Oleh : Adhito Prabowo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Adhito Prabowo"

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA BELANJA OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT DIABETES DI INDONESIA : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Oleh : Adhito Prabowo Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Budisantoso W., M. Eng NIP Dosen Co-Pembimbing : Iwan Vanany, S.T., M.T., Ph.D NIP

2 OUTLINE PRESENTASI PENDAHULUAN DAN LITERATURE REVIEW PERANCANGAN MODEL SIMULASI MODEL SKENARIO KEBIJAKAN KESIMPULAN DAN SARAN Page

3 PENDAHULUAN DAN LITERATURE REVIEW OVERVIEW SEMINAR PROPOSAL UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA BELANJA Page 3 OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT DIABETES DI INDONESIA : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

4 Komposisi belanja masyarakat Indonesia (Bank Dunia, 008) % Makanan Kesehatan 3% 49% Transportasi Pendidikan Pakaian 7% 4% 4% Energi, gas, dll Lain-Lain Tercermin dari % Konsumsi untuk kesehatan sangat kecil sekitar % dari PDB Page 4 Pada tahun 004 konsumsi obat perkapita hanya $8, dan meningkat menjadi $8,5 pada tahun 005.

5 Mengapa? masih rendahnya kemampuan pada suatu kelompok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam hal kesehatan, termasuk daya beli terhadap produk obat-obatan medis Akses obat-obatan sulit Minimnya penduduk yang tercover asuransi 30% (Djunaedi and Modjo, 007) Page 5 Daya beli masyarakat rendah Harga obat relatif mahal Banyaknya pelaku pada industri rantai pasok industri farmasi Fluktuasi harga karena impor bahan baku (Mustamu, 000) Sekitar 90% IMPOR!!

6 Solusi mahalnya harga obat?? Garattini & Tediosi (999) mendifinisikan obat generik sebagai obat imitasi (tiruan) dari obat yang sudah melebihi siklus hidupnya (mature drug) dan dipasarkan menggunakan nama zat aktif dari obat yang sudah tidak diproteksi Page 6

7 Fakta Obat Generik pada Pasar Obat Indonesia Nilai rupiah obat generik hanya 8-% Pasar Obat Indonesia Menurut Jenis 0% 0% Obat Paten 70% Obat Generik Bermerek Obat Generik Tanpa Merek Berpotensi terus meningkat Dari volume penjualan mencapai 38-40% dari penjualan obat nasional (Anna, 0) Page 7

8 Con t.. Peningkatannya tidak pesat Hanya gencar pada fasilitas kesehatan pemerintah Oknum pabrikan farmasi financial incentives Konigbauer (007) Dokter adalah target terbesar dari komponen biaya promosi Page 8

9 Financial Incentives Insentif berpengaruh pada kecenderungan peresepan dokter Stimulus peningkatan penjualan obat peresepan dokter keputusan dokter untuk meresepkan antara obat paten dan obat generik dipengaruhi oleh profit margin antara biaya penggantian (reimbursement) dengan harga yang ditentukan (acquisition price) Liu et al., (009) Page 9

10 Karakteristik sistem Pengobatan penyakit Diabetes market size yang besar Liu et al., (009) banyak perusahaan masuk dalam pasar ini pabrikan banyak memberikan discount rate penggunaan obat berkala / secara jangka panjang kecenderungan perpindahan merek produk yang kecil Page 0

11 Peringkat 0 Besar Penduduk Negara Pengidap Penyakit Gula (Kelompok Umur 0-79 Tahun) Sumber : International Diabetes Federation (003) Country Persons (millions) Country Persons (millions) India 85,6 India 3 China, People's Republic of 33, China, People's Republic of 54,3 Russia 7,8 Indonesia 0,9 USA 3,9 USA 9,3 Indonesia,9 Russia 8,3 Japan,6 Japan,7 Brazil 7,5 Brazil,7 Ukraine 6, Pakistan 0,9 Pakistan 5,7 Bangladesh 0, Bangladesh 5,3 Nigeria 7,4 angka kejangkitan penyakit diabetes melitus sebesar,5-,3% pada penduduk usia diatas 5 tahun Page Palanimuthu (0)

12 Con t.. Penyakit diabetes termasuk dalam 0 Penyakit dengan biaya pengobatan termahal pada berita yang dipublikasi detik health (Ulfah, 009) Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh WHO terhadap beberapa penduduk negara berkembang, termasuk Indonesia, terungkap adanya efek memiskinkan dari membeli obat. mahalnya harga obat kurangnya edukasi masyarakat dalam pemilihan jenis obat masyarakat cenderung menerima apa yang diberikan oleh dokter. Page

13 Perumusan Masalah Obat generik masih berpotensi untuk terus meningkat peredaran obat generik masih terhambat Pengetahuan masyarakat tentang suatu jenis obat Strategi branding produsen obat Medical representative obat generik Tingginya biaya belanja obat Page 3

14 Con t.. Dilakukan penelitian menyangkut kebijakan-kebijakan yang dimungkinkan dalam upaya peningkatan penggunaan obat generik sehingga berdampak pada biaya belanja obat penderita diabetes di Indonesia. Page 4

15 Tujuan dan Manfaat Penelitian () Membuat model/instrumentasi kebijakan generik untuk penyakit diabetes. penggunaan obat () Merumuskan rancangan skenario kebijakan untuk meningkatkan penggunaan obat generik penyakit diabetes dari model yang telah dibuat. (3) Mencari faktor atau kebijakan-kebijakan yang berpengaruh signifikan dalam meregulasi peningkatan penggunaan obat generik untuk penyakit diabetes. memperoleh gambaran serta prediksi jumlah permintaan obat generik dan biaya belanja obat penderita penyakit diabetes di Indonesia sebelum dan sesudah ditetapkannya suatu kebijakan Page 5

