IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI
|
|
- Sudomo Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI Haris Lukman, Yatno dan Sestilawarti Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi Abstrak Tujuan dan target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini kemampuan kelompok tani dalam mengembangkan itik jantan dan betina/petelur afkir sebagai ternak potong secara optimal dan berkala (tiap minggu) yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan pakan berbasis potensi lokal. Pendekatan yang dilakukan dalam upaya memecahkan permasalahan dan kendala serta mencari solusi dilakukan dengan melakukan beberapa pendekatan. Baik melalui pendekatan personal, kelompok ataupun kelembagaan. Secara umum tahapan yang dilakukan dalam menghilangkan dan/atau meminimalisasi permasalahan dan kendala meliputi : a. Kegiatan Pembinaan Kegiatan pembinaan dilakukan sekitar 3 bulan, dari bulan ke-2 sampai bulan ke-4. Secara berkala tim pengabdian melakukan kunjungan sebulan sekali dan sekaligus melakukan pertemuan kelompok yang dilakukan sebulan sekali atau sesuai kebutuhan. b. Pelatihan Mitra Kelompok Sasaran Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok tani sasaran adalah dengan kegiatan pelatihan. Pelatihan berlangsung selama sehari dengan waktu efektif selama 7 jam pelajaran yang dilanjutkan dengan praktek penyusunan pakan itik. Adanya Jaminan Pasokan Bibit Dan Terjamin Ketersediaan bibit anak itik jantan (DOD) dilakukan dengan menambah dan mengoptimalkan mesin tetas kelompok tani. c. Tersedianya Pakan Yang Murah Dan Sesuai Standart Ketersediaan pakan yang murah dan sesuai standart diperoleh dengan memanfaatkan potensi bahan pakan pakan lokal yang ada dan tersedia dilokasi kegiatan, yaitu dedak dan jagung Sedangkan standart kebutuhan nilai gizi pakan disusun bersama dengan tim pengabdian. Sehingga kecukupan pakan ternak itik, baik kualitas dan kuantitas akan terpenuhi. d. Kegiatan Pemeliharaan dan Pencegahan Penyakit Salah satu indikator keberhasilan usaha ternak adalah semakin rendahnya tingkat kematian ternak yang ada. Upaya lain untuk mengurangi resiko kematian dan meningkatkan daya tahan tubuh ternak dilakukan dengan pemberian probiotik. e. Upaya menekan dan mengurangi bau kotoran itik Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan bau amonia feses itik adalah dengan memanfaatkan probiotik PROBIO_FM, Hasil kegiatan lapang dapat disimpulkan itik jantan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai alternatif ternak potong/pedaging, pemasaran dan peluang pasar sampai saat ini masih cukup tinggi dan tidak menjadi kendala. Akan tetapi kendala yang perlu diperhatikan dalam pengembangan adalah ketersediaan bibit, biaya pakan dan bau kandang. Kata Kunci : Potensi, Itik Potong, Kerinci BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Kebutuhan dan permintaan terhadap produk ternak, khususnya daging dari tahun ketahun terus meningkat. Upaya pemerintah yang dicanangkan melalui swasembada daging masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Jambi tahun 2008 menunjukkan, konsumsi produk ternak di Provinsi Jambi, yaitu daging mencapai Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 18
2 ton/tahun, telur ton/ tahun dan susu ton/tahun. Sedangkan kemampuan produksi daging dari sapi dan kerbau hanya mencapai ton/tahun dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 9,46 %/tahun. Sedangkan sisa dan kekurangan kebutuhan daging dipenuhi dari ternak unggas, yaitu ayam dan itik. Melihat kondisi diatas menunjukkan, bahwa potensi dan keberadaan ternak unggas, terutama ayam dan itik sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan daging bagi masyarakat cukup diperhitungkan. Pertumbuhan yang relatif cepat dan efisiensi yang sangat baik dalam mengkonversi pakan menjadi produk daging dan telur menjadikan ternak unggas ini semakin banyak diminati untuk dipelihara ataupun sebagai peluang lapangan kerja. Kabupaten Kerinci merupakan satu-satunya kabupaten/kota di Provinsi Jambi yang merupakan sentral itik. Keberadaan ternak itik di Kabupaten Kerinci sangat ditunjang oleh