MANAJEMEN RISIKO BIDANG AKADEMIK DAN KEUANGAN DI ITS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN RISIKO BIDANG AKADEMIK DAN KEUANGAN DI ITS"

Transkripsi

1 MANAJEMEN RISIKO BIDANG AKADEMIK DAN KEUANGAN DI ITS Ucik Maharani, Patdono Soewignjo, Stefanus Eko W. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember reni@its.ac.id ABSTRAK Risiko yang tidak teridentifikasi dan terkendali dapat menghambat pencapaian tujuan ITS dan mengganggu kestabilan sistem pendidikan tinggi. ITS sebagai lembaga pendidikan tinggi dan penghasil sarjana-sarjana teknik terbesar di Jawa Timur juga mengalami berbagai macam risiko. Semua kesulitan, hambatan, masalah dan ketidakpastian yang timbul akan diidentifikasi sebagai risiko yang kemudian akan dikelola dalam manajemen risiko. Selama ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai manajemen risiko dilingkungan ITS. Untuk itu di ITS perlu dilakukan pengelolaan risiko yang merupakan usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Mengidentifikasi risikorisiko yang potensial terjadi, menghitung estimasi nilai risiko yang terjadi dan menentukan langkah-langkah mitigasi yang harus dilaksanakan. Penelitian dibatasi hanya pada risiko bidang :. Operasional Pendidikan ( Akademik) dan Finansial (keuangan) Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dan analisis terhadap risiko untuk mendapatkan level risiko. Dari level risiko yang didapatkan, kemudian ditentukan penanganannya agar risiko dimasa mendatang dapat dikurangi dampak dan tingkat peluangnya sehingga diperoleh efektivitas dan efisiensi. Kata kunci : manajemen risiko, analisis dan evaluasi risiko. PENDAHULUAN Perubahan kondisi politik, sosio ekonomi, dan budaya masyarakat akibat adanya globalisasi menuntut peran dan fungsi Perguruan Tinggi yang lebih kompleks. Perguruan tinggi tidak hanya dituntut menjadi agent of education, namun juga menjadi agent of research and development, agent of knowledge and technology transfer, dan agent of economic development. Dalam mengantisipati perubahan paradigma tersebut, ITS akan menemui banyak hambatan, masalah dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan tersebut. Semua hambatan, masalah dan ketidakpastian yang akan selalu dihadapi pada masa yang akan datang tersebut sebenarnya bisa berdampak positif, yang dikenal dengan istilah kesempatan ( opportunity), atau juga bisa merugikan, yang kemudian disebut risiko ( risk). Risiko yang tidak teridentifikasi dan tidak terkendali dapat menghambat pencapaian tujuan ITS dan mengganggu kestabilan sistem pendidikan tinggi. Ketidakmampuan dalam mengelola risiko dapat berakibat fatal, bahkan bisa A-23-1

2 menyebabkan kebangkrutan. Maka kesanggupan manajemen ITS untuk mengelola risiko adalah suatu keharusan. Untuk itu penelitian ini akan mencoba melakukan pengelolaan manajemen risiko yang merupakan usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik dan menyediakan high quality education sehingga tercapai efektifitas dan efisiensi. Selain itu penelitian mengenai manajemen risiko belum pernah dilakukan dilingkungan pendidikan tinggi di Indonesia khususnya di ITS, sehingga penerapan manajemen risiko di ITS diharapkan dapat mendukung langkah ITS mencapai tujuannya. RISIKO DAN MANAJEMEN RISIKO Risiko awalnya dikenal sebagai perpaduan antara ilmu matematika dengan ketidakpastian, seperti halnya yang diungkapkan oleh Shorteed, at al. (2003) bahwa risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian, dan konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif. Begitu pula Hilson (2001) menjelaskan bahwa risiko memiliki makna ganda yaitu risiko dengan efek positif yang disebut sebagai kesempatan atau opportunity, dan risiko yang membawa efek negatif yang disebut dengan ancaman atau threat. Namun risiko pada umumnya dipandang sebagai sesuatu yang negatif seperti kehilangan, bahaya dan lainnya. Risiko lebih dikaitkan dengan kerugian yang diakibatkan oleh kejadian yang mungkin terjadi dalam waktu tertentu (Frosdick, 1997). Kerugian tersebut sebenarnya merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya dipahami dan dikelola secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi, sehingga dapat menjadi nilai tambah dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, risiko dapat dikatakan sebagai suatu kesempatan, dalam terminologi kuantitatif dari suatu kejadian bahaya yang didefinisikan. Terminologi kuantitatif yang dimaksud didapat dari pengukuran probabilitas terjadinya suatu kejadian dan dikombinasikan dengan pengukuran konsekuensi dari kejadian tersebut. Atau secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Norman dan Jansson, 2004) : Risiko = probabilitas kejadian x dampak secara bisnis Probabilitas dan dampak tersebut menurut Treasury Board of Canada Secretariat (2001), berpotensi mempengaruhi pencapaian tujuan dari organisasi. Hal ini mengindikasikan kondisi diperlukannya suatu pengelolaan atau manajemen terhadap kemungkinan munculnya risiko. Manajemen risiko yang dimaksud adalah pendekatan secara sistematis untuk menyusun strategi dibalik ketidakpastian dengan cara mengidentifikasi, menaksir, mengerti, menindak dan mengkomunikasikan risiko. Tujuan manajemen risiko adalah menjadi alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui alokasi sumber daya untuk menyusun perencanaan, mengambil keputusan dan melaksanakan aktivitas yang produktif (Shortreed et al, 2003). Sementara menurut Standards Australia (1999), maksud dari manajemen resiko tersebut adalah agar perusahaan dapat meminimumkan kerugian dan memaksimalkan kesempatan yang dapat mempengaruhi perusahaan. Manajemen resiko bukan merupakan hal baru dan sudah menjadi bagian dari aktivitas manajemen yang perlu dilakukan (Shortreed et al,2003). Dalam aplikasinya terdapat lebih dari delapan puluh kerangka kerja manajemen resiko yang digunakan di seluruh dunia. Kerangka kerja tersebut tidak selalu sama di setiap organisasi, pada A-23-2

