DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWLSATA TERHADAP PELUANG USAHA1 KERJA LUAR PERTANIAN

Transkripsi

1 DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWLSATA TERHADAP PELUANG USAHA1 KERJA LUAR PERTANIAN SUATU PENGAMATAN Dl KELURAHAN TIKUNNA MALENONG, KECAMATAN SANGGALANGI, KABUPATEN TANA TORAJA, PROPlNSl SULAWESI SELATAN Oleh SEMUEL TANDO PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992

2 RINGKASAN SEMUEL TANDO. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Peluang Usaha/Kerja Luar Pertanian: Suatu Pengamatan di Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Kabupa- ten Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan (di bawah bimbingan Dr.Arief Budiman sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Loehoer Widjajanto, S.E., M.A. dan Prof. Dr. Ir. Pudjiwati Sajogyo sebagai Anggota Komisi Pembimbing). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang usaha/kerja yang tumbuh di Kelurahan Tikunna Malenong karena kunjungan wisatawan: pemanfaatan-pemanfaatan peluang usaha/kerja, dan hal-ha1 yang berhubungan dengan pemanfaatan peluang usaha/kerja tersebut; peralihan sumber daya alam dan perubahan nilai budaya yang terjadi karena pemanfaatan peluang usaha/kerja tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan dilaksanakan di Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan. Sampel terdiri dari 115 orang yang dipilih secara purposive setiap sektor. Penginapan 47 orang, travel 20 orang, dari rumah makan 4 orang, perdagangan 14 orang, transportasi 1 orang, jasa 4 orang, tokoh masyarakat/instansi terkait 10 orang, warga masyarakat sekitar obyek/penginapan 15 orang. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: -.

3 1. Kelurahan Tikunna Malenong merupakan trade mark pariwi- sata Toraja karena di kelurahan tersebut terdapat empat obyek wisata yang dapat mewakili atraksi pariwisata Toraja. Sejak tahun 1960-an, Tikunna Malenong mulai dikunjungi wisatawan namun baru pada tahun 1970-an kunjungan tersebut mulai ramai. Kunjungan wisatawan ke Tikunna Malenong ini memberi kemungkinan kepada warga desa untuk mendirikan usaha dan bekerja pada usaha tersebut. Dilihat dari sifatnya, usaha yang tumbuh oleh kunjungan wisatawan adalah usaha formal dan informal. Dilihat dari jenis kegiatannya, usaha yang tumbuh adalah empat buah penginapan, sebuah travel, tiga rumah makan, perdagangan 34 unit, transportasi satu jenis, dan jasa satu jenis. 2. Dilihat dari pengusaha, 86,4 persen dari 44 pengusaha berasal dari Kelurahan Tikunna Malenong dan 13,6 persen dari luar kelurahan. Dari 44 pengusaha, 18,2 persen berada pada usaha formal dan 81,8 persen yang informal. Kurangnya pengusaha yang berasal dari luar Tikunna Malenong diperkirakan berkaitan dengan himbauan Baparda Tingkat I1 Tana Toraja tentang kebijakan pendirian usaha kepariwisataan. Baparda menghimbau agar pengusaha kepa- riwisataan di setiap desa berasal dari desa tersebut. Ini tidak berarti menutup desa terhadap penghsaha dari luar desa. Pengusaha sari luar Tikunna Malenong boleh

4 mendirikan usaha tetapi yang diprioritaskan adalah penduduk setempat. Pemprioritasan penduduk setempat sejalan dengan keinginan GBHN 1983 tentang kepariwisataan. 3. Walaupun jumlah unit usaha banyak pada usaha informal daripada formal namun dilihat dari karyawan, 81,s persen dari 433 orang bekerja pada usaha formal dan 18,2 persen pada usaha informal. Banyaknya karyawan pada usaha formal diduga berhubungan dengan kehadiran sebuah pengi- napan berbintang dua dan travel dalam skala menengah. Kurangnya karyawan pada usaha informal diperkirakan berhubungan dengan jumlah jenis usaha dan jumlah orang yang mengusahakannya sangat terbatas. Kurangnya orang yang mengusahakan diduga berhubungan dengan kurangnya modal dan ketrampilan. 4. Dilihat dari asal, karyawan pada usaha formal sebagian besar berasal dari desa/kecamatan lain di Tana Toraja dan dari luar Tana Toraja. Hanya 19,2 persen yang ber- asal dari Tikunna Malenong. Pada usaha informal, 94,s persen dari 79 karyawan berasal dari Tikunna Malenong. Kurangnya karyawan asal Tikunna Malenong pada usaha formal dan banyaknya pada usaha informal diduga tidak berhubungan dengan pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, dan umur, walaupun dalam penyerapan tenaga kerja ke setiap sektor diperkirakan berhubungan dengan iii

5 jenis kelamin dan status perkawinan. Kurangnya karyawan asal Tikunna Malenong pada usaha formal diduga berkaitan dengan ketrampilan, disiplin, dan kondisi kerja/kebijak- an pengusaha. Banyaknya karyawan asal Tikunna Malenong pada usaha informal diduga berhubungan dengan kebijakan pemilik obyek wisata dan pemilik penginapan. Mereka tidak memperkenankan warga lain selain anggota keluarga dekat mendirikan usaha di sekitar obyek wisata dan penginapan. Kebij akan ini juga mengungkapkan bahwa pengembangan pariwisata di Tikunna Malenong baru menguntungkan orang-orang tertentu di Tikunna Malenong dan orang di luar kelurahan. 5. Penggunaan peluang usaha/kerja kepariwisataan di Kelurahan Tikunna Malenong telah menyebabkan: peralihan pemilikan lahan pertanian baik antara penduduk desa Tikunna Malenong maupun antara desa Tikunna Malenong dengan penduduk desa/kecamatan lain di Kabupaten Tana Toraja; dan pergeseran nilai budaya gotong-royong, saling mem- beri, dan nilai sakral ukiran.

