BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Frost & Sullivan berjudul The

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Frost & Sullivan berjudul The"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Frost & Sullivan berjudul The Healthcare Industry-Business Opportunities, Indonesia, , Industri farmasi di Indonesia saat ini diproyeksikan memiliki pertumbuhan tertinggi ketiga di kawasan ASEAN dengan nilai pasar mencapai US$10 juta pada tahun Disamping itu, Indonesia juga memiliki porsi tertinggi pada penjualan obat OTC (Over The Counter) di ASEAN, hal ini menunjukkan kecenderungan dimana konsumen Indonesia mulai menuju kearah pengobatan diri (self medication). Di sisi lain, telah terjadi pergeseran preferensi penggunaan obat pada populasi penduduk dengan tingkat pendapatan menengah dengan memilih obat branded generic dibandingkan dengan obat unbranded yang berharga lebih murah. Hal ini menciptakan kesempatan yang cukup signifikan untuk perusahaan manufaktur yang memproduksi obat branded generic (Frost & Sullivan, 2014). Implementasi universal healthcare atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki dampak pada peningkatan permintaan obat dari populasi penduduk baru yang sebelumnya tidak mempunyai akses ke jaminan kesehatan. Dengan tingkat populasi penduduk sekitar 247 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang sangat atraktif dimana perusahaan obat generik harus mampu membangun strategi untuk bermain di pasar high volume, low margin (Frost & Sullivan, 2014). 1

2 Potensi belanja kesehatan pun diproyeksikan akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik , pertumbuhan penduduk Indonesia rata-rata 1,49 persen pertahun dengan pertumbuhan tercepat pada usia produktif, sehingga diperkirakan pada tahun 2020 nanti, tingkat populasi penduduk Indonesia akan mencapai 275 juta jiwa dan 319 juta jiwa di tahun 2030 sehingga proyeksi ini menjadikan pangsa pasar obat di Indonesia sangat potensial dan termasuk salah satu yang terbesar di dunia (Darmawan, 2013). Menurut data kementerian Kesehatan tahun 2012, di Indonesia saat ini terdapat 206 perusahaan farmasi, dimana sebanyak 39 diantaranya adalah perusahaan multinasional dengan tingkat rata-rata pertumbuhan pasar farmasi nasional sekitar persen per tahun (Darmawan, 2013). Untuk memproteksi industri lokal agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang membuat persaingan di industri nasional menjadi tinggi. Salah satunya adalah pembatasan pemerintah pada perusahaan asing terlihat dari daftar negatif investasi, dimana pemerintah membatasi jumlah kepemilikan asing yaitu 85% pada industri farmasi dan wajib membangun divisi riset, selain itu Keputusan Menteri Kesehatan No.1010 tahun 2008, yang mengharuskan semua obat-obatan yang terdaftar diproduksi secara lokal adalah upaya pemerintah untuk melindungi industri lokal dari persaingan perusahaan asing. Potensi regulasi masa depan untuk obat bersertifikat halal bisa menempatkan pembatasan lebih lanjut pada perusahaan asing maupun domestik. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduknya mayoritas muslim dimana 2

3 penggunaan obat-obatan yang berasal dari enzim seperti babi dilarang kecuali dalam keadaan mendesak. Hal tersebut menimbulkan polemik dimana status produk farmasi akan disamakan dengan status produk makanan dan minuman (Industri.Bisnis.com, 2015). Beredarnya obat-obatan ilegal juga membawa konsekuensi terhadap permasalahan hukum dan permasalahan kesehatan yang serius kepada masyarakat. Obat-obatan ilegal dalam pengertian obat palsu telah melanggar ketentuanketentuan di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), karena pemegang lisensi obat telah terlanggar hak-haknya. Sedang dari sisi kesehatan, hal ini akan merugikan konsumen, karena disamping membeli barang yang tidak bermanfaat, juga memiliki risiko pada kesehatannya. Dari penjabaran tersebut diatas terlihat bahwa industri farmasi di Indonesia sangat dinamis. Hal itu membuat perusahaan membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan dapat di akses setiap saat untuk memutuskan kebijakan bisnis yang strategis dan melakukan antisipasi atas perubahan pasar. Keputusan bisnis untuk menentukan target obat baru yang akan di pasarkan dan portofolio produk yang dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan kedepan merupakan hal yang krusial, keputusan bisnis untuk melakukan efisiensi biaya pada setiap proses bisnis agar obat yang diproduksi dengan kualitas yang baik dapat dibeli oleh masyarakat luas, keputusan bisnis dalam memilih distributor sebagai bisnis partner yang mampu menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh rumah sakit, puskesmas, klinik dan apotek serta keputusan bisnis untuk melakukan detailing dan edukasi dengan menggunakan media digital kepada healthcare professional agar pengetahuan atas produk produk baru yang 3

