Adik-Kakak yangmencintaiku. Sesungguhnya, yanq memanq hams terjadi. Untuk: olel-nya, semua telah diwasiatkan. Ayah-Bunda S W I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Adik-Kakak yangmencintaiku. Sesungguhnya, yanq memanq hams terjadi. Untuk: olel-nya, semua telah diwasiatkan. Ayah-Bunda S W I"

Transkripsi

1 Sesungguhnya, tidak ada usaha yang sia-sia semua telah menjadi bagian yanq memanq hams terjadi olel-nya, semua telah diwasiatkan. Untuk: Ayah-Bunda S W I Adik-Kakak yangmencintaiku

2 S K R I'P S I PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTlH ( Alliurn sativum L ) DAN BAWANG MERAH ( Allium cepe var eggregaturn L YAM6 MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTITROMBOTIK MENGGUNAKAN ALAT PENGERING BEKU ( Freeze Drier) DAN OVEN Oleh B. ARIF WlDlYATMOKO F FAKULTAS 1 EKNOLOGI PERTAHIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DOGOR

3 B. Arif Widiyatmoko. F Pembuatan Bubuk Bawang Putih (Allium sativum, L) dan Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum, L),yang Mempunyai Aktivitas Antitrombotik Menggunakan Alat Pengering Beku (Freeze Drier) Dan Oven. Di bawah bimbingan Deddy Muchtadi, C. Hanny Wijaya, dan Sutrisno Koswara. Penelitian ini bertujuan menghasilkan bubuk bawang sebagai bumbu-rempah yang mengandung senyawa aktif antithrombotic agent untuk digunakan sebagai health food supplement dengan metode pengeringan. Bawang putih var. Jawi asal Tawangmangu, Solo dan bawang merah var. Belu asal NTT dikeringkan dengan metode pengeringan beku (freeze drying) menggunakan Christ Alpha Harz tipe Freeze drier, dan dengan metode oven menggunakan oven merek "Hareaus" D-6450 Hanau tipe T 6060 di laboratorium CAL, PAU-IPB. Bubuk bawang hasil pengeringan diesktrak dalam bentuk ekstrak-metanol, untuk dianalisis aktivitas antitrombotiknya dengan metode Born (1963) menggunakan alat aggrecoder tipe PA 3210 di laboratorium Patologi RSCM, Jakarta; Volatile Reducing Subtance ( Farber-Ferro, 1956) ; dan prof il senyawa volatil menggunakan gas kromatografi, GC "Shimadzu" tipe GC-9AM. Rendemen bubuk bawang menggunakan pengeringan beku bawang putih dan merah adalah 31.33% dan 14.93% dengan kadar air masing-masing 4.79% dan 3.85%; sedangkan rendemen ekstraknya berturut-turut adalah 0.31% dan 0.38%.

4 Pengeringan bawang dengan metode oven dengan kondisi pengeringan 70 C selama 10 jam, 12.5 jam dan 15 jam, diperoleh rendemen bubuk bawang putih berturut-turut adalah 4.63%, 40.55% dan 36.84%, dengan kadar air sebesar 7.64%, 6.81% dan 5.20%. Pada suhu pengeringan 80 C dengan taraf waktu pengeringan yang sama, diperoleh rendemen bubuk bawang putih sebesar 32.90%, 29.64% dan 26.34, dengan kadar air bubuk bawang sebesar 5.73%, 5.04%, dan 4.39%. Rendemen dan kadar air bubuk bawang merah berkisar antara 16.00% hingga 20.26% serta antara 3.48% sampai 7.16%. Aktivitas antitrombotik bawang dinyatakan dalam konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat agregasi trombosit sebesar 50% (D,,), dengan satuan mg/ml. Aktivitas antitrombotik ekstrak bawang dipengaruhi suhu dan waktu pengeringan. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pengeringan aktivitas antitrombotik bawang cenderung semakin rendah. D, ekstrak bawang putih (EBP) dan ekstrak bawang merah (EBM) dari bubuk hasil pengeringan beku adalah 0.08 mg/ml dan 0.30 mg/ml. D,, EBP dari bubuk hasil pengeringan oven, pada suhu 70 C dengan lama pengeringan 10, 12.5 dan 15 jam berturut-turut adalah 0.31 mg/ml, 1.08 ' mg/ml, 2.13 mg/ml sedangkan pada suhu 80 C dengan taraf waktu pengeringan yang sama adalah 2.00 mg/ml, 2.90 mg/ml dan 3.47 mg/ml. Aktivitas antitrombotik bubuk bawang merah hasil pengeringan oven menunjukkan pola kecenderungan yang sama. D,, EBM pada suhu 70 C dengan lama pengeringan 10 dan 12.5 jam berturut-turut adalah 0.70 mg/ml dan 2.09 mg/ml

