sebagai uji signifikansi peubah-peubah untuk menentukan peubahpeubah yang masuk atau yang akan hilang dari model. Pada metode forward selection, model diawali hanya dengan intersep, tidak ada peubah penjelas yang masuk, kemudian peubah penjelas dimasukkan satu persatu ke dalam model dan diuji dengan menggunakan uji Khi-kuadrat. Jika peubah yang diuji tidak signifikan atau tidak nyata pada nilai α yang ditentukan maka peubah tersebut dikeluarkan dari model dan sebaliknya peubah yang nyata akan dimasukkan ke dalam model. Sedangkan pada metode backward elimination prosedur diawali dengan semua peubah penjelas dimasukkan ke dalam model kemudian peubah akan diuji satu persatu. Jika ditemukan peubah yang tidak nyata pada pada nilai α yang ditentukan maka peubah tersebut dikeluarkan dari model dan jika peubah yang diuji nyata maka akan tetap berada dalam model (Gonzales 23).

17 Interpretasi Koefisien Interpretasi koefisien pada model regresi logistik dapat dilakukan dengan melihat nilai rasio oddsnya atau selang kepercayaan untuk rasio odds. Rasio odds adalah ukuran untuk melihat seberapa besar kecenderungan pengaruh peubahpeubah penjelas terhadap peubah respon (Hosmer & Lemeshow 2). Jika suatu peubah penjelas mempunyai tanda koefisien positif, maka nilai rasio odds akan lebih besar dari satu, sebaliknya jika tanda koefisien negatif maka nilai rasio odds-nya akan lebih kecil dari satu. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2) koefisien model logit adalah β i = g(x+) g(x) yang menunjukkan perubahan nilai logit g(x) untuk setiap perubahan satu unit peubah penjelas X yang disebut log odds. Log odds merupakan beda antara dua penduga logit yang dihitung pada dua nilai (misal x = a dan x = b) yang dinotasikan sebagai : ln[ψ(a,b)] = g(x = a) - g(x = b) = β i (a - b) () sedangkan penduga rasio odds adalah : ψ(a,b) = exp[β i (a - b)] (2) sehingga jika a-b = maka ψ(a,b) = exp(β i ). Rasio odds ini dapat diinterpretasikan sebagai kecenderungan y = pada x = sebesar ψ kali dibandingkan pada x =. Untuk model regresi logistik dengan satu peubah penjelas dikotom dapat diilustrasikan seperti pada Tabel : Peubah Respon y = Tabel Model logistik dengan satu peubah dikotom Peubah Penjelas x = x = exp( β + β) π () = + exp( β + β ) exp( β ) π () = + exp( β ) y = π () = + exp( β + β ) π () = + exp( β ) Jumlah Hosmer dan Lemeshow (2)

18 9 Nilai odds antara y = dengan y = untuk x = adalah sedangkan untuk x = adalah π(), π() π(). Log dari kedua odds tersebut π() didefinisikan sebagai g() dan g(). Rasio odds (ψ) didefinisikan sebagai rasio dari odds untuk x = dengan x = sehingga : [ π() /{ π()}] ψ = = exp( β ) (3) [ π() /{ π()}] [ π() /{ π()}] ln ψ = ln = g() g() = β = beda logit (4) [ π() /{ π()}] Dengan demikian, pada model logistik dengan satu peubah penjelas dikotom, koefisien β adalah beda logit, sedangkan exp( β ) adalah nilai rasio odds (Hosmer & Lemeshow 2). Rasio odds memiliki selang kepercayaan (-α)% sebagai berikut : exp[ βˆ i ± Z α / 2ŜE(ˆ βi )] (5) Selang kepercayaan (-α)% bagi π(x) untuk Regresi Logistik Berganda Selain menduga selang kepercayaan bagi rasio odds, dapat juga diduga selang kepercayaan (-α)% bagi π(x) yaitu sebagai berikut : e + e ĝ(x) ± Z α / 2ŜE[ĝ(x)] ĝ(x) ± Z α / 2ŜE[ĝ(x)] di mana E[ g x) ] Var g x) (6) S ˆ ˆ( = ˆ ˆ( (7) p 2 Vâr[ĝ(x)] x Vâr(ˆ β ) + 2x x Côv(ˆ β, βˆ ) = j j j= j= k= j+ p p j k j k (8) atau dalam penulisan matriks Vâr[ĝ(x)] = x (X VX) - x (9) di mana X = M x x x 2 M n x x x 2 22 M n2 L L L L xp πˆ πˆ ( ) x 2p dan V = M M xnp πˆ ( πˆ ) 2 L 2 L L O πˆ ( πˆ n M n )

19 2.3. Metode CHAID Metode CHAID (Chi-square Automatic Interaction Detection) adalah salah satu tipe dari metode AID (Automatic Interaction Detection), yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan struktural antara peubah dalam segugus data (Fielding 977). Hasil CHAID adalah pohon keputusan atau dendogram yang didasari oleh uji Khi-kuadrat yang dibangun oleh pemisahan kelompok bagian secara berulang-ulang menjadi dua atau lebih anak cabang. Untuk memperoleh pemisahan terbaik pada semua cabang, pasangan kategori peubah penjelas dapat digabung sampai tidak ada lagi kategori yang tidak nyata. CHAID hanya dapat menganalisis data jika peubah respon dan peubah penjelasnya berskala nominal atau ordinal. Metode CHAID merupakan teknik eksplorasi nonparametrik untuk menganalisis sekumpulan data yang berukuran besar dan cukup efisien untuk menduga peubah penjelas yang paling nyata terhadap peubah respon. (Du Toit et al. 986). Ada dua tipe peubah penjelas yang dikenal dalam hal ini, yaitu peubah monotonik yang nilai-nilainya ordinal dan peubah bebas yang nilai-nilainya nominal (Kass 98). Kata Chi-square adalah bagian dari kepanjangan CHAID yang mana teknik pada dasarnya menyangkut pembuatan tabulasi silang secara otomatis dan menghasilkan ukuran asosiasi yang nyata secara statistik. Asosiasi yang paling nyata, digunakan untuk mengontrol susunan dari diagram pohon. Pohon klasifikasi cukup luas penerapannya dalam berbagai bidang di antaranya kedokteran, ilmu komputer, pertanian dan psikologi (Hoare 24). Metode CHAID menganalisis suatu gugus data dengan cara memisahkannya menjadi beberapa kelompok secara bertahap (Fielding 977). Tahap pertama, seluruh data dibagi menjadi beberapa anak gugus berdasarkan salah satu peubah penjelas yang dipilih sedemikian rupa dengan memaksimumkan kriteria tertentu. Masing-masing anak gugus kemudian diperiksa kembali secara terpisah dan dibagi lagi berdasarkan peubah lainnya, dan demikian seterusnya sampai tercapai kriteria tertentu untuk berhenti. Dengan cara ini maka diperoleh kelompokkelompok pengamatan yang mempunyai ciri respon dan penjelas tertentu sehingga keterkaitan di antara peubah-peubah tersebut menjadi jelas. Metode CHAID menggunakan kriteria khi-kuadrat dalam pengoperasiannya (Kass 98).