4 memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat dan aman dapat dilakukan dengan efektif. Untuk mendukung manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dibutuhkan suatu sistem pengambilan keputusan (decision support system). Sumber informasi yang dibutuhkan dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Informasi yang berasal dari internal perusahaan didapat dari hasil pemrosesan atas data warehouse dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai business analysis, sedangkan informasi yang berasal dari eksternal perusahaan dapat berasal dari pihak ketiga seperti pemerintah (Bappenas, Departemen Kesehatan) dan asosiasi farmasi (IPMG, GP Farmasi). Untuk itu peranan informasi teknologi menjadi sangat strategis karena kebutuhan manajemen pada informasi yang cepat, akurat dan dapat di akses setiap saat menjadi hal yang sangat dibutuhkan walaupun pada kenyataannya investasi pada informasi teknologi yang dapat memberikan kemampuan tersebut memiliki dampak yang cukup signifikan pada kondisi keuangan perusahaan. Bukanlah sebuah hal yang mudah bagi manajemen untuk memutuskan apakah investasi besar akan dialokasikan untuk pengembangan sebuah teknologi. Disatu pihak manajemen merasa bahwa kebutuhan tersebut tidak begitu mendesak, sementara dipihak lain para pesaing yang ada telah melakukan investasi yang tidak dapat dikatakan kecil. Ditinjau dari kerangka strategi perusahaan posisi teknologi informasi cukup jelas, jika pengembangan suatu sistem teknologi informasi dapat secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap penciptaan produk atau jasa perusahaan menjadi lebih murah (cheaper), lebih baik (better), dan lebih 4

5 cepat (faster) dibandingkan dengan para pesaing bisnis, berarti investasi yang dilakukan memiliki nilai yang sangat strategis (Indrajit, 2000). Menurut Ward & Peppard (2002), jika kita menyaksikan teknologi informasi dalam berevolusi saat ini, maka kita dapat melihat naiknya implikasi manajemen dari bisnis tingkat dasar menjadi bisnis tingkat tinggi dimana strategic vision sangat memungkinkan, dan yang lebih penting adalah teknologi informasi dapat masuk pada bisnis teori para senior manajemen. Business Strategic Management Impact analysis IS/IT Strategic Management Executive Management Information analysis Information Systems Management User Management Systems design Project and Computer Management User Operations Sumber: Ward & Peppard (2002) Gambar 1.1 Hubungan antara bisnis, Strategic Information System (SIS), Management Information System (MIS) dan Data Processing (DP) Dalam bisnis farmasi, penemuan obat baru (drug discovery) adalah merupakan sesuatu hal yang sangat strategis dan kritikal. Proses penemuan obat baru dilakukan dengan mengidentifikasi target obat yang dapat memberikan 5

