08 Mei Pertemuan. Gambar 1 Proses Manajemen Risiko ISO : Manajemen Risiko
|
|
- Ade Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sebagaimana proses manajemen risiko sesuai dengan ISO 300: Manajemen Risiko pada ilustrasi Gambar 1, pada pertemuan sebelumnya telah diulas Identifikasi Risiko dimana adalah penting untuk mengidentifikasikan risiko terkait yang membawa suatu peluang. Identifikasi yang komprehensif haruslah sangat kritis, karena risiko yang tidak teridentifikasi tidak akan dibahas dalam analisis selanjutnya. Analisis risiko akan memberikan masukan untuk evaluasi risiko dan keputusan tentang apakah dan bagaimana suatu risiko diperlakukan. Ini akan termasuk pula memberikan masukan pilhan mana harus diambil, dengan pertimbangan segala jenis dan tingkat risiko yang berbeda-beda. Tulisan ini akan menguraikan tentang Analisis Risiko sebagai materi pembelajaran dalam mata kuliah Manajemen Risiko di STIE Widya Praja Tanah Grogot. Gambar 1 Proses Manajemen Risiko ISO 300 : Manajemen Risiko
2 PENUGASAN RISIKO (Risk Assessment) ANALISIS RISIKO (Risk Analysis) Analisis risiko melibatkan penguatan dalam pemahaman suatu risiko. Analisis risiko menyediakan suatu masukan untuk evaluasi risiko dan memutuskan bagaimana risiko tersebut diperlakukan, sesuai dengan kebanyakan metode dan strategi dalam perawatan risiko. Analisis risiko juga menyediakan masukan dalam pengambilan keputusan dimana pilihan harus dibuat, yang melibatkan banyak tipe dan level risiko. Analisis risiko melibatkan pertimbangan sebab dan sumber dari risiko, konsekuensinya positif atau negatif, dan kemungkinan konsekuensi dapat terjadi. Faktor yang berdampak pada konsekuensi dan setiap kemungkinan harus diidentifikasi. Risiko dianalisis berdasarkan ketetapan atas konsekuensi dan segala kemungkinannya, termasuk semua atribut yang ada dalam risiko. Suatu kejadian dapat memiliki beragam konsekuensi dan berdampak pada beragam obyek. Kontrol yang telah dijalankan, termasuk efektivitas dan efisiensinya, harus diperhitungkan pula dalam analisis risiko. Cara mana dari konsekuensi dan kemungkinan yang muncul, termasuk juga kombinasi dalam menetapkan suatu level risik, harus tercermin dari tipe risiko, ketersediaan informasi dan tujuan untuk hasil penugasan risiko harus dipergunakan. Ini semua harus konsisten dengan kriteria risiko. Sangat penting untuk mempertimbangkan keadaan saling berkaitan dari risiko yang berbeda dan sumber-sumbernya. Keyakinan dalam penentuan tingkat risiko dan kepekaan terhadap prasyarat dan asumsi harus dipertimbangkan dalam analisis, untuk dikomunikasikan secara efektif kepada para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan. Faktor-faktor seperti perbedaan pendapat di antara para ahli, ketidakpastian, ketersediaan, kualitas, kuantitas dan informasi relevan yang terjadi, atau keterbatasan model harus ditetapkan dan ditekankan dengan jelas. Analisis risiko dapat dilakukan dengan memvariasi beragam tingkat detail, tergantung dari risiko, tujuan analisis, dan informasi, data dan sumber daya yang tersedia. Analisis bisa dilakukan secara kualitatif, semi-kuantitatif atau kuantitatif, atau kombinasinya tergantung dari keadaan yang dihadapi. Konsekuensi dan kemungkinan dari risiko dapat diwujudkan dalam suatu model hasil suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa, atau ekstrapolasi dari kajian percobaan (eksperimen) atau dari data yang tersedia. Konsekuensi dapat dinyatakan dalam hal yang dampak berwujud atau tidak berwujud. Dalam beberapa kasus, dibutuhkan lebih satu satu nilai numerik atau deskriptif untuk menunjukkan konsekuensi spesifik dan segala kemungkinannya untuk waktu, tempat, kelompok atau situasi yang berbeda. Sebagian besar analisis risiko dalam ISO 300 menggunakan analisis risiko kualitatif (Qualitative Risk Analysis [QIRA]). QIRA mempertimbangkan penyebab dan konsekuensi risiko, termasuk kemungkinan atas terjadinya. Ukuran dari setiap tipe aplikasi atas konsekuensi dipertimbangkan, seperti dengan kemungkinannya. Risiko individu lebih dipertimbangkan daripada efek menyeluruh atas risiko yang teridentifikasi dalam suatu proyek. ISO 300 sangat berhati-hati dalam menentukan ukuran kualitatif untuk level kemungkinan dan konsekuensi risiko, dan menekankan setiap perluasan ketidakpastian yang bisa terjadi terhadap level
3 kemungkinan dan konsekuensi yang telah ditetapkan harus didokumentasikan. Ini membedakan antara kemungkinanan kualitatif (dinyatakan dalam level) dan peluang kuantitatif (dinyatakan dalam angka 1 atau persentase), termasuk konsekuensi kualitatif (dinyatakan dalam level) dan dampak kuantitatif (dinyatakan dalam kuantitatif unit, seperti waktu atau biaya). Untuk itu, QIRA digunakan sebagai penilaian subyektif terhadap level kemungkinan dan konsekuensi (dari beragam kategori yang berlaku) untuk suatu kejadian risiko, dan jika memungkinkan, menyatakan suatu ambang batas dan bawah dalam semi-kuantitatif, seperti persentase probabilitas dan nilai suatu akibat (biaya, waktu dibandingkan dengan total anggaran dan durasi proyek), selama dilakukan dalam tahap awal proses manajemen risiko: Penetapan Konteks. QIRA merupakan langkah pertama dalam melakukan analisis risiko. Cara ini merupakan satu-satunya dimana risiko dari berbagai jenis kategori berdasarkan dampak dapat disatukan ke dalam satu daftar tercatat (risk register). Risiko dapat dideskripsikan ke dalam Dampak Lingkungan, Kesehatan dan Kemanan Kerja, Operational, Bisnis dan Reputasi dapat dimasukkan dalam satu Register Risiko Proyek (Project Risk Register), meskipun tidak ada ukuran umum yang dapat digunakan terkait dampaknya. Jadi, QIRA harus dilakukan sebelum analisis kuantitatif digunakan. Analisis Risiko Kuantitatif (Quantitative Risk Analysis [QnRA]) sebagai suatu model ketidakpastian dan kejadian risiko untuk menghasilkan suatu hasil numerik yang menggambarkan tingkat risiko keseluruhan proyek pada tingkat probabilitas yang berbeda. Ini dapat mengungkapkan lebih dalam tentang dampak potensial risiko dari suatu proyek dibandingkan dengan register kualitatif risiko tradisional yang biasanya hanya diukur dalam peringkat di peta panas (heat map). Risiko kuantitatif harus digunakan dalam situasi dimana suatu proyek yang akan dilakukan sangat kompleks untuk dinilai dengan cara kualitatif tradisional, atau ketika proyek memiliki arti penting terhadap organisasi yang melakukannya. QnRA dapat digunakan dalam berbagai proyek yang melibatkan ukuran kuantitatif tetapi yang menuntut perlakuan ekstra melalui pemeriksaan dan pelaporan risiko atas pemicu dan perilaku yang tidak pasti. Namun demikian, melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda. (Sugiyono, 2013) Secara sederhana, salah satu dasar penghitungan dalam analisis risiko dengan menggunakan teknik penghitungan probabilitas. Konsep probabilitas mempunyai relevansi yang tinggi dengan pengukuran risiko (Hanafi, 2012). Langkah-langkah dalam menghitung probabilitas adalah sebagai berikut: 1. Mendefinifikan hasil yang mungkin terjadi. 2. Memperkirakan probabilitas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi tersebut. 3. Menghitung probabilitas kejadian.
4 MENDEFINISIKAN HASIL YANG MUNGKIN TERJADI Untuk dapat memahami ini, dimisalkan dengan melempar koin sebanyak dua kali. Pada lemparan pertama, ada dua kemungkinan yaitu Angka atau Gambar (A,G). Total kemungkinan dari lemparan tersebut ada empat kemungkinan (sebagaimana tampak pada Gambar 2) 1. Probabilitas suatu titik sampel harus berada diantara 0 dan 1 (inklusif). Dengan kata lain, probabilitas tertulis sebagai berikut: 0 P(E i ) 1 2. Jumlah keseluruhan dari probabilitas titik sampel tersebut adalah 1, sebagai berikut: P(E 1 ) + P(E 2 ) P(E n ) = 1 Dari contoh lemparan koin di atas, probabilitas munculnya Gambar dan Angka adalah 0,5. Ini berarti persyaratan pertama terpenuhi. Selanjutnya jumlah total probabilitas tersebut adalah 0,5 + 0,5 = 1, persyaratan kedua pun terpenuhi. Dengan demikian penetapan probabilitas tersebut bisa dilakukan. MENGHITUNG PROBABILITAS KEJADIAN Gambar 2 Ruang Sampel Lemparan Koin Total kemungkinan hasil tersebut bisa disebut sebagai sample space (ruang sampel) dan bisa dituliskan sebagai berikut: S = { (A,A),(A,G),(G,G),(G,A) } MEMPERKIRAKAN PROBABILITAS UNTUK SETIAP HASIL YANG MUNGKIN TERJADI TERSEBUT Penetapan suatu probabilitas harus memenuhi dua persyaratan berikut ini: Untuk dapat menetapkan suatu probabilitas suatu titik sampel dapat menggunakan salah satu metode berikut: 1. Metode Klasikal Dalam metode ini, penetapan probabilitas untuk setiap titik sampel dengan besaran yang sama. Sebagai contoh untuk kasus koin di atas, penetapan probabilitas Gambar dan Angka masing-masing 0,5. Penetapan yang sama tersebut mengasumsikan kemungkinan yang sama untuk kedua kejadian tersebut (gambar dan angka). Jika ada n kemungkinan kejadian (titik sampel) maka probabilitasnya ditetapkan P = 1/n Sebagai contoh untuk pelemparan dadu, ada enam kemungkinan hasil (1, 2, 3, 4, 5, dan 6) namun probabilitasnya ditetapkan sama yaitu 1/6. 2. Metode Frekuensi Relatif Misalkan Nilai Akhir di STIE Widya Praja ditetapkan sebagai berikut:
5 Kategori Nilai Nilai Frekuensi Relatif Kehadiran /0 = 0, Keaktifan /0 = 0, Tugas 15 15/0 = 0,15 UTS 25 25/0 = 0,25 UAS 40 45/0 = 0, misalnya variabel random ketika mengikuti perkuliahan adalah lulus atau tidak lulus, yang nantinya diangkakan dengan lulus=1 atau tidak lulus=0. 2. Variabel random kontinu berbentuk angka yang tidak terbatas, misalnya ketika mengerjakan suatu pekerjaan dimana tingkat penyelesaiannya dihitung 0% s.d. 0% maka variabel randomnya dituliskan 0 x 0, dimana x=tingkat penyelesaian dalam persentase. 3. Metode Subyektif Dalam beberapa situasi, kedua metode di atas tidak bisa dijadikan dasar perhitungan probabilitas. Sebagai contoh misalnya terkait dengan pelemparan koin, ditemukan bahwa sisi Angka ternyata lebih tebal dari sisi Gambar, sehingga akan lebih tebal dan berat. Jika koin tersebut dilempar maka sisi Angka akan jatuh lebih cepat bila dibandingkan dengan sisi Gambar. Ini berarti probabilitas 0,5 tidak tepat untuk ditetapkan. Mungkin secara subyektif akan ditetapkan probabilitas 0,6 untuk Angka dan 0,4 untuk Gambar, berdasarkan pengalaman pelemparan. Apabila nilai-nilai probabilitas dinyatakan untuk mewakili semua nilai yang dapat terjadi dari suatu variabel random X,, baik dengan suatu daftar (tabel) maupun dengan fungsi matematis, hasilnya disebut suatu DISTRIBUSI PROBABILITAS. Ini akan menjelaskan bagaimana sebaran probabilitas untuk variabel random tertentu. Nilai-nilai probabilitas individu akan dinyatakan dengan simbol f (x) dan P (X) yang merupakan variabel randomnya. Variabel random, dalam hal ini terkait dengan analisis risiko, didefinisikan sebagai gambaran yang bersifat numerik dari hasil suatu eksperimen. Variabel ini dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Variabel random diskrit berbentuk angka yang terbatas (finite), seperti 0, 1, 2, dan seterusnya, Contoh Perhitungan Data angka pasien yang berobat di klinik perusahaan selama seminggu terakhir adalah sebagai berikut: Hari Jumlah Pasien Senin 15 Selasa 18 Rabu 8 Kamis 7 Jumat Sabtu 4 Minggu 14 Total 76 Hitunglah Probabilitasnya! Penyelesaian Hari Jumlah Pasien Probabilitas P (X) Senin 15 15/80= 0,19 Selasa 18 18/80= 0,23 Rabu 8 8/80= 0, Kamis 11 11/80= 0,14 Jumat /80= 0.12 Sabtu 4 4/80= 0.05 Minggu 14 14/80= 0,17 Total 80 1
6 SUMBER BACAAN Department of State and Regional Development. Risk Management Guide for Small Business. Mei Documents/2005-sme-risk-management-guideglobal-risk-alliance-nsw-dsrd.pdf diakses 22 April 2016: WITA Hanafi, Mamduh. M. Manajemen Risiko Edisi Kedua. Cetakan Kedua, Desember Yogyakarta: UPP STIM YKPN. ISBN Harb, Tony. Risk Identification Made Simple. simple/ diakses : 9.46 WITA Hendy, Christian. ISO 304: Guidance for the implementation of ISO /03/ mrkisem1t15d16mr/2016/01/03/iso guidance-for-the-implementation-of-iso-300/ diakses : WITA _3_risk_analysis.aspx diakses 4 Mei 2016: WITA content/uploads/sites/79/2015/04/manajemen- Resiko-ISO pdf diakses 4 Mei 2016: WITA Institute of Risk Management (IRM) A Risk Management Standard. London: The Institute of Risk Management IS/ISO 300:2009. Risk Management - Principles and Guidelines [MSD 4: Management & Productivity] pdf diakses 1 April 2016: WITA Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Cetakan ke-1, Juli Bandung: Alvabeta, CV. ISBN INFO TERKINI ISO/TR 304: RISK MANAGEMENT GUIDANCE FOR THE IMPLEMENTATION OF ISO 300 ISO telah mengeluarkan ISO 304 pada 15 Oktober 2013 untuk memberikan arahan dalam penerapan ISO 300 Risk Management Principles and Guidelines. Dalam ISO 304:2013, terdapat 3 klausul, yaitu: Ruang lingkup, disampaikan mengenai fungsi dari ISO 304:2013, beserta siapa saja yang dapat menggunakan dokumen tersebut. Menurut ISO 304, dapat digunakan oleh siapa saja sebagai acuan untuk mengimplementasikan ISO 300. Acuan normatif, ditegaskan bahwa ISO 304:2013 dibuat sebagai acuan untuk mengimplementasikan ISO 300:2009. Menerapkan ISO 300, disampaikan mengenai pemahaman umum mengenai ISO 300, kemudian disampaikan panduan untuk menerapkan ISO 300:2009 Perlu diperhatikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko dan proses manajemen risiko perlu dilakukan review secara berkala untuk menentukan apakah desain kerangka kerja dan implentasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Sehingga value organisasi dapat bertambah seiring dengan berjalannya manajemen risiko yang baik. Sumber: Hendy, Christian (2016). ISO 304: Guidance for the implementation of ISO 300
14 Mei Pertemuan. Gambar 1 Proses Manajemen Risiko ISO : Manajemen Risiko
Analisis risiko akan memberikan masukan untuk evaluasi risiko dan keputusan tentang apakah dan bagaimana suatu risiko diperlakukan. Ini akan termasuk pula memberikan masukan pilhan mana harus diambil,
Lebih terperinci23 April Proses manajemen risiko sesuai dengan ISO 31000: Manajemen Risiko diilustrasikan pada gambar di bawah ini: Pertemuan
Tengah semester pertama sebelumnya telah dibahas tentang Kerangka Kerja Manajemen Risiko yang mengacu pada ISO 31000: 200 - Manajemen Risiko. Kelanjutan dari kerangka kerja tersebut adalah Proses Manajemen
Lebih terperinciINTERNATIONAL STANDARD
INTERNATIONAL STANDARD ISO/IEC 27005 Information technology Security techniques Information security risk management Reference number ISO/IEC 27005:2008(E) Daftar Isi Daftar Isi... ii Daftar Gambar...
Lebih terperinciAnalisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management
Analisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management Zamroni 1,*, Iksan 1 1 Sekolah Tinggi Teknik Qomaruddin, Jl Raya Bungah No 01 Bungah Gresik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang akan datang. Risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Risiko Menurut Hanafi (2006:1), Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko
Lebih terperinciBAB III ANALISIS METODOLOGI
BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur
Lebih terperinciDasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem
Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem Kuliah Pemodelan Sistem Semester Genap 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Januari 2016 MZI (FIF Tel-U) Statistika Pemodelan Januari 2016
Lebih terperinciAPLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : Pengenalan E-Learning. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer
APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : Pengenalan E-Learning Fakultas Ilmu Komputer Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Latar Belakang? 1 2 3 Peraturan
Lebih terperinciPERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO
PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan pekerja, alat dan bahan dalam jumlah besar. Proyek mempunyai karakterisitik sebagai kegiatan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Diperlukan langkah-langkah penelitian yang baik agar tercapainya keberhasilan dalam melaksanakan suatu penelitian. Penelitian yang dilakukan harus menghasilkan
Lebih terperinciPROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang
PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan
Lebih terperinciPRAKTEK PENILAIAN RISIKO
PRAKTEK PENILAIAN RISIKO 1; Pengantar Mengingat bahwa risiko adalah bagian integral dari pencapaian nilai strategis, maka perusahaan tidak berpikiran untuk menghilangkan risiko Sebaliknya, perusahaan ini
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA SEMESTER (RPS) FAKULTAS/PRODI : Ekonomi dan Bisnis / Ilmu Ekonomi Keuangan Islam S1 MATA KULIAH : Resiko Lembaga Keuangan Islam KODE MATAKULIAH : IE 330 SEMESTER : Ganjil SKS : 3 (Tiga) SKS 2016
Lebih terperinciKajian Semester Sisipan Universitas Surabaya
KAJIAN SEMESTER SISIPAN UNIVERSITAS SURABAYA i UNIVERSITAS SURABAYA LEMBAGA PENELITIAN Kajian Semester Sisipan Universitas Surabaya oleh : Sugata Pikatan Proyek Pusbangdaya No : IS-97315 Surat Tugas No
Lebih terperinciJSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X
PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO PENGADAAN PROYEK IT MENGGUNAKAN ISO 31000 PADA PT.PELABUHAN INDONESIA III Donny Bustan Fauzi 1) Haryanto Tanuwijaya 2 Sri Hariani Eko Wulandari 3) Program Studi/Jurusan Sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
Lebih terperinciCeramah Diskusi. Ceramah Diskusi
RENCANA PEMBELAJARAN SATU SEMESTER MATA KULIAH : RISK MANAGEMENT Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini menjelaskan tentang pengelolaan resiko perusahaan melalui kerangka Enterprise yang mencangkup pembahasan
Lebih terperinciHidup penuh dengan ketidakpastian
BAB 2 Probabilitas Hidup penuh dengan ketidakpastian Tidak mungkin bagi kita untuk dapat mengatakan dengan pasti apa yang akan terjadi dalam 1 menit ke depan tapi Probabilitas akan memprediksikan masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia semakin hari semakin berkembang, sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia semakin hari semakin berkembang, sehingga membuka peluang usaha yang sangat besar bagi para pelaku bisnis, kondisi seperti ini tentu
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI RISIKO K3 PERTEMUAN KE 5 FIERDANIA YUSVITA KESMAS, FIKES UEU
ANALISIS DAN EVALUASI RISIKO K3 PERTEMUAN KE 5 FIERDANIA YUSVITA KESMAS, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep analisis dan evaluasi resiko : 1. Pengukuran likelihood/
Lebih terperinciStatistika & Probabilitas
Statistika & Probabilitas Peubah Acak Peubah = variabel Dalam suatu eksperimen, seringkali kita lebih tertarik bukan pada titik sampelnya, tetapi gambaran numerik dari hasil. Misalkan pada pelemparan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG
ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG PENILAIAN RISIKO SIKLUS PENYELENGGARAAN SPIP Statement of Resposibility Penilaian Risiko 4 UNSUR SPIP (PP 60/ 2008) Penilaian Risiko Suatu organisasi
Lebih terperinciProbabilitas pendahuluan
Probabilitas pendahuluan Statistika deskriptif : menggambarkan data TEORI PROBABILITAS Statistik inferensi kesimpulan valid dan perkiraan akurat ttg populasi dengan mengobservasi sampel Teori probabilitas
Lebih terperinciManajemen Resiko Proyek
Manajemen Resiko Proyek Tujuan Paparan Memahami apa yang dimaksud dengan resiko dan apa pentingnya mengelola resiko proyek Mengetahui resiko yang umum terjadi pada Proyek TI Memahami proses/ tahapan dalam
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan
Lebih terperinciJADWAL KULIAH/RESPONSI/PRAKTIKUM MATRIKULASI T.A 2014/2015 TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA - INSTITUT PERTANIAN BOGOR
C5/G7 SENIN 30 Juni 2014 08.00-10.00 FIS101 3(2-3) FISIKA DASAR 1 KULIAH RK CCR 1.02 G7 SENIN 30 Juni 2014 12.30-15.00 FIS101 3(2-3) FISIKA DASAR 1 PRAKTIKUM lab 1 C5 SENIN 30 Juni 2014 15.00-17.30 FIS101
Lebih terperinciMANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC
MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut
Lebih terperinciPERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009
PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,
Lebih terperinciSecara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013)
2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko harus dilakukan di seluruh siklus proyek dari tahap awal sampai akhir proyek (Project Risk Management Handbook, 2007). Ketidakpastian ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Istilah risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) sering digunakan secara bersamaan atau bahwa risiko sama dengan ketidakpastian.
Lebih terperinciManajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan
Lebih terperinciPERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009
Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT
Lebih terperinciPRINSIP MANAJEMEN RISIKO DALAM ORGANISASI (RISK MANAGEMENT)
PRINSIP MANAJEMEN RISIKO DALAM ORGANISASI (RISK MANAGEMENT) Ari Khusuma Sumber : http://videohive.net/item/risk-management-clip-art-on-transparent-screen Dalam kehidupan sehari-hari, istilah risiko mungkin
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan mengenai pengolahan data yang telah dilakukan pada Divisi Produksi di PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk serta saran-saran yang diajukan untuk penelitian
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
I MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 2 /PMK.09/2016 TENT ANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciUJIAN A20 PERIODE JUNI 2014 SOLUSI UJIAN PAI A20. A20-Probabilitas dan Statistika 9/25/2014
SOLUSI UJIAN PAI A20 UJIAN A20 PERIODE JUNI 2014 A20-Probabilitas dan Statistika 9/25/2014 Berikut merupakan solusi ujian PAI yang saya buat secara khusus untuk teman-teman PT Padma Radya Aktuaria, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Raya Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan
Lebih terperinci1 Analisis Ekonomi untuk Manajer 3 2 Akuntansi Pengambilan Keputusan 3 3 Sistem Informasi Bisnis 3 4 Etika & Hukum Bisnis 3
MM Magister Management Kelas Reguler Jumlah matakuliah yang harus diselesaikan adalah 13 matakuliah termasuk Tesis Program Magister, sedangkan jumlah satuan kreditnya adalah 42 kredit. Semester I 1 Analisis
Lebih terperinciSistem manajemen mutu Persyaratan
SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko merupakan kondisi di masa depan atau keadaan yang terjadi diluar kendali tim proyek yang akan memberikan dampak yang merugikan proyek (Dey, et al., 2007).
Lebih terperinciPengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP
Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat
Lebih terperinci05 April STIE Widya Praja Tanah Grogot
DESAIN KERANGKA KERJA MANAJEMEN RISIKO, pada pertemuan sebelumnya, telah menguraikan bahwa organisasi akan melakukan: 1. Memahami organisasi dan segala konteks di dalamnya (understanding of the organization
Lebih terperinciPengertian Pengambilan Keputusan
Dadang Sunendar Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi spareparts. Perusahaan ini menghasilkan produk seperti dies, mould,
Lebih terperinciPerencanaan Resiko Teknik Informatika S1 IST AKPRIND Yogyakarta
Perencanaan Resiko Teknik Informatika S1 IST AKPRIND Yogyakarta Resiko: Pada umumnya resiko dikaitkan dengan peluang mendapatkan kerugian atau akibat buruk lain.!!! ada kerugian & ketidakpastian Resiko
Lebih terperinciANALISIS RISIKO. Jakarta Mei 2010 PROSES MANAJEMEN RISIKO: WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik
PROSES MANAJEMEN RISIKO: ANALISIS RISIKO WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik Jakarta Mei 2010 Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan
Lebih terperinciF-0653 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
F-0653 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Issue/Revisi : R1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jumlah Halaman : 14 halaman Mata Kuliah : Rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu pelayanan yang penting dalam pelayanan penunjang medis yaitu farmasi. Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu satunya instalasi yang mengelola perbekalan
Lebih terperinciMINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM
C.8 MINIMASI KETERLAMBATAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA DENGAN PENDEKATAN RISK ASSESSMENT DAN FISHBONE DIAGRAM Gatot Basuki HM. 1*, Minto Basuki 2 1) Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri,
Lebih terperinciPertemuan 11 Manajemen Risiko
Pertemuan 11 Manajemen Risiko Tujuan Memahami konsep manajemen risiko Memahami sumber-sumber risiko Dapat memodelkan risiko dan membuat contingency plan. Risiko Masalah yang belum terjadi Kenapa menjadi
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org
S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
[ BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung
Lebih terperinciDOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 By: Erfi Ilyas
DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 By: Erfi Ilyas erfiilyas@yahoo.com 1. Pendahuluan Satu hal yang mendapat perhatian dalam kelompok standar ISO 9000 adalah bahwa sistem manajemen mutu yang
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO PROYEK
MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 21/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 21/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Kode Prodi
Lebih terperinciJADWAL PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR
SEMESTER 2 KELAS : A JADWAL PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR SKS DOSEN HARI 1 DI 13111 FAKTOR MANUSIA (ERGONOMI) 2 Rabu 13.00 14.40 M-701 2 DI 13121 DESAIN
Lebih terperinciANALISIS RISIKO SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS ISO RISK MANAGEMENT DI PT. REMAJA ROSDAKARYA
ANALISIS RISIKO SISTEM INFORMASI PENJUALAN BERBASIS ISO 31000 - RISK MANAGEMENT DI PT. REMAJA ROSDAKARYA Tri Ramdhany, S.Kom., M.Kom., MOS., MTA 1, Selviani Nur Yuliyani 2 Sistem Informasi, Sistem Informasi
Lebih terperinciKALENDER PROGRAM PASCA SARJANA 2016/ dan 2017/ PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS TELKOM
KALENDER PROGRAM PASCA SARJANA 2016/2017-2 dan 2017/2018-1 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS TELKOM TAHUN 2017 Januari 2017 Minggu 1 8 15 22 29 2 Penutupan pendaftaran online intake Januari 2017 Senin
Lebih terperinciNaila Farhana, 2 Sri Widaningrum, 3 Heriyono Lalu 1, 2, 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
PERANCANGAN SOP MANAGEMENT REVIEW BERDASARKAN INTEGRASI ISO 900:05 (KLAUSUL 9.) DAN ISO 00:05 (KLAUSUL 9.) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO MENGGUNAKAN METODE BENCHMARK DI CV XYZ Naila Farhana, Sri Widaningrum,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi
Lebih terperinciISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi
Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,
Lebih terperinci3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan;
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan industri saat ini memiliki peranan besar bagi pertumbuhan ekonomi di seluruh negara termasuk di Indonesia. Perkembangan industri yang semakin pesat memicu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah
Lebih terperinciRisk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A
Risk Management Framework ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM 5212100039 DIAN IS 5212100044 MRTI KELAS A Soal 1. What are activities in each process of risk management according to ISO 31000? List all
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis
KEWIRAUSAHAAN Manajemen Resiko Bisnis Erizal, S.Si,M.Kom PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Manajemen Resiko Bisnis Manajemen Resiko Manajemen risiko
Lebih terperinciMANAJEMEN KUALITAS PROYEK
MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas
Lebih terperinciKRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK
KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK MAKALAH MANAJEMEN PROYEK Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah TI-4806 Manajemen Proyek Disusun oleh: Nama: Andrian Irawan NIM: 1410003 DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III dalam Perencanaan Information Technology Service Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang dilakukan dari awal kegiatan sampai akhir. Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Begitu banyaknya sumber informasi yang ada saat ini, mengakibatkan sumber informasi harus dikumpulkan dan dikelola dengan baik. Informasi yang dikumpulkan dan
Lebih terperinciCV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development
Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai
Lebih terperinciPENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 900/KEP.964-INSPT/2016
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 900/KEP.964-INSPT/2016 TUJUAN 1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja 2. Mendorong manajemen
Lebih terperinciPeubah Acak. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB
Peubah Acak Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Definisi Peubah Acak Peubah = variabel Dalam suatu eksperimen, seringkali kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan antar kontraktor untuk memenangkan tender proyek semakin ketat, sehingga perlu adanya daya bersaing yang unggul. Perusahaan kontraktor swasta sedikit
Lebih terperinciAUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X
AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi
Lebih terperinciSelamat membaca, mempelajari dan memahami
Selamat membaca, mempelajari dan memahami Materi kuliah elearning Metode Penelitian Kuantitatif HIPOTESIS Oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S Fakultas Psikologi UMBY Berdasarkan kerangka berpikir selanjutnya
Lebih terperinciTANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU
TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciPENERAPAN KUALITAS DATA
PENERAPAN KUALITAS DATA Deskripsi: Sistem pelayanan kesehatan semakin meningkat menggunakan metrik kualitas untuk mengukur dan menilai kualitas layanan, dan menginformasikan inisiatif perbaikan. Pengelolaan
Lebih terperinciF-0653 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
F-0653 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Issue/Revisi : R1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2016/2017 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jumlah Halaman : 14 halaman Mata Kuliah : Rancangan
Lebih terperinciTEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.
TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang
Lebih terperinciTELKOM UNIVERSITY FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS JURUSAN/PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI BISNIS
TELKOM UNIVERSITY FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS JURUSAN/PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI BISNIS Kode Dokumen RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH (MK) KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program pendidikan akademik, vokasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT
BAB I. PENDAHULUAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa.
Lebih terperinciMATERI 7 EFISIENSI PASAR
MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya pada Program Keahlian
Lebih terperinciINSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PERKULIAHAN
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PERKULIAHAN Edisi : JUNI 2010 MATA KULIAH : MANAJEMEN KEUANGAN I KODE MATA KULIAH
Lebih terperinciBERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS ADMINISTRASI BISNIS. Program Studi
Program Studi ADMINISTRASI BISNIS BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Teori Pengambilan Keputusan Kode Mata Kuliah : BAH3J4 SKS : 3 SKS Semester : 6 Tahun Akademik : 2016/2017
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada dasarnya, kualitas produk atau jasa berfokus pada sejauh mana produk atau jasa memenuhi, dan terus memenuhi harapan pelanggan (Tricker, Ray. 2010. Page 1). Namun,
Lebih terperincimerupakan faktor sukses (critical success factor) yang mendorong pengambilan keputusan berisiko secara efektif (Hillson, 2008). Risk attitude adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia setiap saat, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesional. Beberapa keputusan memiliki
Lebih terperinciLaporan Studi Jadwal Kelas PROGRAM STUDI HARI JAM MULAI JAM SELESAI KELAS KODE MK NAMA MK RUANG JML PESERTA Matematika SENIN 07:30:00 09:15:00 A
Laporan Studi Jadwal Kelas PROGRAM STUDI HARI JAM MULAI JAM SELESAI KELAS KODE MK NAMA MK RUANG JML PESERTA Matematika SENIN 07:30:00 09:15:00 A MAM4722 PERANGKAT LUNAK MATEMATIKA lab A 24 Matematika SENIN
Lebih terperinciBERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS ADMINISTRASI BISNIS. Program Studi
FAKULTAS KOMUNIKASI BISNIS Program Studi ADMINISTRASI BISNIS BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Kode Mata Kuliah : BAH 4R4 SKS : 3 SKS Semester
Lebih terperinciRingkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT
BAB I. PENDAHULUAN PANDUAN PENUGASAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi
Lebih terperinciBAB 7 RENCANA PEMELIHARAAN
BAB 7 RENCANA PEMELIHARAAN PENDAHULUAN Pada dasarnya, proses perencanaan pekerjaan pemeliharaan sama dengan perencanaan dari setiap kegiatan konstruksi. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar perencanaan
Lebih terperinci