PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATRIK RISIKO

Transkripsi

1 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATRIK RISIKO Yuni Sulistyana 1*), Minto Basuki 2), Soejitno 2) 1) Mahasiswa. 2) Dosen Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Mineral Dan Kelautan. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rachman Hakim 0 Surabaya * Yunisulistyana@gmail.com Abstrak: Seringnya keterlambatan pada proses pembangunan kapal baru di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia yang diakibatkan beberapa risiko. Dari permasalahan ini maka dilakukan penilaian risiko dengan mengidentifikasi dan menentukan peringkat risikonya kemudian memitigasi tingkat risiko yang berpengaruh pada proses pembangunan kapal baru sehingga dapat meminimalisir keterlambatan proses pembangunan kapal. Analisis data dilakukan menggunakan metode matrik risiko, dari hasil analisis sumber risiko pada pembangunan kapal perintis 2000 GT di dapatkan 26 sumber risiko. Kemudian dari analisa risiko menggunakan matrik risiko didapatkan tingkatan risiko yang sangat tinggi pada: faktor cuaca yang mengganggu, penundaan karena terlambatnya suplai material, peralatan crane yang dibutuhkan tidak sesuai, perbaikan karena, keputusan dari owner yang terlambat, kesadaran SDM untuk menyelesaikan, ketergantungan pada konstruksi dan respon intruksi yang lambat. Berdasarkan hasil analisa tingkat risiko, maka sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkatan risiko sangat tinggi. Kata Kunci: Bangunan Baru, Manajemen Risiko, Matrik Risiko, Penilaian Risiko. Abstract: Frequent delays in the process of building new vessels at PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia due to several risks. From this problem, risk assessment is done by identifying and determining the risk rating then mitigating the risk level that influences the new ship building process so that it can minimize the delay of ship building process. Data analysis was conducted using risk matrix method, from the result of risk source analysis on the construction of 2000 GT pioneer vessel in getting 26 sources of risk. Then from the risk analysis using the risk matrix obtained very high risk levels on: weather factors that interfere with work, delayed work due to delayed supply of materials, crane equipment required is not appropriate, repair work due to demand adjustments from the owner and the classification, the decision of the owner Late, awareness of human resources to complete the project, reliance on construction work and slow instruction instruction. Based on the results of risk level analysis, the risk sources that require major handling are risks that arise with very high risk levels. Key Words: New Building, Risk Management, Risk Matrix, Risk Assessment PENDAHULUAN Kapal perintis adalah kapal yang merintis suatu tugas (misalnya menghubungi daerah terpecil yang belum terbuka). Beberapa risiko pada saat proses pembangunan perintis 2000 GT yang baru dibangun di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia adalah perubahan design gambar, keterlambatan material, kurangnya tenaga ahli, dan humman error (kesalahan manusia). Beberapa penelitian mengenai metode matrik risiko antara lain penelitian oleh Basuki dan Chairunnisak (2012) mengenai untuk mengetahui risiko dan tingkat risiko pada proses Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional C1-39

