MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-XV/2017

Transkripsi

1 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN FORMIL DAN MATERIIL PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A SENIN, 4 SEPTEMBER 2017

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-XV/2017 PERIHAL Pengujian Formil dan Materiil Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan [Pasal 59 ayat (4) huruf c, Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A, serta Pasal 82A ayat (1) dan ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Eggi Sudjana 2. Damai Harry Lubis ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Senin, 4 September 2017, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Arief Hidayat (Ketua) 2) I Dewa Gede Palguna (Anggota) 3) Suhartoyo (Anggota) Syukri Asy ari Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Damai Harry Lubis B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Arvid Martdwisaktyo 2. Beni Arbi Batu Bara 3. Beni Haris Nainggolan 4. Ratih Puspa Nusanti ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: ARIEF HIDAYAT Bismillahirrahmaanirrahiim. Sidang dalam Perkara Nomor 58/PUU-XV/2017 dengan ini dibuka dan terbuka untuk umum. Saya tanya dulu kehadirannya, siapa yang hadir Pemohon Perkara Nomor 58? Silakan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Assalamualaikum wr. wb. 3. KETUA: ARIEF HIDAYAT Waalaikumsalam wr. wb. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Selamat siang. Yang Mulia Hakim Konstitusi, kami para Advokat yang tergabung dalam Tim Pembela Ulama dan Aktivis. Saya Arvid Martdwisaktyo dan hadir bersama rekan-rekan saya, silakan. 5. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Assalamualaikum wr. wb. Saya Ratih Puspa Nusanti, S.H. dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis. 6. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik. 7. KUASA HUKUM PEMOHON: BENI HARIS NAINGGOLAN Assalamualaikum wr. wb. 8. KETUA: ARIEF HIDAYAT Waalaikumsalam wr. wb. KETUK PALU 3X 2

5 9. KUASA HUKUM PEMOHON: BENI HARIS NAINGGOLAN Saya Beni Haris Nainggolan dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis. Terima kasih, Majelis. 10. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. 11. KUASA HUKUM PEMOHON: BENI ARBI BATU BARA Assalamualaikum wr. wb. Saya Beni Arbi Batu Bara, S.H. dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis. Terima kasih. 12. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Yang di tengah? 13. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Assalamualaikum wr. wb. Saya Damai Harry Lubis, kebetulan saya Pemohon Prinsipal, mohon diperkenankan dalam ruangan ini karena belum tahap persidangan masih pra. Terima kasih, Majelis Hakim Yang Mulia. 14. KETUA: ARIEF HIDAYAT Pak Damai, ini Pemohon Prinsipal, ya? 15. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Ya. Nomor 2. Yang pertama (...) 16. KETUA: ARIEF HIDAYAT Bersama Pak Eggi Sudjana? 17. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Eggi Sudjana. Terima kasih, Yang Mulia, benar. 3

6 18. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. Permohonan Anda sudah diterima di kepaniteraan, pada yang tertulis pada tanggal 29 Agustus, ya, 2017, pukul WIB, ya. Saudara mengajukan pengujian terhadap Perppu tentang Ormas, ya? Sudah ada tujuh perkara yang lain dalam perkara ini. Ya, tapi silakan Saudara menyampaikan permohonan Anda karena sudah kita baca, ya, kita telaah. Silakan sampaikan pokok-pokoknya saja. Silakan. 19. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya. Terima kasih, Yang Mulia. Jakarta, 16 Agustus 2017, pada Yang Terhormat Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, di Jalan Medan Merdeka Barat, Nomor 6, Gambir, Jakarta Pusat. Perihal, Permohonan Pengujian Pasal 59 ayat (4) huruf c, Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A, Pasal 82A ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013, tentang Organisasi Kemasyarakatan terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 22 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28G ayat (1), Pasal 28H ayat (4), Pasal 29 ayat (1). Dengan hormat, kami yang bertanda tangan di bawah ini (...) 20. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, itu saya... tidak usah dibacakan, ya. 21. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Kami anggap dibacakan, Yang Mulia. Kami langsung pada ke poin Kewenangan Mahkamah Konstitusi. 22. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. Kenapa Mahkamah berwenang untuk mengadili perppu? 23. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Bersama ini, para Pemohon bermaksud mengajukan permohonan pengujian judicial review Pasal 59 ayat (4) huruf c, Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A, Pasal 82 ayat (1), dan pasal... Pasal 82A ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013, tentang Organisasi Kemasyarakatan terhadap Undang-Undang Dasar 4

