RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X"

Transkripsi

1 1 RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X Harwiyani, Anissa dan Vanany, Iwan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS Sukolilo, Surabaya ; Abstrak Untuk mengatasi adanya isu-isu terkait dengan food safety pada daging sapi perlu dilakukan pembuatan sistem penelusuran khususnya produk daging sapi. PT.X ialah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang meat processing yang kedepannya akan menggunakan sistem penelusuran dalam proses bisnisnya yang terdiri dari peternak, dan pemotong. Dalam perancangan sistem penelusuran daging sapi ini digunakan metode unified modelling language, teknologi barcode dan juga perancangan perangkat lunak. Kata Kunci: Traceability, Barcode, Unified Modelling Language (UML). I. PENDAHULUAN. Hingga saat ini, pemerintah Indonesia belum memiliki sistem untuk melakukan identifikasi, registrasi, dokumentasi, dan traceability sapi secara nasional. Bahkan alur yang jelasnya pun belum ada [1]. Salah satu negara yang sudah menerapkan sistem traceability dalam pengolahan data pangan terutama daging sapi ialah Australia, dimana pemerintahnya membentuk badan Meat Live Australia (MLA) dengan tujuan untuk mengedukasi manfaat daging sapi Australia keseluruh dunia dengan menerapkan proses ternak yang alami, teknologi yang canggih serta sistem yang terjaga sejak sapi lahir, salah satunya ialah sistem traceability pada sapi tersebut (Kompas,2013). Selain Australia, Cina juga merupakan negara yang telah menerapkan sistem penelusuran yang ketat untuk sumber pangan para penduduknya, seperti daging sapi. Bermula dari adanya isu mengenai kualitas daging sapi, kesehatan sapi ternak, dan nutrisi dari daging sapi tersebut, pemerintah Cina membuat sistem penelusuran sumber pangan tersebut untuk mengembalikan kepercayaan masyarakatnya terhadap kualitas daging sapi yang layak [2] dikonsumsi PT.X merupakan salah satu perusahaan yang berlokasi di Jawa Timur, yang bergerak dibidang pengelolahan sapi dan daging. PT.X ini memiliki beberapa kegiatan proses bisnis yakni terdiri dari peternakan dan penggemukan sapi, penjualan sapi, serta pemotongan sapi dan daging. Dalam menjalankan proses bisnisnya tersebut kedepannya PT.X akan menerapkan sistem penelusuran dan pengkodean terhadap produk sapi dan daging sapinya untuk meminimalisir terjadinya kesalahan serta mewaspadai adanya isu-isu terkait dengan food safety yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan hasil pencarian informasi dan pengamatan yang dilakukan mengenai kondisi aliran ternak dan daging sapi di Surabaya yakni hingga saat ini daging sapi di Surabaya di supply berasal dari peternak lokal dan impor, hal ini berdasarkan oleh pernyataan Direktorat Penelitian dan Pengembangan pemberantasan Korupsi Republik Indonesia(2013). Berdasarkan hal tersebut biasanya sulit dibedakan asal dari daging sapi yang dijual dipasaran dan metode pemotongan yang tidak diketahui secara jelas. Dengan adanya penerapan sistem penelusuran tersebut nantinya PT.X akan dapat mengidentifikasi asal-usul dari bibit ternaknya sehingga dengan begitu PT.X akan dapat mengurangi atau meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat kesalahan informasi yang didapatkan terkait dengan kualitas sapi tersebut. Dalam penelitian ini sistem traceability yang digunakan lebih sederhana dan mudah untuk diterapkan di negara berkembang seperti Indonesia, yakni menggunakan software sistem penelusuran yang nantinya digunakan untuk menyimpan database dan melacak serta menelusuri sapi dan daging dengan teknologi barcode. Selain itu software sistem penelusuran ini nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang terkait dalam rantai pasok sapi dan daging yang terdapat pada PT.X seperti peternak, pemotong sapi dan pemotong daging sapi-karkas. II. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Kondisi Eksisting Identifikasi kondisi eksisting pada PT.X dilakukan dengan kunjungan dan observasi secara langsung pada unit amatan sehingga diketahui secara lebih real mengenai kondisi yang ada saat ini terkait sistem penelusuran yang telah ada dalam proses bisnisnya. Selain melakukan identifikasi juga dilakukan pengumpulan data dengan wawancara secara langsung pada pihak-pihak yang bersangkutan pada PT. X dan melakukan observasi kondisi secara langsung di PT.X, pengumpulan data ini digunakan sebagai inputan untuk proses selanjutnya yakni pengolahan data. B. Pembuatan Aliran Bisnis Proses Objek Amatan Tahap ini merupakan tahap penyusunan model bisnis proses pada PT.X yang dilakukan dengan mengidentifikasi input, proses, dan output. Dari identifikasi hal tersebut kemudian dibuat flowchart untuk menjadi dasar penentuan titik penelusuran. C. Menentukan Letak Titik Penelusuran Berdasarkan flowchart yang dibuat pada sub bab sebelumnya kemudian dilakukan penentuan titik penelusuran. Pada titik penelusuran yang dipilih tersebut akan dilakukan record data dari sapi dan daging sapi. D. Menentukan Data-Data yang Di-Record Pada Sistem Penelusuran