2 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut bangunan baru pada industri galangan kapal skala kecil. Hasil analisa menghasilkan kesimpulan bahwa sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkatan risiko sangat tinggi yaitu perbaikan / revisi karena penyesuaian permintaan dari pemilik kapal dan. Basuki dkk (2012) menganalisa mengenai risiko yang dilakukan pada proses pembangunan kapal patroli cepat pada nomor pembangunan 268, 269, dan 270 di PT. PAL Indonesia. Hasil dari analisa diperoleh probabilitas terbesar terjadinya keterlambatan secara berturut turut adalah pada proses kelompok material, kelompok produksi, dan kelompok desain. Potensi terjadinya kerugian akibat risiko yang tidak diantisipasi dipengaruhi oleh faktor biaya keterlambatan proses produksi. Setiawan (2015) telah melakukan penelitian untuk mengetahui peringkat risiko yang terjadi pada proses reparasi kapal di PT. Janata Marina Indah Unit I semarang. Di dapatkan hasil kesimpulan dari penilitan adalah dari perhitungan matrik risiko diperoleh nilai rating risiko yang terjadi pada reparasi kapal adalah sangat ringan dan ringan, dengan acuan risikonya menggunakan The Australian New Zealand Risk Management Standart (AS/NSZ 4360, 2004). Berdasarkan beberapa penelitian diatas maka pada penelitian ini penulis melakukan suatu penilaian risiko dengan menggunakan metode matrik. Metode matrik risiko adalah penilaian risiko yang diperoleh dari proses hasil kali antara likelihood (Frekuensi) dan Consequence (keparahan) suatu risiko, dari proses tersebut akan dihasilkan kategori tingkat keparahan dari suatu risiko apakah risiko tersebut termasuk kategori rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim. Maka dari metode matrik risiko ini perlu dilakukan identifikasi jenis jenis risiko pada bangunan baru kapal perintis 2000 GT kemudian menentukan peringkat risiko dan memitigasi risiko risiko untuk mengurangi risiko dan kerugian yang terjadi. METODE PENELITIAN Langkah langkah metode penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Tahapan Identifikasi Risiko Setelah permasalahan dirumuskan, selanjutnya dilakukan proses identifikasi risiko pada operasional pembangunan kapal baru. 2. Peringkat Risiko dan Matrik Risiko Pada tahap ini dilakukan setelah proses identifikasi terhadap risiko yaitu dengan menentukan peringkat risiko,dan pada matrik risiko akan dihasilkan kategori tingkat keparahan dari suatu risiko apakah risiko tersebut termasuk kategori rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim. 3. Mitigasi Risiko Pada tahap ini akan dilakukan penentuan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menangani risiko yang telah teridentifikasi. Beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk pengendalian risiko menurut standar The Australian New Zealand Risk Management Standard (AS/NZS 4360, 1999) 4. Kesimpulan dan Saran Pada tahapan terakhir ini akan dilakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diolah dan dianalisis sebelumnya, apakah sudah dapat menjawab permasalahan yang ada di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia serta memberikan upaya solusi mitigasi yang mungkin dilakukan untuk menanggulangi risiko operasional yang mungkin terjadi di perusahaan tersebut. C1-40 Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional

3 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut HASIL DAN PEMBAHASAN Sebuah sumber resiko atau hazard adalah sesuatu yang secara intrinsik berpotensi untuk membahayakan atau membantu terjadinya resiko. Sumber resiko membantu mendeskripsikan akar permasalahan dari sebuah resiko. Tabel 1. Sumber Risiko Kejadian Resiko desain lambung (Hull Construction) interior dan instalasi pemesinan dan motor bantu instalasi pipa, listrik dan pemadam Sumber resiko Gambar kerja ada revisi Approval Drawing dari Biro Klasifikasi terlambat Revisi design dari pihak Owner dan Faktor cuaca yang mengganggu out door Penundaan karena terlambatnya supply material Peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak sesuai. penyesuaian permintaan dari owner dan Keputusan dari Owner yang terlambat Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan Penundaan karena terlambatnya supply Interior kapal Ketergantungan pada konstruksi Respon instruksi yang lambat Keputusan dari Owner yang terlambat penyesuaian permintaan dari owner dan Solas Proses pengiriman main engine dari supplier yang lama Ketergantungan pada penempatan motor bantu Respon instruksi yang lambat Keputusan dari Owner yang terlambat penyesuaian permintaan dari owner dan karena tidak sesuai spesifikasi Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan Penundaan karena terlambatnya supply material Ketergantungan pada sistem pipa dan kelistrikan Tidak dapat dikerjakan secara paralel dengan konstruksi Keputusan dari Owner yang terlambat penyesuaian permintaan dari owner dan Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan Tahap Analisis Risiko Dampak risiko membantu mendiskripsikan bagaimana sebuah risiko memberikan dampak terhadap tujuan bisnis korporat maupun memberikan basis untuk menganalisis konsekuensi dari sebuah risiko. Dampak terburuk (worst case impact) yang realistis dari sebuah peristiwa risiko (risk event) harus dikaji pada saat menganalisa konsekuensi. Tabel 2. Kriteria Konsekuensi / Akibat Indeks / Akibat Rating Tingkat Akibat / Konsekuensi Keterangan 1 Tidak Berat / Insignificant Waktu terbuang < hari 2 Agak Berat / Minor Waktu terbuang s/d 20 hari 3 Berat / Moderate Waktu terbuang 20 s/d 50 hari 4 Sangat Berat / Major Waktu terbuang 50 s/d 0 hari 5 Malapetaka / Catastrophic Waktu terbuang > 0 hari Sumber : The Australian New Zealand Risk Management Standard (AS/NZS 4360, 1999) Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional C1-41

