HUBUNGAN ANTARA ADULT ATTACHMENT DENGAN KESEPIAN PADA EMERGING ADULTHOOD PENGGUNA SITUS JEJARING SOSIAL DI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA ADULT ATTACHMENT DENGAN KESEPIAN PADA EMERGING ADULTHOOD PENGGUNA SITUS JEJARING SOSIAL DI JAKARTA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA ADULT ATTACHMENT DENGAN KESEPIAN PADA EMERGING ADULTHOOD PENGGUNA SITUS JEJARING SOSIAL DI JAKARTA Amalia Hafsari Universitas Bina Nusantara, Dosen Pembimbing, Esther Widhi Andangsari, M. Si., Psi. ABSTRACT This research is to examine the correlation between adult attachment with loneliness in emerging adulthood who use social networking site in Jakarta. Adult attachment in this research are divided into two dimensions, avoidance and anxiety. Loneliness was measured by UCLA Loneliness Scale (ULS)Version 3 by Russell & Cutrona (1988) consists of 20 items while for adult attachment were measured by Experiences in Close Relationships-Revised (ECR-R) questionnaires developed by Brennan, Clark, Shaver, Fraley & Waller and consists of 36 items. The total respondents who participated are 144 who are using social networking site such as Facebook, Twitter, Instagram and Path. Results showed that there is correlation between adult attachment-anxiety with loneliness in emerging adulthood who use social networking site in Jakarta. And then there is no correlation between avoidance with loneliness in emerging adulthood who use social networking site in Jakarta. Keywords: Loneliness, Adult Attachment, Anxiety, Avoidance, ECR-R, ULS-3, Emerging Adulthood, Social networking site. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara adult attachment dengan kesepian pada emerging adulthood pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Attachment dalam penelitian ini dibagi menjadi dua dimensi yaitu avoidance dan anxiety.pengukuran kesepian dilakukan melalui adaptasi kuesioner UCLA Loneliness Scale (ULS)Version 3 yang dikembangkan oleh Russell & Cutrona (1988) dan terdiri dari 20

2 butir. Pengukuran attachment dilakukan melalui adaptasi kuesioner Experiences in Close Relationships- Revised (ECR-R) yang dikembangkan oleh Brennan, Clark, Shaver, Fraley & Waller dan terdiri dari 36 butir. Total responden yang berpartisipasi sebanyak 144 pengguna situs jejaring social seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Path. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara attachment-anxiety dengan kesepian pada emerging adulthood pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Sedangkan tidak ada korelasi antara attachment-avoidance dengan kesepian pada emerging adulthood pengguna situs jejaring sosial Kata Kunci: Kesepian, Adult Attachment, Anxiety, Avoidance, ECR-R, ULS-3, Emerging adulthood, Situs jejaring sosial PENDAHULUAN Saat ini semakin banyak masyarakat dunia khususnya Indonesia yang menggunakan internet sebagai media komunikasi dengan orang lain. Kegiatan berkomunikasi melalui media internet pun dipermudah dengan adanya media sosial. Media sosial menurut Ward (2012) adalah sebuah kategori dari media online dimana orang berbicara, berpartisipasi, berbagi, memiliki jaringan dan bookmark secara online. Indonesia memiliki banyak wadah di dunia maya yang berfungsi untuk berinteraksi dengan orang lain, biasa disebut dengan jejaring sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika (2013) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95% menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Sebuah penelitian dari Charles Sturt University, Masons, New South Wales, Australia, menemukan bahwa wanita usia tahun yang sering membuat status di media sosial adalah mereka yang kesepian. Dalam sebuah penelitian berjudul "Self-disclosure on Facebook Among Female Users and Its Relationship to Feelings of Loneliness", peneliti tersebut ingin menekankan betapa sulitnya menjadi manusia dalam kehidupan sosial. Di tengah keramaian dan aktivitas, ternyata masih ada orang yang merasa kesepian. Akhirnya, Facebook menjadi media untuk mengeluarkan keluh-kesah. Mereka melakukan pemantauan pada 616 wanita di Facebook untuk beberapa waktu. Dari pemantauan tersebut, mereka menemukan bahwa semakin banyak status yang dibagikan, maka wanita itu sebenarnya semakin kesepian, mereka berpikir di luar sana ada seseorang yang akan menyukai mereka dari status tersebut. Di Indonesia terdapat fenomena seorang wanita usia 20 tahun yang kesepian berkenalan dengan seorang pria di Facebook. Pria tersebut meminta wanita itu untuk mengirimkan foto tanpa memakai busana, dan wanita itupun mengirimkannya. Kemudian suatu saat, pria itu meminta kembali wanita itu untuk mengirimkan foto tanpa busana lagi tapi wanita itu menolaknya. Karena pria itu dendam, akhirnya ia unggah foto tanpa busana wanita itu ke situs jejaring sosial dan membuat wanita itu malu dan stress. Tidak lama setelah itu, wanita itu bunuh diri (GoGirl!, 2014). Menurut Morahan-Martin dan Schumacher (2003) orangorang pada usia 20 tahun yang kesepian biasanya lebih sering mencari teman melalui internet daripada bertatap muka secara langsung. Maka dari itu Facebook mereka gunakan sebagai media mencari teman agar mereka tidak kesepian. Kesepian definisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang diinginkan dan jenis hubungan sosial yang dimiliki (Perlman dan Peplau dalam Taylor, Peplau & Sears, 2012). Dari hasil penelitian Kim, LaRose, dan Peng (2009) didapatkan hasil bahwa individu yang kesepian dapat menjadi kompulsif terhadap perilaku penggunaan internet dan akan berdampak negatif dalam fungsi kesehariannya seperti kegiatan di sekolah atau di tempat kerja. Fenomena-fenomena yang dijabarkan di atas dialami oleh pengguna situs jejaring sosial pada usia tahun yang sedang berada dalam tahapan emerging adult atau pada tahap transisi menuju dewasa.

