PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 28

2 ABSTRAK MALA SEPTIANI. Penerapan Model Regresi Logistik Biner dan Metode CHAID dalam Klasifikasi Kredit Konsumtif. Dibimbing oleh BAMBANG SUMANTRI dan I MADE SUMERTAJAYA. Banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran kredit debitur sehingga perlu diketahui faktorfaktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap hal tersebut. Analisis regresi logistik biner dan metode CHAID merupakan salah satu metode statistika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut. Model regresi logistik dapat mengetahui pengaruh dari peubah-peubah penjelas terhadap status kredit debitur. Sedangkan analisis CHAID berupa dendrogram yang berisi informasi mengenai hubungan (asosiasi) secara terurut antar peubah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik debitur kredit konsumtif secara umum, menerapkan analisis regresi logistik biner dan metode CHAID untuk melihat hubungan antara peubah respon dan peubah penjelas serta membandingkan interpretasi hasil masing-masing metode. Peubah perbandingan THP terhadap angsuran merupakan peubah yang sangat berperan pada kedua analisis dalam menentukan status kredit debitur. Peubah-peubah lain yang signifikan hasil dari analisis regresi logistik adalah penguasaan cash flow, kepemilikan rekening simpanan, usia, kepemilikan tempat tinggal, lama menetap, jangka waktu dan jenis/bidang usaha. Analisis CHAID menghasilkan 14 karakteristik debitur dengan 8 karakteristik debitur default dan 6 karakteristik debitur non default. Secara umum hasil kedua metode yang digunakan relatif sama dalam melihat pengaruh masing-masing peubah penjelas dalam hubungannya dengan peubah respon. Akan tetapi apabila masalah yang dihadapi berbeda tentu tidak semua metode ini dapat digunakan, kecuali pada masalah tertentu kedua metode ini dapat digunakan untuk saling melengkapi. i

3 PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CHAID DALAM KLASIFIKASI KREDIT KONSUMTIF MALA SEPTIANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 28 ii

4 Judul Skripsi Nama NRP : Penerapan Model Regresi Logistik Biner dan Metode CHAID dalam Klasifikasi Kredit Konsumtif : Mala Septiani : G14146 Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. Bambang Sumantri Dr. Ir. I Made Sumertajaya, MS NIP NIP Mengetahui : Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Drh. Hasim, DEA NIP Tanggal Lulus : iii

5 PRAKATA Alhamdulillah. Segala puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul Penerapan Model Regresi Logistik Biner dan Metode CHAID dalam Klasifikasi Kredit Konsumtif. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini, antara lain kepada: 1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Dr. Ir I Made Sumertajaya, MS selaku pembimbing yang selalu memberikan arahan, saran dan kesabarannya dalam membimbing penulis. 2. Bapak Ir. Eko Susetyono, MBA yang telah memberikan data dan kesempatan bagi Penulis untuk melakukan penelitian di BRI, pembimbing di BRI: Pak Munir, Pak Arief, Pak Widi, Pak Soni, Pak Eko, dan seluruh staf divisi Tim Project Office Credit Risk Basel II yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada Penulis. 3. Bapak (Soleh Suwanda), Mama (Sri Yantini, S.Pd) dan adik (Sovi Apriliyanti) serta seluruh keluarga besar atas segala doa, kasih sayang, serta dukungannya. 4. Seluruh dosen Departemen Statistika FMIPA IPB atas ilmu yang diajarkan dan seluruh staf departemen Statistika (Bu Markonah, Bu Sulis, Bu Dedeh, Bu Aat, Pak Iyan, Bang Sudin, Mang Herman, Mang Dur) yang telah membantu penulis selama belajar di Statistika IPB. 5. Deni Suhandani yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, doa dan motivasinya. 6. Ika, Neng, Yusri, Meta, Rani Pd, Cheri, Agustina, Sevrien, Lia, Rere (terima kasih atas persahabatannya), Tjipto (atas diskusinya tentang reglog), Niken (atas diskusi CHAID-nya), Vinny, Ami, Zul (teman seperjuangan di tempat praktik lapang) dan teman-teman Statistika 41, terima kasih atas kebersamaan, keceriaan dan kenangan yang indah selama 4 tahun. 7. Wisma Baitussalam: Ika, Neng, Yusri, Meta, Rani Pd, Cheri, Ami; Ananda Putri 2: Ika, Teh Tia, Teh Lira, Teh Uci, Teh Lia, Teh Tata, Teh Atik, Dila, Nina, Syifa dan Fauziah Crew: Neng, Meta, Dara, Fuji, Nurul, Teh Euis, Kak Nugie, Kak Inang, Kak Heti, Kak Cha2n, Intan, Diana, Tuti, Asih, Dian (terima kasih atas keceriaan dan kebersamaannya selama di kostan). 8. Kakak-kakak kelas STK 39 dan 4 serta adik-adik kelas STK 42 dan Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis mempunyai keterbatasan ilmu sehingga karya ilmiah ini ini masih mempunyai banyak kekurangan. Hasil karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi pihak yang memerlukan. Bogor, Agustus 28 Mala Septiani iv

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 2 September 1985 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan Soleh Suwanda dan Sri Yantini, S.Pd. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Manonjaya 1 pada tahun 1998, studi penulis dilanjutkan di SLTP Negeri 1 Manonjaya yang ditamatkan pada tahun 21. Tahun 24 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tasikmalaya, dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa di Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai pengurus Decision Centre (DC) sebagai staf Divisi Keilmuan dan pengurus KAMMUS sebagai staf Dankom. Praktik Lapang dilakukan penulis di Kantor Pusat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk pada bulan Februari-Maret 28. v

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA Debitur... 1 Kredit... 1 Default... 1 Regresi Logistik Biner... 2 Metode CHAID... 3 BAHAN DAN METODE Bahan... 4 Metode... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur... 5 Analisis Regresi Logistik Biner... 6 Interpretasi Koefisien... 6 Dendrogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID... 7 Perbandingan Hasil KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Karakteristik debitur Ketepatan prediksi model regresi logistik biner Nilai rasio odds dari peubah penjelas Karakteristik debitur kredit konsumtif hasil analisis CHAID Ketepatan prediksi metode CHAID Persentase kesalahan klasifikasi untuk setiap karakteristik debitur kredit konsumtif Kesesuaian klasifikasi antara regresi logistik dan metode CHAID DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Diagram pie status kredit debitur Diagram pie klasifikasi debitur berdasarkan jenis kelamin... 5 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Peubah-peubah penjelas yang digunakan Deskripsi distribusi karakteristik debitur Dugaan parameter model dari peubah penjelas Dendrogram hasil analisis CHAID vii