7 Tahun 1945, Pasal 22 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28G ayat (1), Pasal 28H ayat (4), Pasal 29 ayat (1). A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi. Bahwa berdasarkan pasal (...) 24. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, enggak usah dibacakan keseluruhan! 25. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya. 26. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. Poin-poinnya saja! 27. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya, baik. Kalau diperkenankan (...) 28. KETUA: ARIEF HIDAYAT Berwenang itu. 29. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Mohon izin, Yang Mulia. Langsung ke Legal Standing Para Pemohon. 30. KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan. 31. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya. Bahwa Pasal... B. Legal Standing Para Pemohon. Bahwa Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Konstitusi menentukan, dua syarat agar Pemohon memenuhi kedudukan hukum atau legal standing di Mahkamah, yaitu dapat bertindak sebagai Pemohon dan mempunyai hak konstitusional yang dalam penjelasannya hak konstitusional itu berarti sebagai hak yang tercantum pada Undang-Undang Dasar Tahun Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Konstitusi tersebut mengualifikasi Pemohon secara limitatif, yakni: 5

8 a. Perorangan warga negara Indonesia. b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup, dan sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. c. Badan hukum atau privat atau lembaga negara. Tiga. Bahwa para Pemohon merupakan perorangan warga negara Indonesia, dalam hal ini yang berkecimpung dan aktif dalam organisasi kemanusiaan, sehingga berdasarkan kualifikasi siapa yang dapat mengajukan permohonan ke Mahkamah Konstitusi berdasarkan Pasal 51 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi di atas pada huruf a, dengan demikian Pemohon memiliki hak untuk mengajukan permohonan uji materi atau judicial review di Mahkamah Konstitusi. Bahwa terkait dengan adanya kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional dalam Putusan Nomor 006/PUU-V/2005, Mahkamah Konstitusi berpendirian bahwa kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut harus memenuhi lima syarat, yaitu: a. Adanya hak dan/atau kewenangan (...) 32. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, itu lima syarat dianggap telah dibacakan. 33. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya, baik. Bahwa menyangkut syarat Putusan 06/PUU-V/2005 Mahkamah Konstitusi yang dikaitkan dengan diri Para Pemohon adalah sebagai berikut. Syarat pertama, adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan, Indonesia adalah negara hukum, dan berdasarkan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Dan oleh karenanya, para Pemohon memiliki hak yang dijamin oleh konstitusi dalam mengajukan permohonan uji materiil atau judicial review dalam permohonan ini. Syarat kedua. Hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon, dianggap dirugikan oleh berlakunya undang-undang yang dimohonkan pengujian. Bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan telah merugikan hak konstitusional para Pemohon, baik saat ini maupun ke depan nantinya. Dan juga pasal-pasal yang dimuat dalam peraturan tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip 6

9 negara hukum dan hak asasi manusia, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun Antara lain pasal-pasal sebagai berikut. Pasal 59 ayat (4) huruf c (...) 34. KETUA: ARIEF HIDAYAT Dianggap dibacakan yang itu. 35. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Dianggap dibacakan, Yang Mulia. 36. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. 37. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Syarat keempat, hubungan sebab-akibat atau causal verband antara kerugian yang dimaksud dan berlakunya undang-undang yang dimohonkan pengujian. Bahwa dengan berlakunya peraturan pemerintah pengganti undang-undang tersebut telah berpotensi menghilangkan hak-hak para Pemohon untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat dan proses hukum yang adil, sebagaimana yang diamanatkan dalam konstitusi Undang-Undang Dasar Tahun Syarat kelima, adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian konstitusional seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi. 38. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, keterangannya di bawahanya dianggap dibacakan. 39. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya, baik, Yang Mulia. Dengan demikian, sangatlah jelas dan nyata bahwa para Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing dalam mengajukan permohonan uji materi (judicial review) Pasal 59 ayat (4) huruf c, Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A, Pasal 82A ayat (1) dan ayat (2), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan terhadap Undang-Undang Dasar 7

10 Tahun 1945, Pasal 22 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28G ayat (1), Pasal 28H ayat (4), Pasal eh, pasal... maaf, Pasal 29 ayat (1). C. Alasan dan Pokok Permohonan. Mohon izin, Yang Mulia untuk dilanjutkan. 40. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Satu. Bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017, cacat formil. 41. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, intinya apa ini? Kenapa cacat formil? Jangan dibacakan seluruhnya! 42. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Ya, ada. 43. KETUA: ARIEF HIDAYAT Kenapa dikatakan cacat formil? 44. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Ya, satu. Terkait dengan ihwal kegentingan yang memaksa dalam Pasal 22 ayat (1) di atas, Mahkamah Konstitusi telah memberikan rumusan pengertian dalam pertimbangan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 138/PUU-VII/2009, pada poin tiga yang menyatakan bahwa menimbang bahwa dengan demikian peraturan pemerintah pengganti undang-undang diperlukan, apabila: 1. Adanya keadaan, yaitu kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah hukum berdasarkan undang-undang. 2. Undang-undang yang dibutuhkan tersebut belum ada sehingga terjadi kekosongan hukum atau undang-undang, tetapi tidak memadai. 3. Kekosongan hukum tersebut tidak dapat diatasi dengan cara membuat undang-undang secara prosedur biasa karena akan memerlukan waktu yang cukup lama, sedangkan keadaan yang mendesak tersebut perlu kepastian untuk diselesaikan. Bahwa hal tersebut di atas, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 terbit tidak sesuai berdasarkan penjelasan dengan pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 138/PUU-VII/2009 karena pada fakta yang terjadi adalah sebagai berikut. 8