3 umumnya melalui tahap adaptasi dengan keadaan organisasi tersebut. Namun kerangka kerja yang baik seharusnya mampu mengakomodasi reduksi risiko, pengambilan keputusan atau manajemen korporasi, dan penaksiran risiko serta pengambilan tindakan pada risiko. Beberapa kerangka kerja manajemen risiko yang umumnya menjadi standar adalah the Australian New Zealand Risk Management Standard (AS/NZS 4360:2004), the Canadian Risk Management Standard (CSA, 1997), the Japanese Industrial Standard Risk Management System ( JSA,2001) dan British Standard Risk Management Process (BSI, 2000). Menurut Shortreed et al.(2003),the Australian New Zealand Risk Management Standard (AS/ NZS 4360:2004) memiliki beberapa keunggulan dibanding standard lainya yaitu mencakup adanya feedback loop dan monitor secara kontinyu, juga adanya komunikasi dan konsultasi, selain itu juga ada tahapan dimana pihak pengambil keputusan dan penganalisa melakukan inisiasi awal yang disebut sebagai context, adanya penetapan kriteria mengenai resiko seperti apa yang akan dianalisa terlebih dahulu didefinisikan dan memisahkan antara risiko yang diterima dan tidak, serta memberikan pilihan perlakuan untuk risiko yang tidak dapat diterima. PROSES MANAJEMEN RISIKO Elemen-elemen pokok dalam proses Manajemen Risiko yang bersumber dari Standard Australia/New Zealand (AS/NZS) 4360 :2004, adalah sebagai berikut : a. Menetapkan ruang lingkup (Establish the context) Pada tahapan ini dilakukan penetapan ruang lingkup organisasi, hubungan organisasi dengan lingkungan external dan internalnya, tujuan dan strategi organisasi. Kemudian juga menetapkan ruang lingkup yang menjadi obyek dari manajemen risiko yang meliputi target, tujuan, strategi, ruang lingkup dan parameter aktivitas organisasi, sehingga proses manajemen risiko dapat berjalan lebih terarah dan tepat sasaran. Keputusan mengenai risiko apa saja yang dapat diterima ataupun tidak dapat diterima, tergantung pada organisasi itu sendiri. b. Identifikasi Risiko Mengidentifikasikan risiko dengan pertanyaan : where, when, why and how kejadiankejadian yang dapat menghambat, menurunkan, menunda pencapaian tujuan. Pada tahap ini akan diidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi dan bagaimana risiko itu dapat terjadi. Identifikasi risiko dapat diperoleh melalui : Hasil audit atau hasil pemeriksaan oleh pihak yang berkompeten, brainstorming, pengujian setempat atau pengalaman dari pendidikan tinggi luar negeri, Keputusan atau kebijaksanaan pimpinan/manajemen, Histori dan analisa kegagalan, Insiden atau komplain, Hasil wawancara dengan stakeholder internal maupun eksternal, Pemodelan yang sudah ada, Pengalaman organisasi, Pengalaman personal, SWOT Analysis dan Hasil survey atau kuesioner c. Analisis Risiko Tujuan dari analisis risiko adalah untuk memisahkan risiko mayor dan risiko minor yang mencakup pertimbangan mengenai sumber risiko, mengidentifikasikan dan mengevaluasi risiko-risiko yang dapat dikendalikan (event risk), menentukan dampak atau pengaruh risiko (consequences) dan peluang terjadinya (likelihood) serta levellevel risiko. Analisa ini harus mempertimbangkan batasan dari dampak yang potensial terjadi dan bagaimana hal ini bisa terjadi. Untuk menghindari adanya penilaian subyektif terhadap penentuan consequences dan A-23-3