9 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan dari satu pihak kepada pihak yang lain. Hal ini berarti pemberi pinjaman kredit yakin bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman kredit sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan syarat-syarat yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan tersebut suatu lembaga kredit tidak akan memberikan pinjaman kredit. Penyaluran kredit bagi suatu bank merupakan sumber utama penghasilan bank sekaligus sumber resiko bisnis terbesar dimana adanya kemungkinan kredit macet. Kredit macet disebabkan karena debitur tidak mengembalikan pinjaman uang, hal ini dapat menyebabkan kerugian pada pihak bank. Untuk mengatasi masalah ini maka sudah seharusnya pihak bank hanya memberikan kredit pada debitur yang layak, sehingga bank wajib melakukan proses seleksi calon debitur. Proses penyaringan yang dilakukan di antaranya dengan melihat latar belakang debitur, biasanya pihak bank sudah menentukan peubah-peubah yang dapat menggambarkan karakteristik dari debitur. Analisis statistika telah banyak dikembangkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam bidang perbankan. Beberapa di antaranya adalah analisis regresi logistik, analisis diskriminan, pohon klasifikasi dan Artificial Neural Network (ANN). Analisis yang akan dikaji pada penelitian ini adalah analisis regresi logistik dan metode CHAID. Analisis regresi logistik biner digunakan untuk melihat hubungan antara peubah respon yang berskala kategorik dengan peubah penjelas yang berskala kategorik atau kontinu. Dari analisis ini juga dapat diperoleh peubahpeubah penjelas yang berpengaruh terhadap status kredit. Sedangkan metode CHAID umumnya dikenal sebagai metode pohon klasifikasi (Classification Tree Methods). Prosedur yang dilakukan dalam metode ini adalah membagi debitur ke dalam kelompokkelompok yang lebih kecil berdasarkan peubah respon, dimana ada peubah penjelas yang terpilih yang digunakan untuk pengelompokan peubah penjelas selanjutnya. Metode ini juga dapat mengidentifikasi segmen-segmen debitur yang potensial untuk diberi pinjaman kredit. Tujuan Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu: 1. Menggambarkan karakteristik debitur secara umum berdasarkan peubah-peubah yang telah ditetapkan. 2. Menerapkan analisis regresi logistik biner dan metode CHAID untuk melihat hubungan antara peubah respon dan peubah penjelas. 3. Membandingkan interpretasi hasil masing-masing metode. TINJAUAN PUSTAKA Debitur Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/14/PBI/27 tentang Sistem Informasi Debitur BAB 1 mengenai Ketentuan Umum pada Pasal 1, debitur adalah perorangan, perusahaan atau badan yang memperoleh satu atau lebih fasilitas penyediaan dana (Anonim, 27). Kredit Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 1 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan (Wikipedia, 28). Kredit konsumtif adalah dana yang disalurkan oleh institusi keuangan kepada debitur untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya pembelian rumah, pembelian kendaraan bermotor, modal usaha dan lain sebagainya. Default Debitur dikatakan berkategori default jika debitur tersebut telah melewati batas waktu pembayaran kewajiban kredit material lebih dari 9 hari kepada bank dan cicilan akan dianggap melewati batas waktu apabila debitur melanggar limit yang ditetapkan atau limit yang ditetapkan lebih kecil dari saldo 1

10 saat ini (Basel Committee on Banking Supervision, 24). Regresi Logistik Biner Analisis regresi logistik merupakan suatu teknik untuk menganalisis data yang peubah responnya memiliki dua atau lebih kategori dengan satu atau lebih peubah bebas yang berskala kategorik atau kontinu. Hosmer dan Lemeshow (2) menjelaskan bahwa model regresi logistik dibentuk dengan menyatakan nilai P( Y 1 x) sebagai x, yang dinotasikan sebagai berikut: expg x C x 1 exp g x Suatu fungsi dari x dicari dengan menggunakan transformasi logit, yaitu g( x) yang dapat dinyatakan sebagai berikut: x x g( x) ln 1x1... px 1 Secara umum jika sebuah peubah berskala nominal atau ordinal mempunyai k kemungkinan nilai, maka diperlukan k 1 peubah boneka (dummy variable). Sehingga model transformasi logitnya menjadi: 1 1 k j 1 g( x) x... D x u1 ju ju p p dimana: x j : peubah bebas ke-j dengan tingkatan k j k j-1 : peubah boneka β ju : koefisien peubah boneka u : 1,2,..., k j-1 D ju : k j-1 peubah boneka Pendugaan parameter dalam regresi logistik menggunakan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood estimation), jika antara amatan yang satu dengan yang lain diasumsikan bebas maka fungsi kemungkinan yang diperoleh adalah: n i1 yi 1 l( ) xi 1 xi p yi dengan: i = 1,2,...,p y i = pengamatan pada peubah respon ke-i π(x i ) = peluang untuk peubah penjelas ke-i Parameter i diduga dengan memaksimumkan persamaan di atas, untuk mempermudah perhitungan maka dilakukan pendekatan logaritma, sehingga fungsi log-likelihoodnya sebagai berikut: n L( ) y ln x 1 y ln 1 x i1 i i i i Nilai dugaan i dapat diperoleh dengan membuat turunan pertama L( ) terhadap i =, dengan i = 1,2,...,p. Pengujian terhadap parameter-parameter model dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2), pengujian parameter model secara simultan menggunakan uji nisbah kemungkinan (Likelihood Ratio Tests), dengan hipotesis: H : 1 =... = p = H 1: minimal ada satu i ; i = 1,2...,p statistik uji G dirumuskan: L o G 2ln Lp dengan L adalah fungsi kemungkinan tanpa peubah penjelas dan L p merupakan fungsi kemungkinan dengan peubah penjelas. Dengan mengasumsikan H benar, statistik uji G akan mengikuti sebaran khi kuadrat dengan derajat bebas p. Keputusan tolak H jika G > 2 p( ). Pengujian parameter secara parsial menggunakan uji Wald. Hipotesis yang akan diuji adalah: H : i H 1 : i ; i = 1,...,p Statistik uji yang dipakai adalah statistik W yaitu: i W SEˆ( ) dengan sebagai penduga i i dan SE( ) i sebagai penduga galat baku i. Statistik W akan mengikuti sebaran normal baku jika H benar. Keputusan tolak H diambil jika W > Z /2. Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik biner dapat dilakukan dengan menggunakan nilai rasio oddsnya. Odd sendiri dapat diartikan sebagai rasio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses dari i 2

11 peubah respon. Rasio odds mengindikasikan seberapa lebih mungkin munculnya kejadian sukses pada suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lainnya. Rasio odds didefinisikan sebagai: ˆ exp( ˆ i ) exp g 1 g Interpretasi dari rasio odds ini adalah kecenderungan untuk Y = 1 pada X = 1 sebesar ψ kali dibandingkan pada X =. Metode CHAID Chi-Squared Automatic Interaction Detector (CHAID) pertama kali diperkenalkan dalam sebuah artikel berjudul An Exploratory Tecnique for Investigating Large Quantities of Categorical Data oleh Dr. G.V. Kass pada tahun 198. Prosedur CHAID merupakan bagian dari teknik terdahulu yang dikenal sebagai Automatic Interaction Detector (AID) dan menggunakan statistik chi-square sebagai alat utamanya (Kunto dan Hasana, 26). Metode CHAID digunakan untuk menelusuri struktur keterkaitan antar peubah respon dan peubah penjelas yang masing-masing bertipe kategorik. Metode CHAID merupakan teknik eksplorasi nonparametrik untuk menganalisis sekumpulan data yang berukuran besar dan cukup efisien untuk menduga peubah-peubah penjelas yang paling signifikan terhadap peubah respon (Du toit et al., 1986). Dalam menganalisis data, metode CHAID memisahkan data ke dalam kelompok secara bertahap. Pada tahap pertama, data dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan satu peubah penjelas yang pengaruhnya paling signifikan terhadap peubah respon. Masingmasing kelompok yang diperoleh, diperiksa secara terpisah untuk membaginya kembali menjadi beberapa kelompok berdasarkan peubah penjelas dan seterusnya sampai didapat kelompok-kelompok pengamatan yang memiliki peubah respon dan peubah penjelas yang berkaitan. Menurut Gallagher (2), CHAID akan membedakan peubah-peubah penjelasnya menjadi tiga bentuk yang berbeda, yaitu: 1. Peubah bebas/nominal: kategori-kategori pada peubah ini dapat digabungkan oleh CHAID walaupun keduanya berdekatan atau tidak satu sama lain, contohnya: pekerjaan, kelompok etnik dan area geografis. 2. Peubah monotonik/ordinal: kategorikategori pada peubah ini dapat digabungkan oleh CHAID hanya jika keduanya berdekatan satu sama lain, yaitu peubah yang mengikuti urutan aslinya, contohnya: usia dan pendapatan. 3. Peubah mengambang/float: kategorikategori pada peubah ini akan diperlakukan seperti monotonik kecuali untuk kategori yang terakhir (yaitu missing value), yang dapat berkombinasi dengan kategori manapun. Tahapan-tahapan dalam analisis CHAID dijelaskan pada algoritma berikut (Kass dalam Rahmawati): 1. Membuat tabulasi silang antara kategorikategori peubah respon dengan kategorikategori dari peubah penjelas. 2. Membuat subtabel berukuran 2 d yang mungkin tersusun, dengan d adalah banyaknya kategori peubah respon. 2 Carilah nilai hitung semua subtabel tersebut dengan ditetapkan kemudian cari hitung terkecil. Jika hitung maka kedua kategori peubah penjelas 2 yang memiliki hitung digabungkan menjadi satu kategori gabungan. 3. Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri dari tiga atau lebih kategori asal maka harus dilakukan pembagian biner terhadap kategori gabungan tersebut. Dari 2 pembagian ini dicari hitung terbesar, jika 2 2 hitung maka pembagian biner dilakukan. Selanjutnya kembali ke tahap Dari setiap peubah penjelas yang telah digabungkan secara optimal cari nilai-p yang paling kecil dari masing-masing subtabel tersebut. Jika nilai-p terkecil < maka peubah penjelas tersebut adalah peubah penjelas yang paling signifikan terhadap peubah respon. 5. Kembali ke tahap 1 untuk melakukan pembagian berdasarkan peubah penjelas yang belum terpilih. Statistik uji yang digunakan adalah χ 2 dengan rumus: r c 2 ( O ) 2 ij Eij hitung i1 j1 Eij Keterangan: r = total baris c = total kolom i = indeks baris j = indeks kolom 3