2 2 Sebelum melakukan penentuan rangkaian penomoran barcode, perlu dilakukan penentuan data-data yang nantinya digunakan untuk mempermudah dalam penentuan struktur barcode. Data-data yang digunakan diantaranya yaitu kode unit bagian proses bisnis, kode kota asal ternak di Jawa Timur, kode jenis ternak, kode jenis karkas besar, kode jenis karkas kecil dan data jenis identifikasi penyakit ternak sapi. E. Penentuan Rangkaian Barcode Pada tahap ini akan dilakukan penentuan terhadap struktur pelabelan yakni informasi apa saja yang akan dicantumkan pada produk sapi dan daging sapi, dengan menggunakan serial angka pada barcode. F. Membuat Unified Modelling Language Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan UML untuk rancangan sistem penelusuran, dimana Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. UML yang akan dibuat untuk penelitian ini yaitu terdiri dari class diagram, usecase diagram, dan sequence diagram. G. Implementasi dan Verifikasi Sistem Penelusuran Daging Tahap implementasi diartikan sebagai tahap uji coba perangkat lunak yang telah dirancang sebelumnya. Selain dilakukan ujicoba juga akan dilakukan penjelasan interface terhadap perangkat lunak sistem penelusuran daging sapi tersebut. Verifikasi meliputi analisis dari perangkat lunak yang dibuat, apakah dengan perangkat lunak tersebut terjadi proses efisiensi untuk sistem penelusuran daging sapi di PT.X, serta apakah kekurangan dan kelebihan dengan adanya sistem inisiasi perangkat lunak tersebut. Selain itu verifikasi ini juga sebagai dasaran dari pembuatan saran bagi perancangan sistem traceability daging sapi selanjutnya, agar dapat memperbaiki kekurangan pada perancangan sistem traceability pada penelitian ini. Kemudian dilakukan pula analisa manfaat dan biaya terkait dengan sistem penelusuran daging sapi dengan menggunakan benefit cost ratio. III. HASIL DAN DISKUSI A. Alur Aktivitas Proses Bisnis PT.X Pembelian urut sapi dimana proses pemberian nomor ini hanya terdapat pada dokumen kantor, kemudian dilakukan pengecekan kondisi fisik sapi secara berkala selama proses penggemukan, dimana proses pengecekan fisik ini dilakukan oleh pihak peternak yang telah ahli untuk mengidentifikasi keterjangkitan penyakit pada ternak sapi. Setelah proses penggemukan mencapai berat badan sapi yang diinginkan atau yang ditargetkan kemudian dilakukan proses penjualan sapi secara langsung kepada konsumen atau dilakukan proses pemotongan sapi oleh pihak pemotong yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemotongan daging sapi menjadi bagian-bagian karkas besar dan karkas kecil. Setelah daging sapi terpisah menurut bagian karkas kecilnya kemudian dilakukan proses pengepakan yang kemudian didistribusikan di wilayah jawa timur atau langsung dikirim kepada konsumen. B. Letak Titik Penelusuran Dalam letak titik penelusuran sistem penelusuran daging sapi ini terbagi menjadi lima bagian yakni peternak, kandang penggemukan, pemotong 1, pemotong 2 dan konsumen, dimana pada bagian peternak terdapat penyimpanan data dan pemberian ID sapi setelah dilakukan pemeriksaan dan pendaftaran sapi, setelah itu terdapat pengiriman sapi ke bagian kandang penggemukan yang di dalam proses perpindahannya terdapat label kirim. Pada bagian kandang penggemukan terdapat proses penggemukan dan pemeriksaan berat badan yang kemudian dilakukan pengiriman sapi ke bagian pemotong 1 yang juga didalamnya terdapat label kirim, di bagian pemotong 1 terdapat penyimpanan data setelah proses pengepakan dan pemotongan karkas besar, dan sebelum dilakukan pengiriman ke pemotong 2 terdapat pembuatan SSCC. Pada bagian pemotong 2 juga terdapat proses simpan data dan pembuatan SSCC setelah proses pemotongan karkas kecil dan pengepakan. Titik penelusuran dapat dilakukan di bagian penerimaan sapi di pemotong 1, penerimaan sapi di pemotong 2, dan penerimaan konsumen. C. Rancangan Barcode dan Label Rancangan barcode yang dibuat meliputi barcode untuk label eartag, label kirim, label first cut label second cut, dan serial shipping container code(sscc). Untuk label eartag didalamnya terdapat 12 digit barcode yang terdiri dari nomor peternakan, tahun daftar, dan no urut sapi pada unit peternakan yang ditunjukan pada gambar dibawah ini. Mulai Registrasi Baru Penomoran Pengecekan Kondisi Seleksi Bibit Pembiakan Distribusi Pengepakan Karkas Kecil Karkas Besar Gambar 3.2 Rangkaian Barcode Eartag Penggemukan Selesai Pengiriman Penjualan Gambar 3.1 Alur Aktivitas Proses Bisnis PT.X Proses alur aktivitas yang dilakukan di PT.X dimulai dari pembelian sapi atau pemilihan bibit sapi yang kemudian dilakukan ternak sapi, untuk setiap sapi yang baru masuk atau baru lahir maka dilakukan registrasi sapi baru yang kemudian diberikan penomoran sesuai dengan nomor Gambar 3.3 Rancangan Eartag Rancangan barcode selanjutnya ialah untuk label kirim sapi yang terdiri dari 14 digit barcode yang meliputi 12 digit nomor