11 1. Bahwa tidak ada keadaan yang mendesak untuk terbitnya peraturan pemerintah pengganti undang-undang a quo. 2. Bahwa Undang-Undang mengenai Organisasi Kemasyarakatan sudah diatur secara lengkap dan jelas dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, dan mengenai ketentuan pidana yang dimuat dalam peraturan pemerintah pengganti undang-undang a quo, lebih tepat dan jelas apabila mengacu pada ketentuan pidana dalam peraturan perundangundangan yang sudah ada dalam (KUHP) dan undang-undang khusus lainnya. 3. Bahwa secara tegas tidak ada kekosongan hukum mengenai peraturan tentang organisasi kemasyarakatan, baik secara administratif maupun pidana, dan ketentuan lainnya, sehingga sangatlah nyata peraturan pemerintah pengganti undang-undang tersebut dibuat berdasarkan kesewenang-wenangan dengan kekuasaan mutlak yang dilakukan oleh presiden, sehingga bertentangan dengan prinsip-prinsip negara hukum dan hak asasi manusia, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun Bahwa apabila pemerintahan... pemerintah... presiden menggunakan alasan lain di luar dari ketentuan tersebut di atas, mengenai dasar lahirnya peraturan pemerintah pengganti undang-undang, maka pemerintah dalam hal ini presiden telah melakukan perbuatan yang sewenang-wenang terhadap kekuasaan yang dimilikinya. II. Bahwa Pasal 59 ayat (4) huruf c, Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A, Pasal 82A ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 22 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28G ayat (1), Pasal 28H ayat (4), Pasal 29 ayat (1) berlakunya Pasal 59 ayat (4) (...) 45. KETUA: ARIEF HIDAYAT Itu dianggap dibacakan. 46. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Ya, dianggap dibacakan. Kami lanjut (...) 47. KETUA: ARIEF HIDAYAT Pasal gitu langsung dianggap dibacakan saja. 9

12 48. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Ya. 49. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, terus. Silakan. 50. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Halaman 9. Bahwa dengan adanya penjelasan tersebut, maka secara tegas dan nyata bahwa peraturan pemerintah pengganti undang-undang a quo mengkhianati dan mengingkari butir-butir Pancasila itu sendiri. Karena sebagaimana kita ketahui Pancasila adalah sebagai pedoman dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara, memiliki butir-butir sebagai berikut. 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan (...) 51. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, dianggap dibacakan (...) 52. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Ya, dianggap dibacakan. Bahwa dengan penerapan Pasal 59 ayat (4) huruf c secara jelas dan tegas menyatakan Pancasila menjadi tolok ukur atau acuan dalam mendirikan organisasi masyarakat, maka berdasarkan pasal tersebut, organisasi masyarakat yang didirikan di Indonesia haruslah berdasarkan agama Islam karena mengacu pada sila pertama Pancasila yang menyatakan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari lima agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia hanya agama Islam yang mengakui dan memiliki keyakinan akan keesaan Tuhan, sehingga dengan demikian dengan berlakunya Pasal 59 ayat (4) huruf c tidak memberikan ruang untuk didirikannya organisasi kemasyarakatan lain selain yang berpaham atau berdasarkan agama Islam. Dengan berlakunya Pasal 59 ayat (4) huruf c secara tegas berpotensi menimbulkan kerugian bagi organisasi kemasyarakatan lain selain yang berdasarkan agama Islam karena berdasarkan pasal tersebut, organisasi kemasyarakatan yang tidak berdasarkan pada agama yang Berketuhanan Yang Maha Esa, tidak boleh didirikan dan harus dibubarkan di Indonesia, sehingga hanya organisasi kemasyarakatan yang berdasar ada ajaran Islamlah yang dapat didirikan. 10

