BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja memilih CV.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja memilih CV."

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja memilih CV. Jaya Bersama Poultry Farm yang berlokasi di Desa Sei Merahi Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. CV. Jaya BersamaPoultry Farm merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan ayam ras petelur yang hasil akhirnya berupa telur ayam. CV. Jaya Bersama Poultry Farm sengaja dipilih karena peternakan ini memiliki produksi telur yang relatif tinggi dan stabil serta memiliki data keuangan yang baik dan lengkap sehingga memudahkan untuk dilakukan penelitian Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian dan melalui observasi, dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang relevan.sedangkan data sekunder berupa data yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, hasil studi pusaka, baik berupa buku, jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang terdiri dari dua tahap, yaitu : 28

2 Untuk indentifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode full costing dan variable costing. Metode ini digunkan untuk membandingkan harga pokok produksi mana yang akan memberikan harga pokok produksi per butir terendah. Metode dengan harga pokok produksi terendah akan dipilih sebagai metode harga pokok produksi yang akan disarankan kepada perusahaan. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan keuntungan yang sesuai bagi perusahaan dan harga jual yang terjangkau. Untuk harga pokok produksi metode full costing akan dihitung : Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead perusahaan tetap a b c Biaya overhead perusahaan variabel d+ Harga Pokok Produksi e Harga Pokok Produksi Per Unit = Sedangkan untuk harga pokok produksi metode variable costing : Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung a b Biaya overhead perusahaan variabel c + Harga Pokok Produksi d Harga Pokok Produksi Per Unit = 29

3 Untuk Identiffikasi Masalah (2) dapat digunakan rumusan : Laba Harga Jual = Harga Pokok Produksi x Ketetapan Laba = Harga Pokok Produksi + Laba 3.4. Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini maka dibuatlah beberapa defenisi da batasan operasional sebagai berikut : Defenisi Operasional 1. Sistem peternakan intensif yaitu sistem peternakan yang dilakukan dengan menggunakan kandang dan pemeliharaan seluruhnya dilakukan oleh peternak. 2. Tujuan utama peternakan adalah produksi telur, sedangkan daging dijual pada keadaan dimana ayam sudah afkir. 3. Ayam afkir adalah ayam yang sudah habis masa produksi dan tidak bertelur lagi. 4. Harga pokok produksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang jadi dalam perusahaan manufaktur. 5. Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang diinginkan perusahaan. 6. Biaya bahan baku adalah biaya yang meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi dari produk selesai. 7. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang meliputi gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja langsung yang secara praktis dapat diidentifikasi dengan pengolahan bahan menjadi produk jadi atau setengah jadi. 30

4 8. Biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung yang tidak dapat secara khusus diidentifikasi pada saat terjadi. 9. Pullet adalah ayam yang dipelihara hingga umu 16 minggu dan siap untuk berproduksi 10. Kandang batterayadalah kandang bentuk sangkar empat persegi panjang disusun berderet memanjang bertingkat dua atau lebih. 11. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin kedalam tubuh ayam dengan tujuan menambah kekebalan terhadap penyakit tertentu Batasan Operasional 1. Penelitian dilakukan di Desa Sei Merahi Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi dan keuangan CV Jaya Bersama Poultry Farm tahun Responden dalam penelitian adalah pihak-pihak yang berkompeten dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam hal ini adalah bagian akuntansi perusahaan. Data yang diambil adalah data untuk tahun Waktu penelitian pada tahun

5 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Kondisi Umum Perusahaan Letak Geografis Perusahaan peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm terletak di Desa Sei Merahi kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Letak perusahaan peternakan ini sangat strategis bagi keberlangsungan usaha peternakan ayam petelur, dimana lokasi peternakan hanya ± 11,4 Km dari Kota Binjai dan 31,6 Km dari Kota Medan sehingga kegiatan produksi seperti pembelian pakan dan peralatan penunjang produksi dapat diperoleh dengan mudah. Selain itu, lokasi peternakan ini juga mudah diakses untuk kepentingan pemasaran telur ayam. Untuk kegiatan produksi sendiri, sesuai dengan anjuran dari pemerintah, CV Jaya BersamaPoultry Farm berlokasi ± 1 Km dari permukiman masyarakat, dengan suhu berkisar antara 28ºC 30ºC dan ketinggian 400 m 600 m di atas permukaan laut yang merupakan daerah dataran rendah Sejarah Perusahaan Peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm adalah perusahaan peternakan yang memiliki bisnis utama dibidang telur ayam ras. Peternakan yang berdiri sejak tahun1996 ini hanya melakukan kegiatan produksi telur ayam ras. Peternakan ini bermula dari usaha kecil disamping rumah sebagai kegiatan tambahan pemilik. Namun, seiring berjalannya waktu, pemilik melihat adanya prospek usaha telur ayam yang menjanjikan ke depannya. Setelah berkonsultasi dengan berbagai 32

6 pihak, ahirnya pada tahun 1996, pemilik membeli 1 ha tanah dan mulai merintis usaha peternakan ayam petelur. Perusahaan yang didirikan oleh Hanafi Wijaya ini sengaja memilih lokasi yang berada jauh dari permukiman masyarakat yakni sekitar ±3000 m dari jalan raya dengan alasan agar lingkungan sekitar mendukung kelangsungan usaha. Pada awal berdiri CV Jaya Bersama hanya memiliki luas lahan m², namun seiring berkembangnya kegiatan perusahaan luas lahan meningkat menjadi m². Peternakan dilengkapi dengan fasilitas gudang telur, gudang penyimpanan pakan. Pada awal berdirinya, peternakan ini hanya memiliki 5unit kandang, namun pada tahun 2015 telah memiliki 10 unit kandang produksi, 2 unit gudang telur serta 1 unit gudang pakan, pos keamanan dan kantor. Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana yang berkelanjutan merupakan hal yang penting untuk mendukung keberlangsungan usaha ini. Hal ini disertai pula dengan manajemen peternakan yang selalu terbuka dengan informasi terbaru seputar ayam petelur. Layaknya usaha lainnya, peternakan ini juga mengalami pasang surut dalam melangsungkan usahanya. Hal ini terutama dirasakan pada tahun , dimana terjadi pergolakan politik dan krisis ekonomi yang mengguncang Indonesia. Tidak stabilnya harga dipasar dan mahalnya harga pakan menjadi masalah serius yang dihadapi perusahaan yang masih dalam tahap merintis. Namun dengan berbagai daya dan upaya, akhirnya perusahaan ini dapat bertahan hingga saat ini, dan masih terus mengalami perkembangan dan kemajuan. 33

