Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT Semen Padang
|
|
- Leony Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Petunjuk Sitasi: Henmaidi, & Zamer, A. (2017). Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C ). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT Semen Padang Henmaidi (1), Alwedria Zamer (2) (1), (2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang (1) (2) ABSTRAK Manajemen risiko merupakan salah satu tool yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam menjaga keberlangsungan operasional perusahaan pada jangka panjang. Hal tersebut juga perlu dilakukan pada perusahaan tambang seperti PT Semen Padang. Penelitian ini adalah upaya untuk merumuskan strategi manajemen risiko yang perlu dilakukan pada PT Semen Padang, khususnya di Departemen Tambang. Framework yang digunakan adalah berbasiskan ISO Langkah manajemen risiko diawali dengan penetapan kontes, penilaian dan analisis atas risiko dan dilanjutkan dengan pendalaman atas event risiko untuk merumuskan strategi penanganannya. Berdasarkan tahapan penelitian yang dilakukan didapatkan 30 potensi risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan operasional Departemen Tambang PT. Semen Padang. Di antara risiko-risiko tersebut, risiko yang paling kritis atau yang perlu diprioritaskan penanganannya adalah gangguan atas pasokan sumber bahan baku batu kapur dan silika. Mitigasi risiko yang dirumuskan meliputi penanganan lebih baik atas rental alat berat, penanganan penambangan batu kapur dan silika di pit limit dan percepatan penyiapan area tambang baru. Keywords: tambang, risiko, manajemen risiko, ISO 31000, mitigasi risiko I. PENDAHULUAN PT Semen Padang merupakan salah satu industri yang memproduksi semen di Indonesia. Proses produksi dimulai dari kegiatan penambangan batu kapur dan batu silika, hingga pengepakan semen di packing plant. Proses penambangan dilakukan di bukit Karang Putih yang terletak tidak jauh dari lokasi pabrik. Target produksi disusun dengan ketat agar penambangan dapat memenuhi kebutuhan pabrik. Namun banyak kejadian atau potensi risiko yang mungkin terjadi dan menghambat tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Risiko tersebut antara lain risiko dalam proses penambangan, risiko kerusakan alat, risiko kecelakaan kerja, dan berbagai risiko lainnya. Semua risiko tersebut merupakan ketidakpastian yang mungkin terjadi pada proses penambangan. Untuk mengurangi potensi kejadian risiko tersebut, maka diperlukan aktifitas Manajemen Risiko (Pramana, 2011). Secara umum tujuan manajemen risiko adalah meminimasi dan mengatasi terjadinya risiko dan pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Penanganan dan pengelolaan terhadap kemungkinan risiko yang terjadi pada Departemen Tambang PT Semen Padang dapat dimulai dengan melakukan pengukuran terhadap risiko dengan beberapa tahapannya yaitu identifikasi risiko, dan penentuan strategi mitigasi terhadap risiko yang mungkin terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mengkaji dan merumuskan strategi penangan risiko yang perlu dilakukan pada Departemen Tambang PT Semen Padang. Dalam kajian ini ISO digunakan sebagai framework metode kerja (Susilo dan Victor, 2011). Langkah manajemen risiko mengikuti framework tersebut yakni: penetapan kontes, penilaian dan analisis atas risiko dan pendalaman atas event risiko untuk menentukan strategi mitigasinya. C-137
2 Henmaidi, Zamer A. Definisi Risiko II. TINJAUAN PUSTAKA Hanafi (2009) menyatakan kondisi dunia bisnis selalu penuh dengan ketidakpastian. Risiko datang tanpa terduga dan sulit untuk dihindari. Sejalan dengan hal tersebut, maka perusahaan perlu berinisiatif untuk mengelola risiko yang diperkirakan dapat muncul dengan sebaik mungkin. Risiko dapat terjadi kapan saja dalam berbagai bentuk. Jika perusahaan tidak mampu mengelola risiko tersebut dengan baik maka perusahaan terancam menerima kerugian. Hal ini dapat dilihat lebih lanjut pada literatur antara lain: Bradley (2011), Darmawi (2006) dan Fahmi (2010) B. Definisi Manajemen Risiko Definisi manajemen risiko adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana penerapan ukuran dalam berbagai penyelesaian masalah yang ada dengan pendekatan manajemen secara terstruktur untuk sebuah organisasi atau perusahaan. C. Pengelolaan Risiko Pada prinsipnya risiko akan senantiasa terjadi. Dalam menanggulangi risiko tersebut terdapat beberapa metode yang bisa dilakukan yaitu (Siamat,1999) (1) Risk Avoidance (2) Risk Reduction (3) Risk Transfer (4) Risk Retention (5) Risk Sharing. Manajemen risiko dengan menggunakan pendekatan ISO dalam Komite Nasional Kebijakan Governance (2011) dan Andhika (2011) menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan pada proses manajemen risiko yaitu: Penentuan konteks: Tahapan awal dalam nanajemen risiko adalah penentuan konteks. Hal ini dipelukan untuk memberikan batasan sampai di mana proses-proses selanjutnya akan dilakukan. Hal ini selanjutnya diikuti dengan mengidentifikasi risiko, menentukan ruang lingkupnya, tujuan dalam penerapan manajemen risiko serta hal-hal yang mungkin terjadi sehingga dapat membatasi hasil yang diharapkan. Penetapan konteks ini merupakan proses untuk mengidentifikasi parameter dasar dalam pengelolaan manajemen risiko sehingga dapat diketahui bagian mana yang akan dijadikan peninjauan dan pihak mana saja yang terkait di dalamnya berdasarkan flow proses dalam pengamatan. Penilaian Risiko: Setelah konteks manajemen risiko ditetapkan, selanjutnya dilakukan penilaian risiko. Pada tahapan ini setiap potensi risiko yang teridentifikasi dianalisis dan dinilai.tahapan dalam penilaian risiko ini terbagi atas (1) Identifikasi risiko, (2) Analisis risiko, (3) Evaluasi risiko. Perlakuan Risiko: Dalam mengatasi permasalahan yang sesuai dengan konteks risiko dapat dilakukan dengan mitigasi risiko yaitu melakukan perlakuan risiko untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan akibat dari risiko, atau mengurangi kemungkinan terjadinya dan dampak yang ditimbulkanya. Monitoring dan Review: Dalam memastikan bahwa seluruh tahapan proses dan fungsi manajemen risiko berjalan dengan baik dilakukan dengan monitoring dan review. Pemantauan rutin terhadap kondisi aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana atau harapan disebut dengan monitoring. Sedangkan tidakan review dilakukan dengan peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu. Komunikasi dan konsultasi: Tujuan dari komunikasi dan konsultasi ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan serta mengkomunikasikan setiap tahapan manajemen risiko sehingga setiap pihak-pihak terkait dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik sesuai dengan yang telah ditetapkan. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sistematis yang diawali dengan pengenalan situasi dengan survey pendahuluan dan studi literatur. Survey pendahuluan dilakukan untuk memahami proses bisnis yang terjadi pada perusahaan serta objek penelitian. Selanjutnya C-138
3 Impelemtasi Manajemen Risiko Di Departemen Tambang PT Semen Padang dilakukan penentuan konteks manajemen risiko. Proses ini dilakukan dengan pengamatan pada objek penelitian serta diskusi dengan personil kunci pada Departemen Tambang. Selanjutnya dilakukan proses identifikasi risiko, pengumpulan data serta analisis terhadap risiko. Tahapan berikutnya adalah penilaian atas risiko yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Aktifitas ini diikuti dengan analisis atas event risiko serta memilih risiko yang diprioritaskan penanganannya. Proses ini dilakukan melalui diskusi wawancara mendalam besama staf kunci pada departemen ini. Hasil aktifitas tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut untuk merumuskan strategi penanganan atas risiko yang diprioritaskan tersebut. IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA A. Penentuan Konteks Pada tahap penentuan konteks ini, dilakukan kajian tentang ruang lingkup risiko yang akan dianalisis. Pada penelitian ini konteks yang akan dibahas adalah manajemen risiko tambang pada PT Semen Padang. Untuk menentukan ruang lingkup penambangan pada PT Semen Padang ini akan dikaji terlebih dahulu tentang proses bisnisnya. Secara umum, aliran proses produksi pada Departemen Tambang pada PT Semen Padang adalahdiawali dengan pembersihan area, penegoran untuk memasukkan bahan peledak, peledakan, loading dan hauling dengan menggunakan alat berat, proses crushing, conveying dan penyimpanan. 1) Mengidentifikasi Risiko Identifikasi risiko pada Departemen Tambang dilakukan berdasarkan sumber risiko yang dapat dilihat pada Tabel 1 serta dari kejadian di PT Semen Padang pada masa sebelumnya yang diperoleh dari hasil diskusi dengan pihak risk officer Departemen Tambang. Tabel 1. Potensi Sumber risiko pada Departemen Tambang 2) Analisis Risiko Tahapan analisis terhadap risiko yang telah diidentifikasi dilakukan dengan menggunakan metode analisis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Hasil dari FMEA ini dapat mengungkap lebih dalam tentang penyebab dan dampak kemunculan risiko, deteksi yang mampu dilakukan perusahaan serta upaya dalam mencegah munculnya risiko. Proses analisis ini dilakukan dengan wawancara dan diskusi dengan pihak risk officer Departemen Tambang. Dari tahap ini didapatkan nilai Risk Priority Number (RPN) yang menunjukkan prioritas risiko yang dijadikan dasar perumusan konteks risiko dalam perumusan strategi pengendalian risiko (Villacourt, 1992). Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1. C-139
4 Henmaidi, Zamer Gambar 1. Peta Perlakuan risiko Dari hasil analisis FMEA menunjukkan bahwa risiko yang memiliki skor RPN tinggi yang menjadi dasar dalam menentukan risiko yang diprioritaskan adalah risiko dengan kode R6 (Terganggunya pasokan batu kapur dan silika) dengan skor 40. Matriks penilaian risiko menunjukkan bahwa risiko yang perlu diprioritaskan dengan mempertimbangkan wilayah risiko yang lebih kritis ini. Berdasarkan hasil analisis risiko dari peta perlakuan risiko menunjukkan bahwa R6 (Terganggunya pasokan batu kapur dan silika) berada pada wilayah prevent at source seperti pada Gambar 1. Untuk ini perusahaan perlu melakukan penanganan yang agresif dan segera dalam upaya meminimumkan kemunculan risiko. B. Penilaianatas Rrisiko yang Diprioritaskan Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah penilaian risiko. Penilaian risiko ini dilakukan untuk pengkajian lebih lanjut terhadap risiko yang terjadi mulai dari identifikasi risiko untuk mengetahui apa, dimana, kapan, bagaimana, dan mengapa risiko tersebut dapat terjadi. Kemudian dilakukan pengkajian risiko dengan menganalisis kemunculan risiko serta mengevaluasi risiko untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Penilaian risiko yang dilakukan pada tahap ini adalah terhadap risiko kritis yang memiliki tingkat risiko tinggi. Hasil perumusan konteks risiko menunjukkan bahwa risiko yang diprioritaskan adalah risiko terganggunya pasokan batu kapur dan silika. Risiko tersebut akan dikaji lebih mendalam dengan pendekatan kerangka kerja ISO yang dimulai dari penilaian risiko (identifikasi, analisis dan evaluasi risiko ) hingga dilakukanya perlakuan risiko. 1) Identifikasi Event Risiko Identifikasi Event Risiko dilakukan dari risiko kritis yaitu risiko Terganggunya pasokan batu kapur dan silika. Identifikasi Event risiko dilakukan berdasarkan diskusi dan wawancara dengan pihak risk officer.verifikasi Event risiko ini dilakukan wawancara terhadap pihak risk officer Departemen Tambang dan tidak dilakukan dengan penilaian terhadap kuisioner dikarenakan event risiko tersebut dapat dikaji berdasarkan data dan judgement dari pihak risk officer. Hasil identifikasi Event risiko terganggunya pasokan batu kapur dan silika (R06) diperoleh 5 Event. 2) Analisis Event risiko Analisis Event risiko merupakan upaya untuk memahami risiko yang diprioritaskan lebih mendalam berdasarkan seberapa besar event-event untuk setiap risiko yang diprioritaskan tersebut berkontribusi mempengaruhi risiko kritis berdasarkan data historis yang mendukung untuk Event risiko yang diprioritaskan tersebut. Hasil analisis yang dilakukan berupa keputusan terhadap Event risiko yang memiliki tingkat risiko tinggi yang diprioritaskan untuk diberi respon atau C-140
5 Impelemtasi Manajemen Risiko Di Departemen Tambang PT Semen Padang tindakan mitigasi dalam upaya meminimasi kemunculan risiko sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi dari dampak risiko. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat risiko untuk setiap Event risiko kritis, maka tahapan selanjutnya adalah menginterpretasikannya ke dalam matriks penilaian risiko untuk mengetahui profil Event risiko setiap yaitu Event risiko Matriks penilaian risiko terhadap Event risiko disajikan pada Gambar 2. SEVERITY LIKELIHOOD , Gambar 2. Matriks Penilaian Event risiko Terganggunya Pasokan Batu Kapur dan Silika Berdasarkan matriks penilaian Event risiko yang disajikan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa Event risiko yang berhubungan dengan risiko terganggunya pasokan batu kapur dan silika berada di area extreme (merah), high (orange) dan medium (kuning). Event risiko yang akan dibahas selanjutnya adalah yang berada pada daerah tertinggi yaitu Event 1, 2, 3, dan 4. Event risiko yang diprioritaskan tersebut merupakan Event risiko yang memberikan kontribusi besar terhadap kemunculan risiko yang diprioritaskan sehingga dengan dilakukan tindakan mitigasi terhadap Event risiko yang diprioritaskan tersebut maka risiko tersebut dapat di tangani. Berkurangnya lahan persediaan batu kapur merupakan Event risiko yang cukup kritis untuk di bahas lebih lanjut. Batu kapur merupakan bahan yang sangat penting untuk memproduksi semen. Dan jika terjadi masalah terhadap keberadaan batu kapur ini akan berdampak terhadap perusahaan secara keseluruhan. C. Perlakuan Risiko Perlakuan risiko ini dilakukan terhadap risiko yang diprioritaskan dengan menentukan alternatif perlakuan atau respon risiko. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2011), alternatif perlakuan atau respon risiko dibagi menjadi 4 alternatif, yaitu (1) Menghindari risiko (risk avoidance), (2) Berbagi risiko (risk sharing/transfer), (3) Mitigasi (mitigation), (4) Menerima risiko (risk acceptance). Berdasarkan penilaian risiko yang telah dilakukan terhadap Event-event risiko terganggunya pasokan batu kapur dan silika maka tahapan selanjutnya adalah merespon/mengendalikan Event risiko yang perlu diprioritaskan untuk dilakukan mitigasi risiko dalam upaya mengurangi frekuensi kejadian risiko tersebut. Tingkat likelihood dan severity untuk setiap Event risiko yang digunakan sebagai input untuk peta perlakuan Event risiko. Peta perlakuan Event risiko terganggunya pasokan batu kapur dan silika disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Peta Perlakuan Event risiko terganggunya Pasokan Batu Kapur dan Silika C-141
6 Henmaidi, Zamer Dari peta perlakuan Event risiko di atas dapat dilihat bahwa Event berada pada kuadran Event at source dan detect and monitor, Event risiko ini perlu diprioritaskan untuk ditindaklanjuti dengan merekomendasikan tindakan mitigasi risiko. Rekomendasi tindakan mitigasi risiko untuk risiko yang diprioritaskan adalah: 1). Rental excavator untuk pengelolaan cek dan sesuai kebutuhan, 2). Menyegerakan penambangan batu kapur dan silika di Pit Limit, 3). Merealisasikan percepatan relokasi penambangan di 412 Ha, 4). Optimalisasi cadangan dengan mine planning di area 206, 5). Tambahan operator dan personil pemeliharaan untuk meningkatkan utilisasi dan kehandalan alat, 6). Optimalisasi plan maintenance untuk menjaga serta meningkatkan availability V. PENUTUP Risiko yang terjadi pada Departemen Tambang PT Semen Padang dapat dikelompokkan kedalam lima kategori risiko yang terdiri dari risiko K3 dan kelalaian manusia, risiko produksi, risiko mesin dan peralatan, risiko lingkungan, dan risiko eksternal. Dari bagian tersebut diperoleh 42 jenis risiko yang mungkin terjadi dan terdapat 30 risiko yang dibahas selanjutnya pada Departemen Tambang PT Semen Padang. Dari analisis risiko yang telah dilakukan, risiko tertinggi yang didapatkan pada Departemen Tambang PT Semen Padang adalah risiko terganggunya pasokan batu kapur dan silika dengan kode R6 yang berada pada level high dengan tingkat risiko 16 dan skor RPN 40. Pada risiko ini terdapat lima Event risiko, yaitu tingginya waste material pada lahan batu kapur, berkurangnya lahan persediaan batu kapur, realisasi penambangan batu kapur tidak sesuai dengan target produksi, realisasi penambangan batu silika tidak sesuai dengan target produksi dan batu kapur yang tertambang tidak semuanya bisa dipakai. Strategi mitigasi risiko yang diprioritaskan adalah Event risiko berkurangnya lahan persediaan batu kapur (Event 2) yang berada pada level extreme, tingginya waste material pada lahan batu kapur (Event 1) yang berada pada level high, realisasi penambangan batu kapur tidak sesuai dengan target produksi (Event 3) yang berada pada level hight dan realisasi penambangan batu silika tidak sesuai dengan target produksi (Event 4) yang berada pada level high. DAFTAR PUSTAKA Andhika, I.M. 2011, Implementasi ISO Sebagai IT Risk Management pada PT. Bank Mandiri, TBK. Majalah Ilmiah UNIKOM. Vol. 10, No Bradley, G.,2011,A Guide to Risk Management. (Paper), The State of Queensland (Queensland Treasury), Australia. guide-to-riskmanagement.pdf. Darmawi, H., 2006, Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara. Fahmi, I., 2010, Manajemen Risiko (Teori, Kasus,dan Solusi) Edisi I. Bandung: Alfabeta. Hanafi, M.M., 2009, Manajemen Risiko. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN : Yogyakarta. International Standard Organisation, 2009, ISO 31000: Risk Management Principles and Guidelines, 1st Edition, International Standard, Switzerland. Pramana, T., 2011, Manajemen Risiko Bisnis. Jakarta: Sinar Ilmu Publishing. Susilo, L. J. dan Victor, R.K., 2011, Manajemen risiko Berbasis ISO untuk Industri Non Perbankan. Jakarta: PPM. Villacourt, M., 1992, Failure Mode and Effects Analysis (FMEA): A Guide for Continuous Improvement for the Semiconductor Equipment Industry. International SEMATECH Technology Transfer. 30 September Austin, C-142
DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Sistematika Penulisan...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR SINGKATAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya Kertas dan Barang Cetakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang penting dalam perkembangan dan pembangunan ekonomi di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Sektor industri memberikan kontribusi terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan
Lebih terperinciBab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.
40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian
Lebih terperinciAUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X
AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah.
BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah. 3.1 Metode Pengumpulan Data Pendekatan yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Risiko Kerja Pada Proses Start - Up Unit Boiler Turbine Dengan Metoda Enterprise Risk Management (ERM)
TUGAS AKHIR Analisa Risiko Kerja Pada Proses Start - Up Unit Boiler Turbine Dengan Metoda Enterprise Risk Management (ERM) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metodologi yang akan dilakukan dari awal penelitian sampai akhir dari penelitian tersebut. Metodologi digunakan untuk mengarahkan dan mempermudah proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up
1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di Indonesia. PT. ABC merupakan kontraktor yang menyediakan
Lebih terperinciUsulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS
Petunjuk Sitasi: Martasari, N. S., Alhilman, J., & Athari, N. (2017). Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS. Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciPROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.
Lebih terperinciJurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI REMAH KARET (CRUMB RUBBER) DI PT.P&P LEMBAH KARET PADANG ROBINO INDAN Universitas Putra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.
Lebih terperinciAnalisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service
Petunjuk Sitasi: Sugiono, S., Himawan, R., & Fadla, A. (2017). Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F178-183).
Lebih terperinciPenetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko
- 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman
Lebih terperinciAnalisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis
Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
I MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 2 /PMK.09/2016 TENT ANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPenggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running
Petunjuk Sitasi: Sentosa, B. F., Novareza, O., & Swara, S. E. (2017). Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D86-92).
Lebih terperinciPenjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)
Petunjuk Sitasi: Noor, A. M., Musafak, & Suhartini, N. (2017). Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM). Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciAnalisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management
Analisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management Zamroni 1,*, Iksan 1 1 Sekolah Tinggi Teknik Qomaruddin, Jl Raya Bungah No 01 Bungah Gresik
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control)
Petunjuk Sitasi: Fithri, P., & Iqbal, M. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Kantong di PPI PT Semen Padang dengan Metode SQC (Statistical Quality Control). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D1-6).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era kompetisi global saat ini, kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen dengan kualitas yang bersaing sangatlah penting. Karena itu, proses produksi
Lebih terperinciRingkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk
Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciManajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)
Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus
Lebih terperinciRisiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)
Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) 2. Risiko Pengembangan Infrastruktur
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pasar Bunga Wastukencana, Bandung dengan studi kasus pada Florist X yang beralamat di Jl.Wastukencana 34 b.7, Babakan Ciamis,
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA
ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA Faisal Waisul Kurni Rusmana 1), Syarif Hidayat. 2), 1),2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI
ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jurusan Teknik Industri Jl.
Lebih terperinciCobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)
COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)
Lebih terperinci4 BAB IV PEMECAHAN MASALAH
4 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi penelitian proyek akhir ini disusun untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian yang berisi tahapan-tahapan kegiatan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)
USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) Disusun Oleh: Annisa Alfani Biyanni 30411950 Pembimbing: I. Dr. Ir. Budi Hermana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciMANAJEMEN RESIKO KERUSAKAN DI UNIT PENGEMASAN PT. SEMEN INDONESIA, Tbk, PABRIK TUBAN
MANAJEMEN RESIKO KERUSAKAN DI UNIT PENGEMASAN PT. SEMEN INDONESIA, Tbk, PABRIK TUBAN Ari Basuki Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO. BOX 2 Kamal, Bangkalan e-mail: aribasuki.utm@gmail.com
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan metode berpikir untuk menghasilkan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Semua jenis industri khususnya industri manufaktur membutuhkan suatu kelancaran proses produksi dalam memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi untuk menjaga kinerja
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKUANTIFIKASI DAN MITIGASI RISIKO PADA SISTEM RANTAI PASOK DI PT. ANEKA GAS INDUSTRI
KUANTIFIKASI DAN MITIGASI RISIKO PADA SISTEM RANTAI PASOK DI PT. ANEKA GAS INDUSTRI Alfred Y. Tondatuon 1), Agung Sutrisno 2), Jefferson Mende 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Suatu supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI
ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI Jaja 1), Putu Artama Wiguna 2) dan Sumino 3) 1)Program Magister Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak menentu, yang jika terjadi berpengaruh pada setidaknya satu tujuan proyek. Tujuan proyek dapat mencakup ruang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada sebuah penelitian metode pengumpulan data menjadi salah satu hal yang sangat diperlukan oleh penulis. Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan
Lebih terperinciRANCANGAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI DIVISI KREDIT PADA KEGIATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PT XYZ
RANCANGAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL DI DIVISI KREDIT PADA KEGIATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PT XYZ Tineke Program Studi S2 MM Eksekutif Muda Sekolah Tinggi Manajemen
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.
PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO PROYEK
MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya
BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri di Indonesia mendorong munculnya industriindustri berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya kompetisi
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KUALITAS PRODUK PADA PROSES PRODUKSI SEMEN DI PT SEMEN GRESIK PABRIK TUBAN I
TUGAS AKHIR ANALISIS RISIKO KUALITAS PRODUK PADA PROSES PRODUKSI SEMEN DI PT SEMEN GRESIK PABRIK TUBAN I Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata
Lebih terperinciMINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM
C.8 MINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM Gatot Basuki HM. 1*, Minto Basuki 2 1) Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan guna mencari data-data secara detail dan relean yang nantinya data-data tersebut akan diuji dan dirumuskan dalam suatu penelitian.
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciRisk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A
Risk Management Framework ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM 5212100039 DIAN IS 5212100044 MRTI KELAS A Soal 1. What are activities in each process of risk management according to ISO 31000? List all
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami
Lebih terperinciARINA ALFI FAUZIA
ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI
Lebih terperinciMODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)
MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian
Lebih terperinciInternal Audit Charter
SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu. Oleh: Nama : LEONARD NANDA
TUGAS AKHIR ANALISIS RISIKO KUALITAS PRODUK DALAM PROSES PRODUKSI MINIATUR BIS DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA USAHA KECIL MENENGAH NIKI KAYOE Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO PADA UJI PEMBEBANAN (LOADING TEST) JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)
ANALISIS RISIKO PADA UJI PEMBEBANAN (LOADING TEST) JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) Paksi Aan Syuryadi Manajemen Proyek Konstruksi, Teknik Sipil, Universitas Katolik
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.
Lebih terperinciMODEL PENGELOLAAN DAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA PT. PERDANA KARYA PERKASA, TBK
MODEL PENGELOLAAN DAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA PT. PERDANA KARYA PERKASA, TBK Eva Phasa Purpadita Program Studi S2 MM Wijawiyata Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen PPM Martin Ronald Pardomuan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTEPRETASI
56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.
Lebih terperinciPembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT
BAB 1 BAB 2 PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA KEANDALAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT & ANALYSIS (FMEA) DALAM MERENCANAKAN STRATEGI PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH
PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA SEMESTER (RPS) FAKULTAS/PRODI : Ekonomi dan Bisnis / Ilmu Ekonomi Keuangan Islam S1 MATA KULIAH : Resiko Lembaga Keuangan Islam KODE MATAKULIAH : IE 330 SEMESTER : Ganjil SKS : 3 (Tiga) SKS 2016
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL
BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk
Lebih terperinciFMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1
ISSN 1979-2409 FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK FMEA SEBAGAI
Lebih terperinci