3 3 eartag, dan dua digit nomor unit pemotong 1 tujuan pengiriman, yang dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini. Gambar 3.4 Rancangan Barcode Label Kirim Pada gambar 3.5 dibawah ini ialah rancangan label kirim yang digunakan dalam proses pengiriman sapi ke konsumen, yang didalamnya terdapat informasi jenis sapi, berat sapi, tempat lahir sapi, tanggal kirim, ID pengirim, nomor eartag, serta disease identification. Gambar 3.7 Label Second Cutiing / Product Label Label SSCC digunakan untuk proses pengiriman daging sapi dari pemotongan karkas besar ke pemotongan karkas kecil dan dari pemotongan kakas kecil ke konsumen, dengan SSCC ini proses pengiriman dan pengolahan informasi menjadi lebih cepat, karena dalam satu SSCC akan terdapat banyak kode label first dan second cut tergantung pengirimannya. Gambar 3.5 Label Kirim Pada first cutting atau pemotongan karkas kecil sebelum dilakukan proses pengiriman juga akan dibuat label pengiriman yang berupa label first cutting yang didalamnya terdapat informasi jenis sapi, berat karkas kecil, tempat lahir sapi, tanggal potong, ID pemotong, nomor eartag, tanggal kirim, ID pengirim, serta nomor barcode yang terdiri dari 13 digit sesuai dengan rancangan rangkaian barcode apda tabel 3.6. Gambar 3.6 Rancangan Barcode Gambar 3.8 Label SSCC D. Perancangan Unified Modelling Language Use case diagram merupakan salah satu syarat dalam pembuatan model dalam sistem. Use case memungkinkan untuk mempermudah komunikasi antara user dan stakeholder mengenai sistem yang dimaksudkan. Use case diagram menunjukan interaksi antara sistem dan entitas diluar sistem. Entitas diluar sistem disebut sebagai aktor, dimana aktor mempresentasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengguna ataupun hal-hal lain diluar system. Berdasarkan use case diagram sistem penelusuran daging sapi pada gambar 3.9 dibawah diketahui bahwa terdapat beberapa aktor yang terlibat yakni peternak, admin peternak, pemotong 1, admin pemotong 1, pemotong 2, admin pemotong 2, dan konsumen. Gambar 3.7 Label First Label second cutting ialah label yang digunakan untuk proses setelah dilakukannya pemotongan karkas kecil yang disebut juga sebagai label produk, yang didalamnya terdapat informasi identifikasi perusahaan dan informasi pemotongan karkas kecil, yang nantinya label produk ini akan digunakan oleh konsumen untuk melakukan penelusuran.