12 O ij = frekuensi baris ke-i kolom ke-j E ij = frekuensi harapan baris ke-i kolom ke-j CHAID menggunakan statistik chisquare dengan dua cara. Pertama, statistik chisquare digunakan untuk menentukan kategorikategori dalam sebuah peubah penjelas bersifat seragam atau tidak dan kemudian dapat digabungkan menjadi satu. Kedua, ketika semua peubah penjelas sudah diringkas menjadi bentuk yang signifikan dan tidak mungkin digabung lagi, statistik chi square digunakan untuk menentukan peubah penjelas mana yang paling signifikan untuk membagi atau membedakan kategori-kategori dalam peubah respon (Gallagher, 2). Hasil dari metode CHAID ini adalah suatu dendrogram pemisahan dan dari dendrogram ini akan diperoleh tiga informasi, yaitu (Fielding dalam Rahmawati): 1. Pengelompokan pengamatan. Pengamatan dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok yang relatif lebih homogen dalam kaitannya dengan nilai peubah penjelas dan peubah respon. 2. Asosiasi antar peubah penjelas. Artinya kecenderungan nilai peubah penjelas tertentu berpadanan dengan nilai peubah penjelas lainnya. 3. Interaksi antar peubah. Peranan silang peubah penjelas dalam pemisahan pengamatan berdasarkan peubah respon. Pengurangan tabel kontingensi pada metode CHAID membutuhkan suatu uji signifikansi. Jika tidak ada pengurangan tabel kontingensi asal maka statistik uji chi-square biasa dapat digunakan. Apabila terjadi pengurangan, yaitu c kategori dari peubah asal menjadi r kategori ( r c) maka nilai-p dari chi-square yang baru dikalikan dengan pengganda Bonferroni berikut sesuai dengan tipe peubah: 1. Peubah bebas/nominal r 1 c i ( r i) B ( 1) i i!( r i)! 2. Peubah monotonik/ordinal c 1 B r 1 3. Peubah float c 2 c 2 B r r 2 r 1 BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data debitur kredit konsumtif PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Data debitur berasal dari data yang diisikan pada formulir aplikasi kredit. Peubah penjelas diturunkan dari data aplikasi dan peubah respon diturunkan dari informasi kelancaran kredit debitur. Data yang digunakan berukuran data. Peubah penjelas yang digunakan adalah sebagai berikut: X 1 : Perbandingan THP terhadap angsuran X 2 : Penguasaan cash flow X 3 : Riwayat rekening pinjaman X 4 : Kepemilikan rekening simpanan X 5 : Usia X 6 : Kepemilikan tempat tinggal X 7 : Lama menetap X 8 : Lama bekerja X 9 : Status perkawinan X 1 : Pendidikan terakhir X 11 : Pangkat terakhir X 12 : Jangka waktu X 13: Telepon rumah X 14: Status debitur X 15 : Jumlah tanggungan X 16 : Jenis/bidang usaha Y : Klasifikasi debitur : default 1: non default Pembentukan peubah dummy didasarkan pada kategori terkecil sebagai kategori acuan. Kategori dari setiap peubah penjelas dapat dilihat pada Lampiran 1. Metode Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Analisis statistika deskriptif untuk mengetahui gambaran umum karakteristik debitur kredit konsumtif. 2. Analisis regresi logistik biner untuk mengetahui peubah penjelas yang signifikan terhadap status kredit dan interpretasi hasil. 3. Analisis CHAID untuk melihat stuktur data antara peubah penjelas dengan peubah respon dan interpretasi hasil. 4. Membandingkan hasil keluaran dari analisis regresi logistik biner dengan metode CHAID dalam mengklasifikasikan debitur. 4

13 Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 23, Answertree 2.1 dan SPSS for Windows versi 15.. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif yang digunakan pada penelitian ini sebanyak orang. Jumlah debitur yang termasuk kategori default sebanyak 5 orang (5%) dan termasuk kategori non default sebanyak 5 orang (5%). Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing kategori memiliki jumlah debitur yang sama (Gambar 1). tanggungan lebih dari atau sama dengan 3 orang, jabatan staf, dengan lama bekerja lebih dari 1 tahun. Tabel 1 berikut ini menjelaskan karakteristik debitur berdasarkan status kredit. Tabel 1. Karakteristik debitur Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 non default 5% default 5% X8 X9 X1 Gambar 1. Diagram pie status kredit debitur X11 Gambar 2 menunjukkan klasifikasi debitur berdasarkan jenis kelamin. Debitur kredit yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 785 orang (78%) dan debitur yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 215 orang (22%). Dengan demikian, sebagian besar debitur kredit konsumtif berjenis kelamin laki-laki. X12 perempuan 22% laki-laki 78% Gambar 2. Diagram pie klasifikasi debitur berdasarkan jenis kelamin Mayoritas debitur yang dianalisis sudah menikah, berpendidikan kurang dari atau sama dengan SMA, usia kurang dari 45 tahun, memiliki rumah milik pribadi, dengan lama menetap lebih dari 5 tahun, jumlah X13 X14 X15 X16 Modus Default Non default THP<2 2 THP<3 (6.2%) (46.%) Dibayarkan Dibayarkan bendahara baik bendahara baik ada giro ataupun ada giro ataupun tidak tidak (84.6%) (75.8%) Angsuran tepat Angsuran tepat (47.%) (51.4%) Tidak punya Tidak punya (72.%) (58.2%) Usia<45 tahun Usia<45 tahun (67.%) (8.8%) Rumah milik Rumah milik sendiri sendiri (57.2%) (67.8%) LM 5 tahun LM 5 tahun (63.6%) (78.8%) LB 1 tahun LB 1 tahun (71.4%) (66.4%) Sudah menikah Sudah menikah (87.6%) (88.%) SMA (7.4%) SMA (67.6%) Staf Staf (51.6%) (54.4%) JW 3 (61.8%) JW 3 (63.2%) Tidak punya Tidak punya (78.%) (73.8%) Baru Baru (66.%) (64.%) JT 3 (53.6%) JT 3 (56.2%) Instansi Instansi pemerintah pemerintah daerah/bumd daerah/bumd (34.6%) (27.4%) Meskipun kategori default dan non default cenderung memiliki karakteristik yang sama, namun terjadi perbedaan pada peubah perbandingan THP terhadap angsuran. Debitur default memiliki nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua sedangkan debitur non default memiliki nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan pendapatan dan kemampuan dalam membayar pinjaman kredit. Untuk lebih lengkap mengenai deskripsi distribusi debitur terdapat pada Lampiran 2. Hasil statistika deskriptif ini masih harus dilakukan pengujian secara statistika inferensia untuk mengetahui faktor- 5

