BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan
|
|
- Indra Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan dasar rakyat, terutama bidang kesehatan sudah selayaknya menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan kesehatan yang mudah, ramah dan terjangkau bagi rakyat menjadi poin yang penting. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok kesehatan Bab I Pasal 1 yaitu Tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perlu diikutsertakan dalam usaha-usaha kesehatan pemerintah. Menyadari bahwa akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah hak semua rakyat, pada 2004 pemerintah dan DPR menyepakati Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Kehadiran UU BPJS menjadi harapan baru bagi masyarakat terutama di bidang kesehatan (Kompas,28 Mei 2013). Program ini akan mulai diujicobakan pada Januari Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional akan meningkatkan kebutuhan obat 2-3 kali lipat dari sebelumnya (Kompas, 8 November 2013). Karena dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen strategis dari segi biaya, hal ini disebabkan biaya obat yang lebih dari 60 % dari biaya pelayanan 1
2 kesehatan (Spillane, 2010). Dengan kondisi ini, terbuka peluang meningkatkan pendapatan dengan memenuhi kebutuhan obat-obatan yang meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dalam program BPJS- Kesehatan ini, sebagian besar akan menggunakan obat generik. Obat generik adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiat yang dikandungnya, dan telah habis masa patennya sehingga harganya terjangkau. Obat generik dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau menjadi pilihan yang tepat dalam pelaksanaan program BPJS-Kesehatan. Indofarma mencanangkan tahun 2014 sebagai tahun pengembangan pangsa pasar. Untuk pasar obat generik, Indofarma menempati ranking ke 2 dari 141 manufaktur dengan market share sebesar 17%. Nilai total pasar obat generik sendiri sekitar Rp 4,1 triliun dari total pasar obat di Q3 pada tahun 2013 sebesar Rp 51,6 triliun. Ini menandakan bahwa produk obat generik hanya menempati 8% dari total produk obat-obatan yang beredar di Indonesia. Pertumbuhan pasar farmasi pada kisaran 12-13%, untuk obat generik di kisaran 20% sebagai akibat dimulainya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) SJSN ini diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap individu yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Berbagai perusahaan farmasi di Indonesia juga melakukan berbagai langkah dalam menyikapi hal ini untuk dapat memenuhi meningkatnya 2
3 permintaan obat-obatan karena mulai beroperasinya BPJS. Di tahap awal program BPJS kesehatan,pemerintah akan menggelontorkan dana Rp15,9 triliun dariapbn untuk memberikan subsidi asuransi kesehatan dari 86 jutawarga miskin. Potensi pertumbuhan pasar obat generik dan alatkesehatan sendiri diperkirakan mencapai Rp9,2 triliun seiring peningkatan permintaan dengan adanya program SJSN.Sebagian besar obat-obatan yang digunakan adalahobat generik yang tercantum dalam Formularium Nasional(Fornas), maka penggunaan Obat Generik Berlogo (OGB) meningkat karena adanya program SJSN tersebut. Dua perusahaan BUMN yang fokus dalam memproduksi dan mendistribusikan obat generik adalah PT.Kimia Farma Tbk dan PT. Indofarma Tbk. Perusahaan diharapkan mampu memproduksi obat dengan biaya yang rendah dengan rentang produk yang lengkap dan mempunyai kemampuan pasokan dalam jumlah besar serta mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian.kondisi kinerja keuangan yang sehat merupakan syarat mutlak dalam menjamin peran penting kedua perusahaan pada program ini. Resmi ( 2002 ) menyatakan kinerja perusahaan juga akan menentukan harga saham perusahaan yang ada di pasar modal. Hingga 2015, emiten sektor farmasi dinilai masih menunjukkan tren positif karena didorong oleh tingginya permintaan obat setiap tahun yang didukung dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia. Bahkan sejumlah produsen terutama yang melantai di Bursa Efek 3
4 Indonesia (BEI) mengantisipasi terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada 2014 yang akan mendorong permintaan obat-obatan (Bisnis Indonesia, 16 Januari 2013). Pada tahun 2012, bisnis farmasi bernilai Rp 87 triliun dengan pertumbuhan rata-rata % per tahun. Jaminan Kesehatan Nasional diharapkan meningkatkan pertumbuhan % per tahun (Kompas, 8 November 2013). PT Kimia Farma (Pesero) Tbk (KAEF) menargetkan kontribusi penjualan obat generik meningkat 128,5 % dari Rp 350 miliar menjadi Rp 800 miliar tahun ini (2014) seiring dengan pemberlakuan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)-kesehatan.Laba bersih KAEF diproyeksikan tumbuh 17,06 % menjadi Rp 247 miliar di tahun 2014, dari target tahun lalu sebesar Rp 211 miliar (Bisnis Indonesia, 10 Januari 2014). PT Indofarma (Pesero) Tbk menargetkan pertumbuhan penjualan obat generik sebesar 17 % menjadi Rp 715 miliar dengan beroperasinya BPJS- Kesehatan tahun Perusahaan akan menginvestasikan dana sebesar Rp 140 miliar untuk membangun pabrik dan membeli alat-alat baru(bisnis Indonesia, 10 Januari 2014).Emiten akan menyuplai obat generik untuk mendukung program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Peningkatan kebutuhan obat-obatan, mendorong perseroan harus meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan tersebut. 4