6 DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PELUANG USAHA DAN KERJA LUAR PERTANIAN Suatu Pengamatan di Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Kabupaten Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan Oleh: SEMUEL TANDO Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana - Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor PROGRAM PASCASARJANA STUD1 PEMBANGUNAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992

7 Judul Tesis : DAMPAK PENGEMBANGAN PARAWISATA TERHADAP PELUANG USAHA/KERJA LUAR PERTANIAN DI IiEDi?SAAN Nama Mahasiswa Suatu Pengalnatan di Desa 'Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi', Kdbupaten Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan : Sen~uel Tando No~nor Pokok : Program Studi : Studi Pembangunan Mengetujui 1. Kornisi Pembimbing: Dr: Aried Budiman Ketua Loehoer Widjajanto, S.E., Anggo t a M.A. /--.- Prof.Delpudj iwati Sajogyo Anggo t a r.edi Guhardja Tanggal Lulus : 3 Desernber 1992

8 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir tanggal 29 Desember 1957 di Lamasi, Ke- camatan Lamasi, Kabupaten Luwu, Propinsi Sulawesi Selatan. Ia adalah anak keenam dari pasangan suami-istri S.T. Bandy dan Maria B. Pendidikan dimulai dari SDN Lamasi tahun 1965, SMP Kristen Seriti tahun 1971, PGA Kristen Rantepao tahun 1974, IKIP Negeri Ujung Pandang tahun 1977, dan Program Pascasarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga tahun Sesudah menyelesaikan Sarjana Muda Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia pada FKSS IKIP Ujung Pandang penulis diangkat menj adi asisten dalam mata- kuliah Sintaksis. Peran sebagai asisten dimainkan oleh penulis sampai tahun 1983, setahun setelah penulis menyelesaikan Sarjana Lengkap dalam jurusan yang sama. Tahun 1985, penulis diangkat menjadi Dosen Negeri di kalangan Kopertis Wilayah IX dan dipekerjakan di Sekolah Tinggi Theologi untuk Indonesia Bagian Timur (STT INTIM) di Ujung Pandang. D i sekolah ini, penulis mengajarkan Bahasa Indonesia dan beberapa matakuliah kependidikan. Pada tahun 1982, penulis menikah dengan Mintje Toding seorang gadis asal Tana Toraja. Sampai tahun 1992, penulis dan istrinya telah dikarunia seorang putri, Wita Tando namanya. vii

9 KATA PENGANTAR Dibandingkan dengan sektor-sektor lain, sektor pariwi- sata merupakan sektor yang baru dikembangkan di Indonesia. Sektor ini baru mendapat perhatian serius dari pemerintah pada tahun 1980-an. Mungkin karena f aktor " kebaruan" ini maka studi tentang kepariwisataan belum terlalu banyak dilakukan. Studi kepariwisataan yang jumlahnya masih kit itu, umumnya berhubungan dengan perumusan strategi sedi- dan kebijakan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, penetapan daerah tujuan wisata, rancangan pengembangan obyek-obyek wisata, dan evaluasi tentang profil turis mancanegara. Agak berbeda dengan studi-studi kepariwisataan yang telah dilakukan, studi ini lebih menitikberatkan kajian tentang manfaat pariwisata. Studi ini beranggapan bahwa pariwisata bermanfaat jika mampu menumbuhkan usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat. Kaj ian ini penting bukan hanya karena studi tentang peluang usaha/kerja yang tumbuh karena pariwisata dan pemanfaatannya masih sangat kurang melainkan juga karena ha1 ini diamanahkan oleh GBHN 1988 bahwa salah satu tujuan pengembangan kepariwisataan di Indonesia adalah memeratakan kesempatan berusaha/bekerja terutama bagi masyarakat setempat. Pendirian usaha dan pemanfaatan peluang kerja pada sektor kepariwisataan berhubungan dengan berbagai faktor antara lain faktor individu dan komunitas. Faktor-faktor

10 tersebut dapat menjadi pendorong dan penghambat pemanfaatan peluang usaha/kerja kepariwisataan. Oleh sebab itu, penelitian ini sangat penting untuk memperoleh gambaran tentang pemanfaatan dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam memanf aatkan peluang usaha/kerja tersebut. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk bahan acuan dalam pengembangan pariwisata secara umum dan pariwisata di Tana Toraja secara khusus. Dengan selesainya penelitian dan penulisan hasil litian berarti penulis telah menyelesaikan lagi satu dalam jenjang pendidikan di Indonesia. Penulis sadar pene- tahap betul bahwa selama mengikuti pendidikan, bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk beranekamacam telah penulis nikmati. Oleh sebab itu, sangat wajar jika melalui kolom ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada: 1. Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana dan Yayasan STT INTIM Ujung Pandang yang telah mengusahakan/ memberikan beasiswa selama mengikuti program ini. 2. Kopertis Wilayah IX dan Yayasan Sekolah Tinggi Theologia untuk Indonesia Bagian Timur (Yayasan STT INTIM) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi. 3. Para dosen dan sekaligus pembimbing, yaitu: Dr. Arief Budiman sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Loehoer Widja- janto,s.e.,m.a. dan Prof.Dr.Ir. Pudjiwati Sajogyo, M.Sc.