7 Struktur Perusahaan Pembagian tugas dalam suatu perusahaan sangat penting untuk kelangsungan usaha. CV Jaya Bersama Poultry Farm merupakan perusahaan pribadi maka struktur organisasi perusahaan ini sangat sederhana. MANAJER MANDOR PAKAN MANDOR TELUR SATPAM PEKERJA PAKAN PEKERJA TELUR Gambar 2. Struktur Organisasi CV Jaya Bersama Poultry Farm Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing kedudukan adalah sebagai berikut : a. Pemilik/Manajer Manajer perusahaan bertugas dalam menentukan berbagai kebijakan, pengambilan keputusan serta penentuan strategi untuk keberhasilan perusahaan. Dalam peternakan ini, manajer menjalankan fungsi perencanaan dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan secara keseluruhan. Manajer juga menentukan dan mengawasi anggaran, keuangan dan laba perusahaan. 34

8 b. Mandor Pakan Mandor pakan bertanggung jawab kepada manajer dalam hal penyediaan dan pengawasan pakan ayam. Dalam hal ini,mandor pakan bertugas mengawasi kebersihan kandang, pemberian pakan, air minum, vaksin dan obat ayam agar sesuai dengan anjuran perusahaan. c. Mandor Telur Mandor telur bertanggung jawab kepada manajer dalam hal pengawasan, pengambilan, pengemasan dan pengiriman telur. Mandor telur memberikan laporan rutin harian kepada manager terkait jumlah produksi telur harian, baik telur yang tidak layak pasar dan yang siap dipasarkan. d. Pekerja Pakan Pekerja pakan bertanggung jawab kepada mandor pakan dalam hal mengawasi kebersihan kandang, pemberian pakan dan minum, dan memisahkan ayam yang sakit sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan perusahaan. e. Pekerja telur Pekerja telur bertanggung jawab kepada mandor telur dalam hal pengambilan telur dari kandang, menyortir telur yang layak jual, mengemas telur dan mengangkut telur untuk didistribusikan. f. Petugas kemanan/satpam Satpam bertanggung jawab langsung kepada manajer dalam hal menjaga keamanan di kandang, melaporkan kunjungan, dan jika ada kehilangan yang terjadi di dalam kandang. 35

9 4. Personalia perusahaan Tenaga kerja tetap yang bekerja di perusahaan peternakan CV Jaya BersamaPoultry Farm berjumlah 15orang. Tenaga kerja yang ada di perusahaan tidak diharuskan memiliki keahlian khusus maupun pendidikan tertentu, sehingga pekerja tidak diharuskan untuk memiliki latar belakang pendidikan tertentu. Uraian tenaga kerja CV Jaya BersamaPoultry Farm dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1. Uraian Tenaga Kerja CV Jaya BersamaPoultry FarmPeriode Tahun No Bidang pekerjaan Tingkat pendidikan Jumlah Orang 1. Manajer S Mandor Pakan SMA 1 2. Mandor telur SMA 1 3. Satpam SMP 4 4. Pekerja Pakan SMA 3 5. Pekerja Telur SMA 5 Sumber : CV Jaya BersamaPoultry Farm 5. Sarana dan Prasarana CV Jaya BersamaPoultry Farm memiliki satu buah mobil pick up untuk mempermudah transportasi telur, mengakut pakan dan keperluan lainnya. Untuk keperluan produksi, perusahaan memiliki mesin air yang berguna untuk mengalirkan air ke kandang. Perusahaan ini juga memiliki dua buah genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik dengan kekuatan watt. Termometer digital juga dipasang di dalam kandang untuk mempermudah mengetahui perubahan suhu kandang. 36

10 6. Perkandangan Peternakan ayam petelur CV Jaya BersamaPoultry farm meruapakan peternakan yang memelihara ayam petelur fase layer. Kandang fase layer merupakan kandang batterayyaitu kandang berbentuk sangkar yang disusun berderet, dengan ukuran sebuah batre adalah 30 x 30 cm dimana setiap ruangan kandang terdiri dari duaekor ayam. Dengan jumlah kamar setiap kandang 116 kamar. Hal ini dikarenakan ayam fase layer sudah mulai memproduksi telur secara produktif, sehingga memudahkan pengontrolan pakan ayam, menghindari penyakit menular dari satu ayam ke ayam lainnya. Satu buah kandang dapat menampung sekitar 4200 lebih ekor ayam. Kandang ini terbuat dari besi dengan atap asbes. Bahan asbes ini dipilih dengan pertimbangan mampu menyerap panas dari teriknya sinar matahari pada siang hari sehingga suhu di dalam kandang dapat terjaga dan melindungi ternak dari hujan, sinar matahari, mempertahankan suhu dan kelembaban kandang. Ayam fase layer juga menggunakan tipe kandang batteray namun dengan jumah ayam dua pada setiap kamar. Kandang yang bersih merupakan syarat utama dalam menjaga kesehatan ayam. Oleh karena itu, di perusahaan ini kandang ayam dibersihkan setiap hari pada pagi hari menggunakan air. Sedangkan untuk mencegah penyakit pada ayam, setiap satu kali seminggu kandang akan dibersihkan menggunakan desinfektan. 37