3 Masa transisi selalu memberikan berbagai macam dampak perubahan baik perubahan perilaku secara eksternal juga perubahan psikologis secara internal (Cowan,1991). Teori perkembangan yang paling modern mengenai transisi menuju kedewasaan telah dikemukakan oleh Erik Erikson dan ia juga menulis aspek yang menjadi dasar adalah isolation dan intimacy. Intimacy adalah kemampuan seseorang untuk membuat komitmen secara mendalam dengan orang lain sedangkan isolation adalah ketidakmampuan seseorang untuk membentuk hubungan secara mendalam kepada orang lain. Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) menambahkan bahwa intimacy terbentuk melalui proses kelekatan (attachment), yang merupakan ikatan emosional yang dialami oleh anak ketika berinteraksi dengan figur tertentu, dimana anak menginginkan kedekatan dengan figur tersebut dalam situasi-situasi tertentu seperti ketika ketakutan dan kelelahan. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa intimacy merupakan perwujudan dari attachment pada masa dewasa muda. Attachment didefinisikan sebagai suatu hubungan atau interaksi antara dua individu yang merasa terikat kuat satu sama lain dan masing-masing melakukan sejumlah hal untuk melanjutkan hubungan tersebut menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007). Brennan, Clark, Shaver, Fraley dan Waller (dalam Collins dan Feeney, 2004) mengemukakan bahwa ketiga adult attachment memiliki dua dimensi orthogonal yaitu anxiety dan avoidance. Adult attachment anxiety merupakan perasaan tentang keberhargaan dirinya (self-worth) berkaitan dengan seberapa tinggi individu merasa khawatir bahwa ia akan ditolak, ditinggalkan atau tidak dicintai oleh figure attachment atau significant others. Attachment avoidance berkaitan dengan seberapa jauh individu membatasi intimasi dan ketergantungan pada orang lain. Attachment awal memfasilitasi kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif (Geddes, 2007). Geddes (2007) menambahkan bahwa cara datang untuk berkomunikasi dan berintegrasi dibentuk oleh pengalaman awal dalam berhubungan dimana mulai belajar tentang memahami dunia. Menurut Geddes (2007), interaksi memiliki pengaruh dalam pembentukan attachment. Seiring dengan perkembangan zaman, interaksi dapat terjadi tidak hanya bertatap muka secara langsung melainkan dapat terjadi melalui media sosial di internet. Debernardi (2012) mengungkapkan bahwa orang dengan attachment anxiety dan avoidance cenderung memilih untuk berkomunikasi melalui online. Lalu dari hasil studi Wei, Vogel, Ku dan Zakalik (2005) yang mengungkapkan bahwa attachment anxiety dan avoidance berkorelasi dengan kesepian. Lalu penelitian dari Bernardon, Babb, Larson dan Gragg (2011) mengungkapkan bahwa anxiety dan avoidance berkorelasi signifikan dengan kesepian. Morahan-Martin dan Schumacher (2003) mengungkapkan bahwa orang-orang rata-rata usia 20 tahun yang kesepian akan menggunakan internet lebih banyak dari orang yang tidak kesepian. Dari penelitian-penelitian di atas disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara adult attachment dengan kesepian, kemudian orang-orang yang kesepian itu cenderung memilih berkomunikasi secara online daripada bertatap muka. Melalui uraian-uraian di atas, menimbulkan ketertarikan peneliti untuk melihat kaitan antara adult attachment dengan kesepian pada emerging adult pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa penelitian sebelumnya meneliti kaitan antara adult attachment dengan kesepian yang terjadi pada kalangan mahasiswa di Amerika, sedangkan penelitian ini ingin meneliti mengenai hubungan antara adult attachment dengan kesepian pada emerging adulthood yang menggunakan situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Path di Jakarta. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif non eksperimental. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya diperoleh berupa angka yang kemudian akan dianalisis secara statistik (Shaughnessy, Zechmeister, & Zeichmeister, 2012). Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Populasi penelitian ini adalah pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Dengan teknik convenience sampling dimana sampel dipilih berdasarkan siapa saja yang dengan mudah dapat dijangkau peneliti atau siapa saja yang bersedia memberi respon (Gravetter & Forzano, 2012).