13 Berdasarkan hal tersebut di atas, sangatlah jelas berlakunya Pasal 59 ayat (4) huruf c bertentangan dengan Pasal 28 ayat... Undang- Undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan, Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan, Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Berlakunya Pasal 62 ayat (1) Peraturan Pemerintah pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 menyatakan, Dalam hal (...) 53. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, dianggap dibacakan. 54. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Dianggap dibacakan. 55. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, pasal (...) 56. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Bahwa dengan berlakunya (...) 57. KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan terus. 58. KUASA HUKUM PEMOHON: RATIH PUSPA NUSANTI Bahwa dengan berlaku... bahwa dengan berlakunya Pasal 62 ayat (3) dan Pasal 80A di atas, secara nyata menerapkan kekuasaan yang mutlak, yang dilakukan oleh pemerintah dan bertentangan dengan konsep negara hukum. Bahwa pendirian ormas disahkan oleh menteri, bukanlah suatu hak yang diberikan oleh negara melalui menteri kepada warga negaranya. Dengan demikian bahwa hak yang dimiliki oleh ormas bukanlah berasal dari negara, tapi hak tersebut melekat sebagaimana hak asasi manusia dan negara hanya memberi pengesahan terhadap ormas tersebut yang dimohonkan. Negara memiliki kewajiban untuk menjamin, melindungi, menempatkan hak asasi para Pemohon secara seimbang dengan kewajiban pemerintah untuk menjamin kehidupan berbangsa dan 11

14 bernegara, namun dalam pemenuhan hak-hak konstitusional berupa hak berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat. Bahwa menurut mukadimah International Covenant on Civil and Political Rights, yang telah diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2015 hanya dapat dicapai apabila diciptakan kondisi di mana setiap orang dapat menikmati hak-hak sipil, dan politik, dan juga hak-hak ekonomi sosial, dan budaya. Bahasa Inggrisnya, ya... sudah. Oleh karena itu, demi menciptakan kondisi tersebut, patutlah bagi Mahkamah Konstitusi menyatakan Pasal 62 ayat (3) dan Pasal 80A Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Dilanjutkan dengan rekan kami. 59. KUASA HUKUM PEMOHON: BENI HARIS NAINGGOLAN Ya, izin, Majelis. Berdasarkan halaman 11, Majelis. Berdasarkan hal tersebut di atas, sangatlah jelas berlakunya Pasal 62 ayat (3) dan Pasal 80A bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan, Setiap orang (...) 60. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, dianggap dibacakan itu. 61. KUASA HUKUM PEMOHON: BENI HARIS NAINGGOLAN Ya, terima kasih, Majelis. Dengan rumusan Pasal 82A ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 yang terdapat unsur tidak langsung melanggar ketentuan, maka yang dapat dijerat dengan menggunakan pasal tersebut tidak hanya kedua anggota ormas kotak-kotak yang menabrak pintu gerbang Rutan Cipinang, tetapi juga anggota ormas yang memberi informasi, yang meminjamkan uang, dan yang meminjamkan mobil juga dapat dijerat oleh karena mereka secara tidak langsung sebagai penyebab terjadinya pengerusakan tersebut. Hal ini pada teori hukum pidana dikenal sebagai teori conditio sine qua non dari Von Buri yang sudah lama ditinggalkan karena menilai semua faktor sama pentingnya terhadap timbulnya suatu akibat, sehingga meluaslah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana. Bahkan dapat menjerat orang-orang yang tidak mempunyai kesalahan (schuld), bahkan selama memenuhi syarat 12

15 sebagai faktor penyebab yang bertentangan dengan asas geen straf zonder schuld atau tindak pidana tanpa kesalahan. Berdasarkan hal tersebut di atas, sangatlah jelas berlakunya Pasal 82 ayat (1) dan (2) bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang- Undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan, Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Izin, Majelis, baca Petitum, Majelis. Berdasarkan hal tersebut di atas, para Pemohon memohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dapat mengabulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan uji materiil judicial review para Pemohon. 2. Menyatakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 138 tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. 3. Menyatakan Pasal 59 ayat (4) huruf c, Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Permerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 138 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun Menyatakan Pasal 59 ayat (4) huruf c, Pasal 62 ayat (3), Pasal 80A ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Permerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 138 tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi memiliki pendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo ex bono). Terima kasih, Majelis. 62. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, pada sidang yang pertama ini, Sidang Pendahuluan untuk Saudara pertama menyampaikan secara lisan permohonannya, kemudian Hakim Panel memberikan nasihat untuk perbaikan permohonan ini. Sekarang sudah sampai itu. Silakan, Yang Mulia, siapa dulu? Pak Palguna saya persilakan. 63. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Terima kasih, Pak Ketua. 13