11 4.2 Pemeliharaan Ayam a. Pemberian pakan dan air minum Fase layer merupakan fase dimana pemeliharaan ayam harus benar benar baik untuk mendapatkan produk yang maksimal. Ayam dimasukkan ke dalam kandang layer mulai umur 16 minggu sampai dengan umur 80 minggu. Setelah 80 minggu ayam dijual sebagai ayam konsumsi. Pakan yang diberikan kepada ayam layer adalah pakan jadi yang dibeli melalui agen perusahaan pakan yang datang langsung ke peternakan dengan memperhatikan kebutuhan protein untuk masing-masing usia ayam. Pemberian pakan di CV Jaya BersamaPoultry Farm dilakukan secara manual (tenaga manusia), sebanyak dua kali sehari pada pukul WIB dan siang pada pukul WIB. Pakan yang diberikan hanya tiga per empat dari volume tempat pakan dengan tujuan untuk menghindari pakan tumpah atau tercecer. Pakan diberikan langsung dari karung goni isi 50 Kg yang telah dibagi menjadi empat bagian. Pekerja pakan dalam pemberian pakan beberapa jam sekali harus meratakan pakan dengan cara membolak-balikkan pakan supaya tidak terjadi penumpukan pakan di suatu tempat, selain itu pembalikan pakan juga untuk memberikan kesan segar pada pakan sehingga menambah nafsu makan ayam. Bentuk tempat pakan akan mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pakan, oleh karena itu tempat pakan yang tidak baik akan menyebabkan banyak pakan yang tumpah. Tempat pakan yang digunakan oleh CV Jaya BersamaPoultry Farm adalah bentuk feeder through tipe memanjang terbuat dari pipa paralon yang dibelah menjadi dua secara memanjang sama dengan panjang kandang dan diletakkan di depan kandang batteray. Tempat minum yang digunakan adalah 38

12 drinker through tipe memanjang juga terbuat dari pipa paralon dan air minum dialirkan langsung dari kran yang disediakan di ujung kandang yang disambung dengan pipa kecil yang berfungsi untuk mengalirkan air dari tower ke tempat minum. Pada ujung yang lainnya ada penyumbat yang terbuat dari plastik untuk menghalangi air agar tidak terus mengalir ke tempat pembuangan. Tempat pakan dan minum tiap pagi sebelum diisi dibersihkan dahulu dengan cara tempat air minum dilap dahulu dengan menggunakan kain lap yang telah dibasahi, sisa air minum dialirkan ke tempat pembuangan di ujung tempat minum. Hal tersebut untuk menghindari tercemarnya pakan dan air minum oleh hewan seperti tikus serta mencegah pertumbuhan kuman penyakit yang mengakibatkan gangguan kesehatan pada ayam, yang akhirnya menyebabkan produksi telur menurun. Konsumsi pakan pada ayam petelur periode layerdi CV Jaya BersamaPoultry Farm berkisar antara 115 gram/ekor/hari 120 gram/ekor/hari dan rata-rata pemberiannya 116 gram/ekor/hari. Air minum yang diberikan berasal dari air sumur yang sudah disimpan dalam tower. Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum atau penyediaan air minum dilakukan secara tidak terbatas dengan tujuan untuk menjaga agar ayam tidak mengalami kekurangan air. Manajemen kesehatan ayam layer yang dilakukan setiap hari yaitu selalu mengadakan kontrol terhadap kandang. Pengontrolan kandang dilakukan dengan cara mengelilingi kandang dan mengecek feses ayam.feses yang encer dan berwarna kehijauan diberi antibiotik dengan dosis pengobatan. Penyemprotan kandnag dengan desinfektan dilakukan berkala seminggu sekali. Langkah lain 39

13 yang dimabil agar ayam terhindar dari penyakit yang disebabkan virus maka program vaksinasi selalu dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan perusahaan. Program Vaksinasi CV Jaya Bersama Poultry Farm dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 program vaksinasi ayam layer CV Jaya BersamaPoultry Farm Umur (hari) Vaksin 80 ND Clone + IB 90 Coryza 105 ND EDS 119 AI 135 Cacing 135-afkir AL Sumber : CV Jaya Bersama Poultry Farm b. Pengambilan Telur Proses pengambilan telur di CV Jaya Bersama Poultry Farm dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pukul WIB, WIB dan WIB. Pengambilan telur dilakukan secara manual oleh pekerja kandang dengan menggunakan eggs tray. Telur yang terkumpul disamping kandang kemudian diangkut menuju gudang telur. Telur yang sampai di gudan telur kemudian di timbang dan di seleksi. Penyeleksian telur berdasarkan besar, kecil, dan warna telur. Setelah penyeleksian telur selesai, telur ditempatkan di peti dan di eggs tray, ditimbang kembali dan siap untuk dipasarkan. 40

14 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penetapan Harga Pokok Produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm Sejak berdiri hingga sekarang CV Jaya Bersama Poultry farm tidak menggunakan sistem akuntansi baik Full Costing maupun variable costing dalam menentukan biaya produksi hingga harga jual setiap telur yang di produksi. Dimana dalam menghitung biaya produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm hanya menghitung biaya aktual yang keluar selama produksi tanpa menghitung biaya-biaya yang seharusnya dihitung sesuai dengan aturan akutansi dalam menghitung Harga Pokok Produksi. Dalam hal ini CV Jaya Bersama Poultry Farm menghitung biaya pakan, vaksin, vitamin dan obat-obatan serta biaya perbaikan kandang ke dalam perhitungan biaya produksi. Adapun perhitungan harga pokok produksi metode perusahaan pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan pada Periode 2015/2016 Keterangan Biaya Persentase (%) Biaya Tenaga Kerja Tetap Rp ,3 Biaya Tenaga Kerja tidak tetap Gaji Maintenance Rp ,3 Biaya Vaksin Rp ,6 Biaya Pakan Rp Biaya Obat dan Vit. Rp ,8 Biaya Listrik Rp ,3 Biaya Ibadah Rp ,1 Biaya Perawatan Kandang Rp ,3 Biaya Transportasi Rp ,2 TOTAL Produksi Telur (butir)