4 Karakteristik subjek penelitian ini adalah sebagai berikut emerging adulthood usia tahun, memiliki situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan Path (boleh memiliki semuanya atau memiliki salah satu), tinggal di Jakarta dan diukur dengan Skala Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial yang diadaptasi dari Facebook Intensity Scale dari jurnal yang dibuat oleh Ellison, Steinfield, dan Lampe (2007). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner alat ukur attachment yang diadaptasi oleh peneliti, yaitu Experiences in Close Relationships- Revised (ECR-R). ECR-R disusun oleh Brennan, Clark, dan Shaver (1998). Alat ukur ini memakai teori attachment dari Brennan, Clark, dan Shaver (1998). Terdapat 36 item atau pernyataan di dalam ECR-R. Jawaban dari item-item atau pernyataan-pernyataan yang menggambarkan bagaimana perasaan seseorang dalam sebuah hubungan tersebut, berupa skala likert yang terdiri dari 7 skala penilaian (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = agak tidak setuju, 4 = netral, 5 = agak setuju, 6 = setuju, 7 = sangat setuju). Untuk meneliti perasaan kesepian pada responden, peneliti menggunakan UCLA Loneliness Scale Version 3 yang dikembangkan oleh Russell & Cutrona (1988). Alat ukur ini memakai teori kesepian dari Perlman dan Peplau. UCLA Loneliness Scale adalah pengukuran unidimensi berjenis likert yang memiliki empat alternatif jawaban, yaitu tidak pernah, jarang-jarang, kadang-kadang, dan sering. Terdapat 20 item di dalam UCLA Loneliness Scale Version 3. Reliabilitas Alat Ukur, ECR-R yang telah dibuat oleh Brennan, Clark, Shaver, Fraley & Waller ini sering dipakai berulang kali dalam penelitian sejak tahun 1998, yang memiliki hasil reliabilitas yang tinggi yaitu anxiety sebesar 0,9477 dan avoidance 0,9344. Sedangkan reliabilitas pilot pada anxiety adalah 0,889 dan pada avoidance 0,850. Pada alat ukur kesepian nilai koefisien reliabilitas dari alat ukur kesepian milik Russel (1978) ini adalah sebesar 0,96. Nilai koefisien ini berada diatas nilai 0,8 yang merupakan nilai koefisien reliabilitas yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur ini konsisten dalam mengukur kesepian. Sedangkan reliabilitas pilot adalah 0,777. Validitas Alat Ukur, peneliti melakukan face validity untuk mengetahui evaluasi kualitatif dari alat ukur yang disusun peneliti secara keterlihatan (bentuk kuesioner, kata-kata, dan lain sebagainya). Peneliti meminta masukan dari beberapa teman untuk menilai apakah item-item kuesioner dapat dimengerti atau tidak. Peneliti juga menggunakan content validity dengan meminta pendapat dari Expert Judgement yaitu Kak Pingkan pada alat ukur ECR-R dan UCLA Version 3. Expert Judgement memberi masukan untuk menggunakan kata sahabat pada item ECR-R. Kemudian peneliti melakukan pilot kepada 50 responden untuk melihat apakah kuesioner layak atau tidak disebar ke responden di lapangan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu uji coba validitas (face validity dan pilot). Pilot dilaksanakan pada tanggal 6-9 Januari 2015 kepada 50 responden dan pengambilan data lapangan (field) pada Januari 2015 dengan total 144 responden. Setelah selesai, peneliti menghitung kembali validitas, reliabilitas, dan analisis statistik lainnya. Teknik pengolahan data untuk menganalisis korelasi antara skala ECR-R dengan UCLA. Dimensi yang diukur oleh ECR-R adalah anxiety dan avoidance. Semua analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 20.0 untuk mengolah data lebih lanjut. Menggunakan uji korelasi pearson product moment.