5 sedangkan pada suhu 80 C dengan taraf waktu pengeringan yang sama adalah 3.25 mg/ml dan 3.78 mg/ml. Hasil analisis terhadap senyawa volatil pereduksi (VRS), menunjukkan adanya korelasi antara aktivitas antitrombotik dengan kandungan senyawa volatil pereduksinya. Nilai VRS bawang putih pada suhu dan waktu pemanasan rendah (70 C, 10 jam) diperoleh hasil meq/g, yang menurun hingga meq/g pada kondisi pengeringan 80 C selama 15 jam. Pola yang sama terjadi pada EBM, yaitu berkisar dari meq/g menurun hingga meq/g. Identifikasi profil senyawa volatil dengan menggunakan gas kromatografimenunjukkan bahwa senyawa yang terdapat dalam bubuk bawang putih antara lain; (1) dialil sulfida, (2) metil alii disulfida, (3) dialil disulfida, (4) metil alil trisulfida, (5) dialil trisulfida, dan (6) 2-vinil- (4h)-1,3-ditiin. Sedangkan profil senyawa volatil bawang merah yang teridentifikasi yaitu; (1) dimetil disulf ida, (2) propil propenil disulf ida, (3) 2,5-dimetil tiopen, (4) metil propil disulfida, ( 5) 3,4-dimetil tiopen, (6) metil cis propenil, (7) metil trans propenil, (8) dipropil disulfida, dan (9) metil propil trisulfida. Dialil disulfida merupakan komponen utama yang ditemukan dalam bawang putih kering oven maupun kering beku, sedangkan pada bawang merah kering beku dan juga kering oven, metil propil disulfida merupakan komponen utana yang dapat diindentifikasi.

6

7

8

9

10

SKRIPSI. OPTIMASI PRODUKSI OLEORESIN BAWANG PUTIH (AIIiurn sativum L.) DAN B RAH (AIIium cepa var. aggrega firm. Oieh RUDY HARTAWAN F 27.

SKRIPSI. OPTIMASI PRODUKSI OLEORESIN BAWANG PUTIH (AIIiurn sativum L.) DAN B RAH (AIIium cepa var. aggrega firm. Oieh RUDY HARTAWAN F 27. SKRIPSI OPTIMASI PRODUKSI OLEORESIN BAWANG PUTIH (AIIiurn sativum L.) DAN B RAH (AIIium cepa var. aggrega firm PUNYAI AKTIVITAS TROMBOTIK Oieh RUDY HARTAWAN F 27.1316 1995 FA

Lebih terperinci

Perlakuan ph yang semakin tinggi memberikan nilai kadar air yang semakin tinggi. Kadar abu semakin tinggi dengan semakin tingginya ph.

Perlakuan ph yang semakin tinggi memberikan nilai kadar air yang semakin tinggi. Kadar abu semakin tinggi dengan semakin tingginya ph. ENDAH TRIHASTUTI DEWAYANTI. F 27.1008. Pengaruh ph dan ~ombinasi Jenis Bahan Pengisi dalam Pembuatan Bubuk bawang Putih (Allium sativum L.) dengan Pengering Drum. Di bawah bimbingan C. Hanny Wijaya....

Lebih terperinci

warring blender, dan diuapkan pada suhu 34.5O~ dengan

warring blender, dan diuapkan pada suhu 34.5O~ dengan Yahya Kurniawan. F 26.1189. Analisis Komponen Aktif Citarasa pada Bawang Putih (Allium sativum L.) Segar, Goreng dan Rebus dengan Kromatografi Gas. Di bawah bimbingan Hanny Wijaya dan Feri Kusnandar. Bawang