16 Ruang Lingkup Penelitian Batasan :. Pemodelan tidak membahas secara detail pada faktor rantai pasok obat pada industri farmasi Indonesia. Harga obat yang digunakan dalam pemodelan menggunakan harga obat dengan satu bahan aktif yang sejenis Asumsi :. Persepsi masyarakat tentang obat generik masih dapat ditingkatkan. Tidak mempertimbangkan kapasitas produksi dalam hal pemenuhan permintaan yang ada Page 6

17 Kilas Balik Penelitian Terdahulu Penelitian Mengenai Manajemen Rantai Pasok Industri Farmasi Indonesia Penelitian Mengenai Pasar Obat-Obatan dalam Industri Farmasi Page 7 Analisis Gap dan Posisi Penelitian

18 Penelitian Mengenai Manajemen Rantai Pasok Industri Farmasi Indonesia Kajian makro ekonomi industri farmasi Indonesia Mustamu (004) Lingkup rantai pasok industri farmasi terhadap mahalnya harga obat Mustamu (008) Utami (009) Supply chain contracts industri farmasi resiko fluktuasi permintaan harga terhadap profit yang diperoleh Belum terdapat penelitian bersifat makro yang mengkaji kebijakan dalam upaya mengurangi beban belanja obat masyarakat Page 8

19 Penelitian Mengenai Pasar Obat-Obatan dalam Industri Farmasi Isu penyerapan, distribusi, peresepan, strategi harga yang berpengaruh pada siklus hidup produk farmasi Mengevaluasi pengetahuan dan persepsi GP terhadap obat generik di Malaysia Menganalisis pengaruh insentif terhadap keputusan peresepan dokter Menganalisis pengaruh drug advertising terhadap social welfare Garattini and Tediosi (000) Konigbauer (007) Liu, et al., (009) Chua, et al., (009) Belum terdapat penelitian yang memodelkan interaksi antar variabel serta dampaknya pada dinamika permintaan suatu jenis obat Page 9

20 Analisis Posisi Penelitian Belum terdapat penelitian bersifat makro yang mengkaji kebijakan dalam upaya mengurangi beban belanja obat masyarakat Belum terdapat penelitian yang memodelkan interaksi antara variabel serta dampaknya pada dinamika permintaan suatu jenis obat Upaya peningkatan penggunaan obat generik dalam rangka menekan biaya belanja obat pada penderita diabetes di Indonesia Page 0

21 Karakteristik dari sistem yang akan dipakai dalam penelitian... KOMPLEKSITAS SISTEM memiliki interdependensi (ketergantungan) antar faktor di dalamnya Berubah terhadap waktu (time frame) memiliki umpan balik informasi Sistem Dinamik (Ahmadi and Shahgholian, 00) memiliki hubungan sebab akibat yang sirkular (loop) Page

22 PERANCANGAN MODEL SIMULASI UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA BELANJA Page OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT DIABETES DI INDONESIA : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

23 Konseptualisasi Sistem (Causal loop diagram) - jumlah obat non generik yg dikonsumsi profit obat non generik beban belanja obat + + pendapatan penjualan obat diabetes harga obat non generik biaya lain non generik biaya promosi non generik pendapatan penjualan obat keseluruhan angka PDB + pendapatan perkapita proporsi pendapatan untuk belanja makanan jumlah total konsumsi obat diabetes fraksi insentif peresepan non generik + + kecenderungan peresepan pada obat non generik - prevalensi kejangkitan penyakit Page 3 + penderita yg mampu dan tidak mampu beli obat prosentase tidak tercover asuransi + + jumlah penderita prosentase tercover asuransi + profit obat generik biaya pemasaran obat generik + + harga obat generik jumlah obat generik yg dikonsumsi + pengetahuan masyarakat pada kualitas obat generik gap kualitas obat generik dan non generik - biaya lain generik

24 Module inti penelitian biay a belanja obat Total penjualan obat + - Permintaan setiap jenis obat permintaan obat + pref erensi pemilihan jenis obat + pasien peny akit diabetes + Kecenderungan Pemilihan jenis obat + Potensi permintaan obat diabetes Page 4

25 Sektor pada penelitian.. () MODEL SEKTOR POTENSI KEJANGKITAN DIABETES (3) MODEL SEKTOR KECENDERUNGAN TERCOVER (5) MODEL SEKTOR PERMINTAAN OBAT GENERIK (7) MODEL SEKTOR PERMINTAAN OBAT ORIGINATOR () MODEL SEKTOR JUMLAH PENDERITA DIABETES BERTAHAN HIDUP (4) MODEL SEKTOR KECENDERUNGAN TIDAK TERCOVER (6) MODEL SEKTOR PERMINTAAN OBAT BRANDED (8) MODEL SEKTOR BEBAN BELANJA OBAT MASYARAKAT Page 5

26 Module Preferensi Pemilihan Jenis Obat (3) MODEL SEKTOR KECENDERUNGAN TERCOVER : : smoothing kecenderungan generik tercover kecenderungan menggunakan non generik tercover 0 : 0 Page 6 : Page T ime 0: PM Sat, Jul 07, 0 Untitled

27 (4) MODEL SEKTOR KECENDERUNGAN TIDAK TERCOVER : 3: : smoothing ke erik tdk tercover kecenderung gunakan branded 3: kecenderung nggunakan paten 0 0 Generik Branded : 3: Page 7 Originator : 3: Page T ime 0:0 PM Sat, Jul 07, 0 Untitled