5 HASIL DAN BAHASAN Uji korelasi dilakukan dengan memakai uji korelasi koefisien pearson product moment yang merupakan sebuah metode untuk mencari arah dan kekuatan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Peneliti melakukan uji korelasi antara anxiety dan kesepian dan antara avoidance dengan kesepian dan didapati hasil sebagai berikut, Tabel 1 Korelasi antara Anxiety dan Avoidance dengan Kesepian Kesepian Anxiety.435** Avoidance Note. N = 144 **p <.01 Dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa r =.435, p <.01 yang artinya terdapat korelasi antara anxiety dengan kesepian, sedangkan terdapat hasil r = -.059, p >.05 yang artinya tidak terdapat korelasi antara avoidance dengan kesepian. Dalam penelitian ini, terdapat hasil bahwa anxiety berkorelasi dengan kesepian, itu berarti apabila seseorang dengan anxiety yang tinggi maka akan tinggi juga kesepiannya. Menurut Brennan, Clark, Shaver, Fraley dan Waller (dalam Collins & Feeney, 2004) terdapat dua dimensi orthogonal pada adult attachment yaitu anxiety dan avoidance. Anxiety itu berkaitan dengan seberapa tinggi kekhawatiran individu akan ditinggalkan, ditolak oleh orang lain. Hal tersebut terjadi karena orang orang yang anxiety memiliki ketakutan untuk dekat dengan orang lain, sehingga dia jadi sulit untuk menemukan teman untuk berbagi, maka dari itu mereka kesepian. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wei, Shaffer, Young dan Zakalik yang mengungkapkan bahwa anxiety berkorelasi dengan kesepian. Kemudian penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Bernardon, Babb, Larson dan Gragg (2011) yang mengungkapkan bahwa anxiety berkorelasi dengan kesepian. Sedangkan dalam penelitian ini tidak ada korelasi signifikan antara avoidance dengan kesepian. Hal itu terjadi karena avoidance merupakan seberapa jauh individu membatasi intimasi dan ketergantungan pada orang lain, sehingga orang-orang yang avoidance memang membatasi diri untuk dekat dengan orang lain, maka dari itu mereka tidak kesepian walaupun mereka tidak punya hubungan yang mendalam dengan orang lain. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wei, Shaffer, Young dan Zakalik (2005) yang mengungkapkan bahwa avoidance berkorelasi signifikan dengan kesepian. Dan tidak sejalan juga dengan Bernardon, Babb, Larson dan Gragg (2011) mengungkapkan bahwa avoidance berkorelasi signifikan dengan kesepian. Pada penelitian ini avoidance tidak berkorelasi signifikan dengan kesepian, hal itu terjadi karena mungkin responden penelitian ini merupakan pengguna situs jejaring sosial, sedangkan dua penelitian sebelumnya bukan pengguna situs jejaring sosial, sehingga mungkin banyak pengguna situs jejaring sosial yang avoidance tidak aktif dalam menggunakan situs jejaring sosialnya. Sesuai dengan penelitian dari Andangsari, Gumilar dan Godwin (2013) bahwa orang-orang yang avoidance tidak ada hubungannya dengan penggunaan situs jejaring sosial aktif atau tidak aktif. Dan mungkin saja mereka merupakan pengguna yang anonymus, mereka menyamarkan 35 identitas mereka agar tidak diketahui oleh orang lain, tujuan anonymus menggunakan situs jejaring sosial bukan untuk mencari teman, tapi mungkin hanya untuk stalking orang lain (Debernardi 2012). Maka dari itu di pada penelitian ini, avoidance tidak ada hubungannya dengan kesepian.

6 Kemudian peneliti melakukan analisa tambahan yaitu analisa hubungan antara kesepian dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial diantaranya ada Facebook, Path, Twitter dan Instagram. Tabel 2 Korelasi antara kesepian dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial Facebook Path Twitter Instagram (N=140) (N=135) (N=134) (N=128) Korelasi antara jumlah teman dengan kesepian Korelasi antara jumlah waktu dengan kesepian * ** -.21* * Note. *p <.05 **p <.01 Pada Tabel di atas, terdapat hasil r = p >.05 yang artinya tidak ada korelasi signifikan antara jumlah teman dengan kesepian pada pengguna Facebook dan terdapat hasil r =.23 p<.01 yang artinya terdapat korelasi signifikan antara jumlah waktu menggunakan Facebook dengan kesepian. Sedangkan terdapat hasil r = -.19 p <.05 artinya terdapat korelasi signifikan antara jumlah teman dengan kesepian pada pengguna Path dan terdapat hasil r = -.21 p <.05 artinya terdapat korelasi signifikan antara jumlah waktu dengan kesepian pada pengguna Path. Kemudian pada Twitter terdapat hasil r = -.10 p >.05 artinya tidak ada korelasi antara jumlah teman dengan kesepian dan terdapat hasil r = -.10 p >.05 artinya tidak ada korelasi antara jumlah waktu dengan kesepian. Lalu pada Instagram, terdapat hasil r = -.17 p >.05 artinya tidak ada korelasi signifikan antara jumlah teman dengan kesepian, namun terdapat hasil r = -.21 p <.05 artinya terdapat korelasi signifikan antara jumlah waktu dengan kesepian. Terdapat korelasi signifikan antara waktu penggunaan Facebook dengan kesepian, semakin tinggi intensitas menggunakan Facebook semakin tinggi pula tingkat kesepian. Hal itu terjadi karena walaupun seseorang sering menggunakan Facebook tetapi belum tentu mereka tidak kesepian di kehidupan nyata. Karena sering online, mereka jadi jauh dengan lingkungan sekitar, sehingga semakin tinggi tingkat kesepian mereka (Song, et al., 2014). Kemudian terdapat hasil bahwa korelasi signifikan antara jumlah waktu dan jumlah teman pengguna Path dengan kesepian, namun arahnya negatif, jadi semakin sering memakai Path, semakin rendah tingkat kesepiannya, hal itu terjadi karena di dalam Path lingkup pertemanannya lebih kecil dari Facebook, sehingga pengguna dapat sering berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya. Path memiliki misi bahwa mereka ingin membuat penggunanya lebih dekat dengan orang-orang yang mereka pedulikan ( (Path, 2010). Path hanya menampung 500 teman, jadi kemungkinan pertemanan dalam Path akan lebih dekat dan hangat sehingga membuat seseorang jadi rendah tingkat kesepiannya. Lalu terdapat korelasi signifikan antara jumlah waktu penggunaan Instagram dengan kesepian, hal itu terjadi karena Instagram mirip dengan Path, keduanya sama-sama berisi orang-orang terdekat sehingga semakin sering digunakan maka semakin rendah tingkat kesepiannya. Tetapi ada sedikit catatan bahwa Facebook, Twitter, Path, dan Instagram tidak murni peneliti pisahkan karena mereka bisa punya lebih dari 1 situs jejaring sosial, ini artinya peneliti hanya menuliskan jumlah responden yang menggunakan Facebook, Twitter, Path dan Instagram meskipun pada kenyataannya mereka juga ada yang menggunakan semuanya (aktif menggunakan semuanya).