Lebih terperinci

Bawang daun adalah salah satu sayuran yang diminati

Bawang daun adalah salah satu sayuran yang diminati Sri Mulia Astuti: Pengaturan suhu dan waktu pengeringan beku bawang daun 17 Buletin Teknik Pertanian Vol. 14 No. 1, 2009: 17-22 TEKNIK PENGATURAN SUHU DAN WAKTU PENGERINGAN BEKU BAWANG DAUN (Allium fistulosum

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN VINYLDLTHIIN DAN AJOENE DALAM BUBUS PENGERINGAN. Oleh. YOVITA VINKA VIRGINlTA

ANALISIS KOMPONEN VINYLDLTHIIN DAN AJOENE DALAM BUBUS PENGERINGAN. Oleh. YOVITA VINKA VIRGINlTA ANALISIS KOMPONEN VINYLDLTHIIN DAN AJOENE DALAM BUBUS BAWANG PUTIH (Alliunz sativurn) DENGAN BERBAGAI METODE PENGERINGAN Oleh YOVITA VINKA VIRGINlTA 1997 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANUN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENELITIAN PENDAHULUAN 5.1.1 Pembuatan Kacang Salut Proses pembuatan kacang salut diawali dengan mempelajari formulasi standar yang biasa digunakan untuk pembuatan kacang salut,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KEDELAi DAN WAKTU AGING TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK TIDAK JENUH MINYAK KAPANG Mucor circinelloides.

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KEDELAi DAN WAKTU AGING TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK TIDAK JENUH MINYAK KAPANG Mucor circinelloides. PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK KEDELAi DAN WAKTU AGING TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK TIDAK JENUH MINYAK KAPANG Mucor circinelloides Oleh: SUCIATI F 31.0205 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR. Oleh : Ismiwarti C

PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR. Oleh : Ismiwarti C PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR Oleh : Ismiwarti C34101018 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN

Lebih terperinci

karya i;eri! ini kuperseehahkan buat orang-orang yang aku iintai : hapa):, ibu, neoek, ebai: ani, sbak yul, eba! erna, 3bak yanti dan dik hadi

karya i;eri! ini kuperseehahkan buat orang-orang yang aku iintai : hapa):, ibu, neoek, ebai: ani, sbak yul, eba! erna, 3bak yanti dan dik hadi Bia-!ah Ailah, yang eenjadikan segala yaog ada di bus? uniuk kanu dan Bia berkehndak iaenriptakan) langit, lalu dijadikao-nya tujuh iangit. Dan Dia #aha Hengeiahui segala sesuatu ib1 saq.3rah 2?! Dan tidakkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungisida adalah jenis pestisida yang secara khusus dibuat dan digunakan untuk mengendalikan (membunuh, menghambat dan mencegah) jamur atau cendawan patogen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi 24 Rancangan ini digunakan pada penentuan nilai KHTM. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0.05, dan menggunakan uji Tukey sebagai

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK TERMOFISIK BAWANG MERAH (Allium cepa var.ascalonicum) ARFANDIWANGSA

PENENTUAN KARAKTERISTIK TERMOFISIK BAWANG MERAH (Allium cepa var.ascalonicum) ARFANDIWANGSA PENENTUAN KARAKTERISTIK TERMOFISIK BAWANG MERAH (Allium cepa var.ascalonicum) ARFANDIWANGSA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN AMPAS BAWANG PUTIH DALAM PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTIH. Oleh: TRI PURWANDOKO F

PEMANFAATAN AMPAS BAWANG PUTIH DALAM PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTIH. Oleh: TRI PURWANDOKO F PEMANFAATAN AMPAS BAWANG PUTIH DALAM PEMBUATAN BUBUK BAWANG PUTIH Oleh: TRI PURWANDOKO F34104027 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Tri Purwandoko. F34104027. Pemanfaatan

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

SKRIPSI. STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum LINN) PADA PENGAWETAN BAKSO DENGAN ASAM ASETAT. Oleh NANDA HADITTAMA F

SKRIPSI. STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum LINN) PADA PENGAWETAN BAKSO DENGAN ASAM ASETAT. Oleh NANDA HADITTAMA F SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum LINN) PADA PENGAWETAN BAKSO DENGAN ASAM ASETAT Oleh NANDA HADITTAMA F24050806 2009 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah,(3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAWIAN INSTITLIT PERTANIAN BOGOR BOGOR