6 manfaat atau nilai tambah kepada masyarakat seperti menyembuhkan penyakit dengan cepat dan aman tanpa efek samping. Tujuan utama dalam proses penemuan obat baru adalah dengan menemukan beberapa faktor yang menyebabkan penyakit. Peranan dari teknologi informasi pada fase ini adalah dengan menyediakan data base dan konektivitas. Bagi perusahaan, data base yang berhubungan dengan penemuan obat menjadi sangat kritikal untuk dipelihara, diperbaharui dan di eksploitasi secara terus menerus. Pengembangan obat (drug development) dilakukan oleh ilmuwan di laboratorium dengan melakukan riset atas suatu molekul. Molekul ini dipercaya dapat memberikan manfaat seperti pencegahan, penyembuhan, dan pengobatan atas kondisi medis. Penyaringan pada fase pengembangan obat dapat dilakukan antara sampai kandidat obat, dan hanya 250 yang mampu masuk pada final uji pra-klinis. Uji klinis pada fase penemuan obat sangat kritikal untuk mengetahui nilai suatu obat pada industri farmasi. Sumber: Pharmaceuticals Research and Manufacturers of America, 2007 Gambar 1.2 Proses penemuan dan pengembangan obat 6

7 Peranan teknologi informasi pada masa uji klinis sangat penting seperti merekrut kandidat untuk pengujian obat, data yang di ambil, dan percobaan secara virtual. Proses melalui media internet lebih cepat dan efektif dalam melakukan proses seleksi kandidat, dan informasi teknologi memberikan beragam kesempatan dalam proses pengembangan obat. Obat yang berhasil ditemukan akan memiliki hak paten selama dua puluh tahun mulai sejak permohonan paten di ajukan (UU No.14 Tahun 2001). Dan selama periode ini pula produsen obat paten (originator) memiliki hak ekslusif untuk menentukan harga dan melakukan kegiatan pemasaran. Produsen farmasi lain tidak berhak untuk memproduksi obat paten tersebut tanpa seizin pemilik hak paten. Harga obat paten relatif mahal karena biaya R&D dibebankan ke harga produk. Setelah masa berlaku paten tersebut habis, maka obat tersebut dapat di produksi oleh produsen lain dengan membuat me-too product atas formula obat paten tersebut. Obat paten (originator) yang telah habis masa patennya memberikan kesempatan kepada produsen obat generik untuk memproduksi obat serupa. Harga obat generik lebih murah dari harga obat paten karena tidak ada biaya penelitian yang dibebankan pada produk tersebut. Ada dua macam obat generik, pertama yaitu obat generik berlogo (OGB) atau sering disebut dengan unbranded generic dan yang kedua adalah obat generik bermerek atau sering disebut dengan branded generic. Obat generik berlogo, adalah obat generik dengan nama generik (sesuai dengan nama zat aktif yang terkandung didalamnya) yang dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya oleh pemerintah, sehingga harganya lebih murah dari obat 7

8 dagang atau obat bermerek. Obat generik berlogo pada umumnya memiliki tampilan yang biasa saja. Obat generik bermerek atau obat dagang adalah obat generik dengan nama yang merupakan milik dari perusahaan farmasi yang memproduksi obat tersebut. Harga obat dagang ini lebih mahal dari obat generik berlogo karena selain tampilannya yang lebih menarik, juga adanya biaya promosi yang dibebankan kepada obat dagang tersebut. PT. Sandoz Indonesia adalah sebuah perusahaan farmasi multinasional yang bergerak dalam industri manufaktur yang memproduksi obat generik bermerek (branded generic). Sandoz merupakan salah satu divisi dari Novartis Group yang memproduksi obat generik bermerek yang harganya mudah di jangkau (affordable) dengan kualitas yang tinggi. Novartis Group juga memiliki divisi lain yaitu divisi Pharma, Alcon dan NIBR. Pharma merupakan divisi untuk obat-obat inovatif (patent-protected medicines), Alcon merupakan divisi eye care yang menyediakan produk inovatif yang dapat menambah kualitas hidup pasien agar dapat melihat dengan baik, sedangkan NIBR (Novartis Institute for BioMedical Research) adalah organisasi riset global yang berfokus kepada penemuan obat baru. Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Sandoz Indonesia memiliki strategi yaitu dengan melakukan launch secepat mungkin (first to market) untuk produk originator yang sudah off-patent agar produk baru tersebut lebih lama beredar di pasar sebelum produsen lain memproduksi obat yang sama sehingga dapat memberikan kontribusi pendapatan yang lebih lama bagi perusahaan. 8