7 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan serta analisa data yang peneliti lakukan, diperoleh hasil adanya korelasi yang signifikan antara adult attachment anxiety dengan kesepian pada emerging adulthood pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Sedangkan pada adult attachment avoidance tidak terdapat korelasi signifikan dengan kesepian pada emerging adulthood pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya lebih diperbanyak lagi variabel-variabel psikologi lain yang berhubungan dengan perilaku dalam menggunakan situs jejaring sosial seperti social self efficacy, self disclosure, shame dan lainnya. Kemudian sebaiknya dikembangkan lagi penelitian mengenai anxiety dan avoidance yang khas setiap negara. Barangkali memang ada perbedaan khas antara attachment negara-negara western dengan negara-negara eastern. Kemudian dari sisi praktis, penelitian ini mengungkapkan bahwa orang yang menggunakan Path dan Instagram dengan intensitas yang tinggi, tingkat kesepiannya akan lebih rendah. Penggunaan Instagram dan Path ini nampaknya sesuai untuk mengurangi tingkat kesepian pada emerging adulthood. Namun dengan catatan bahwa meskipun mereka bisa digunakan untuk menjalin relasi, tapi perlu diperhatikan bagaimana cara penggunaan Instagram dan Path tersebut. Jangan sampai nanti mereka jatuh pada kondisi PIU (Problematic Internet Use). Tetapi tetap dengan catatan relasi via online perlu diimbangi dengan relasi tatap muka. REFERENSI Andangsari, E. W., Gumilar, I., & Godwin, R. (2013). Social Networking Sites Use and Psychological Attachment Need among Indonesian Young Adults Population. International Journal of Social Science Studies, doi: /ijsss.v1i2.66. Arnett, J. J. (2000). Emerging Adulthood: A theory of development from the late teens through the twenties. American Psychologist, 55, Bernardon, S., Babb, K. A., Larson, H. J., & Gragg, M. (2011). Loneliness, Attachment, and The Perception and use of Social Support in University Students. Canadian Journal of Behavioral Science, 43(1), 40. Boyd, D. M., & Ellison, N. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), Brennan, K. A., Clark, C. L., & Shaver, P. R. (1998). Self report measurement of adilt romantic attachment: An integrative overview. In J. A. Simpson, & W. S. Rholes, Attachment theory and close relationship (pp ). New York: Guilford Press. Collins, N. L., & Feeney, B. C. (2004). Working Models of Attachment Shape Perceptions of Social Support: Evidence from Experimental and Observational Studies. Journal of Personality and social psychology, 87, Cowan, P. A. (1991). Individual and family life transitions: A proposal for a new definition. In P.A Cowan & E.M. Helherington (Eds.). In Family Transitions: Advances in Family Research (pp. 3-30). Hillsdale,NJ: Erlbaum. Dashgupta, S. (2010). Social Computing : Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. InformatIon Science Reference. NY: Hershey. Debernardi, N. R. (2012). Problematic Internet Use Exploring The Roles of Attachment and Social Competency. Kansas City, Missouri: University of Missouri.