1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAWIAN INSTITLIT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAWIAN INSTITLIT PERTANIAN BOGOR BOGOR William ~skandar. F 27.0789. 'PEMBUATAF KERIPIK BUAH LABU (Cucurbita pep0 L.). Di bawah bimbingan Ir. Sassya Samiadji, MS. e RI NGKASAN

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-November 2011. Pemeliharaan ternak prapemotongan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan I. PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7)

Lebih terperinci

----. &, CZ;j_!. csilfl lasv '0 ~

----. &, CZ;j_!. csilfl lasv '0 ~ ~ :;d,- of ~ ifl/ tiuv MYUt ----. &, CZ;j_!. csilfl lasv '0 ~ 9;~ S/ fjwrruv ext; ~ /'f1r/!. cnow, '0 ~ tiuv 9:,~ eru:k ~ '0 Sft'/ ~ :;d,- of ~ ifl/ tiuv MYUt... (csilrujl'linuy 9?J~) SKRIPSI PENGUJIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari 11 hingga Juni 11. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium lapang University Farm Sukamantri, Labolatorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

FORMAT MENAMPILKAN DATA TABEL, GAMBAR & TEHNIK MEMBAHAS

FORMAT MENAMPILKAN DATA TABEL, GAMBAR & TEHNIK MEMBAHAS 1 FORMAT MENAMPILKAN DATA TABEL, GAMBAR & TEHNIK MEMBAHAS JUDUL TOPIK RISET : STUDI PEMBUATAN MAKANAN PADAT (FOOD BARS) BERENERGI TINGGI MENGGUNAKAN TEPUNG KOMPOSIT (TEPUNG GAPLEK, TEPUNG KEDELAI, TEPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, juga didukung dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, juga didukung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang berpotensi dikembangkan untuk agroindustri dan menjadi komoditas ekspor unggulan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH. Ir. Sutrisno Koswara, MSi

TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH. Ir. Sutrisno Koswara, MSi TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH Ir. Sutrisno Koswara, MSi www.ebookpangan.com Rempah-rempah telah luas dikenal gunanya sebagai pemberi cita rasa atau bumbu, disamping banyak digunakan untuk

Lebih terperinci

Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak

Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak Vol. No., Juni, 6-66 Kajian Pembuatan Bumbu Dari Bawang Putih (Allium sativum) Dan Daun Jeruk Purut (Cytrus hystrix) Menggunakan Pengering Tipe Rak Aninatul Fuadah*, Sumardi Hadi Sumarlan, Yusuf Hendrawan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB HASI PERCBAAN DAN PEBAHASAN.1 Kadar air simplisia Kadar air dalam simplisia berada dalam rentang,5% 1,9%. Kadar air dalam simplisia ini dijadikan faktor koreksi terhadap nilai rendemen, kandungan senyawa

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Warna Larutan Fikosianin Warna Larutan secara Visual

4. PEMBAHASAN 4.1. Warna Larutan Fikosianin Warna Larutan secara Visual 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi fikosianin dari spirulina yang digunakan sebagai pewarna alami pada minuman. Fikosianin ini memberikan warna biru alami, sehingga tidak memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air dan Aktivitas Air Kadar air dendeng hasil penelitian adalah 19,33%-23,82% dengan rataan 21,49±1,17%. Aktivitas air dendeng hasil penelitian sebesar 0,53-0,84 dengan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada

Lebih terperinci

seperti Niasin (vitamin B3), vitamin A, C, E, anthraquinon, serat, magnesium,

seperti Niasin (vitamin B3), vitamin A, C, E, anthraquinon, serat, magnesium, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidah buaya atau Aloe barbadensis Miller sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini diduga berasal dari Afrika. Pada zaman dahulu biasanya digunakan sebagai penyubur