9 Agar sebuah produk baru sukses dipasarkan, perusahaan memerlukan informasi seperti data prevalensi suatu penyakit pada setiap daerah. Prevalensi adalah seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. Peranan teknologi informasi pada proses ini diperlukan untuk mengolah semua data warehouse yang disimpan di dalam server menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan seperti trend market untuk produk obat sejenis yang sudah ada, trend peresepan dokter, jumlah dokter, rumah sakit, pasien penderita dan data produk kompetitor yang dibutuhkan oleh manajemen dalam melakukan analisa pasar dan perkiraan agar dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak untuk di kembangkan. Produk yang layak untuk dikembangkan kemudian di proses menjadi suatu produk obat yang siap untuk dipasarkan. PT. Sandoz Indonesia memiliki dua segmen pasar yaitu pasar regular (swasta) sebesar 60% dan pasar pemerintah (PT.Askes) sebesar 40%. Dalam melakukan aktivitas pemasaran pada kedua segmen pasar tersebut, PT. Sandoz Indonesia menggunakan kurang lebih 185 orang tenaga medical representative yang bertugas melakukan detailing. Lewat medical representative perusahaan membangun hubungan baik dengan para healthcare professional yang berada di rumah sakit pemerintah / swasta, klinik, apotek dan institusi pemerintah (PT.Askes) dengan melakukan scientific presentation dan brand awareness kepada mereka secara berkala. Medical representative selama ini menggunakan brosur/leaflet yang khusus dicetak sebagai alat untuk melakukan detailing. Brosur/leaflet yang dipresentasikan jumlahnya cukup banyak dan terkadang kurang efektif dan informatif dan sering kali menyulitkan para healthcare professional sehingga mereka mencari informasi 9

10 yang dibutuhkan dengan cara lain seperti melakukan browsing lewat internet. Setelah detailing tersebut dilakukan, medical representative kemudian meminta tanda tangan healthcare professional sebagai bukti mereka telah melakukan detailing. Implementasi universal healthcare pada tahun 2014 memberikan dampak yang cukup signifikan kepada perusahaan. PT. Sandoz Indonesia sebagai produsen obat berkualitas (branded generic) harus kehilangan 40% pasar pemerintah (PT.Askes) akibat perubahan entitas PT.Askes menjadi BPJS Kesehatan. Hal ini membuat perusahaan harus memperkuat dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan pada pasar regular. Salah satu solusi yang dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan penjualan di pasar regular adalah dengan menggunakan teknologi informasi pada proses detailing. Peranan dari teknologi informasi pada proses ini diperlukan dalam rangka meningkatkan penjualan di pasar regular yang semakin kompetitif serta memberikan konektivitas kepada healthcare professional atas keunggulan produk / brand yang ditawarkan secara digital dan menjamin data integrity atas aktivitas detailing tersebut Rumusan masalah Dari latar belakang permasalahan diatas, dapat diketahui bahwa teknologi informasi saat ini bukanlah sesuatu yang optional melainkan suatu keharusan agar perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif sehingga menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan tersedianya informasi yang cepat, lengkap dan akurat untuk para healthcare professional melalui e-detailing maka diharapkan kualitas atas keputusan keputusan yang diambil oleh healthcare professional akan 10

11 menjadi lebih baik dalam menangani pasien. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Sandoz Indonesia dimana penulis ingin mengetahui strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan pada sektor industri farmasi paska implementasi universal healthcare. Penulis juga ingin mengetahui apakah penerapan teknologi informasi dalam bentuk sales force digitalization yang dilakukan oleh perusahaan dapat mendukung strategi bisnis perusahaan, meningkatkan efektivitas dan produktivitas serta kepatuhan (compliance) yang berdampak kepada pelayanan dan kepuasan pelanggan Pertanyaan penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka pertanyaan atas penelitian pada tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Strategi bisnis apakah yang dijalankan oleh PT. Sandoz Indonesia dalam menghadapi persaingan dalam sektor industri farmasi paska implementasi universal healthcare? 2. Apakah penerapan teknologi informasi dalam bentuk sales force digitalization dapat mendukung strategi bisnis perusahaan? 3. Apakah penerapan teknologi informasi dalam bentuk sales force digitalization dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas? 4. Bagaimana peranan teknologi informasi dalam bentuk sales force digitalization dapat memenuhi kepatuhan (compliance) pada industri farmasi yang high regulated? 11