20 Proses pemisahan dilakukan secara iteratif dimulai dari peubah penjelas yang mempunyai asosiasi paling kuat dengan peubah respon yang digambarkan oleh besarnya nilai-p (p-value) berdasarkan uji Khi-kuadrat. Dalam proses ini akan dilakukan juga penggabungan kategori-kategori dalam satu peubah penjelas yang tidak memiliki asosiasi yang nyata dengan peubah respon. Peubah penjelas kategori yang memenuhi syarat dapat digabung sesuai tipe skala yang ditentukan. Beberapa kategori peubah penjelas berskala nominal dapat digabung. Untuk peubah berskala ordinal, kategori yang dapat digabung adalah yang saling berdekatan (Magidson & Vermunt 26). Algoritma asli CHAID telah diperkenalkan oleh Kass (98) untuk peubah respon nominal. Namun CHAID telah diperluas untuk peubah respon ordinal (Magidson dalam Magidson &Vermunt 26). Untuk lebih jelasnya tahapantahapan dalam metode CHAID dijelaskan pada algoritma berikut: Tahapan analisis metode CHAID adalah sebagai berikut (Kass 98) :. Untuk setiap peubah penjelas, dibuat tabulasi silang antara kategorikategori peubah penjelas dengan kategori-kategori peubah respon. 2. Dari setiap tabulasi silang yang diperoleh, susun sub tabel berukuran 2xd yang mungkin, d adalah banyaknya kategori peubah respon. Dari tabel tersebut cari pasangan kategori peubah penjelas yang memiliki angka uji paling kecil. Jika tidak nyata, gabungkan kedua kategori ini menjadi satu kategori campuran. Jika banyaknya kategori hanya dua dan hasil ujinya tidak nyata maka variabel tersebut tidak perlu dilibatkan lagi dalam model. Ulangi tahap ini sehingga angka uji terkecil sub tabel 2xd pasangan kategori (kategori campuran) peubah penjelas melampaui nilai kritis. 3. Untuk setiap kategori campuran yang berisi tiga atau lebih kategori asal, cari pemisahan biner yang memiliki angka uji paling besar. Jika ada buatlah pemisahan tersebut dan kembali ke tahap Hitung taraf nyata untuk masing-masing tabulasi silang yang baru dan perhatikan di antaranya yang memiliki angka uji paling besar, sebut sebagai tabulasi dengan taraf nyata terbaik. Jika angka ini lebih besar dari nilai kritis, bagilah data menurut kategori tersebut.

21 2 5. Kembali ke tahap- untuk melakukan pembagian berdasarkan peubah yang belum terpilih. Angka uji dan nilai kritis yang dimaksudkan pada tahap analisis di atas adalah statistik dan kriteria uji Khi-kuadrat apabila tidak terjadi pengurangan tabel kontingensi dari tabel asal. Apabila terjadi pengurangan dari tabel kontingensi asal, yaitu dari c kategori peubah penjelas menjadi r kategori (r<c), maka nilai kritis tersebut dikalikan dengan nilai pengganda Bonferroni (B) sesuai dengan tipe peubahnya:. Peubah monotonik yaitu bila kategori berskala ordinal c B monotonik = r 2. Peubah bebas yaitu bila kategori berskala nominal r B bebas = = i ( ) i c (r i) i!(r i)! 2.4. Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi Menurut Hosmer dan Lemeshow (2) salah satu ukuran kebaikan model dalam regresi logistik adalah jika memiliki peluang salah klasifikasi yang minimal. Ketepatan dan kesalahan klasifikasi dari model dapat diketahui dengan mengunakan tabel klasifikasi (classification table). Tabel klasifikasi untuk peubah respon dikotom terdiri atas dua kolom nilai dugaan dan dua baris nilai amatan. Untuk memperoleh ketepatan klasifikasi (correct classification) terhadap amatan harus menentukan nilai cutpoint (c) dan dibandingkan dengan peluang dugaan π(x). Jika π(x) lebih besar atau sama dengan c maka nilai dugaan termasuk pada respon y = dan selain itu y =. Seperti halnya pada metode regresi logistik, pada metode CHAID ketepatan dan kesalahan klasifikasi juga dapat diketahui dari tabel klasifikasi. Cabang (node) yang digunakan dalam pengklasifikasian respon adalah cabang-cabang yang mengakhiri pengelompokan atau cabang-cabang terakhir. Jika respon berada pada cabang yang mempunyai peluang dugaan lebih besar atau sama dengan nilai c maka respon diduga termasuk kriteria yang ditentukan (y = ) dan jika