15 HPP (Rp/Butir) 307 Data Primer Diolah CV Jaya Bersama Poultry Farm menghitung biaya seluruh biaya tenaga kerja baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Tenaga kerja langsung seperti Mandor dan Anak Kandang dan tenaga kerja tidak langsung seperti manager, pekerja maintenance, satpam, dan supir. Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja tetap merupakan biaya terbesar kedua setelah pakan yakni 35,3%. Sedangkan biaya pakan menyumbang biaya terbesar dengan presentase 47% pada bulan periode 2015/2016. Dengan total biaya yang dihitung peternakan sebesar Rp ,- dibagi dengan produksi telur sebanyak butir maka dihasilkan Harga Pokok Produksi sebesar Rp. 307/butir. Harga Pokok Produksi setiap bulannya pada periode 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Harga Pokok Produksi Telur Ayam Ras dengan Metode Perusahaaan pada Periode 2015/2016 Me Ju Ag Okt No Fe Ma Jan Feb Mar Apr i n Jul t Sept o v Des Jan b r HPP (Rp/btr) Sumber : Data Primer diolah Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa HPP tertinggi dalam periode 2015/2016 adalah pada bulan Maret Hal ini disebabkan tingginya biaya pakan serta turunnya produksi telur pada bulan tesebut. HPP pada periode 2015/2016 adalah sebesar Rp. 307,-/butir dengan total biaya produksi selama satu periode sebesar Rp ,- dan total produksi telur sebanyak butir. 42

16 5.2 Komponen Biaya Harga Pokok Produksi Biaya Bahan Baku Langsung Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Dengan kata lain bahan baku langsung adalah bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang dihasilkan. Dalam hal ini, bahan baku langsung yang digunakan CV Jaya Bersama Poultry Farm dalam memproduksi telur adalah pakan ayam. Adapun pakan ayam di peternakan ini merupakan pakan jadi yang sudah tercampur konsentrat, jagung dan dedak. Harga bahan baku langsung berupa pakan ayam selalu berubah setiap bulan, yakni mengalami penurunan dan kenaikan harga sesuai dengan harga pasar. Adapun biaya bahan baku langsung yang digunakan oleh CV Jaya BersamaPoultry Farm dapat dilihat pada Tabel

17 Tabel 5.3. Biaya Bahan Baku CV PTB Poultry Farm Periode 2015/2016 Bulan Pakan (Kg) Harga Harga Total (Rp) Satuan(Rp/ kg) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret TOTAL Rp Sumber :Data Primer Diolah Dari data di atas dapat diketahui bahwa total kebutuhan pakan ayam selama satu periode pada periode 2015/2016 adalah sebesar kg. Jumlah pakan setiap bulannya relatif meningkat dikarenakan kebutuhan pakan ayam ras petelur cenderung bertambah seiring dengan pertambahan usia ayam Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Peternakan CV Jaya Bersama Poultry Farm pada periode 2012/2015 mempekerjakan tenaga kerja langsung sebanyak 10 orang yang terdiri dari 44

18 mandor dan Anak kandang. Upah untuk Mandor di peternakan ini adalah sebesar Rp ,- per bulan dan Rp ,- per bulan untuk Anak Kandang. Adapun jumlah mandor di CV Jaya Bersama Poultry Farm adalah 2 orang yakni satu untuk mandor kandang dan satu untuk mandor telur. Sedangkan jumlah anak kandang ada 8 orang yakni 3 orang pekerja pakan dan 5 orang pekerja telur. Rincian biaya tenaga kerja langsung CV Jaya Bersama Poultry Farm dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Gaji Tenaga Kerja Langsung CV Jaya BersamaPoultry Farm Periode 2015/2016 Pekerja Jumlah Gaji/org/bulan Total/Bulan Mandor 2 Rp Rp Anak Kandang 8 Rp Rp Total 10 Rp Data Primer Diolah Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung, CV Jaya Bersama Poultry Farm tidak menggunakan metode perhitungan menggunakan harian kerja. Biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan bulan. Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa setiap bulan perusahaan peternakan ini mengeluarkan biaya sebesar Rp ,- untuk tenaga kerja langsung. Namun perusahaan peternakan ini juga mengeluarkan biaya tenaga kerja tidak langsung yang akan dihitung pada biaya overhead perusahan Biaya Overhead Perusahaan Biaya overhead adalah semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dan umumnya tidak dapat ditelusuri pada produk. Biaya Overhead CV Jaya Bersama Poultry Farm terdiri dari biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya overhead tetap perusahaan terdiri dari Gaji 45

19 Satpam, Gaji Supir,gaji maintenance, Biaya Ibadah, perawatan kandang, penyusutan pullet, penyusutan kandang, penyusutan gudang, penyusutan tempat pakan gantung, penyusutan tempat pakan PVC, Penyusutan tempat minum PVC, penyusutan egg tray, penyusutan mesin semprot, penyusutan brooder, penyusutan genset, penyusutan ember plastik, penyusutan mobil pick up, penyusutan timbangan digital, penyusutan peti kayu, penyusutan sprayer, penyusutan sekop, penyusutan drum air, biaya transportasi. Biaya overhead variabel perusahaan terdiri dari biaya vaksin, biaya obat dan vitamin, biaya listrik, biaya transportasi, dan PBB. Rincian biaya overhead tetap dan variabel CV Jaya Bersama Poultry Farm dapat dilihat pada Tabel 5.5 Tabel 5.5. Biaya Overhead Tetap dan Variabel CV Jaya BersamaPoultry Farm Periode 2015/2016 Bulan Overhead Tetap Overhead variabel Januari Rp Rp Februari Rp Rp Maret Rp Rp April Rp Rp Mei Rp Rp Juni Rp Rp Juli Rp Rp Agustus Rp Rp September Rp Rp Oktober Rp Rp November Rp Rp Desember Rp Rp Januari Rp Rp Februri Rp Rp Maret Rp Rp TOTAL Rp Rp Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa biaya overhead perusahaan tetap berubah setiap bulannya. Hal ini disebabkan biaya perawatan kandang yang 46