14 faktor yang berpengaruh terhadap status kredit debitur. Analisis Regresi Logistik Biner Sebelum melakukan analisis regresi logistik biner sebaiknya perhatikan ukuran contoh yang diambil dengan mempertimbangkan banyaknya kategori dari setiap peubah penjelas yang akan dianalisis secara simultan. Banyaknya kategori dari setiap peubah penjelas mengakibatkan pemodelan yang kurang baik dilihat dari kemampuan mengklasifikasikan peubah penjelas terhadap peubah respon dan pendugaan parameter yang didapatkan menjadi tidak logis. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan penggabungan kategori-kategori dari peubah penjelas. Penggabungan kategori ini dapat mengurangi banyaknya sel yang harus terisi dan hasil analisis regresi logistik yang didapat akan lebih baik. Pendugaan model yang dibentuk dari 16 peubah penjelas menghasilkan nilai statistik-g sebesar Model tersebut menghasilkan nilai-p =. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sedikitnya ada satu β i tidak sama dengan nol diantara peubah penjelas tersebut pada taraf nyata 5%. Uji Wald pada model menunjukkan bahwa ada peubah-peubah penjelas yang kurang atau tidak bisa menerangkan model dengan baik pada taraf nyata 5%, yaitu riwayat rekening pinjaman, lama bekerja, status perkawinan, pendidikan terakhir, pangkat terakhir, telepon rumah, status debitur dan jumlah tanggungan. Analisis regresi logistik menghasilkan beberapa peubah penjelas yang secara statistik bermakna dalam menentukan karakteristik debitur, yaitu perbandingan THP terhadap angsuran, penguasaan cash flow, kepemilikan rekening simpanan, usia, kepemilikan tempat tinggal, lama menetap, jangka waktu dan jenis/bidang usaha (Lampiran 3). Model logit yang dihasilkan adalah sebagai berikut: g(x) = X 1(1) X 1(2) X 2(1) X 2(2) X 4(1) 1.14 X 5(1) +.58 X 6(1) +.93 X 7(1) X 12(1) X 16(1) X 16(2) X 16(3) X 16(4) X 16(5) Tabel 2. Ketepatan prediksi model Prediksi Aktual default non default % benar default non default % keseluruhan 7. Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 5 debitur yang berkategori default sebanyak 356 orang atau 71.2% di antaranya diklasifikasikan dengan benar, sedangkan dari 5 debitur yang berkategori non default sebanyak 344 orang atau 68.8% diklasifikasikan dengan benar. Total klasifikasi yang benar dari debitur adalah 7.%. Hasil ini menandakan model sudah cukup baik untuk memprediksi kategori respon. Interpretasi Koefisien Interpretasi peubah-peubah pada model regresi logistik menggunakan nilai rasio oddsnya. Apabila suatu peubah memiliki nilai koefisien yang bertanda positif maka nilai rasio oddnya di atas satu sedangkan suatu peubah dengan nilai koefisien yang bertanda negatif maka nilai rasio oddsnya di bawah satu. Tabel 3. Nilai rasio odds dari peubah penjelas Peubah B Rasio odds Konstanta X 1 X 1(1) X 1(2) X 2 X 2(1) X 2(2) X 4(1) X 5(1) X 6(1) X 7(1) X 12(1) X 16 X 16(1) X 16(2) X 16(3) X 16(4) X 16(5) Koefisien peubah perbandingan THP terhadap angsuran (X 1 ) bernilai positif dengan nilai rasio odds kurang dari satu. Debitur 6

15 dengan perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga cenderung menjadi debitur non default 4.3 kali dibandingkan debitur dengan perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua. Sedangkan debitur dengan perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga cenderung akan menjadi debitur non default 7.92 kali dibandingkan debitur dengan perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua. Peubah perbandingan THP terhadap angsuran diperoleh dari besarnya pendapatan dibandingkan dengan kemampuan untuk membayar. Hal ini mengindikasikan semakin besar nilai perbandingan THP terhadap angsuran maka semakin besar pula peluang debitur tersebut membayar kredit dengan lancar. Debitur dengan penguasaan cash flow (X 2 ) kategori dibayarkan dengan bendahara baik ada giro ataupun tidak cenderung akan menjadi debitur non default kali dibandingkan dengan debitur pada kategori dilakukan sendiri. Sedangkan debitur dengan penguasaan cash flow kategori didebet melalui rekening BRI cenderung menjadi debitur non default 3.84 kali dibandingkan pada kategori dilakukan sendiri. Peubah penguasaan cash flow dapat diartikan sebagai cara debitur dalam mengembalikan pinjaman kredit. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembayaran kredit yang dilakukan oleh bendahara baik ada giro ataupun tidak dan didebet melalui rekening BRI akan menjamin debitur untuk membayar kredit sesuai dengan aturan dan tidak akan mengalami keterlambatan. Nilai rasio odds untuk peubah kepemilikan rekening simpanan (X 4 ) sebesar 1.731, artinya debitur yang memiliki rekening simpanan cenderung menjadi debitur non default kali dibandingkan debitur yang tidak memiliki rekening simpanan. Dengan adanya rekening simpanan, debitur akan lebih mudah melakukan pembayaran kredit dan pihak bank pun akan lebih mudah dalam mengontrol debitur. Koefisien peubah usia (X 5 ) bernilai negatif dengan nilai rasio odds kurang dari satu. Debitur yang berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun cenderung menjadi debitur non default.331 kali dibandingkan dengan debitur yang berusia kurang dari 45 tahun. Pengertian yang setara bahwa debitur yang berusia kurang dari 45 tahun 3.21 kali akan menjadi debitur non default. Seseorang yang berusia lebih tua ternyata tidak menjamin akan melakukan pembayaran kredit dengan lancar, hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, misalnya saja dari segi kondisi ekonomi yang semakin menurun dan pengalaman bekerja yang masih kurang. Peubah kepemilikan tempat tinggal (X 6 ) memiliki nilai rasio odds sebesar 1.787, artinya debitur yang memiliki rumah sendiri cenderung menjadi debitur non default kali dibandingkan debitur dengan kepemilikan tempat tinggal bukan milik sendiri. Keberadaan rumah milik pribadi akan memudahkan debitur dalam melakukan pembayaran kredit dengan lancar karena debitur tidak harus mengalokasikan pendapatannya untuk keperluan pembelian rumah. Debitur dengan lama menetap (X 7 ) lebih dari atau sama dengan 5 tahun cenderung akan menjadi debitur non default kali dibandingkan debitur dengan lama menetap kurang dari 5 tahun. Uraian di atas dapat mudah dimengerti karena debitur yang telah menetap pada kurun waktu yang relatif lama akan mengalami kehidupan yang lebih mapan. Nilai rasio odds untuk peubah jangka waktu (X 12 ) sebesar 1.853, artinya debitur dengan jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun cenderung akan menjadi debitur non default kali dibandingkan debitur dengan jangka waktu pembayaran kurang dari 3 tahun. Semakin lama jangka waktu pembayaran kredit maka semakin besar peluang debitur untuk membayar kredit dengan lancar. Debitur dengan jenis/bidang usaha (X 16 ) pada instansi pemerintah daerah/bumd, TNI, BUMN, POLRI/Jaksa/PN dan instansi pemerintah pusat cenderung menjadi debitur non default 1-4 kali dibandingkan debitur dengan jenis/bidang usaha pada swasta/lainnya. Hal tersebut dapat dimengerti karena debitur dengan jenis/bidang usaha pada instansi pemerintah daerah/bumd, TNI, BUMN, POLRI/Jaksa/PN dan instansi pemerintah pusat akan lebih terjamin dalam hal pendapatan sehingga pembayaran kredit dapat dilakukan dengan lancar. Dendrogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID Analisis CHAID menghasilkan suatu dendrogram yang menggambarkan pengelompokan berdasarkan hubungan terstruktur peubah respon dengan peubah penjelas yang signifikan pada taraf nyata 5%. Dari 16 peubah penjelas yang dianalisis terdapat 8 peubah penjelas yang berpengaruh 7