kondisi geografis yang mendukung, seperti banyaknya areal persawahan, daerah dataran tinggi yang banyak mata air dan sungai kecil. Saat ini peran pemerintah dalam pengembangan dan pembinaan para pelaku usaha lebih terfokus pada usaha bersama atau kelompok. Hal ini diharapkan adanya peran dan manfaat saling belajar dan berdiskusi diantara anggota kelompok terhadap usaha yang mereka lakukan. Sehingga akhirnya mereka dapat berkembang sesuai usaha masing-masing. Kelompok Tani Mitra Bersama (KT Mitra Mandiri) dan Kelompok Tani Mandiri Bersama merupakan kelompok tani yang ada di Desa Sungai Medang yang kegiatan utamanya terfokus pengembangan dan budidaya anak itik jantan (DOD) dan penetasan. 1.2 Permasalahan Mitra Berdasarkan hasil diskusi, pengisian kuisioner dan peninjauan lapangan pada kelompok tani sasaran kegiatan, beberapa permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut : a. Ketersediaan bibit/anak itik Ketersediaan bibit/anak itik jantan (DOD) yang akan dipelihara sebagai ternak potong. b. Pertumbuhan itik Pertumbuhan itik yang dipelihara relatif lambat dan tidak merata. c. Pakan Pakan yang diberikan pada periode starter sampai finisher (panen) relatif kurang memenuhi syarat, terutama dari segi kualitas. d. Bau pada Masyarakat Sekitar Bau yang dikeluarkan dari kandang itik masih menjadi kendala, terutama pada musim penghujan. BAB II. TARGET DAN LUARAN 2.1. Target Kegiatan Target sasaran kegiatan ini adalah Kelompok Tani Mitra Bersama dan Kelompok Tani Mandiri Bersama Desa Sungai Medang Kecamatan Air Hangat Timur Kab. Kerinci Luaran Kegiatan Luaran kegiatan yang diharapkan pada kegiatan ini meliputi : Aspek Produksi, yaitu a/ kelompok tani Mitra Bersama mampu mengembangkan itik jantan sebagai ternak potong, b/ mampu memformulasikan pakan yang memenuhi syarat dengan memanfaatkan potensi lokal, c/ bau kandang bisa diminimalisasi serta d/ Mampu meningkatkan kapasitas tetas dan daya tetas telur. Aspek Manajemen : a/ Kelompok Tani dapat mengelola itik jantan dengan berbagai umur pemeliharaan, b/ mampu melakukan penjualan jantan siap potong lewat 1 (satu) pintu, c/ terlaksananya pertemuan rutin secara berkala. Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 19
3 BAB III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Kelompok Sasaran dan Waktu Kegiatan Kelompok sasaran kegiatan ini adalah Kelompok Tani Mitra Bersama dan Kelompok Tani Mandiri Bersama Desa Sungai Medang Kec. Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci. Kegiatan berlangsung selama 5 (lima) bulan, mulai Bulan Juni sampai November Metoda Pelaksanaan Metoda yang dilakukan dalam kegiatan ini melalui pendekatan personal, kelompok ataupun kelembagaan. Pendekatan tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan kerumah anggota kelompok, diskusi/pertemuan dengan anggota, kegiatan aksi dan pelatihan. a. Tahapan Kegiatan Secara umum tahapan dan rangkaian kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Kegiatan Pembinaan b. Pelatihan Mitra Kelompok Sasaran c. Pendampingan dan kegiatan untuk meminimalisasi permasalahan : adanya jaminan pasokan bibit, tersedianya pakan yang murah dan sesuai standart, pemeliharaan dan pencegahan penyakit dan mengurangi bau kotoran itik. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil kelompok Sasaran Kelompok Tani Mitra Bersama merupakan kelompok tani kegiatan utamanya terfokus pada pengembangan dan budidaya anak itik jantan (DOD) dan betina/petelur afkir sebagai ternak potong. Mata pencaharian utama sebagian besar anggota (50 % atau 5 orang) sebagai petani dan 40 % (4 orang) bekerja sebagai pedagang dan hanya 1 (satu) orang, yang fokus pada usaha pengembangan dan budidaya itik jantan dan petelur/betina afkir. Jumlah ternak yang dimiliki oleh anggota KT. Mitra Bersama mencapai sekitar ekor. Kelompok Tani Mandiri Bersama merupakan yang kegiatan utamanya terfokus pada penetasan anak itik. Kelompok tani yang terdiri dari 8 (delapan) orang yang sebagian besar (7 orang) merupakan petani padi sawah dan 1 (satu) orang bekerja sebagai perangkat desa. Kelompok tani ini dibentuk untuk memenuhi permintaan anak