28 Module Beban Belanja Obat (8) MODEL SEKTOR BEBAN BELANJA OBAT MASYARAKAT : : nilai belanja obat diabetes per kapita pendapatan total penju obat diabetes per periode e+0 : e+0 Page 8 : Page e T ime 0:37 PM Sat, Jul 07, 0 Untitled

29 VERIFIKASI () Page 9

30 VERIFIKASI () RUNNING TEST Page 30

31 Uji Struktur Model Telah disetujui oleh bapak Eriawan Harianto selaku medical representative obat generik Uji Parameter Model Page 3

32 Con t.. Uji Kondisi Ekstrim 6,000,000, Uji Kondisi Ekstrim Jumlah Permintaan Generik 5,000,000, ,000,000, ,000,000,000.00,000,000,000.00,000,000, Ekstrim Bawah Normal Ekstrim Atas Tahun Page 3 Pengetahuan konsumen Permintaan Obat Generik

33 Con t.. UJI PERILAKU MODEL Metode black box (Barlas, 996) E = (S A )/ A Dimana: A = Data aktual. S = Data hasil simulasi. E = Variansi error antara data aktual dan data simulasi, dimana jika E < 0, maka model valid. Tahun Data Aktual Jumlah Penderita Diabetes Bertahan Hidup Hasil Simulasi Jumlah Penderita Diabetes Bertahan Hidup Error (E) 00 4,90,037 4,90, (0.000) 0 5,33,358 5,05,988.3 (0.008) 0 5,553,58 5,38,80.80 (0.05) Average 5,35,55.9 5,4,94.37 (0.008) Data Aktual Hasil Simulasi Tahun Pendapatan Penjualan Obat (Rupiah) Pendapatan Penjualan Obat (Rupiah) Error (E) 00 37,500,000,000,000 34,0,673,35,337.0 (0.088) 0 4,000,000,000,000 38,094,673,595, (0.093) 0 46,600,000,000,000 43,78,663,68,03.0 (0.07) Average 4,033,333,333,333 38,55,336,78,959 (0.083) Page 33 Data Aktual Hasil Simulasi Tahun Prosentase Volume Obat Generik Prosentase Volume Obat Generik Error (E) (0.007) Average

34 RUNNING MODEL SIMULASI 3,500,000, ,000,000,000.00,500,000,000.00,000,000,000.00,500,000,000.00,000,000, ,000, Rata-Rata Permintaan Jenis Obat () Grafik Permintaan Obat 0.00 Branded Generik Originator Page 34 () Komposisi Permintaan Obat

35 Con t.. : : preferensi pemilihan jenis kecenderungan generik tercover preferensi pemilihan jenis cenderungan generik tdk tercover 0 0 : 0 0 : Page Time 3:3 PM Fri, Jun 9, 0 Kecenderunga Dalam Memilih Jenis Obat (3) Grafik Kecenderungan Pemilihan Obat : 3: : pasien peny akit di diabetes bertahan hidup day a beli terhadap bat diabetes per kapita 3: pasien peny akit di u penambahan penderita : 3: Page 35 3 : : Page Time 3:34 PM Fri, Jun 9, 0 Jumlah Penderita Diabetes Bertahan Hidup (4) Grafik Beban Belanja Obat Masyarakat

36 MODEL SKENARIO KEBIJAKAN UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN OBAT GENERIK DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA BELANJA Page 36 OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT DIABETES DI INDONESIA : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

37 Rancangan skenario Fase Pertama tingkat branding obat generik pengetahuan atau edukasi masyarakat terkait kualitas obat generik fraksi biaya pemasaran yang dibebankan pada harga obat branded Fase Kedua memprediksi perilaku dari kebijakan pemerintah terkait Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) [Undang-Undang-Republik-Indonesia, 004] Page 37

38 Peningkatan Branding Obat Generik (Skenario ) Awal 0,07 Skenario 0,5 : : pref erensi pemilihan jenis obat.gap branding pref erensi pemilihan j rungan generik tdk tercov er Melihat prospek obat generik pada periode mendatang (UU SJSN) : : Page Time 9:6 PM Wed, Jun 7, 0 kecenderungan menggunakan obat generik Produsen obat branded melakukan branding lebih aktif Bobot branding suatu obat memiliki nilai paling tinggi dalam kecenderungan seseorang memilih suatu jenis obat (0,5) Page 38 Strategi branding produsen obat :. Obat branded melalui peresepan dokter. Obat generik melalui pendaftaran uji BA/BE (Medical representative obat generik)

39 Peningkatan Edukasi Masyarakat Pada Kualitas Obat Generik (Skenario ) Awal 0, Skenario 0,8 kebijakan yang semakin mempermudah masyarakat dalam memilih jenis obat yang akan dikonsumsi : : : pref erensi pemilihan jenis obat.gap kualitas pref erensi pemilihan j rungan generik tdk tercov er 0 kemudahan penggantian resep obat non generik menjadi obat generik dengan obat yang memiliki kesamaan komponen aktif (PERMENKES-RI (00b). meningkatkan buying power konsumen terhadap obat generik : Page Time :05 AM Wed, Jul 04, 0 kecenderungan menggunakan obat mengharuskan perusahaan farmasi mencantumkan logo obat GENERIK pada obat generik bermerek (branded). (Anonim, 0) Page 39