5 PT Kimia Farma dan PT Indofarma, menaikkan anggaran belanja modal secara signifikan tahun 2013 untuk ekspansi produksi guna mendukung pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 2014.Belanja modal Indofarma tahun ini (2013) naik 90 % dibanding tahun lalu, sementara belanja modal Kimia Farma meningkat hingga 300 %. Alokasi belanja modal tahun ini difokuskan pada upaya peningkatan kapasitas produksi obat generik hingga mencapai 6,9 miliar tablet per tahun pada akhir (Indonesiapharmacommunity.blogspot.com, diunduh 21 Juni 2013). Gambar 1.1 Pertumbuhan dan Pangsa Obat Generik Prospek pertumbuhan obat generik masih sangat besar. Total penjualan farmasi tahun 2012, jenis obat resep bermerek menguasai 89,06 % pangsa pasar, sedangkan jenis obat generik hanya menguasai 10,94 %. Namun dari segi pertumbuhan obat generik tumbuh 48,44% dibanding obat resep bermerek yang hanya tumbuh 10,54 % di tahun 2012 (Gambar 1.1). Artinya produk 5
6 generik masih berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi lagi di tahun-tahun mendatang. Maksud dan tujuan pendirian BUMN diantaranya adalah mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak (UU No.13 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara, huruf b dan c).sebagai perusahaan terbuka dan juga BUMN, PT.Kimia Farma Tbk dan PT. Indofarma Tbk berusaha untuk melakukan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan turut melaksanakan serta menunjang program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan. Perusahaan akan menyediakan produk dan layanan yang berkualitas yang terjangkau masyarakat luas. Produk berkualitas dan harga terjangkau menjadi dilematis bagi perusahaan BUMN. Di satu sisi perusahaan dituntut menciptakan laba, namun di sisi lain misi sosial pemerintah terhadap rakyat harus tetap dijaga. Kinerja keuangan BUMN sektor farmasi menunjukkan tren peningkatan (Tabel 1.1). Diberlakukannya BPJS-Kesehatan pada tahun 2014, akan meningkatkan permintaan obat-obatan generik dalam jumlah cukup besar. BUMN sektor farmasi diharapkan dapat merespon positif kondisi ini. 6
7 Tabel 1.1. Kinerja Keuangan BUMN Sektor Farmasi Tahun Uraian Total Aset 2, , , , , , Total Ekuitas 1, , , , , , Total Penjualan 2, , , , , , Total Laba Bersih Sumber : Renstra Kemen BUMN Bahan baku obat nasional lebih dari 90 % berasal dari impor yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai tukar mata uang. Ketergantungan pada bahan baku impor sangat merugikan bisnis farmasi, terutama saat mata uang rupiah terdepresiasi. Kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listrik (TDL) di tahun 2013 sangat membebani keuangan perusahaan. Perubahan upah minimal provinsi (UMP) juga turut meningkatkan biaya dalam produksi proses produksi. Walaupun biaya produksi meningkat, perusahaan tidak dapat menaikkan harga jual obat generik yang dihasilkan. Pemerintah sangat berkepentingan dalam mengatur harga obat generik agar tetap terjangkau masyarakat. Penetapan SK Menkes No. 092/II/2012 mengatur tentang harga eceran tertinggi (HET) obat generik. Keputusan menteri kesehatan ini akan menekan pendapatan perusahaan yang memproduksi obat generik. Situasi dilematis yang dihadapi kedua perusahaan Farmasi BUMN dalam menjalankan peran sebagai pencetak laba dan mengemban misi 7
8 pemerintah dalam meningkatkan tingkat kesehatan rakyat terutama dalam BPJS kesehatan,menarik untuk diketahui. Bisnis yang berkembang ditunjukkan dengan kinerja keuangan perusahaan yang baik. Demikian juga dengan harapan investor pada nilai perusahaan yang dicerminkan pada harga saham PT Kimia Farma (KAEF) dan PT Indofarma (INAF) sebagai perusahaan terbuka, tentunya akan meningkat pula. Untuk itu penulis memilih judul ANALISIS NILAI WAJAR PERUSAHAAN BUMN FARMASI SEHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN BPJS-KESEHATAN (STUDI KASUS PADA PT.KIMIA FARMA Tbk DAN PT. INDO FARMA Tbk) 1.2. Rumusan Masalah Sebagai perusahaan terbuka PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk dituntut meningkatkan kesejahteraan pemegang sahamnya dengan meningkatkan laba. Dan sebagai perusahaan BUMN, PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk dihadapkan pada kebijakan pemerintah yang kurang menguntungkan dari segi bisnis perusahaan yaitu penetapan harga eceran tertinggi obat generik. Dalam menyongsong BPJS-Kesehatan 2014, kedua perusahaan berupaya mengantisipasi peningkatan kebutuhan obat-obatan yang akan mencapai 2-3 kali lipat. Untuk itu diperlukan kinerja keuangan yang mumpuni dan tetap memenuhi harapan investor sebagai pemegang sahamnya. 8
9 Dari uraian di atas maka yang menjadi perumusan permasalahan adalah: Bagaimana sebenarnya nilai wajar perusahaan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk sehubungan dengan pelaksanaan BPJS-Kesehatan Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini pertanyaan penelitian adalah : 1. Berapa nilai wajar perusahaanpt Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk sehubungan dengan pelaksanaan BPJS-Kesehatan? 2. Apakah program BPJS-Kesehatan akan meningkatkan nilai wajar perusahaanpt Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan tesis ini adalah : Menganalisis nilai wajar perusahaan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbksehubungan dengan pelaksanaan BPJS-Kesehatan Manfaat Penelitian Tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penilaian nilai perusahaan. 9