22 3 sebaliknya maka respon termasuk kriteria yang tidak ditentukan. Nilai c yang biasa digunakan adalah,5. Ketepatan klasifikasi (correct classification) terbagi atas dua yaitu specificity dan sensitivity. Specificity atau ketepatan klasifikasi dalam menduga kejadian bahwa respon tidak memiliki kriteria yang ditentukan (y = ) dinyatakan sebagai (d/n. )%, persentase dari dugaan terkoreksi atau nilai dugaan yang sama dengan nilai amatan pada kategori nilai amatan y =. Pengertian yang sama juga berlaku untuk mengevaluasi ketepatan klasifikasi dalam menduga kejadian bahwa respon memiliki kriteria yang ditentukan (y = ) atau disebut juga sensitivity (a/n.) %, sedangkan total correct classification yaitu ketepatan klasifikasi dalam menduga kejadian secara keseluruhan yang dinyatakan sebagai persentase nilai amatan yang secara tepat dapat diduga oleh model ((a+d)/n)%. Selain ketepatan klasifikasi dapat pula diketahui besarnya kesalahan klasifikasi (misclassification rate). Kesalahan klasifikasi dalam menduga kejadian respon terdiri atas kesalahan positif dan kesalahan negatif. Kesalahan positif (c/n. )% dinyatakan sebagai persentase besarnya kesalahan ketika respon diduga memiliki kriteria yang ditentukan (y = ) tapi amatan sebenarnya bernilai y = dan sebaliknya kesalahan negatif (b/n. )% dinyatakan sebagai persentase besarnya kesalahan ketika respon diduga tidak memiliki kriteria yang ditentukan (y = ) namun amatan sebenarnya bernilai y =. Total misclassification rate diartikan sebagai besarnya kesalahan klasifikasi terhadap keseluruhan kejadian yang dapat diperoleh dengan cara merasiokan total klasifikasi yang tidak terkoreksi dengan jumlah keseluruhan data yaitu ((b+c)/n)%. Amatan Tabel 2 Klasifikasi respon Dugaan Total Ketepatan a b (a + b) = n. a/n. c d (c + d) = n. d/n. Total (a + c) = n. (b + d) = n. (a + b + c + d) = n (a + d)/n Kesalahan c/n. b/n. (b + c)/n

23 4 III. DATA DAN METODE 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun oleh Kamar (24) dan Fitriani (27) terhadap semua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo yang datang berobat ke poliklinik penyakit dalam yang dinyatakan menderita penyakit jantung koroner (PJK) dan yang tidak menderita PJK dengan jumlah pasien sebanyak 827 orang. Peubah respon yang diamati adalah pasien yang menderita penyakit jantung koroner (y = ) dan yang tidak (y = ) menurut kartu rekam medik pasien. Peubah-peubah penjelasnya adalah : Tabel 3 Pengkodean peubah penjelas kategorik Peubah penjelas Kategori D D 2 D 3 D 4 Pembanding Hipertensi Ya Tidak Hiperkolesterol Diabetes Ya Tidak Ya Tidak IMT (Indeks Massa Tubuh) Kurus Normal Gemuk Umur < > 69 Jenis kelamin Keterangan : D : Peubah dummy : Sebagai pembanding Laki-laki Perempuan

24 Metode Analisis Mulai Mengumpulkan dan menyeleksi/screening data. Dari data yang diperoleh dilakukan pemeriksaan. Jika terdapat data yang tidak lengkap maka observasi tersebut tidak digunakan dalam pemodelan. Eksplorasi/deskripsi data. Dibuat tabulasi silang dengan cara menyajikan frekuensi dan persentase responden untuk setiap peubah penjelas yang diamati Melakukan analisis dengan menggunakan regresi logistik terhadap semua peubah yang ada Melakukan analisis klasifikasi dengan menggunakan metode CHAID pada semua peubah yang ada Interpretasi hasil Interpretasi hasil Menentukan nilai klasifikasi Menentukan nilai klasifikasi Membandingkan hasil klasifikasi antara metode regresi logistik dengan metode CHAID Selesai Pengolahan data untuk regresi logistik menggunakan program SAS 9., sedangkan untuk metode CHAID menggunakan program SPSS versi 5.

25 6 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Deskripsi Data Tabel 4 Frekuensi dan persentase responden Penyakit Jantung PEUBAH Koroner(PJK) Jumlah Persentase Ya () Tidak () Respon , Hipertensi Ya Tidak ,87 59,3 Hiperkolesterol Ya Tidak , 4,99 Diabetes Ya Tidak ,38 7,62 Indeks Massa Tubuh (IMT) Kurus Normal Gemuk ,69 32,53 65,78 Umur < > ,7 23,58 32,77 25,75 8,83 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan ,6 49,94 Dari 827 responden (Tabel 4) menunjukkan bahwa terdapat 43 responden penderita PJK atau sekitar 52%, sedangkan yang bukan penderita PJK sekitar 397 (48%) responden. Penderita hipertensi lebih sedikit (4,87%) dibanding yang tidak menderita hipertensi (59,3%), sebaliknya penderita hiperkolesterol lebih banyak (59,%) dibandingkan yang tidak hiperkolesterol (4,99%). Sebagian besar responden tidak menderita diabetes yaitu sekitar 7,62%. Persentase terbesar pertama untuk peubah IMT adalah kategori gemuk yaitu sekitar 65,78%, persentase terbesar kedua adalah normal (32,53%) dan hanya,69% yang tergolong kurus. Dari sisi umur, sebagian besar responden berumur sekitar 4-69

26 7 tahun, sedangkan yang berumur <4 tahun dan >69 tahun masing-masing hanya sekitar 9,7% dan 8,83%. Berdasarkan jenis kelamin, frekuensi antara laki-laki dan perempuan relatif seimbang Metode Regresi Logistik Model yang dihasilkan dengan melibatkan semua peubah penjelas dapat dilihat pada Tabel 5. Secara umum nilai dugaan parameternya bernilai positif, hanya peubah hipertensi, IMT(kurus) dan jenis kelamin yang bernilai negatif. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa model nyata pada α = 5%. Hal ini dapat dilihat dari statistik-g sebesar 47,4 dengan nilai-p sebesar,. Berdasarkan uji Wald terlihat bahwa peubah hipertensi, IMT(kurus) dan jenis kelamin tidak nyata pada model sehingga akan dilakukan pereduksian terhadap peubah-peubah tersebut. Pereduksian model dilakukan dengan membuang peubah yang mempunyai nilai-p terbesar secara bertahap berdasarkan prosedur backward elimination sampai diperoleh model reduksi terbaik. Tabel 5 Hasil analisis regresi logistik model penuh Peubah Rasio SK 95% untuk β Penjelas i SE Wald Nilai-p Odds Rasio Odds Intersep -2,9,33-6,336,, - - Hipertensi -,63,59 -,25,36,85,623,6 Hiperkolesterol,38,59 8,679,* 3,975 2,9 5,43 Diabetes,46,7 2,696,7*,586,34 2,26 IMT(Gemuk),78,68 4,643,* 2,82,57 3,33 IMT(Kurus) -,4,64 -,23,982,986,32 3,29 Umur(>69),,387 2,845,4* 3,7,49 6,46 Umur(6-69),953,325 2,932,3* 2,593,37 4,95 Umur(5-59),995,35 3,59,2* 2,73,457 5,6 Umur(4-49),897,322 2,786,5* 2,453,35 4,6 Jenis Kelamin -,222,54 -,442,5,8,593,84 Statistik-G = 47,4 * Nyata pada α = 5% Nilai-p =,