8 DiTommaso, E., McNulty, B., Ross, L., & Burgess, M. (2003). Attachment styles, social skills and loneliness in young adults. Personality and Individual Differences, 35(2), Douglis, F. (2008, Januari/Februari). On Social Networking an Communication Paradigms. Retrieved Oktober 3, 2014, from IEEE Internet Computing: Duggan, M., & Smith, A. (2013, Desember 30). Social Media Update Retrieved Oktober 3, 2014, from Pew Research Internet Project: Ellison, N. B., Steinfield, C., & Lampe, C. (2007). The benefits of Facebook "friends:" Social capital and college students use of online social network sites. Journal of Compute-Mediated Communication, 12, Erikson, E. H. (1968). Identity: Youth and Crisis. New York: Norton & Company. Feeney, J., & Noller, P. (1996). Adult Attachment. United States of America: Sage Publications. Geddes, H. (2007). Attachment in the Classroom. London: Worth Publishing Ltd. GoGirl! (2014). Cybercrime pada remaja. Menghadapi era baru, 81. Goodings, L. L. (2007). Social Networking Technology: Place and Identity in Mediated Communities. Journal of Community and Applied Social Psychology, 17, Gotta, M. (2008). Reference Architecture For Social Network Sites. Retrieved Oktober 3, 2014, from Gravetter, F. J., & Forzano, L. B. (2012). Research methods for the behavioral sciences, 4th edition, International edition. Belmont: Wadsworth, Cengage Learning. Hays, R. D., & DiMatteo, M. R. (1987). A Short-Form Measure of Loneliness. Journal of Personality Assesment, 51(1), Jamali, M., & Abolhassani, H. (2006). Different Aspects of Social Network Analysis. Hongkong In proc: International Conference on Web Intelligence. Kim, J., LaRose, R., & Peng, W. (2009). Loneliness as the Cause and the Effect of Problematic Internet Use: The Relationship between Internet Use and Psychological Well-Being. CyberPsychology & behavior, 12(4). Kominfo. (2013, November 7). Kominfo : Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. Retrieved Oktober 7, 2014, from kominfo.go.id: Juta+Orang/0/berita_satker#.VDMvOBZKrIU Kothari, C. R. (2004). Research Methodology Methods & Techniques. Second Revised Edition. New Delhi: New Age International Publisher. Mikulincer, M., & Shaver, P. (2007). Attachment in Adulthood. New York: The Guilford Press. Morahan-Martin, J., & Schumacher, P. (2003). Loneliness and Social Uses of Internet. Computers in Human Behavior, Nazir, M. (2003). Metode Penelitian, cetakan keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

9 Path. (2010). Retrieved Januari 2015, from Path: Peplau, L. A., & Perlman, D. (1982). Loneliness: A sourcebook of current theory research and therapy. New York: John Wiley & Sons Inc. Russell, D. W., & Cutrona, C. E. (1988). Development and evolution of the UCLA Loneliness Scale. Unpublished manuscript, Center for Health Services Research. College of Medicine: University of Iowa. Santrock, J. W. (2002). Life-span Development (5th edition). New York: McGraw Hill. Shaughnessy, J. J., Zechmeister, E. B., & Zeichmeister, J. S. (2012). Research Method in Psychology (9th ed). Singapore: McGraw Hill. Song, H., Seelig, A. Z., Kim, J., Drent, A., Victor, A., Omori, K., et al. (2014). Does Facebook make you lonely?: A meta analysis. Computers in Human Behavior, Stern, G. G. (2004). Emerging Adulthood: A developmental stage. A study of identity development in emerging adulthood. Unpublished doctoral disertation. Brooklyn Campus: Long island University. Sujianto, A. E. (2009). Aplikasi Statistik Dengan SPSS Jakarta: Prestasi Pustaka. Sutrisno, H. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2012). Social Psychology (edisi ke dua belas) Psikologi Sosial.Alih Bahasa: Tri W.B.S. Jakarta: Kencana. Ward, S. (2012). Social Media Definition. Retrieved Oktober 3, 2014, from About.com: Wei, M., Russell, D. W., & Zakalik, R. A. (2005). Adult Attachment,Social Self-Efficacy,Self- Disclosure,Loneliness,and Subsequent Depression for Freshman College Students: A Longitudinal Study. Journal of Counseling Psychology, 52(4), Wei, M., Vogel, D. I., Ku, T. Y., & Zakalik, R. (2005). Adult attachment,affect regulation,negative mood,and interpersonal problems:the mediating roles of emotional reactivity and emotional cut off. Journal of Counseling Psychology, 52, RIWAYAT PENULIS Amalia Hafsari, lahir di kota Jakarta pada 10 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada tahun 2015.

10

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Kesepian 2.1.1 Definisi Kesepian Kesepian didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang diinginkan

Lebih terperinci

GAMBARAN ATTACHMENT BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI JAKARTA

GAMBARAN ATTACHMENT BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI JAKARTA GAMBARAN ATTACHMENT BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA MEDIA SOSIAL DI JAKARTA Nurcahyati Psikologi, Swadaya 2 No.6, 08971756401, nurcahyati19@gmail.com (Nurcahyati, Esther

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat. berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman era modern seperti sekarang ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat. Diantara sekian banyak teknologi yang berkembang, internet merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Kesepian Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : anggota komunitas sel Superheroes, attachment to God, attachment to parent. vii

ABSTRAK. Kata Kunci : anggota komunitas sel Superheroes, attachment to God, attachment to parent. vii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan attachment to parent dan attachment to God pada anggota komunitas sel Superheroes di Gereja X Bandung. Populasi sebanyak 60 orang diikutsertakan

Lebih terperinci

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 8 BEKASI Putri Ratna Juwita Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai variabel dan hipotesis penelitian. Selain itu, akan diuraikan juga desain penelitian yang digunakan untuk membantu kelancaran didalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : mahasiswa, attachment style, long-distance relationship UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK. Kata Kunci : mahasiswa, attachment style, long-distance relationship UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan attachment style terhadap ibu dan terhadap pasangan pada Mahasiswa Universitas X Bandung yang menjalani long-distance relationship. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Attachment 2.1.1 Definisi Attachment Bowlby adalah tokoh pertama yang melakukan penelitian dan mengemukakan teori mengenai attachment dan tetap menjadi dasar teori bagi penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN 3. 1. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis 3. 1. 1. Variabel Penelitian Variabel 1 = Self-Control Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook 3. 1. 2. Definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMBURUAN DENGAN POLA ATTACHMENT PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN

HUBUNGAN ANTARA KECEMBURUAN DENGAN POLA ATTACHMENT PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN HUBUNGAN ANTARA KECEMBURUAN DENGAN POLA ATTACHMENT PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN Nadia Felicia whitecocoapuff@yahoo.com Esther Widhi Andangsari, M.Psi., Psi Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu dimensi humor styles dan kepuasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kesepian dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa

Hubungan Antara Kesepian dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa Hubungan Antara Kesepian dengan Problematic Internet Use pada Mahasiswa Riska Dwi Cahyani Wahyu Agusti Tino Leonardi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This study aimed to determine

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN RIMA AMALINA RAHMAH Langgersari Elsari Novianti, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian

BAB 3. Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda di antara organisme, situasi, atau lingkungan (Christensen, 2001). 3.1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mengacu pada hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari 60 jumlah responden berdasarkan teori attachment menurut Bartholomew & Griffin (1994)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa berada pada masa dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa berada pada masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa transisi ini banyak hal

Lebih terperinci

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara big five model s trait dan attachment style. Responden pada penelitian ini berjumlah 63 orang yang dipilih berdasarkan teknik penarikan

Lebih terperinci

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif.

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif. ABSTRAK Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DAN ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

REGULASI DIRI DAN ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA REGULASI DIRI DAN ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Raras Haryuningrum, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

iii ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

iii ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha iii ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara attachment to God dan loneliness pada remaja Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Kristen di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.

Lebih terperinci

TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak

TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Almed Hamzah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian besar populasi penduduk dunia. 1 Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuka

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN DIRI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGUNGKAPAN DIRI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGUNGKAPAN DIRI DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA UNIVERSITAS DIPONEGORO Ryani Nugrahwati, Kartika Sari Dewi* 1 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro ry_and_nie@yahoo.com,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai Adult Attachment Styles pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran di Universitas X di Kota Bandung. Ukuran sampel sebesar 100 mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku maupun karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap 7 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap perkembangan khususnya pada tahapan dewasa muda, hubungan romantis, attachment dan tipe attachment. 2.1 Dewasa

Lebih terperinci

Kata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi

Kata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN SEXTING PADA REMAJA AKHIR DI KOTA BANDUNG Karya Ilmiah Pramudya Wisnu Patria (190110070051) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Masa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan variabel penelitian, hipotesis,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan variabel penelitian, hipotesis, BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan menjelaskan variabel penelitian, hipotesis, partisipan penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK Penelitian mengenai kanker payudara menunjukkan bahwa penerimaan

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Attachment 2.1.1 Definisi attachment Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah suatu hubungan atau interaksi antara 2 individu yang merasa terikat kuat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL Ursa Majorsy 1 Annes Dwininta Kinasih 2 Inge Andriani 3 Warda Lisa 4 1,2,3,4 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB Metode Penelitian.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis.1.1 Definisi operasional PIU Problematic Internet Use adalah variabel (x) yang akan diukur pada penelitian ini yang hasilnya di dapat melalui nilai

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara adult attachment style dengan kecerdasan emosional pada mahasiswa baru angkatan 2014 Fakultas Psikologi. Penentuan responden dari penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA 18-25 TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK Ardini Galuh Mustika tikatikoo30@gmail.com Dosen Pembimbing : Raymond

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG

2015 PENGARUH DATING ANXIETY DAN KESEPIAN TERHADAP ADIKSI INTERNET PADA DEWASA AWAL LAJANG DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah yang mendasari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. A. Latar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini sudah semakin maju, khususnya perkembangan teknologi internet. Melalui teknologi internet, individu dapat menggunakan berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA Dwini Aisha Royyana, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Attachment to God, Psychological Well Being, Early Adulthood

Abstrak. Kata kunci : Attachment to God, Psychological Well Being, Early Adulthood Abstrak Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dimensi Attachment to God terhadap dimensi Psychological Well Being. Adapun responden dalam penelitian tersebut adalah 200

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Definisi Operasional Problematic Internet Use Problematic internet use merupakan salah satu variabel (x) yang diteliti dalam penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pola adult attachment, secure. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: pola adult attachment, secure. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan Pola Adult Attachment sebelum dan setelah menikah pada istri perwira di Dinas X Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan teknologi membuat facebook dapat diakses dimana saja, kapan saja dan melalui apa saja. Perkembangan

Lebih terperinci

GAMBARAN TIPE KESEPIAN BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA SITUS JEJARING SOSIAL DI JAKARTA

GAMBARAN TIPE KESEPIAN BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA SITUS JEJARING SOSIAL DI JAKARTA GAMBARAN TIPE KESEPIAN BERDASARKAN GEJALA PROBLEMATIC INTERNET USE PADA MAHASISWA PENGGUNA SITUS JEJARING SOSIAL DI JAKARTA Fadjri Verdiansyah Universitas Bina Nusantara, Jl. Kemanggisan Ilir III No.45

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kepribadian Tipe D dan perilaku hidup sehat pada pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Rumah Sakit X Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesepian (loneliness) 1. Pengertian Kesepian Menurut Sullivan (1955), kesepian (loneliness) merupakan pengalaman sangat tidak menyenangkan yang dialami ketika seseorang gagal

Lebih terperinci

PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK

PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK PERILAKU AGRESI REMAJA LAKI-LAKI 12-20 TAHUN YANG MENGALAMI ADIKSI DAN TIDAK MENGALAMI ADIKSI ONLINE GAME VIOLENCE MUHAMMAD IRHAM RAMADHAN ABSTRAK Online game yang mengandung unsur kekerasan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Variabel adalah suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi atau macam-macam nilai (Nisfiannoor, 2009:7). 3.1.1 Variabel Penelitian

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara gratitude terhadap penghayatan subjective well-being pada lansia di Panti Werdha Wanita X Kota Bandung. Jumlah responden

Lebih terperinci

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Varibabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying 2. Variabel

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M. GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA 12-15 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Problematic Internet Use (PIU) 2.1.1 Definisi Problematic Internet Use Problematic Internet Use (PIU) didefinisikan sebagai penggunaan internet yang menyebabkan sejumlah gejala

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA 1 HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA Alifia Yuli Rachmawati, Ika Febrian Kristiana* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alifiayuli88@gmail.com, zuna210212@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN KECEMBURUAN PADA PASANGAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA Aldi Indra Rahman Bina Nusantara Univeristy, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 1.1.1. Definisi operasional kecerdasan emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan, mengontrol perasaan, dan memotivasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Empati didefinisikan sebagai reaksi-reaksi individu terhadap situasi yang terlihat pada orang lain. Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran derajat empati mahasiswa perokok Fakultas

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, telah dibuktikan melalui uji hipotesa bahwa terdapat korelasi antara self-disclosure online dengan penggunaan internet bermasalah pada

Lebih terperinci

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas Orang Muda Katolik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pacaran adalah istilah yang sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat dapat melihat atau menjadi subjek dalam fenomena pacaran ini

Lebih terperinci

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI HUBUNGAN ANTARA POLA ATTACHMENT AYAH-ANAK PEREMPUAN DENGAN KAPASITAS INTIMACY WANITA TERHADAP LAWAN JENIS PADA MASA DEWASA AWAL

STUDI MENGENAI HUBUNGAN ANTARA POLA ATTACHMENT AYAH-ANAK PEREMPUAN DENGAN KAPASITAS INTIMACY WANITA TERHADAP LAWAN JENIS PADA MASA DEWASA AWAL STUDI MENGENAI HUBUNGAN ANTARA POLA ATTACHMENT AYAH-ANAK PEREMPUAN DENGAN KAPASITAS INTIMACY WANITA TERHADAP LAWAN JENIS PADA MASA DEWASA AWAL SANTI LESTARI SIDJABAT ABSTRAK Pola relasi yang individu peroleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE. Hubungan kesepian dan..., Nuzuly tara Sharaswati, FPsi Universitas Indonesia

BAB 3 METODE. Hubungan kesepian dan..., Nuzuly tara Sharaswati, FPsi Universitas Indonesia 29 BAB 3 METODE 3.1 Permasalahan Penelitian Permasalahan yang akan dipertanyakan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara kesepian dan agresi pada remaja yang sedang berpacaran? 3.2

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, terdapat dua buah variabel yang ingin diteliti. Variabel yang pertama

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT PADA PENGASUH DENGAN SELF-DISCLOSURE REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK WISMA PUTRA BANDUNG

2015 HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT PADA PENGASUH DENGAN SELF-DISCLOSURE REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK WISMA PUTRA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, individu dibesarkan dalam sebuah keluarga yang memiliki orang tua lengkap yang terdiri dari seorang ibu dan seorang ayah. Namun, tidak semua

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

Abstrak. viii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. viii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara Trait Extraversion dan dimensi-dimensi Self-Disclosure pada remaja pengguna Twitter di SMA Negeri X Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah masyarakat yang berada dalam usia muncul dewasa, yaitu berusia 18-20, yang memiliki saudara kandung dan belum menikah.

Lebih terperinci