Lebih terperinci

PEMAHFAATAN TEPUblG TIEhIPE MTUK MEMPEWPAWJAWG MASA SIMPAN DAN MEWCEGAH KERUSAKAW KOMPOWEN 6121 IKAH KEMBUNG SEGAR

PEMAHFAATAN TEPUblG TIEhIPE MTUK MEMPEWPAWJAWG MASA SIMPAN DAN MEWCEGAH KERUSAKAW KOMPOWEN 6121 IKAH KEMBUNG SEGAR PEMAHFAATAN TEPUblG TIEhIPE MTUK MEMPEWPAWJAWG MASA SIMPAN DAN MEWCEGAH KERUSAKAW KOMPOWEN 6121 IKAH KEMBUNG SEGAR Oleh KOMANG HANDAYANl F 25. 1460 1 9 9 3 FAKULTAS TEICNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri genus Shigella dan dikarakterisasi dengan diare yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri genus Shigella dan dikarakterisasi dengan diare yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Disentri basiler atau yang biasa disebut dengan Shigellosis saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu perhatian. Penyakit ini disebabkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III. III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai Maret 2011 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KINERJA MESlN PENGERING BEKU DAN PENGARUHSUHUKONTROLPERMUKAANBAHANTERHADAP WAKTU PENGERINGAN BEKU PASTA JAHE PUTlH KEClL

MEMPELAJARI KINERJA MESlN PENGERING BEKU DAN PENGARUHSUHUKONTROLPERMUKAANBAHANTERHADAP WAKTU PENGERINGAN BEKU PASTA JAHE PUTlH KEClL \,a c>cq {." [ 8 i-!? "i, 6-> -, '~ MEMPELAJARI KINERJA MESlN PENGERING BEKU DAN PENGARUHSUHUKONTROLPERMUKAANBAHANTERHADAP WAKTU PENGERINGAN BEKU PASTA JAHE PUTlH KEClL (Zingiber officinale var. amarum)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat Paraguay sejak ratusan tahun yang

Lebih terperinci

OMBh CBixa orellana LJ DAM PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU

OMBh CBixa orellana LJ DAM PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU ... j r ;? p.b.!t LC, 4.2 d.. 4 MEMPEL bl ARl CARA EKSTRAK OMBh CBixa orellana LJ DAM PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU Oleh CATHARINA SRI WlDYASTUTl F 23. 1585 1991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN...ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap uji pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Biofarmaka, IPB-Bogor. Penelitian ini berlangsung selama lima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penurunan Berat selama Pengeringan Bahan pangan yang dikeringkan pada kondisi vakum mengalami penurunan berat pada selang waktu tertentu. Penurunan berat ini disebabkan

Lebih terperinci

MEMPEkAJARl KARAKTERISTIK FlSlK EDIBLE FILM

MEMPEkAJARl KARAKTERISTIK FlSlK EDIBLE FILM MEMPEkAJARl KARAKTERISTIK FlSlK EDIBLE FILM 1995 FAKULTAS TEKNQLOGI PERTAMIAM lnstltut PERTANlAPl BOGOR B O G O R i I:. i:. ;.../ 1. "..,., ;. '.,. >,?.~: ~oni Yoyo. F -28.1372. Mempela j'a'eii ~arakteristik

Lebih terperinci

PEMBUATAN SILASE KEPALA UDANG DENGAN PENAMBAMAN ASAM. FORMIAT DAN ASAM PROPIONAT

PEMBUATAN SILASE KEPALA UDANG DENGAN PENAMBAMAN ASAM. FORMIAT DAN ASAM PROPIONAT PEMBUATAN SILASE KEPALA UDANG DENGAN PENAMBAMAN ASAM. FORMIAT DAN ASAM PROPIONAT Oleh YUNUS YONAS F 25. 0124 1993 FAKULTAS T EKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR yunus yonas. F.25.0124. Pembuatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembuatan yang dibuat pada riset ini dibuat dari kitosan dengan penambahan ekstrak bawang putih sebagai bahan aktif. Kitosan dilarutkan dengan menggunakan asam asetat 1% sedangkan

Lebih terperinci

Kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda tercirrta, Mas Eko, Mbak Wati, Mbak Yuni dart Heni yang sangat kusayangi da~z yang merryaynrzgik~c

Kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda tercirrta, Mas Eko, Mbak Wati, Mbak Yuni dart Heni yang sangat kusayangi da~z yang merryaynrzgik~c "Dan di bunti ini terdapat bagiarz-bagian yarzg berdanzpitzgan, dun kebun-kebun anggur, tarramart-tananzaiz dan polzon kurnza yarzg bercabattg dun yang tidak bercabalzg, disirairzi dengaiz air yang sairca.