10 2. Para pengambil keputusan di PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk dapat menggunakan hasil analisis ini dalam menentukan strategi di masa datang untuk meningkatkan kinerja keuangannya. 3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pemerintah sebagai regulator dalam menentukan kebijakan tentang perusahaan BUMN, khususnya sektor farmasi Batasan Penelitian Pada penelitian ini objek yang dikaji adalah perusahaan BUMN sektor farmasi yaitu : PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk. Objek ini dipilih karena BUMN farmasi menyangkut hajat hidup orang banyak, yang secara khusus sektor farmasi sangat berperan dalam bidang kesehatan yaitu produksi dan distribusi obat-batan kepada masyarakat di seluruh Indonesia. PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk sangat fokus dalam memproduksi obat generik. Obat generik akan banyak digunakan dalam program BPJS-Kesahatan yang dilaksanakan pada tahun Hal yang dikaji meliputi penilaian kedua perusahaan dengan dan tanpa pelaksanaan BPJS Kesehatan. Periode yang waktu yang digunakan selama 5 tahun yaitu
11 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini dibahas tentang landasan teori tentangkonsep dan teori yang mendukung penelitian ini dan bisa membantu dalam menjawab pertanyaan penelitian. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab III dibahas tentang informasi tentang perusahaan yang menjadi obyek penelitian yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk sebagai dua BUMN sektor farmasi yang sangat fokus dalam produksi dan distribusi obat-obatan generik. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab IV membahas tentang metodologi penelitian, pengumpulan data dan metode analsis data. 11
12 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tahap-tahap dalam penilaian nilai perusahaan dengan analisis fundamental. Analisis yang dilakukan adalah makro ekonomi, analisis industri dan analisis perusahaan sebagai obyek penelitian. Kemudian dibuat proyeksi laporan keuangan dengan dasar asumsi-asumsi dari analisis perusahaan. Proyeksi laporan keuangan kemudian dibuat penilaian perusahaan dengan metode free cash flow to the firm (FCFF). BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN Dalam babkesimpulan dan saran ini akan dijelaskan tentang kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan saran bagi pembaca. 12
BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang menyediakan ataupun memproduksi obat-obatan ataupun bahan baku pembuatan obat. Industri ini memiliki andil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat dan fluktuatif menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahanperubahan yang ada. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tablet sebagai obat resep farmasi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sekitar 40% resep tablet dikontribusikan untuk produksi obat generik. Jika penyerapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan terus meningkat serta kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan kesehatan seiring dengan meningkatnya perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Indonesia Farma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang farmasi dan kesehatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, Indonesia mengulang kembali sejarah tahun 1988, yaitu melemahnya rupiah terhadap dolar AS pada saat ini. Dengan melemahnya rupiah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari tingkat aktivitas pasar modalnya. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (industri.bisnis.com/2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat medorong perusahaan-perusahaan dari berbagai bidang industri untuk terus berpacu mengikuti perkembangan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap aktivitas ekonomi pasti mempunyai objective function yang merupakan tujuan akhir dari pencapaian suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal berperan penting dalam menunjang perekonomian negara, karena pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara yang dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA terdiri dari 10 negara
BAB I PENDAHULUAN ` 1.1 Latar Belakang Tantangan perekonomian Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada persiapan berlangsungnya pasar bebas dengan pelaku ekonomi yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis komersial yang fokus dalam meneliti, mengembangkan dan mendistribusikan obat, terutama dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Barang Konsumsi merupakan salah satu bagian dari Perusahaan Manufaktur yang ada di Indonesia. Industri Barang Konsumsi masih menjadi pilihan utama para investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan industri farmasi Indonesia telah mengalami perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily 2015) dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia adalah perseroan yang berkedudukan di Jakarta yang telah memperoleh izin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi Amerika kemudian menjadi krisis global yang berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal kapitalis berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin tajam dalam dunia usaha, sehingga menuntut para pelaku ekonomi untuk menerapkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN I. PEMOHON Mohamad Sabar Musman II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 47