16 terhadap karakteristik debitur. Peubah penjelas tersebut adalah perbandingan THP terhadap angsuran, riwayat rekening pinjaman, usia, lama menetap, lama bekerja, kepemilikan tempat tinggal, kepemilikan rekening simpanan dan jangka waktu. Hasil analisis CHAID pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa peubah penjelas yang sangat nyata dalam menentukan karakteristik debitur adalah perbandingan THP terhadap angsuran. Berdasarkan dendrogram CHAID dihasilkan 14 karakteristik debitur kredit konsumtif pada Tabel 4. Suatu karakteristik debitur dikatakan baik (OK) untuk menyatakan bahwa seorang debitur digolongkan ke dalam kategori non default yaitu apabila persentase default yang dihasilkan pada suatu terminal node kurang dari 5% sedangkan apabila persentase default lebih dari 5% maka karakteristik debitur tersebut dapat dikatakan tidak baik (not OK). Suatu segmen dari karakteristik debitur akan diberikan beberapa catatan (with notes) apabila memiliki persentase default lebih dari 2% sampai dengan 8%. Karakteristik debitur ke-1 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan lama bekerja lebih dari atau sama dengan 1 tahun. Persentase debitur non default sebesar.% dan debitur default sebesar.%. Artinya debitur dengan karakteristik ke-1 akan diprediksi menjadi debitur non default. Karakteristik debitur ke-1 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 5%. Karakteristik debitur ke-2 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan riwayat rekening pinjaman kategori angsuran tepat. Persentase debitur non default sebesar 94.44% dan debitur default sebesar 5.56%. Debitur dengan karakteristik ke-2 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-2 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 5%. Karakteristik debitur ke-3 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga, jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non default sebesar 82.93% dan debitur default sebesar 17.7%. Debitur dengan karakteristik ke-3 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-3 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 5%. Karakteristik debitur ke-4 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan lama bekerja kurang dari 1 tahun. Persentase debitur non default sebesar 81.82% dan debitur default sebesar 18.18%. Debitur dengan karakteristik ke-4 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-4 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default kurang dari 5%. Karakteristik debitur ke-5 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit lebih dari atau sama dengan 3 tahun dan riwayat rekening pinjaman kategori angsuran tidak tepat;debitur baru. Persentase debitur non default sebesar 68.57% dan debitur default sebesar 31.43%. Debitur dengan karakteristik ke-5 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-5 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default akan tetapi dengan catatan (with notes) harus diadakan tinjauan ulang terhadap debitur karena besarnya persentase default lebih dari 2%. Karakteristik debitur ke-6 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan berusia kurang dari 45 tahun. Persentase debitur non default sebesar 63.64% dan debitur default sebesar 36.36%. Debitur dengan karakteristik ke-6 akan diprediksi menjadi debitur non default karena persentase debitur non default lebih besar daripada debitur default. Karakteristik debitur ke-6 8

17 Tabel 4. Karakteristik debitur kredit konsumtif hasil analisis CHAID pada taraf nyata 5% No Node Karakteristik Debitur Non Default Default 1 19 Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka waktu pembayaran 3 tahun, lama bekerja 1 38 tahun.%.% Hasil klasifikasi untuk non default OK Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran tahun, angsuran tepat 94.44% 5.56% Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka 34 7 waktu pembayaran <3 tahun, memiliki rekening simpanan 82.93% 17.7% Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka 27 6 waktu pembayaran 3 tahun, lama bekerja <1 tahun 81.82% 18.18% Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, OK lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran 3 tahun, angsuran tidak tepat;debitur baru 68.57% 31.43% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, OK lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran <3 tahun, usia <45 tahun 63.64% 36.36% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45 tahun, lama menetap 5 tahun OK OK OK not OK 45.5% 54.5% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia < not OK tahun, lama menetap <5 tahun, kepemilikan tempat tinggal rumah milik sendiri 43.24% 56.76% (with notes) 9 6 Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap <5 tahun not OK 39.45% 6.55% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia 45 tahun, memiliki rekening simpanan not OK 38.89% 61.11% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka not OK waktu pembayaran <3 tahun, tidak memiliki rekening simpanan 38.18% 61.82% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, not OK lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran <3 tahun, usia 45 tahun 34.88% 65.12% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45 tahun, lama menetap <5 tahun, kepemilikan tempat not OK tinggal rumah bukan milik sendiri 2.25% 79.75% (with notes) Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia 45 tahun, tidak memiliki rekening simpanan % 88.4% not OK 9

18 dapat dikatakan baik (OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default akan tetapi dengan catatan (with notes) harus diadakan tinjauan ulang terhadap debitur karena besarnya persentase default lebih dari 2%. Karakteristik debitur ke-7 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia kurang dari 45 tahun dan lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun. Persentase debitur non default sebesar 45.5% dan debitur default sebesar 54.5%. %. Karakteristik debitur ke-7 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut. Karakteristik debitur ke-8 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia kurang dari 45 tahun, lama menetap kurang dari 5 tahun dan memiliki rumah pribadi. Persentase debitur non default sebesar 43.24% dan debitur default sebesar 56.76%. Karakteristik debitur ke-8 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut. Karakteristik debitur ke-9 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga dan lama menetap kurang dari 5 tahun. Persentase debitur non default sebesar 39.45% dan debitur default sebesar 6.55%. Karakteristik debitur ke-9 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut. Karakteristik debitur ke-1 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun dan memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non default sebesar 38.89% dan debitur default sebesar 61.11%. Karakteristik debitur ke-1 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut. Karakteristik debitur ke-11 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran lebih dari atau sama dengan tiga, jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan tidak memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non default sebesar 38.18% dan debitur default sebesar 61.82%. Karakteristik debitur ke-11 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut. Karakteristik debitur ke-12 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran sama dengan dua sampai tiga, lama menetap lebih dari atau sama dengan 5 tahun, jangka waktu pembayaran kredit kurang dari 3 tahun dan berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun. Persentase debitur non default sebesar 34.88% dan debitur default sebesar 65.12%. Karakteristik debitur ke-12 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut. Karakteristik debitur ke-13 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia kurang dari 45 tahun, lama menetap kurang dari 5 tahun dan tidak memiliki rumah pribadi. Persentase debitur non default sebesar 2.25% dan debitur default sebesar 79.75%. Karakteristik debitur ke-13 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena persentase debitur default lebih besar daripada debitur non default. Akan tetapi, apabila debitur dengan karakteristik 1