40 Pembenahan Proporsi Biaya Pemasaran Pada Harga Obat Branded (Skenario 3) Awal 0,5 Skenario 3 0,3 : : : smoothing kecenderungan generik tdk tercov er gap harga 0 0 Adanya peran pemerintah dalam mengatur regulasi harga obat gap harga tidak fluktuatif Kecenderungan menggunakan generik memiliki tren penurunan kebijakan yang mewajibkan produsen obat menetapkan ulang harga sesuai dengan drug pricing WHO : Page Time 0 AM Sun, Jul 08, 0 Untitled Ketatnya persaingan dalam penjualan obat Page 40

41 Penggabungan Skenario dan Skenario 3 (Skenario 3A) 0,5 Skenario Awal 3A 0,3 0, Skenario Awal 0,8 maka ada kemungkinan terciptanya image pada masyarakat bahwa obat branded sama saja dengan obat generik (Medical representative obat generik) : 3: : pref erensi pe obat.gap kualitas pref erensi pe is obat.gap harga 3: pref erensi pe erik tdk tercov er : 3: 0 Page 4 : 3: Page Time 45 AM Wed, Jul 04, 0 Kecenderungan Menggunakan Obat Generik

42 Hasil running seluruh skenario : permintaan obat.permintaan obat generik daya beli terhadap obat diabetes per kapita 3: pasien penyakit dia ju penambahan penderita : permintaan obat.permintaan obat generik daya beli terhadap obat diabetes per kapita 3: pasien penyakit dia ju penambahan penderita : 5e+009 : 6e : : () 3 3 () 3 3 : 4e+009 : 3.5e : : : 3: Page 3 e Time 0:54 AM Thu, Jun 8, 0 Permintaan Obat : 3: Page 3 e Time :33 AM Thu, Jun 8, 0 Permintaan Obat : permintaan obat.permintaan obat generik biaya belanja obat.n obat diabetes per kapita 3: pasien penyakit dia ju penambahan penderita : permintaan obat.permintaan obat generik biaya belanja obat.n obat diabetes per kapita 3: pasien penyakit dia ju penambahan penderita :.6e+009 : 6e : : (3) 3 3 (3A) 3 3 :.35e+009 : 4e : : :.e : Page Page 4 Time 35 AM Wed, Jul 04, 0 Permintaan Obat : 3: Page 3 3 e Time 45 AM Wed, Jul 04, 0 Permintaan Obat

43 Perbandingan Hasil Skenario Fase Pertama 5,500,000, ,000,000, Permintaan Obat Generik Jumlah Permintaan 4,500,000, ,000,000, ,500,000, ,000,000,000.00,500,000,000.00,000,000, Normal Skenario Skenario Skenario 3 Skenario 3A Hasil dari keempat skenario tersebut menghasilkan peningkatan permintaan obat generik kecuali pada skenario 3 Perbandingan Hasil Skenario dan 3A 'Fase Pertama' redesign berupa skenario 3A 5,600,000, Permintaan Obat Generik 5,00,000, ,600,000, ,00,000, ,600,000, ,00,000,000.00,600,000,000.00,00,000, Page Skenario Skenario 3A Perbedaan yang tipis dibandingkan hasil skenario dari segi permintaan obat generik

44 Con t.. (Rupiah) 35, , , , , , , , , , , Belanja Obat Diabtes Perkapita Normal Skenario Skenario Skenario 3 Skenario 3A Orang 76, , , , , , , , , , , Laju Penambahan Penderita Diabetes Normal Skenario Skenario Skenario 3 Skenario 3A Rata-Rata Gap harga yang semakin kecil biaya belanja obat semakin kecil Skenario 3A paling efektif ditinjau dari penurunan biaya belanja obat penderita diabetes Laju penambahan penderita diabetes semakin kecil (Skenario 3A) Page 44

45 Rangkuman hasil running skenario kebijakan Nilai Rata-Rata Skenario Skenario Skenario 3 Skenario 3A Permintaan Obat Generik +36% +7% -,44% +70% Volume Penggunaan Obat 50% 59% 40% 59% Kecenderungan Menggunakan Obat Generik Belanja Obat Diabetes Perkapita +70% +86% -,3% +84% -6,95% -4,3% -7,% -34,% Laju Penambahan Penderita -0,036% -0,075% -0,069% -0,4% Page 45

46 Skenario fase kedua Persaingan ketat antara produsen obat Obat branded memasarkan obat melalui asuransi Seluruh harga obat disesuaikan dengan DPHO Persaingan sempurna dengan harga yang menguntungkan bagi masyarakat : pref erensi pemilihan j rungan generik tdk tercover pref erensi pemilihan j nderungan generik tercover : permintaan obat intaan obat generik biaya belanja ob t diabetes per kapita 3: pasien penyaki enambahan penderita : 0 : 3: 9e : 0 : 3: 6e : Page Time 3:34 PM Thu, Jun 8, 0 Untitled Page 46 : 3: Page 3e Time 3:00 AM Sun, Jul 08, 0 Untitled

47 Hasil skenario fase kedua Permintaan obat generik hasil skenario 4 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu rata-rata sebesar 66% penurunan beban belanja obat masyarakat rata-rata sebesar 3,8% KOMPOSISI PERMINTAAN OBAT Tahun Branded Generik Originator Page 47 Sesuai dengan kondisi yang diprediksikan, volume obat generik pada tahun 04 akan menjadi 70-80% dari volume total

48 Permintaan Obat Generik Skenario Skenario 86% Skenario 4 Tidak Meningkatkan Penggunaan Obat Generik 70% Skenario 3 Skenario 3A 36% 66% Page 48 Kesimpulan ()