4 4 Di Dalam Sistem Admin Peternak Peternak Daftar Baru Input Data Cetak Eartag Update Berat Di Luar Sistem F. Benefit and Cost Analysis Menurut Sparling dan Sterling (2004) manfaat yang berkaitan dengan pelaksaan traceability dapat dikategorikan menjadi empat yaitu terdiri dari pengaturan dan pengawasan (regulatory benefits ), pasar dan respon konsumen (market and customer respons), manajeman penarikan dan resiko (recall and risk management), serta rantai pasok (supply chain benefits) [3]. Pada tabel 3.1 dibawah ini ialah benefit yang nantinya akan didapatkan dari sistem penelusuran daging sapi. Tabel Benefit Sistem Penelusuran Daging Cetak Label Kirim Peternak Input ID Peternak Pemotong1 Cek Label Kirim Konsumen Admin Pemotong 1 Input Tanggal Penerimaan & 1st cut Cetak Label First Input ID Pemotong 1 Input Data Pengiriman 1st cut Pemotong 1 Cetak Label SSCC 1 Pemotong 2 Cek Label First Admin Pemotong 2 Input Tanggal Penerimaan & 2nd Cut Pemotong 2 Input ID Pemotong 2 Cetak Label Second Input Data Pengiriman 2nd Cut Cetak Label SSCC 2 Dari beberapa benefit diatas kemudian akan dikonfersikan menjadi benefit cost yang terdiri dari reduce backward transportation, reduce labor cost, increase customer satisfaction and demand. Dan berdasarkan perhitungan total benefit pada tabel 3.2 dibawah ini didapatkan total benefit per tahun ialah Rp Gambar Use Case Diagram Sistem Penelusuran Daging E. Analisa Pengguna Sistem Penelusuran Daging Tabel 3.2 Total Benefits per Tahun Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa prosentase pengguna tertinggi dari sistem penelusuran daging sapi ini yakni unit pemotong karkas kecil dengan prosentase 39 persen, dan sisanya ialah digunakan oleh unit pemotong sapi dan karkas besar dan peternakan dengan masing-masing prosentase yaitu 31% dan 30%. Pengguna tertinggi ialah unit pemotong karkas kecil, hal ini disebabkan oleh jumlah unit karkas kecil yang dimiliki oleh PT.X ialah yang paling banyak diantara unit yang lainnya. Dari total benefit yang ada kemudian akan dilakukan perhitungan benefit cost ratio dengan cara membagi nilai benefit denngan nilai investasi annual selama lima tahun kedepan dengan menggunakan suku bunga 7,5%. Pada perhitungan benefit cost ratio ini dibagi menjadi dua alternatif yakni dengan pembelian komputer dan tanpa pembelian komputer, dan didapatkan nilai benefit cost ratio masingmasing 7,37 dan 10,74 yang berarti dengan jenis investasi dengan pembelian komputer setiap rupiah yang diinvestasikan untuk sistem penelusuran daging sapi ini akan memiliki manfaat sebesar 7,37 rupiah. Sedangkan untuk jenis investasi tanpa pembelian komputer akan memiliki manfaat sebesar 10,74 rupiah untuk setiap rupiah yang diinvestasikan untuk sistem penelusuran daging sapi.

5 5 pertimbangan dalam implementasi sistem penelusuran daging sapi ini. Tabel 3.3 Benefit cost ratio IV. KESIMPULAN Perancangan sistem penelusuran daging sapi pada penelitian ini dilakukan dengan membuat aliran bisnis proses pada objek amatan yakni PT.X yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang peternakan dan meat processing, kemudian dari aliran bisnis proses yang dibuat tersebut, dilakukan pembuatan letak titik penelusuran yang mencangkup tiga unit bisnis yang terdapat di PT.X yakni peternak, pemotong karkas besar, dan pemotong karkas kecil. Kemudian dilakukan penentuan data-data yang di-record dalam sistem penelusuran daging sapi dan rangkaian barcode yang nantinya digunakan pada eartag sapi, label kirim, label pemotongan karkas besar, label pemotongan karkas kecil, dan label SSCC. Tahap terakhir dari proses perancangan sistem penelusuran daging sapi ini ialah pembuatan Unified Modelling Language yang terdiri dari use case diagram, class diagram, dan sequence diagram. Sistem penelusuran daging sapi yang dirancang mengimplementasi teknologi barcode yang berupa General Trade Identification Number (GTIN) dan Serial shipping container code (SSCC). Penomoran GTIN diaplikasikan pada beberapa bagian dalam sistem penelusuran daging sapi yang dibuat yakni pada perancangan nomor identifikasi eartag sapi, pada barcode yang tertera pada label kirim sapi, pada barcode yang tertera pada label first cutting, dan pada barcode yang tertera pada label second cutting atau label produk. Sedangkan untuk SSCC diaplikasikan dalam label kirim daging sapi atau yang disebut dengan label SSCC 1 dan SSCC 2 pada sistem penelusuran daging sapi, dimana dengan menggunakan label SSCC ini proses identifikasi akan lebih cepat dan mudah. Perangkat lunak yang dibuat pada penelitian tugas akhir ini mengacu pada hasil dari perancangan sistem penelusuran daging pada PT.X yang telah disesuaikan dengan proses bisnis yang dilakukan oleh PT.X. Perancangan perangkat lunak sistem penelusuran daging sapi ini dibuat untuk memungkinkan proses penelusuran sapi dan daging sapi serta penyimpanan database sapi dan daging sapi, yang nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan di PT.X seperti admin peternak, admin pemotong 1, dan admin pemotong 2 serta para konsumen yang akan melakukan penelusuran daging sapi. Pada proses pembuatan perangkat lunak sistem penelusuran daging sapi ini juga dilakukan proses validasi pada tahap akhirnya, yang dimana proses validasi ini dilakukan oleh pihak pakar yang ahli dibidang traceability dan oleh pengguna atau user dari pihak PT.X dengan menggunakan analisa kuisioner. dari hasil proses validasi ini nantinya akan dijadikan input-an bagi perbaikan dan pengembangan sistem penelusuran daging sapi selanjutnya. Selain dilakukan proses validasi juga dilakukan analisa benefits dan biaya terhadap sistem penelusuran daging sapi yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai bahan DAFTAR PUSTAKA [1] Guntoro, S. (2012). Membudidayakan Bali. Yogyakarta: Kanisius. [3] Jianying, F., Zetian, F., Zaiqiong, W., Mark, X., & Xiaoshuan, Z. (2012). Development and Evaluation on A RFID Based Traceability System for Cattle/Beef. [3] Sparling, D., & Sterling, B. (2004). Food Traceability : Understanding Business Value. RCM Technologies Canada.