itik, baik itik betina ataupun itik jantan. Untuk memenuhi kebutuhan telur tetas yang akan ditetaskan, kelompok tani ini membeli atau dipasok oleh peternak yang ada disekitarnya dengan harga Rp ,- /butir Pembinaan Kelompok Tani sasaran Salah satu upaya menambah pengetahuan, wawasan dan pola pikir serta bertukar pengalaman dengan tim pelaksana maka dilakukan pertemuan dan pembinaan secara berkala. Kegiatan tidak hanya melalui pertemuan dengan pengurus dan anggota di sekreteriat, akan tetapi juga dilakukan dengan melihat langsung pada kandang atau lokasi kegiatan Pelatihan Kelompok Tani Sasaran Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, wawasan dan pola pikir anggota kelompok tani dilakukan dengan kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan diikuti oleh 20 orang yang merupakan seluruh anggota KT. Mitra Bersama dan KT. Mandiri Bersama ditambah dengan 2 (dua) orang masyarakat/peternak diluar kelompok tani sasaran. Materi yang diberikan pada pelatihan ini disesuaikan dengan topik kegiatan dengan menambahkan aspek kelembagaan kelompok. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 September 2014 bertempat di Sekretariat KT. Mitra Bersama. Pelatihan dilaksanakan selama 1 (satu) hari yang dimulai pagi hari (Pukul WIB) sampai sore hari (Pukul WIB). Selain diberikan materi berupa teori, juga dilakukan kegiatan praktek Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 20
4 memilih bahan pakan danmpenyusun ransum dengan memanfaatkan potensi lokal Penetasan dan Ketersediaan Anak Itik (DOD/Day Old Duck) Salah satu kendala yang dihadapi KT. Mitra Bersama adalah ketersediaan anak itik (DOD/Day Old Duck). Pasokan anak itik (DOD) dari KT. Mandiri Bersama dan kelompok tani desa tetangga dirasakan kurang stabil. Selain keterbatasan mesin tetas yang dimiliki KT. Mandiri Bersama, daya tetas juga relatif rendah, yaitu %. Sedangkan kontinuitas pasokan dari kelompok tani desa tetangga kurang terjamin ketersediaanya. Upaya untuk meminimalisasi kendala tersebut dilakukan dengan menambah mesin tetas yang dimiliki KT. Mandiri Bersama. Selama 3 (tiga) kali penetasan, daya tetas yang diperoleh cukup fluktuatif yaitu 52 % ; 69.2 % dan 60.4 %. Banyak faktor yang mempengaruhi daya tetas telur, antara lain umur telur tetas, rasio jantan betina, kondisi penetasan (suhu dan kelembaban). Secara umum kondisi mesin tetas, terutama suhu dan kelembaban relatif stabil sesuai dengan kebutuhan proses penetasan, yaitu pada suhu C dengan kelembaban % Kualitas dan Ketersediaan Pakan Desa Sungai Medang merupakan desa yang sebagian besar arealnya merupakan areal persawahan, sehingga pada saat panen ketersedian bahan pakan, khususnya dedak cukup melimpah. Demikian pula halnya dengan tanaman jagung, walau tidak sebanyak tanam padi, akan tetapi sebagian masyarakat juga mengusahakan tanaman jagung. Dengan demikian kedua bahan pakan tersebut cukup tersedia dan dengan harga yang kompetitif, sehingga keduanya (dedak dan jagung) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan utama itik. Sedangkan untuk melengkapi dan memenuhi kebutuhan gizi itik, dapat ditambahkan bahan pakan yang tersedia dipasaran atau Poultry Shop. KT. Mitra Bersama dan Mandiri Bersama memberi pakan ternak itik periode awal (DOD 14 hari), berupa campuran pakan broiler (BR-1) dan dedak dengan rasio 1 : 1. Sedangkan pada periode 14 hari panen, berupa campuran konsentrat dan dedak dengan rasio1 : 10. Kedua pakan yang diberikan tersebut ditinjau dari kualitas nutrisi kurang mencukupi. Pemanfaatan dedak yang cukup banyak lebih dikarenakan ketersediaan yang cukup banyak dan harga yang relatif rendah. Berdasarkan hasil diskusi, disepakati adanya panambahan bahan penyusun dan perbaikan formulasi pakan. Walau secara kualitas kebutuhan nutrisi masih kurang tercukupi, akan tetapi lebih baik bila dibandingkan dengan pakan awal. Formulasi pakan yang diberikan untuk itik periode awal (1 14 hari) berupa pakan BR-1, jagung dan dedak dengan rasio 2 : 1 : 1, dan periode 14 hari panen berupa konsentrat, jagung dan dedak dengan rasio 1 : 2 : 5, ditambah dengan mineral (topmix/premix) sesuai kebutuhan