49 Biaya Belanja Obat Skenario Skenario Penurunan Biaya Belanja Obat Ditunjukkan oleh Masing-masing Skenario Skenario 4 0,4% 0,069% Skenario 3 Skenario 3A 0,075% 0,036% Page 49 3,8% Kesimpulan ()

50 Saran Pada penelitian ini berupaya untuk meningkatkan penggunaan obat generik yang berdampak pada menurunnya biaya belanja obat masyarakat tanpa memperhatikan faktor rantai pasok obat. Pada penelitian selanjutnya lebih difokuskan melakukan pemodelan pada rantai pasok obat untuk dapat menggambarkan kondisi seperti stockout, overcapacity dan lain sebagainya sehingga dapat mengisi gap penelitian pada bidang ini. Page 50

51 DAFTAR PUSTAKA AHMADI, R. & SHAHGHOLIAN, K. 00. Designing And Evaluation Model Productivity For Tourism Industry With System Dynamics. International Review of Business Research Papers, 6, ANNA, L. K Persen Bahan Baku Obat Diimpor [Online]. Jakarta: Kompas. Available: [Accessed Maret 0]. ANONIM ISO Indonesia (Informasi Spesialite Obat Indonesia) Vol.4-007, Jakarta, PT. Ikrar Mandiri ANONIM. 0. Obat Off-Patent Wajib Cantumkan Logo Generik. Kompas Indonesia. BANK-DUNIA 008. Berinvestasi dalam Sektor Kesehatan Indonesia : Tantangan dan Peluang untuk Pengeluaran Publik di Masa Depan BARLAS, Y., 996. Formal Aspect of Model validity and Validation in System Dynamics. System Dynamics Review, 3(), pp BREKKE, K. R., GRASDAL, A. L. & HOLMÅS, T. H Regulation and pricing of pharmaceuticals: Reference pricing or price cap regulation? European Economic Review, 53, CHUA, G. N., HASSALI, M. A., SHAFIE, A. A. & AWAISU, A. 00. A survey exploring knowledge and perceptions of general practitioners towards the use of generic medicines in the northern state of Malaysia. Health policy, 95, DJUNAEDI, M. & MODJO, I Pemetaan Distribusi Obat di Indonesia. DEPKES-RI 005. Kebijakan Obat Nasional. Page 5

52 Con t ECONOMIST, O. O. C. 0. Industry Update. Volume 4 ed.: PT Bank Mandiri (Persero). GARATTINI, L. & TEDIOSI, F A comparative analysis of generics markets in five European countries. Health policy, 5, INTERNATIONAL-DIABETES-FEDERATION 003. Diabetes Atlas Executive Summary Second Edition. Belgium. KÖNIGBAUER, I Advertising and generic market entry. Journal of health economics, 6, LESTARI, E. D. S Analisis Industri Farmasi Di Indonesia : Pendekatan Organisasi Industri LIU, Y. M., YANG, Y. H. K. & HSIEH, C. R Financial incentives and physicians' prescription decisions on the choice between brand-name and generic drugs: Evidence from Taiwan. Journal of health economics, 8, MAXIMILLIAN Bahan Baku Farmasi 90% Impor [Online]. Available: [Accessed 8 Maret 0]. MONALISA & NURMAYANTI. 0. Belanja Kesehatan Masyarakat Indonesia Terendah Dibanding 5 Negara Asia [Online]. Jakarta: Indonesia Finance Today. Available: Masyarakat-Indonesia-Terendah-Dibanding-5-Negara-Asia [Accessed 7 Februari 0]. MUHAMMADI, AMINULLAH, E. & SOESILO, B. 00. Analisis Sistem Dinamis : Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. Jakarta: UMJ PRESS. MUSTAMU, R. H Mempersiapkan Ritel Farmasi untuk Menghadapi Persaingan Masa Depan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,, pp MUSTAMU, R. H Manajemen Rantai Pasokan Industri Farmasi di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9, pp Page 5

53 Con t PALANIMUTHU, B. 0. Tingkat Pengetahuan Diet Pasien Diabetes Mellitus Serta Komplikasinya Di Poli-Endokrinologi, Departmen Ilmu Penyakit Dalam, Rsup Haji Adam Malik, Medan, Tahun 00. PERMENKES-RI 00a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.0/MENKES/46/I/00Tentang Harga Obat Generik. Jakarta. PERMENKES-RI 00b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.0.0/MENKES/068/I/00 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta. PRAŠNIKAR, J. & ŠKERLJ, T New product development process and time-to-market in the generic pharmaceutical industry. Industrial Marketing Management, 35, PRESIDEN-REPUBLIK-INDONESIA 00. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 00 Tentang Paten. SAKSONO, H. & MONALISA. 0. Pemerintah Belum Berencana Naikkan Harga Obat Generik di 0 [Online]. Jakarta: Indonesia Finance Today (Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia). Available: [Accessed 8 Februari 0]. SCOTT MORTON, F. M Barriers to entry, brand advertising, and generic entry in the US pharmaceutical industry. International Journal of Industrial Organization, 8, SHRECKENGOST, R. C Dynamic Simulation Models: How Valid Are They? Self-Report Methods of Estimating Drug Use: Current Challenges to Validity. National Institute on Drug Abuse Research Monograph, 57, ULFAH, N Penyakit Dengan Biaya Pengobatan Termahal [Online]. Detik Health. Available: [Accessed 0 April 0]. UNDANG-UNDANG-REPUBLIK-INDONESIA 004. Sistem Jaminan Sosial Nasional. UTAMI, A. E Modelling Supply Chain Contracts In Pharmaceutical Industry. Magister, Sepuluh Nopember Institute of Technology. Page 53