12 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bisnis yang digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan pada sektor industri farmasi paska implementasi universal healthcare serta untuk mengetahui peranan teknologi informasi dalam bentuk sales force digitalization dalam mendukung strategi bisnis perusahaan dan kaitannya dengan peningkatan efektivitas dan produktivitas serta kepatuhan (compliance) Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi bisnis dan penerapan teknologi informasi untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa yang akan datang. Kemudian penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi terkait dengan penerapan teknologi informasi di industri farmasi, khususnya penerapan sales force digitalization Ruang lingkup penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Sandoz Indonesia, sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di industri farmasi. Penulis berfokus pada penelitian atas strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan paska implementasi universal healthcare dan meneliti bagaimana peranan teknologi informasi dapat mendukung strategi penjualan dan pemasaran melalui penggunaan e-detailing (sales force digitalization) agar perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif. 12

13 Penelitian ini dimulai sebelum e-detailing diimplementasikan sehingga hasil penelitian ini terbatas pada ekspektasi atas nilai tambah yang diharapkan dari penggunaan e-detailing dimasa yang akan datang. Selanjutnya, didalam melakukan penelitian, penulis melakukan analisis yang dikelompokkan menjadi empat bagian sebagai berikut: 1. Analisis lingkungan eksternal: adalah analisis faktor lingkungan makro pada industri farmasi dengan menggunakan analisis PEST dan analisis Porter s five forces. 2. Analisis lingkungan internal: adalah analisis internal perusahaan dengan menggunakan analisis kinerja dan analisis sumber daya. 3. Analisis Porter s generic strategies: adalah analisis formulasi strategi yang digunakan secara umum oleh organisasi bisnis untuk memenangkan kompetisi. 4. Analisis peranan teknologi informasi khususnya e-detailing dalam mendukung strategi bisnis agar perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif Sistematika penulisan Penulisan tesis ini menggunakan sistematika penulisan dalam lima bab yang terdiri dari: Bab I. Pendahuluan Merupakan bagian pertama dalam penelitian ini yang menjelaskan latar belakang penulisan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan 13

14 penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan laporan. Bab II. Tinjauan Pustaka Merupakan bagian kedua dalam penelitian ini yang menjelaskan mengenai teori yang digunakan sebagai dasar acuan atas penelitian yaitu mengenai konsep strategi bisnis, konsep teknologi informasi serta pengaruh teknologi informasi terhadap produktivitas dan kepatuhan (compliance), bagian kedua ini juga memuat hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Bab III. Metode penelitian & Profil Perusahaan Merupakan bagian ketiga dalam penelitian ini yang membahas secara detail mengenai metode penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. Pada bab ini juga membahas sekilas mengenai profil perusahaan. Bab IV. Hasil penelitian dan pembahasan Merupakan bagian keempat dalam penelitian ini yang menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai strategi bisnis yang digunakan untuk bersaing di pasar yang kompetitif dan pengaruh penggunaan teknologi informasi dalam mendukung strategi bisnis perusahaan. Bab V. Simpulan dan saran Merupakan bagian terakhir dari penelitian ini yang memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dan saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang. 14

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan farmasi secara berkelanjutan terus melakukan inovasi menawarkan produk-produk baru, membantu

Lebih terperinci

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini semakin meningkat serta dampak era globalisasi telah mengubah perilaku konsumen dan pelaku usaha. Perusahaan tidak saja