16 Saudara Pemohon, tadi sudah disampaikan oleh Pak Ketua bahwa sebelum permohonan ini sudah ada sebenarnya tujuh permohonan yang sama. Oleh karena itu, sesuai dengan amanat Pasal 39 Undang- Undang Mahkamah Konstitusi, dimana kami diwajibkan untuk memberikan nasihat, maka kesempatan ini saya ingin menyarankan kepada Saudara sekiranya ini mau berjalan efektif karena pemeriksaan terhadap tujuh permohonan yang lain sudah memasuki pemeriksaan persidangan, kami pertama-tama tentu menyarankan misalnya apakah Saudara tidak cukup memberikan keterangan ad informandum terhadap permohonan yang sudah ada. Karena toh sama gagasannya, itu, sebagai Pihak Terkait misalnya terhadap permohonan yang sudah ada, sehingga nanti dalam persidangan berikutnya Saudara bisa ikut langsung sebagai Pihak Terkait, itu saran yang pertama. Mohon ditimbang nanti. Sekiranya saran itu misalnya tidak berkenan di anu Saudara karena yang namanya saran tentu terserah Pemohon, kan gitu, mau menggunakan mau tidak, gitu. Nah, maka berikutnya yang kedua saya ingin menyampaikan ini. Ini permohonan Saudara kalau kita lihat dari judulnya, ini permohonan pengujian meteriil, tetapi kalau saya lihat di petitumnya dan sebagian di posita di atas itu ada segi-segi pengujian formilnya juga. Coba kalau Saudara baca perihalnya, itu kan perihal pengujian materiil, kan? Nah, itu tolong diinikan, apakah Saudara memang mau sekalian menguji formil dan materiil? Ataukah hanya materiil saja? Tolong ditegaskan! Karena itu nanti akan terkait dengan petitum. Petitum Saudara kalau petitum pertama itu kan ada juga bau pengujian formilnya itu kan, menyatakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, itu kan pengujian formil sebenarnya itu, tapi masih kurang. Sebenarnya, bagaimana kita mengatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sebelum kita menyatakan bertentangan dulu? Ya jadi kalau memang itu dimaksud, ya harus ada pernyataan bahwa menyatakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 dan seterusnya tentang ini bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 dulu, baru dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, demikian juga pasal berikutnya. Nah, pasal berikutnya kan begitu, kan, pengujian materiilnya misalnya, dalam pengujian materiil misalnya menyatakan pasal sekian. Nah, ini bukan bermaksud mengajari Saudara untuk belajar Berbahasa Indonesia, tapi kalau menyebut nama pasal, itu pasti P-nya huruf besar karena itu nama pasal. Kemudian juga judul perppu, itu diawali pasti huruf-huruf pertamanya huruf besar kecuali tentang-nya ya kecil, gitu, nomor, tahun-nya itu huruf besar, gitu ya. Itu... karena jangan remehkan soal huruf besar/huruf kecil itu karena bisa nanti akibat hukumnya bisa berbeda. Misalnya yang dimaksud dengan 14

17 undang-undang ini. Undang-undang kalau ditulis dengan huruf besar, pasti merujuk pada teks yang sedang Saudara baca, undang-undang mana yang dimaksud. Tapi kalau Anda tulis dengan huruf kecil, undang-undang ya secara umum. Nah, itu, itu teknis, ya. Kemudian, ada pernyataan-pernyataan yang agak mengganggu, apa ini... apa ini Saudara sudah bisa mengonfirmasi secara keseluruhan ini pendapat Saudara di halaman 9 ini? Bahwa dengan penerapan Pasal 59 ayat (4) huruf c yang jelas dan tegas menyatakan Pancasila menjadi tolok ukur dan acuan dalam mendirikan organisasi masyarakat, maka berdasarkan pasal tersebut, organisasi masyarakat yang didirikan Indonesia harus berdasarkan agama Islam karena mengacu pada sila pertama, dan seterusnya. Hanya agama Islam yang mengakui dan memiliki keyakinan akan keesaan Tuhan. Bisa Saudara pertanggungjawabkan pernyataan itu? Nanti kalau pihak agama yang lain yang mempersoalkan ini bagaimana? Berarti kan sini terkandung seolah-olah pernyataan Saudara bahwa yang lain itu tidak ada pernyataan keesaan. Tanpa ada rujukan apa pun dalam pernyataan Saudara ini, misalnya itu. Apakah memang perlu untuk membuat pernyataan yang kontroversial seperti itu? Dan apakah itu akan menguatkan dalil permohonan Saudara? Tolong itu dipikirkan. Kalau itu justru akan merugikan permohonan Saudara, pertanyaannya kemudian buat apa itu dicantumkan? Kan itu. Ya, itu mohon dipertimbangkan. Kalau itu memang Saudara menganggap itu pernyataan yang esensial, ya tentu nanti Majelis yang akan menilai. Ya dengan risiko, tentu saja nanti kalau ada orang mengajukan counter argument terhadap hal itu, itu juga akan jadi pertimbangan tersendiri, apakah dalil Saudara kemudian terbukti atau tidak. Tolong... apa namanya risiko dari argumentasi hukum yang akan menyertai dari pernyataan itu, itu juga turut dipertimbangkan. Padahal Saudara kan hanya ingin mendalilkan bahwa pasal itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun Apakah memang harus memasuki substansi itu? Itu pertimbangan yang harus juga ikut dipertimbangkan. Kami harus mengingatkan ini karena nanti kalau ini diperiksa sampai di pemeriksaan persidangan ke pembuktian, kan soal-soal itu akan jadi pertanyaan dan supaya tidak menimbulkan pertanyaan lain, begitu kan, yang seharusnya tidak perlu. Nah, itu dari saya. Jadi, saran yang pertama sekali lagi, apakah Saudara akan meneruskan permohonan ini? Itu tolong dipertimbangkan karena sudah ada 7 permohonan yang lain. Kalau misalnya idenya sama, ya, mending itu ke situ, kan, sidang menjadi lebih efektif karena Saudara bisa langsung ikut di dalam pemeriksaan persidangan. Tapi kalau ini mau diperbaiki, perbaiki dulu perihalnya. Bahwa perihalnya bukan hanya pengujian materiil, tapi juga ada pengujian formil karena di dalam posita ada juga sedikit uraian tentang dalil pengujian formil. 15