Lebih terperinci

Kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda tercirrta, Mas Eko, Mbak Wati, Mbak Yuni dart Heni yang sangat kusayangi da~z yang merryaynrzgik~c

Kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda tercirrta, Mas Eko, Mbak Wati, Mbak Yuni dart Heni yang sangat kusayangi da~z yang merryaynrzgik~c "Dan di bunti ini terdapat bagiarz-bagian yarzg berdanzpitzgan, dun kebun-kebun anggur, tarramart-tananzaiz dan polzon kurnza yarzg bercabattg dun yang tidak bercabalzg, disirairzi dengaiz air yang sairca.

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU BUBUK BUMBU SATE PADANG

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU BUBUK BUMBU SATE PADANG PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU BUBUK BUMBU SATE PADANG (The Effect of Temperature and Drying Time of Satay Padang Seasoning Powder Quality) Bunga Yohana Tambunan 1,), Sentosa Ginting

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Total Fenolat Senyawa fenolat merupakan metabolit sekunder yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, termasuk pada rempah-rempah. Kandungan total fenolat dendeng sapi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman sering menggunakan pemanis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman sering menggunakan pemanis sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan dan minuman sering menggunakan pemanis sebagai penambah cita rasa pada produknya. Bahan pemanis alami yang biasa digunakan adalah gula yang berasal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik

Lebih terperinci

FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN TINGKA T KEMEKARAN TERHADAP MUTU MINYAK ATSIRI BUNGA SEDAP MALAM KULTIV AR TUNGGAL (Polianthes tuberos val'. Gracilis) Oleh RIZA NOP ALAS F 31.0726 1999 FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN BUBUK CABE MERAH MENGGUNAKAN VARIASI JENIS CABE DAN METODE PENGERINGAN

PEMBUATAN BUBUK CABE MERAH MENGGUNAKAN VARIASI JENIS CABE DAN METODE PENGERINGAN Pembuatan Bubuk Merah..( Sudaryati, Latifah, Donny Eko Hermawan) 74 PEMBUATAN BUBUK CABE MERAH MENGGUNAKAN VARIASI JENIS CABE DAN METODE PENGERINGAN (The Making Red Chili Powder Using Variation of Chili

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

SKRIPSI PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN RIMPANG SEGAR DAN RIMPANG BUBUK DENGAN UJI KADAR POLIFENOL DAN ACTIVE OXYGEN METHOD (AOM)

SKRIPSI PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN RIMPANG SEGAR DAN RIMPANG BUBUK DENGAN UJI KADAR POLIFENOL DAN ACTIVE OXYGEN METHOD (AOM) SKRIPSI PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN RIMPANG SEGAR DAN RIMPANG BUBUK DENGAN UJI KADAR POLIFENOL DAN ACTIVE OXYGEN METHOD (AOM) Oleh : CHRISTINE WUISAN F24103041 2007 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN

PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTAMAN B060R B O G O R ~ndrawati.

Lebih terperinci

CARA MUDAH, MURAH DAN LUMRAH DALAM MENGELOLA DIABETES. Djadjat Tisnadjaja PUSLIT BIOTEKNOLOGI - LIPI

CARA MUDAH, MURAH DAN LUMRAH DALAM MENGELOLA DIABETES. Djadjat Tisnadjaja PUSLIT BIOTEKNOLOGI - LIPI CARA MUDAH, MURAH DAN LUMRAH DALAM MENGELOLA DIABETES Djadjat Tisnadjaja PUSLIT BIOTEKNOLOGI - LIPI 1 PENDAHULUAN Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat,

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada bulan September hingga bulan Desember 2008 dan berlokasi di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis,

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C34101028 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Tepung Kentang Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan kentang. Pembuatan tepung kentang dilakukan dengan tiga cara yaitu tanpa pengukusan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanis merupakan bahan yang sering digunakan untuk keperluan produk olahan pangan seperti makanan dan minuman baik skala rumah tangga maupun industri. Pemanis yang

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia

Lebih terperinci

SEBAGAI ALTERNATIF DlVERSIFIKASI PROD UK TEH

SEBAGAI ALTERNATIF DlVERSIFIKASI PROD UK TEH PEMBUATAN TEH (Camellia sinensis L.) EFFERVESCENT SEBAGAI ALTERNATIF DlVERSIFIKASI PROD UK TEH Oleb DIAR NURHARINI F 30.0085 1997 FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR DIAH NURHARINI.