4 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut Dari data histori kejadian, dapat ditentukan besarnya faktor tambah nilai konsekuensi. Dengan perhitungan mean/rata-rata penundaan tiap kejadian maka diperoleh faktor tambah konsekuensi seperti yang ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Nilai Akibat Risiko per Peristiwa Kejadian Resiko Sumber resiko Akibat (Per Hari) desain lambung (Hull Construction) interior dan instalasi pemesinan dan motor bantu instalasi pipa, listrik dan pemadam Gambar kerja ada revisi 1,4 Approval Drawing dari Biro Klasifikasi terlambat 1 Revisi design dari pihak Owner dan 1,6 Faktor cuaca yang mengganggu out door 2,4 Penundaan karena terlambatnya supply material 2,2 Peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak sesuai. 1,6 1 Keputusan dari Owner yang terlambat 1,2 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 1,2 Penundaan karena terlambatnya supply Interior kapal 2,2 Ketergantungan pada konstruksi 2,2 Respon instruksi yang lambat 1 Keputusan dari Owner yang terlambat 1 2 Solas Proses pengiriman main engine dari supplier yang lama 3,2 Ketergantungan pada penempatan motor bantu 3,2 Respon instruksi yang lambat 1,2 Keputusan dari Owner yang terlambat 1,6 karena tidak sesuai spesifikasi 1,6 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 1 Penundaan karena terlambatnya supply material 2,2 Ketergantungan pada sistem pipa dan kelistrikan 2,4 Tidak dapat dikerjakan secara paralel dengan konstruksi 2 Keputusan dari Owner yang terlambat 1 1,8 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 1 Jadi, hasil perhitungan probabilitas selama 1 bulan dikalikan dengan angka 24 yang mewakili jumlah bulan penelitian yang dimulai pada bulan Oktober 2015 hingga bulan Oktober Dari proses pengolahan data di atas didapatkan probabilitas setiap sumber risiko selama kurun waktu pengerjaan 24 bulan. Diskripsi kualitatif dari kemungkinan dirancang untuk menjawab seberapa sering terjadinya suatu peristiwa risiko (risk event). Tabel 4. berikut ini menunjukkan kriteria asesmen kemungkinan dari suatu peristiwa risiko. Tabel 4. Kriteria Kemungkinan Indeks Kemungkinan Rating Kemungkinan Frekuensi Probabilitas 1 Jarang Terjadi/ Rare 2 Kemungkinan Kecil Terjadi/ Unlikely 3 Mungkin Terjadi/ Possible 4 Kemungkinan Besar Terjadi/ Likely Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali 15 bulan Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali bulan Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali 5 bulan Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali 1 bulan < 1% 1% - 4% 5% - 9% % - 15% C1-42 Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional

5 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut Indeks Kemungkinan 5 Rating Kemungkinan Frekuensi Probabilitas Sering Terjadi/ Almost Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali 3 minggu > 16% Probabilitas atau biasa disebut sebagai likelyhood adalah kemungkinan suatu risiko tersebut akan muncul, biasanya digunakan data historis untuk mengestimasi kemungkinan tersebut. Perhitungan kemungkinan atau peluang yang sering digunakan adalah frekuensi. Maka perhitungan dilakukan sampai bulan Oktober 2017, seperti pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Perhitungan Kemungkinan dan Akibat Resiko selama Oktober 2015 Oktober 2017 Kejadian Risiko desain lambung (Hull Construction) interior dan instalasi pemesinan dan motor bantu instalasi pipa, listrik dan pemadam Sumber resiko Kemungkinan Likelihood Akibat (Per Hari) Akibat Risiko Gambar kerja ada revisi 21,43 1,4 30,00 Approval Drawing dari Biro Klasifikasi terlambat 21, ,43 Revisi design dari pihak Owner dan 21,43 1,6 34,29 Faktor cuaca yang mengganggu out door 120,77 2,4 289,85 Penundaan karena terlambatnya supply 120,77 2,2 265,69 material Peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak sesuai. 120,77 1,6 193,23 penyesuaian 120, ,77 permintaan dari owner dan Keputusan dari Owner yang terlambat 120,77 1,2 144,92 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 120,77 1,2 144,92 Penundaan karena terlambatnya supply 113,93 2,2 250,65 Interior kapal Ketergantungan pada konstruksi 113,93 2,2 250,65 Respon instruksi yang lambat 113, ,93 Keputusan dari Owner yang terlambat 113, ,93 penyesuaian 113, ,87 permintaan dari owner dan Solas Proses pengiriman main engine dari supplier yang 140,55 3,2 449,76 lama Ketergantungan pada penempatan motor bantu 140,55 3,2 449,76 Respon instruksi yang lambat 140,55 1,2 168,66 Keputusan dari Owner yang terlambat 140,55 1,6 224,88 penyesuaian permintaan dari owner dan karena tidak sesuai spesifikasi 140,55 1,6 224,88 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 140, ,55 Penundaan karena terlambatnya supply material 33,01 2,2 72,62 Ketergantungan pada sistem pipa dan 33,01 2,4 79,23 kelistrikan Tidak dapat dikerjakan secara paralel dengan 33, ,02 konstruksi Keputusan dari Owner yang terlambat 33, ,01 penyesuaian permintaan dari owner dan 33,01 1,8 59,42 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 33, ,01 Berdasarkan tabel likelihood / kemungkinan dan consequences / akibat (AS/NZS 4360:2004) yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya, maka likelihood dari risiko yang telah diidentifikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan pada kemungkinan, level kemungkinan, dan level akibat sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6, 7 dan 8 berikut : Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional C1-43

6 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut Tabel 6. Perhitungan Persentase Kemungkinan Kejadian Risiko desain lambung (Hull Construction) interior dan instalasi pemesinan dan motor bantu instalasi pipa, listrik dan pemadam Sumber resiko Kemungkinan % Akibat Likelihood Kemungkinan Resiko Gambar kerja ada revisi 21,43 2,98 30,00 Approval Drawing dari Biro Klasifikasi 21,43 2,98 21,43 terlambat Revisi design dari pihak Owner dan 21,43 2,98 34,29 Faktor cuaca yang mengganggu 120,77 16,77 289,85 out door Penundaan karena 120,77 16,77 265,69 terlambatnya supply material Peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak 120,77 16,77 193,23 sesuai. 120,77 16,77 120,77 Keputusan dari Owner yang terlambat 120,77 16,77 144,92 Kesadaran dari SDM untuk 120,77 16,77 144,92 menyelesaikan Penundaan karena 113,93 15,82 250,65 terlambatnya supply Interior kapal Ketergantungan pada 113,93 15,82 250,65 konstruksi Respon instruksi yang lambat 113,93 15,82 113,93 Keputusan dari Owner yang terlambat 113,93 15,82 113,93 113,93 15,82 227,87 Solas Proses pengiriman main engine dari 140,55 19,52 449,76 supplier yang lama Ketergantungan pada penempatan motor 140,55 19,52 449,76 bantu Respon instruksi yang lambat 140,55 19,52 168,66 Keputusan dari Owner yang terlambat 140,55 19,52 224,88 karena tidak sesuai 140,55 19,52 224,88 spesifikasi Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 140,55 19,52 140,55 Penundaan karena 33,01 4,58 72,62 terlambatnya supply material Ketergantungan pada sistem 33,01 4,58 79,23 pipa dan kelistrikan Tidak dapat dikerjakan secara paralel 33,01 4,58 66,02 dengan konstruksi Keputusan dari Owner yang terlambat 33,01 4,58 33,01 33,01 4,58 59,42 Kesadaran dari SDM untuk 33,01 4,58 33,01 menyelesaikan C1-44 Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional

7 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut Tabel 7. Level Kemungkinan Kejadian Resiko desain Lambung ( Hull Construction ) interior dan instalasi pemesinan dan motor bantu instalasi pipa, listrik dan pemadam Sumber resiko % Kemungkinan Level Indeks Gambar kerja ada revisi 2,98 Unlikely 2 Approval Drawing dari Biro Klasifikasi terlambat 2,98 Unlikely 2 Revisi design dari pihak Owner dan pihak klasifikasi 2,98 Unlikely 2 Faktor cuaca yang mengganggu out 16,77 Almost 5 door Penundaan karena terlambatnya supply 16,77 Almost 5 material Peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak sesuai. 16,77 Almost 5 penyesuaian 16,77 Almost 5 permintaan dari owner dan Keputusan dari Owner yang terlambat 16,77 Almost 5 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 16,77 Almost 5 Penundaan karena terlambatnya supply 15,82 Likely 4 Interior kapal Ketergantungan pada konstruksi 15,82 Likely 4 Respon instruksi yang lambat 15,82 Likely 4 Keputusan dari Owner yang terlambat 15,82 Likely 4 penyesuaian permintaan dari owner dan Solas 15,82 Likely 4 Proses pengiriman main engine dari supplier yang 19,52 Almost 5 lama Ketergantungan pada penempatan motor bantu 19,52 Almost 5 Respon instruksi yang lambat 19,52 Almost 5 Keputusan dari Owner yang terlambat 19,52 Almost 5 penyesuaian 19,52 Almost 5 permintaan dari owner dan karena tidak sesuai spesifikasi Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 19,52 Almost 5 Penundaan karena terlambatnya supply 4,58 Unlikely 2 material Ketergantungan pada sistem pipa dan 4,58 Unlikely 2 kelistrikan Tidak dapat dikerjakan secara paralel dengan 4,58 Unlikely 2 konstruksi Keputusan dari Owner yang terlambat 4,58 Unlikely 2 penyesuaian 4,58 Unlikely 2 permintaan dari owner dan Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 4,58 Unlikely 2 Tabel 8. Level Akibat Kejadian Resiko desain Sumber resiko Akibat Resiko Level Indeks Gambar kerja ada revisi 30,00 Moderate 3 Approval Drawing dari Biro Klasifikasi 21,43 Moderate 3 terlambat Revisi design dari pihak Owner dan pihak 34,29 Moderate 3 klasifikasi Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional C1-45

8 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut Lambung ( Hull Construction ) interior dan instalasi pemesinan dan motor bantu instalasi pipa, listrik dan pemadam Faktor cuaca yang mengganggu out door Penundaan karena terlambatnya supply material Peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak sesuai. 289,85 Catastrophic 5 265,69 Catastrophic 5 193,23 Catastrophic 5 265,69 Catastrophic 5 Keputusan dari Owner yang terlambat 120,77 Catastrophic 5 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan Penundaan karena terlambatnya supply Interior kapal 144,92 Catastrophic 5 144,92 Catastrophic 5 Ketergantungan pada konstruksi 250,65 Catastrophic 5 Respon instruksi yang lambat 250,65 Catastrophic 5 Keputusan dari Owner yang terlambat 113,93 Catastrophic 5 113,93 Catastrophic 5 Solas Proses pengiriman main engine dari 227,87 Catastrophic 5 supplier yang lama Ketergantungan pada penempatan motor 449,76 Catastrophic 5 bantu Respon instruksi yang lambat 168,66 Catastrophic 5 Keputusan dari Owner yang terlambat 224,88 Catastrophic 5 224,88 Catastrophic 5 karena tidak sesuai spesifikasi Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 140,55 Catastrophic 5 Penundaan karena terlambatnya supply material 72,63 Insignificant 1 Ketergantungan pada sistem pipa dan kelistrikan 79,23 Major 4 Tidak dapat dikerjakan secara paralel 66,02 Major 4 dengan konstruksi Keputusan dari Owner yang terlambat 33,01 Moderate 3 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 59,42 Major 4 33,01 Moderate 3 Tahap Evaluasi Risiko Dari tabel level kemungkinan dan akibat tersebut diatas akan diperoleh tingkatan indeks resiko masing-masing per kejadian, dengan menggunakan rumus yang diperoleh dengan mengkombinasikan rating kemungkinan dan rating akibat dari suatu peristiwa (risk event). Formula berikut ini digunakan untuk mengukur risiko dari suatu kejadian. Indeks Risiko (R) = Indeks Kemungkinan (K) + Indeks Akibat (Konsekuensi)(A) Sehingga akan diperoleh hasil akhir indeks Risiko yang akan dipetakan sesuai dengan peta matrik resiko, berikut adalah peta matrik risiko 5 x 5 bisa dilihat pada gambar 1 berikut : C1-46 Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional

9 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut Sumber : The Australian New Zealand Risk Management Standard (AS/NZS 4360,1999) Gambar 1. Peta Matrik Risiko 5 x 5 Tabel 9. Indeks Akhir Risiko Kejadian Resiko No Sumber Resiko Desain Lambung (Hull Construction) interior dan instalasi pemesinan dan motor bantu Indeks Kemungkinan Indeks Akibat Rating Resiko Hasil 1 Gambar kerja ada revisi 2 3 Rendah 5 2 Approval Drawing dari Biro Klasifikasi 2 3 Rendah 5 terlambat 3 Revisi design dari pihak Owner dan pihak klasifikasi 2 3 Rendah 5 4 Faktor cuaca yang mengganggu 5 5 Sangat out door 5 Penundaan karena terlambatnya 5 5 Sangat supply material 6 Peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak 5 5 Sangat sesuai Sangat 8 Keputusan dari Owner yang terlambat 5 5 Sangat 9 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 5 5 Sangat Penundaan karena terlambatnya 4 5 Sangat 9 supply Interior kapal 11 Ketergantungan pada konstruksi 4 5 Sangat 9 12 Respon instruksi yang lambat 4 5 Sangat 9 13 Keputusan dari Owner yang terlambat 4 5 Sangat 9 14 Solas 15 Proses pengiriman main engine dari supplier yang lama 16 Ketergantungan pada penempatan motor bantu 4 5 Sangat 5 5 Sangat 5 5 Sangat 17 Respon instruksi yang lambat 5 5 Sangat 18 Keputusan dari Owner yang terlambat 5 5 Sangat Sangat karena tidak sesuai spesifikasi 20 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 21 Penundaan karena terlambatnya supply material 5 5 Sangat 2 1 Sangat Rendah 9 3 Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional C1-47

10 Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut instalasi pipa, listrik dan pemadam 22 Ketergantungan pada sistem 2 4 Moder 6 pipa dan kelistrikan at 23 Tidak dapat dikerjakan secara paralel 2 4 Moder 6 dengan konstruksi at 24 Keputusan dari Owner yang terlambat 2 3 Rendah Moder at 6 26 Kesadaran dari SDM untuk menyelesaikan 2 3 Rendah 5 Tahap Mitigasi Risiko Berdasarkan tabel indeks risiko ditemukan bahwa 17 sumber risiko mempunyai indeks kategori sangat tinggi. Prosedur mitigasi bisa dilakukan dengan menghindari risiko (avoid), memindahkan risiko (transfer), mengurangi peluang atau dampak hyang terjadi (mitigate), menahan risiko (retain), serta menerima risiko (accept). KESIMPULAN 1. Identifikasi sumber sumber risiko pada pembangunan kapal perintis 2000 GT di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia didapatkan 26 sumber risiko baik internal maaupun eksternal. 2. Berdasarkan hasil analisa tingkat risiko menggunakan matrik risiko, maka sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkatan risiko sangat tinggi yaitu faktor cuaca yang mengganggu terbuka, penundaan karena terlambatnya suplai material, peralatan (crane) yang dibutuhkan tidak sesuai, perbaikan karena pihak klasifikasi, keputusan dari owner yang terlambat, kesadaran SDM (Sumber Daya Manusia) untuk menyelesaikan, ketergantungan pada konstruksi dan respon instruksi yang lambat. 3. Dari risiko risiko yang sudah diketahui peringkatnya maka perlu dilakukan proses mitigasi risiko, khususnya risiko yang masuk kategori sangat tinggi, sehingga keterlambatan penyelesaian bisa dilakukan tepat waktu. DAFTAR PUSTAKA Basuki, M. dan Chairunnisak. 2012, Anallisa Risiko Proses Pembangunan Kapal Baru 3500 LTDW White Product Oil Tanker Pertamina di PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard, Jurnal Neptunus Kelautan, Vol.18, No. 2. Basuki, M. Manfaat, D. Nugroho, S. dan Dinariyana, A. 2012, Improvement of The Process of New Business of Ship Building Industry, Journal of Economics, Business, and Accountacy Ventura, Vol.15, No.3, hal Setiawan, B. 2015, Penilaian Risko Usaha Reparasi Kapal Pada Perusahaan Galangan Kapal PT. Janata Marina Indah unit 1 Semarang, (Skripsi), Surabaya : Institut teknologi Adhi Tama Surabaya., 2004, RISK MANAGEMENT, The Standards Australia and New Zealand, AS/NZS 4360:2004. C1-48 Yuni Sulistyana, Minto Basuki, Soejitno: Penilaian Resiko Operasional