27 8 Berdasarkan Tabel 5 diperoleh tiga tahap pereduksian yaitu tahap pertama dengan menghilangkan IMT(kurus) yang mempunyai nilai-p terbesar, tahap kedua dengan menghilangkan peubah hipertensi dan tahap ketiga dengan menghilangkan peubah jenis kelamin. Tahap ketiga adalah tahap terakhir yang merupakan model terbaik yang diperoleh dari hasil pereduksian. Tahapan pereduksian dapat dilihat pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 6 Hasil analisis regresi logistik model Backward Elimination tahap I Peubah Rasio SK 95% untuk β Penjelas i SE Wald Nilai-p Odds Rasio Odds Intersep -2,92,328-6,378,, - - Hipertensi -,63,59 -,25,35,85,623,6 Hiperkolesterol,38,59 8,679,* 3,975 2,9 5,43 Diabetes,46,7 2,696,7*,586,35 2,26 IMT(Gemuk),78,65 4,733,* 2,84,58 3,9 Umur(>69),,386 2,852,4* 3,8,4 6,46 Umur(6-69),953,325 2,932,3* 2,593,37 4,93 Umur(5-59),995,35 3,59,2* 2,73,457 5,6 Umur(4-49),897,322 2,786,5* 2,453,35 4,6 Jenis Kelamin -,222,54 -,442,5,8,593,83 Statistik-G = 47,4 * Nyata pada α = 5% Nilai-p =,

28 9 Tabel 7 Hasil analisis regresi logistik model Backward Elimination tahap II Peubah Rasio SK 95% untuk β Penjelas i SE Wald Nilai-p Odds Rasio Odds Intersep -2,8,328-6,457,, - - Hiperkolesterol,378,59 8,667,* 3,965 2,94 5,44 Diabetes,45,7 2,647,8*,567,23 2,89 IMT(Gemuk),783,65 4,745,* 2,88,583 3,24 Umur(>69),57,384 2,753,6* 2,877,356 6, Umur(6-69),9,32 2,84,5* 2,46,32 4,63 Umur(5-59),96,33 3,67,2* 2,6,43 4,825 Umur(4-49),874,32 2,723,7* 2,396,277 4,493 Jenis Kelamin -,228,54 -,48,38,796,589,76 Statistik-G = 46,345 * Nyata pada α = 5% Nilai-p =, Tabel 8 Hasil analisis regresi logistik model Backward Elimination tahap III Peubah Penjelas β i SE Wald Nilai-p Rasio SK 95% untuk Odds Rasio Odds Intersep -2,23,323-6,82,, - - Hiperkolesterol,392,58 8,755,* 4,24 2,949 5,49 Diabetes,435,7 2,559,*,544,6 2,56 IMT(Gemuk),78,65 4,733,* 2,83,58 3,7 Umur(>69),23,382 2,678,7* 2,782,35 5,885 Umur(6-69),86,39 2,696,7* 2,364,265 4,48 Umur(5-59),929,32 2,978,3* 2,53,373 4,666 Umur(4-49),839,39 2,63,9* 2,34,238 4,327 Statistik-G = 44,42 * Nyata pada α = 5% Nilai-p =,

29 2 Model reduksi (Tabel 8) yang diperoleh dengan menghilangkan peubah IMT(kurus), hipertensi dan jenis kelamin dari model penuh menghasilkan statistik-g sebesar 44,42 dengan nilai-p sebesar, yang berarti secara simultan menunjukkan bahwa model nyata pada α = 5%. Hasil pengujian secara parsial yaitu berdasarkan uji Wald menunjukkan bahwa peubah penyakit jantung koroner (PJK) dipengaruhi oleh faktor hiperkolesterol, diabetes, IMT, Umur pada α = 5%. Pada model reduksi, semua peubah penjelas yang masuk dalam model mempunyai nilai dugaan parameter yang positif. Dengan demikian semua peubah penjelas jika dibandingkan dengan pembandingnya masing-masing akan menaikkan risiko menderita PJK. Berdasarkan nilai selang kepercayaan 95% bagi rasio odds menunjukkan bahwa penderita hiperkolesterol dibandingkan yang tidak hiperkolesterol berisiko paling rendah 2,949 kali dan paling tinggi 5,49 kali untuk menderita PJK. Penderita diabetes berisiko antara,6 kali sampai 2,56 kali untuk menderita PJK dibandingkan yang bukan penderita diabetes. Untuk pasien yang tergolong gemuk, risiko terkena PJK dibandingkan yang tidak gemuk sebesar,58 kali sampai 3,7 kali. Pasien yang berumur >69 tahun berisiko antara,35 kali sampai 5,885 kali untuk terkena PJK, sedangkan yang berumur 6-69 tahun berisiko antara,265 kali sampai 4,48 kali. Untuk umur 5-59 tahun berisiko paling rendah,373 kali dan paling tinggi 4,666 kali, dan pasien yang berumur 4-49 tahun berisiko antara,238 kali sampai 4,327 kali untuk menderita PJK. Semua kategori umur dibandingkan dengan umur <4 tahun.