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA Nur Aini Rachmawati, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DPR RI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DPR RI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DPR RI Meinarini Catur Utami 1), Alviatussaadah 2) 1), 2) Sistem informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl Ir. H. Juanda no

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pembahasan pada bab ini berisi tentang analisis dan perancangan sistem, analisis sistem meliputi analisis sistem, analisis kebutuhan fungsionalitas dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Yang Berjalan 4.1.1 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan 4.1.1.1 Use Case Konfirmasi Customer Supplier Pemasukan barang Gudang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai perubahan yang dirasa

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai perubahan yang dirasa BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang sedang berjalan Analisis sistem yang berjalan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem sedang berjalan dan diperlukan untuk berbagai

Lebih terperinci

Sistem Traceability untuk Mendukung Pengadaan Material requisition di PT Krakatau Engineering

Sistem Traceability untuk Mendukung Pengadaan Material requisition di PT Krakatau Engineering A822 Sistem Traceability untuk Mendukung Pengadaan requisition di PT Krakatau Engineering Dimas Prasetyo dan Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988 pembangunan sektor industri dalam pembangunan jangka panjang harus mampu membawa perubahan mendasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat hingga memasuki berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah semakin banyak perusahaan yang berusaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode (kode batang). Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store sudah menggunakan dan

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam membangun aplikasi pembelajaran aksara sunda berbasis android

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dalam membangun aplikasi pembelajaran aksara sunda berbasis android BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun aplikasi pembelajaran aksara sunda berbasis android dilakukan dengan beberapa tahap analisis, yaitu: 1. Pengumpulan data aksara sunda

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR SIMBOL... xix

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR SIMBOL... xix DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR SIMBOL... xix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

. BAB III PERANCANGAN SISTEM

. BAB III PERANCANGAN SISTEM . BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam membangun sebuah aplikasi Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Client Server ini terdapat beberapa tahapan yang dilalui, antara lain : 1. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisisa Sistem Web Service Push and Pull Sistem Web Service Push and Pull ini akan dibangun dengan menggunakan Analisis dan Desain berorientasi objek. Analisis dan

Lebih terperinci

19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya

Lebih terperinci

3.2. Analisa Masalah 3-1.

3.2. Analisa Masalah 3-1. BAB 3. ANALISA SISTEM 3.1. Analisa Sistem Perusahaan PT Retail Department Store saat ini belum mempunyai sebuah sistem informasi yang terintegrasi. Ada banyak laporan-laporan yang diinput secara manual.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa masalah dilakukan guna mengetahui masalah-masalah yang terkait didalam knowledge management system tentang jasa export dan import yang

Lebih terperinci

PENGESAHAN PEMBIMBING...