54 Terima Kasih

55 Perbandingan Jenis Obat Page 55

56 Salah satu contoh Obat untuk Diabetes JENIS OBAT Jenis Obat Branded Obat Generik Obat Paten Pabrik Mersi Indofarma Merck Nama glidanil glibenclamide glimel Harga Page 56

57 Regulasi Penetapan Harga pada Industri Farmasi Dualisme tujuan agar tercipta kondisi yang sehat dan saling menguntungkan (Djunaedi and Modjo, 007). Mempertimbangkan faktor sosial (sosial objectives), yaitu berkualitas dan harga terjangkau. Agar berkualitas, butuh penelitian dan pengembangan produk dengan biaya yang sangat besar Price Cap (PC) Reference Pricing (RP) Mekanisme Penetapan Harga Page 57 (Brekke et al., 009)

58 Mengapa Harga Obat Generik Murah? Dapat Disimpulkan : Harga obat generik dikendalikan pemerintah melalu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.0/Menkes/46/I/00 Tentang Harga Obat Generik. Obat generik dijual dalam kemasan dengan jumlah besar. Obat generik tidak memerlukan biaya kemasan (packaging) yang tinggi. Perbedaan antara obat bermerek dan obat generik hanya terdapat pada tampilan dan kemasan obat yang lebih mewah sehingga menimbulkan persepsi yang lebih istimewa. Obat generik tidak memerlukan biaya promosi atau iklan Page 58

59 Garis Besar Obat Penyakit Diabetes Obat Antidiabet Generik Harga Paten Harga glibenclamide /00 daonil 7.00/00 glipizida aldiab metformin HCL 500mg 8.500/00 benoformin 500mg /00 metformin HCL 850mg /00 benoformin 850mg /00 klorpropramida 00mg diabenese 00mg 9.895/00 klorpropramida 50mg diabenese 50mg /00 glimepiride mg /50 amaryl mg /50 glimepiride mg 8.90/50 amaryl mg 4.453/50 glimepiride 3mg.684/50 amaryl 3mg 39.94/50 glimepiride 4mg 30.99/50 amaryl 4mg 8.88/30 glikazide 80mg diamicron /0 Page 59 arcabose50mg glucobay 50mg 84.80/50 arcabose00mg glucobay 00mg /50 glikuidon 30mg /00 glurenorm 3.980/00 ISO Indonesia Vol.46-0 s/d 0, diolah

60 Nilai Variabel Kualitas Obat Kualitas Obat Berdasarkan Penggolongan Pasar Rekap Kuesioner Persepsi Terhadap Kualitas Obat Responden P G Responden P G Skala Kualitas Obat Paten (P) Skala Kualitas Obat Generik (G) NORMAL(0.77,0.086,) Page 60

61 Nilai variabel Branding Obat Page 6 Rekap Peresepan Obat Penyakit Dibetes No Tgl Jenis Obat Jumlah 3/6 Amaryl 30 /5 Glibenclamide /5 Gluconin /5 Metformin /3 Gluconin 60 6 /5 Glimepiride 30 7 /5 Glimepiride /3 Glimepiride /4 Amaryl /4 Benoformin 90 3/4 Glimepiride 30 3/4 Glimepiride 0 3 5/4 Metformin /4 Glimepiride /4 Metformin 90 Total Prosentase 60 Keterangan : Resep Generik Resep Non Generik (Ganti) Resep Non Generik (Tetap)

62 Expert Judgement Page 6

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 5-10 STUDI PERBANDINGAN OBAT GENERIK DAN OBAT DENGAN NAMA DAGANG. Abstrak

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 5-10 STUDI PERBANDINGAN OBAT GENERIK DAN OBAT DENGAN NAMA DAGANG. Abstrak Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 5-10 STUDI PERBANDINGAN OBAT GENERIK DAN OBAT DENGAN NAMA DAGANG *Faisal Yusuf *Akademi Farmasi Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna, Pintubosi, Laguboti, Toba Samosir, Sumatera

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Tugas Akhir- TI 9 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Oleh : Dewi Indiana (576) Pembimbing : Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di daerah tropis seperti Indonesia, jagung memiliki kontribusi sebagai komponen industri pakan. Lebih dari 50% komponen pakan pabrikan adalah jagung. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat generik sering diasumsikan sebagai obat dengan kualitas yang rendah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama yang

Lebih terperinci

KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM

KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM KAJIAN KETERKAITAN PELAKU PERGULAAN NASIONAL: SUATU PENGHAMPIRAN MODEL DINAMIKA SISTEM Disusun oleh : Lilik Khumairoh 2506 100 096 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M. Eng. Latar

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS

MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS Muh. Khoirul Khakim Habibi 2508 100 046 MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS 2 nd Place of Research Grant for Management Studies

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik)

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik) Presentasi Sidang Tugas Akhir Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik) oleh Puja Kristian Adiatma 2507 100 049

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Frost & Sullivan berjudul The

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Frost & Sullivan berjudul The BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Frost & Sullivan berjudul The Healthcare Industry-Business Opportunities, Indonesia, 2014 2018, Industri farmasi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan keluhan yang dirasakan seseorang dan bersifat subjektif, sedangkan penyakit berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia. Saat ini, nilai pasar obat di Indonesia lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

Purnamaningrat, A.A.I.D. 1, Antari, N.P.U. 1, Larasanty, L.P.F. 1. Universitas Udayana

Purnamaningrat, A.A.I.D. 1, Antari, N.P.U. 1, Larasanty, L.P.F. 1. Universitas Udayana TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN OBAT METFORMIN GENERIK DAN METFORMIN GENERIK BERMEREK (BRANDED GENERIC) PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM TABANAN

Lebih terperinci

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi

Lebih terperinci

Manajemen Rantai Pasokan Industri Farmasi di Indonesia

Manajemen Rantai Pasokan Industri Farmasi di Indonesia TUGAS E BISNIS Manajemen Rantai Pasokan Industri Farmasi di Indonesia Nama : Reswanto Adi Pratomo NIM : 08.11.2500 Kelas : S1TI-6J JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA 1 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Indonesia Farma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang farmasi dan kesehatan.