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menyajikan latar belakang, masalah penelitian yang dijabarkan dalam rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dari hasil evaluasi strategi perusahaan, analisis lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal yang ada dalam industri farmasi Indonesia, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan sekarang ini semakin kompetitif karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun (www.bps.go.id). Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun (www.bps.go.id). Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk tercatat 237,6 juta dengan tingkat pertumbuhan 1,49% per

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

Lebih terperinci

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Berdasarkan dari kerangka permasalahan yang ada dan dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka landasan teori yang akan dipakai adalah teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan cukup signifikan, seusai dengan ramalan perkembangan bisnis oleh

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan cukup signifikan, seusai dengan ramalan perkembangan bisnis oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri layanan kesehatan merupakan salah satu bidang industri yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan, seusai dengan ramalan perkembangan bisnis oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Indonesia Farma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang farmasi dan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Agnes Murniati, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Agnes Murniati, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri rumah sakit saat ini mengalami persaingan yang ketat dengan semakin mudahnya perizinan pendirian rumah sakit swasta. Lokasinya pun saat ini sudah tidak lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran saat ini telah menjadi perubahan besar, dimana orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada konsumen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dewasa ini semakin ketat, hal ini terjadi akibat adanya globalisasi dan perdagangan bebas. Perusahaan dituntut untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 1. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan menggunakan Analisis PEST dan Analisis 5 Kekuatan Porter, diperoleh hasil mengenai a. Gambaran kondisi Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih memiliki masa depan yang cerah. Pangsa pasar industri Manajemen Proses Bisnis di wilayah

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi dewasa ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam berbagai sektor, baik dalam sektor bisnis maupun dalam sektor

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pasar Farmasi Nasional

1 BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pasar Farmasi Nasional 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga dan dicari oleh semua orang. Kesehatan adalah suatu keadaan dimana terdapat tubuh yang sehat dan utuh secara fisik, mental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

Materi Pengantar Agroindustri

Materi Pengantar Agroindustri Materi Pengantar Agroindustri Sistem Informasi Terpadu (Hulu Hilir) Sistem Informasi dalam Pengembangan Agroindustri Sistem Efisiensi dan Produktivitas Kelayakan Pengembangan Agroindustri Studi Kasus Pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi,

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, dimana investasi tersebut juga diiringi adanya pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan pabrik-pabrik

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung terbentuknya. sistem informasi yang lebih baik dan lebih cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung terbentuknya. sistem informasi yang lebih baik dan lebih cepat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini sistem informasi yang baik dan cepat sangat diperlukan. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan saat ini sudah banyak yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

Peran Asosiasi dalam Mendorong Integritas Sektor Usaha Farmasi

Peran Asosiasi dalam Mendorong Integritas Sektor Usaha Farmasi Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan Insert your company logo Peran Asosiasi dalam Mendorong Integritas Sektor Usaha Farmasi F Tirto Kusnadi Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketersediaan obat bagi masyarakat merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat. Kesehatan merupakan hak asasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar yang semakin kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu produk. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan

Lebih terperinci

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6016 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BB III METODOLOGI PENILITIN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. dapun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi luas menyangkut fungsi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut memacu perkembangan pada dunia bisnis untuk mampu mengikuti perubahan yang terjadi dan menjadi lebih maju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga penuh tantangan. Jumlah penduduk Indonesia yang menjadi target industri

BAB 1 PENDAHULUAN. juga penuh tantangan. Jumlah penduduk Indonesia yang menjadi target industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis ritel modern di Indonesia cukup menjanjikan namun juga penuh tantangan. Jumlah penduduk Indonesia yang menjadi target industri yang mencapai 230

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini industri asuransi tidak kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi tetap mencatat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Di Indonesia ada 3 operator FWA yaitu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat, merupakan zat atau bahan yang digunakan untuk permasalahan kesehatan masyarakat antara lain digunakan untuk menyembuhkan penyakit dan mencegah komplikasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar rumah sakit baik lokal, nasional, maupun regional. kebutuhan, tuntutan dan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar rumah sakit baik lokal, nasional, maupun regional. kebutuhan, tuntutan dan kepuasan pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh rumah sakit. Diantara tantangan yang ada adalah bagaimana mengubah paradigma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi atau Information Technology (IT) dalam bisnis telah mengalami perubahan dan perkembangan yang lumayan cepat sejak TI pertama kali di perkenalkan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi pada saat ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, semua aspek kehidupan masyarakat tidak terlepas dari dukungan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN

KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Mutu utama layanan kesehatan adalah salah satunya

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI DISUSUN OLEH : NAMA : Metta Mustika Septiani NPM : 10208799 JURUSAN : Manajemen (S-1) PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia. Saat ini, nilai pasar obat di Indonesia lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat, khususnya dibidang ekonomi. Perkembangan dunia usaha ini dapat memberikan peluang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dilihat dari pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015 terhadap triwulan-i 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri asuransi adalah salah satu industri yang kompleks dan penting di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri asuransi adalah salah satu industri yang kompleks dan penting di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri asuransi adalah salah satu industri yang kompleks dan penting di seluruh dunia. Saat ini, kegiatan ekonomi dibentuk sedemikian rupa sehingga keberadaannya

Lebih terperinci

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran)

Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran) Mengumpulkan Informasi (Riset Pemasaran) Hensi Margaretta, MBA. 1 Pokok Bahasan Hambatan dalam riset pemasaran Permintaan pasar 2 Pendahuluan Pemasar memerlukan informasi yang tepat waktu, akurat, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak perusahaan produsen minyak goreng di Indonesia lebih

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak perusahaan produsen minyak goreng di Indonesia lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia secara langsung berdampak pada pola perekonomian Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia (minyak goreng) menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan yang dihasilkannya sudah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu institusi yang memberikan layanan kepada masyarakat diantaranya pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis harus menghadapi tuntutan bisnis yang terus menerus mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, suatu persaingan antara perusahaan sudah menjadi tradisi yang tidak dapat dihindari. Tetapi perusahaan yang ingin bertahan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia yang semakin bertumbuh dan pergeseran perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi penduduk yang besar menjadikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi saat ini telah memaksa industri di

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi saat ini telah memaksa industri di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Era perdagangan bebas dan globalisasi saat ini telah memaksa industri di Indonesia untuk terus meningkatkan daya saingnya menghadapi kompetisi yang ketat dari produk

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia yang sudah menjadi semakin kompleks dan terus terspesialisasi setiap saat, informasi merupakan faktor mutlak yang diperlukan dalam menunjang suatu bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan bisnis merupakan hal yang wajar di dunia perindustrian. Setiap perusahaan berlomba menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaat produk yang dipasarkannya

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, akan mengubah intensitas kompetisi pada seluruh sektor industri. ASEAN Economic

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang sehat melalui penyediaan obat berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang sehat melalui penyediaan obat berkualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan industri farmasi sangat penting dalam membantu pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat melalui penyediaan obat berkualitas yang dibutuhkan

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar,

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar, BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar dengan menempati peringkat ke 1 di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi undang-undang telekomunikasi yang terjadi akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana terjadi pada negara berkembang lainnya, pengembangan dan modernisasi infrastruktur telekomunikasi berperan penting dalam perkembangan ekonomi nasional secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan, manfaat dan ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang 2015 (y-on-y) tahunan naik 4,57% dibanding tahun Kenaikan ini

BAB I PENDAHULUAN. sedang 2015 (y-on-y) tahunan naik 4,57% dibanding tahun Kenaikan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS, mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang 2015 (y-on-y) tahunan naik 4,57% dibanding tahun 2014. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jasa laundry merupakan salah satu bisnis jasa yang sedang naik daun saat ini. Karena bisnis jasa ini memiliki peluang bisnis yang sangat baik, masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk Indonesia, terlebih di kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto Menetapkan Strategi SI Sistem dan informasi sudah ada dan dijalankan secara normal Strategi harus mengidentifikasi apa yang sebenarnya diperlukan

Lebih terperinci