4 likelihood, digunakan sumber informasi yang terbaik dan alat yang kompeten, yaitu : dokumentasi masa lalu, pengalaman sejenis, market research, eksperimen dan prototype, model teknis, ekonomi dan lain-lain. Teknik yang dapat digunakan untuk menganalisa risiko adalah : wawancara dengan pihak top manajemen, evaluasi individu dengan kuisioner, pemodelan matematis, komputer dan lain-lain. d. Evaluasi Risiko Evaluasi risiko adalah membandingkan level-level risiko yang diperkirakan terjadi dengan penetapan kriteria sebelumnya dan mempertimbangkan keseimbangan antara potensi yang menguntungkan dan hasil ( outcome) yang merugikan. Kemungkinankemungkinan dari keputusan yang dibuat menyangkut tentang perkembangan dan perlakuan alami yang dipersyaratkan serta prioritas-prioritas. Hasil dari evaluasi risiko adalah berupa daftar tingkat prioritas untuk tindakan lebih lanjut. e. Mengendalikan risiko (Threat risk) Pengendalian risiko merupakan penentuan apa yang akan dilakukan untuk menanggapi risiko yang teridentifikasi. Beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk pengendalian risiko menurut Standart Australia New Zealand (AS/NZS) 4360 : 2004 yaitu : menghindari risiko (avoid risk), mengurangi likelihood dari kemunculan risiko, mengurangi consequency, mentransfer risiko (transfer the risk) dan mengontrol risiko (retain the risk) f. Memonitor dan mereview Risiko dan effektivitas pengukurannya perlu dimonitor untuk memastikan perubahan keadaan tidak mengubah prioritas. Manajemen risiko dapat diaplikasikan pada semua level dalam suatu organisasi baik level stategik dan level taktis serta level operasional. Mungkin pula diaplikasikan pada kegiatan/ proyek spesifik, membantu dengan keputusan spesifik atau mengatur risiko yang dikenalkan secara spesifik pula. Pada setiap tahap pada rekaman proses harus disimpan untuk memungkinkan keputusan-keputusan dimengerti sebagai bagian dari sebuah proses dengan perbaikan terus-menerus (continual improvement). Keenam tahapan diatas dapat digambarkan seperti bagan dibawah : Gambar 1. Proses Manajemen Risiko A-23-4

5 HASIL PEMBAHASAN Langkah pertama yang dilakukan dalam proses manajmen risiko adalah mengidentifikasi Risiko yang berpotensi terjadi. Risiko yang diidentifikasi merupakan risiko yang berhubungan dengan kegagalan proses belajar mengajar (PBM) da n kegagalan estimasi keuangan serta sistem penganggaran PNBP. Identifikasi risiko dilakukan dengan metode wawancara dan brainstorming dengan pihak manajemen yang berhubungan langsung dengan proses pelaksanaan akademik dan proses penganggaran PNBP. Setelah risiko-risiko bidang akademik dan bidang keuangan teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan nilai risiko yang dilakukan secara kualitatif. Nilai Risiko didapatkan dari nilai dampak ( consequences) yang ditimbulkan risiko dengan probabilitas (likelihood) kejadian risiko. Untuk itu diperlukan identifikasi dan kriteria terhadap consequences dan likelihood sehingga dapat diketahui bagaimana cara menentukan dampak dan peluang/probabilitas dari suatu kejadian risiko. Berdasarkan sumber dari State of Queensland (Department of Education, Training and Arts, 2002) kriteria untuk consequences adalah : Tabel 1. Penentuan kriteria consequence INSIGNIFICANT MINOR MAJOR CRITICAL CATASTROPHIC OPERATIONAL: Menyebabkan sedikit ketidaknyamanan, tapi tidak terlalu berpengaruh pada pencapaian tujuan Ketidakpuasan atau ketidaknyamanan dengan adanya gangguan sistem Terjadinya gangguan pada system dan dan operasional akademik yang cukup berarti Gangguan system sangat mempenga ruhi pencapaian tujuan Mengakibatkan Organisasi tidak dapat Mencapai semua Atau sebagian besar Tujuan dalam jangka panjang FINANCE : <10% dari budget % dari budget % dari budget % budget >90% dari budget Sedangkan kriteria untuk likelihood yang bersumber dari State of Queensland (Department of Education, Training and Arts, 2002) adalah sebagai berikut : Level 1 Almost Certain Tabel 2. Penentuan kriteria Likelihood The event will occur on an annual basis (will occur once a year/or more frequently) Level 2 Likely The event has occured several times or more (will occur once every three years) Level 3 Moderate The event should occur once in your career or could occur a any time (will occur once evey 10 years) Level 4 Unlikely The event has not yet occured but occur at some time (will occur once evey 30years) Level 5 Rare Heard of something like this occurring elsewhere (will occur once evey 100years) Hasil analisa risiko dapat dilihat pada Tabel 5 Langkah selanjutnya adalah Evaluasi risiko yang dilakukan untuk mendapatkan prioritas risiko. Prioritas risiko didapat dari pemetaan untuk mendapatkan level risiko. Pemetaan level risiko dengan menggunakan matriks 5 x 5 berdasarkan kriteria dari Standart Australia (2004) yang menunjukkan posisi risiko terhadap tingkat konsekuensi dan probabilitas terjadinya risiko. A-23-5

6 Tabel 3. Peta Risiko Likelihood Consequence Insignificant 1 Minor 2 Major 3 Critical 4 Catastrophic (Malapetaka) 5 Almost Certain (Sering Terjadi) 1. SPJ KEU 2. KW-PMDK Dana PNBP tidak disetor Likely (Kemungkinan Besar) Possible (Mungkin Terjadi Unlikely (Kemungkinan Kecil) 1. Peminat 2. Mampu Ajar Rare (Sangat jarang) Keterangan Extreme Risk High Risk Medium Risk Low Risk Memerlukan penelitian lebih detil dan perencanaan manajemen pada tingkat senior Memerlukan perhatian manajemen senior Memerlukan responsibilitas manajemen yang lebih spesifik Bisa dikelola dengan prosedur rutin Dari hasil pemetaan risiko diatas, didapatkan level risiko untuk risiko dana PNBP tidak disetor berada di level Extreme Risk. Sedangkan risiko kualitas mahasiswa program PMDK dan risiko SPJ Keuangan berada di level High Risk, risiko Peminat dan risiko Kemampuan Mengajar berada di level Medium Risk. Proses selanjutnya setelah didapatkan pemetaan risikonya adalah Mitigasi risiko yang terdapat pada Tabel 4 berikut : KEJADIAN RISIKO RISIKO (KODE) OPSI YANG MUNGKIN OPSI YANG DIPILIH Kurang berkualitasnya mahasiswa Program PMDK Kemitraan karena raw material yang kurang bagus dan proses seleksi yang kurang ketat Berkurangnya jumlah peminat (calon mahasiswa) ke ITS karena tidak dibangunnya image yang baik terhadap stakeholder Dosen kurang mempunyai kemampuan mengajar karena tidak adanya pembekalan terhadap dosen Ketidakpatuhan pengguna anggaran PNBP dalam mempertanggung-jawabkan keuangan Tidak disetornya dana PNBP karena penerimaan dana PNBP dalam dokumen DIPA tidak sesuai usulan Kualitas mahasiswa Program PMDK Kemitraan kurang bagus (KW-PMDK Jumlah peminat kurang Kemampuan Dosen dalam mengajar kurang Pertanggungjawaban keuangan (SPJ-KEU) Dana PNBP tidak disetor 1. perbaikan proses seleksi penerimaan 2. Diberikan matrikulasi setelah diterima di ITS 1. Perlu dibangun image yang baik terahadap stakeholder, mis. Pada calon mahasiwa dan orangtuanya. 2. Lebih digiatkan untuk kegiatan roadshow ke SMA-SMA 1. Perlua adanya pembekalan terhadap dosen, khususnya untuk peningkatan kemampuan mengajar dan pemahaman tujuan pengajaran 2. Persyaratan untuk rekrut dosen dengan melengkapi Akta 1. Peningkatan disiplin dalam pelaksanaan pertanggungjawaban keuangan 2. Diberikan sanksi untuk pelanggaran dan ketidakpatuhan SPJ 1. Dana PNBP disetor seluruhnya meskipun tidak sesuai jumlah dalam DIPA, dengan risisko sulit dalam penarikan kembali 2. Penggunaan langsung dana yang tidak disetor 3. Menitiupkan sebagian dana SPP di rekening mahasiswa perbaikan proses seleksi penerimaan Perlu dibangun image yang baik terahadap stakeholder, mis. Pada calon mahasiwa dan orangtuanya. Perlua adanya pembekalan terhadap dosen, khususnya untuk peningkatan kemampuan mengajar dan pemahaman tujuan pengajaran Diberikan sanksi untuk pelanggaran dan ketidakpatuhan SPJ Menitiupkan sebagian dana SPP di rekening mahasiswa A-23-6

7 KESIMPULAN Berdasarkan analisis, evaluasi dan mitigasi risiko yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Risiko dan Agen Risiko dapat diidentifikasi melalui penelusuran proses dan pengisian cheklist risiko dalam operasional akademik dan operasional keuangan. Hanya potensi risiko yang memiliki relevansi dalam menghambat pencapaian tujuan ITS, yang merupakan risiko bagi ITS. Tujuan ITS terbagi dalam bidang sasaran Input, proses, Output dan keuangan. Dari bidang sasaran ini, yang menjadi parameter adalah Key Performance Indicator (KPI) karena KPI merupakan strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan ITS. 2. Analisis risiko dilakukan dengan mengukur tingkat dampak ( consequences) dan tingkat peluang (likelihood) terjadinya kejadian risiko. Nilai risiko didapatkan dari perkalian antara nilai dampak yang ditimbulkan risiko dengan probabilitas kejadian risiko. Kemudian ditetapkan identifikasi dan kriteria terhadap consequences dan likelihood. Untuk menentukan dampak dan peluang/probabilitas dari suatu kejadian risiko berdasarkan sumber dari State of Queensland (Department of Education, Training and Arts, 2002). Setelah masing-masing risiko dianalisis dan didapatkan pemetaan risikonya, maka ditemukan 1 kejadian risiko berada di level Extreme Risk, 2 kejadian risiko berada di level High Risk, dan 2 kejadian risiko berada di Medium Risk. 3. Penanganan risiko yang ada ditentukan berdasarkan pertimbangan dan pemilihan opsi yang mungkin dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Dan Remenyi, Alison Heafield. Business Process Re-engineering : some aspects of how to evaluate and manage the risk exposure. International Journal of Project management Vol. 114 No. 6 p (1996) Darmawi, Herman. Manajemen Resiko, edisi 1, Cetakan 4. Jakarta : Bumi Aksara (1997). Finna Darya Suswara. Identifikasi dan Pemetaan Risiko Sistem Pengadaan dan Pergudangan pada Industri Proses. Tugas Akhir, T. Industri FTI ITS. (2005). James H. Lambert, Yakov Y. Haimes, Duan Li, Richard M. Schooff, Vijay Tulsiani. Identification, ranking and management of risks in a major acquisition. Reliability Engineering and System safety 72 p (2001) Robert Tampubolon, Risk and Systems-Based Internal Auditing, Audit internal Berbasis Risiko, PT. Elex Media Komputindo, 2005 Syarifuddin M. Parenreng. Mengelola risiko dalam Supply Chain management : Studi kasus pada PT. INCO Tbk, Sorowako. Thesis, T. Industri FTI ITS (2006) Standart Australia/New Zealand (AS/NZS)4360 : 2004 State of Queensland, Departement of Education, Training and Arts (2002) A-23-7

8 A-23-8

9 Tabel 5 Evaluasi Risiko BIDANG SASARAN Input KPI Jumlah dan kualitas mahasiswa POTENSI AGEN RISIKO Raw material (calon mahasiswa) Proses seleksi KEJADIAN RISIKO Kurang berkualitasnya mahasiswa Program PMDK Kemitraan karena raw material yang kurang bagus dan proses seleksi yang kurang ketat RISIKO (KODE) Kualitas mahasiswa Program PMDK Kemitraan kurang bagus (KW-PMDK CONSEQUENCES (DAMPAK) IPK rata-rata PMDK Kemitraan tidak bagus, tapi tidak berpengaruh terhadap IP rata-rata reguler. LIKELIHOOD (PELUANG TERJADINYA) RATING AKIBAT RATING PELUANG LEVEL RISIKO Hampir tiap semester Minor Almost Certain High Risk Image ITS terhadap stakeholder Berkurangnya jumlah peminat (calon mahasiswa) ke ITS karena tidak dibangunnya image yang baik terhadap stakeholder Jumlah peminat kurang o o Kepercayaan masyarakat berkurang Pendapatan ITS menurun Kemungkinan kecil Major Unlikely Medium Risk Proses Pembelajaran Keuangan Staf akademik (dosen) Efisiensi anggaran Pembekalan terhadap dosen Pemahaman dosen terhadap tujuan pengajaran Sistem perencanaan dan pelaksanaan anggaran Komitmen pimpinan Dosen kurang mempunyai kemampuan mengajar karena tidak adanya pembekalan terhadap dosen Ketidakpatuhan pengguna anggaran PNBP dalam mempertanggung-jawabkan keuangan Kemampuan Dosen dalam mengajar kurang Pertanggungjawaban keuangan (SPJ-KEU) 1. Proses Belajar Mengajar kurang optimal 2. Kualitas lulusan menurun In-efisiensi anggaran Kemungkinan kecil Major Unlikely Medium Risk Sering (hampir tiap tahun) Major Almost Certain High Risk Sistem perencanaan dan pelaksanaan anggaran Tidak etornya dana PNBP karena penerimaan dana PNBP dalam dokumen DIPA tidak sesuai usulan Dana PNBP tidak disetor 1. Menyalahi aturan dengan konsekuensi jadi temuan pihak Audit dan didenda 2. Pelanggaran hukum Sering (hampir tiap tahun) A-23-9

10 Tabel 5.1 Mitigasi Risiko A-23-10

11

12 A-2-12

13 A-2-13

PENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

PENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN PENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya E-mail : evi_y_widodo@yahoo.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO BERDASARKAN KONSEP RISK MANAGEMENT DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO)

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO BERDASARKAN KONSEP RISK MANAGEMENT DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO BERDASARKAN KONSEP RISK MANAGEMENT DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) Yuanita Farida Anggraini, Patdono Soewignjo, Stefanus Eko Wiratno Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

Analisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management

Analisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management Analisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management Zamroni 1,*, Iksan 1 1 Sekolah Tinggi Teknik Qomaruddin, Jl Raya Bungah No 01 Bungah Gresik

Lebih terperinci

MINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM

MINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM C.8 MINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM Gatot Basuki HM. 1*, Minto Basuki 2 1) Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri,

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PROSES PEMBANGUNAN KAPAL BARU LTDW WHITE PRODUCT OIL TANKER PERTAMINA DI PT. DUMAS TANJUNG PERAK SURABAYA

ANALISA RISIKO PROSES PEMBANGUNAN KAPAL BARU LTDW WHITE PRODUCT OIL TANKER PERTAMINA DI PT. DUMAS TANJUNG PERAK SURABAYA ANALISA RISIKO PROSES PEMBANGUNAN KAPAL BARU.00 LTDW WHITE PRODUCT OIL TANKER PERTAMINA DI PT. DUMAS TANJUNG PERAK SURABAYA Minto Basuki 1, Binti Chairunnisak 1 1 Jurusan Teknik Perkapalan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA 1) Minto Basuki *1) 2), Novendi Jurusan Teknik Perkapalan ITATS *) Email:

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK

PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK IGP Raka Arthama, Patdono Soewignjo, Nurhadi Siswanto, Stefanus Eko Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013)

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013) 2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko harus dilakukan di seluruh siklus proyek dari tahap awal sampai akhir proyek (Project Risk Management Handbook, 2007). Ketidakpastian ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO Jermias Tjakra Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Freyke Sangari Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control (Studi Kasus : Pada Perusahaan Distributor Minuman) Alverda

Lebih terperinci

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM Pendahuluan Tahun 2017 ini merupakan Tahun pertama pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATRIK RISIKO

PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATRIK RISIKO Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

Naila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Naila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University PERANCANGAN SOP MANAGEMENT REVIEW BERDASARKAN INTEGRASI ISO 900:05 (KLAUSUL 9.) DAN ISO 00:05 (KLAUSUL 9.) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV XYZ Naila Farhana, Sri Widaningrum,

Lebih terperinci

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT. ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 PENGERTIAN RESIKO

Lebih terperinci

4 BAB IV PEMECAHAN MASALAH

4 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi penelitian proyek akhir ini disusun untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian yang berisi tahapan-tahapan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus ke tiga proyek pembangunan gedung yang

Lebih terperinci

Kata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL

Kata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL 1 ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Septian Hari Pradana, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK )

MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK ) MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK ) Yasmi Afrizal Dosen Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tingkat kegagalan

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3 Materi #3 TIN211 - Keselamatan & Kesehatan Kerja Industri Sistem Manajemen K3 2 PERMENAKER 05/Men/1996 PP No. 50 Tahun 2012 SMK3 Dikembangkan oleh Indonesia OHSAS 18000 Diterbitkan atas kerjasama organisasiorganisasi

Lebih terperinci

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE)

PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) Oleh: Mirza Imesya Nialda 6506.040.004 ABSTRAK Perusahaan ini sering

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

RESIKO PADA PROYEK-PROYEK DERMAGA DI SULAWESI UTARA

RESIKO PADA PROYEK-PROYEK DERMAGA DI SULAWESI UTARA RESIKO PADA PROYEK-PROYEK DERMAGA DI SULAWESI UTARA Obert Tangdiembong Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Bonny F. Sompie, James A. Timboeleng Dosen Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI RISIKO K3 PERTEMUAN KE 5 FIERDANIA YUSVITA KESMAS, FIKES UEU

ANALISIS DAN EVALUASI RISIKO K3 PERTEMUAN KE 5 FIERDANIA YUSVITA KESMAS, FIKES UEU ANALISIS DAN EVALUASI RISIKO K3 PERTEMUAN KE 5 FIERDANIA YUSVITA KESMAS, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep analisis dan evaluasi resiko : 1. Pengukuran likelihood/

Lebih terperinci

ARINA ALFI FAUZIA

ARINA ALFI FAUZIA ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Solichul HA. BAKRI, et al Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Mengelola Kelelahan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

#10 MANAJEMEN RISIKO K3 #10 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Selain itu Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt.

MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt. MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt. MANAJEMEN RISIKO Kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian

Lebih terperinci

Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT Semen Padang

Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT Semen Padang Petunjuk Sitasi: Henmaidi, & Zamer, A. (2017). Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C137-142). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi, BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi, meliputi proses perusahaan secara umum serta proses proses dalam manajemen risiko proyek teknologi informasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO AS / NZ 4360:2004

MANAJEMEN RISIKO AS / NZ 4360:2004 MANAJEMEN AS / NZ 4360:2004 Forum Mutu Pelayanan Kesehatan 2006 Implementasi Patient Safety di Indonesia Kuta, Bali (20 Juli 2006) PT. SURVEYOR INDONESIA Agenda 1. 1. Definisi dan Metrik Risiko 2. 2. Kerangka

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG PENILAIAN RISIKO SIKLUS PENYELENGGARAAN SPIP Statement of Resposibility Penilaian Risiko 4 UNSUR SPIP (PP 60/ 2008) Penilaian Risiko Suatu organisasi

Lebih terperinci

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A Risk Management Framework ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM 5212100039 DIAN IS 5212100044 MRTI KELAS A Soal 1. What are activities in each process of risk management according to ISO 31000? List all

Lebih terperinci

08 Mei Pertemuan. Gambar 1 Proses Manajemen Risiko ISO : Manajemen Risiko

08 Mei Pertemuan. Gambar 1 Proses Manajemen Risiko ISO : Manajemen Risiko Sebagaimana proses manajemen risiko sesuai dengan ISO 300: 2009 - Manajemen Risiko pada ilustrasi Gambar 1, pada pertemuan sebelumnya telah diulas Identifikasi Risiko dimana adalah penting untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot Subroto Denpasar

Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot Subroto Denpasar Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 4, No. 1, July 2016, 1-6 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2016 Accepted June, 2016 Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Underpass Gatot

Lebih terperinci

RISK MANAGEMENT PROCESS. Proses Manajemen Risiko

RISK MANAGEMENT PROCESS. Proses Manajemen Risiko RISK MANAGEMENT PROCESS Proses Manajemen Risiko Manajemen risiko merupakan suatu kegiatan yang menerus (ongoing), yang harus dilakukan: Sekarang, bila belum pernah dilakukan Ketika ada pekerjaan baru direncanakan

Lebih terperinci

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

BAB 2 SKEMA PROSES BISNIS

BAB 2 SKEMA PROSES BISNIS BAB 2 SKEMA PROSES BISNIS 2.1. Pendahuluan Kegiatan PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk pada umumnya sama dengan Bank Umum dan sesuai dengan ketentuan Undang Undang No.10 tahun 1998, yaitu menghimpun dana dari

Lebih terperinci

USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI

USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI Yohanes Suprapto Magister Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI),

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Risiko-risiko yang berpotensi mengganggu kualitas produk antara lain gangguan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Risiko Proyek Risiko proyek merupakan peristiwa negatif yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sebuah proyek Manajemen

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, berkembang pula berbagai jenis perusahaan baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun manufaktur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan teori yang dipelajari serta pembahasan yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka untuk menjawab identifikasi masalah, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK Oleh : Suwinardi Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak Manajemen Risiko pada proyek meliputi langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

Overview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang

Overview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang Risk Management Overview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang kita buat. Faktanya kita harus menaksir

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. BAB V PENUTUP Bab lima berisi simpulan, saran atau rekomendasi dan keterbatasan penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR ARIE ANDRIYAN 2506 100 174 Dosen Pembimbing Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E.

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri mikro, kecil, dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. Perkembangan industri mikro,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO. Aprilia Sulistyohati, S.Kom. Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia. Your Logo

MANAJEMEN RESIKO. Aprilia Sulistyohati, S.Kom. Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia. Your Logo MANAJEMEN RESIKO Aprilia Sulistyohati, S.Kom Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Your Logo RESIKO Menurut Robert Charette (Software Engineering Risk Analysis and Management) 1. Resiko

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI DI PROPINSI PAPUA (Study Kasus di Kabupaten Sarmi)

MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI DI PROPINSI PAPUA (Study Kasus di Kabupaten Sarmi) MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI DI PROPINSI PAPUA (Study Kasus di Kabupaten Sarmi) Arif Lokobal Alumni Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Marthin D. J. Sumajouw, Bonny F.

Lebih terperinci

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control

Lebih terperinci

ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK TUGAS AKHIR RI 1592 ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK RANNY WIDATI NRP 2505 100 043 Dosen Pembimbing Ir.Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi Balanced Scorecard Kementerian Keuangan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA

EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA EVALUASI SISTEM ERP BERBASIS SUNFISH MODUL PRODUCTION PADA PT. GARUDA TWINJAYA Stella Gloria, Dennis, Manda Kusuma Wardhani Yuliana Lisanti Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya no. 27, Kebon Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Dalam Dunia Perbankan

Manajemen Resiko Dalam Dunia Perbankan Sen Yung IT Division Bank Perkreditan Rakyat Daya Lumbung Asia Abstract This paper is explained about risk management in general and every steps that should be done to implement risk management. The issue

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR Eko Prihartanto Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan, Tarakan E-mail: eko_prihartanto@borneo.ac.id

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat tiga belas kejadian risiko pada produk POTS dan dua puluh

Lebih terperinci

WISE WISE PM-MODUL 010 WISE PM-MODUL 010. RISK MANAGEMENT AT BUILDING PROJECT Presented on CPD Workshop Sept /16/2016 PM-MODUL 010

WISE WISE PM-MODUL 010 WISE PM-MODUL 010. RISK MANAGEMENT AT BUILDING PROJECT Presented on CPD Workshop Sept /16/2016 PM-MODUL 010 RISK MANAGEMENT AT BUILDING PROJECT Presented on CPD Workshop 19-20 Sept 2016 By Ir. Andi Taufan Marimba, MM. MBA. IPM. MPM. 2016 Tujuan Pembelajaran & Daftar Isi Section No. Slide Name Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK Pengertian Umum Stakeholder Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Proses Pembuatan Tahu 1. Pencucian 2. Penggilingan 3. Pemasakan 4. Penyaringan 5. Pencetakan 6. Pemotongan 7. Penggorengan Identifikasi Bahaya dengan JSA (Job

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Nia Saurina 811

Manajemen Resiko Nia Saurina 811 E-Government, yang di implementasikan dalam Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), adalah salah satu upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, lengkap, akurat dan terpadu

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Diperlukan langkah-langkah penelitian yang baik agar tercapainya keberhasilan dalam melaksanakan suatu penelitian. Penelitian yang dilakukan harus menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT Anantamurti. Hapsari 1), I Nyoman Pujawan 2) dan Putu Dana Karningsih 2) Fakultas Teknik Industri,Institut

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN I MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 2 /PMK.09/2016 TENT ANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang terkait sistem informasi dan perancangan sistem informasi pelaporan kejadian untuk memonitor risiko operasional di perusahaan. Dimulai

Lebih terperinci

Shifa Khairunnisa, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Shifa Khairunnisa, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University PERANCANGAN SOP AUDIT INTERNAL BERDASARKAN INTEGRASI ISO 900:205 (KLAUSUL 9.2) DAN ISO 400:205 (KLAUSUL 9.2) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV XYZ Shifa Khairunnisa, 2 Sri

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi Menggunakan Standar ISO/IEC 27001:2013( Studi Kasus : FTI UKSW, Salatiga )

Manajemen Resiko Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi Menggunakan Standar ISO/IEC 27001:2013( Studi Kasus : FTI UKSW, Salatiga ) Manajemen Teknologi Informasi Pada Perguruan Tinggi Menggunakan Standar ISO/IEC 27001:2013( Studi Kasus : FTI UKSW, Salatiga ) Artikel Ilmiah Peneliti : Anggrini Kongo 682012057 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal. No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan

Lebih terperinci