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Seiring pesatnya perkembangan dunia usaha dalam
Lebih terperinciPengaruh Pelaporan Selisih Kurs Dan Laba Per Saham Terhadap Nilai Perusahaan
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2016-01-28 Pengaruh Pelaporan Selisih Kurs Dan Laba Per Saham Terhadap Nilai Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keyakinan bahwa ekonomi global akan pulih dan industri manufaktur akan membaik membuat investor berspekulasi akan naiknya kebutuhan komoditas yang otomatis mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.
Lebih terperinciIndofarma (Persero) Tbk
MVA Market Risk Equity Valuation Indofarma (Persero) Tbk Laporan Utama 19 Mei 2014 Target Harga Terendah Tertinggi 237 310 Farmasi Kinerja Saham 30% 20% 10% 0% -10% -20% -30% -40% -50% Apr-13 May-13 Jun-13
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perkembangan teknologi dan informasi seperti saat ini sangat memungkinkan masyarakat dan pihak eksternal perusahaan lainnya untuk dapat menilai dan
Lebih terperinciPengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajmen Laba
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Financial Accounting 2016-02-13 Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam memasuki era globalisasi serta munculnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha dalam memasuki era globalisasi serta munculnya kebijakan pasar bebas membuat setiap negara harus dapat bersaing dengan negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil sekalipun, yang terlihat dari kemampuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri bahan baku obat yaitu industri farmasi yang menghasilkan Bahan Baku Obat (BBO) dengan menggunakan: sintesis kimia, fermentasi, isolasi bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang bertujuan menciptakan pelanggan dengan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian kepada kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum pemilik dana mengenal saham, banyak pemilik dana lebih memilih berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan tetapi muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG PENELITIAN Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat sehingga persaingan diantara pengusaha juga semakin ketat. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi yang seiring waktu terus mengalami perubahan telah memberikan pengaruh terhadap kegiatan dan kinerja perusahaan besar. Pengaruh terhadap kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persediaan adalah pos aset lancar yang cukup besar nilainya. Pada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persediaan merupakan salah satu pos aset yang cukup penting karena persediaan adalah pos aset lancar yang cukup besar nilainya. Pada perusahaan dagang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang ketat terutama perusahaan go public yang menghadapi persaingan tidak hanya dalam satu sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pendanaan..., Aries Irawan Dony P.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data dari Intercontinental Marketing Services (IMS), yang dirilis pada bulan Oktober 2008 oleh IMS Health, pertumbuhan pasar farmasi global pada tahun
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAI KINERJA PABRIK SEMEN (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk)
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI PENILAI KINERJA PABRIK SEMEN (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu negara, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Peranan pasar modal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat konsumsi baja nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat. Hal tersebut mendorong transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang, Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi. Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha yang semakin keras dan kuat sehingga menuntut suatu perusahaan untuk dapat berfikir kreatif dan melakukan tindakan yang inovatif agar dapat bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan farmasi secara berkelanjutan terus melakukan inovasi menawarkan produk-produk baru, membantu
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te
No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)
Lebih terperinciLaba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,
LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar, Jakarta, 29 Maret 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk. (Stock Code: AGII.IJ) merilis laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja yang baik akan dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kontribusi perusahaan PT PLN (Persero) dengan kebijakan restrukturisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Perusahaan PT PLN (Persero) sendiri merupakan perusahaan yang berusaha dan bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan yang semakin kompetitif saat ini mengharuskan perusahaan melakukan strategi dalam menjalankan usahanya. Kemampuan bersaing perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Properti dan real estat merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia tidaklah dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka
Lebih terperinciINFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )
INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh Pemegang Saham Perseroan. Jika Anda mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Pendapat
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk
KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. entitas atau perusahaanya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan (Yuwana dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Kecanggihan teknologi terutama internet menyebabkan masyarakat mendapatkan informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri dimana terjadi alokasi dana dari pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi pasar modal semakin banyak mendapat perhatian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi pasar modal semakin banyak mendapat perhatian, baik dari kalangan investor, emiten, maupun pemerintah, karena perannya yang sangat mendukung bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak. mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang tersaji pada laporan keuangan harus relevan karena laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara. Kehadiran pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Penelitian Agus Sartono (2001:487)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang telah didirikan pada umumnya memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
Lebih terperinci2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memakmurkan kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan setinggi-tingginya, sedangkan nilai perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga
1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Modal merupakan sesuatu yang berbentuk uang atau barang dan bentuk lainnya yang pasti digunakan untuk proses usaha demi mencapai tujuan perusahaan untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan tujuan investasi yang dinyatakan dalam risiko maupun return. Investor harus memahami bahwa ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSistem Jaminan Sosial, Peluang dan Tantangan
Sistem Jaminan Sosial, Peluang dan Tantangan KOMPAS/LUCKY PRANSISKA / Kompas Images Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi dari Malaysia menjalani pemeriksaan kesehatan setibanya di Pelabuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian dunia dan semakin pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha semakin bersifat kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam. menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Meningkatnya efektifitas penggunaan modal baik jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Nama PT. Pembangunan Perumahan (Persero) secara resmi digunakan pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada tahun 1953 dan PT Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menjadi negara yang sangat potensial bagi pengusaha baik dari luar negeri maupun para pengusaha dalam negeri yang ingin membuka peluang bisnis baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Lubis (2008) Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai cara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Setiap investor yang membeli sejumlah saham saat ini memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, semakin meningkatnya peran pasar modal di Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi situasi pasar serta perekonomian dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal pada negara tersebut.
Lebih terperinciLaba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar
LAPORAN PERS Untuk Segera Didistribusikan Laba Bersih Kuartal 1 2018 AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar Jakarta, 1 Mei 2018 PT Aneka Gas Industri, Tbk (Stock Code:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan seperti: corporate finance managers, bank, real estate, perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan suatu bidang pengetahuan yang menyenangkan sekaligus menantang. Seorang yang ahli dibidang manajemen keuangan akan mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal mempunyai peran strategis dalam pembangunan Perekonomian Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pasar Modal mempunyai peran strategis dalam pembangunan Perekonomian Indonesia yaitu sebagai wadah pemodal melakukan investasi serta sumber dana perseroan yang ingin
Lebih terperinciRingkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia
Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha
Lebih terperinciI.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi
I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan yang dihasilkannya sudah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak
Lebih terperinci