20 berbeda setiap bulannya. Biaya overhead perusahaan tetap tertinggi terdapat pada bulan Januari 2015 yakni sebesar Rp ,- dan terendah pada bulan Juli2015, sebesar Rp ,-. Untuk biaya overhead perusahaan variabel teringgi terdapat pada bulan September 2015 dengan biaya sebesar Rp ,- dan biaya overhead perusahaan terendah pada bulan Maret 2016 dengan biaya sebesar Rp ,-. Total biaya overhead perusahaan pada periode 2015/2017 adalah sebesar Rp ,-. Gaji Manager, supir dan satpam tidak berubah setiap bulannya, masing-masing sebesar Rp , dan Biaya penyusutan terdiri dari penyusutan pullet, kandang, gudang, tempat pakan gantung, tempat pakan PVC, tempat minum PVC, egg tray, mesin semprot,brooder, genset, ember plastik, mobil pick up, timbangan digital, peti kayu, sprayer, sekop, dan drum air. Biaya overhead variabel CV Jaya Bersama Poultry Farm selalu fluktuatif setip bulannya hal ini dikarenakan dalam proses produksi perusahaan peternakan sangat rentan terhadap berbagai penyakit ayam, sehingga biaya vaksin, obat dan vitamin sulit untuk di kontrol. Biaya overhead perusahaan terbesar dalam satu periode produksi telur ayam ras adalah biaya penyusutan pullet yaitu sebesar Rp CV Jaya Bersama poultry farm membeli ekor pullet 2 minggu sebelum produksi dengan harga Rp /ekor. Biaya pembelian pullet ini ditambahkan dengan biaya pemeliharaan sebelum produksi dan kemudian dibagikan dengan masa produktif ayam selama 15 bulan. Rincian penyusutan pullet dapat dilihat pada Tabel

21 Tabel 5.6. Biaya Penyusutan Pullet CV Jaya Bersama Poultry Farm Periode Tahun 2015/2016 Jenis Biaya Jumlah Biaya Satuan Total Biaya (Rp) Biaya Pembelian ekor Rp Bibit Biaya Vaksin Biaya Pakan Total Biaya Pembelian Pullet Rp Penjualan Ayam ekor Rp Rp Afkir Penyusutan Ayam Rp Sumber : Data Primer Diolah Dari Tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa penyusutan pullet setiap bulan selama satu periode adalah sebesar Rp dengan total biaya penyusutan pullet adalah sebesar Rp /periode. Adapun rincian biaya overhead perusahaan selama satu periode dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7.Biaya Overhead Perusahaan CV Jaya BersamaPoultry Farm Periode Tahun 2015/2016 No. Komponen Biaya Jumlah (Rp) 1. Gaji Manager Gaji Satpam Gaji Supir Gaji maintenance Penyusutan Pullet Vaksin Obat dan Vitamin Listrik Ibadah Perawatan kandang Penyusutan 61,535, Biaya Transportasi PBB Total Sumber :Data Primer Diolah 48

22 Dari Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa biaya overhead perusahaan yang terbesar terdapat pada biaya bibit dan yang terendah adalah biaya sekop yaitu masingmasing sebesar Rp dan Rp Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing dan variable Costing Metode Full Costing Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan metode Full Costing adalah merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variabel maupun tetap. Perhitungan harga pokok produksi CV Jaya BersamaPoultry Farm pada periode 2015/2016 dengan metode full costing dapat dilihat pada Tabel

23 Tabel 5.8. Harga Pokok produksi CV Jaya Bersama Poultry Farm Periode Tahun 2015/2016dengan Metode Full Costing Bulan Biaya Bahan Baku (Rp) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) Biaya Overhead Pabrik (Rp) Total HPP (Rp) Produksi (Butir) HPP/Butir Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret Total Persentase (%) Data Primer diolah 31% 14% 55% Tabel 5.8 menunjukkan nilai harga pokok produksi untuk per butir telur ayam ras per bulan dan per periode. Harga pokok produksi terendah terdapat pada bulan Maret 2016 dengan HPP sebesar Rp. 555/butir dan yang terendah pada bulan Juli 2015 yaitu sebesar Rp. 414/butir. Jika dihitung secara periode, maka harga pokok produksi telur ayam ras adalah Rp. 464/butir. Nilai ini diperoleh dari total harga pokok produksi selama satu periode dibagi dengan total produksi telur ayam ras selama satu periode. Untuk menghitung harga pokok produksi setiap bulannya, total harga pokok produksi pada bulan tersebut dibagi dengan produksi telur ayam ras pada bulan yang sama. Berdasarkan nilai presentase biaya, komponen biaya yang paling besar adalah biaya overhead peusahaan dan biaya bahan baku langsung. Kedua komponen ini 50

24 memiliki nilai presentase pertama dan kedua terbesar, masing-masing 55% dan 31%. Hal ini dikarenakan pada biaya overhead perusahaan terdapat biaya penyusutan pullet dan biaya perawatan kandang yang mempunyai nilai cukup tinggi Metode Variable Costing Pada metode variable costing, total harga pokok produksi diperoleh dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang bersifat variabel. Adapun komponen dan rincian biaya harga pokok produksi metode variable costing pada CV Jaya BersamaPoultry Farm dapat dilihat pada Tabel

25 Tabel 5.9. Harga Pokok produksi CV Jaya BersamaPoultry Farm Periode Tahun 2015/2016dengan Metode Variable Costing Bulan Biaya Bahan Baku (Rp) Biaya Tenaga Kerja langsung (Rp) Biaya Overhead Variabel Perusahaan (Rp) Total HPP (Rp) Produksi Telur (Butir) Ja Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret Total Persentase 37.58% 16.80% 45.62% Data Primer Diolah HPP/ Butir Dari Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode variable costing menunjukkan bahwa biaya overhead variabel merupakan komponen biaya dengan nilai presentase tertinggi (45.62%) bila dibandingkan dengan komponen biaya lainnya. Dan komponen biaya dengan nilai presentase terendah adalah biaya tenaga kerja langsung yaitu 16,80%. Dari Tabel 5.9 juga dapat diketahui bahwa harga pokok produksi dengan metode variable costing adalah Rp. 385/butir/periode. Jika dilihat dari HPP setiap bulan, maka bulan Januari 2015 CV Jaya Bersama Poultry farm memiliki HPP terendah yakni Rp. 345/butir dan tertinggi pada bulan Maret 2017 yaitu Rp. 477/butir. 52

26 5.4 Perbandingan Harga Pokok produksi Metode Perusahaan dengan Metode Full Costing dan Variable Costing Terdapat perbedaan harga pokok produksi metode perusahaan dengan metode full costing dan variable costing. Perbedaan yang tidak terlalu mencolok terjadi antara metode perusahaan dengan metode full costing dan variable costingdan perusahaan. Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel Perbandingan Harga Pokok Produksi CV Jaya Bersama Poultry FarmSetiap Bulan Pada Periode Tahun 2015/2016 Bulan Perusahaan Full Costing Variable Costing Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret HPP/periode Sumber :Data Primer Diolah Dari Tabel 5.10 terlihat bahwa harga pokok produksi telur ayam ras metode perusahaan tidak jauh berbeda dengan metode full costing dan variable costingyaitu masing-masing RP. 310/butir, Rp. 466/butir dan Rp. 385/butir.Hal ini disebabkan perusahaan secara tidak langsung juga menghitung biaya variabel 53

27 setiap bulannya kecuali biaya penyusutan pullet.dari Tabel di atas juga dapat diketahui bahwa harga pokok produksi yang diperoeh dengan metode full costing lebih besar dibandingkan dengan metode perusahaan dan metode variable costing. Hal ini disebabkan karena metode full costing memasukkan seluruh biaya, baik yang bersifat tetap maupun variabel, sedangkan metode variable costing hanya memasukkan biaya yang sifatnya variabel. Sedangkan metode perusahaan hanya menghitung biaya aktual yang dikeluarka perusah aan setiap bulannya. Dalam hal ini menjadi pembeda utama antara metode variable costing dan perusahaan adalah biaya penyusutan pullet. Dimana perusahaan tidak memasukkan biaya pembelian dan penyusutan pullet pada perhitungan harga pokok produksi. Metode full costing akan lebih baik digunakan jika manager ingin mendapatkan laba jangka panjang, karena metode ini telah memasukan seluruh biaya, termasuk penyusutan peralatan, kendaraan dan bangunan. Sedangkan metode variable costing hanya dapat digunakan untuk menentukan laba jangka pendek sehingga hanya bermanfaat untuk membuat keputusan jangka pendek, yaitu untuk mengetahui titik impas (break even point). Metode variable costing hanya memasukkan biaya yang sifatnya variabel, tanpa memasukkan biaya-biaya yang sifatnya tetap. 5.5 Harga Jual Telur Ayam Ras Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan Harga jual diperoleh dari penjumlahan harga pokok produksi dengan laba yang diinginkan. Harga jual yang ditetapkan perusahaan adalah dari perhitungan harga 54

28 pokok produksi perusahaan yaitu sebesar Rp. 310/butir ditambah dengan ketetapan laba dari perusahaan yaitu sebesar 50%, namun perusahaan dapat mengubah presentase laba dengan tetap mempertimbangkan biaya produksi dan harga di pasar. Berikut adalah perhitungan harga jual telur ayam ras perusahaan CV Jaya BersamaPoultry Farm : Laba = Harga Pokok Produksi (metode perusahaan) x Ketetapan Laba Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba Maka dihasilkan labaperusahaan : Laba = Harga Pokok Produksi (metode perusahaan) x Ketetapan Laba = Rp. 310/butir x 50% = Rp. 155/butir Sehingga didapstksn harga jual : Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba = Rp. 310/butir + Rp. 155/butir = Rp. 465/butir Harga jual perusahaan dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi metode perusahaan adalah Rp. 465/butir Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode Full Costing Rumus untuk menghitung harga jual dengan berdasarkan harga pokok produksi metode full costing tidak berbeda dengan metode perusahaan, adalah : Laba = Harga Pokok Produksi (metode full costing) x Ketetapan Laba Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba 55

29 Harga pokok produksi dengan metode full costing adalah Rp. 466/butir dengan presentase laba yang diinginkan sebesar Rp. 50%, maka : Laba = Harga Pokok Produksi (metode full costing) x Ketetapan Laba = Rp. 464/butir x 50% = Rp. 232/butir Dihasilkan harga jual perusahaan : Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba = Rp. 464/butir + Rp. 232/butir = Rp. 696/butir Dari perhitungan di atas dihasilkan harga jual perusahaan dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi metode full costing adalah Rp. 696/butir.Terdapat selisih Rp. 240/butir dari harga jual menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan Harga Jual Telur Ayam Ras dari Harga Pokok Produksi Metode Variable Costing Dengan menggunakan rumus yang sama dengan perhitungan harga jual metode perusahaan dan full costing, yakni : Laba = Harga Pokok Produksi (metode variable costing) x Ketetapan Laba Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba Maka, laba perusahaan adalah : Laba = Harga Pokok Produksi (metode variable costing) x Ketetapan Laba = Rp. 385/butir x 50% = Rp. 192,5/butir 56

30 Laba yang diperoleh kemudian dijumlahkan dengan harga pokok produksi metode variable costing, maka dihasilkan : Harga Jual = Harga Pokok Produksi + Laba = Rp. 385/butir + Rp. 192,5/butir = Rp. 577,5/butir Dengan laba sebesar Rp. 192,5/butir maka dihasillkan harga jual perusahaan sebesar Rp. 577,5/butir. Harga jual dengan menggunakan harga pokok produksi metode variable costing, nilai nya tidak jauh berbeda dengan harga jual menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, yakni selisihnya sebesar Rp. 112,5/butir Evaluasi Harga Jual Telur Ayam Ras Harga jual merupakan hal yang penting untuk diperhatikan agar daya saing perusahaan terjaga.dari hasil peerhitunga sebelumnya didapatkan harga jual dengan menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, full costing dan variable costing.adapun perbandingan harga jual teluar ayam ras dengan menggunakan harga pokok produksi metode perusahaan, full costing dan variable costing dapat dilihat pada table