19 seperti ini ingin dimasukkan ke dalam kategori non default, maka harus disertai dengan catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang terhadap debitur tersebut. Karakteristik debitur ke-14 adalah debitur dengan nilai perbandingan THP terhadap angsuran kurang dari dua, berusia lebih dari atau sama dengan 45 tahun dan tidak memiliki rekening simpanan. Persentase debitur non default sebesar 11.96% dan debitur default sebesar 88.4%. Karakteristik debitur ke-14 dapat dikatakan tidak baik (not OK) untuk mengklasifikasikan debitur non default karena memiliki persentase default lebih dari 8%. Karakteristik debitur yang terbentuk dari analisis CHAID menghasilkan empat klasifikasi debitur. Pertama, klasifikasi debitur yang baik (OK) untuk memprediksi debitur ke dalam kategori non default, yaitu pada karakteristik debitur ke-1 sampai ke-4 dengan persentase untuk masing-masing karakteristik adalah sebesar %, 94.44%, 82.93% dan 81.82%. Kedua, klasifikasi debitur yang cukup baik (OK) dalam memprediksi debitur ke dalam kategori non default akan tetapi perlu adanya catatan (with notes) yaitu diadakan tinjauan ulang oleh pihak bank kepada debitur tersebut. Karakteristik debitur yang termasuk klasifikasi kedua adalah karakteristik ke-5 dan ke-6. Ketiga, klasifikasi debitur yang tidak cukup baik (not OK) dalam memprediksi debitur ke dalam kategori non default dan diperlukan adanya suatu tindakan dari pihak bank untuk melakukan verifikasi ulang atau tinjuan ulang terhadap debitur tersebut misalnya dengan wawancara langsung atau survei langsung. Karakteristik debitur yang termasuk klasifikasi ketiga adalah karakteristik ke-7 sampai ke-13. Keempat, klasifikasi debitur yang tidak cukup baik (not OK) dalam memprediksi debitur ke dalam kategori non default, yaitu pada karakteristik ke-14. Untuk itu, pihak bank perlu melakukan tinjauan ulang untuk mendapatkan data yang lebih baik sehingga akan menghasilkan suatu karakteristik debitur yang baik pula. Tabel 5. Ketepatan prediksi Prediksi Aktual default non default % benar default non default % keseluruhan 7. Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 5 debitur yang berkategori default sebanyak 429 orang atau 85.8% di antaranya diklasifikasikan dengan benar, sedangkan dari 5 debitur yang berkategori non default sebanyak 271 orang atau 54.2% diklasifikasikan dengan benar. Total klasifikasi yang benar dari debitur adalah 7.%. Hasil ini menandakan analisis CHAID sudah cukup baik untuk memprediksi kategori respon. Perbandingan Hasil Menurut Hosmer dan Lemeshow (2) salah satu ukuran kebaikan model adalah jika memiliki peluang kesalahan klsifikasi yang minimal dan ketepatan prediksi dari model. Dari Tabel 2 diperoleh total ketepatan prediksi analisis regresi logistik sebesar 7.% dan dari Tabel 5 diperoleh total ketepatan prediksi metode CHAID sebesar 7.%. Hal ini menunjukkan kedua analisis memiliki ketepatan prediksi yang sama, artinya bahwa kedua model sudah cukup baik dalam memprediksi kategori respon dalam hal ini status kredit debitur. Akan tetapi terdapat perbedaan besarnya persentase ketepatan prediksi untuk masing-masing kategori pada kedua metode. Untuk debitur kategori default dan diklasifikasikan dengan benar, persentase ketepatan prediksi dari metode CHAID lebih besar dibandingkan regresi logistik yaitu sebesar 85.8%. Sedangkan untuk debitur kategori non default dan diklasifikasikan dengan benar, persentase ketepatan prediksi regresi logistik lebih besar dibanding metode CHAID yaitu 68.8%. Adanya kesalahan prediksi baik pada regresi logistik maupun metode CHAID akan menyebabkan kerugian pada pihak bank. Untuk debitur kategori default dan diprediksi oleh kedua metode menjadi debitur non default mengakibatkan bank menerima debitur yang tidak potensial karena debitur tersebut melakukan penunggakan dalam membayar kredit dan akibatnya pihak bank mengalami kerugian. Sedangkan debitur kategori non default dan diprediksi oleh kedua metode menjadi debitur default mengakibatkan pihak bank gagal mendapatkan debitur yang potensial sehingga keuntungan pihak bank menjadi berkurang. Hasil dari analisis regresi logistik biner berupa sebuah persamaan dari peubah-peubah penjelas yang berpengaruh terhadap peubah respon. Dari 16 peubah penjelas yang dianalisis terdapat 8 peubah penjelas yang berpengaruh terhadap status kredit debitur. Peubah penjelas tersebut adalah perbandingan 11

20 Tabel 6. Persentase kesalahan klasifikasi untuk setiap karakteristik debitur kredit konsumtif No Node Karakteristik Debitur % kesalahan hasil CHAID % kesalahan hasil regresi logistik Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka waktu pembayaran 3 tahun, lama bekerja 1 tahun Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran 3 tahun, angsuran tepat Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka waktu pembayaran <3 tahun, memiliki rekening simpanan.%.% 5.56% 11.11% 17.7% 21.95% Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka waktu pembayaran 3 tahun, lama bekerja <1 tahun Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran 3 tahun, angsuran tidak tepat;debitur baru Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran <3 tahun, usia <45 tahun Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45 tahun, lama menetap 5 tahun Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45 tahun, lama menetap <5 tahun, kepemilikan tempat tinggal rumah milik sendiri Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap <5 tahun 18.18% 18.18% 31.43% 31.43% 36.36% 36.36% 45.5% 46.56% 43.24% 37.84% 39.45% 22.94% 1 13 Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia 45 tahun, memiliki rekening simpanan 38.89% 37.4% Perbandingan THP terhadap angsuran 3, jangka waktu pembayaran <3 tahun, tidak memiliki rekening simpanan Perbandingan THP terhadap angsuran antara 2-3, lama menetap 5 tahun, jangka waktu pembayaran <3 tahun, usia 45 tahun Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia <45 tahun, lama menetap <5 tahun, kepemilikan tempat tinggal rumah bukan milik sendiri Perbandingan THP terhadap angsuran <2, usia 45 tahun, tidak memiliki rekening simpanan 38.18% 47.27% 34.88% 58.14% 2.25% 2.25% 11.96% 11.96% 12