PENGESAHAN PEMBIMBING... DAFTAR ISI COVER... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang dirasakan semakin cepat dan pesat, pada saat ini khususnya dalam perkembangan teknologi komputer. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2.1

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2.1 20 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan pengolahan ikan tuna PT X, yang terletak pada kawasan Pelabuhan Perikanan Samudra Muara Baru, Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Tahap yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan suatu sistem ialah menganalisis sistem yang sedang berjalan kemudian mencari

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prima Cable Indo adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur kabel listrik dan telekomunikasi yang dibangun pada tahun 1994. Perusahaan yang dulu putra ometraco

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan penggunaan smartphone yang semakin meningkat dan perkembangan teknologi mobile yang semakin canggih, sejalan dengan kemajuan zaman maka peranannya sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan 41 BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM 4.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Tahap yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan susatu sistem adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi ponsel (Telepon Seluler) selalu diiringi dengan pengembangan aplikasi mobile. Aplikasi ada yang bersifat stand alone dan ada pula yang terhubung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bidang peternakan mebutuhkan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kapasitas hasil ternak, misalnya terhadap hewan sapi dan kambing. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan mereka untuk memberikan kepuasan pada para

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan mereka untuk memberikan kepuasan pada para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin ketatnya kompetisi saat ini, persaingan bisnis tidak hanya dapat mengandalkan produk yang dijual semata. Setiap pelaku bisnis perlu berupaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS DAN PROSES BISNIS YANG BERJALAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS DAN PROSES BISNIS YANG BERJALAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISIS DAN PROSES BISNIS YANG BERJALAN Proses pengelolaan surat yang sedang berjalan di Departemen Pengawasan Bank adalah 1. Dalam mengelola surat masih dengan manual

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN PRODUK DAGING SAPI DI PT.X

RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN PRODUK DAGING SAPI DI PT.X RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN PRODUK DAGING SAPI DI PT.X SIDANG TUGAS AKHIR Nama : Anissa Putri Harwiyani Nrp : 2510100016 Dosen Pembimbing : Iwan Vanany, S.T.,M.T.,PhD 1 OUTLINE 1. PENDAHULUAN 2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman dan teknologi saat ini yang semakin pesat dan maju dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang komunikasi. Dimana media komunikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam akses

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam akses BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan pada sebuah program aplikasi On- Shipping Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan bahwasanya dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisis sistem yang berjalan pada perusahaan PT. Perintis Perkasa dikelola dengan menggunakan software TDMS (Toyota Dealer Management System). TDMS

Lebih terperinci

UNIFIED MODELLING LANGUAGE (UML) APLIKASI PENJUALAN PADA TOKO BUKU (STUDI KASUS)

UNIFIED MODELLING LANGUAGE (UML) APLIKASI PENJUALAN PADA TOKO BUKU (STUDI KASUS) UNIFIED MODELLING LANGUAGE (UML) APLIKASI PENJUALAN PADA TOKO BUKU (STUDI KASUS) Windi Irmayani A M I K B S I Po nt i a n a k windi.wnr@bsi.ac.id ABSTRAK Unified Modelling Language (UML) merupakan suatu

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM MANAJEMEN RANTAI PASOK DALAM PROSES PRODUKSI TEH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII

PEMBANGUNAN SISTEM MANAJEMEN RANTAI PASOK DALAM PROSES PRODUKSI TEH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII PEMBANGUNAN SISTEM MANAJEMEN RANTAI PASOK DALAM PROSES PRODUKSI TEH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII Mawar Nurmaidah ), Tacbir Hendro Pudjiantoro 2), Faiza Renaldi 3) 1), 2) ) Informatika Universitas Jenderal

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3, Asropi (2008:252)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3, Asropi (2008:252) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan administrasi atau yang lebih dikenal dengan kegiatan ketata usahaan pada sebuah lembaga mempunyai output yang sangat penting, terkait diberbagai

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STOK BARANG BERBASIS SMS GATEWAY PADA ANDIN COLLECTION KUDUS ULYA FATIMAH NIM.

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STOK BARANG BERBASIS SMS GATEWAY PADA ANDIN COLLECTION KUDUS ULYA FATIMAH NIM. LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI STOK BARANG BERBASIS SMS GATEWAY PADA ANDIN COLLECTION KUDUS ULYA FATIMAH NIM. 201053179 DOSEN PEMBIMBING Yudie Irawan, M.Kom Syafiul Muzid, ST, M.Cs PROGRAM

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan Sistem Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Analisis

Lebih terperinci

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik DAFTAR ISI PERNYATAAN... iii PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR ALGORITMA... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii INTISARI... xviii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. adalah analisis mengenai analisis dokumen, analisis posedur dan analisis proses.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. adalah analisis mengenai analisis dokumen, analisis posedur dan analisis proses. 59 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai Analisis Sistem Informasi Rental Mobil Di CV tasya Lacaden yang sedang berjalan. Adapun

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM IDENTIFIKASI KECANDUAN GAME BERDASARKAN JENIS PERILAKU KECANDUAN GAME MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERBASIS OBJECT