31 Tabel Perbandingan Harga Jual Telur Ayam Ras CV Jaya BersamaPoultry Farm Periode Tahun 2015/2016 Bulan Perusahaan (Rp) Full Costing (Rp) Variable Costing (Rp) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret Harga Jual/periode ,5 Data Primer diolah Berdasarkan Tabel5.11 dapat dilihat bahwa harga jual tertinggi adalah dengan menggunakan metode harga pokok produksi full costing. Sedangkan harga jual dengan menggunakan metode harga pokok produksi metode variable costing berada diantara harga jual perusahaan dengan metode full costing. Hal ini sejalan dengan perbedaan harga pokok produksi perusahaan, metode full costing dan metode variable costing. Dimana semakin tinggi harga pokok produksi maka harga jual telur ayam ras juga semakin tinggi. Jika perusahaan menggunakan harga jual dengan metode harga pokok produksi full costing maka daya saing perusahaan akan berkurang dibanding dengan perusahaan sejenis lainnya, disamping harga eceran ditingkat pedagang pengecer juga akan lebih mahal. Namun, dengan menggunakan harga jual metode ini 58

32 perusahaan akan mampu membantu perusahaan dalam membuat keputusan jangka panjang, dimana kelangsungan usaha untuk waktu yang lama lebih terjamin. Sedangkan harga jual dengan metode variable costing membantu perusahaan dalam mengambil keputusan jangka pendek. Hal ini dikarenakan metode variable costing memperhitungkan biaya-biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan. Sehingga memudahkan perusahaan dalam mengontrol biaya dalam jangka pendek. Namun dikarenakan metode ini hanya menghitung biaya secara variabel, maka kurang menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang. 59

33 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Harga Pokok Produksi dengan metode perusahaan adalah sebesar Rp. 310/butir, harga pokok produksi dengan metode full costing dan variable costing adalah masing-masing sebesar Rp.464/butir dan Rp. 385/butir. 2. Harga jual yang ditetapkan perusahaan selama ini adalah Rp. 465/butir, sedangkan harga jual dengan menggunakan Harga Pokok Produksi metode full costing dan variable costing masing-masing sebesar Rp.696/butir dan Rp. 577,5/butir 6.2 Saran 1. Pemerintah Pemerintah dapat memberikan pelatihan perhitungan biaya produksi kepada pelaku usaha baik perusahaan maupun peternak rakyat dapat memanajemen biaya dan pelaku usaha dapat menentukan harga jual sehingga diketahui keuntungan realyang didapat perusahaan demi kelangsungan usaha. 2. Perusahaan Metode harga pokok produksi yang disarankan kepada perusahaan adalah dengan metode Full Costing, dikarenakan metode ini menghitung semua biaya perusahaan baik yang bersifat tetap maupun variabel sehingga perusahaan memiliki dana cadangan usaha (persediaan investasi) untuk membut keputusan jangka panjang yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha. 60

34 3. Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian terkait harga pokok produksi di tingkatan peternak rakyat agar didapatkan harga pokok produksi peternak rakyat sehingga peternak rakyat dapat menyesuaikan dengan harga pasar.. 61

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Desa Sukadamai Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor. Desa Sukadamai merupakan

Lebih terperinci

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 48 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Umum Perusahaan AAPS merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak dalam peternakan ayam ras petelur. AAPS berdiri pada tahun 2002 dengan skala usaha yang relatif

Lebih terperinci

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT ANALISIS EKONOMI USAHA AYAM PETELUR CV. SANTOSO FARM DI DESA KERJEN KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR (Economic Analysis Of Layer At CV. Santoso Farm In Kerjen Village Srengat Subdistrict Blitar Regency)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer merupakan salah satu UMKM yang dikenal di Bondowoso Jawa Timur sebagai salah satu industri yang berdiri

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN Nama: Aditya Oktaviani NPM: 20214315 Jurusan: Akuntansi/ S1 Pembimbing: Anne Dahliawati S.E.,M.M PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di

I. PENDAHULUAN. karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan daerah penghasil telur yang cukup potensial, karena kondisi alamnya yang sangat mendukung. Tingkat produksi telur di Sumatera Barat pada tahun

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN INVESTASI USAHA TERNAK Deskripsi Organisasi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam

ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN INVESTASI USAHA TERNAK Deskripsi Organisasi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam VI ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN INVESTASI USAHA TERNAK 6.1. Deskripsi Organisasi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam Sebagian besar usaha ternak ayam buras petelur yang

Lebih terperinci

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

Wajib menjaga kelestarian lingkungan. I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah

Lebih terperinci

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm

Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process Costing Pada Peternakan Ayam Petelur Lawu Farm Andreas Handojo, Christian Purnama, Magdalena Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret 16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret 2012, di kandang ayam milik PT Rama Jaya Lampung, Dusun Sidorejo, Desa Krawang

Lebih terperinci

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. Budidaya dan Pakan Ayam Buras Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. PENDAHULUAN Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara masyarakat khususnya masyarakat

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08 Nama : MILA SILFIA NIM : 11.12.5933 Kelas : S1-SI 08 Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a) Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional. sedang kotorannya dipakai sebagai pupuk.

BAB I PENDAHULUAN. a) Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional. sedang kotorannya dipakai sebagai pupuk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebutan hewan sebagai ternak tergantung pada jenis hewan tersebut dalam menimbulkan manfaat bagi manusia pemeliharanya. Ternak sudah mempunyai dampak yang jauh

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR

KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR Rio Aditia Nugraha 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Silentmonday11@Gmail.com Dedi Djuliansyah 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3 Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa Dalam melakukan analisis biaya relevan, diperlukan pengklasifikasian biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI Haris Lukman, Yatno dan Sestilawarti Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Domba CV. Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru RT 04 RW 05, Ciampea-Bogor. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di 15 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di Varia Agung Jaya Farm Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan 17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan Penambahan lama pencahayaan terhadap Bobot Potong, Persentase Karkas dan Non Karkas Burung Puyuh Jantan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016 sampai 28 November 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di Kandang Percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2011

Lampiran 1. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2011 Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2009 Keterangan RW1 RW2 RW3 RW4 RW5 RW6 RW7 RW8 Total Industri 399 325 261 379 370 412 251 255

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 1--23 April 2014, di peternakan Varia Agung Jaya Farm, Desa Varia, Kecamatan Seputih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian produksi telur ayam Arab dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Blok B), sedangkan penelitian kualitas internal