18 Dan di dalam petitum Saudara khususnya Saudara juga meminta itu, pengujian formil. Itu, Pak Ketua, terima kasih. 64. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Yang Mulia, Pak Suhartoyo, silakan. 65. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Terima kasih, Yang Mulia Pak Ketua. Ya, saya tambahkan saja para Pemohon, ini Pak Eggi Sudjana sama Pak Damai, ya? Bapak-Bapak memang pengacara, ya? Masih aktif, ya? Kemudian kalau organisasi kemanusiaan di bidang apa? 66. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Saya punya sebagai pendiri dari LSM Pengawasan Kinerja Kejaksaan. 67. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Punya badan hukumnya? 68. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Punya, sampai tingkat ( ) 69. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Pak Eggi juga punya? 70. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Eggi saya kurang tahu, tapi saya sebagai rekan, saya tahunya punya. 71. HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Artinya kalau memang ada, kenapa itu tidak Anda masukkan sebagai bagian dari kerugian konstitusional badan... apa organisasi Anda itu. Meskipun itu dimasukkan sebagai pekerjaan, tapi kalau itu mengatasnamakan organisasi itu mestinya harus ditunjukkan Anda sebagai apa di sana. Kalau hanya pengacara, ini kan harus dikaitkan 16

19 dengan Undang-Undang Ormas ini undang-undang tentang apa organisasi masyarakat? Kerugian konstitusionalitas Anda apa sebagai pengacara itu? Begitu lho. Harus diuraikan dalam permohonan Anda itu dikaitkan dengan legal standing itu, bisa dipertajam di situ. Ini sekali lagi kalau nanti Anda memang memilih bahwa ini akan diperbaiki kemudian dibawa kepada permohonan, kemudian tidak sebagaimana yang dinasihatkan Yang Mulia Pak Palguna tadi. Mestinya Anda bisa ikut lebih cepat proses persidangan yang sudah jalan dengan menjadi Pihak Terkait atau pemberi keterangan. Kalau memilih akhirnya secara manual, ini harus mengajukan permohonan biasa, nanti kami akan tunggu perbaikan. Nah, syarat-syarat perbaikan inilah yang mestinya Anda perhatikan. Anda sebagai apa? Pak Damai ini sebagai apa di organisasi itu, apakah ketua, sekjen? Tunjukkan anggaran dasar rumah tangganya, pasal berapa yang menunjukkan bahwa Anda bisa bertindak untuk mengajukan permohonan di pengadilan. Demikian juga Pak Eggi. Karena kalau hanya begini, nanti Mahkamah juga menjadi gamang ketika mengidentifikasi kerugian konstitusional Anda itu macam apa? Sebagai pengacara atau tapi bukan atau di sini, dan. Jadi, duaduanya harus terpenuhi pula nanti, kan. Coba diperhatikan, ya, Pak, ya. Kemudian, benar apa yang disampaikan pada Yang Mulia tadi bahwa ini apa maksud halaman 11 tentang ketika harus berdasarkan apa... Islam itu yang ini lebih apa... lebih perlu penegasan atau perlu penjelasan lebih lanjut dari Saudara supaya nanti tidak ada missed di antara Anda dengan mungkin Pemohon yang lain atau masyarakat yang lain, yang kemudian secara cermat mengikuti permohonan Anda ini. Karena ini bisa kemudian bisa membawa penafsiran yang mungkin agak... agak berbeda nanti. Kemudian, benar bahwa ini permohonan materiil apa tadi? Kan Anda mengatakan formil karena Anda menekankan pada kegentingan memaksa tadi. Kalau itu adanya, formil. Ya, kan? Tapi kalau substansinya diperhatikan oleh Mahkamah, ternyata pasal... beberapa pasal Anda katakan bermasalah. Kan Pasal 59, Pasal 80, Pasal 62, dan Pasal 82. Itu artinya materiil. Kalau dua-duanya ada yang meminta, ya, permohonan dalam petitum, pertama formil supaya dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat perppu ini. Kemudian materiilnya bahwa pasal-pasal ini Pasal 59, Pasal 62, Pasal 80, Pasal 82 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Itu yang artinya perlu diperjelas di situ. Tapi di posita harus dibedakan juga. Ada dua koridor yang pertama adalah akses yang fomil itu bagaimana Anda mengatakan bahwa ini cacat karena tidak terpenuhinya syarat formil di dalam pembentukkan perppu ini, yang tadi sudah Anda singgung mengenai 17