Pemeliharaan dan Pencegahan Penyakit Pada tahap awal, anak itik ditempatkan dalam kandang khusus yang dilengkapi dengan pemanas (brooder) dan ditempatkan dibelakang rumah yang sekelilingnya dilengkapi dengan tirai plastik. Selepas tahap awal, itik dipelihara secara intensif dengan sistem all-in all-ou dalam kandang umbaran. Setiap unit kandang umbaran diisi sekitar ekor itik. Dalam kandang umbaran disediakan tempat makan 4 buah dan tempat minum dari kran air yang terus mengalir. Pakan diberikan dalam bentuk pasta dengan pemberian dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan tiap umbaran rata-rata Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 21
5 berkisar kg perhari, tergantung umur itik. Pemeliharaan itik dilakukan secara bertahap sesuai umur pemeliharaan. Pemasukan bibit dan penjualan dilakukan tiap minggu, artinya setiap minggu jumlah anak itik (DOD) yang masuk ekor. Demikian pula halnya dengan pengeluaran/panen/penjualan itik dilakukan tiap minggu sekitar ekor. Secara keseluruhan, periode pemeliharaan (selama 10 minggu) ada 10 siklus/periode pemeliharaan, dengan interval tiap minggu. Hasil pengamatan tersendiri (terpisah dari koloni yang lain) yang dilakukan pada 100 ekor itik yang dipelihara secara terpisah dengan kandang umbaran dengan kondisi yang relatif sama dengan pemeliharaan sistem umbaran. Data pertumbuhan itik dengan pemeliharaan tersendiri dibanding pemeliharaan kelompok disajikan pada Tabel 1. Pencegahan penyakit dilakukan untuk mencegah dan mengurangi angka kematian serta menjaga agar pertumbuhan ternak berjalan dengan normal. Kegiatan pencegahan penyakit dilakukan dengan memberikan vitamin pada anak itik (DOD) serta dengan pemberian probiotik. Probiotik merupakan bakteri menguntungkan yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian probiotik ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kematian dan meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ahmad (2005) bahwa pemberian probiotik S. Cerevisiae mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit. Demikian pula Kompiang (2002) penggunaan probiotik S. Cerevisiae mampu menekan populasi bakteri E. Coli dan sebaliknya mampu meningkatkan bobot badan unggas. Sedangkan pada pemeliharaan itik pada kelompok sasaran, mulai tahap awal sampai dengan siap jual/potong digunakan probiotik PROBIO_FM, yang merupakan hasil riset Manin dkk. Staf pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang dilakukan sejak Tabel 1. Pertumbuhan Badan dan Angka Kematian Itik Selama Pemeliharaan Pakan Awal 1/ Perlakuan Pakan 2/ Umur (minggu) Bobot (gram) Kematian (ekor) Bobot (gram) Kematian (ekor) Ket. : / itik diberi pakan awal (sebelum perbaikan) (1:1 dan 1:10) (sampel 200 ekor itik) 2/ itik diberi pakan setelah perbaikan (2:1:1 dan 1:2:5) (sampel 100 ekor itik) 4.7. Bau Kandang Kendala yang sering ditemui pada pemeliharaan ternak, itik yang dipelihara secara intensif adalah bau kandang. Kandang umbaran berupa tanah menyebabkan kandang mudah becek akibat pakan yang tercecer bercampur dengan kotoran dan air minum. Kondisi ini Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 22
6 akan lebih parah jika musim hujan tiba, akibatnya bau akan semakin kuat dan mudah menyebar. Untuk mengatasi bau kandang ini, selama pemeliharaan mulai periode awal hingga siap potong/jual pada pakan atau minum yang diberikan secara berkala ditambahkan dengan probiotik. Selain pemberian probiotik, upaya mengurangi bau kandang dilakukan dengan mengupayakan kandang selalu kering. Untuk itu air minum yang diberikan dalam kandang umbaran dibuat dengan membuat saluran air yang melintas ditengah kandang. Ketersediaan air yang cukup melimpah didaerah/areal peternakan menjadikan air terus mengalir Peluang Pasar Sampai saat ini pemasaran dan peluang pasar terhadap daging itik masih cukup tinggi dan belum ada kendala. Permintaan yang tinggi tersebut dikarenakan terbatasnya pasokan itik potong dipasaran, sebagai akibat terbatasnya peternak/petani yang mengkhususkan diri memelihara itik jantan sebagai ternak potong. Kendala yang dialami oleh KT. Mitra Bersama dalam memasarkan itik potong tersebut justeru karena terbatasnya stok/persediaan itik siap potong yang akan dijual. Keterbatasan ini terutama berkaitan dengan rutinitas pemasaran yang dilakukan setiap minggu, sehingga harus mengatur itik yang harus dijual setiap minggu. Dimana setiap minggu KT. Mitra Bersama harus memasok kebutuhan itik siap potong kepada sejumlah pelanggannya yang ada diluar daerah dan tersebar mulai dari Bangko, Sarolangun, Muara Bulian dan Kota Jambi. Saat ini kemampuan dan kapasitas KT. Mitra Mandiri dalam memasarkan itik perminggu mencapai ekor. Dari jumlah itu, ekor berasal dari itik pedaging/potong jantan dan ekor berasal dari itik petelur afkir. Tabel 2. Jumlah Itik Yang Dijual dan Anak (DOD) Yang Dipelihara Selama Kegiatan Tanggal Itik Yang Dijual (Ekor) Anak Itik (DOD) No. Penjualan yang Dipilihara Itik Jantan Betina Afkir (Tahun 2014) (Ekor) 1 13 Juli Juli Juli Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus September September September September Oktober Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 23
7 No. Tanggal Penjualan (Tahun 2014) Itik Yang Dijual (Ekor) Itik Jantan Betina Afkir Anak Itik (DOD) yang Dipilihara (Ekor) Oktober Oktober Oktober Beberapa bantuan bibit dan sarana produksi selama kegiatan pengabdian berlangsung, seperti anak itik (DOD), telur tetas, mesin tetas, pakan, pembinaan dan perbaikan sarana pemeliharaan (kandang, peralatan kandang, tirai, probiotik dll.) cukup membantu kelompok tani dalam mengembangkan usahanya. Seperti terlihat pada Tabel 2, bantuan yang diberikan pada kelompok tani mampu meningkatkan jumlah ternak yang dijual, terutama itik jantan pada bulan Oktober. Hal dikarenakan pada awal oktober, anak itik yang menetas dan bantuan anak-anak itik sudah memenuhi standart bobot badan dan siap untuk dijual. Sedangkan pada penetasan kedua dan ketiga masih dalam tahap pembesaran. Bantuan anak-anak itik (DOD) pada kelompok tani diberikan dalam 2 (dua) tahap, yaitu pada tanggal 14 Agustus 2014 sebanyak 300 ekor dan tanggal 28 September 2014 sebanyak 300 ekor. Walau mempunyai potensi dan prospek yang cukup baik, peternak/kelompok tani masih menghadapi beberapa kendala. Sehingga upaya untuk meningkatkan populasi itik tidak mudah dilakukan. Kendala yang membatasi peningkatan populasi budidaya ini antara lain : - Keterbatasan modal Modal yang diperlukan untuk menambah populasi itik tidak hanya pada bibit, akan tetapi biaya pakan selama pemeliharaan dan biaya obatobatan (jika ternak sakit) harus disediakan oleh peternak. Disisi lain keuntungan yang diperoleh dari penjualan itik habis untuk biaya seharihari, seperti makan, sekolah anak, pinjaman dll. - Ketersediaan bibit/anak itik Ketersediaan bibit tidak selalu ada setiap minggu. Walau sebagian bibit telah dicukupi dan dipasok oleh KT. Mandiri Bersama, akan tetapi kekurangan bibit masih harus dicari dari luar kelompok tani. Sedangkan ketersediaan dari luar kelompok masih harus bersaing dengan pembeli lain, akibatnya ketersediaan bibit kurang terjamin Perhitungan Analisis Usaha Berdasarkan data yang didapat, maka dapat diperhitungkan analisis usaha peternakan itik jantan. Pakan yang diberikan adalah pakan perbaikan dengan menggunakan dan jagung sebagai bahan pakan lokal, ditambah pakan BR-1 untuk tahap awal dan konsentrat untuk tahap pertumbuhan/akhir. Analisis usaha (biaya produksi, penjualan dan keuntungan) dibuat dengan asumsi : Ternak itik yang dipelihara sebanyak 250 ekor Rata-rata konsumsi pakan tahap awal (1 15 hari) 5 kg/hari Rata-rata konsumsi pakan tahap grower (16 70 hari) 25 kg/hari Harga pakan tahap awal Rp ,-/kg Harga pakan tahap grower/finisher Rp ,-/kg Bobot potong itik rata-rata umur 10 minggu 1.4 kg Angka kematian (mortalitas) 6 % atau 15 ekor Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 24
8 Harga anak itik jantan Rp ,- /ekor Harga jual itik siap potong Rp ,-/ekor Berdasarkan asumsi diatas, maka diperoleh : a. Konsumsi pakan selama pemeliharaan (1 80 hari) (5 kg x 15 hari) + (25 kg x 55 hari)= kg b. Konversi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan dibagi dengan 1,4 kg dikali 250 ekor = / (1,4 x 250) = 4,14 c. Biaya pakan selama pemeliharaan adalah : (4 x Rp ,-) + (0,14 x Rp ,-) = Rp ,-/ekor d. Biaya pakan dan bibit itik selama pemeliharaan mencapai Rp ,-/ekor e. Keuntungan pemeliharaan itik jantan perekor mencapai Rp ,- -- Rp ,- = Rp ,- f. Jika dalam satu periode dipelihara 250 ekor, maka diperoleh keuntungan sebesar : Jumlah ternak hidup (asumsi kematian 6 %) = 235 ekor Rp ,- x 235 = Rp ,- g. Keuntungan tersebut belum termasuk biaya obat-obatan, penyusutan kandang, tenaga kerja dan transportasi. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan, pengembangan itik jantan sebagai ternak potong mempunyai prospek yang cukup baik, pasar dan peluang pasar masih sangat terbuka. Kendala yang dihadapi peternak adalah ketersediaan bibit, biaya pakan dan bau kandang Saran Berdasarkan kegiatan diatas, dapat disarankan perlunya pembinaan secara rutin oleh dinas terkait dan dukungan modal atau pinjaman bunga rendah untuk meningkatkan produksi. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, R.Z Pemanfaatan khamir Saccharomyces cerevisiae untuk ternak. Wartazoa Vol. 15 No.1. Hal Kompiang, L.P Pengaruh ragi Saccharomyces cerevisiae dan ragi laut sebagai pakan imbuhan probiotik terhadap kinerja unggas. JITV. Vol. 7 No. 1 hal Lukman, H., J. Andayani dan Yatno, Upaya peningkatan kualitas karkas melalui pembatasan pakan dan umur pemotongan pada itik jantan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Lukman, H. Dan Suryono Pengaruh pemberian probiotik dalam ransum terhadap kualitas karkas dan daging itik kerinci jantan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Ranto dan M. Sitanggang Panduan Lengkap Beternak Itik. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Yatno, Pemilihan dan Penyusunan Formulasi Ransum Unggas. Materi Pelatihan Pengembangan Kelembagaan dan Pengelolaan Pabrik Pakan Ternak Skala Kecil (PPTSK) pada Kelompok Tani Kasih Bunda. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batanghari. Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci 25
Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017
APLIKASI PEMBERIAN RANSUM FERMENTASI BERBASIS BAHAN PAKAN LOKAL BAGI PETERNAK ITIK DI KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Siti Dharmawati dan Nordiansyah Firahmi Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciBudidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan
PangandaranBeach http://www.pangandaranbeach.com Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan Bebek Peking adalah bebek pedaging dengan pertumbuhan sangat cepat. Karena itu usaha budidaya ternak bebek peking
Lebih terperinciTERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN
TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN Peluang di bisnis peternakan memang masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan hewani dan produk turunannya masih sangat tinggi, diperkirakan akan terus
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang
V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Lebih terperinciNama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08
Nama : MILA SILFIA NIM : 11.12.5933 Kelas : S1-SI 08 Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat
Lebih terperincitentang Prinsip-prinsip Pembuatan Kandang dan Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Macam-macam Kandang. Modul empat, membahas materi Sanitasi dan
ix S Tinjauan Mata Kuliah ejalan dengan perkembangan zaman, jumlah penduduk Indonesia juga semakin bertambah, diikuti oleh meningkatnya pendapatan dan tingkat pendidikan, maka kebutuhan dan kesadaran konsumsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, masyarakat akan cenderung mengonsumsi daging unggas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciBUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO
BUDIDAYA ITIK SECARA TERPADU HULU-HILIR KELOMPOK PETERNAK NGUDI LESTARI SUKOHARJO Wara Pratitis SS, Susi Dwi Widyawati, dan Joko Riyanto Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciPeluang Usaha Pengembangan Bebek Peking (telur, DOD/Day Old Duck dan pedaging) Oleh : Wawan Gunawan,A.Md (THL TBPP Kec.
Peluang Usaha Pengembangan Bebek Peking (telur, DOD/Day Old Duck dan pedaging) Oleh : Wawan Gunawan,A.Md (THL TBPP Kec.Cijati Cianjur) Bebek Peking merupakan bebek unggulan untuk dikembangkan, bebek ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK Nama : Wahid Muhammad N Nim : 10.01.2733 Kelas : D3 TI 2A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA I ABSTRAK Pengembangan usaha ternak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi
Lebih terperinciI. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh
I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh II. ABSTRAKS Persaingan dunia bisnis semakin merajalela, mulai dari sektor peternakan, material, bahkan hingga teknologi. Indonesia adalah salah satu negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis ayam kampung pedaging merupakan bisnis yang penuh gejolak dan beresiko. Peternakan unggas memiliki peranan yang sangat penting dalam pemenuhan gizi masyarakat.
Lebih terperinciSutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**
IbM AYAM KAMPUNG DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BERBASIS PERKANDANGAN SEMI INTENSIF DAN PAKAN KONSENTRAT BERBAHAN BAKU LOKAL DI DESA PANDEYAN, KECAMATAN TASIKMADU, KABUPATEN KARANGANYAR Sutrisno Hadi Purnomo*,
Lebih terperinciJURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI M. Christiyanto dan Surahmanto Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Email korespondensi: marrychristiyanto@gmail.com
Lebih terperinciPROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS)
PROFIL USAHATANI UNGGAS DI KABUPATEN BREBES (STUDI KASUS) A. PRASETYO dan MURYANTO Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran ABSTRAK Kabupaten Brebes
Lebih terperinciSistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk
Lebih terperinciDESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR
Sosial Ekonomi DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR ST. Rohani 1 & Muhammad Erik Kurniawan 2 1 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciWajib menjaga kelestarian lingkungan.
I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah
Lebih terperinciANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga
VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,
Lebih terperinciPeningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari. Hal ini berdampak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH
PROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH SALFINA NURDIN AHMAD dan DEDDY DJAUHARI SISWANSYAH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah ABSTRAK Kalimantan Tengah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau konsumen lebih banyak memilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Jika perekonomian dalam suatu negara berjalan stabil maka kesejahteraan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Peternakan Ayam Buras Agribisnis adalah kegiatan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini berdiri pada tahun 2001 dengan pengusahaan pada berbagai komoditi pertanian seperti budidaya ikan, budidaya manggis, budidaya pepaya,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber penyedia daging dan telur telah dipopulerkan di Indonesia dan juga
PENDAHULUAN Latar Belakang Itik berperan sebagai penghasil telur dan daging. Ternak itik sebagai sumber penyedia daging dan telur telah dipopulerkan di Indonesia dan juga dibeberapa negara lain di Asia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal
Lebih terperinciI Peternakan Ayam Broiler
I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN
TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN Iitik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam. Kelebihan ternak itik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya burung puyuh (Coturnix coturnix) betina dengan tujuan utama menghasilkan telur konsumsi dan atau pemeliharaan
Lebih terperinciLampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio
LAMPIRAN 124 Lampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio Gambar 1.1 Penampilan itik Alabio jantan dewasa Gambar 1.2 Penampilan itik Alabio betina dewasa Gambar 1.3 Pengukuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin meningkat, sejalan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Itik merupakan sumber daya genetik yang tinggi keanekaragamannya, baik dalam hal jenis maupun potensi produksinya. Ternak itik juga mempunyai potensi untuk dikembangkan
Lebih terperinciPELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK ABSTRAK
PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK Eni Siti Rohaeni 1 dan Yanti Rina 2 1. BPTP Kalimantan Selatan 2. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) ABSTRAK Ternak itik merupakan salah
Lebih terperinciVII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL
VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan
PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam lokal di Indonesia yang kehidupannya sudah melekat dengan masyarakat, ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam buras (bukan ras) atau ayam sayur.
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN
PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN Ariani Kasmiran, Yayuk Kurnia Risna Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Lebih terperinciSTUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR
85 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 2: 85-89, 2017 STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR Riyanto Djoko dan Eka Fitasari Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstrak
Lebih terperinciKOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING
Seminar Nasional Hasil Penelitian, 2016 KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Mardhiyah Hayati Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan ayam broiler Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar pada bulan Februari sampai Mei 2014.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot
Lebih terperinciJurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 1 Januari Maret 2015
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK ITIK MELALUI PEMBERIAN SILASE IKAN RUCAH DAN LIMBAH UDANG DENGAN MENGUNAKAN PROBIOTIK PROBIO_FM DI DESA TELUK SIALANG KECAMATAN TUNGKAL HILIR TANJUNG JABUNG BARAT. Yusrizal,
Lebih terperinciPerforman Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 29-34 ISSN 2303 1093 Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging Rukmiasih 1, P.R.
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI
ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI (Oriza sativa L) DAN TERNAK ITIK PETELUR (Studi Kasus di Kelompok Mukti Tani Desa Banjarsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ai Indah Perwati, Dedi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK
PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan pembibitan
Lebih terperinciJURNAL INFO ISSN :
IbM PETERNAK ITIK PELATIHAN BUDIDAYA ITIK SECARA SEMI INTENSIF DAN PENETASAN TELUR DI DESA KEBAKALAN BANJARNEGARA Istna Mangisah dan Bambang Sukamto Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan meningkatnya kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Salah satu produk hasil peternakan yang paling disukai
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN
TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Telur Tetas Itik Rambon Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor dengan jumlah itik betina 42 ekor dan itik jantan 6 ekor. Sex ratio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam Ransum sebagai Subtitusi Tepung Ikan Terhadap Konsumsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R
PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB Totok B Julianto dan Sasongko W R Ayam KUB Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras), masih digemari oleh masyarakat baik di pedesaan maupun
Lebih terperinciPROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI
PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan
Lebih terperinci[Pemanenan Ternak Unggas]
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pemanenan Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciKarya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online
Nama : Rizal Alan Yahya Kelas : S1-SI-09 NIM : 11.12.6004 Tugas : Lingkungan Bisnis Karya Ilmiah Bisnis ayam jawa super online 1 A. Abstrak Tujuan dari pembuatan toko online ini adalah untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.
BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh lama periode brooding dan level protein ransum periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciVII. ANALISIS PENDAPATAN
VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORITIS
BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Proyeksi Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu
Lebih terperinciMENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS
MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak
Lebih terperinciBudidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.
Budidaya dan Pakan Ayam Buras Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. PENDAHULUAN Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara masyarakat khususnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerbau merupakan ternak yang dipelihara di pedesaan untuk pengolahan lahan pertanian dan dimanfaatkan sebagai sumber penghasil daging, susu, kulit dan pupuk. Di Sumatera
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kelompok Ternak Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang memiliki karakteristik secara ekonomis dengan pertumbuhan yang cepat sebagai ayam penghasil
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Penelitian menggunakan 30 ekor Itik Rambon dengan jumlah ternak yang hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor
Lebih terperinciPeluang Bisnis Top ~ 1
Dengan semakin meningkatnya permintaan produk bebek baik daging maupun telur dan kelestarian sumber daya alam, serta penyediaan bibit unggul, maka prospek agribisnis ternak bebek menjanjikan di masa mendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan sensus penduduk 2010 tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya (BPS, 2010). Peningkatan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak unggas penghasil telur, daging dan sebagai binatang kesayangan dibedakan menjadi unggas darat dan unggas air. Dari berbagai macam jenis unggas air yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciII. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam
I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong
Lebih terperinciKULIAH ke: 10. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Peking. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik peking.
KULIAH ke: 10 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mengikuti pertemuan ini mahasiswa akan dapat: 1. Menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan zat makanan pada ternak itik pedaging meliputi energi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan
TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR
KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR Rio Aditia Nugraha 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Silentmonday11@Gmail.com Dedi Djuliansyah 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas
Lebih terperinciBISNIS PETERNAKAN BEBEK
BISNIS PETERNAKAN BEBEK DI SUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS OLEH : AGUNG NUR ROHMAN 11.01.2897 PROGRAM STUUDI TEKNIK INFORMATIKA (D3) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA A. Abstrak Tujuan
Lebih terperinciUSAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS
Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Medan, 3 Desember 2009 USAHA ITIK PETELUR DAN TELUR TETAS Dosen Penanggungjawab: Dr.Budi Utomo SP. MP Oleh: Srianna Sipora 071201006 Ira Wadani Harahap 071201009 Zulka Hidayati
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Ternak A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN. Menjelaskan potensi sektor pean 2. Menjelaskan dasardasar budidaya 3. Menjelaskan sistem organ
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat terutama kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi mendorong manusia mengerahkan segenap potensi untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada. Manusia dapat mencukupi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap
Lebih terperinci