PERANCANGAN SISTEM IDENTIFIKASI KECANDUAN GAME BERDASARKAN JENIS PERILAKU KECANDUAN GAME MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERBASIS OBJECT PERANCANGAN SISTEM IDENTIFIKASI KECANDUAN GAME BERDASARKAN JENIS PERILAKU KECANDUAN GAME MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERBASIS OBJECT Anastasya Latubessy 1*, Ahmad Jazuli 1 1 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Penggajian Karyawan Nama Kelompok: 1. Evannata Dwiyan 13121010 2. Rahmat Hidayat 13121022 PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisa Sistem merupakan bentuk kegiatan yang menjabarkan rencana sistem yang akan dibuat berdasarkan identifikasi kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Penggajian Karyawan Nama Kelompok: 1. Evannata Dwiyan 13121010 2. Rahmat Hidayat 13121022 PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab metodologi penelitian akan menjelaskan tahapan-tahapan dari penelitian yang dilaksanakan. Bab ini terdiri dari kerangka metodologi penelitian dan penjelasannya. 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Sistem yang dirancang adalah sebuah perangkat sebagai keamanan web, yaitu perangkat lunak yang dapat memberikan keamanan (security) kepada pengguna

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KUALITAS DAGING RAJUNGAN DI PT. MURIA BAHARI INDONESIA SEAFOOD MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KUALITAS DAGING RAJUNGAN DI PT. MURIA BAHARI INDONESIA SEAFOOD MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KUALITAS DAGING RAJUNGAN DI PT. MURIA BAHARI INDONESIA SEAFOOD MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT BRAHMA ARI PRABOWO NIM. 201253001 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem perusahaan melihat banyak sekali hal yang menjanjikan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem perusahaan melihat banyak sekali hal yang menjanjikan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis, penjualan merupakan bagian yang sangat penting. Sehingga banyak cara yang sering di tempuh untuk memperbaiki sistem penjualan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil analisis dari permasalahanpermasalahan yang menjadi latar belakang masalah seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, namun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN I

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN I DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii iii iv v vi viii xiv xv BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1.Latar Belakang I-1 1.2.Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi saat ini, kebutuhan akan informasi telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat diseluruh Indonesia maupun turis asing, tidak terkecuali masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem Dalam melakukan sebuah analisa sistem penulis melakukan wawancara ke salah satu objek yang diambil dalam sebuah penelitian untuk proses pengembangan

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Mengembangkan Sistem Aplikasi Layanan Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SURAT PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI SURAT PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SURAT PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii iv v viii xiii xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I-1 1.2

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa sistem lama dilakukan untuk mengetahui dan memahami tentang alur sistem yang telah digunakan sebelumnya oleh perusahaan, dalam hal ini adalah Badan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis yang Berjalan Analisis sistem merupakan proses memilah-milah suatu permasalahan menjadi elemen-elemen yang lebih kecil untuk dipelajari guna mempermudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk siswa SMA Negeri 1 Parongpong, maka terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

TAKARIR. : diagram aktifitas yang memodelkan alur kerja. suatu proses. dipakai. berurutan. : perangkat untuk simulasi hasil aplikasi pada IDE

TAKARIR. : diagram aktifitas yang memodelkan alur kerja. suatu proses. dipakai. berurutan. : perangkat untuk simulasi hasil aplikasi pada IDE TAKARIR Activity diagram : diagram aktifitas yang memodelkan alur kerja sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas dalam suatu proses Backward chaining Class diagram : penalaran mundur : diagram kelas yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4-1 algoritma First in First Out 4-1.

PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4-1 algoritma First in First Out 4-1. BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Setelah melakukan proses analisa sistem maka akan dilakukan proses perancangan sistem yang diharapkan sesuai dengan yang kebutuhan pengguna yang dianalisa.perancangan sistem ini

Lebih terperinci

APLIKASI REGISTRASI PEMAKAIAN KIOS PASAR DI PATI BERBASIS WEB PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN PATI

APLIKASI REGISTRASI PEMAKAIAN KIOS PASAR DI PATI BERBASIS WEB PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN PATI APLIKASI REGISTRASI PEMAKAIAN KIOS PASAR DI PATI BERBASIS WEB PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN PATI Higan Nanda Ahyudiya *, Noor Latifah Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian dan Penjualan selalu ada didalam dunia usaha. Dua hal tersebut merupakan proses bisnis yang penting untuk sebuah perusahaan. Setiap dokumen baik transaksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN PRODUK SARANG BURUNG WALET BERORIENTASI EKSPOR DI JAWA TIMUR

PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN PRODUK SARANG BURUNG WALET BERORIENTASI EKSPOR DI JAWA TIMUR JURNAL TEKNIK INDUSTRI ITS (2014) 1-6 1 PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN PRODUK SARANG BURUNG WALET BERORIENTASI EKSPOR DI JAWA TIMUR Luluk Rahmawati dan Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGHANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR SIMBOL... xv

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGHANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR SIMBOL... xv DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGHANTAR... DAFTAR ISI... i ii v DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SIMBOL... xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini sistem informasi memainkan peran penting dalam kegiatan bisnis dan organisasi sehari-hari, sebuah sistem informasi yang terintegrasi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN FORM LAPORAN KERJA KUNJUNGAN KE CUSTOMER BERBASIS ANDROID

ANALISA DAN PERANCANGAN FORM LAPORAN KERJA KUNJUNGAN KE CUSTOMER BERBASIS ANDROID ANALISA DAN PERANCANGAN FORM LAPORAN KERJA KUNJUNGAN KE CUSTOMER BERBASIS ANDROID Nama: Robby Zemy Kurniawan Nim : 41811110188 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama di sektor kehidupan, dimana memberikan manfaat terhadap perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Saat ini pencatatan dan pengelolaan penginventarisan dan penyusutan barang-barang pada PT. Langkat Nusantara Kepong masih dilakukan secara manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem Berjalan Gudang Berikat merupakan kawasan terjadinya proses impor dan ekspor barang dan juga penimbunan barang yang merupakan hasil olahan barang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah...

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM RESERVASI PEMAKAMAN ONLINE PEMERINTAH KOTA BEKASI

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM RESERVASI PEMAKAMAN ONLINE PEMERINTAH KOTA BEKASI ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM RESERVASI PEMAKAMAN ONLINE PEMERINTAH KOTA BEKASI Oleh : ENDRA KRISNA PUTRA 41811110015 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCUBUANA 2016

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi Organisasi adalah wadah tempat orang - orang yang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN DAN DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUK BERBASIS WEB DI PT. ANGHAUZ INDONESIA

ANALISA KEBUTUHAN DAN DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUK BERBASIS WEB DI PT. ANGHAUZ INDONESIA ANALISA KEBUTUHAN DAN DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUK BERBASIS WEB DI PT. ANGHAUZ INDONESIA Muhammad Iqbal Akbar dan Joko Lianto Buliali Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas analisa dan perancangan sistem, penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman berbasis objek. Analisa sistem meliputi analisa kebutuhan fungsional,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MATERIAL PRODUK KEMASAN MENGGUNAKAN METODE FIFO PADA PT. CRS

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MATERIAL PRODUK KEMASAN MENGGUNAKAN METODE FIFO PADA PT. CRS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MATERIAL PRODUK KEMASAN MENGGUNAKAN METODE FIFO PADA PT. CRS Hedy Prasetyo 1), Awalludiyah Ambarwati 2) 1),2) Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia menginginkan segala

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia menginginkan segala 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia menginginkan segala sesuatunya dapat dilakukan dengan mudah, praktis, dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak dengan

Lebih terperinci

SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI Riyadi Reinhard Erinovanto Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Jenderal Achmad Yani Jln. Terusan

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN 4.1 Perancangan Algoritma Perancangan merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahapan analisis, dimana pada perancangan digambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu bagian yang dapat menggerakkan roda bisnis perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu bagian yang dapat menggerakkan roda bisnis perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer merupakan salah satu kunci sukses suatu perusahaan dan merupakan salah satu bagian yang dapat menggerakkan roda bisnis perusahaan. Dalam tiap individu customer,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI ABSTRAKSI... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. tersebut penting untuk mengetahui dimana letak kelemahan dari sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. tersebut penting untuk mengetahui dimana letak kelemahan dari sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah Sistem Informasi, kita perlu lebih mengenal tentang sistem yang sedang berjalan. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan kompetisi antara penyedia jasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan kompetisi antara penyedia jasa tersebut. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat lain semakin tinggi. Dampak dari kebutuhan tersebut adalah semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerapkan teknologi tepat guna, namun dalam mengembangkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerapkan teknologi tepat guna, namun dalam mengembangkan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan global dan kompetisi yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu melakukan inovasi untuk bertahan. Salah satunya dengan menerapkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan

Lebih terperinci

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya TAKARIR Analysis Artificial Intelligence Backward chaining : analisis : kecerdasan buatan : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah adalah salah satu cara agar suatu penelitian tidak menyimpang jauh dari tujuan semula. Dalam analisis masalah ini dilakukan pembahasan

Lebih terperinci