20 tidak terpenuhinya alasan kegentingan memaksa yang Anda kaitkan dengan putusan MK. Kemudian yang materiil, materiil ini apa? Apa ada due process of law yang terlanggar atau gimana? Karena Pasal 59 dan Pasal 82 atau Pasal 80 itu kan seseorang bisa dipidana, badan hukumnya pun bisa di... jadi, ada dua... dua pengenaan sanksi, kan. Itu yang memang isu-isu yang ramai yang diajukan oleh Pemohon- Pemohon sebelumnya. Tapi sekali lagi, sebenarnya tanpa mengurangi rasa hormat dan hak-hak Saudara, sebenarnya Anda misalnya ikut memak... apa... mengikuti persidangan yang sudah ada pun sebenarnya kepentingankepentingan Anda sudah diwakili oleh Pemohon-Pemohon sebelumnya, sebenarnya. Tapi kalau Anda memang masih ingin maju sendiri, mungkin Anda lebih puas, lebih firm, ya, Mahkamah tidak bisa menghalangi itu. Tapi dengan syarat, perbaiki ini. Nah, nanti bagaimana keputusan Mahkamah, apa Anda akan digabungkan sampai pada saatnya nanti. Meskipun yang sana sudah berjalan sampai di tingkat pembuktian atau pemeriksaan apa, Anda kemudian menyesuaikan atau mungkin Anda nanti berubah pikiran, Sudahlah seperti yang disampaikan Yang Mulia Pak Palguna, saya akan memilih menjadi Pihak Terkait. Pihak Terkait juga haknya sama, tidak terkurangi sama dengan Pemohon. Anda bisa mengajukan pembuktian, bisa memberi keterangan. Duduknya ada di situ, Pemohon di sana. Artinya, tapi karena ini Pemohonnya banyak, duduknya juga campur di sana ada, di sana ada. Bahkan Anda pun bisa bergabung dengan Pemohon, meskipun kapasitas Anda pihak terkait karena medianya terbatas. Tapi tetap penegasan perbedaan itu ada bahwa Anda kapasitasnya adalah Pihak Terkait. Ada beberapa Pihak Terkait juga yang ikut di persidangan ini, yang sudah jalan itu. Silakan, Bapak-Bapak, Ibu pertimbangkan itu. Kalau tidak, apa yang kami nasihatkan dipertimbangkan. Tidak dipakai pun, juga tidak apa-apa, yang penting itu kewajiban kami, Pasal 39 Undang-Undang MK. Barangkali itu, Pak Ketua. Terima kasih. 72. KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih, Yang Mulia. Karena ini positanya juga sudah disinggung dan positanya sederhana begini, maka saya tidak perlu menambahkan apa-apa. Tapi itu tadi yang di halaman 9, tolong itu kalau anu, dicari referensinya, ya, untuk bisa memperkuat dalil Anda ini. Kalau tidak ada referensinya, juga nanti anu ini, ya. Tolong itu dianu. Kalau tadi dua kemungkinan, ya. Silakan Anda memikirkan dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama, perkara ini masuk paling 18