30 Dugaan Identifikasi Orang-orang yang Berpeluang Terkena PJK Untuk menduga peluang orang-orang akan terkena PJK diperlukan matriks kovarian dugaan seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 9. Setelah dianalisis dengan menggunakan persamaan (8), persamaan (6), persamaan (7) dan persamaan (8) maka diperoleh nilai selang kepercayaan (SK) 95% bagi π(x) yang merupakan nilai dugaan peluang terkena PJK. Pada Tabel terdapat 4 kombinasi kategori penderita PJK berdasarkan peubah penjelas yang nyata. Berdasarkan kasus yang terjadi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dapat diduga bahwa seseorang yang menderita hiperkolesterol, diabetes, berbadan gemuk dan berusia di atas 69 tahun berpeluang menderita PJK sebesar 69,64% sampai 88,35%, sedangkan yang tidak menderita hiperkolesterol dan tidak diabetes dengan berat badan yang tergolong kurus atau normal dan mempunyai umur di bawah 4 tahun akan berpeluang sangat kecil untuk menderita PJK yaitu antara 5,54% sampai 7,22%. Untuk kombinasi kategori yang lain dapat dilihat pada Tabel. Tabel 9 Matriks kovarian Parameter Intercept Kol Dbts IMT Um Um2 Um3 Um4 Intercept Kol Dbts IMT Um Um Um Um Keterangan : Kol : Hiperkolesterol Dbts : Diabetes IMT: Gemuk Um : >69 tahun Um2 : 6-69 tahun Um3 : 5-59 tahun Um4 : 4-49 tahun

31 22 Tabel Dugaan peluang terkena PJK berdasarkan peubah penjelas nyata SK 95% bagi π(x) No Hiperkolesterol Diabetes IMT Umur ˆπ (x) Batas Bawah Batas Atas Ya Tidak Gemuk 6-69,6964,683, Ya Tidak Tidak gemuk 6-69,522,433,63 3 Ya Tidak Tidak gemuk 4-49,57,45,683 4 Ya Tidak Gemuk 5-59,77,6432,77 5 Ya Tidak Gemuk >69,7297,65,823 6 Ya Tidak Tidak gemuk 5-59,5295,4372,697 7 Ya Tidak Gemuk 4-49,699,646, Ya Ya Gemuk 4-49,7763,697, Ya Tidak Tidak gemuk >69,5528,434,6843 Ya Ya Gemuk 6-69,7799,74,843 Ya Tidak Gemuk <4,4925,3536, Ya Ya Gemuk >69,866,6964, Ya Ya Gemuk 5-59,795,795, Ya Ya Tidak gemuk >69,6563,53, Ya Ya Tidak gemuk 6-69,687,526,745 6 Ya Ya Tidak gemuk 5-59,6348,5347, Ya Ya Tidak gemuk 4-49,637,4987,774 8 Ya Ya Tidak gemuk <4,47,2559, Ya Ya Gemuk <4,5999,4436, Ya Tidak Tidak gemuk <4,377,873,465 2 Tidak Tidak Gemuk 4-49,3582,2758,45 22 Tidak Tidak Gemuk 5-59,3792,2962, Tidak Tidak Gemuk <4,943,2, Tidak Tidak Tidak gemuk <4,995,554, Tidak Tidak Gemuk 6-69,363,2783, Tidak Tidak Tidak gemuk >69,235,482, Tidak Tidak Tidak gemuk 5-59,286,572, Tidak Tidak Tidak gemuk 4-49,236,428, Tidak Ya Gemuk >69,59,362, Tidak Ya Gemuk 6-69,4683,3636, Tidak Ya Gemuk 5-59,4855,382, Tidak Ya Gemuk 4-49,463,355, Tidak Ya Gemuk <4,275,69, Tidak Ya Tidak gemuk >69,329,289, Tidak Ya Tidak gemuk 6-69,2874,275, Tidak Ya Tidak gemuk 5-59,37,222, Tidak Ya Tidak gemuk 4-49,283,989, Tidak Ya Tidak gemuk <4,458,84, Tidak Tidak Gemuk >69,46,276,543 4 Tidak Tidak Tidak gemuk 6-69,27,464,2843

32 Metode CHAID Node Category % n Tidak Ya PJK Total. 827 Tidak Ya Hiperkolesterol Adj. P-value=., Chisquare=7.52, df= Ya Node Category % n Tidak Ya Total Tidak Node 2 Category % n Tidak Ya Total IMT Adj. P-value=., Chi-square=2. 55, df= Diabetes Adj. P-value=.4, Chi-square=8. 524, df= Normal; Kurus Gemuk Ya Tidak Node 3 Category % n Tidak Ya Total Node 4 Category % n Tidak 28.3 Ya Total Node 5 Category % n Tidak Ya Total Node 6 Category % n Tidak Ya Total Hipertensi Adj. P-value=.8, Chi-square=7. 4, df= JenisKelamin Adj. P-value=.43, Chi-square=4. 5, df= Ya Tidak Perempuan Laki-laki Node 7 Category % n Tidak Ya Total Node 8 Category % n Tidak Ya Total Node 9 Category % n Tidak Ya Total Node Category % n Tidak Ya Total Gambar Dendogram CHAID status PJK Dendogram hasil pemisahan analisis CHAID dapat dilihat pada Gambar dengan nilai α yang digunakan sebesar 5%. Pada tahap pertama pemisahan CHAID, peubah yang mempunyai asosiasi paling kuat dengan PJK adalah peubah hiperkolesterol. Dari 827 responden sekitar 59% merupakan kelompok penderita

33 24 hiperkolesterol dan 67% di antaranya adalah penderita PJK. Sedangkan pada pasien yang tidak hiperkolesterol, hanya 3,4% yang menderita PJK. Pada penderita hiperkolesterol, peubah IMT berasosiasi dengan PJK. Dari keseluruhan penderita hiperkolesterol, 72,3% termasuk kategori gemuk dan sisanya tergolong normal atau kurus. Pada penderita hiperkolesterol yang gemuk, sekitar 7,7% merupakan penderita PJK, sedangkan pada penderita hiperkolesterol dengan berat badan normal atau kurus, penderita PJK sekitar 54,8%. Selanjutnya pada penderita hiperkolesterol dengan IMT yang tergolong normal atau kurus, peubah yang mempunyai asosiasi dengan PJK adalah hipertensi. Sekitar 43,3% dari total penderita hipertensi adalah penderita PJK sedangkan penderita PJK pada pasien yang tidak hipertensi sekitar 66,2%. Pada pasien yang tidak menderita hiperkolesterol, peubah yang berasosiasi dengan PJK adalah diabetes. Pada penderita diabetes, sekitar 4,3% adalah penderita PJK sedangkan pada pasien yang tidak diabetes hanya sekitar 25,5%. Pada pasien yang bukan penderita hiperkolesterol namun menderita diabetes, jenis kelamin berasosiasi dengan PJK. Penderita PJK pada pasien yang diabetes dan berjenis kelamin perempuan adalah sekitar 3,4% sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sekitar 5,9%. Ringkasan dendogram CHAID dapat dilihat pada Tabel. Tabel Segmentasi CHAID Penderita PJK Bukan penderita PJK Hiperkolesterol, gemuk (Node 4) Hiperkolesterol, normal atau kurus, Hiperkolesterol, normal atau hipertensi (Node 7) kurus, tidak hipertensi (Node 8) Tidak hiperkolesterol, diabetes, Tidak hiperkolesterol, diabetes, perempuan (Node 9) laki-laki (Node ) Tidak hiperkolesterol, tidak diabetes (Node 6)

34 Perbandingan Hasil Klasifikasi Regresi Logistik dan Metode CHAID Tabel 2 Klasifikasi metode regresi logistik dan CHAID Amatan (PJK) Dugaan (%) Correct Total Ya Tidak classification Logistik Ya ,7 Tidak ,2 Total ,2 (%) Misclassification rate 33,5 3,7 32,8 CHAID Ya ,6 Tidak ,5 Total ,3 (%) Misclassification rate 3,4 29,7 3,7 Tabel 2 menunjukkan bahwa dengan menggunakan nilai cutpoint sebesar,5 maka berdasarkan metode regresi logistik diperoleh nilai sensitivity sebesar 74,7% dan nilai specificity sebesar 59,2% dengan nilai kesalahan positif dan kesalahan negatif masing-masing sebesar 33,5% dan 3,7%. Sedangkan nilai total correct classification adalah sebesar 67,2%. Pada metode CHAID, nilai sensitivity dan specificity masing-masing sebesar 75,6% dan 62,5% dengan nilai total correct classification sebesar 69,3%, sedangkan nilai kesalahan positif sebesar 3,4% dan nilai kesalahan negatifnya sebesar 29,7%. Total misclassification rate untuk metode regresi logistik sebesar 32,8% sedangkan untuk metode CHAID sebesar 3,7%.

35 26 V. SIMPULAN Hasil yang diperoleh dari metode regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang menderita PJK adalah hiperkolesterol, diabetes, IMT dan umur. Berdasarkan nilai rasio odds, diketahui bahwa penderita hiperkolesterol lebih berisiko terkena PJK dibandingkan yang tidak hiperkolesterol, begitu pula pada penderita diabetes dibandingkan yang tidak diabetes. Pasien yang mempunyai IMT gemuk lebih berisiko terkena PJK dibandingkan yang tidak gemuk, dan pasien yang umurnya >=4 tahun juga lebih berisiko terkena PJK dibandingkan yang berumur <4. Dendogram CHAID menunjukkan bahwa peubah yang mempunyai asosiasi paling kuat dengan PJK adalah peubah hiperkolesterol. Berdasarkan hasil segmentasi CHAID, penderita PJK adalah penderita hiperkolesterol yang tergolong gemuk, juga pada penderita hiperkolesterol yang tergolong normal atau kurus dan tidak menderita hipertensi. Penderita PJK yang lain adalah bukan penderita hiperkolesterol namun menderita diabetes dan berjenis kelamin laki-laki Pada dasarnya, proses metode regresi logistik berbeda dengan metode CHAID. Pada regresi logistik, proses analisis dari akhir sampai awal melibatakan populasi. Sedangkan pada metode CHAID, proses awal yang melibatkan populasi, secara bertahap akan membentuk segmen-segmen sehingga proses sampai analisis akhir akan dilakukan menurut besarnya sampel berdasarkan segmen yang ada. Dengan adanya perbedaan proses antara metode regresi logistik dengan metode CHAID maka dalam penentuan nilai kesalahan dan ketepatan klasifikasi antara kedua metode juga berbeda. Berdasarkan metode regresi logistik, nilai sensitivity sebesar 74,7% dan nilai specificity sebesar 59,2% dengan nilai kesalahan positif dan kesalahan negatif masing-masing sebesar 33,5% dan 3,7%. Sedangkan pada metode CHAID nilai sensitivity dan specificity masing-masing sebesar 75,6% dan 62,5% dengan nilai kesalahan positif sebesar 3,4% dan nilai kesalahan negatifnya sebesar 29,7%. Pada metode regresi logistik, nilai total correct classification adalah sebesar 67,2%, sedangkan pada metode CHAID sebesar 69,3% sehingga dapat diketahui bahwa total misclassification rate untuk metode regresi logistik dan metode CHAID masing-masing sebesar 32,8% dan 3,7%.

36 27 DAFTAR PUSTAKA Agresti A. 99. Categorical Data Analysis. New York: John Wiley & Sons. Bustan MN Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta. Du Toit SHC, Steyn AGW, Steyn RH, Stumph RH Graphical Exploratory Data Analysis. New York: Springer-Verlag. Fielding A Binary Segmentation: The Automatic Interaction Detector and Related Tecnique for Exploring Data Structure (dalam O Muircheartaigh, C. A., dan C. Payne The Analysis of Survey Data Vol. I. Exploring Data Structure). London, New York, Sidney, Toronto: John Wiley & Sons. Fitriani. 27. Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. [Tesis]. Makassar: Program Pascasarjana, UNHAS. Gonzales MP. 23. A Model for Profiling Radio Station Listeners using Logistic Regression, CART and CHAID for a given data set. University of the Philippines. Hoare R Dr. 24. Using CHAID for Classification Problems. Wellington: Paper presented at the New Zealand Statistical Assosiation 24 Confrence. Hosmer DW, Lemeshow S. 2. Applied Logistic Regression. New York: John Wiley & Sons. Kamar N. 24. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. [Skripsi]. Makassar: Program Sarjana, UNHAS. Kass GV. 98. An Exploratory Technique for Investigating Large Quantities of Categorical Data. App. Statist 29(2):9-27. Magidson J, Vermunt JK. 26. An Extension of CHAID Tree-based Segmentation Algoritma to Multiple Dependent Variables. Departement of Methodology and Statistic, Tilburg University. Netherlands.

37 28 Palilati H. 23. Beberapa Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Rawat Inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. [Skripsi]. Makassar: Program Sarjana, UNHAS. Rosnah Tinjauan Kebiasaan Hidup Sehari-hari Sebelum Penderita Dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. [Skripsi]: Program Sarjana, UNHAS. Ryan T P Modern Regression Method. New York: John Wiley & Sons. Soeharto I. 24. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jatung Koroner. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ture M, Akturk Z, Kurt I, Dagdeviren N. 26. The effect of Health Status, Nutrition and Some Other Factors on Low School Performance Using Induction Technique. Trakya Universitesi Tip Fakultesi Dergisi.