21 THP terhadap angsuran, penguasaan cash flow, kepemilikan rekening simpanan, usia, kepemilikan tempat tinggal, lama menetap, jangka waktu dan jenis/bidang usaha. Sedangkan hasil dari metode CHAID berupa dendrogram pemisahan. Dari 16 peubah yang dianalisis terdapat 8 peubah penjelas yang berpengaruh terhadap karakteristik debitur. Peubah penjelas tersebut adalah perbandingan THP terhadap angsuran, riwayat rekening pinjaman, kepemilikan rekening simpanan, usia, kepemilikan tempat tinggal, lama menetap, lama bekerja dan jangka waktu. Dari penjelasan di atas terdapat persamaan dari peubah penjelas yang berpengaruh terhadap peubah respon, yaitu perbandingan THP terhadap angsuran, kepemilikan rekening simpanan, usia, kepemilikan tempat tinggal, lama menetap dan jangka waktu. Peubah perbandingan THP terhadap angsuran merupakan peubah yang sangat berperan pada kedua analisis dalam menentukan status kredit debitur. Tabel 6 menjelaskan besarnya kesalahan prediksi kedua metode untuk setiap karakteristik debitur. Baik analisis regresi logistik maupun metode CHAID pada karakteristik debitur ke-1, 4, 5, 6, 13 dan 14 memiliki persentase kesalahan yang sama. Untuk karakteristik debitur ke-11 dan 12, analisis CHAID memiliki persentase kesalahan lebih kecil dibandingkan analisis regresi logistik. Artinya debitur dengan karakteristik ke-11 dan 12 sebaiknya dianalisis oleh metode CHAID karena memiliki persentase kesalahan prediksi yang lebih kecil. Untuk karakteristik debitur ke-9, analisis regresi logistik memiliki persentase kesalahan yang lebih kecil dibandingkan analisis CHAID. Debitur pada karakteristik ke-9 sebaiknya dianalisis dengan regresi logistik agar menghasilkan kesalahan prediksi yang lebih kecil. Walaupun persentase kesalahan analisis CHAID pada karakteristik debitur ke-2, 3 dan 7 lebih kecil dari analisis regresi logistik, tetapi selisih persentase kesalahan dari kedua metode tidak terlalu besar sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa karakteristik debitur pada kelompok ini sebaiknya dianalisis oleh metode CHAID. Demikian juga pada karakteristik debitur ke-8 dan 1 dimana analisis regresi logistik menghasilkan persentase kesalahan yang lebih kecil dibandingkan analisis CHAID. Akan tetapi tidak dapat disimpulkan bahwa karakteristik debitur pada kelompok ini sebaiknya dianalisis dengan regresi logistik. Persentase kesalahan terbesar hasil analisis CHAID terdapat pada karakteristik debitur ke-7, yaitu sebesar 45.5%. Sedangkan persentase kesalahan terbesar hasil analisis regresi logistik terdapat pada karakteristik debitur ke-12, yaitu sebesar 58.14%. Hasil kedua metode yang digunakan relatif sama dalam melihat pengaruh masingmasing peubah penjelas dalam hubungannya dengan peubah respon. Namun apabila dilihat dari struktur data permasalahan yang dihadapi maka akan terlihat perbedaan yang dihasilkan kedua metode tersebut. Dalam analisis regresi logistik terdapat beberapa kelebihan yaitu informasi yang dihasilkan dari rasio oddsnya menggambarkan resiko relatif antar peubah penjelas terhadap peubah respon dan efek dari setiap peubah penjelas terhadap peubah respon dapat terlihat jelas. Sedangkan kelebihan dari metode CHAID yaitu dapat digunakan untuk mengelompokkan amatanamatan sesuai peubah responnya. Di samping itu informasi yang dihasilkan melalui asosiasi dan interaksi antar peubah penjelas menjadikan analisis ini berbeda dengan analisis regresi logistik biner. Tabel 7. Kesesuaian klasifikasi antara regresi logistik dan CHAID CHAID Regresi Logistik default non default default non default Tabel 7 menjelaskan kesesuaian klasifikasi antara regresi logistik dan metode CHAID. Debitur kategori default dan diklasifikasikan dengan benar, baik oleh regresi logistik maupun metode CHAID sebanyak 488 orang. Debitur kategori non default dan diklasifikasikan dengan benar, baik oleh regresi logistik maupun metode CHAID sebanyak 318 orang. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh besarnya kesesuaian klasifikasi antara regresi logistik dan metode CHAID sebesar 8.6%. Secara umum terdapat kesesuaian hasil analisis kedua metode dalam menjelaskan hubungan antar peubah respon dan peubah penjelas. Akan tetapi apabila masalah yang dihadapi berbeda tentu tidak semua metode ini dapat digunakan, kecuali pada masalah tertentu kedua metode ini dapat digunakan untuk saling melengkapi. 13

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN TJIPTO AJI SUDARSO. Analisis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK Mohamad Jajuli Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Partai Politik 3 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pemilih Agustino (2009) menyebutkan terdapat tiga pendekatan teori yang sering digunakan oleh banyak ahli politik untuk memahami perilaku pemilih diantaranya pendekatan sosiologis,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi merupakan proses untuk menemukan model atau fungsi yang menjelaskan atau membedakan konsep atau kelas data, dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melakukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, akan diuraikan beberapa teori penunjang antara lain: Kredit Macet, Regresi Logistik, Model Terbaik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER ANALISIS KEPUASAN PESERTA KURSUS KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE CHAID BERBASIS KOMPUTER RONITA BINUS UNIVERSITTY, Jakarta, Indonesia, 11530 Abstrak Kesuksesan selalu menjadi tujuan sebuah perusahaan, begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri.

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klasifikasi merupakan pengelompokan secara sistematis pada suatu objek atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. Masalah klasifikasi

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK UNTUK KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI NOSOKOMIAL ANTON

MODEL REGRESI LOGISTIK UNTUK KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI NOSOKOMIAL ANTON MODEL REGRESI LOGISTIK UNTUK KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI NOSOKOMIAL ANTON DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 Untuk Mama dan Andri Aku tahu

Lebih terperinci

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT

METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT E-Jurnal Matematika Vol. 4 (4), November 2015, pp. 163-168 ISSN: 2303-1751 METODE QUEST DAN CHAID PADA KLASIFIKASI KARAKTERISTIK NASABAH KREDIT Nur Faiza 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Gusti Ayu Made Srinadi

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN MAHASISWA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK DAN METODE CHAID (Studi Kasus: Mahasiswa Farmasi Uhamka) SRI NEVI GANTINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Xplore, 2013, Vol. 2(1):e10(1-5) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Rindy Anggun Pertiwi, Indahwati, Farit

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI MAHASISWA TPB IPB TAHUN AKADEMIK 2005/2006 UNTUK MEMILIH MAYOR STATISTIKA SEBAGAI PILIHAN PERTAMA KARLINA SERAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah)

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Jurnal Gradien Vol. 10 No.2 Juli 2014 : 1000-1004 Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R 1 dan Sri

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA LISTRIK (KRL) BOGOR JAKARTA DENGAN METODE CHAID (Studi Kasus Stasiun Bogor) RR ADISTIA RAHMADHANI

PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA LISTRIK (KRL) BOGOR JAKARTA DENGAN METODE CHAID (Studi Kasus Stasiun Bogor) RR ADISTIA RAHMADHANI PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA LISTRIK (KRL) BOGOR JAKARTA DENGAN METODE CHAID (Studi Kasus Stasiun Bogor) RR ADISTIA RAHMADHANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Chi-square Automatic Interaction Detection (CHAID) adalah merupakan suatu kasus khusus dari algoritma pendeteksian interaksi otomatis yang biasa disebut

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK KELANCARAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT MENGGUNAKAN METODE CHAID MERLINDA YANTHY

PENENTUAN KARAKTERISTIK KELANCARAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT MENGGUNAKAN METODE CHAID MERLINDA YANTHY PENENTUAN KARAKTERISTIK KELANCARAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT MENGGUNAKAN METODE CHAID MERLINDA YANTHY DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) SKRIPSI Oleh : AGUNG WALUYO 24010210141020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIE ERISKA ARITONANG 24010211140081 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE

BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE BAB III METODE CHAID EXHAUSTIVE 31 CHAID Exhaustive Metode CHAID Exhaustive dikemukakan oleh D Biggs et al (1991) yang merupakan evaluasi dari metode sebelumnya yaitu CHAID (Kass, 1980) untuk penyesuaian

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION

BAB III METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION BAB III METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION 3.1 Analisis CHAID Metode CHAID pertama kali diperkenalkan G. V. Kass 1980, metode CHAID merupakan teknik yang lebih awal dikenal sebagai Automatic

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI Oleh : SITI NURBAITI G14102022 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK SITI

Lebih terperinci

Others Institution Credit Job Code

Others Institution Credit Job Code 4. Residence status (status kepemilikan rumah) yang dinotasikan dengan RS. Peubah ini dibagi menjadi enam kelompok. 5. Job code (kode pekerjaan) yang dinotasikan dengan JC. Peubah ini dibagi menjadi lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan kredit merupakan hal yang tidak asing. Menyadari bahwa kegiatan kredit pada masyarakat umum semakin meningkat, maka perlu

Lebih terperinci

SEGMENTASI NASABAH DALAM PENGEMBALIAN KREDIT DENGAN METODE CHAID HANIF AKBAR

SEGMENTASI NASABAH DALAM PENGEMBALIAN KREDIT DENGAN METODE CHAID HANIF AKBAR SEGMENTASI NASABAH DALAM PENGEMBALIAN KREDIT DENGAN METODE CHAID HANIF AKBAR DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW

Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW Implementasi Metode Chi-Squared Automatic Interaction Detection pada Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa FMIPA UNIROW Kresna Oktafianto Program Studi Matematika FMIPA Universitas Ronggolawe