21 akhir, Nomornya 58. Kalau secara wajar, maka Saudara bisa menyerahkan perbaikan dari atas dasar nasihat-nasihat itu paling lambat perbaikannya Senin, 18 September 2017, pukul WIB. Senin, 18 September 2017, pukul WIB, paling lambat. Kalau lebih cepat, lebih bagus. Tapi kalau Anda, imbauan, nasihat dari Hakim tadi diterima, Saudara bisa bergabung untuk... ini ada... sudah ada Perkara Nomor 38, 39, 40, 48, , dan 52. Prosesnya, tahapannya sudah mendengar keterangan ahli dan saksi dari Pemohon Perkara Nomor 38, 39. Jadi kalau Anda mau jadi Pihak Terkait, maka bisa langsung. Nanti akan kita dengar keterangan Anda sebagai Pihak Terkait di persidangan Rabu, 6 September 2017, pada pukul WIB. Dalil kalau Anda menjadi Pihak Terkait ini semua bisa dipakai juga, silakan Anda pakai ya karena tadi sudah dijelaskan oleh Yang Mulia Pak Suhartoyo. Anda duduknya sebagai situ, di situ, sebagai Pihak Terkait. Itu hak-haknya enggak beda dengan Pemohon, sehingga Anda memperkuat posisi permohonan yang sudah ada. Tapi kalau mau menggelinding sendiri, ya itu tadi. Ya kita akan menangani secara wajar. Kalau ini yang Perkara Nomor 38, 39 sudah selesai Anda kan, berarti belum selesai karena belakangan. Hingga putusan yang dijatuhkan untuk perkara ini nanti tinggal berlaku juga untuk Anda, gitu. Gimana? Silakan dipikirkan ya. Nanti Anda memilih yang mana, sampaikan kepada Panitera, ya? Ada yang akan ditanyakan? Silakan. 73. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Terima kasih, Majelis Hakim. Tadi mungkin saya kurang konsentrasi atau apa. Tadi ketika Majelis Hakim Yang Mulia Bapak Suhartoyo menanyakan tentang pekerjaan saya, saya jawabnya pengacara. Apakah punya organisasi? Saya bilang punya, tapi dalam hal ini saya bertindak bukan atas nama kepengacaraan sebagai organisasi profesi maupun LSM, tapi saya sebagai individu yang dijamin juga oleh undang-undang yang sudah ada dasar hukumnya. 74. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, itu nanti ditunjukkan, nanti ditunjukkan pada waktu Anda memperbaiki ini. Anda adalah sebagai warga negara. 75. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Sebagai individu. 19

22 76. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, warga negara di mana kerugian konstitusionalnya dengan adanya perppu? Itu terserah Anda, ya. 77. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Siap, Majelis. 78. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik. Ada lagi? 79. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Satu lagi, Majelis Hakim. 80. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. 81. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Sebagai kebetulan saya adalah Pemohon prinsipal, saya juga mungkin ingin lebih jelasnya seandainya memang setelah kami diskusikan nanti kepada ketua tim maupun teman-teman yang lain untuk halaman 9, seandainya kami bergabung dengan tim-tim yang sudah ada, dalam Nomor 39, 40, atau yang lainnya, apakah dalil kami pada halaman 9 ini tetap sebagai argumentasi hukum, sebagai masukan terhadap yang sudah berjalan tersebut Pemohon? 82. KETUA: ARIEF HIDAYAT Enggak, nanti kan, Anda gabungnya itu sebagai Pihak Terkait. Nah, Anda di dalam sebagai Pihak Terkait nanti akan kita dengar. Anda itu akan menyatakan apa, memberi keterangan apa sebagai Pihak Terkait. Kalau Anda yakin dengan ini ya, sampaikan saja pada waktu Anda menjadi Pihak Terkait disampaikan. 83. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Itu maksud kami, Pak Ketua Majelis Hakim Yang Mulia. 20

23 84. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. 85. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Apakah dalil ini tetap kami perjuangkan? 86. KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan, itu terserah Anda. 87. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Atau kami memang ingin terpisah, nanti kami akan sampaikan. 88. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik, ya. Nanti segera disampaikan pada kita, ya. 89. PEMOHON: DAMAI HARRY LUBIS Terima kasih, Ketua Majelis Hakim Yang Mulia. 90. KETUA: ARIEF HIDAYAT Cukup? 91. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya, pada intinya kami menerima masukan yang baik dari Majelis Hakim Konstitusi Yang Mulia dan kami akan pertimbangkan terkait apakah kami menjadi Pihak Terkait ataukah kami dalam perkara tersendiri. 92. KETUA: ARIEF HIDAYAT Berdiri sendiri? 93. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Ya, baik, Yang Mulia. Terima kasih, Yang Mulia, cukup. 21

24 94. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ada? Silakan. 95. HAKIM ANGGOTA: I DEWA GEDE PALGUNA Ini soal teknis tapi penting. Sekiranya ini kan, belum diputuskan menjadi Pihak Terkait atau tidak. Sekiranya Saudara mau memutuskan untuk menjadi Pihak Terkait, maka dalam permohonan nanti langsung saja menyatakan Saudara mengajukan permohonan sebagai Pihak Terkait. Dan dengan demikian, mencabut permohonan yang sebagai Pemohon ini, sehingga nanti keterangan Saudara bisa langsung didengar karena persidangan berikutnya sebagai Pihak Terkait. Supaya efektif persidangannya, begitu. Seandainya itu piliahnnya, ya. Ya, sekali lagi kalau pilihannya perbaikan permohonan tentu Anda memperbaiki dan tenggang waktunya tadi disampaikan oleh Yang Mulia Pak Ketua. Itu saja, terima kasih. 96. KUASA HUKUM PEMOHON: ARVID MARTDWISAKTYO Terima kasih, Yang Mulia. 97. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, sudah jelas, ya. Baik, kalau begitu sidang selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 4 September 2017 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Yohana Citra Permatasari NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 22