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ABSTRAK METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

ABSTRAK METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER Astri Atti* ABSTRACT Coronary heart disease (CHD) is an anomaly that caused by constriction of artery. CHD is influenced

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID Astri Atti 1 ; Bunawan Sunarlim 2 ; Utami Dyah Syafitri 3 ABSTRACT The aims of the article are to investigate

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PERNYATAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK Mohamad Jajuli Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER RONITA BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, 11530 Abstrak Kesuksesan selalu menjadi tujuan sebuah perusahaan, begitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas Hasil analisis mengenai persentase responden berdasarkan peubah-peubah penjelas ditunjukkan pada Gambar 2. Usia responden

Lebih terperinci

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Xplore, 2013, Vol. 2(1):e10(1-5) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Rindy Anggun Pertiwi, Indahwati, Farit

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIE ERISKA ARITONANG 24010211140081 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) IMAMUDDIN KAMIL 1, MADE SUSILAWATI 2, I PUTU EKA NILA KENCANA 3 1,2,3, Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chi-square Automatic Interaction Detection (CHAID) adalah merupakan suatu kasus khusus dari algoritma pendeteksian interaksi otomatis yang biasa disebut

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA TAHAN MAHASISWA DALAM MELANJUTKAN STUDI DENGAN CHI-SQUARED AUTOMATATIC INTERACTION DETECTION

ANALISIS DAYA TAHAN MAHASISWA DALAM MELANJUTKAN STUDI DENGAN CHI-SQUARED AUTOMATATIC INTERACTION DETECTION ANALISIS DAYA TAHAN MAHASISWA DALAM MELANJUTKAN STUDI DENGAN CHI-SQUARED AUTOMATATIC INTERACTION DETECTION Lely Kurnia Jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Batusangkar Jl.

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah)

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Jurnal Gradien Vol. 10 No.2 Juli 2014 : 1000-1004 Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R 1 dan Sri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG

IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG IMPLEMENTASI REGRESI LOGISTIK BINER PADA PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT JANTUNG Wardatuz Zakiyah, Hendro Permadi, dan Swasono Rahardjo Universitas Negeri Malang E-mail : zakiyah_musta

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : APLIKASI METODE CHAID DALAM MENGANALISIS KETERKAITAN FAKTOR RISIKO LAMA PENYELESAIAN SKRIPSI MAHASISWA (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya) Dian Cahyawati S., Susi Yohana, Putera

Lebih terperinci

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT E-Jurnal Matematika Vol. 4 (4), November 2015, pp. 163-168 ISSN: 2303-1751 METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT Nur Faiza 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Gusti Ayu Made Srinadi

Lebih terperinci

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama

Lebih terperinci

Analisis Data Kategorikal

Analisis Data Kategorikal Analisis Data Kategorikal Topik: Data & skala pengukuran Uji hipotesis untuk data kontinu Uji hipotesis untuk data kategorikal Desain penelitian kesehatan Ukuran asosiasi Regresi Logistik Target: Mahasiswa

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Oleh : Arief Yudissanta (1310 105 018) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Pemakaian Kemoterapi Pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST DAN ALGORITMA CART (Aplikasi pada Data Pasien Penyakit Jantung) SKRIPSI

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST DAN ALGORITMA CART (Aplikasi pada Data Pasien Penyakit Jantung) SKRIPSI METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON DENGAN ALGORITMA QUEST DAN ALGORITMA CART (Aplikasi pada Data Pasien Penyakit Jantung) SKRIPSI NUR SAUNAH RANGKUTI 130803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0 8. Peubah rancangan alat pembersih yang digunakan di rumah (ALAT). Alat pembersih di rumah (1) (2) Sapu 1

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

Nina Milana 1 dan Abadyo 2 Universitas Negeri Malang

Nina Milana 1 dan Abadyo 2 Universitas Negeri Malang 1 CHAID UNTUK MENGKLASIFIKASI STATUS MAHASISWA SETELAH LULUS PERKULIAHAN (Studi Kasus Pada Alumnus Prodi Matematika. Jurusan Matematika. FMIPA. Universitas Negeri Malang. Tahun 2007-2012) Nina Milana 1

Lebih terperinci

Oleh TRI SEPTIYANI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Oleh TRI SEPTIYANI M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN PENDERITA STROKE DI RSUD DR. MOEWARDI MENGGUNAKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA QUEST (QUICK, UNBIASED EFFICIENT STATISTICAL TREE) Oleh TRI SEPTIYANI

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam penelitian

1 BAB I 2 PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula dalam penelitian 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang penerapannya hampir di semua aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan statistika sangat diperlukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI

PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 24 37) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Surabaya, 3 Juli 2013 Seminar Hasil Tugas Akhir KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY KELOMPOK : Karlina Siti Faresha 135020200111071 Rezky Ridhowati 135020200111074 Pahriyatul Ummah 135020201111002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI 49 GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 50

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYAKIT RADANG PARU-PARU DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK

ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYAKIT RADANG PARU-PARU DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYAKIT RADANG PARU-PARU DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK SKRIPSI SEVENTINA SIAHAAN 110823042 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

EKO ERTANTO PEMBIMBING

EKO ERTANTO PEMBIMBING UJIAN TUGAS AKHIR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Untuk Bayi Dengan Metode Regresi Logistik (Kasus di Kelurahan Keputih Surabaya) YUDHA EKO ERTANTO 1307030054 PEMBIMBING

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB

APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB APLIKASI REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA GIZI PADA MAHASISWA BARU IPB (Logistic Regression Application on Analysis of Risk Factors of Nutritional Anemia Among New Students of IPB)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Pra Pemilu 2009 Karakteristik responden berdasarkan peubah demografi yang diamati terdapat pada Gambar 3 sampai Gambar 6. Pada Gambar 3 dapat diketahui