Lebih terperinci

SKRIPSI MEMPELAJARI PENGARUH VARIETAS, PENYIMPANAN, DAN PERSIAPAN BAWANG PUTIH TERHADAP RASA DAN AROMA BAWANG PADA PRODUK KACANG SALUT

SKRIPSI MEMPELAJARI PENGARUH VARIETAS, PENYIMPANAN, DAN PERSIAPAN BAWANG PUTIH TERHADAP RASA DAN AROMA BAWANG PADA PRODUK KACANG SALUT SKRIPSI MEMPELAJARI PENGARUH VARIETAS, PENYIMPANAN, DAN PERSIAPAN BAWANG PUTIH TERHADAP RASA DAN AROMA BAWANG PADA PRODUK KACANG SALUT Oleh W A T I F24103101 2007 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di Jatiwaringin Jakarta Timur. Sampel yang diambil adalah tumbuhan ISM. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jarak pagar varietas Lampung IP3 yang diperoleh dari kebun induk jarak pagar BALITRI Pakuwon, Sukabumi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli negara tropika yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan di berbagai daerah dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN BAWANG PUTIH(ALLIUM SATIVUM L.) (Variabel Bentuk Bahan dan Suhu Proses)

PENENTUAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN BAWANG PUTIH(ALLIUM SATIVUM L.) (Variabel Bentuk Bahan dan Suhu Proses) PENENTUAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN BAWANG PUTIH(ALLIUM SATIVUM L.) (Variabel Bentuk Bahan dan Suhu Proses) Diska Ayu Romadani dan Sumarni JurusanTeknik Kimia Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa hasil ekstraksi dari bawang putih sebagai alternatif green inhibitor korosi pada kondisi yang sesuai

Lebih terperinci

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, dan Laboratorium Analisis Kimia Pangan Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk. penanggulangan dan pencegahannya (Notoadmodjo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk. penanggulangan dan pencegahannya (Notoadmodjo, 2011). 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dan berbagai perubahan komponen lingkungan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 15 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012. Preparasi bahan baku, perhitungan rendemen, dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan Kusmajadi Suradi Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran Pendahuluan Dendeng merupakan produk olahan daging menggunakan kombinasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol.

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol. III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk pembuatan gambir bubuk adalah Hammer Mill, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, kain saring, Shaker Waterbath, dan Spray Dryer. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Februari sampai dengan Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK PRODUK Karakteristik produk diketahui dengan melakukan analisis proksimat dan uji mikrobial terhadap produk kopi instan formula. Analisis proksimat yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS- KARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI

PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS- KARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS- KARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI Oleh: MEDINOVA F31.0011 1998 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol

Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Pemurnian Agarose dari Agar-agar dengan Menggunakan Propilen Glikol Heri Purwoto ), Siti Gustini ) dan Sri Istini ),) BPP Teknologi, Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta ) Institut Pertanian Bogor, Bogor e-mail:

Lebih terperinci

Gambar 7. Alat pirolisis dan kondensor

Gambar 7. Alat pirolisis dan kondensor III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pirolisis, kondensor, plastik, nampan, cawan aluminium, oven, timbangan, cawan porselen, parang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Karena dalam penelitian mempunyai tujuan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi

PENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan akan menimbulkan suatu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-53 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 14 September2016

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-53 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 14 September2016 KADAR AIR, RENDEMEN DAN KARAKTERISTISK FISIK EKSTRAK LAMUN Halodule sp. Ace Baehaki*, Herpandi, Indah Widiastuti dan Gressty Sari Sitepu Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Lampiran 2. Gambar rumput laut dan serbuk simplisia Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus Rumput laut segar Gracilaria

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi Masalah (1.2.), Maksud dan Tujuan Penelitian (1.3.), Manfaat Penelitian (1.4.), Kerangka Pemikiran (1.5.), Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L.) TERHADAP MUTU PRODUK MIE BASAH MATANG

ANALISIS PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L.) TERHADAP MUTU PRODUK MIE BASAH MATANG ANALISIS PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L.) TERHADAP MUTU PRODUK MIE BASAH MATANG Wirasti 1), Eko Mugiyanto 2) 1,2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pekajangan Pekalongan email: wirasti.kharis@gmail.com

Lebih terperinci

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK PANGAN Paper Pendugaan Umur Simpan Produk Kopi Instan Formula Merk-Z Dengan Metode Arrhenius, kami ambil dari hasil karya tulis Christamam Herry Wijaya yang merupakan tugas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian serta Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro;

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat

Lebih terperinci