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Menurut PBworks (2007) klasifikasi adalah proses untuk menemukan model atau fungsi yang menjelaskan atau membedakan konsep atau kelas data, dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE DISKRETISASI DALAM MODEL REGRESI LOGISTIK (Studi Kasus: Pembentukan Model Penskoran Kredit Bank X) DIAN ILMIATI ARDITA

PERBANDINGAN METODE DISKRETISASI DALAM MODEL REGRESI LOGISTIK (Studi Kasus: Pembentukan Model Penskoran Kredit Bank X) DIAN ILMIATI ARDITA PERBANDINGAN METODE DISKRETISASI DALAM MODEL REGRESI LOGISTIK (Studi Kasus: Pembentukan Model Penskoran Kredit Bank X) DIAN ILMIATI ARDITA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan tersebut. Lembaga keuangan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

ANALISIS IPK MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI IPB DENGAN PENDEKATAN METODE CHAID FERRY ANTONI MS

ANALISIS IPK MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI IPB DENGAN PENDEKATAN METODE CHAID FERRY ANTONI MS ANALISIS IPK MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI IPB DENGAN PENDEKATAN METODE CHAID FERRY ANTONI MS DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR KETERTINGGALAN DESA DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR KETERTINGGALAN DESA DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENENTUKAN FAKTORFAKTOR KETERTINGGALAN DESA DI KABUPATEN BOGOR Oleh : Maria Wuri Handayani G14101019 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga 37 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga cabang Cibinong. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juli 2009 sedangkan upaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. BPRS Al Salam Amal Salman atau lebih dikenal dengan nama BPRS Al Salaam (BAS). BAS berkantor pusat di Jalan Cinere Raya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas Hasil analisis mengenai persentase responden berdasarkan peubah-peubah penjelas ditunjukkan pada Gambar 2. Usia responden

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI DENGAN METODE CHAID

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI DENGAN METODE CHAID Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 1 (2013), hal 45 50. PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI DENGAN METODE CHAID Yustisia Wirania, Muhlasah Novitasari Mara, Dadan Kusnandar INTISARI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH NASABAH DI SEKTOR PERDAGANGAN AGRIBISNIS (KASUS PADA BPR RAMA GANDA BOGOR) SKRIPSI DICKY TRIWIBOWO A 14105530 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

METODE CART DAN CHAID UNTUK PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

METODE CART DAN CHAID UNTUK PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 1 METODE CART DAN CHAID UNTUK PENGKLASIFIKASIAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER SKRIPSI Oleh Ida Rahmawati NIM 071810101073 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H14103029 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regresi Logistik Regresi adalah bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : APLIKASI METODE CHAID DALAM MENGANALISIS KETERKAITAN FAKTOR RISIKO LAMA PENYELESAIAN SKRIPSI MAHASISWA (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya) Dian Cahyawati S., Susi Yohana, Putera

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G

ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU. Oleh : Heru Novriyadi G ANALISIS KORELASI KANONIK ANTARA CURAH HUJAN GCM DAN CURAH HUJAN DI INDRAMAYU Oleh : Heru Novriyadi G4004 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION

ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION ANALISIS SEGMENTASI NASABAH PEMBIAYAAN MURABAHAH JANGKA MENENGAH (Studi Kasus pada PT. BPR Syariah AMANAH UMMAH) VIEN SYAFRINA NASUTION DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET DENGAN METODE QUEST

ANALISA FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET DENGAN METODE QUEST Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 76 85 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISA FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET DENGAN METODE QUEST OLIVIA PRIMA DINI, HAZMIRA YOZZA, DODI DEVIANTO

Lebih terperinci

SEGMENTASI PASAR MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION (CHAID) (Studi Kasus di PD. BPR-BKK Purwokerto Utara)

SEGMENTASI PASAR MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION (CHAID) (Studi Kasus di PD. BPR-BKK Purwokerto Utara) SEGMENTASI PASAR MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARED AUTOMATIC INTERACTION DETECTION (CHAID) (Studi Kasus di PD. BPR-BKK Purwokerto Utara) SKRIPSI Oleh : Nu man Ardhi Nugraha J2E 004 238 PROGRAM STUDI STATISTIKA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENENTUAN PERINGKAT DEFAULT

PENENTUAN PERINGKAT DEFAULT PENENTUAN PERINGKAT DEFAULT DEBITUR DALAM VaR (Value at Risk) DENGAN REGRESI BINER LOGISTIK (Studi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Gajah Mada Cabang Jember) SKRIPSI Oleh : FRIDA MURTINASARI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Pra Pemilu 2009 Karakteristik responden berdasarkan peubah demografi yang diamati terdapat pada Gambar 3 sampai Gambar 6. Pada Gambar 3 dapat diketahui

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 12 Nonparametrik-Kategorik-Logistik

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 12 Nonparametrik-Kategorik-Logistik STK511 Analisis Statistika Pertemuan 12 Nonparametrik-Kategorik-Logistik 12. Pengantar Skala Pengukuran Data/Variabel Peubah Kategorik Categorical Numerik Numeric Nominal Ordinal Interval Ratio Hanya nama/lambang

Lebih terperinci

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh 43 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini ada sebanyak 72 mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh karena

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM SISTEM MAYOR-MINOR PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA (S1) INSTITUT PERTANIAN BOGOR DICKY PRATAMA YENDRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Cijeruk Cabang Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X pembilang persamaan (3) adalah rataan jumlah kuadrat galat, N jumlah pengamatan dan M jumlah himpunan bagian. Penyebutnya merupakan fungsi nilai kompleks, dengan C(M) adalah nilai kompleksitas model yang

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam 55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) SKRIPSI VIRGITHA ISANDA AGUSTANIA H34050921 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H14053267 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Nina Milana 1 dan Abadyo 2 Universitas Negeri Malang

Nina Milana 1 dan Abadyo 2 Universitas Negeri Malang 1 CHAID UNTUK MENGKLASIFIKASI STATUS MAHASISWA SETELAH LULUS PERKULIAHAN (Studi Kasus Pada Alumnus Prodi Matematika. Jurusan Matematika. FMIPA. Universitas Negeri Malang. Tahun 2007-2012) Nina Milana 1

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DENGAN REGRESI LOGISTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DENGAN REGRESI LOGISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DENGAN REGRESI LOGISTIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1 Oleh Purwita Erviana 0901060024

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN MODEL CREDIT SCORING TERHADAP DATA NUMERIK DAN DATA KATEGORIK MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK PERA TINFIKA MUTIARA

KAJIAN PERBANDINGAN MODEL CREDIT SCORING TERHADAP DATA NUMERIK DAN DATA KATEGORIK MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK PERA TINFIKA MUTIARA KAJIAN PERBANDINGAN MODEL CREDIT SCORING TERHADAP DATA NUMERIK DAN DATA KATEGORIK MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK PERA TINFIKA MUTIARA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada obyek wisata pemandian air panas alam CV Alam Sibayak yang berlokasi di Desa Semangat Gunung Berastagi, Kabupaten Karo Sumatera

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Surabaya, 3 Juli 2013 Seminar Hasil Tugas Akhir KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA TPB IPB DENGAN METODE CHAID YUNIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA TPB IPB DENGAN METODE CHAID YUNIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA TPB IPB DENGAN METODE CHAID YUNIAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 6 ABSTRAK

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK DEBITUR UMKM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT PUNDI BALI DWIPA

PENGARUH KARAKTERISTIK DEBITUR UMKM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT PUNDI BALI DWIPA PENGARUH KARAKTERISTIK DEBITUR UMKM TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT PUNDI BALI DWIPA (Studi Kasus Nasabah Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja) Luh Ikka Widayanthi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat adalah memberdayakan peranan jasa perbankan. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya disingkat PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER RIZKA ARIFANJUNI NRP 1309 030 027 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Widjanarko O., M.Si.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia) OLEH RAUDHATUL FEBRIYENNY H14102045 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Januari 2012 hingga 20 Februari 2012 pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Cibungbulang. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci