BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini penulis akan membahas mengenai hal hal yang berhubungan dengan target costing yang diterapkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X sebagai berikut : a.penentuan Harga Pokok Produksi dalam penerapan target costing. b. Menghitung Harga Pokok Produksi sesudah target costing. c.menganalisis penerapan target costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X. d.membahas hasil dari penerapan target costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X. A. Penentuan Harga Pokok Produksi dalam penerapan target costing Pada pertengahan tahun 2009 perusahaan peternakan X mengalami kerugian yang cukup besar dalam produksi peternakan ayam broiler akibat dari harga ayam broiler dipasar yang tidak menentu. Kerugian ini tidak hanya dialami oleh perusahaan peternakan ayam broiler X tapi juga pada perusahaan peternakan ayam broiler lainnya. Maka perusahaan peternakan ayam broiler X mencoba untuk melakukan terobosan dalam usaha pemeliharaan ayam broilernya yakni dengan sistem layer atau dengan cara melakukan produksi dengan menggunakan kandang kandang ayam yang memiliki populasi ekor sampai dengan ekor milik peternak lain yang pembayarannya kepada peternak dengan cara perhitungan upah berdasarkan bobot atau ukuran ayam tersebut. Hal ini dilakukan berdasarkan 31

2 32 pertimbangan manajemen yang melihat kesempatan bisnis yang lebih baik daripada memelihara ayam atau melakukan produksi ayam broiler dikandang sendiri yang memiliki beban produksi yang lebih banyak dan sangat membuat manajemen tidak nyaman karena banyak masalah masalah yang tidak berhubungan dengan keuangan juga sering timbul ditempat pemeliharaan ayam broiler. Maka pada tahun 2010 seluruh hasil peternakan ayam milik perusahaan peternakan X adalah dari sistem layer. Namun setelah sistem layer ini dijalankan ternyata masalah produksi, penjualan dan perolehan laba masih belum selesai dikarenakan harga ayam broiler yang sering menurun sangat tajam. Maka perusahaan peternakan ayam broiler X mencoba melakukan penerapan target costing dalam produksi ayam broilernya. Dalam menentukan target costing perusahaan peternakan ayam broiler X melakukan 4 tahap berikut ini : 1. Mengetahui dan menganalisis harga pasar ayam broiler. 2. Menentukan laba yang diharapkan. 3. Menghitung biaya target. 4. Menggunakan rekayasa nilai (Value Engineering). Pada penelitian ini penulis akan memilih data pemeliharaan ayam broiler dengan populasi tertinggi yang ekor ayam broiler. Mengingat dari sejumlah kandang yang digunakan untuk memproduksi ayam broiler oleh perusahaan peternakan X berjumlah kurang lebih 45 peternak aktif dan yang memiliki populasi kandang ekor adalah sebanyak 24 peternak maka penulis memilih populasi ekor untuk diteliti sebagai penelitian ini. Berikut ini adalah tahapan implementasi penerapan target costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan

3 33 ayam broiler X pada produksi pemeliharaan ayam broiler dengan populasi ekor sebagai berikut : 1. Mengetahui dan menganalisis harga pasar ayam broiler. Dalam industri peternakan ayam pedaging (broiler) harga pasar biasanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh pertemuan para peternak ayam pedaging (broiler) kemudian menghasilkan kesepakatan harga jual ayam yang disebut harga posko atau harga jual ayam pedaging (broiler) harian. Hasil harga kesepakatan ini juga biasanya dicantumkan dalam situs resmi Asosiasi Peternak Unggas Se- Indonesia. Harga posko yang tercantum dalam sistus resmi tersebut sebagai harga posko untuk menjadi pedoman penjualan ayam sedangkan untuk potongan harga penjualan tergantung kondisi pasar yang terjadi saat perdagangan. Harga posko atau harga jual ayam pedaging (broiler) harian berisi ukuran ayam dan harga ayam disetiap ukuran ayam yang berbeda dan biasanya harga posko memiliki tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Contoh Harga Posko (Harga Komoditas Ayam) Keterangan Harga & Ukuran Ayam dalam Kilogram < 1 1,0 1,2 1,4 1,6 1,6 1,8 1,8 2,0 2,0 < Tanggal Rp. XXX Rp. XXX Rp. XXX Rp. XXX Rp. XXX Rp. XXX Harga posko atau harga jual ayam pedaging (broiler) harian juga bisa dipegang kendali oleh para peternak besar yang memiliki persediaan ayam panen

4 34 yang jumlahnya sangat banyak atau paling banyak. Akan tetapi tetap harus disampaikan atau diketahui oleh para peternak ayam pedaging (broiler) lainnya. Jika terdapat penurunan atau perubahan harga pasar yang drastis akibat permintaan masyarakat di pasar penjualan ayam pedaging ( broiler) maka para peternak akan segera melakukan pertemuan untuk membahas harga pasar tersebut. Apabila pertemuan tidak memungkinkan maka komunikasi dilakukan melalui telepon atau pesan elektronik yang dilakukan oleh para peternak ayam. Perusahaan peternakan ayam broiler X dalam penetapan Target Costing tidak perlu melakukan riset khusus untuk mengetahui harga pasar. Namun harga pasar dapat diketahui dari hasil peretemuan para peternak ayam. Setelah mengetahui harga pasar tersebut perusahaan perusahaan peternakan ayam broiler X melakukan pengamatan serta analisa terhadap harga pasar yang terjadi di pasar ayam pedaging (broiler) dalam beberapa periode sebelum melakukan produksi. Dari hasil pengamatan dan analisa harga pasar yang sering terjadi di pasar ayam pedaging (broiler) maka Perusahaan peternakan X menganalisa data data dari biaya produksi dari kegiatan pemeliharaan ayam broiler (pedaging) sebagai berikut : 1. Biaya Bahan Langsung (direct material). 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor) 3. Biaya Overhead Pabrik ( manufacturing overhead) Jumlah bahan baku yang dipakai baik bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, maupun bahan baku tidak langsung dicatat berdasarkan pencatatan (

5 35 recording) pemeliharaan ayam disetiap tempat pemeliharaan ayam dilakukan mulai dari mulai awal bibit ayam DOC (Day Old Chicken) pedaging (broiler) masuk ke kandang ayam sampai ayam pedaging (broiler) tersebut dipanen atau dijual kepada para pedagang ayam pedaging (broiler). Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis pada periode bulan Agustus 2012 perusahaan peternakan ayam broiler X akan melakukan panen pada sekitar pertengahan bulan Agustus Perusahaan peternakan X memprediksikan harga ayam broiler yang akan dipanen pada ukuran 1,2 kg 1,4 kg dan akan memliki harga jual sekitar Rp ,- per kilogram ayam yang dipanen. 2. Menentukan Laba yang Diharapkan Harga jual ayam pedaging (broiler) ditentukan oleh para peternak ayam maka perusahaan peternakan ayam broiler X dapat melakukan penentuan laba yang diharapkan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X dilakukan dengan menekan biaya produksi yang terjadi saat pemeliharaan ayam broiler untuk menjaga apabila haga dipasar menurun sangat drastis akan tetapi perusahaan tetap akan memperoleh laba karena biaya produksi masih bisa menyeimbangkan harga jual yang berlaku dipasar. Setiap produksi ayam broiler di tempat pemeliharaan ayam memiliki total populasi yang berbeda beda. Dalam penelitian ini penulis mengamati produksi ayam broiler yang memiliki total populasi ekor dengan perkiraan hasil panen menggunakan bobot ayam pada ukuran 1,2 kg 1,4 kg per ekor ayam. Volume produksi ekor untuk bobot ayam ukuran 1,2 1,4 kg per ekor ayam per periode

6 36 pemeliharaan ayam kurang lebih selama 1 bulan perusahaan mengharapkan laba hasil produksi sebesar 20% atas penjualan ayam broiler. 3. Menghitung Biaya Target Dalam menentukan biaya target harus ditentukan harga jual dari sebuah produk. Kemudian menentukan laba yang diaharapkan oleh perusahaan. Menghitung biaya target yang diperkenankan (allowable cost) dengan menggunakan rumus : Biaya Target = Harga Jual Laba yang diharapkan Biaya target = Harga jual Laba yang diharapkan = Rp ,00 (20 % x Rp ,00) = Rp ,00 per kilogram Harga jual sebesar Rp , 00 telah ditentukan sejak awal dari analisa data harga pasar yang diperoleh dari harga posko atau harga jual harian yang ditentukan oleh peternak. Perusahaan peternakan ayam broiler X menghimpun data tersebut dan menganalisa perubahan harga posko atau harga jual ayam harian tersebut. Kemudian melakukan prediksi berapa harga dikemudian hari saat ayam dilakukan panen pada tanggal tersebut. Berdasarkan perhitungan biaya target diatas maka untuk populasi ekor dengan target panen bobot ayam 1,2 1,4 kg per ayam memiliki allowable cost yang dapat dihitung dengan rumus : Allowable cost = Biaya Target x Total Populasi x Rata rata berat ayam = Rp ,00 x ekor x 1, 3 kilogram =Rp ,00

7 37 4. Menggunakan Rekayasa Nilai ( Value Engineering) Berikut adalah biaya biaya yang dialirkan sebelum penerapan target costing pada tahun 2011 dalam satu periode proses produksi ayam broiler untuk populasi ekor sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Perincian Biaya Produksi Sebelum Penerapan Target Costing Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor No. Keterangan Jumlah 1 Biaya Poduksi a Biaya Bahan Langsung : DOC Rp ,00 Pakan Rp ,00 Obat - Obatan & Vitamin Rp ,00 b Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Upah Peternak Rp ,00 Biaya Gaji Karyawan Penyuluh Kandang Rp ,00 (Rp per bulan: 5 kandang) c Biaya Overhead Biaya BBM Kendaraaan Karyawan Penyuluh Kandang (Rp perbulan : 5 kandang) Rp ,00 Biaya Telepon / Pulsa Handphone Rp ,00 ( Rp perbulan : 5 kandang) Biaya ATK Rp ,00 2 Biaya Non Produksi a Biaya Gaji Divisi Penjualan Rp ,00 (Rp perbulan : 15 kandang) b Biaya Telepon Divisi Penjualan Rp ,00 (Rp perbulan : 15 kandang) c Biaya ATK Rp ,00 Total Biaya Produksi dan Non Produksi Rp ,00 Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013

8 38 Biaya biaya yang terdapat pada tabel 4.2 adalah biaya produksi yang terjadi di suatu lokasi pemeliharaan ayam dalam masa produksi ayam broiler ekor dalam satu periode pemeliharaan ayam broiler pada tahun Biaya gaji, bahan bakar mesin kendaraan, telepon untuk karyawan penyuluh kandang dibagi berdasarkan total kandang yang dipegang selama 1 masa pemeliharaan ayam. Rata rata seorang petugas penyuluh kandang memiliki tanggung jawab sebanyak 5 kandang ayam dalam masa pemeliharaan ayam. Maka penulis membagi dengan angka 5 setiap beban yang dikeluarkan untuk seorang petugas penyuluh kandang. Sedangkan untuk biaya gaji dan biaya telepon divisi penjualan penulis membagi 15 kandang ayam karena dalam 1 bulan seorang penjual (marketing) rata rata harus mampu menjual ayam dalam 15 kandang ayam. Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung harga Total perhitungan biaya produksi sebelum penerapan target costing sebesar Rp untuk populasi ekor ayam broiler dengan target panen ukuran ayam 1,2 kg 1,4 kg maka perhitungan biaya harga pokok produksi per kilogram ayam sebagai berikut : Tabel 4.3 Tabel Harga Pokok Produksi Sebelum Target Costing Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor No. Keterangan Jumlah a Biaya Bahan Langsung : Rp ,00 b Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 c Biaya Overhead Rp ,00 Harga Pokok Produksi Rp ,00 Jumlah Produk Yang Dihasilkan kg Harga Pokok Produksi /kg Rp ,53 Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013

9 39 Dalam perhitungan harga pokok produksi ini menggunakan satuan berat kilogram bukan satuan ekor ayam yang dipanen dikarenakan dalam penjualan ayam yang dipanen menngunakan satuan berat kilogram ayam. Pada tahun 2012 perusahaan melakukan rekayasa nilai untuk mengendalikan biaya biaya produksi yang terjadi pada proses produksi. Setelah rekayasa nilai ada penurunan harga pokok produksi per kilogram ayam. Hal ini karena beberapa biaya produksi langsung yang menjadi komponen harga pokok produksi per kilogram ayam mengalami penurunan nilai. Berikut ini adalah biaya biaya produksi yang mengalami perubahan nilai setelah penerapan target costing. Biaya biaya produksi tersebut adalah : a. Biaya Bahan Langsung Biaya bahan baku langsung yang menggunakan rekayasa nilai mengalami penurunan semula sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,00. Hal ini dikarenakan ada pemakaian bahan baku yang mengalami penurunan biaya sebagai berikut : Tabel 4.4 Tabel Value Engineering Untuk Pemakaian Pakan Ayam Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor Sebelum Value Engineering BR 1 Gold = Rp ,00 BR 2 Gold = Rp ,00 Sesudah Value Engineering ID 11 = Rp ,00 Premium 710 = Rp ,00 Total Rp ,00 Total Rp ,00 Penurunan sebesar Rp ,00 atau sekitar 7,99 % Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013

10 40 Pemakaian pakan ayam dengan kualitas yang lebih baik. Namun bukan hanya kualitas yang diperhatikan tetapi dari segi pemakaian yang digunakan dalam proses produksi sehingga efisiensi dari pemakaian memberikan dampak terhadap penurunan biaya pakan yang semula sebesar Rp ,00 setelah penerapan target costing menjadi Rp ,-. Tabel 4.5 Tabel Value Engineering Untuk Pemakaian Obat dan Vitamin Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor Sebelum Value Engineering Sesudah Value Engineering Obat dan vitamin = Rp ,00 Obat dan vitamin = Rp ,00 Total Rp ,00 Total Rp ,00 Penurunan sebesar Rp ,00 atau sekitar 44,90% Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013 Pemilihan obat obatan dan vitamin yang digunakan dalam proses produksi ayam dikandang juga memberikan penurunan nilai yang semula sebesar Rp ,00 setelah penerapan target costing menjadi Rp ,00. Pada masa produksi ini juga ditunjang oleh petugas penyuluh kandang yang memberikan pengarahan kepada peternak mengenai penyakit, jenis obat dan pemberian dosis yang tepat saat mengatasi penyakit ayam dikandang sehingga penyakit ayam di kandang dapat segera teratasi dan tidak menularkan ke ayam sehat lain yang ada dikandang. Maka biaya obat dan vitamin mengalami penurunan.

11 41 b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung mengalami penurunan dapat dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Tabel Value Engineering Untuk Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor Sebelum Value Engineering Sesudah Value Engineering Biaya Upah Peternak = Rp ,00 Biaya Upah Peternak = Rp ,00 Total Rp ,00 Total Rp ,00 Penurunan sebesar Rp ,00 atau sekitar 5,94% Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013 Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari dua komponen penting yakni biaya upah pemeliharaan ayam dan biaya gaji karyawan penyuluhan kandang. Untuk gaji karyawan bagian penyuluhan tetap karena tidak mengalami kenaikan atu penurunan dalam penggajian di bagian data personalia. Namun biaya upah pemeliharaan ayam untuk peternak pada masa produksi tahun 2012 setelah penerapan target costing untuk masa panen ayam kadang yang hanya memiliki populasi dibawah atau sama dengan ekor ditargetkan tidak boleh melebihi dari 5 minggu atau 35 hari dan pengakatan ayam panen maksimal selama 3 hari dalam masa panen sehingga perhitungan upah

12 42 peternak bisa dihemat. Semula sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,00 c. Biaya Overhead Biaya overhead mengalami penurunan dapat dilihat dalam tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Tabel Value Engineering Untuk Biaya Overhead Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor Sebelum Value Engineering Sesudah Value Engineering Biaya Overhead = Rp ,00 Biaya Overhead = Rp ,00 Total Rp ,00 Total Rp ,00 Penurunan sebesar Rp ,00 atau sekitar 20% Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013 Biaya overhead terdiri dari biaya biaya yang dikeluarkan untuk karyawan penyuluh kandang yakni terdiri dari biaya bahan bakar mesin kendaraan penyuluh kandnag, biaya sewa kamar penyuluh kandang, biaya telepon penyuluh kandang dan biaya ATK. Ada penurun pada biaya bahan bakar mesin karyawan penyuluh kandang. Hal ini dikarenakan penyuluh kandang diberikan fasilitas tempat tinggal berupa sewa kamar pada rumah penduduk (kost) yang letaknya strategis atau tidak terlalu jauh dengan letak pemeliharaan ayam yang merupakan tanggung jawabnya dan tidak perlu setiap hari datang ke kantor pusat. Jika laporan cukup melalui telepon sehingga hal ini memberikan efisien terhadap biaya bahan bakar mesin

13 43 kendaraan karyawan penyuluh kandang dan karyawan penyuluh kandang jadi lebih fokus kepada produksi yang sedang berlangsung di area kandang yang merupakan tanggung jawabnya. Hal ini memberikan penurunan terhadap biaya overhead sebesar Rp ,00 Hasil dari rekayasa nilai yang dilakukan untuk mencapai target costing lebih jelasnya mengenai hasil perhitungan biaya yang yang diperoleh dari pelaksanaan value engineering dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8 Tabel Total Perhitungan Biaya Sebelum dan Sesudah Value Engineering (VE) No. Keterangan Sebelum Value Engineering Jumlah Sesudah Value Engineering Jumlah 1 Biaya Poduksi a Biaya Bahan Langsung : Rp ,00 Rp ,00 b Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Rp ,00 c Biaya Overhead Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Produksi Rp ,00 Rp ,00 2 Biaya Non Produksi a Biaya Gaji Divisi Penjualan Rp ,00 Rp ,00 b Biaya Telepon Divisi Penjualan Rp ,00 Rp ,00 c Biaya ATK Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Non Produksi Rp ,00 Rp ,00 Total Biaya Produksi dan Non Produksi Rp ,00 Rp ,00 Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013

14 44 Berdasarkan tabel 4.8 setalah dilakukan perekayasaan nilai ( value engineering), terdapat beberapa biaya biaya produksi yang mengalami penurunan sebesar Rp ,00 atau sebesar 8,48%. Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa value engineering telah berhasil mencapai allowable cost selain itu dapat menghasilkan juga drifting cost untuk harga pokok produksi ayam broiler populasi ekor sebesar Rp ,00 dengan target panen ayam ukuran 1,2 1,4kg. Perbandingan allowable cost dan drifting cost dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.9 Tabel Perbandingan Allowable Cost dan Drifting Cost Allowable cost Rp ,00 Drifting cost Rp ,00 B. Menghitung Harga Pokok Produksi sesudah target costing. Berdasarkan perhitungan value engineering diketahui bahwa perhitungan harga pokok produksi yang baru setelah target costing tahun 2012 untuk populasi ayam sebanyak ekor adalah sebagai berikut :

15 45 Tabel 4.10 Tabel Perincian Biaya Produksi Setelah Penerapan Target Costing Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor No. Keterangan Jumlah 1 Biaya Poduksi a Biaya Bahan Langsung : DOC Rp ,00 Pakan Rp ,00 Obat - Obatan & Vitamin Rp ,00 b Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Upah Peternak Rp ,00 Biaya Gaji Karyawan Penyuluh Kandang Rp ,00 (Rp per bulan: 5 kandang) c Biaya Overhead Biaya BBM Kendaraaan Karyawan Penyuluh Kandang (Rp perbulan : 5 kandang) Rp ,00 Biaya Sewa Kamar Karyawan Penyuluh Kandang (Rp perbulan : 5 kandang) Rp ,00 Biaya Telepon / Pulsa Handphone Rp ,00 ( Rp perbulan : 5 kandang) Biaya ATK Rp ,00 2 Biaya Non Produksi a Biaya Gaji Divisi Penjualan Rp ,00 (Rp perbulan : 15 kandang) b Biaya Telepon Divisi Penjualan Rp ,00 (Rp perbulan : 15 kandang) c Biaya ATK Rp ,00 Total Biaya Produksi dan Non Produksi Rp ,00 Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013 Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung harga Total perhitungan biaya produksi setelah penerapan target costing sebesar Rp untuk populasi ekor ayam broiler dengan target panen ukuran ayam 1,2 kg 1,4 kg maka perhitungan biaya harga pokok produksi per kilogram ayam sebagai berikut :

16 46 Tabel 4.11 Tabel Harga Pokok Produksi Setelah Target Costing Untuk Populasi Ekor Ukuran Ayam 1,2-1,4 kg Per Ekor No. Keterangan Jumlah a Biaya Bahan Langsung : Rp ,00 b Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 c Biaya Overhead Rp ,00 Harga Pokok Produksi Rp ,00 Jumlah Produk Yang Dihasilkan kg Harga Pokok Produksi /kg Rp ,46 Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013 C. Menganalisis penerapan target costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X. Penerapan Target Costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan X untuk dapat mengurangi biaya produk secara keseluruhan mulai dari desain awal produk yakni dalam pemilihan bibit anak ayam broiler, pemilihan pakan, pemilihan paket obat dan vitamin serta proses produksi sampai dengan produk sampai di jual kepada pembeli. Dari hasil analisis data perusahaan peternakan X telah melakukan penekanan biaya produksi untuk bisa mengikuti harga yang berlaku dipasar. Mulai dari awal pemilihan bibit anak ayam broiler yang unggul agar dapat memiliki stamina yang baik pada saat dikandang tidak mudah terserang penyakit sehingga penngunaan obat dan vitamin menjadi lebih hemat. Pemilihan bibit anak ayam yang unggul juga mempengaruhi total pemakaian pakan dikandang ayam

17 47 sehingga tidak terjadi pemborosan dikandang ayam. Dalam pemilihan pakan yang dipakai juga mempengaruhi penggunaan pakan ayam dikandang. Sehingga ayam dikandang tumbuh dengan baik karena seluruh pakan yang dimakan oleh ayam dikandang menjadi daging yang mempengaruhi berat bobot ayam saat ayam dipanen. Pada saat jadwal yang memang harusnya dipanen maka berat ayam sesuai dengan yang diharapkan. Pengaruh pengaturan awal produksi yang dilakukan oleh perusahaan pertenakan X memberikan dampak yang sangat banyak yakni biaya produksi pemeliharaan ayam broiler dapat ditekan sehingga jumlah pemakaian biaya bahan baku langsung dapat diturunkan. Setelah melakukan pengaturan bahan baku langsung maka pengaturan masa panen ayam juga dipertimbangkan cukup matang oleh perusahaan peternakan X. Jika sebelum penerapan target costing masa penjualan ayam dalam satu kandang melebihi 3 hari masa pengangkatan ayam dikandang. Tetapi setelah target costing dijalankan masa panen ayam dikandang ditargetkan tidak boleh lebih dari 3 hari masa panen pengangkatan ayam dikandang. D. Membahas hasil dari penerapan target costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X. Hasil dari penerapan target costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan X juga terlihat dari adanya penekanan biaya produksi dengan mengendalikan biaya biaya produksi yang terjadi di tempat pemeliharaan ayam mulai dari bibit anak ayam atau DOC, pakan ayam, obat obatan dan vitamin ayam.

18 48 Dari hasil penekanan biaya biaya tersebut perusahaan dapat mengikuti harga ayam broiler yang berlaku dipasaran. Selain dapat mengikuti harga jual yang berlaku dipasar. Perusahaan juga mampu melakukan peningkatkan laba perusahaan. Perolehan laba perusahaan peternakan X dapat mencapai target laba yang diharapkan yakni sebear 20% dari total hasil penjualan ayam. Bahkan perolehan laba mampu melampaui sedikt target yang diharapkan yakni sebesar 23,84%. Penekanan biaya biaya produksi yang paling berpengaruh adalah pada biaya produksi langsung yakni pada komponen pakan ayam, obat dan vitamin. Sejak diberlakukannya target costing manajemen melakukan pengendalian khusus terhadap biaya biaya produksi ditempat pemeliharaan ayam yakni dengan menempatkan penyuluh kandang tidak jauh dari tempat produksi atau pemeliharaan ayam. Kebijakan manajemen sangat tepat dengan memberikan fasilitas sewa kamar kepada karyawan penyuluh kandang. Dengan kebijakan tersebut secara tidak langsung perusahaan melakukan pengawasan langsung terhadap pemakaian pakan, obat dan vitamin di tempat pemeliharaan ayam. Selain itu manajemen juga dapat menghemat biaya bahan bakar mesin kendaraan karyawan penyuluh kandang karena semua laporan harian bisa dilakukan melalui telepon kecuali untuk laporan laporan dan kegiatan tertentu saja karyawan penyuluh kandang wajib datang ke kantor pusat. Pencapaian perolehan laba oleh perusahaan peternakan X juga merupakan dampak dari penerapan target costing. Dampak penerapan target costing untuk dapat mencapai laba yang diharapkan telah dibuktikan oleh perusahaan peternakan X. Perolehan laba ini tidak hanya dari faktor penekanan biaya produksi tetapi juga dari

19 49 waktu yang ditargetkan dalam masa panen ayam. Jika populasi dibawah atau sama dengan ekor tidak boleh lebih dari 3 hari masa panen. Untuk lebih jelasnya mengenai dampak penerapan target costing yang dilakukan oleh perusahaan peternakan ayam broiler X sehingga dapat menurunkan biaya produksi sebagai berikut : Tabel 4.12 Perbandingan Efisiensi Biaya Produksi dengan Penerapan Target Costing No. Keterangan Sebelum Penerapan Target Costing Jumlah Sesudah Penerapan Target Costing Jumlah Efisiensi (%) 1 Biaya Poduksi a Biaya Bahan Langsung : Rp ,00 Rp ,00 8,74% b Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp ,00 Rp ,00 5,41% c Biaya Overhead Rp ,00 Rp ,00 20,00% Total Biaya Produksi Rp. 82,819,950,00 Rp ,00 8,52% 2 Biaya Non Produksi a Biaya Gaji Divisi Penjualan Rp ,00 Rp ,00 0,00% b Biaya Telepon Divisi Penjualan Rp ,00 Rp ,00 0,00% c Biaya ATK Rp ,00 Rp ,00 0,00% Total Biaya Non Produksi Rp ,00 Rp ,00 0,00% Total Biaya Produksi dan Non Produksi Rp ,00 Rp ,00 8,48% Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti,2013 Dari perhitungan diatas, dapat diketahui efisiensi sebesar 8,48 %. Besarnya efisiensi tersebut diperoleh dari seluruh total biaya produksi sebelum value engineering sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,00 setelah dilakukan

20 50 proses value engineering. Hal ini membuktikan bahwa penerapan target costing ayng dilakukan oleh perusahaan peternakan X telah memberikan dampak efisiensi biaya produksi. Data perolehan laba yang meningkat sebelum value engineering dan sesudah value engineering perusahaan peternakan X dapat dilihat dari perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.13 Perbandingan Laba Produksi Sebelum dan Sesudah Value Engineering Keterangan Sebelum Value Dalam Sesudah Value Dalam Engineering (%) Engineering (%) Total Hasil Penjualan Ayam Total Biaya Produksi dan Non Produksi Rp ,00 100% Rp ,00 100% Rp ,00 89,43% Rp ,00 74,00% Laba Hasil Produksi Rp ,00 10,56% Rp ,00 23,84% Sumber : Data yang telah diolah oleh peneliti, 2013

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PETERNAKAN SOMAN Nama: Aditya Oktaviani NPM: 20214315 Jurusan: Akuntansi/ S1 Pembimbing: Anne Dahliawati S.E.,M.M PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Panasonic Shikoku Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 20 Mei 1991

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Panasonic Shikoku Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 20 Mei 1991 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aktivitas Perusahaan PT Panasonic Shikoku Electronics Indonesia didirikan pada tanggal 20 Mei 1991 dengan mengambil lokasi di Kawasan Industri MM2100 Blok O-1, Cibitung,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan usaha ternak ayam di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1970 an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, yang kemudian mendorong

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan sektor pertanian dalam arti luas yang bertujuan untuk pemenuhan pangan dan gizi serta

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

DALAM MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN LABA. (Studi Kasus Pada Perusahaan Peternakan Ayam Broiler X di Tangerang) SKRIPSI

DALAM MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN LABA. (Studi Kasus Pada Perusahaan Peternakan Ayam Broiler X di Tangerang) SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING DALAM MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Peternakan Ayam Broiler X di Tangerang) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam hasil dari rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian dari pertumbuhan industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, masyarakat akan cenderung mengonsumsi daging unggas

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG Nidya Diani *), Iskandarini **), Luhut Sihombing ***) *) Alumni

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN Peluang di bisnis peternakan memang masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan hewani dan produk turunannya masih sangat tinggi, diperkirakan akan terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a) Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional. sedang kotorannya dipakai sebagai pupuk.

BAB I PENDAHULUAN. a) Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional. sedang kotorannya dipakai sebagai pupuk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebutan hewan sebagai ternak tergantung pada jenis hewan tersebut dalam menimbulkan manfaat bagi manusia pemeliharanya. Ternak sudah mempunyai dampak yang jauh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Agribisnis peternakan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaaan dan berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data statistik

Lebih terperinci

Penentuan Harga Jual Donat Toping Keju LAPORAN LABA RUGI BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Penentuan Harga Jual Donat Toping Keju LAPORAN LABA RUGI BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRACT... x INTISARI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

Ni Luh Ririn Liana D. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Ni Luh Ririn Liana D. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. ANALISIS BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BETERNAK SENDIRI ATAU MENJALIN PROGRAM KEMITRAAN (STUDI PADA PT. CIOMAS ADISATWA II UNIT KLUNGKUNG)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN 3. Gambaran Umum Usaha Kemitraan Ayam Broiler Usaha kemitraan ayam broiler merupakan salah satu usaha peternakan yang berada di Desa Ngetuk, Jepara. Pendiri usaha

Lebih terperinci

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak VI POLA KEMITRAAN Dramaga Unggas Farm merupakan perusahaan kemitraan ayam broiler yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2009. Lokasi kantor perusahaan ini berada di Jl. Raya Dramaga KM 8, Kecamatan Dramaga

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan............................................................................

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN PT. GEMILANG UNGGAS PRIMA PEKANBARU. A. Sejarah PT.Gemilang Unggas Prima Pekabaru

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN PT. GEMILANG UNGGAS PRIMA PEKANBARU. A. Sejarah PT.Gemilang Unggas Prima Pekabaru BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN PT. GEMILANG UNGGAS PRIMA PEKANBARU A. Sejarah PT.Gemilang Unggas Prima Pekabaru PT. Gemilang Unggas Prima Pekanbaru, sebuah perseroan yang beroprasi berdasarkan hukum negara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki

Lebih terperinci

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA Pohon Industri Ayam Ras Bagan Roadmap Pengembangan Komoditas Visi Menjadi

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 No. 78/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI UNTUK USAHA SAPI POTONG SEBESAR 4,67 JUTA RUPIAH PER EKOR PER TAHUN, USAHA SAPI PERAH

Lebih terperinci

Kata kunci: Biaya Diferensial,Investasi I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian

Kata kunci: Biaya Diferensial,Investasi I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian Peranan Biaya Diferensial dan Investasi Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Ciomas Adi Satwa Oleh: Verni Asvariwangi dan Laila Chairani Tanjung Abstrak Biaya diferensial untuk alternative keputusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, 1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dan merek dagang yang berbeda, khususnya ayam olahan di pasaran.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dan merek dagang yang berbeda, khususnya ayam olahan di pasaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang semakin pesat salah satu di antaranya adalah bisnis yang bergerak di bidang makanan. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 73/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL BIAYA PRODUKSI UNTUK USAHA SAPI POTONG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 :... :... :... :... :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 :... :... :... :... :... DAFTAR-LTU REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 RAHASIA 1. KIP*) 2. Provinsi 3. Kabupaten/kota **) 4. Kecamatan 5. Desa/kelurahan **) 6. Nama

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Budidaya Ayam Ras Pedaging Ayam ras pedaging atau ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Pedaging (Broiler) Ayam Ras pedaging (Broiler) adalah ayam jantan dan betina muda yang umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan mempunyai peranan yang cukup penting bagi kehidupan manusia agar dapat hidup sehat, karena manusia memerlukan protein. Pemenuhan kebutuhan protein dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati masyarakat baik dari kalangan bawah maupun kalangan atas karena menimbulkan kepuasan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Top ~ 1

Peluang Bisnis Top ~ 1 Dengan semakin meningkatnya permintaan produk bebek baik daging maupun telur dan kelestarian sumber daya alam, serta penyediaan bibit unggul, maka prospek agribisnis ternak bebek menjanjikan di masa mendatang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN Lokasi perusahaan :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN Lokasi perusahaan :... DAFTAR-LTU RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2012 1. Provinsi................... 2. Kabupaten/kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/kelurahan *).........................................................

Lebih terperinci

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN 6.1. Pola Kemitraan CV TMF Kemitraan antara peternak ayam di daerah Cibinong pada dasarnya adalah sama dengan semua kemitraan yang dijalankan di semua daerah kemitraan CV TMF.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

a. Direct production cost Komponen biaya Direct production cost terdiri dari: Raw Material, Utility, Operating Labor dan Operating Supervision

a. Direct production cost Komponen biaya Direct production cost terdiri dari: Raw Material, Utility, Operating Labor dan Operating Supervision BIAYA P R O D U K S I Untuk menaksir atau menghitung ongkos produksi perlu diperhatiakan factor-faktor yang mempengaruhi suatu proses produksi. Ongkos produksi ada yang berhubungan langsung dengan produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diterapkan berdasarkan kebutuhan. Selain itu aplikasi ini akan dibuat sedemikian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Aplikasi yang dibuat akan diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau tingkah laku bisnis pada usaha pengelolaan sarana produksi peternakan, pengelolaan budidaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera Cipta Usaha Sejahtera ( CV CUS ) merupakan perusahaan kemitraan Ayam Pedaging yang berdiri sejak tahun 2002 dengan No izin usaha

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA Muhammad Sujudi 1) Dhyvhy29@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Enok Sumarsih 2) sumarsihenok@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan. Berbisnis

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan. Berbisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan peternakan unggas diarahkan pada visi pemberdayaan peternak dan usaha agribisnis peternakan, peningkatan nilai tambah dan dayasaing dengan misi

Lebih terperinci

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

Manfaat Harga Pokok Standar untuk: STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 :... :... :... :... :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 :... :... :... :... :... DAFTAR-LTU REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 RAHASIA 1. KIP*) 2. Provinsi 3. Kabupaten/kota **) 4. Kecamatan 5. Desa/kelurahan **) 6. Nama

Lebih terperinci

LAMPIRAN I HASIL PRA SURVEY

LAMPIRAN I HASIL PRA SURVEY LAMPIRAN I HASIL PRA SURVEY 49 HASIL PRA SURVEY Peneliti telah melakukan pra survey dengan metode wawancara kepada Bapak Yanto selaku kepala bagian marketing, Bapak Sukotjo selaku kepala bagian Accounting

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara

Lebih terperinci

Clara Susilawati, MSi

Clara Susilawati, MSi Clara Susilawati, MSi Bahan baku (direct material) adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk jadi dan dapat diidentifikasi secara fisik ke produk. Bahan baku merupakan bagian integral dari produk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI BAHAN BAKU MIE PADA USAHA MIE AYAM AUDI

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI BAHAN BAKU MIE PADA USAHA MIE AYAM AUDI ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI ATAU MEMBUAT SENDIRI BAHAN BAKU MIE PADA USAHA MIE AYAM AUDI Nama : Kemas Muhammad Evan Naufal NPM : 24213791 Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati,

Lebih terperinci

Nama : Ade Mulyana Kelas : 3EB17 NPM :

Nama : Ade Mulyana Kelas : 3EB17 NPM : ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BUBUR AYAM CIREBON DENGAN METODE FULL COSTING (Studi Kasus Pada Bubur Ayam Cirebon Muhamad Abdul Mustaim, Jakarta Timur) Nama : Ade Mulyana Kelas : 3EB17 NPM :

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BERBASIS SEGMNTASI PRODUK PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM DI CIBINONG BOGOR

ANALISIS KINERJA BERBASIS SEGMNTASI PRODUK PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM DI CIBINONG BOGOR ANALISIS KINERJA BERBASIS SEGMNTASI PRODUK PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM DI CIBINONG BOGOR SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. CV. Tunas Mekar Farm 5.1.1. Sejarah CV. Tunas Mekar Farm Tunas Mekar Farm (TMF) adalah perusahaan peternakan ayam broiler yang menerapkan sistem kemitraan pola inti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat membandingkan. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah Biaya

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat membandingkan. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah Biaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Pada Penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif. Deskriptif komperatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA

PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA PERSEPSI PENGUSAHA ATAS PENGARUH KESEDIAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP LABA (Studi Kasus Pada Industri Ayam Potong Model Plasma di Kab. Semarang) Oleh : Nama : BAMBANG JATMIKO NIM : P. 100020006 Jurusan

Lebih terperinci

Halimatus Solehah 1. Kata Kunci : Harga Pokok Produksi dan Metode Full Costing

Halimatus Solehah 1. Kata Kunci : Harga Pokok Produksi dan Metode Full Costing ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 1-14 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI AYAM POTONG (BROILER) DENGAN METODE FULL

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Ayam Ras

TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Ayam Ras TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Ayam Ras Di Susun Oleh: Radifan Setiawan 11-S1SI-04 11.12.5640 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstraksi Kondisi usaha ternak ayam kampung saat ini masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beranekaragam dengan karakteristik daerah masing masing menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang beranekaragam dengan karakteristik daerah masing masing menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora faunanya. Wilayahnya yang beranekaragam dengan karakteristik daerah masing masing menyebabkan pula beraneka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di Indonesia jika dibandingkan dengan komoditas peternakan lainnya, karena sejak pertama kali diperkenalkan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Analysis Of Break Even Point at Broiler Farm In

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL Ardyanto Wibowo H. Andre Purwanugraha Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Sep-10 Okt-10 Nov 10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Edisi : 9/AYAM/TKSPP/ Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam Informasi Utama : Harga daging ayam di pasar domestik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah usaha untuk mengolah bahan baku hasil pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen (Austin 1981). Bidang agroindustri pertanian dalam

Lebih terperinci