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai

ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai 1 ANALISIS USAHA TERNAK ITIK PETELUR Studi Kasus Kec. Bandar Khalifah Kab. Serdang Bedagai THE BREEDING DUCKS EGG LAYER ANALYSIS STADIUM GENERAE : BANDAR KHALIFAH, SERDANG BEDAGAI S REGENCY 1)Riwan Sinaga,

Lebih terperinci

Analisis Profitabilitas Peternakan Ayam Ras Petelur Pada UD BS (BIYASE) Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan

Analisis Profitabilitas Peternakan Ayam Ras Petelur Pada UD BS (BIYASE) Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan Analisis Profitabilitas Peternakan Ayam Ras Petelur Pada UD BS (BIYASE) Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan NI MADE SRI PUSPITAWATI, I MADE SUDARMA DAN A.A.A. WULANDIRA SDJ Program Studi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PROFIT PLANNING WITH BREAK EVEN POINT METHOD (CASE STUDY ON POULTRY HUSBANDRY

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Manajemen Pemeliharaan Breeder Strain broiler breeder yang digunakan dalam penelitian ini ialah Cobb 500, Ross 308 dan Hubbard Classic. Ayam ayam tersebut dipelihara di kandang

Lebih terperinci

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan- Tidak seperti layaknya beternak ayam broiler maupun ayam petelur. Beternak ayam jantan lebih membutuhkan pengalaman dilapangan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini penulis akan membahas mengenai hal hal yang berhubungan dengan target costing yang diterapkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Ayam Petelur Ayam ras petelur ialah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya.tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014, 21 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014, di closed house PT. Rama Jaya Farm Lampung, Dusun Sidorejo,

Lebih terperinci

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha Peternakan puyuh Bintang Tiga (PPBT) merupakan salah satu peternakan puyuh petelur di Kabupaten Bogor, yang berlokasi di Jalan KH. Abdul Hamid

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 No. 81/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI PER EKOR PER TAHUN DARI USAHA SAPI POTONG SEBESAR Rp5,7 JUTA, DAN USAHA AYAM KAMPUNG Rp73 RIBU A. SAPI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan ayam broiler Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar pada bulan Februari sampai Mei 2014.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam ras petelur yang banyak dipelihara saat ini adalah ayam ras petelur yang berasal dari strain-strain hasil produk dari perusahaan pembibitan. Ayam ras petelur

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26 November 2015 di CV. Tunas Farm di Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. 3.1.

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam Ransum sebagai Subtitusi Tepung Ikan Terhadap Konsumsi

Lebih terperinci

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong Keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan cerminan performa Dinas Peternakan dalam pembangunan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Mitra Sejahtera Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu yang dimulai dari

Lebih terperinci

Analisis Profitabilitas Perusahaan Ayam Petelur PT Suni Tama Perdana Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal

Analisis Profitabilitas Perusahaan Ayam Petelur PT Suni Tama Perdana Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Analisis Profitabilitas Perusahaan Ayam Petelur PT Suni Tama Perdana Desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal F. D. Perwitasari*, W. Roessali*, T. Ekowati* Laboratorium Sosial Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS 1. PENDAHULUAN Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di Laboratorium Teknologi Produksi Ternak dan Laboratorium Teknologi Pasca Panen,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2008 di Desa Pamijahan, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menggunakan kandang panggung peternak komersil. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim 10 KEADAAN UMUM Letak Geografis dan Iklim Vin s Berry Park adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura khususnya budidaya, pengolahan dan agrowisata stroberi. Vin s Berry Park

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terrarium II Taman Margasatwa Ragunan (TMR), DKI Jakarta selama 2 bulan dari bulan September November 2011. 3.2 Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012). 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi mendorong manusia mengerahkan segenap potensi untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada. Manusia dapat mencukupi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

TATALAKSANA PEMELIHARAAN AYAM RAS PETELUR PERIODE LAYER DI POPULER FARM DESA KUNCEN KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

TATALAKSANA PEMELIHARAAN AYAM RAS PETELUR PERIODE LAYER DI POPULER FARM DESA KUNCEN KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG Nur Cholis Tatalaksana Pemeliharaan Ayam... TATALAKSANA PEMELIHARAAN AYAM RAS PETELUR PERIODE LAYER DI POPULER FARM DESA KUNCEN KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG Nurcholis*, Dewi Hastuti**, Barep Sutiono***

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar untuk

Lebih terperinci

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR Ada tiga kegiatan utama dalam usaha manufaktur yaitu produksi, penjualan dan administrasi/umum. Lebih kompleks dibandingkan perusahaan jasa dan dagang sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu. BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh lama periode brooding dan level protein ransum periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera Cipta Usaha Sejahtera ( CV CUS ) merupakan perusahaan kemitraan Ayam Pedaging yang berdiri sejak tahun 2002 dengan No izin usaha

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan PT. Agro Jaya Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi permintaan pasar daging

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati 18 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati Baru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm CV. Anugrah Farm terletak di Simpang Curug RT.02/04 Kampung Baru, Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Break Even Point (BEP) Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total cost. Terjadinya titik pulang pokok tergantung pada lama arus penerimaan sebuah

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang Plamboyan No. 4 RT. 3 RW. 10 Perumahan Rajawali pada bulan Juni sampai

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Topografi Wilayah Kabupaten Sragen beriklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-31º C, terletak di dataran dengan ketinggian rata-rata 109 meter diatas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang memiliki karakteristik secara ekonomis dengan pertumbuhan yang cepat sebagai ayam penghasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis

Lebih terperinci

kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia

kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia 5. Menciptakan makanan yang terbuat dari bahan organik bukan dari bahan kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. 2. Manfaat Usaha 1. Secara ekonomis, bisnis ini akan bermanfaat untuk menambah pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat terutama kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan (telur, daging, dan susu) terus meningkat. Pada tahun 2035

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan (telur, daging, dan susu) terus meningkat. Pada tahun 2035 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak ayam merupakan komuditas peternakan yang paling banyak dipelihara oleh petani-peternak di pedesaan. Produk komuditas peternakan ini adalah sumber protein hewani

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci