SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR
|
|
- Teguh Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR ARIE ANDRIYAN Dosen Pembimbing Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E. Dosen Ko-Pembimbing Naning Aranti Wessiani, S.T., M.M. Arie Andriyan 1
2 Judul Tugas Akhir PERHITUNGAN NILAI KOMPENSASI ATAS RISIKO KERJA PEMADAM KEBAKARAN-DINAS KEBAKARAN KOTA SURABAYA MELALUI PENILAIAN RISIKO DAN HAZARD PAY Arie Andriyan 2
3 Latar Belakang (1) Kesejahteraan pekerja PMK Kepuasan pekerja PMK Loyalitas pekerja PMK Kinerja PMK meningkat Kompensasi Kepuasan masyarakat Surabaya atas pelayanan publik Arie Andriyan 3
4 Latar Belakang (2) Belum dillakukan penilaian risiko kerja yang tepat Risiko kerja pemadaman kebakaran Penilaian risiko Kompensasi Beban Anggaran Arie Andriyan 4
5 Tujuan Penelitian 1 Mengidentifikasi paparan risiko fisik yang dihadapi pegawai pemadam kebakaran 2 Mengidentifikasi dampak paparan risiko fisik yang dihadapi pegawai pemadam kebakaran Melakukan penilaian atas risiko fisik pekerjaan pada tiap jabatan pemadam kebakaran Menghitung besaran kompensasi finansial langsung atas risiko pemadam kebakaran pada tiap jabatan berdasarkan hasil penilaian risiko dan nilai pengali risiko. Menghitung besaran beban biaya kompensasi atas risiko di Dinas Kebakaran terhadap anggaran pemerintah kota Surabaya Arie Andriyan 5
6 Batasan 1. Jabatan pekerjaan yang diteliti hanya pada Bagian Operasional Dinas Kebakaran Kota Surabaya yang ditugaskan dalam pemadaman kebakaran 2. Identifikasi risiko pekerjaan hanya terkait risiko fisik murni 3. Kompensasi yang dihitung hanya berupa kompensasi finansial saja. Arie Andriyan 6
7 Asumsi 1. Selama pengamatan tidak terdapat perubahan struktur organisasi, wewenang, dan job description jabatan yang diamati 2. Kejadian kebakaran tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya Arie Andriyan 7
8 Tinjauan Pustaka Job Analysis Manajemen Risiko Potential Hazard Penyakit Akibat Kerja Hazard Pay INA DRG s Arie Andriyan 8
9 Metodologi Penelitian (1) Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tahap Identifikasi Masalah dan studi pustaka Tahap Identifikasi Proses Bisnis Tahap Pengambilan dan Pengolahan Data Tahap Anlisis Pekerjaan Focus Group Discussion I TAHAP PENILAIAN RISIKO Tahap Identifikasi Risiko Tahap Analisis Risiko A Arie Andriyan Tahap Evaluasi Risiko 9
10 Metodologi Penelitian (2) A Focus Group Discussion II Tahap Pengambilan dan Pengolahan Data Tahap Perhitungan Nilai Finansial Atas Risiko Tahap Perhitungan Beban Anggaran Pemerintah Kota Tahap Analisis dan Interpretasi Data Tahap Analisis dan Interpretasi Data Tahap Kesimpulan dan Saran Tahap Kesimpulan dan Saran Arie Andriyan 10
11 Proses Bisnis & Job Analysis Job Description tiap jabatan Wawancara Proses Bisnis Kegiatan Pemadam Kebakaran 1. Komandan Peleton 2. Komandan Regu 3. Anggota Pasukan Juru Padam 4. Juru Mudi 5. Staf Operasional 6. Petugas Piket Job Analysis Potential Hazard Aktifitas teknis tiap jabatan Arie Andriyan 11
12 Potential Hazard (Dampak gabungan penyakit/gangguan kesehatan) Potential Hazard Physical hazard Chemical hazard Mechanical hazard Biological hazard Electrical hazard 1. Bising 2. Suhu panas (heat stress) 1. Gas CO 2. Gas NO2 3. Gas H2S 4. PCB 5. Silika Bebas 6. Timah Hitam/ Plumbun 7. Seng Klorida 8. gas lain 1. Getaran pada scroll penyemprot air dan mesin kendaraan 1. Bakteri dan parasit 1. Tersengat aliran listrik Paparan (exposure) yang diterima secara akumulatif dan menimbulkan dampak gabungan berupa penyakit/gangguan kesehatan Arie Andriyan 12
13 Potential Hazard (Dampak kecelakaan kerja) Potential Hazard 1. Jatuh 2. Kejatuhan material atau terkena serpihan material 3. Tersulut api 4. Tersengat aliran listrik 5. Tergores atau tertusuk benda tajam 6. Kecelakaan di perjalanan Kecelakaan kerja terjadi secara tidak terduga dan menimbulkan dampak berdasarkan tingkat keparahan tertentu Arie Andriyan 13
14 Penilaian Paparan/Potensi Risiko Menilai tingkat keparahan (level of occurrence) paparan/potensi risiko bagi tiap jabatan pemadam kebakaran pada tiap jenis kebakaran Skala Penilaian Kuesioner 1 = tingkat paparan atau kemungkian terjadinya sangat rendah 2 = tingkat paparan atau kemungkinan terjadinya rendah 3 = tingkat paparan atau kemungkinan terjadinya sedang 4 = tingkat paparan atau kemungkinan terjadinya tinggi 5 = tingkat paparan atau kemungkinan terjadinya sangat tinggi Rumus Perhitungan Keterangan : Li : level of occurrence (tingkat paparan/potensi risiko) yang dinilai oleh ahli Xi : jumlah kejadian kebakaran pada jenis bahaya kebakaran i pada jangka waktu satu tahun X : total kejadian kebakaran pada jangka waktu satu tahun n : jumlah klasifikasi kebakaran Arie Andriyan 14
15 Penilaian Paparan/Potensi Risiko Klasifikasi Kebakaran (Dinas Kebakaran) Tahun kejadian Ratarata Klasifikasi Kepmenaker no. 186 tahun 1999 Bangunan Pemukiman Bahaya kebakaran ringan Bangunan Industri Bahaya kebakaran Sedang I, Sedang II, Sedang III dan Berat Bangunan Umum Bahaya kebakaran ringan Kendaraan Bahaya kebakaran ringan Lain-lain Bahaya kebakaran ringan TOTAL Klasifikasi Kepmenaker no. 186 tahun 1999 Total rata-rata kejadian Faktor Pengali Bahaya kebakaran ringan Bahaya kebakaran Sedang I Bahaya Kebakaran Sedang II Bahaya Kebakaran Sedang III Bahaya Kebakaran Berat TOTAL 295 Pengolahan di excel Arie Andriyan 15
16 Dampak Risiko Pengolahan di excel Arie Andriyan 16
17 Penilaian Consequence Dampak Risiko Kategori Consequence Skala Nilai Sebutan Penjelasan Skala Penilaian 1 Insignificant Waktu recovery kurang dari 1 hari 2 Minor 3 Moderate 4 Major 5 Catastrophic Waktu recovery lebeih dari 1hari hingga 1 minggu Waktu recovery lebih dari 1 minggu hingga 1 bulan Waktu recovery lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan Waktu recovery lebih dari 3 bulan atau bahkan tidak tertolong. Arie Andriyan 17
18 Penilaian Likelihood Dampak Risiko Kategori Likelihood dampak penyakit/gangguan kesehatan Skala Nilai Sebutan 1 Rare 2 Unlikely 3 Possible 4 Likely 5 Almost Certain Penjelasan Skala Penilaian Penyakit/gangguan kesehatan mungkin terjadi pada pegawai dalam kurun waktu 10 tahun bekerja Penyakit/gangguan kesehatan mungkin terjadi pada pegawai dalam kurun waktu 1 tahun bekerja Penyakit/gangguan kesehatan mungkin terjadi pada pegawai dalam kurun waktu 6 bulan bekerja Penyakit/gangguan kesehatan mungkin sekali terjadi pada pegawai dalam kurun waktu 1 bulan bekerja Penyakit/gangguan kesehatan hampir pasti terjadi pada pegawai setiap menjalankan tugas pemadaman kebakaran
19 Penilaian Likelihood Dampak Risiko Kategori Likelihood dampak kecelakaan kerja Skala Nilai Sebutan 1 Rare 2 Unlikely 3 Possible 4 Likely 5 Almost Certain Penjelasan Skala Penilaian Kejadian tersebut sangat jarang terjadi, tidak pernah terjadi selama 10 tahun terakhir Kejadian tersebut jarang terjadi, mungkin hanya 1 kali selama 10 tahun terakhir Kejadian tersebut mungkin terjadi 1 kali selama 1 tahun Kejadian tersebut mungkin sekali terjadi 1 kali selama 1 bulan Kejadian hampir pasti terjadi setiap bertugas memadamkan kebakaran Arie Andriyan 19
20 Penilaian Risiko Nilai Risiko = Consequence x Likelihood Hasil lihat di Excel Arie Andriyan 20
21 Pemetaan Risiko PETA RISIKO KOMANDAN PELETON PETA RISIKO KOMANDAN REGU PETA RISIKO ANGGOTA PASUKAN JURU PADAM Almost Certain 5 A11 A1, A3, A4, A5, A6, A7, B1 Almost Certain 5 A11 A1, A3, A4, A5, A6, A7, B1 Almost Certain 5 A11 A1, A3, A4, A5, A6, A7, B1 Likely 4 A8 Likely 4 A8 Likely 4 A8 B2 Likelihood Possible 3 A9, B6 B7 B2 A2, B3 A10 Likelihood Possible 3 A9, B6 B7 B2 A2, B3 A10 Likelihood Possible 3 A9, B6 B7 A2, B3 A10, B4, B5 Unlikely 2 B8 B9 B4 Unlikely 2 B8 B9 B4 Unlikely 2 B8 B9 Rare 1 B5, B10, B11 Rare 1 B5, B10, B11 Rare 1 B10, B Insignificant Minor Moderate Major Catasthropic Consequences Insignificant Minor Moderate Major Catasthropic Consequences Insignificant Minor Moderate Major Catasthropic Consequences Keterangan : Extreme risk Hight risk Moderate risk Low risk A : Risiko penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja B : Risiko kecelakaan kerja Keterangan : Extreme risk Hight risk Moderate risk Low risk A : Risiko penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja B : Risiko kecelakaan kerja Keterangan : Extreme risk Hight risk Moderate risk Low risk A : Risiko penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja B : Risiko kecelakaan kerja PETA RISIKO JURU MUDI PETA RISIKO STAF OPERASIONAL Almost Certain 5 A3, A5 Almost Certain 5 A3 Likely 4 A11 A1, A4, A6, A7 Likely 4 A5, A6, A7 Likelihood Possible 3 A8, B1 Likelihood Possible 3 A4, A8 Unlikely 2 B2 A2, B3 B4, B5 Unlikely 2 A11 B1 Rare 1 A9, B6 B7 B8 A10, B10, B11 Rare 1 A9, B6 B7 B2, B8 A2, B3, B9 A10, B4, B5, B10, B Insignificant Minor Moderate Major Catasthropic Consequences Insignificant Minor Moderate Major Catasthropic Consequences Keterangan : Extreme risk Hight risk Moderate risk Low risk A : Risiko penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja B : Risiko kecelakaan kerja Keterangan : Extreme risk Hight risk Moderate risk Low risk Arie Andriyan 21 A : Risiko penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja B : Risiko kecelakaan kerja
22 Konversi Risiko Penyakit/gangguan kesehatan akiat kerja Hazard pay berupa kompensasi finansial langsung Risiko Kerja Pemadam Kebakaran Kecelakaan kerja Asuransi atau Jaminan sosial (kompensasi finansial tidak langsung) Arie Andriyan 22
23 Konversi Risiko 1. Dampak risiko yang dihitung nilai kompensasinya adalah dampak penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja. 2. Pengenaan tarif perawatan pada dampak penyakit dihitung berdasarkan nilai rata-rata tarif perawatan jalan pada klasifikasi dampak yang sama. 3. Pemberian kompensasi atas risiko diklasifikasikan berdasarkan kategori likelihood dampak risiko yang telah didefinisikan sebelumnya. Arie Andriyan 23
24 Rumus Konversi Risiko Arie Andriyan 24
25 Hasil Konversi Risiko 1 Gangguan pernafasan kronis : iritasi pada hidung dan tenggorokan, flu, batuk, syaraf pembau terganggu, batuk berdahak, radang saluran pernafasan, dada terasa sakit/nyeri sementara, pernafasan tersengal-sengal Rp 65,457 2 Sakit kepala, pusing, gangguan konsentrasi, gangguan tidur (insomnia) Rp 69,620 3 Iritasi pada kulit, gatal-gatal pada kulit Rp 62,061 Rp 448,271 4 Kelelahan, tegang pada otot dan badan terasa lemah Rp 72,939 5 Iritasi pada mata, sakit pada mata Rp 62,061 6 Gangguan pencernaan : mual, muntah, gangguan metabolisme Rp 69,233 7 Demam, peningkatan suhu badan Rp 62,061 8 Nafsu makan berkurang, berat badan menurun Rp 72,728 Rp 72,728 9 Contoh : Komandan Peleton No Penyakit/Gangguan Kesehatan yang Dialami Likelihood Gangguan pernafasan akut : sesak nafas, batuk parah (menahun), kerusakan permanen syaraf pembau, pendarahan pada saluran pernafasan,batuk darah, infeksi dan peradangan pada paru-paru, bronkitis Koefisien pengali Kompensasi Kompensasi Total Rp 72,540 Rp 12, Kehilangan kesadaran, pingsan Rp 65,527 Rp 10, Gangguan pada jantung Rp 110,752 Rp 18,459 TOTAL KOMPENSASI ATAS RISIKO/BULAN Rp 562,468 Perhitungan lengkap di Excel Arie Andriyan 25
26 Beban Kompensasi Atas Risiko No Jabatan Jumlah Kompensasi atas Beban anggaran (bunga 7%) personil risiko (Rp) Komandan Peleton 24 Rp 562,468 Rp 13,499,241 Rp 14,444,188 Rp 15,455,281 Rp 16,537,150 Rp 17,694,751 2 Komandan Regu 60 Rp 562,468 Rp 33,748,102 Rp 36,110,469 Rp 38,638,202 Rp 41,342,876 Rp 44,236,877 3 Anggota Pasukan Juru Padam 162 Rp 562,468 Rp 91,119,875 Rp 97,498,266 Rp 104,323,145 Rp 111,625,765 Rp 119,439,569 4 Juru Mudi 60 Rp 537,139 Rp 32,228,353 Rp 34,484,337 Rp 36,898,241 Rp 39,481,118 Rp 42,244,796 5 Staff Operasional 50 Rp 520,175 Rp 26,008,767 Rp 27,829,381 Rp 29,777,437 Rp 31,861,858 Rp 34,092,188 Beban biaya kompensasi atas risiko/tahun Rp 196,604,337 Rp 210,366,641 Rp 225,092,306 Rp 240,848,767 Rp 257,708,181 Arie Andriyan 26
27 Kompensasi Atas Risiko pada FES Faktor Kompensasi Finansial Langsung Terkait Risiko Faktor Tuntutan Fisik Masuk dalam level 3 dengan poin 50 Pengali tiap poin = 2000 Faktor Lingkungan Kerja Masuk dalam level 3 dengan poin 50 Kompensasi faktor tuntutan fisik = Kompensasi faktor lingkungan kerja = Arie Andriyan 27
28 Kesimpulan 1. Paparan risiko pekerjaan pemadam kebakaran berupa potential hazard yang meliputi kebisingan, heat stress, gas dan partikel berbahaya pada udara (CO, NO2, H2S, PCB, Silica bebas, Pb, ZnCl dan lain-lain), aliran arus listrik, getaran pada mobil dan scroll selang, bakteri dan parasit. Potensi risiko kecelakaan meliputi jatuh, kejatuhan material, tersulut api, tersengat listrik, tergores atau tertusuk benda tajam dan kecelakaan di perjalanan. 2. Dampak risiko pekerjaan pemadam bisa berupa dampak penyakit/gangguan kesehatan akibat kerja dan dampak kecelakaan kerja 3. Hasil penilaian risiko pada tiap jabatan pemadam kebakaran menunjukkan bahwa anggota pasukan pemadam kebakaran memiliki nilai akumulatif risiko tertinggi yaitu 200, komandan peleton dan komandan regu memiliki nilai kumulatif risiko yang sama yaitu 182, juru mudi memilikinilaikumulatifrisiko 146, danstaf operasional memiliki nilaikumulatifrisiko Hasil perhitungan kompensasi langsung atas tiap jabatan pemadam kebakaran adalah ; komandan peleton, komandan regu dan anggota pasukan juru padam memiliki nilai kompensasi yang sama yaitu Rp ,-, juru mudi memiliki nilai kompensasi Rp ,- dan staf operasional memiliki nilai kompensasi Rp ,-. 5. Besar beban biaya kompensasi atas risiko pegawai pemadam kebakaran selama lima tahun ke depan dengan asumsi tidak ada perubahan organisasi dan bunga 7% adalah Rp (tahun 2011), Rp ,- (tahun 2012), Rp ,- (tahun 2013), Rp ,- (tahun 2014), dan Rp ,- (tahun 2015). Arie Andriyan 28
29 Saran 1. Dinas Kebakaran Kota Surabaya sebaiknya memiliki data kesehatan pegawai pemadam kebakaran. Data tersebut digunakan sebagai dasar penilaian risiko untuk tahun berikutnya sehingga penilaian yang dilakukan lebih tepat. 2. Dinas Kebakaran Kota Surabaya sebaiknya melindungi pegawainya dengan jaminan sosial tenaga kerja atau asuransi sejenis yang bisa mengcover pegawai jika terjadi kecelakaan kerja yang tidak diinginkan. 3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan benchmark antar metode pemeberian kompensasi atas risiko sehingga bisa diketahui keunggulan dan kelemahan anatar metode pemberian kompensasi Arie Andriyan 29
30 TERIMAKASIH JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA
PERHITUNGAN NILAI KOMPENSASI ATAS RISIKO KERJA PEMADAM KEBAKARAN-DINAS KEBAKARAN KOTA SURABAYA MELALUI PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO
PERHITUNGAN NILAI KOMPENSASI ATAS RISIKO KERJA PEMADAM KEBAKARAN-DINAS KEBAKARAN KOTA SURABAYA MELALUI PENDEKATAN MANAJEMEN RISIKO Arie Andriyan, Maria Anityasari, Naning Aranti Wessiani Jurusan Teknik
Lebih terperinciRisk Analysis : Severity & Likelihood
LOGO Risk Analysis : Severity & Likelihood Proses Kerja Jenis Bahaya Potensi Bahaya Sub Panel 1 bahaya fisik bahaya kimia bahaya mekanis bahaya ergonomi Severity of Harm Likelihood kebisingan Moderate
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak
Lebih terperinciMenurut data National Fire Protection Association (NFPA) di U.S Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besarnya arus pertumbuhan penduduk mengindikasikan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan pemerintah dituntut untuk berusaha menyeimbangkan kepadatan
Lebih terperinciGunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan
Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, mata terasa seperti terbakar dan sensitif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun berkembangnya berbagai
Lebih terperinciANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.
ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2005). Menurut Soehatman Ramli (2010), risiko merupakan kombinasi dari
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Risiko 2.1.1. Pengertian Risiko Risiko adalah kemungkinan, bahaya, kerugian, akibat kurang menyenangkan dari sesuatu perbuatan, usaha, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Lebih terperinciOPTIMASI SISTEM INDUSTRI
PENENTUAN SISTEM KOMPENSASI BERDASARKAN RISK ASSESSMENT DAN PERFORMANCE APPRAISAL KARYAWAN (Studi Kasus: Petugas Operasional Pemadam Kebakaran Kota Padang) Difana Meilani, Nurmay Rahmah Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, khususnya di negara berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Proses Pembuatan Tahu 1. Pencucian 2. Penggilingan 3. Pemasakan 4. Penyaringan 5. Pencetakan 6. Pemotongan 7. Penggorengan Identifikasi Bahaya dengan JSA (Job
Lebih terperinciOleh : Achmad Sebastian Ristianto
IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto
Lebih terperinciOVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU
OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Materi Sebelum UTS Overview konsep hazard, risk dan control
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit ISPA merupakan
Lebih terperinciKeselamatan Penanganan Bahan Kimia. Kuliah 9
Keselamatan Penanganan Bahan Kimia Kuliah 9 Bahan Kimia & Kesehatan Mengetahui apakah suatu gangguan kesehatan berkaitan dengan pekerjaan tidaklah selalu mudah. Jangan mengabaikan pusing-pusing, flu dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,
Lebih terperinciARINA ALFI FAUZIA
ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI
Lebih terperinciANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG) Rani Rumita *, Susatyo Nugroho W.P., Sari Veronica Jantitya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Proses pengolahan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DI BIDANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SALINAN SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DI BIDANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPerbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya
Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces
Lebih terperinciMaria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R
BATUK Butet Elita Thresia Dewi Susanti Fadly Azhar Fahma Sari Herbert Regianto Layani Fransisca Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Batuk adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan tulang punggung suksesnya pembangunan bangsa dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS
ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar. Salah satu industri yang banyak berkembang yakni industri informal. di bidang kayu atau mebel (Depkes RI, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam menunjang pembangunan di Indonesia. Banyak industri kecil dan menengah baik formal maupun informal mampu menyerap
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi
Lebih terperinciNaskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI
Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN KERJA KARYAWAN DI UNIT PENGGILINGAN PT MADU BARU YOGYAKARTA
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 237 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sumber Daya Manusia Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja
Lebih terperinciPENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
PENGELOLAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS RISIKO DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya E-mail : evi_y_widodo@yahoo.com
Lebih terperinciKeywords: HIRARC, risk control.
PENERAPAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) SEBAGAI PENGENDALIAN POTENSI KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI BODY BUS PT. X MAGELANG Annisa Devi Primasari, Hanifa Maher Denny,
Lebih terperincib. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.
1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik
Lebih terperinciMengapa disebut sebagai flu babi?
Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan
Lebih terperinciAnalisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta
Petunjuk Sitasi: Astuti, M., & Nurdin, R. (2017). Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F91-97). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK
PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK IGP Raka Arthama, Patdono Soewignjo, Nurhadi Siswanto, Stefanus Eko Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciSOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM
SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM Pendahuluan Tahun 2017 ini merupakan Tahun pertama pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control
Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control (Studi Kasus : Pada Perusahaan Distributor Minuman) Alverda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Effendi 2009). Di awal tahun 2000 banyak terjadi bencana di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia terletak di wilayah yang rawan bencana (Effendi 2009). Di awal tahun 2000 banyak terjadi bencana di Indonesia seperti banjir, tanah longsor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruangan yang bersih adalah ruangan yang sehat. Dari kalimat tersebut dapat dijelaskan bahwa sebuah ruangan perlu dijaga kebersihannya dari debu, sampah, dan bahkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO BERDASARKAN KONSEP RISK MANAGEMENT DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO)
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO BERDASARKAN KONSEP RISK MANAGEMENT DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) Yuanita Farida Anggraini, Patdono Soewignjo, Stefanus Eko Wiratno Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciRancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis)
Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis) (Studi Kasus di Unit PRASKA PT.PINDAD Persero Bandung) Hendro Prassetiyo Jurusan
Lebih terperinciSimposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN
IDENTIFIKASI TINGKAT BAHAYA DI LABORATORIUM PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS LABORATORIUM DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Haikal K Sitepu, Buchari, Mangara M. Tambunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
Lebih terperinciDasar Manajemen Lingkungan
Dasar Manajemen Lingkungan Setiap kegiatan / usaha manusia dan pembangunan akan menimbulkan perubahan lingkungan hidup sebagai hasil sampingan pembangunan Pembangunan adalah mutlak diperlukan untuk meningkatkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3
1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan
Lebih terperinciDAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN. Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES
DAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES Jenis batubara BATUBARA? C (%) H (%) O (%) N (%) C/O Wood 50,0 6,0 43,0 1,0 1,2 Peat 59,0 6,0 33,0 2,0 1,8
Lebih terperinciRisk R M isk a M n a a n g a e g m e e m n e t n Soehatman Ramli
Risk Management Introduction What is Risk Tidak ada kegiatan tanpa resiko All activities have risks associated with and hence could be rendered unsafe Sukses hanya akan dicapai oleh orang yang berani mengambil
Lebih terperinciPT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.
No: PK.HSE.01 Berlaku : 01 04 2009 Revisi : 00 Hal. : 1 dari 6 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian dan menentukan pengendalian risiko dari seluruh kegiatan rutin dan
Lebih terperincicommit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
Lebih terperinciPenyakit Akibat Kerja Kuliah 7
Penyakit Akibat Kerja Kuliah 7 PEKERJA KELUARGA KOMUNITAS/ WILAYAH Penyebab Kematian yang berhubungan dengan pekerjaan (ILO 1999) Kanker 34% 5% 15% Kecelakaan 25% 34% Peny. Sal. Pernafasan Khronis 21%
Lebih terperinciKata kunci : Kompensasi, Risiko Murni, Analisis Jabatan, Penilaian Risiko
PERANCANGAN SISTEM KOMPENSASI BERDASARKAN ANALISIS RISIKO BAGI PETUGAS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH DI TPS DAN TPA SAMPAH DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SURABAYA Hendra Sidharta, Maria Anityasari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinciInilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda
Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda Nyeri di Sekitar Dada Charles mengungkapkan bahwa salah satu gejala utama dari adanya risiko serangan jantung adalah adanya rasa nyeri di sekitar dada. Tak
Lebih terperinciNo. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :
No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG
Lebih terperinciLampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan
Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan Lampiran 2. Data angka penyebab kematian pada narapidana dan tahanan di Indonesia tahun 2011 No Nama Penyakit Jumlah 1 HIV/AIDS 105 2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN
Lebih terperinciKerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja) Gunung Es kerugian pada kecelakaan kerja kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil daripada kerugian
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL
USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar
KUISIONER PENELITIAN No : PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD Pengantar Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui tingkat penerapan
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor yang menjadi unsur api, yaitu : bahan bakar (fuel), sumber panas (heat), dan
2.1 Kebakaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kebakaran merupakan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian pada jiwa, peralatan produksi, proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja. Khususnya pada kejadian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Resiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 50% dari jumlah korban sengatan listrik akan mengalami kematian. 1 Banyaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma akibat sengatan listrik merupakan jenis trauma yang bisa berakibat fatal bagi manusia karena mempunyai nilai resiko kematian yang tinggi. Sekitar 50% dari jumlah
Lebih terperinciNurbowo Dwinalto Arindra
ANALISA DAN PERBAIKAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. ALISONS DENGAN PENDEKATAN HAZOP (HAZARD AND OPERABILITY STUDY) Dosen Pembimbing Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. Anny Maryani,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR
PENYAKIT-PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR dr. I NYOMAN PUTRA Kepala Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok DEMAM BERDARAH DENGUE (DHF) Definisi Merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur yang berada dalam
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4
1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 77 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEPADA KORBAN MUSIBAH KEBAKARAN WARGA KOTA SURABAYA
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 77 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEPADA KORBAN MUSIBAH KEBAKARAN WARGA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa telah terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi dapat mendorong kemajuan di bidang industri. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya mesin dan bahan
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan suatu keseimbangan yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya
Lebih terperinciPenilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Assessment on Work Safety and Health Risks Dwi Iryaning Handayani *1, Adi Purwanto *2 *1 E-mail: dwiiryaninghandayani@yahoo.co.id *1, *2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciPRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS
PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT PEMERINTAH PEMILIK USAHA SEHAT, merupakan suatu keadaan sejahtera (badan, jiwa,dan sosial). Hidup Produktif - Sosial - Ekonomi
Lebih terperinci(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )
IDENTIFIKASI BAHAYA BEKERJA PADA DAERAH BERTEGANGAN (SWITCHYARD 150 kv) DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL(HIRARC) (STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari penelitian diantaranya berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, asumsi penelitian
Lebih terperinciKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Modul ke: Hubungan Industrial KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Tujuan K3 2. Macam-Macam Kecelakaan
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI
No. Dokumen : P - OPS - 4 Tanggal terbit : 0 september 205 Revisi : 00 Halaman 2 dari 8 VII.. Penerimaan di Gudang Konsolidasi Penanggung Jawab Alur Proses Uraian Proses Target Pengguna Jasa Mengajukan
Lebih terperinciLOGO. Lingkungan Fisik Area Kerja
LOGO Lingkungan Fisik Area Kerja LOGO Identifikasi Lingkungan Kerja Fisik No Jenis Area Temperatur Kebisingan Pencahayaan Udara Ruang Gerak Lantai Dinding Atap 1 Buffer area 27-30 C 85 dba Tidak ada bau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di Negara Indonesia dimana semua kebijakan-kebijakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disaster Management Disaster Management adalah sekumpulan kebijakan dan keputusan-keputusan administratif dan aktivitas-aktivitas operasional yang berhubungan dengan berbagai
Lebih terperinciIV-138 DAFTAR ISTILAH
IV-138 DAFTAR ISTILAH Evaporasi; (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan kimia dan biologis, juga bahaya fisik di tempat kerja (Ikhsan dkk, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul akibat pajanan terhadap bahan kimia dan biologis, juga bahaya fisik di tempat kerja (Ikhsan dkk, 2009). Kelainan saluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling banyak kita jumpai di jalan raya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa alat transportasi sangat berperan
Lebih terperinciIdentifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)
Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment) Maesaroh, Yayan Harry Yadi, Wahyu Susihono,, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan
Lebih terperinciPENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATRIK RISIKO
Inovasi Hasil Riset dan Teknologi Rangka Penguatan Kemandirian Pengelolaan Sumber Daya Laut PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciKiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara
Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Bencana kabut asap yang menimpa saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sungguh mengkhawatirkan. Selain merusak kualitas udara, juga membahayakan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan kelengkapan fisik, mental, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.
Lebih terperinciALAT / MATERIAL / PROSES / LINGKUNGAN Halaman 2 Rp. PENJELASAN CEDERA / KERUSAKAN NAMA KORBAN / KOMPONEN (JIKA ADA) CEDERA / KERUSAKAN....... SKETSA KEJADIAN / DENAH / GAMBAR / FOTO SKETSA / DENAH / GAMBAR
Lebih terperinci