Lebih terperinci

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya   ABSTRAK (M.3) ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN RISIKO ANAK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR (Kasus : Wilayah Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan) Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regresi Logistik Regresi adalah bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X pembilang persamaan (3) adalah rataan jumlah kuadrat galat, N jumlah pengamatan dan M jumlah himpunan bagian. Penyebutnya merupakan fungsi nilai kompleks, dengan C(M) adalah nilai kompleksitas model yang

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Faktor yang Mempengaruhi Terjangkitnya Penyakit Diare pada Balita di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Oleh: Urifah Hidayanti (1310 030 028) Dosen Pembimbing: Ir. Mutiah Salamah, M.Kes Ujian Tugas Akhir

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 383-392 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PREEKLAMPSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Hubungan Obesitas Sentral Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Pada Usia 40-60 Tahun Di RSUP H.Adam Malik, Medan. Oleh: HEMAKANEN NAIR A/L VASU 110100413 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

Others Institution Credit Job Code

Others Institution Credit Job Code 4. Residence status (status kepemilikan rumah) yang dinotasikan dengan RS. Peubah ini dibagi menjadi enam kelompok. 5. Job code (kode pekerjaan) yang dinotasikan dengan JC. Peubah ini dibagi menjadi lima

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik 1. Uji Klasifikasi Model Uji klasifikasi model dapat menunjukkan kekuatan atau ketepatan prediksi dari model regresi untuk mempredikasi tingkat nilai willingness

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER RIZKA ARIFANJUNI NRP 1309 030 027 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Widjanarko O., M.Si.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri.

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klasifikasi merupakan pengelompokan secara sistematis pada suatu objek atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. Masalah klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. i dari yang terkecil ke yang terbesar. Tebaran titik-titik yang membentuk garis lurus menunjukkan kesesuaian pola

TINJAUAN PUSTAKA. i dari yang terkecil ke yang terbesar. Tebaran titik-titik yang membentuk garis lurus menunjukkan kesesuaian pola TINJAUAN PUSTAKA Analisis Diskriminan Analisis diskriminan (Discriminant Analysis) adalah salah satu metode analisis multivariat yan bertujuan untuk memisahkan beberapa kelompok data yan sudah terkelompokkan

Lebih terperinci

PEMODELAN PREFERENSI PENGAJUAN KREDIT USAHA MIKRO (KUM) DI BANK X OLEH PEMILIK USAHA MIKRO DI SURABAYA DENGAN METODE CHAID

PEMODELAN PREFERENSI PENGAJUAN KREDIT USAHA MIKRO (KUM) DI BANK X OLEH PEMILIK USAHA MIKRO DI SURABAYA DENGAN METODE CHAID PEMODELAN PREFERENSI PENGAJUAN KREDIT USAHA MIKRO (KUM) DI BANK X OLEH PEMILIK USAHA MIKRO DI SURABAYA DENGAN METODE CHAID Niken Ariestanti, Kestrilia Rega Prilianti Departemen MIPA Universitas Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN TJIPTO AJI SUDARSO. Analisis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai

Lebih terperinci

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a KEEFEKTIFAN PRAUJIAN NASIONAL SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMEA NEGERI DAN SWASTA DI JAKARTA SELATAN 06 PADA TAHUN AKADEMIK 2004/2005 ABDUL HOYYI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a KEEFEKTIFAN PRAUJIAN NASIONAL SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMEA NEGERI DAN SWASTA DI JAKARTA SELATAN 06 PADA TAHUN AKADEMIK 2004/2005 ABDUL HOYYI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) SKRIPSI Oleh : AGUNG WALUYO 24010210141020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER ANALISIS PELUANG STATUS GIZI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL BERBASIS KOMPUTER Kimmy Octavian Yongharto Binus University, DKI Jakarta, Jakarta, Indonesia Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO FASCIOLOSIS PADA SAPI RIA HAYATUN NUR

PENDEKATAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO FASCIOLOSIS PADA SAPI RIA HAYATUN NUR PENDEKATAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO FASCIOLOSIS PADA SAPI RIA HAYATUN NUR DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( )

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( ) Analisis kepuasan karyawan pt. x dengan pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih (1308 030 059) Pembimbing : Wibawati, S.Si, M.Si 1 2 Latar belakang permasalahan Tujuan manfaat Batasan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE

BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE 31 CHAID Exhaustive Metode CHAID Exhaustive dikemukakan oleh D Biggs et al (1991) yang merupakan evaluasi dari metode sebelumnya yaitu CHAID (Kass, 1980) untuk penyesuaian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR Oleh AUDDIE VIENEZA M. NRP 1310030043 DOSEN PEMBIMBING Dr. Vita Ratnasari,M.Si DOSEN PENGUJI Dr. Dra. Ismaini

Lebih terperinci

Klasifikasi Variabel Penentu Kelulusan Mahasiswa FMIPA Unpatti Menggunakan Metode CHAID

Klasifikasi Variabel Penentu Kelulusan Mahasiswa FMIPA Unpatti Menggunakan Metode CHAID Statistika, Vol. 15 No. 1, 1 6 Mei 2015 Klasifikasi Variabel Penentu Kelulusan Mahasiswa FMIPA Unpatti Menggunakan Metode CHAID Ferry kondo lembang 1, Meiga Fendjalang 2 1,2Jurusan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,

Lebih terperinci

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA

BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA BINARY LOGISTIC REGRESSION (BLR) TERHADAP STATUS BEKERJA DI KOTA SURABAYA Moh. Yamin Darsyah 1 Arianto Wijaya 2 1,2 Program Studi S1 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PEMODELAN TINGKAT KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL (STUDI KASUS DI KLINIK PRATAMA MADINAH KABUPATEN JOMBANG) SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK SOSIOLOGIS RESPONDEN PRA PEMILU 2009 MENGGUNAKAN METODE LOGLINEAR DAN METODE CHAID LELY KURNIA

ANALISIS KARAKTERISTIK SOSIOLOGIS RESPONDEN PRA PEMILU 2009 MENGGUNAKAN METODE LOGLINEAR DAN METODE CHAID LELY KURNIA ANALISIS KARAKTERISTIK SOSIOLOGIS RESPONDEN PRA PEMILU 2009 MENGGUNAKAN METODE LOGLINEAR DAN METODE CHAID LELY KURNIA S E K O L A H P A S C A S A R J A N A INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI Annisa Yuliana Salim, Anjar Nurrohmah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Penyakit

Lebih terperinci