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN RESEP OBAT GENERIK PADA PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN RESEP OBAT GENERIK PADA PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014 EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN RESEP OBAT GENERIK PADA PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014 Angela Erlitha Tanner 1), Lily Ranti 1), Widya Astuty Lolo

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan dari penelitian yang akan di lakukan, terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 19 Juli 2014 MODEL ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK BARU OBAT HERBAL DI INDONESIA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PREFERENSI KONSUMEN DAN PENERIMAAN CHANNEL SECARA TERINTEGRASI Deny Lestiyorini 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan farmasi secara berkelanjutan terus melakukan inovasi menawarkan produk-produk baru, membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan dasar rakyat, terutama bidang kesehatan sudah selayaknya menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan kesehatan yang mudah, ramah dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeratif yang menjadi perhatian utama dalam kesehatan secara global. Secara umum DM merupakan salah satu penyumbang beban

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kebutuhan Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kebutuhan Konsumen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini kebutuhan hidup menjadi sangat tinggi dan semakin meningkat setiap tahunnya tetapi hal tersebut tidak diiringi dengan pendapatan yang meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia, dimana setiap orang berhak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk didalamnya hak untuk

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya 1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dari hasil evaluasi strategi perusahaan, analisis lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal yang ada dalam industri farmasi Indonesia, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang 2015 (y-on-y) tahunan naik 4,57% dibanding tahun Kenaikan ini

BAB I PENDAHULUAN. sedang 2015 (y-on-y) tahunan naik 4,57% dibanding tahun Kenaikan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS, mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang 2015 (y-on-y) tahunan naik 4,57% dibanding tahun 2014. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang

Lebih terperinci

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-234 Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Lebih terperinci

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF

PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF PEMODELAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM INOVATIF Nunu Noviandi Peneliti Utama Kajian Pemodelan Pengembangan PI-UMKM Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing 2010 1 Latar Belakang Kebijakan pengembangan

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN Endah Agustia Pratiwi 1 ; Noor Aisyah 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Obat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-294 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 menyebabkan tekanan besar pada harga komoditas dagang dan permintaan sumber daya alam. Dampak tekanan

Lebih terperinci

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng. PERUMUSAN SKENARIO KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN DI SURABAYA BERDASARKAN EVALUASI DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN LINGKUNGAN : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Disusun Oleh Arini Ekaputri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013

Gambar 1. 1 Top Ten Populasi Penderita Diabetes di Dunia Sumber: International Diabetes Federation, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes merupakan penyebab kematian nomor enam di dunia. Menurut data International Diabetes Federation, pada tahun 2013 sekitar 382 juta orang di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dua lembaga konsultan keuangan dunia, Price Water House Coopers (2006) dan Goldman Sachs (2007), memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan semakin berkembang dari waktu ke waktu, disamping itu pula kosmetik berperan penting untuk menunjang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA: PENDEKATAN ORGANISASI INDUSTRI. Oleh ENENG DAHLIA SRI LESTARI H

ANALISIS INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA: PENDEKATAN ORGANISASI INDUSTRI. Oleh ENENG DAHLIA SRI LESTARI H ANALISIS INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA: PENDEKATAN ORGANISASI INDUSTRI Oleh ENENG DAHLIA SRI LESTARI H01400090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu negara. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk mencapai derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik

I. PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis Indonesia baik dari dimensi ekonomi, sosial, maupun politik. Indonesia memiliki keunggulan komparatif sebagai

Lebih terperinci

Model Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya

Model Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya JURNAL TEKNIK, () 5 Model Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya Hasyim Yusuf Asjari, Budisantoso Wirjodirdjo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat, merupakan zat atau bahan yang digunakan untuk permasalahan kesehatan masyarakat antara lain digunakan untuk menyembuhkan penyakit dan mencegah komplikasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING STUDI KASUS PT. NSBI CILEGON

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING STUDI KASUS PT. NSBI CILEGON Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.92-96 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 STUDI KELAYAKAN BISNIS PENINGKATAN KAPASITAS MESIN PENUNJANG DENGAN KONSEP 7 WASTE LEAN THINKING

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X

RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X 1 RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X Harwiyani, Anissa dan Vanany, Iwan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk 114 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk perekonomian bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sektor agroindustri yang cendrung berkembang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN HARGA OBAT Dl INDONESIA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN NEGARA-NEGARA LAIN

KEBIJAKAN HARGA OBAT Dl INDONESIA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN NEGARA-NEGARA LAIN KEBIJAKAN HARGA OBAT Dl INDONESIA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN NEGARA-NEGARA LAIN Selma Siahaan1 ABSTRACT Indonesia is facing challenge of medicines prices. Many people complaining about high price of medicines.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat, demikian halnya dengan fokus perhatian masalah kesehatan

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 Policy Dialogue Series (PDS) OUTLOOK PERDAGANGAN INDONESIA 2016 CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 BP2KP Kementerian Perdagangan, Kamis INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE

Lebih terperinci

Tata Kelola Obat di Era Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Tata Kelola Obat di Era Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tata Kelola Obat di Era Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) NIken ariati Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK p-issn : 2477-118X Pendahuluan Dalam rangka mewujudkan hak masyarakat untuk menerima

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat, khususnya dibidang ekonomi. Perkembangan dunia usaha ini dapat memberikan peluang

Lebih terperinci

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pertemuan kesehatan dunia ke 58 yang mengesahkan UHC (universal health coverage) (WHO, 2005), dan laporan kesehatan dunia tahun 2010, yang menemukan peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu contoh sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan komponen otomotif baik untuk kendaraan baru (original equipment manufacture) dan spare parts (after market) cukup besar. Menurut data statistik jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Index Sejak tahun 2005, daya saing Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Index Sejak tahun 2005, daya saing Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia menduduki peringkat ke 44 dari 139 negara pada Global Competitiveness Index 2011. Sejak tahun 2005, daya saing Indonesia telah berkembang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengolahan bidang pangan menjadi konsentrasi yang cukup besar untuk dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya permintaan pangan seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat dan fluktuatif menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahanperubahan yang ada. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena keadaan hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat). Penyakit ini sendiri sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang berperan menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, dan telur yang mengandung zat gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era modernisasi saat ini persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan yang ingin berkembang dan bertahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu menjamin aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup (Kepmenkes,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dewasa ini semakin ketat, hal ini terjadi akibat adanya globalisasi dan perdagangan bebas. Perusahaan dituntut untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERILAKU MODEL

BAB V ANALISIS PERILAKU MODEL BAB V ANALISIS PERILAKU MODEL Pada bagian analisis kebijakan, terlebih dahulu akan dilakukan analisis pada model dasar, dan kemudian dilanjutkan dengan analisis penerapan skenario kebijakan yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... DAFTAR ISI Halaman Judul... ii Lembar Pengesahan... iii Lembar Pernyataan... iv Kata Pengantar... V Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... X Daftar Lampiran... xi Abstrak... Xii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan perekonomian di lingkup Internasional. Transaksi perdagangan internasional merupakan proses perdagangan barang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,

Lebih terperinci

Pendekatan In process Innovation Strategy

Pendekatan In process Innovation Strategy Pendekatan In process Innovation Strategy Melalui Analisis Faktor Pembelian dan Potensi Pasar Pangan Alternatif Pada Target Pasar Remaja (Studi Kasus Pengembangan Invensi Beras Analog (Artificial Rice))

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN

KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Mutu utama layanan kesehatan adalah salah satunya

Lebih terperinci

STANDARISASI BAHAN BAKU HERBAL DENGAN DUKUNGAN LABORATORIUM TERAKREDITASI

STANDARISASI BAHAN BAKU HERBAL DENGAN DUKUNGAN LABORATORIUM TERAKREDITASI STANDARISASI BAHAN BAKU HERBAL DENGAN DUKUNGAN LABORATORIUM TERAKREDITASI Disampaikan oleh: Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Bogor, 12 Juni 2012 KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam arti luas ialah setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat modern merupakan masyarakat yang memerlukan kebutuhan serba instan. Seiring dengan aktivitas yang semakin sibuk dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis teknologi ini, seperti: e-government, e-commerce, e-education, e-

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis teknologi ini, seperti: e-government, e-commerce, e-education, e- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi di berbagai negara sudah banyak merambah berbagai sektor industri, demikian pula yang terjadi di Indonesia. Pertumbuhan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

KONDISI EKSISTING INDUSTRI. POTENSI Tulungagung Penghasil marmer terbesar di Indonesia (wikipedia.org) (Disperindag,2009)

KONDISI EKSISTING INDUSTRI. POTENSI Tulungagung Penghasil marmer terbesar di Indonesia (wikipedia.org) (Disperindag,2009) 8// PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR Departemen Perdagangan RI LATAR BELAKANG 4 subsektor industri kreatif KONTRIBUSI SDA DAERAH NurmaAnita 56..46 Dosen Pembimbing Prof.Dr.Ir.Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik karena banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian, maupun karena kontribusinya yang

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Muhammad Yusuf¹; Aditya Maulana Perdana Putra² ; Maria Ulfah³

Lebih terperinci

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan) Badan Kebijakan Fiskal Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Februari 2014 Tema Undang-undang Perindustrian Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Counterfeiting atau pemalsuan adalah tindakan pelanggaran atau penyalahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Counterfeiting atau pemalsuan adalah tindakan pelanggaran atau penyalahan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Counterfeiting atau pemalsuan adalah tindakan pelanggaran atau penyalahan terhadap hak legal dari sang pemilik intellectual property (Clark, 1997). Secara teknik, kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit kronik yang cukup banyak dijumpai dewasa ini adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik (kadar gula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri agro memiliki arti penting bagi perekonomian Indonesia yang ditunjukkan oleh beberapa fakta yang mendukung. Selama kurun waktu 1981 1995, industri agro telah

Lebih terperinci

MARKET BRIEF HEALTHCARE. Juni 2015

MARKET BRIEF HEALTHCARE. Juni 2015 MARKET BRIEF HEALTHCARE Juni 2015 Ringkasan Ekskutif Perekonomian Chile adalah salah satu yang terdepan diantara Negara Amerika Latin dengan konsistensi peningkatan GDP pertahunnya serta pendapatan perkapitanya

Lebih terperinci

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor Lilis Ernawati 5209100085 Dosen Pembimbing : Erma Suryani S.T., M.T., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci